1
BAB I
SEGMENTASI PASAR
Dalam perancangan produk, segmentasi pasar digunakan untuk melakukan
pengkategorian pelanggan ke dalam segmentasi yang berbeda-beda dengan tujuan untuk
membagi pasar yang berbeda-beda (heterogen) menjadi kelompok-kelompok pasar yang
homogen, di mana setiap kelompoknya bisa ditargetkan untuk memasarkan suatu produk sesuai
dengan kebutuhan, keinginan, ataupun karakteristik pembeli yang ada di pasar tersebut.
Pembagian suatu pasar menjadi segmen-segmen ini dilakukan perusahaan untuk
mempertimbangkan kebijakan yang harus diambil terhadap pesaing dan untuk menentukan
kekuatan produk perusahaan sekarang berdasarkan kelompok pelanggan yang jelas.
Dengan memetakan produk-produk pesaing dan produk milik perusahaan sendiri dalam
segmen-segmen, perusahaan dapat memperkirakan peluang produk yang mana yang
menyebabkan kelemahan lini produksi dan produk mana yang mampu memanfaatkan
kelemahan tersebut.
1.1 Jenis-Jenis Segmentasi Pasar
Berikut ini merupakan jenis-jenis dari segmentasi pasar menurut Philip Kohler.
1. Segmentasi Pasar berdasarkan Geografi
Pada segmentasi ini, pasar dibagi ke dalam beberapa bagian geografi seperti negara,
wilayah, kota, dan desa. Daerah geografi yang dipandang potensial dan menguntungkan
akan menjadi target operasi perusahaan.
2. Segmentasi Pasar berdasarkan Demografi
Pada segmentasi ini pasar dibagi menjadi kelompok-kelompok dengan dasar pembagian
usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi, dan tingkat pendidikan.
3. Segmentasi Pasar berdasarkan Sociocultural
Segmentasi sosiokultural yang memiliki variabel sosiologis (kelompok) dan antropologis
(budaya) dibagi dalam segmen yang sesuai tahap pada: daur hidup keluarga, kelas sosial,
budaya dan sub budaya, lintas budaya atau segmentasi pemasaran global.
4. Segmentasi Pasar berdasarkan Tingkah Laku
Segmentasi ini dikelompokkan berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan, atau reaksi
pembeli terhadap suatu produk.
2
1.2 Manfaat Segmentasi
Banyaknya perusahaan yang melakukan segmentasi pasar atas dasar pengelompokkan
variabel tertentu. Dengan menggolongkan atau mensegmentasikan pasar seperti itu, dapat
dikatakan bahwa secara umum perusahaan mempunyai motivasi untuk mempertahankan dan
meningkatkan tingkat penjualan dan yang lebih penting lagi agar operasi perusahaan dalam
jangka panjang dapat berkelanjutan dan kompetitif (Porter, 1991). Manfaat
yang lain dengan dilakukannya segmentasi pasar, antara lain:
1. Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan-
kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah.
2. Dapat mendesain produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
3. Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif.
4. Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen
yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
5. Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode-
periode dimana reaksi pasar cukup besar.
1.3 Langkah Pengerjaan Segmentasi Pasar
Untuk melakukan segmentasi pasar, yang dilakukan adalah:
1. Menentukan produk
2. Menetapkan segmentasinya
3. Melakukan benchmark
4. Menaruh di peta segmentasi
Dalam buku Ulrich diberikan contoh bahwa untuk bentuk segmentasi dari beberapa
produk Xerox, di mana segmentasinya berdasarkan jumlah pengguna yang berbagi peralatan
kantor.
Pada guide book perancangan produk ini, produk yang digunakan adalah meja setrika.
Segmentasi pasar yang kami gunakan dalam pengembangan produk meja setrika ini dilihat
berdasarkan demografi dan tingkah laku. Segmentasi pasar berdasarkan demografi, dari segi
usia meja setrika ditujukan bagi remaja hingga dewasa dan dari segi jenis pekerjaan ditujukan
bagi ibu rumah tangga dan pekerja laundry serta dari segi tingkat ekonomi ditujukan bagi
semua kalangan yang terbagi atas tingkat ekonomi bawah, menengah dan ekonomi atas. Dan
untuk segmentasi pasar berdasarkan tingkah laku yaitu produk meja setrika ini ditujukan untuk
seseorang yang melakukan kegiatan setrika.
3
Pada tahun 2012 muncul kompetitor pertama yaitu Affga dan pada tahun 2015 muncul
kembali kompetitor kedua yang memiliki desain meja setrika yang lebih inovatif yaitu Modera
Clio. Meskipun begitu, produk meja setrika Affga tetap memiliki harga yang lebih murah dari
pada meja setrika Modera Clio. Selain memiliki harga yang lebih murah, meja setrika juga
memiliki kelebihan pada fungsi kepraktisannya karena dapat dilipat, namun sayangnya
memiliki tempat penyimpanan baju yang telah disetrika berukuran kecil. Sedangkan meja
setrika Modera Clio memiliki kelebihan tempat penyimpanan baju yang berukuran cukup besar.
Namun desain yang lebih inovatif dan menarik tersebut tidak dilengkapi dengan adanya lipatan
sehingga meja setrika dapat lebih fleksibel karena dapat dilipat dan harga yang relatif mahal.
Dan berikut merupakan contoh segmentasi untuk produk meja setrika.
Gambar 1.1 Peta Segmentasi Pasar
Keterangan:
: Kompetitor “Affga”
: Kompetitor “Modera Clio”
: Produk meja setrika yang kita keluarkan
Kayu +
Kain
Kayu Partikel
Board + Kain
Aterja
Produk
Baru
> 300.000
100.000 – 300.000
< 100.000
2012 2014 2016 2018
4
POIN PENTING
- Segmentasi bertujuan membagi pasar yang berbeda-beda ditargetkan untuk
memasarkan suatu produk sesuai dengan kebutuhan, keinginan, ataupun karakteristik
pembeli yang ada di pasar tersebut.
- Pada saat melakukan segmentasi pasar, hal yang perlu dilakukan adalah menentukan
produk, melakukan benchmark, menetapkan segmentasinya, dan menerapkan pada
kurva segmentasi.
- Pada kurva segmentasi pasar, kita terapkan hasil segmentasi pasar yang telah
dilakukan sebelumnya dengan membandingkan satu atau lebih kompetitor sehingga
bisa diketahui produk baru yang akan dibuat berada di posisi mana.
5
BAB II
IDENTIFIKASI PELUANG
Ide-ide untuk produk baru atau detail produk berasal dari beberapa sumber, di antaranya :
1. Personal pemasaran dan penjualan
2. Penelitian dan organisasi pengembangan teknologi
3. Tim pengembangan produk saat ini
4. Manufaktur dan operasional organisasi
5. Pelanggan sekarang atau potensial
6. Serta pihak ketiga seperti pemasok, pencipta, dan partner-partner bisnis.
Proses identifikasi peluang pengembangan produk berhubungan dengan kegiatan
mengidentifikasi kebutuhan pelanggan. Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan yaitu:
1. Mencatat kegagalan dan keluhan yang dialami pelanggan dengan produk yang ada.
2. Mewawancarai pengguna utama, dengan memfokuskan pada proses inovasi oleh
pengguna dan modifikasi-modifikasi yang dilakukan oleh para pengguna terhadap produk
yang ada.
3. Mempertimbangkan implikasi terdahap adanya kecenderungan-kecenderungan dalam
gaya hidup, demografis, dan teknologi untuk kategori produk yang ada dan peluang-
peluang kategori produk baru.
4. Beberapa usulan pelanggan sekarang dikumpulkan secara sistematis melalui tenaga
penjualan dan sistem pelayanan pelanggan.
5. Studi para pesaing produk dilakukan secara hati-hati dengan berdasarkan pada basis
sekarang (keunggulan-keunggulan pesaing).
6. Status teknologi yang muncul dilihat kembali untuk memfasilitasi perpindahan teknologi
yang tepat dari penelitian kearah pengembangan produk.
2.1 Tahap-Tahap Identifikasi Peluang
Berikut merupakan tahap-tahap dalam mengidentifikasi peluang:
2.1.1 Mengumpulkan Data Mentah
Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan data-data yang nantinya dapat diolah sebagai
kebutuhan pelanggan untuk menetapkan produk baru. Berikut merupakan metode yang biasa
digunakan untuk mengidentifikasi peluang.
6
1. Interview
2. Focus Group
3. Survei tertulis (Kuesioner)
4. Observasi produk saat ini
Dalam melakukan metode-metode tersebut, salah satu contohnya dapat menggunakan
kuesioner sebagai alat bantu. Kuesioner adalah daftar pertanyaan untuk mendapatkan
keterangan dari sampel atau sumber yang beranekaragam (agar sampel dapat mewakili
populasi). Ada 2 jenis kuisioner, yaitu:
a. Kuisioner terbuka
Kuesioner ini memberikan kesempatan penuh memberi jawaban menurut apa yang dirasa
perlu oleh responden. Peneliti hanya memberikan sejumlah pertanyaan berkenaan dengan
masalah penelitian dan meminta responden menguraikan pendapat atau pendiriannya
dengan panjang lebar bila diinginkan.
b. Kuisioner tertutup
Kuesioner tertutup terdiri atas pertanyaan atau pernyataan dengan sejumlah jawaban
tertentu sebagai pilihan. Responden mengecek jawaban yang paling sesuai dengan
pendiriannya Responden adalah orang yang memberi informasi melalui kuesioner.
Sebaiknya responden adalah pengguna utama atau stakeholder yang berhubungan dengan
produk tersebut.
2.1.1.1 Metode Sampling
Dalam pembahasan metode sampling ini akan dibahas tentang definisi populasi dan
sampel, metode sampling serta teknik penentuan jumlah sampel.
1. Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh kumpulan objek-objek atau orang-orang yang akan dipelajari atau
diteliti. Karakteristik populasi dinamakan parameter. Sedangkan sampel adalah bagian dari
populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang dianggap mewakili populasi.
Karakteristik sampel dinamakan statistik.
2. Metode Sampling
Metode sampling adalah cara pengumpulan data yang hanya mengambil sebagian elemen
populasi atau karakteristik yang ada dalam populasi. Berbeda dengan sensus, sensus
merupakan cara pengumpulan data yang mengambil setiap elemen populasi atau
karakteristik yang ada dalam populasi. Alasan dipilihnya sampling yaitu objek penelitian
yang homogen, objek penelitian yang mudah rusak, penghematan biaya dan waktu,
7
masalah ketelitian, ukuran populasi, dan faktor ekonomis. Berikut merupakan jenis-jenis
metode sampling:
a. Sampling Random
1) Sampling Random Sederhana
Sampling random sederhana dilakukan apabila elemen populasi (dianggap)
homogen dan tidak diketahui elemen-elemen populasi yang terbagi ke dalam
golongan- golongan serta ukuran populasi yang relatif kecil. Berikut langkah-
langkah melakukan sampling random sederhana.
a) Susun kerangka sampling
b) Tetapkan jumlah sampel
c) Tentukan jumlah sampel
d) Tentukan alat pengambilan sampel
e) Pilih sampel sampai dengan jumlah sampel terpenuhi
Sampling random sederhana ini dipilih ketika tiap sampel yang berukuran
sama memiliki probabilitas sama untuk terpilih dari populasi. Terdapat dua
metode pengacakan sampel yaitu metode undian dan tabel random.
2) Sampling Random Berlapis
Sampling random berlapis adalah bentuk sampling random yang populasi atau
elemen populasinya dibagi dalam kelompok-kelompok yang disebut strata.
Sampling random berlapis ini dilakukan bila:
a) Elemen populasi heterogen.
b) Ada kriteria yang digunakan sebagai dasar untuk mengklasifikasn populasi
ke dalam stratum-stratum.
c) Ada data pendahuluan dari populasi mengenai kriteria yang akan digunakan
untuk stratifikasi.
d) Dapat diketahui dengan tepat jumlah satuan-satuan individu dari setiap
statum dalam populasi.
3) Sampling Random Sistematis
Sampling sistematis adalah bentuk sampling random yang mengambil elemen-
elemen yang akan diselidiki berdasarkan urutan tertentu dari populasi yang telah
disusun secara teratur. Sampling sistematis ini dilakukan apabila identifikasi atau
nama dari elemen-elemen dalam populasi itu terdapat dalam suatu daftar dan
populasi memiliki pola beraturan. Berikut merupakan langkah-langkah untuk
melakukan sampling sistematis:
8
a) Jumlah elemen populasi dibagi dengan jumlah elemen sampel, sehingga
didapatkan subpopulasi-subpopulasi yang memiliki jumlah elemen sama
(memilihi interval sama).
b) Dari subpopulasi pertama dipilih sebuah anggota dari sampel yang
dikehendaki, biasanya menggunakan tabel bilangan random.
c) Anggota dari subsampel pertama yang terpilih, digunakan sebagai titik acuan
untuk memilih sampel berikutnya, pada setiap jarak/interval tertentu.
4) Sampling Random Kelompok
Sampling random kelompok adalah bentuk sampling random yang populasinya
dibagi menjadi beberapa kelompok (cluster) dengan menggunakan aturan-aturan
tertentu, seperti batas alam dan wilayah administrasi pemerintah. Berikut langkah-
langkah untuk melakukan sampling kelompok.
a) Membagi populasi ke dalam beberapa kelompok.
b) Memilih satu atau sejumlah kelompok dari kelompok-kelompok tersebut
secara random.
c) Menentukan sampel dari satu atau sejumlah kelompok yang terpilih secara
random.
b. Sampling Non Random
1) Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu hingga jumlah (kuota) yang diinginkan. Anggota
populasi manapun yang akan diambil, tidak menjadi masalah, yang penting
mempunyai ciri-ciri tertentu dan sesuai dengan jumlah kuota yang ditetapkan. Hal
yang terlebih dahulu dilakukan pada sampling kuota ini adalah menetapkan
berapa jumlah kuota sebagai jumlah sampelnya.
2) Convenience Sampling
Merupakan teknik dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai
pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil
sebagai sampel karena kebetulan orang tersebut berada di situ atau kebetulan dia
mengenal orang tersebut. Oleh karena itu, ada beberapa penulis menggunakan
istilah accidental sampling - tidak disengaja - atau juga captive sample (man-on-
the-street). Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian
penjajakan, yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya
diambil secara acak (random). Beberapa kasus penelitian yang menggunakan jenis
9
sampel ini, hasilnya ternyata kurang obyektif.
3) Snowball Sampling
Merupakan teknik sampling yang banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu
tentang populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang
berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan
lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama untuk menunjukan orang
lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel. Satuan sampling dipilih atau ditentukan
berdasarkan informasi dari responden sebelumnya.
4) Judgment Sampling
Merupakan teknik sampling yang satuan sampling-nya dipilih berdasarkan
pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang
memiliki karakteristik atau kriteria yang dikehendaki dalam pengambilan sampel.
Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud dan tujuan yang
diinginkan peneliti atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti
menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki atau mengetahui
informasi yang diperlukan bagi penelitian yang dia buat. Pengambilan sampel ini
dapat dibagi dua yaitu judgment sampling dan quota sampling.
3. Teknik Penentuan Jumlah Sampel
a. Pendapat Slovin
Asumsinya bahwa populasi berdistribusi normal.
Dengan rumus:
𝑛 = 𝑁
1+𝑁𝑒2 untuk populasi kecil (< 10.000)
Dimana:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
E = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
10
b. Pendapat Gay
Ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan pada desain penelitian
yang digunakan, yaitu sebagai berikut:
1) Metode deskriptif : 10% populasi, untuk populasi relatif kecil minimal 20 %
populasi.
2) Metode deskriptif korelasional, minimal 30 subjek.
3) Metode eksperimental, minimal 15 subjek per kelompok.
2.1.1.2 Rancangan Kuesioner Terbuka
Kuesioner disebarkan dengan menggunakan metode sampling random kelompok sesuai
dengan kelompok yang menunjang segmentasi yang disasar. Jumlah kuesioner yang disebarkan
minimal 30 kuesioner yaitu berdasarkan pendapat Gay metode deskriptif korelatif. Kuesioner
bermaksud untuk mengetahui 6 hal mengenai kebutuhan dan keinginan pelanggan yaitu, alasan
menggunakan produk, pengalaman selama menggunakan produk, yang disukai dan tidak
disukai dari produk yang sekarang, pertimbangan dalam memilih produk, serta perbaikan atau
inovasi baru terhadap produk yang sekarang. Berikut merupakan contoh kuesioner terbuka yang
digunakan
11
Gambar 2.1 Kuesioner Terbuka
Hasil interaksi dengan responden harus didokumentasikan sebagai bukti bahwa
pengambilan data telah dilakukan. Metode untuk dokumentasi di antaranya adalah:
a. Rekaman Video
b. Rekaman suara
c. Catatan
d. Foto
2.1.1.3 Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data diperlukan untuk memastikan bahwa yang telah dikumpulkan dan
disajikan dalam laporan penimbangan tersebut adalah cukup secara obyektif. Berikut macam-
macam metode uji kecukupan data.
Meja setrika merupakan alat bantu yang digunakan untuk kita dalam melakukan kegiatan menyetrika pakaian
agar lebih mudah dan praktis. Kuesioner ini dibuat untuk mengetahui inovasi apa yang dibutuhkan dari meja
setrika. Berikut gambar macam-macam meja setrika.
Apakah Anda sering menggunakan meja setrika?
Jawab:..........................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................................
Apakah dengan produk yang sekarang ada, Anda pernah mengalami kecelakaan atau cidera saat
menggunakannya? Jelaskan jika pernah?
Jawab:..........................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ........................................
Apa yang Anda sukai pada saat menggunakan meja setrika?
Jawab:..........................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ........................................
Apa yang tidak Anda sukai pada saat menggunakan meja setrika?
Jawab:..........................................................................................................................................................
........................................................................................................................... ..........................................
Inovasi apa yang Anda inginkan pada saat menggunakan terhadap meja setrika?
Jawab:..........................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ........................................
:
:
:
Nama
Pekerjaan
Usia
KUESIONER TERBUKA
12
1. Uji Kecukupan Data dengan Data Pengamatan
Dalam hal ini uji kecukupan data menggunakan data hasil pengamatan bukan jumlah
kuesioner. data hasil pengamatan itu contohnya tinggi pertumbuhan anak, lebar kepala anak,
waktu pengamatan dan yang lainnya yang bersifat eksperimen. Untuk uji kecukupan data ini
menggunakan rumus berikut:
𝑁′ = [
𝑘
𝑠√𝑁 ∑ 𝑋𝑖
2−(∑ 𝑋𝑖)2
∑ 𝑋𝑖]
2
(1- 1)
Dimana:
N’ = Jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan
k = Tingkat kepercayaan dalam pengamatan
Jika tingkat keyakinan 99%,maka k=2,58 ≈ 3
Jika tingkat keyakinan 95%,maka k=1,96≈ 2
Jika tingkat keyakinan 68%,maka k≈ 1
s = Derajat ketelitian dalam pengamatan.
Jika tingkat keyakinan 99% maka s=1%
Jika tingkat keyakinan 95% maka s=5%, dst.
N = Jumlah Pengamatan yang sudah dilakukan
Xi = Data Pengamatan
2. Uji Kecukupan Data dengan Jumlah Data Cacat
Untuk uji kecukupan data dengan memakai jumlah data cacat memiliki rumus tersendiri
yakni:
𝑁 = 𝑍2𝑝𝑞
𝑒2 (1- 2)
Dimana:
N = Jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan.
Z = Z (tabel normal) yang berhubungan dengan tingkat ketelitian
p = Persentase kuesioner layak dengan p = (total kuesioner yang disebar - total kuesioner
cacat)/total kuesioner yang disebar
q = Persentase kuesioner cacat dengan q = 1- p
e = Persentase kelonggaran ketelitian
13
3. Slovin's Formula
Digunakan untuk menghitung ukuran sampel dengan jumlah populasi (N) dan error (e). Ini
adalah teknik random sampling untuk mengetahui ukuran sampel. Banyak digunakan jika
pertanyaan yang diajukan bersifat kategorikal.
𝑛 = 𝑁
1+𝑁𝑒2 (1-3)
Dimana:
N = jumlah populasi;
e = error yang diharapkan
n = jumlah sampel
Setelah didapatkan hasil dari kuisioner terbuka, dilakukan uji kecukupan data terlebih
dahulu. Uji kecukupan data untuk kuesioner terbuka adalah Uji Slovin. Untuk menggunakan
rumus ini, pertama ditentukan berapa batas toleransi kesalahan. Batas toleransi kesalahan ini
dinyatakan dengan persentase ditentukam toleransi kesalahan 10 % dan proporsi pengguna
meja setrika 30 orang.
Dengan menggunakan rumus Slovin:
𝑛 = 𝑁
1 + 𝑁𝑒2=
30
1 + (30)(0,1)2= 23,07692 ≈ 23
Dengan demikian, jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 23.
2.1.2 Menginterpretasikan Data Mentah Menjadi Kebutuhan Pelanggan
Selanjutnya hasil kuesioner yang didapat direkap per sub bahasan. Hasil direkap dengan
menggunakan tabel agar lebih informatif. Berikut contoh tabel rekap kuesioner mengenai
pertimbangan dalam membeli meja setrika
.
14
Tabel 2.1 Rekap Hasil Kuesioner Terbuka
Pertanyaan Jawaban Jumlah
Responden
Apakah anda sering menggunakan
meja setrika ?
Sering 22
Lumayan sering 8
Apakah dengan produk yang
sekarang ada, anda pernah
mengalami kecelakaan/cidera saat
menggunakannya? Jelaskan jika
pernah
Tidak pernah 19
Cidera punggung 3
Setrika jatuh 3
Tangan terkena setrika 3
Lengan sakit 1
Meja Terjungkal 1
Apa yang anda sukai pada saat
menggunakan meja setrika?
Nyaman 8
Menyetrika jadi lebih mudah 9
Bentuknya yang datar/besar 7
Praktis 3
Biasa aja 3
Apa yang tidak anda sukai pada
saat menggunakan meja setrika?
Kurang panjang/luas 8
Alas meja menggunakan bahan yang tidak
tahan panas
2
Capek 3
Tidak adjustable 2
Meja kurang kuat 3
Mahal 2
Tidak ada tempat untuk meletakkan setrika 3
Tidak praktis 7
Inovasi apa yang anda inginkan
pada saat menggunakan meja
setrika ?
Alas dipertebal agar tidak membutuhkan
kain tambahan 1
Permukaan meja di perluas 8
Diberi tempat untuk meletakkan baju yang
sudah dan sebelum disetrika 3
Tinggi meja dibuat adjustable 6
15
Pertanyaan Jawaban Jumlah
Responden
Meja bisa dilipat 3
Meja di beri bantalan empuk dan tahan
panas 1
Meja diberi gantungan pakaian 1
Diberi tempat duduk yang empuk 1
Colokan listrik ada pada meja setrika 1
Permukaan meja dibuat lebih panjang 1
Permukaan meja dibuat licin 1
Meja diberikan penyangga untuk kaki 2
Warna yang menarik 1
2.1.3 Memfilter Kebutuhan Pelanggan
Kemudian dilakukan penyaringan (filter) kebutuhan pelanggan terhadap produk yang akan
diproduksi. Berikut ini merupakan tabel filter kebutuhannya.
Tabel 2.2 Filter Kebutuhan Pelanggan Raw Oppurtunities Filter I (Exceptional Oppurtunities)
Membuat mudah lelah
Desain meja ergonomis
Mudah capek
Dapat menyebabkan cidera punggung
Tangan terkena setrika
Lengan sakit
Tinggi meja tidak adjustable
Permukaan meja kurang luas
Permukaan meja setrika luas Permukaan meja kurang panjang
Alas meja diperlebar
16
Raw Oppurtunities Filter I (Exceptional Oppurtunities)
Meja tidak praktis
Meja setrikatidak praktis Meja bisa dilipat
Meja praktis
Tidak ada tempat untuk meletakkan setrika
Memiliki tempat penyimpanan
Memiliki tempat untuk meletakkan pakaian
Meja diberi tempat untuk menggantung pakaian
Meja memiliki rak untuk pakaian
Bantalan meja empuk
Material alas permukaan meja tebal
Alas meja terbuat dari bahan tidak tahan panas
Alas meja dipertebal
Memerlukan kain tambahan pada setiap permukaan meja
Nyaman
Meja setrika nyaman digunakan Memiliki penyangga kaki
Memiliki tempat duduk
Meja kurang kuat Material kerangka meja kuat
POIN PENTING
- Tahap-tahap identifikasi peluang yaitu mulai dari mengumpulkan data mentah,
menginterpretasikan data mentah menjadi kebutuhan pelanggan, dan memfilter
kebutuhan pelanggan.
- Pada tahap mengumpulkan data mentah terdapat 4 metode yang digunakan untuk
identifikasi peluang yaitu interview, focus group, survei tertulis (kuesioner), dan
observasi produk saat ini yang ditujuka sesuai dengan segmentasinya
- Tahap terakhir adalah memfilter kebutuhan pelanggan yang sejenis menjadi lebih
global.
-
17
BAB III
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELANGGAN
3.1 Identifikasi Kebutuhan Pelanggan
Proses identifikasi kebutuhan pelanggan merupakan bagian yang integral dari proses
pengembangan produk, dan merupakan tahap yang mempunyai hubungan paling erat dengan
proses diferensiasi konsep, seleksi konsep, benchmark dengan pesaing, dan menetapkan
spesifikasi produk.
3.2 Daftar Pernyataan dan Kebutuhan Pelanggan
Berikut ini merupakan syarat-syarat penyusunan kuesioner tertutup yang benar:
1. Sesuaikan jumlah pertanyaan atau pernyataan (jangan terlalu banyak/sedikit)
2. Semakin banyak responden akan mempermudah dalam melakukan uji validitas dan
reliabilitas
3. Setiap pertanyaan atau pernyataan tidak boleh ambigu
4. Gunakan kalimat positif
Dibawah ini adalah contoh transformasi pernyataan pelanggan menjadi pernyataan
kebutuhan.
Tabel 3.1 Daftar Pernyataan dan Kebutuhan Pelanggan
No Pernyataan Pelanggan Pernyataan Kebutuhan
1 Penggunaan meja setrika cepat membuat lelah
Penggunaan meja setrika tidak cepat membuat
lelah
2 Permukaan meja setrika yang sempit Permukaan meja setrika luas
3 Meja setrika tidak praktis Meja setrika praktis
4 Meja setrika memiliki tempat penyimpanan yang
terbatas Meja setrika memiliki tempat penyimpanan yang
cukup
5 Material alas permukaan meja setrika tipis
Material alas permukaan meja setrika tebal
6 Material kerangka meja kurang kuat / ringkih
Material kerangka meja kuat
7 Meja setrika kurang nyaman digunakan
Meja setrika nyaman digunakan
3.3 Rancangan Kuisioner Tertutup
Setelah didapatkan daftar kebutuhan pelanggan, maka dilakukan kuisioner tertutup guna
mendapatkan apa yang menjadi kebutuhan pelanggan, nilai kepentingan dari masing- masing
18
kebutuhan, serta sebagai perbandingan dengan competitor. Rancangan kuisioner tertutup untuk
produk meja setrika adalah sebagai berikut:
19
3.4 Pengujian Data
Setelah kuisioner disebarkan, kuisioner perlu dilakukan pengujian data guna
data pada instrument bisa digunakan untuk menilai dan mengukur isi dari kuisioner
yang disebarkan. Sebelum digunakan untuk keperluan pengembangan produk,
hasil kusioner dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu.
1. Validitas
Validitas berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur tertentu
dalam melakukan fungsi ukurannya. Uji validitas yang digunakan adalah validitas
internal berupa validitas konstruk karena kuisioner digunakan untuk mengukur
gejala sesuai dengan yang didefinisikan. Adapun pengujian yang dilakukan adalah
menggunakan korelasi.
Langkah pengujian validitas menggunakan software SPSS ialah sebagai berikut:
a. Buka Variabe View pada SPSS, definisikan semua variable yang akan digunakan.
b. Buka Data View, masukkan data yang akan diuji.
c. Klik Analyze – Correlate – Bivariate
d. Masukkan seluruh variable beserta jumlah total variable kedalam kotak
variable, pilih pearson pada correlation coefficients, Klik OK
Berikut merupakan hasil pengujian validitas kuisioner tertutup untuk produk meja
setrika.
20
Tabel 3.2 Uji Validitas Kuisioner
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6
P1
Pearson Correlation 1 .677** .737** .505** .450** .819**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000
N 53 53 53 53 53 53
P2
Pearson Correlation .677** 1 .663** .554** .515** .654**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 53 53 53 53 53 53
P3
Pearson Correlation .737** .663** 1 .639** .560** .714**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 53 53 53 53 53 53
P4
Pearson Correlation .505** .554** .639** 1 .620** .606**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 53 53 53 53 53 53
P5
Pearson Correlation .450** .515** .560** .620** 1 .602**
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .000
N 53 53 53 53 53 53
P6
Pearson Correlation .819** .654** .714** .606** .602** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 53 53 53 53 53 53
P7
Pearson Correlation .764** .627** .718** .506** .574** .862**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 53 53 53 53 53 53
TP
Pearson Correlation .843** .805** .863** .768** .762** .900**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 53 53 53 53 53 53
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
21
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa setiap data memiliki nilai lebih dari
0.3 dan memiliki nilai korelasi yang signifikan baik antara level 0.01 dan 0.05
sesuai dengan tanda yang ditunjukkan pada tabel. Hal ini menunjukkan bahwa
setiap item pertanyaan valid untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya atau
diandalkan. Keandalan disini bisa berarti beberapa kali pun variable-variabel pada
kuisioner tersebut ditanyakan kepada responden maka hasilnya tidak menyimpang
terlalu jauh dari rata-rata jawaban responden.
Pengujian reliabilitas dilakukan secara internal dengan menganalisis
konsistensi butir- butir yang ada pada kuisioner dengan menggunakan teknik
Cronbach-Alfa.
Langkah pengujian validitas menggunakan software SPSS ialah sebagai berikut:
a. Buka Variabe View pada SPSS, definisikan semua variable yang akan
digunakan.
b. Buka Data View, masukkan data yang akan diuji.
c. Klik Analyze – Scale- Reability Analysis
d. Masukkan seluruh variable kedalam kolom item, lalu Klik Statistics,
centang scale if item deleted, Klik OK
Berikut merupakan hasil pengujian reliabilitas kuisioner tertutup untuk produk meja
setrika.
Tabel 3.3 Tabel uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.921 7
22
Poin Penting:
• Pada proses identifikasi kebutuhan pelanggan, input yang digunakan merupakan
pernyataan pelanggan hasil dari kuesioner terbuka, kemudian dirubah menjadi kebutuhan
pelanggan.
• Setelah membuat daftar kebutuhan pelanggan, maka dibuat rancangan kuesioner
tertertutup, yang kemudian disebarkan kepada pelanggan.
• Melakukan uji validitas dan uji reabilitas terhadap hasil kesioner yang telah disebarkan.
• Pernyataan kebutuhan pelanggan digunakan sebagai input pada rancangan spesifikasi
Berdasarkan tabel diatas, nilai dari Chronbach Alpha bernilai lebih adri 0.6, maka
dapat dikatakan bahwa item pertanyaan dalam kuision reliable untuk digunakan.
3.4 Rekap Hasil Kuisioner Tertutup (Nilai Kepentingan)
Berikut merupakan rekap hasil kuisioner tertutup untuk produk otoped yang
akan dikembangkan
Tabel 3.4 Hasil Rekap Kuisioner Tertutup
No Pernyataan Kebutuhan
Rata-rata nilai
ekspektasi
produk
Rata-rata nilai
ekspektasi
produk Affga
Rata-rata nilai
ekspektasi
produk Modera
Clio
1 Desain meja sesuai postur
tubuh (ketinggian dapat diatur) 3.868 3.057 3.453
2 Permukaan meja setrika luas 3.774 3.245 3.189
3 Meja setrika praktis 3.792 3.396 2.830
4 Memiliki tempat penyimpanan 3.623 2.453 3.566
5 Material alas permukaan meja
tebal 3.472 3.302 3.164
6 Material kerangka meja kuat 3.811 3.189 3.491
7 Meja setrika nyaman digunakan 3.906 3.226 3.340