Download - Askep Gerontik Kel.11 Asli Part 2
-
7/29/2019 Askep Gerontik Kel.11 Asli Part 2
1/16
Askep Gerontik Diabetes Melitus | 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar BelakangPrevalensi DM pada lanjut usia cenderung meningkat, hal ini dikarenakan DM pada
lanjut usia bersifat muktifaktorial yang dipengaruhi faktor intrinsik dan ekstrinsik. Umur
ternyata merupakan salah satu faktor yang bersifat mandiri dalam pengaruhnya terhadap
perubahan toleransi tubuh terhadap glukosa. Umumnya pasien diabetes dewasa 90%
termasuk diabetes tipe 2. Dari jumlah tersebut dikatakan 50% adalah pasien berumur > 60
tahun.
Untuk menentukan diabetes usia lanjut baru timbul pada saat tua, pendekatan selalu
dimulai dari anamnesis, yaitu tidak adanya gejala klasik seperti poliuri, polidipsi atau
polifagi. Demikian pula gejala komplikasi seperti neuropati, retinopati dan sebagainya,
umumnya bias dengan perubahan fisik karena proses menua, oleh karena itu memerlukan
konfirasi pemeriksaan fisik, kalau perlu pemeriksaan penunjang. Pada pemeriksaan fisik,
pasien diabetes yang timbul pada usia lanjut kebanyakan tidak ditemukan adanya kelainan-
kelainan yang sehubungan dengan diabetes seperti misalnya kaki diabetik, serta tumbuhnya
jamur pada tempat-tempat tertentu.
Kriteria diagnosis DM dapat mengacu pada rekomendasi ADA (American Diabetes
Association) yang tidak menunjukkan adanya pertimbangan spesifik umur. Diagnosis DMdibuat setelah dua kali pemeriksaan gula darah puasa > 126 mg/dl (dengan sebelumnya
puasa paling sedikit 8 jam). Pasien perlu dipastikan tidak dalam kondisi infeksi aktif atau
sakit akut dalam pemeriksaan ini. Atau gula darah acak > 200 mg/dl dengan gejala-gejala
diabetes.Pengukuran hemoglobin terglikosilasi (HbA1c ) tidak direkomendasikan sebagai
alat diagnostik, tetapi dipakai secara luas untuk memantau efektifitas pengobatan.
1.2Rumusan Masalah1. Bagaimanakah konsep medis dari Diabetes Melitus/DKA pada usia lanjut ?2. Bagaimana konsep keperawatan dariDiabetes Melitus/DKA pada usia lanjut ?
1.3Tujuan Penulisan1. Mengetahui konsep medis dari Diabetes Melitus/DKA pada usia lanjut.2. Mengetahui konsep keperawatan dari Diabetes Melitus/DKA pada usia lanjut.
-
7/29/2019 Askep Gerontik Kel.11 Asli Part 2
2/16
Askep Gerontik Diabetes Melitus | 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Medis
2.1.1 DefinisiDiabetes melitus merupakan kelainan metabolisme yang kronis terjadi defisiensi
insulin atau retensi insulin, di tandai dengan tingginya keadaan glukosa darah
(hiperglikemia) dan glukosa dalam urine (glukosuria) atau merupakan sindroma klinis
yang ditandai dengan hiperglikemia kronik dan gangguan metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein sehubungan dengan kurangnya sekresi insulin secara absolut / relatif
dan atau adanya gangguan fungsi insulin.
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Mansjoer, 2000).
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).
Diabetes mellitus merupakan penyakit sistemis, kronis, dan multifaktorial yang dicirikan
dengan hiperglikemia dan hipoglikemia. ( Mary,2009).
2.1.2 EtiologiPada lansia cenderung terjadi peningkatan berat badan, bukan karena
mengkonsumsi kalori berlebih namun karena perubahan rasio lemak-otot dan penurunan
laju metabolisme basal. Hal ini dapat menjadi faktor predisposisi terjadinya diabetes
mellitus. Penyebab diabetes mellitus pada lansia secara umum dapat digolongkan ke
dalam dua besar:
Proses menua/kemunduran (Penurunan sensitifitas indra pengecap, penurunan
fungsi pankreas, dan penurunan kualitas insulin sehingga insulin tidak berfungsi
dengan baik).
Gaya hidup (life style) yang jelek (banyak makan, jarang olahraga, minum
alkohol, dll.)
Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress juga dapat menjadi penyebab
terjadinya diabetes mellitus.
Selain itu perubahan fungsi fisik yang menyebabkan keletihan dapat menutupi tanda
dan gejala diabetes dan menghalangi lansia untuk mencari bantuan medis. Keletihan,
perlu bangun pada malam hari untuk buang air kecil, dan infeksi yang sering merupakan
indikator diabetes yang mungkin tidak diperhatikan oleh lansia dan anggota keluarganya
karena mereka percaya bahwa hal tersebut adalah bagian dari proses penuaan itu sendiri.
2.1.3 PatofisiologiPatofisiologi diabetes melitus pada usia lanjut belum dapat diterangkan seluruhnya,
namun didasarkan atas faktor-faktor yang muncul oleh perubahan proses menuanya
-
7/29/2019 Askep Gerontik Kel.11 Asli Part 2
3/16
Askep Gerontik Diabetes Melitus | 3
sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain perubahan komposisi tubuh, menurunnya
aktifitas fisik, perubahan life style, faktor perubahan neurohormonal khusunya
penurunan kadar DHES dan IGF-1 plasma, serta meningkatnya stres oksidatif. Pada usia
lanjut diduga terjadi age related metabolic adaptation, oleh karena itu munculnya
diabetes pada usia lanjut kemungkinan karena aged related insulin resistance atau aged
related insulin inefficiency sebagai hasil daripreserved insulin action despite age.3\
Berbagai faktor yang mengganggu homeostasis glukosa antara lain faktor genetik,
lingkungan dan nutrisi. Berdasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi proses
menua, yaitu faktor intrinsik yang terdiri atas faktor genetic dan biologik serta faktor
ekstrinsik seperti faktor gaya hidup, lingkungan, kultur dan sosial ekonomi, maka
timbulnya DM pada lanjut usia bersifat muktifaktorial yang dapat mempengaruhi baik
sekresi insulin maupun aksi insulin pada jaringan sasaran.
Faktor resiko diabetes melitus akibat proses menua :
Penurunan aktifitas fisik Peningkatan lemak Efek penuaan pada kerja insulin Obat-obatan Genetik Penyakit lain yang ada Efek penuaan pada selMenyebabkan resistensi insulin dan penurunan sekresi insulin gangguan toleransi
glukosa dan diabetes melitus tipe 2.
Perubahan progresif metabolisme karbohidrat pada lanjut usia meliputi perubahan
pelepasan insulin yang dipengaruhi glukosa dan hambatan pelepasan glukosa yang
diperantarai insulin. Besarnya penurunan sekresi insulin lebih tampak pada respon
pemberian glukosa secara oral dibandingkan dengan pemberian intravena. Perubahanmetabolisme karbohidrat ini antara lain berupa hilangnya fase pertama pelepsan insulin.
Pada lanjut usia sering terjadi hiperglikemia (kadar glukosa darah >200 mg/dl) pada 2
jam setelah pembebanan glukosa dengan kadar gula darah puasa normal (
-
7/29/2019 Askep Gerontik Kel.11 Asli Part 2
4/16
Askep Gerontik Diabetes Melitus | 4
pasien adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan
saraf.
Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua, sehingga
gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi
yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan penglihatan karena
katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka
pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.
2.1.5 Penatalaksanaan MedisTujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin
dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta
neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa
darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
a. DietSuatu perencanaan makanan yang terdiri dari 10% lemak, 15% Protein, 75% Karbohidrat
kompleks direkomendasikan untuk mencegah diabetes. Kandungan rendah lemak dalam
diet ini tidak hanya mencegah arterosklerosis, tetapi juga meningkatkan aktivitas reseptor
insulin.
b.
LatihanLatihan juga diperlukan untuk membantu mencegah diabetes. Pemeriksaan sebelum
latihan sebaiknya dilakukan untuk memastikan bahwa klien lansia secara fisik mampu
mengikuti program latihan kebugaran. Pengkajian pada tingkat aktivitas klien yang
terbaru dan pilihan gaya hidup dapat membantu menentukan jenis latihan yang mungkin
paling berhasil. Berjalan atau berenang, dua aktivitas dengan dampak rendah, merupakan
permulaan yang sangat baik untuk para pemula. Untuk lansia dengan NIDDM, olahraga
dapat secara langsung meningkatkan fungsi fisiologis dengan mengurangi kadar glukosa
darah, meningkatkan stamina dan kesejahteraan emosional, dan meningkatkan sirkulasi,
serta membantu menurunkan berat badan.
c. PemantauanPada pasien dengan diabetes, kadar glukosa darah harus selalu diperiksa secara rutin.
Selain itu, perubahan berat badan lansia juga harus dipantau untuk mengetahui terjadinya
obesitas yang dapat meningkatkan resiko DM pada lansia.
d. Terapi ( Jika diperlukan )Sulfoniluria adalah kelompok obat yang paling sering diresepkan dan efektif hanya untuk
penanganan NIDDM. Pemberian insulin juga dapat dilakukan untuk mepertahankan
kadar glukosa darah dalam parameter yang telah ditentukan untuk membatasi
komplikasi penyakit yang membahayakan.
e. Pendidikan
-
7/29/2019 Askep Gerontik Kel.11 Asli Part 2
5/16
Askep Gerontik Diabetes Melitus | 5
Diet yang harus dikomsumsi Latihan Penggunaan insulin
2.1.6 Pemeriksaan DiagnostikGlukosa darah sewaktu
Kadar glukosa darah puasa
Tes toleransi glukosa
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan:
Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi
75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl
2.1.7 KomplikasiBerbagai komplikasi akibat DM sering diklasifikasikan secara berbeda, antara lain
penggolongan antara komplikasi akut (ketoasidosis, koma hiperosmolar non ketotk) dan
kronik (retinopati diabetika, neuropati diabetika, nefropati diabetika dan penyakit
kardiovaskuler), klasifikasi berdasarkan komplikasi spesifik dari diabetesnya
(nephropati, retinopati dan neuropati) dan komplikasi makrovaskuler (penyakit jantung
koroner, penyakit serebrovaskuler dan penyakit perifer) yang mungkin terjadi pada
penderita non diabetik aan tetapi tampil lebih dini dan lebih berat pada penderita
diabetes.
2.2Konsep Keperawatan
2.2.1 Pengkajiana. Aktivitas / istrahat.
Gejala :
Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan
Kram otot, tonus otot menurun.
Tanda :
Lemah, letih, susah, bergerak / susah berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
b. SirkulasiGejala :
Adanya riwayat hipertensi ; IM akut
Klaudikasi, kebas, dan kesemutan pada extremitas.
Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama.
Tanda :
1) Adanya riwayat hipertensi : infark miokard akut, kesemutan pada ekstremitasdan tachicardia.
-
7/29/2019 Askep Gerontik Kel.11 Asli Part 2
6/16
Askep Gerontik Diabetes Melitus | 6
2) Perubahan tekanan darah postural : hipertensi, nadi yang menurun / tidak ada.3) Disritmia, krekel : DVJ
c. Integritas egoGejala:
Stress;tergantung pada orang lain
Masalah financial yang berhubungan dengan kondisi
Tanda :
ansietas,peka rangsang
d. ElminasiGejala :
Perubahan pola berkemih(poliuria), nokturia
Rasa nyeri atau terbakar, kesulitan berkemih,infeksi. ISK buru/ berulang
Nyeri tekan abdomen.
Diare
Tanda :
Urine encer, pucat, kuning; poliuri (dapat berkembang menjadi oliguria/anuria atau
terjadi hipovolemia berat )
Urine berkabut, bau busuk (infeksi).
Abdomen keras, adanya asites.Bising usus lemah dan menurun: hiperaktif (diare).
e. Makanan / cairanGejala :
Hilang nafsu makan.
Mual/muntah.
Tidak mengikuti diet; meningkatkan masukan glukosa/karbohidrat.
Penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari/minggu.
Haus.
Penggunaan diuretic (tiazid).
Tanda :
Kulit kering/bersisik, turgor jelek.
Kekakuan/distensi abdomen, muntah.
Pembesaran tyroid (peningkatan kebutuhan metabolic dengan peningkatan gula
darah).
Bau halitosis/manis, bau buah (nafas eston).
f. NeurosensoriGejala :
Pusing / pening, gangguan penglihatan, disorientasi : mengantuk, lifargi, stuport /
koma (tahap lanjut). Sakit kepala, kesemutan, kelemahan pada otot, parestesia,
-
7/29/2019 Askep Gerontik Kel.11 Asli Part 2
7/16
Askep Gerontik Diabetes Melitus | 7
gangguan penglihatan, gangguan memori (baru, masa lalu) : kacau mental, refleks
fendo dalam (RTD) menurun (koma), aktifitas kejang.
Tanda :
Disorientasi; mengantuk, letargi, stupor/koma (tahap lanjut). Gangguan memori
(baru, masa lalu); kacau mental.
Reflex tendon dalam (RTD) menurun (koma).
Aktivitas kejang ( tahap lanjut dari DKA).
g. Nyeri / KenyamananGejala :
Abdomen yang tegang / nyeri (sedang berat).
Tanda:
Wajah meringis dengan palpitasi; tampak sangat berhati-hati.
h. PernapasanGejala:
Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergantung adanya
infeksi/tidak).
Tanda :
Lapar udara.
Batuk, dengan/tanpa sputum purulen (infeksi).Frekuensi pernapasan.
i. KeamananGejala :
Kulit kering, gatal ; ulkus kulit.
Tanda:
Demam, diaphoresis.
Kulit rusak, lesi/ulserasi.
Menurunnya kekuatan umum/rentang gerak.
Parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar kalium menurun
dengan cukup tajam).
j. SeksualitasGejala:
Rabas vagina (cenderung infeksi).
Masalah impoten pada pria; kesulitan orgasme pada wanita.
k. Penyuluhan/pembelajaranGejala :
Faktor risiko keluarga; DM, penyakit jantung, stroke, hipertensi. Penyembuhan yang
lambat.
-
7/29/2019 Askep Gerontik Kel.11 Asli Part 2
8/16
Askep Gerontik Diabetes Melitus | 8
Penggunaan obat seperti steroid, diuretic (tiazid); dilantin dan fenobarbital (dapat
meningkatkan kadar glukosa darah).
Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetic sesuai pesanan.
DRG menunjukkan rerata lama dirawat: 5,9 hari.
Pertimbangan rencana pemulangan: mungkin memerlukan bantuan dalam pengaturan
diet, pengobatan, perawatan diri, pemantauan terhadap glukosa darah.
l. Pemeriksaan DiagnostikGejala :
1) Glukosa darah : meningkat 100200 mg/dl atau lebih.2) Aseton plasma : positif secara menyolok.3) Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat.4) Osmolaritas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 m osm/l.
2.2.2 Diagnosa dan Intervensi Keperawatan1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan :
- Diuresis osmotic (dari hyperglikemia)- Diare, muntah- Masukan dibatasi : mual, kacau, mental.Ditandai dengan :
-
Edema, suhu meningkat- Perubahan keadaan mental- Peningkatan pengeluaran urine, urine encer- Kelemahan, haus, penurunan berat badan- Kulit/membrane mukosa kering, turgor kulit turun- Hipotensi, takikardia, perlambatan pengisian kapiler.Kriteria Hasil/Kriteria Evaluasi :
- Mendemonstrasikan hidrasi adekuat yang dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadiperifer teraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, pengeluaran urine tepat secara
individu, dan kadar elektrolit dalam batas normal.
Tindakan Keperawatan :
Tindakan / Intervensi Rasional
Mandiri :
1. Kaji riwayat klien sehubungan denganlamanya atau intensitas dari gejala
seperti muntah dan pengeluaran urine
yang berlebihan
2. Kaji nadi perifer, pengisian kapiler,turgor kulit, dan membrane mukosa.
1. Membantu memperkirakan kekuranganvolume total. Adanya proses infeksi
mengakibatkan demam dan keadaan
hipermetabolik yang meningkatkan
kehilangan air.
2. Merupakan indicator tingkat dehidrasiatau volume sirkulasi yang adekuat
-
7/29/2019 Askep Gerontik Kel.11 Asli Part 2
9/16
Askep Gerontik Diabetes Melitus | 9
3. Pantau tanda-tanda vital, catat adanyaperubahan tekanan darah ortostatik.
4. Pantau pola nafas seperti adanyapernapasan Kusmaul atau pernapasan
yang berbau keton
5. Pantau frekuensi dan kualitaspernapasan, penggunaan otot bantu
napas, adanya periode apnea dan
sianosis
6. Pantau suhu, warna kulit, ataukelembapannya.
7. Pantau masukan dan pengeluaran.
8. Observasi mual, nyeri abdomen,muntah, dan distensi lambung.
9. Observasi adanya perasaan kelelahanyang meningkat, edema, peningkatan
berat badan, nadi tidak teratur, dan
3. Hipovolemia dimanifestasikan olehhipotensi dan takikardia. Perkiraan
berat ringannya hipovolemia saat
tekanan darah sistolik turun 10 mmHg
dari posisi berbaring ke duduk atau
berdiri.
4. Paru megeluarkan asam karbonatmelalui pernafasan yang menghasilkan
kompensasi alkalosis respiratoris
terhadap keadaan ketoasidosis. Napas
bau aseton disebabkan pemecahan
asam asetoasetat dan harus berkurang
bila ketosis terkoreksi
5. Hiperglikemia dan asidosismenyebabkan pola dan frekuensi
pernapasan normal. Akan tetapi
peningkatan kerja pernapasan,
pernapasan dangkal dan cepat, serta
sianosis merupakan indikasi darikelelahan pernapasan atau kehilangan
kemampuan melakukan kompensasi
pada asidosis.
6. Demam, menggigil, dan diaphoresisadalah hal umu terjadi pada proses
infeksi, demam dengan kulit
kemerahan, kering merupakan tanda
dehidrasi.
7. Memperkirakan kebutuhan cairanpengganti, fungsi ginjal, dan
keefrktifan terapi yang diberikan.
8. Kekurangan cairan dan elektrolitmengubah motilitas lambung sehingga
sering menimbulkan muntah dan secara
potensial menimbulkan kekurangan
volume cairan atau elektrolit.
9. Pemberian cairan untuk perbaikan yangcepat berpotensi menimbulkan
kelebihan cairan dan gagal jantung
-
7/29/2019 Askep Gerontik Kel.11 Asli Part 2
10/16
Askep Gerontik Diabetes Melitus | 10
distensi vaskuler
10. Ukur berat badan setiap hari
11. Pertahankan pemberian cairanminimal 2500 ml/hari.
12. Anjurkan lingkungan yangmenimbulkan rasa nyaman bagi klien
Kolaborasi
1. Berikan terapi cairan sesuai indikasi- Normal salin atau setengah normal
salin dengan atau tanpa dekstrosa.
- Albumin, plasma, atau dekstran
2. Pasang kateter urine
kronis.
10.Memberikan hasil pengkajian terbaikdari status cairan yang sedang
berlangsung dan selanjutnya dalam
memberikan cairan pengganti.
11.Mempertahankan hidrasi atau volumesirkulasi
12.Menghindari pemanasan yangberlebihan terhadap klien lebih lanjut
dapat menimbulkan kehilangan cairan.
Kolaborasi :
1. Cairan :- Tipe dan jumlah cairan tergantung
pada derajat kekurangan cairan dan
respon klien secara individual .
- Plasma ekspander (pengganti) dibutuhkan jika mengancam jiwa atau
tekanan darah sudah tidak dapat
kembali normal dengan usaharehidrasi yang telah dilakukan.
2. Memberikan pengukuran yang tepatterhadap pengeluaran urine terutama
jika neuropati otonom menimbulkan
retensi atau inkontinensia.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan :- Ketidakcukupan insulin (penurunan ambilin dan penggunaan glukosa oleh jaringan
mengakibatkan peningkayan metabolisme protein/lemak
- Penurunan masukan oral, anoreksia, mual, lambung penuh, nyeri abdomen,perubahan kesadaran
- Status hipermetabolisme : pelepasan hormone stress (epinefrin, kortisol, danhormone pertumbuhan), proses infeksi.
Ditandai dengan :
- Nyeri abdomen dengan atau tanpa kondisi patologis- Melaporkan masukan makanan tidak adekuat, kurang minat pada makanan.- Penurunan berat badan, kelelahan, tonus otot buruk.- Diare
Kriterias Hasil :
-
7/29/2019 Askep Gerontik Kel.11 Asli Part 2
11/16
Askep Gerontik Diabetes Melitus | 11
- Mencerna jumlah kalori/nutrient yang tepat.- Menunjukkan tingkat energy biasanya.- Mendemonstrasikan berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya
atau yang diinginkan dengan nilai labolatorium normal.
Tindakan Keperawatan :
Tindakan / Intervensi Rasional
Mandiri
1. Identifikasi makanan yang disukai2. Observasi tanda hipoglikemia
(perubahan tingkat kesadaran, kulit
lembap atau dingin, denyut nadi cepat,
lapar, peka rangsang, cemas sakit
kepala, pusing)
3. Timbang berat badan sesuai indikasi
4. Tentukan program diet, pola makan, danbandingkan dengan makanan yangdihabiskan klien
5. Auskultasi bising usus, catat nyeriabdomen atau perut kembung, mual,
muntah, dan pertahankan keadaan puasa
sesuai indikasi
6. Berikan makanan cairan yangmengandung nutrisi dan elektrolit.
7. Anjurkan libatkan keluarga dalamperencanaan makanan
Kolaborasi
1. Lakukan pemeriksaan gula darah denganfinger stick
2. Pantau pemeriksaan laboratorium(glukosa darah, aseton, pH, HCO3)
Mandiri
1. Kerjasama dalam perencanaan makan2. Pada metabolisme karbohidrat (gula
darah akan berkurang, dan sementara
tetap diberikan insulin, maka terjadi
hipoglikemi). Jika dalam keadaan
koma, hypoglikemia ter jadi tanpa
memperlihatkan perubahan tingkat
kesadaran.
3. Mengkaji pemasukan makanan yangadekuat
4. Mengidentifikasi kekurangan danpenyimpangan dari kebutuhanterapeutik
5. Hiperglikemi, gangguan keseimbangancairan dan elektrolit menurunkan
motilitas atau fungsi lambung (distensi
atau ileus paralitik)
6. Pemberian makanan melalui oral lebihbaik diberikan pada klien sadar dan
gastrointestinal baik
7. Meningkatkan rasa keterlibatannya,memberi informasi pada keluarga untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi klien
Kolaborasi
1. Analisa di tempat tidur terhadap guladarah lebih akurat daripada memantau
gula dalam urine
2. Gula darah menurun perlahan denganpenggantian cairan dan terapi insulin
terkontrol sehingga glukosa dapat
masuk ke dalam sel dan digunakan
-
7/29/2019 Askep Gerontik Kel.11 Asli Part 2
12/16
Askep Gerontik Diabetes Melitus | 12
3. Berikan pengobatan insulin secarateratur melalui IV
4. Berikan larutan glukosa (dekstrosa,setengah salin normal)
5. Konsultasi dengan ahli gizi
untuk sumber kalori. Saat ini, kadar
aseton menurun dan asidosis dapat
dikoreksi
3. Insulin reguler memiliki awitan cepatdan dengan cepat pula membantu
memindahkan glukosa ke dalam sel.
Pemberian melalui IV karena absorpsi
dari jaringan subkutan sangat lambat
4. Larutan glukosa ditambahkan setelahinsulin dan cairan membawa gula darah
sekitar 250 mg/dl. Dengan metabolisme
karbohidrat mendekati normal,
perawatan diberikan untuk menghindari
hipoglikemia
5. Bermanfaat dalam penghitungan danpenyesuaian diet untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi.
3.
Kelelahan/keletihan berhubungan dengan :- Kelemahan otot- Ketidakadekuatan oksigenasi jaringan- Penurunan produksi energy metabolic
Ditandai dengan :
- Mengungkapkan kekurangan energi yang tak kunjung habis dan berlebihan- Kurang energi yang berlebihan, ketidakmampuan untuk mempertahankan rutinitas
biasanya, penurunan kinerja, kecenderungan kecelakaan
- Meningkatnya keluhan fisik- Kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi
Kriteria Hasil :
- Mengidentifikasi pola keletihan setiap hari- Mengidentifikasi tanda dan gejala peningkatan aktivitas penyakit yang
memengaruhi toleransi aktivitas
- Mengungkapkan peningkatan tingkat energi- Menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi
Tindakan Keperawatan :
Tindakan/Intervensi Rasional
Mandiri
1. Diskusikan kebutuhan akan aktivitas.Mandiri
1. Pendidikan dapat memberikan motivasi
-
7/29/2019 Askep Gerontik Kel.11 Asli Part 2
13/16
Askep Gerontik Diabetes Melitus | 13
Buat jadwal perencanaan dan
identifikasi aktifitas yang menimbulkan
kelelahan.
2. Diskusikan penyebab keletihan sepertinyeri sendi, penurunan efisiensi tidur,
peningkatan upaya yang di[erlukan
untuk ADL.
3. Pantau nadi, frekuensi napas, sertatekanan darah sebelum dan sesudah
melakukan aktifitas
4. Ajarkan tekhnik konservasi energiseperti :
a. Modifikasi lingkunganb. Rencanakan makan sedikit tapi
sering
5. Ajarkan untuk mengidentifikasi tandadan gejala yang menunjukkan
peningkatan aktivitas penyakit, dan
mengurangi aktifitas, seperti demam,penurunan berat badan, keletihan makin
memburuk.
6. Anjurkan untuk meningkatkanpartisipasi klien dalam melakukan
aktifitas sehari-hari sesuai kebutuhan.
untuk meningkatkan tingkat aktifitas
meskipun klien sangat lemah.
2. Dengan mengetahui penyebab keletihandapat menyusun jadwal aktifitas.
3. Mengindikasikan tingkat aktivitas yangdapat ditoleransi secara fisiologis.
4. Memungkinkan aktivitas yangberkesinambungan, menunjang harag
diri yang positif.
5. Membantu dalam mengantisipasiterjadinya keletihan yang berlebihan.
6. Memungkinkan kepercayaan diri/hargadiri yang positif sesuai tingkat aktifitas
yang dapat ditoleransi.
4. Resiko tinggi terhadap infeksi (sepsis) dengan faktor resiko meliputi :- Kadar glukosa tinggi, penurunan fungsi leukosit, perubahan sirkulasi.
Kriteria hasil /kriteria evaluasi:
- Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah atau menurunkan resiko infeksi- Mendemonstrasikan tehnik, perubahan gaya hidup untuk mencegah terjadinya
infeksi.
Tindakan Keperawatan :
Intervensi Rasional
Mandiri :
1. Observasi tanda infeksi danperadangan (demam, kemerahan,
pus, sputum purulen, warna urine
keruh, atau berkabut)
Klien dengan infeksi biasanya telah
mencetuskan keadaan ketoasidosis atau
infeksi nosokomial.
-
7/29/2019 Askep Gerontik Kel.11 Asli Part 2
14/16
Askep Gerontik Diabetes Melitus | 14
2. Tingkatkan upaya penjegahandengan melakukan cuci tangan yang
baik.
Mencegah timbulnya infeksi silang (
infeksi nosokomial).
3. Pertahankan tehnik aseptik padaprosedur invasis (pemasangan infus,
kateter foley), pemberian
perawatan.
Kadar glukosa darah yang tinggi akan
menjadi media terbaik bagi pertumbuhan
kuman.
4. Berikan perawatan kulit denganteratur, masase daerah tulang yang
tertekan, jaga kulit tetap kering,
serta linen kering dan tidak
berkerut.
Sirkulasi perifer bisa tergangu dan
menyebabkan resiko kerusakan kulit atau
iritasi serta infeksi.
5. Lakukan perubahan posisi. Mencegah gterjadinya resiko infeksi.6. Anjurkan makan dan minum
adekuat (sekitar 3000 ml/hari).
Menjaga keseimbangan nutrisi, cairan, dan
elektrolit.
7. Lakukan pemeriksaan kultur dansensitivitas sesuai indikasi.
Mengidentifikasi organisme sehingga dpat
memberikan terapi antibiotik yang terbaik.
8. Berikan antibiotik yang sesuai. Penanganan awal membantu mencegahtimbulnya spesies.
1.2.3 EvaluasiMerupakan tahap akhir yang bertujuan untuk mencapai kemampuan klien dan tujuan
dengan melihat perkembangan klien. Evaluasi klien diabetes mellitus dilakukan
berdasarkan kriteria yang telah di tetapkan sebelumnya pada tujuan.
-
7/29/2019 Askep Gerontik Kel.11 Asli Part 2
15/16
Askep Gerontik Diabetes Melitus | 15
BAB III
PENUTUP3.1 Kesimpulan
- Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai olehkenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
- Dalam proses penyembuhan DM sangat dibutuhkan kerja sama antara perawat,klien, keluarga dan tim kesehatan lainnya
3.2 Saran- Untuk dapat menentukan pelaksanaan asuhan keperawatan yang komprehensif
hendaknya para perawat meningkatakan pengetahuan tentang konsep medik dan
keperawatan
-
7/29/2019 Askep Gerontik Kel.11 Asli Part 2
16/16
Askep Gerontik Diabetes Melitus | 16
DAFTAR PUSTAKA
Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi 8), EGC,
Jakarta
Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan, (Edisi III),
EGC, Jakarta.
Kushariyadi, Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia, 2010, Salemba Medika : Jakarta