1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
1.1.1 Kota Surakarta
Kota Surakarta yang dikenal juga dengan nama Kota Solo adalah bagian
dari Provinsi Jawa Tengah yang terletak di jalur strategis yang mempertemukan
jalur dari arah Jakarta, Yogyakarta dan Semarang menuju Surabaya dan Bali, atau
sebaliknya.
Menurut uraian di (Pemerintahan Kota Surakarta, 2016) Visi dan Misi Kota
Surakarta dijabarkan dalam Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 9 Tahun 2016
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surakarta Tahun
2016-2021. Adapun Visi Kota Surakarta adalah “Terwujudnya Surakarta Sebagai
Kota Budaya, Mandiri, Maju, dan Sejahtera” sedangkan Misi dari Kota Surakarta
dibagi menjadi 4 bagian yaitu Waras, Wasis, Wareg dan Papan yang diuraikan
sebagai berikut:
a. Waras
Mewujudkan masyarakat yang sehat jasmani, dan rohani, dan sosial dalam
lingkungan hidup yang sehat menuju masyarakat produktif, kreatif dan
sejahtera serta membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat
b. Wasis
Mewujudkan masyarakat yang cerdas, terampil, berbudi pekerti luhur,
berkarakter dan berkontribusi kemajuan daya saing kota
c. Wareg
Mewujudkan masyarakat kota yang produktif mampu memenuhi kebutuhan
dasar jasmani dan rohani menuju masyarakat mandiri dan partisipatif
membangun kesejahteraan kota Mapan: Mewujudkan masyarakat yang
tertib, aman, damai, berkeadilan, berkarakter dan berdaya saing melalui
pembangunan daerah yang akuntabel (sektoral, kewilayahan, dan
kependudukan) dan tata kelola pemerintahan yang efektif, bersih, responsif
dan melayani
2
d. Papan
Mewujudkan keseimbangan kebutuhan papan serta daya dukung dan daya
tampung lingkungan dengan dinamika kebutuhan pertumbuhan penduduk
menuju kota berwawasan pembangunan berkelanjutan
Walikota Surakarta juga mempunyai visi tersendiri yaitu “Solo Berseri
Tanpa Korupsi untuk Mewujudkan Masyarakat 3 WMP ( Wasis, Waras, Wareg,
Mapan dan Papan ) dengan membangun 5 Budhaya ( Budhaya Hidup Gotong
Royong, Budhaya Memiliki, Budhaya Merawat, Budhaya Menjaga, Budhaya
Mengamankan Kota Solo dan isinya )
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kota Surakarta serta visi dari
Walikota Surakarta maka Pemerintahan Surakarta melakukan perbaikan sistem dan
layanan publik di segala bidang. Salah satu upaya Kota Surakarta untuk melakukan
persiapan tersebut adalah memperkuat pelayanan publik berbasis informasi
teknologi (IT) termasuk dalam hal ini sistem perpajakan berbasis teknologi
sehingga dapat membantu Pemerintahan daerah dalam melakukan pengawasan
terhadap kegiatan perpajakan daerah sehingga Pendapatan Asli Daerah (PAD)
menjadi optimal
1.1.2 Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia yang disingkat dengan PHRI
adalah organisasi yang berorientasikan kepada pembangunan dan peningkatan
kepariwisataan, dalam rangka ikut serta melaksanakan pembangunan nasional serta
merupakan wadah pemersatu dalam memperjuangkan dan menciptakan iklim usaha
yang menyangkut harkat dan martabat pengusaha yang bergerak dalam bidang jasa
penyediaan akomodasi pariwisata/hotel dan jasa makanan dan minuman/restoran
serta lembaga pendidikan pariwisata.
Anggota dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia meliputi:
1. Hotel
Badan usaha jasa akomodasi/perhotelan mencakup hotel bintang dan non-
bintang, dapat berupa hotel, vila, pondok wisata, bumi perkemahan,
persinggahan karavan dan akomodasi lainnya yang digunakan untuk tujuan
pariwisata yang terdaftar
3
2. Restoran
Badan usaha jasa makanan dan minuman mencakup restoran, rumah makan,
kafe, bar/kedai minum dan usaha jasa makanan dan minuman lainnya yang
terdaftar.
3. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan pariwisata mencakup lembaga pendidikan tinggi di
bidang pariwisata, sekolah menengah kejuruan di bidang pariwisata, atau
lembaga pendidikan pariwisata lainnya yang terdaftar
4. Afiliasi Serikat
Lembaga pendidikan pariwisata mencakup lembaga pendidikan tinggi di
bidang pariwisata, sekolah menengah kejuruan di bidang pariwisata, atau
lembaga pendidikan pariwisata lainnya yang terdaftar
5. Afiliasi Gabungan
Organisasi/asosiasi profesi di bidang pariwisata yang ada dalam lingkup
badan usaha perhotelan dan restoran yang terdaftar.
Sedangkan Visi dan misi dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia
adalah:
1. Pembinaan : Membina dan mengembangkan badan usaha yang bergerak di
bidang jasa akomodasi/perhotelan, usaha jasa makanan/restoran serta
lembaga pendidikan pariwisata
2. Pengembangan Kepariwisataan : Turut serta mengembangkan potensi
kepariwisataan nasional secara serasi, selaras dan seimbang antara
masyarakat, pemerintah dan swasta
3. Memajukan Kepariwisataan : Memajukan dan menumbuhkan semangat
kepariwisataan dalam kehidupan bermasyarakat dan seluruh potensi bangsa
4. Meningkatkan Mutu : Memberikan perlindungan, bimbingan dan konsultasi
serta meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan kepada anggota
5. Kerjasama : Menggalang kerjasama dan solidaritas antara sesame anggota
dan seluruh unsur yang berpotensi dalam kepariwisataan nasional maupun
internasional
6. Pemasaran : Berperan aktif dalam kegiatan pemasaran dan promosi di dalam
dan di luar negri, untuk meningkatkan iklim usaha pariwisata
4
7. Penelitian : Melakukan upaya dan kegiatan dalam penelitian, perencanaan
dan pengembangan usaha
8. Koordinasi : Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan berbagai
organisasi dan asosiasi dan asosiasi profesi jasa pariwisata
9. Kemajuan Pariwisata : Memajukan dan mengembangkan industri pariwisata
dalam arti yang seluas-luasnya
(Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia, Tentang Kami : Visi dan Misi PHRI,
2018)
Dalam menjalankan bisnisnya, Perusahaan yang bernaung di dalam PHRI
mempunyai kewajiban perpajakan dan harus dilaporkan secara rutin kepada
Pemerintah. Kewajiban perpajakan PHRI ini termasuk kedalam Pajak Daerah. Para
pengusaha hotel, pengusaha restoran, pengusaha hiburan dan pengusaha parkir yang
bernaung dibawah PHRI mempunyai kewajiban dalam perhitungan, pencatatan dan
pelaporan pajak.
1.1.3 Pajak
Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan daerah dan negara yang
sangat penting. Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pajak Daerah
adalah pajak yang dikelola oleh kabupaten / kota terdiri dari : Pajak Hotel, Pajak
Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral
Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung
Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dan Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan.
Pajak Restoran merupakan termasuk jenis pajak daerah yang dipungut oleh
kabupaten atau kota, sehingga daerah tersebut harus memiliki landasan hukum
untuk memungutnya yaitu berupa peraturan daerah
1. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000
2. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001
3. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997
4. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000
Pemungutan Pajak Restoran di Indonesia saat ini didasarkan pada Undang-
Undang Nomor 34 Tahun 2000 dan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001.
Berdasarkan Undang- Undang Nomor 34 Tahun 2000 Jenis pajak Kabupaten/Kota
5
terdiri dari Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak
Penerangan Jalan, Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C dan Pajak Parkir.
1.1.4 PT. Finnet Indonesia
PT. Finnet Indonesia berdiri pada tanggal 31 Oktober 2005 dimana 100%
sahamnya dimiliki “Merah Putih” yaitu 60% saham dimiliki oleh PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Cq. PT. Multimedia Nusantara) dan 40% saham
dimiliki Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia (Cq. PT. Mekar Prana
Indah ) PT Finnet Indonesia didirikan bertujuan sebagai penyediaan infrastruktur
TI, aplikasi dan konten untuk melayani kebutuhan sistem informasi dan transaksi
bagi institusi finansial dan pemerintahan di Indonesia melalui bisnis electronic
payment dan Information and Communication Technologies / ICT.
Dengan Visi Perusahaan “Menjadi Penyelenggara Layanan Sistem
Pembayaran Elektronik yang terkemuka di Indonesia dan Berskala Global” dan
Misi Perusahaan “Menyediakan Layanan Solusi Terpadu Transaksi Finansial
Elektronik Aman dan Terpercaya Untuk Sektor Keuangan dan Sektor Lainnya yang
Berkaitan”. (PT. Finnet Indonesia, Korporat, 2018)
PT. Finnet Indonesia memiliki 3 portofolio bisnis yaitu :
1. Aggregator pembayaran tagihan (Bill Payment Aggregator) yang terdiri
atas:
a. Menyediakan aggregator payment collection bagi para biller dan
merchant.
b. Menyediakan dan membangun channel pembayaran (Payment
Channel) untuk pelanggan (Biller).
c. Menyediakan layanan channel pembayaran (payment channel)
misalnya Delima yang memiliki layanan
d. Pengiriman uang (remittance), PPOB dan CPA (Cash Point Agent) :
Delima Remittance, T-Money dan e-Money Whitelabel / co branding
Produk MultiBiller Billing :
1) Telecommunication Services bill: Postpaid dan Prepaid
2) Telecommunication Services bill
3) PLN bill
4) PDAM bill
6
5) Multi Finance bill.
6) Delima: Delima Point, Delima Mobile, Delima Kiosk
7) Stasiun Pulsa
2. Platform pembayaran elektronik (Electronic Payment Platform) yang terdiri
atas:
a. Menyediakan platform untuk penyelenggaraan layanan e-Money
Online maupun offline.
b. Menyediakan platform proses pembayaran (clearing dan settlement
service) dan acquiring service untuk debit dan credit card.
c. Menyediakan solusi e-ticketing (transportasi, e-toll, pariwisata, dll)
yang terintegrasi dengan berbagai source offund (e-money, debit,
credit).
Produk :
1) Delima Remittance
2) T-Money
3) e-Money Whitelabel / co branding
3. Solusi Pembayaran Online (Online Payment Solution) yang terdiri atas:
a. Menyediakan solusi pembayaran e-Commerce baik untuk merchant
maupun Online shopper.
b. Menyediakan solusi e-wallet untuk berbagai transaksi elektronik.
c. Menyediakan solusi terintegrasi monitoring pajak dan pembayaran
electronik secara Online
Produk :
1) Finpay
i. Finpay Link
ii. Finpay Invoice
iii. Finpay Code
2) Online Payment System PHRI (PT. Finnet Indonesia, Bisnis &
Layanan, 2018)
PT. Finnet Indonesia memiliki kapabilitas dan inovasi layanan yang dapat
dimanfaatkan dan disinergikan dengan Pemerintah Dati I dan II di seluruh Indonesia
khususnya di dalam pengelolaan pendapatan daerah dengan menggunakan
7
portofolio bisnis yang ketiga yaitu Solusi Pembayaran Online (Online Payment
Solution) dimana dengan investasi minimal diharapkan semua Pemerintah Dati I
dan II, dalam hal ini Dinas Pendapatan Daerah dapat melakukan tugas utamanya
mengamankan dan memaksimalkan pendapatan daerah dengan lebih mudah dan
efisien. Untuk mempermudah PHRI dalam perhitungan, pencatatan dan pelaporan
perpajakan dibutuhkan sistem perpajakan berbasis tehnologi yang efektif, efisien
dan akuntabel serta transparan sehingga memudahkan bagi pengusaha PHRI dalam
melaksanakan kewajiban perpajakannya. Salah satu solusi dalam bidang ini
ditujukan untuk Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia yang dikenal dengan
nama Online Payment System PHRI atau Layanan Pajak Online PHRI
Layanan Pajak Online PHRI merupakan layanan komprehensive mencakup
perangkat di sisi Wajib Pajak, jaringan komunikasi data, dan Server Pusat (termasuk
instalasi dan pemeliharaannya) sehingga memudahkan Pemerintah Daerah
memonitor Omset Wajib Pajak dalam rangka pengamanan, peningkatan, atau
pencapaian penerimaan Pajak Daerah khususnya dari penerimaan Pajak PHRI.
Maksud dan tujuan dari layanan ini adalah menyediakan sistem administrasi dan
pembayaran pajak daerah yang efektif, efisien dan akuntabel dan membantu
pemerintah daerah dengan penyediaan sistem yang tidak memerlukan investasi
yang terlalu besar serta memastikan tersedianya sistem secara konsisten untuk
mendukung target pencapaian pendapatan daerah dari sektor pajak.
Keuntungan penggunaan Layanan Pajak Online PHRI ini adalah :
1. Bagi PEMDA/PEMKOT
a. Dapat melakukan monitoring jumlah PAD yang terdapat di seluruh
Hotel, Tempat Hiburan, dan Restoran di wilayah PEMDA/PEMKOT
secara Online dan realtime;
b. Meningkatkan jumlah setoran PAD dari sektor PHRI karena dengan
metode berlaku saat ini, kemungkinan tidak disetornya Pajak Daerah
sangat besar;
c. Memungkinkan setoran PHRI kepada rekening kas daerah dilakukan
pada hari yang sama sewaktu pajak tersebut diterima oleh Wajib Pajak
dari masyarakat (dengan sistem autodebet Bank Kas Daerah);
8
d. Mendukung upaya penerapan good government di PEMDA/
PEMKOT.
e. Dapat menyediakan informasi penerimaan pajak PHRI secara
transparan dan realtime bagi fihak-fihak lain yang membutuhkan.
2. Bagi Wajib Pajak atau Pengusaha PHRI
a. Wajib Pajak tidak direpotkan lagi dengan penyusunan laporan pajak
yang perlu disetor karena PEMDA/PEMKOT sudah memiliki data
detail transaksi masing masing Wajib Pajak (jika secara peraturan
PEMDA/PEMKOT diizinkan)
b. Pelaporan data pajak lebih akurat dan akuntabel;
c. Memungkinkan untuk diterapkan pembebasan audit kepada Wajib
Pajak yang sudah bergabung dalam Layanan Pajak Online PHRI. (jika
secara peraturan PEMDA/PEMKOT diizinkan)
Penerapan solusi Layanan Pajak Online PHRI yang dimiliki oleh PT.
Finnet Indonesia terdiri dari perangkat keras ataupun aplikasi. Sistem yang
digunakan dalam menjalankan Layanan Pajak Online PHRI adalah sebagai berikut:
1. Arsitektur Layanan Pajak Online PHRI
Gambar 1.1 Arsitektur cara kerja Layanan Pajak Online PHRI
9
Record data transaksi baik dari sistem Tap Box akan dikirimkan ke pusat
data PT. Finnet untuk dapat diolah sebagai Data Pelaporan Pajak yang perlu
dibayarkan kepada DISPENDA, Data pelaporan penerimaan setoran pajak
dari para Wajib Pajak di wilayah DISPENDA serta Pelimpahan dana
langsung dari rekening Wajib Pajak ke DISPENDA, jika secara peraturan
dan teknis di mungkinkan oleh PEMDA/PEMKOT dan DISPENDA (sistem
autodebet )
2. Sistem Fungsional Perangkat Layanan Pajak Online PHRI
Penerapan solusi Layanan Pajak Online PHRI yang ditawarkan oleh PT.
Finnet Indonesia dilakukan melalui Tap Box untuk Wajib Pajak Hotel,
Tempat Hiburan, Lahan Parkir dan Restoran, yang berfungsi sebagai
berikut :
a. Mampu mengetahui transaksi yang hilang dan dapat mengambil
file/transaksi yang hilang tersebut dari perangkat di tenant (untuk
keperluan verifikasi data)
b. Mampu mendeteksi jika jaringan GPRS/Wifi bermasalah dan secara
otomatis melakukan proses rekoneksi
c. Status perangkat dikirimkan secara periodik ke Server Penerima
d. Mampu mensupport segala jenis interfacing perangkat printer (Serial
Paralel / USB / LAN – Ethernet atau jenis interfacing lainnya) modular
interfacing untuk data Capturing
e. Konfigurasi perangkat dilakukan di lokal terminal
f. Menyimpan data transaksi modul memory (MMC) dan mengirim
melalui GPRS (Radio Packet Data) ke Server Penerima dan secara
aman terenkripsi
g. Menjamin line port tetap berfungsi pada saat power listrik/adaptor
mati karena dilengkapi dengan sistem backup baterai aktif sehingga
transaksi tetap tercatat dengan lengkap dan akurat
3. Infrastruktur Sistem
PT. Finnet Indonesia bertanggung jawab atas beroperasinya seluruh
perangkat keras, jaringan dan perangkat lunak (Sistem Administrasi Pajak)
10
serta payment switching jika dibutuhkan untuk menghubungkan layanan
pembayaran ke Bank.
Infrastruktur yang dikelola tersebut antara lain terdiri atas ;
a. Aplikasi Administrasi Layanan Pajak Online PHRI
b. Aplikasi Web Monitoring Layanan Pajak Online PHRI
c. Tap Box
d. Data Center
e. Jaringan (VPN/Internet Network) yang dapat di fasilitasi oleh pihak
Telkom sebagai penyedia jaringan terluas di Indonesia.
f. Jaringan yang mengkoneksikan ke sistem pembayaran (payment
switching) perbankan jika dibutuhkan.
PT. Finnet Indonesia telah menyalurkan Layanan Pajak Online PHRI yang
beroperasi dengan menggunakan perangkat keras, jaringan dan perangkat lunak
(Sistem Administrasi Pajak) serta payment switching dalam menghubungkan
layanan pembayaran ke Bank. Infrastruktur yang dikelola antara lain terdiri atas:
1. Aplikasi Administrasi Layanan Pajak Online PHRI berbasis Web
2. Aplikasi Mobile Apps Layanan Pajak Online PHRI
3. Data Center
4. Perangkat TMD
5. Jaringan (VPN/Internet Network) yang di fasilitasi oleh PT. Telekomunikasi
Indonesia
6. Integrasi terhadap sistem yang ada di Wajib Pajak
(PT. Finnet Indonesia, Arsitektur, Fungsional Perangkat dan Sistem Layanan, 2018)
1.2 Latar Belakang Masalah
Teknologi informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi masyarakat
saat ini terutama di kota besar, tak terkecuali Indonesia yang sedang menuju era
digital karena dengan teknologi memudahkan penggunanya untuk dapat mengakses
informasi dimana saja dan kapan saja dibutuhkan. Penggunaan teknologi informasi
menjadikan segala aktifitas bisa berjalan dengan mudah dan praktis sehingga
membantu banyak pekerjaan dan kegiatan.
Penggunaan teknologi juga dimanfaatkan oleh hampir semua pemerintahan
di Indonesia. Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Dalam
11
Negeri, Kementerian PUPR, Bappenas dan Kantor Staf Kepresidenan membuat
program bersama yang dinamai gerakan menuju 100 Smart City dengan tujuan
untuk membimbing Kabupaten/Kota dalam menyusun Masterplan Smart City agar
bisa lebih memaksimalkan pemanfaatan teknologi, baik dalam meningkatkan
pelayanan masyarakat maupun mengakselerasikan potensi yang ada di masing-
masing daerah. (Rosandya, 2017)
Smart City merupakan konsep kota cerdas yang dirancang guna membantu
berbagai hal kegiatan masyarakat, terutama dalam upaya mengelola sumber daya
yang ada dengan efisien, serta memberikan kemudahan mengakses informasi
kepada masyarakat, hingga untuk mengantisipasi kejadian yang tak terduga
sebelumnya. Smart City menggunakan ICT secara pintar dan efisien dalam
menggunakan berbagai sumber daya, menghasilkan penghematan biaya dan energi,
meningkatkan pelayanan dan kualitas hidup, serta mengurangi jejak lingkungan,
semuanya pendukung ke dalam inovasi dan ekonomi ramah lingkungan. (Cohen,
2013). Smart City adalah sebuah kota yang memonitor dan mengintegrasikan
kondisi semua infrastrukturnya, termasuk jalan, jembatan, terowongan, rel, kereta
bawah tanah, bandara, pelabuhan, komunikasi, air, listrik, bahkan seluruh bangunan
pemerintahan sehingga dapat digunakan untuk mengoptimalkan sumber daya,
rencana kegiatan dan memantau keamanan sekaligus memaksimalkan pelayanan
kepada warganya (Hall, 2000). Dari pengertian para ahli mengenai Smart City
tersebut dapat disimpulkan bahwa konsep Smart City yaitu bagaimana cara
mengintegrasikan dan memanfaatkan infrastruktur fisik, sosial dan ekonomi dengan
menggunakan teknologi ICT untuk membuat kota yang lebih efektif, efisien dan
nyaman untuk kehidupan masyarakat
Kota Surakarta sendiri, terpilih sebagai percontohan Smart City tahap II.
Sebagai Smart City, Kota Surakarta berusaha mengintegrasikan teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) dan teknologi Internet of things (IoT) di segala bidang
(Pemrov Jateng, 2017)
Pada acara Launching Solo Menuju Smart City 2018, merupakan langkah
awal untuk penyiapan elemen pendukung kota cerdas yang berkaitan dengan
penggunaan teknologi informasi di Kota Surakarta. (Pemerintah Kota Surakarta,
Headline, 2016) Dalam mewujudkan Kota Surakarta menjadi Smart City, maka
12
pelayanan publik satu persatu dilakukan melalui sistem yang terintegrasi berbasis
informasi teknologi (IT), sehingga dengan sistem tersebut menjamin kemudahan
akses layanan secara efektif dan transparansi bagi para penggunanya.
Delapan aspek utama dari penerapan Smart City, yaitu smart governance,
smart infrastructure, smart technology, smart mobility, smart healthcare, smart
energy, smart building, dan smart citizen (Frost & Sullivan, 2014). Tujuan dari
Smart City itu sendiri adalah untuk membentuk suatu kota yang nyaman, aman,
serta memperkuat daya saing dalam perekonomian. Oleh karena itu, untuk
mewujudkan Kota Surakarta menjadi Smart City, maka Kota Surakarta harus
memenuhi delapan aspek utama penerapan Smart City.
Smart Governance atau tata kelola pemerintahan yang cerdas merupakan
faktor utama dalam mewujudkan Smart City. Smart Governance merupakan
langkah yang tepat bagi pemerintah dalam menjalankan perannya dengan lebih
cepat, mudah, baik, transparan dan tepat sasaran dalam rangka memberikan
pelayanan publik dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Pemerintahan juga memegang peranan penting dalam mewujudkan konsep Smart
City. Transparansi dan keterbukaan menjadi kunci bagi pemerintahan untuk
mensukseskan Smart City. Selain itu, akses pelayanan publik juga harus sesuai
dengan kebutuhan masyarakatnya dan tidak menyulitkan masyarakat.
Smart Governance berperan sebagai mesin untuk menggerakkan seluruh
elemen Smart City lainnya. Smart Governance harus diimplementasikan dalam tiga
fungsi governance, yaitu pelayanan publik (services), tata kelola birokrasi
(bureaucracy), dan kebijakan publik (policy). (Ahmadjayadi, Subkhan, &
Wiradinata, 2016). Tujuan Smart Governance adalah terciptanya manajemen
birokrasi yang efektif dan efisien dan berjalannya fungsi pemerintah daerah sebagai
lembaga pelayanan publik yang efektif, transparan dan bertanggungjawab.
Konsep Smart Governance menurut Jurnal Smart Cities: Definitions,
Dimensions, Performance, and Initiatives (Albino, Berardi, & Dangelico, 2015)
menyebutkan bahwa Smart Governance berarti berbagai pemangku kepentingan
yang dilibatkan dan terhubung dalam pengambilan keputusan dan pelayanan publik.
Tata kelola pemerintahan yang dimediasi/dikelola oleh Teknologi, Informasi dan
Komunikasi (TIK) disebut juga sebagai e-Governance sebagai tools yang secara
13
fundamental dalam memberikan inisiasi Smart City kepada penduduk/masyarakat,
dan juga untuk menjaga proses pengambilan keputusan dan proses implementasinya
menjadi transparan kepada masyarakat.
Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan terbesar bagi daerah yang
membutuhkan pengelolaan yang baik dan benar, meliputi penyediaan fasilitas
penyetoran pajak yang cepat, tepat, dan mudah dilakukan. Dalam rangka
mendukung program Smart City terutama pada aspek smart governance dan
kebutuhan akan kemudahan layanan terhadap penyelenggaraan perpajakan di
Pemerintah Dati I dan II maka PT. Finnet Indonesia memberikan solusi yang dapat
dimanfaatkan dan disinergikan dengan Pemerintah Dati I dan II di seluruh Indonesia
khususnya di dalam pengelolaan pendapatan daerah. Dengan investasi minimal,
Pemerintah Dati I dan II dalam hal ini Dinas Pendapatan Daerah dapat dengan
mudah melakukan tugas utamanya memonitor Omset Wajib Pajak dalam rangka
pengamanan, peningkatan, atau pencapaian penerimaan Pajak Daerah. Dari
beberapa solusi yang tersedia, salah satunya adalah Online Payment System PHRI
atau Layanan Pajak Online PHRI
Layanan Pajak Online PHRI ini dapat menjaga proses pengambilan
keputusan dan proses implementasinya menjadi transparan. Penerapan Layanan
Pajak Online PHRI merupakan bagian dari penerapan Smart Governance.
Layanan Pajak Online PHRI PT. Finnet Indonesia dilengkapi dengan
system payment switching dalam menghubungkan layanan pembayaran ke Bank
dan beroperasi dengan menggunakan jaringan, perangkat keras dan perangkat lunak
(Sistem Administrasi Pajak). Layanan Pajak Online PHRI PT. Finnet Indonesia
dapat mencatat dan merekam hasil pajak yang harus dibayarkan oleh Wajib Pajak
setiap hari maupun bulannya kepada pemerintah daerah secara otomatis. Setiap
transaksi yang tercatat akan direkam secara otomatis oleh sistem dan setiap Wajib
Pajak dapat melakukan pengecekan terhadap transaksi yang terjadi di lingkungan
perusahaan. Layanan Pajak Online PHRI ini akan mengolah pajak yang diterima
dari setiap Wajib Pajak yang telah menggunakan Layanan Pajak Online PHRI milik
PT. Finnet Indonesia. Melihat kondisi tersebut, PT. Finnet Indonesia harus mampu
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan atau adopsi
teknologi pajak Online PHRI agar dapat meningkatkan kehandalan sistem layanan.
14
Layanan Pajak Online PHRI PT. Finnet Indonesia telah terimplementasi di
beberapa kota di Indonesia yaitu Kota Jayapura, Kota Banjarmasin dan Kota
Surakarta . PT. Finnet Indonesia telah bekerjasama dengan Kota Surakarta dalam
pengimplementasian Pajak Online PHRI, dimulai dari tahun 2017 dengan fase trial,
dan fase live (implementasi) mulai Januari 2018 hingga saat ini. Selama kurun
waktu Januari 2018 sampai dengan Desember 2018, Wajib Pajak PHRI yang sudah
menggunakan Pajak Online PHRI sudah mencapai 103 Wajib Pajak dengan total
pendapatan Pajak sebesar Rp. 51.045.717.012 (lima puluh satu milyar empat puluh
lima juta tujuh ratus tujuh belas ribu dua belas rupiah).
Gambar 1.2 Pajak PHRI Kota Surakarta Tahun 2018
(PT. Finnet Indonesia, Layanan Pajak Online PHRI, 2018)
Dilihat dari kondisi yang telah diuraikan sebelumnya, Layanan Pajak Online
PHRI sangat menguntungkan diterapkan untuk mengontrol pendapatan pajak
daerah pada jenis usaha hotel, restoran, tempat hiburan dan lahan parkir. Penelitian
tentang Layanan Pajak Online PHRI ini diharapkan dapat meningkatkan pengguna
Layanan Pajak Online PHRI baik di Kota Surakarta maupun di berbagai kota di
Indonesia sehingga pendapatan pajak pun akan bisa dikontrol dan diawasi secara
efektif dan diharapkan semakin meningkat.
0
500,000,000
1,000,000,000
1,500,000,000
2,000,000,000
2,500,000,000
3,000,000,000
Pajak PHRI Kota Surakarta Tahun 2018
Hotel Hiburan Parkir Restoran
15
Selama Januari 2018 hingga saat ini, penggunaan Layanan Pajak Online
PHRI di Kota Surakarta belum pernah dinilai dari kacamata Wajib Pajak. Penelitian
atas faktor-faktor yang mempengaruhi pengadopsian pengguna akan Layanan Pajak
Online PHRI sangat penting agar menjadi masukan dalam merumuskan dan
mengembangkan fitur layanan, proses bisnis, strategi perusahaan dan strategi
promosi PT. Finnet Indonesia sebagai penyedia layanan Pajak Online PHRI
Berdasarkan latar belakang seperti yang telah dituliskan sebelumnya, maka
penulis melakukan penelitian tentang penerimaan teknologi dengan judul “Analisis
Adopsi Layanan Pajak Online PT. Finnet Indonesia Dengan Model Modified
Unified Theory of Acceptance And Use Of Technology 2 Pada Perhimpunan Hotel
dan Restoran Indonesia Kota Surakarta”. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan kepada pemerintahan Surakarta atas variabel-variabel yang
mempengaruhi adopsi penggunaan Pajak Online PHRI sehingga komitmen
pemerintahan daerah dan instansi terkait dalam peningkatan Layanan Pajak Daerah
menjadi lebih baik untuk masyarakat Indonesia dan penerimaan pajak akan menjadi
transparan, lebih mudah, cepat dan tepat.
1.3 Perumusan Masalah
Bersiap menuju Smart City, Kota Surakarta berupaya untuk memperkuat
layanan publik berbasis teknologi. (Pemerintah Kota Surakarta, Headline, 2016)
Dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang efektif, bersih, responsif
dan melayani. Pemerintah Kota Surakarta mulai meningkatkan memanfaatan
teknologi dalam melakukan kewajiban perpajakan. Layanan Pajak Online PHRI
yang diterapkan oleh Pemerintahan Kota Surakarta diharapkan dapat
mempermudah instansi pemerintahan dan Wajib Pajak Hotel, Restoran, Hiburan
dan Parkir dalam melakukan kegiatan perhitungan, pencatatan dan pelaporan
perpajakan dengan cepat dan tepat.
Implementasi Layanan Pajak Online PHRI PT. Finnet Indonesia pada
pajak daerah Kota Surakarta memiliki dampak yang baik terhadap kegiatan dan
monitoring perpajakan PHRI di Kota Surakarta .
Berdasarkan fenomena dan latar belakang yang telah dijelaskan di atas,
maka masalah yang dihadapi yang harus diselesaikan adalah terjadinya
kesenjangan antara Wajib Pajak yang ada dengan Wajib Pajak pengguna
16
Layanan Pajak online PHRI, dimana pengguna Layanan Pajak Online PHRI
masih sedikit jika dibandingkan dengan Wajib Pajak yang ada, padahal PT.
Finnet Indonesia dan Pemerintah Daerah sudah melakukan investasi untuk
pengadaan layanan ini. Jumlah pengguna Layanan Pajak Online PHRI di Kota
Surakarta sampai 31 Desember 2018 adalah 113 yang terdiri dari 22 hotel, 16
tempat hiburan, 8 penyedia lahan parkir dan 57 restoran. Berdasarkan data dari
BPS Surakarta (Surakarta, 2018) jumlah hotel di Kota Surakarta sampai tahun
2018 adalah sejumlah 165 hotel dan berdasarkan data dari BPS Provinsi Jawa
Tengah (BPS Provinsi Jateng, 2018) jumlah restoran di Kota Surakarta sampai
tahun 2018 adalah sejumlah 317.
Informasi yang diperoleh dari Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah Kota Surakarta (BPPKAD Kota Surakarta, berita, 2018)
dijelaskan bahwa target penerimaan pajak daerah untuk PHRI tahun 2018
sebagai berikut:
Tabel 1.1 Target Penerimaan Pajak PHRI Kota Surakarta Tahun 2018
No Jenis Pajak Target Pajak Tahun 2018
1. Hotel Rp. 30.500.000.000
2. Tempat Hiburan Rp. 14.500.000.000
3. Lahan Parkir Rp. 5.500.000.000
4. Restoran Rp. 40.000.000.000
Sedangkan perhitungan pajak melalui Layanan Pajak Online PHRI selama
tahun 2018 sebagai berikut:
Tabel 1.2 Pajak Melalui Layanan Pajak Online PHRI Tahun 2018
No Jenis Pajak Target Pajak Tahun 2018
1. Hotel Rp. 22.602.356.182
2. Tempat Hiburan Rp. 6.516.048.549
3. Lahan Parkir Rp. 2.879.508.525
4. Restoran Rp. 19.047.803.755
Berdasarkan informasi pada kedua tabel di atas, dapat diperkirakan
masih terdapat 55% Wajib Pajak tempat hiburan dan 48% Wajib Pajak pemilik
lahan parkir yang belum menjadi pengguna Layanan Pajak Online PHRI. Oleh
karena itu, BPPKAD Sota Surakarta melakukan sosialisasi kepada Wajib Pajak
yang belum menggunakan Layanan Pajak Online PHRI. Beberapa kali diadakan
17
acara sosialisasi dan himbauan kepada Wajib Pajak yang belum menggunakan
layanan ini seperti:
1. Tanggal 23 Juli 2018, Tim KOMINFO Surakarta, BPPKAD Surakarta, dan
FINNET mensosialisasi pemasangan 10 cash register terhadap rumah
makan (BPPKAD Kota Surakarta, berita, 2018)
2. Tangal 20 Agustus 2018, BPPKAD bersama dengan Diskominfo, Telkom,
dan Finnet me-launching pemasangan cash register pada warung makan dan
restoran. Dalam acara ini sekaligus dilakukan sosialisasi Layanan Pajak
Online PHRI (BPPKAD Kota Surakarta, berita, 2018)
3. Tanggal 6 September 2018, BPPKAD Kota Surakarta kembali melakukan
sosialisasi dan himbauan kepada Wajib Pajak hotel, restoran dan tempat
hiburan yang masih belum menggunakan Layanan Pajak Online PHRI
(BPPKAD Kota Surakarta, berita, 2018)
Oleh karena itu, untuk meningkatkan penggunaan Layanan Pajak Online
PHRI diperlukan pemahaman tentang variabel-variabel yang menjadi
pendorong Wajib Pajak untuk menggunakan Layanan Pajak Online PHRI.
Dari hasil literature review, penelitian ini tidak menemukan penelitian
yang terpublikasi mengenai penggunaan Layanan Pajak Online PHRI di Kota
Surakarta sehingga variabel-variabel yang mempengaruhi konsumen dalam
menggunakan Layanan Pajak Online PHRI belum dapat diketahui.
1.4 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka pertanyaan penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Seberapa besar penilaian Wajib Pajak pengguna Layanan Pajak Online
PHRI terhadap variabel - variabel model modified UTAUT2 dalam
penelitian ini Performance Expectancy (PE), Effort Expectancy (EE), Social
Influence (SI), Facilitating Condition (FC), Hedonic Motivation (HM),
Habit (HT), Trust (T)?
2. Seberapa besar keinginan pengguna untuk selalu menggunakan Layanan
Pajak Online PHRI atau memberikan pengaruh signifikan terhadap
Behavior Intention (BI) dan seberapa sering intensitas mereka menggunakan
18
Layanan pajak Online PHRI atau yang memberikan pengaruh signifikan
terhadap Use Behavior (UB)?
3. Berdasarkan Model Modifikasi UTAUT2, Apakah Variabel Performance
Expectancy (PE), Effort Expectancy (EE), Social Influence (SI), Facilitating
Condition (FC), Hedonic Motivation (HM), Habit (HT), Trust (T)
berpengaruh positif terhadap Behavior Intention (BI) dan Use Behavior
(UB) Wajib Pajak dalam menggunakan Layanan Pajak Online PHRI?
4. Apakah perbedaan Age dan Gender pada pengguna Layanan Pajak Online
PHRI menjadi moderator dalam pengaruh Performance Expectancy (PE),
Effort Expectancy (EE), Social Influence (SI), Facilitating Condition (FC),
Hedonic Motivation (HM), Habit (HT), Trust (T) terhadap Behavior
Intention (BI) dan Use Behavior (UB)?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Melakukan penilaian terhadap Layanan Pajak Online PHRI PT. Finnet
Indonesia berdasarkan variabel-variabel Model Modifikasi UTAUT2.
2. Menguji seberapa besar keinginan pengguna untuk selalu menggunakan
Layanan Pajak Online PHRI atau memberikan pengaruh signifikan terhadap
Behavior Intention (BI) dan seberapa sering intensitas mereka menggunakan
Layanan pajak Online PHRI atau yang memberikan pengaruh signifikan
terhadap Use Behavior (UB)
3. Menguji variabel-variabel model modifikasi UTAUT2 yang memiliki
pengaruh signifikan terhadap perilaku Wajib Pajak dalam menggunakan
Layanan Pajak Online PHRI PT. Finnet Indoneisia
4. Menguji pengaruh Age dan Gender yang berdampak terhadap variabel-
variabel dalam Model Modifikasi UTAUT2 yang mempengaruhi perilaku
Wajib Pajak untuk menggunakan Layanan Pajak Online PHRI
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada fihak yang
berkepentingan dengan Layanan Pajak Online . Setelah ditinjau dari berbagai aspek
maka kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
19
1. Kegunaan Teoritis
a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan
pemahaman mengenai Pajak Online bagi pengguna layanan yaitu
Hotel, Restoran dan Hiburan yang tergabung dalam naungan PHRI
dalam memahami Layanan Pajak Online PHRI serta menambah
literatur dan referensi pada penelitian selanjutnya terkait adopsi
layanan / solusi Pajak Online berbasis teknologi.
b. Dalam penulisan ini, penulis menambahkan Trust sebagai variabel
penelitian, dimana dalam penelitian menggunakan metode UTAUT-2
sebelumnya variabel Trust tidak pernah digunakan.
2. Kegunaan Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi PT. Finnet
Indonesia dalam merumuskan dan mengembangkan fitur layanan,
proses bisnis, strategi perusahaan dan strategi promosi dalam
mengembangkan bisnis perusahaan khususnya Layanan Pajak Online
PHRI
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Wajib Pajak
Hotel, Restoran dan Hiburan yang bergabung dalam naungan PHRI
yang sudah menggunakan Layanan Pajak Online PHRI untuk
melakukan kewajiban perpajakan secara transparan, akurat dan tepat
waktu
c. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan Pemerintahan
Daerah dalam memonitor kegiatan perpajakan Wajib Pajak PHRI
secara transparan, akurat dan tepat waktu dalam rangka pengamanan
pencapaian penerimaan Pajak Daerah
1.7 Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis akan membatasi ruang lingkup penelitian
dengan menitikberatkan kepada permasalahan yang akan dibahas, yaitu mengenai
adopsi Wajib Pajak PHRI Kota Surakarta terhadap Layanan Pajak Online PHRI
PT. Finnet Indonesia. Adapun ruang lingkup penelitian ini:
20
a. Penelitian ini mengkaji adopsi teknologi pajak Online PHRI oleh Wajib
Pajak untuk meningkatkan kehandalan Layanan Pajak Online PHRI di Kota
Surakarta
b. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Performance
Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence, Facilitating Conditions,
Hedonic Motivation, Habit, Trust, Behavior Intention, dan Use Behavior
serta variabel moderator Age dan Gender.
1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab I berisi pemaparan objek penelitian, latar belakang penelitian,
perumusan masalah, pernyataan penelitian, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan ruang lingkup penelitian
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN
Bab II memaparkan tinjauan kepustakaan yang terkait dengan topik dan
variabel-variabel penelitian yang akan dikaji secara mendalamyang
digunakan untuk menyusun kerangka pemikiran dalam penelitian. Kajian
pustaka mencakup teori-teori yang sudah ada dalam buku teks maupun
temuan-temuan terbaru yang ditulis dalam buku, jurnal, tesis, dan disertasi
yang dapat dipercaya.
3. BAB III METODE PENELITIAN
Bab III berisi penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan,
meliputi jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, teknik
sampling, teknik pengumpulan data, pengujian validitas, pengujian
reliabilitas, teknik analisis data, dan pengujian hipotesis. Bab ini
menegaskan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau
menjelaskan penelitian
4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil dari penelitian dan pembahasan harus diuraikan secara rinci dan
sistematis sesuai dengan perumusan masalah serta tujuan penelitian.
Sistematika pemhahasan ini akan memberikan gambaran yang lebih jelas
21
terhadap cakupan, batasan, negativ topik apabila disajikan dalam sub-sub
judul. Setiap aspek pembahasan dimulai dari analisis data, interpretasi data,
dan penarikan kesimpulan. Dalam penarikan kesimpulan dilakukan dengan
membandingkan penelitian-penelitian sebelumnya atau landasan teori yang
relevan.
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Balam bab ini disajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil
analisis temuan penelitian yang disajikan dalam bentuk kesimpulan.
Terdapat dua cara penyampaian kesimpulan, yaitu dengan cara butir demi
butir dan dengan cara uraian padat. Saran merupakan implikasi kesimpulan
yang berhubungan dengan masalah. Selain menyentuh aspek praktis,
perumusan rekomendasi juga harus ditujukan kepada para pembuat
kebijakan, para pengguna hasil penelitian, dan dapat pula ditujukan kepada
para peneliti berikutnya yang berminat untuk melanjutkan penelitian
sebelumnya.