5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema),
artinya suatu kesatuan komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi, atau energi. Istilah ini sering digunakan
untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana sering kali
menggunakan suatu model matematika.
Menurut Mardi (2011:3) mengatakan bahwa “Sistem merupakan suatu
kesatuan yang memiliki tujuan bersama dan memiliki bagian-bagian yang saling
berinteragrasi satu sama lain.”. sebuah sistem harus memiliki dua kegiatan;
pertama, adanya masukan (input) yang merupakan sebagai sumbertenaga untuk
dapat beroperasinya sebuah sistem; kedua, adanya kegiatan operasional (Proces)
Yang mengubah masukan menjadi keluaran (output) berupa hasil operasi
(tujuan/sasaran/target pengoperasian suatu sistem).
Sebelum membuat sistem akan lebih baik jika mengetahi terlebih dahulu
apakah sistem itu yang nantinya sangat membantu dalam pembuatan perancangan
sistem, sehingga menghasilkan sistem yang sesuai dengan kebutuhan. Lebih lanjut
tentang sistem dibawah ini terdapat beberapa pendapat dalam mendefinisikan
sistem.
6
2.1.1. Pengertian Sistem
MenurutHall(2009:6) mengemukakan bahwa “Sistem adalah kelompok
dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang
berfungsi dengan tujuan yang sama”.
Menurut Darmawan dan Fauzi (2013:25) “Seperangkat komponen yang
saling berhubungan dan saling bekerja sama untuk mencapai beberapa tujuan”.
Menurut Diana dan Setiawati (2011:3) “Sistem adalah serangkaian bagian
yang saling tergantung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu”
2.1.2. Karakteristik Sistem
Menurut Sutabri (2012:20) mengemukakan bahwa “Sistem memiliki
karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yang mencirikan bahwa hal tersebut bisa
dikaitkan sebagai suatu sistem”.
Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Komponen Sistem (Component)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,
artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan,.Komponen-
komponen sistem tersebut dapat berupa subsistem.
Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem menjalankan suatu fungsi
tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem
7
dapat mempunyai sistem yang lebih besar atau sering disebut “supra
sistem”.
2. Batasan Sistem (Boundary)
Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem
dengan yang lain atau sistem dengan lingkungan lainnya. Batasan sistem
ini memungkinkan suatu sistem pandang sebagai satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan.
3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)
Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang
mempengaruhi operasi sistem disebut lingkungan luar sistem.
Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat mennguntungkan dan dapat juga
bersifat merugikan sistem tersebut. Dengan demikian, lingkungan luar
tersebut harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan luar yang
merugikan harus dikendalikan. Kalau tidak, maka akan mengganggu
kelangsungan hidup sistem tersebut.
4. Penghubung Sistem (Interface)
Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain disebut
penghubung sistem atauinterface.
Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu
subsistem ke subsistem yang lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem
lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk
subsistem lain melalui penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat
terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.
8
5. Masukan Sistem(Input)
Energi yang dimasukkan ke dalam sistem tersebut masukan sistem, yang
dapat berupa pemeliharaan (Maintenance Input) dan sinyal (Signal
Input).Contoh, di dalam suatu unit sistem komputer,”program” adalah
maintenance.
6. Keluaran Sistem (Output)
Hasil energi yang dapat diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang
berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain
seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi.
Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan
keputusan atau hal-hal lainyang menjadi input bagi Subsistem lain.
7. Pengolah Sistem (Proces)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah
masukan menjadi keluaran, contohnya adalah sistem akuntansi. Sistem ini
akan mengolah data transaksi menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan
oleh pihak manajemen.
8. Sasaran Sistem (Objective)
Sasaran sistem memiliki tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat
deterministic.Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi
tidak ada gunanya.Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran
atau tujuan yang telah direncanakan.
9
2.1.3. Klasifikasi Sistem
Menurut Sutabri (2012:22) Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa
sudut pandang, di antaranya :
1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Psycical System)
Sistem Abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang
tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang
berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan tuhan.
sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya
sistem komputer, sistem produksi, sistem penjualan, sistem administrasi
personaliadan lain sebagainya.
2. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human
Made System)
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak
dibuat oleh manusia misalnya sistem perputaran bumi, terjadinya siang
malam, pergantian musim.
Sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan
interaksi manusia dengan mesin yang disebut human machine
sistem.Sistem informasi berbasis komputer merupakan contoh human
machine sistem karena menyangkut penggunaan komputer yang
berinteraksi dengan manusia.
3. Sistem Deterministik (Deterministic System) dan Sistem Probabilistik
(Probabilistic System)
Sistem yang beroperasi dengan tingkahlaku yang dapat diprediksi disebut
sistem deterministic.Sistem komputer adalah contoh dari sistem yang
10
tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program komputer
yang dijalankan, contohnya social network dan software dari beberapa
vendor.
Sedangkan sistem yang bersifat probabilistic adalah sistem yang kondisi
masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur
probabilistic, misalnya ramalan cuaca.
4. Sistem Terbuka (Open System) dan Sistem Tertutup (Closes System)
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak
terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis
tanpa campur tangan pihak luar,
Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan
dipengaruhi oleh lingkungan luarnya.sistem ini menerima masukan dan
menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya.
2.1.4. Daur Hidup Sistem
Menurut Sutabri (2012:27) mengemukakan bahwa “Siklus hidup
sistem (system life cycle) adalah prosesevalusioner yang diikuti dalam
menerapkansistem atau subsistem informasi berbasis komputer”. Siklus
hidup sistem terdiri dari serangkaian tugas yang erat mengikuti langkah-
langkah pendekatan sistem karena tugas-tugas tersebut mengikuti pola
yang teratur dan dilakukan secara top down.Pembangunan sistem hanyalah
salah satu dari rangkaian daur hidup suatu sistem.Meskipun demikian,
proses ini merupakan aspek yang sangat penting.berikut tahapan dari daur
hidup suatu sistem:
11
1. Mengenali adanya kebutuhan
Sebelum segala sesuatunya terjadi, timbul suatu kebutuhan yang harus
dapat dikenali.Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil perkembangan dari
organisasi dan volume yang meningkat melebihi kapasitas dari sistem
yang ada.Semua kebutuhan ini harus dapat didefinisikan dengan jelas.
Tanpa adanya kejelasan dari kebutuhan yang ada, pembangunan sistem
akan kehilangan arah dan efektifitasnya.
2. Pembangunan sistem
Suatu proses atau seperangkat prosedur yang harus diikuti untuk
menganalisis kebutuhan yang timbul dan membangun suatu sistem untuk
dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
3. Pemasangan sistem
Setelah tahap pembangunan sistem selesai,sistem akan dioperasikan.
Pemasangan sistem merupakan tahap yang penting dalam daur hidup
sistem.Didalam peralihan dari tahap pembangunan menuju tahap
operasional terjadi pemasangan sistem yang sebenarnya yang merupakan
langkah terakhir dari suatu pembangunan sistem.
4. Pengoperasian sistem
Program-program komputer dan prosedur-prosedur pengoperasian yang
membentuk suatu sistem informasi semuanya bersifat statis, sedangkan
organisasi ditunjang oleh sistem informasi tadi.Ia selalu mengalami
perubahan peraturan, dan kebijakan-kebijakan ataupun kemajuan
teknologi.Untuk mengatasi perubahan-perubahan itu karena pertumbuhan
kegiatan bisnis, perubahan, peraturan, dan kebijakan ataupun kemajuan
12
teknologi.Untuk mengatasi perubahan-perubahantersebut, sistem harus
diperbaiki atau diperbaharui.
5. Sistem menjadi usang
Kadang perubahan yang terjadi begitu drastis sehingga tidak dapat diatasi
hanyadengan melakukan perbaikan-perbaikan pada sistem berjalan.Tibalah
saatnya secara ekonomis dan teknis sistem yang ada sudah tidak layak lagi
untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu dibangun untuk
menggantikannya.
2.1.5. Pengertian Informasi
Menurut Sutabri (2012:29) “Informasi adalah data yang telah
diklasifikasi ataudiinterpretasi untuk digunakan dalam proses pengambilan
keputusan”.Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen
dalam mengambil keputusan.
Informasi dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Informasi Strategis
Informasi ini digunakan untuk mengambil keputusan jangka
panjang.Mencakup informasi tersebut, rencana perluasan perusahaan, dan
sebagainya.
2. Informasi Praktis
Informasi ini dibutuhkan untuk mengambil keputusan jangka menengah,
seperti informasi tren penjualan yang dapat dimanfaatkan untuk menyusun
rencana penjualan.
13
3. Informasi Teknis
Informasi ini dibutuhkan untuk keperluan operasional sehari-hari, seperti
informasi persediaan stok, retur penjualan dan laporan kas harian.
Menurut Puspitawati dan Dewi (2011:13) “Data yang diolah
menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang
menerimanya”. Suatu informasi yang berkualitas mempunyai ciri-ciri:
1. Akurat(Accurate)
Informasi yang mencerminkan keadaan yang sebenarnya, artinya informasi
bebas dari kesalahan tidak bias ataupun menyesatkan, akurat dapat
diartikan bahwa informasi itu dapat dengan jelas mencerminkan
maskudnya.
2. Tepat Waktu(Timeline)
Informasi harus tersedia pada saat informasi tersebut diperlukan.Informasi
yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.Di dalam pengambilan
keputusan, informasi yang sudah usang tidak lagi ada nilainya, apabila
informasi terlambat datang sehingga pengambilan keputusan terlambat
dilakukan hal tersebut dapat berakibat fatal bagi perusahaan.
3. Relevan(Relevance)
Informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan.informasi
yang akan dibahas dengan informasi tersebut. informasi yang disampaikan
harus dapat bermanfaat bagi pemakainya.
4. Lengkap(Complete)
Informasi yang diberikan harus lengkap secara keseluruhan dalam arti
tidak ada hal-hal yang dikurangi dalam menyampaikan informasi tersebut.
14
2.1.6. Pengertian Sistem Informasi
Menurut Sutabri (2012:46) menyimpulkan bahwa:
Suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan
pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi
yang bersifat menajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi
untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan
laporan diperlukan.
Menurut Puspitawati dan Anggadini (2011:20), Komponen sistem
informasi merupakan bagian/partial sistem informasi yang membentuk sistem
informasi terdiri dari dari enam blok, yaitu:
1. Blok Masukan(Input Block)
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi, termasuk
metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan,
yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
2. Blok Model(Model Block)
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang
akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data
dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang
diinginkan.
3. Blok Keluaran(Ouptput Block)
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi
yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan
menajemen serta semua pemakai sistem.
15
4. Blok Teknologi(Technology Block)
Teknologi merupakan „kotak alat‟ (toolbox)dalam sistem informasi.
Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model,
menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran
dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan
5. Blok Basis Data(Database Block)
Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras
komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data
perlu disimpan di dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi
lebih lanjut.
6. Blok Kendali(Control Block)
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya
bencana alam, temperature, air,debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-
kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidakefisienan,
sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan
diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem
dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat
langsung cepat diatasi.
2.1.7. Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Menurut Donald W. Kroeber dalam buku Darmawan dan Fauzi
(2013:7) “Sistem informasi manajemen mendukung terhadap aktivitas
pengelolaan data informasi terutama berkaitan dengan sumber informasi,
16
ketepatan informasi, arus informasi dan perluasan dalam proses
pengumpulan informasi”.
Menurut Mcleod dan Schell (2008:12) “ Suatu sistem yang
berbasis komputer yang membuat informasi tersedia bagi para pengguna
yang memiliki kebutuhan serupa”.
Menurut Jogiyanto dalam buku Mardi (2011:11) “Sistem Informasi
Manajemen merupakan penerapan sistem informasi di dalam organisasi
untuk mendukung informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan
manajemen”.
2.1.8. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Akutansimerupakan proses pencatatan (recording),
pengelompokkan(classifying), perangkuman (summarizing) dan pelaporan
(reporting) dari kegiatan transaksi perusahaan. Tujuan dari kegiatan
akuntansi adalah penerbitan lapoaran-laporan keuangan.Laporan-laporan
keuangan merupakan suatu informasi. Sistem informasi yang berbasis
pada komputer sekarang dikenal dengan istilah sistem informasi akuntansi
atau SIA (accounting information system atau AIS)
Menurut Anastasia dan Setiawati (2011:10) “Sistem Informasi Akuntansi
adalah sistem yang bertujuan untuk mengumpulkan dan memproses data serta
melaporkan informasi yang berkaitan dengan transaksi keuangan”.
17
Menurut Mardi (2011:45) mengatakan bahwa “SIA merupakan sumber
daya dalam perushaan yang memiliki tanggung jawab mempersiapkan informasi
keuanganyang diperoleh dari aktivitas mengumpulkan dan memproses berbagai
transaksi keuangan”.
Berikut adalah beberapa fungsi sistem informasi akuntansi dalam
organisasi perusahaan:
1. Mengumpulkan dan menyimpan segala kegiatan berhubungan dengan
transaksi perusahaan.
2. Melaksanakan kegiatan pemprosesan data menjadikan informasi
3. Melakukan pengawasan yang menandai untuk menjamin bahwa data
transaksi bisnis telah dicatat dan diproses secara akurat, serta untuk
melindungi data tersebut dan aktiva lain yang dimiliki oleh perusahaan.
2.1.9. Sistem Informasi Akutansi Pembelian
A. Pengertian Pembelian
Pembelian adalah proses penemuan sumber dan pemesanan bahan, jasa,
dan perlengkapan. Kegiatan tersebut terkadang disebut pengadaan barang.Tujuan
utamanya adalah memperoleh bahan dengan biaya serendah mungkin yang
konsisten dengan kualitas dan jasa yang dipersyaratkan.Terlepas dari memastikan
bahwa perusahaan mempunyai persediaan bahan tanpa henti, adalah fungsi dari
pembelian untuk memastikan bahwa ada keseimbangan antara persediaan bahan
dengan tingkat inventaris sehingga perusahaan dapat mempertahankan posisi
labanya sepanjang menyangkut biaya bahan.
18
Menurut Sofjan Assauri (2008:233), “Pembelian merupakan salah satu
fungsi yang penting dalam berhasilnya operasi suatu perusahaan”. Fungsi ini
dibebani tanggung jawab untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas bahan-bahan
yang tersedia pada waktu dibutuhkan dengan harga yang sesuai dengan harga
yang berlaku. Pengawasan perlu dilakukan terhadap peaksanaan fungsi ini, karena
pembelian menyangkut investasi dana dalam persediaan dan kelancaran arus
bahan ke dalam pabrik.
Sedangkan menurut Mulyadi (2007:711) aktifitas dalam proses pembelian
barang adalah permintaan pembelian, pemilihan pemasok, penempatan order
pembelian, penerimaan barang, dan pencatatan transaksi pembelian. Permintaan
pembelian adalah contoh suatu aktifitas yang merupakan satuan pekerjaan yang
ditunjukan untuk memicu bagian pembelian melakukan pengadaan barang sesuai
dengan spesifikasi dan jadwal sebagaimana yang dibutuhkan oleh pemakai
barang.penerimaan barang adalah contoh aktifitas tentang penerimaan kiriman
dari pemasok sebagai akibat adanya order pembelian yang dibuat oleh bagian
pembelian.
2.1.10. Pengertian Jurnal
Menurut Suharni (2009), “jurnal (journal) adalah alat untuk mencatat
setiap transaksi yang telah dilakukan”. Jurnal adalah catatan harian transaksi atau
peristiwa finansial suatu entitas (an entity) berdasarkan urutan waktu
(chronological). Isi jurnal berkaitan dengan tanggal terjadinya, perkiraan (dan
nomor perkiraan) tertentu yang dikelompokkan kedalam debet dan kredit, serta
nilai transaksi atau peristiwa dalam satuan moneter tertentu. Jurnal merupakan
19
teknis pengakuan (recognition) perkiraan atau akun yang dikelompokkan ke
dalam kelompok debet atau kredit, lalu memberikan nilai masing-masing
perkiraan tersebut. Jurnal merupakan hasil pengukuran (measurement) dalam
tahapan analisis terhadap setiap dokumen bisnis (bussiness documents).
Jurnal merupakan catatan transaksi atau peristiwa ekonomis pertama kali
(initial) yang dilakukan oleh sebuah entitas berdasarkan analisa terhadap masing-
masing dokumen bisnis.Jika salah menyusun jurnal, maka salah menyusun
laporan keuangan.Berbagai perusahaan dapat saja memiliki beragam format
jurnal.Namun, terdapat satu format dasar yang seharusnya diaplikasikan oleh
setiap perusahaan, yaitu jurnal umum (general journal). Dalam praktis bisnis,
format jurnal umum mempunyai lajur sebagai berikut:
1. Tanggal (date) untuk mencatat tanggal terjadinya transaksi atau peristiwa.
2. Keterangan (description) nomor vocer (voucher number) untuk mencatat
nomor vocer yang mendasari penjurnalan.
3. Untuk menjelaskan secara singkat transaksi atau bisns yang dimaksud jurnal
tersebut.
4. Nama perkiraan (account name) untuk mencatat nama perkiraan terkait.
5. Nomor perkiraan (account number) untuk mencatat nomor perkiraan terkait
sesuai dengan yang terdaftar dalam perkiraan (chart of accounts).
6. Debet (debet) untuk mencatat nilai transaksi atau peristiwa perkiraan sisi
debet.
7. Kredit (credit) untuk mencatat nilai transaksi atau peristiwa perkiraan sisi
kredit.
20
Jurnal pada saat pembelian bahan baku yaitu:
Persediaan bahan baku XXX
Kas/Hutang Usaha XXX
2.2. Peralatan Pendukung (Tools System)
Dalam penulisan laporan ini, penulis menggunakan beberapa tools system
yang nantinya digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini diantaranya
menggunakan Unified Modelling Language (UML), pembuatan Diagram UML
yaitu: use case diagram, activity diagram, development diagram, sequence
diagram, pembuatan entity Relationship Diagram (ERD) dan pembuatan Logical
Record Structure (LRS). Adapun tools system yang penulis gunakan sebagai
berikut:
2.2.1. Unified Modelling Language (UML)
Pada perkembangan teknologi perangkat lunak, diperlukan adanya bahasa
yang digunakan untuk memodelkan perangkat lunak yang akan dibuat dan perlu
adanya standarisasi agar orang di berbagai negara dapat mengerti permodelan
perangkat lunak. Seperti yang kita ketahui bahwa menyatukan banyak kepala
untuk menceritakan sebuah ide dengan tujuan untuk memahami hal yang sama
tidaklah mudah, oleh karena itu diperlukan sebuah bahasa pemodelan perangkat
lunak yang dapat dimengerti oleh banyak orang. Maka muncullah sebuah
standarisasi bahasa pemodelan untuk pembangunan perangkat lunak yang
21
dibangundengan teknik pemrograman berorientasi objek, yaitu Unified Modelling
Language (UML).
Menurut Rosa dan Shalahuddin (2011:118) “UML merupakan bahasa
visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan
menggunakan diagram dan teks-teks pendukung”.
UML muncul karena adanya kebutuhan pemodelan visual untuk
menspesifikasikan, menggambarkan, membangun, dan dokumentasi dari sistem
perangkat lunak.
2.2.2. Diagram UML
Secara fisik, UML adalah sekumpulan spesifikasi yang dikeluarkan oleh
OMG.UML terbaru adalah UML 2.3.
Menurut Rossa dan Shalahuddin (2011:120),Pada UML 2.3 terdiri dari 13
macam diagram yang dikelompokkan dalam 3 kategori.tetapi penulis hanya
menggunakan 4 macam diagram.
22
UML 2.3. Diagram
Behavior
Diagrams
Use case
diagram
Activity
diagram
State machine
diagram
Structure
Diagram
Class
diagram
Object
diagram
Component
diagram
Composite
Structure diagram
Package diagram
Development
diagram
Behavior
Diagrams
Use case
diagram
Activity
diagram
State machine
diagram
Sumber: Rosa dan Shalahuddin (2011:121)
Gambar II.1 Diagram UML
Berikut ini penjelasan singkat dari pembagian kategori UML tersebut:
1. Structure Diagrams
Kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan suatu struktur
statis dari sistem yang dimodelkan.
2. Behavior Diagrams
Kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan kelakuan sistem
atau rangkaian perubahan yang terjadi pada sebuah sistem.
23
3. Interaction Diagrams
Kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan interaksi sistem
dengan sistem lain maupun interaksi antarsubsistem pada suatu sistem.
Sedangkan untuk penjelasan 4 macam diagram UML adalah sebagai
berikut:
1. Use Case Diagram
Use case atau diagramuse case Activity merupakan pemodelan untuk
kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use case
mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem
informasi yang akan dibuat. Secara kasar, use case digunakan untuk
mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sebuah sistem informasi dan
siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi itu.
Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram use case:
a. Use Case
Fungsionalitas yang disediakan sistem sebagi unit-unit yang saling
bertukar pesan antar unit atau aktor, biasanya dinyatakan dengan
menggunakan kata kerja di awal diawal frase namause case.
b. Aktor (Actor)
Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi
yang akan dibuat di luar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri,
jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang tapi aktor belum
tentu merupakan orang, biasanya dinyatakan menggunakan kata benda di
awal benda di awal frase nama.
24
c. Asosiasi (Association)
Komunikasi antara aktordan use case yang berpartisipasi pada use case
atau use case memiliki interaksi dengan aktor.
d. Ekstensi (Extend)
Relasi use case tambahan ke sebuah use case dimana use case yang
ditambahkan didapat berdiri sendiri walau tanpa use case tambahan itu,
mirip dengan prinsip inheritance(pewarisan) pada pemrograman
berorientasi objek, biasanya use case tambahan memiliki nama depan
yang sama dengan use case yang ditambahkan.
e. Generalisasi (Generalization)
Hubungan generalisasi dan spesialiasasi (umum–khusus) antara dua buah
use case dimana fungsi yang satu adalah fungsi yang lebih umum dari
lainnya.
f. Menggunakan (include)
Relasi use case tambahan ke sebuah use case dimanause case yang
ditambahkan memerlukan use case ini untuk menjalankan fungisnya
atau sebagai syarat dijalankan use case ini.
Ada dua sudut pandang yang cukup besar mengenai include diuse case:
1) Include berarti use case yang ditambahkan akan selalu dipanggil saat
use case tambahan dijalankan.
2) Include berarti use case yang ditambahan akan selalu melakukan
pengecekan apakah use case yang ditambahkan telah dijalankan
sebelum use case tambahan dijalankan.
25
2. Activity Diagram
Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan workflow (aliran
kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis. Yang perlu
diperhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas
sistem bukan apa yang dilakukan oleh aktor, jadi aktivitas yang dapat
dilakukan oleh sistem.
Berikut simbol-simbol yang ada pada acitivity diagram:
a. Status Awal (Initial Node)
Status awal aktivitas sistem, sebuah diagram aktivitas memiliki sebuah
aktivitas awal.
b. Aktivitas
Aktivitas yang dilakukan sistem, aktivitas biasanya diawali dengan kata
kerja.
c. Percabangan (Decision)
Asosiasi percabangan dimana jika ada pilihan aktivitas lebih dari satu.
d. Penggabungan (Join)
Digunakan untuk menunjukkan kegiatan yang digabungkan menjadi satu.
e. Status Akhir (Activity Final)
Status akhir yang dilakukan sistem, sebuah diagram aktivitas memiliki
sebuah status akhir.
f. Swimlane
Memisahkan organisasi bisnis yang bertanggung jawab terhadap aktivitas
yang terjadi.
26
3. Deployment Diagram
Diagram deployments atau deployment diagram menunjukkan konfigurasi
komponen dalam proses eksekusi aplikasi. Diagramdeployment juga dapat
digunakan untuk memodelkan hal-hal berikut:
a. Sistem tambahan (embedded system) yang menggambarkan rancangan
device, node, dan hardware.
b. Sistem client/server.
c. Sistem terdistribusi murni.
d. Rekayasa ulang aplikasi.
Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram deployment:
a. Package
Package merupakan sebuah bungkusan dari satu atau lebih node.
b. Node
Biasanya mengacu pada perangkat keras(hardware), perangkat lunak
yang tidak dibuat sendiri (software), jika di dalam node disertakan
komponen untuk mengkonsistenkan diikutsetakan harus sesuai dengan
komponen yang telah didefinisikan sebelumnya pada diagram
komponen.
c. Kebergantungan (dependency)
Kebergantungan antar node ,arah panah mengarah pada node yang
dipakai.
d. Link
Relasi antar node.
27
4. Sequence Diagram
Sequence diagram atau diagram sekuen menggambarkna kelakuan objek pada
use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang
dikirimkan dan diterima antar objek. Oleh karena itu untuk menggambar
diagram sekuen maka harus diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah
use case beserta metode-metode yang dimiliki kelas yang diinstansiasi
menjadi objek itu.
Berikut adalah simbol-simbol yang ada pada diagram
sekuen(Sequence Diagram ):
a. Aktor (Actor)
Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi
yang akan dibuat di luar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri,
jadi walaupun symbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum
tentu merupakan orang, biasanya menggunakan kata benda di awal frasae
nama aktor.
b. Garis Hidup (Lifeline)
Menyatakan kehidupan suatu objek.
c. Objek
Menyatakan objek yang berinteraksi pesan
d. Waktu Aktif
Menyatakan objek dalam keadaan aktif dan berinteraksi pesan.
e. Pesan Tipe Create
Menyatakan suatu objek membuat objek yang lain, arah panah mengarah
pada objek yang dibuat.
28
f. Pesan Tipe Call
Menyatakan suatu objek memanggil operasi/metode yang ada pada objek
lain atau dirinya sendiri.
g. Pesan Tipe Send
Menyatakan bahwa suatu objek mengirimkan data/masukan/informasi ke
objek lainnya, arah panah mengarah pada objek yang dikirimi.
h. Pesan Tipe Return
Menyatakan bahwa suatu objek yang telah menjalankan suatu operasi
atau metode menghasilkan suatu kembalian ke objek tertentu, arah panah
mengarah pada objek yang menerima kembalian.
i. Pesan Tipe Destroy
Menyatakan suatu objek mengakhiri hidup objek yang lain, arah panah
mengarah pada objek yang diakhiri, sebaiknya jika ada create maka ada
destroy.
2.2.3. Entity Relationship Diagram (ERD)
Menurut Rossa dan Shalahuddin (2011:49) mengatakan bahwa “Entity
Relationship Diagram (ERD) dikembangkan berdasarkan teori himpunan dalam
bidang matematika”.ERD digunakan untuk pemodelan basis data relasional.
1. Berikut simbol-simbol yang digunakan ERD:
a. Entitas (Entity)
Entitas merupakan data inti yang akan disimpan, bakal tabel pada basis
data.
29
b. Atribut
Field atau kolom data yang butuh disimpan dalam sutu entitas.
c. Atribut Kunci Primer
Field atau kolom data yang butuh disimpan dalam suatu entitas dan
digunakan sebagi kunci akses record yang diinginkan, biasanya berupa
id.
d. Atribut Multinilai (Multivalue)
Field atau kolom data yang butuh disimpan dalam suatu entitas yang
dapat memiliki nilai lebih dari satu.
e. Relasi
Relasi yang menghubungkan antar entitas, biasanya diawali dengan kata
kerja.
f. Asosiasi (asosiation)
Penghubung antara relasi dan entitas di mana di kedua ujungnya
memiliki multiplicity kemungkinan jumlah pemakaian.
2.2.4. Tahapan Pembuatan Entity Relationship Diagram (ERD)
Menurut Fathansyah (2012:86), Dalam pembuatan Entity Relasionship
Diagram (ERD) dilakukan secara bertahap. Paling tidak ada dua kelompok
pertahapan yang biasa ditempuh di dalam pembuatan Diagram E-R yaitu:
1. Tahap Pembuatan Diagram E-R awal (Preliminary Design)
2. Tahap Optimasi Diagram E-R (Final Design)
30
Pada tahap pertama, langkah-langkah teknis yang dapat kita lakukan untuk
menghasilkan Diagram E-R awal adalah:
a. Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan entitas yang akan
terlibat.
b. Menentukan atribut-atribut key dari masing-masing himpunan entitas.
c. Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan relasi di antara
himpunan entitas-himpunan entitas yang ada beserta foreign-key-nya.
d. Menentukan derajat/kardinalitas relasi untuk setiap relasi.
e. Melengkapi himpunan entitas dan himpunan relasi dengan atribut-atribut
deskriptif (non-key).
2.2.5. Kardinalitas atau Derajat Relasi
Menurut Fathansyah (2012:78) “Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah
maksimum entitas untuk dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang
lain.Derajat kardinalitas yang terjaid di antara dua himpunan entitas (misalnya A
dan B) dapat berupa:
1. Satu ke satu (one to one)
Yang berarti setiap entias pada himpunan entitas A berhubungan dengan
paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entias B, dan begitu juga
sebaliknya setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dnegan paling
banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.
31
Entitas 1
Entitas 2
Entitas 3
Entitas 4
Entitas 1
Entitas 2
Entitas 3
Entitas 4
A B
Sumber: Fathansyah (2012:78)
Gambar II.2 Kardinalitas RelasiSatu ke Satu
2. Satu ke Banyak (One to Many)
Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan
dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya,
dimana setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling
banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.
Entitas 1
Entitas 2
Entitas 3
Entitas 1
Entitas 2
Entitas 3
Entitas 4
A B
Entitas 5
Sumber: Fathansyah (2012:80)
Gambar II.3 Derajat Kardinalitas Satu ke Banyak
32
3. Banyak ke Satu (Many to One)
Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan
paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak
sebaliknya, dimana setiap pada himpunan entitas A berhubungan dengan
paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B.
Entitas 1
Entitas 2
Entitas 3
Entitas 1
Entitas 2
Entitas 3
Entitas 4
A B
Entitas 5
Sumber: Fathansyah (2012:80)
Gambar II.4 Kardinalitas Relasi Banyak ke Satu
4. Banyak ke Banyak (Many to Many)
Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan
dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, dan demikian juga
sebaliknya dimana setiap pada himpunan entitas B dapat berhubungan dengan
banyak entitas pada himpunan entitas A.
33
Entitas 1
Entitas 2
Entitas 3
Entitas 4
A B
Entitas 1
Entitas 2
Entitas 3
Entitas 4
Sumber: Fathansyah (2012:81)
Gambar II.5 Kardinalitas Relasi Banyak ke Banyak
2.2.6. Logical Record Structure (LRS)
Menurut Hasugian dan Shidiq (2012:608) memberikan batasan bahwa
LRS adalah “Sebuah model sistem yang digambarkan dengan sebuah diagram-ER
akan mengikuti pola atau aturan pemodelan tertentu dalam kaitannya dengan
konversi ke LRS”.
Perubahan yang terjadi yaitu mengikuti aturan-aturan sebagai berikut:
1. Setiap entitas akan diubah kebentuk kotak.
2. Sebuah atribut relasi disatukan dalam sebuah kotak, bersama entitas jika
hubungan yang terjadi pada diagram-ER 1:M (relasi bersatu dengan
cardinality M) atau tingkat hubungan 1:1 (relasi bersatu dengan cardinality
yang paling membutuhkan referensi).
34
3. Sebuah relasi dipisah dalam sebuah kotak tersendiri (menjadi entitas baru)
jika tingkat hubungannya M:M(many to many) dan memiliki foreigm key
sebagai primary key yang diambil dari kedua entitas yang sebelumnya saling
berhubungan.
2.2.7. User Interface
User Interface merupakan suatu sistem yang membantu pengguna (user)
untuk berkomunikasi dengan sistem komputer dan sistem aplikasi.
1. Permasalah dalam desain User Interface adalah sebagai berikut:
a. Penggunaan jargon atau singktan-singkatan komputer yang berlebihan
b. Desain yang tidak jelas
c. Ketidakampuan membedakan tindakan-tindakan alternatif yang harus
dipilih pemakai
d. Pendekatan problem-solving yang tidak konsisten
e. Desain yang tidak konsisten
2. Berikut pemecahan masalah desain User Interface:
a. Pahami user tugas mereka
b. Libatkan user dalam desain antarmuka
c. Uji sistem dengan melibatkan user
d. Lakukan prose desain secara interatif
3. Didalam pembuatan User Interface dibutuhkan syarat-syarat, berikut
syarat-syarat mendesain user interface:
a. Layar harus diformat agar berbagai info, perintah pesan muncul di
area layar yang konsisten.
35
b. Pesan, perintah, informasi jangan terlalu panjang.
c. Jangan terlalu sering memakai atribut display yang mengganggu
seperti blinking, highlight dan sebagainya.
d. Nilai default dibuat jelas.
e. Antisipasi eror yang mungkin dibuat user.
f. Jika ada eror yang mungkin dibuat user.
g. Jika adaeror, user mestinya tidak boleh melanjutkan tanpa
memperbaiki eror.
h. Jika user melakukan sesuatu yang membahayakan sistem, keyboard
harus terkunci dan pesan untuk meminta bantuan teknisi harus
dimunculkan.
Didalam desain user interface ada dua syarat dialog dan syarat istilah
berikut adalah penjelasannya:
a. Syarat Dialog
1) Gunakan kalimat sederhana dan benar
2) Jangan mencoba melucu
3) Jangan menghina
b. Syarat Istilah
1) Jangan gunakan jargon komputer
2) Hindari singkatan jika mungkin
3) Konsistensi dengan pemilihan istilah
4) Pilihlah istilah yang tepat untuk perintah