Download - askep konsep diri
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di zaman global seperti
sekarang ini berakibat makin kompleks kebutuhan masyarakat. Industrialisasi
dan urbanisasi makin lekat pada masyarakat.Ini berakibat makin banyaknya
masalah pada kehidupan tidak terkecuali problem sosial.Kurangnya adaptasi
untuk mengikuti trend itu menjadi masalah baru dalam kehidupan masyarakat.
Ketidakmampuan dalam beradaptasi tersebut berdampak pada kebingungan,
kecemasan badan frustasi pada sebagian masyarakat, konflik batin dan
gangguan emosional menjadi ladang subur bagi tumbuhnya penyakit mental.
Di dalam hidup di masyarakat manusia harus dapat mengembangkan dan
melaksanakan hubungan yang harmonis baik dengan individu lain maupun
lingkungan sosialnya. Tapi dalam kenyataannya individu sering mengalami
hambatan bahkan kegagalan yang menyebabkan individu tersebut sulit
mempertahankan kestabilan dan identitas diri, sehingga konsep diri menjadi
negatif. Jika individu sering mengalami kegagalan maka gangguan jiwa yang
sering muncul adalah gangguan konsep diri misal harga diri rendah.
Faktor psikososial merupakan faktor utama yang berpengaruh dalam
kehidupan seseorang (anak, remaja, dan dewasa). Yang mana akan
menyebabkan perubahan dalam kehidupan sehingga memaksakan untuk
mengikuti dan mengadakan adaptasi untuk menanggulangi stressor yang
timbul.
Ketidakmampuan menanggulangi stressor itulah yang akan memunculkan
gangguan kejiwaan.Salah satu gangguan jiwa yang ditemukan adalah
gangguan konsep harga diri rendah, yang mana harga diri rendah digambarkan
sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya
percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan (Keliat, 2009).
Perawat akan mengetahui jika perilaku seperti ini tidak segera ditanggulangi,
Dan disini kami akan mengambil tema tentang “gangguan konsep diri: Harga
1
dirirendah”
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi,komponen,etiologi,faktor yang mempengaruhi,mekanisme
sebab akibat,dan tanda gejala pada gangguan konsep diri(Harga Diri
Rendah)?
2. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien gangguan konsep diri(Harga
Diri Rendah)?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi,komponen,etiologi,faktor yang
mempengaruhi,mekanisme sebab akibat,dan tanda gejala pada gangguan
konsep diri(Harga Diri Rendah).
2. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada klien gangguan konsep
diri(Harga Diri Rendah).
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian
yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang lain (Gail W. Stuart: 2006). Termasuk persepsi
indvidu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan
lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek,
tujuan serta keinginannya. Konsep diri terdiri dari 5 (lima) komponen
Identitas diri. (Gail W. Stuart: 2006)
1. Identitas diri
Perasaanidentitasdiri yang kuat,
akanmemandangdirinyaberbedadengan orang
lain.Identitasberkembangsejakmasakanak-kanak.Hal yang
pentingdalamidentitasadalahjeniskelamin.Identitasjeniskelaminberkemban
gsejakbayisecarabertahapdimulaidengankonseplaki-lakidanwanita yang
banyakdipengaruhiolehpandangandanperlakuanmasyarakatterhadapmasing
-masingjenis.
Gangguan identitas adalah kekaburan / ketidakpastian memandang
diri sendiri. Penuh dengan keraguan, sukar menetapkan keinginan dan
tidak mampu mengambil keputusan.Tanda dan gejala yang dapat dikaji :
1. Tidak ada percaya diri
2. Sukar mengambil keputusan
3. Ketergantungan
4. Masalah dalam hubungan interpersonal
5. Ragu / tidak yakin terhadap keinginan
6. Projeksi (menyalahkan orang lain)
3
2. Citra diri
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara
sadar dan tidak sadar, sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang
ukuran, bentuk, fungsi, penampilan, potensi tubuh saat ini dan masa lalu
secara berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman yang
baru .Pandangan
yangrealistikterhadapdirinyamenerimadanmengukurbagiantubuhnyaakanm
emberi rasa aman, sehinggaterhindardari rasa
cemasdanmeningkatkanhargadiri.Cara
individumemandangdirinyamempunyaidampak yang
pentingpadaaspekpsikologisnya.
Gangguan citra tubuhadalah perubahan persepsi tentang tubuh yang
diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan,
makna dan objek yang sering kontak dengan tubuh.Pada klien yang
dirawat dirumah sakit umum, perubahan citra tubuh sangat mungkin
terjadi. Stressor pada tiap perubahan adalah :
a. Perubahan ukuran tubuh : berat badan yang turun akibat penyakit
b. Perubahan bentuk tubuh : tindakan invasif, seperti operasi,
suntikan, daerah pemasangan infus
c. Perubahan struktur : sama dengan perubahan bentuk tubuh disrtai
dengan pemasangan alat di dalam tubuh
d. Perubahan fungsi : berbagai penyakit yang dapat merubah system
tubuh
e. Keterbatasan : gerak, makan, kegiatan
f. Makna dan obyek yang sering kontak : penampilan dan dandan
berubah, pemasangan alat pada tubuh klien ( infus, fraksi, respitor,
suntik, pemeriksaan tanda vital, dll)
3. Penampilan peran / Peran diri
Peranadalahpolasikap, perilaku, nilaidantujuan yang
diharapkandariseseorangberdasarkanposisinyadimasyarakat (Keliat,
4
2009; hal. 8).Peran yang
ditetapkanadalahperandimanaseseorangtidakpunya pilihan. Peran yang
diterimaadalahperan yang
terpilihataudipiliholehindividu.Posisidibutuhkanolehindividusebagaiaktu
alisasidiri.Hargadiri yang tinggimerupakanhasildariperan yang
memenuhikebutuhandancocokdengan ideal diri.Stress
peranterdiridarikonflikperan yang tidakjelas, peran yang tidaksesuai,
danperan yang terlalubanyak.
Faktor-faktor yang
mempengaruhidalammenyesuaikandiridenganperan:
1) Kejelasanperilakudanpenghargaan yang sesuaidenganperan.
2) Konsistenrespons orang yang berartiterhadapperan yangdilakukan
3) Kesesuaiandankeseimbanganantaraperan yang diemban
4) Keselarasanbudayadanharapanindividuterhadapperilakuperan
5) Pemisahansituasi yang
akanmenciptakanketidaksesuaianperilakuperan.
Gangguan penampilan peran adalah berubah atau terhenti fungsi
peran yang disebabkan oleh penyakit, proses menua, putus sekolah, putus
hubungan kerja. Pada klien yang sedang dirawat di rumah sakit otomatis
peran sosial klien berubah menjadi peran sakit. Peran klien yang berubah
adalah :
1) Peran dalam keluarga
2) Peran dalam pekerjaan/sekolah
3) Peran dalam berbagai kelompok
Klien tidak dapat melakukan peran yang biasa dilakukan selama
dirawat dirumah sakit. Atau setelah kembali dari rumah sakit, klien tidak
mungkin melakukan perannya yang biasa.Tanda dan gejala yang dapat
dikaji :
a. Mengingkari ketidakmampuan menjalankan peran
b. Ketidakpuasan peran
5
c. Kegagalan menjalankan peran yang baru
d. Ketegangan menjalankan peran yang baru
e. Kurang tanggung jawab
f. Apatis/bosan/jenuh dan putus asa
4. Ideal diri
Idealdiriadalahpersepsiindividutentangbagaimanaiaharusberperilakube
rdasarkanstandart, aspirasi, tujuanataunilai personal tertentu(Gail W.
Stuart: 2006).Merupakanjawabandaripertanyaan “Who or What I want to
be?” .Standartdapatberhubungandengantipe orang yang
akandiinginkanatausejumlahaspirasi, cita-cita, nilai-nilai yang
ingindicapai. Ideal diriakanmewujudkancita-citadanharapan-
harapanpribadiberdasarkannormasosial (keluarga, budaya)
dankepadasiapaiainginmelakukan.Ideal
dirimulaiberkembangpadamasakanak-kanak. Di pengaruhi orang yang
pentingpadadirinya yang
memberikankeuntungandanharapan.Padamasaremaja ideal
diriakandibentukmelalui proses identifikasipada orang tua guru danteman.
Faktor yang mempengaruhi ideal diri:
1) Kecenderunganindividumenetapkan ideal padabataskemampuannya
2) Faktorbudayaakanmempengaruhiindividumenetapkan ideal diri
3) Ambisidankeinginanuntukmelebihidanberhasil, kebutuhan yang
realistis, keinginanuntukmengklaimdiridarikegagalan,
perasaancemasdanrendahdiri
5. Harga diri
Hargadiriadalahpenilaianpribaditerhadaphasil yang
dicapaidenganmenganalisasebarapajauhperilakumemenuhi ideal
diri.Pencapaian ideal diri/cita-cita/harapan langsung menghasilkan
perasaan berharga(Gail W. Stuart:
2006).Frekwensipencapaiantujuanakanmenghasilkanhargadiri yang
rendahatauhargadiri yang tinggi. Jikaindividuselalusukses,
6
makacenderunghargadiritinggi.Jikaindividuseringgagal,
makacenderunghargadirirendah.Hargadiridiperolehdaridirisendiridan
orang lain. Aspekutamaadalahdicintaidanmenerimapenghargaandari orang
lain.
Sedangkan Harga diri rendah adalah perilaku negatif terhadap diri dan
kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tak langsung.
(Sheila L. Videback, 2008).
Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang
diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau
tidak langsung diekspresikan.
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang
negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga
diri, merasa gagal mencapai keinginan (Budi Anna Keliat, Akemat:
2009).Menurut studi pendahuluan di RSJD Dr. Aminogondohutomo dari
24 klien, yang mengalami harga diri rendah mencapai 3 orang. Rata-rata
dari mereka berkisar antara usia 30-40 tahun. Tanda-tanda HDR yang
ditemukan pada klien diantaranya rasa bersalah dan khawatir pada diri
sendiri, menarik diri dari realitas serta gangguan berhubungan yang
disebabkan oleh perasaan tidak berharga. Masalah rumah tangga dan
ekonomi menduduki prosentase 67%.
Harga diri yang tinggi berakar dari penerimaan diri sendiri tanpa
syarat, sebagai individu yang berarti dan penting, walaupun salah, gagal
atau kalah. Harga diri diperoleh dari penghargaan diri sendiri dan orang
lain. Faktor yang mempengaruhi harga diri tinggi adakah perasaan
diterima, dicintai, dihormati serta frekwensi kesuksesan.
7
2.2 Etiologi
Koping mekanisme individu tak efektif. Yaitu koping mekanisme
seseorang terhadap stressor yang diterima oleh seorang individu tidak
adekuat. Gangguan harga diri yang disebut harga diri rendah dan dapat terjadi
secara :
Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi,
kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan
malu karena sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-
tiba).
1. Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya : pemeriksaan fisik
yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pencukuran
pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan perneal).
2. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai
karena dirawat/sakit/penyakit.
3. Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya
berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai
tindakan tanpa persetujuan. Kondisi ini banyak ditemukan pada
klien gangguan fisik
Kronik, yaitu perasan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu
sebelum sakit/dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif.
Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negarif terhadap
dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive. Kondisi
ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronis atau pada
klien gangguan jiwa.
Gangguan gejala yang dapat dikaji :
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak
setelah mendapat terapi sinar pada kanker.
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika
saya segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri
sendiri .
8
c. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu,
saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa.
d. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri, klien tidak ingin
bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.
e. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang
memilih alternatif tindakan
f. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Harga Diri Rendah
Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi :
1. penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan
yang berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab personal,
ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis.
2. Stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan
eksternal seperti :
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menaksika
kejadian yang megancam.
b. Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dimana individu mengalami frustrasi.
Ada tiga jenis transisi peran :
1) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap
perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-
norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri.
2) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
3) Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat
ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan
bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi
tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan.
9
2.4 Tanda dan gejala
Ada 10 cara individu mengekspresikan secara langsung harga diri rendah
(Gail W. Stuart : 2006):
1. Mengejek dan mengkritik diri sendiri
2. Merendahkan atau mengurangi martabat diri sendiri
3. Rasa bersalah atau khawatir
4. Manisfestasi fisik : tekanan darah tinggi, psikosomatik, dan
penyalahgunaan zat.
5. Menunda dan ragu dalam mengambil keputusan
6. Gangguan berhubungan, menarik diri dari kehidupan sosial
7. Menarik diri dari realitas
8. Merusak diri
9. Merusak atau melukai orang lain
10. Kebencian dan penolakan terhadap diri sendiri
2.5. Mekanisme Sebab – Akibat
Mekanisme : Harga diri yang rendah menyebabkan klien merasa malu
sehingga klien lebih suka menyendiri dan menghindari orang lain, klien
mengurung diri sehingga hal ini dapat menyebabkan klien berfikir yang tidak
realistik
1. Sebab : Koping mekanisme seseorang terhadap stressor yang diterima
oleh seorang individu tidak adekuat menyebabkan individu malu
terhadap dirinya, merasa tidak berguna, tidak berharga dan pesimis.
2. Akibat : Gangguan Isolasi sosial : menarik diri
10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Asuhan keperawatan pada Gangguan Konsep Diri(Harga Diri Rendah)
3.1.1 Pengkajian
Bagian ini berisi pedoman agar perawat dapat menangani pasien yang
mengalami diagnosis keperawatan harga diri rendah, baik menggunakan
secara individual maupun kelompok. Bagian ini juga memberikan
pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga
pasien dengan harga diri rendah .
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluwasi negative terhadap
diri sendiri dan kemampuan diri.
Berikut ini adalah tanda dan gejala harga diri rendah :
1. Mengkritik diri sendiri.
2. Perasaan tidak mampu.
3. Pandangan hidup yang pesimis.
4. Penurunan produktivitas.
5. Penolakan terhadap kemampuan diri.
Selain tanda dan gejala tersebut, kita dapat juga mengamati penampilan
seseorang dengan harga diri rendah yang tampak kurang
memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan
menurun, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk,
dan bicara lambat dengan nada suara lemah.
Pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan dengan
menggunakan format yang telah dibuat.
11
1. Data dasar
Pengkajian ini penting dilakukan untuk mengetahui latar belakang,
status sosial ekonomi, adat/kebudayaan, dan keyakinan spiritual,
sehingga mudah dalam komunikasi dan menentukan tindakan
keperawatan yang sesuai.
1. Identitas Pasien (nama, jenis kelamin, umur, status
perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa yang
digunakan, pekerjaan, alamat,nomor register, diagnosa medis,
sumber biaya, dan sumber informasi). Terjadi pada semua
umur baik laki-laki maupun perempuan.
2. Identitas Penanggung (nama, jenis kelamin, umur, status
perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa yang
digunakan, pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan pasien).
2. Faktor predisposisi
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam Harga
Diri sesorang.
Faktor yang mempengaruhi harga diri, meliputi :
a. penolakan orang tua
b. harapan orang tua yang tidak realistik
c. kegagalan yang berulang
d. kurang mempunyai tanggung jawab personal
e. ketergantungan pada orang lain
f. dan ideal diri yang tidak realistis.
3. Faktor Presipitasi
Stressor pencetus dapat berasal dari sumber internal atau
eksternal.
1) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan.
2) Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi
yang diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi.
12
Ada tiga jenis transisi peran:
a) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif
yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk
tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga
dan norma-norma budaya, nilai-nilai, serta tekanan untuk
menyesuaikan diri.
b) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau
berkurangnnya anggota keluarga melalui kelahiran atau
kematian.
c) Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergeseran dari
keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan
oleh:
i. Kehilangan bagian tubuh
ii. Perubahan ukuran, bentuk, penampilan, atau fungsi tubuh
iii. Perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh
kembang normal
iv. Prosedur medis dan keperawatan
4. Perilaku
Pengumpulan data yang dilakukan oleh perawat meliputi perilaku
yang obyektif dan dapat diamati serta perasaan subyektif dan
dunia dalam diri pasien sendiri. Perilaku yang berhubungan
dengan harga diri rendah:
a. Mengkritik diri sendiri dan orang lain
b. Penurunan produktivitas
c. Destruktif yang diarahkan pada orang lain
d. Rasa diri penting yang berlebihan
e. Perasaan tidak mampu
f. Rasa bersalah
g. Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan
h. Perasaan negatif tentang tubuhnya sendiri
i. Ketegangan peran yang dirasakan
13
j. Pandangan hidup yang pesimis
k. Keluhan fisik
l. Pandangan hidup yang bertentangan
m. Penolakan terhadap kemampuan personal
n. Destruktif terhadap diri sendiri
o. Pengurangan diri
p. Menarik diri secara sosial
q. Penyalahgunaan zat
r. Menarik diri dari realitas
s. Khawatir
5. Data yang perlu dikaji
1). Data subyektif:
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu
apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan
perasaan malu terhadap diri sendiri.
2). Data obyektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri
hidup
6. Status kesehatan mental
a. Kebenaran data:
Apakah semua informasi yang diberikan oleh klien sesuai
dengan apa yang disampaikan oleh keluarganya saat
melakukan kunjungan rumah.
14
b. Status sensorik:
Kaji apakah ada gangguan pada penglihatan, pendengaran,
penciuman, dan pengecapan dan perabaan.
c. Status persepsi
Klien mendengarkan suara-suara yang membisik di
telinganya.
Klien sering melamun, menyendiri, senyum sendiri karena
mendengar sesuatu,atau kadang-kadang mata menatap tajam
seperti mengawasi sesuatu.
d. Status motorik
Motorik kasar: cara klien berjalan, berpakaian, dan berbicara
apakah masih terkontrol atau tidak.
Motorik halus : misalnya Klien mampu menulis,
menggenggam sesuatu, memasukan kancing ke dalamlubang
kancing tanpa tremor.
e. Afek
Emosi yang ditunjukan sesuai dengan apa yang diungkapkan.
Misalnya jika klien menceritakan hal-hal yang lucu, klien turut
tertawa.
f. Orientasi
Klien mengenal orang yang ada disekitarnya.
Klien mengetahui tentang waktu.
g. Ingatan
15
Apakah Klien masih mengingat apa yang dialaminya selama ini,
Apakah klien kehilangan sebagaian memori yang di ingatnya.
3.1.1.1 Pengkajian psikologis
a. Status emosi
Suasana hati yang menonjol adalah tampak purtus asa. Ekspresi muka
tampak datar. Saat berinteraksi, klien mampu menjawab pertanyaan
perawat dengan jawaban sejelas-jelasnya. Apakah Perasaan klien saat
ini cukup baik.
b. Konsep diri
Tanyakan apa yang di inginkan oleh kilen, pandangan hidup yang
bertentangan, menarik diri dari realitas dll.
c. Gaya komunikasi
Apakah klien berbicara secara santai, sulit di ajak berkomunikasi
dll.Perhatikan juga ekspresi nonverbal saat berinteraksi tampak serius
dan antusias, ada kontak mata.
d. Pola interaksi
Bagaimana cara klien berinteraksi dengan perawat, dengan anggota
keluarga yang lain di rumah.
e. Pola pertahanan
Bila mengatasi situasi yang sangat menekan atau sedih, klien lebih suka
berdiam diri di kamar, melamun. Klien mengatakan tidak mengetahui
cara-cara untuk mengatasi masalahnya.
3.1.1.2 Pengkajian sosial
a. Pendidikan dan pekerjaan
16
b. Hubungan sosial
c. Faktor sosial budaya
d. Gaya hidup
3.1.2 Pohon Masalah
17
Resiko PK
Menarik diri
Halusinasi
Gangguan harga diri rendah
Resiko mencederai diri ,
linkungan
Waham
Kesejatan bicara verbal
Intoleransi
aktivitas
Resiko PK
Gangguan identitas diri
Ketidak puasan gambaran diri, ideal diri tidak
realistic, koping individu tak efektif
Defisit perawatan diri
3.1.3 Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial: Menarik diri b/d HDR
2. Perubahan penampilan peran b/d HDR
3.1.4 Perencanaan
Diagnosa 1:
DxKep
Perencanaan RasionalTujuan Kriteria
EvaluasiTindakan
keperawatanIsolasi sosial : menarik diri b/d harga diri rendah
Tujuan umum :Klien dapat berinteraksi dengan lingkungannyaTujuan Khusus :1. Klien dapat
membina hubungan saling percaya dengan perawat
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
1.1. Klien dapat mengungkapkan perasaanya secara verbal kepada perawat setelah 2 kali pertemuan :- Saat sedih
atau gembira
- Membalas sapaan perawat
- Menyebutkan tujuan interaksi
- Dapat mengungkapkan perasaannya
2.1. Klien dapat menyebutkan kemampuan
1.1.1.Beri kesempatan klien mengungkapkan perasaannya :- Bimbing klien
mengungkapkan perasaannya
- Gunakan pertanyaan terbuka
- Dengarkan ungkapan klien dengan aktif
Dengan mengungkapkan perasaannya beban klien akan berkurang
1.1.2.Beri respon yang tidak menghakimi :- Tidak
menyalahkan pendapat klien
- Menerima pendapat klien
Respon menghakimi dapat merusak hubungan saling percaya dan menurunkan harga diri klien
1.1.3.Ciptakan lingkungan yang tenang dengan cara mengurangi stimulus eksternal
Lingkungan yang tenang mampu membantu klien dalam memfokuskan
18
4. Klien dapat membuat rencana kegiatan realistis sesuai kemauan dan kemampuan klien
5. Klien dapat melaksanakan rencana yang telah dibuat
6. Klien mendapat dukungan keluarga dalam meningkatkan harga dirinya
dan aspek positif yang masih dimiliki setelah 3 kali pertemuan- Kemampua
n hubungan interpersonal
- Kemampuan dalam melaksanakan ADL
3.1.Klien dapat memberikan penilaian terhadap kemampuan yang dapat dilakukannya4.1. Klien dapat membuat jadwal kegiatan sesuai dengan kemampuan dalam waktu tiga minggu5.1. Klien dapat menyebutkan kegiatan yang telah dilakukan dalam waktu satu minggu6.1. Klien mendapat dukungan keluarga dalam meningkatkan harga dirinya
yang berlebihan dalam interaksi
pikiran
2.1.1.Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
Memotivasi klien memandang dirinya secara positif
2.1.2.Hindarkan memberi penilaian negatif
Penilaian negatif semakin menambah rasa tidak percaya diri klien
2.1.3.Diskusikan kemampuan klien dalam berhubungan interpersonal
Kemampuan dalam berhubungan akan meningkatkan harga diri klien
2.1.4.Diskusikan kemampuan yang masih dimilki klien dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari
Kemampuan dalam melaksamakan kegiatan meningkatkan harga diri klien
3.1.1.Diskusikan kegiatan yang bisa klien lakukan di rumah sakit
Memotivasi klien mengidentifikasi kegiatan di rumah sakit
3.1.2.Diskusikan kemampuan klien melaksanakan kegiatan di rumah
Memotivasi klien mengidentifikasi kegiatan di rumah
4.1.1.Bimbing klien untuk dapat menentukan keinginannya dalam beraktivitas- Merawat
diri- Membersih
kan ruangan
- Membersih
Membantu klien mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya
19
kan lingkungan
Olahraga4.1.2.Meningkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi klien5.1.1.Beri kesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan :Beri waktu untuk berinteraksiBeri waktu untuk beraktivitas
Memberikan klien gambaran tentang kemampuannya
Kesempatan untuk berhasil dapat memotivasi klien untuk melakukan/menetapkan keterampilan yang sudah dimilikinya
6.1.1.Anjurkan keluarga untuk dapat memotivasi klien untuk melakukan aktivitas
Keluarga mempunyai arti penting bagi klien
6.1.2.Anjurkan agar keluarga dapat menyediakan fasilitas yang terkait dengan kegiatan
Mendukung klien dalam melakukan aktivitas
Diagnosa 2 :
DxKep
Perencanaan RasionalTujuan Kriteria
EvaluasiTindakan
keperawatanPerubahan penampilan peran b.d HDR
TujuanUmum : KliendapatmelanjutkanperansesuaidengantanggungjawabnyaTujuankhusus :1) Kliendapat
1Klienmengungkapkanperasaannya terhadap sakit ygdiderita2.Klienmenye
1.1 BHSP (salamterapeutik, perkenalkandiri, jelaskantujuaninteraksi, ciptakanlingkungan yang tenang, buatkontrak yang
Membina hubungan perawat – klien setiap akan melakukan tindakan merupakan langkah awal yang penting
20
membinahubungansalingpercayadenganperawat
2) Kliendapatmengidentifikasikemampuandanaspekpositif yang dimiliki
3) Kliendapatmenilaikemampuan yang dapatdigunakan
4) Kliendapatmenetapkan (merencanakan) kegiatansesuaikemampuan yang dimiliki
5) Kliendapatmelakukankegiatansesuaikondisisakitdankemampuan
6) Kliendapatmemanfaatkansystempendukung yang ada
butkanaspekpositifdankemampuandirinya3.Klienberperansertadalamperawatandirinya4.Percayadirikliendenganmenetapkankeinginanatautujuan yang realistis
jelas) sehingga klien mempercayai perawat sehingga berinteraksi dengan perawat.Sikap jujur bersahabat akan menimbulkan kepercayaan kepada klien sehingga memudahkan untuk berkomunikasi
1.2Berikesempatan untuk mengungkapkanperasaannya tentang penyakit yang di deritanya.
Mengetahui persepsi klien terhadap kondisinya
1.3Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
Klien merasa dihargai karena ada orang yang mau mendengarkannya bicara.
1.4Katakanpadaklienbahwaiaadalahseseorang yang berharga danbertanggung jawab sertamampumenolongdirinyasendiri
Dengan memberikan rewards, maka harga diri klien akan meningkat sehingga timbul perasaan berharga dan meningkatkan percaya diri
2.1 Diskusikankemampuandanaspekpositifygdimilikipasien
Menggali kemampuan positif klien kemudian ditonjolkan sehingga klien merasa hidupnya berarti .Dengan memberikan reinforemen klien
21
akan menyadari bahwa dirinya mempunyai kelebihan seperti orang lain.
2.2.Setiapbertemuklien, hindarkanmemberpenilaiannegatif. Utamakanmemberpujianterhadap aspekpositifklien
Penilaian negatif akan menambah klien merasa rendah diri / HDR
3.1Diskusikandgklienkemampuanygmasih dapatdigunakanselamasakit dan pula kemampuanygdapatdilanjutkanpenggunaannyasetelahpulangsesuaidengankondisisakitklien
Dengan menunjukkan kemampuan klien / membuat klien beraktifitas akan menambah perasaan berguna bagi klien sehingga akan meningkatkan harga diri
4.1Tingkatkankegiatansesuaidengantoleransikondisiklien
Menjaga keefektifan tindakan sesuai kondisi klien
4.2Bericontohcarapelaksanaankegiatanygtelah klienlakukan
Membantu klien untuk memahami lebih lanjut mengenai kegiatan yang akan dilakukan
5.1Berikesempatanpadaklienuntukmencobakegiatanygtelahdirencanakan
Penilaian seberapa jauh klien telah memahami kegiatan tersebut
5.2Beripujianataskeberhasilanklien
Meningkatkan motivasi klien untuk melanjutkan tindakan
6.1Berikanpendidik Meningkatkan
22
ankesehatanpadakeluargatentangcaramerawatklienhargadirirendah
perawatan mandiri pada keluarga
6.2 Bantu keluargamenyiapkanlingkunganrumah
Mendukung klien beradaptasi dengan lingkungan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang
diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang lain. Konsep diri terbagi menjadi 5 yaitu:
1) Identitas diri
2) Citra diri
3) Peran diri
4) Ideal diri
5) Harga diri
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluwasi negative terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri . Dan berikut ini adalah tanda dan gejala harga diri rendah :
1) Mengkritik diri sendiri.
2) Perasaan tidak mampu.
3) Pandangan hidup yang pesimis.
4) Penurunan produktivitas.
5) Penolakan terhadap kemampuan diri.
Faktor predisposisi HDR:
1) Penolakan orang tua
2) Harapan orang tua yang tidak realistik
3) Kegagalan yang berulang
23
4) Kurang mempunyai tanggung jawab personal
5) Ketergantungan pada orang lain
6) Dan ideal diri yang tidak realistis
Faktor Presipitasi HDR:
1) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
peristiwa yang mengancam kehidupan.
2) Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi.Ada tiga jenis
transisi peran:
a) Transisi peran perkembangan.
b) Transisi peran situasi.
c) Transisi peran sehat-sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh:
a. Kehilangan bagian tubuh
b. Perubahan ukuran, bentuk, penampilan, atau fungsi tubuh
c. Perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang
normal
d. Prosedur medis dan keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul adalah:
1. Isolasi sosial: Menarik diri b/d HDR
2. Perubahan penampilan peran b/d HDR
4.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan
makalah selanjutnya akan lebih baik dari sekarang
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Sheila L. Videbeck, (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Cetakan I,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
2. Keliat, B.A, Akemat (2009). Model Praktik Keperawatan Profesional
Jiwa, Cetakan I, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
3. Stuart, G.W, (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan). Edisi
5, EGC, Jakarta
25