digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Generasi muda memiliki posisi dan peran yang sangat vital dalam
kehidupan kebangsaan Indonesia. Hal ini didasarkan pada peran pemuda
seperti yang dimuat dalam UU RI No. 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan
yang berbunyi pemuda berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol
sosial, dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional.1
Pemuda menjadi salah satu kunci terlahirnya negara Indonesia yang
menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan di atas kemajemukan bangsa
Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dari peristiwa sejarah Indonesia yang
memberikan gambaran tentang vitalnya peran pemuda yaitu peristiwa
sejarah Deklarasi Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang
menjadi kunci terbentuknya kekuatan pemuda untuk bersatu melawan
penjajahan kolonial Belanda. Dalam deklarasi ini tercapai kesepakatan
pemuda Indonesia sebagai pemuda yang bertumpah darah satu, yaitu tanah
air Indonesia, sebagai pemuda yang berbangsa satu, yaitu bangsa
Indonesia, dan berbahasa satu, bahasa Indonesia.2
Presiden RI pertama, Soekarno, pernah berkata “Beri aku 1.000 orang
tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda,
1 UU RI No. 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan pasal 16 2 Sagimun MD, Peranan Pemuda Dari Sumpah Pemuda Sampai Proklamasi,(Jakarta: Bina
Aksara, 1989), Hlm. 175.
1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
niscaya akan ku goncangkan dunia”,3 hal tersebut menjadi sebuah cambuk
bahwa pemuda menjadi kunci utama dalam perjuangan ke arah perbaikan
negara Indonesia yang sejatera. Hal ini didasari atas karakteristik pemuda
seperti pada UU RI No. 40 tahun 2009 tentang kepemudaan pasal 6 yaitu
“memiliki semangat kejuangan, kesukarelaan, tanggung jawab, dan
ksatria, serta memiliki sifat kritis, idealis, inovatif, progresif, dinamis,
reformis, dan futuristik”.4 Pemuda dengan karakteristik seperti demikian
menjadikannya memiliki peran penting dalam dinamika sosial Indonesia
ditengah arus perubahan sosial yang terus mendera Indonesia.
Apabila kita membaca ulang sejarah kemerdekaan Indonesia, disitu
dapat dilihat bahwa peran pemuda sangatlah besar mulai dari proklamasi
sampai reformasi semuanya tidak akan terjadi tanpa adanya kiprah para
pemuda. Dan pada masa ini pemuda ditantang untuk bisa menunjukkan
dan membangun Indonesia dengan tampil memberikan solusi terbaik
untuk mengatasi segala permasalahan dan juga memberikan harapan baru
bagi bangsa ini untuk lebih baik lagi dalam pengembangan di segala
bidang.5
Pemuda menjadi penting peranannya bukan saja karena bagian
terbesar dari penduduk Indonesia saat ini berusia muda, tetapi penting
karena berbagai alas antara lain, pertama, pemuda adalah generasi penerus
yang akan melanjutkan cita-cita perjuangan bangsa. Kedua, kelangsungan
3 Kalimat tersebut merupakan sepenggal dari pidato Bung Karno semasa ia menjabat sebagai
Presiden Republik Indonesia. 4 UU RI No. 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan pasal 6 5 Nur Khalik, Kepemimpinan Kaum Muda, (Klaten: Cempaka Putih, 2010), Hlm. 64- 65
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
sejarah dan budaya bangsa, corak dan warna masa depan suatu bangsa
akan sangat ditentukan oleh arah persiapan atau pembinaan dan
pengembangan generasi muda pada saat ini. Ketiga, terjaminnya proses
kesinambungan nilai-nilai dasar negara. Yaitu dipandang dari sudut
semangat kepemudaan yakni sumpah pemuda 1928, proklamasi 1945,
Pancasila dan UUD 1945.6
Perubahan sosial dan budaya yang cenderung bergerak sangat cepat
pada era modern ini sebagai sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan,
teknologi, banyaknya jumlah penduduk dan krisis multi dimensi telah
mempengaruhi perubahan pada masyarakat secara mendasar.
Pengaruh perubahan-perubahan tersebut juga dirasakan oleh pemuda
sebagai masalah yang telah menyangkut kepentingannya dimasa kini dan
tantangan yang dihadapinya dimasa depan.
Terbukti pemuda zaman sekarang identik dengan hal- hal yang
bersifat menyenangkan (hura- hura), seperti touring club motor, nge-band,
karaoke, bahkan judi, mabuk-mabukan, dugem, narkoba sampai tawuran
antar kelompok pemuda. Tidak sedikit para pemuda yang memikirkan
tentang keadaan bangsa Indonesia saat ini, tentang masalah yang dihadapi
bangsa ini, karena memang pemuda saat ini kebanyakan bersikap masa
bodoh dan tidak mau tau terhadap masalah apapun yang tengah dihadapi
oleh bangsa ini.
6 Darmansyah, Ilmu Social Dasar, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), hlm. 83.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
Kabupaten Gresik dikenal dengan kota industri dari industri kecil,
menengah, dan industri besar, dan juga merupakan salah satu hinterland
kota Surabaya. Kabupaten Gresik juga merupakan salah satu pusat
kawasan industri terbesar yang berada di Jawa Timur. Sektor penghasil
Produk Domestik Regional Bruto tertinggi Kabupaten Gresik adalah
sektor industri, sehingga masyarakat luas mengenal Kabupaten Gresik
sebagai kota industri. Sehingga banyak perusahaan dan industri yang
merekrut pemuda Gresik sebagai karyawan dan buruh pekerja di
perusahaan. Hal tersebut dapat mempengaruhi mindset berfikir pemuda
untuk memiliki jiwa dan semangat dalam mencari rupiah, sehingga
mengubah cara berfikir pemuda Gresik menjadi pragmatis dan matrealis.
Ada anggapan bahwa pemuda Gresik sibuk dengan aktivitasnya
masing- masing, ada yang sibuk sekolah, ada yang sibuk kuliah, bahkan
ada yang sibuk mencari rupiah dengan berkerja. Kalaupun ada waktu
luang, mereka lebih memilih untuk mengisinya dengan nongkrong di
warung kopi mengobrol khas pemuda yang arah obrolanya tidak tuntas.
Kondisi tersebut memicu dan mendorong beberapa pemuda untuk terlibat
dalam ruang yang lebih luas, mereka kemudian berkumpul dalam sebuah
organisasi yang dikenal denan nama The Sunan Giri Foundation
(SAGAF).
The Sunan Giri Foudation (SAGAF) merupakan sebuah lembaga
konsultasi bidang pelayanan publik. Lembaga yang lebih akrab disebut
SAGAF ini beranggotakan pemuda- pemuda yang berada dilingkungan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
Kabupaten Gresik. SAGAF didirikan dengan cita- cita besar yang
terwujud dalam visinya, yaitu “Terwujudnya Masyarakat Sipil yang
Berkeadilan dan Berperadaban”. Dalam rangka mencapai visi tersebut
SAGAF telah melakukan berbagai upaya melalui program- program.7
Berbagai macam bentuk program atau kegiatan yang mana semuanya
merupakan wujud dari peran SAGAF yang dilaksanakan dalam rangka
untuk memperbaiki Kabupaten Gresik baik dalam bidang pendidikan,
sosial, maupun pelayanan publik dalam konteks politik atau
penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Gresik.8
Dalam konteks peran SAGAF, menurut Sarwono yang dinamakan
peran adalah dimana seorang aktor dalam teater harus bermain sebagai
tokoh tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk
berprilaku secara tentu. Dan dalam hal ini SAGAF sebagai pemuda
memainkan peran yang diharapkan dapat mengatasi maupun menjawab
segala masalah yang sedang dihadapi masyarakat dan Pemerintah
Kabupaten Gresik, serta mampu membawa Gresik dalam hal
pengembangan dan peningkatan kualitas disegala bidang.9 Dari semua
peran yang telah dilakukan oleh SAGAF, peneliti lebih tertarik dengan
7 SAGAF News, Vol.I, September 2014, Hlm. 2 8 Banyak peran yang telah dilakukan oleh pemuda Sagaf untuk mengembangakan dan
meningkatkan Kabupaten Gresik baik dalam bidang pendidikan, sosial, politik, maupun pemerintahan. Peran yang dilakukan SAGAF dalam bidang sosial antara lain yaitu, membentuk kelompok program pemberdayaan masyarakat dampingan dan juga program penyaluran bantuan ternak kepada masyaraka Gresik yang tidak mampu. Peran yang dilakukan SAGAF dalam bidang pendidikan antara lain yaitu, sekolah PAR (Participatory, Action, Research) untuk para pemuda yang ada dilingkungan Kabupaten Gresik. Peran yang dilakukan pemuda Sagaf dalam bidang politik antara lain yaitu, program SGA (The Sunan Giri Award) yang merupakan suatu program kompetisi pelayanan publik tingkat desa di Kabupaten Gresik untuk menuju desa kompetitif dan bebas korupsi.
9 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori- Teori Psikologi Sosial, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), Hlm.215
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
peran SAGAF dalam bidang-bidang politik atau pemerintahan yaitu
dengan program program kompetisi pelayanan publik tingkat desa di
Kabupaten Gresik.
Pelayanan publik merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan
pemenuhan kebutuhan masyarakat yang dilaksanakan oleh instansi
pemerintah baik pusat maupun daerah yang sesuai dengan peraturan
perundang- undangan baik dalam bentuk barang, jasa, maupun pelayanan
administratif.10
Menurut UU No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik,
pelayanan publik adalah rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan perundang- undangan bagi setiap
warga Negara dan penduduk atas barang, jasa dan atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.11
Desa atau kelurahan merupakan kepanjangan utama pemerintah dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat, dan dari pintu desa/ kelurahan
itulah pelayanan pertama dilakukan oleh pemerintah. Pemenuhan standar
minimal pelayanan ditingkat desa dan kelurahan diharapkan dapat
memperkuat pelayanan publik serta memperbaiki citra pelayanan kepada
masyarakat.
Dalam Islam, sesungguhnya Allah SWT pun juga sudah mengatur
berbagai cara untuk mewujudkan konsep pelayanan publik yang biasa
dikenal dengan konsep pelayanan prima yang tertuang dalam kitab suci 10 Nurman, Strategi Pembangunan Daerah, (Jakarta: Rajawali Pers 2015), Hlm. 18 11 Abdul Chalik dan Muttaqin Habibullah, Pelayanan Publik Tingakat Desa, (Yogyakarta:
Interpena, 2015), Hlm. 15
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
Al- Qur’an, dan kita sebagai umat islam tidak mpernah menyadari itu
sama sekali. Kebanyakan orang Islam di Indonesia pun enggan melihat
atau mempelajari ajaran- ajaran agamanya dan mereka mengimpor konsep
dari luar Islam. Konsep Islam mengajarkan bahwa dalam memberikan
layanan dari usaha yang dijalankan baik itu berupa barang atau jasa jangan
memberikan yang buruk atau tidak berkualitas, melainkan yang bekualitas
kepada orang lain.
Dengan memberian pelayanan yang menunjukkan kesopanan dan
kelemah lembutan akan menjadi jaminan rasa aman bagi konsumen dan
yang berdampak pada kesuksesan lembaga penyedia layanan jasa.
Berkenaan dengan hal ini, Al Qur’an Surat Ali Imran ayat 159 menyatakan
bahwa :
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian
apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya. (QS. Ali Imran : 159)12
Syariat Islam menilai bahwa perbuatan atau pelayanan terbaik kepada
orang lain pada hakikatnya ia telah berbuat baik pada dirinya sendiri,
sebagai mana firman Allah dalam Al-Qur’an:
12 Departemen Agama RI, “Al-Qur’an Dan Terjemahnya Al- Hikmah”, (Bandung: Diponegoro,
2010), Hlm. 71
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
“Jika kamu berbuat baik, (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri.” (QS. Al-Isra’: 7)13
Islam mengajarkan kepada kita apabila berkeinginan memberikan
hasil usaha baik berupa barang /benda ataupun pelayanan/jasa hendaknya
memberikan pelayanan yang berkualitas kepada orang lain. Seperti yang
dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 276:
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (dijalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu, dan janganlah kamu meilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri
tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
(QS. Al-Baqarah : 276)14 Bagaimana seorang pelayan publik bisa memberi pelayanan terhadap
masyarakat sepenuh hati sesuai Standart Operating Procedure (SOP) yang
telah ditentukan, sebagai pelayanan publik harus mempunyai jiwa yang
adil, jujur, akuntabel, transparan semua itu kunci dari keberhasilan
pelayanan agar Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terpenuhi.
Namun kenyataannya tidak semua desa/ kelurahan memberikan
pelayanan maksimal kepada masyarakat baik dalam arti pelayanan publik
sesungguhnya, pelayanan publik dalam konsep Islam, maupun amanat
13 Ibid., Hlm. 282 14 Ibid., Hlm. 47
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
yang terkandung dalam UU No.25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
Permasalahan Pelayanan Publik yang ada di Kabupaten Gresik khususnya
di tingkat desa yaitu kegiatan layanan yang dilakukan diluar jam kerja,
tanpa mengenal batas waktu, tidak memiliki standar operasional, dan
dilakukan seenaknya oleh aparatur desa. Proses pelayanan publik yang
seperti ini sama sekali tidak diketahui dan dikontrol ketat oleh pengambil
kebijakan diatasnya, sehingga terkesan pelayanan publik ditingkat desa
dibiarkan berjalan mengikuti ritme dan mekanisame arus lokal dimasing-
masing daerah (desa/ dusun) tanpa adanya standard dan aturan yang
universal. Bayangkan saja pelayanan publik yang seperti itu terjadi di
Kabupaten Gresik yang notabenenya masih termasuk kota, bagaimana
dengan pelayanan publik di desa- desa yang jauh dari kontrol dan
jangkauan pengawasan pemerintah.
Sebagai organisasi pemuda yang sangat peka tentunya The Sunan Giri
Foundation (SAGAF) sangat prihatin ketika dihadapkan dengan realitas
pelayanan publik di Kabupaten Gresik. Kondisi pelayanan publik dinilai
benar- benar sangat kurang atau bisa dikatakan sangat buruk. Persoalan
pelayanan publik merupakan persoalan mendasar yang dihadapi oleh
pemerintah baik pada level nasional maupun regional yaitu pada tingkatan
desa. Tidak semua desa memberikan pelayanan maksimal yang sesuai
dengan kaidah dan standart yang telah diatur dalam Undang- Undang,
terutama yang tertuang dalam UU No. 25 tahun 2009 tentang pelayanan
publik.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
Hanya sedikit desa yang berkerja sesuai dengan aturan maupun
prosedur, dan tidak semua perangkat desa berada ditempat pada saat
masyarakat datang untuk mengurus keperluannya. Serta tidak semua
masyarakat juga mendapatkan pelayan yang tepat waktu, serta tidak semua
layanan tergambar dengan jelas, transparan dan obyektif. Begitulah
gambaran pelayanan publik ditingkat desa di Kabupaten Gresik. Hal yang
menurut peneliti mudah ditemui dan diukur, karena sebagian dari kita
pernah mengalaminya.
Inilah realitas pelayanan publik yang terjadi dan dirasa tidak perlu
diperdebatkan siapa yang salah dan bertanggung jawab atas semua itu,
karena semua pihak semestinya berkewajiban untuk meretas persoalan
tersebut tidak terkecuali SAGAF. SAGAF pun memberikan solusi kepada
pihak Pemerintah Kabupaten Gresik yaitu sebuah gagasan untuk
menyelenggarakan aktivitas pembinaan, pendampingan, dan pemberian
penghargaan di bidang pelayanan publik yang dikenal dengan sebutan The
Sunan Giri Award (SGA).
The Sunan Giri Award (SGA)15 adalah program kompetisi pelayanan
publik tingkat desa di Kabupaten Gresik, pemberian penghargaan bagi
desa- desa yang memiliki pelayanan publik terbaik. Program tersebut
berisikan penilaian dan apresiasi atas proses dan pencapaian pelayan
publik di tingkat desa dan kelurahan di Kabupaten Gresik, yang mana
15 Pada tahun 2014, tepatnya pada 7 Maret konsep dan desain SGA dipresentasikan di kementrian
PAN dan RB sebagai “The Most Innovative Program” di bidang pelayanan publik. Dimungkinkan dari hasil presentasi tersebut konsep SGA akan direplikasi secara nasional karena, memiliki dampak nyata terhadap pelayanan publik di tingkat desa.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
pemberian penghargaan sebelumnya melalui proses pembinaan dan
pendampingan.16 Program SGA merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan kualitas pelayanan Pemerintah Desa terhadap masyarakat,
dan SAGAF memantau progress perkembangan kualitas pelayanan di
setiap desa di Kabupaten Gresik setiap tahunnya.17 Melalui SGA, SAGAF
memiliki kemungkinan lebih besar untuk menjangkau permasalahan lebih
dekat dengan memanfaatkan keunggulan network serta mengembangkan
gagasan inovatif untuk menanggulangi masalah pelayanan publik maupun
meningkatkan kualitas pelayanan dan kebijakan publik.
SAGAF merupakan inspirasi dan semangat baru dari pemuda dalam
memberikan pelayanan publik yang lebih baik kepada masyarakat. Karena,
pemuda adalah tenaga produktif (pembangunan) hari ini dan masa depan
suatu bangsa. Pemuda menjadi “mesin” bangsa yang diharapkan mampu
mengatasi beban bangsa dan mengangkat martabat bangsa ini.18 Sehingga
nasib Kabupaten Gresik juga berada ditangan pemuda. Pemuda Gresik
harus meneruskan tongkat estafet kepemimpinan. Apa yang di alami
Kabupaten Gresik hari ini adalah bentuk atau hasil dari peran dan kiprah
pemuda Gresik pada hari kemarin. Dan peran atau kiprah apapun yang
dilkukan pemuda Gresik hari ini akan menentukan nasib Kabupaten
Gresik hari esok.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti terdorong untuk meneliti SAGAF
Gresik yang dianggap memiliki peran besar dalam kehidupan 16 Abdul Chalik dan Muttaqin Habibullah. op. cit. Hlm. 36 17 SAGAF News, Vol.I, September 2014, Hlm. 3 18 Nur Khalik, op. cit. Hlm. 55
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
penyelenggaraan pelayanan publik. Hal inilah yang menarik untuk
dijadikan sebuah penelitian yang berjudul “PERAN PEMUDA DALAM
PENGEMBANGAN PELAYAN PUBLIK; Studi Peran Pemuda dalam
Pengembangan Pelayanan Publik Tingkat Desa diKabupaten Gresik”
1.2. Batasan Masalah
Peneliti perlu untuk memberikan batasan penelitian Peran Pemuda
dalam Pengembangan Pelayanan Publik Tingkat Desa di Kabupaten
Gresik, sebagai berikut :
1. Pemuda dalam penelitian ini adalah seluruh pengurus dan anggota The
Sunan Giri Foundation (SAGAF) Gresik.
2. Peran dalam penelitian ini adalah segala bentuk peran yang dilakukan
The Sunan Giri Foundation (SAGAF) dalam pengembangan
pelayanan publik di Kabupaten Gresik.
3. Pelayanan publik dalam penelitian ini adalah semua pelayanan publik
yang diberikan pada tingkat desa di Kabupaten Gresik.
1.3. Rumusan Masalah
1. Apa yang mendasari munculnya gagasan program pengembangan
pelayanan publik tingkat desa yang diinisiasi oleh pemuda ?
2. Bagaimana peran pemuda dalam pengembangan pelayanan publik
tingkat desa di Kabupaten Gresik ?
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
3. Bagaimana dampak yang dihasilkan dari peran pemuda terhadap
pengembangan pelayanan publik tingkat desa di Kabupaten Gresik ?
1.4. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan rumusan masalah di atas, maka peneliti
mempuyai tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini. Adapun tujuan
dari penelitian ini agar memperoleh gambaran yang jelas dan tepat serta
terhindar dari adanya interpretasi dan meluasnya masalah dalam
memahami isi penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan apa yang mendasari munculnya gagasan program
pengembangan pelayanan publik tingkat desa yang diinisiasi oleh
pemuda.
2. Mendeskripsikan peran pemuda dalam pengembangan pelayanan
publik tingkat desa di Kabupaten Gresik.
3. Mendeskripsikan dampak yang dihasilkan dari peran pemuda terhadap
pengembangan pelayanan publik tingkat desa di Kabupaten Gresik.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
1.5. Kegunaan Penelitian
Berhubungan dengan tujuan penelitian diatas maka penulis paparkan
bahwa kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Dari segi teoritis penelitian ini merupakan kegiatan dalam
rangka mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya wacana
pendidikan dan kepemudaan. Secara akademis penelitian ini
diharapkan mampu memberi sumbangan teori tentang peran
pemuda dalam pengembangan pelayanan publik tingkat desa,
kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya
khususya kepada mahasiswa Dirasah Islamiah Kepemudaan dan
perpustakaan sebagai bahan bacaan yang bersifat ilmiah dan
sebagai kontribusi khazanah intelektual.
2. Manfaat Praktis
Pada segi praktis penelitian, penulis berharap mampu
meningkatkan dan menguatkan pemahaman peran pemuda dalam
pengembangan pelayanan publik tingkat desa, khususnya
organisasi kepemudaan The Sunan Giri Foundation (SAGAF)
Gresik.
Manfaat selanjutnya adalah bagi masyarakat dapat diberikan
landasan berpikir, tahapan berpikir dan implementasi pentingnya
peran pemuda dalam pengembangan pelayanan publik, baik
tingkat daerah maupun nasional.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
Manfaat bagi pemerintah sebagai masukan serta bahan
analisa dan wacana bagaimana peran pemuda dalam
pengembangan pelayanan publik, baik tingkat daerah maupun
nasional.
1.6. Penelitian Terdahulu
Banyak penelitian terdahulu yang ada hubungannya dengan penelitian
ini, adalah sebagai berikut :
1) Penelitian yang dilakukan oleh Yuni Siti Aisah yang berjudul “Kajian
Governance Networks Dalam Program The Sunan Giri Awards di
Kabupaten Gresik” dalam bentuk Skripsi, penelitian ini diterbitkan
oleh Jurusan PMP-KN Universitas Negeri Surabaya Tahun 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan relasi yang terjalin antar
partisipasi network yakni Pemerintah Kabupaten Gresik dan The
Sunan Giri Foundation dalam penyelenggaraan The Sunan Giri
Awards agar network yang dibentuk dapat berjalan dengan baik
berdasarkan perspektif Governance Network. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Data
merupakan data primer dan sekunder yang dipadukan yang diperoleh
melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel tersebut
diatas mempresentasikan relasi yang terjalin antara Pemerintah
Kabupaten Gresik dan The Sunan Giri Foundation dalam
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
penyelenggaraan The Sunan Giri Awards (SGA). Variabel modal
menjelaskan kemampuan kedua belah pihak untuk dapat berkontribusi
menyertakan partisipasinya dalam network. Variabel model ikatan
menjelaskan relasi yang terjalin melalui sebuah negosiasi untuk
berjejaring dalam sebuah program yaitu The Sunan Giri Award (SGA)
dimana kedua belah pihak akan bekerja bersama. Variabel perangkat
kebijakan menjelaskan peraturan yang mendasari kedua belah pihak
melakukan aktifitas kerja dengan fungsi kedudukan tertentu dalam
kebijakan yang bersangkutan. Variabel strategi administratif
menjelaskan koordinasi para aktor untuk dapat mengakses berbagai
alat administratif dan strategi yang terdapat dalam network. Variabel
struktur akuntabilitas menjelaskan pertanggungjawaban kedua belah
pihak akan kinerja mereka dalam network kepada network maupun
otoritas yang lebih tinggi dari kedua belah pihak. Variabel sistem
manajemen kinerja menjelaskan monitoring terhadap kinerja kedua
belah pihak dalam network pada keseluruhan rangkaian program.19
Apabila dikaitkan dengan penelitian ini sama- sama membahas
tentang pelayanan publik, namun yang membedakan pada penelitian
yang dilakukan oleh Yuni Siti Aisah ini lebih fokus pada governance
network dalam pengembangan pelayanan publik tingkat desa,
sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti lebih fokus membahas
19 Yuni Siti Aisah, Kajian Governance Networks Dalam Program The Sunan Giri Awards
Dikabupaten Gresik, (Surabaya: UNESA)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
tentang peran pemuda dalam pengembangan pelayanan publik tingkat
desa di Kabupaten Gresik.
2) Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Ishardino Satries yang
berjudul “Peran Serta Pemuda Dalam Pembangunan Masyarakat”
dalam bentuk Jurnal, penelitian ini diterbitkan oleh Jurnal FISIP
Madani Tahun 2009 Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan
peran pemuda dalam pembangunan masyarakat. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Keberadaan
pemuda yang aktif dalam kegiatan kemasyarakatan merupakan salah
satu solusi dari upaya pemberdayaan masyarakat sekitarnya. Sebab
pemuda dengan segala potensinya diharapkan mampu mengangkat
derajat masyarakat sekitar melalui berbagai kegiatan dan organisasi
yang didirikannya. Namun, pengembangan potensi pemuda ini masih
minim dukungan dari pihak pemerintah baik pusat maupun daerah.
Hal tersebut terbukti dari minimnya anggaran kepemudaan di daerah
dan anggaran tersebut diberikan hanya pada satu organisasi pemuda
yang dianggap representasi dari organisasi kepemudaan lainnya.
Untuk itu diperlukan upaya kreatif dari pemuda untuk dapat
berpartisipasi dalam pemberdayaan masyarakat seperti menggandeng
pihak swasta sebagai donatur.20
20 Wahyu Israhardino Satries, Peran Serta Pemuda Dalam Pembangunan Masyarakat, (Jurnal
FISIP: Madani, Vol. 9, No. 01, Edisi I/ Mei 2009)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
Apabila dikaitkan dengan penelitian ini sama- sama membahas
tentang peran pemuda, namun yang membedakan pada penelitian
yang dilakukan oleh Wahyu Ishardino Satries ini lebih fokus pada
peran pemuda dalam pembangunan masyarakat, sedangkan penelitian
yang dilakukan peneliti lebih fokus membahas tentang peran pemuda
dalam pengembangan pelayanan publik tingkat desa di Kabupaten
Gresik.
3) Penelitian yang dilakukan oleh Sabat Banuaji, Wiwik Widayati dan
Puji Astuti yang berjudul “Peran Gerakan Pemuda Ansor dalam
Penguatan Civil Society di Kabupaten Jepara” dalam bentuk Jurnal,
penelitian ini diterbitkan oleh Journal of Politic and Government
Studies Tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan
peran pemuda dalam penguatan civil society. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa keberadaan GP
Ansor selama ini terkesan begitu kental dengan aroma politik. Hal ini
memang karena aktivis GP Ansor banyak terlibat di ranah politik.
Aktivis GP Ansor lebih tertarik menjadi politisi ketimbang sebagai
penyangga gerakan civil society. Sayangnya, naluri politik tersebut
belum berkorelasi positif terhadap usaha-usaha GP Ansor dalam turut
memberikan pemahaman dalam membangun iklim demokrasi pada
masyarakat. Selama ini belum ada kegiatan yang sifatnya memberikan
pemahaman tentang kewarganegaraan dan kebangsaan. Sebaliknya,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
kegiatan yang dilakukan selama ini masih banyak yang bersifat ritual-
ritual keagamaan seperti pengajian dan sebagainya. Menghadapi
realitas kebangsaan dengan problem yang sangat kompleks, tentu
membutuhkan adanya kedewasaan politik, bukan hanya kearifan
politik dengan sikap arif dan bijaksana mengahapi kompleksitas
problem kebangsaan, akan tetapi GP Ansor dituntut perannya secara
riil untuk lebih mengedepankan kepentingan rakyat diatas kepentingan
kelompok atau golongan. Tidak ada jalan lain bagi GP Ansor agar
tidak ditinggalkan warganya, perlu strategi yang lebih kreatif dan
aspiratif dalam ikut membantu pemerintah meringankan beban
masyarakat.21
Apabila dikaitkan dengan penelitian ini sama- sama membahas
tentang peran pemuda, namun yang membedakan pada penelitian
yang dilakukan oleh Sabat Banuaji, Wiwik Widayati dan Puji Astuti
ini lebih fokus pada peran pemuda dalam penguatan civil society,
sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti lebih fokus membahas
tentang peran pemuda dalam pengembangan pelayanan publik tingkat
desa di Kabupaten Gresik.
4) Penelitian yang dilakukan oleh Yaya Mulya Mantri yang berjudul
“Peranan Pemuda Dalam Pelestarian Seni Tradisional Benjang Guna
Meningkatkan Ketahanan Budaya Daerah (Studi di Kecamatan
Ujungberung Kota Bandung Provinsi Jawa Barat)” dalam bentuk 21 Sabat Banuaji, Wiwik Widayati dan Puji Astuti, Peran Gerakan Pemuda Ansor dalam
Penguatan Civil Society di Kabupaten Jepara, (Journal of Politic and Government Studies, Vol. 2, No. 04, Tahun 2013)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
Jurnal, penelitian ini diterbitkan oleh Jurnal Ketahanan Nasional
Tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan peranan
pemuda dalam pelestarian seni tradisional guna meningkatkan
ketahanan budaya daerah. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pertama, peran
pemuda dalam pelestarian seni tradisi onal Benjang yang terbagi
dalam lima peran yaitu: peran pewarisan, peran pemilik, peran pelaku,
peran inovatif, dan peran edukatif. Kedua, pemuda menghadapi tiga
kendala dalam pelestarian seni tradisional Benjang, yaitu kendala
dalam mengembangkan seni tradisional Benjang, kurang nya
keterlibatan dari berbagai pihak, dan masuknya budaya asing secara
masif. Ketiga, meningkatnya kesadaran dan identitas budaya lokal,
perubahan tanpa menyalahi orisinalitas budaya daerah, dan
menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya
daerah.22
Apabila dikaitkan dengan penelitian ini sama- sama membahas
tentang peran pemuda, namun yang membedakan pada penelitian
yang dilakukan oleh Yaya Mulya Mantri. ini lebih fokus pada peranan
pemuda dalam pelestarian seni tradisional guna meningkatkan
ketahanan budaya daerah., sedangkan penelitian yang dilakukan
22 Yaya Mulya Mantri, Peranan Pemuda Dalam Pelestarian Seni Tradisional Benjang Guna
Meningkatkan Ketahanan Budaya Daerah (Studi di Kecamatan Ujungberung Kota Bandung Provinsi Jawa Barat), (Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. XX, No. 03, Desember 2014)