LAKIP EKBANG 2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah telah memberikan kekuatan baru bagi
pengembangan Otonomi Pemerintah Daerah sesuai dengan prakarsa dan aspirasi
masyarakatnya, dalam arti daerah sudah diberi kewenangan yang utuh dan bulat untuk
merencanakan, melaksanakan, mengawasi, mengendalian dan mengevaluasi kebijakan-
kebijakan daerah. Semangat reformasi di bidang politik, pemerintahan dan pembangunan
serta kemasyarakatan telah mewarnai upaya Pendayagunaan Aparatur Negara dengan
tuntutan mewujudkan administrasi negara yang mampu mendukung kelancaran tugas dan
fungsi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dengan menerapkan prinsip-
prinsip Good Governance. Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat
utama untuk dapat mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-
citanya. Dengan Penerapan Good Government (Pemerintahan yang baik) yakni
transparansi, responsibilitas dan akuntabilitas publik. Good Government dapat terwujud
jika ketiga pilar pendukung pembangunan yaitu pemerintah (Government), swasta
(private) dan masyarakat (Civil Society) dapat bersinergi dengan baik guna mewujudkan
tujuan Pembangunan Daerah. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan penerapan
system pertangungjawaban yang tepat, jelas dan nyata sehingga penyelenggaraan
pemerintahan dapat dilakukan secara berdayaguna dan berhasil guna. Perlunya sistem
pertanggungjawaban daerah atas segala proses tindakan-tindakan yang dibuat dalam
rangka tata tertib menuju instrument akuntabilitas daerah. Keinginan pemerintah daerah
yang sungguh-sungguh dalam menanggulangi korupsi, kolusi dan nepotisme menjadi
harapan masyarakat dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dan mampu
menyediakan pelayanan yang optimal .
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut Asas Otonomi dan tugas Perbantuan. Adanya pergeseran
LAKIP EKBANG 2015
2
Paradigma Pola Pembangunan Nasional dari system Sentralisasi kearah Desentralisasi
seyogyanya pemberian otonomi luas kepada daerah diarahkan untuk mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan
peran serta masyarakat. Disamping itu melalui otonomi luas, daerah diharapkan mampu
meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan,
keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam
system Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ketentuan peraturan mengenai
Pemerintahan Daerah telah membawa inplikasi besar terhadap kehidupan berbangsa dan
bernegara terutama menyangkut wewenang dan kewajiban daerah dalam melaksanakan
pembangunan. Hak Otonomi memberi kebebasan kepada daerah untuk membangun,
tetapi disisi lain otonomi juga mengharapkan daerah mampu membiayai
pembangunannya sendiri dengan kemampuan sendiri dalam mengusahakan pembiayaan
pembangunan daerah melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan
Pusat dan sumber resmi lainnya.
Penyusunan perencanaan tahunan daerah, mengacu pada Peraturan Menteri Dalam
Negeri No. 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan PP No.
20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang dituangkan kedalam
Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Pembangunan Daerah Bali. Kebijakan Umum
Anggaran tersebut memuat kondisi serta permasalahan daerah, sasaran pembangunan, dan
strategi pembangunan yang mencakup kebijakan, dan prioritas pembangunan.
Kebijakan Umum Anggaran Pembangunan Daerah Bali disusun berdasarkan
rumusan dari hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan (MUSRENBANG) Daerah
yang melibatkan pihak-pihak terkait, masukan dari anggota DPRD berupa pokok-pokok
pikiran serta penjabaran Rencana Strategis (RENSTRA). Biro Perekonomian dan
Pembangunan adalah unsur staf berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Sekretaris Daerah melalui Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesra pada
Sekretariat Daerah Provinsi Bali berupaya untuk dapat mewujudkan hal tersebut dengan
mengedepankan hal-hal yang terkandung dalam good governance itu sendiri yang
meliputi penciptaan transparansi yaitu keterbukaan pemerintah dalam membuat
kebijakan-kebijakan perekonomian daerah dan pelaksanaan pembangunan daerah
sehingga dapat diketahui dan diawasi oleh masyarakat. Akuntabilitas yaitu pengambil
keputusan berprilaku sesuai dengan mandat yang diterima dan value for money yaitu
LAKIP EKBANG 2015
3
ekonomis, efisiensi dan efektif, dengan melaksanakan hal tersebut diharapkan
pembangunan yang dilaksanakan sejalan dengan prinsip demokrasi, penghindaran salah
alokasi dana serta pencegahan penyalahgunaan dana.
Pembuatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini
mempunyai manfaat sangat penting, disamping sebagai dokumen pelaksanaan
Perencanaan Taktis Strategi, juga untuk menunjukan sejauh mana keberhasilan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan Rencana Strategis (RENSTRA). Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini merupakan Laporan Pelaksanaan Rencana
Strategik berupa dokumentasi hasil Penetapan Kinerja Tahunan dan Target dan Capaian
Target Tahunan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Biro Perekonomian
dan Pembangunan Setda Provinsi Bali disusun berdasarkan landasan Operasional sebagai
berikut :
1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
3. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggungjawab Keuangan Negara
4. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah.
5. Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140), Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Kewenangan Pemerintah,
Kewenangan Pemerintah Provinsi dan Kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89), Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4741.
LAKIP EKBANG 2015
4
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara
pelaksanaan tugas dan kewenangan serta kedudukan keuangan Gubernur sebagai
wakil pemerintah di wilayah provinsi.
11. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah.
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas
Permendagri Nomor 13 Tahun 2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Keuangan Negara
13. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
14. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat
Daerah.
15. Peraturan Gubernur Bali Nomor 37 Tahun 2011 tentang Rincian Tugas Pokok
Sekretariat Daerah Provinsi Bali.
16. Rencana Strategis (RENSTRA) Biro Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat
Daerah Provinsi Bali Tahun 2013-2018.
17. Indikator Kinerja Utama Biro Ekbang Setda Provinsi Bali.
18. Penetapan Kinerja Tahun 2015.
19. Rencana Kerja Tahun 2015
B. RUANG LINGKUP
B.1 Tugas Pokok dan Fungsi
Adapun Tugas Pokok Biro Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat
Daerah Provinsi Bali sesuai Peraturan Gubernur Bali Nomor 37 Tahun 2011
tentang Rincian Tugas Pokok Sekretariat Daerah Provinsi Bali adalah sebagai
berikut :
a. Menyusun rencana kerja Biro Perekonomian dan Pembangunan berdasarkan
kegiatan rutin maupun pembangunan sebagai bahan pelaksanaan tugas ;
b. Merumuskan sasaran yang hendak dicapai berdasarkan skala prioritas dan
dana yang tersedia sebagai dasar dalam pelaksanaan tugas ;
LAKIP EKBANG 2015
5
c. Melaksanakan koordinasi dan pelayanan administrasif kepada perangkat
daerah yang terkait dengan bidang tugasnya ;
d. Menyusun dan menganalisa data industri pariwisata, pemberdayaan lembaga
perekonomian, penyusunan produksi daerah dan evaluasi program serta
pengendalian pembangunan daerah dan administrasi pembangunan daerah ;
e. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan bidang
perekonomian dan pembangunan dengan Instansi terkait ;
f. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan ;
g. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada Sekretaris Daerah
melalui Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Kesra.
Sedangkan untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut Biro Perekonomian dan
Pembangunan mempunyai fungsi :
a. Pengkoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah Provinsi ;
b. Penyelenggaraan administrasi Pemerintahan dan pelayanan administrasi
kepada seluruh perangkat Pemerintah Provinsi ;
c. Pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, prasarana dan sarana
Pemerintah Provinsi ;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
B.2 Struktur Organisasi
Biro Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Bali
sesuai dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 37 Tahun 2011 tentang Rincian
Tugas Pokok Sekretariat Daerah Provinsi Bali merupakan unsur staf Pemerintah
Provinsi Bali yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris
Daerah Provinsi Bali melalui Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Kesra dan
memiliki peranan yang strategis dalam bidang perekonomian dan pembangunan.
Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi, Biro Perekonomian dan
Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Bali terdiri dari 1 Kepala Biro (Eselon
II B), 5 Kepala Bagian (Eselon IIIA), 15 Kepala Sub Bagian (Eselon IV A) dan
beberapa staf (Non Eselon).
LAKIP EKBANG 2015
6
Susunan Organisasi Biro Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat
Daerah Provinsi Bali.
Kepala Biro Perekonomian dan Pembangunan
I. Kepala Bagian Industri dan Pariwisata dan Perhubungan
1. Sub Bagian Industri dan Perdagangan
2. Sub Bagian Pariwisata
3. Sub Bagian Perhubungan dan Telekomunikasi
II. Kepala Bagian Pemberdayaan Lembaga Perekonomian
4. Sub Bagian Lembaga Perkreditan Desa dan Penanaman Modal
5. Sub Bagian Lembaga Usaha Ekonomi
6. Sub Bagian Tata Usaha Biro
III. Kepala Bagian Produksi Daerah
7. Sub Bagian Pertanian dan Perkebunan, dan Peternakan
8. Sub Bagian Pertambangan dan Energi
9. Sub Bagian Kehutanan, Kelautan dan Perikanan.
IV. Kepala Bagian Pengendalian Pembangunan
10. Sub Bagian Pengendalian Pembangunan Prasarana Wilayah
11. Sub Bagian Pengendalian Pembangunan Sektoral dan Swadaya
Masyarakat
12. Sub Bagian Pengendalian Kerjasama Pembangunan Antar Daerah
I.5. Kepala Bagian Administrasi Pembangunan Daerah
13. Sub Bagian Administrasi
14. Sub Bagian Monitoring.
15. Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan.
LAKIP EKBANG 2015
7
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Dinamika pelayanan akan kebutuhan yang terjadi dewasa ini telah menyadarkan
akan pentingnya pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan tugas-tugas
pemerintahan dan pembangunan dari dimensi administrasi publik. Perkembangan tersebut
diwarnai dengan perubahan paradigma dimana peran dan fungsi pemerintah beralih
menjadi fasilitator pelaksanaan pembangunan. Demikian pula halnya tuntutan kinerja
birokrasi yang semakin transparan. Melalui Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah memberikan kewenangan yang sangat luas kepada
pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjamin
kehidupan berdemokrasi. Penyerahan kewenangan tersebut lebih didasarkan pada
tuntutan akuntabilitas publik yakni tanggung jawab pemerintah kepada msayarakat yang
wajib dilayani sesuai amanah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 yang mengatur
tentang Pelayanan Publik. Implementasi dan komitmen yang riil dari akuntabilitas publik
tersebut dilihat dari kinerja pemerintahan. Kondisi tersebut secara tidak langsung
mewajibkan pemerintah sebagai suatu organisasi melakukan penyesuaian berbasiskan
kebutuhan.
Penilaian kinerja tersebut merupakan kunci penting untuk melihat suatu
keberhasilan ataupun kegagalan dalam mencapai tujuan satu organisasi menuju
penyempurnaan dan kemajuan, sehingga penilaian tersebut merupakan proses
pembelajaran yang sangat efektif dalam suatu organisasi.
Dokumen Perencanaan strategik sesuai amanah Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang disusun oleh Biro
Perekonomian dan Pembangunan yang berdasarkan Rencana Strategis Pemerintah
Provinsi Bali mengacu pada Visi, Misi dan Strategi untuk dapat menyelaraskan dengan
potensi, peluang, kendala yang dihadapi. Oleh karena itu perencanaan strategis
merupakan rangkaian sistem akuntabilitas kinerja yang cukup vital dalam mewujudkan
visi dan misi serta strategis Biro Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Bali.
LAKIP EKBANG 2015
8
PERJANJIAN KINERJA
Berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan yang telah disetujui anggarannya, maka
ditetapkan penetapan kinerja yang merupakan kesanggupan dari penerima mandat untuk
mewujudkan kinerja. Dengan kata lain penetapan kinerja merupakan janji kinerja yang
akan diwujudkan oleh pimpinan instansi pemerintah kepada atasan langsungnya dalam
hal ini Gubernur selama kurun waktu satu tahun dengan mempertimbangkan sumber daya
yang dikelolanya. Janji kinerja tersebut dapat dijadikan dasar evaluasi dan penilaian
terhadap pejabat yang bersangkutan apakah mereka mampu atau tidak.
A. VISI DAN MISI
A.1 Visi
Sesuai dengan kondisi, potensi, dan permasalahan yang dihadapi Pemerintah
Provinsi Bali serta mengantisipasi perubahan yang sangat cepat, maka untuk
mewujudkan masyarakat Bali yang sejahtera lahir bathin, maka dirumuskan Visi Biro
Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Bali adalah :
TERWUJUDNYA BALI YANG MANDARA MELALUI PEMBERDAYAAN
EKONOMI KERAKYATAN DAN PEMBANGUNAN YANG
BERKELANJUTAN.
A.2 Misi
Berdasarkan Visi tersebut dan untuk merealisasikan serta memperjelas
tanggung jawab dalam mencapai tujuan organisasi , maka Biro Perekonomian dan
Pembangunan menetapkan Misi sebagai berikut :
1). Misi 1 : Mewujudkan Bali sebagai satu kesatuan yang utuh dan seimbang
dalam upaya pemerataan pembangunan dalam pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan.
2). Misi 2 : Memberdayakan ekonomi kerakyatan yang handal, dengan
mengembangkan kemitraan usaha mikro kecil menengah dan
koperasi dalam bidang pertanian dalam arti luas’ serta industri
kecil agar menjadi tangguh dan mandiri serta memberdayakan dan
melestarikan lembaga-lembaga tradisional Bali.
LAKIP EKBANG 2015
9
3). Misi 3 : Mengembangkan system adminsitrasi Pemerintah yang Baik
berdasarkan prinsip-prinsip Good Governance serta meningkatkan
profesionalisme aparatur dalam melaksanakan pembangunan yang
efektif, efisien, transparan dengan melibatkan masyarakat.
Untuk melengkapi visi misi yang menjadi tujuan dan tanggungjawab Biro
Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Bali, terlampir kami
sampaikan Penetapan Kinerja untuk tahun 2015 dan Dokumen Indikator Kinerja
Utama.
B. FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN
Untuk dapat merumuskan dan memantapkan strategi pembangunan secara
baik, perlu ada pengenalan, pengukuran dan pendalaman yang kritis dan objektif
terhadap faktor-faktor yang berpengaruh baik faktor internal berupa faktor kekuatan
dan kelemahan begitu juga faktor eksternal berupa peluang dan tantangan.
Faktor internal berupa kekuatan sebagai pendukung keberhasilan diantaranya:
(1) Adanya Visi dan Misi Biro Perekonomian dan Pembangunan;
(2) Adanya dukungan dan komitmen pimpinan;
(3) Tersedianya Sumber Daya Aparatur yang memadai;
(4) Tingginya motivasi kerja aparatur; dan
(5) Adanya acuan yang jelas dalam pelaksanaan tugas.
Sedangkan faktor penghambat berupa ;
(1) Pemahaman pegawai tentang visi dan misi Biro masih kurang;
(2) Kualitas sumber daya aparatur yang belum memadai;
(3) Belum adanya standar yang jelas untuk mengukur efektivitas kerja;
(4) Belum mantapnya pelaksanaan budaya kerja.
(5) Penguasaan Teknologi Informasi (TI) dan Inovasi masih rendah.
Faktor eksternal berupa peluang diantaranya:
(1) Adanya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
(2) Adanya dukungan dari lembaga non-formal yang telah mapan; dan
(3) Tumbuhnya kepedulian masyarakat terhadap pemerintah.
LAKIP EKBANG 2015
10
Sedangkan faktor tantangan berupa;
(1) Belum meratanya tingkat pendidikan di kalangan generasi muda;
(2) Tingkat Tingkat Kemiskinan; dan
(3) Masih rendahnya tingkat pendapatan masyarakat.
Dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada untuk mengatasi
kelemahan dan tantangan yang ada, Biro Perekonomian dan Pembangunan
mengasumsikan sebagai berikut:
a. Adanya komitmen pimpinan, didukung oleh SDM Aparatur yang memadai dengan
motivasi kerja yang tinggi serta adanya acuan yang jelas dalam pelaksanaan tugas
(peraturan perundang-undangan), maka pembangunan bidang ekonomi,
pariwisata, produksi daerah dan administrasi pemerintahan sebagai mana yang
tertuang dalam visi dan misi Biro Perekonomian dan Pembangunan akan dapat
diwujudkan.
b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang memberikan kesempatan seluas-
luasnya kepada daerah dan didukung oleh motivasi kerja yang tinggi dapat
dijadikan landasan meningkatkan kualitas aparatur, peningkatan budaya kerja,
penguasaan IT, menumbuhkan kreativitas dan inovasi.
C. TUJUAN DAN SASARAN
Penetapan Tujuan didasarkan pada identifikasi faktor-faktor kunci keberhasilan
yang ditetapkan setelah penetapan Visi, Misi. Penetapan tujuan akan mengarah pada
perumusan sasaran, kebijakan, program, kegiatan yang merupakan penjabaran dari
Visi Misi yang ditetapkan oleh Biro Perekonomian dan Pembangunan. Penetapan
sasaran merupakan illustrasi hal-hal yang ingin dicapai dengan karakteristik yang
bersifat spesifik, terukur dan dapat dicapai, seperti dalam tabel sebagai berikut :
LAKIP EKBANG 2015
11
Tujuan Sasaran
1. Terwujudnya
kebijakan di bidang
Perekonomian dan
Pembangunan di
Daerah
2. Meningkatnya LPD
yang Sehat
3. Terwujudnya
UMKM-K Mandiri
4. Meningkatnya
Kualitas
Administrasi
Pelaporan SKPD
1.1. Memfasilitasi, Mengkoordinasikan dan
Menganalisa draft kebijakan
2.1. Mewujudkan LPD yang berjalan dengan baik
sesuai dengan peraturan yang berlaku
3.1. Meningkatnya Kelembagaan UMKM-K
Pemula
3.2. Meningkatnya Produk Industri Kreatif
4.1. Meningkatnya kualitas laporan Fisik dan
Keuangan SKPD
D. INDIKATOR KINERJA UTAMA
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
PER/09/M.PAN/5/2007, Tanggal 31 Mei 2007, tentang Pedoman Umum Penetapan
Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah. Berdasarkan peraturan
tersebut maka setiap instansi pemerintah wajib menetapkan Indikator Kinerja Utama
(IKU). Dengan ditetapkannya Indikator Kinerja Utama secara formal dari instansi
pemerintah, diharapkan akan diperoleh informasi kinerja penting yang diperlukan
dalam penyelenggarakan manajemen kinerja. Di samping itu untuk memperoleh
ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi
yang selanjutnya dapat digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan
akuntabilitas kinerja.
Indikator Kinerja Utama Biro Perekonomian dan Pembangunan disusun,
mengacu pada tugas pokok dan fungsi serta kewenangannya terutama dalam
mewujudkan tujuan dan sasaran strategis. Adapun Indikator Kinerja Utama Biro
Perekonomian dan Pembangunan, sebagai berikut:
LAKIP EKBANG 2015
12
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Memfasilitasi, Mengkoordinasikan dan Menganalisa draft kebijakan
Jumlah draft kebijakan di bidang stabilitas harga kebutuhan pokok, pemberdayaan perekonomian, Industri dan perdagangan, Pariwisata, Perhubungan dan Telekomunikasi, produksi Daerah, teknis Administrasi Pembangunan, Prasarana Wilayah, Pembangunan Sektoral, dan pengendalian kerjasama pembangunan antar daerah
Jumlah laporan perkembangan Lembaga Usaha Perekonomian di Daerah dan monev, di bidang Industri dan Perdagangan, Pariwisata, Perhubungan dan telekomunikasi, produksi Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kelautan dan Perikanan, Kehutanan, Pertambangan dan Energi, teknis Administrasi Pembangunan, Pengendalian Pembangunan Sebagai Bahan Pengambilan Kebijakan
Mewujudkan LPD yang berjalan dengan baik sesuai dengan peraturan yang berlaku
Jumlah LPD yang dibina
Meningkatnya Kelembagaan UMKM-K Pemula
Jumlah laporan Monev UMKM-K yang disusun
Meningkatnya Produk Industri Kreatif
Jumlah laporan monev di bidang Industri dan Perdagangan, dan pariwisata
Meningkatnya kualitas laporan Fisik dan Keuangan SKPD
Persentase SKPD yang menyampaikan laporan Fisik dan Keuangan sesuai peraturan yang berlaku dan disampaikan Tepat Waktu
Indikator Kinerja Utama sebagai ukuran untuk menentukan keberhasilan dan
kegagalan organisasi dalam menjalankan program dan kegiatannya. Berdasarkan
pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2015, seluruh indikator kinerja yang
ditetapkan berhasil dilaksanakan dengan baik sesuai dengan target.
E. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN
Untuk merealisasikan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, maka ditetapkan
kebijakan dan Program-program yang dijabarkan dalam kegiatan dengan rincian
sebagai berikut :
LAKIP EKBANG 2015
13
E.1. Strategi
Agar tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat terealisasi maka
perlu ditetapkan langkah-langkah atau strategi untuk mewujudkannya. Adapun
strategi yang ditetapkan antara lain:
1. Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait untuk melaksanakan
pembangunan bidang ekonomi, pariwisata, produksi daerah dan administrasi
pembangunan.
2. Mengoptimalkan peran fungsi lembaga-lembaga adat di setiap desa.
3. Meningkatkan disiplin, dan pengetahuan aparatur terutama dalam
penguasaan IT.
4. Melaksanakan setiap program pembangunan secara efektif dan efisien serta
melakukan pengawasan secara berjenjang mulai perencanaan sampai
pelaporan.
E.2. Kebijakan.
Beberapa kebijakan-kebijakan yang ditetapkan dalam merealisasikan
tujuan dan sasaran yang ingin dicapai :
a. Meningkatkan pengetahuan/kemampuan SDM untuk meningkatkan kinerja
dalam mewujudkan pembangunan perekonomian yang tangguh.
b. Meningkatnya tertib administrasi aparatur pemerintah.
c. Mendorong ekonomi kerakyatan yang tangguh dengan meningkatkan peran
UKM dan Koperasi dan peningkatan pola kemitraan antara Pemerintah
dengan Pelaku Usaha dalam mengembangkan ekonomi kerakyatan yang
mempunyai nilai tambah, daya saing, mandiri serta lembaga tradisional yang
mantap dan stabil.
d. Pengembangan kepariwisataan yang berkualitas dan berkelanjutan,
pariwisata kerakyatan yang dapat memberikan efek ganda, meningkatkan
kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana, serta perbaikan infrastruktur
penunjang pariwisata, peningkatan dukungan terhadap pengusaha lokal dan
kemitraan pemasaran hasil industri kecil dan menengah
LAKIP EKBANG 2015
14
e. Mendorong pengembangan sarana dan prasarana perumahan dan permukim
serta meningkatkan koordinasi dan Monitoring dalam rangka penyiapan
bahan kebijakan
f. Meningkatkan koordinasi aparat, swasta dan masyarakat dalam pelaksanaan
pekerjaan jasa konstruksi sehingga terciptanya aparatur pelaksana jasa
konstruksi
g. Meningkatkan peran sektor pertanian dalam perekonomian untuk
memperkokoh ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani
h. Meningkatkan Kerjasama Penelitian dan Pengembangan Budidaya Pertanian
i. Meningkatkan koordinasi dan pemantauan pendistribusian LPG tabung 3 kg.
E.3. Program.
Program merupakan penjabaran dari kebijakan yang telah dirumuskan,
yang merupakan dukungan nyata bagi keberhasilan pelaksanaan tujuan dan
sasaran serta kebijakan yang telah ditetapkan, sehingga program disusun secara
nyata, sistematis dan terpadu, dengan rincian sebagai berikut :
a. Pelayanan Administrasi Perkantoran
b. Pengembangan Jasa Konstruksi.
c. Gerakan Interpreneurship (Kewirausahaan) dan Daya Saing Pengusaha
Kecil, Menengah dan Koperasi.
d. Pengembangan dan Pembinaan Sumberdaya Pertambangan.
e. Peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur.
f. Pengembangan agribisnis
g. Pengembangan Aksesibilitas Kepariwisataan, Industri, Perdagangan dan
Perhubungan Telekomunikasi serta MP3EI
h. Pengendalian Pembangunan
i. Pengembangan dan Penelitian IPTEK
j. Peningkatan Kualitas SDM dan Kelembagaan.
LAKIP EKBANG 2015
15
E.4 Kegiatan
Kegiatan merupakan penjabaran lebih operasional dari program yang telah
ditetapkan bagi keberhasilan pencapaian tujuan, sasaran dan kebijakan yang telah
ditetapkan, dengan rincian sebagai berikut :
1. Penyediaan alat tulis kantor
2. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
3. Penyediaan barang bacaan dan peraturan perudang-undangan
4. Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
5. Rapat rapat koordinasi dan konsultasi ke luar dan dalam daerah
6. Pemeliharaan rutin/berkalaKendaraan dinas
7. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan kantor
8. Monitoring dan koordinasi penyiapan bahan kebijakan di bidang
pembangunan
9. Monitoring dan koordinasi penyiapan bahan kebijakan di bidang prasarana
wilayah
10. Monitoring dan koordinasi penyiapan bahan kebijakan kemitraan
pembangunan daerah
11. Evaluasi Percepatan Penyerapan Anggaran
12. Meningkatkan Kemitraan Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi
13. Pembinaan, Peningkatan dan pengembangan pemberdayaan lembaga
perekonomian serta
Pengendalian Inflasi Daerah
14. Penyusunan Roadmap UMKM
15. Koordinasi, monitoring dan evaluasi penyiapan bahan kebijakan di bidang
perhubungan telekomunikasi dan MP3EI.
16. Pembinaan dan pengembangan bahan kebijakan di bidang pertanian,
kehutanan, kelautan dan perikanan.
17. Peningkatan SDM Ekonomi Kreatif
18. Peningkatan Daya saing IKM Kreatif
19. Koordinasi BBM bersubsidi dan pemantauan LPG Tabung 3 Kg.
20. Peningkatan kualitas pelaksanaan administrasi pembangunan daerah Provinsi
Bali
LAKIP EKBANG 2015
16
21. Fasilitasi dan koordinasi Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dalam Bidang
Jasa Konstruksi
22. Pemeliharaan Aplikasi Monitoring Pembangunan Daerah.
23. Koordinasi dan Fasilitasi Sumber Daya Manusia Pertanian
E.5. Rencana Kinerja Tahunan
Rencana Kinerja merupakan penjabaran dari Rencana Strategis Biro
Perekonomian dan Pembangunan 2013-2018 dalam setiap tahunnya. Adapun Rencana
Kinerja Tahunan adalah berupa program dan kegiatan sebagaimana yang tertuang
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun 2015. Rencana Kinerja
Tahunan akan menginformasikan tentang (1) indikator kinerja kegiatan berupa
masukan (input), keluaran (output) dan hasil (outcome) beserta target capaiannya (2)
indikator kinerja sasaran dan target capaian; (3) Sasaran; (4) Program dan (5)
Kegiatan.
Rencana Kinerja Biro Perekonomian dan Pembangunan tahun 2015, di
samping mengacu pada Renstra Biro, juga diarahkan untuk mendukung Visi, Misi,
Tujuan dan Sasaran serta Prioritas Pembangunan Daerah Bali.
E.6. Penetapan Kinerja
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 29 Tahun 2010 tentang Penetapan Kinerja. Penetapan kinerja merupakan
tekad atau janji maupun kesanggupan dari penerima mandat kepada pemberi mandat
untuk mewujudkan kinerja seperti yang telah ditetapkan dalam rencana kinerja
tahunan. Penetapan kinerja tersebut akan menggambarkan capaian kinerja yang akan
diwujudkan oleh instansi pemerintah dalam satu tahun dengan mempertimbangkan
sumber daya dan dana yang dikelolanya.
Penetapan Kinerja Biro Perekonomian dan Pembangunan tahun 2015, di
samping mengacu pada program prioritas dan juga sejalan dengan indikator Kinerja
Utama yang telah ditetapkan. Adapun Penetapan Kinerja yang ditetapkan adalah
sebagai berikut:
LAKIP EKBANG 2015
17
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target
Memfasilitasi, Mengkoordinasikan dan Menganalisa draft kebijakan
Jumlah draft kebijakan di bidang stabilitas harga kebutuhan pokok, pemberdayaan perekonomian, Industri dan perdagangan, Pariwisata, Perhubungan dan Telekomunikasi, produksi Daerah, teknis Administrasi Pembangunan, Prasarana Wilayah, Pembangunan Sektoral, dan pengendalian kerjasama pembangunan antar daerah
Draft Kebijakan
28
Jumlah laporan perkembangan Lembaga Usaha Perekonomian di Daerah dan monev, di bidang Industri dan Perdagangan, Pariwisata, Perhubungan dan telekomunikasi, produksi Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kelautan dan Perikanan, Kehutanan, Pertambangan dan Energi, teknis Administrasi Pembangunan, Pengendalian Pembangunan Sebagai Bahan Pengambilan Kebijakan
jumlah laporan
36
Mewujudkan LPD yang berjalan dengan baik sesuai dengan peraturan yang berlaku
Jumlah LPD yang dibina LPD 145
Meningkatnya Kelembagaan UMKM-K Pemula
Jumlah laporan Monev UMKM-K yang disusun jumlah laporan
1
Meningkatnya Produk Industri Kreatif
Jumlah laporan monev di bidang Industri dan Perdagangan, dan pariwisata
jumlah laporan
2
Meningkatnya kualitas laporan Fisik dan Keuangan SKPD
Persentase SKPD yang menyampaikan laporan Fisik dan Keuangan sesuai peraturan yang berlaku dan disampaikan Tepat Waktu
% 45
LAKIP EKBANG 2015
18
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. PENGUKURAN KINERJA
Selaku media pertanggungjawaban unit kerja instansi pemerintah terhadap
tingkat capaian pelaksanaan kinerja yang dijabarkan melalui kegiatan, program,
kebijakan dalam mewujudkan Sasaran , Tujuan, Visi, Misi organisasi maka menjadi
kewajiban Biro Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Bali untuk menyusun
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015. Penyusunan
LAKIP Biro Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Bali merupakan wujud
pertanggungjawaban yang terdiri dari berbagai indikator, mekanisme kegiatan-kegiatan
pengukuran, penilaian dan pelaporan kinerja secara menyeluruh dan terpadu untuk
mengetahui tingkat keberhasilan atau kegagalan dalam pelaksanaan Tugas Pokok dan
Fungsi serta dalam mewujudkan Visi dan Misi Biro Perekonomian dan Pembangunan
Setda Provinsi Bali.
Adapun proses Pengukuran Kinerja dilakukan setelah penetapan indikator
kinerja kegiatan dan penetapan rencana tingkat capaian (target) kegiatan pada formulir
Rencana Kinerja Tahunan (RKT). Tahap Pengukuran Kinerja ini dimulai dari dengan
menghitung nilai capaian atau realisasi kinerja dan persentase pencapaian rencana
tingkat capaian dari masing-masing program dan kegiatan yang dilaksanakan. Untuk
membantu pelaksanaan pengukuran kinerja digunakan formulir Rencana Kinerja
Tahunan (RKT). Untuk pengukuran kinerja kegiatan ditampilkan pada formulir Target
dan Capaian Target yang terdiri dari uraian program, uraian kegiatan, indikator kinerja
kegiatan, satuan target, realisasi dan capaian kegiatan. Dalam pengukuran kinerja
kegiatan diidentifikasi tiga jenis indikator kinerja yaitu Input (masukan), Output
(keluaran) dan Outcome (hasil). Dalam menghitung prosentase pencapaian rencana
tingkat capaian (target) suatu kegiatan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Realisasi
Presentase Pencapaian = x 100 % capaian
Rencana kegiatan Rencana
LAKIP EKBANG 2015
19
B. EVALUASI KINERJA
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP ) merupakan wujud nyata
Instansi Pemerintah untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan / kegagalan kepada
pemberi mandat atas pelaksanaan kegiatan dan program dalam rangka pencapaian
tujuan dan sasaran dalam suatu media pelaporan (LAKIP). Penyusunan LAKIP Biro
Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Bali Tahun 2015 ini didasarkan
kepada pengukuran dan evaluasi pelaksanaan atas Rencana Strategis dan Rencana
Kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya serta telah berakhirnya pelaksanaan kegiatan
tahun anggaran 2015.
Evaluasi Kinerja ini dilakukan terhadap kegiatan Tahun Anggaran 2015 dengan
cara membandingkan antara rencana kinerja dengan realisasi ditinjau dari aspek input,
output, outcome. Selain itu pengukuran kinerja juga dilakukan terhadap sasaran
strategis dengan mengukur pencapaian indikator sasaran yang telah ditargetkan
dibandingkan dengan realisasinya. Pengukuran terhadap kinerja kegiatan dituangkan
kedalam formulir Target dan Capaian Target Kinerja Tahunan.
Berdasarkan pengukuran kinerja yang dituangkan kedalam formulir target dan
capaian target kegiatan tahun 2015, maka diperoleh hasil sebagaimana tercantum
dalam tabel sebagai berikut :
No Skala Nilai Jumlah
kegiatan
Keterangan
1
2
3
4
85 s/d 100
70 s/d 85
55 s/d 70
< 55
16
10
-
-
Sangat berhasil
Berhasil
Cukup Berhasil
Tidak Berhasil
Jumlah Kegiatan 26
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah seluruh kegiatan yang
dilaksanakan sebanyak 26 kegiatan, dengan memperoleh nilai capaian yang berada
dalam skala nilai 85 s/d 100 sejumlah 16 kegiatan dengan katagori sangat berhasil dan
10 kegiatan dengan capaian yang berada dalam skala nilai 70 s/d 85 dengan katagori
LAKIP EKBANG 2015
20
berhasil. Demikian pula pelaksanaan kegiatan tersebut diatas telah dilaksanakan
secara efektif dan efesien, hal ini dapat dicermati dari besarnya anggaran yang dikelola
sebanyak Rp. 4.235.987.110,-, realisasi fisik telah mencapai 100 % dengan realisasi
keuangan Rp. 3.560.331.180,- (84.,05%) dengan sisa anggaran Rp. 675.655.930,- dan
telah disetor ke Kas daerah, tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas dari kegiatan
tersebut. Dari pengukuran pencapaian sasaran Biro Perekonomian dan Pembangunan
Setda Provinsi Bali secara umum diperoleh pencapaian sasaran dengan katagori sangat
berhasil.
C. ANALISIS PENCAPAIAN KINERJA
Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap instansi
pemerintahan dalam mewujudkan pertanggungjawaban yang terukur dan legitimate.
Dalam asas akuntabilitas menentukan bahwa setiap program kegiatan dan hasil akhir
dari suatu kegiatan penyelenggaraan pembangunan harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi
dalam suatu negara. Instrumen tersebut juga mewajibkan Biro Perekonomian dan
pembangunan Setda Provinsi Bali sebagai salah satu unsur penyelenggara
pemerintahan mempertanggungjawabkannya melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah Provinsi Bali pada Biro Perekonomian dan Pembangunan Tahun
Anggaran 2015. Dokumen tersebut tidak hanya berisi pertanggungjawaban tingkat
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas pokok fungsi dan kewenangan
pengelolaan sumber daya yang dicerminkan dari perolehan masing masing indikator –
indikator kinerja , tetapi juga menyajikan data dan informasi yang relevan dengan
kebutuhan bagi pembuat keputusan agar dapat menginterpretasikan keberhasilan dan
kegagalan tersebut secara lebih luas dan komprehensif.
Dari sembilan program kerja dengan sembilan belas kegiatan yang dikelola
Biro Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Bali pada tahun anggran 2015,
beberapa program kegiatan prioritas yang dapat diinformasikan disinergikan dengan
hasil Penetapan Kinerja Tahunan dan hasil Capaian Target Kinerja Tahunan dapat
diuraikan antara lain sebagai berikut :
LAKIP EKBANG 2015
21
SASARAN 1 : TERWUJUDNYA KEBIJAKAN DIBIDANG PEREKONOMIAN
DAN PEMBANGUNAN DI DAERAH
Untuk mewujudkan kepastian hukum dalam pelaksanaan kegiatan di bidang
stabilitas harga kebutuhan pokok, pemberdayaan perekonomian, Industri dan
perdagangan, Pariwisata, Perhubungan dan Telekomunikasi, produksi Daerah, teknis
Administrasi Pembangunan, Prasarana Wilayah, Pembangunan Sektoral, dan
pengendalian kerjasama pembangunan antar daerah dipandang perlu untuk membuatkan
payung hukum berupa draft peraturan.
Melalui Undang-Undang No 32 Tahun 2004 mengamanahkan bahwa prinsip
otonomi seluas-luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur
semua urusan pemerintahan diluar urusan pemerintah yang ditetapkan dalam undang-
undang dan sesuai dengan perkembangan terakhir telah diatur kembali melalui Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014.
Pemerintah Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah untuk
memberi pelayanan, peningkatan peranserta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat
yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Berkembangnya pembangunan
di wilayah Bali dengan begitu pesatnya yang berakibat terjadinya tekanan-tekanan
terhadap lingkungan fisik, oleh karena itu upaya-upaya untuk mencegah, mengatasi
dampak negatif terhadap kelestarian lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial
budaya diupayakan secara terus menerus. Salah satu upaya yang ditempuh melalui
kegiatan mengendalikan pemanfaatan ruang, baik itu pengendalian tata ruang itu
sendiri, perumahan permukiman dan kerjasama pembangunan daerah, agar senantiasa
mampu mewujudkan satu kesatuan tata lingkungan yang dinamis dalam
mengantisipasi tuntutan pembangunan sesuai dengan falsafah Tri Hita Karana yang
berintikan unsur-unsur keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan,
manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungannya.
Berpedoman pada sasaran yang ditetapkan adalah meningkatan pemanfaatan
ruang untuk pembangunan sesuai dengan rencana tata ruang serta kebijakan
mengkoordinasikan, mengkaji usulan pembangunan fisik/prasarana baik dari
pemerintah Kabupaten/Kota, swasta dan masyarakat, ditinjau dari segi pembiayaan
ataupun usulan perencanaan program/kegiatan agar sesuai dengan daya dukung dan
LAKIP EKBANG 2015
22
daya tampung dengan program pengendalian pembangunan dengan kegiatan
Monitoring dan koordinasi penyiapan bahan kebijakan di bidang pembangunan.
Sasaran Indikator Anggaran tahun 2015 Target 2014 Target Reali
sasi % Anggaran Realisasi %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Terwujudnya
Kebijakan
Dibidang
Perekonomian
Dan
Pembangunan
Di Daerah
Jumlah draft kebijakan di
bidang stabilitas harga
kebutuhan pokok
- - - - -
Jumlah draft kebijakan di
bidang pemberdayaan
perekonomian
- - - - -
Jumlah draft kebijakan di
bidang Industri dan
perdagangan
- - - - -
Jumlah draft kebijakan di
bidang Pariwisata - - - - -
Jumlah draft kebijakan di
bidang Perhubungan dan
telekomunikasi
- - - - -
Jumlah draft kebijakan di
bidang produksi Pertanian - - - - -
Jumlah draft kebijakan di
bidang produksi
Perkebunan
- - - - -
Jumlah draft kebijakan di
bidang produksi
Peternakan
- - - - -
Jumlah draft kebijakan di
bidang produksi Kelautan
dan Perikanan
- - - - -
Jumlah draft kebijakan di
bidang produksi
Kehutanan
- - - - -
Jumlah draft kebijakan di
bidang produksi
Pertambangan dan Energi
- - - - -
Jumlah draft kebijakan di
bidang teknis Administrasi
Pembangunan
- - - - -
Jumlah draft kebijakan di
bidang Prasarana Wilayah - - - - -
Jumlah draft kebijakan di
bidang Pembangunan
Sektoral
- - - - -
Jumlah draft kebijakan di
bidang Pengendalian
Kerjasama Pembangunan
antar daerah
- - - - -
LAKIP EKBANG 2015
23
Sasaran Indikator Anggaran tahun 2015 Target 2014 Target Reali
sasi % Anggaran Realisasi %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Terwujudnya
Kebijakan
Dibidang
Perekonomian
Dan
Pembangunan
Di Daerah
Jumlah draft kebijakan di bidang pengendalian pembangunan
1 draft 1 dratf 100 324.400.000 283.065.830 87.26%
1 draft
SASARAN 2 : MENINGKATNYA LPD YANG SEHAT
Dalam kondisi saat ini dimana perekonomian dan politik semakin stabil,
lembaga keuangan tradisional ini nampaknya mempunyai peran yang sangat penting,
sehingga langkah-langkah yang diperlukan untuk dapat menjadikan sebagai salah satu
potensi yang kiranya masih memiliki peluang untuk lebih dioptimalkan, untuk
membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat kecil. Di Dalam mewujudkan
sasaran tercapainya pembinaan dan pengembangan lembaga perkreditan desa
kebijakan yang diambil adalah mengembangkan ekonomi kerkayatan yang tangguh
melalui penguatan lembaga tradisional dengan meningkatkan kapasitas sumber daya
manusia dan kewirausahaan sehingga memiliki nilai tambah daya saing kemandirian
yang mantap dan stabil.
Sasaran Indikator Anggaran tahun 2015 Target 2014 Target Reali
sasi % Anggaran Realisasi %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Meningkatnya LPD yang Sehat
Persentase LPD yang sehat
145 LPD 145 LPD 100 379.250.000 282.782.000 74,56%
145 LPD
SASARAN 3 : TERWUJUDNYA UMKM-K MANDIRI
Didalam mewujudkan ekonomi kerakyatan, ditinjau dari aspek usaha untuk
mengembangkan dan memberdayakan usaha kecil, menengah dan koperasi maka
permasalahannya adalah terbatasnya bahan baku industri kecil kerajinan, sulitnya
permodalan, terbatasnya kemampuan manajemen pemasaran. Sektor pariwisata ini
sebagai salah satu potensi yang kiranya masih memiliki peluang untuk lebih
dioptimalkan dalam kondisi saat ini dimana perekonomian dan politik semakin stabil,
sektor ini mempunyai peran yang sangat penting. Dibutuhkan langkah-langkah yang
konkrit untuk dapat menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan dan sebagai salah
satu sumber devisa negara dari non migas dalam rangka mendukung peningkatan
LAKIP EKBANG 2015
24
kesejahteraan masyarakat yang daerahnya terdapat obyek-obyek wisata, yang secara
tidak langsung bisa menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah. Pariwisata
sebagai salah satu sektor andalan dalam pembangunan Bali, dimana pembangunan
Pariwisata diharapkan terjadi peningkatan penerima Devisa, Pendapatan Daerah dan
Masyarakat, penciptaan lapangan kerja, mendorong ekonomi rakyat, dengan tetap
mengacu pada pelestarian budaya serta keindahan alam yang tersedia. Selain itu
diharapkan dapat meningkatkan kegiatan dan kehidupan perekonomian masyarakat
secara nyata.
Dalam mewujudkan sasaran meningkatnya kemitraan usaha kecil, menengah dan
koperasi dengan pengusaha besar, BUMD dan BUMN kebijakan yang diambil adalah
mengembangkan iklim usaha yang kondusif dengan program pengembangan
aksesibilitas kepariwisataan dan industri
Sasaran Indikator Anggaran tahun 2015 Target 2014 Target Reali
sasi % Anggaran Realisasi %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Terwujudnya UMKM-K Mandiri
Jumlah laporan Monev UMKM-K yang disusun
1 Laporan 1 Laporan 100 230.000.000 203.213.650 88.35%
1 Laporan
Jumlah laporan monev di bidang Industri dan Perdagangan, dan pariwisata
1 Laporan 1 Laporan 100 910.000.000 793.858.300 87,24%
1 Laporan
SASARAN 4 : MENINGKATNYA KUALITAS ADMINISTRASI LAPORAN
SKPD
Dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan kualitas administrasi
Pemerintah dan Pembangunan yang efektif, efesien dan transparan serta meningkatkan
profesionalisme aparatur Pemerintah untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik
(Good Governance) maka perlu adanya dukungan dari seluruh stake holders
khususnya aparatur pemerintah yang menangani administrasi pemerintah dan
pembangunan melalui peningkatan pelayanan administrasi yang profesional.
Permasalahan terhadap administrasi Pemerintahan dan Pembangunan yaitu adanya
kecenderungan dari unsur pelaku kegiatan yang berorientasi pada penyelesaian fisik
saja sedangkan penyelesaian administrasi dianggap tidak terlalu penting dan sering
LAKIP EKBANG 2015
25
diabaikan. Kegiatan Pembangunan baru dapat dikatakan selesai apabila telah
memenuhi kriteria-kriteria antara lain :
- Secara fisik selesai keseluruhan dan sesuai dengan rencana.
- Secara admnistrasi telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
- Dapat dimanfaatkan secara optimal dan berhasil guna sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan.
Sasaran untuk meningkatkan pelayanan administrasi aparatur pemerintah,
pengendalian dan monitoring pelaksanaan kegiatan pembangunan daerah,
mengumpulkan dan mengolah data administrasi pembangunan daerah dengan
mengembangkan program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur. Kegiatan yang
dilaksanakan untuk mewujudkan sasaran dengan mengadakan Koordinasi pembinaan,
monitoring, evaluasi terhadap semua kegiatan pembangunan yang dibiayai dari
APBD Provinsi Bali dan APBN.
Pencapaian sasaran tersebut cukup baik, adapun kendala-kendala yang masih
dihadapi seperti kurang mengertinya aparatur pemerintah yang menangani kegiatan
tentang administrasi pemerintah dan pembangunan sehingga kualitas dan kuantitas
pelayanan publik belum optimal.
Usaha-usaha yang dapat digunakan untuk mengatasi kendala tersebut antara lain
adalah :
- Evaluasi dan monitoring kegiatan pembangunan ditingkatkan
- Meneliti dan menganalisa laporan pelaksanaan kegiatan pembangunan dan fisik dan
keuangan.
- Peningkatan kualitas dan kuantitas administrasi pembangunan daerah.
- Pencapaian target kinerja tahun 2015 tersebut di atas didukung dengan kegiatan dan
dana
Pembangunan dalam era reformasi menuntut adanya perubahan dalam
manajemen pembangunan secara keseluruhan. Adanya perubahan paradigma menuntut
Pemerintah Daerah untuk lebih mengutamakan prinsip-prinsip penyelenggaraan
otonomi daerah yang memperhatikan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan dan
potensi daerah. Pembangunan di wilayah Provinsi Bali senantiasa terus berbenah diri
dalam mengupayakan dan mengembangkan beberapa sektor ekonomi (lapangan
usaha), sesuai dengan pola dasar pembangunan daerah Bali yaitu pembangunan
LAKIP EKBANG 2015
26
berbudaya dan berwawasan lingkungan dengan dijiwai Agama Hindu. Dengan
demikian, pembangunan ekonomi tidak akan melupakan kehidupan beragama serta
tetap berpedoman pada nilai-nilai normatif kebudayaan berkelanjutan yang ekologi
lingkungan dan alamnya tetap terkelola dengan baik dengan pmengadopsi
perkembangan teknologi yang ada.
Untuk mengetahui perkembangan kemajuan dan keberhasilan pembangunan
secara cepat tepat dan akurat, sudah semestinya perlu di monitor dengan sistem yang
dapat memberikan hasil kepada pemegang kebijakan sehingga dapat memutuskan
langkah-langkah antisipasi dengan cepat tepat dan berhasil guna.
Dalam rangka mengembangkan sistem administrasi Pemerintah dan
Pembangunan yang efektif, efesien dan transparan serta meningkatkan profesionalisme
aparatur Pemerintah untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik maka perlu adanya
dukungan dari aparatur pemerintah yang menangani administrasi pemerintah dan
pembangunan melalui peningkatan pelayanan administrasi yang profesional dan
koordinasi sistem pengaturannya.
Permasalahan terhadap administrasi Pemerintahan dan Pembangunan yaitu
adanya kecenderungan dari unsur pelaku kegiatan yang berorientasi pada penyelesaian
fisik saja sedangkan penyelesaian administrasi dianggap tidak terlalu penting dan
sering diabaikan. Demikian pula terhadap peningkatan kualitas administrasi kegiatan
jasa konstruksi belum sepenuhnya sesuai dengan aturan yang ada dan tidak optimal
karena keterbatasan kualitas sumber daya manusia di bidang jasa konstruksi. Kegiatan
Pembangunan baru dapat dikatakan selesai apabila telah memenuhi kriteria-kriteria
antara lain :
1. Secara fisik selesai keseluruhan dan sesuai dengan rencana.
2. Secara admnistrasi telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Dapat dimanfaatkan secara optimal dan berhasil guna sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan.
Sasaran untuk meningkatkan pelayanan administrasi aparatur pemerintah, serta
peningkatan pengaturan jasa konstruksi dengan mengembangkan program peningkatan
kapasitas aparatur pemerintah dan optimalisasi dukungan teknologi informasi.
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mewujudkan sasaran dengan mengadakan
Koordinasi pembinaan, pengaturan serta pemberdayaan terhadap semua kegiatan
LAKIP EKBANG 2015
27
pembangunan dan SDM jasa konstruksi yang dibiayai dari APBD Provinsi Bali.
Pencapaian sasaran tersebut cukup baik, adapun kendala-kendala yang masih
dihadapi seperti kurang mengertinya aparatur pemerintah tentang administrasi
pemerintah yang menangani kegiatan yang berkaitan dengan bidang jasa konstruksi,
sehingga kualitas dan kuantitas pelayanan publik belum optimal.
Usaha-usaha yang dapat digunakan untuk mengatasi kendala tersebut antara lain
adalah :
1. Koordinasi Pengaturan Jasa konstruksi
2. Pemberdayaan SDM di bidang Jasa Konstruksi
Sasaran Indikator Anggaran tahun 2015 Target 2014 Target Reali
sasi % Anggaran Realisasi %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Meningkatnya kualitas Administrasi Laporan SKPD
Persentase peningkatan SKPD yang melaporkan fisik dan keuangan yang sesuai aturan
45% 45% 100 539.325.050 477.909.200 88.61%
45%
D. ASPEK KEUANGAN
Sesuai hasil evaluasi kegiatan yang dilaksanakan pada Biro Perekonomian dan
Pembangunan Setda Provinsi Bali berdasarkan perencanaan strategis Biro Perekonomian
dan Pembangunan tahun 2013 – 2018 serta diselaraskan untuk mendukung misi dan
sasaran dengan anggaran yang bersumber dari APBD Tahun Anggaran 2015 dapat
disampaikan sebagai berikut :
- Biaya/Belanja Langsung dengan anggaran sebesar Rp. 4.235.987.110,- Dengan
presentase realisasi keuangan mencapai 84.05 % per Desember 2015 dengan nilai
sebesar Rp. 3.560.331.180,-
Sedangkan Biaya/Belanja Tak Langsung pada tahun 2015 dialokasikan anggaran
sebesar Rp. 7.589.057.542,-
- Total Anggaran yang dikelola Biro Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi
Bali pada tahun anggaran 2015 adalah Rp. 11.825.044.652,-
LAKIP EKBANG 2015
28
N0 Uraian Kegiatan Anggaran Realisasi %
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15.
16.
17.
18.
19.
Penyediaan alat tulis kantor
Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
Penyediaan barang bacaan dan peraturan
perudang-undangan
Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan
Kantor
Rapat rapat koordinasi dan konsultasi ke luar
dan dalam daerah
Pemeliharaan rutin/berkalaKendaraan dinas
Pemeliharaan rutin/berkala peralatan kantor
Monitoring dan koordinasi penyiapan bahan
kebijakan di bidang pembangunan
Monitoring dan koordinasi penyiapan bahan
kebijakan di bidang prasarana wilayah
Monitoring dan koordinasi penyiapan bahan
kebijakan kemitraan pembangunan daerah
Evaluasi Percepatan Penyerapan Anggaran
Meningkatkan Kemitraan Usaha Kecil,
Menengah dan Koperasi
Pembinaan, Peningkatan dan pengembangan
pemberdayaan lembaga perekonomian serta
Pengendalian Inflasi Daerah
Penyusunan Roadmap UMKM
Koordinasi, monitoring dan evaluasi
penyiapan bahan kebijakan di bidang
perhubungan telekomunikasi dan MP3EI.
Pembinaan dan pengembangan bahan
kebijakan di bidang pertanian, kehutanan,
kelautan dan perikanan.
Peningkatan SDM Ekonomi Kreatif
Peningkatan Daya saing IKM Kreatif
Koordinasi BBM bersubsidi dan pemantauan
LPG Tabung 3 Kg.
34.934.800,-
21.000.000,-
17.940.000,-
107.092.060,-
174.250.000,-
561.617.200,-
20.400.000,-
99.400.000,-
100.000.000,-
125.000.000,-
114.728.000,-
230.000.000,-
379.250.000,-
140.390.000,-
140.000.000,-
410.000.000,-
335.000.000,-
435.000.000,-
115.000.000,-
32.453.750,-
17.683.700,-
12.590.000,-
101.057.500,-
146.909.000,-
452.424.300,-
20.400.000,-
91.546.130,-
83.262.900,-
108.256.800,-
93.117.850,-
203.213.650,-
282.782.000,-
129.136.500,-
125.523.500,-
321.908.300,-
271.509.300,-
396.825.500,-
98.575.500,-
92.90
84,21
70,18
94,37
84,31
80,56
100
92,10
83,26
86,61
81,16
88,35
74,56
91,98
89,66
79,00
81.05
91,22
86,00
LAKIP EKBANG 2015
29
E. PERMASALAHAN
Secara makro dalam merealisasikan program kegiatan dengan sasaran yang akan
dicapai pada Biro Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Bali sesuai visi dan
misi yang telah ditetapkan dapat dirinci beberapa kendala antara lain :
a. Kualitas kemampuan sumber daya manusia dalam upaya mewujudkan
pembangunan dan kepemerintahan yang baik (Good Governance) belum
optimal.
b. Masih rendahnya motivasi untuk meningkatkan profesionalisme kerja.
b. Sarana dan prasarana pendukung kerja perlu ditingkatkan
F. STRATEGI PEMECAHAN MASALAH
Dari beberapa kendala tersebut, upaya-upaya dan kebijakan yang telah ditempuh
oleh Biro Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Bali adalah sebagai berikut:
a Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan
yang bersifat teknis maupun penjenjangan.
b. Mengadakan sarana dan prasarena pendukung
c. Meningkatkan koordinasi dengan instansi teknis terkait sesuai dengan bidang
tugasnya.
N0 Uraian Kegiatan Anggaran Realisasi %
20.
21.
22.
23.
Peningkatan kualitas pelaksanaan
administrasi pembangunan daerah
Provinsi Bali
Fasilitasi dan koordinasi Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia dalam Bidang
Jasa Konstruksi
Pemeliharaan Aplikasi Monitoring
Pembangunan Daerah.
Koordinasi dan Fasilitasi Sumber Daya
Manusia Pertanian
200.000.000,-
93.280.000,-
131.317.050,-
250.388.000,-
187.301.000,-
70.814.250,-
126.676.100,-
186.363.650,-
93.65
75.92
96,47
74,00
LAKIP EKBANG 2015
30
BAB IV
PENUTUP
Menyadari adanya berbagai kendala dan kekurangan yang dijumpai dalam proses
penyusunan dokumen ini, sebagai media pertanggungjawaban tugas pokok dan fungsi
serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang tertuang pada APBD
Provinsi Bali dan dijabarkan pada DPA Biro Perekonomian dan Pembangunan tahun
2015 sesuai dengan Rencana Strategis Daerah Provinsi Bali Tahun 2013-2018, maka
disusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro Perekonomian
dan Pembangunan Setda Provinsi Bali tahun 2015 .
Adapun pengukuran sasaran sesuai dengan yang dituangkan dalam Renstra maka
kinerja Biro Perekonomian dan Pembangunan secara kuantitatif dan kualitatif termasuk
katagori baik yang telah disesuaikan dengan DPA tahun 2015. Pencapaian kinerja ini
didorong oleh adanya kerja sama yang baik dari seluruh jajaran aparatur di lingkungan
Biro Perekonomian dan Pembangunan serta adanya kesungguhan dan tanggung jawab
dalam melaksanakan tugas dan adanya dukungan pimpinan.
Selaku pengambil keputusan untuk melakukan evaluasi atau peninjauan kembali
sasaran, kebijakan dan program-program yang telah ditetapkan perlu adanya Identifikasi
hambatan dalam pencapaian kinerja sasaran maupun kinerja kegiatan tahun 2015
merupakan bahan masukan sebagai umpan balik atau feedback yang perlu disikapi lebih
lanjut.
Sehubungan hal tersebut beberapa hal penting yang dapat dijadikan feedback dalam
rangka penyempurnaan kedepan adalah :
a. Optimalisasi sumber daya manusia untuk mencapai sasaran demi mewujudkan tujuan
organisasi dengan cara mengarahkan personil sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
masing-masing.
b. Sosialisasi tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang
terdiri dari lima komponen mendasar yaitu perencanaan kinerja, pengukuran kinerja,
pelaporan kinerja, evaluasi kinerja dan pencapaian sasaran atau kinerja organisasi
secara berjenjang yang menjadi komitmen dari tingkat pimpinan sampai pada seluruh
staf dari instansi yang bersangkutan.
LAKIP EKBANG 2015
31
c. Meningkatkan budaya kerja yang kondusif dalam upaya peningkatan kinerja
dilingkup bagian untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya guna mewujudkan
tujuan dan sasaran yang berorientasi pada visi dan misi yang telah ditetapkan dalam
Renstra.
d. Indikator kinerja kegiatan dan indikator sasaran perlu senantiasa disempurnakan
melalui upaya identifikasi, pengembangan, seleksi dan konsultasi secara
berkesinambungan sehingga dapat mengindikasikan dan menyajikan sejauh mana
kegagalan ataupun keberhasilan dalam pencapaian sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan di lingkungan Biro Perekonomian dan Pembangunan.
e. Tersusunya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instnasi Pemerintah ini, diharapkan dapat
memberikan gambaran kinerja secara jujur obyektif transparan dan akurat kepada
pihak-pihak terkait dalam rangka terselenggaranya good governance yang notabene
merupakan prasyarat bagi setiap tataran pemerintahan mewujudkan aspirasi
masyarakat dalam mencapai cita-cita bangsa, secara terukur dan legitimate, sehingga
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan berlangsung secara berdaya guna,
berhasil guna, bersih bertanggungjawab serta bebas KKN.