ASUHAN KEBIDANAN PADA
35 TAHUN P
DI RSU ASSALAM GEMOLONG SRAGEN
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
i
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY.M UMUR
35 TAHUN P3A0 DENGAN PRE EKLAMPSIA
DI RSU ASSALAM GEMOLONG SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Halimatul Kasanah
B13110
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURAKARTA
2016
NY.M UMUR
PRE EKLAMPSIA RINGAN
DI RSU ASSALAM GEMOLONG SRAGEN
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Nifas Ny.M Umur 35 Tahun P3A0 Dengan Pre Eklampsia Ringan Di Rsu
Assalam Gemolong Sragen”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud
untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program
Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Ibu Siti Nurjanah, SST., M.Keb, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
STIKes Kusuma Husada Surakarta serta selaku Dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada penulis.
3. Ibu Deny Eka W, SST, M.Kes selaku Dosen Penguji.
4. Ibu Dr. Wiwiek Irawati, M.Kes selaku Direktur RSU Assalam Gemolong
Sragen selaku Kepala Bidang medis RSU Assalam Gemolong Sragen yang
telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam melakukan Studi Kasus.
5. Ny. M yang bersedia menjadi responden dalam pengambilan Studi Kasus.
6. Seluruh Dosen dan Staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
7. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulisan dalam memperoleh
referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Semua teman-teman angkatan 2013 yang telah membantu dalam penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Semua pihak yang telah membatu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
v
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, 28 Juni 2016
Penulis
vi
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2016
Halimatul Kasanah
B13110
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY.M UMUR 35
TAHUN P3A0 DENGAN PRE EKLAMPSIA RINGAN
DI RSU ASSALAM GEMOLONG SRAGEN
Xi + 69 halaman + 12 lampiran + 1 tabel
INTISARI
Latar Belakang : Penyebab kematian ibu tertinggi disebabkan oleh
perdarahan 30,3%, hipertensi 27,1%, infeksi 7,3%, partus lama 1,8%,
abortus 1,6%, lain-lain 40,8%. Salah satu faktor risiko ibu nifas yang dapat
menyebabkan kematian ibu adalah pre eklamsia. Berdasarkan Studi
Pendahuluan dari ibu nifas dengan pre eklamsia ringan sebanyak 70 jiwa
(9,00%),pre eklampsia berat sebanyak 67 jiwa (8,6%) , hipertensi
sebanyak 63 jiwa (8,1%).
Tujuan Studi Kasus :Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas
Ny. M umur 35 tahun P3A0denganpre eklamsia ringan di RSU Assalam
Gemolong Sragen melalui manajemen kebidanan 7 langkah Varney.
Metodologi Penelitian :Jenis studi kasus yang digunakan pada
pengambilan data ini yaitu deskriptif observasionalyang berlokasi di RSU
Assalam Gemolong Sragen dengan menggunakan format asuhan
kebidanan 7 langkah Varney dengan pengumpulan data menggunakan data
primer dan data sekunder
Hasil Studi Kasus :Setelah dilakukan Asuhan Kebidananselama 3 hari
hasil akhir yang di dapatkan adalah Ny M P3A0Keadaan umum: Baik,
Kesadaran : Composmentis, Tekanan darah : 110/80 mmHg, Suhu : 36,50
C, Nadi : 80 x/menit, Respirasi : 22 x/menit, Oedema berkurang, Protein
urine menjadi (-) dan ibu mau menyusui bayinya.
Kesimpulan : Setelah dilakukan pengkajian, interpretasi data, diagnosa
potensial, tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam
penanganan ibu nifas Ny M P3A0 denganpre eklamsia ringan didapatkan
kesenjangan antara teori dan praktik yaitu pada pemberian terapi.
Kata Kunci :Asuhan kebidanan, nifas, pre eklamsia ringan
Kepustakaan :25 literatur (tahun 2007 s/d 2015)
vii
CURICULUM VITAE
Nama : Halimatul Kasanah
Tempat / Tanggal Lahir : Sragen, 20 Februari 1995
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Cengklik Rt 05/ Rw 01 Jetis karangpung,
Kalijambe, Sragen
Riwayat Pendidikan :
1. MI Yaumika Kalioso LULUS TAHUN 2007
2. MTsN Gondangrejo LULUS TAHUN 2010
3. SMA Martia Bhakti Kalijambe LULUS TAHUN 2013
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2013/2014
viii
MOTTO
1. Barang siapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu
adalah untuk dirinya sendiri ( QS Al-Ankabut: 6 ).
2. Orang-orang yang hebatdi bidang apapun bukan baru bekerja karena
mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka
lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu
inspirasi ( Ernest Newman ).
3. Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan
hal yang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak. ( Aldus
Huxley ).
4. Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu, mestinya kita
juga berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah ( Kalih
Gibran )
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan :
1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
2. Bapak dan ibu tercinta terima kasih atas doa restunya dan cinta kasihnya
selama ini.
3. Ibu Siti Nurjanah, SST., M.keb terimakasih karena sudah dengan sabar
membimbing dan memberikan arahan dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini sehingga dapat terselesaikan.
4. Adik-adikku tercinta yang selalu memberikan support setiap langkahku
5. Teman-teman yang telah berpartisipasi dalam pembuatan karya tulis
ilmiah ini.
6. Almamater tercinta.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
INTISARI ............................................................................................................... vi
CURICULUM VITAE ............................................................................................ vii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .............................................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ..................................................................................... 3
C. Tujuan Studi Kasus ...................................................................................... 3
1. Tujuan Umum ......................................................................................... 3
2. Tujuan Khusus......................................................................................... 3
D. Manfaat Studi Kasus .................................................................................... 4
E. Keaslian Studi kasus .................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medisi................................................................................................ 7
1. Teori Nifas............................................................................................... 7
2. Teori Pre eklamsia ................................................................................... 10
B. Teori Manajemen Kebidanan ..................................................................... 16
C. Data Perkembangan SOAP ......................................................................... 32
D. Landasan Hukum ........................................................................................ 33
BAB III METODOLOGI LAPORAN KASUS
A. Jenis Studi Kasus ......................................................................................... 34
B. Lokasi Studi Kasus ...................................................................................... 34
C. Subjek Studi Kasus ...................................................................................... 34
D. Waktu Studi Kasus ....................................................................................... 35
x
E. Instrumen yang digunakan ........................................................................... 35
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 35
G. Alat-alat yang Digunakan ............................................................................ 38
H. Jadwal Kegiatan ........................................................................................... 39
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus ........................................................................................... 40
B. Pembahasan ................................................................................................ 61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 67
B. Saran ............................................................................................................ 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Penelitian
Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3 Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4 Surat Permohonan Ijin Penggunaan lahan
Lampiran 5 Surat Balasan Ijin Penggunaan lahan
Lampiran 6 Surat Permohonan Menjadi Pasien
Lampiran 7 Surat Persetujuan Pasien (Informed Consent)
Lampiran 8 Format Askeb
Lampiran 9 Lembar Observasi
Lampiran 10 Satuan Acara Penyuluhan ASI Eksklusif
Lampiran 11 Leaflet
Lampiran 12 Foto Copy Buku KIA
Lampiran 13 Dokumentasi
Lampiran 14 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) menurut survei demografi kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012 adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Kejadian kematian Ibu bersalin sebesar 49,5%, hamil 26,0%, dan nifas 24 %
(Dinkes, 2012). AKI di Provinsi Jawa Tengah sebesar 437 kasus kematian
dan AKI di daerah Sragen sebesar 11 kasus kematian (Dinkes Jateng, 2015).
Penyebab terjadinya angka kematian ibu tertinggi pada tahun 2013 adalah
perdarahan 30,3%, hipertensi 27,1%, infeksi 7,3%, partus lama 1,8%, abortus
1,6%, lain-lain 40,8% (Kemenkes RI, 2013).
Kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan proses reproduksi yang
normal. Walaupun demikian kehamilan, persalinan, dan nifas yang normal
pun mempunyai risiko. Risiko tinggi kehamilan merupakan penyimpangan
dan secara langsung dapat menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun
bayi. Salah satu faktor resiko ibu nifas yang dapat menyebabkan kematian
ibu adalah pre eklamsia (Anggraini, 2010).
Pre eklamsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil,
bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan proteinuria yang
muncul pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama persalinan
(Sukarni dan Sudarti, 2014), apabila pre eklamsia tidak segera tertangani
maka akan berlanjut sampai masa nifas (Manuaba, 2008).
2
Perawatan pada masa nifas pada pre eklamsiaringan sangat penting
karena umumnya pasien post partum dengan pre eklamsia tekanan darahnya
belum stabil. Sering kali ditemukan penderita pre eklamsiaringan dapat
mendadak mengalami kejang dan jatuh dalam koma (Prawirohardjo, 2009).
Dari penelitian 44% kejang terjadi setelah persalinan, dengan 12% kasus
pacapartum terjadi lebih dari 48 jam setelah persalinan (Billington dan
Stevenson, 2007).
Peran bidan pada kasus pre eklamsia yaitu peran mandiri dan
kolaborasi. Peran mandiri bidan diantaranya menganjurkan tirah baring,
menganjurkan mengurangi asin terutama pada makanan, memposisikan
pasien ditempat yang nyaman dan tenang, dan memberi nutrisi yang cukup.
Peran kolaborasi dengan dr. SpOG memberi terapi MgSo4 (Juliartini, dkk,
2014)
Data survei pendahuluan dari rekam medik di RSU Assalam Gemolong
Sragen pada bulan Oktober 2014 – Oktober 2015 tercatat 1272 jiwa (100%)
ibu nifas yang dirawat, ibu nifas normal sebanyak 494 jiwa (39%) dan
patologi sebanyak 778 jiwa (61%), ibu nifas dengan pre eklampsia ringan
sebanyak 70 jiwa (9,00%),pre eklampsia berat sebanyak 67 jiwa (8,6%) ,
hipertensi sebanyak 63 jiwa (8,1%),antonia uteri sebanyak 59 jiwa (7,6%),
mastitis sebanyak 50 jiwa (6,4%), bendungan ASI sebanyak 177 jiwa
(22,8%), puting susu lecet sebanyak 79 jiwa (10,2%), retensio sisa plasenta
sebanyak 76 jiwa (9,8%), anemia sebanyak 82 jiwa (10,5%), infeksi luka
perineum sebanyak 55 jiwa (7,0%).
3
Berdasarkan data ibu nifas dengan pre eklamsia ringan masih tinggi dan
dapat mengakibatkan kematian, maka penulis tertarik untuk melaksanakan
studi kasus “Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Ny. M umur 35 tahun P3A0
Dengan Pre Eklamsia Ringan di RSU Assalam Gemolong Sragen”. Kasus di
atas dapat memunculkan permasalahan komplek sehingga penulis
menerapkan kebidanan 7 langkah Varney.
B. Perumusan masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah sebagai berikut
“Bagaimana penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Ibu nifas Ny. M umur
35 tahun P3A0 dengan Pre Eklamsia Ringan di RSU Assalam Gemolong
Sragen dengan menggunakan pendekatan Manajemen Kebidanan Menurut 7
langkah Varney?”
C. Tujuan studi kasus
1. Tujuan Umum
Penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny. M
umur 35 tahun P3A0 dengan pre eklamsia ringan di RSU Assalam
Gemolong Sragen melalui menejemen kebidanan 7 langkah Varney.
2. Tujuan khusus
a. Penulis mampu :
1) Melaksanakan pengkajian pada ibu Nifas Ny. M umur 35 tahun
P3A0 dengan pre eklamsia ringan.
4
2) Menginterpretasikan data, merumuskan diagnosa kebidanan,
masalah dan kebutuhan ibu nifas Ny. M umur 35 tahun P3A0
dengan pre eklamsia ringan.
3) Menentukan diagnosa masalah potensial pada ibu nifas Ny. M
umur 35 tahun P3A0 dengan pre eklamsia ringan.
4) Mengidentifikasikan tindakan segera pada Ny. M umur 35 tahun
P3A0 dengan pre eklamsia ringan.
5) Merencanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny. M umur 35
tahun P3A0 dengan pre eklamsia ringan.
6) Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan ibu nifas Ny. M umur
35 tahun P3A0 dengan pre eklamsia ringan.
7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan pada Ny. M umur 35
tahun P3A0 dengan pre eklamsia ringan.
b. Penulis mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus
nyata dilapangan termasuk faktor pendukung dan penghambat pada
ibu nifas Ny. M umur 35 tahun P3A0 dengan pre eklamsia ringan.
D. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi diri sendiri
Penulis dapat mengetahui penatalaksanaan dengan penanganan masalah
asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan pre eklamsia ringan.
5
2. Bagi profesi
Hasil dari studi kasus ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan
pertimbangan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas
dengan pre eklamsia ringan.
3. Bagi institusi
a. Bagi rumah sakit Assalam
Untuk meningkatkan pelayanan kebidanan khususnya pada
penanganan asuhan ibu nifas dengan pre eklamsia ringan.
b. Bagi pendidikan
Penulis mengharapkan agar apa yang ditulis dapat menjadi referensi
yang bermanfaat bagi institusi pendidikan.
E. Keaslian studi kasus
Studi kasus ini pernah dilakukan oleh Danti (2015), dengan judul
“Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny. M P3A0 Umur 39 Tahun Dengan
Preeklamsia Ringan Dan Riwayat Kala II Lama Di Ruang Dahlia RSUD
Pandan Arang Boyolali”. Hasil diketahui dari asuhan kebidanan yang telah
dilakukan selama 3 hari dengan pemberian terapi infus Dekstrosa RL,
cefadroxil 500mg 3x1, asam mefenamat 500 mg 3x1, SF 60 mg 1x1, KIE
pola diit, anjurkan untuk tirah baring, dan observasi tanda vital, hasil tekanan
darah 140/90 mmHg, pernafasan 22 x/menit, nadi 82 x/menit, suhu 36,60C
proteinuria negatif, dan leukosit menurun, tidak terjadi komplikasi pre
6
eklamsia berat dan syok septik. Tidak terdapat kesenjangan antara asuhan
kebidanan dengan teori.
Perbedaan studi kasus diatas dengan studi kasus yang penulis lakukan
yaitu pada lokasi, waktu, pasien, dan terapi obat. Persamaan studi kasus diatas
dengan yang dilakukan penulis yaitu tentang tema pre eklamsia ringan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Teori Nifas
a. Pengertian Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta
sampai alat-alat reproduksi pulihseperti sebelum hamil dan secara
normal nifas masa berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari
(Ambarwati, 2010), sedangkan menurut Saifuddin (2009), masa
nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu.
b. Tahapan Masa Nifas
Menurut Nugroho, dkk (2014) dibagi menjadi 3 tahap :
1) Puerperium dini yaitu suatu masa kepulihan dimana ibu
diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan- jalan.
2) Puerperium intermedial yaitu suatu masa dimana kepulihan dari
organ-organ reproduksi selama kurang lebih 6 minggu.
3) Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih
dan sehat kembali dalam keadaan sempurna terutama ibu bilaibu
selama hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi
8
c. Lochea
Menurut Marmi (2012) Lochea adalah ekskresi cairan rahim
selama masa nifas dan mempunyai reaksi basa atau alkalis yang
dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi
asam yang ada pada vagina normal. Lochea mempunyai bau yang
amis meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda
pada setiap wanita. Secret mikroskopi lochea terdiri dari eritrosit,
peluruhan deciduas, sel epitel dan bakteri. Lochea mengalami
perubahan karena proses involusi.
Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya,
diantaranya:
1) Lochea Rubra( Kruenta)
Lochea ini muncul pada hari pertama sampai hari ketiga
masa postpartum. Sesuai dengan namanya, warnanya merah dan
mengandung darah dari perobekan atau luka pada plasenta dan
serabut dari deciduas dan chorion. Terdiri dari sel desidua,
verniks caseosa, rambut lanugo, sisa mekoneum dan sisa darah
(Marmi, 2012).
2) Lochea Sanguinolenta
Lochea ini berwarna merah kecoklatan dan berlendir,
serta berlangsung dari hari ke empat sampai hari ke tujuh
postpartum. (Sulistyawati, 2009).
9
3) Lochea Serosa
Locheaserosa ini muncul pada hari kelima sampai
kesembilan postpartum. Warnanya biasanya kuning atau
kecoklatan. Lochea ini terdiri dari lebih sedikit darah dan lebih
banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan laserasi
plasenta (Marmi, 2012).
4) Lochea Alba
Lochea alba ini muncul lebih dari hari kesepuluh
postparum. Warnanya lebih pucat, putih kekuningan dan lebih
banyak mengandung leukosit, selaput lendir serviks dan serabut
jaringan yang mati (Marmi, 2012).
5) Lochea Purulenta
Lochea purulenta adalah terjadinya infeksi, akan keluar cairan
nanah berbau busuk (Sulistyawati, 2009).
6) Lochiastasis
Lochhiastasis adalah pengeluaran lokhea yang tidak lancar
(Sulistyawati, 2009).
d. Tanda Bahaya Pada Masa Nifas
Menurut Nugroho, dkk (2014) Tanda- tanda bahaya yang perlu
diperhatikan pada masa nifas adalah:
1) Demam tinggi hingga melebihi 380 C
2) Perdarahan Vaginam yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah
banyak (lebih dari perdarahan haid biasa atau bila memerlukan
10
penggantian pembalut 2 kali dalam setengah jam), disertai
gumpalan darah yang besar-besar dan berbau busuk.
3) Nyeri perut hebat/ rasa sakit dibagian bawah abdomen atau
punggung, serta ulu hati.
4) Sakit kepala parah/ terus menerus dan pandangan nanar/
masalah penglihatan
5) Pembengkakan pada wajah, jari-jari tangan
6) Rasa sakit, merah atau bengkak dibagian betis/ kaki
7) Payudara membengkak, kemerahan, lunak disertai demam
8) Putting payudara berdarah atau merekah, sehingga sulit untuk
menyusui
9) Tubuh lemas dan terasa seperti mau pingsan, merasa sangatletih
atau nafas terengah-engah
10) Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama
11) Tidak bisa buang air besar selama tiga hari atau rasa sakit waktu
buang air kecil
12) Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya atau
diri-sendiri.
2. Pre Eklamsia
a. Pengertian
Pre eklamsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada
wanita hamil, bersalin, dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema
11
dan proteinuria yang muncul pada kehamilan 20 minggu sampai
akhir minggu pertama setelah persalinan (Sukarni dan Sudarti,
2014). Pre eklamsia / eklamsiapostpartum adalah lanjutan dari
antenatalnya (Manuaba, 2008).
b. Tingkat Pre Eklamsia
Menurut Nugroho (2011), tingkatan pre eklamsia adalah :
1) Pre Eklamsia ringan
Pre eklamsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai
proteinuria dan / atau edema pada umur kehamilan 20 minggu
atau lebih dan berlanjut ke postpartum(Nugroho, 2011;
Manuaba, 2008).
Tanda gejala pre eklamsia ringan
Menurut Varney (2007), Manuaba (2007), Bobak (2005), pre
eklamsia ringan dengan gejala dan tanda sebagai berikut:
a) Tekanan darah
Kenaikan tekanan darah sistole ≥ 140 (< 160 mmHg)
diastole ≥ 90 mmHg (≤110 mmHg) dengan interval
pemeriksaan 6 jam.
b) Protein uria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif plus 1
sampai 2 urin kateter atau urin aliran pertengahan.
c) Edema dependen, bengkak dimata wajah, jari, bunyi
pulmoner tidak terdengar.
d) Pengeluaran urine sama dengan masukan ≥30 ml/jam
12
e) Nyeri kepala sementara, tidak ada gangguan penglihatan,
tidak ada nyeri ulu hati.
f) Pemeriksaan
(1) Kenaikan darah tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih
dengan pemeriksaan 2 kali selang 6 jam dalam keadaan
istirahat (untuk pemeriksaan pertama dilakukan 2 kali
setelah istirahat 10 menit);
(2) Edema tekan pada tungkai (pretibial), diding perut,
lumbosakral, wajah atau tungkai
(3) Proteinuria lebih 0,3 gr/ liter/ 24 jam, kualitatif (++).
2) Pre Eklamsia berat
Pre eklamsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang
ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih
disertai proteinuria dan/ atau edema pada kehamilan 20 minggu
atau lebih dan berlanjut ke postpartum(Nugroho, 2011;
Manuaba 2008).
Tanda gejala pre eklamsia berat
a) Tekanan darah sistolik atau sama 160 mmHg atau diastolik
lebih atau sama dengan 110 mmHg.
b) Protein uria 5 gram atau lebih per 24 jam atau kulitatif
positif 3 atau 4.
c) Oligoria yaitu produksi urin kurang dari 500 cc per 24 jam
disertai dengan kenaikan kreatinin plasma.
13
d) Gangguan visus cerebral
e) Nyeri epigastrium atau nyeri kuadran kanan atau abdomen
f) Edema paru, cyanosis
g) Adanya HELLP syndrome (Hemolisis, Elevated
liverfunction test and Low Plateletcount).
c. Komplikasi pre eklamsi menurut Padila, (2015) adalah :
a) Pre eklamsia berat
b) Eklampsia
c) Perdarahan subkapsula hepar
d) Kelainan pembekuan darah (DIC)
e) Sindrom HELPP (hemolisis, elevated, liver, enzymes dan
low platelet count)
f) Ablosio retina(lepasnya retina)
g) Gagal jantung hingga syok dan kematian
d. Gambaran klinis pre eklamsia ringan
Gambaran klinis pre eklamsia bervariasi luas dan sangat
individul. Kadang – kadang sukar untuk menentukan gejala
preeklamsia mana yang timbul lebih dahulu. Secara teoritik urutan-
urutan gejala yang timbul pada pre eklamsia ialah edema, hipertensi,
dan proteinuria.
Dari semua gejala tersebut, timbulnya hipertensi dan
proteinuria merupakan gejala yang paling penting. Bila penderita
sudah mengeluh adanya gangguan nyeri kepala, gangguan
14
penglihatan, atau nyeri epigastrium, maka penyakit ini sudah cukup
lanjut (Prawirohardjo, 2009).
e. Patofisiologi
Menurut Manuaba (2010), perubahan patologis pre eklamsia ringan,
yaitu :
1) Perubahan hati, perdarahan yang tidak teratur, terjadi nekrosis,
thrombosis pada lobus hati
2) Rasa nyeri epigastrium karena perdarahan subkapsuler
3) Retina. Spasme arteriol, edema sekitar diskus optikus, ablasio
retina (lepasnya retina), menyebabkan penglihatan kabur.
4) Otak. Spasme pembuluh darah arteriol otak menyebabkan
anemia jaringan otak, perdarahan dan nekrosis, menimbulkan
nyeri kepala yang berat.
5) Paru-paru. Berbagai tingkat edema, bronkopneumonia sampai
abses, menimbulkan sesak nafas sampai sianosis.
6) Jantung. Perubahan degenerasi lemak dan edema, perdarahan sub
endokardial, menimbulkan dekompensasi kordis sampai
terhentinya fungsi jantung.
7) Perubahan ginjal. Spasme arteriol menyebabkan aliran darah ke
ginjal menurun sehingga filtrasi glomelurus berkurang
penyerapan air dan garam tubulus tetap, terjadi retensi air dan
garam, edema pada tungkai dan tangan, paru dan organ lain.
15
8) Perubahan pembuluh darah. Permeabilitasnya terhadap protein
makin tinggi sehingga terjadinya vasasi protein kejaringan,
protein ekstra vaskuler menarik air dan garam menimbulkan
edema, hemokonsentrasi darah yang menyebabkan gangguan
fungsi metabolism tubuh dan thrombosis.
f. Pencegahan pre eklamsia ringan
Pencegahan pre eklamsia ringan menurut Padila (2015), yaitu :
1) Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu secara teliti,
mengenali tanda-tanda sedini mungkin (pre eklamsia ringan),
lalu diberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak
menjadi lebih berat.
2) Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya
preeklamsia kalau ada faktor-faktor predisposisi.
3) Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur,
ketenangan, serta pentingnya mengatur diit rendah garam,
lemak, serta karbohidrat dan tinggi protein, juga menjaga
kenaikan berat badan yang berlebihan.
g. Penanganan
Penanganan kusus pre eklamsia ringan menurut Norma dan Dwi
(2013), yaitu :
1) Beri informasi pada pasien dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan dan kondisi ibu.
16
2) Laksanakan program terapi dari dokter SpOG, yaitu : tablet
Luminal 3x30 mg atau diazepam 3x2 mg per oral (Sulistyawati,
2009).
3) Pantau tekanan darah setiap 6 jam.
4) Anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat.
5) Anjurkan ibu untuk diet biasa dengan asupan tinggi protein
dengan tambahan 1 butir telur setiap hari.
6) Pantau oedema dan urine setiap hari
B. Teori Asuhan Kebidanan Menurut Varney
1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah suatu pendekatan proses
pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
temuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk
mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien (Walyani dan
Purwoastuti, 2015).
2. Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010), manajemen kebidanan 7
langkah.
a. Langkah pertama : Pengkajian Data
Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah
mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi
keadaan pasien. Merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan
17
semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan
dengan kondisi pasien.
1) Anamnesa / data subjektif
Data subjektif merupakan pendokumentasian hanya
pengumpulan data klien melalui anamnese yaitu tentang apa
yang dikatakan klien, seperti identitas pasien, kemudian keluhan
yang diungkapkan pasien pada saat melakukan anamnesa pada
pasien (Mufdlilah, 2009).
a) Biodata pasien ( suami- istri )
Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010), pengkajian
biodata antara lain :
(1) Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan
sehari-hari agar tidak kliru dalam memberikan
penanganan.
(2) Umur
Umur dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya
resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat- alat reproduksi
belum matang, mental dan psikisnya belum siap.
Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk
terjadi pendarahan dalam masa nifas.
18
(3) Agama
Agama untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut
untuk membimbing atau mengarahkan pasien dalam
berdoa.
(4) Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya,
sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai
dengan pendidikannya.
(5) Suku / Bangsa
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-
hari.
(6) Pekerjaan
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat
sosial ekonominya, karena ini juga mempengaruhi
dalam gizi pasien tersebut.
(7) Alamat
Alamat ditanyakan untuk maksud mempermudah
hubungan bila diperlukan keadaan mendesak. Dengan
mengetahui alamat, bidan juga dapat mengetahui
tempat tinggal dan lingkungannya (Estiwidani dkk,
2008).
19
2) Keluhan utama
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan
dengan masa nifas (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Pada
kasus dengan dengan pre eklamsia ringan yaitu nyeri kepala
(Nugroho, 2012).
3) Riwayat menstruasi
Hal yang perlu ditanyakan : menarche, siklus menstruasi,
lamanya, banyaknya darah yang keluar, aliran darah yang
keluar, menstruasi terakhir, adakah dismenorhe (Estiwidani dkk,
2008). Untuk mengetahui kapan hari pertama haid terakhir
sehingga dapat ditentukan umur kehamilan dan tafsiran
persalinan pada ibu ( Norma dan Dwi, 2013).
4) Riwayat kesehatan menurut Ambarwati dan Wulandari (2010),
meliputi :
a) Riwayat kesehatan yang lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
riwayat atau penyakit akut, kronis seperti : Jantung, DM,
Hipertensi, Asma yang dapat mempengaruhi pada masa
nifas ini.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Data- data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya penyakit yang diderita pada saat ini yang ada
hubungannya dengan masa nifas dan bayinya.
20
c) Riwayat kesehatan keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan
pasien dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga
yang menyertainya.
d) Riwayat keturunan kembar
Faktor yang meningkat kemungkinan hamil kembar adalah
faktor ras, keturunan, umur wanita, dan paritas. Oleh karena
itu, apabila ada yang pernah melahirkan atau hamil dengan
anak kembar harus diwaspadai karena hal ini bisa menurun
pada ibu (Norma dan Dwi, 2013).
e) Riwayat operasi
Untuk mengetahui apakah klien sudah melakukan operasi
apapun.
f) Riwayat perkawinan
Perlu dikaji untuk mengetahui berapa kali menikah, status
menikah yang syah atau tidak, karena bila melahirkan tanpa
status yang jelas akan berkaitan dengan psikologisnya
sehingga akan mempengaruhi proses nifasnya.
g) Riwayat keluarga berencana
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan
kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama
21
menggunakan kotrasepsi serta rencana KB setelah masa
nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa.
h) Riwayat kehamilan, peralinan dan nifas yang lalu menurut
Norma dan Dwi (2013), yaitu:
(1) Kehamilan : untuk mengetahui keluhan saat hamil.
Pada kehamilannya ibu menderita pre
eklamsia ringan.
(2) Persalinan : Melahirkan dimana, berapa BB dan Pb,
bayi lahir normal dan langsung nangis
atau tidak.
(3) Nifas : Keadaan masa nifas normal atau tidak, ibu
memberikan ASI eksklusif atau tidak.
i) Pola kebiasaan sehari- hari menurut Ambarwati dan
wulandari (2010), yaitu :
(1) Nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan dan minum,
frekuensi, banyaknya, jenis makanan, makanan
pantangan.
(2) Pola Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan
buang air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi
dan bau serta kebiasaan buang air kecil meliputi
frekuensi, warna, jumlah.
22
(3) Pola Aktivitas
Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari. Pada
pola ini perlu dikaji pengaruh aktivitas terhadap
kesehatannya.
(4) Pola Istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa
jam pasien tidur.
(5) Pola Seksualitas
Data yang diperlukan berkaitan dengan aktivitas
seksual adalah keluhan, frekuensi, dan kapan terakhir
melakukan hubungan seksual (Sulistyawati dan
Nugraheni, 2010).
(6) Pola Psikososial Budaya
Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut
adat istiadat yang akan menguntungkan atau merugikan
pasien khususnya pada masa nifas misalnya pada
kebiasaan pantang makanan.
(7) Pemakaian obat – obatan / perokok
Untuk mengetahui bahaya akibat obat-obatan yang
menyebabkan efek pada pertumbuhan bayi (Norma dan
Dwi, 2013).
23
5) Pemeriksaan fisik / Data Objektif
Dalam menghadapi masa nifas dari seorang klien, seorang bidan
harus mengumpulkan data untuk memastikan bahwa keadaan
klien dalm keadaan stabil (Ambar dan Wulandari, 2010).
a) Status Generalis
(1) Keadaan umum
Untuk mengetahui data ini, bidan perlu mengamati
keadaan pasien secara keseluruh (Sulistyawati, 2009).
(2) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran
pasien dari keadaan composmentis (kesadaran
maksimal sampai dengan coma (Sulisyawati, 2009).
6) Pemeriksaan Fisik :
Tanda – tanda vital meliputi :
a) Tekanan darah
Tekanan darah normal yaitu < 140/90 mmHg, tekanan darah
bisa meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari post
partum (Walyani dan Purwoastuti, 2015). Dalam kasus ini
tekanan darah dengan pre eklampsia ringan 140/90 mmHg
(Padila, 2015).
b) Suhu
Dalam 1 hari (24 jam) post partum, suhu badan akan naik
sedikit (37,50-38
0 C) sebagai akibat kerja keras sewaktu
24
melahirkan, kehilangan cairan, dan kelelahan (Sulistyawati,
2009).
c) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa adalah 60-80 kali
per menit. Denyut nadi sehabis melahirkan biasanya akan
lebih cepat. Setiap denyut nadi yang melebihi 100 kali per
menit adalah abnormal dan ini menunjukkan adanya
kemungkinan infeksi (Sulistyawati, 2009).
d) Respirasi
Pernafasan normal yaitu 20-30 x/menit. Bila ada respirasi
cepat postpartum (>30 x/menit) mungkin karena adanya
ikutan dari tanda - tanda syok ( Walyani dan Purwoastuti,
2015).
e) Tinggi badan
Untuk mengetahui kemungkinan terjadinya CPD bila < 145 cm
(Norma dan Dwi, 2013).
f) LILA
Untuk mengetahui status gizi ibu, normalnya 23,5 cm
(Norma dan Dwi, 2013).
7) Pemeriksaan sistematis
a) Kepala
(1) Rambut: untuk mengetahui apakah bersih/kotor, apakah
mudah dicabut (Padila, 2015).
25
(2) Muka: untuk mengetahui adakah oedema / tidak, pucat
atau tidak. Pada kasus ibu nifas dengan pre eklamsia
ringan pemeriksaan terdapat oedema (Norma dan Dwi,
2013).
(3) Mata: untuk mengetahui apakah sclera ikterus atau
tidak, konjungtiva anemis atau tidak (Norma dan Dwi,
2013).
(4) Hidung: untuk mengetahui bersih/tidak, ada polip/tidak.
(5) Telinga: untuk mengetahui adanya secret atau tidak,
pendengaran baik atau tidak (Norma dan Dwi, 2013).
(6) Mulut / gigi / gusi: untuk mengetahui stomatitis atau
tidak, adanya caries pada gigi atau tidak (Norma dan
Dwi, 2013).
b) Leher : untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar
tyroid dan kelenjar limfe, adakah bendungan vena jugularis
(Norma dan Dwi, 2013).
c) Dada dan Axilla
(1) Mammae :
(a) Pembesaran : ada pembesaran/tidak
(b) Tumor : ada benjolan tumor atau tidak
(c) Simetris : simetris/tidak
(d) Areola : hiperpigmentasi/tidak
(e) Puting susu : menonjol/tidak
26
(f) Kolostrus : sudah keluar/belum
(2) Axilla : untuk mengetahui simetris/tidak
d) Ekstremitas
Atas / tangan : untuk mengetahui adakah varices, oedema,
luka (Padila, 2015). Pada kasus dengan pre
eklamsia ringan terdapat oedema (Norma
dan Dwi, 2013).
Bawah / kaki : untuk mengetahui varices, oedema, reflek
patella, nyeri tekan atau panas pada betis
(Walyani dan Purwoastuti, 2015).Pada
kasus dengan pre eklamsia ringan terdapat
oedema (Norma dan Dwi, 2013).
8) Pemeriksaan khusus
a) Inspeksi : Inspeksi merupakan proses observasi dengan
menggunakan mata. Inspeksi dilakukan untuk
mendeteksi tanda – tanda fisik yang
berhubungan dengan status fisik (Priharjo,
2007).Pada kasus dengan pre eklampsia ringan
dilakukan pemeriksaan edema yang tidak hilang
dalam kurun waktu 24 jam (Padila, 2015).
b) Palpasi : Palpasi dilakukan dengan menggunakan
sentuhan atau rabaan (Priharjo, 2007). Pada
27
kasus dengan pre eklampsia ringan terdapat
lokasi oedema (Padila, 2015).
c) Perkusi :Perkusi adalah metode pemeriksaan dengan cara
mengetuk. Tujuan perkusi adalah menentukan
batas – batas organ adanya gerakan yang
diberikan ke bawah jaringan (Priharjo, 2007).
Pada kasus dengan pre eklampsia ringan
dilakukan pemeriksaan patella untuk
mengetahui adanya pre eklampsia (Padila,
2015).
d) Auskultasi : memeriksa klien dengan cara mendengarkan
bagian tubuh (Padila, 2015). Pada kasus dengan
pre eklampsia ringan dilakukan untuk
mengetahuibunyi pulmoner (katup pada
ventrikel kanan jantung) terdengar atau tidak
(Norma dan Dwi, 2013).
9) Data penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan di ruang laboratorium (urine,
tinja, darah) untuk menegakkan diagnosa dan ke tidak normalan
(Norma dan Dwi, 2013). Pada kasus pre eklamsia ringan Hasil
pemeriksaan laboratorium di dapatkan bahwa protein uria 0,3 gr
dengan tingkat kualitatif plus 1 sampai 2 pada urin kateter atau
urin aliran pertengahan (Varney, 2007).
28
b. Langkah kedua : Intrepretasi Data
Mengidentifikasi diagnosan kebidanan dan masalah
berdasarkan intepretasi yang benar atas data – data yang telah
dikumpulkan. Dalam langkah ini data yang telah dikumpulkan
diintepretasikan menjadi diagnosa kebidanan dan masalah
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
1) Diagosa kebidanan
Diagnosa dapat ditegakkan yang berkaitan dengan Para,
Abortus, Anak hidup, umur ibu, dan keadaan Nifas (Ambarwai
dan Wulandari, 2010). Diagnosa yang ditegakkan adalah Ny. M
umur 35 tahun P3A0 post partum 2 jam dengan riwayat pre
eklamsia ringan.
Data subjektif :
Data subjektif adalah data yang didapat dari hasil
wawancara (anamnesa) langsung kepada klien dan keluarga dan
tim kesehatan laiinnya (Norma dan Dwi, 2013).Pada kasus
dengan pre eklamsia ringan yaitu nyeri kepala (Nugroho, 2012).
Data objektif :
Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada
posisi berbaring terlentang, atau kenaikan diastolik 15 mmHg
atau lebih, atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih,
proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, kwalitatif 1 +
atau 2 + pada urin kateter atau midstream (Padila, 2015).
29
2) Masalah
Masalah adalah untuk mengidentifikasi diagnosa/maslah
yang mungkin akan muncul berdasarkan rangkaian masalah dan
diagnosa yang diidentifikasi (Norma dan Dwi, 2013). Masalah
pada klien adalah ibu mengatakan khawatir terhadap kondisinya
(Norma dan Dwi, 2013).
3) Kebutuhan
Kebutuhan adalah tindakan segera oleh bidan untuk mencegah
terjadinya diagnosa/masalah potensial (Norma dan Dwi, 2013).
Kebutuhan ibu dengan pre eklamsia ringan yaitu memberi
dukungan pada ibu (Padila, 2015).
c. Langkah ketiga : Diagnosa Potensial
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin
akan terjadi. Pada langkah ini diidentifikasikan masalah atau
diagnosa potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa, hal
ini membutuhkan antisipasi, pencegahan, bila memungkinkan
menunggu mengamati dan bersiap – siap apabila hal tersebut benar –
benar terjadi (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Diagnosa yang
mungkin terjadi ibu nifas dengan pre eklamsia ringan adalah pre
eklamsia berat sampai eklamsia (Norma dan Dwi, 2013).
d. Langkah keempat :Antisipasi
Langkah ini memerlukan kesinambungan dari manajemen
kebidanan. Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera
30
oleh bidan atau dokter atau untuk dikonsultasikan atau ditangani
bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi
pasien (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
Antisipasi komplikasi pada pre eklampsia ringan menurut Norma
dan Dwi (2013), yaitu :
1) Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk menentukan terapi dan
petugas laboratorium untuk pemeriksaan laboratorium.
2) Siapkan magnesium sulfat untuk mengantisipasi adanya kejang.
e. Langkah kelima : Rencana Tindakan
Langkah – langkah ini ditentukan oleh langkah – langkah
sebelumnya yang merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa
yang telah diidentifikasi atau di antisipasi (Ambarwati dan
Wulandari, 2010).
Rencana asuhan kebidanan pada ibu nifas pre eklampsia ringan
menurut Norma dan Dwi (2013) antara lain :
1) Beri informasi pada pasien dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan dan kondisi ibu.
2) Laksanakan program terapi dari dokter SpOG yaitu : tablet
Luminal 3x30 mg atau diazepam 3x2 mg per oral (Sulistyawati,
2009).
3) Pantau tekanan darah setiap 6 jam.
4) Anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat.
31
5) Anjurkan ibu untuk diet biasa dengan asupan tinggi protein
dengan tambahan 1 butir telur setiap hari untuk meningkatkan
jumlah protein.
6) Pantau oedema dan urine setiap hari
f. Langkah keenam : Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan pelayanan pada
klien dan keluarga. Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan
secara efisien dan aman (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu nias pre eklampsia ringan
menurut Norma dan Dwi (2013) antara lain :
1) Memberi informasi pada pasien dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan dan kondisi ibu.
2) Melaksanakan program terapi dari dokter SpOGyaitu : tablet
Luminal 3x30 mg atau diazepam 3x2 mg per oral (Sulistyawati,
2009).
3) Memantau tekanan darah setiap 6 jam.
4) Menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat.
5) Menganjurkan ibu untuk diet biasa dengan asupan tinggi protein
dengan tambahan 1 butir telur setiap hari untuk meningkatkan
jumlah protein.
6) Memantau oedema dan urine setiap hari.
32
g. Langkah ketujuh : Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang
telah dilakukan bidan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang
diberikan, ulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap
setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tapi belum efektif atau
merencanakan kembali yang belum terlaksana (Ambarwati dan
Wulandari, 2010).
Evaluasi ibu nifas dengan pre eklamsia ringan adalah :
1) Ibu dan keluarga sudah mengetahui tentang kondisi ibu sekarang.
2) Sudah dilakukan kolaborasi sengan dokter SPOG yaitu : tablet
Luminal 3x30 mg atau diazepam 3x2 mg per oral (Sulistyawati,
2009).
3) Tekanan darah ibu normal.
4) Ibu bersedia untuk istirahat cukup.
5) Ibu bersedia untuk diet tinggi protein.
6) Oedema berkurang.
C. Data perkembangan
Menurut Helen Varney (2007), alur pikir bidan saat menghadapi klien
meliputi 7 langkah. Untuk orang lain mengetahui apa yang telah dilakukan
oleh seorang bidan melalui proses berfikir sistematis, didokumentasikan
dalam bentuk Subjektif, objektif, Assesment dan Planning (SOAP) yaitu :
33
S = Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui
anamnesa sebagai langkah 1 varney yaitu melakukan anamnesa kepada
klien, keluarga, suami atau orang yang saat itu tahu kondisi klien tersebut.
O = Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data melalui hasil
pemeriksaan fisik ibu secara lengkap dan akurat mulai dari ujung kepala
sampai kaki disertai data penunjangan sebagai langkah 1 Varney.
A = Assesment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data
subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi dalam diagnosa / masalah,
kebutuhan, antisipasi diagnosa / masalah potensial, perlunya tindakan segera
oleh bidan / dokter, konsultasi/ kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah
2, 3 dan 4 Varney.
P = Planning
Menggambarkan pendokumentasian dari rencana, tindakan dan evaluasi
perencanaan berdasarkan assesmen sebagai langkah 5, 6 dan 7 Varney.
D. Landasan Hukum
1. Dalam permenkes Nomor HK.02.02/MENKES/1464/2010 pasal 10
tenteng penyelenggaraan praktik. Bidan dalam menjalankan praktik,
berwenang untuk memberikan pelayanan yaitu :Pelayanan kesehatan ibu
sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf a diberikan pada masa pra
34
hamil, kehamilan masa persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa
antara dua kehamilan.
2. Keputusan mentri kesehatan Republik Indonesia nomor
369/MENKES/SK/III/2007. Pada kompetensi ke-5 : Bidan memberikan
asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap
terhadap budaya setempat dan bidan harus mengetahui tentang tanda dan
gejala yang mengancam kehidupan misalnya perdarahan pervaginam
menetap, sisa plasenta, renjatan (syok) dan pre-eklamsia post partum.
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis studi kasus
Studi kasus menggunakan metode observasional deskriptif yaitu suatu
metode yang dilakukan dengan tujuan untuk memaparkan atau membuat
gambaran tentang studi keadaan secara objektif. Studi kasus adalah studi yang
dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu proses yang
terdiri dari unit tunggal, yaitu satu orang, sekelompok penduduk yang terkena
suatu masalah (Notoatmodjo, 2012). Pada studi kasus ini memberikan
gambaran tentang asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny. M P3A0 dengan pre
eklampsia ringan di RSU Assalam Gemolong Sragen.
B. Lokasi Studi Kasus
Menjelaskan tempat atau lokasi tersebut dilakukan. Lokasi penelitian
ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian tersebut (Notoatmodjo,
2012). Pada kasus ini lokasi pengambilan studi kasus dilakukan di RSU
Assalam Gemolong Sragen.
C. Subjek Studi Kasus
Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh
peneliti, yaitu yang menjadi sasaran penelitian (Arikunto, 2013).
36
Subjek kasus ini adalah asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny. M P3A0 dengan
pre eklamsia ringan.
D. Waktu Studi Kasus
Pengambilan dan pelaksanaan asuhan kebidanan ini dilakukan pada bulan
Maret 2016 hingga April 2016
E. Instrumen yang Digunakan
Instrumen penelitian adalah alat – alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Dalam melakukan studi kasus ini
instrumen yang digunakan adalah format asuhan kebidanan pada ibu nifas
Ny. M P3A0 dengan pre eklampsia ringan dengan 7 langkah Varney dan
SOAP untuk data perkembangan.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Data primer
Data primer adalalah data yang diperoleh langsung dari subyek
penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan
data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari
(Saryono, 2011). Data primer dapat di peroleh dari :
a. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan
cara mewawancarai langsung responden yang diteliti, sehingga
37
metode ini memberikan hasil secara langsung (Hidayat,
2014).Pelaksanaan wawancara ini dilakukan pada Ny. M, keluarga
Ny. M dan tenaga kesehatan lainnya.
b. Pengamatan
Merupakan cara pengumpulan data dengan mengamati secara
langsung kepada responden penelitian untuk mencari hal-hal yang
akan diteliti (Hidayat, 2014).
Dalam kasus ini untuk memperoleh data obyektif yaitu
dengan melakukan pengamatan langsung pada klien untuk
mengetahui keadaan perkembangan dan perawatan yang telah
dilakukan.Pelaksanaan observasi ini dilakukan dengan
mengobservasi tekanan darah, protein urine, dan edema pada ibu
nifas Ny. M P3A0 dengan pre eklampsia ringan di RSU Assalam
Gemolong Sragen.
c. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
Inspeksi merupakan proses observasi dengan
menggunakan mata. Inspeksi dilakukan untuk mendeteksi tanda
– tanda fisik yang berhubungan dengan status fisik (Priharjo,
2007). Pada kasus dengan pre eklampsia ringan dilakukan
pemeriksaan edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24
jam (Padila, 2015).
38
2) Palpasi
Palpasi dilakukan dengan menggunakan sentuhan atau
rabaan (Priharjo, 2007). Pada kasus dengan pre eklampsia
ringan terdapat lokasi oedema (Padila, 2015).
3) Perkusi
Perkusi adalah metode pemeriksaan dengan cara
mengetuk. Tujuan perkusi adalah menentukan batas – batas
organ adanya gerakan yang diberikan ke bawah jaringan
(Priharjo, 2007). Pada kasus dengan pre eklampsia ringan
dilakukan pemeriksaan patella untuk mengetahui adanya pre
eklampsia(Padila, 2015).
4) Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan klien dengan cara
mendengarkan bagian tubuh (Padila, 2015). Pada kasus dengan
pre eklampsia ringan dilakukan untuk mengetahui bunyi
pulmoner (katup pada ventrikel kanan jantung) terdengar atau
tidak (Norma dan Dwi, 2013).
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak
langsung diperoleh dari penelitiannya (Saryono, 2011). Data yang
diperoleh dari studi kasus meliputi :
39
a. Studi dokumen
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan
cara mengambil data yang berasal dari dokumentasi asli (Hidayat,
2014).Dokumen ini di dapat dengan melihat catatan rekam medis
(RM) pasien di RSU Assalam Gemolong Sragen.
b. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan kegiatan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dalam rangka mencari landasan teorrtis dari
permasalahan penelitian (Hidayat, 2014). Bahan pustaka dalam
kasus ini penulis mengambil dari buku-buku yang berhubungan
dengan ibu nifas dengan pre eklampsia ringan bahan referensi
pengambilan dari buku kesehatan terbitan 2005-2015.
G. Alat-alat yang Dibutuhkan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengambilan data antara lain:
1. Alat dan bahan yang dibutuhkan
a. Format pengkajian pada ibu nifas
b. Buku tulis
c. Bolpen
2. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik dan observasi
a. Tesimester
b. Thermometer
c. Stetoskop
40
d. Jam tangan
e. Alat untuk protein urine
1. Urine Analyzer
2. Stik Urine
H. Jadwal Kegiatan
Dalam bagian ini diuraikan langkah – langkah kegiatan dari mulai
menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian,
beserta waktuberjalan atau berlangsung tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo,
2012). Jadwal kegiatan Terlampir.
41
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN KASUS
Ruang : Firdaus 3
Tanggal masuk : 26 April 2016
No Register : 108868
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN IDENTITAS SUAMI
1. Nama : Ny. M Nama : Tn. T
2. Umur : 35 tahun Umur : 37 tahun
3. Agama : Islam Agama : Islam
4. Suku Bangsa : Indonesia Suku Bangsa : Indonesia
5. Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : Kariyawan Pekerjaan : Supir
7. Alamat : Bolong 17 Jekani Mondokan
B. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF) :
Tanggal : 26 April 2016 Pukul : 14.30 WIB
1. Alasan utama pada waktu masuk :
Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya yang ketiga pada tanggal 26
April 2016 pukul 12.30 WIB.
42
2. Keluhan : Ibu mengatakan pusing dan perut mulas.
3. Riwayat penyakit
a. Riwayat penyakit sekarang :
Ibu nifas mengatakan tekanan darahnya tinggi, bengkak pada jari
tangan dan kaki serta terdapat protein urine sejak umur kehamilan
38 minggu.
b. Riwayat penyakit sistemik
1) Jantung
Ibu mengatakan tidak merasa berdebar-debar dan tidak merasa
mudah lelah
2) Ginjal
Ibu mengatakan tidak mudah merasa pegal padapinggang.
3) Asma
Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas.
4) TBC
Ibu mengatakan tidak pernah batuk dalam waktu yang lama,
dada tidak sering merasa sesak, dan tidak berkeringat pada
malam hari.
5) Hepatitis
Ibu mengatakan pada mata, kuku, kulit tidak pernah berwarna
kuning.
43
6) DM
Ibu mengatakan tidak mudah haus, lapar dan tidak sering BAK
di malam hari.
7) Hipertensi
Ibu mengatakan tekanan darahnya 130/90 mmHg mulai umur
kehamilan 38 minggu.
8) Epilepsi
Ibu mengatakan tidak pernah kejang dan mengeluarkan busa
dari mulutnya.
9) Lain-lain
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit lain seperti
gonoroe, sifilis, HIV AIDS
c. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit menular seperti Hepatitis, TBC dan tidak ada yang
menderita penyakit menurun seperti DM, Jantung, Hipertensi.
d. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan tidak adaketurunan riwayat kembar baik keluarga
ibu maupunsuaminya.
e. Riwayat operasi
Ibu mengatakan belumpernah operasi apapun.
4. Riwayat menstruasi
a. Menarche : Ibu mengatakan haid pertamanya usia 13 tahun.
44
b. Siklus : Ibu mengatakan jarak haidnya tiap bulan ± 28 hari.
c. Lama : Ibu mengatakan lama haidnya 7 hari.
d. Banyaknya :Ibu mengatakan ganti pembalut 2 kali sehari.
e. Teratur/tidak : Ibu mengatakan haidnya teratur.
f. Sifat darah :Ibu mengatakan darah haid yang keluar merah,
encer dan ada gumpalan darah.
g. Dismenorhoe : Ibu mengatakan pernah merasakan nyeri haid tapi
tidak sampai mengganggu aktivitas.
5. Riwayat Keluarga Berencana
Tabel 4.1 Riwayat Keluarga berencana No Jenis alkon Tahun
Pakai lepas
Alasan lepas keluhan
1 Suntik 3 bulanan 2010 2013 Ingin memiliki
anak
Tidak ada
keluhan
6. Riwayat Perkawinan
a. Status perkawinan : sah/ kawin 1 kali.
b. Kawin/menikah : umur 20 tahun, dengan suami umur 22 tahun
c. Lamanya : 15 tahun, anak 3 orang
7. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Tabel 4.2 Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu No Tgl/Thn
partus
Uk
(mg)
Tempat
partus
Peno
Long
Jenis
partus
Anak
Jk BB PB
Nifas
Keadaan laktasi
Keadaan
sekarang
1 2001 36 BPS Bidan Spontan L 3300 47 Baik Lancar Hidup
2 2007 Aterem BPS Bidan Spontan L 3300 49 Baik Lancar Hidup
3 2016 Aterem RSU Bidan Spontan L 3600 48 Baik lancar Hidup
45
8. Riwayat Hamil
a. HPHT : 18 Juli 2015
b. HPL : 25 April 2016
c. Keluhan – keluhan pada
Trimester I : Ibu mengatakan mual, muntah dan keputihan.
Trimester II : Ibu mengatakan seneb dan kenceng
Trimester III : Ibu mengatakan pusing sejak umur kehamilan 38 minggu
d. ANC : 11 kali di bidan teratur
Trimester I : 3 kali saat hamil 5 minggu, 7 minggu dan 11 minggu.
Trimester II : 4 kali saat hamil13 minggu, 17 minggu, 19 minggu
dan 22 minggu.
Trimester III : 4 kali saat hamil 28 minggu, 32 minggu, 36
minggu, 38 minggu.
e. Penyuluhan yang pernah didapat :
Ibu mengatakan penah mendapat penyuluhan tentang tanda bahaya
trimester III dan persiapan persalinan pada kehamilan trimester III
f. Imunisasi TT : Ibu mengatakan imunisasi TT lengkap
g. Pergerakan janin :Ibu mengatakan mulai merasakan pergerakan
Janin pertama saat usia kehamilannya 4 bulan
9. Riwayat persalinan ini
a. Tempat Persalinan : RSU Assalam penolong : Bidan
b. Tanggal/ Jam Persalinan : 26 April 2016 UK : 40+1
mg
46
c. Jenis persalinan : Spontan
d. Tindakan lain : Tidak dilakukan
e. Komplikasi/kelainan dalam persalinan : Pre eklamsia Ringan
f. Perinium : Ruptur / tidak : Ruptur
Dijahit / tidak : Dijahit jelujur
10. Pola kebiasaan Saat Nifas
a. Nutrisi
Diet makanan : Ibu mengatakan makan 3x sehari porsi
sedang nasi, sayur dan lauk.
Perubahan pola makan
1) Selama hamil : Ibu mengatakan makan 3-4x sehari menu
nasi, sayur, lauk, susu porsi sedikit tapi
sering, dengan rendah garam.
2) Saat nifas : Ibu mengatakan makan 1x setelah
persalinan, porsi sedang, dengan rendah
garam dan 1 butir telor.
Jenis makanan : Ibu mengatakan makan nasi, sayur, lauk,
buah dan minum teh hangat 1 gelas.
b. Pola Eliminasi
1) BAB : Ibu mengatakan belum BAB
2) BAK : Ibu mengatakan sudah BAK, 1x
konsistensi jernihkekuning, tidak ada
keluhan.
47
c. Pola Istirahat / tidur
Sebelum nifas : Ibu mengatakan tidur 2 jam malam 8 jam,
tidak ada keluhan
Selama nifas : Ibu mengatakan belum tidur
d. Personal hygiene
Sebelum nifas : Ibu mengatakan mandi 2x sehari, gosok
gigi 3x sehari, dan ganti pakaian 2x
sehari.
Selama nifas : Ibu mengatakan belum mandi, gosok gigi
dan sudah ganti pakaian setelah
persalinan.
e. Keadaan psikologis : Ibu mengatakan senang dengan kelahiran
anak ketiganya.
f. Riwayat sosial budaya
Dukungan keluarga : Ibu mengatakan keluarganya senang
dengan kelahiran anaknya.
Keluarga yang tinggal serumah : Ibu mengatakan tinggal
bersama suami dan anaknya.
Pantangan makanan : Ibu mengatakan tidak ada pantangan
makanan.
Kebiasaan adat istiadat : Ibu mengatakan ari-arinya dikubur di
depan rumah dan diadakan selametan 7 harinan
48
g. Penggunaan obat-obatan / rokok :
Ibu mengatakan tidak mengkonsumsi obat apapun kecuali obat
dari bidan, Ibu dan suami tidak merokok.
C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF)
Tanggal : 26 April 2016 Pukul: 15.00 WIB
1. Status generalis
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV : Tekanan darah : 140/90 mmHg
Suhu : 36,50C
Nadi : 80 x/ menit
Respirasi : 22 x/ menit
d. TB : 159 cm
e. BB sebelum hamil : 54 cm
f. BB sekarang : 65 kg
g. LLA : 24 cm
2. Pemeriksaan sistematis
a. Kepala
1) Rambut : Bersih, hitam, tidak berketombe
2) Muka : Terdapat oedema
3) Mata :
a) oedema : Tidak ada
49
b) conjungtiva : Berwarna merah muda
c) sklera : Berwarna putih
4) Hidung : Bersih, simetris dan tidak ada benjolan
5) Telinga : Bersih, simetris kanan dan kiri, tidak ada
serumen
6) Mulut/gigi/gusi : Bersih tidak ada stomatitis, tidak ada caries,
gusi tidak mudah berdarah
b. Leher
1) Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid
2) Tumor : Tidak ada benjolan
3) Pembesar kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
kelenjar limfe
c. Dada dan Axilla
1) Mammae
a) Pembengkakan : Tidak ada pembengkakan
b) Simetris : Tidak ada benjolan
c) Areola : hyperpigmentasi
d) Puting susu : menonjol, tidak ada kelainan
f) Kolostrum / ASI : Sudah keluar
2) Axilla
a) Benjolan : Tidak terdapat benjolan
b) Nyeri : tidak ada nyeri tekan
50
d. Ektremitas
1) Varices : tidak ada
2) Oedema : terdapat oedema pada jari-jari kaki
dan tangan
3) Reflek patella : (+) kanan dan kiri
3. Pemeriksaan khusus obstetri (Lokalis)
a. Abdomen
1) Inspeksi
a) Pemeriksaan perut : normal
b) Linea alba / nigra : linea alba
c) Strie Albican / livide : strie albican
d) Kelainan : tidak ada kelainan
2) Palpasi
a) Kontraksi : Keras
b) TFU : Setinggi pusat
c) Lochea : Rubra
d) Kandung kemih : kosong
b. Anogenital
1) Vulva vagina : Terpasang DC
2) Perineum : Tidak dilakukan
3) Anus : Tidak dilakukan
4) Inspekulo : Tidak dilakukan
5) Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan
51
4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium :
Tanggal : 26 April 2016 Pukul : 11.00 WIB
Hb : 11,9 gr/dl
Gol. Darah : B+
b. Pemeriksaan Penunjang lain Pukul 11.00 WIB
Protein urine, hasilnya +1
II. INTERPRETASI DATA
Tanggal : 26 April 2016 Pukul : 15.20 WIB
A. Diagnosa Kebidanan
Ny. MP3A0Umur 35 tahun, 2 jam post partum dengan pre eklamsia ringan
Data Dasar
DS :
1. Ibu mengatakan telah melahirkan anak ketiganya tanggal 26 April 2016
pukul 12.30 WIB dengan jenis kelamin laki-laki.
2. Ibu mengatakan tekanan darahnya tinggi, tadi pagi saat sebelum
persalinan.
3. Ibu mengatakan perutnya masih mules.
4. Ibu mengatakan masih pusing.
DO :
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
52
3. TTV : Tekanan darah : 140/90 mmHg
Suhu : 36,50C
Nadi : 80 x/ menit
Respirasi : 22 x/ menit
4. Kontraksi : Keras
5. TFU : Setinggi pusat
6. Lochea : Rubra
7. Protein urine : +1
8. Oedema : terdapat oedema pada muka, jari-jari kaki dan
tangan
9. Terpasang DC
B. Masalah
Ibu mengatakan merasa cemas terhadap kondisinya.
C. Kebutuhan
Memberi dukungan emosional dan psikologis kepada ibu
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
IV. TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
53
V. RENCANA TINDAKAN
Tanggal : 26 April 2016 Pukul : 15.40 WIB.
1) Observasi keadaan umum dan vital sign ibu setiap 6 jam
2) Observasi kontraksi uterus, TFUsetiap 2 jam
3) Anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat
4) Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand
5) Anjurkan ibu untuk diet biasa dengan asupan tinggi protein dengan
tambahan 1 butir telur setiap hari
6) Anjurkan ibu untuk mengurangi konsumsi garam dan makanan yang dapat
memicu peningkatan tekanan darah.
7) Lakukan program terapi dari dokter SpOG
Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi :
1) Injeksi Cefotaxim 1 gram tiap 12 jam.
2) Oral :
Nifedipin 3x10 mg
Amoxcilin 3x500 gram
Mefinter 3x500 gram
Furosemide 2x40 mg
VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 26 April 2016 Pukul : 15.50 WIB.
1) Pukul 15.55 WIB mengobservasi keadaan umum dan vital sign ibu setiap 6
jam
54
2) Pukul 16.10 WIB mengobservasi kontraksi uterus, TFU setiap 2 jam
3) Pukul 16.10 WIB menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat
4) Pukul 16.25 WIB menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on
demand
5) Pukul 16.35 WIB menganjurkan ibu untuk diet biasa dengan asupan tinggi
protein dengan tambahan 1 butir telur setiap hari
6) Pukul 16.45 WIB menganjurkan ibu untuk mengurangi konsumsi garam
dan makanan yang dapat memicu peningkatan tekanan darah.
7) Pukul 17.30 WIB melakukan program terapi dari dokter SpOG
1) Injeksi Cefotaxim 1 gram tiap 12 jam.
2) Oral :
Nifedipin 3x10 mg tiap 8 jam
Amoxcilin 3x500 gram tiap 8 jam
Mefinter 3x500 gram tiap 8 jam
Furosemide 2x40 mg tiap 12 jam
VII. EVALUASI
Tanggal : 26 April 2016 Pukul : 20.00 WIB.
1) Hasil observasi keadaan umum dan vital sign:
Keadaan umum : Baik
TTV : Tekanan darah : 140/90 mmHg Suhu : 36,5 0C
Nadi : 80 x/ menit Respirasi : 22 x/ menit
55
2) Hasil observasi kontraksi uterus, TFU :
Kontraksi uterus : keras
TFU : Setinggi pusat
3) Ibu bersedia untuk banyak istirahat
4) Ibu bersedia untuk menyusui bayinya secara on demand
5) Ibu bersedia untuk diet biasa dengan asupan tinggi protein dengan
tambahan 1 butir telur setiap hari
6) Ibu bersedia untuk mengurangi konsumsi garam dan makanan yang dapat
memicu peningkatan tekanan darah.
7) Sudah dilakukan program terapi dari dokter SpOG
56
DATA PERKEMBANGAN I
S: Subjektif
Tanggal : 27 April 2016 Pukul : 08.30 WIB
1. Ibu mengatakan pusingnya sudah berkurang
2. Ibu mengatakan ASInya sudah keluar
3. Ibu mengatakan sudah menyusui bayinya
4. Ibu mengatakan sudah makan dengan rendah garam dan ditambah 1 butir
telur
O:Objektif
Tanggal : 27 April 2016 Pukul : 08.35 WIB
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tekanan darah : 130/90 mmHg
4. Suhu : 36,50 C
5. Nadi : 80 x/menit
6. Respirasi : 22 x/menit
7. Payudara : Simetris kanan dan kiri
8. TFU : 1 jari dibawah pusat
9. Kontraksi : Keras
10. Lochea : Rubra
57
11. Pemeriksaan protein urine
Tanggal : 27 April 2016 Pukul : 09.00 WIB
Protein urine : +1
12. Ekstermitas : tangan kiri terpasang infus RL 20 tpm
13. Oedema :terdapat oedema pada muka, jari-jari kaki dan
tangan, dan sedikit berkurang
A :Assesment
Tanggal : 27 April 2016 Pukul : 08.40 WIB
Ny. M P3A0 umur 35 tahun hari pertama post partum dengan pre eklamsia
ringan
P :Planning
Tanggal : 27 April 2016 Pukul : 08.45 WIB
1. Pukul 08.45 WIB memberikan terapi sesuai dengan advis dr. SpOG :
Injeksi Cefotaxim 1 gram tiap 12 jam.
Oral :
Nifedipin 3x10 mg tiap 8 jam
Amoxcilin 3x500 gram tiap 8 jam
Mefinter 3x500 gram tiap 8 jam
Furosemide 2x40 mg tiap 12 jam
Evaluasi : Advis doktersudah diberikan
58
2. Pukul 09.05 WIB mengajarkan ibu cara perawatan perineum setelah BAK
atau BAB dengan cara cebok dari arah depan kebelakang dan mengeringkan
dengan cara yang sama menggunakan tisu atau kain bersih dan kering.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk merawat perineumnya sendiri dan
mengeringkannya setelah BAK dan BAB
3. Pukul 09.25 WIB menganjurkan ibu untuk memnyusui bayinya secara on
demand.
Evaluasi : Ibu telah menyusui bayinya
4. Pukul 09.40 WIB menganjurkan ibu untuk istirahat cukup, pada malam hari
8 jam dan siang hari 2 jam atau setiap bayinya sedang tidur ibu juga tidur.
Evaluasi : Ibu bersedia beristirahat cukup
5. Pukul 10.00 WIB mengobservasi keadaan umum dan vital sign
Hasil observasi keadaan umum dan vital sign
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :Tekanan darah : 130/90 mmHg Suhu : 36,50 C
Nadi : 80 x/menit Respirasi : 22 x/m
6. Pukul 10.20 WIB mengobservasi kontraksi uterus, TFU
Hasil observasi kontraksi uterus dan TFU
TFU : 1 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus : Keras
59
DATA PERKEMBANGAN II
S : Subjektif
Tanggal : 28 April 2016 Pukul : 08.30 WIB
1. Ibu mengatakan sudah tidak pusing
2. Ibu mengatakan sudah istirahat cukup
3. Ibu mengatakan sudah makan dengan rendah garam dan ditambah 1 butir
telur
4. Ibu mengatakan sudah merasa tenang dengan keadaannya
O : Objektif
Tanggal : 28 April 2016 Pukul : 08.40 WIB
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tekanan darah : 110/80 mmHg
4. Suhu : 36,50 C
5. Nadi : 80 x/menit
6. Respirasi : 22 x/menit
7. Payudara : Simetris kanan dan kiri
8. TFU : 2 jari dibawah pusat
9. Kontraksi : Keras
10. Lochea : Rubra
60
11. Pemeriksaan protein urine
Tanggal : 28 April 2016 Pukul : 09.00 WIB
Protein urine : negatif (-)
12. Ekstermitas : Tangan kiri terpasang infus RL 20 tpm
13. Oedema :Oedema pada muka, jari-jari kaki dan tangan
sudah berkurang.
A : Assesment
Tanggal : 28 April 2016 Pukul : 08.50 WIB
Ny. M P3A0 umur 35 tahun dua hari post partum, normal.
P: Planning
Tanggal : 28 April 2016 Pukul : 09.00 WIB
1. Pukul 09.05 WIB menganjurkan ibu untuk tetap minum obat oral sesuai
petunjuk :
Pukul 09.30 WIB Amoxcilin 3x500 gram
Asam mefenamat 3x500 gram
Vit C 1x100 mg
Pukul 17.30 WIB Furosemide 2x40 mg
Evaluasi : Ibu bersedia untuk tetap minum obat oral sesuai yang diberikan
2. Pukul 09.10 WIB memberi informasi kepada ibu bahwa keadaannya mulai
membaik.
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui bahwa keadaannya sudah mulai membaik
61
3. Pukul 09.20 WIB menanyakan BAB pada ibu
Evaluasi : Ibu sudah BAB konsistensi lunak.
4. Pukul 09.30 WIB melepas infus dan DC
Evaluasi : Infus dan DC sudah dilepas
5. Pukul 09.40 WIB memberi pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif.
Evaluasi : Ibu telah paham dan mengerti tentang pentingnya ASI Eksklusif
6. Pukul 09.55 WIB mengobservasi Kontraksi uterus dan TFU
Evaluasi : Hasil observasi kontraksi uterus dan TFU
Kontraksi uterus : keras
TFU : 2 jari dibawah pusat
7. Pukul 10.20 WIB mengobservasi keadaan umum dan vital sign
Evaluasi : Hasil observasi keadaan umum dan vital sign
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV :Tekanan darah : 110/80 mmHg
Suhu : 36,50 C
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 22 x/menit
8. Pukul 10.45 WIB mengobservasi pengluaran pervaginam
Hasil observasi pengeluaran pervaginam
Terdapat lochea rubra dan pembalut belum penuh
9. Pukul 11.30 WIB Ibu diperbolehkan pulang dan memberikan obat pulang.
Amoxcilin 3x500 gram tiap 8 jam
62
Asam mefenamat 3x500 gram tiap 8 jam
Vit C 1x100 mg pada pagi hari
Furosemide 2x40 mg tiap 12 jam
Evaluasi : Ibu pulang jam 13.45 WIB dan dianjurkan untuk kontrol ulang 1
minggu lagi dan obat sudah diberikan.
B. PEMBAHASAN
Setelah penulis melaksanakan studi kasus pada ibu nifas Ny. M P3A0
dengan pre eklamsia ringan dan pengelolaannya dengan menerapkan
manajemen kebidanan serta mengkaitkan dengan menerapkan teori-teori
sebagai landasan dalam melaksanakan manajemen kebidanan 7 langkah varney
yang meliputi :
1. Pengkajian :
Pengkajian dilakukan pada ibu nifas Ny. M P3A0 umur 35 tahun
dengan pre eklamsia ringan yang dilakukan dengan pengumpulan data
subjektif dan data objektif, menurut Norma dan Dwi (2013), gejala pre
eklamsia ringan ditemukan tekanan darah 140/90 mmHg, protein urine
kwalitatif 1 + atau 2 +, terdapat edema dan keluhan subjektif yaitu nyeri
kepala sementara.
Pada langkah pengkajian ibu nifas Ny M P3A0 ditemukan data
subjektif yaitu ibu mengatakan pusing, sedangkan data objektif yang
diperoleh keadaan umum baik, tekanan darah 140/90 mmHg, suhu 36,50
C,
nadi 80 x/menit, respirasi 22 x/menit, protein urin (+1), terdapat oedema
63
pada muka, jari-jari kaki dan tangan. Jadi pada langkah pengkajian ibu nifas
Ny M P3A0 tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik.
2. Interpretasi data
Menurut Norma dan Dwi (2013), masalah pada ibu nifas dengan pre
eklamsia ringan adalah khawatir terhadap kondisinya. Kebutuhan ibu nifas
dengan pre eklamsia ringan adalah memberi dukungan pada ibu. Pada
langkah ini didapatkan diagnosa kebidanan yaitu Ny M P3A0 umur 35 tahun
2 jam post partum dengan pre eklamsia ringan. Masalah yang muncul pada
Ny M P3A0 umur 35 tahun adalah ibu mengatakan merasa cemas terhadap
kondisinya. Kebutuhan ibu nifas dengan pre eklamsia ringan yaitu memberi
dukungan emosional dan psikologis kepada ibu. Jadi dalam langkah
interpretasi data tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik.
3. Diagnosa potensial
Menurut Norma dan Dwi (2013), diagnosa potensial pre eklamsia
ringan yaitu pre eklamsia berat sampai eklamsia. Pada kasus Ny M P3A0
umur 35 tahun ini tidak muncul diagnosa potensial karena sudah
mendapatkan antisipasi dan penanganan yang tepat. Sehingga dalam
langkah ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik.
4. Tindakan segera
Dalam langkah ini antisipasi yang dilakukan pada ibu nifas dengan pre
eklamsia ringan menurut Norma dan Dwi (2013) adalah :
64
1) Kolaborasi dengan dokter SPOG untuk menentukan terapidan
kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk pemeriksaan
laboratorium.
2) Siapkan magnesium sulfat untuk mengantisipasi adanya kejang.
Sedangkan tindakan segera pada praktik ibu nifas Ny M P3A0 dengan
pre eklamsia ringan tidak ada, karena mendapat antisipasi dan penanganan
yang tepat. Jadi dalam langkah tindakan segera tidak terdapat kesenjangan
antara teori dan praktik.
5. Rencana tindakan.
Menurut upaya untuk mengatasi masalah yang ada sesuai dengan
interpretasi data untuk rencana tindakan pada kasus nifas Ny M P3A0 umur
35 tahun, ditemukan kesenjangan pada pemberian terapi antara teori dan
praktik.
Menurut teori Norma dan Dwi (2013), rencana tindakan yang dilakukan
pada ibu nifas pre eklampsia ringan antara lain :
1) Beri informasi pada pasien dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
dan kondisi ibu.
2) Laksanakan program terapi dari dokter SpOG yaitu : tablet Luminal
3x30 mg atau diazepam 3x2 mg per oral (Sulistyawati, 2009).
3) Pantau tekanan darah setiap 6 jam.
4) Anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat.
65
5) Anjurkan ibu untuk diet biasa dengan asupan tinggi protein dengan
tambahan 1 butir telur setiap hari untuk meningkatkan jumlah
protein.
6) Pantau oedama dan urine setiap hari
Sedangkan pada praktiknya ibu nifas Ny M P3A0 dengan pre eklamsia
ringan yaitu :
1) Observasi keadaan umum dan vital sign ibu setiap 6 jam
2) Observasi kontraksi uterus, TFUsetiap 2 jam
3) Anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat
4) Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand
5) Anjurkan ibu untuk diet biasa dengan asupan tinggi protein dengan
tambahan 1 butir telur setiap hari
6) Anjurkan ibu untuk mengurangi konsumsi garam dan makanan yang
dapat memicu peningkatan tekanan darah.
7) Lakukan program terapi dari dokter SpOG
Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi :
Injeksi Cefotaxim 1 gram tiap 12 jam.
Oral :
Nifedipin 3x10 mg tiap 8 jam
Amoxcilin 3x500 gram tiap 8 jam
Mefinter 3x500 gram tiap 8 jam
Furosemide 2x40 mg tiap 12 jam
66
6. Implementasi
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan pelayanan pada klien
dan keluarga. Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara
efisien dan aman (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
Pelaksanaan rencana asuhan pada ibu nifas dengan pre eklamsia ringan
antara lain :
1) Memberi informasi pada pasien dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
dan kondisi ibu.
2) Melaksanakan program terapi dari dokter SpOG
3) Memantau tekanan darah setiap 6 jam.
4) Menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat.
5) Menganjurkan ibu untuk diet biasa dengan asupan tinggi protein dengan
tambahan 1 butir telur setiap hari untuk meningkatkan jumlah protein.
6) Memantau oedema.
Sedangkan pada praktiknya ibu nifas Ny M P3A0 dengan pre eklamsia
ringan diberikan terapi :
1) Observasi keadaan umum dan vital sign ibu setiap 6 jam
2) Observasi kontraksi uterus, TFUsetiap 2 jam
3) Anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat
4) Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand
5) Anjurkan ibu untuk diet biasa dengan asupan tinggi protein dengan
tambahan 1 butir telur setiap hari
67
6) Anjurkan ibu untuk mengurangi konsumsi garam dan makanan yang
dapat memicu peningkatan tekanan darah.
7) Lakukan program terapi dari dokter SpOG
Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi :
Injeksi Cefotaxim 1 gram tiap 12 jam.
Oral : Nifedipin 3x10 mg tiap 8 jam
Amoxcilin 3x500 gram tiap 8 jam
Mefinter 3x500 gram tiap 8 jam
Furosemide 2x40 mg tiap 12 jam
Jadi pada langkah implementasi terdapat kesenjangan antara teori dan
praktik yaitu dalam pemberian terapi.
7. Evaluasi
Merupakan tahapan terakhir dari proses asuhan kebidanan dari
pengkajian sampai implementasi data, setelah dilakukan perawatan selama 3
hari hasil akhir yang di dapatkan adalah Ny M P3A0Keadaan umum : Baik,
Kesadaran : Composmentis, Tekanan darah : 110/80 mmHg, Suhu : 36,50 C,
Nadi : 80 x/menit, Respirasi : 22 x/menit, Oedema berkurang, Protein urine
menjadi (-) dan ibu mau menyusui bayinya sehingga dalam langkah
Evaluasi tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktik dilapangan.
68
BAB V
PENUTUP
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny M P3A0
umur 35 tahun dengan pre eklamsia ringan menerapkan asuhan kebidanan
menurut Varney, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
A. Kesimpulan
1. Penulis mampu melakukan pengkajian baik data Subjektif maupun
Objektif. Dari kasus ini diperoleh data subjektif yaitu ibu mengatakan
pusing, sedangkan data objektif diperoleh keadaan umum baik, tekanan
darah 140/90 mmHg, suhu 36,50
C, nadi 80 x/menit, respirasi 22 x/menit,
protein urin (+1), terdapat oedema pada muka, jari-jari kaki dan tangan.
2. Dari interpretasi data didapatkan diagnosa kebidanan yaitu Ny M
P3A0umur 35 tahun 2 jam post partum dengan pre eklamsia ringan. Pada
kasus ini ditemukan masalah ibu merasa cemas terhadap kondisinya dan
kebutuhan pada kasus ini memberi dukungan emosional dan psikologis
kepada ibu.
3. Diagnosa potensial pada kasus ibu nifas Ny M P3A0 umur 35 tahun dengan
pre eklamsia ringan akan terjadi pre eklamsia berat, pada kasus ini tidak
terjadi pre eklamsia berat karena mendapat antisipasi dan penanganan
yang tepat.
69
4. Tindakan segera pada kasus ibu nifas Ny. M P3A0 dengan pre eklamsia
ringan yaitu tidak ada, karena mendapat antisipasi dan penanganan yang
tepat.
5. Pada langkah rencana tindakan dengan mengobservasi vital sign, protein
urine dan menganjurkan Ny. M P3A0 untuk istirahat cukup, mengobservasi
pengeluaran pervaginam, dan beri terapi obat Oral : Nifedipin 3x10 mg,
Amoxcilin 3x500 gram, Mefinter 3x500 gram, furosemide 2x40 mg.
6. Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yaitu dengan
mengobservasi pengeluaran pervaginamNy M P3A0 umur 35 tahun, dan
beri terapi obat Oral : Nifedipin 3x10 mg, Amoxcilin 3x500 gram,
furosemide 2x40 mg, Mefinter 3x500 gram, sehingga di dapatkan hasil
yang maksimal.
7. Evaluasi didapatkan hasil keadaan ibu baik, Tekanan darah : 110/80
mmHg, Suhu : 36,50 C, Nadi : 80 x/menit, Respirasi : 22 x/menit, Oedema
berkurang, Protein urine menjadi (-).
8. Dalam penanganan ibu nifas Ny M P3A0 denganpre eklamsia ringan
didapatkan kesenjangan antara teori dan praktik yaitu pada pemberian
terapi.
B. Saran
1. Bagi rumah sakit
Diharapkan mampu memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan
kewenangan dan tetap mempertahankan serta meningkatkan kualitas
pelayanan.
70
2. Bagi profesi
Sebagai tenaga kesehatan lebih memperhatikan dan meningkatkan
pelayanan kesehatan untuk mencegah komplikasi-komplikasi yang
mungkin terjadi pada kasus dengan ibu nifas dengan pre eklamsia ringan
3. Bagi pendidikan
Sebaiknya menambahkan referensi dalam menambah wawasan mahasiswa
dalam memberikan asuhan kebidanan pada kasus ibu nifas dengan pre
eklamsia ringan.
71
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E, R.Wulandari, D. 2010. Asuhan kebidanan (Nifas). Yogyakarta :
Nuha Medika.
Anggraini, Y. 2010.AsuhanKebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka Rihama.
Arikunta, S.2013. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineta Cipta.
Billington, M. Stevenson, M. 2007. Kegawatan Dalam Kehamilan-Persalinan.
Jakarta : EGC.
Danti, R, R.2015. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny. M P3A0 Umur 39
Tahun Dengan Preeklamsia Ringan dan Riwayat Kala II Lama Di
Ruang Dahlia RSUD Pandan Arang Boyolali.
https://eprints.uns.ac.id/18940/2/Bab_1.pdf. Diakses tanggal 28
November 2015, pukul 09.50 wib.
Dinkes RI.2012. Angka Kematian Ibu (AKI). www. kemenpppa.go.id. Diakses
tanggal 25 November 2015
Dinkes Jateng. 2015. Buku Saku Kesehatan Triwulan 2 Tahun 2015.
www.dinkesjatengprov.go.id. Diakses tanggal 21 Desember 015
Estiwidani, dkk. 2008.Konsep kebidanan. Yogyakarta : Citra Maya.
Hidayat, A.A.A. 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta selatan : Salemba Medika.
Kepmenkes, RI.2010. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor1464/ MENKES/ PER/X/2010. www.gizikia.depkes.go.id. Diakses
tanggal 25 November 2015
. 2013. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI.
www.depkes.go.id/download.php. Diakses tanggal 21 Desember 2015
Marmi. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas “Peurperium Care”.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Norma, N. Dwi, M. 2013. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Notoatmodjo, S.2012. Metodologi. Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
72
Nugraha, dkk.2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas (Askeb 3). Jakarta : Nuha
Medika
Nugraha, T. 2011. Buku Ajar Obstetri. Yogyakarta : Nuha Medika.
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta Selatan :
Salemba Medika.
Padila. 2015. Asuhan Keperawatan Maternitas II. Yogyakarta : Nuha Medika.
Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Prihardjo, R. 2007. Pengkajian Fisik keperawatan. Jakarta : EGC.
Rukiyah, A, Y. 2013. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta Timur : CV. Trans Info
Media.
Sukarni, I.Sudarti.2014.Patologi Kehamilan, Persalinan, Nifas dan
NeonatusResiko Tinggi. Yogyakarta : Nuha Medika
Sulistyawati, A. 2009. Buku Ajaran Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.
Yogyakarta : C.V Andi Offset.
Sulistyawati, A. Nugraheni, E. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin.
Jakarta Selatan : Salemba Medika.
Walyani, E, S. Purwoastuti, E. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan
Menyusui. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
73