Transcript
Page 1: Artikel Ilmiah Profesi Akuntansi

PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA MAHASISWA SENIOR DAN JUNIOR MENGENAI PROFESI AKUNTAN PADA PROGRAM S-1 REGULER

(STUDI KASUS MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PADJADJARAN) 1

Dr. Hj. Poppy Sofia Koeswayo, SE, MSA, Ak.Dr.Tettet Fitrijanti, SE, MS, Ak.Hj. Sri Mulyani, SE, M.S, Ak.

ABSTRAK

Dalam suatu pendidikan akuntansi, umumnya mahasiswa diberikan pemahaman mengenai akuntansi sebagai ilmu, karir, profesi, dan aktivitas berkelompok. Terdapat perbedaan yang nyata pada mahasiswa yang baru mengenali akuntansi dengan mahasiswa yang telah memahami akuntansi. Perbedaan persepsi terhadap profesi akuntan terjadi akibat hal ini.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai perbedaan persepsi mahasiswa junior dan mahasiswa senior terhadap profesi akuntan . Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, sampel menggunakan metode random sampling terhadap mahasiswa junior dan mahasiswa senior. Data dianalisis sengan uji hipotesis beda rata-rata.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan mengenai persepsi mahasiswa mengenai profesi akuntasi secara gabungan, namun apabila ditinjau per item pertanyaan, maka terdapat perbedaan signifikan untuk persepsi mahasiswa mengenai akuntansi sebagai bidang ilmu, kesukaan terhadap akuntansi, dan dukungan keluarga terhadap profesi akuntansi.

Keyword: Pendidikan akuntansi, profesi akuntan, persepsi

1 Artikel ditulis oleh Poppy Sofia, Sri Mulyani, dan Tettet Fitrijanti. Artikel ini merupakah hasil penelitian yang dilaksanakan dalam rangka Penelitian Muda (LITMUD) UNPAD. Sumber dana dari DIPA UNPAD.

1

Page 2: Artikel Ilmiah Profesi Akuntansi

A DIFFERENCE IN PERCEPTION OF ACCOUNTING PROFESSION BETWEEN JUNIOR GRADE AND SENIOR GRADE STUDENT

(A PERCEPTION STUDY STUDENT IN FACULTY OF ECONOMICS PADJADJARAN UNIVERSITY )

Dr. Hj. Poppy Sofia Koeswayo, SE, MSA, Ak.Dr.Tettet Fitrijanti, SE, MS, Ak.Hj. Sri Mulyani, SE, M.S, Ak.

ABSTRACT

In an accounting eductaion, student generally given the basic understanding of accountancy as a matter of science, career, profession, and social interaction. There is a significant difference in a student who knows little about accounting, and a student who knows much about accounting. This make a student perception difference in accounting profession.

The purpose of this research is to describe a perception difference of accounting profession between a junior grade and senior grade student. Data collected using a questionnairre, Sampling method used is random sampling to junior and senior grade student. Data analyzed by hyphotesis testing of mean difference.

The conclusion of this research is there is no significant perception difference of accounting profession as a whole. But if we specify the question item, there are a significant difference in perception of accounting as a science, the student likeness of accounting, and family support to accounting profession.

Keyword: Accounting education, Accounting profession, perception.

2

Page 3: Artikel Ilmiah Profesi Akuntansi

Pendahuluan

Manusia adalah makhluk sosial yang akan melakukan interaksi dalam kehidupan. Agar

memperoleh pemahaman dan kesiapan untuk kegiatan dalam suatu kehidupan, maka manusia

perlu mendaatkan pendidikan. Pendidikan dapat ditempuh secara formal melalui jalur pendidikan

dasar, menengah, dan tinggi, ataupun secara informal melalui pendidikan dalam keluarga,

kursus, latihan-latihan, bimbingan, dsb.

Pada proses pendidikan formal peranan suatu Universitas atau Perguruan Tinggi adalah

sangat penting sebagai fase atau tahapan akhir dalam proses pendidikan formal tersebut. Karena

melalui Universitas sumber daya manusia yang dididik didalamnya akan mengalami suatu

metamorfosa pembentukan jati diri dan intelektual yang signifikan.

Belajar di perguruan tinggi merupakan pilihan strategik untuk mencapai tujuan individual

bagi mereka yang menyatakan diri untuk belajar melalui jalur formal tersebut. Kesenjangan

persepsi dan pemahaman penyelenggara pendidikan, dosen dan mahasiswa mengenai makna

belajar di perguruan tinggi dapat menyebabkan proses belajar bersifat disfungsional. Bila belajar

di perguruan tinggi tidak dapat mengubah wawasan dan perilaku akademik atau sosial, pada saat

mahasiswa lulus dari perguruan tinggi barangkali mereka hanya bertambah keterampilan dan

atributnya (misalnya gelar) tetapi mereka sebenarnya tidak berbeda dengan mereka yang

memperoleh ketrampilan yang sama tanpa melalui pendidikan formal. (Suwardjono.1991)

Tujuan pendidikan pada program sarjana ditujukan untuk memenuhi standar lulusan

seperti berikut:

1. Menguasai dasar-dasar ilmiah dan keterampilan dalam bidang keahlian tertentu

sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan, dan merumuskan cara

penyelesaian masalah yang ada di dalam kawasan keahliannya.

2. Mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya sesuai

dengan bidang keahliannya dalam kegiatan produktif dan pelayanan kepada

masyarakat dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan tata kehidupan

bersama.

3. Mampu bersikap dan berperilaku dalam membawakan diri berkarya di bidang

keahliannya maupun dalam berkehidupan bersama dalam masyarakat.

4. Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian

yang merupakan keahliannuya.

3

Page 4: Artikel Ilmiah Profesi Akuntansi

Akuntan adalah suatu sebutan bagi seseorang yang telah ahli dan profesional dalam

bidang akuntansi. Akuntan adalah suatu profesi, yang memiliki tanggung jawab profesi, hak dan

kewajiban serta kode etik profesi. Seluruhnya untuk memastikan bahwa akuntan dapat menjaga

profesionalisme dalam segala sikap dan pekerjaan yang dilaksanakan (due professional care).

Prinsip profesionalisme seorang akuntan akan terwujud dengan baik apabila akuntan

tersebut merasa bahwa profesi akuntan adalah penting dan memiliki tanggung jawab yang besar

dalam masyarakat. Dengan demikian akuntan tersebut berusaha menjalankan tugas dengan

sebaik-baiknya dan menjaga nama baik profesinya. Karena itu, salah satu hal penting yang perlu

ditekankan dalam pendidikan akuntansi adalah bagaimana membentuk nilai-nilai dan persepsi

positif mahasiswa terhadap profesi.

Pada saat ini, dengan globalisasi zaman akan segera tiba ditandai dengan meregangnya

batas-batas antar negara baik dalam makna politik, ekonomi, sosial budaya maka globalisasi

dapat menjadi suatu peluang atau tantangan. Globalisasi akan menjadi suatu peluang emas jika

kita memiliki SDM yang berkualitas dan bermutu, sesuai dengan 4 kualitas lulusan di atas.

Globalisasi akan menjadi suatu tantangan jika kita tidak memiliki SDM dan lulusan yang

berkualitas dan bermutu. Pada Keynote Speech di Acara National Accounting Week 2009, Prof.

Dr. Hj. Ilya Avianty, SE, M.Si, Ak. menyatakan bahwa profesi akuntansi dikatakan sebagai

profesi para kakek-nenek, semakin sedikit bakat-bakat atau golongan muda yang berperan aktif

menjadi akuntan, bahkan ada ancaman datangnya akuntan asing yang diklaim lebih baik dan

unggul dari segi kompetensi dan keahlian. Profesi akuntan dikatakan “kehilangan” daya tariknya,

karena saat ini orientasi mahasiswa adalah mencari pekerjaan atau menjadi staf perusahaan saja.

Diakui oleh beliau, profesi akuntan adalah profesi yang memiliki tantangan cukup tinggi, dan

hanya orang yang mau berbeda dengan yang lain, mau lebih unggul dari yang lain yang dapat

menjadi akuntan publik saat ini.

Nilai-nilai yang dianut oleh seorang akuntan tidak terlepas dari bagaimana dia

memandang profesi akuntan itu sendiri, apakah ia akan memandang penting profesi akuntan dan

dengan sendirinya memandang penting pekerjaan yang dilakukannya. Tentunya nilai-nilai ini

juga akan dipengaruhi oleh hal-hal yang sifatnya individual, seperti karakteristik sosial dan

pengalaman masa lalunya. Walaupun demikian, pada saat mahasiswa tersebut memilih jalur

4

Page 5: Artikel Ilmiah Profesi Akuntansi

karirnya untuk menjadi seorang akuntan, mahasiswa tersebut telah memiliki pandangan

mengenai akuntan sebagai sebuah profesi.

Gaa and Thorne (2004) mengatakan bahwa pendidikan akuntansi selama ini

memfokuskan pada dimensi pilihan kebijakan tetapi tidak memperhatikan nilai dan kredibilitas

yang mempengaruhi pilihan tersebut. Kemudian Gaa dan Thorne menyebutkan bahwa pada

dasarnya akuntan memilih tindakan berdasarkan nilai yang ada dalam pikiran mereka.

Dewasa ini minat masyarakat terhadap profesi akuntansi cukup tinggi. Hal ini tampak

dari semakin banyaknya jumlah lembaga pendidikan akuntansi dari tahun ke tahun, yang

memberikan layanan pendidikan akuntansi pada berbagai jenjang, termasuk pendidikan tinggi

strata satu (S1). Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi dapat memilih alternatif pilihan karir

antara profesi akuntansi umum dan profesi akuntan. Bagi yang memilih profesi akuntan mereka

harus meraih gelar Akuntan terlebih dahulu, melalui antara lain Pendidikan profesi Akuntan

(PPA). Selanjutnya mereka dapat memiilih pilihan karir profesi akuntan, baik sebagai Akuntan

Publik, Akuntan Manajemen, Akuntan Pemerintah, maupun Akuntan Pendidik.

Profesi akuntan terdiri dari berbagai profesi yang pada umumnya ditentukan oleh tempat

dan lokasi pekerjaan nantinya. Pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa hanya sebagian kecil (2% -

4%) sarjana akuntansi yang memilih profesi sebagai akuntan publik, sedangkan yang terbanyak

adalah berprofesi sebagai akuntan manajemen/perbankan.

Tabel 2. 1

Distribusi Bidang Pekerjaan Sarjana Akuntansi

5

Page 6: Artikel Ilmiah Profesi Akuntansi

Persepsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1995) adalah tanggapan

(penerimaan) langsung dari suatu proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca

inderanya. Berdasarkan definisi persepsi di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi setiap orang

atas suatu obyek atau peristiwa bisa berbeda-beda. Perbedaan tersebut disebabkan dua faktor,

faktor dalam diri orang tersebut (aspek kognitif) dan faktor dunia luar (aspek stimulus visual).

Singkatnya, persepsi seseorang dipengaruhi obyek yang diterima panca indra orang tersebut dan

oleh cara orang tersebut “menterjemahkan” obyek tersebut.

Penelitian mengenai persepsi mahasiswa terhadap profesi akuntan memang masih jarang

dilakukan. Penelitian oleh Nelson (1991) mengukur persepsi umum mahasiswa akuntansi

terhadap profesi akuntan dengan menggunakan kuesioner yang dinamakan Accounting Attitude

Scale (AAS). Penelitian ini dilakukan di Universitas yang berlokasi di Amerika Serikat.

Marriott dan Marriott (2003) menggunakan kuesioner sebagaimana digunakan oleh Nelson

untuk melakukan pengujian yang sama pada Universitas di Inggris dan menemukan bahwa

terjadi perubahan persepsi mahasiswa akuntansi dari sejak awal masa kuliah mereka sampai ke

senior. Marriott dan Marriott (2003) menyebutkan bahwa pendidikan akuntansi justru

menyebabkan menurunnya persepsi positif mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan.

Berdasarkan pendahuluan di atas, fokus permasalahan yang akan diteliti adalah persepsi

mahasiswa mengenai profesi akuntan yang ada pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas

Padjadjaran, khususnya pada Mahasiswa jurusan akuntansi. Mahasiswa Fakultas Ekonomi

UNPAD yang diteliti adalah mahasiswa senior dan junior. Mahasiswa senior adalah mahasiswa

yang telah menempuh minimal semester ke V s.d XIV, sedangkan mahasiswa junior adalah

mahasiswa yang menempuh semester I s.d semester IV.

Metode Penelitian

Objek penelitian ini adalah perbedaan persepsi mengenai profesi akuntan pada mahasiswa

senior dan junior. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif dengan pendekatan

survey, yaitu suatu metode yang menyajikan gambaran secara terstruktur, faktual, akurat, tentang

fakta-fakta, sifat serta hubungan antara variabel yang diteliti (Nazir, 2005: 54). Survey adalah

penelitian yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari

keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari

suatu kelompok ataupun suatu daerah (Nazir,2005:65).

6

Page 7: Artikel Ilmiah Profesi Akuntansi

Penelitian ini ditujukan untuk melihat persepsi mahasiswa akuntansi terhadap profesi

akuntan. Persepsi mahasiswa ini diukur dengan menggunakan Accountant Attitude Scale (AAS)

yang dikembangkan oleh Nelson (1991) sebagaimana digunakan oleh Marriott dan Marriott

(2003). Penelitian ini bermaksud melihat dan menganalisa persepsi mahasiswa akuntansi

karenanya responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 Reguler

Akuntansi, yang terbagi atas mahasiswa tingkat satu (junior) dan mahasiswa tingkat akhir

(senior).

Accounting Attitude Scale (Nelson, 1991) terbagi menjadi 15 pertanyaaan menggunakan

Likert Scale dengan skala 1 sampai 6. Skor 6 untuk pernyataan sangat setuju dan skor 1 untuk

pernyataan sangat tidak setuju. Dalam melakukan interpretasi kuesioner, pernyataan nomor 2, 3,

7, 9, 11, 13 diukur secara terbalik artinya persepsi positif ditunjukkan oleh respon tidak setuju

oleh responden. Semakin tinggi skor responden, semakin baik persepsinya.

Nelson mengelompokkan ke-15 pernyataan ini menjadi 4 kelompok besar yaitu :

1. Persepsi mahasiswa terhadap akuntan sebagai karir

2. Persepsi mahasiswa terhadap akuntansi sebagai bidang ilmu

3. Persepsi mahasiswa terhadap akuntan sebagai profesi

4. Persepsi mahasiswa terhadap akuntansi sebagai aktivitas kelompok

Perbandingan yang dilakukan adalah perbandingan antar dua kelompok sampel yang

berbeda karenanya digunakan Uji statistik yaitu hipotesis beda rata-rata. Pengujian juga

dilakukan untuk menguji validitas dan reliabilitas dari kuesioner dengan menggunakan cronbach

alpha.

Pengujian hipotesis dilakukan untuk melihat ada tidaknya perbedaan persepsi antara

mahasiswa junior dengan mahasiswa senior untuk menilai apakah proses pembelajaran yang

dijalani oleh mahasiswa menyebabkan perubahan persepsi mahasiswa terhadap profesi

akuntansi.

H1 : Terdapat perbedaan persepsi mengenai profesi akuntan antara mahasiswa

junior dan mahasiswa senior.

7

Page 8: Artikel Ilmiah Profesi Akuntansi

Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan pada 88 sampel dengan komposisi 44 orang responden mahasiswa

senior dan 44 orang mahasiswa junior. Yang dimaksud dengan mahasiswa senior dalam

penelitian ini adalah mahasiswa S1 Reguler angkatan 2007. Angkatan 2007 dianggap sebagai

angkatan senior, karena pada umumnya telah menyelesaikan hampir 75% dari beban SKS yang

harus ditempuh serta telah menempuh pendidikan akuntansi selama lebih kurang 3 tahun

akademik. Yang dimaksud dengan Angkatan Junior adalah angkatan 2008 ke bawah (dalam

penelitian ini adalah angkatan 2008 dan 2009)

Hasil Beda Uji Mahasiwa Senior dengan Mahasiswa Junior

Hasil pengujian beda antara 2 populasi, mahasiswa lama dan mahasiswa junior terkait

dengan persepsi pada profesi akuntan publik dapat diringkas dalam tabel sbb:

Tabel 4.1

Hasil Pengujian beda kelompok pertanyaan profesi akuntan

NO KELOMPOK MAHASISWA SENIOR

MAHASISWA JUNIOR

SIGNIFICANCE LEVEL (p-value)

1 Akuntan sebagai Karir 4,470 4,265 0,16482 Akuntan sebagai Ilmu 4,438 4,631 0,10493 Akuntan sebagai Profesi 5,005 4,895 0,23054 Akuntan sebagai Karakteristik

Kelompok4,841 4,705 0,3291

Dari hasil pengujian, tidak ada nilai p value yang lebih rendah atau sama dengan 0,05

(confidence level), dengan demikian seluruh H0 tidak dapat ditolak, yang berarti tidak ada

perbedaan yang signifikan antara mahasiswa senior dan mahasiwa junior di program S1

Akuntansi. Jika dilakukan pengujian lebih lanjut per masing-masing pernyataan, hasilnya adalah

sebagai berikut :

8

Page 9: Artikel Ilmiah Profesi Akuntansi

Tabel 4.2

Hasil pengujian persepsi per item pertanyaan

no pertanyaan sigmean stdev mean stdev (p value)

1 5,045 0,77623 4,750 1,241 0,18542 4,023 1,08881 4,545 1,486 0,063653 4,500 1,19105 4,318 1,308 0,496634 4,591 1,06352 4,636 1,080 0,84415 4,932 0,89955 4,864 0,702 0,693696 4,864 0,87845 4,955 0,776 0,60824

7 * 3,977 1,32048 4,477 0,902 0,044488 5,295 1,0248 5,409 0,583 0,521529 3,864 1,15317 3,932 1,149 0,78209

10* 4,955 0,86144 4,386 1,083 0,007711 4,591 1,38628 4,477 1,191 0,68055

12* 5,227 0,67733 4,727 1,020 0,0082213 4,568 1,16933 4,500 1,089 0,7784714 4,818 1,16684 4,636 0,780 0,3929815 5,455 0,69732 5,295 0,701 0,28702

nomor 7, 10, dan 12 signifikan pada α = 5%

mahasiswa senior mahasiswa junior

Pada tabel di atas, setelah dilakukan uji hipotesis rata-rata ternyata pertanyaan nomor 7,

10, dan 12 signifikan pada α = 5% yang berarti bahwa terdapat perbedaan persepsi mengenai

profesi akuntan publik antara mahasiswa senior dan junior.

Pembahasan

Pada aspek penilaian persepsi secara berkelompok,tidak ditemukan terdapatnya

perbedaan yang signifikan, oleh karena itu hipotesis penelitian Terdapat perbedaan persepsi

mengenai profesi akuntan antara mahasiswa junior dan mahasiswa senior tidak benar menurut

penelitian ini.

9

Page 10: Artikel Ilmiah Profesi Akuntansi

Hal ini bertentangan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mariott dan

Mariott (2003) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada kelompok

penelitian. Hal ini mungkin disebabkan karena kultur pendidikan di Indonesia dan tempat

penelitian sebelumnya berbeda, sehingga menyebabkan hasil penelitian yang diperoleh pun

berbeda.

Namun, apbila dilihat secara spesifik, terdapat 3 perbedaan yang signifikanpada 15

pertanyaan yang diujikan. Perbedaan tersebut terletak pada pertanyaan nomor 7, pertanyaan

nomor 10, dan pertanyaan nomor 15.

Pertanyaan nomor 7 adalah pemahaman akuntansi sebagai ilmu, ternyata mahasiswa

junior menganggap bahwa akuntansi memiliki suatu peraturan yang kaku dibandingkan dengan

mahasiswa senior. Hal ini mungkin diakibatkan oleh kurikulum yang ditetapkan oleh program

studi S1 Akuntansi. Dimana pada tahun pertama dan kedua kuliah,mahasiswa akuntansi banyak

diberikan mata kuliah yang bersifat hitungan dan kemampuan teknis, seperti: penjurnalan,

pembuatan laporan keuangan, lalu mata kuliah pendukung lain seperti statistik, manajemen

keuangan, dan matematika yang lebih bersifat teknis. Namun pada tahun ketiga dan keempat

kuliah akuntansi lebih memberikan unsur konseptual dan analisis terhadap output informasi

akuntansi, sehingga mata kuliah lebih bersifat pemahaman filosofis dan konseptual, seperti mata

kuliah Analisis Laporan Keuangan, Teori akuntansi, Manajemen Stratejik, dsb.

Pertanyaan Nomor 10 adalah pertanyaan yang mengukur kesenangan seorang mahasiswa

untuk menjadi akuntan. Mahasiswa senior senang akan menjadi akuntan dibandingkan dengan

mahasiswa junior. Berdasarkan hasil tersebut dapat terlihat bahwa dengan semakin mempelajari

akuntansi, mahasiswa S-1 senior semakin menyukai akuntansi. Hasil ini merupakan hasil yang

baik, karena diharapkan mahasiswa yang mempelajari akuntansi diharapkan untuk dapat

memiliki karir di bidang akuntansi. Sehingga hasil ini menunjukkan bahwa proses pendidikan

akuntansi di UNPAD menjadikan mahasiswa akuntansi menjadi memiliki pemahaman yang

lebih baik terhadap profesi akuntansi.

Pertanyaan Nomor 12 adalah terkait dengan dukungan keluarga terhadap pengambilan

keputusan mahasiswa menjadi akuntan. Dapat dilihat bahwa skor mahasiswa senior lebih tinggi

daripada mahasiswa junior. Hal ini selaras dengan pertanyaan nomor 10, bahwa selain

mahasiswa senior lebih menyukai akuntansi, orang tua/keluarga pun mendukung penuh karir

mahasiswa di akuntansi. Mahasiswa junior lebih rendah mungkin karena pilihan karir yang

10

Page 11: Artikel Ilmiah Profesi Akuntansi

masih belum jelas dibandingkan dengan mahasiswa senior, sehingga mahasiswa junior

mempersepsikan bahwa keluarga tidak mendukung mereka seperti mahasiswa senior.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diungkapkan dalam bab sebelumnya, maka dapat diperoleh

kesimpulan bahwa:

1. Secara kelompok tidak ada perbedaan persepsi signifikan terhadap profesi akuntan

ditinjau dari 4 aspek, yaitu akuntan sebagai karir, akuntan sebagai ilmu, akuntan sebagai

profesi, dan akuntan sebagai aktivitas kelompok.

2. Apabila dilihat per item pertanyaan, maka yang memiliki perbedaan yang signifikan pada

level kepercayaan 95%, adalah dilihat dari:

a. Pertanyaan Nomor 7 (Persepsi mengenai ilmu akuntansi yang kaku)

b. Pertanyaan nomor 10 (Persepsi mengenai kesukaan mahasiswa terhadap

akuntansi)

c. Pertanyaan Nomor 12 (Persepsi mengenai dukungan keluarga terhadap profesi

akuntan mahasiswa)

Saran

Berdasarkan simpulan yang diberikan di atas, maka penulis memberikan saran sbb:

1. Kurikulum pendidikan akuntansi saat ini perlu diubah sehingga dapat memberikan

pencitraan dan pemahaman profesi akuntan yang baik pada mahasiswa. Kurikulum

pendidikan akuntansi disarankan mengadopsi International Education Standard, yang

diterbitkan oleh International Federation of Accountant.

2. Penelitian ini hanya dilakukan pada level S1 saja, untuk penelitian selanjutnya, dapat

mempertimbangkan mahasiswa D3 atau mahasiswa PPAk sebagai acuan penelitian, atau

dapat melakukan perbandingan antar kelompok mahasiswa D3, S1 dan PPAk.

UCAPAN TERIMA KASIH

Kami mengucapkan terima kasih pada LPPM UNPAD yang telah memberikan kami dana riset

penelitian muda, sehingga dapat melaksanakan penelitian ini. Ucapan terima kasih pula pada

Perpustakaan Fakultas Ekonomi UNPAD yang telah bersedia dijadikan subjek penelitian kami.

11

Page 12: Artikel Ilmiah Profesi Akuntansi

DAFTAR PUSTAKA

Goa, J.C. & L. Thorne, “An Introduction to the special issue on proffesionalism and ethics in Accounting Education’. Issues in Accounting Education, vol 19 (2004), pp 1-6.

Marriott, P & Neil Marriott, “Are we turning them on? A Longitudinal study of undergraduate accounting students’ attitudes towards accounting as a profession”. Accounting Education, vol 12(2) (2003), pp 113-133.

Moh. Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bandung: PT. Alfabeta.

Suwardjono. 1991. Perilaku Belajar di Perguruan Tinggi. Jurnal Akuntansi dan Manajemen

Tjiptohadi Sawarjuwono. 2005. Suatu Proses Antisipasi. Media Akuntansi, Edisi 49/TahunXII/September 2005.

12


Top Related