6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem
Semakin meningkatnya perkembangan sistem informasi teknologi dalam
perusahaan serta semakin banyak perusahaan-perusahaan menjadi besar, sehingga
hampir semua perusahaan sudah menggunakan sistem, baik yang manual maupun
komputerisasi. Sistem secara umum didefinisikan sebagai suatu totalitas
himpunan bagian-bagian yang satu sama lain saling berhubungan sedemikian rupa
sehingga menjadi satu kesatuan yang terpadu untuk mencapai tujuan tertentu.
2.1.1 Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma)
adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan
bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai
suatu tujuan. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set
entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan
yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh
umum misalnya seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa
elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga
membentuk suatu negara di mana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu
rakyat yang berada dinegara tersebut. Berdasarkan hal tersebut, banyak para ahli
mengemukakan pendapat yang berbeda-beda mengenai definisi sistem.
7
Menurut Susanto (2008:22) mendefinisikan sistem adalah
kumpulan/group dari bagian atau komponen apapun baik fisik ataupun non fisik
yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk
mencapai satu tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Romney dan Paul John Steinbart (2015:3) “Sistem
adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi
untuk mencapai tujuan”. Dari berbagai pendapat mengenai sistem diatas, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa
Menurut Sutabri (2012:10) “Suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu
kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir,
saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu”.
Atau dapat juga diartikan bahwa sistem dapat didefinisikan dengan
pendekatan prosedur dan pendekatan komponen sebagai kumpulan dari prosedur
yang mempunyai tujuan tertentu (Mustakini,2010:34).
2.1.2. Karakteristik Sistem
Menurut Mustakini (2010:14), sebuah sistem memiliki paling sedikit
sepuluh karakteristik berikut:
1. Komponen Sistem (Component)
Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu
sub sistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem menpunyai
sifatsifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan
mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
8
2. Batas Sistem (Boundary)
Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu
sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
3. Lingkungan Sistem (Environment)
Lingkungan (environment) dari suatu sistem apapun diluar batas dari sistem
yang mempengaruhi operasi sistem.
4. Penghubung Sistem (Interface)
Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu sub sistem
dengan sub sistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan
sumbersumber daya mengalir dari satu sub sistem ke sub sistem yang lainnya.
5. Masukan Sistem (Input)
Masukan (input) adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem. Masukan
dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) yaitu energi yang
dimasukan supaya sistem tersebut dapat beroperasi dan masukan sinyal
(signal input) energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.
6. Keluaran Sistem (Output)
Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan
menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat
merupakan masukan untuk sub sistem yang lain atau kepada supra sistem.
7. Mekanisme Pengolahan (Processing)
Pengolah sistem adalah bagian yang bertugas mengolah atau mengubah
masukan menjadi keluaran.
9
8. Tujuan Sistem
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective).
Sasarandari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem
dankeluaran yang akan dihasilkan sistem dan dikatakan berhasil jika
mengenaisasaran dan tujuannya.
9. Sensor dan Kendali (sensor&control)
Sesuatu yang bertugas memantau dan menginformasikan perubahan-
perubahan didalam lingkungan dan dalam diri sistem kepada sistem.
10. Umpan – Balik (Feedback)
Informasi tentang perubahan-perubahan lingkungan dan perubahan-perubahan
(penyimpangan) dalam diri sistem.
2.1.3. Klasifikasi Sistem
Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya
adalah sebagai berikut ini :
1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
Sistem Abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang
tidaknampak secara fisik, sedangkan Sistem Fisik merupakan sistem yang ada
secara fisik.
2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia
Sistem Alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak
dibuatoleh manusia, sedangkan Sistem Buatan Manusia merupakan sistem
yang dirancang oleh manusia.
3. Sistem Deterministic dan Sistem Probabilistic
10
Sistem Determnistic adalah sistem yang tingkah lakunya dapat
diprediksi.Sedangkan Sistem Probabilistic merupakan sistem yang tingkah
lakunya belum diprediksi karena mengandung Probabilistic.
4. Sistem Terbuka dan Tertutup
Sistem Terbuka adalah sistem yang berhubungan dan dipengaruhi
olehlingkungan luarnya. Sedangkan Sistem Tertutup merupakan sistem yang
tidak berhubungan dan tidak dipengaruhi oleh lingkungan luarnya.
2.1.4. Pengertian Informasi
Menurut Mustakini (2010:8) “Informasi adalah data yang diolah menjadi
bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.”
Sedangkan menurut Romney dan Paul Jhon Steinbart (2015:4) “Informasi
(information) adalah data yang dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan
memperbaiki proses pengambilan keputusan.
Sumber dari informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang
menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata. Data
merupakan suatu bentu yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak,
sehingga perlu diolah lebih lanjut melalui suatu model tertentu untuk
menghasilkan informasi.
Menurut Sutabri (2012:33), Kualitas Informasi tergantung dari 3 hal yaitu :
1. Akurat (Accurate)
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau
menyesatkan.
11
2. Tepat Waktu (Timelines)
Informasi yang datang kepada penerima tidak boleh terlambat, sebab
informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Jika informasi
terlambat akan berakibat fatal bagi suatu organisasi.
3. Relevan (Relevance)
Informasi harus mempunyai manfaat untuk pemakainya.
2.1.5 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Mulyanto (2009:29) “Sistem informasi merupakan suatu
komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang
memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk
mencapai suatu tujuan.”
2.1.6 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Romney dan Paul John Steinbart (2015:10) “ Sistem Informasi
Akuntansi adalah suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan
mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan.”
Sistem Informasi Akuntansi bertanggung jawab untuk memberikan
informasi keuangan dan informasi lainnya dengan cara mengumpulkan dan
mengolah data transaksi kemudian di distribusikan kepada pemakai. SIA dapat
dipakai oleh perusahaan yang telah terkomputerisasi maupun perusahaan yang
masih bersifat manual dalam pengolahan data akuntansinya.
12
2.1.7 Pengertian Sistem Akuntansi
Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang
dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh manajemen dalam pengelolaan. (Mulyadi,2010:3).
2.2 Peralatan pendukung (Tools System)
Merupakan alat yang digunakan untuk menggambarkan bentuk logika model
dari suatu sistem dengan menggunakan simbol-simbol, lambang-lambang,
diagram-diagram yang menunjukan secara tepat arti dan fungsinya. Adapun
peralatan pendukung (tools system) yang dijelaskan sebagai model sistem yang
akan dirancang adalah sebagai berikut :
2.2.1 Diagram UML (Unified Modeling Language)
Menurut Fowler (2005:1), “Unified Modeling Language (UML) adalah
keluarga notasi grafis yang didukung oleh meta-model tunggal, yang membantu
pendeskripsian dan desain sistem perangkat lunak, khususnya sistem yang
dibangun menggunakan pemrograman berorientasi objek”. Pemodelan (modeling)
sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahan-permasalahan
yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami.
Menurut Widodo (2011:10),”Beberapa literature menyebutkan bahwa UML
menyediakan sembilan jenis diagram, yang lain menyebutkan delapan karena ada
beberapa diagram yang digabung, misanya diagram komunikasi, diagram urutan
dan diagram pewaktuan digabung menjadi diagram interaksi”.
13
Berikut adalah jenis diagram menurut Widodo(2011:10):
1. Class Diagram
Diagram ini memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka – antarmuka,
kolaborasi – kolaborasi serta relasi-relasi. Diagram ini umum dijumpai pada
pemodelan sistem berorientasi objek, meskipun bersifat statis, sering pula
diagram ini memuat kelas-kelas aktif
2. Package Diagram
Diagram ini memperlihatkan kumpulan kelas-kelas, merupakan bagian dari
diagram komponen.
3. Use Case Diagram
Diagram ini memperlihatkan himpunan use case dan aktor – aktor. Diagram ini
sangat penting untuk mengorganisasi dan memodelkan perilaku sistem yang
dibutuhkan serta diharapkan pengguna dan bersifat statis
Menurut Sukamto & M. M. Shalahuddin (2013:155) mengatakan bahwa “ Use
case atau diagram use case merupakan pemodelan untuk kelakuan (behavior)
sistem informasi yang dibuat.
4. Sequence Diagram
Diagram urutan adalah iterasiksi yang menekankan pengiriman pesan dalam
suatu waktu tertentu dan bersifat dinamis. Menurut Sukamto & M. Shalahuddin
(2013:165) mengatakan bahwa “ Diagram sekuen menggambarkan kelakuan
14
objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message
yang dikirimkan dan diterima antar objek”.
5. Communication Diagram
Sebagai diagram pengganti diagram kolaborasi UML yang menekankan
organisasi struktural dari objek-objek yang menerima serta mengirim pesan dan
bersifat dinamis.
6. State Chart Diagram
Diagram status memperlihatkan keadaan – keadaan pada sistem, membuat
status, transisi, kejadian serta aktivitas dan bersifat dinamis.
7. Activity Diagram
Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan
aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem. Diagram ini
terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi suatu sistem dan member
tekanan pada aliran kendali antar objek dan bersifat dinamis. Menurut Sukamto
& M. Shalahuddin (2013:161) mengatakan bahwa “ Diagram aktivitas atau
activity diagram menggunakan workflow(aliran kerja) atau aktivitas dari sbeuah
sistem atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak”.
8. Component Diagram
Diagram komponen memperlihatkan oganisasi serta kebergantugan
sistem/perangkat lunak pada komponen – komponen yang telah ada
sebelumnya.
15
9. Deployment Diagram
Menurut Sukamto & M. Shalahuddin (2013:154) mengatakan bahwa “Diagram
deployment atau deployment diagram menunjukan konfigurasi komponen
dalam proses eksekusi aplikasi”.
2.2.2 Relasi (Relationship)
Ada 4 (empat) macam relationship dalam Unified Modeling Language (UML)
yaitu:
1. Pengklasifikasian (Classifier)
Pengklasifikasi (classifier) pada prinsipnya merupakan konsep diskret dalam
model yang memiliki identitas (identity), state, perilaku (behavior), serta relasi
dengan mengklasifikasi yang lainnya (relationship)
2. Asosiasi
Asosiasi (asociation) pada dasarnya mendeskripsikan koneksi diskret antara
objek atau antar instance lain dalam sistem atau perangkat lunak yang sedang
dikembangkan.
3. Generalisasi
Menggambarkan hubungan antara use case yang bersifat umum dengan use
case-use case yang bersifat lebih spesifik.
4. Realisasi
Relasi realisasi (realitation) menghubungkan elemen-elemen model, misalnya
kelas, ke elemen-elemen model lainnya, seperti suatu antarmuka, yang
menyediakan spesifikasi perilaku tetapi bukan strukturnya atau
implementasinya.
16
2.2.3 Tujuan atau Fungsi dari Penggunaan UML
Inilah beberapa tujuan atau fungsi dari penggunaan UML, yang diantaranya:
1. Dapat memberikan bahasa permodelan visual kepada pengguna dari berbagai
macam pemrograman maupun proses rekayasa.
2. Dapat menyatukan praktek-praktek terbaik yang ada dalam permodelan.
3. Dapat memberikan model yang siap untuk digunakan, merupakan bahasa
permodelan visual yang ekspresif untuk mengembangkan sistem dan untuk
saling menukar model secara mudah.
4. Dapat berguna sebagai blue print, sebab sangat lengkap dan detail dalam
perancangannya yang nantinya akan diketahui informasi yang detail mengenai
koding suatu program.
5. Dapat memodelkan sistem yang berkonsep berorientasi objek, jadi tidak hanya
digunakan untuk memodelkan perangkat lunak(software) saja.
6. Dapat menciptakan suatu bahasa permodelan yang nantinya dapat
dipergunakan oleh manusia maupun mesin.
2.2.4 Langkah-langkah Penggunaan UML
Adapun langkah-langkah penggunaan Unified Modeling Language (UML)
diantaranya sebagai berikut:
1. Buatlah daftar business process dari level tertinggi untuk mendefinisikan
aktifitas dan proses yang mungkin muncul.
2. Petakan use case untuk setiap business process untuk mendefinisikan dengan
tepat fungsional yang harus disediakan oleh sistem, kemudian perhalus use
17
case diagram dan lengkapi dengan requirement, constraints dan catatan-
catatan lain.
3. Buatlah deployment diagram secara kasar untuk mendefinisikan arsitektur
fisik sistem.
4. Definisikan requirement lain non fungsional, security dan sebagainya yang
juga harus disediakan oleh sistem.
5. Berdasarkan use case diagram, mulailah membuat activity diagram.
6. Definisikan obyek - obyek level atas package atau domain dan buatlah
sequence dan/atau kolaborasi untuk tiap alur pekerjaan, jika sebuah use
casememiliki kemungkinan alur normal dan error, buat lagi satu diagram
untuk masing-masing alur.
7. Buatlah rancangan user interface model yang menyediakan antar muka bagi
pengguna untuk menjalankan skenario use case.
8. Berdasarkan model-model yang sudah ada, buatlah class diagram. Setiap
package atau domian dipecah menjadi hirarki class lengkap dengan Atribut
dan metodenya. Akan lebih baik jika untuk setiap class dibuat unit tes untuk
menguji fungsionalitas classdan interaksi dengan class lain.
9. Setelah class diagram dibuat, kita dapat melihat kemungkinan
pengelompokkan class menjadi komponen-komponen karena itu buatlah
component diagram pada tahap ini. Juga, definisikan tes integrasi untuk setiap
komponen meyakinkan ia bereaksi dengan baik.
10. Perhalus deployment diagram yang sudah dibuat. Detilkan kemampuan dan
requirement piranti lunak, sistem operasi, jaringan dan sebagainya. Petakan
komponen ke dalam node.
18
11. Mulailah membangun sistem. Ada dua pendekatan yang tepat digunakan:
a. Pendekatan use case dengan mengassign setiap use case kepada tim
pengembang tertentu untuk mengembangkan unit kode yang lengkap
dengan test.
b. Pendekatan komponen yaitu mengassign setiap komponen kepada tim
pengembang tertentu.
12. Lakukan uji modul dan uji integrasi serta perbaiki model beserta codenya.
Model harus selalu sesuai dengan code yang aktual.
13. Perangkat lunak siap dirilis.
2.2.5 Teori Pendukung
Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity Relationship Diagram adalah suatu model jaringan yang menggunakan
susunan data yang tersimpan secra sistem atau teknik menggambar suatu skema
database, dimana setiap komponen yang terlibat dalam ERD memiliki atribut
masing- masing, yang mempresentasikan fakta dari dunia nyta yang sedang
ditinjau.
Menurut Sukamto & M. Shalahuddin (2013:50), ERD (Entity Relationship
Diagram) dikembangkan berdasarkan teori himpunan dalam bidang matematika.
ERD digunakan untuk pemodelan basis data relasional.
1. Komponen ERD (Entity Relationship Diagram)
Komponen Entity Relationship Diagram tersusu
a. Entitas (Entity)
19
Entias adalah sesuatu yang nyata atau abstrak dimana kita akan menyimpan
data.
b. Atribut (Attribute)
Atribut adalah ciri umum semua atau sebagian esar instansi pada entitas
tertentu. Sebutan lain dari atribut adalah property, elemen, atau field.
c. Relasi
Relasi adalah hubungan alamiah yang terjadi antara satu atau lebih entitas.
Derajat Kerelasian (Relationship Degree)
a. antara instance-instance dari tiga tipe entitas secara sepihak.
2. Kardinalitas Relasi
Jumlah maksimum hubungan antara satu entitas dengan entitas lainnya adalah:
a. One to One (1:1)
Setiap anggota entitas A hanya boleh berhubungan dengan satu anggota
entitas B, begitu pula sebaliknya.
b. One to many (1:M / Many)
Setiap anggota entitas A dapat berhubungan dengan lebih dari satu
anggota entitas B tetapi tidak sebaliknya.
c. Many to Many (M:M)
Setiap entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas himpunan
entitas B dan demikian pula sebaliknya.
3. LRS ( Logical Record Structured)
Logical Record Structure dibentuk dengan nomor dari tipe record. Beberapa
tipe record digambarkan oleh kotak empat persegi panjang dan dengan nama
20
yang unik. Beda LRS dngan entity relationship diagram nama tipe record
berada diluar kotak field tipe record ditempatkan. LRS terdiri dari link- link
diantara tipe record. Link ini menunjukan arah dari satu tipe record lainnya.
Banyak link dari LRS yang diberi tanda field-field yang kelihatan pada kotak
kedua link tipe record. Penggambaran LRS mulai dengan menggunakan
model yang dimengerti. Dua metode yang dapat digunakan, dimulai dengan
hubungan kedua kedua model yang dapat dikonversikan ke LRS. Metode yang
lain dimulai dengan Entity Relationship Diagram dan langsung di konversikan
ke LRS.