Transcript
Page 1: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelompok Khusus

2.1.1 Definisi Kelompok Khusus

Kelompok khusus adalah sekelompok masyarakat atau individu yang

karena keadaan fisik, mental maupun sosialnya budaya dan ekonominya

perlu mendapatkan bantuan, bimbingan dan pelayanan kesehatan dan

asuhan keperawatan karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan mereka

dalam memelihara kesehatan dan keperawatan terhadap dirinya sendiri

(Rofii, 2010).

Kelompok khusus merupakan sekumpulan individu yang

mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang

terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan antara lain :

a. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai

akibat perkembangan dan pertumbuhan seperti : ibu hamil, bayi baru

lahir, anak balita, anak usia sekolah dan lansia atau lanjut usia.

b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan

dan bimbingan serta asuhan keperawatan, antara lain : kasus

penyakit kelamin, tuberculosis, AIDS, kusta dan lain – lain. ( Rofii,

2010)

2.1.2 Keperawatan pada Kelompok Khusus

Merupakan upaya di bidang keperawatan kesehatan masyarakat yang

ditujukan kepada kelompok-kelompok individu yang mempunyai

kesamaannya jenis kelamin, umur, permasalahan kesehatan dan rawan

terhadap masalah kesehatan tersebut, yang dilaksanakan secara

berorganisasi dengan tujuan meningkatkan kemampuan kelompok dan

derajat kesehatannya, mengutamakan upaya promotif dan preventif dengan

tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif, yang ditujukan kepada

mereka yang tinggal dipanti kepada kelompok-kelompok yang ada

1

Page 2: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

dimasyarakat, diberikan oleh tenaga kesehatan dengan pendekatan

pencegahan masalah melalui proses keperawatan (Effendy, 1998).

2.1.3 Pelayanan Kelompok Khusus di Masyarakat

Pelayanan kelompok khusus di masyarakat, dilakukan melalui

kelompok-kelompok yang terorganisir dengan melibatkan peran serta aktif

masyarakat, melalui pembentukan kader kesehatan di antara kelompok

tersebut, yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan oleh puskesmas,

yang telah berjalan dewasa ini kita kenal dengan sebutan desa wisma.

Disamping itu lahan pembinaan kelompok-kelompok khusus di masyarakat

dapat dilakukan melalui posyandu terhadap kelompok ibu hamil, bayi dan

anak balita, dan kelompok-kelompok lainnya yang mungkin dapat

dilakukan. ( Effendy, 1998).

2.2 Konsep Ibu Hamil

Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi

terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita

hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-

minggu awal) dan kemudian menjadi janin sampai kelahiran (Astria, 2009).

Kehamilan adalah masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya

janin. Lamanya hamil normal 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) dihitung

dari pertama haid terakhir (Prawiroharjo, 2006). Kehamilan adalah rangkaian

peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya

berkembang sampai fetus yang aterm (Guyton, 1997).

2.3 Tanda dan Gejala Kehamilan

2.3.1 Bukti Subjektif (presumtif)

1. Amenore

Bagi wanita normal yang mengalami menstruasi teratur, amenore

merupakan salah satu bukti dini kehamilan, terutama bila gejala-gejala

lainnya juga terjadi.

2. Perubahan payudara2

Page 3: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

Nyeri, nyeri tekan, terasa berat, dan pembesaran adalah gejala awal

perubahan payudara. Kemudian terjadi pigmentasi, perubahan putting,

sekresi kolostrum, dan pembesaran vena.

3. Mual dan Muntah

Banyak wanita mengalami derajat yang bervariasi mulai dari

mual,pening, dan muntah. Hal ini disebut morning sickness karena

gejala-gejala lebih sering terjadi setelah sarapan pagi. Diyakini bahwa

morning sickness adalah respons awal tubuh terhadap tigginya kadar

progesteron.

4. Frekuensi Berkemih

Kongesti darah pada organ-organ pelvik meninmgkatkan

sensitivitas jaringan. Tekanan karena pembesaran uterus pada kandung

kemih menstimulasi saraf untuk berkemih selama kehamilan.

5. Leukorea (keputihan)

Peningkatan sekresi vaginal disebabkan oleh efek peningkatan

suplai darah ke pelvik terjadi amat dini pada kehamilan.

6. Tanda Chadwick’s (bercak keunguan pada vagina)

Perubahan awal yang terlihat pada warna mukosa vagina yang

menjadi ungu kebiruan karena meningkatnya suplai darah.

2.3.2 Bukti Objektif (probabilitas)

1. Pertumbuhan dan perubahan uterus

Tanda Hegar’s adalah melunaknya segmen bawah uterus. Tanda

Goodell’s adalah melunaknya serviks. Tanda-tanda ini adalah

probabilitas tetapi bukan buksti kehamilan absolut.

2. Perubahan abdomen

Karena uterus membesarsehingga dinding abdomen harus terdorong

keluar untuk menampung penambahan ukuran uterus ke dalam rongga

abdomen. Selain itu pada abdomen juga akan terdapat striae gravidarum

dan pigmentasi.

3. Pemeriksaan Labolatorium

3

Page 4: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

Semua pemeriksaan kehamilan tergantung dengan ada atau tidaknya

human Chorionic gonandotropin ( hCG) dalam urin. Hormon tersebut

dihasilkan perta,ma kali oleh tropoblas ketika ovum yang dibuahi

terbenam dalam endometrium. Jenis pemeriksaan kehamilan adalah

bioassay, radioreseptor, immunoassay, dan antibodi monoklonal.

2.3.3 Bukti Positif (absolute)

1. Mendengar detak jantung janin (DJJ) dan desiran funik

2. Merasakan bagian-bagian janin

3. Melihat hasil konsepsi pada ultrasonografi atau skleton pada gambar x

ray

4. Merasakan gerakan janin

5. Elektrokardiografi janin

2.4 Pemeriksaan pada ibu hamil

A. Tujuan pemeriksaan dan pengawasan Ibu hamil

1. Tujuan umum

Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama

dalam kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak

yang sehat.

2. Tujuan khusus

a. Mengenal dan menangani penyakit-penyakit yang mungkin dijumpai

dalam kehamilan, persalinan dan nifas

b. Mengenal dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita

sedini mungkin

c. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak

d. Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehat sehari-hari

B. Jadwal pemeriksaan kehamilan

Jadwal pemeriksaan antenatal care sebanyak 12 sampai 13 kali selama

hamil :

4

Page 5: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

1. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya

terlambat 1 bulan

2. Periksa ulang 1 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan

3. Periksa ulang 2 kali sebulan pada usia kehamilan 7 bulan sampai usia

kehamilan 9 bulan

4. Periksa ulang 1 minggu sekali sesudah usia kehamilan 9 bulan

5. Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan

Standar pemeriksaan minimal menurut WHO yaitu 4 kali selama kehamilan

1. Satu kali pada trimester I (sebelum 14 minggu)

2. Satu kali pada trimester II (antara minggu ke 14-28 minggu)

3. Dua kali pada trimester III (antara minggu ke 28-36 minggu dan sesudah

minggu ke 36)

C. Pelayanan dan asuhan standar minimal “14 T”

1. Timbang berat badan

2. Tekanan darah

3. Tinggi fundus uteri

4. Tetanus toxoid lengkap

5. Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan

6. Tes penyakit menular seksual (PMS)

7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

8. Terapi kebugaran

9. Tes VDRL

10. Tes reduksi urine

11. Tes protein urine

12.Tes Hb (Haemoglobin)

13.Terapi iodium

14.Terapi malaria

D. Pemeriksaan Kehamilan

Anamnesa

1. Biodata

5

Page 6: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

Nama, umur, pekerjaan, suami, umur, agama, alamat, dan lain-lain untuk

mengetahui penderita dan menentukan status sosial ekonominya harus

diketahui. Misalnya untuk menentukan anjuran apa atau pengobatan apa

yang akan diberikan untuk menentukan diagnosa kehamilan, jika umur

terlalu tua atau muda maka persalinan lebih banyak resiko

2. Keluhan utama

Apakah penderita datang untuk pemeriksaan kehamilan atau keluhan-

keluhan yang dirasakan ibu]

Contoh :

a. Ibu mengatakan pinggang pegal-pegal

b. Ibu mengatakan keluar darah dari kemaluan

3. Tentang riwayat haid

a. Menarche, haid teratur tidak, dan siklus, lamanya haid. Banyak darah.

Sifat darah : cair atau berbeku-beku, warnanya, baunya, haid nyeri

atau tidak

b. Haid terakhir, teratur tidaknya haid dan siklusnya dipergunakan untuk

memperhitungkan tafsiran persalinan. Yang dimaksud dengan terakhir

adalah hari pertama dari haid yang terakhir (HPHT)

4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

a. Kehamilan

Adakah gangguan seperti pendarahan, muntah yang sangat, toxacmia

gavidarum

b. Persalinan

Spontan atau buatan, aterm atau premature, perdarahan, ditolong

bidan, dokter atau dukun

c. Nifas

Adakah panas atau perdarahan, bagaimana laktasi

d. Anak

Jenis kelamin, hidup atau tidak jika meninggal umur berapa

dan penyebab meninggalnya, berat badan waktu lahir.

6

Page 7: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

5. Riwayat kehamilan sekarang

a. Mulai merasakan gerakan janin

b. Kehamilan masih muda adakah mual, muntah, sakit kepala,

perdarahan, sakit pinggang dan lain-lain

6. Riwayat Kesehatan badan

a. Pernahkah sakit keras atau operasi

b. Bagaimana nafsu makan / minum

7. Riwayat penyakit keluarga

Adakah riwayat penyakit keturunan dalam keluarga seperti DM, hipertensi

atau penyakit menular yang dapat mempengaruhi persalinan TBC.

8. Riwayat sosial

Tentang perkawinan : kawin atau tidak berapa kali kawin, berapa lama

kawin

Dari anamnesa mendapat kesan tentang keadaan penderita dan kemudian

akan dicocokan dengan hasil dari pemeriksaan fisik.

2.5 Masalah-Masalah Yang Timbul Pada Ibu Hamil

a. Angka kematian yang tinggi

Penyebab kematian pada ibu yang melahirkan:

Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi

faktor penentu angka kematian, meskipun masih banyak faktor yang harus

diperhatikan untuk menangani masalah ini. Persoalan kematian yang terjadi

lantaran indikasi yang lazim muncul. Yakni pendarahan, keracunan kehamilan

yang disertai kejang-kejang,aborsi, dan infeksi. Namun, ternyata masih ada

faktor lain yang juga cukup penting. Misalnya, pemberdayaan perempuan

yang tak begitu baik, latar belakang pendidikan, sosial ekonomi keluarga,

lingkungan masyarakat dan politik, kebijakan juga berpengaruh. Kaum laki-

laki pun dituntut harus berupaya ikut aktif dalam segala permasalahan bidang

reproduksi secara lebih bertanggung jawab. Selain masalah medis, tingginya

kematian ibu hamil juga karena masalah ketidaksetaraan gender, nilai budaya,

7

Page 8: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

perekonomian serta rendahnya perhatian laki-laki terhadap ibu hamil dan

melahirkan. Oleh karena itu, pandangan yang menganggap kehamilan adalah

peristiwa alamiah perlu diubah secara sosiokultural agar perempuan dapat

perhatian dari masyarakat. Sangat diperlukan upaya peningkatan pelayanan

perawatan ibu baik oleh pemerintah, swasta, maupun masyarakat terutama

suami.

Menurut hasil kajian kinerja IGD Obstetri-Ginekologi dari RSUP Cipto

Mangunkusumo, yang merupakan RS rujukan nasional, lima besar penyebab

kematian ibu hamil adalah perdarahan, eklampsia, sepsis, infeksi dan gagal

paru.

1) Perdarahan

Perdarahan yang tidak terkontrol menyumbang sekitar 20%-25%

kematian ibu sehingga merupakan risiko yang paling serius. Kehilangan

darah dapat terjadi selama kehamilan, selama persalinan, atau setelah

persalinan (post partum). Perdarahan post partum yang menyebabkan

kehilangan darah lebih dari 1.000 mL adalah penyebab utama kematian.

Meskipun dapat dicegah, tidak semua kasus perdarahan post partum dapat

dihindari. Atonia uterus (uterine atony), yaitu kondisi di mana otot rahim

kehilangan kemampuan untuk berkontraksi setelah melahirkan, adalah

penyebab utama perdarahan post partum. Penyebab lain yang lebih jarang

adalah retensi plasenta (retained placenta), di mana seluruh atau sebagian

jaringan plasenta tertinggal di rahim.  Penyebab trauma termasuk luka,

ruptur uterus, dan inversi uterus.

8

Page 9: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

Komplikasi dari perdarahan postpartum termasuk hipotensi ortostatik ,

anemia, dan kelelahan, yang dapat menyulitkan perawatan pasca

melahirkan. Anemia post-partum meningkatkan risiko depresi post -

partum.

2) Infeksi

Infeksi yang menyebabkan kematian ibu termasuk dalam kelompok

penyebab tidak langsung. Infeksi yang paling umum adalah malaria,

tuberkulosis, dan hepatitis. Ibu hamil yang terinfeksi penyakit-penyakit

tersebut biasanya memiliki gejala yang lebih parah dan memiliki tingkat

risiko tinggi keguguran, kematian janin, persalinan prematur, berat badan

lahir rendah, kematian bayi dan/atau ibu.

a) Malaria

Merupakan infeksi parasit yang ditularkan oleh nyamuk dan

menewaskan lebih dari 1 juta orang setiap tahunnya. Penyakit ini lebih

umum pada wilayah Indonesia bagian timur. Malaria dapat dicegah

dengan obat-obatan yang tepat dan perangkat antinyamuk.

b) Tuberkulosis (TB)

Adalah infeksi yang termasuk dalam target kedaruratan WHO

sejak tahun 2005. Sekitar sepertiga dari populasi dunia (diperkirakan

sekitar 1,75 miliar) terinfeksi basil tuberculosis. Penyakit ini dapat

diperberat oleh kehamilan dan menyebabkan kematian ibu dan/ atau

janin. TB dapat disembuhkan dengan obat-obatan seperti Rifampisin,

INH dan Etambutol.

c) Hepatitis

Adalah infeksi virus yang menyerang fungsi hati. Virus hepatitis

B (HBV) adalah penyebab paling umum hepatitis pada ibu hamil,

namun virus hepatitis E (HEV) adalah yang paling dikaitkan dengan

peningkatan risiko kematian ibu. Hepatitis E akut dapat memberikan

gejala tiba-tiba dalam beberapa hari atau minggu sebelum kematian.

9

Page 10: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

Hepatitis dapat dicegah dengan kewaspadaan, imunisasi, dan sanitasi

yang lebih baik.

3) Diabetes melitus gestasional (DMG)

Diabetes Melitus pada kehamilan atau sering disebut Diabetes Melitus

Gestasional, merupakan penyakit diabetes yang terjadi pada ibu yang

sedang hamil. Gejala utama dari kelainan ini pada prinsipnya sama

dengan gejala utama pada penyakit diabetes yang lain yaitu sering buang

air kecil (polyuria), selalu merasa haus (polydipsi), dan sering merasa

lapar (polyfagi). Yang membedakan adalah keadaan pasien saat ini

sedang hamil. Sayangnya penemuan kasus-kasus diabetes gestasional

sebagian besar karena kebetulan sebab pasien tidak akan merasakan

sesuatu yang aneh pada dirinya selain kehamilan, dan gejala sering

kencing dan banyak makan juga biasa terjadi pada kehamilan normal.

Masalah yang ditemukan pada bayi yang ibunya menderita diabetes

dalam kehamilan adalah kelainan bawaan, makrosomia (bayi besar > 4

kg), hipoglikemia (kadar gula darah rendah), hipokalsemia (kadar kalsium

dalam tubuh rendah), hiperbilirubinemia (bilirubun berlebihan dalam

tubuh), sindrom gawat napas, dan kematian janin. Faktor maternal (pada

ibu) yang berkaitan dengan peningkatan angka kejadian makrosomia

adalah obesitas, hiperglikemia, usia tua, dan multiparitas (jumlah

kehamilan > 4). Makrosomia memiliki risiko kematian janin saat

dilahirkan karena ketika melahirkan, bahu janin dapat nyangkut serta dan

peningkatan jumlah operasi caesar. Hipoglikemia pada bayi dapat terjadi

beberapa jam setelah bayi dilahirkan. Hal ini terjadi karena ibu

mengalami hiperglikemia (kadar gula darah berlebihan) yang

menyebabkan bayi menjadi hiperinsulinemia (kadar hormone insulin

dalam tubuh janin berlebihan).

Pengaruh Diabetes Militus Terhadap Kehamilan

1. Pengaruh kehamilan, perrsalinan dan nifas terhadap DM.

10

Page 11: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

a. Kehamilan dapat menyebabkan status pre diabetik menjadi

manifes (diabetic).

b. DM akan menjadi lebih berat karena kehamilan.

2. Pengaruh penyakit gula terhadap kehamilan diantaranya:

a. abortus dan partus premature.

b. Hidronion.

c. Pre-eklamsi.

d. Kesalahan letak jantung.

e. Insufisiensi plasenta.

3. Pengaruh penyakit terhadap persalinan

a. Gangguan kontraksi otot rahim partus lama/terlantar.

b. Janin besar sehingga harus dilakukan tindakan operasi.

c. Gangguan pembuluh darah plasenta sehingga terjadi asfiksia

sampai dengan lahir mati.

d. Perdarahan post partum karena gangguan kontraksi otot rahim.

e. Post partum mudah terjadi infeksi.

f. Bayi mengalami hypoglicemi post partum sehingga dapat

menimbulkan kematian.

4. Pengaruh DM terhadap kala nifas

a. Mudah terjadi infeksi post partum

b. Kesembuhan luka terlambat dan cenderung infeksi mudah

menyebar

5. Pengaruh DM terhadap bayi

a. Abortus, premature < usia kandungan 36 minggu

b. Bayi besar (makrosomia)

c. Dapat terjadi cacat bawaan, potensial penyakit saraf dan jiwa

4) Kekurangan gizi

Masalah kekurangan gizi pada ibu hamil sebenarnya sangat

berhubungan dengan proses pertumbuhan, yaitu pertumbuhan janinyang

dikandungnya dan pertumbuhan berbagai organ tubuhnya sebagai

11

Page 12: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

pendukung proses pertumbuhan ini, maka kebutuhan makanan sebagai

sumber energi juga meningkat. Peningkatan metabolism berbagai zat gizi

pada ibu hamil juga memerlukan peningkatan suplai berbagai vitamin,

mineral khususnya Fe dan Ca serta kalori dan protein.

Apabila kebutuhan kalori, protein dan mineral meningkat ini tidak

dapat terpenuhi melalui konsumsi makanan oleh ibu hamil, akan terjadi

kekurangan gizi pada ibu hamil yang berakibat :

a. Berat badan bayi pada waktu lahir rendah dan sering disebut

berat badab bayi rendah (BBLR).

b. Kelahiran premature ( lahir belum cukup umur kehamilan)

c. Lahir dengan berbagai kesulitan dan lahir mati.

Kekurangan gizi pada ibu hamil menimbulkan berbagi masalah gizi

pada ibu hamil tersebut. Masalah gizi adalah gangguan pada beberapa

segi kesejahteraan perorangan atau masyarakat disebabkan oleh tidak

terpenuhinya kebutuhan akan zat gizi yang diperoleh dari makanan.

Masalah kekurangan gizi makro terutama kurang energy protein

sedangkan masalah kekurangan gizi mikro adalah kekurangan zat besi,

dan kurang zat yodium.

5) Abortus

Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana

masa gestasi belum mencapai usia 22 minggu dan beratnya kurang dari

500 gram. (Derek Liewollyn&Jones: 2002). Hal serupa dikemukakan

Murray, 2002 bahwa abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan

pengeluaan hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan

dengan usia gestasi kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang dari

500 gram.

Pada setiap ibu hamil memiliki resiko untuk terjadinya abortus

(keguguran), kejadian abortus pada ibu hamil dapat dipegaruhi oleh

beberapa sebab antara lain:

12

Page 13: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi. Kelainan inilah yang

paling umum menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum

umur kehamilan 8 minggu. Beberapa faktor yang

menyebabkan kelainan ini antara lain : kelainan

kromoson/genetik, lingkungan tempat menempelnya hasil

pembuahan yang tidak bagus atau kurang sempurna dan

pengaruh zat zat yang berbahaya bagi janin seperti radiasi, obat

obatan, tembakau, alkohol dan infeksi virus.

b. Kelainan pada plasenta. Kelainan ini bisa berupa gangguan

pembentukan pembuluh darah pada plasenta yang disebabkan

oleh karena penyakit darah tinggi yang menahun.

c. Faktor ibu seperti penyakit penyakit khronis yang diderita oleh

sang ibu seperti radang paru paru, tifus, anemia berat,

keracunan dan infeksi virus toxoplasma.

d. Kelainan yang terjadi pada organ kelamin ibu seperti gangguan

pada mulut rahim, kelainan bentuk rahim terutama rahim yang

lengkungannya ke belakang (secara umum rahim melengkung

ke depan), mioma uteri, dan kelainan bawaan pada rahim.

6) Preeklampsia

Preeklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema,

dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya

terjadi dalam trimester III kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya,

misalnya pada molahidatidosa. (Hanifa Wiknjosastri, 2007).

Preeklampsia terbagi atas 2 bagian, yaitu :

1. Preeklampsia ringan, bila disertai dengan keadaan sebagai berikut :

a. Tekanan darah 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval

pelaksanaan 6 jam.

b. Tekanan darah diastolic 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan

interval pelaksanaan 6 jam.

13

Page 14: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

c. Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu

d. Proteinuria kuantitatif 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif

plus 1 sampai 2 urin keteter atau midstream.

2. Preeklampsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut :

a. Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih

b. Oligouria, urin kurang dari 40 cc/24 jam

c. Proteinuria lebih dari 3gr/liter

d. Adanya gangguan selebral, gangguan virus dan rasa nyeri di

epigastrium.

e. Terdapat edema paru dan sianosis.

Penyebab preeklampsi belum diketahui secara pasti, meskipun

beberapa peneliti menduga kurangya gizi,lemak tubuh yang tinggi atau

kurangnya aliran darah pada rahim.

Ibu hamil yang menderita preeklampsi dapat berakibat berkurangnya

jumlah aliran darah ke plasenta oleh janin. Oleh karena itu bias

menyebabkan perlambatan perkembangan janin, berat badan saat

kelahiran rendah dan sering dijumpai pula kelahiran premature.

Oligohidramnion(penurunan jumlah cairan ketuban) juga menjadi resiko

lain preeclampsia. Preeclampsia juga meningkatkan resiko pemisahan

antara plasenta dan dinding rahim. Bila parah,kondisi ini bias

menyebabkan pendarahan yang mengancam jiwa ibu dan janin.

b. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan non kesehatan.

1) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

Khusus AKI dan hubungnnya dengan pertolongan persalinan dapat

diartikan semakin banyak persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan

terampil (Misalnya, Dokter, Bidan, dan perawat) maka jumlah kematian

ibu akan semakin menurun. Sebaliknya pertolongan persalinan yang

dilakukan oleh tenaga kesehatan yang tidak terampil tidak akan

mempengaruhi penurunan jumlah kematian ibu.

14

Page 15: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

2) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan non medis

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan non-medis seringkali

dilakukan oleh seseorang yang disebut sebagai dukun beranak, dukun

bersalin atau peraji. Pada dasarnya dukun bersalin diangkat berdasarkan

kepercayaan masyarakat setempat atau merupakan pekerjaan yang sudah

turun temurun dari nenek moyang atau keluarganya dan biasanya sudah

berumur ± 40 tahun ke atas. ( Prawirohardjo, 2005).

Pendidikan dukun umumnya adalah Kejar Paket A atau tamat SD,

bisa baca tulis dengan kapasitas yang rendah, mereka tidak mendapat

ilmu tentang cara pertolongan persalinan secara teori di bangku kuliah,

tetapi mereka hanya berdasarkan pengalaman saja. Peralatan yang

digunakannya hanya seadanya seperti memotong tali pusat menggunakan

bambu, untuk mengikat tali pusat menggunakan tali naken, dan untuk

alasnya menggunakan daun pisang.

Masalah yang dapat ditimbulkan apabila persalinan di tolong oleh tenaga

kesehatan non medis (dukun beranak):

Menurut Dinkes AKI cenderung tinggi akibat pertolongan

persalinan tanpa fasilitas memadai, antara lain tidak adanya tenaga

bidan apalagi dokter obsgin. Karena persalinan masih ditangani oleh

dukun beranak atau peraji, kasus kematian ibu saat melahirkan masih

tetap tinggi. Pertolongan gawat darurat bila terjadi kasus perdarahan

atau infeksi yang diderita ibu yang melahirkan, tidak dapat dilakukan.

Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang lebih

memilih untuk menggunakan dukun beranak. Sementara itu, definisi

mereka tentang mutu pelayanan berbeda dengan definisi standar

medis. Kelemahan utama dari mutu pelayanan adalah tidak

terpenuhinya standar minimal medis oleh para dukun beranak, seperti

dengan praktek yang tidak steril (memotong tali pusat dengan sebilah

bambu dan meniup lubang hidung bayi yang baru lahir dengan

15

Page 16: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

mulut). Riwayat kasus kematian ibu dan janin dalam penelitian ini

menggambarkan apa yang terjadi jika dukun beranak gagal

mengetahui tanda bahaya dalam masa kehamilan dan persalinan serta

rujukan yang terlambat dan kecacatan janin pun bisa terjadi dari

kekurangtahuan dukun beranak akan tanda-tanda bahaya kehamilan

yang tidak dikenal.

2.6 Keperawatan pada Ibu Hamil di Komunitas

Perawatan pada ibu hamil bersifat preventif care untuk mencegah

terjadinya masalah kurang baik bagi ibu maupun janin agar dapat melalui

persalinan dengan sehat dan aman, di perlukan kesiapan fisik dan mental ibu

sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan yang optimal karena dengan

keadaan kesehatan ibu yang optimal sangat berpengaruh bagi pertumbuhan janin

yang di kandungnya ( Departemen Kesehatan RI, 2007)

Tujuan pelayanan pada ibu hamil adalah :

a. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu dan

tumbuh kembang janin.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental serta sosial

ibu dan bayi.

c. menemukan secara dini adanya masalah/gangguan dan kemungkinan

komplikasi yang terjadi selama kehamilan.

d. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat baik ibu

maupun bayi, dengan trauma seminimal mungkin.

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI Eksklusif

berjalan normal.

f. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam

memelihara bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal.

2.7 Pelayanan Kesehatan pada Ibu Hamil di Komunitas

Pelayanan kelompok khusus di masyarakat, dilakukan melalui kelompok –

kelompok yang terorganisir dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat,

16

Page 17: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

melalui pembentukan kader kesehatan diantara kelompok tersebut, yang telah

mendapatkan pendidikan dan pelatihan oleh puskesmas . Selain itu, pembinaan

pada kelompok ibu hamil dapat dilakukan melalui Posyandu.

Keperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya pelayanan

kesehatan baik upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitative maupun

resosialitatif.

1) Upaya promotif untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil dengan

melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi,

pemeliharaan kesahatan perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan,

olahraga teratur, rekreasi dan pendidikan seks.

2) Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan

kesehatan terhadap ibu hamil melalui puskesmas dan kunjungna rumah,

pemberian vitamin A, iodium, ataupun pemeriksaan kehamilan.

3) Upaya kuratif bertujan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau

masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit di rumah,

perawatan rumah sakit sebagai tindak lanjut daari puskesmas atau rumah

sakit, perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis, perawatan payudara,

ataupun perawatan tali pusa bayi baru lahir.

4) Upaya rehabilitative atau pemulihan terhadap pasien yang di rawat di

rumah atau kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu seperti

TBC, kusta dan cacat fisik lainnya melalui kegaiatan latihan fisik pada

penderita.

5) Upaya resosiatatif adalah upaya untuk mengembalikan penderita ke

masyarakat yang karena penyakitnya di kucilkan oleh masyarakat seperti

penderita AIDS, kusta dan wanita tuna susila ( Effendy 1998).

2.8 Peran Perawat dalam Komunitas ibu Hamil

a. Melakukan promosi kesehatan meliputi edukasi dan konseling untuk

meningkatkan perilaku sehat, untuk meningkatkan pengetahuan tentang

17

Page 18: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

kehamilan dan untuk meingkatkan kenyamanan individu dan kemampuan

dalam berdiskusi tentang kesehatan dan sistem perawatan medis.

b. Promosi pemberian ASI dan penyediaan pemberian intervensi edukasi.

c. Melakukan pembinaan kepada kelompok sasaran yaitu ibu hamil, ibu bersalin,

keluarga, tokoh masyarakat setempat.

d. Bekerja sama dengan tokoh masyarakat untuk mengadakan desa siaga yang

meliputi pengaturan transportasi setempat yang siap melakukan rujukan

kedaruratan, mengadakan pengaturan biaya bagi masyarakat yang tidak

mampu atau dapat mengadakan tabungan ibu bersalin pada ibu hamil sebagai

persiapan untuk biaya persalinannya nanti, melakukan pengorganisasian donor

darah berjalan serta mencari calon pendonor bagi ibu bersalin nanti sebagai

antisipasi jika dalam persalinan ibu terjadi perdarahan sehingga tidak sampai

terjadi kematian ibu. ( Hari, 2011)

2.9 Upaya Pemerintah dalam penanganan masalah kesehatan Ibu dan anak

1. Safe Motherhood (gerakan sayang ibu)

Pada dasawarsa terakhir ini, dunia internasional nampaknya benar- benar

terguncang. Bagaimana tidak jika setiap tahun hampir sekitar setengah juta

warga didunia harus menemui ajalnya karena persalinan. Dan nampaknya hal

ini menarik perhatian yang cukup besar sehingga di lakukannya berbagai

usaha untuk menanggulangi masalah kematian ibu ini.

Usaha tersebut terlihat dari beberapa program yang dilaksanakan oleh

organisasi internsional misalnya program menciptkan kehamilan yang lebih

aman (making pregnanci safer program) yang dilksanakn oleh WHO (World

Health Organisation), atau program gerakan sayang ibu (safe Motherhood

Program) yang dilaksanakan di Indonesia sebagai salah satu rekomendasi dari

konferensi internasional di Mesir, Kairo tahun 1994. Selain usaha- usaha

tersebut, ada pula beberapa konferensi internasional yang juga bertujuan untuk

menurunkan angka kematian ibu seperti Internasional Conference on

Population and Development, di Cairo, 1994 dan the World Conference on

18

Page 19: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

Women, di Beijing, 1995. (Rahima; Pusat Pendidikan dan Informasi Islam

dan Hak- hak perempuan, 2001).

Pemerintah indonesia dan UNICEF telah membuat kesepakatan untuk

menurunkan tingkat kematian ibu di indonesia yang merupakan prioritas

nomer satu dalam persetujuan kerjasamanya. Aus AID mendanai program

Safe Motherhood di empat provinsi dengan tingkat kematian ibu yang tinggi

dan tidak dapet ditolerir, yaitu Jawa Barat, Banten, Maluku, dan Papua.

Menaggapi tingginya tingkat kematan ibu melahirkan di provinsi-

provinsi tersebut, program safe motherhood ditujukan untuk memperkuat

kapasitas masyarakat dan dinas- dinas pemerintah di tingkat kabupaten dan

yang lebih rendah, sehingga dapat mengurangi tingkat kematian ibu, bayi dan

balita.

Program safe motherhood bertujuan untuk mengurangi tingkat kematian

ibu melahirkan di empat provinsi diatas dengan cara:

a. meningkatkan mutu dari, dan akses ke, pelayanan perawatan kesehatan

ibu dan bayi.

b. Mendukung jangkauan dan kapasitas bidan didesa dan dukun bayi.

c. Memberdayakan masyrakat untuk mengenali kesulitan-  kesulitan

selama masa kehamilan dan persalinan agar dapat mengambil tindakan

tepat guna membantu ibu dan bayi.

d. Memperkuat kapasitas pemerintah daerah dalam merencanakan,

melaksanakan, mengelola dan mengawasi program persalinan yang

aman.

Disamping itu strategi Pemerintah dalam meningkatkan percepatan

penurunan angka kematian ibu dan bayi ini juga dilakukan program advokasi,

Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) bagi bidan, LPM, PKK, PLKB,

tokoh masyarakat dantokoh agama dalam pendataan ibu hamil serta

pengembangan rujukan olehmasyarakat serta peningkatan kualitas kesehatan

kepada masyarakat. Disamping ada “SIAGA” ( siap, antar, jaga ) oleh

pemerintah juga telah dikembangkan P 4 K (Program Perencanaan Persalinan

19

Page 20: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

dan Pencegahan Komplikasi) yang dimaksudkan untuk menuju persalinan

yang aman dan selamat bagi ibu.

2. Making Pregnancy Saver (MPS)

MPS bertujuan untuk menjamin agar Safe Motherhood tetap merupakan

prioritas dalam agenda kesehatan dan pembangunan. Secara luas tujuan

pragram safe motherhood sama dengan making pregnancy saver, yaitu

melindungi dan mempromosikan hak reproduksi dan hak asasi manusia

dengan cara mengurangi beban global dari kesakitan, kecatatan dan kematian

sebagai akibat dari kehamilan,persalinan dan nifas. Namun making pregnancy

safer WHO mengutamakan upaya sektor kesehatan, dengan memfokus pada

intervensi yang efektif berdasarkan bukti- bukti ilmiah.

Making pregnancy safer merupakan program pemerintah dalam

peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan

sistem rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan, persiapan keluarga

dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran yang semuanya itu bertujuan

untuk mengurangi angka kematian ibu (AKI) dan meningkatkan derajat

kesehatan reproduksi. Peningkatan kesehatan ibu dan bayi di Indonesia adalah

salah satu komitmen Departemen Kesehatan melalui penerapan Rencana

Pengurangan Angka Kematian dan Kesakitan Ibu dan Bayi.

3. Pelayanan Antenatal

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk

ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan

antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK).

Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik

(umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus, serta

intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang ditemukan dalam

pemeriksaan). Dalam penerapannya terdiri atas:

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.

2. Ukur tekanan darah.

3. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas).

20

Page 21: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

4. Ukur tinggi fundus uteri.

5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).

6. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid

(TT) bila diperlukan.

7. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.

8. Test laboratorium (rutin dan khusus).

9. Tatalaksana kasus

10. Temu wicara (konseling)

Termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi

(P4K) serta KB pasca persalinan. Pemeriksaan laboratorium rutin

mencakup pemeriksaan golongan darah, hemoglobin, protein urine dan

gula darah puasa. Pemeriksaan khusus dilakukan di daerah

prevalensi tinggi dan atau kelompok ber-risiko, pemeriksaan yang

dilakukan adalah hepatitis B, HIV, Sifilis, malaria, tuberkulosis,

kecacingan dan thalasemia. Dengan demikian maka secara operasional,

pelayanan antenatal disebut lengkap apabila dilakukan oleh tenaga

kesehatan serta memenuhi standar tersebut. Ditetapkan pula bahwa

frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan,

dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan yang dianjurkan sebagai

berikut :

- Minimal 1 kali pada triwulan pertama

- Minimal 1 kali pada triwulan kedua

- Minimal 2 kali pada triwulan ketiga

Standar waktu pelayanan antenatal tersebut dianjurkan untuk

menjamin perlindungan kepada ibu hamil, berupa deteksi dini factor risiko,

pencegahan dan penanganan komplikasi. Tenaga kesehatan yang berkompeten

memberikan pelayanan antenatal kepada Ibu hamil adalah dokter spesialis

kebidanan, dokter, bidan dan perawat.

21

Page 22: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

4. Program Tabungan Kehamilan

a. Tabungan Ibu Bersalin

Tabungan ini sifatnya incidental, keberadaannya terutama pada saat

mualai kehamilan dan berakhir ketika ibu sudah melahirkan. Tabungan ini

sangat membantu, terutama bagi ibu hamil dan keluarganya pada saat

menghadapi persalinan karena masalah biaya yang diatasi. Secara

psikologis, ibu akanmerasa tenang menghadapi persalinan. Tabulin ini

biasanya dikoordinasi oleh tokoh masyarakat atau petugas kesehatan, yang

akan menjamin akses ibu ke pelayanan kesehatan. Perlindungan

pembiayaan kesehatan sendiri seharusnya dimiliki setiap individu selama

fase kehidupannya.

Keberhasilan pemberdayaan perempuan di sector kesehatan juga

terlihat pada indicator persalinan yang ditolong medis. Intervensi yang

dilakukan adalah menggiatkan penyuluhan masyarakat, khususnya

dipedesaan dan menyediakan lebih banyak lagi pusat “pelayanan kesehatan

masyarakat” bersama tenaga medisnya. Pemberdayaan perempuan di sector

kesehatan telah berhasil meningkatkan usia harapanhidup perempuan.

Salah satu kegiatan ini adalah membuat tabungan ibu bersalin

(tabulin).Adapun tujuan dari diadakannya tabulin ini adalah sebagai berikut

:

1.      Menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia

2.      Meningkatkan derajat kesehatan masyrakat, terutama ibu hamil

3.      Memotivasi masyarakat, terutama ibu hamil untuk menyisihkan

sebagian uangnua di tabung sebagai persiapan persalinan.Melalui tabulin

bumil diharapakan dapat menabung sehingga saat melahirkan, tidak

mengalami kesulitan biaya persalinan karena sudah adadana tabungan.

Kegiatan ini adalah upaya yang sangat baik untuk menurunkan angka

kematian ibu. Meskipun demikian, cara ini belum menjamin 100%

menjamin keselamatan ibu hamil

22

Page 23: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

b. Dana Sosial Ibu Bersalin

Dasolin adalah untuk masyarakat yang pasangan usia subur, juga ibu

yang mempunyai balita dianjurkan menabung yang kegunaan untuk

membantu ibu tersebut saat hamil lagi. Sedangkan Tabulin hanya untuk ibu

hamil saja. Tapi kalau misalkan Tabulinnya sedikit, bisa dibantu dengan

Dasolin tersebut.

Dasolin merupakan suatu upaya pemeliharaan kesehatan diri, oleh, dan

untuk masyarakat yang diselenggarakan berdasarkan azas usaha bersama dan

kekeluargaan dengan pembiayaan secara pra upaya dan bertujuan untuk

meningkatkan taraf kesehatan masyarakat terutama ibu hamil.

Ciri khas Dasolin adalah dana yang berasal dari masyarakat dalam bentuk

uang atau modal dan benda yang dikelola oleh masyarakat untuk kepentingan

dan kesehatan masyarakat terutama ibu hamil.

Tujuan Dasolin :

1. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi

2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama ibu hamil

3. Memotivasi masyarakat, untuk menyisihkan sebagian dananya untuk

ditabung, yang kegunaannya untuk membantu ibu tersebut saat hamil

lagi.

4. Terselenggaranya pemeliharaan kesehatan yang bermutu, berhasil

guna dan berdaya guna.

5. Tersedianya dana yang dihimpun secara pra upaya atu azas gotong

royong

6. Terwujudnya pengelolaan yang efisien dan efektif oleh lembaga

organisasi masyarakat yang melindungi kepentingan peserta

Dasolin merupakan salah satu bentuk peran serta kemandirian masyarakat

dalam bidang kesehatan. Penyelenggaraannya dipelihara melalui kelompok

mayarakat yang terorganisasi, seperti RT/RW, LKMD/PKK, paguyuban,

pengajian, dan koperasi.

Ciri-ciri penyelenggaraan:

23

Page 24: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

1. Secara gotomg royong. Penyelenggaraan dasolin sebagai usaha

bersama dengan asas kekeluargaan diantara peserta.

2. Secara musyawarah mufakat. Setiap keputusan penyelenggaraan

dasolin didasarkan atas musyawarah anggotanya.

3. Secara manajemen terbuka. Dasolin merupakan upaya m,asyarakat

secara gotong royong, maka manajemennya dilakukan secara terbuka.

4. Dasolin dalam kegiatan ekonomi.penyelenggaraan dasolin akan terus

bertahan jika dikaitkan dengan upaya ekonomi, misalnya keterikata

usaha koperasi.

Penyelenggaraan dasolin dapat dilakukan untuk pemeliharaan kesehatan

ibu dan anak. Pemeliharaan kesehatan melalui dana sehat dapat dilakukan

pada ibu hamil. Kontribusi dana berasal dari keluarga atau ibu rumah tangga.

Peserta dasolin adalah ibu dan keluarga, sedangkan pelaksana pelayanan

adalah tenaga kesehatan, terutama bidan, dokter, dan perawat.

24

Page 25: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

BAB IV

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA KELOMPOK IBU HAMIL

4.1 PENGKAJIAN

a. Data Inti

1. Sejarah

Apa yang didapat dari pengamatan sementara di wilayah tersebut ?

Tanyakan mengenai sejarah wilayah tersebut kepada tetua atau

tokoh masyarakat

2. Demografi

Tipe orang apa yang dijumpai pada kelompok ibu hamil ?

termasuk data mengenai usia, jenis kelamin dan piramida

penduduk.

b. Data SubSistem

1. Fisik dan lingkungan

Keadaan lingkungan atau geografis, batas wilayah, peta wilayah,

iklim dan kondisi perumahan.

2. Pendidikan

Identifikasi berbagai jenis institusi pendidikan yang ada serta

ketersediaan program KB

3. Komunikasi

Identifikasi berbagai jenis komunikasi yang digunakan oleh ibu

hamil termasuk komunikasi melalui media cetak dan elektronik.

4. Kesehatan dan pelayanan social

Unit pelayanan kesehatan yang tersedia baik modern maupun

tradisional, tenaga kesehatan, home care, tempat pelayanan sosial,

serta kesehatan jiwa komunitas

5. Keamanan dan transportasi

25

Page 26: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

Bagaimana ibu hamil berpergian ? Apa jenis transportasi umum

dan pribadi yang digunakan oleh para ibu hamil ?Apa jenis

pelayanan perlindungan yang tersedia untuk ibu hamil? Apakah

kualitas udara termonitor ? Apa jenis kejahatan pada umumnya ?

Apakah ibu hamil merasa aman ?

6. Ekonomi

Status ekonomi ibu hamil, industri yang ada, kegiatan yang

menunjang roda perekonomian

7. Politik dan Pemerintahan

Apakah ada tnda aktivitas dari partai politik? (Poster,pertemuan)

Apa partai yang mendominasi? Apa hak komunitas dalam

pemerintahan? Apa para ibu hamil terlibat dalam pengambilan

keputusan di pemerintahan setempat?

8. Rekreasi

Apa bentuk umum dari rekreasi? Siapa yang berperan serta? Apa

fasilitas rekreasi yang ditemukan.

4.2 Diagnosa dan Rencana Tindakan

1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual

dan muntah berlebihan

2) Deflsit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan

3) Koping tidak efektif berhubungan dengan perubahan psikologi kehamilan

4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

5) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya kontraksi 

6) Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan 

Diagnosa Keperawatan

Tujuan Rencana tindakan

Sasaran Metode

Ketidakefektifan proses melahirkan

1. Jangka Panjang :Tidak ada lagi ibu hamil yang mengalami

1.Lakukan pendekatan informal tokoh masyarakat,

Tokoh masyarakat

Komunikasi dan informasi

26

Page 27: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

keterlambatan dalam proses persalinan2. jangka pendek:Ibu hamil dan keluraga mengetahui fasilitas yang dapat dituju

bidan desa, dan kader pokja KIA/KB.

2. Diskusikan rencana penyuluhan dengan bidan desa dan kader pokja KIA/KB berdasarkan data yang diperoleh.

3. Lakukan kemitraan dengan Puskesmas untuk menempatkan sdm yang dapat selalu ada saat dibutuhkan oleh ibu hamil.

4. Beri pendidikan kesehatan pada ibu hamil tentang persiapan dan proses persalinan dengan melibatkan kader pokja KIA/KB.

5. Beri penguatan pada kemampuan

bidan desa dan kader pokja KIA/KB

Puskesmas

Ibu hamil

Ibu hamil

Diskusi

Kerja sama

Komunikasi, informasi, edukasi

Diskusi

27

Page 28: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

ibu hamil memahami persiapan dan proses persalinan.

6. Lakukan kerja sama dengan pokja KIA/KB untuk mengevaluasi keefektifan fungsi fasilitas kesehatan terhadap ibu hamil

pokja KIA/KB

monitoring

Diagnosa Keperawatan

Tujuan Rencana tindakan

Sasaran Metode

Resiko kelemahan dalam menjalankan proses persalinan

1. Jangka Panjang :Tidak ada ibu hamil yang mengalami kelemahan karena telah mendapatkan cukup nutrisi2. jangka pendek:Ibu hamil mengetahui persiapan-persiapan menjelang proses persalinan terutama yg terkait dengan nutrisi

1.Lakukan pendekatan informal pada ibu hamil dan keluarga tentang status nutrisi.

2. Lakukan kerjasama dengan Puskesmas untuk memberikan penyuluhan

3. Beri pendidikan kesehatan pada ibu hamil tentang persiapan dan proses persalinan

Ibu hamil dan keluarga

Puskesmas dan kader pokja KIA/KB

Ibu hamil

Komunikasi dan informasi

Kerja sama

Komunikasi, informasi, edukasi

28

Page 29: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

dengan melibatkan kader pokja KIA/KB

4. Beri penguatan pada kemampuan ibu hamil memahami persiapan dan proses persalinan.

5. Lakukan kerja sama dengan pokja KIA/KB untuk mengevaluasi pendidikan kesehatan yang telah diberikan

Ibu hamil

pokja KIA/KB

Diskusi

monitoring

4.3 Evaluasi

1. Ibu hamil dapat menggunakan dengan efektif faslitas kesehatan yang telah disediakan

2. ibu hamil dapat menjalani proses persalinan dengan lancar

29

Page 30: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KELOMPOK IBU HAMIL

DESA PARANGTRITIS

Contoh Kasus:

Di sebuah desa nelayan Parangtritis terdapat kelompok nelayan sebagai nelayan

yang tidak mempunyai perahu untuk melaut sehingga mereka menjadi penyewa

perahu setiap hari untuk berlayar mencari ikan, rata – rata kehidupan nelayan di sana

sangat memprihatinkan karena kebutuhan ekonomi yang semakin berat, desa

Parangtritis di huni oleh 39 KK dan terdiri dari 200 jiwa dengan jumlah Ibu Hamil

pada bulan Oktober 2013 adalah 42 orang. Rata-rata usia Ibu Hamil disana adalah

antara 30-40 tahun. Di desa Parangtritis sudah ada 1 puskesmas. Pada bulan Oktober

2013 ini, musim panas dan jarang sekali ada hujan sehingga sumur – sumur penduduk

banyak yang berkurang airnya bahkan ada yang kering. Penghasilan masyarakat

disana hanya cukup untuk memberikan makan sehari – hari keluarganya. Mereka

termasuk keluarga pra sejahtera. Puskesmas yang ada hanya ada 2 orang dokter,

dokter gigi dan dokter umum, perawat kesehatan masyarakat hanya 1 orang, 1 orang

bidan dan 1 orang perawat lainnya. Ibu hamil disana banyak yang mengalami kurang

30

Page 31: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

gizi akibat kurangnya asupan makanan bergizi. Ibu-Ibu disana belum terbiasa

memeriksakan diri ke Fasilitas Kesehatan.

3.1 Pengkajian

3.1.1 Data Inti

1) Sejarah

Desa Parangtritis merupakan daerah pesisir pantai selatan Jawa yang

terletak di daerah Yogyakarta. Desa Parangtritis berbatasan dengan

Desa Waluhan di sebelah barat dan desa Sukowati di sebelah timur.

Desa parangtritis memiliki 2 RW dan 10 RT. Desa Parangtritis di

huni oleh 39 KK dan terdiri dari 200 jiwa. Dinamakan desa

parangtritis dikarenakan jaraknya yang dekat dengan pantai

Parangtritis.

2) DemografiJumlah Ibu Hamil pada bulan Oktober 2013 adalah 42 orang dengan 10 orang pada trimester pertama, 22 orang pada trimester kedua dan 10 orang di trimester ketiga.

3.1.2 Data Sub Sistem

1) Lingkungan fisik

Rumah-rumah di desa Parangtritis terbuat dari papan dengan lantai

yang beralaskan papan dan fentilasi di setiap kamarnya. Penerangan

listrik di desa Parangtritis masih terbatas jumlahnya. Setiap rumah

meimiliki halaman yang cukup luas. Ibu hamil disana sering

menghabiskan waktu untuk mengeringkan ikan di halaman rumah

yang biasanya digunakan untuk menjemur ikan.

2) Pelayanan kesehatan dan social

Di desa Parangtritis sarana pelayanan kesehatan untuk Ibu Hamil

adalah sebuah puskesmas dengan jumlah dokter 2 orang. 1 orang

Dokter umum dan 1 orang dokter gigi, perawat kesehatan

masyarakat hanya 1 orang, 1 orang bidan dan 1 orang perawat

lainnya. Ibu hamil disana masih banyak yang belum mengetahui

31

Page 32: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

tentang pentingnya kesehatan selama hamil, maka dari itu Ibu hamil

di desa Parangtritis banyak yang menderita anemia.

3) Ekonomi

Mayarakat di desa Parangtritis merupakan warga pra sejahtera

dengan mata pencaharian utama adalah nelayan. Ibu hamil disana

bekerja membantu suami sebagai penjual dan pembuat ikan asin.

Dimana penghasilan mereka dalam sebulan kurang lebih Rp

500.000,00 – Rp 1.000.000,00.

4) Keamanan dan transportasi

Ibu hamil disana tidak ada yang mempunyai perilaku yang

membahayakan, seperti merokok, minum, dll. Alat transportasi

untuk berpergian adalah sepeda, sepeda motor, angkutan umum,

dan yang paling banyak adalah berjalan kaki. Jika Ibu hamil ingin

melahirkan, ketua desa disana memiliki mobil yang dapat

digunakan untuk pergi ke fasilitas kesehatan terdekat.

5) Pemerintahan dan politik

Kebijakan pemerintah di Desa Parangtritis belum mendukung

pelayanan kesehatan yang ada. Terbukti dengan belum adanya

sosialisasi maupun penyuluhan yang dapat meningkatkan

pengetahuan masyarakat khususnya Ibu hamil tentang pentingnya

kesehatan. Tetapi pada akhir bulan Oktober nanti akan diadakan

penyuluhan oleh Mahasiswa Universitas Airlangga dengan materi

pentingnya nutrisi pada Ibu hamil.

6) Komunikasi

Di Desa Parangtritis masih menggunakan sarana komunikasi dua

arah atau komunikasi secara langsung. Tetapi juga sudah ada yang

menggunakan alat komunikasi yang lebih canggih yaitu HP. Ibu

hamil disana belum memperoleh informasi tentang pentingnya

nutrisi saat hamil melalui media cetak, seperti koran, leaflet, dll.

7) Pendidikan

32

Page 33: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

Di Desa Parangtritis terdapat 1 Sekolah Dasar (SD), 1 Sekolah

Menengah Pertama (SMP), dan 1 Sekolah Menengah Atas (SMA).

Tetapi kebanyakan Ibu hamil di Desa Parangtritis hanya lulusan SD

dan tidak mau melanjutkan sekolah dengan alasan saat itu sudah

dinikahkan dan ingin membantu suami bekerja.

6) Rekreasi

Tempat rekreasi yang sering dikunjungi Ibu hamil adalah Pantai

parangtritis yang jaraknya tidak jauh dari perkampungan. Ibu hamil

di desa Parangtritis setiap paginya sering berjalan-jalan di pesisir

pantai.

3.1.3 Data persepsi

1) Persepsi penduduk

Keadaan desa Parangtritis nyaman dan tentram. Mayarakat disana

saling tolong-menolong satu sama lain dan masih menjunjung tinggi

nilai-nilai sosial yang diterapkan oleh leluhur, seperti tenggang rasa.

Kelompok ibu hamil sendiri merasa bahwa masyarakat di desa

Parangtritis sangatlah baik dan suka membantu Ibu hamil jika mereka

mempunyai kesulitan ataupun masalah pada kehamilan mereka.

2) Persepsi perawat

Masyarakat di desa Parangtritis belum memiliki fasilitas kesehatan

yang cukup dikarenakan masih sedikitnya puskesmas ataupun fasilitas

kesehatan yang lain. Selain itu jumlah tenaga kesehatan yang ada pun

masih jauh dari yang dibutuhkan. Tetapi desa Parangtritis telah

mengkoordinasikan masyarakatnya untuk mengadakan kegiatan

posyandu untuk balita yang diselenggarakan tiap tahunnya.

3.2 Analis Data

ANALISA DATA MASALAH

KESEHATAN

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

33

Page 34: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

Hasil Wawancara :

§1. Beberapa Ibu hamil

mengatakan bahwa

umumnya mereka

makan apa adanya tanpa

memperhatikan

kandungan gizi yang ada

di dalam makanan

2. Beberapa Ibu hamil

tidak tahu pentingnya

makanan bergizi saat

hamil

Hasil Observasi

§ Banyak Ibu hamil yang

mengalami anemia

Kurangnya nutrisi pada

Ibu hamil

Resiko nutrisi ibu hamil

kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan

dengan kurangnya

pengetahuan tentang

pentingnya nutrisi pada

Ibu hamil

3.3 Prioritas Masalah

Resiko nutrisi ibu hamil kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

kurangnya pengetahuan tentang pentingnya nutrisi pada Ibu hamil

Tujuan umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 4 bulan,

pemenuhan kebutuhan nutrisi Ibu hamil terpenuhi

Tujuan khusus : 

1. Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang pentingnya nutrisi, khususnya

pada Ibu hamil.

34

Page 35: Askep Kelompok Khusus Ibu Hamil

2. Merawat Ibu hamil yang mengalami kurang gizi ;

3. Memodifikasi lingkungan yang mendukung terhadap pemenuhan kebutuhan

gizi pada Ibu hamil

4. Memanfaatkan fasilitas kesehatan

35


Top Related