BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap kementerian perlu menyusun Rencana
Strategis (Renstra) yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN).
Pembangunan kesehatan periode 2015-2019 adalah Program lndonesia Sehat dengan
sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial
dan pemerataan pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, Kementerian Kesehatan menyusun dan telah
menetapkan Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015-20'19 dengan Keputusan
Menteri Kesehatan Rl Nomor HK 02.02lMenkes/52l2015.
Setelah Renstra ditetapkan, perlu dilakukan penjabaran dari program dan kegiatan yang
telah ditetapkan dalam Renstra. Untuk itu setiap unit utama yang mengampu program
pembangunan kesehatan dan setiap satuan kerja yang mengampu kegiatan
pembangunan kesehatan, perlu menyusun Rencana Aksi Program atau Rencana Aksi
Kegiatan.
1.2. TUJUAN
Tujuan disusun Rencana Aksi Kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga adalah.
1. Sebagai acuan dan arahan dalam dukungan manajemen dalam pelaksanaan
tugas teknis pada program pembangunan kesehatan, mulai dari penyusunan
kebijakan, rencana strategis, perencanaan, penganggaran, dan evaluasi
program/kegiatan.
2. Memberikan informasi dari hasil penyusunan pedoman-pedoman kebilakan,
rencana strategis, perencanaan, penganggaran, dan evaluasi program/kegiatan
yang dilakukan secara rutin mengikuti perubahan kebijakan nasional setiap
tahunnya.
1.3. MANFAAT
Rencana Aksi Kegiatan (RAK) merupakan turunan danmengacudarl RPJMN 2015-2019
dan Rencana Strategis Kemenkes 2015 – 2019. RAK adalah upaya untuk menjabarkan
Rencana kegiatan program “terkait” Kesehatan Keluargadalam kurun waktu 5 tahun
kedepan.
1.4. RUANG LINGKUP
RAK Direktorat Kesehatan Keluarga 2015 - 2019 memiliki ruang lingkup.
lnventarisasikegiatan dariDirektorat Kesehatan Keluarga, mengacu pada RPJMN 2015 -
2019 dan Renstra Kemenkes 2O15 - 2019.
1.5. SASARAN
Sasaran Buku RAK Direktorat Kesehatan Keluarga 2015 - 2019 meliputi :
1. lnternal Direktorat Kesehatan Keluarga meliputi struktural,
danPejabatFungsional, danAparatursipil Negara lainnya
2. Lintas Program di Kementerian Kesehatan
3. intas Sektor terkait Pelaksanaan akuntabilitas.
1.6. LANDASANPENYUSUNAN
RAK Direktorat Kesehatan Keluarga direncanakan, dianggarkan, dilaksanakan dan
dievaluasi dengan landasan-landasan sebagai berikut .
1. LANDASAN IDEAL PANCASILA
Pancasila sebagai landasan ideal bagi masyarakat, menyebutkan adanya
keseimbangan dan keselarasan baik dalam hidup manusia sebagai pribadi, interaksi
dengan masyarakat, interkasi dengan alam, interaksi dengan Negara dan bangsa
lain maupun interaksi dengan TUHAN. Dalam hal ini program Biro Perencanaan dan
Anggaran merupakan salah satu upaya pembangunan yang bertujuan untuk
mewujutkan kesehatan manusia
2. LANDASAN KONSTITUSI : UUD 1945
UUD 1945 menjadi dasar bagi pelaksanaan kehidupan bernegara dan berbangsa,
termasuk implementasi hukum, peraturan, kebijakan dan nilai. Dalam hal ini program
Biro Perencanaan dan Anggaran ditujukan untuk mendukung pencapaian program
kesehatan masyarakat yang tertinggi
3. LANDASAN OPERASIONAL :
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panlang Nasional Tahun 2005-2025.
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian
Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
6. PeraturanPemerintah Nomor 21 Tahun 2004 Tentang Penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 tahun 2015 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 375 Tahun 2009 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025.
9. Kepmenkes No. 52 TentangRencanaStrategisKementerian Kesehatan RI 2015-
2019.
1.7. SISTEMATIKAPENULISAN
Rencana Aksi Kegiatan Direktorat Kesehatan Keluarga ditulis dengan sistematika
sebagai berikut:
1. KATA PENGANTAR
2. DAFTAR lSl
3. BAB I, PENDAHULUAN
4. BAB ll. ANALISIS SITUASI ORGANISASI
5. BAB lll. TUJUAN DAN NILAI SASARAN STRATEGIS
6. BAB IV, RENCANA KEGIATAN
7. BAB V MONITORING DAN EVALUASI
8. BAB VI, PENUTUP
9. LAMPIRAN
BAB II
SITUASI ORGANISASI DAN SITUASI KESEHATAN KELUARGA
2.1. Kelembagaan
SesuaiPeraturanMenteri KesehatanRepublikIndonesiaNomor64 Tahun 2015
TentangOrganisasi Dan TataKerjaKementerian Kesehatan, Dalam melaksanakan tugasnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 157, Direktorat Kesehatan Keluarga
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang kesehatan maternal dan neonatal, balita
dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia reproduksi dan keluarga
berencana, dan lanjut usia, serta perlindungan kesehatan keluarga;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan maternal dan neonatal,
balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia reproduksi dan keluarga
berencana, dan lanjut usia, serta perlindungan kesehatan keluarga;
c. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kesehatan
maternal dan neonatal, balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia
reproduksi dan keluarga berencana, dan lanjut usia, serta perlindungan kesehatan
keluarga;
d. penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kesehatan maternal
dan neonatal, balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia reproduksi
dan keluarga berencana, dan lanjut usia, serta perlindungan kesehatan keluarga;
e. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kesehatan maternal dan neonatal,
balita dan anak prasekolah, usia sekolah dan remaja, usia reproduksi dan keluarga
berencana, dan lanjut usia, serta perlindungan kesehatan keluarga; dan
f. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
Direktorat Kesehatan Keluarga terdiri atas:
a. Subdirektorat Kesehatan Maternal dan Neonatal;
b. Subdirektorat Kesehatan Balita dan Anak Prasekolah;
c. Subdirektorat Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja;
d. Subdirektorat Kesehatan Usia Reproduksi;
e. Subdirektorat Kesehatan Lanjut Usia;
f. Subbagian Tata Usaha; dan
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
GambaranstrukturorganisasiDirektorat Kesehatan
Keluargadigambarkanpadagambardibawah.
2.2. Situasi Kesehatan Keluarga
Sesuaipermenkes 64 tahun 2015, padatahun 2016
terjadiperubahanstrukturorganisasidantatakelola di lingkunganKementerian Kesehatan RI.
DenganadanyastrukturinimakaDirektorat Bina Kesehatan Anak, Direktorat Bina Kesehatan
Ibu danBeberapaDirektoratlainnya di restrukturisasi.Disisilainmunculjugadirektoratbaru,
salahsatunyaadalahDirektorat Kesehatan Keluarga.
Untuktahun 2016, perubahan SOTK initidakmerubahRenstraolehkarenaitu program di
dalamRenstraditindaklanjutidalampenugasan / pengalihkan program kepadastruktur yang
baru . Direktorat Kesehatan Keluargainimemayungibeberapa program yaitu, Program
Kesehatan Anak (yang duluberada di bawahDirektorat Bina Kesehatan Anak), Program
STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT KESEHATAN KELUARGA
DIREKTORAT
KESEHATAN KELUARGA
SUBBAGIAN
TATA USAHA
SUBDIREKTORAT
KESEHATAN
MATERNAL DAN
NEONATAL
SUBDIREKTORAT
KESEHATAN BALITA
DAN ANAK PRA
SEKOLAH
SUBDIREKTORAT
KESEHATAN USIA
SEKOLAH
DAN REMAJA
SUBDIREKTORAT
KESEHATAN USIA
REPRODUKSI
SUBDIREKTORAT
KESEHATAN LANJUT
USIA
SEKSI
KESEHATAN
MATERNAL
SEKSI
KESEHATAN
NEONATAL
SEKSI
KELANGSUNGAN
HIDUP BALITA DAN
ANAK PRA SEKOLAH
SEKSI
KESEHATAN USIA
SEKOLAH DAN
REMAJA DI DALAM
SEKOLAH
SEKSI
AKSES
KESEHATAN
REPRODUKSI
SEKSI
KUALITAS HIDUP
BALITA DAN ANAK
PRA SEKOLAH
SEKSI
KESEHATAN USIA
SEKOLAH DAN
REMAJA DI LUAR
SEKOLAH
SEKSI
KUALITAS
KESEHATAN
REPRODUKSI
SEKSI
AKSES
KESEHATAN
LANJUT USIA
SEKSI
KUALITAS
KESEHATAN
LANJUT USIA
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
Kesehatan Ibu (berasaldariDirektorat Bina Kesehatan Ibu) dan Program LanjutUsia
(berasaldariPelayanan Kesehatan).
Adapunbeberapasituasikondisiterkaitkesehatankeluargaantaralain sebagaiberikut :
1. Angka Kematian Ibu (AKI) danAngkaKematianBayi (AKB) merupakan salah satu
indikator pembangunan kesehatan dalam RPJMN 2015-2019 dan SDGs. Menurut
data SDKI, AngkaKematian Ibu sudahmengalamipenurunanpadaperiodetahun 1994-
2012 yaitupadatahun 1994 sebesar 390 per 100.000 kelahiranhidup, tahun 1997
sebesar 334 per 100.000 kelahiranhidup, tahun 2002 sebesar 307 per 100.000
kelahiranhidup, tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiranhidupnamunpadatahun
2012 , AngkaKematian Ibu meningkatkembalimenjadisebesar 359 per 100.000
kelahiranhidup.Untuk AKB dapatdikatakanpenurunan on the track (terusmenurun)
danpada SDKI 2012 menunjukanangka 32/1.000 KH (SDKI 2012). Dan padatahun
2015, berdasarkan data SUPAS 2015 baik AKI maupun AKB menunjukanpenurunan
(AKI 305/ 100.000 KH; AKB 22,23/ 1000 KH)
2. Dari sisiindikator, Renstrasebagaibagiandidalamupayapenurunan AKI dan AKB
jugamenunjukankeberhasilandidalammencapai target
Renstrawalaupunpencapaianinijugamasihmemberikan gap
biladibandingkandenganseluruhsasaranpenduduk di Indonesia.Di akhirRenstra 2010
– 2014capaian-capaiantersebutantara lain.
8486
88 89
9084,01
90,51 92,31 92,3397,07
70
75
80
85
90
95
100
2010 2011 2012 2013 2014
Trend Cakupan KN 1 Tahun 2010 - 2014
Target
Capaian
84
85
86 87
9084,0
85,2
87,7 87,8
92,5
70
75
80
85
90
95
2010 2011 2012 2013 2014
Trend Cakupan Yankes Bayi
Target
Capaian
7880 81
8385
7880
73,5270,12
75,82
40
50
60
70
80
90
2010 2011 2012 2013 2014
Tren Cakupan Yankes Balita 2010 - 2014
Target
Capaian
80
90 92 94 95
61,08
74,86
83,95
73,91
82,17
40
50
60
70
80
90
100
2010 2011 2012 2013 2014
Trend Capaian SD/MI Melaksanakan Penjaringan Siswa Kelas I Tahun 2010 - 2014
Target Capaian
3. Padatahun 2015 terjadiperubahanindikator.
Perubahaninidilakukansebagaibentukpenajamanatasindikator yang
adadidalamupayamenurunkan AKI dan AKB. Kondisiterkaitindikator-
indikatortersebuttercantumdalamtabeldibawah.
Cakupanindikatorkesehatan Ibu danAnaktahun 2015 (Renstra 2015 – 2019)
No. Indikator Target
2015
Capaian
2015
1. Persentase (%) persalinan di fasilitas pelayanan
kesehatan
75% 78,43%
2. Persentase (%) puskesmas yang melaksanakan kelas ibu
hamil
78% 86,92%
3. Persentase (%) puskesmas yang melakukan orientasi
program perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi
77% 79,60%
4. Persentase (%) ibu hamil mendapatkan pelayanan
antenatal minimal 4 kali (K4)
72% 83,39%
5 Persentase Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) 75% 84%
6 Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan
kesehatan untuk peserta didik kelas I
50% 57%
7 Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan
kesehatan untuk peserta didik kelas VII dan X
30% 48%
8 Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan
kegiatan kesehatan remaja
25% 32%
2.3. Permasalahan dan Tantangan
1. Pelaksanaan pelaporan masih belum optimal, di tahun 2015, ketepatan laporan
triwulanan masih rendah, jejaring komunikasi data yang disediakan untuk kab/kota
tingkat isian masih rendah sehingga unit teknis perlu berulang kali meminta laporan
kepada dinas kesehatan provinsi.
2. Pelaksanaanpencatatan belum optimal untukmelaporkanpelaksanaan program
secara berjenjang dantepatwaktudari tingkat kabupaten, propinsike pusat,
3. Pelaporanberbasispuskesmasbelumterintegrasidenganlaporanpelayanankesehatandi
rumahsakit.
4. Ditahun 2015 denganadanya PP No. 46 tahun 2014
tentangsisteminformasikesehatandanpermenkes 92 tahun 2014
dimanasistempelaporandiarahkanmelalui1 sistem,
ternyatabelumdapatterealisasidikarenakan system informasipuskesmas yang
rencananyaakanmulaidilaksanakanpadatahun 2016 ternyatamundurmenjaditahun
2017 (kondisi system pelaporan yang
selamainidilaksanakandenganadanyakebijakantersebutsudahmulai di hentikan)
5. Belumoptimalnyakerjasama antar sektor terkait, lintas program dan organisasi profesi
serta perguruan tinggi untuk mendukung upaya kelangsungan hidup neonatal, bayi
dan anak balitasertaupaya peningkatan kualitas hidup dan perlindungan kesehatan
anak.
6. Masih kurangnya komitmen dan dukungan dana (APBD tingkat I dan II) dari
pemerintah daerah setempat dalam program peningkatan kesehatan ibudananak
7. Terjadinya perubahan struktur dan pejabat di daerah yang berpengaruh dalam
transfer informasi maupun pencairan dana.
8. Keterbatasan sumber daya strategis yang berkualitas untuk mendukung program
kesehatan keluarga di Dinas Kesehatan maupun di Puskesmas.
9. Penggantian pengelola program cukup sering, sehingga mempengaruhi kelancaran
pelaksanaan program di provinsi dan kabupaten/kota.
10. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu, anak dan reproduksi
masih relatif rendah.
11. Akses dan kualitas pelayanan Kesehatan ibu dananakbelum optimal dan masih perlu
ditingkatkan.
12. Belum optimalnya jejaring dan regionalisasi rujukan maternal dan neonatal antara
pelayanan primer – Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan.
13. Kurang optimalnya pelibatan fasyankes swasta dalam hal peningkatan akses dan
kualitas pelayanan kesehatan keluarga.
14. Pelayanan KB masih didominasi oleh metode kontrasepsi jangka pendek (pil dan
suntik). Untuk menurunkan kehamilan 4 Terlalu, diperlukan metode kontrasepsi
jangka panjang (IUD, susuk)
15. Kepatuhan terhadap standar pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan belum seperti yang diharapkan (antara lain karena kurangnya Bidan Kit, IUD
Kit, Partus Kit, PONED Kit, dan PONEK Kit).
16. Kurangnya dukungan lintas program dalam pelaksanaan PKRT.
17. Kurangnya dukungan terhadap pelayanan kespro pada situasi krisis kesehatan
melalui kegiatan PPAM.
18. Pemanfaatan KIE kespro bagi calon pengantin dan kerjasama lintas sektor dalam
pelaksanaan pelayanan kespro catin belum optimal, utamanya Kementerian Agama.
19. Masih rendahnya dukungan Pemda dalam penyediaan dan pemantauan indikator
AUKR.
20. Belum optimalnya penguasaan data dan informasi manajemen KIA (PWS, AMP,
DTPS, Supfas).
BAB III
ARAH KEBIJAKAN
3.1. Tujuan, Sasaran Dan Indikator
Tujuan
TujuansasaranDirektoratkesehatanKeluargamengacupadaRenstraKementerian
Kesehatan RI tahun 2015 – 2017.Direktorat Kesehatan Keluargamemilikitujuan yang
bersifat outcome bahkandapatdikatakanbersifatdampak, Tujuantersebutyaitu :
1. Menurunnyaangkakematianibudari 359 per 100.00 kelahiranhidup (SP 2010), 346
menjadi 306 per 100.000 kelahiranhidup (SDKI 2012).
2. Menurunnyaangkakematianbayidari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiranhidup.
Didalammencapaitujuantersebuttelahditetapkanstrateginasionaldanarahkebijakannasional
2015-2019 yang kemudianjugamenjaditujuan (bersifat outcome) bagiDirektorat Kesehatan
Keluargayaitu :
1. TerjadinyaAkselerasiPemenuhanAksesPelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja,
danLanjutUsia yang Berkualitas.
2. Peningkatancakupan, mutu,
dankeberlangsunganupayapencegahanpenyakitdanpelayanankesehatanibu, bayi,
balita, remaja, usiakerjadanusialanjut.
Sasaran
DidalammencapaitujuandiatasDirektorat Kesehatan
KeluargamelaksanakankegiatanPembinaan Kesehatan Bayi,
AnakdanRemajadanPembinaan Kesehatan Ibu danReproduksi yang memilikisasaran :
1. meningkatnyaaksesdankualitaspelayanankesehatanbayi, anakdanremaja.
2. meningkatnyaaksesdankualitaspelayanankesehatanibudanreproduksi
Indikator
Indikatorpencapaian (diakhirtahun 2019) sasarandiatasadalah :
1. PersentaseKunjungan Neonatal Pertama (KN1) sebesar 90%.
2. PersentasePuskesmas yang
melaksanakanpenjaringankesehatanuntukpesertadidikkelas I sebesar 70%.
3. PersentasePuskesmas yang
melaksanakanpenjaringankesehatanuntukpesertadidikkelas VII dan X sebesar 60%.
4. PersentasePuskesmas yang menyelenggarakankegiatankesehatanremajasebesar
45%.
5. PersentasePuskesmas yang melaksanakankelasibuhamilsebesar 90%.
6. PersentasePuskesmas yang melakukanorientasi Program
PerencanaanPersalinandanPencegahanKomplikasi (P4K) sebesar 100%.
7. Persentaseibuhamil yang mendapatkanpelayananantenatal minimal 4 kali (K4)
sebesar 80%.
Target Indikator sasaranDirektorat Kesehatan Keluargauntuktahun 2016
dapatdilihatpadatabeldibawah yang menggambarkanpencapaianindikatorpertahun
(mulaitahun 2015) untukmencapai target RenstraKementerian Kesehatan padaakhirtahun
2019.
Tabel 2.1. Indikator Kesehatan Keluarga pada Renstra Kementerian Kesehatan tahun
2015-2019
Kegiatan Sasaran Indikator Target / tahun
2015 2016 2017 2018 2019
Pembinaan
Kesehatan
Bayi, Anak
dan Remaja
meningkatny
a akses dan
kualitas
pelayanan
kesehatan
bayi, anak
dan remaja
Persentase Kunjungan
Neonatal Pertama (KN1)
75% 78% 81% 85% 90%
Persentase Puskesmas
yang melaksanakan
penjaringan kesehatan
untuk peserta didik kelas
I
50% 55% 60% 65% 70%
Persentase Puskesmas
yang melaksanakan
penjaringan kesehatan
untuk peserta didik kelas
VII dan X
30% 40% 50% 55% 60%
Persentase Puskesmas
yang menyelenggarakan
kegiatan kesehatan
remaja
25% 30% 35% 40% 45%
Pembinaan
Kesehatan Ibu
dan
Reproduksi
meningkatny
aaksesdank
ualitaspelay
anankeseha
Persentase Puskesmas
yang melaksanakan
kelas ibu hamil
78% 81% 84% 87% 90%
Persentase Puskesmas 77% 83% 88% 95% 100%
tanibudanre
produksi
yang melakukan orientasi
Program Perencanaan
Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi
(P4K)
Persentase ibu hamil
yang mendapatkan
pelayanan antenatal
minimal 4 kali (K4)
72% 74% 76% 78% 80%
TabelSandingan RPJMN, Renstra, RKP danJanjiPresiden
RPJMN Renstra RKP JanjiPresiden
Persentase
kunjungan
neonatal
pertama
(KN1)
Persentase
Kunjungan
Neonatal
Pertama (KN1)
Persentasekunjungan neonatal pertama
(KN1)
JumlahRumahTungguKelahi
ran (RTK)
Persentase
Puskesmas
yang
melaksanak
an
penjaringan
kesehatan
peserta didik
Persentase
Puskesmas yang
melaksanakan
penjaringan
kesehatan untuk
peserta didik
kelas I
PersentasePuskesmas yang
melaksanakanpenjaringankesehatanpeserta
didik
Persentase
persalinan di
fasilitas
pelayanan
kesehatan
(PF)
Persentase
Puskesmas yang
melaksanakan
penjaringan
kesehatan untuk
peserta didik
kelas VII dan X
Persentaseibuhamil yang
mendapatkanpelayanan antenatal keempat
(K4)
Persentase
ibu hamil
yang
mendapatka
n pelayanan
antenatal ke
empat (K4)
Persentase
Puskesmas yang
menyelenggarak
an kegiatan
kesehatan
remaja
Persentasepersalinan di
fasilitaspelayanankesehatan (PF
Persentase
Puskesmas yang
melaksanakan
kelas ibu hamil
Persentase
Puskesmas yang
melakukan
orientasi
Program
Perencanaan
Persalinan dan
Pencegahan
Komplikasi (P4K)
Persentase ibu
hamil yang
mendapatkan
pelayanan
antenatal
minimal 4 kali
(K4)
dariindikatorindikatordiatas yang menjadiIndikatorKinerjaUtamaDirektorat Kesehatan
keluargaantara lain :
Indikator Target / tahun
2015 2016 2017 2018 2019
Persentase Kunjungan Neonatal
Pertama (KN1)
75% 78% 81% 85% 90%
Persentase Puskesmas yang
melaksanakan penjaringan
kesehatan peserta didik
50% 55% 60% 65% 70%
Persentase persalinan di fasilitas
pelayanan kesehatan (PF)
30% 40% 50% 55% 60%
Persentase ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan
antenatal ke empat (K4)
25% 30% 35% 40% 45%
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
RencanaAksiKegiatan(RAK)Direktorat Kesehatan Keluargainidisusun untuk memberikan
panduan dan acuan bagi Direktorat Kesehatan Keluarga dalam dukungan manajemen dan
pelaksanaan kegiatan
5.1. MONITORING
Monitoring adalah kegiatan pemantauan dan pengamatan yang berlangsung selama kegiatan
berjalan untuk memastikan dan mengendalikan keserasian
pelaksanaankegiatandenganperencanaanyangtelahditetapkandanpencapaian target.
Selainpencapaianindikatordansasaran, monitoring dapat dilakukan baik terhadap kualitas
kegiatanmaupun pemanfaatan dana yang telah dianggarkan.
Untuk mempermudah melakukan monitoring tersebut diharuskan membuat laporan (progress
report) dari masing-masing program yang telah dilakukan ataupun program yang berjalan
Salah satu sistem yang berlaku di Direktorat Kesehatan Keluargayaitu
1. E-monev DJA (Derektorat Jenderal Anggaran) dibawah kementerian Keuangan dan
2. E-Monev Bappenas.
5.2. EVALUASI
Evaluasiadalahupayamenilai'kualitasprogramdanhasil-hasilnyaSecara
berkaladenganmenggunakanpendekatanyangtepat.
Evaluasi yang dilakukanDirektorat Kesehatan
keluargaadalahupayauntukmelihathasilprogressdarimasing-masing program yang telah
dijalankan dengan mengunakan beberapa system dan
pendekatanyangtelahditetapkan,sehinggahasilnyadapatmeniadibahan
perbandinganuntukpengambilankeputusandalamrangkakebijakanlebihIanjut, Evaluasi terhadap
pelaksanaan RAK dilakukan minimal satu kali dalam satu tahun