Transcript
  • 1

    I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Jagung manis merupakan tanaman biji-bijian yang banyak dibudidayakan di

    Indonesia karena rasanya yang enak dan manis serta banyak mengandung

    karbohidrat. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai

    bahan pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), dibuat tepung (dari biji, dikenal

    dengan istilah tepung maizena), dan bahan baku industri (dari tepung biji atau

    tepung tongkolnya). Namun, banyak kendala yang dihadapi dalam pengusahaan

    jagung manis, salah satunya adalah rendahnya kesuburan tanah.

    Masalah kesuburan tanah sering dijumpai pada tanah-tanah di daerah tropis

    seperti Indonesia. Curah hujan yang tinggi mendorong terjadinya percepatan

    proses pelapukan bahan mineral dan bahan organik tanah sehingga kandungan

    bahan organik serta kandungan hara tersedia tanah rendah. Salah satu jenis tanah

    yang terdapat pada daerah tropis yaitu Latosol. Latosol mempunyai ciri kimia

    kurang baik, diantaranya kadar bahan organik rendah, kemasaman tanah yang

    tinggi, kapasitas tukar kation dan kandungan basa-basa rendah (Soepardi, 1983).

    Kandungan hara yang rendah dapat berdampak pada terbatasnya suplai hara yang

    dibutuhkan tanaman dalam menopang pertumbuhan dan produksi tanaman.

    Kekurangan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman dapat diatasi dengan

    pemberian pupuk, baik pupuk organik maupun anorganik (pupuk kimia).

    Penggunaan pupuk anorganik mempunyai beberapa kelemahan antara lain

    harga relatif mahal, dan penggunaan dosis yang berlebihan dapat menyebabkan

    pencemaran lingkungan serta jika dipakai secara terus-menerus dalam waktu lama

    akan dapat menyebabkan produktivitas lahan menurun. Salah satu usaha untuk

    memperbaiki atau meningkatkan kesuburan tanah pertanian secara berkelanjutan

    adalah dengan pemberian pupuk organik.

    Pupuk organik dapat berasal dari kotoran hewan, bahan tanaman dan limbah

    pertanaman (jerami padi, batang jagung, dan lain-lain). Pemanfaatan limbah

    tersebut dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan dan menekan biaya

    produksi. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutanto (2002), bahwa peningkatan

    harga pupuk kimia dapat mendorong petani menggunakaan pupuk organik sebagai

  • 2

    teknologi alternatif karena mempunyai harga relatif lebih murah dan memberikan

    pengaruh positif terhadap tanah dan lingkungan.

    Pemberian pupuk organik merupakan tindakan pengelolaan yang diharapkan

    dapat memperbaiki kesuburan tanah melalui perbaikan sifat fisik, kimia, dan

    biologi tanah serta dapat mengefisienkan penggunaan pupuk anorganik. Hal ini

    sesuai dengan pendapat Hegde dan Dwivedi (1993), bahwa pemberian pupuk

    organik ke dalam tanah dapat membantu meningkatkan efisiensi penggunaan

    pupuk kimia melalui perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah serta

    mempunyai pengaruh nyata pada hasil tanaman. Ditambahkan oleh Hairiah et al.,

    (2000), bahwa bahan organik dapat meningkatkan kapasitas tukar kation tanah

    dan mengurangi kehilangan unsur hara yang ditambahkan melalui pemupukan

    sehingga dapat meningkatkan efisiensi pemupukan. Beberapa hasil penelitian

    menunjukkan bahwa pemupukan pupuk anorganik yang dikombinasi dengan

    bahan organik dapat meningkatkan pH, N-total, P-tersedia, dan K-dd tanah serta

    meningkatkan kadar dan serapan hara N, P, dan K tanaman (Djuniwati et al.,

    2003; Banuwa et al., 2003; Idriss et. al., 2008)). Oleh karena itu, untuk menguji

    efektivitas pupuk organik dalam mempengaruhi peningkatan pertumbuhan dan

    produksi tanaman perlu dilakukan penelitian tentang pemberian pupuk organik

    yang dikombinasi dengan berbagai dosis pupuk anorganik (Urea, SP-36, dan KCl)

    dalam mempengaruhi peningkatan pertumbuhan dan produksi jagung manis

    sebagai tanaman indikator.

    1.2 Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas pupuk organik yang

    dikombinasikan dengan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan, produksi, dan

    kadar hara N-, P-, dan K-daun tanaman jagung manis di Latosol Darmaga.


Top Related