Download - Askep Dekompensasi Cordis
5/13/2018 Askep Dekompensasi Cordis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-dekompensasi-cordis 1/13
A. Pengertian
Dekompensasi kordis adalah suatu keadaan dimana terjadi
penurunan kemampuan fungsi kontraktilitas yang berakibat pada penurunan
fungsi pompa jantung (Tabrani, 1998; Price, 1995).
Decompensasi cordis adalah kegagalan jantung dalam upaya untuk
mempertahankan peredaran darah sesuai dengan kebutuhan tubuh. (Dr.
Ahmad ramali, 1994)
B. Etiologi
Mekanisme fisiologis yang menyebabkan timbulnya dekompensasi
kordis adalah keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal, beban akhir
atau yang menurunkan kontraktilitas miokardium. Keadaan yang
meningkatkan beban awal seperti regurgitasi aorta, dan cacat septum
ventrikel. Beban akhir meningkat pada keadaan dimana terjadi stenosis
aorta atau hipertensi sistemik. Kontraktilitas miokardium dapat menurun
pada infark miokard atau kardiomyopati. Faktor lain yang dapat
menyebabkan jantung gagal sebagai pompa adalah gangguan pengisisan
ventrikel (stenosis katup atrioventrikuler), gangguan pada pengisian dan
ejeksi ventrikel (perikarditis konstriktif dan temponade jantung). Dari
seluruh penyebab tersebut diduga yang paling mungkin terjadi adalah pada
setiap kondisi tersebut mengakibatkan pada gangguan penghantaran kalsium
di dalam sarkomer, atau di dalam sistesis atau fungsi protein kontraktil
( Price. Sylvia A, 1995).
C. Klasifikasi
Berdasarkan bagian jantung yang mengalami kegagalan
pemompaan,gagal jantung terbagi atas gagal jantung kiri,gagal jantungkanan,dan gagal jantung kongestif.
Pada gagal jantung kiri terjadi dyspneu d’effort, fatigue, ortopnea,
dispnea nocturnal paroksismal, batuk, pembesaran jantung, irama derap,
ventricular heaving, bunyi derap S3 dan S4, pernapasan cheyne stokes,
takikardi, pulsusu alternans, ronkhi dan kongesti vena pulmonalis.
Pada gagal jantung kanan timbul edema, liver engorgement,
anoreksia, dan kembung. Pada pemeriksaan fisik didapatkan hipertrofi
5/13/2018 Askep Dekompensasi Cordis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-dekompensasi-cordis 2/13
jantung kanan, heaving ventrikel kanan, irama derap atrium kanan, murmur,
tanda tanda penyakit paru kronik,tekanan vena jugularis meningkat, bunyi
P2 mengeras, asites, hidrothoraks, peningkatan tekanan vena, hepatomegali,
dan pitting edema.
Pada gagal jantung kongestif terjadi manifestasi gabungan gagal
jantung kiri dan kanan. New York Heart Association (NYHA) membuat
klasifikasi fungsional dalam 4 kelas :
Kelas 1: Bila pasien dapat melakukan aktivitas berat tanpa keluhan.
Kelas 2: Bila pasien tidak dapat melakukan aktivitas lebih berat dari
aktivitas sehari hari tanpa keluhan.
Kelas 3: Bila pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari hari tanpa
keluhan.
Kelas 4: Bila pasien sama sekali tidak dapat melakukan aktivits apapun dan
harus tirah baring.
D. Patofisiologi
Kelainan intrinsik pada kontraktilitas myokard yang khas pada gagal
jantung akibat penyakit jantung iskemik, mengganggu kemampuan
pengosongan ventrikel yang efektif. Kontraktilitas ventrikel kiri yang
menurun mengurangi curah sekuncup, dan meningkatkan volume residu
ventrikel. Sebagai respon terhadap gagal jantung, ada tiga mekanisme
primer yang dapat di lihat :
1. Meningkatnya aktivitas adrenergic simpatik
2. Meningkatnya beban awal akibat aktivasi system rennin angiotensin
aldosteron
3. Hipertrofi ventrikelKetiga respon kompensatorik ini mencerminkan usaha untuk
mempertahankan curah jantung. Kelainan pada kerja ventrikel dan
menurunnya curah jantung biasanya tampak pada keadaan beraktivitas.
Dengan berlanjutnya gagal jantung maka kompensasi akan menjadi semakin
kurang efektif. Meurunnya curah sekuncup pada gagal jantung akan
membangkitkan respon simpatik kompensatorik. Meningkatnya aktivitas
adrenergic simpatik merangang pengeluaran katekolamin dari saraf saraf
5/13/2018 Askep Dekompensasi Cordis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-dekompensasi-cordis 3/13
adrenergic jantung dan medulla adrenal.Denyut jantuing dan kekuatan
kontraksi akan meningkat untuk menambah curah jantung.Juga terjadi
vasokonstriksi arteria perifer untuk menstabilkan tekanan arteria dan
redistribusi volume darah dengan mengurangi aliran darah ke organ organ
yang rendah metabolismenya seperti kulit dan ginjal, agar perfusi ke jantung
dan otak dapat dipertahankan.
Penurunan curah jantung pada gagal jantung akan memulai
serangkaian peristiwa : Penurunan aliran darah ginjal dan akhirnya laju
filtrasi glomerulus, Pelepasan rennin dari apparatus juksta glomerulus,
Iteraksi rennin dengan angiotensinogen dalam darah untuk menghasilkan
angiotensin I, Konversi angiotensin I menjadi angiotensin II, Perangsangan
sekresi aldosteron dari kelenjar adrenal, dan Retansi natrium dan air pada
tubulus distal dan duktus pengumpul. Respon kompensatorik terakhir pada
gagal jantung adalah hipertrofi miokardium atau bertambahnya tebal
dinding. Hipertrofi meningkatkan jumlah sarkomer dalam sel-sel
miokardium; tergantung dari jenis beban hemodinamik yang mengakibatkan
gagal jantung, sarkomer dapat bertambah secara parallel atau serial. Respon
miokardium terhadap beban volume, seperti pada regurgitasi aorta, ditandai
dengan dilatasi dan bertambahnya tebal dinding.
E. Tandan dan Gejala
Dampak dari cardiak output dan kongesti yang terjadi sisitem vena
atau sisitem pulmonal antara lain :
1. Lelah
2. Angina
3. Cemas4. Oliguri. Penurunan aktifitas GI
5. Kulit dingin dan pucat
Tanda dan gejala yang disebakan oleh kongesti balik dari ventrikel
kiri, antara lain :
1. Dyppnea
2. Batuk
3. Orthopea
5/13/2018 Askep Dekompensasi Cordis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-dekompensasi-cordis 4/13
4. Reles paru
5. Hasil x-ray memperlihatkan kongesti paru.
Tanda-tanda dan gejala kongesti balik ventrikel kanan :
1. Edema perifer
2. Distensi vena leher
3. Hari membesar
4. Peningkatan central venous pressure (CPV)
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto polos dada
Proyeksi A-P; konus pulmonalis menonjol, pinggang jantung hilang,
cefalisasi arteria pulmonalis.
Proyeksi RAO; tampak adanya tanda-tanda pembesaran atrium kiri dan
pembesaran ventrikel kanan.
2. EKG
Irama sinus atau atrium fibrilasi, gel. mitral yaitu gelombang P
yang melebar serta berpuncak dua serta tanda RVH, LVH jika lanjut usia
cenderung tampak gambaran atrium fibrilasi.
3. Kateterisasi jantung dan Sine Angiografi
Didapatkan gradien tekanan antara atrium kiri dan ventrikel kiri
pada saat distol. Selain itu dapat dideteksi derajat beratnya hipertensi
pulmonal. Dengan mengetahui frekuensi denyut jantung, besar curah
jantung serta gradien antara atrium kiri dan ventrikel kiri maka dapat
dihitung luas katup mitral.
5/13/2018 Askep Dekompensasi Cordis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-dekompensasi-cordis 5/13
Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Aktivitas dan Istirahat
Gejala : Mengeluh lemah, cepat lelah, pusing, rasa berdenyut dan
berdebar. Mengeluh sulit tidur (ortopneu, dispneu paroksimal nokturnal,
nokturia, keringat malam hari).
Tanda: Takikardia, perubahan tekanan darah, pingsan karena kerja,
takpineu, dispneu.
2. Sirkulasi
Gejala: Menyatakan memiliki riwayat demam reumatik hipertensi,
kongenital: kerusakan arteial septal, trauma dada, riwayat murmur jantung
dan palpitasi, serak, hemoptisisi, batuk dengan/tanpa sputum, riwayat
anemia, riwayat shock hipovolema.
Tanda: Getaran sistolik pada apek, bunyi jantung; S1 keras, pembukaan
yang keras, takikardia. Irama tidak teratur; fibrilasi arterial.
3. Integritas Ego
Tanda: menunjukan kecemasan; gelisah, pucat, berkeringat, gemetar.
Takut akan kematian, keinginan mengakhiri hidup, merasa tidak berguna.
Kepribadian neurotik.
4. Makanan/Cairan
Gejala: Mengeluh terjadi perubahan berat badan, sering penggunaan
diuretik.
Tanda: Edema umum, hepatomegali dan asistes, pernafasan payah dan
bising terdengar krakela dan mengi.
5. NeurosensorisGejala: Mengeluh kesemutan, pusing
Tanda: Kelemahan
6. Pernafasan
Gejala: Mengeluh sesak, batuk menetap atau nokturnal.
Tanda: Takipneu, bunyi nafas; krekels, mengi, sputum berwarna bercak
darah, gelisah.
5/13/2018 Askep Dekompensasi Cordis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-dekompensasi-cordis 6/13
7. Keamanan
Gejala: Proses infeksi/sepsis, riwayat operasi
Tanda: Kelemahan tubuh
8. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala: Menanyakan tentang keadaan penyakitnya.
Tanda: Menunjukan kurang informasi.
B. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto polos dada
a. Proyeksi A-P; konus pulmonalis menonjol, pinggang jantung
hilang, cefalisasi arteria pulmonalis.
b. Proyeksi RAO; tampak adanya tanda-tanda pembesaran atrium
kiri dan pembesaran ventrikel kanan.
2. EKG
Irama sinus atau atrium fibrilasi, gel. mitral yaitu gelombang P
yang melebar serta berpuncak dua serta tanda RVH, LVH jika lanjut usia
cenderung tampak gambaran atrium fibrilasi.
3. Kateterisasi jantung dan Sine Angiografi
Didapatkan gradien tekanan antara atrium kiri dan ventrikel kiri
pada saat distol. Selain itu dapat dideteksi derajat beratnya hipertensi
pulmonal. Dengan mengetahui frekuensi denyut jantung, besar curah
jantung serta gradien antara atrium kiri dan ventrikel kiri maka dapat
dihitung luas katup mitral.
C. Kemungkinan diagnosa keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan pengisian
ventrikel kiri, peningkatan atrium dan kongesti vena.S: Mengeluh sesak, kelelahan, keletihan.
O: Perubahan EKG/disritmia, kulit dingin dan basah, cyanosis, kulit pucat
dan lembab, oliguri atau anuria.
2. Resiko tinggi kelebihan volume cairan: edema berhubungan dengan
kongesti vaskuler pulmonalis dan perpindahan cairan ke ekstra vaskuler.
S: Mengeluh badan terasa berat dan kemeng.
O: Odema.
5/13/2018 Askep Dekompensasi Cordis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-dekompensasi-cordis 7/13
3. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran arteri
vena dengan keterlibatan katup mitral.
S: Mengeluh lemah, cepat capek.
O: Kulit dingin, cyanosis, kapiler reffil > 3 detik.
4. Resiko tinggi gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membram kapiler alveoli dan retensi cairan interstisiil.
S: Mengeluh sesak nafas, batuk kering, tidak produktif dan kelelahan.
O: Oedema pada ektremitas bawah, akral dingin, cyanosis.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplay
dan demand oksigen.
S: Mengeluh sesak nafas, dispneu pada saat aktivitas.
O: Keluar keringat dingin, nyeri dada, fibrilasi arterial.
6. Resiko tinggi nyeri berhubungan dengan iskhemi jaringan miokard.
7. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
perubahan sirkulasi dan status metabolik.
8. Cemas berhubungan dengan penurunan status kesehatan dan situasi krisis.
S: Mengelah tidak bisa tidur dan istirahat.
O: Wajah nampak tegang, takikardi.
9. Kurang pengetahuan tentang kondisi, kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan kurang terpajan informasi tentang penyakit katup jantung.
10. Gangguan pola nafas berhubungan peningkatan tekanan CO2.
S: Mengeluh sesak nafas.
O: Takipneu.
11. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan pengeluaran keringat
berlebihan.S: Mengeluh badan basah
O: Gelisah, sering mengelap badan.
12. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan intake, mual dan anoreksia.
S: Mengeluh mual, tidak nafsu makan.
O: Makan hanya beberapa sendok, sediaan tidak habis.
5/13/2018 Askep Dekompensasi Cordis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-dekompensasi-cordis 8/13
13. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan
tubuh.
14. Resiko tinggi konstipasi berhubungan dengan penurunan intake fiber dan
penurunan bising usus.
15. Gangguan pola tidur dan istirahat berhubungan dengan dispneu.
16. Resiko tinggi penurunan tingkat kesadaran berhubungan dengan
penurunan aliran darah ke otak.
17. Resiko gangguan sensorik-motorik berhubungan dengan hipoksemia.
18. Resiko terjadinya gagal ginjal akut berhubungan dengan penurunan aliran
darah pada ginjal.
19. Resiko terjadinya kontraktur berhubungan pembatasan gerak, kelemahan.
20. Resiko injury berhubungan pusing dan kelemahan.
D. Diagnose dan Tindakan keperawatan
1. Kerusakan pertukaran gas b.d kongesti paru sekunder perubahan membran kapiler
alveoli dan retensi cairan interstisiil.
Tujuan : Mempertahankan ventilasi dan oksigenasi secara adekuat, PH
darah normal, PO2 80-100 mmHg, PCO2 35-45 mm Hg, HCO3 –3 – 1,2
Intervensi :
a) Kaji kerja pernafasan ( frekwensi, irama , bunyi dan dalamnya )
b) Berikan tambahan O2 6 lt/mnt
c) Pantau saturasi (oksimetri) PH, BE, HCO3 (dengan BGA)
d) Koreksi kesimbangan asam basa
e) Beri posisi yang memudahkan klien meningkatkan ekpansi paru.(semi
fowler)
f) Cegah atelektasis dengan melatih batuk efektif dan nafas dalamg) Lakukan balance cairan
h) Batasi intake cairan
i) Eavluasi kongesti paru lewat radiografi
Rasional
a) Untuk mengetahui tingkat efektivitas fungsi pertukaran gas.
b) Untu meningkatkan konsentrasi O2 dalam proses pertukaran gas.
5/13/2018 Askep Dekompensasi Cordis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-dekompensasi-cordis 9/13
c) Untuk mengetahui tingkat oksigenasi pada jaringan sebagai dampak
adekuat tidaknya proses pertukaran gas.
d) Mencegah asidosis yang dapat memperberat fungsi pernafasan.
e) Meningkatkan ekpansi paru
f) Kongesti yang berat akan memperburuk proses perukaran gas
sehingga berdampak pada timbulnya hipoksia.
g) Meningkatkan kontraktilitas otot jantung sehingga dapat meguranngi
timbulnya odem sehingga dapat mecegah ganggunpertukaran
gas.Membantu mencegah terjadinya retensi cairan dengan
menghambat ADH.
2. Penurunan curah jantung b.d penurunan pengisian ventrikel kiri, peningkatan
atrium dan kongesti vena.
Tujuan perawatan : Stabilitas hemodinamik dapat dipertahanakan dengan
kriteria : (TD > 90 /60 ), Frekwensi jantung normal.
Intervensi :
a) Pertahankan pasien untuk tirah baring
b) Ukur parameter hemodinamik
c) Pantau EKG terutama frekwensi dan irama.
d) Pantau bunyi jantung S-3 dan S-4
e) Periksa BGA dan saO2
f) Pertahankan akses IV
g) Batasi Natrium dan air
Rasional :
a) Mengurangi beban jantung
b) Untuk mengetahui perfusi darah di organ vital dan untuk mengetahuiPCWP, CVP sebagai indikator peningkatan beban kerj a jantung
c) Untuk mengetahui jika terjadi penurunan kontraktilitas yang dapat
mempengaruhi curah jantung.
d) Untuk mengetahui tingkat gangguan pengisisna sistole ataupun
diastole
e) Untuk mengetahui perfusi jaringan di perifer
f) Untuk maintenance jika sewaktu terjadi kegawatan vaskuler.
5/13/2018 Askep Dekompensasi Cordis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-dekompensasi-cordis 10/13
g) Mencegah peningkatan beban jantung
h) Meningkatkan perfisu ke jaringan
i) Kalium sebagai salah satu komponen terjadinya konduksi yang dapat
menyebabkan timbulnya kontraksi otot jantung.
3. Penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan curah jantung.
Tujuan: Kulit hangat dan kering klien memperlihatkan perbaikan status mental.
Intervensi :
a) Kaji status mental klien secara teratur
b) Kaji warna kulit, suhu, sianosis, nadi perifer dan diaforesis secara
teratur.
c) Kaji kualitas peristaltik k/p pasang sonde
d) Kaji adanya kongesti hepar pada abdomen kanan atas
e) Ukur tanda vital, periksa lab : Hb, Ht, BUN, Sc, BGA sesuai
peasanan.
Rasional :
a) Mengetahui derajat hipoksia pada otak
b) Mengetahui derajat hipsemia dan peningkatan tahanan perifer
c) Mengetahui pengaruh hipoksia terhadap fungsi saluran cerna. serta
dampak penurunan elektrolit.
d) Sebagai dampak gagal jantung, kanan jika berat akan ditemuka adanya
tanda kongesti
e) Untuk mengetahui keadekuatan fungsi dan vaskulrasisai sescara
keseluruhan. Jika terjadi dekompensasi ditambah komlikasi Hb
rendah, Ht tinggi akan memeperberat gangguan perfusi. Gangguan
perfusi yang berat (PCO2 tinggi) akan mengurangi aliran darah keginjal sehingga ginjal dapat mengalami gangguan fungsi yang dapat
dimonitir dari peningkatan kadar BUN, Sc.
4. Kelebihan volume cairan b.d kongesti vaskuler pulmonalis dan perpindahan
cairan ke ekstra vaskuler.
Tujuan : haluaran urin adekuat akan dipertahankan dengan diuretika ( > 30
ml /jam ), tanda-tanda odem paru atau ascites tidak ada
Intervensi :
5/13/2018 Askep Dekompensasi Cordis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-dekompensasi-cordis 11/13
a) Kaji tekanan darah
b) Kaji distensi vena jugularis
c) Timbang BB
d) Beri posisi yang membantu drainage ektremitas, lakukan latihan gerak
fasif,
e) Evaluasi kadar Na. Klien, Hb dan Ht.
Rasioanal :
a) Sebagai salah satu cara untuk mengetahui peningkatan jumlah cairan
yang dapat diketahui dengan meningkatkan beban kerja jantung yang
dapat diketahui dari meningkatnya tekanan darah.
b) Peningkatan cairan dapat membebani fungsi ventrikel kanan yang
dapat dipantau melalui pemeriksaan tekanan vena jugularis.
c) Kelebihan BB dapat diketahui dari peningkatan BB yang ekstrim
akibat terjadiny penimbunan cairan ekstra seluler.
d) Meningkatkan venus return dan mendorong berkurangnya edema
perifer.
e) Dampak dari peningkatan volume cairan akan terjadi hemodelusi
sehingga Hb turun, Ht turun.
5. Resiko tinggi intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplay
dan demand oksigen.
Tujuan : Klien menunjukkan kemampuan beraktivitas tanpa gejala – gejala
yang berat, terutama mobilisasi di tempat tidur.
Intervensi :
a) Pertahankan klien tirah baring sementara sakit akut.
b) Tingkatkan klien duduk di kursi dan tinggikan kaki klienc) Pertahankan rentang gerak pasif selama sakit kritis
d) Evaluasi tanda vital saat kemajuan akitivitas terjadi
e) Berikan waktu istirahat diatara waktu aktivitas
f) Pertahankan penambahan O2 sesuai pesanan
g) Selama aktivitas kaji EKG, dispnoe, sianosis, kerja nafas dan
frekwensi nafas serta keluhan subyektif.
h) Berikan diet sesuai peasanan (pembatasan air dan Na ).
5/13/2018 Askep Dekompensasi Cordis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-dekompensasi-cordis 12/13
Rasional :
a) Untuk mengurangi beban jantung.
b) Untuk meningkatkan venus return
c) Meningkatkan kontraksi otot sehingga membantu venus return.
d) Untuk mengetahui fungsi jantung, bila dikaitkan dengan aktivitas.
e) Untuk mendapatkan cukup waktu qresolusi bagi tubuh dan tidak
terlalu memaksa kerja jantung.
f) Untuk meningkatkan oksigenasi jaringan
g) Melihat dampak dari aktivitas terhadap fungsi jantung.
h) Untuk mencegah retensi cairan dan odem akibat penurunan
kontraktilitas jantung.
6. Resiko gangguan pemenuhan nutrisi b.d nafsu makan menurun dan intake
kurang.
Tujuan : Setelah di rawat selama 3 hari klien mau makan, porsi makanan
yang disediakan habis.
Intervensi :
a) Jelaskan tentang manfaat makan bila dikaitkan dengan kondisi klien
saat ini.
b) Anjurkan agar klien makan –makanan yang disediakan di RS.
c) Beri makanan dalam keadaan hangat dan porsi kecil serta diit
TKTPRG
Rasional :
a) Dengan pemahaman klien akan lebih kooperatif mengikuti aturan.
b) Untuk menghindari makanan yang justeru dapat menggaggu proses
penyembuhan klien.c) Untuk meningkatkan selera dan mencegah mual, mempercepat
perbaikan kondisi serta mengurangi beban kerja jantung.
7. Cemas b.d hospitalisasi dan kurangnya pengetahuan tentang penyakit serta
penanganan yang akan didapatkan.
Tujuan : Setelah di rawat kecemasan berkurang
Kriteria : Tidur 6-8 jam/hari, gelisah hilang, klien kooperatif dengan
petugas dan tindakan yang diprogramkan.
5/13/2018 Askep Dekompensasi Cordis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askep-dekompensasi-cordis 13/13
Intervensi :
a) Berikan penjelasan tentang penyakit, penyebab serta penanganan
yang akan dilakukan.
b) Tanyakan keluhan dan masalah psikologis yang dirasakan klien
saat ini.
RASIONAL
a. Untuk membina saling percaya
b. Untuk memberikan jaminan kepastian tentang, langkah-langkah
tindakan yang akan diberikan sehingga klien dan keluarga lebih pasti.
c. Untuk dapat menemukan jalan keluar dari masalah yang dihadapi
klien sehingga dapat mengurangi beban psikologis klien.
d. Sebagai anti cemas
DAFTAR PUSTAKA
Tabrani, (1998), Agenda Gawat Darurat Jilid 2, Penerbit Alumni Bandung
Guyton, (1991), Fisiologi Manusia, EGC, Jakarta
Barbara Engram, (1995), Perawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta
Dongoes M.E, Marry F, Alice G (1997) Nursing Care Plans, F.A davis Company,
Philadelphia.
Carpennito L.J (1997), Nursing Diagnosis, JB. Lippincot, New York
Hudak & Gallo (1997), Keperawatan Kritis Pendekatam Holistik, Penerbit EGC,
Jakarta.
Price Sylvia A ( 1993) , Patofisiologi, Penerbit EGC, Jakarta.