Download - Askep Nanda Asma
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny K
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ASTMAPengkajian Keperawatan
Hari/Tanggal : Selasa,Rabu,Jumat/16,17,18 Desember 2014Oleh
: Mestika Elok ArvianaDiperoleh dari: Pasien
Metode
: Wawancara, Observasi dan Pemeriksaan Fisik
A. DATA UMUM
a. Nama Kepala Keluarga
: Bapak S
b. Umur
: 65 Tahun
c. Alamat
: Terban GK V YK
d. Pekerjaan
: serabutan
e. Agama
: Islam
f. Pendidikan Terakhir
: SMP
g. Suku/Kebangsaan
: Jawa
h. Komposisi Keluarga
NoNamaJKHub dg KlienumurPendidikanAgamaPekerjaan
1.Ibu RPIbu63 thSMPIslam-
2.DPKakak30 thSMUIslamKaryawan
3.IPKlien23 thSMUIslamKaryawan
4.DrLKeponakan10 thSDIslamPelajar
5.CPKeponakan6 thSDIslamPelajar
i. Genogram
4. Genogram
Keterangan :
: Perempuan : Klien
: Laki-laki : Tinggal dalam satu rumahk. Tipe Keluarga
Merupakan extended family karena terdiri dari nenek,kakek, ibu,bibi, dan anak.l. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Jalan jalan bersama ke pantai dan menonton televisi
m. Suku Bangsa dan Agama
Bapak S dan keluarga berasal dari suku Jawa dan beragama Islam.n. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Status sosial ekonomi keluarga Bapak S adalah menengah kebawah. Bapak S bekerja sebagai tukang parker dan serabutan, penghasilan tersebut dirasakan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Keluarga Bapak S saat ini termasuk dalam taraf perkembangan keluarga dengan anak usia dewasa.2. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Secara umum tidak ada masalah dalam tahap perkembangan keluarga saat ini.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
Bapak SKeluarga mengatakan bapak S mengalami gangguan pendengaran, dan mudah lelah.
Ibu R
Saat dilakukan pengkajian, Ibu R tidak mengeluhkan gangguan kenyamanan/ kesehatan apapun Ibu R mengatakan bahwa dalam kondisi sehat, gangguan kesehatan yang dialamiadalah flu dan kecapekan.
Ny D
Ny D memiliki 2 orang anak, suami Ny D baru meninggal +/- sebulan yang lalu. Ny D mengatakan bahwa keadaanya sehat walaupun kadang merasa agaklelah.
I Mengatakan menderita astma sejak kecil,kakak I meninggal saat berusia 20 tahun karena astma, I sering dibawa ke rumah sakit karena astma kambuh terutama jika cuaca dingin.4. Pola Pengambilan Keputusan Setiap ada masalah yang timbul di dalam keluarga, maka keluarga akan bermusyawarah untuk mengambil keputusan. Keputusan mengenai kesehatan klien diutuskan bersama anggota keluarga yang lain.
5. Kebiasaan Anggota Keluarga Sehari-hari a. Makan
Kien tinggal sendirian, makanan didapatkan dari tetangga sekitar rumah, klien terbiasa makan 3 kali sehari dengan komposisi masakan yang beragam. Lauk dan sayur diselang-seling.b. Minum
Keluarga memiliki kebiasaan minum air putih, terkadang teh. Untuk takaran per hari nya tidak bisa dipastikan karena sering berubah-ubah.
c. Cara Mengolah Makanan Mbah W dan keluarga Mbah W beda tempat tinggal sehingga terkadang Mbah W masih sempat untuk masak sendiri atau Mbah W yang memberikan makan.
d. Kebiasaan Keluarga yang Merugikan Kesehatan : -1. Kegiatan Keagamaan KeluargaMbah W sangat rajin dalam menjalankan sholat 5 waktu di usianya yang sudah sangat tua. Mbah W sering mengikuti pengajian walaupun itu jauh dari rumah dan beda wilayah. Bagi Mbah W usia yang tua bukan kendala untuk melakukan ibadah. B. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola Komunikasi Keluarga
Komunikasi dalam keluarga kurang berjalan kurang baik, karena mereka tinggal berbeda rumah, Ibu N dan Bapak S jarang menyempatkan untuk menjenguk Mbah W dan mengkomunikasikan sesuatu. Mbah W mengungkapkan merasa terlantar dan kesepian.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Antara Mbah W dan keluarga besar sering berkomunikasi lewat Hp, keponakan dan adik di luar kota sering mengunjungi mbah W.
3. Struktur Peran
Mbah W tetap menjalankan perannya sebagai sekretaris pengajian. Bapak S juga menjalankan kewajibannya sebagai tulang punggung keluarga. Mbah W yang sudah lansia tua sudah tidak bekerja dan setiap harinya mengurusi rumah dimana dia tinggal dan menolong tetangga bila ada yang memerlukan bantuannya.
4. Nilai dan Norma Keluarga
a. Norma agama: Keluarga Mbah W selalu menerapkan sholat 5 waktu, mengaji, serta mengisi waktu luang untuk mendapatkan siraman rohani seperti mengikuti pengajian.
b. Norma sopan santun: keluarga Mbah W menanamkan nilai-nilai sopan santun kepada sesama seperti sikap saling menghormati dan menghargai.
c. Norma kesusilaan: Mbah W mengajarkan keluarganya untuk selalu berkata jujur apa adanya.
C. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Biologis
a. Keadaan Kesehatan
Gejala kesehatan aktual yang paling dirasakan saat ini oleh Mbah W adalah gejala hipertensinya, saat ini gejala hipertensinya terkontrol dengan sangat baik.
Berikut adalah tingkat kemandirian/ADL Mbah W saat ini:Kemampuan perawatan diri01234
Makan/minum
Mandi v
Toiletingv
Berpakaian v
Mobilitas di tempat tidurv
Berpindah/berjalanv
Ambulasi/ROMv
Keterangan :
0 : mandiri; 1 : alat bantu; 2 : dibantu orang lain; 3 : dibantu orang lain dan alat; 4 : tergantung totalb. Kebersihan Perseorangan
Tidak ada hambatan bagi Mbah W untuk melakukan selfcare, baik melakukan mandi, BAB/BAK, berpakaian dilakukan secara mandiri. Berdasarkan observasi, kebersihan Mbah W tergolong baik.c. Penyakit yang Sering DideritaGejala penyakit yang paling sering diderita Mbah W adalah tengkuk tegang karena tensinya naik. Mbah W rajin kontrol ke RS tiap bulan dan rutin mengkonsumsi obat.
d. Penyakit KeturunanMbah W mengatakan tidak mengetahui apakah keluarganya memiliki penyakit hipertensi juga. e. Penyakit KronisPenyakit kronis Mbah W yaitu Hipertensi
f. Kecacatan Anggota KeluargaTidak ada
g. Pola Makan dan MinumKlien makan 3 kali dalam sehari. Jenis makanan: nasi, lauk pauk (nabati/hewani), sayur, buah (kadang-kadang). Keluarga tidak mempunyai alergi. Jenis minuman: air putih, teh, susu. Mbah W minum 8 gelas per hari.
h. Pola Aktivitas dan IstirahatMbah W melakukan aktivitas olahraga yaitu berjalan kaki disekitar rumahnya dan ikut senam lansia
2. Fungsi Psikologis
a. Keadaan Emosi
Berdasarkan observasi, keluarga Mbah W memiliki emosi yang stabil.
b. Kebiasaan yang Merugikan Kesehatan
Mbah W tidak merokok, tidak meminum alkohol, serta tidak mengkonsumsi obat-obatan (NAPZA).
c. Pengambilan KeputusanJika Ada salah satu anggota keluarga yang sakit, segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat, keluarga memilih memeriksakan diri ke rumah sakit DKT karena pelayanan dianggap baik.
d. Ketergantungan Obat/Bahan
Mbah W rutin meminum obat hipertensi.
e. Mencari Pelayanan Kesehatan
Saat merasakan gejala penyakit, Keluarga Mbah W mencari pengobatan ke puskesmas atau ke Rumah Sakit terdekat.
3. Fungsi Sosial
a. Tingkat Pendidikan
Pendidkan terakhir Mbah W adalah sekolah dsar, pendidikan terakhir Ny N adalah SMAb. Hubungan antar Anggota KeluargaBerdasarkan hasil wawancara maupun observasi, dapat dilihat bahwa hubungan antar anggota keluarga berjalan baik.c. Hubungan dengan Orang LainKeluarga Mbah W menjalin komunikasi yang baik dengan tetangga maupun orang lain. d. Kegiatan Organisasi SosialMbah W aktif dalam kegiatan pengajian baik di kampungnya, maupun di luar kampung. Kegiatan yang paling sering diikuti adalah kegiatan pengajian.
4. Fungsi Spiritual
Berdasarkan wawancara dapat ditarik kesimpulan bahwa Mbah W merupakan penganut agama yang taat.
5. Fungsi Kultural
a. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan berada pada tangan Mbah W sendiri.b. Adat yang Berpengaruh terhadap Kesehatan-
c. Tabu dalam Keluarga
-
6. Fungsi Reproduksi
Tidak terkaji
7. Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Mengenal Masalah
Mbah W mengetahu bahwa dirinya sedang mengalami masalah kesehatan hipertensib. Mengambil Keputusan yang TepatKeluarga telah rutin melakukan kontrol kesehatan di Puskesmas maupun Rumah Sakit. Beliau juga mengatakan bahwa jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit maka segera dibawa ke puskesmas atau dokter atau rumah sakit dan masih aktif mengikuti kegiatan masyarakat.c. Merawat Anggota Keluarga yang SakitBila sakit anak Mbah W mau menemaninya ke rumah sakit. Akan tetapi karena harus menjaga anak-anaknya yang masih sekolah mbah W menjelaskan bahwa anaknya tidak dapat menemai mbah W selama dirawat di rumah sakit.
d. Memelihara Lingkungan Rumah yang Mendukung Kesehatan
Mbah W rajin membersihkan dan menyikat kamar mandi agar tidak licin dan beresiko menyebabkan jatuh.
e. Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan
Sarana kesehatan yang biasanya digunakan adalah Puskesmas dan Rumah Sakit. Mbah W mengunjungi fasilitas kesehatan saat merasakan gejala penyakit atau untuk keperluan kontrol penyakit.
E. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Tidak terdapat stressor yang memberatkan bagi Mbah W. Segala kondisi kesehatan diterima dengan ikhlas.
2. Kemampuan Berespon Terhadap StressSaat terkena musibah/cobaan, Mbah W lebih memilih untuk berdoa dan tetap berusaha. Mbah W yakin akan bantuan yang diberikan oleh Tuhan.3. Strategi Koping Yang DigunakanAdaptif.4. Strategi Adaptasi Disfungsional-
F. Faktor Lingkungan dan Masyarakat1. Karakteristik Rumah
a. Denah Rumah
b. Keadaan Lingkungan Dalam RumahRumah Mbah W berdinding tembok. Lantai rumah menggunakan tanah, memiliki 1 kamar tidur, dapur yang menyatu dengan kamar, 1 kamar mandi dan WC yang letaknya di luar rumah. Jendela dan ventilasi tidak memenuhi kriteria. Pencahayaan tidak baik, bergantung pada lampu. Sinar matahari tidak dapat masuk ke dalam rumah, penerangan dengan listrik.
c. Keadaan Lingkungan Sekitar Rumah
i. Kondisi halaman rumah
Kondisi halam rumah Mbah W bersih dan tertata dengan baik.
ii. Pemanfaatan halaman
Mbah W memanfaatkan lahan halaman untuk menanam tanaman hias dan tanaman obat
iii. Sumber air minum
Keluarga Mbah W menggunakan aliran PAM sebagai sumber air minum.
iv. Pembuangan air kotor/limbah keluarga
Ada tempat sendiri untuk pembuangan air kotor dan limbah keluarga. v. Pembuangan sampah
Keluarga Mbah W membuang sampah pada tempat sampah yang diletakkan di sudut rumah, yang setiap harinya diambil secara rutin oleh petugas.
vi. Jamban
Keluarag Mbah W mempunyai 1 WC di dalam rumah. Tipe jamban yang dipakai keluarga Mbah W adalah jamban leher angsa.
vii. Sumber pencemaran
-
viii. Sanitasi rumah
Baik. Letak kamar mandi di luar rumah.2. Karakteristik Tetangga dan KomunitasPenduduk di wilayah sekitar rumah Mbah W kebanyakan adalah pendatang dari berbagai wilayah, dengan tipe keluarga dan jenis pekerjaan yang beragam.
3. Mobilitas Geografi Keluarga
Anak Mbah W tidak tinggal satu rumah karena alasan pekerjaan maupun berkeluarga. Tetapi kedua anaknya masih tinggal di satu kota dan tidak begitu jauh dari tempat tinggal Mbah W.
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Baik. Mbah W rajin mengikuti arisan dan acara kampung.
5. Sistem Pendukung Keluarga/Fasilitas Keluarga
Fasilitas perdagangan seperti pasar yang berjarak 1 km dari rumah, fasilitas kesehatan yaitu Puskesmas berjarak 300 m, rumah sakit ( 1,5 km, fasilitas peribadatan seperti masjid 100 meter dari rumah.
G. Harapan Keluarga1. Persepsi Terhadap Masalah
Keluarga Mbah W memandang masalah sebagai suatu cobaan yang diberikan Tuhan. Beliau yakin bahwa Tuhan tidak akan memberikan permasalahan diluar kemampuan dirinya. Saat terjadi masalah, keluarga Mbah W berespon menggunakan koping adaptif dalam penyelesaiannya.
2. Harapan Terhadap Masalah
Mbah W mengatakan memiliki keinginan untuk dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik.
1. Riwayat Penyakit Keluarga a. Riwayat penyakit dahulu
Dari pihak keluarga Bapak S ada riwayat astma sebelumnyab. Penyakit keturunan
Menurut keluarga Bapak mereka memiliki penyakit keturunan astmac. Penyakit kronis/menular
Bapak S mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit menular.
d. Kecacatan anggota keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami cacat fisik, .
e. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
keluarga mengatakan jika ada keluhan yang berat yang berhubungan dengan astma yang dialami I, beliau akan pergi ke Puskesmas maupun RS seperti saat obat habis, beliau akan segera menuju pelayanan kesehatan untuk mendapatkan obat kembali. 2. Riwayat Kesehatan Mental, Psikologis, Spiritual.
Keluarga Bapak S merasa aman tinggal di rumah saat ini.
Riwayat spiritual anggota keluarga
Semua anggota keluarga taat beribadah dan berbakti kepada Tuhan.
Gangguan mental dan psikologis anggota keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang merasa tertekan atau mengalami gangguan mental, komunikasi antar anggota keluarga harmonis. Hanya saja keluarga sedang berduka akibat meninggalanya suami Ny D sebuln yang lalu
Persepsi dan Tanggapan Keluarga terhadap Layanan Kesehatan.Tanggapan Keluarga Terhadap Layanan Kesehatan terkadang tenaga kesehatan kurang peka terhadap keluhan pasien , sebagai contoh pasien mengatakan obat yang telah diberikan tidak mampu meringankan serangan astma, namun ketika melakukan pemeriksaan kesehatan lagi tetap diberikan obat yang sama pula.3. Pola Pengambilan KeputusanSetiap ada masalah selalu dimusyawarahkan untuk mengambil keputusan, biasanya kepala keluarga yang dominan dalam mengambil keputusan.4. Kebiasaan Anggota keluarga sehari-hari.a. Makan
Keluarga Bapak S terbiasa makan 3 kali sehari dengan komposisi nasi, lauk pauk, sayuran, kadang makan buah.. Ny. S makan sebagaimana biasa tanpa memikirkan kandungan garam dalam makanan.
b. Minum
Semua anggota keluarga mempunyai kebiasaan minum air putih yang sudah dimasak rata-rata 6 8 gelas per hari.
c. Cara mengolah makanan
Ny.S memasak sendiri makanan keluagra, cara memasak sayuran biasanya dipotong baru dicuci. Air minum dari sumur dan selalu dimasak lebih dahulu.
d. Cara penyajian
Makanan yang sudah masak disimpan pada tempatnya dan yang akan makan akan mengambil sendiri.
e. Pola aktivitas dan Istirahat
Kebiasaaan istirahat Bapak S dan Ny. S berbeda.Bapak S mudah tidur jika sudah capek pulang kerja, namun Ny. S kada ng susah tidur dan tertidur larut malam. Kebiasaan tidur Bapak S malam hari 6-8 jam. Sedangkan Bapak S dan Ny. S tidur siang kadang-kadang.
f. Kebiasaan keluarga yang merugikan kesehatan
Kebiasaan keluarga Bapak S yang merugikan kesehatan adalah saat bepergian Bapak S malas menggunakan masker, yang mana debu yang terhirup dapat memicu timbulnya serangan astma.
9. Reproduksi
Kebutuhan seksual pasangan diwujudkan dengan saling memperhatikan satu sama lain, dan keluar bersama walaupun hanya untuk sekedar jalan- jalan. Pasangan tidak memenuhi kebutuhan seksual dengan aktivitas seksual karena sudah merasa tua dan menghindari timbulnya serangan astma jika beraktivitas terlalu banyak. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Komunikasi dalam keluarga berjalan dengan baik, bila ada permasalahan dimusyawarahkan2. Struktur Kekuatan Keluarga
Kerukunan dan komunikasi terbuka khas suku jawa merupakan kekuatan pada keluarga Bapak S, mereka menerima keadaan masing-masing dan bertekad menjaga kerukunan keluarga.3. Struktur Peran
Setiap anggota berperan sesuai posisinya. Bapak S berperan sebagai pencari nafkah dan tugas Ny.S sebagai ibu rumah tangga dan sering mengikuti kegiatan di masyarakat (kegiatan pengkaderan)
.Faktor Lingkungan dan Masyarakat
6. Rumah
Keluarga menempati rumah sendiri, jenis permanen, dinding beton, sekat berupa dinding beton. Lantai rumah keramik, ventilasi dan pencahayaan cukup ,penerangan dengan listrik. Di belakang rumah Bapak S menyewakan kost yang terdiri dari beberapa kamar, namun terlihat kumuh. Denah Rumah Keluarga Bapak S
2 1 U
2
3 2
Keterangan : 1. || Pintu : Penyekat dari beton 2. Kamar tidur
3. ruang tamu7. Sampah
Sampah rumah tangga dibuang di depan rumah kemudian dibakar8. Sumber air minum
Keluarga menggunakan sumur gali yang terletak dibelakang rumah, kualitas air baik, tidak berbau dan tidak berasa.
9. Jamban Keluarga
Keluarga Bapak S mempunyai jamban sendiri.10. Pembuangan Air Limbah
Limbah rumah tangga dibuang melalui saluran pembuangan air limbah.11. Halaman rumah
Pada saat kunjungan halaman rumah agak kotor banyak sesa sampah bekas pembakaran dan berantakan.
12. Lingkungan rumah
Lingkungan disekitar rumah tampak cukup rapi, padat pemukiman, namun termasuk pemukiman kota yang bersih. Hubungan dengan tetangga baik dan keamanan terpelihara.
13. Fasilitas
Fasilitas perdagangan seperti pasar, fasilitas kesehatan yaitu Puskesmas berjarak + 1 km, rumah sakit 500m. Fungsi Keluarga
Secara umum keluarga Bapak S sudah memenuhi fungsi keluarga baik fungsi afektif dan sosialisasi, namun fungsi perawatan kesehatan belum maksimal dilakukan karena Bapak S kadang malas menggunakan obat astma saat serangan karena merasa obat tidak meringankan gejala astma yang dialami.
Stres dan Koping Keluarga
Sumber stres keluarga saat ini adalah ketika Bapak S mengalami serangan astma. Namun koping yang dipakai keluarga adalah menanganinya dengan obat inhalasi dan memeriksakannya ke pelayanan kesehatan.
VII. Analisa data
DATAPROBLEMETIOLOGI
DS:
Pasien menderita astma sejak 10 tahun terakhir Faktor resiko timbulnya astma karena riwayat merokok 50 tahun sebelumnyaDO Data dari pertugas Puskesmas bapak Sucipto merupakan penderita astma sejak lama Bapak Sucipto mengatakan astma sering kambuh ketika beraktifitas berat dan ketika terkena debu, dan udara dinginTD : 110/70 mmHg, N : 70, R: 30
T : afebrisBersihan jalan nafas tidak efektifAstma, spasme otot nafas
DS:
Pasien mengatakan tidak mau minum obat dari dokter karena merasa obat tersebut tidak mengurangi serangan astma Pasien menyatakan ingin memanajemen serangan astma agar tidak kambuh begitu seringDO
Pasien tampak antusias saat dilakukan pengkajianTD : 110/70 mmHg, N : 70, R: 30
T : afebrisIneffective familly terapheutic regiment managementKonflik pengambilan keputusan
VIII. Diagnosa Sesuai Prioritas
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d astma, spasme otot nafas2. Ineffective familly terapheutic regiment managementIX. RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NANDANICNOC
Ineffective familly terapheutic regiment managementComplience behavior Pasien menerima penyakitnya
Menaati terapi mesuai yang telah diresepkan
Melaporkan perbaikan gejala kepada tenaga kesehatan
Asthma self-management
Pasien mampu menyampaikan hal- hal yang dapat menyebabkan astmanya kambuh Pasien mampu mengikuti cara penanganan darurat saat terjadi serangan astma Pasien melaporkan dapat mengontrol terjadinya serangan. Ajarkan pasien mengenali tanda gejala serangan astmaManajemen astma Berikan edukasi tentang astma dan penanganannya, serta faktor pemicunya, edukasi diberikan saat tidak terjadi serangan Ajarkan pasien mengenali tanda gejala serangan astma Ajarkan pasien untuk tidak panik saat terjadi serangan astma Informasikan teknik pernafasan yang tepat saat terjadi gangguan jalan nafas, edukasi diberikan saat tidak terjadi serangan Ajarkan posisi yang tepat saat terjadi serangan Ajarkan teknik pernafasan Buteyko Sampaikan kepada pasien pentingnya ketersediaan obat astma Environmental management Edukasikan kepada keluarga lingkungan rumah yang aman untuk pasien
Jauhkan hal- hal yang membahayakan pasien, contoh : ruangan atau benda yang sangat berdebu, aktivitas yang berlebihan
Ajarkan pasien dan keluarga penggunaan selimut atau penghangat saat udara dingin
Bantu pasien dan keluarga meletakkan obat di tempat yang mudah dijangkau pasien dan dapat dibawa setiap saat
Edukasikan pasien penggunaan masker saat mengendara
Ajarkan kepada pasien dan keluarga (significant others) teknik pernafasan untuk meringankan ketika terjadi serangan astma. Dengan mengikutkan keluarga, diharapkan mampu membimbing pasien untuk relaksasi saat terjadi serangan
X. CATATAN PERKEMBANGANIneffective familly terapheutic regiment managementNOWAKTUIMPLEMENTASIEVALUASI
1.Rabu, 10 Juli 2013Jam 10.00 Melakukan pengkajian pada klien mengenai sakit yang dialami, dukungan keluarga dan usaha yang telah dilakukan selama sakit. Memberikan pujian atas pengetahuan positif yang disampaikan oleh klien
Mendiskusikan dengan klien mengenai perubahan pada lanjut usia; proses menua, batasan usia lanjut; perubahan pada sistem tubuh, akibat perubahan
Memberi pujian atas hasil yang dicapaiS Pasien menderita astma sejak 10 tahun terakhir Faktor resiko timbulnya astma karena riwayat merokok 50 tahun sebelumnyaO
Data dari pertugas Puskesmas bapak Sucipto merupakan penderita astma sejak lama Bapak Sucipto mengatakan astma sering kambuh ketika beraktifitas berat dan ketika terkena debu.A Data gangguan kesehatan klien diperoleh, tujuan belum tercapaiP Kontrak untuk kunjungan berikutnya
Jelaskan pencegahan timbulnya serangan astma, dan penanganan daruratnya
2.Sabtu, 13 Juli 2013Jam 10.30 Memberikan informasi tentan cara penanganan darurat serangan astma Mengukur vital sign pasien sebelum dilakukan intervensi senam astma Memberikan simulasi tentang senam astma Mengajak pasien dan pasangan melakukan senam astma Mengkaji vital sign pasien setelah dilakukan intervensi Memberikan evaluasi terhadap intervensi yang diberikan Memberikan reinforcment positif atas perhatian klien terhadap intervensi dan antusiasnya untuk sembuhS Klien mengatakan belum pernah mendapatkan senam astma sebelumnya
Klien mengatakan senang terhadap intervensi yang diberikanO Tampak terjadi peningkatan vital sign setelah dilakukan latihan senam astma N : 67 menjadi 90, R : 30 menjadi 40, namun pasien tetap bisa mengontrolnya dengan nafas dalamA Tujuan tercapai sebagianP :
Kontrak untuk kunjungan berikutnya
Menjelaskan dan mengajarkan tentang teknik pernafasan Buteyko untuk penurunan serangan astma
3Kamis, 18 Juli 2013 Merefiew kembali intervensi pada pertemuan sebelumnya
Memberikan edukasi tentang pernafasan Buteyko
Bersama pasien menentukan tingkat keparahan astma dengan menggunakan teknik Control Pause dari latihan pernafasan Buteyko
Bersama pasien menentukan tingkat keparahan astma yang dialami
Memberikan reinforcment positif karena telah bekerja sama dengan baik
Merencanakan kontrak pertemuan yang akan datangSPasien menyampaikan sudah memakai masker saat keluar rumah untuk menghindari paparan debu.
O
Pasien mengikuti gerakan untuk menentukan tingkat keparahan astma dengan menggunakan teknik Control Pause dari latihan pernafasan Buteyko. Control Pause pasien 12 detik (