ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN ACUT
KIDNEY INJURY (AKI), GAGAL
GINJAL AKUT (GGA)Ns. Mulyadi,M.Kep
AKI Gagal ginjal terjadi ketika ginjal tidak
mampu mengangkut sampah metabolik
tubuh atau ginjal gagal melakukan fungsi
regulernya
Suatu bahan yang biasanya dieliminasi di
urin menumpuk dalam cairan tubuh
akibat gangguan eksresi renal dan
menyebabkan gangguan fungsi
endokrine, metabolik, cairan, elektrolit
dan asam basa.
GGA
Penurunan fungsi ginjal, secara cepat
dan mendadak
Mengakibatkan retensi limbah metabolik
Sifat Reversibel: jika faktor pencetus bisa
dikoreksi
PenyebabPrerenal (hipoperfusi ginjal)
Intrarenal (kerusakan aktualjaringan ginjal)
Pasca renal (obstruksi aliran urin)
PRE RENAL
Gga Pra renal: karena faktor ekternal yg
menyebabkan penurunan aliran darah
berat ke ginjal
Penurunan perfusi dan laju filtrasi
Glomerulus
Ginjal Normal, menerima 20% dari dari
jantung, untuk dapat mengeluarkan
buangan metabolik secara efisien
Hipo perfusi ginjal, dalam waktu yg lama:
mengurangi sediaan nutrien dan oksigen,
iskemik tubulus
Pre Renalaliran darah akibat hipoperfusi ginjal
dan turunnya laju filtrasi glumerulus
Hemoragi
Kehilangan cairan melalui ginjal (diuretik, osmotik)
Kehilangan cairan melalui saluran GI (muntah, diare, selang nasogastrik)
Gangguan efisiensi jantung
Infark miokard
Gagal jantung kongestif
Disritmia
Syok kardiogenik
Vasodilatasi
Sepsis
Anafilaksis
Medikasi antihipertensif atau medikasi lain yang menyebabkan vasodilatasi
Intra Renal
Keadan yg secara
langsung menciderai
fungsional ginjal (
glomerulus, ginjal dan
intersitial)
Intra Renal, kerusakan jaringan ginjal itu sendiri
Cedera akibat terbakar dan benturan
Reaksi transfusi yang parah
Agen nefrotoksik
Antibiotik aminoglikosida
Agen kontras radiopaque
Logam berat (timah, merkuri)
Obat NSAID
Bahan kimia dan pelarut (arsenik, etilen glikol, karbon tetraklorida)
Pielonefritis akut
glumerulonefritis
PASCA RENAL
Gangguan berupa obstruksi dari aliran
urine dari ginjal
Obstruksi menyebabkan tekanan di
bagian proksimal lokasi obstruksi
Peningkatan tekanan dalam sistem
pengumpul, ditransmisikan ke jalinan
tubulus dan akhirnya mengentikan filtrasi
glomerulus
Pasca Renal,
Batu traktus urinarius
Tumor
BPH
Striktur
Bekuan darah
UO < 0.5 ml/kg/h x 12 hrIncreased creatinine
x2 or GFR decrease
> 50%
Injury
High
Sensitivity
UO < 0.5 ml/kg/h x 6 hrIncreased creatinin
x1.5 or GFR
decrease > 25%
Risk
End Stage Kidney Disease (> 3 months)ESKD
PROGNOSISPROGNOSISPersistent ARF = complete loss of kidney
function > 4 weeks
Loss
High
Specivity
UO < 0.3 ml/kg/h x 24 hr
or Anuria x 12 hrs
Increase creatinine
x3 or GFR decrease
> 75%
Failure
UO CriteriaGFR CriteriaCategory
RIFLE Criteria for Acute Renal Dysfunction
GFR=Glomerular Filtration Rate ARF; Acute Renal Failure
UO = Urine Output ESKD; End Stage Kidney Disease
References :
Bellomo R, Kellum JA, Mehta R, Palevsky PM, Ronco C. Curr Opin Crit Care. 2002 Dec; 8(6):505-8.
Manifestasi klinikPerubahan haluaran urine: oliguria
(ekresi urine < 400 ml dalam 24 jamPeningkatan BUN dan kadar kreatininHiperkalemia (ketidakmampuan ginjal
mengekskresikan kalium) dankatabolisme protein menyebabkanpelepasan kalium dari intra sel
Anemia Mual persisten, muntah dan diare Nafas berbau urin Manifestasi sistem syaraf pusat mencakup
rasa lemah, sakit kepala, kedutan otot dankejang
Diagnostik
Urinalisis
Kimia darah: natrium, kalium, ureum,
kreatinin dan bikarbonat
IVP, USG, CT
Penatalaksanaan
Hidrasi yang adekuat
Menurunkan laju metabolisme: panas
badan, bedrest
Pembatasan asupan protein dan kalium
Dialisis
II
CKD
(chronic Kidney
Disease)
PENDAHULUAN
Permasalahan dibidang Nefrologi
Etiologi luas dan kompleks
Sering timbul tanpa keluhan atau gejala klinik minimal
Merupakan masalah medis dan juga sosio-ekonomi
Bila sudah jatuh dalam keadaan Gagal Ginjal Terminal hanya 20-30% saja yang mampu menjalani terapi pengganti ginjal (hemodialisis)
Mengenal ,diagnosis dan merujuk secara dini sangat penting
CKD (Chronic Kidney Disease) Penurunan faal ginjal yang menahun dan
umumnya irreversible. Akibat yang terjadi adalahketidakseimbangan metabolisme cairan danelektrolit yang timbul karena adanya penurunanfungsi glomerolus akibat banyaknya nefron yang rusak sehingga ginjal tidak dapat menjalankanfungsinya secara normal.
Penurunan fungsi ginjal dapat diukur melaluipenurunan laju filtrasi glomerolus (LFG) yang berfungsi sebagai indicator kemampuan ginjaldalam menyaring darah.
INDONESIANRENAL REGISTRY
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
2007 2008 2009
49795391
7748
1820
2750
3798
Pasien Baru Pasien Aktif
EtiologiEtiologi GGK sangat bermacam-macam dan
kompleks.
Penyakit infeksi ginjal (glomerulonefritis, pyelonefritis)
ARF
Penyakit ginjal polikistik
Obstruksi ginjal (neoplasma), prostate, striktura
Nefrotoksik (analgetik, kanamisin)
Penyakit sistemik (DM, Hipertensi, SLE, Gout)
Patofisiologi
Terjadi kerusakan dan penurunan progresif fungsi nefron. Saat terjadi penurunan nilai GFR dan klirens serum ureum dan kreatinin meningkat.
Nefron yang masih sehat mengalami hipertropi karena terus menggantikan semua fungsi nefron yang rusak. Hal ini menyebabkan ginjal kehilangan kemampuan untuk memekatkan urine secara baik.
Ginjal berupaya untuk mengeluarkan larutan urine dalam jumlah besar sehingga pasien mengalami kekurangan cairan tubuh.
Kerusakan nefron terus terjadi, diikuti laju filtrasi ginjal terus menurun.
Tubuh tidak mampu lagi membuang air, garam, dan produk-produk sampah lainya melalui ginjal. Jika laju filtrasi ginjal < 10 – 20 mL/mnt secara klinis akan terlihat uremia dan tanda-tanda toksik akibat produk sampah semakin terlihat.
Penyebab
Kerusakan Nefron
Kehilangan fungsi ginjal sebagian
Menurunya GFR dan Clearance
Meningkatkan fungsi ginjal yang masih normal
Sisa yang normal hypertrofi
Filtrasi solute meningkat
Fungsi mengkonsentrasi urine menurun
Ekskresi hydrogen ↓ Asidosis metabolic
Ekskresi fosfat ↓ Hyperfosfatemia
Ekskresi kalium ↓ Hyperkalemia
Reabsorbsi Na ↓ Retensi air
Ekskresi sampah Nitrogen ↓ UremiaPasien kehilangan cairan tubuh
Perfusi pembuluh darah ginjal menurun
Kerusakan renal meningkat, jumlah nefron normal menurun
Perfusi pembuluh darah ginjal menurun
Total GFR menurun lebih lanjut
Tubuh tidak mampu membuang sisa
garam dan sisa metabolisme melalui ginjal
Syndrome Uremia
(GFR 10 – 20 mL/mnt)
Pasien mengalami Kehilangan fungsi non
sekresi ginjal :
Kerusakan fungsi insulin
Kegagalan produksi erytropoetin
Kegagalan mengaktifkan kalsium
Gangguan reproduksi
Gangguan immunitas
Fungsi reabsorbsi tubulus menurun secara berangsur
Ekskresi urin meningkat, cair (Poliuria)
Tahapan Penurunan Fungsi GinjalTingkat tes klirens kreatinin dianggap mendekati laju filtrasi
glomerolus (CCT = LFG).Gagal ginjal kronik dibagi sesuai dengan tahapan : Penurunan Cadangan (faal ginjal <100% - 75 %, CCT : 75
mL/mnt)Pasien belum ada keluhan, ekskresi dan regulasi masih dapat
dipertahankan Insufisiensi Ginjal (faal ginjal <75% - 25%, TKK / CCT : 25 – 75
mL/mnt)Pasien sudah mulai ada keluhan yang berhubungan dengan
oliguria, overhidrasi, udem periferi, asidosis, hiperkalemia, anemia, hipertensi.
Gagal Ginjal Kronik (faal ginjal <25% - 10%)Gambaran klinis dan laboratorium makin nyata. Peningkatan
kadar ureum, kreatinin serum, anemia. Gagal Ginjal Terminal / GGT
Faal ginjal < 10%, CCT < 10 mL/mnt.
Manifestasi Klinis
No. Sistem Manifestasi Penyebab
1. Integumen
a. Kulit
b. Kuku
c. Rambut
Kulit kekuningan
Pucat / pallor
Pruritas
Kering dan bersisik
Tipis dan rapuh
Kering, rapuh
Penimbunan urochrom
Anemia
Penurunan aktifitas kelenjar keringat (semua
kelenjar)
Endapan fosfat
Terbuangnya protein dan Ca menurun
Aktifitas semua kelenjar menurun
Terbuangnya protein
2. Gastro inestestinal
a. Oral
b. Lambung
Halitosis / fetor uremicum
Perdarahan gusi, stomatitis
Mual, muntah, anoreksia,
gastritis, ulcreation
o Urea diubah menjadi anemia oleh bakteri mulut
o Perubahan aktifitas platelet
o Serum uremit toxin akibat bakteri usus
o Mukosa usus lembab
3. Cardiovaskuler Hipertensi, oedem
Conjunctiva heart failure
Arteriosklerosis heart disease
Perikarditis
Overload cairan mekanisme rennin angiotensin
Kelebihan cairan, anemia
Hipertensi kronis, pengapuran jaringan lunak
Toxin uremic dakam pericardium
4. Pulmonary Uremic “lung” atau pneumonia Toxin uremic dalam pleura dan jaringan paru
Retensi asam organic hasil metabolisme
Toxin uremic
Manifestasi Klinis5
.
Asam basa Asidosis metabolic Ketidakseimbangan elektrolit
Retensi asam organic hasil metabolisme
6
.
Neurologic Letih, lesu, sakit kepala,
gangguan tidur, gangguan
otot /kejang, pegal
Toxin uremic
Ketidakseimbangan elektrolit
7
.
Hematologik Anemia
Perdarahan
Penekanan produksi RBC
Penurunan waktu hidup RBC
Perdarahan
Dialysis
Defisiensi Fe
8
.
Metabolik Intoleransi KH
Hiperlipidemia
Hiperparatiroid
Infertility
Sexual disfunction
Menurunya libido + ereksi
Menurunya menstruasi s/d
amenorhoc
Menurunya sensitifitas insulin di dalam jaringan perifer
Penundaan produksi insulin oleh pancreas
Meningkatnya waktu hidup insulin
Meningkatnya produksi serum bringliserial
Produksi glyserial meningkat dalam hati karena insulin
meningkat
Meningkatnya produksi serum trigliserid
Produk glyserides meningkat dlm hati akibat dari
insulin meningkat
Fosfat dlm serum meningkat Ca+ dlm serum
menurun merangsang paratiroid
Mekanisme belum jelas
Produksi testosterone dan spermatogenesis menurun
Rangsangan paratiroid meningkat
Pemeriksaan Diagnostik
Lab : ureum /creatinin; hemoglobin,
analisa gas darah, (Na, K, Ca, ), albumin,
gula darah, trigliserida
Diagnostik : biopsy ginjal
Radiologi : BNO/ foto polos abdomen,
IVP, USG, renogram, foto jantung, foto
paru, foto tulang
ECG
1. Penatalaksanaan
KonservatifTujuan:
Mencegah menurunya faal ginjal yang progresif
Meringankan keluhan uremia
Mengurangi gejala uremia dengan memperbaiki metabolisme:
Pengaturan cairan dan elektrolit dengan pengontrolan yang ketat terhadap diit & cairan
Pengontrolan tensi / hipertensi dengan obat
Meningkatkan kenyamanan pasien
Indikasi penatalaksanaan konservatif:
GGK dan tahap insufisiensi ginjal
Faal ginjal 10 – 50 % atau creatinin serum 2 mg% -10 mg%
Bentuk :
Pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit: Penahanan kalium & fosfat dapat terjadi pada GGK
Kontrol dapat dilakukan dengan mengurangi intake kalium dalam diit.
Pemberian laksatif
Keseimbangan transport oksigen Anemia selalu mengiringi GGK pasien cepat letih dan sesak
nafas.
Memberikan rasa nyaman, istirahat dan tidur Umumnya tidak nyaman pada GGK meliputi pruritus, kram otot,
rasa haus, sakit kepala, kulit kering, stress, emosional, insomnia. Mengurangi tingkat fosfat serum dengan Alhydrokside
mengurangi gatal-gatal
Menjaga kulit lembab
Memberikan obat anti gatal
1. Penatalaksanaan Konservatif
2. Dialisis Hemodialisis
Peritoneal Dialisis
3. Transplantasi Ginjal Donor hidup
Dialisis dan transplantasi dilakukan pada pasien
GGK yang tahap terminal.
Proses Keperawatan
Chronic
Kidney
Disease
PENGKAJIAN dilakukan mll
anamnesa dan pemeriksaan fisik
Anamnesis
Biodata pasien dan penanggung jawab.
Riwayat keperawatan :
1. Keluhan utama
2. Riwayat penyakit sekarang dan
sebelumnya
3. Riwayat penyakit keluarga
Pemeriksaan fisik
1. Aktifitas dan istirahat tidur :
2. Sirkulasi
3. Eliminasi
4. Nutrisi / cairan
5. Neurosensori
6. Nyeri / rasa nyaman
7. Respirasi
8. Keamanan
9. Seksual
10. Pemeriksaan fisik head to foot
Pengkajian Psikososio spiritual
1. Integritas ego
2. Interaksi sosial
3. Tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit
dan penatalaksanaanya.
Pengkajian Hasil Diagnostik
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN
PERENCANAAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI
Pola nafas tidak efektif b.d.
Over hidrasi: penumpukan cairan di
paru
Asidosis: pernapasan kusmaul
Anemia
Hiperkalemi
Karakteristik
Klien mengeluh sesak
RR > 30 X/mnt
Terdapat pola napas kusmaul
Retraksi interkostalis (+)
Pernapasan cuping hidung (+)
Sianosis pada akral (+)
Pallor (+)
Ronchi (+)
Hb < 9 mg/dl
Dispneu (+)
Orthopneu (+)
Sputum berbusa darah (+)
Pola napas efektif dengan criteria:
Keluhan sesak berkurang/hilang
Retraksi interkostalis (-)
Rr 16-20 X/mnt
Pola napas kusmaul (-)
Sianosis (-)
Hb 10-11 mg/dl
Orthopneu (-)
Dispneu (-)
Pallor (-)
Pch (-)
1. Observasi tanda vital, kaji pola
napas; kaji adanya kusmaul,
periksa suara napas dari adanya
ronchi.
2. Atur posisi semifowler
3. Berikan oksigen lembab sesuai
kebutuhan.
4. Atur UFR dengan berdasar pada
BB kering
5. Berikan dialisat bicnat
6. Lakukan ultrafiltrasi terpisah
bila perlu
7. Berikan transfusi darah PRC bila
Hb<
8. Lakukan kolaborasi pemberian
therafi obat untuk mengkoreksi
asidosis, anemia
Kelebihan volume cairan cairan :
berlebih b.d.
Gangguan mekanisme regulasi:
Penurunan fungsi ginjal dalam dalam
mengatur keseimbangan cairan dan
elektrolit
Karakteristik:
Klien mengeluh bengkak-bengkak
pada perut, wajah atau anggota gerak,
sesak
Anuri/oliguri (+)
Hipertensi (+)
Peningkatan BB yang signifikan
Pernapasan pendek-cepat
Ronchi (+), edema paru
Klien mengatakan bengkak
berkurang/hilang
Klien mengatakan sesak berkurang
Edema (-)
Peningkatan BB interdialitik tidak
lebih dari 5% BB kering
Pola napas normal, RR Normal
1. Monitor peningkatan tensi,
edema perirbital dan peripheral
2. Auskultasi paru untuk
mengidentifikasi adanya cairan
dalam paru
3. Ajarkan klien untuk pentingnya
pengendalian dan pengukuran
air dan berat badan untuk
mencegah overhidrasi; jumlah
air yang diminum = 500 cc +
diuresis / hari
4. Ajarkan klien tentang diet
rendah sodium untuk
mengontrol edema dan
hipertensi
5. Ajarkan klien agar peningkatan
BB interdialitik tidak lebih dari
5% BB kering
6. Berikan oksigen lembab bila
sesak
7. Lakukan UF untuk mencapai
BB kering
8. Lakukan SQHD bila perlu
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhanberhubungan dengan :
Intake yang kurang
Diit yang terlalu ketat
Status hipermetabolik
Perencanaan :Tujuan Kebutuhan nutrisi terpenuhi setelah dilakukan asuhan keperawatan selama beberapa hari / minggu
Kriteria hasil : BB ideal terpelihara, tidak tampak malnutrisi
Protein total & albumin DBN
Asupan nutrisi adekuat
Rencana tindakan keperawatan: Kaji ulang tentang status nutrisi
Ukur lingkar lengan atas
Anjurkan klien makan makanan yang disukai dengan porsi yang kecil tetapi sering dan tidak melanggar diit (sesuai aturan)
Kolaborasi dengan dokter untuk obat
Kolaborasi dengan ahli gizi
4. Gangguan pola eliminasi :
a. Konstipasi, berhubungan dengan menurunya mobilitas, asupan antasid, pembatasan air, modifikasi diit atau ketidakseimbangan elektrolit ditandai dengan kesukaran BAB. Tujuan : Pola eliminasi normalKriteria hasi : BAB 1 – 2 x sehari, konsistensi lunak.Rencana tindakan :- Anjurkan klien untuk melakukan ambulansi semampunya untuk meningkatkan peristaltik usus.- Anjurkan klien untuk menghindari laksatif yang mengandung magnesium- Berikan pelembek feces untuk mencegah konstipasi- Konsultasi dengan ahli gizi tentang diit tinggi serat yang diperbolehkan.- Catat jumlah BAB untuk memonitor cairan & kehilangan elektrolit - Monitor kadar elektrolit terutama kalium, calcium, dan kadar bicarbonat.- Anjurkan klien untuk minum oralit.- Bersihkan anus dengan hati-hati menggunakan lotion
b. Diare, berhubungan dengan inflamasi gastro interstinal sekunder terhadap ureum / efek samping sorbitol hayexalat ditandai dengan BAB cair dan sering.
c. Gangguan integritas kulit, berhubungan dengan gangguan status metabolic, akumulasi toksik dalam tubuh ↓, menurunya aktifitas kelenjar keringat, (kalsium, fosfat), oedema dan nuoropati, ditandai dengan : gatal, luka, kulit kering, eksariasi, oedema
Perencanaan :Tujuan Integrigas kulit tetap terjaga setelah dilakukan
asuhan keperawatan selama ---- hari / minggu.
Kriteria hasil:- Tidak ada ithing (kulit kering)
- Kulit bersih, tidak kemerahan, tidak bersisik
- Tidak ada gangguan fungsi
Rencana tindakan:- Bersihkan kulit setiap hari dengan air hangat, sabun lunak, terutama pada daerah lipatan dan sela-sela jari.
- Inspeksi terhadap brurses, purpura dan tanda infeksi
- Kaji warna kulit, tekstur, turgor, dan vaskulieritas
- Gunakan krim / ointment waktu mandi, keramas
- Anjurkan klien untuk memelihara kuku pendek dan bersih
- Hindari pakaian yang merangsang
- Berikan obat antihistamin dan anti pruritis hasi kolaborasi dokter.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
anemia sekunder, uremia, ditandai
dengan kelelahan, nafas pendek.Perencanaan : Tujuan Klien dapat melakukan aktifitas setelah
dilakukan asuhan keperawatan selama ---- hari / minggu.
Kriteria hasil : Klien mampu melakukan aktifitas sehari-hari tanpa
kelelahan / merasa lelah. Klien tampak segar
Rencana tindakan: Monitor kadar Hb dan Ht sebagai indikator suplai oksigen Berikan istirahat yang cukup Ajarkan klien untuk merencanakan kegiatan & menghindari
kelelahan Kaji respon klien terhadap aktifitas / kegiatan untuk
merencanakan perawatan yang sesuai. Berikan zat besi erytropoetin hasil kolaborasi dengan dokter.
6. Gangguan rasa nyaman, pusing, berhubungan
dengan tekanan darah yang tinggi, ditandai
dengan klien mengeluh pusing, tampak sakit,
tekanan darah lebih tinggi dari 130/90 mmHg.
Perencanaan: Tujuan Rasa nyaman terpenuhi setelah dilakukan
asuhan keperawatan selama beberapa hari / minggu.
Kriteria hasil: Klien tidak mengeluh pusing, tidak tampak kesakitan Tekanan darah terkontrol < 130/90 mmHg
Rencana tindakan: Ukur vital sign Kaji tingkatan pusing Anjurkan klien untuk banyak istirahat Anjurkan klien untuk diit rendah garam Anjurkan klien untuk minum obat sesuai aturan Beri obat penurun tensi hasil kolaborasi dengan dokter.
7. Perubahan konsep diri / pola pikir berkaitan dengan akumulasi
toksin, hipoksia, ketidakseimbangan elektrolit, perubahan pola
hidup, ketergantungan dialisis, kelelahan kronis, perubahan
gambaran diri, masalah pekerjaan dan perubahan peran
ditandai dengan ekspresi wajah murung, sering bertanya
mengenai penyakitnya, emosi labil
Perencanaan : Tujuan Terjadi konsep diri yang positif setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama beberapa hari / minggu. Kriteri hasil :
Klien berfikir positif tentang dirinya Barpartisipasi saat pengobatan Ekspresi wajah tenang / tidak murung Emosi stabil
Rencana tindakan : Kaji tingkat gangguan kemampuan berfikir, memori dan orientasi, perhatikan lapang perhatian. Pastikan tingkat mental klien Berikan informasi tentang status klien pada orang terdekat Berikang lingkungan yang tenang Orientasikan kembali terhadap lingkungan, orang, waktu Beri kesempatan pada klien untuk mendiskusikan bagaimana klien dapat menerima perubahan
dalam kehidupanya, dan mencari solusi dengan keluarga. Adakan pertemuan sesama pasien yang kondisinya stabil untuk mendapat support. Konsultasi dengan psikolog
Awasi pemeriksaan laborat BUN, creatinin, elektrolit, kadar gula darah, AGD
8. Resiko tinggi penurunan curah jantung
berhubungan dengan ketidakseimbangan volume
cairan, ketidak seimbangan elektrolit, hipoksia,
akumulasi toksin.
Perencanaan : Tujuan Tidak terjadi penuruan curah jantung
setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ----hari / minggu.
Kriteria hasil : Tensi stabil EKG normal
Rencana tindakan: Awasi TD dan frekwensi jantung Observasi EKG untuk perubahan irama Auskultasi bunyi jantung Kaji warna kulit, membran mukosa dan dasar kuku Perhatikan terjadinya nadi lambat, hipotensi, mual, muntah
dan penurunan kesadaran Berikan obat sesuai indikasi (kolaborasi dokter)
9. Resiko tinggi injury fraktur berhubungan
dengan gangguan absorbsi kalsium dan
pengeluaran fosfat, perubahan
metabolisme vitamin D.Perencanaan : Tujuan Tidak terjadi fraktur setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama --- hari / minggu.
Kriteria hasil : Tidak ada tanda-tanda fraktur pada tulang
Klien tidak mengeluhkan nyeri pada tulang
Kadar kalsium darah > 8 mg/dL
Rencana tindakan: Kaji adanya hipokalsemia, peningkatan fosfat, nyeri otot, serta
kekakuan sendi untuk mengetahui kemungkinan resiko injuri
Observasi adanya nyeri tulang sebagai indikasi kerusakan tulang
Lakukan ROM dan dorong klien untuk ambularsi untuk aktifitas osteoblas
Berikan lingkungan yang nyaman untuk mengurangi resiko kecelakaan
Berikan suplemen kalsium, vit D, dan pengikat fosfat (kolaborasi dokter)
Prioritas Keperawatan GGK
secara umum adalah :
Mempertahankan homeostasis
Mencegah komplikasi
Memberikan informasi
mendukung keputusan klien terhadap
perubahan gaya hidup.
Selamat belajar