Download - Bab i, II, III & IV - Sidharta
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Terjadinya Perang Dingin (Cold War) ditandai dengan
pembagian blok yang jelas antara blok Timur pimpinan Uni
Soviet yang berhaluan komunis dengan blok Barat pimpinan
Amerika Serikat yang menganut kapitalisme. Hubungan
Internasional pada kurun waktu sejak berakhirnya Perang Dunia
II tak lepas dari kerangka Perang Dingin. Dominasi Uni Soviet dan
Amerika Serikat terhadap para sekutunya menyebabkan
hubungan internasional sangat dipengaruhi kepentingan kedua
negara adidaya. Tidak mengherankan muncullah blok-blok aliansi
yang lebih didasarkan pada persamaan ideologis. Hampir semua
langkah diplomatik dipengaruhi oleh tema-tema ideologis yang
kemudian dilengkapi dengan perangkat militer.
Menurut Juwono Sudarsono, secara resmi apa yang dikenal
sebagai Perang Dingin berakhir pada kurun waktu 1989-1990
dengan runtuhnya Tembok Berlin pada 9 November 1989 serta
menyatunya Jerman Barat dan Timur pada 3 Oktober 1990.1
Perkembangan itu disusul dengan bubarnya Uni Soviet pada 25
11) Juwono Sudarsono, State of the Art The International Relations: Mengkaji Ulang Teori Hubungan Internasional dalam Perkembangan Studi Hubungan Internasional dan Tantangan Masa Depan ( Pustaka Jaya, Jakarta, 1996. Hal. 43 )
Desember 1991 bersamaan dengan mundurnya Mikhail
Gorbachev sebagai kepala negara. Setelah berakhirnya Perang
Dingin yang ditandai antara lain runtuhnya Tembok Berlin dan
bubarnya Uni Soviet, Amerika Serikat menjadi satu-satunya
negara adidaya. Munculnya tema-tema baru atau berlanjutnya
tema-tema lama dalam kerangka hubungan antar bangsa tak
hanya mengubah cara pandang negara besar terhadap negara
kecil tetapi juga dalam tingkat tertentu bisa menggeser pola
diplomasi antar negara.
Berakhirnya salah satu episode dalam hubungan antar
bangsa berupa Perang Dingin, melahirkan realitas baru dalam
perhatian negara besar dan negara yang bekas komunis. Isu-isu
utama yang menjadi pilar hubungan internasional juga
mengalami pergeseran. Meskipun isu lama yang menyangkut
keamanan nasional dan pertentangan masih tetap berlanjut
namun tak dipungkiri adanya perhatian baru dalam tata
hubungan antar negara dan antar bangsa. Menurut Juwono,
sedikitnya ada empat isu yang jadi sorotan baru, Yaitu :2
1. Pada era pasca Perang Dingin, perhatian lebih difokuskan
pada usaha memelihara persatuan dan kesatuan bangsa
menghadapi lingkungan internasional yang belum jelas,
karena lingkungan internasional sekarang lebih kabur,
2) Ibid, hal. 43
2
sering tidak menentu dan lebih mengandung kompetisi
meraih akses pada ilmu, modal dan pasar di negara-
negara kaya.
2. Sorotan ini tidak terlalu baru tapi sekarang muncul ke
permukaan yakni soal keamanan regional.
3. Sorotan dunia jatuh kepada masalah ekonomi - politik
internasional, hal ini disebabkan pembentukan blok-blok
ekonomi dapat dikatakan sebagai akibat dari menguatnya
isu tersebut.
4. Terakhir terpusat pada apa yang dinamana sebagai “3 in
1” yakni lingkungan hidup, hak asasi manusia dan
demokratisasi.
Sejarah telah banyak mencatat bahwa beberapa dari
pemerintahan yang diktator kemudian harus tumbang oleh
gerakan parlementer ataupun ekstra parlementer. Dan fenomena
ini telah terjadi di berbagai negara, seperti yang terjadi di Kuba
pada tahun 1959 ketika pemerintahan Fulgencio Batista yang
mengabdi pada kepentingan Amerika Serikat akhirnya harus
tumbang oleh gerakan 26 Juli yang dipimpin oleh Fidel Castro
Ruz.
Setelah revolusi, Kuba melakukan perubahan mendasar
dalam berbagai bidang dan berusaha melepaskan diri dari
3
belenggu kapitalisme dibawah kendali Amerika Serikat. Dan saat
ini Kuba merupakan salah satu negara di Amerika Latin yang
bebas dari belenggu ekonomi dan politik Amerika Serikat. Meski
demikian sampai saat ini Kuba masih terkena embargo ekonomi
yang dikenakan Amerika Serikat sejak tahun 1960 sampai
dengan saat ini. Embargo ini dilakukan akibat ulah pemerintahan
baru pasca revolusi yang melakukan nasionalisasi terhadap
perusahaan-perusahaan asing milik Amerika Serikat dan
berbagai kebijakan lain termasuk pembaharuan agraria dan
tentunya kebijakan tersebut sangat merugikan kepentingan
modal asing yang telah lama menguasai aset-aset produktif
Kuba.
Akibat runtuhnya Uni Soviet, diawal tahun 1990-an, Kuba
terjerembab kedalam krisis ekonomi. Dalam beberapa bulan,
Kuba kehilangan 4/5 jalur perdagangan dengan negara luar.
Pabrik-pabrik tutup, toko-toko tidak beraktivitas dan transportasi
kapal dari perusahaan minyak Soviet sampai perusahaan
makanan Hongaria yang mengangkut makanan, bahan bakar,
bahan baku dan bahan-bahan pabrik berangsur-angsur berhenti.3
Pasca runtuhnya Uni Soviet, Kuba melakukan reformasi
dalam berbagai bidang untuk kembali membangun pondasi
struktur ekonominya yang mengalami krisis. Masa ini oleh rakyat
3) Diakses dari : www.bestcyrano.org/cameronMarce.TruthCuba.cfm, Green Left Weekly, 2005. Pada Tanggal : 17 Februari 2010, Pukul : 02.34 Wib
4
Kuba disebut sebagai “Special Period in a Peace of Time”. Masa
inilah yang menjadi tonggak kemandirian Kuba untuk
membangun infra dan suprastruktur kehidupan ekonomi, politik
dan sosial negaranya.4
Meski hingga kini Kuba masih terkena sanksi embargo oleh
Amerika Serikat, rakyat Kuba mampu menyediakan bahan
pangan yang memadai serta mengalami kemajuan di bidang
pendidikan dan kesehatan. Pendidikan dan kesehatan gratis
untuk rakyat yang diterapkan oleh Kuba, telah memajukan
banyak aspek kehidupan mereka. Kemajuan pada
pengembangan teknologi pertanian telah berhasil menyamai
sistem pertanian termaju di Amerika Serikat. Seluruh lulusan
universitas dimobilisasi untuk membuat penemuan-penemuan
mutakhir bagi pengembangan teknologi pertanian, pendidikan
dan kesehatan.5
Satu harapan terciptanya integrasi regional kemudian
dikaitkan dengan fenomena yang sedang terjadi. Yaitu
momentum kemenangan sosialisme dalam beberapa pemilu
terakhir. Hugo Chavez di Venezuela dan kemenangannya pada
Pemilu terakhir, menandakan dialah seorang yang memiliki
ambisi untuk mewujudkan cita-cita ini. Karena kedekatan basis
4) Ibid,5) Ada Apa dengan Kuba, Sebuah Contoh Pemerintahan Rakyat Miskin, Terbitan Seruan Buruh FNPBI, edisi XIX, 2002 hal. 18-19
5
ideologis para pemimpin ini bagaimana pun adalah modal bagi
terciptanya kesepemahaman untuk bekerjasama.6
Jika perhatian utama diarahkan pada kepentingan nasional
setiap negara Amerika Latin dan mencermati karakteristik rezim
yang kiri, maka Rasionalisasi pembentukan aliansi menjadi
mungkin. Asumsi dasarnya adalah kecenderungan negara-
negara yang memanfatkan rezim atau institusi internasional
untuk mencapai kepentingan negara tersebut. Maka negara-
negara tersebut kemudian membentuk rezim selama hal
tersebut masih bisa memenuhi kepentingan mereka. Chavez dan
Evo Morales yang berkepentingan untuk tetap vokal terhadap
Washington tentu saja akan melihat kepentingan ini akan lebih
baik jika didukung oleh negara-negara lain.
Kerjasama yang dibangun dengan Kuba diantaranya supply
minyak sebanyak 53.000 barrel per hari, yang merupakan
setengah dari kebutuhan Kuba per harinya. Sebaliknya Kuba
membantu Venezuela dengan pengiriman 20.000 tenaga
kedokteran dan personil medikal untuk banyak poliklinik dan
rumah sakit, 6.500 pelatih olahraga, 2.000 guru untuk
pemberantasan buta huruf. Dengan berbagai negeri Amerika
Latin lainnya Venezuela juga mengadakan kerjasama erat,
6) Diambil dari : http://www.venezuelanalysis.com/analysis/339 “ALBA: Bolivarian Alternative for Latin America and the Caribbean”
6
antara lain dengan Bolivia, Argentina, Peru, Equador, Brasilia,
Chili dan daerah Karibia.7
Maka Venezuela bersama Kuba mencoba membangun blok
Amerika Latin yang bukan hanya bergerak pada ekonomi, tetapi
juga berperan sebagai sebuah aliansi politik yang diharapkan
dapat berfungsi sebagai alat untuk mengintegrasikan negara-
negara di AL. Selain itu, bagaimana blok ini juga dapat
memfasilitasi kepentingan-kepentingan negara-negara Amerika
Latin, terutama satu persoalan bersama yaitu keluar dari krisis
berkepanjangan. Dalam rangka terciptanya dunia yang
multipolar inilah Hugo Venezuela dan Castro dengan giat
mendorong terbentuknya komunitas Amerika Latin dan
menganjurkan perlawanan terhadap neo-liberalisme yang
selama ini diterapkan di Amerika Latin.
Mar del Plata, Argentina, menjadi saksi keberhasilan
Venezuela dan Kuba mengkonsolidasikan penolakan terhadap
blok perdagangan yang diprakarsai oleh AS yaitu FTAA dan
sekaligus mendeklarasikan ALBA. Selain itu, pendidikan dan
kesehatan adalah garapan utama yang diprogramkan dalam
ALBA. Pada awal konsensus antara Cuba dan Venezuela, Cuba
mengirimkan 15 ribu tenaga kesehatan ke Venezuela dan
7 Diakses dari : http://www.panggilakuika.wordpress.com/2008/05/05/ “Perbandingan Orientasi Ekonomi Internasional Amerika Serikat Dan Venezuela” Pada tanggal 13 Februari 2010, Pukul 21.45 WIB
7
memberikan beasiswa sekolah kedokteran di Cuba bagi 2.000
mahasiswa Venezuela. Sebagai gantinya, Venezuela mematok
harga minyak bagi Cuba 27 dolar AS per barel dan mentransfer
teknologi energi.
Bersama gerakan rakyat anti imperialisme yang tumpah
ruah di jalan-jalan Argentina, Hugo Chavez berhasil membuat
pemimpin-pemimpin negara yang semula mendukung
perdagangan bebas AS menjadi sepakat dengan nota
pembentukan ALBA. Keanggotaan ALBA terus bertambah dari
hanya Venezuela dan Kuba, disusul Bolivia dan Nikaragua.
Masuknya Bolivia ke ALBA, menurut Presiden Bolivia, Evo Morales
dilandasi keinginan untuk menciptakan agenda bersama serta
meraih peluang keuntungan politik dan ideologis melalui
perdagangan dan ekonomi.8
Citra baik yang ditunjukan Evo Morales di berbagai negeri
Amerika Latin juga didukung oleh kesediaan pemerintahannya
untuk membantu atau mengadakan kerjasama dengan
hubungan yang saling menguntungkan dan tanpa dominasi.
Hubungan yang erat sekali adalah dengan Kuba, dengan
ditandatanganinya sejumlah besar perjanjian kerjasama di
bidang politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan.9
8) FTAA Histories: http://en.wikipedia.org/wiki/FTAA/history_pre-1994. Akses: Sabtu, 13 Februari 2010; 21.35 WIB9) Zely Ariane. “Hugo Chavez Berhasil Melawan AS. Pikiran Rakyat”, 26 Mei 2006; http://www.pikiran – rakyat. Com/cetak/2008/052008/-26/0903.htm.
8
Evo Morales mendapat dukungan dari banyak pemimpin-
pemimpin kiri lainnya, terutama Presiden Venezuela, Hugo
Chavez. Pemerintahan ini juga langsung membangun kerja sama
dengan Venezuela dalam hal perminyakan, serta dengan Kuba
dalam program pendidikan dan kesehatan, untuk memenuhi
kebutuhan rakyat Bolivia. Terpilihnya Morales sebagai Presiden
Bolivia merupakan puncak dari gelombang gerakan sosialis baru
Amerika Latin, yang menimbulkan kekhawatiran besar bagi
Gedung Putih. Kondisi ini terjadi di saat musuh besar AS lainnya
yang beraliran sosialis, Fidel Castro yang ketika itu masih
berkuasa di Kuba.
Pengaruh Hegemoni juga terkait erat dengan alasan
mengapa regionalisme dibentuk. Setidaknya ada empat alasan
arti penting regionalisme terkait dengan hegemoni; Pertama,
kelompok subregional biasanya didirikan untuk menghadapi
kekuatan hegemon yang aktual dan mengancam secara
eksistensial. Sebagai contoh kerjasama Amerika Latin untuk
menghadapi Amerika Serikat. Kedua, regionalisme juga
merupakan cara untuk membatasi berkembangnya sebuah
kekuatan hegemon yang potensial. Ketiga, adanya tendensi bagi
negara yang lemah untuk mendapatkan hubungan yang lebih
baik dengan hegemon lokal lewat regionalisme. Ini didapatkan
oleh negara-negara yang relatif lemah baik politik, militer,
9
maupun ekonominya. Keempat, hegemon lokal sendiri bisa jadi
cenderung untuk terlibat aktif dalam konstruksi institusi regional.
Dalam beberapa kasus, hegemon lokal yang biasanya memiliki
kepemimpinan yang kuat dan memiliki inisiatif untuk
menyelesaikan masalah bersama.
B. PERUMUSAN MASALAH
Sebuah pemerintahan negara dimanapun di bumi ini
dengan apapun pandangan hidupnya selalu menginginkan
kesejahteraan pada seluruh rakyatnya. Ideologi negara akan
melahirkan sebuah mekanisme bagaimana pemerintahan yang
berkuasa melakukan pembangunan dan mencoba
mensejahterahkan bangsanya. Kekayaan alam disuatu wilayah
negara pasti akan ada habisnya sedangkan kekayaan penduduk
nampaknya tidak akan pernah habis, sebab inilah yang
menjadikan negara-negara di dunia memprioritaskan
pembangunan manusia.
Pembangunan manusia yang dijalankan pemerintah
dimaksudkan untuk memperbesar pilihan-pilihan atau akses
penduduk dalam memperoleh ilmu pengetahuan, mendapatkan
gizi (nutrisi) yang lebih baik, mendapatkan pelayanan kesehatan,
keamanan mata pencaharian, perlindungan dari kejahatan
keamanan dan kekerasan fisik, kepuasan berlibur, kebebasan
10
berbudaya dan berpolitik serta partisipasi masyarakat dalam
pemerintahan. bagi penduduk Bukan sekedar meningkatkan
pendapatan mereka, konsep pembangunan manusia harus
terpusat pada penduduk secara keseluruhan dalam upaya
meningkatkan kemampuan (kapabilitas) manusia serta upaya-
upaya pemberdayaan kemampuan manusia tersebut secara
optimal.
Sistem kesehatan unggulan, seluruh masyarakat dapat
membaca, dan hubungan antar ras terjalin baik. Distribusi
kekayaan jauh lebih merata dibandingkan dengan, misalnya,
negara tetangga Amerika Serikat. Banyak pengamat kiri yang
menyimak prestasi Kuba ini pertumbuhan ekonomi yang cukup
memuaskan, dinas-dinas sosial yang bagus, hubungan antar ras
yang tidak serasis banyak negeri lain dan menarik kesimpulan
bahwa revolusi Kuba sudah membangun sebuah masyarakat
sosialis yang bagus.10
Bergabungnya Bolivia dalam organisasi ALBA adalah
sebagai langkah untuk menciptakan integrasi di kawasan
Amerika Latin menekankan kerjasama ekonomi, politik, sosial
budaya dalam posisi sejajar. Pertukaran teknologi, solidaritas,
dan integrasi merupakan sebuah kerangka untuk saling
10) Diakses dari : www.JournalArahKiri.com – Oleh Dominggus Oktavianus ‘‘Efek Domino di Amerika Latin’’. Pada Tanggal, 6 Desember 2009, pukul 21.35 WIB
11
memajukan dan menghilangkan kemiskinan. Sektor pertanian
dan agrikultur adalah bidang prioritas yang digarap ALBA
sebelum berpikir cara meningkatkan keuntungan dari sebuah
perdagangan. Dalam pandangan ALBA, ketimpangan aturan
mengenai sektor ini dalam perdagangan internasional dewasa ini
tidak mungkin diliberalisasi jika negara maju sendiri memberikan
jutaan miliar dolar subsidi dan tarif impor yang tinggi untuk
melindungi industri agrikultur mereka.
Berdasarkan batasan-batasan masalah diatas, penulis
merumuskan masalah dalam pertanyaan penelitian, yaitu : “Apa
Kerjasama Kuba - Bolivia Melalui Kerangka ALBA Di
Bidang Kesehatan Dan Pendidikan Dalam Membantu
Kesejahteraan Rakyat Bolivia (2006 – 2009)?”, ”Mengapa
Kuba Membantu Bolivia ?”
C. TUJUAN PENELITIAN
Dalam penelitian ini, penulis memiliki tujuan sebagai
berikut :
1. Mendeskripsikan Upaya Kuba dalam membantu perubahan
kondisi ekonomi Bolivia melalui kerangka ALBA;
2. Memaparkan bentuk-bentuk program kerjasama Kuba
dalam membantu Bolivia
3. Menjelaskan alasan Kuba memberikan bantuan kepada
Bolivia
12
4. Sebagai syarat untuk menempuh Sarjana Strata Satu
dilingkungan Universitas Prof. Dr. Moestopo (B) FISIP – HI.
D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat didalam penelitian ini adalah, sebagai
berikut :
1. Manfaat penelitian Akademik
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan
teoritis dan mempertegas wawasan berfikir. Kegiatan
penelitian yang dilakukan dengan baik dan menggunakan
kerangka dan metode kepustakaan akan menambah
pengetahuan teoritis maupun memperkaya wawasan dan
pengalaman bagi penulis.
2. Manfaat Praktis
Mengembangkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan.
Data yang dikumpulkan diukur, dibandingkan dan
dianalisis, serta akan dapat memberikan dampak bagi
pengembangan khasanah ilmu pengetahuan baik secara
umum maupun secara khusus terhadap ilmu pengetahuan
yang dijadikan sebagai dasar penulisan skripsi dan sebagai
syarat untuk mencapai gelar sarjana strata satu.
E. TINJAUAN PUSTAKA
13
Dengan meninjau tulisan atau penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya dimana beberapa tulisan tersebut
berkenan dengan tema skripsi ini. Diantaranya adalah hasil
penelitian yang telah dilakukan dari Zukhair Burhan tentang
Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan
Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan
Negara-Negara Amerika Latin.11 Dalam penulisan ilmiah ini
dijelaskan tentang sejarah dan proses tranformasi Kuba ketika di
embargo oleh Amerika Serikat serta upaya Kuba dalam menjalin
hubungan dengan negara-negara di kawasan Amerika Latin
sebagai langkah untuk menyebarkan paham sosialis dan
membantu negara-negara di kawasan tersebut dari jeratan
sistem ekonomi dan politik Liberalis yang selama ini menciptakan
kesenjangan sosial dari negara-negara tersebut.
Sebab banyak negara Amerika Latin yang kebijakan
ekonomi-politiknya didominasi oleh segelintir elit yang
tersubordinasi pada sistem transnasional yang sesuai dengan
proyek politik neoliberalisme yang melakukan hegemoni
terhadap elit-elit lokal di bawah arahan elit transnasional.
Dengan memilih eksekutif pemerintahan dari kalangan aktivis,
Evo Morales telah memutus rantai elit neoliberal transnasional
11 Zukhair Burhan, 2005. Dampak Embargo Ekonomi Amerika Serikat Terhadap Kuba Dan Implikasinya Terhadap Hubungan Amerika Serikat Dengan Negara-Negara Amerika Latin. Makasar : FISIP – UNHAS. (Skripsi tidak dipublikasikan)
14
dan menghilangkan tekanan kelompok transnasional yang ingin
menegaskan hegemoni mereka melalui dominasi politik.
Selain itu dalam sebuah penelitian oleh Tim Anderson dari
Universitas di Sydney tentang Kerjasama Kuba - Timor Leste
Dalam Membantu Masalah Kesehatan Dan Pendidikan. Dalam
pembahasan secara global dapat disebutkan tentang bagaimana
Kuba membantu negara-negara dunia ketiga agar berjuang demi
kesejahteraan sosial dan peningkatan kecerdasan masyarakat
yang nantinya akan berdampak kepada perbaikan dan kestabilan
ekonomi di wilayah tersebut.12
Pada tahun 2006 WHO (World Health Organization)
mengatakan bahwa telah terjadi kekurangan pakar dan ahli
kesehatan sosial di seluruh dunia, namun masalah ini dapat
diatasi oleh negara Kuba yang telah berkomitmen untuk
membantu mengatasi defisit kesehatan dan pendidikan di
negara-negara dunia ketiga. Pada pertengahan 2000-an Kuba
memiliki lebih dari 70.000 orang dokter aktif, 28.000 orang lebih
diantaranya telah ditugaskan keluar luar negeri. Hanya dari
dasar ini kita dapat memahami komitmen luar negeri sangat
besar terutama kepedulian Kuba yang juga memiliki jaringan
dokter pusat keluarga, poliklinik dan rumah sakit, selain itu
12) This paper was presented to the 17 Biennial Conference of the Asian Studies Association of Australia in Melbourne 1-3 July 2008. World Health Organization.
15
industri farmasinya berkualitas dunia serta sistem kesehatan
publik yang bebas akses lebih menekankan promosi kesehatan,
pencegahan dan pendidikan. Inilah kualitas dan kuantitas yang
telah dibangunnya selama beberapa dekade selama di embargo
oleh Amerika Serikat
Sedang penulis akan mengarahkan penelitian ini kepada
upaya integrasi dan solidaritas Kuba dalam membantu
perubahan kondisi ekonomi Bolivia, serta bagaimana kuba juga
menyarankan praktek sosialisnya dengan membantu kondisi
ekonomi negara-negara di Amerika Latin dengan menjalin
kerjasama regional khususnya negara Bolivia yang telah
melepaskan diri dari praktek liberalis kapitalis sejak 2006
sebagai wujud kekecewaannya terhadap kesenjangan sosial,
mahalnya pengobatan dan kebodohan yang merajalela di
negaranya.
Pada akhirnya menciptakan kondisi di negara-negara
Amerika Latin yang semakin terjebak dengan masalah utang,
liberalisasi perdagangan, dominasi ekonomi dan investasi.
Negara-negara ini juga rentan digoyang secara ekonomi dan
politik, seperti krisis yang terjadi di awal tahun 1990-an. Dengan
demikian tujuan dari program kesehatan Kuba telah didasarkan
pada tenaga kerja medis Kuba kebanyakan ditempatkan di
pedesaan yang melayani perawatan kesehatan dasar,
16
dikombinasikan dengan pelatihan sejumlah besar siswa lokal
untuk sekolahkan agar nantinya dapat meningkatkan ekonomi,
politik, SDM dan kualitas pendidikan serta kesehatan di
negaranya.
F. KERANGKA TEORI
Dalam melakukan suatu penelitian yang bersifat ilmiah,
diperlukan seperangkat teori maupun konsep sebagai pijakan
dasar untuk memulainya. Tentu saja teori dan konsep disini
harus relevan dengan penelitian yang dilakukan.
1. Teori Kepentingan Nasional
Dalam teori ini menjelasakan bahwa untuk kelangsungan
hidup suatu Negara maka negara harus memenuhi kebutuhan
negaranya dengan kata lain yaitu mencapui kepentingan
nasionalnya. Dengan tercapainya kepentingan nasional maka
negara akan beRjalan dengan stabil, baik dari segi politik,
ekonomi, sosial, maupun pertahanan keamanan dengan kata lain
jika kepentingan nasional terpenuhi maka negara akan tetap
survive. Kepentingan nasional merupakan tujuan mendasar dan
faktor paling menentukan yang memadu para pembuat
keputusan dalam merumuskan politik luar negeri.
17
Maka dalam penelitian ini, dapat juga dipahami dengan
menganalisa Teori Kepentingan Nasional (National Interest)
Daniel S. Papp yang mengatakan bahwa dalam kepentingan
nasional terdapat beberapa aspek, seperti ekonomi, ideologi,
kekuatan dan keamanan militer, moralitas dan legalitas. Dalam
hal ini, yang mana faktor ekonomi pada setiap kebijakan yang
diambil oleh suatu Negara selalu berusaha untuk meningkatkan
perekonomian Negara yang dinilai sebagai suatu kepentingan
nasional. Suatu kepentingan nasional dalam aspek ekonomi
diantaranya adalah untuk meningkatkan keseimbangan
kerjasama perdagangan suatu Negara dalam memperkuat sektor
industri, dan sebagainya.13
Interaksi antarnegara dalam paradigma hubungan
internasional banyak ditentukan oleh politik luar negeri negara
tersebut. Politik luar negeri tersebut merupakan kebijakasanaan
suatu negara untuk mengatur hubungan luar negeri. Ia
merupakan bagian dari kebijaksanaan nasional negara tersebut
dan semata-mata dimaksudkan untuk mengabdi kepada tujuan-
tujuan yang telah ditetapkan untuk kurun waktu yang sedang
dihadapi, dan hal tersebut lazimnya disebut kepentingan
nasional. Tujuan politik luar negeri adalah mewujudkan
kepentingan nasional negaranya. Tujuan tersebut memuat 13) Daniel S. Papp, “Contemporary International Relation”: A Framework for Understanding, Second Editions (New York: MacMillan Publishing Company, 1988), hal 29
18
gambaran atas keadaan negara di masa mendatang dan kondisi
masa depan yang diinginkan.
Kepentingan nasional (national interest) dipahami sebagai konsep kunci dalam politik luar negeri. Konsep tersebut dapat diorientasikan pada ideologi suatu negara ataupun pada sistem nilai sebagai pedoman prilaku negara tersebut. Artinya bahwa keputusan dan tindakan politik luar negeri bisa didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan ideologis ataupun dapat terjadi atas dasar pertimbangan kepentingan. Namun bisa juga terjadi interplay antara ideologi dengan kepentingan sehingga terjalin hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antara pertimbangan-pertimbangan ideologis dengan pertimbangan-pertimbangan kepentingan yang tidak menutup kemungkinan terciptanya formulasi kebijaksanaan politik luar negeri yang lain atau baru.14
Oleh karena itu, untuk memenuhi segala kepentingan
nasionalnya, maka Bolivia melakukan berbagai macam
kerjasama diantaranya kerjasama bilateral, trilateral, regional
dan multilateral dalam memenuhi kepentingan nasionalnya, dan
juga dapat bersaing dengan Negara lain. Hal itu dapat dilihat
pada kebijakan ekonomi politik internasional Kuba yang
mengupayakan pemenuhan kepentingan nasional Bolivia dalam
aspek ekonomi dalam usahanya untuk mencapai tujuan yang
saling menguntungkan sebagai wujud solidaritasnya dalam
kerangka ALBA.
14) Sumpena Prawira Saputra, “Politik Luar Negeri Indonesia”, Remaja Karya Offset, Jakarta, 1985, hal. 24
19
2. Teori Interdepedensi
Banyak orang yang menyatakan bahwa sistem
internasional sekarang ini dikarakterkan dengan meningkatnya
interdepedensi atau saling ketergantungan: tanggung jawab
terhadap satu sama lain dan dependensi (ketergantungan)
terhadap pihak-pihak lain. Para pendukung pendapat ini
menunjuk pada meningkatnya globalisasi, terutama dalam hal
interaksi ekonomi internasional. Menurut André Gunder Frank,
dalam bukunya Underdevelopment or Revolution timbulya
dependensi berawal dari adanya peran institusi-institusi
internasional, dan penerimaan yang berkembang luas terhadap
sejumlah prinsip operasional dalam sistem internasional, dengan
demikian akan memperkukuh ide-ide bahwa hubungan atau
interaksi dikarakterkan oleh interdependensi. Bukti empirik yang
dikumpulkan Frank merupakan hasil penelitian sejarah
perkembangan sosial dan ekonomi negara-negara Amerika
Latin.15
Bagi kaum Marxis, konflik kelas lebih mendasar dibanding
konflik antar negara. Kedua, sebagai suatu sistem ekonomi,
kapitalisme bersifat ekspansif, selalu mencari pasar baru dan
lebih menguntungkan. Disebabkan kelas-kelas batas negara
15) Frank, AG. 1969. “The Development of Under development in Latin America”, Under development or Revolution. Monthly Review Express. New York. Page 243.
20
konflik tidak terbatas pada negara-negara, bahkan meluas ke
seluruh dunia dalam gelombang kapitalisme. Sebagai contoh,
terdapat interdependensi ekonomi yang tertinggi antar negara
sekitar perang dunia pertama; juga terdapat interdependensi
ekonomi yang tinggi antar banyak negara saat ini.
3. Teori Kerjasama Internasional
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Teori
Kerjasama Internasional, karena Semua negara di dunia ini tidak
dapat berdiri sendiri. Perlu kerjasama dengan negara lain karena
adanya saling ketergantungan sesuai dengan kebutuhan negara
masing-masing. Kerjasama dalam bidang ekonomi, politik,
pendidikan, budaya dan keamanan dapat dijalin oleh suatu
negara dengan satu atau lebih negara lainnya.
Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
bersama. Karena hubungan kerjasama antar negara dapat
mempercepat proses peningkatan kesejahteraan dan
penyelesaian masalah diantara dua atau lebih negara tersebut.
Menurut K.J Holsti, proses kerjasama atau kolaborasi terbentuk
dari perpaduan keanekaragaman masalah nasional, regional,
atau global yang muncul dan memerlukan perhatian dari lebih
satu negara. Masing-masing pemerintah saling melakukan
pendekatan yang membawa usul penanggulangan masalah,
21
mengumpulkan bukti-bukti tertulis untuk membenarkan suatu
usul atau yang lainnya dan mengakhiri perundingan dengan
suatu perjanjian atau pengertian yang memuaskan semua pihak.
Menurut K.J Holsti, kerjasama internasional dapat didefinisikan
sebagai berikut16 :
a. Pandangan bahwa dua atau lebih
kepentingan, nilai, atau tujuan saling bertemu dan dapat
menghasilkan sesuatu, dipromosikan atau dipenuhi oleh
semua pihak sekaligus.
b. Pandangan atau harapan dari suatu
negara bahwa kebijakan yang diputuskan oleh negara
lainnya akan membantu negara itu untuk mencapai
kepentingan dan nilai-nilainya.
c. Persetujuan atau masalah-masalah
tertentu antara dua negara atau lebih dalam rangka
memanfaatkan persamaan kepentingan atau benturan
kepentingan.
d. Aturan resmi atau tidak resmi
mengenai transaksi di masa depan yang dilakukan untuk
melaksanakan persetujuan.
e. Transaksi antar negara untuk
memenuhi persetujuan mereka.
16) K.J Holsti, Politik Internasional, Kerangka Untuk Analisis, Jilid II, Terjemahan M. Tahrir Azhari. Jakarta: Erlangga, 1988, hal. 652-653
22
Kemudian kerjasama internasional bukan saja dilakukan
antar negara secara individual, tetapi juga dilakukan antar
negara yang bernaung dalam organisasi atau lembaga
internasional. Mengenai kerjasama internasional, Koesnadi
Kartasasmita mengatakan bahwa: “Kerjasama Internasional
merupakan suatu keharusan sebagai akibat adanya hubungan
interdependensi dan bertambah kompleksitas kehidupan
manusia dalam masyarakat internasional.”17
Pada dasarnya kerjasama antar Negara dilakukan oleh dua
Negara atau lebih adalah untuk memenuhi kebutuhan masing-
masing dan mencapai kepentingan mereka. Kerjasama
merupakan bentuk interaksi yang paling utama karena pada
dasarnya kerjasama merupakan suatu bentuk interaksi yang
timbul apabila ada dua orang atau kelompok yang saling
bekerjasama untuk mencapai satu atau beberapa tujuan
tertentu. Kerjasama internasional dapat diartikan sebagai upaya
suatu negara untuk memanfaatkan negara atau pihak lain dalam
proses pemenuhan kebutuhannya.
G. ASUMSI
Pengaruh Fidel Castro menjadi simbol bagi kelompok kiri di
kawasan Amerika Latin, yang menciptakan sebuah ruang bagi
17) Koesnadi Kartasasmita, Administrasi Internasional, Lembaga Penerbitan Sekolah Tinggi llmu Administrasi Bandung,1977, hal. 19
23
para pemimpin untuk melakukan kerjasama dengan Kuba yang
memiliki kesuksesan tersendiri dalam bidang kesehatan dan
pendidikan. Upaya Kuba dalam membantu kondisi ekonomi di
Bolivia dalam Kerangka ALBA merupakan sebuah wadah
kerjasama dan wujud solidaritas Kuba yang terfokus terhadap
masalah kesehatan dan pendidikan dengan tujuan untuk
meningkatkan kondisi sosial dan budaya masyarakat di Bolivia.
Selain itu, sebagai organisasi internasional ALBA-TCP
memiliki tanggung jawab untuk membantu perubahan ekonomi,
politik, dan sosial di Amerika Latin khususnya dalam membantu
kondisi ekonomi Negara yang memiliki kesenjangan sosial
terparah seperti Negara Bolivia yang selama ini didominasi oleh
Amerika Serikat.
24
H. Model Analisis
25
“Kerjasama Kuba - Bolivia Melalui Kerangka
ALBA Di Bidang Kesehatan Dan Pendidikan
Dalam Membantu Kesejahteraan Rakya Bolivia
(2006 – 2009)”
Definisi Konseptual
Upaya kuba dalam membantu kesehatan dan pendidikan di Bolivia adalah, bagaimana Kuba sebagai suatu entitas di dalam kerangka ALBA
memiliki pengaruh dan kepentingan secara signifikan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
di Bolivia. Dan kerjasama ini juga dipengaruhi adanya saling ketergantungan yang didasarkan pada
persamaan nasib dan rasa solidaritas kesatuan
Definisi Operasional
Upaya Kuba dalam membantu perubahan kondisi
ekonomi di Bolivia, memiliki langkah-langkah sebagai
berikut :
A. Kerjasama sebagai Bentuk Solidaritas Kuba terhadap Bolivia di dalam Kerangka ALBA;
B. Memberikan bantuan Kesehatan dengan mengirimkan Dokter Ahli dan obat-obatan yang berkualitas;
C. Memberikan bantuan dalam pendidikan sebagai langkah memerangi buta huruf;
D. Upaya Kuba dalam membendung dominasi
UNIT ANALISIS
Upaya Kuba membantu perubahan kondisi ekonomi di bolivia melalui kerangka ALBA merupakan perjanjian terbuka yang lebih mengutamakan masalah kesehatan dan pendidikan sebagai
penunjang bagi meningkatnya perekonomian suatu Negara, khususnya Bolivia.
I. Metode penelitian
Sesuai dengan judul dan bentuk pertanyaan yang
digunakan maka, metode penelitian yang digunakan adalah
deskriptif dimana dalam skripsi ini hanya ada satu variabel yang
akan diteliti, sementara teknik pengumpulan data menggunakan
studi kepustakaan dimana hampir semua bahan yang digunakan
berasal dari buku, jurnal dan sumber lainnya berasal dari Koran,
website, dan sumber laporan lainnya.
J. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Merupakan bagian yang berisi mengenai latar
belakang permasalahan serta pokok
permasalahan yang akan dibahas, selain itu
juga merumuskan beberapa hal pokok antara
lain, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan
pustaka, kerangka penelitian, asumsi, model
analisa, metode penelitian, serta pembabakan
dalam penulisan tugas ini.
BAB II KONDISI PEREKONOMIAN DI AMERIKA
LATIN
Menggambarkan tentang Kondisi Ekonomi dan
Politik setelah terpilihnya Evo Morales menjadi
Presiden di Bolivia serta latar belakang
26
terbentuknya ALBA Sebagai Alternatif terhadap
Free Trade Area of the America (FTAA) di
Kawasan Amerika Latin dan Karibian
BAB III Upaya Kuba Membantu Perubahan
Kondisi Ekonomi di Bolivia Melalui
kerangka ALBA
Menjelaskan bagaimana Kuba sebagai Negara
yang memiliki entitas di kawasan Amerika Latin
dan Karibia berupaya membantu kondisi
ekonomi Bolivia melalui kerjasama kesehatan
dan pendidikan. Selain itu menjelaskan tujuan
solidaritas yang tercantum di dalam kerangka
Alternatif Bolivarian untuk Amerika dan Karibia
(ALBA).
BAB IV Penutup
Bagian ini menyimpulkan hasil penemuan yang
diperoleh yang dijadikan sebagai jawaban yang
menjadi pokok permasalahan.
27
BAB II
KONDISI PEREKONOMIAN DI AMERIKA LATIN
Kondisi perekonomian Amerika Latin selama menjalankan
liberalisasi perdagangan digambarkan tidak menjadi lebih baik,
tetapi justru memburuk. Keadaan keadaan yang penuh dengan
tekanan ini telah terjadi lebih dari dua dasawarsa. Tahun 1980-
an menjadi dasawarsa hilang bagi pembangunan karena seluruh
perhatian tersedot pada proses transisi kekuasaan dari
militerisme ke demokrasi. Masa transisi dalam politik belum
tuntas karena perilaku kekuasaan elite politik belum berubah.
Pemerintahan sipil menjalankan kekuasaan dengan tangan besi,
otoriter, dan melanggar hak asasi. Kekacauan dalam bidang
politik mengimbas dalam bidang ekonomi. Segala upaya
perbaikan dan pembaruan dalam bidang ekonomi dan politik
masih kedodoran. Tidaklah mengherankan, Amerika Latin hanya
berpindah dari dasawarsa hilang pada tahun 1980-an, ke
dasawarsa keputusasaan pada tahun 1990-an.18
18) Diakses dari : Uni Sosial Demokrat, “Apakah Liberalisasi Perdagangan Dapat Mengurangi Kemiskinan" sumber artikel http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0401/16/opini/804449.htm. Pada
28
Rasa putus asa, kecewa, dan frustrasi sosial memang
meluas karena kemiskinan dan ketidakadilan terus meningkat.
Perdagangan bebas dan privatisasi menimbulkan frustrasi karena
tidak menjamin pemerataan ekonomi dan mengurangi
kemiskinan. Gagasan dan pelaksanaan perdagangan bebas
untuk kawasan berpenduduk 800 juta jiwa itu ternyata tidak
mampu menghilangkan puluhan juta orang miskin yang
berkonsentrasi di Amerika Latin. Mayoritas negara terus saja
bergulat dengan ketimpangan sosial, ketidakadilan ekonomi, dan
keterbelakangan.
Padahal, perdagangan bebas, liberalisasi dan globalisasi
ekonomi mengasumsikan integrasi ekonomi dunia dapat
mengurangi kemiskinan dan keterbelakangan. Namun dalam
pelaksanaannya, liberalisasi perdagangan selama satu
dasawarsa terakhir tidak mengubah ketimpangan ekonomi
dunia, termasuk kawasan Amerika Latin.
A. Kebangkitan Ekonomi Kuba dan
Program Solidaritas di Amerika Latin
Pada dekade awal setelah 1959, pembangunan ekonomi
Kuba didominasi dengan kebijakan reformasi agraria yang
pertama kali dilakukan pada tahun 1962, yang mengalihkan
status 40% tanah pribadi menjadi milik negara, Tambahan, 40%
tanggal : 15 Februari 2010, Pukul : 15.10 WIB
29
tanah telah didistribusikan kepada produser-produser (petani
skala kecil) desa skala kecil mencakup 120.000 petani dan
menyisakan 20% untuk pemilik tanah yang berukuran menengah
dan luas. Distribusi tanah ini membuka lapangan kerja yang
begitu luas bagi para petani yang selama beberapa abad tidak
berhak atas tanah mereka sendiri.19
Sektor industri dan perbankan utama dinasionalisasi.
Sistem partisipasi buruh yang demokratis diperkenalkan dan
didasarkan pada sistem pemilihan delegasi tempat bekerja.
Selama tahun 1960-an, ekonomi Kuba menerapkan sistem
penganggaran keuangan yang dirancang oleh Che Guevara yang
saat itu menjabat sebagai Kepala Perbankan dan Menteri
Perindustrian. Sistem tersebut menekankan pada insentif moral
dan materil, kerja sukarela dan upaya untuk meningkatkan
kesadaran buruh.
Pertumbuhan rata-rata negeri Amerika Latin pada periode
tersebut adalah 3,6%. Dalam rentang waktu 1980-an, Kuba
memiliki "tingkat kualitas pembangunan yang lebih tinggi
dibanding negeri manapun di Karibia". Sebenarnya, dalam
periode ini dibandingkan dengan keseluruhan negeri yang
terdapat di regional, penampilan ekonomi Kuba adalah “sebuah
negeri yang sehat dan stabil”. Bertentangan dengan hubungan
19) Hidayat Mukmin, “Pergolakan Di Amerika Latin Dalam Dasawarsa Ini”, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1981, hal. 138
30
ekonomi negeri berkembang lainnya dengan Barat, hubungan
ekonomi Kuba dengan CMEA memberikannya dapat memperoleh
“kontrol yang makin penting terhadap pembangunan ekonomi
dan otonomi yang lebih efektif”. Jadi, “apa saja yang mungkin
menjadi motif intrinsik Uni Soviet, struktur dan cara bantuan
yang diberikan kepada Kuba lebih banyak membantu daripada
menghambat jalannya revolusi”. Maka, jika Kuba menjadi
terngantung kepada Uni Soviet, hubungan ini secara kualitas
berbeda dengan hubungan negeri-negeri berkembang lainnya
khususnya di Amerika Latin dan Karibia yang melakukan
hubungan dengan Barat.20
Meskipun kerjasama ekonomi secara umum
menguntungkan bagi perekonomian Kuba, hal tersebut telah
menciptakan distorsi dalam struktur ekonomi, dan hal tersebut
tidak diakui hingga tahun 1980-an. Pada tahun 1970-an dan di
awal tahun 1980-an, Kuba memperkuat pembangunan ekonomi
dan memperkenalkan organisasi-organisasi kekuatan rakyat,
yang bertujuan untuk mendemokratiskan pengambilan
kebijakan. Peneliti ekonomi Carlos Tablada mencatat, anatara
tahun 1960-1970 dan 1981-1985 rata-rata tingkat pertumbuhan
ekonomi nasional tahunan meningkat dari 3.6% menjadi 6.7%.
pada periode yang sama nilai investasi dasar meningkat dua kali
20. Isaac Saney, “Cuba: Revolution in Motion”, Fernwood, Kanada, 2003. hal. 23
31
lipat dan pertumbuhan produktivitas kerja tahunan meningkat
dari 0.4% menjadi 5.2% per tahun. Angka pertumbuhan hasil
industri adalah 4.8% pada tahun 1962 - 1970; namun pada tahun
1981 - 1985 meningkat mencapai 8.8%.21
Tablada juga mencatat, antara tahun 1958 dan 1989 angka
harapan hidup meningkat dari 62 tahun menjadi 74 tahun. Pada
tahun 1990 meningkat menjadi 75.2 tahun yang melampaui
angka harapan hidup negara-negara maju lainnya (74.5 tahun).
Jumlah penduduk yang mendapat layanan dokter menurun dari
303 orang pada tahun 1832 pada periode yang sama menjadi
274 orang pada tahun 1990, dibandingkan dengan negara-
negara maju mencapai angka rata-rata 460 orang dan sebesar
4590 orang di negara terkebelakang. Angka kematian bayi
adalah 10.2 per 1000 kelahiran bayi pada tahun 1990 melampaui
angka 15 per 1000 kelahiran bayi di negara-negara maju, 52 per
1000 kelahiran bayi di negara-negara Amerika Latin dan 76 per
1000 kelahiran bayi di negara terkebelakang. Angka buta huruf
menurun dari 23.6 % menjadi 1.9% antara tahun 1958 dan 1989.
Pada periode yang sama, jumlah anak yang masuk sekolah
bertambah dari 12.2 kali dan angka yang masuk perguruan
tinggi menjadi 9.2 kali. Persentase penduduk yang mendapat
jaminan sosial meningkat dari 53 menjadi 100%.22
21) Carlos Tablada, “Cuba: New Economic Actors in a Socialist Society”, Links, No. 9, 1997-1998 22) Ibid.
32
Pada pertengahan tahun 1980-an, situasi ekonomi politik
mulai memperlihatkan tantangan-tantangan besar bagi revolusi
Kuba. Kondisi perekonomian mulai memperlihatkan tanda-tanda
akan terjadinya stagnasi dan meningkatnya praktek-praktek
birokrasi. Runtuhnya Uni Soviet pada akhir tahun 1980-an dan
bubarnya COMECON berakibat pada hancurnya fondasi ekonomi
Kuba dan berimplikasi pada sektor-sektor lainnya. Tantangan
ekonomi dan politik yang paling utama bagi Kuba setelah
runtuhnya Uni Soviet yang menjadi sandaran kekuatan
ekonominya adalah bagaimana untuk tetap bertahan sambil
tetap memelihara prinsip-prinsip revolusi.
Dalam sebuah pernyataan pers yang dikeluarkan oleh
Economic Commision for Latin America and The Caribbean
(ECLAC), The United Nations Development Programme (UNDP)
dan Cuba's Nacional Institute for Economic Research (INIE)
disebutkan bahwa sejak terjadinya disintegrasi negara-negara
sosialis diakhir 1980-an yang berimbas pada hilangnya pasar
ekspor, sumber barang-barang dan keuangan, Kuba telah
mampu memelihara capaian-capaian kemajuan dalam hal
pembangunan ekonomi, sosial dan politik.23
Kemajuan-kemajuan dalam bidang ekonomi dan sosial
tersebut tentunya harus ditunjang dengan struktur politik yang
23) Diakses dari : http://www.eclac.cl, “Cuba Able to Maintain Social Progress during Special Period”, pada tanggal 17 Februari 2010, Pukul : 09.15 WIB
33
demokratis. Sistem pemerintahan Kuba dapat dikatakan sebagai
salah satu sistem pemerintahan yang paling demokratis saat ini.
Hal tersebut dikarenakan oleh tingkat partisipasi politik rakyat
Kuba yang sangat maksimal. Bentuk partisipasi politik tersebut
dibangun melalui organisasi-organisasi rakyat yang dibentuk dari
tingkatan terbawah sampai tingkat yang teratas dalam levelisasi
sistem pemerintahan. Organisasi-organisasi tersebut yang
kemudian memasok kesadaran politik rakyat. Keseluruhan
organisasi ini mempunyai jumlah keanggotaan yang luar biasa
yaitu kira-kira 95 % dari jumlah pemilih potensial mereka.24
Revolusi yang diraih oleh rakyat Kuba tersebut
menciptakan suatu kondisi baru yang menjamin seluruh rakyat
menjalankan peraturan bagi dirinya sendiri, tidak hanya akses
ekonomi, tetapi juga akses politik dan sosial. Hal tersebut yang
kemudian menciptakan ruang yang seluas-luasnya bagi sebuah
sistem ekonomi politik alternatif yang tidak menghamba pada
sistem ekonomi pasar yang eksploitatif akan tetapi menciptakan
sistem yang lebih manusiawi dan berkeadilan.
Di tengah upaya untuk mempertahankan dan memajukan
apa-apa yang telah menjadi capaian dari revolusi, Kuba pun
harus tetap waspada terhadap upaya negara-negara yang pro
24) Diakses dari : http://www.poptel.org.uk/cuba-solidarity/index.html. Apakah Kuba Demokratis? Diterjemahkan oleh Mohammad Rozak, pada tanggal 17 Februari 2010, Pukul : 10.09 WIB
34
terhadap modal khususnya Amerika Serikat. Hal ini bukan tidak
beralasan, upaya untuk mengintegrasikan blok-blok ekonomi
dalam satu mainstream ekonomi global seperti yang dilakukan
dibeberapa kawasan yang lain adalah salah satu upaya untuk
meminimalisir hambatan-hambatan bagi terwujudnya pasar
bebas dari negara-negara yang tidak tunduk pada logika pasar
termasuk Kuba.
Setelah kurang lebih empat dekade pasca embargo
ekonomi yang diberlakukan oleh Amerika Serikat, Kuba telah
memberikan contoh kepada dunia internasional bahwa kendati
berada dibawah tekanan ekonomi politik negara-negara maju
khususnya Amerika Serikat akan tetapi negara tersebut mampu
bertahan dengan mempraktekkan kebijakan ekonomi politik
alternatif tanpa harus menjalankan platform yang dipaksakan
oleh negara-negara maju terhadap negara-negara Dunia Ketiga.
Pokok yang menjadi awal pembenahan dan peningkatan
ekonomi dalam masa pembenahan adalah menjalankan
tindakan-tindakan yang bertujuan secara internal mereorganisasi
ekonomi dan memasukkan Kuba ke dalam ekonomi dunia.
Tindakan-tindakan ini yang mendukung pertumbuhan ekonomi
dan efisiensi, utamanya dirancang untuk melindungi dan
menjaga pencapaian-pencapaian sosial dan Revolusi tertulis di
dalam Pasal 8 dan Bab VI Konsititusi Kuba sebagai hak mendasar
35
dari rakyat Kuba, terutama pekerjaan, perawatan kesehatan,
pendidikan, dan program-program jaminan sosial. Sebagai
konsekuensi hak-hak ini, Kuba lebih baik dalam beberapa
indikator jika dibandingkan dengan negeri yang terindustrialisasi.
Dan lebih jauh, walaupun ekonomi menurun dengan tajam pada
awal tahun 1990-an, tidak ada kebijakan-kebijakan pasar “yang
mengejutkan”. Pemerintahan Kuba menolak:
untuk mengopy model-model deregulasi, kontraksi negara, privatisasi dan pengurangan program-program sosial dan mengadobsi praktek-praktek neoliberal yang dijalankan olen negeri-negeri Eropa Timur, Amerika Latin dan banyak negeri di belakan dunia ini…negeri ini menolak untuk mengikuti apa yang disebut dengan "transisi" yang dibela-bela oleh pendukung pasar bebas dan menerapkannya tanpa ampun kepada negeri-negeri blok sosialis sebelumnya.25
Kuba menghadapi yang tidak bisa dihindarkan dengan
memasukkan dirinya kembali ke dalam ekonomi kapitalis. Negeri
ini mengatur untuk beroperasi kedalam sistem ekonomi
internasional yang berbasikan pada prinsip-prinsip dan praktek
yang berbeda setelah selama tiga puluh lima tahun terintegrasi
secara struktur kedalam COMECON yang sebelumnya diandalkan
dan menjadi basis pembangungan ekonomi.26
Memasuki millenium ketiga, Castro menjadikan abad ke-21
sebagai pesta kemenangan saat gerakan sosialisme bangkit
25) Roberto Jorquera, Cuba’s Path Out of Underdevelopment:A Historical Look at Cuba’s Economic Development, dalam Cuba as Alternative:An Introduction to Cuba’s Socialist Revolution, Resistence Book, 2000, Australia, Hal. 22
26) Isaac Saney, Op.Cit., Hal. 103
36
kembali di kawasan Amerika Latin. Ia pun digelari sebagai bapak
spiritual di kawasan ini. Bangkitnya tokoh-tokoh sosialisme
Amerika Latin seperti Hugo Chavez di Venezuela, Evo Morales di
Bolivia, Daniel Ortega di Nikaragua, dan bahkan Lula Da Silva di
Brazil, atau Michelle Bachelet di Chili, membuat Castro tak lagi
merasa sendirian. Namun begitu, rakyat Kuba masih setia
menjalankan misi perjuangan Castro. Para pengagumnya di
kawasan Amerika Latin lainnya masih menyatakan janji
persahabatannya dengan Havana. Tentu saja, misi politik yang
diwariskan Castro kepada penggantinya, memerlukan jaminan
solidaritas nasional rakyat Kuba yang kokoh dan kompak, guna
tetap mempertahankan Kuba sebagai negara independen di
kancah internasional.
A.1. Pembangunan Sosial Masyarakat Kuba
Krisis ekonomi pada tahun 1990-an memaksa Kuba untuk
mengimplementasikan sebuah program untuk menciptakan
stabilisasi dan beberapa tindakan yang menurut mekanisme
pasar, kebijakan-kebijakan yang dilakukan ini berbeda tajam
dengan kebijakan IMF yang telah banyak menipu negeri Selatan.
Seperti sudah disebutkan sebelumnya, tidak ada terapi “kejutan”
yang dilakukan. Walaupun terjadi penurunan ekonomi secara
tajam, pendanaan terhadap kesehatan, pendidikan, jaminan
37
sosial dan olahraga bertambah. Sebenarnya, 65 % pendapatan
dari gula pada tahun 2002 dialokasikan demi perawatan
kesehatan, pendidikan dan jaminan sosial. Terlebih lagi,
pendidikan, kesehatan terus berlanjut gratis, hak-hak rakyat
Kuba yang telah tertulis di dalam Konstitusi Kuba (Constitution of
Republic of Cuba 1993). Tidak ada satupun sekolah, rumah sakit,
poliklinik dan perawatan sehari-hari ditutup. Konsekuensinya,
Kuba tidak hanya mampu mempertahankan indikator-indikator
sosialnya, namun juga memperoleh perbaikan yang lumayan
cukup.
Meskipun terjadi krisis pada tahun 1990-an, Kuba telah
mulai memperbaiki kerusakan dalam sistem kesehatan pada
tahun 1996. Pemerintah mempertahankan investasi yang tinggi
didalam bidang ini, yakni sebesar 9,1 % GDP , sebuah rasio yang
sama dengan dilakukan oleh Kanada (IBRD). Salah satu hasil
yang paling mengagumkan dari target investasi ini adalah
keberhasilan negeri ini menciptakan sekitar 67.500 dokter medis
dan memiliki perdandingan dokter yang tertinggi di dunia,
dengan lebih dari lima orang dokter per seribu penduduk.
Perawatan kesehatan hampir mencakup universal, sistem
perawatan kesehatan mencakup 99% dari rakyat Kuba. Angka
harapan hidup di Kuba dengan batas 75 tahun adalah tertinggi
diantara negeri dunia ketiga. Standar ukuran baru Organisasi
38
Kesehatan Dunia, WHO, Tingkat Harapan Hidup Sehat (Healthy
Life Expectancy), mengukur usia orang hidup dengan kesehatan
penuh. Kuba, seperti yang dicatat oleh WHO, memiliki harapan
hidup sehat yang tertinggi di regional (Amerika Latin dan
Karibia), 68,4 tahun, mendekati angka yang dicapai oleh Amerika
Serikat pada tahun 2000. Pada ulang tahunnya yang ke-50, WHO
memberikan penghargaan kepada Presiden Castro “Medali Emas
demi Kesehatan bagi Semua”, menghargai pekerjaan yang telah
dilakukan oleh Kuba. WHO menyatakan bahwa Kuba dalam
banyak jalan menjadi sebuah model bagi negeri berkembang
lainnya didalam melakukan pencerahan dan kemajuan
kesehatannya.27
Kuba dengan konsisten memiliki catatan yang baik dalam
laporan tahunan Perserikatan Bangsa Bangsa dalam laporan
perkembangan manusia. Laporan tingkat pada basis Indeks
Perkembangan Manusia, Human Development Index (HDI)
membuat tiga kategori negara: pengembangan manusia yang
tinggi, pengembangan manusia yang menengah dan
pengembangan manusia yang rendah. Dalam laporan pada
tahun 2002, Kuba berada dalam peringkat 55 dari 173 negara
dan tempatnya ini merupakan diujung paling atas tingkat
perkembangan manusia yang menengah, dengan HDI 0,795;
27) Diakses dari : www.who.int/en/2002. “Healthy Life Expectancy“, pada tanggal : 17 Februari 2010, Pukul : 18.14 WIB
39
hanya 0,005 persen diluar 0,008 nilai yang diperoleh negeri yang
dikategorikan status pengembangan manusianya yang tinggi.
Namun, bagaimanapun tujuan HDI yang tertujuan mengkalibrasi
penampilan sebuah bangsa diluar pendapatan perkapita,
pendapatan rata-rata nasional terus berperan pentin didalam
pembuatan perhitungan dan evaluasi. Jadi, dengan penilaian
yang rendah pendapatan per kapita Kuba, berlawanan dengan
dukungan sosial yang ekstensif, menghasilkan HDI yang rendah
dalam rangking dunia dibanding dengan apa yang telah
dibuktikannya.28
Antara tahun 1990 hingga 2000, Kuba mengurangi tingkat
kematian bayi dari 11 per seribu kelahiran menjadi 6,2.
Dibandingkan dengan negeri Barat, ini merupakan urutan ke
enam dan paling tinggi di Amerika. Kontras dengan rata-rata
tingkat angka kematian bayi di Amerika Latin dan Karibia
sebesar 30% pada tahun 1999. Pada waktu tersebut, Argentina
tercatat 18, Chili 10, dan Kosta Rika 12. Disamping itu, angka
kematian anak dibawah 5 tahun telah berkurang dari 13 menjadi
8 per seribu pada tahun 1990-an. Sedangkan untuk rata-rata
Amerika Latin pada tahun 1999 adalah 38. Angka kematian bayi
di Kuba lebih rendah 50% dari Chili yang berada di posisi kedua
28) Rochlin, James "Latin America's left turn and the new strategic landscape: the case of Bolivia", Third World Quarterly, Volume 28, Issue 7 October 2007 , pages 1327 – 1342
40
di Amerika Latin. Di Kuba, 90 persen anak-anak divaksin penuh
terhadap penyakit utama yang bisa dicegah yang bisa menimpa
anak, seperti tubercolosis, polio, dan campak.29
Investasi didalam pendidikan 6,7 persen dari GDP. Ini
adalah dua kali lipat dari yang dialokasikan oleh rata-rata
kawasan. Tingkat rata-rata pendidikan yang dicapai oleh Kuba
adalah sepuluh tahun, melampaui rata-rata pendidikan regional
tersebut, yang hanya lima tahun. Pada tahun 1998 dan 2001,
UNESCO mempelajari pendidikan di Amerika Latin, dan dalam
evaluasinya menyatakan sistem pendidikan di Kuba adalah yang
terbaik di regional. Angka buta huruf di Amerika Latin bagi anak
yang berusia lima belas hingga dua puluh empat tahun adalah
7%, sedangkan Kuba adalah nol. Dari tahun 1990 hingga 1997,
anak-anak Kuba laki-laki dan perempuan yang menamatkan
pendidikan dasar naik dari 92% menjadi 100%. Angka ini tidak
hanya melewati angka dikawasan (80-90%), namun juga
melampaui Amerika Serikat. Pada tahun 1997, perbandingan
antara pengajar dan murid adalah 1 berbanding 12, setara
dengan Swedia. Rata-rata bagi Amerika Latin dan Asia adalah 1
banding 25. Kuba terus yang terdepan di kawasan dalam kualitas
pendidikan dasarnya.30
29 Ibid, www.who.int/en/200230 Diakses dari :http//portal.unesco.org, “Education In Latin America”, pada tanggal : 17 Februari 2010, Pukul : 18.25 WIB
41
Hak ini dibarengi dengan perhatian yang cukup terhadap
pendidikan yang lebih tinggi dan penelitian, sehingga jumlah
orang yang tamat dari peguruan tinggi juga terus bertambah.
Pada tahun 1999, Kuba menghasilkan lebih dari 700.000 tamatan
universitas. Saat ini diperkirakan 24.000 orang profesor
universitas mengajar 130.000 mahasiswa. Investasi terhadap
pendidikan yang lebih tinggi ini tercermin dalam bidang
penelitian ilmiah, dimana di kawasan para peneliti hanya
berjumlah 2% dari penduduk, sedangkan Kuba mencapai 11%.
Infrastruktur penelitian juga mengagumkan, dengan lebih dari
dua ratus pusat penelitian dan institut.31
Jaringan keamanan sosial juga tidak diabaikan. Sebagian
besar para pekerja yang menganggur dipindahkan ke tempat
kerja yang baru, sedangkan yang memasuki pelatihan kembali
tetap mendapatkan gaji 60%. Banyak dari penganggur ini
bekerja mandiri. Dengan membaiknya sektor negara, jumlah
mereka ini kemudian terserap kembali. Pada tahun 1999, lebih
dari 60% pekerja, khsususnya bidang kesehatan, pendidikan dan
polisi mengalami kenaikan upah yang lumayan besar antara 12
hingga 40%. Jaminan pengamanan sosial dan program-program
kesejahteraan diperluas. Pada tahun 2002, alokasi anggaran
jaminan pengaman sosial ini naik 342 juta peso dibanding
31 Ibid, Rochlin, James.
42
dengan tahun sebelumnya. Lebih dari 17 juta peso dibayarkan
dalam bentuk pensiun sejak permulaan masa Periode Khusus.32
Pada saat beberapa harga barang dan pelayanan
mengalami kenaikan, seperti sekolah, tembakau, angkutan antar
propinsi dan penerbangan, kebutuhan pokok; sebagai contoh
makanan pokok, ongkos transit lokal, namun harganya tetap bisa
terjangkau dan dapat dibeli dengan peso. Pemerintahan Kuba
mengalokasikan $ 700 juta AS untuk subsidi pangan. Sewa-sewa
tidak bertambah, membutuhkan alokasi 6-8% dari upah. Dan
lebih dari 85% penduduk Kuba memiliki rumah yang
ditinggalinya.
B. Kondisi Ekonomi di Bolivia
Perubahan struktural dalam ekonomi Bolivia telah
melibatkan kapitalisasi sejumlah sektor publik (kapitalisasi dalam
konteks Bolivia adalah bentuk swastanisasi dimana investor
mendapat saham 50% dan kendali manajemen perusahaan
umum dengan menyetujui berinvestasi langsung ke perusahaan
selama beberapa tahun daripada membayar tunai kepada
pemerintah).33 Investor asing disampaikan laporan nasional, dan
32) Diakses dari : http://www.radiohc.org “Development in Cuba”, pada tanggal : 17 Februari 2010, Pukul : 18.40 WIB 33) Diakses dari : http://rumahkiri.net, Coen Husain Pontoh, “Siklus Politik Neoliberal: Penyesuaian Amerika Latin Menuju kemiskinan dan Kemakmuran di Era Pasar bebas (Bagian 4)”, pada tanggal : 02 Februari 2010, pada pukul : 23.45 WIB
43
kepemilikan perusahaan asing menikmati tiadanya pembatasan
di Bolivia. Saat program kapitalisasi berhasil mendorong
investasi asing langsung besar-besaran di Bolivia ($1,7 milyar
dalam saham selama 1996-2002)34, arus investasi tersebut telah
surut di tahun-tahun terkini karena investor telah menyelesaikan
kewajiban kontrak kapitalisasinya.
Hal inilah yang menyebabkan Bolivia tidak pernah keluar
dari jurang kemiskinan karena walaupun Bolivia adalah negara
yang kaya akan sumber daya alamnya namun kekayaan itu tidak
pernah dinikmati oleh penduduk Bolivia itu sendiri. Dengan
banyaknya perusahaan asing di negara ini yang menyerap
kekayaan alam Bolivia menyebabkan Bolivia mengalami kerugian
yang amat besar. Banyaknya lahan yang dijadikan industri
mengurangi lahan pertanian yang dimiliki penduduk asli
sehingga banyak penduduk asli yang mata pencahariannya
adalah petani menjadi tersingkirkan dan menjadi pengangguran.
Karena hanya itulah yang mereka dapat lakukan untuk
mendapatkan penghasilan untuk hidupnya. Mengingat banyak
penduduk Bolivia yang masih buta huruf dan tidak memiliki
pendidikan yang cukup sehingga mereka pun tidak dapat
berbuat apa-apa selain bertani dan bercocok tanam.
34. Ibid.
44
Dalam hal perdagangan, Bolivia dengan negara
tetangganya memang sedang berkembang, khususnya karena
beberapa persetujuan perdagangan preferensial regional telah
dirundingkan. Bolivia adalah anggota masyarakat Andes dan
menikmati perdagangan bebas nominal dengan negara anggota
lainnya seperti Peru, Ekuador, Kolombia dan Venezuela. Bolivia
mulai mewujudkan persetujuan persatuan dengan Mercosur
(Pasar Umum Kerucut Selatan) pada Maret 1997.35 Dan dalam
pertanian, terhitung sekitar 15% dari PDB Bolivia. Jumlah tanah
yang diolah oleh teknik pertanian modern sedang bertambah
cepat di daerah Santa Cruz, dimana cuaca mengizinkan hasil 2
kali setahun.36 Kedelai sebagai hasil panen utama yang dijual ke
pasar Komunitas Andes.
Selain itu, Bolivia merupakan ahli waris Negara Miskin yang
Banyak Berhutang dan program pertolongan utang yang
dipertinggi, yang dengan perjanjian itu membatasi akses Bolivia
ke pendapatan lunak. Dan Bolivia adalah salah satu dari 3 (tiga)
negara di Belahan Barat yang terpilih memenuhi syarat untuk
Laporan Tantangan Millenium dan ikut serta sebagai pengamat
dalam perundingan FTA (Free Trade of America).
Sehingga Bolivia terkenal dengan hampir 2/3 dari
penduduk Bolivia adalah bagian dari 50% penduduk termiskin di
35) Ibid.36) Ibid.
45
dunia. Kekayaan alam yang mereka miliki dihisap oleh negara-
negara kapitalis besar seperti Amerika Serikat melalui
perusahaan pertambangannya. Amerika melakukan segala cara
untuk melindungi kepentingan bisnisnya di Bolivia termasuk
mencampuri urusan dalam negeri Bolivia hingga berlindung
dibelakang apa yang mereka sebut dengan Pemberantasan
Narkoba.
Dari pengalamannya selama 25 tahun berada di bawah
garis kemiskinan yang cukup akut yang disebabkan oleh
kegagalan berbagai reformasi ekonomi dan kebijakan yang
dianjurkan IMF dan Bank Dunia dalam tahun-tahun 1980-an,
sejak itu maka muncullah tokoh-tokoh yang menentang
neoliberalisme. Evo Morales menekankan diutamakannya
egalitarisme (persamaan) serta tidak menghiraukan bahkan tidak
menghargai anjuran-anjuran yang diberikan oleh IMF dan
pemerintah Amerika Serikat.
Kebangkitan rakyat Bolivia ini timbul dan menjadikan
pandangan mereka lebih ke ‘kiri’ dan berusaha menggalang
bersama-sama persatuan yang diinspirasikan oleh Simon Bolivar.
Kebangkitan rakyat dalam melaWan kekuatan imperialisne
Amerika Serikat yang sekarang makin tidak disukai oleh banyak
pihak di berbagai penjuru dunia. Sebagian dari kebangkitan ini
diberi nama dengan Revolusi Bolivarian yang juga disebut
46
sebagai sosialisme partisipatif, atau sosialisme demokratik.
Reaksi marah masyarakat dalam melawan pemerintah dilakukan
dengan berbagai cara berupa pemogokan seperti yang dilakukan
para buruh, demonstrasi yang kemudian berbuah bentrokan dan
berujung pada aksi perlawanan terhadap negara. Aksi-aksi yang
dilakukan untuk melawan kekuasaan asing di Bolivia benar-benar
membuat gejolak sosial masyarakat dipacu dan membawa
korban yang sangat banyak.
Belum dari faktor dampak buruknya keadaan ekonomi
yang diakibatkan oleh program penyesuaian struktural yang
dianjurkan oleh Bank Dunia maupun IMF, menyebabkan
terjadinya gerakan-gerakan yang menunjukkan perlawanan
terhadap pemerintah. Terdapat juga faktor lain yang mendasari
alasan terjadinya pergelokan yang terjadi di Bolivia selama ini,
yaitu di bidang politik Pemerintahan Bolivia merupakan suatu
negara yang berbentuk republik dengan sistem Mix Member
Proportional37 serta perwujudan demokrasi politik. Namun negara
ini memiliki karakter negara yang represif, karena mempunyai
tingkat kesenjangan masyarakat yang sangat parah sehingga
Bolivia merupakan negara yang paling tersentralisir di wilayah
Amerika Latin pada tahun 1990-an sebagai hasil panjang dari
Revolusi 1952 di mana Movimiento Nacionalista Revolucionario 37) Dengan menggunakan distrik-distrik wakil majemuk, jumlah wakil yang terpilih untuk suatu distrik ditentukan oleh persentase suara sah yang diraih oleh partai atau kandidat peserta pemilu dalam distrik tersebut.
47
(Nationalist Revolutionary Movement/ Gerakan Nasionalis
Revolusioner) mengambilalih kekuasaan secara politik,
memegang kendali secara ekonomi, dan menjalankan kebijakan
strategi modernisasi yang dikendalikan oleh negara sehingga
partai ini mendominasi pemerintahan di Bolivia.38
Hampir semua kebijakan, aktivitas, dan hal yang bersifat
fisik seperti, gedung-gedung, terkonsentrasi di ibukota, Lapaz.
Sebaliknya, sedikit sekali, atau hampir tidak ada, kehadiran
pemerintah di mayoritas kotamadya di seluruh wilayah Bolivia.
Masyarakat sendiri pada umumnya tinggal di distrik-distrik yang
tidak memiliki akses ke para pejabat publik, dan karenanya tidak
banyak kesempatan untuk mengetahui siapa-siapa sebetulnya
yang mengelola dan memerintah negara selama ini. Akibatnya,
tidak mengherankan bila pemerintah tidak tanggap terhadap
berbagai tuntutan lokal, apalagi melakukan investasi publik ke
berbagai kotamadya. Sementara itu, mayoritas penduduknya
yang berlatar belakang pribumi, sekitar 50-70 % tetap berada
dalam posisi terpinggirkan. Mereka secara umum terstrukturisasi
dalam arti akses yang terbatas ke informasi, berada dalam relasi
kekuasaan yang timpang, dan mengalami sikap rasis dan
diskriminasi. Sentralisme dan eksklusifisme etnis adalah dua ciri
utama dari konteks sosial-politik Bolivia.
38) Nur Imam Subono, “Belajar dari Kasus Bolivia”, 02 Februari 2010, data ini merupakan dokumen KPP-PRD
48
Sebelum adanya pembaharuan, pemerintahan lokal hampir
tidak pernah hadir di mayoritas wilayah Bolivia. Wilayah yang
ada umumnya diisi berbagai bangunan seperti, gedung sekolah,
balai kesehatan, dan asrama atau tangsi militer di mana mereka
berada di bawah tanggung jawab kementerian negara masing-
masing. Tapi, setelah pembaharuan, pemerintahan lokal terpilih
hadir di semua wilayah.39
B.1. Terpilihnya Evo Morales dan Kebijakan
Ekonominya
Ketika meraih kursi kepresidenan, Evo Morales
menyerukan bahwa ia akan menasionalisasi perusahaan industri
energi gas alam, tidak untuk mengambil alih atau
menyingkirkan, serta menentang adanya FTAA (Free Trade Area
of America) seiring dengan ditentangnya perdagangan bebas di
Bolivia. FTAA yang merupakan suatu organisasi yang ditawarkan
oleh Amerika Serikat untuk Amerika Latin, mendapat penolakan
dari Bolivia dengan langkah bergabungnya Bolivia dengan ALBA
(Alternativa Bolivariana para las America atau Agreement for the
Application of the Bolivarian Alternative of the Americas and the
People's Trade Agreements). Hal ini merupakan pemenuhan
janjinya kepada rakyat jauh sebelum ia menjadi presiden, ia
bersumpah akan meningkatkan kontrol negara atas sumber-
39) Ibid.
49
sumber gas alam negerinya. Morales akan meninjau ulang
kesepakatan dengan perusahaan-perusahaan minyak asing
walaupun tantangan langkah nasionalisasi tersebut tidak mudah.
Ia bertekad untuk menggunakan pendapatan dari sektor energi
untuk memangkas kemiskinan di seluruh negeri. Bolivia juga
termasuk salah satu negara pendiri Andean Community of
Nations atau Comunidad Andina de Naciones dimana merupakan
suatu blok perdagangan antara Bolivia, Kolombia, Peru, Ekuador,
dan Venezuela. Yang berfungsi untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi kawasan Andean.
Untuk mendukung langkah ini, berbagai upaya dilakukan
oleh pemerintahan Evo Morales meskipun harus menentang
pemerintahan Amerika Serikat maupun berkonflik dengan
perusahaan-perusahaan asing yang ada di Bolivia agar
pendapatan nasional dapat bertambah sehingga dapat
dialokasikan untuk membiayai pendidikan, kesehatan dan sektor-
sektor publik lainnya. Bolivia telah kehilangan kedaulatannya
atas kekayaan minyaknya sendiri setelah IMF (International
Moneter Fund) memberi bantuan keuangan kepada negara
tersebut pada dekade 1980-an. Salah satu kompensasi dari
bantuan keuangan tersebut adalah dibukanya Bolivia sebagai
pasar bebas sehingga banyak perusahaan asing yang kemudian
melakukan eksplorasi sumber daya alam di Bolivia. Setelah itu,
50
Bolivia tidak lagi pernah menikmati kekayaan alam, kecuali
segelintir elite politik keturunan Spanyol dalam kolaborasi
mereka dengan perminyakan asing.40
Hal inilah yang mendasari Morales mengeluarkan kebijakan
ekonomi dalam bentuk nasionalisasi perusahaan-perusahaan
yang telah diprivatisasi sebelumnya. Dalam menjawab
kecemasan negara-negara barat, Morales menjelaskan :
“Memang benar, kita membutuhkan mitra. Kita membutuhkan investor, baik dari Amerika, Eropa maupun Asia. Kita juga membutuhkan investor swasta sebagai mitra negara dan pengusaha lokal. Tapi bukan pemilik baru untuk sumber daya alam kita. Disamping itu, harus ada pembagian keuntungan yang adil.”41
Sebagai dampaknya, hubungan antara Bolivia dan
Washington memburuk sejak Morales berkuasa pada Januari
2006. Kedua pihak pun bersikap saling curiga. Sehingga
kerjasama militer antara keduanya diakhiri.42 Amerika Serikat
sangat tidak suka dengan negoisasi ulang atas kontrak-kontrak
minyak yang menjadi program Morales. Sebaliknya hubungan
Morales dengan presiden Venezuela, Hugo Chavez, semakin
40) Ibid.41) Diakses dari : http://dwelle.de/Indonesia/togesthema/1.168990.1.html pada tanggal : 15 Februari 2010, pada pukul : 23.45 WIB42) Adapun kerjasama militer antara Bolivia dan Amerika Serikat pada masa sebelumnya adalah pemerintahan Bolivia selalu menggunakan bantuan militer Amerika Serikat guna mengatasi pemberontakan yang melawan kebijakan pemerintah Bolivia.
51
dekat.43 Hal ini menambah kebencian Amerika Serikat terhadap
Bolivia dengan menyebutnya sebagai negara ‘Axis of Evil’.
C. ALBA Sebagai Wadah
Kerjasama Kuba dan Bolivia
ALBA pertama kali diprakarsai oleh Venezuela dan Kuba.
ALBA didirikan sebagai upaya untuk menegakkan kedaulatan
ekonomi negara-negara miskin di hadapan negara-negara maju,
terutama Amerika Serikat. ALBA dideklarasikan di Ibu Kota Cuba,
Havana, 28 April 2005, organisasi yang menyatakan diri sebagai
alternatif terhadap Free Trade Area of the America (FTAA) ini
sampai tahun 2007 beranggotakan enam negara.44
Selain Kuba dan Venezuela, turut bergabung yaitu
Argentina, Uruguay, Brasil, dan Bolivia. Dengan tujuan untuk
memupuk solidaritas di antara negara-negara miskin sehingga
bisa mempunyai daya tawar yang sama dengan negara-negara
maju dalam perdagangan internasional. ALBA menekankan kerja
sama ekonomi, politik, sosial budaya dalam posisi sejajar.
Pertukaran teknologi, liberalisasi, dan integrasi dalam kerangka
saling memajukan dan menghilangkan kemiskinan. Sektor
43) Media Kompas. “Venezuela-Bolivia, Chavez Siap Bela Morales Terkait Rencana Amerika Serikat”, 13 Oktober 200644) Diakses dari : http://www.republikaonline.co.id/2006/ 052006.htm. Artikel “KTT ALBA Sepakat Pererat Ekonomi Latin”. Pada tanggal : 07 Januari 2010, Pukul 13.35 Wib.
52
pertanian dan agrikultur adalah bidang prioritas yang digarap
ALBA. Selain itu, pendidikan dan kesehatan adalah garapan
utama yang diprogramkan dalam ALBA.
Sejak kehadirannya ALBA memang merupakan suatu
alternatif yang diciptakan sebagai counter dari pasar bebas AS
yaitu FTAA. Sudah sejak lama perekonomian negara-negara
Amerika Latin dikuasai negara adidaya AS, bahkan dapat
dikatakan perekonomian Amerika Latin dibangun berdasarkan
pondasi hutang yang dipinjamkan AS pada era dekolonisasi.
Kepentingan-kepentingan AS memang terasa cukup kental dalam
FTAA, karena AS ingin menyelamatkan posisinya di Amerika
Latin, selama ini Amerika Latin merupakan posisi sentral untuk
menopang berjalannya ekonomi AS.45
Sebagai alternatif dari FTAA, selama ini ALBA telah
melakukan banyak hal, dan apa yang dilakukan ALBA telah
membuat AS cemas, karena apa yang coba dibangun oleh ALBA
sangat berbeda dengan revolusi sosialis di Kuba ataupun negara-
negara sosialis lainnya. ALBA justru sebuah bentuk kerjasama
yang mengadopsi nilai-nilai globalisasi, tetapi globalisasi yang
dibangun oleh ALBA merupakan globalisasi untuk menuju
kemajuan dan bukan untuk menuju ketergantungan yang selama
ini membuat perekonomian negara-negara AL terpuruk.46
45) Ibid.46) Ibid. Republika Online, 1 Mei 2007
53
Menentukan strategi dan mambangun pondasi yang kuat
sangat diperlukan untuk keberlangsungan ALBA. Sehingga
pemimpin-pemimpin Amerika Latin yang tergabung didalam
ALBA bersepakat untuk mengadakan Konfrensi Tingkat Tinggi
(KTT) ALBA yang pertama. KTT pertama ini diadakan pada
tanggal 29 April 2007 di Barquisimeto Venezuela. Dalam KTT ini
menghasilkan beberapa hal seperti kesepakatan untuk
mempererat integrasi ekonomi sebagai strategi mengimbangi
kekuatan AS, membentuk tiga dewan kerjasama baru, serta
memperluas kerjasama dalam sektor energi dan memfokuskan
perhatian untuk mengembangkan sumber-sumber energi
alternatif.47
Keberhasilan ALBA akan menjadi suatu tolak ukur untuk
melanjutkan perlawanan terhadap globalisme Amerika. Meskipun
baru sekedar kampanye alternatif tetapi ALBA telah mampu
meningkatkan posisi tawar Amerika Latin dihadapan Amerika
Serikat. Apabila ALBA mampu bertahan dan dapat menyatukan
seluruh Amerika Latin sehingga membentuk blok yang kuat
dikawasan selatan, maka gerakan Counter Hegemoni yang
dilakukan oleh ALBA baru dapat dikatakan berhasil.
C.1. Tujuan Kerjasama dalam Kerangka ALBA
47) Diakses melalui http://norvien.friendster.com/2008/07/artikel “hubungan-amerika-latin_amerika-serikat”, pada tanggal 07 Januari 2009
54
Amerika Latin adalah sejarah panjang kolonialisme, bahkan
hingga saat ini. Sejak abad ke-15 dengan penjelajahan Colombus
(1492-1504), region ini disebut ‘dunia baru’ yang menjadi daerah
eksploitasi Eropa, terutama Portugal dan Spanyol. Dilanjutkan
dengan era merkantilisme dan liberalisme pada abad ke-19.
Perdagangan dan modal meledak di akhir abad ini,
memenangkan Inggris sebagai dominator di kawasan ini.
Eksploitasi dilanjutkan dengan menekankan pada sektor
pertanian, pertambangan dan modernisasi. Di awal abad ke-20
bahkan hingga dewasa ini Amerika Latin tetap menjadi bagian
dari politik halaman belakang (backyard policy) negara adikuasa
Amerika Serikat.
Dominasi kekuatan eksternal semenjak masa kolonial,
merkantilis hingga saat ini dikatakan sebagai era neoliberal
sesungguhnya nyata menciptakan ketidakadilan. Eksploitasi
sumber daya alam dan pembangunan tak berkelanjutan yang
dilakukan menciptakan elit-elit lokal yang koruptif. Fenomena ini
selanjutnya berdampak pada distribusi pendapatan yang sangat
timpang. Total kurang dari 10 persen rakyat yang menikmati
pembangunan hingga era awal abad ke-20. Ketergantungan
pada ekspor bahan mentah tanpa membangun industri
selanjutnya membuat kawasan ini tidak berkembang.
Selanjutnya, masalah urbanisasi menjadi problem utama karena
55
pembangunan yang tak merata. Sekitar 70 persen rakyat tinggal
di daerah perkotaan, sementara pembangunan perdesaan
ditinggalkan.48
Perkembangan revolusi dan kemerdekaan yang diraih
negara-negara (nation-state) tidak mengubah masalah utama
dan struktur ketidakadilan di Amerika Latin. Seiring dengan
masih kentalnya interest negara-negara adikuasa terutama
Amerika Serikat, seringkali rejim dipengaruhi dan diintervensi
(baik secara ekonomi, politik maupun militer/power) untuk tetap
menjadi ‘halaman belakang’ yang bisa ditanami dan agar tetap
produktif kepada ‘rumah utama’. Sebaliknya, kondisi negara-
negara Amerika Latin semakin terjebak dengan masalah utang,
liberalisasi perdagangan, dominasi ekonomi dan investasi.
Negara-negara ini juga rentan digoyang secara ekonomi-politik,
seperti krisis yang terjadi di awal tahun 1990-an.
Dari hasil menolak kebijakan tersebut, hasilnya dapat
dilihat, pendidikan gratis, biaya kesehatan gratis, dan
pembangunan infrastruktur yang dikhususkan bagi rakyat. Oleh
karena itu, perkembangan politik di Amerika Latin dipenuhi
dengan kebijakan-kebijakan sosialis yang memang lebih
menguntungkan. Dengan demikian telah dapat dihasilkan bahwa
prinsip dari ALBA-TCP ini ternyata dapat mempengaruhi banyak 48) Diakses dari : http://www.bilaterals.org/rubrique.php/Fid_rubrique/search/ “CooperationAgreementCubainALBABolivia” Pada tanggal : 03 februari 2010, Pada pukul 02.25 Wib
56
para pemimpin di Amerika Latin. Hal ini disebabkan oleh
latarbelakang yang berbeda dengan prinsip pakta perdagangan
bebas Amerika Serikat. Prinsip saling melengkapi, solidaritas,
kerjasama dan penghormatan terhadap hak rakyat. Selain itu,
pendidikan dan kesehatan adalah garapan utama yang
diprogramkan dalam ALBA. Seperti halnya pada awal kerjasama
antara Kuba dan Venezuela, Kuba mengirimkan 15 ribu tenaga
kesehatan ke Venezuela dan memberikan beasiswa sekolah
kedokteran di Kuba bagi 2.000 mahasiswa Venezuela. Sebagai
gantinya, Venezuela mematok harga minyak bagi Kuba 27 dolar
AS per barel dan mentransfer teknologi energi.49
Menerapkan harga minyak di bawah harga standar dunia
bertujuan untuk meningkatkan daya keterjangkauan masyarakat
di Amerika Latin kepada sumber-sumber energi sehingga
berkonsentrasi meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan
warganya. Yang terpenting, adalah strategi mereka mengenai
minyak bumi. Wajar saja jika kemudian banyak bermunculan
presiden-presiden yang mengikuti sepak terjang Fidel Castro.
Malah, pemerintahan yang diterapkan ala Fidel Castro lebih
mampu bertahan dan mengambil kebijakan yang sesuai serta
membawa Negara jauh dari kapitalisme daripada Negara-negara
49) Ibid.
57
yang mengaku demokratis seperti Amerika Serikat yang
nyatanya tidak menghasilkan apa-apa.50
Terjalinnya hubungan yang erat antra Kuba dan Bolivia di
dalam ALBA, bertujuan untuk lebih menekankan kepada
kerjasama ekonomi, politik, sosial budaya dalam posisi sejajar.
Pertukaran teknologi, liberalisasi, dan integrasi dalam kerangka
saling memajukan dan menghilangkan kemiskinan. Sektor
pertanian dan agrikultur adalah bidang prioritas yang digarap
ALBA sebelum berpikir cara meningkatkan keuntungan dari
sebuah perdagangan. Ketimpangan aturan mengenai sektor ini
dalam perdagangan internasional dewasa ini tidak mungkin
diliberalisasi jika negara maju sendiri memberikan jutaan miliar
dolar subsidi dan tarif impor yang tinggi untuk melindungi
industri agrikultur mereka. Sementara negara-negara maju
seperti Amerika Serikat, Jepang, Kanada, New Zealand,
menghendaki agar subsidi pertanian di negara miskin dicabut
oleh pemerintahnya.
Bolivia dapat memainkan peran begitu sentral dalam
gerakan antineoliberalisme di Amerika Latin karena dua faktor.
Pertama, akar domestik yang kuat karena dukungan masyarakat,
terutama kalangan menengah ke bawah yang semula menjadi
korban dari kebijakan-kebijakan neoliberalisme rezim-rezim 50) Loc.cit. http://www.alternativabolivariana.org/index/search/Dalternativabolivariana. Maret 07 2010, Pukul 13.35 Wib
58
sebelumnya. Kedua, pemilikan ”basis material” yang berasal dari
kenaikan income yang didapat dari kenaikan harga minyak.
Meski demikian, secara rinci ada beragam wacana dan
praktik politik pemerintahan di Amerika Latin. Setidaknya ada
tiga kecenderungan. Pertama, semakin aktifnya negara dalam
perekonomian. Kedua, negara memprioritaskan kebijakan sosial
sebagai kebijakan pendistribusian pembangunan. Ketiga, terjadi
diversifikasi hubungan politik dan ekonomi luar negeri.
Sementara itu, tak satu pun yang mempertanyakan stabilitas
moneter dan keuangan, aturan pasar bebas, dan integrasi pasar
dunia.51 Pada tingkat negara, seperti Paraguay, Brazil, Bolivia,
dan Panama, mencatat rekor sebagai negara yang tingkat
kesenjangan penduduknya menempati posisi teratas. Di tingkat
kota, potret kesenjangan antar penduduk juga sangat timpang.
Buenos Aires, ibukota Argentina, misalnya, adalah salah satu
kota dengan tingkat kesenjangan yang tertinggi di dunia. Di kota
itu, rata-rata tingkat kemiskinan naik dari 4.7 persen populasi
pada 1974, menjadi 57 persen pada tahun 1999. Ketika Evo
Morales, mencanangkan kebijakan nasionalisasi industri gas,
reaksi keras datang dari Washington. Bolivia juga terancam
kehilangan pendapatan sebesar 170 juta dolar AS dari ekspor
51) Ibid.
59
kacang kedelai ke Kolombia. Pasalnya, negara tetangganya itu
membuat kesepakatan dagang dengan AS.
Venezuela kemudian mengambil langkah dengan
menyatakan membeli seluruh produksi ekspor kedelai Bolivia.
Chavez juga mengumumkan untuk memberi bantuan dana
sebesar 100 juta dolar kepada Bolivia dan sejumlah kecil
bantuan lainnya untuk mendukung rencana reformasi
pertanahan. Sebagai wadah dari semangat solidaritas Bolivarian
itulah, tahun lalu Chavez mengumumkan niatnya untuk
membentuk bank negara-negara Selatan. Hal ini dipandang perlu
agar mengurangi ketergantungan pada mata uang dolar AS,
khususnya dalam perdagangan komoditas.52
BAB III
KERJASAMA KUBA - BOLIVIA MELALUI KERANGKA
ALBA DI BIDANG KESEHATAN DAN PENDIDIKAN
Sebagai alternatif dari FTAA, selama ini ALBA telah
melakukan banyak hal, dan apa yang dilakukan ALBA telah
membuat AS cemas, karena apa yang coba dibangun oleh ALBA
sangat berbeda dengan revolusi sosialis di Kuba ataupun negara-
negara sosialis lainnya. ALBA justru sebuah bentuk kerjasama
52) Diakses dari : http://www.alternativabolivariana.org/modules.php. Pada tanggal 03 Februari 2010, pukul 03.03 WIB.
60
yang mengadopsi nilai-nilai globalisasi, tetapi globalisasi yang
dibangun oleh ALBA merupakan globalisasi untuk menuju
kemajuan dan bukan untuk menuju ketergantungan yang selama
ini membuat perekonomian negara-negara Amerika Latin
terpuruk.
Menentukan strategi dan membangun pondasi yang kuat
sangat diperlukan untuk keberlangsungan ALBA. Sehingga
pemimpin-pemimpin Amerika Latin yang tergabung didalam
ALBA bersepakat untuk mengadakan Konfrensi Tingkat Tinggi
(KTT) ALBA yang pertama. KTT pertama ini diadakan pada
tanggal 29 April 2007 di Barquisimeto Venezuela. Dalam KTT ini
menghasilkan beberapa hal seperti kesepakatan untuk
mempererat integrasi ekonomi sebagai strategi mengimbangi
kekuatan AS, membentuk tiga dewan kerjasama baru, serta
memperluas kerjasama dalam sektor energi dan memfokuskan
perhatian untuk mengembangkan sumber-sumber energi
alternatif.53
A. Program Kesehatan Sebagai
Peningkatan Ekonomi
Peningkatan kesejahteraan ekonomi sebagai akibat dari
bertambah panjangnya usia sangatlah penting. Dalam 53) Republika Online, 1 Mei 2007, KTT ALBA Sepakat Pererat Ekonomi Latin, diakses melalui http://www.republikaonline.co.id/2006/ 052006.htm, pada tanggal 07 Januari 2010.
61
membandingkan tingkat kesejahteraan antar kelompok
masyarakat, untuk melihat angka harapan hidup, seperti halnya
dengan tingkat pendapatan tahunan. Di negara-negara yang
tingkat kesehatannya lebih baik, setiap individu memiliki rata-
rata hidup lebih lama, dengan demikian secara ekonomis
mempunyai peluang untuk untuk memperoleh pendapatan lebih
tinggi. Keluarga yang usia harapan hidupnya lebih panjang,
cenderung untuk menginvestasikan pendapatannya di bidang
pendidikan dan menabung. Dengan demikian, tabungan nasional
dan investasi akan meningkat, dan pada gilirannya akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Isu regional di kawasan Amerika Latin, masalah kebijakan
makroekonomi seharusnya diarahkan untuk menjamin
pertumbuhan ekonomi dan sosial secara beriringan. Analisia
membuktikan bahwa penanggulangan kemiskinan dan
peningkatan status kesehatan memerlukan kerangka kebijakan
makroekonomi yang kondusif untuk menciptakan pertumbuhan
ekonomi yang cepat dan berkeadilan. Bukti-bukti makro ekonomi
menjelaskan bahwa negara-negara dengan kondisi kesehatan
dan pendidikan yang rendah, mengahadapi tantangan yang lebih
berat untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan jika
dibandingkan dengan negara yang lebih baik keadaan kesehatan
dan pendidikannya.
62
Selama ini Kuba telah berupaya untuk memulai kerjasama
bilateral, dimana banyak negara atau sumber daya untuk
menyumbangkan program-program kesehatan yang
dikembangkan Kuba, pada pertengahan tahun 2007 hingga
tahun 2008 telah membantu mengirimkan vaksinasi drive ke
Bolivia, Selain itu banyak para pakar epidemiologi menjadi
relawan dan juga para dokter umum turut yang berasal dari Kuba
bekerjasama dengan otoritas kesehatan Bolivia untuk
mengimunisasi 800.000 anak-anak terhadap lima penyakit masa
kanak-kanak dan memberikan 2 juta dosis vaksin Imun yang
dikirim dari pemerintah Kuba.54
Pada tingkat mikro yaitu pada tingkat individual dan
keluarga, kesehatan adalah dasar bagi produktivitas kerja dan
kapasitas untuk belajar di sekolah. Tenaga kerja yang sehat
secara fisik dan mental akan lebih enerjik dan kuat, lebih
produktif, dan mendapatkan penghasilan yang tinggi. Keadaan
ini terutama terjadi di negara-negara sedang berkembang,
dimana proporsi terbesar dari angkatan kerja masih bekerja
secara manual. Selanjutnya, anak yang sehat mempunyai
kemampuan belajar lebih baik dan akan tumbuh menjadi dewasa
yang lebih terdidik. Dalam keluarga yang sehat, pendidikan anak
54) Ibid.
63
cenderung untuk tidak terputus jika dibandingkan dengan
keluarga yang tidak sehat.
Pada tingkat makro, penduduk dengan tingkat kesehatan
yang baik merupakan masukan (input) penting untuk
menurunkan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan
pembangunan ekonomi jangka panjang. Beberapa pengalaman
sejarah besar membuktikan berhasilnya tinggal landas ekonomi
seperti pertumbuhan ekonomi yang cepat didukung oleh
terobosan penting di bidang kesehatan masyarakat,
pemberantasan penyakit dan peningkatan gizi. Peningkatan
kesejahteraan ekonomi sebagai akibat dari bertambah
panjangnya usia sangatlah penting. Dalam membandingkan
tingkat kesejahteraan antar kelompok masyarakat, sangatlah
penting untuk melihat angka harapan hidup, seperti halnya
dengan tingkat pendapatan tahunan.55
Peranan kesehatan diantara berbagai faktor pertumbuhan
ekonomi dapat digambarkan dalam Diagram 1 dibawah ini56.
Dalam diagram tersebut dapat dilihat, pembangunan ekonomi
disatu pihak, merupakan fungsi dari kebijakan dan institusi
(kebijakan ekonomi, pemerintahan yang baik, dan penyediaan
pelayanan publik), dan faktor masukan (sumber daya manusia,
teknologi, dan modal perusahaan) dilain pihak. Kesehatan
55) Ibid.56) Ibid.
64
mempunyai peranan ekonomi yang sangat kuat terhadap sumber
daya manusia dan modal perusahaan melalui berbagai
mekanisme seperti digambarkan.
Diagram 1: Kesehatan Sebagai Masukan Untuk Pembangunan
Ekonomi
Kebijakan ekonomiPemerintahan yang baik
Penyediaan pelayanan publik
Sumberdaya manusia, termasuk: Pendidikan, pelatihan, perkembangan Fisik dan kognitif
Teknologi, termasuk:Pengetahuan ilmiah yang relevan untuk menghasilkan inovasi dalam difusi ekonomi dalam negeri dengan menggunakan teknologi dari luar
Modal perusahaan, termasuk:Investasi yang pasti dalam peralatan,organisasi dan kerjasama karyawan,peluang investasi untuk menarik
modal
Di berbagai negara khususnya di negara-negara yang
sedang berkembang, ketersediaan sumber daya untuk
mengatasi masalah kesehatan sangat terbatas, oleh karena itu
pemilihan alternatif intervensi kesehatan yang cost-effective
menjadi penting. Pada tahun 1978, melalui Deklarasi Alma Ata
tujuan kesehatan bagi semua telah disetujui oleh seluruh negara
65
Kesehatan Pertumb
uhan ekonomi:
Pertumbuhan GNP perkapita,
anggota Organisasi Kesehatan Sedunia (World Health
Organization-WHO). Beberapa kesepakatan dalam deklarasi
tersebut adalah komitmen negara-negara anggota terhadap
keadilan kesehatan, lebih memfokuskan pelayanan kesehatan
pencegahan (preventive) dan peningkatan (promotive)
dibandingkan dengan pengobatan (curative) dan pemulihan
(rehabilitative), meningkatkan kerjasama lintas sektoral, dan
meningkatkan partisipasi masyarakat.57
Sampai saat ini beberapa komitmen tersebut belum dapat
diwujudkan. Sebagian besar negara-negara berpendapatan
rendah lebih banyak mengalokasikan sumber daya untuk
pelayanan kesehatan pengobatan. Hal ini menyebabkan
terjadinya inefisiensi alokasi, penggunaan teknologi yang tidak
tepat, dan inefisiensi teknis. Hanya sedikit negara yang sukses
mencapai kesehatan yang adil dan berhasil menjalin kerjasama
lintas sektor dan partisipasi masyarakat dengan baik.
Di negara-negara yang tingkat kesehatannya lebih baik,
setiap individu memiliki rata-rata hidup lebih lama, dengan
demikian secara ekonomis mempunyai peluang untuk untuk
memperoleh pendapatan lebih tinggi. Keluarga yang usia
harapan hidupnya lebih panjang, cenderung untuk
57) WHO Regional Office For South-East ASIA( 2002): Regional Conference of Parliamentarians on the Report of the Commission on Macroeconomics and Health: Health and Development Regional Initiatives, Bangkok, Thailand 15 – 17 December 2002.
66
menginvestasikan pendapatannya di bidang pendidikan,
kesehatan dan menabung. Dengan demikian, tabungan nasional
dan investasi akan meningkat, dan pada gilirannya akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Kesehatan yang buruk akan memberikan pengaruh buruk
terhadap pertumbuhan ekonomi, hal ini antara lain terjadi di sub-
Sahara Afrika dan Asia Selatan. Beban berat yang diakibatkan
oleh penyakit dan pengaruh gandanya terhadap produktivitas,
kependudukan, dan pendidikan mempunyai peranan dalam
kinerja ekonomi yang buruk dan kronis di negara-negara Afrika.
Studi terbaru yang dilakukan oleh Bloom dan Sachs, menemukan
bahwa lebih dari setengahnya dari keterbelakangan
pertumbuhan di negara-negara Amerika Latin jika dibandingkan
dengan dengan negara-negara di Asia Timur, secara statistik
dapat diterangkan oleh beban berat akibat penyakit,
kependudukan, dan geografis jika dibandingkan dengan variabel-
variabel tradisional dari ekonomi makro dan politik
pemerintahan. Sebagai contoh, tingginya angka prevalensi
penyakit malaria menunjukkan hubungan yang erat dengan
penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar satu persen atau lebih
setiap tahunnya.58
58) Ibid.
67
Negara-negara termiskin di dunia dilihat dengan sangat
rendahnya pengeluaran biaya untuk kesehatan dibanding
dengan standar negara-negara berpendapatan tinggi. Walaupun
seandainya negara-negara miskin tersebut mengalokasikan
sumber daya dalam negeri lebih banyak untuk kesehatan hal ini
tidak akan memecahkan masalah mendasar: negara-negara
miskin tidak memiliki sumber daya biaya yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakatnya. Berbagai indikator kesehatan di negara-negara
berpendapatan rendah dan menengah jika dibandingkan dengan
negara-negara berpendapatan tinggi, memperlihatkan bahwa
angka kesakitan dan kematian secara kuat berkorelasi terbalik
dengan pendapatan. WHO (World Health Organization) telah
menguji secara seksama tentang peningkatan sumber daya di
berbagai negara, terutama sumber daya biaya yang dapat
dimobilisasi untuk kesehatan di negara-negara berpendapatan
rendah.
Berkaitan dengan sumber daya sektor publik, kemampuan
untuk meningkatkan anggaran kesehatan tentu akan berbeda
antar negara hal ini dipengaruhi oleh struktur ekonomi,
kemampuan mengumpulkan pajak, kemampuan bayar hutang,
dan banyak faktor lainnya. Masih terdapat beberapa kasus
dimana pengeluaran publik untuk kesehatan yang sangat rendah
68
mungkin dapat dimobilisasi, tetapi komitmen politik sangat sulit
diperoleh. Jika masyarakat secara tegas dapat dibedakan secara
geografis maupun etnis, pemerintah cenderung memilih untuk
mengalokasikan untuk kelompok minoritas daripada untuk
kelompok penduduk yang luas. Begitu pula halnya jika terdapat
diskriminasi yang merugikan terhadap perempuan yang
bertanggung jawab terhadap perawatan kesehatan keluarga,
seringkali perhatian menjadi kurang terhadap kelompok miskin
secara keseluruhan.59
Dapat juga terjadi pengeluaran kesehatan seringkali
menjadi tidak efisien atau bahkan percuma. Keadaan ini
terutama terjadi akibat pengeluaran langsung untuk kesehatan
oleh orang miskin guna memperoleh pelayanan kesehatan
berkualitas rendah dan pengobatan kurang tepat. Di Bolivia
sebelum adanya bantuan Kesehatan Kuba, penduduk miskin di
desa membayar langsung sekitar 85% pelayanan kesehatannya
untuk hal-hal yang tidak layak misalnya untuk pembelian obat
yang tidak bermutu, dan tenaga kesehatan yang kurang
profesional dan tidak memiliki lisensi.60
B. Program Pendidikan Sebagai
Peningkatan Ekonomi
59) Ibid.60) Ibid.
69
Kondisi dari sistem ekonomi dan politik dalam periode
terakhir telah menyebabkan keadaan masyarakat di wilayah
bolivia mengalami kesenjangan sosial dan sebagian dari
masyarakat memiliki tingkat kematian yang cukup tinggi.
Permasalahan ini ternyata terjadi akibat tidak adanya
pemerataan ekonomi. Dengan tekad serta perjuangan demi
membangun kualitas yang lebih baik maka bolivia bergabung ke
dalam ALBA dengan harapan dapat menjalin kerjasama dengan
Kuba yang memiliki kualitas Pendidikan dan Kesehatan
Terdapat empat negara Amerika latin yang telah
ditargetkan dalam program ALBA-TCP untuk memberantas
masalah buta huruf akibat rendahnya minat pendidikan
masyarakat yang disebabkan karena mahalnya biaya dan tidak
terjangkaunya sarana pendidikan di wilayah Venezuela, Bolivia,
Nikaragua dan Ekuador. Hal ini dapat terwujud di negara-negara
tersebut melalui program kerjasama yang diwadahi oleh ALBA
dan diselenggarakan oleh Kuba khususnya di negara Bolivia yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dan pembangunan ekonomi yang merata.61
Buruknya kondisi kesehatan disebabkan oleh sistem
kapitalisme yang akhirnya terciptanya penyakit sosial yang
61) Diakses dari : http://monthlyreview.org/castro/2009/10/19/the-alba-and-copenhagen/ Pada Tanggal 26 Februari 2010, Pukul : 12.36 WIB
70
berkepanjangan dan menyebabkan ketimpangan ekonomi, tidak
produktif dan ketergantungan yang luar biasa hebatnya.
Kemiskinan, kebodohan, pengangguran, hingga kelaparan adalah
komplikasi dari penyakit tersebut. Wacana ini, khususnya
fenomena kemiskinan, telah menjadi begitu mempesona sebagai
wacana yang lebih bermakna derma, dengan sedikit upaya
memahami mekanisme ekonomi dan sosial yang
menyebabkannya, yakni: ekonomi liberal (kapitalisme). Penyakit
ini, sekarang, semakin diperparah oleh dominasi kekuasaan
modal korporasi industri dan keuangan multi dan trans-nasional
serta ekonomi spekulasi (casino capitalism).62
Pertukaran tenaga kesehatan di negara-negara Amerika
Latin dan program pembangunan sosial yang dikenal sebagai
Alternatif Bolivarian untuk Amerika (ALBA) menawarkan
mekanisme lain untuk meningkatkan pendidikan kedokteran dan
perawatan kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu.
Saat ini, telah terjalin sebuah kerjasama antara Kuba dan Bolivia
yang diwadahi di dalam ALBA di berbagai program kesehatan
dari pandangan pemulihan ke pusat-pusat diagnostik yang
didirikan dan dikelola oleh dokter spesialis Kuba dan tenaga
kesehatan setempat. Dengan demikian melalui berbagai inisiatif
pendidikan kedokteran oleh Kuba, diharapkan agar dokter dan
62) Amin, Samir, Kemelaratan Dunia, Pemiskinan dan Akumulasi Modal, Monthly Review, Volume 55, No. 5, Oktober 2003.
71
ahli kesehtan di Bolivia dapat menjalani program-program ini
dengan sepenuhnya.63
Selain itu pemerintah Venezuela juga menyumbangkan
dana 1 Juta Dollar untuk ikut berpartisipasi dengan Kuba dalam
memberantas buta huruf di kawasan pedesaan yang paling tinggi
tingkat aksaranya di Bolivia. Selain itu ALBA telah mendukung
kolaborasi Kuba di berbagai pelosok negara Amerika Latin dan
Karibia. Menurut pemerintah Kuba, 95 organisasi non-pemerintah
di kawasan Amerika Latin memberikan kontribusi yang positif
terhadap proyek-proyek ALBA-TCP.
Sesuai dengan pedoman, Asas dan peraturan ALBA – TCP
yang menekankan kerjasama diantara anggota Negara Amerika
Latin sebagai upaya menekan dominasi dan pengaruh AS, untuk
itu Kuba sebagai negara yang memiliki kesuksesan dalam
membangun dan meningkatkan pendidikan serta kesehatan di
negaranya, berupaya membangun kerjasama saling melengkapi
sebagai wujud solidaritas diantara Negara-negara di kawasan
regional, seperti kerjasama yang telah dilakukan bersama
dengan Venezuela, dan dilanjutkan dengan menjalin kerjasama
bersama Bolivia sesuai Perjanjian Aplikasi ALBA yang disepakati
pada :
63) “Produksi kapitalis sudah begitu terkonsentrasi di tangan para spekulan bursa-saham dan bursa saham itu sendiri telah menjadi begitu nyata sebagai perwakilan utama produksi kapitalis yang oleh kapitalisme modern dideskripsikan sebagai sebuah “ekonomi kasino”, Lorimer, Doug, “Imperialism in the Twenty-First Century”, Ressistance Books, 2002, hal. 6.
72
B.1. Hubungan Kerjasama Kuba - Bolivia
Tindakan yang harus dilakukan oleh Kuba dalam hubungan
dengan Bolivia dalam rangka ALBA dan TCP, yaitu :64
1. Kuba-Bolivia membentuk entitas nirlaba operasi mata
untuk memastikan kualitas dan bebas Bolivia setiap warga
negara yang tidak memiliki sumber daya ekonomi dalam
menutupi biaya yang tinggi untuk layanan ini, sehingga
dapat mencegah puluhan ribu masyarakat misikin di bolivia
setiap tahun dari kehilangan penglihatan atau penyakit
mata yang sering melumpuhkan fungsi visual mereka.
2. Kuba akan menyediakan peralatan teknologi tertinggi dan
spesialis Mata sebagai tahap awal, yang didukungan dari
dokter muda Bolivia yang dilatih di ELAM (Latin American
School of Medical Sciences) di Kuba, serta dokter Ahli dari
kuba, untuk membantu mengobati penyakit mata yang di
derita oleh rakyat Bolivia.
3. Bantuan Dokter dan tenaga medis ini dibiayai langsung
oleh Kuba.
4. Bolivia harus memastikan kebutuhan dan fasilitas yang
diperlukan kepada Kuba untuk memaksimalkan pelayanan
kepada masyaraktnya, baik itu Sarana Kesehatan, atau
64) Diakses Dari : http://www.politicalaffairs.net/article/articleview/5731/ Pada Tanggal : “6 Februari 2010, Pukul : 15.55 WIB.
73
peralatan yang dibutuhkan untuk menunjang program
kesehatan ini. Kuba akan meningkatkan kebutuhan enam
pusat kesehatan mata sebagai penawaran dalam Perjanjian
Bilateral ditandatangani pada tanggal 30 Desember 2007.
5. Enam pusat akan terletak di La Paz, Cochabamba, Santa
Cruz, Sucre, Potosi dan kota Copacabana di La Paz. Enam
akan memiliki kemampuan untuk beroperasi secara
keseluruhan minimal 100 ribu orang setiap tahun.
Kapasitas tersebut dapat ditingkatkan jika diperlukan.
6. Kuba meratifikasi penawaran Bolivia dengan 5 ribu
beasiswa untuk melatih para dokter dan spesialis dalam
Integral Umum Kedokteran atau bidang lain Ilmu
Kedokteran : 2000 pada kuartal pertama tahun 2006, yang
menerima pelatihan dasar di Kuba, 2000 pada semester
kedua tahun ini, dan 1000 pada kuartal pertama 2007.
Dalam tahun-tahun berikutnya kuota akan diperbarui
dengan mahasiswa baru. Termasuk dalam beasiswa baru
ini adalah beberapa dari 500 siswa muda di Bolivia yang
sudah belajar Kedokteran Fakultas Ilmu Kedokteran di
Kuba.
7. Tenaga Kesehatan atau dokter ahli dari Kuba akan
bertahan di Bolivia selama dianggapnya perlu. Selain itu
kuba juga mengirim 600 dokter spesialis untuk berangkat
74
ke Bolivia dalam membantu korban yang meninggal akibat
bencana alam yang terjadi pada bulan Januari tahun 2007,
yang dibantu oleh departemen kesehatan Bolivia. Selain itu
Kuba, akan menyumbang 20 rumah sakit, tenaga ahli
bedah, perawatan intensif, perawatan darurat bagi mereka
yang terkena stroke, laboratorium dan sumber daya
kesehatan lainnya, yang dikirim pada kesempatan bencana
ini untuk menargetkan area yang paling parah.
8. Kuba akan terus memberikan bantuan kepada Bolivia,
dengan memberikan materi pelatihan dan sarana teknis
untuk program keaksaraan dalam empat bahasa: Spanyol,
Aymara, Quechua dan Guarani, yang dapat menyediakan
seluruh penduduk yang membutuhkan.
9. Dalam sektor pendidikan, pertukaran dan kolaborasi akan
memperluas ke metode penanganan, program dan proses
teknik mengajar yang menarik ke sisi Bolivia.
10. Kuba dikirim ke Bolivia pengalaman mengenai
penghematan energi dan bekerja sama dengan Cina dalam
program hemat energi yang dapat menghasilkan sumber
mata uang convertible signifikan.
11. Memberikan kebebasan pajak dari seluruh keuntungan
hasil investasi dan joint venture di negara Bolivia oleh para
modal swasta di Kuba selama periode pemulihan investasi.
75
12. Kuba akan memberikan penerbangan Bolivia fasilitas yang
sama tersedia untuk Kuba maskapai dalam hal angkutan
penumpang dan kargo ke dan dari Kuba dan penggunaan
layanan bandara, fasilitas atau jenis fasilitas lainnya, serta
transportasi internal penumpang dan barang di dalam
Kuba
13. Ekspor barang dan jasa dari Kuba mungkin akan dibayar
dengan produk Bolivia, dalam mata uang nasional Bolivia
atau dalam mata uang lain yang disepakati bersama.
Dengan berjalannya aplikasi perjanjian ini yang
sepenuhnya diprakarsai oleh kuba maka dengan demikian Bolivia
juga berkontribusi dalam bekerjasama dengan Kuba dan
Venezuela sebagai wujud partisipasi dan solidaritasnya sebagai
Anggota ALBA, Kegiatan bersama yang dikembangkan oleh Kuba
dan Venezuela dalam hubungan dengan Bolivia dalam rangka
ALBA dan TCP dengan Isi sebagai berikut :65
1. Pemerintah Republik Bolivarian Venezuela dan Republik
Kuba untuk segera menghapus tarif atau non-tarif berlaku
untuk semua hambatan tarif impor yang dibuat oleh Kuba
dan Venezuela, yang berasal dari Republik Bolivia.
65) Diakses dari : http://www.alternativabolivariana.org/index.php.Dalternativabolivariana, Pada tanggal : 26 Februari 2010, Pukul : 16.29 WIB.
76
2. Pemerintah Republik Bolivarian Venezuela dan Republik
Bolivia, Kuba akan menjamin jumlah pembelian produk dari
rantai dan oilseed pertanian lainnya dan produk industri
yang diekspor oleh Bolivia, yang mungkin tidak pasar
sebagai akibat dari pelaksanaan sebuah perjanjian atau
perjanjian perdagangan bebas yang dipromosikan oleh
pemerintah AS dan pemerintah Eropa.
3. Pemerintah Venezuela dan Kuba menawarkan kerjasama
keuangan, teknis dan sumber daya manusia ke Bolivia
untuk pembentukan sebuah maskapai penerbangan
nasional asli Negara Bolivia.
4. Pemerintah Venezuela dan Kuba, Bolivia menawarkan
kerjasama mereka dalam pengembangan olahraga,
termasuk fasilitas-fasilitas untuk mengatur dan
berpartisipasi dalam kompetisi olahraga dan kamp-kamp
pelatihan di kedua negara. Kuba menawarkan penggunaan
fasilitas dan peralatan mereka anti-doping kontrol di bawah
kondisi yang sama yang ditawarkan kepada atlet Kuba.
5. Pemerintah Kuba dan Venezuela, dalam koordinasi dengan
Bolivia, tindakan-tindakan yang diperlukan untuk
mendukung permintaan Bolivia hanya untuk pembatalan,
tanpa syarat apapun, utang luar negeri, yang merupakan
77
hambatan serius untuk Bolivia perjuangan kemiskinan dan
kesenjangan.
Berkat sistem pendidikan kedokteran dan pelayanan
kesehatan masyarakatnya yang begitu maju, Kuba punya banyak
dokter yang siap ”diekspor” ke mancanegara. Pada tahun 2007,
dari 70 ribu dokter produk pendidikan Kuba, lebih dari 28 ribu
orang dokter Kuba tersebar di mancanegara, bersama tenaga
medis lain. Kehadiran dokter-dokter Kuba di Bolivia, dibiayai oleh
pemerintah Kuba, selalu diikuti pengiriman mahasiswa
kedokteran dari negara bolivia ke fakultas-fakultas kedokteran di
Kuba.66 Sebab kebijakan pemerintah Kuba adalah bahwa setiap
dokter Kuba yang bertugas di negara tertentu, harus dapat
digantikan oleh dokter-dokter muda dari negara itu, dalam
jumlah dua sampai tiga kali lipat. Kadang-kadang, sepulang dari
pendidikan kedokteran Kuba yang rata-rata enam tahun, dokter-
dokter muda itu masih mendapat pendidikan pasca-sarjana dari
dokter-dokter Kuba yang masih bertugas di negeri asalnya. Ini
dijalani oleh 347 orang dokter muda dari Bolivia.67
Dokter dokter Bolivia itu lulusan ELAM (Escuela
Latinamericana de Medicina, atau Sekolah Kedokteran Amerika
Latin) di Havana, yang sejak 2005 telah meluluskan 1500 sampai 66) Anderson, Tim. ”Solidarity Aid: The Cuba-Bolivia Health Programme.” The International Journal of Cuban Studies, No. 2, Desember 2008.67) Ibid. Anderson, Tim
78
1800 dokter asing. Para mahasiswa asing berjumlah 24 ribu
orang berasal dari Bolivia (5000), Timor Leste (698), Guatemala
(448), Haiti (426), Ghana (188), Namibia (143), Gambia (134),
Belize (113), Mali (109), Botswana (93), AS (100), Kepulauan
Solomon (50), Kiribati (40), dan sejumlah negara lain. Mahasiswa
AS disalurkan oleh Pastors for Peace, organisasi Kristen untuk
solidaritas terhadap rakyat Kuba.68
Kebanyakan mahasiswa asing mendapat beasiswa
pemerintah Kuba seperti di Bolivia, kecuali dari Afrika Selatan
dan Venezuela. Venezuela, negeri Amerika Latin yang dipimpin
Hugo Chavez, mantan tentara payung yang berjuang
melepaskan negerinya dari penjajahan ekonomi AS, memasok
kebutuhan minyak Kuba dengan harga murah, sebagai imbalan
atas penempatan 30 ribu orang dokter dan tenaga medis Kuba.
Mereka membangun program Barrio Adentro guna memperbaiki
kesehatan 18 juta orang miskin di negara kaya minyak, yang kini
membantu pendidikan kedokteran di Kuba 69
C. Alasan Kuba Membantu Bolivia
Sikap optimistis Kuba untuk mempertahankan ALBA dan
melepaskan Amerika Latin dari cengkraman AS sangat terlihat
68) Brouwer, Steve. ”The Cuban Revolutionary Doctor: The Ultimate Weapon of Solidarity” Monthly Review, Januari 2009.
69) Nurani Soyomukti. “Revolusi Bolivarian Hugo Chavez dan Politik Radikal”. Yogyakarta: Resist Book. 2007, hal 46.
79
dalam KTT tersebut. Selain itu pemerintahan Venezuela juga
berpartisipasi dalam memberikan potongan harga sebesar 50%
untuk minyaknya bagi negara-negara di Amerika Latin yang mau
bergabung dengan ALBA. KTT ALBA yang pertama ini berhasil
melibatkan negara-negara Amerika Latin yang selama ini masih
dalam pengaruh AS, seperti Haiti, yang langsung dihadiri oleh
kepala negaranya yaitu Rene Preval dan Menteri Luar Negeri
Ekuador, yaitu Maria Fernanda Espinosa. Meskipun keduanya
hadir sebagai peserta peninjau, tetapi dengan kedatangan
mereka merupakan suatu bukti bahwa ALBA mempunyai masa
depan sebagai blok ekonomi alternatif bagi kawasan Amerika
Latin. Selain itu ALBA muncul dengan gagasan yang lebih
realistis dengan dampak struktural yang panjang dan memiliki
Program-program yang diusung oleh Kuba, terdiri dari empat
pondasi, yaitu : 70
1. Perluasan kesadaran untuk melawan kejahatan
neoliberalisme AS.
2. Penguasaan sumber-sumber pendapatan negara oleh
pemerintah, dengan tujuan agar tidak dikuasai oleh
perusahaan-perusahaan raksasa milik AS.
3. Pemenuhan kebutuhan sosial bagi masyarakat sebagai
landasan untuk peningkatan tenaga kerja yang lebih 70) Diakses dari : http://www.alternativabolivariana.org/index/alternativabolivariana, pada tanggal 03 Februari 2010 Pukul 02.15 Wib
80
produktif. Seperti Kesehatan, Pendidikan, Pekerjaan dan
lain sebagainya.
4. Program peningkatan energi dan tekhnologi bersama untuk
melepaskan diri dari ketergantungan terhadap AS.
Dengan kondisi demikian, lalu banyak bermunculan
presiden-presiden yang mengikuti jejak Fidel Castro. Bahkan,
pemerintahan yang diterapkan model Fidel Castro lebih mampu
bertahan dan mengambil kebijakan yang sesuai serta membawa
Negara jauh dari kapitalisme daripada Negara-negara yang
mengaku demokratis seperti Amerika Serikat yang nyatanya
tidak menghasilkan apa-apa.
Meski demikian, secara rinci ada beragam wacana dan
praktik politik pemerintahan di Amerika Latin. Setidaknya ada
tiga kecenderungan. Pertama, semakin aktifnya negara dalam
perekonomian. Kedua, negara memprioritaskan kebijakan sosial
sebagai kebijakan pendistribusian pembangunan. Ketiga, terjadi
diversifikasi hubungan politik dan ekonomi luar negeri.
Sementara itu, tak satu pun yang mempertanyakan stabilitas
moneter dan keuangan, aturan pasar bebas, dan integrasi pasar
dunia.
Hasilnya, ketimpangan sosial semakin lebar diseluruh
Amerika Latin di bawah program-program pengetatan anggaran
yang dilakukan Brazil, Argentina, dan Mexico, lapisan atas
81
masyarakat diuntungkan lewat pajak dan pengupahan yang lebih
rendah (murah). Bahkan, menurut Petras, stagnasi ekonomi dan
ketimpangan sosial yang kronis belum berubah setelah
kemenangan Lula di Brazil, Guiterrez di Ekuador dan Toledo di
Peru. Hal ini mengakibatkan adanya gap yaitu; yang kaya
semakin kaya, yang miskin bertambah miskin; kondisi-kondisi
sosial kalangan mayoritas memburuk dengan cepat dan
marjinalitas semakin meningkat, dari tahun ke tahun, jurang
pendapatan ini semakin lebar.71
Bolivia dapat memainkan peran begitu sentral dalam
gerakan antineoliberalisme di Amerika Latin karena dua faktor.
Pertama, akar domestik yang kuat karena dukungan masyarakat,
terutama kalangan menengah ke bawah yang semula menjadi
korban dari kebijakan-kebijakan neoliberalisme rezim-rezim
sebelumnya. Kedua, pemilikan ”basis material” yang berasal dari
kenaikan income yang didapat dari kenaikan harga minyak.
Upaya perubahan yang dilakukan pemerintahan baru
pasca revolusi Bolivia di era Evo Morales tentunya
berseberangan dengan kepentingan ekonomi politik Amerika
Serikat yang terus berupaya untuk menguasai potensi-potensi
ekonomi dan menancapkan hegemoni politik di kawasan Amerika
Latin pada umumnya. Dampak Amerika Serikat mengeluarkan
71) James Petras, Present situation in Latin America, 6 Juni, 2003.
82
kebijakan luar negeri yang menerapkan embargo ekonomi
terhadap Kuba ternyata memberikan sebuah kemandirian dan
wujud partisipasi serta solidaritas terhadap kehidupan ekonomi
politik global di kawasan Amerika Latin.
Dari hasil menolak kebijakan tersebut, hasilnya dapat
dilihat, pendidikan gratis, biaya kesehatan gratis, dan
pembangunan infrastruktur yang dikhususkan bagi rakyat Bolivia
melalui program ALBA. Oleh karena itu, perkembangan politik di
Amerika Latin sepenuhnya dibantu atas solidaritas Kuba di dalam
ALBA dengan kebijakan-kebijakan sosialis yang memang lebih
menguntungkan .
BAB IV
83
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari berbagai sumber-sumber
yang penulis pelajari, bahwa kepentingan Kuba dalam membantu
Kondisi ekonomi di Bolivia melalui ALBA adalah wujud
solidaritasnya sebagai negara yang memiliki kesuksesan di
berbagai bidang, khususnya di bidang Kesehatan dan
Pendidikan. Kesuksesan ini diawali dengan kondisi ekonomi
Kuba yang diembargo oleh Amerika dan runtuhnya Uni Soviet
yang sebelumnya dijadikan penopang ekonomi bagi Kuba. Pada
akhirnya dengan kondisi ekonomi yang buruk tersebut, memaksa
Kuba harus mandiri dan memulai perjuangan dari titik Awal.
Sebagai langkah perjuangan dan kemandirian Kuba, maka
pada bulan Desember 2004 dideklarasikanlah ALBA-TCP yang
diprakarsai oleh Kuba dan Venezuela dengan tujuan untuk
meredam dominasi Amerika Serikat di Kawasan Amerika Latin
dan mengatasi kemiskinan dan kesenjangan sosial yang
ditimbulkan oleh sistem dan praktek ekonomi liberal yang
selama ini menyengsarakan rakyat kecil yang hasilnya
menciptakan kebodohan serta serta kualitas kesehatan
masyarakat yang buruk.
Dengan tujuan dan pemahaman yang diajukan oleh ALBA
pada deklarasi pertama sebagai wujud integrasi regional
84
tersebut, maka pada bulan April 2006 Bolivia yang dipimpin oleh
Evo Morales ikut menandatangani kesepakatan untuk bergabung
sebagai wujud solidaritas di kawasan Amerika Latin dan Karibia.
Maka dari ALBA inilah Kuba membuat perjanjian kerjasama yang
dulu pernah ia janjikan kepada Evo Morales ketika ia terpilih
menjadi Presiden Bolivia pada 22 Januari 2006, bahwa kuba akan
membantu Kondisi Ekonomi Bolivia melalui Bantuan Kesehatan
dan Pendidikan sebagai langkah memajukan kualitas sumber
daya manusia dalam meningkatkan perekonomian Bolivia yang
selama ini menurun drastis akibat dominasi yang dilancarkan
Amerika Serikat Tersebut. Menurut penulis kerjasama kesehatan
dan pendidikan ini juga dimaksudkan agar setiap negara
khususnya Bolivia yang telah bergabung ke dalam ALBA yang
dimotori oleh Kuba dan Venezuela adalah :
1. Memperluas kesadaran untuk melawan kejahatan
neoliberalisme Amerika Serikat.
2. Melakukan nasionalisasi sumber-sumber pendapatan
negara oleh pemerintah, dengan tujuan agar tidak dikuasai
oleh perusahaan-perusahaan raksasa milik AS.
3. Memenuhi kebutuhan sosial bagi masyarakat sebagai
landasan untuk peningkatan ekonomi yang lebih produktif.
Seperti Kesehatan, Pendidikan, Pekerjaan dan lain
sebagainya.
85
4. Program peningkatan energi dan tekhnologi bersama untuk
melepaskan diri dari ketergantungan terhadap AS.
86