Download - bab 2 asli
-
7/28/2019 bab 2 asli
1/21
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1 Keadaan Umum
Pulau Gebe merupakan sebuah pulau yang terletak di bagian paling
timur Kepulauan Halmahera yang merupakan perbatasan antara Propinsi
Maluku Utara dengan Propinsi Papua. Pulau Gebe termasuk dalam wilayah
Kabupaten Halmahera Tengah Propinsi Maluku Utara. Dan baru terbentuk
secara difinitif bulan Juni 2001 sebagai Ibu kota Kecamatan.
Secara Administratif Panjang pulau Gebe 45 km dan lebarnya
bervariasi antara 1 km sampai 7 km atau di ambil rata-rata lebih kurang 4 km,
sedangkan luasnya 150 km. Penduduknya berjumlah sekitar 5.580 orang
yang mendiami 4 desa, yaitu desa Kapaleo sebagai ibu kota kecamatan,
desa Kacepi, desa Sanafi (Mamin), dan desa Umera serta satu desa lagi
yang masih dalam wilayah Kecamatan Pulau Gebe tapi tidak berada di
daratan pulau Gebe, tapi berada di pulau Yoi yaitu desa Umiyal.
Mata pencaharian Penduduk umumnya adalah sebagai Nelayan,
Petani/bercocok tanam (meskipun lahan pertanian disini dapat dikatakan
kurang subur). Sedangkan sebagian lainya bekerja sebagai pedagang,
pegawai negeri sipil atau Karyawan pada PT. Aneka Tambang Unit Bisnis
Pertambangan Nikel Gebe. Sebagian besar penduduk didaerah penelitian
2 - 1
-
7/28/2019 bab 2 asli
2/21
baik penduduk asli maupun pendatang beragama Islam sedangkan sebagian
kecil lainya adalah pendatang yang beragama Hindu dan Kristen.
Sebagian besar wilayah pulau Gebe terdapat hutan yang agak lebat,
sedangkan di daerah cadangan bijih nikel hanya ditumbuhi semak-semak
yang tidak rapat.
2.1.1 Kesampaian Daerah
Lokasi penelitian ini terletak di daerah Smingit. Untuk mencapai
wilayah penelitian ini, dapat ditempuh dari Makassar menuju Ternate dengan
pesawat terbang selama 2 jam dengan rute perjalanan Makassar - Ternate
- Gebe. Disamping itu dapat pulah ditempuh dengan kapal laut selama 4
hari perjalanan dengan rute perjalanan Makassr - Baubau - Ambon - Bitung -
Ternate - Gebe. Sedangkan ke daerah Smingit dapat dilanjutkan dengan
speed boat selama kurang lebih 30 menit dari Desa Kapaleo.
2.1.2. Iklim Dan Curah Hujan
Seperti umumnya daerah di Indonesia, beriklim tropis yang setiap
tahunnya dipengaruhi oleh dua musim yaitu musim hujan dan musim
kemarau. Musim kemarau terjadi pada bulan Juli sampai dengan bulan
Desember. Musim hujan terjadi pada bulan Januari sampai dengan bulan
juni. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Juli sebesar 338 mm selama 12
hari untuk daerah tambang. Sedangkan curah hujan terendah terjadi pada
2 - 2
-
7/28/2019 bab 2 asli
3/21
bulan januari sebesar 10 mm selama dua hari. Curah hujan tahunan adalah
sebesar 1.930 mm selama 113 hari (lihat lampiran 1).
Gambar 2.1
Peta Pulau Gebe Dan Sekitarnya
2 - 3
P. HALMAHERA
P. TERNATE
P. TIDORE
KEP. BACAN
P.BACAN
TELUKW
EDA
LA
UT
MALUKU
P.TALIABU
P. MANGOLE
P. BURU
P. SERAM
L A U T S E R A M
LAUT BURU
L A U T B A N D A
P.PENYU
P. LUSIPARA
P. WETAR
P. ALOR
P. ROMANG
P. MOAPORA
KEP
.B
AR
AT
DAYA
P. DAMAR
PAPUA
PULAU GEBE
-
7/28/2019 bab 2 asli
4/21
2.2 Geologi
2.2.1 Geologi Regional
a. Morfologi
Secara geomorfologi Pulau Gebe dapat dibagi atas El Fanoen
Massive, cekungan tengah (central basin) dan perbukitan sebelah
tenggara. Cekungan tengah ini merupakan dataran rendah dengan
ketinggian sampai 50 m. Perbukitan disebelah tenggara pulau dapat
dibagi menjadi tiga punggungan yaitu : punggungan utama dan dua
cabangnya yang sejajar.
Karakter lainnya adalah adanya dua plato dengan ketingian 50-100
m pada bagian timur laut pulau, membentang dari perbukitan sebelah
tenggara melalui El Faoen Massive diluar cekungan tengah sampai
dibatas pulau Tj.Sofa. Plato ini merupakan undak pantai (Coastal Teracce)
yang disebabkan oleh pelengkungan pada bagian timur laut Pulau Gebe
Setelah pembentukan undak pantai, pros pelengkungan dipercepat
hingga terbentuk kemiringankemiringan yang curam seperti yang terlihat
pada perbukitan disebelah selatan Sanafi. Pergerakan pelengkungan ini
sangat berbeda antara kedua sisi pulau, seperti terlihat pada adanya
undak pantai yang terlihat disepanjang sebelah barat daya pulau.
2 - 4
-
7/28/2019 bab 2 asli
5/21
b.Tektonik dan Struktur Geologi
Pulau almahera dan pulau-pulau sekitarnya yang ada di indonesia
di bagian timur merupakan suatu komfigurasi busur kepulauan sebagai
hasil tabrakan lempen di bagian barat fasifik. pulau ini di cirihkan oleh
double arc system di buktikan oleh terdapatnya endapan vulkanik di
lengan barat dan non vulkanik di lengan timur.
Mandala tektonik halmahera timur (Gag, gebe, Kawe dan Waigeo)
dicirikan dengan batuan ultra basa, sedangkan Halmahera barat
(Morotai,Bacan dan Obi) oleh batuan Gunung api. Zona perbatasan antara
kedua mandala tersebut terisi oleh Batuan Formasi weda yang sangat
terlipat dan tersesarkan, disebut garis Meridian. Sruktur Lipatan berupa
sinklin dan antiklin terlihat jelas pada formasi Weda berumur Miosen
TengahPliosen Awal. Sumbu lipatan berarah utara-selatan, Timurlaut
barat daya dan barat laut tenggara. Struktur sesar terdiri dari Sesar
Normal dan Sesar Naik, umumnya berarah utara- selatan dan barat laut
sampai tenggara. Kegiatan Tektonik kemungkinan dimulai pada Akhir dan
Awal Tersier, dicirikan oleh adanya komponen batu lempung berumur
kapur dan batuan ultrabasa didalam konglomerat yang membentuk
Formasi Dorosagu. Karakteristik dari P roses Geotektonik di P.Gebe yang
ditemukan dengan adanya Patahan dan Lipatan searah P.Gebe yakni dari
BaratlautTenggara. Patahan terbesar ditemukan sepanjang daerah batas
yang memisahkan Ridge dan Plateau disebebelah selatan P. Gebe
2 - 5
-
7/28/2019 bab 2 asli
6/21
berarah N 48 W. Patahan tersebut memiliki zona patahan sepanjang 100
m berlokasi di S.Toan.
Gambar 2.2
2 - 6
Lokasi
penelitian
UMERA
TG. MAGNONAPO
TG. ILINGELJO
TG. NGETANGELJO
. 192.10
. 357.00
. 56.50
TG. ARIU
. 337.40
. 263.21
. 104.50
. 332.30
TG. OMPAINKAILO
SANAFI
KACEPI
. 154.40
. 69.10TG. TULIKALIO
M A M I N
. 54.20
BANDAR UDARAKANTOR
. 57.10
P. F A U
Y A M
KOMPLEK PASAR
KOMPLEK KAPALEO
DERMAGA TUG BOAT
DERMAGA PERAHU
TG. ILAIKAILOKOMPLEK MESS BIRO
KOMPLEK PANTAI UTARA
KOLAM RENANG
DERMAGA TANAH MERAHDERM
AGAEXPORT
AREAL KP.DU.286
. 61.50
. 103.90
. 50.70
. 100.80
. 100.30
TG.OEB
OELIE
TG. LAGIAU
. 100.50
. 75.80
. 36.50
. 71.50
TG. S A F A
PT ANEKA TAMBANG (PERSERO) Tbk.
UNIT PERTAMBANGAN NIKEL GEBE
PETA GEOLOGI PULAU GEBE
DI REPRODUKSI/DIGITASI DARI PETA GEOLOGIPULAU GEBE SKALA 1 : 100.000
OLEH
DIPERIKSA
DISETUJUI
GARIS KETIGGIAN @ 50 M
GARIS BATAS PANTAI
KARANG
KOMPLEK/PERKAMPUNGAN
U
SKALA
PETAINDEKS
P. HALMAHERA
P. GEBE
IRIAN JAYA
TERNATE
P. GAG
004'02" N
000'00"
004'02" S
007'22" S
011'24" S
12918'39" E 12923'52" E 12929'05" E 12934'18" E
U
0 1 2 3 4 5 KM
V
V
ENDAPAN BIJIH NIKEL
BATU KAPUR
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V V
V
V
V
V
V
V
V
VV
V
VV
hb
gb
sp
hb
hb
COSTAL TERRACE
OD I
OD III
OD II
CENTRAL BASIN
NIWISIACAMR
NIWISIA
COSTAL TERRACE
SOUTHMOUNTAIN LANDKAF OD
LOWALO OD
SIMINGIT
SIMINGIT OD
NO. 7 DAM
BAKI NANASI
INGALAN
BATUAN BASIC DAN ULTRA BASIC
HARZBURGITE
SERPENTIN
GABRO
hb
sp
gb
v v
L E G E N D A
V
V
KP.DU.286/MALUKU
Lokasi
penelitian
-
7/28/2019 bab 2 asli
7/21
Peta Geologi Regional Pulau Gebe
Patahan terbesar disebut (Gebe Central Fault), sejajar dengan
patahan tersebut terdapat patahan yang lebih kecil disebut Gausero
Fault. terletak disekitar Niwisia Safi dan mempunyai zona patahan 1,5
m.Struktur sesar yang berhubungan dengan Gebe Central Fault
dinamakan Gebe Trust.
2.2.2 Geologi Daerah Smingit dan Sekitarnya
a. Stratigrafi Daerah Smingit
Daerah Smingit, disusun oleh satuan ultrabasa dan satuan
sedimen kapur.
1. SatuanUltrabasa;
Dunit : Berwarna hijau tuakehitaman, fanerik, granular euhedral
dalam keadaan segar, mengandung olivin >90% dan
piroksin.
Harzburgit : Berwarna hijau tua, fanerik sedang, granular subhedral,
mengandung piroksen dan olivin.
2. SatuanBatugamping;
Batugamping : Berwarna putih kelabu danmerah, berbutir halus
sampai sedang, mengandung banyak fosil
2 - 7
-
7/28/2019 bab 2 asli
8/21
foraminifera bentos dan plakton, menunjukan umur
kapur akhir dan pengendapan laut dalam.
b. Batuan Induk dan Laterisasai
Endapan nikel di daerah ini hampir seluruhnya berasal dari
pelapukan batuan Ultra basa yang lebih dikenal dengan sebutan endapan
bijih Nikel Laterit. Harzburgit merupakan batuan asal penghasil nikel
tersebut, secara umum disusun oleh mineral mineral Olivin dan
Ortopiroksen.Olivine itu sendiri mengandung nikel dalam jumlah kecil
0,25 %, kemudian mengalami pengayaan hingga mencapai kadar bijih
tertentu. Proses pelapukan pada batuan ultra mafik tersebut antara lain
oleh pensesaran, perlipatan dan pengkekaran yang terjadi dalam waktu
yang cukup lama dan berulang ulang hingga mineral penyusunnya
mengalami disintegrasi dan dekomposisi. Proses Disintegrasi atau
pelapukan bersifat Fisis dan Proses Pelapukan Dekomposisi bersifat
kimia, keduanya dapat terjadi pada lingkungan air dan udara serta
pergantian musim panas dan dingin yang berlangsung secara terus
menerus.
2.3 Genesa Endapan Bijih Nikel Sekunder (Laterit)
Proses terbentuknya endapan bijih nikel sekunder (laterit) dimulai
dengan proses pelapukan pada batuan peridotit, dimana batuan ini banyak
mengandung olivin, magnesium silika, dan besi silikat yang pada umumnya
2 - 8
-
7/28/2019 bab 2 asli
9/21
mengandung 0,3 % nikel. Batuan peridotit sangat mudah terpengaruh oleh
proses pelapukan dimana air tanah yang kaya akan CO2 yang berasal dari
udara luar dan tumbu-tumbuhan yang menghancurkan olivin. Penguraian
0livin, magnesium, besi, nikel dan silika kedalam larutan cenderung untuk
membentuk suspensi koloid dari partikel-partikel silika yang submikroskopik.
Didalam larutan, besi akan bersenyawa dengan oksida dan
mengendap sebagai ferri hidroksida. Dimana air ini akan menghilagkan air
dengan membentuk mineral-mineral seperti karat yaitu goethit (Fe0(0H)),
hematit(Fe2 03) dan kobalt dalam jumlah kecil. Jadi besi Oksida mengendap
dekat dengan permukaan air tanah.
Sedangkan magnesium, nikel silika tertinggal didalam larutan selama
air tanah asam.Tetapi jika dinetralisasi karena reaksi dengan batuan dan
tanah maka zat-zat tersebut cenderung mangendap sebagai hidrosilikat.
Nikel mempunyai sifat kurang kelarutannya dibandingkan magnesium
didalam endapan lebih besar dari pada larutan, karena adanya silikat
magnesium yang terbawah oleh air tanah. Kadangkadang olivin didalam
batuan diubah kedalam serpentin sebelum tersingkap kepermuaan dimana
serpentin terurai kedalam komponen-komponennya bersama-sama dengan
terurainya olivine.
Adanya erosi air tanah asam dan erosi dipermukaan bumi akan
menyerang mineral-mineral yang telah diendapkan. Zat-zat tersebut
tertransport ketempat yang lebih dalam, selanjutnya diendapkan sehingga
2 - 9
-
7/28/2019 bab 2 asli
10/21
terjadi pengayaan pada bijih nikel. Kandungan nikel pada saat terendapkan
akan semakin bertambah banyak, dan selama itu magnesium tersebar pada
aliran air tanah, dalam hal ini proses pengayaan bersifat komulatif, dimana
proses dimulai dari suatu batuan yang mengandung 0,25% nikel sehingga
akan dihasilkan 1,5% bijih nikel.
Keadaan ini merupakan suatu kadar nikel sudah ditambang, dimana
waktu yang diperlukan untuk proses pengayaan tersebut mungkin dalam
beberapa ribu tahun atau bahkan berjuta-juta tahun. Sedangkan bijih nikel
pada endapan laterit yang mempunyai kadar tinggi terdapat pada dasar zone
pelapukan dan diendapkan pada retakan retakan dibagian atas dari lapisan
dasar batuan (Bedrock).
Endapan nikel laterit terdapat pada lapisan bumi yang kaya akan besi,
dimana pembagian yang sempurna dari besi dan nikel kedalam zone-zone
yang berbeda dan tidak pernah ada. Pengayaan besi dan nikel terjadi melalui
pemindahan magnesium dan silikat. Dimana besi dan material ini paling
banyak berbentuk mineral ferri oksida yang pada umumnya berbentuk
gumpalan yang disebut Limonit.endapan nikel dapat ditunjukkan dengan
adanya jenis limonit tersebut atau sebagai nickel Ferrous iron ore. Hal ini
berlawanan dengan nikel bertipe silika ( yang kadang-kadang disebut sebagi
bijih serpentin).
Jenis pelapukan yang melarutkan silika dan unsur-unsur logam dari
batuan induk akan menghasilkan bijih nikel limonit. Bijih nikel Silikat
2 - 10
-
7/28/2019 bab 2 asli
11/21
kebanyakan terjadi pada daerah yang beriklim tropis seperti Indonesia dan
Kaledonia Baru. Dimana pada daerah tersebut banyak turun hujan dan
banyak tumbuh-tumbuhan yang teruraikan sehingga menimbulkan asam
organic dan C02 pada air tanah.
2.3.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Nikel
2.3.1.1 Batuan Asal.
Dalam hal ini yang mendominasi batuan asal pembentukan Nikel
adalah batuan ultra basa karena :
a. Mempunyai elemen Ni yang paling banyak di antarabatuan-batuan
lain.
b. Mineral-mineral mudah lapuk.
c. Komponen-komponennya muda larut dan memberikan lingkungan
pengendapan yang baik untuk endapan nikel.
Batuan asal yang merupakan syarat utama terbentuknya endapan bijih
nikel adalah periodit yaitu yang termasuk jenis batuan ultrabasa dengan
kadar ( Ni ) Kecil dari 0,2 %. Batuan asal ini mengandung unsur-unsur Ca,
Mg, Fe, Si, Al, Cr, Mo, Ni dan Co yang kemudian mengalami perubahan
bentuk dan struktur kimia sebagai akibat dari pelapukan mekanis dan
kimiawi, yang mana kandungan nikelnya akan terkosentrasi pada tempat-
tempat tertentu dan membentuk endapan nikel.
2 - 11
-
7/28/2019 bab 2 asli
12/21
Tabel 1.2
Komposisi Endapan Bijih Nikel
BatuanNikel ( % ) Besi Oksida
+MagnesiumSilika + Almunium (%)
Periodit 0, 2000 43, 3 49, 9
Gabro 0, 0160 16, 6 66, 1
Diorit 0, 0040 11, 7 73, 4
Granit 0, 0002 4,4 78, 7
2.3.1.2 Iklim
Adanya pergantian musim kemarau dan musim hujan dimana
terjadinya kenaikan dan penurunan muka air tanah menyebabkan proses
pemisahan dan akumulasi unsur-unsur. Perbedaan temperatur yang cukup
besar akan membantu tejadinya pelapukan mekanik, dimana akan timbul
rekahan-rekahan dalam batuan yang akan mempermudah proses atau reaksi
kimia terutama dekomposisi batuan.
2.3.1.3 Reagen-Reagen Kimia dan Vegetasi
Yang dimaksud dengan reagen-reagen kimia adalah unsur-unsur dan
senyawa kimia yang membantu percepatan proses pelapukan. CO2 yang
larut bersama air memegang peranan penting dalam proses pelapukan kimia.
Asam asam Humus dapat merubah dekomposisi batuan dan dapat merubah
2 - 12
-
7/28/2019 bab 2 asli
13/21
pH larutan. Asam-asam humus ini erat hubungannya dengan Vegetasi
daerah. Dalam hal ini dapat mengakibatkankan penetrasi air lebih banyak
dan lebih mudah dengan mengikuti jalur-jalur akar-akar pohon, akumulasi
hujan lebih banyak dan humus akan lebih tebal.
Keadan ini akan menjadi petunjuk dimana hutan lebat pada lingkungan
yang baik akan terdapat endapan bijih nikel yang lebih tebal dan kadar yang
lebih tinggi. Selain itu vegetasi dapat berfungsi untuk menjaga hasil
pelapukan terhadap terjadinya erosi.
2.3.1.4 Struktur
Struktur Geologi dapat menyebabkan deformasi dari batuan yang
sangat dominan dalam pembentukan endapan bijih nikel di daerah ini adalah
struktur rekahan-rekahan (joints) dibandingkan dengan struktur patahan.
Seperti diketahui bahwa batuan beku mempunyai porositas dan permeabilitas
yang sangat kecil sekali, sehingga penetrasi air menjadi sulit, maka dengan
adanya rekahan-rekahan akan lebih memudahkan masuknya air, sehingga
proses pelapukan akan lebih intensif.
2.3.1.5 Topografi
Keadaan topografi setempat sangat dipengaruhi oleh Iklim serta sifat
Fisik batuan. untuk daerah landai air permukaan akan bergerak perlahan-
lahan sehingga mempunyai kesempatan untuk mengadakan penetrasi lebih
dalam melalui rekahan-rekan atau pori-pori batuan.
2 - 13
-
7/28/2019 bab 2 asli
14/21
Akumulasi pada umumnya terjadi pada daerah-daerah yang landai
sampai kemiringan tertentu, sehingga hal ini menerangkan bahwa ketebalan
pelapukan mengikutui bentuk topografi.
Pada daerah curam, secara teoritis jumlah air yang muncul Run Off
lebih banyak dari pada air yang meresap. Hal ini menyebabkan pelapukan
kurang intensif. Pada tempat-tempat dimana terdapat keseimbangan, maka
nikel akan mengendap melalui proses pelapukan secara kimia.
2.3.1.6 Biologi
Faktor biologi yang mempengaruhi dalam pembentukan bijih nikel ini
adalah sisa tumbuh-tumbuhan, dimana sisa-sisa tersebut akan mengalami
pembusukan yang memungkin terbentuknya asam humus (asam organis ).
Asam ini akan bereaksi dengan permukaan batuan asal yang bersifat basa,
sehingga ada bagian batuan asal yang terurai dan terjadi proses dekomposisi
pada batuan tersebut yang akhirnya menjadi lapuk.
Sedangkan batuan yang berada dibawah permukaan bumi, asam
organis dan karbon dioksida yang diperolehnya dari udara meresap kedalam
tanah bersama-sama dengan air tanah dan bereaksi dengan permukaan
batuan tersebut menjadi porous, yang lama kelamaan menjadi lapuk. Dengan
demikian maka asam-asam ini membantu mempercepat pelapukan batuan
induk.
2 - 14
-
7/28/2019 bab 2 asli
15/21
2.3.1.7 Waktu
Dalam proses pelapukan faktor ini pun sangat penting, guna
mempercepat berlangsunnya proses-proses pelapukan, transportasi dan
konsentrsi endapan dari suatu tempat. Untuk itu dalam pembentukan
endapan bijih nikel silikat ini membutuhkan jangka waktu yang relatif panjang.
apabila waktu dari proses pelapukan terlalu mudah, transportasai dan
konsentrasi berlangsung cepat maka endapan yang terbentuk cenderung
tipis.
2.3.2Penyebaran Endapan Bijih Nikel
Sebagai gambaran umum penampang bijih nikel didaerah simingit
adalah sebagai berikut :
Lapisan paling atas, terdiri dari tanah laterit yang berwarna coklat
kemerahan. Biasanya terdapat sisa tumbuhan dan konkresi oksida besi,
dan kandungan nikelnya relatif rendah. lapisan ini biasanya disebut juga
lapisan tanah penutup (Over burden). Tebal lapisan ini bervariasi
umumnya berkisar antara 0 2 m.
Lapisan berwarna coklat mudah dengan kandungan nikelnya relatif
tinggi dari lapisan pertama yaitu 1-2%. Lapisan ini kadang-kadang
dapat dianggap sebagai lapisan bijih yang ekonomis, dikategorikan
dalam Low Grade Ore atau Limonit yang ketebalanya diatas 2 meter.
2 - 15
-
7/28/2019 bab 2 asli
16/21
Lapisan yang sama sekali merupakan batuan yang telah lapuk,
berwarna coklat kekuningan sampai kehijauan. Kadar nikel lapisan ini
relatif paling tinggi dari keseluruhan lapisan (2 sampai 4 % Ni ) yang
merupakan lapisan bijih yang mengandung urat-urat Garnierit dan
Krisopras lapisan bijih ini sangat ekonomis, dikategorikan dalam High
grade atau Saprolit yang ketebalanya diatas 2 meter.
Lapisan yang terdiri dari batuan yang kurang lapuk, berwarna hijau
terang sampai tua. Pada lapisan ini kadar nikelnya sudah mulai
menurun. Sering didapat sebagai bongkahan yang dilapisi urat
Garnierit. Lapisan ini dikategorikan sebagai Low Grade Ore bawah
yang kadang-kadang cukup ekonomis untuk ditambang. Lapisan ini
merupakan batuan yang cukup lapuk dan berwarna hitam kehijauan.
2.3.3 Pembentukan Zona Limonilt Dan Saprolit
Prosese pelapukan laterit pada batuan ultrabasa dari suatu profil laterit
fosil, mempunyai arti sebagai suatu proses pelapukan laterit yang akan
berlangsug tidak mulai dari batuan segar yang kemudian menghasilkan suatu
profil laterit baru, tetapi bertolak dari suatu profil laterit yang sudah terbentuk,
dimana zona saprolit silikatit yang selalu berada di bawah permukaan air
tanah sudah ada dan terletak di bawah zona limonit.
2 - 16
-
7/28/2019 bab 2 asli
17/21
2.3.4 Penurunan Muka Air Tanah sebagai Indikator Terhadap Laju
Pelapukan
Fluktuasi muka air tanah yang berlangsung secara kontinyu akan
melarutkan unsur unsur magnesium dan silisium yang terdapat pada
bongkah-bongkah batuan asal dizona saprolit, sehingga memungkinkan
penetrasi air tanah yang lebih dalam.Demikian ikatanikatan yang
mengandung unsur-unsur MgO sekitar 30 50 % berat dan SiO2 antara 30
40 % berat yang masih terkandung pada bongkah-bongkah dizona saprolit
akan terlindih dan ikut bersama - sama dengan aliran air tanah,sehinggs
perlahan lahan Zona Saprolit atas akan berubah porositasnya dan akhirnya
akan menjadi zona limonit ( Friedrich et.al.,1984 dalam Totok D.1999 ).
Akibat penambahan porositas,maka air tanah akan lebih leluasa
bergerak dan permukaan akan turun.Disamping itu jika permukaan air tanah
turun meninggalkan permukaannya semula,maka ppermukaan laterit akan
turun akibat proses kompaksi dan erosi pada permukaan.penurunan muka air
tanah ini akan berbeda beda dan sangat tergantung dari struktur batuan
asal,morfologi yang mempengaruhi intensitas pelindian akibat perbedaan
kecepatan aliran air tanah,intensitas curah hujan,iklim dan waktu.
Pembentukan zonazona laterit akibat berlanjutnya proses laterisasi ini
akan berlainan dengan berbedanya penurunan permukaan air
tanah,walaupun sifat batuan asalnya serupa.Pada penurunan muka air tanah
2 - 17
-
7/28/2019 bab 2 asli
18/21
yang dalam,zona limonit akan terbentuk lebih tebal sementara ketebalan
zona saprolit tidak berubah.
Demikian pula pada penurunan permukaan air tanah yang sama akan
memberikan profil laterit yang berbeda jika struktur batuan asalnya
berbeda.Dalam hal ini struktur batuan asal (masif atau bercela) sangat
berperan dalam pembentukan zona saprolit.(Totok Darijanto,1999).
2 - 18
-
7/28/2019 bab 2 asli
19/21
2 - 19
-
7/28/2019 bab 2 asli
20/21
Gambar 2.3
Profil Endapan Bijih Nikel Pulau Gebe
Berdasarkan dari hasil interpretasi data-data lubang bor yang
dikerjakan oleh PT. ANTAM.Tbk diderah Smingit Pulau Gebe yang melintasi
punggungan cabang dan lembah aktif (air tanah tidak tergenang) dapat
memberikan suatu zona-zona ketebalan laterit yang berbeda-beda.
Didaerah cekungan aktif ini intensitas air tanah membesar akibat arah
aliran air tanah yang konvergen dan akan memberikan proses pelindian yang
intensif dari proses pengendapan kembali sehingga memungkinkan
pembentukan zonz limonit yang tebal.dalam hal ini penurunan muka air tanah
yang divergen dan kecepatan aliran yang lambat. (Totok D,1999).
2 - 20
-
7/28/2019 bab 2 asli
21/21
2 - 21