Download - BAB 1
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 latar Belakang
Caring didefinisikan oleh Swanson sebagai cara memelihara untuk
berhubungan dengan orang lain, terhadap yang satu merasa bertanggung jawab
pada suatu pekerjaan yang akan dinilai oleh orang lain. (Ann Marriner-
Tomey,Martha Raile Alligood, 2006). Caring merupakan fenomena
universal yang berkaitan dengan cara seseorang berpikir, berperasaan dan
bersikap ketika berhubungan dengan orang lain. Caring dalam keperawatan
terdiri dari upaya untuk melindungi, dan menjaga atau mengabdikan rasa
kemanusiaan dengan membantu orang lain mencari arti dalam sakit,
penderitaan, dan keberadaannya serta membantu orang lain untuk meningkatkan
pengetahuan dan pengendalian diri, menurut Watson (1979) dalam Dwidiyanti
(2007). Caring merupakan tindakan yang bertujuan memberikan asuhan
fisik dan perhatian emosi sambil meningkatkan rasa aman dan
keselamatan klien (Carruth et all,1999, dalam Nurachmah,2001).
Fenomenanya masih banyak perawat yang kurang menerapkan sikap caring pada
pasien.
Dari penelitian Setiati (2005), belum tergambar berat ringannya
penyakit dan faktor keluarga yang dapat mempengaruhi perilaku caring
perawat terhadap kepuasan pasien. Hal ini diperkuat oleh penelitian Muttakin
(2008), yang meneliti tentang pengaruh supervisi terhadap perilaku caring
didapatkan hasil perilaku caring meningkat setelah dilakukan supervisi. Adanya
perbedaan bermakna perilaku caring perawat pelaksana sebelum dan sesudah
pelatihan supervisi. Sebagai rekomendasi dari penelitian tersebut adalah untuk
meningkatkan kinerja perawat dalam memberikan kepuasan terhadap pasien
perlu diberikan pelatihan perilaku caring bagi perawat. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Andi Irawan Simarmata (2011), tentang prilaku caring perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa di
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Medan menunjukkan bahwa 58,3%
2
responden menunjukkan perilaku caring yang cukup, dan 41,7% responden
memperlihatkan perilaku caring yang baik dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Medan. Perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Medan harus
lebih memperhatikan pentingnya perilaku caring yang mengindikasikan
kesepuluh faktor karatif dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien
untuk tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal dengan asuhan
keperawatan yang bermutu. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara perilaku caring perawat dengan tingkat kecemasan pasien
kanker serviks yaitu dari 6 orang (35,5%) yang menerima perlikau caring
perawat baik seluruh responden mengalami tingkat kecemsan ringan, dari 6
orang (35,5%) responden yang menerima perilaku caring perawat cukup
diantaranya 2 orang (11,8%) mengalami tingkat kecemasan sedang, dan
sebnayak 4 orang (23,5%) mengalami kecemasan berat, sedangkan dari 5 orang
(29,4%) yang menerima perilaku caring perawat kurang seluruhnya mengalami
tingkat kecemasan berat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sumarwati
(2006) di sebuah Rumah Sakit di Yogyakarta, tentang gambaran perilaku caring
perawat pada pasien panderita kanker.Hasil penelitian menunjukkan dari 67
orang responden 54 orang mengatakanperilaku caring perawat kurang baik
karena mereka kurang mengerti akan kebutuhandasar yang diperlukan pasien.
Hasil penelitian Anjaswarni (2002), tentang hubungan perilaku caring perawat
terhadap kepuasan pasien, dengan jenis diskriptif desain crossectional
didapatkan hasil 53% kepuasan pasien diatas rata-rata. Tingkat kepuasan klien
terhadap perilaku caring perawat telah mendekati harapan klien. Dari 10
(sepuluh) karatif perilaku caring yang belum dilaksanakan dengan baik dan
dapat mengakibatkan ketidakpuasan klien adalah hubungan saling percaya dan
saling membantu serta peningkatan proses pembelajaran dalam hubungan
interpersonal. Berdasarkan penelitian tersebut belum diketahuinya kinerja
perawat dalam melaksanakan penerapan caring pada pasien. Penelitian
Anjaswarni, dilanjutkan oleh Purwaningsih (2003), tentang pengaruh pelatihan
perilaku caring terhadap kinerja perawat, dengan jenis penelitian quasi
3
eksperimen, didapatkan hasil adanya peningkatan kinerja perawat pelaksana
secara perilaku (knowledge, psikomotor, dan apektif) setelah penerapan
faktor karatif, namun ada perbedaan kinerja perawat pelaksana setelah
penerapan faktor karatif caring pada perawat yang diberi pelatihan caring dan
perawat yang tidak diberi pelatihan caring. Berdasarkan penelitian tersebut
belum terlihat dampak dari kinerja tersebut kepada peningkatan kepuasan pasien
setelah perawat menerapkan caring, dan belum diketahui juga kepuasan
keluarga pasien atas perilaku caring perawat yang sudah diberikan. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Roatib (2007) yang meneliti hubungan
karakteristik perawat dengan motivasi dalam melakukan komunikasi terapeutik
pada fase kerja di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang menunjukkan
bahwa pada setiap tindakan perawat terkesan kurang komunikatif. Sehingga
tidak heran pada saat melakukan tindakan tersebut pasien tampak ketakutan,
gelisah dan wajah tampak cemas, dengan ditandai munculnya pertanyaan
pada perawat yang sedang melakukan keperawatan. Hal ini tidak jarang
menyebabkan pasien menolak untuk dilakukan suatu tindakan keperawatan.
Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa sikap caring perawat yang
rendah yang akhirnya berdampak pada motivasi pasien untuk sembuh juga
menjadi rendah. Berdasarkan hasil survei Nur Hayati menunjukkan bahwa
pasien seakan kurang termotivasi untuk mengikuti program terapi kesembuhan
yang dilakukan oleh perawat, karena pasien sudah tidak merasakan rasa hormat
lagi kepada perawat. Hasil pengamatan Nur Haryati, di ruang Baiturrahman
juga ditemukan pasien yang tidak memiliki keinginan untuk sembuh. Hal
tersebut tercermin dari sikap pasien yang menolak setiap terapi yang diberikan
oleh tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit ini. Pasien seringkali
memuntahkan obat yang diminumkan kepadanya sebagai bentuk penolakan
dan hilangnya semangat untuk mendapatkan kesembuhan. Kemampuan perawat
dengan memberikan pelayanan yang baik, dan menciptakan komunikasi yang
menyenangkan terhadap pasien merupakan faktor penyebab kepuasan yang akan
dirasakan oleh pasien dan mendorong untuk mempercepat kesembuhan.
Kepuasan pasien ini dapat tercipta dengan caring perawat yang baik, yang
4
penuh perhatian, persahabatan, empati dan simpati. Caring perawat
merupakanan cara yang memiliki makna dan memotivasi tindakan. Caring ini
juga diartikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan
memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien
(Carruth, at all, 1999 dalam Dwidiyanti, 2007).
Persepsi pasien atau klien terhadap pelayanan kesehatan perlu
diperhatikan oleh pemberi pelayanan kesehatan karena masyarakat yang
menilai baik buruknya pelayanan di Rumah Sakit, misalnya instalasi rawat inap.
Dalam hal ini perawat perlu memperhatikan tingkat kepuasan pasien atau
klien, minimalkan biaya atau waktu serta memaksimalkan dampak pelayanan
terhadap sasaran. Umpan balik atau informasi merupakan elemen yang penting
dalam membangun sistem pemberian pelayanan yang efektif, termasuk terhadap
kepuasan pelanggan dan kualitas pelayanan (Kotler, 2005). Dari uraian diatas
penulis merasa tertarik untum meneliti hubungan tingkat pengetahuan perawat
terhadap sikap caring di RS dr.Doris Sylvanus Palangka Raya.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah: “hubungan tingkat pengetahuan perawat terhadap sikap
caring di RS dr.Doris Sylvanus Palangka Raya”.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi “hubungan tingkat
pengetahuan perawat terhadap sikap caring di RS dr.Doris Sylvanus Palangka
Raya”.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengidentifiasi pengetahuan perawat tentang caring.
1.3.2.2 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi sikap caring pada
perawat.
1.3.2.3 Mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan perawat terhadap sikap
caring.
5
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapakan dapat digunakan sebagai referensi dan
ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan pengetahuan perawat
terhadap sikap caring.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi IPTEK
Laporan ini dapat digunakan sebagai acuan dan dijadikan dasar untuk
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam bidang kesehatan,
terutama yang berkaitan dengan pengetahuan perawat terhadap sikap caring.
1.4.2.2 Bagi Institut Pendidikan
Laporan ini dapat digunakan sebagai bahan tambahan referensi yang bisa
digunakan untuk bahan belajar mahasiswa dan dapat digunakan sebagai
perbandingan jika suatu saat akan dilakukan laporan tentang hal yang sama, serta
menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembacanya tentang pengetahuan
perawat terhadap sikap caring.
1.4.2.3 Bagi Pelayanan Keperawatan
Sebagai informasi yang bermanfaat tentang pengetahuan perawat
mengenai sikap caring dan informasi yang benar mengenai pengetahuan perawat
terhadap sikap caring. Sehingga tenaga kesehatan dapat memberikan penyuluhan
kepada semua tenaga kesehatan tentang pentingnya sikap caring untuk diterapkan
dalam pelayanan keparawatan.
1.4.2.4 Bagi Peneliti
Melalui hasil penelitian ini diharapkan peneliti lebih mengerti terhadap
hubungan tingkat pengetahuan perawat terhadap sikap caring, sehingga sebagai
perawat , peneliti mengerti sejauh mana pengetahuan yang dimiliki perawat
tentang sikap caring.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Konsep
Keterangan:
: yang diteliti
: yang tidak teliti
: berpengaruh
Kriteria tingkat pengetahuan perawat:
CukupSedangrendah
Sikap caring
Pengetahuan tentang Caring:TahuMemahamiaplikasi
AnalisaSintesisEvaluasi
7
: berhubungan
BAB 3
METODELOGI PENELITIAN
1. DESAIN 2.
POPULASI
3.
SAMPEL
4. PENGOLAHAN DATA
Desain
penelitian
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini adalah
Korelasi.
Populasi
dalam
penelitian ini
semua semua
perawat di
wilayah kerja
RS dr.Doris
Sylvanus
15 perawat Melaui proses komputerisasi,
software SPSS versi 19:
a. Editing
b. Coding
c. Entry Data
d. Cleaning
e. Create And Document
An Analysis File
2.1 Kerangka Konsep Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Terhadap Sikap Caring di RS dr.Doris Sylvanus Palangka Raya.