Download - BAB 4 Shiping Agency
BAB IV : SHIPPING AGENCY
(AGEN PERKAPALAN). 1 Bab IV Shipper
Bab IV Shipper 2
SHIPPING AGENCY
Keagenan adalah hubungan berkekuatan secara hukum yang terjadi bila mana dua pihak bersepakat membuat perjanjian, dimana salah satu pihak yang dinamakan “agen” (agent) setuju untuk mewakili pihak lainnya yang dinamakan “pemilik” (principal) dengan syarat bahwa pemilik tetap mempunyai hak untuk mengawasi agennya mengenai kewenangan yang dipercayakan kepadanya
.
3 Bab IV Shipper
JENIS SHIPPING COMPANY
General Agent,
adalah perusahaan
pelayaran nasional yang
ditunjuk oleh
perusahaan asing untuk
melayani kapal-kapal
milik perusahaan asing
yang singgah di
pelabuhan-pelabuhan di
Indonesia, misalnya :
Maersk Line
perusahaan kapal
Denmark menunjuk
Djakarta Lloyd sebagai
General agent.
Sub Agent,
adalah perusahaan
pelayaran yang ditunjuk oleh
General Agent untuk
melayani kebutuhan tertentu
bagi kapal-kapal asing di
pelabuhan tertentu. Hal ini
dapat berlaku apabila suatu
General Agent tidak
mempunyai cabang disatu
pelabuhan tertentu, misalnya
: Djakarta Lloyd menunjuk
PT Tridharma Wahana di
Balikpapan.
Branch Agent,
adalah cabang dari
General Agent di
pelabuhan tertentu,
misalnya di Surabaya,
Medan maupun
Makassar dlsb, yang
melayani kapal-kapal
asing tersebut, dan
bisa menunjuk
perusahaan lain
sebagai sub agen.
4 Bab IV Shipper
SHIPPING COMPANY
1. Shipping Company.
Perusahaan pelayaran yang mempunyai jaringan yang menghubungkan antara satu pelabuhan dengan satu/beberapa pelabuhan lain
5 Bab IV Shipper
2. Shiping Industry. Memberikan beberapa kegunaan (utility) kepada barang :
– Place Utility. (Kegunaan berdasarkan perbedaan tempat).
– Time Utility (Kegunaan berdasarkan perbedaan waktu)
SHIPPING COMPANY
6 Bab IV Shipper
3. Shiping Conference.
• Perhimpunan para perusahaan pelayaran LINER
SERVICE yang melayani antar benua (inter ocean) dalam wilayah operasi tertentu.
• Hal-hal yang diatur oleh shiping conference ini meliputi :
1. penetapan tariff angkutan pelayaran samudra.
2. pembagian alokasi muatan di antara para anggota conference.
3. penetapan syarat-syarat dan perjanjian pengangkutan yang dikehendaki untuk diterapkan atau dipergunakan dalam trayek pelayaran yang bersangkutan.
SHIPPING COMPANY
7 Bab IV Shipper
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN CONFERENCE
Keuntungan : • tarif uang tambang (freight) yang seragam dan berlaku
untuk jangka waktu yang panjang.
• jadwal pelayaran yang teratur, memudahkan pengguanaan jasa membuat jadwal pengapalan yang lebih akurat.
Kerugiannya : • umumnya tarif uang tambang (freight) yang dikenakan oleh
conference selalu lebih tinggi dibanding tarif pelayaran TRAMPER.
• pelayanan conference cenderung monopolitis dan mengurangi kesempatan pihak lain untuk masuk ke jalur ini.
8 Bab IV Shipper
PENGHASILAN AGEN PELAYARAN
Sebagai agen dari suatu pelayaran maka keagenan memperoleh penghasilan dari jasa yang diberikan baik berupa call fee, komisi dari muatan maupun dari jasa lainnya yang dapat berupa :
Komisi dari Kapal :
• Kapal milik sendiri.
• Kapal-kapal keagenan.
• Jasa order dari perusahaan bongkar/muat.
Pendapatan Usaha keagenan berupa :
• Komisi sub-agensi.
• EMKL.
• Haulage/trucking.
• Depot.
• Transshipment.
9 Bab IV Shipper
JENIS USAHA YANG BERHUBUNGAN
DENGAN MUATAN KAPAL LAUT.
1. EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut).
Perusahaan jasa yang memproses dokumen-dokumen pengapalan yaitu dokumen inklaring dan uitklaring.
10 Bab IV Shipper
2. FREIGHT FORWARDING. • Suatu perusahaan jasa yang dapat bertindak sebagai Shipper bagi
pengiriman barang muatan tujuan ekspor berikut pengurusan dokumen-dokumen atas barang muatan expor. Impor
• Ciri operasional dari suatu perusahaan jasa Freight Forwarding ini identik dengan bentuk usaha jasa lainnya, yaitu Biro Perjalanan Wisata. Freight Forwading menyelenggarakan pengangkutan muatan berupa barang, sedangkan Biro Perjalanan Wisata menyelenggarakan pengangkutan manusia/wisatawan sebagai muatannya.
JENIS USAHA YANG BERHUBUNGAN
DENGAN MUATAN KAPAL LAUT.
11 Bab IV Shipper
3. WAREHOUSE.
Usaha jasa penyediaan tempat untuk penyimpanan atau penimbunan barang, baik muatan yang dipersiapakan untuk dimuat ke kapal atau muatan yang baru dibongkar dari kapal maupung barang-barang yang akan di kapalkan lebih lanjut.
JENIS USAHA YANG BERHUBUNGAN DENGAN
MUATAN KAPAL LAUT.
12 Bab IV Shipper
4. PERUSAHAAN BONGKAR MUAT (PBM).
Perusahaan jasa yang melaksanakan bongkar muat dari kapal atau sebaliknya disebut Stevedoring termasuk memproses pemasukan barang-barang muatan tersebut ke dalam gudang Lini 1 (Cargodoring).
JENIS USAHA YANG BERHUBUNGAN
DENGAN MUATAN KAPAL LAUT.
13 Bab IV Shipper
5. LIGHTERAGE (JASA TONGKANG).
Usaha jasa dalam bidang angkutan di pelabuhan yang mengangkut barang muatan dari darat ke kapal ataupun sebaliknya.
6. VEEM.
Adalah usaha penyelengaraan sebelum dan sesudah pengapalan, meliputi penyortiran, pengemasan, pemberian merk (shipping mark) dan lain-lain.
JENIS USAHA YANG BERHUBUNGAN
DENGAN MUATAN KAPAL LAUT.
14 Bab IV Shipper
Aktivitas Freight Forwarding
A. Status Hukum Freight Forwarder.
• secara umum konsep pengaturan tentang Freight
Forwarder disamakan dengan konsep sebagai
keagenan.
• Untuk itu mereka akan patuh kepada principalnya,
shipper/consignee dengan mematuhi aturan-aturan dan
instruksi-instruksinya.
15 Bab IV Shipper
A. Freight Forwarder Sebagai Agent.
• Jika Freight Forwarder bertidak sebagai agen, maka mereka akan
bertanggung jawab terhadap kesalahan yang dilakukan oleh
karyawan-karyawannya. Kesalahan tersebut dapat berupa :
– Penyerahan karga yang tidak sesuai dengan fungsinya.
– Pengangkutan kargo dengan tujuan akhir yang salah.
– Tidak mengansuransikan kargo sesuai dengan instruksi, dan
– Melakukan re-ekspor tanpa dilengkapi dengan persyaratan yang
diperlukan misalnya dengan penarikan uang jaminan.
• Disamping itu Freight Forwarder juga bias dituntut oleh pihak ketiga
jika terjadi kerugian, kehilangan, atau kecelakaan orang selama
dalam moda angkutan.
Aktivitas Freight Forwarding
16 Bab IV Shipper
C. Freight Forwarder Sebagai Konsolidasi.
• Jika freight Forwarder melakukan tugas sebagai
Consolidation & Multi Moda Operator, maka dia yang
menerima tanggung jawab atas namanya sendiri dan
bertanggung jawab tidak hanya pada kelalaian atau
kesalahannya, tetapi juga kesalahan yang dilakukan
oleh pihak terkait dalam pelaksanaan kontraknya.
• Disini Freight melakukan negosiasi dan keuntungan atas
pelaksanaan moda angkutan dan bukan sekedar
menerima komisi.
Aktivitas Freight Forwarding
17 Bab IV Shipper
Salah satu tugas keagenan perkapalan adalah berkaitan dengan kepengurusan suart-surat atau dokumen baik dokumen kapal maupun perdagangan antara lain :
• Bill of Lading, adalah konosemen yang dikeluarkan oleh perusahaan pelayaran yang berfungsi sebagai : bukti muat barang, dokumen hak milik, kontrak angkutan dan dokumen jual/beli.
• Sea waybills, adalah pengganti dari Ocean B/L, dokumen ini tidak dapat diperjual belikan, diunjukan pada saat pengambilan barang/muatan.
• Manifest, adalah dokumen yang berisi informasi tentang muatan kapal yang dapat diunjukan kepada pihak bea cukai.
• Shipping note, adalah dokumen yang dibuat oleh shipper yang dikirim kepada carrier untuk meminta space kapal, dan merupakan komitmen shipper untuk mengapalkan muatan dan juga dianggap sebagai permulaan untuk membuat B/L keluar.
• Deliver Order, adalah dokumen yang dibuat oleh pihak yang berwenang untuk mengeluarkan barang dari gudang barang, dan sebelumnya harus melunasi semua biaya yang bertalian dengan barang dimaksud.
• Mate’s receipt, adalah dokumen tanda terima dari pengangkut untuk menyatakan bahwa barang telah diterima diatas kapal yang kemudian ditukan dengan B/L. (Bill of Leading)
DOKUMEN PERDAGANGAN.
18 Bab IV Shipper
HUBUNGAN KEAGENAN KAPAL DENGAN BEA CUKAI.
Sebagai agen perkapalan dan telah menjadi tugas pokoknya, maka setiap cabang perusahaan perkapalan harus dapat menjaga kerjasama yang baik dengan pihak Bea dan Cukai, sesuai dengan ketentuan dan hokum yang berlaku, aturan ini berlaku mulai saat kapal akan tiba sampai dengan kapal di pelabuhan antara lain :
•Formalitas Kedatangan Kapal.
– Kapal yang tiba harus singgah pada pelabuhan Bea dan Cukai.
– Kapal dapat melakukan bongkar muat setelah menerima Inclaring atau entry inwards, berdasarkan pada PU (pemberitahuan umum) dan import manifest.
– Import manifest memuat tentang : jati diri kapal, load line certificate, safety radio telegraphy, sertificate of registry, port clerence, crew list, strore list dan personal effects dari perwira dan ABK.
•Formalitas Kepabeanan Selama Kapal di Pelabuhan.
Muatan kapal hanya dapat dimuat ke kapal apabila telah diterima izin dari Bea dan Cukai berupa uitklaring atau entry outwards dan dokumen-dokumen berupa port clerence dan dokumen lainnya yang bertalian dan sesuai dengan ketentuan, pihak Bea dan Cukai dapat melakukan pemeriksaan fisik terhadap barang-barang muatan yang dianggap mencurigakan secara random maupun over all, sesuai dengan kebijakan yang dipunyai oleh Bea dan Cukai.
19 Bab IV Shipper
PROSEDUR PEMUATAN BARANG Muatan kapal terdiri dari 2 (dua) jenis) utama, yaitu muatan barang keluar (eksport) dan muatan barang masuk (umport), dalam proses pembongkaran setiap agen kapal harus memperhatikan antara lain :
1. Persiapan Pengapalan barang (Eksport). • Pemuatan barang dilakukan berdasarkan Shipping Intruction yang diterima dari principal kepada agen yang memuat , nama kapal, penerima dan alamat, pelabuhan bongkar, jumlah dan nama barang serta hal lainnya yang bertalian dengan data muatan barang.
• Atas data tersebut agen perkapalan membuat draft B/L sesuai dengan keterangan dari shipping instruction tersebut, kemudian membuat B/L asli dan segera menghubungi EMKL untuk menyewa peti kemas dan inklaring kepada Bea dan Cukai.
2. Prosedur Muatan Masuk (Import). Sebelum kapal datang dengan membawa muatan yang akan dibongkar, maka ia akan menngecek kelengkapan dokumen yang diterimanya baik melalui pos maupun agen perkapalannya antara lain yang memuat keterangan :
• Memberitahukan kepada Consignee, berapa lama barang akan dibongkar.
• Memberitahukan pihak Bea dan Cukai (P.U).
• Memberitahukan EMKL terkait.
• Menyelesaikan dokumen dan bea masuknya.
• Mengurus D/O bila biaya bertalian telah dilunasinya.
• Menyerahkan barang sesuai dengan D/O. 20 Bab IV Shipper
KLAIM BARANG DAN BEA MASUK
Kerusakan dan kehilangan barang diatur dalah HAGUE VISBY RULES, dimana setiap kerusakan dan kehilangan barang dilakukan secara tertulis kepada pengangkut muatan yaitu pada tenggang waktu : sebelum atau pada saat barang diambil oelh penerima, atau tiga hari setelah barang diambil, apabila kerusakan tidak tampak pada waktu pengambilan
1. Prosedur pengajuan klaim, kaliam diajukan kepada pihak pengangkut
dan melihat berapa banyak kehilangan dan kerusakan barang,
pengajuan kepada pihak pengadilan sesuai dengan B/L atau
arbitarse yang disepakati pada B/L.
2. Batas waktu pengajuan klaim, dalam waktu satu tahun setelah
penyerahan barang dalam hal kerusakan barang, dan kehilangan
barang saat waktu diserahkan.
3.Dasar pengajuan klaim, pengangkut bertanggungjawab terhadap
kelengkapan dan kondisi sebagaimana saat barang diserahkan kepada
pihak pengangkut sampai saat barang diserahkan kepada consignee.
4.Jenis klaim, klaim hanya berlaku untuk kekurangan dan kehilangan
barang muatan, tentang kelambatan tidak dapat dituntut dari pihak
pengangkut. 21 Bab IV Shipper
5. Dokumen pendukung kliam, dokumen pendukung pada sat mengajukan klaim adalah : bukti kekurangan dan kerusakan barang, copy B/L, packing list, invoice pembelian barang, polis asuransi dan surat tuntutan yang menyebutkan besarnya tuntutan.
6. Penelitian klaim, sterimanya surat kalim pengangkut akan melakukan tindakan, menyelidiki kebenaran adanya kerusakan atau kehilangan, tempat kejadian atau handling, packing atau disebabkan force majure dll.
7. Force majure, adalah suatu kejadian diluar kemampuan manusia misalnya gempa bumi, bencana alam, peperangan, huru-hara, kebakaran, pemogokan, larangan kerja, penyitaan oleh pemerintah, pengangkut dibebaskan dari ganti rugi.
8. Nilai klaim, disesuaikan dengan harga barang waktu dimuat, atau harga yang disepakati oleh kedua belah pihak dengan pertimbangan komersil.
KLAIM BARANG DAN BEA MASUK
22 Bab IV Shipper
9. Tanggung jawab maksimum, terhadap kerusakan atau kehilangan barang mengacu kepada peraturan internasional yang berlaku adalah sebesar :
a. Hague Rules 1924 £ 100 per Pkg.
b. Hague Visby Rules 1968 666,67 SDR per kg
c. Hamburge Rules 1978 8,35 SDR per Pkg
d. Cosga 1936 Us.$ 500 per Pkg
1 SDR (special drawing right) sama dengan harga emas saat itu, atau 1 SDR = US. $ 1,44 satuan ini disebut unit of accounts
Bea masuk barang, setiap negara mempunyai peraturan terhadap bea masuk suatu barang, internasional menetapkan bea masuk berdasarkan Brussell Convention yang dibuat pada tahun 1950 yang diberi nama Custom Cooperation Council Nomenclature dan diterima di 150 negara, kemudian pada tahun 1983 diganti dengan Harmonized Commodity Description and Code System. Dan saat ini telah berlaku peraturan GATT – Valuation Code.
KLAIM BARANG DAN BEA MASUK
23 Bab IV Shipper
KONSOLIDASI (CONSOLIDATION)
• Consolidation atau Groupe adalah cara mengumpulkan
muatan party kecil-kecil (LCL) dari beberapa shipper untuk
dijadikan kedalam satu peti kemas (FCL), dari suatu tempat
asal yang ditujukan ke beberapa consignee di luar negeri,
dan mengirim muatan-muatan tadi menjadi satu shipment
ke agen consolidation di pelabuhan tujuan yang akan
menyerahkannya ke masing-masing consignee.
.
24 Bab IV Shipper
Keuntungan Konsolidasi
• Ada dua keuntungan yang diperoleh dalam penyelenggaraan Konsolidasi
baik oleh shipper maupun pengangkut, antara lain :
• Eksportir atau Shipper.
– memperoleh freight rate yang lebih rendah dibandingkan dengan yang biasa dibayar ke
maskapai pelayaran.
– Ekportir cukup menghubungi consolidator untuk mengirim barangnya, tanpa harus mencari
maskapai pelayaran yang memilki trayek yang dituju.
– Consolidator melaksanakan angkutan door to door yang umumnya tidak dapat dilaksanakan
oleh maskapai pelayaran.
•
• 2. Carrier (pengangkut).
a. tidak perlu melayani party-party kecil sehingga menghemat biaya administrasinya.
b. kapasitas angkutan kapalnya lebih intensif, karena consolidator menawarkan muatan FCL.
c. penghematan terhadap biaya yang seharusnya di keluarkan untuk menyediakan peralatan
dan karyawan dalam menghandle muatan.
d. tidak menanggung resiko pembayaran freight dari beberapa shipper yang banyak jumlahnya,
tetapi dilakukan oleh freight forwarder.
25 Bab IV Shipper
• Bagi Freight Forwarder konsolidasi akan
memperoleh keuntungan berupa margin
keuntungan yang sangat besar jika
dibandingkan hanya menjual FCL service.
• Hal ini karena Freight Forwarder akan
menerima selisih antara jumlah freight rates
yang dikenakan kepada masing-masing shipper
dan diskon freight yang dibayarkan kepada liner.
Keuntungan Konsolidasi
26 Bab IV Shipper
Tanggung Jawab Konsolidator
• mereka bertanggung jawab terhadap kerusakan
dan kehilangan kargo yang mungkin timbul
selama kargo tersebut dalam pengawasan liner.
Bab IV Shipper 27
Syarat Menjadi Konsolidator
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh Freight
Forwarder yang akan melaksanakan consolidation sebagai
berikut :
a) Harus memiliki gudang
b) Peralatan.
c) Harus mempunyai partner agent di luar negeri
d) Harus mempunyai pengetahuan tentang freight forwarder;
e) Harus mempunyai service contract jangka panjang dengan liner.
Bab IV Shipper 28
THANK YOU
FOR YOUR
ATTENTION
29 Bab IV Shipper