Download - Arens Compile
-
Auditing........2010/2011 1
BAB I
AUDITING TINJAUAN SEKILAS
Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti-
bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas
ekonomi untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang
dimaksud dengan kriteria - kriteria yang telah ditetapkan yang dilakukan
oleh seorang yang kompeten dan independen .
Beberapa keyword dari definisi tersebut di atas dapat diuraikan sebagai
berikut:
Entitas Ekonomi, adalah satuan usaha yang legal seperti PT,CV, Fa,
lembaga pemerintah, atau perusahaan perorangan .
Pengumpulan dan pengevaluasian bukti .
Bukti-bukti merupakan segala sesuatu yang merupakan informasi
yang digunakan auditor seperti pernyataan lisan dari auditee ,
komunikasi tertulis dan pengamatan .
Orang yang kompeten dan independen maksudnya adalah orang
yang mempunyai kemampuan dan sikap mental yang independen .
Pelaporan sebagai alat penyampaian temuan-temuan kepada auditee .
Akuntansi berfungsi menyajikan informasi kuantitatif untuk pengambilan
keputusan . Sementara dalam auditing, aturan-aturan akuntansi menjadi
kriteria untuk membandingkan kesesuaian informasi. Dengan demikian,
akuntansi dan auditing berbeda dalam esensinya.
Jenis Audit
1. Audit Atas Laporan Keuangan/Financial Audit adalah audit yang
bertujuan untuk menentukan kesesuaian informasi terukur yang akan
-
Auditing........2010/2011 2
diverifikasi dengan kriteria tertentu sepeti GAAP atau Standar
Akuntansi yang berlaku umum ( PSAK).
2. Audit Operasional adalah penelaahan bagian dari prosedur atau
metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan
efektifitasnya .Hasilnya berupa rekomendasi perbaikan operasi.
3. Audit Ketaatan adalah audit atas ketaatan auditee terhadap prosedur
atau aturan tertentu yang telah ditetapkan baik aturan yang ditetapkan
perusahaan maupun aturan yang ditetapkan oleh atau dengan pihak luar
seperti pemerintah , bank , kreditor atau pihak lainnya. Audit atas
laporan keuangan pada hakekatnya adalah audit ketaatan terhadap
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Jenis Auditor
1. Kantor Akuntan Publik Terdaftar, yaitu auditor yang mempunyai
tanggung jawab atas kinerja audit laporan keuangan bagi semua
perusahaan publik, perusahaan-perusahaan besar dan beberapa
perusahaan kecil dan organisasi nirlaba.
2. Auditor Pemerintah, yaitu auditor yang mempunyai tanggung jawab
mengevaluasi efisiensi, efektifitas, dan keekonomisan dari
program/proyek pemerintah. Di Indonesia ada beberapa lembaga yaitu
BPKP, BEPEKA, serta Itjen pada departemen-departemen pemerintah .
3. Auditor Pajak, yaitu auditor yang bertanggung jawab melaksanakan
pemeriksaan atas tercapainya penerimaan negara dari sektor
perpajakan dan penegakan hukum dalam pelaksanaan perpajakan. Di
Amerika ada Internal Revenue Service ( IRS ), sementara di Indonesia
dilaksanakan oleh KPP dan Karikpa sebagai tenaga teknis
pemeriksaan pajak dari Direktorat Jenderal Pajak ( DJP ).
-
Auditing........2010/2011 3
4. Internal Auditor, yaitu auditor yang bekerja di suatu perusahaan
untuk melaksanakan audit bagi kepentingan manajemen perusahaan.
Sebagai contoh di BUMN-BUMN di Indonesia ada unit SPI yang
menangani hal tersebut.
Kebutuhan akan Auditing
Jasa auditing yang digunakan di kalangan pengusaha, pemerintah,
dan lain-lain pada hakikatnya adalah untuk mengurangi risiko informasi
antara dua pihak yang berkepentingan. Dalam hal ini adalah manajemen
sebagai pembuat laporan dan user sebagai pemakai laporan. Hal ini
karena semakin kompleksnya kondisi masyarakat yang memungkinkan
para pengambil keputusan akan memperoleh informasi yang tidak dapat
dipercaya dan tidak dapat diandalkan yang secara umum disebabkan oleh
4 hal yaitu:
Hubungan yang tidak dekat (Jauhnya sumber informasi) antara
penerima dan pemberi informasi .
Sikap memihak/bias dan motif lain yang melatarbelakangi pemberian
informasi.
Data yang berlebihan
Transaksi pertukaran yang kompleks
Untuk menanggulangi risiko informasi tersebut ada tiga cara yang dapat
dilaksanakan :
Verifikasi Informasi oleh pihak pemakai/pengguna informasi
Pengguna informasi menanggung risiko informasi secara bersama-
sama dengan manajemen
Dilakukan audit atas Laporan Keuangan .
-
Auditing........2010/2011 4
Aktivitas Kantor Akuntan Publik
Kantor Akuntan Publik terutama melaksanakan empat jenis jasa,
yaitu :
Atestasi, di mana KAP mengeluarkan laporan tertulis yang
menyatakan kesimpulan atas keandalan pernyataan tertulis yang telah
dibuat dan ditanggungjawabi pihak lain.Terdapat tiga jenis atestasi
yaitu : audit laporan keuangan historis , review/penelaahan laporan
keuangan historis dan jasa atestasi lainnya .
Jasa Perpajakan berupa SPT PPh, PBB, PPN , perencanaan
perpajakan dan jasa perpajakan lainnya.
Konsultasi Manajemen yaitu dalam peningkatan aktivitas operasi .
Jasa Akuntansi dan Pembukuan .
Ketiga jasa terakhir sering disebut sebaga jasa non assurance.
AICPA
American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) atau
di Indonesia IAI mempunyai tiga fungsi utama yaitu :
1. Penetapan Standar dan Aturan, ada empat bidang utama dalam auditing
yang perlu dibuat standar aturannya yaitu ; Standar Audit , Standar
Kompilasi dan Penelaahan Laporan Keuangan , Standar Atestasi
Lainnya, Kode Etik Profesi .
2. Penelitian dan Publikasi. Kegiatan ini menghasilkan jurnal -jurnal
seperti jurnal berkala , jurnal akuntansi dan lain-lain.
3. Pelaksanaan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik/USAP
4. Pendidikan lanjutan .
-
Auditing........2010/2011 5
Terdapat tiga persyaratan utama untuk menjadi akuntan public
bersertifikat yaitu persyaratan pendidikan, persyaratan ujian akuntan
dan persyaratan pengalaman.
Standar Auditing yang berlaku umum/GAAS
GAAS merupakan pedoman bagi auditor dalam menjalankan
tanggung jawab profesionalnya. Terdiri dari sepuluh standar yang terdiri
dari tiga bagian besar (Standar Umum, Standar Pekerjaan Lapangan dan
Standar Pelaporan).
yaitu :
A. Standar Umum, merupakan kualifikasi dan perilaku umum yang
terdiri dari :
1. Keahlian dan pelatihan teknis yang cukup .
2. Independensi dalam sikap mental .
3. Kemahiran profesional yang cermat dan seksama .
B. Standar Pekerjaan Lapangan, meliputi :
1. Perencanaan dan supervisi yang pantas .
2. Pemahaman yang cukup tentang struktur pengendalian intern.
3. Bahan bukti kompeten yang cukup .
C. Standar Pelaporan, pelaporan hasil audit yang meliputi :
1. Apakah laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi
yang berlaku umum.
2. Keadaan dimana standar akuntansi tidak diikuti secara konsisten .
3. Kecukupan pengungkapan informasi .
-
Auditing........2010/2011 6
4. Pernyataan pendapat terhadap laporan keuangan secara keseluruhan
.
Pengendalian Mutu/Quality Control
Pengendalian mutu adalah prosedur yang digunakan KAP untuk
membantu mentaati standar secara konsisten dalam setiap kontrak kerja
yang mengikatnya.
Komite standar pengendalian mutu menetapkan sembilan elemen
pengendalian mutu yaitu :
1. Independensi
2. Penugasan para auditor, dalam hal ini harus memiliki kemampuan dan
pelatihan teknis yang memadai
3. Konsultansi , auditor harus meminta petunjuk dari ahli bila menemui
kesulitan dalam pelaksanaan auditing
4. Supervisi
5. Pengangkatan Auditor
6. Pengembangan profesional
7. Promosi
8. Penerimaan dan Pemeliharaan hubungan dengan klien
9. Inspeksi, diperlukan untuk penunjang delapan unsur diatas .
Terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi Kantor Akuntan Publik ( tiga
persyaratan pertama juga berlaku bagi KAP yang tidak menjadi anggota
forum) yang ditetapkan AICPA dengan divisinya yaitu SEC dan Kantor
Akuntan Publik atau di Indonesia Forum IAI - SAP yaitu :
1. Ketaatan pada standar pengendalian mutu .
2. Penelaahan sejawat ( peer review ) , harus dari KAP lain yang
memenuhi persyaratan
-
Auditing........2010/2011 7
3. Pendidikan lanjutan
4. Rotasi partner
5. Penelaahan oleh partner lain
6. Larangan pemberian atas jasa tertentu
7. Pelaporan ketidaksepakatan
8. Pelaporan jasa konsultasi manajemen.
Securities and Exchange Comission (SEC) atau Badan Pengawas
Pasar Modal (BAPEPAM) sebagai suatu badan pemerintah yang
menangani pasar modal , dibentuk guna membantu para investor untuk
mendapatkan informasi andal untuk membuat keputusan investasi .
Perusahaan yang bermaksud menerbitkan efek ( Go Publik ) wajib
menyampaikan laporan tahunan rinci pada BAPEPAM .
-
Auditing........2010/2011 8
BAB II
LAPORAN AUDIT
Pelaporan menjelaskan apa yang telah dilakukan oleh auditor dan
kesimpulan yang diperoleh. Laporan Audit dibuat hanya jika pekerjaan
audit benar-benar dilaksanakan. Penyusunan laporan audit harus
didasarkan pada empat standar pelaporan yang ada pada standar auditing
berlaku umum/GAAS. Dan harus ada keseragaman laporan untuk
menghindari kerancuan .
Laporan Audit Standar Dengan Pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian
Laporan audit dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian/WTP/unqualified opinion dibuat bila kondisi berikut
terpenuhi :
1. Semua laporan neraca,laba-rugi,Laporan saldo laba dan laporan arus
kas sudah tercakup dalam laporan keuangan.
2. Ketiga standar umum telah diikuti dalam penugasan .
3. Bahan bukti kompeten telah cukup dikumpulkan sehingga
memungkinkan untuk disimpulkan ketiga standar pekerjaan lapangan
telah diikuti .
4. Laporan keuangan disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku umum.
5. Tidak terdapat kondisi yang memerlukan penambahan paragraf
penjelasan atau modifikasi kata-kata dalam laporan .
Bagian- bagian dari laporan audit standar, terdiri dari 7 bagian utama
yaitu :
-
Auditing........2010/2011 9
1. Judul laporan, harus memuat kata independen, yang menegaskan
ketidaktergantungan/independensi pihak auditor terhadap auditee
2. Alamat yang dituju dalam laporan audit, biasanya perusahaan yang
bersangkutan, pemegang saham atau dewan direksinya tergantung
kepada siapa laporan hasil audit ditujukan
3. Paragraf pendahuluan, ditujukan untuk menunjukkan tiga hal
meliputi:
bahwa KAP bersangkutan telah melaksanakan suatu audit .
mencantumkan laporan keuangan yang diaudit termasuk tanggal dan
periodenya.
menyatakan bahwa laporan keuangan adalah tanggung jawab
manajemen sedangkan tanggung jawab auditor adalah menyatakan
suatu pendapat atas laporan tersebut berdasarkan audit .
4. Paragraf ruang lingkup, merupakan penyataan faktual mengenai apa
yang dilakukan dalam audit dan menyatakan bahwa audit dirancang
untuk dapat memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan bebas
dari salah saji material . Laporan harus memuat kata atas dasar
pengujian, yang berarti bahwa yang dilakukan adalah uji petik dan
bukan audit atas setiap transaksi dan setiap jumlah dalam laporan
keuangan, tergantung pelaksanaan audit di lapangan
5. Paragraf pendapat, pendapat ini bukan suatu pernyataan mutlak atau
jaminan, namun hanyalah opini auidtor terhadap penyajian laporan
keuangan. Disini terdapat istilah menyajikan secara wajar yang
dihubungkan dengan ketaatan terhadap standar akuntansi yang berlaku
umum.
6. Tanda tangan nama dan nomor register akuntan publik,
menunjukkan nama partner yang akan bertanggung jawab secara
hukum dan jabatan atas mutu auditnya menurut standar profesional .
-
Auditing........2010/2011 10
7. Tanggal laporan audit, adalah tanggal saat auditor telah
menyelesaikan bagian terpenting dari proses audit di lapangan (field
audit).
Kondisi yang Menyebabkan Penyimpangan dari Pendapat Wajar
Tanpa Pengecualian
Terdapat dua kategori yang menyebabkan laporan keuangan tidak
mendapatkan unqualified opinion /WTP yaitu :
1. Laporan yang menyimpang dari laporan wajar tanpa pengecualian yang
disebabkan tiga kondisi :
Pembatasan ruang lingkup pemeriksaan auditor yang disebabkan
oleh klien dan oleh kendala lain di luar kekuasaan auditor maupun
klien .
Laporan keuangan tidak disajikan sesuai GAAP
Auditor tidak independen
2. Laporan WTP dengan paragraf penjelasan atau modifikasi kata/kalimat
.
Laporan Audit Lain Selain Laporan Wajar Tanpa Pengecualian
Apabila salah satu kondisi dari ketiga kondisi tersebut diatas
terjadi, maka auditor harus memberikan pendapat selain wajar tanpa
pengecualian yang dapat berupa:
Pendapat tidak wajar/adverse opinion , diberikan jika auditor yakin
laporan keuangan tidak disajikan secara wajar atau tidak sesuai
GAAP dan memuat salah saji material .
-
Auditing........2010/2011 11
Pernyataan Tidak memberikan pendapat/disclaimer of opinion
diberikan jika auditor tidak berhasil meyakinkan dirinya, karena
kurangnya pengetahuan auditor, bahwa keseluruhan laporan keuangan
yang disajikan secara wajar . Penolakan ini timbul karena pembatasan
ruang lingkup (kondisi 1) dan karena auditor tidak independen
(kondisi 3) .
Pendapat Wajar dengan pengecualian/qualified opinion diberikan
jika auditor yakin laporan keuangan telah disajikan secara wajar, tetapi
karena ada pembatasan ruang lingkup (kondisi 1) atau tidak ditaatinya
standar akuntansi yang berlaku umum , maka terdapat pengecualian
terhadap ruang lingkup dan pendapat (kondisi 1) atau hanya pada
pendapat (kondisi 2)
Bentuk-bentuk laporan atas opini terhadap laporan keuangan lihat
di SPAP
Materialitas
Salah saji dalam laporan keuangan dapat dianggap material jika
pengetahuan atas salah saji tersebut dapat mempengaruhi keputusan
pemakai laporan keuangan secara rasional . Hubungan antara materialitas
dengan berbagai jenis pendapat :
Tingkat
Materialitas
Pengaruh Terhadap Keputusan
Pemakai
Jenis Pendapat
Tidak
Material
Keputusan biasanya tidak
berpengaruh .
Wajar tanpa
pengecualian
Material Keputusan biasanya terpengaruh
jika informasi dimasud penting
Wajar dengan
pengecualian
-
Auditing........2010/2011 12
terhadap keputusan yang diambil
.
sangat Material Sebagian besar dari seluruh
keputusan yang didasarkan pada
laporan keuangan sangat
terpengaruh
Menolak memberikan
pen-dapat atau
pendapat tidak wajar .
Penyimpangan peraturan mengenai independensi dianggap sangat
material .
Kendala bagi auditor adalah memutuskan apakah sesuatu tidak material,
material atau sangat material karena tidak ada petunjuknya, tetapi dalam
praktek harus dipertimbangkan beberapa aspek dari materialitas yaitu :
1. Jumlah rupiah dibandingkan terhadap tolok ukur tertentu, yaitu
berupa persentasi
2. Daya Ukur, kalau tidak dapat diukur dengan uang maka tingkat
materialitas bergantung pada pengaruh atau tidaknya terhadap
keputusan .
3. Hakekat kesalahan, kekeliruan dapat mempengaruhi laporan keuangan
dan juga akan mempengaruhi pendapat auditor seperti transaksi
melanggar hukum, kontinjensi, sesuatu yang menimbulkan akibat
psikis, sesuatu yang dapat menimbulkan konsekuensi penting dari
segi kewajiban kontrak .
Keputusan materialitas yang berasal dari pembatasan ruang lingkup harus
diukur secara subyektif untuk melihat timbulnya kekeliruan .
-
Auditing........2010/2011 13
Pembahasan mengenai kondisi yang menyebabkan penyimpangan
Laporan audit untuk masing-masing kondisi yang memerlukan
pembedaan dari laporan standar tanpa pengecualian pada tingkat
materialitas yang berbeda :
TINGKAT MATERIALITAS
KONDISI
YANG
MEMERLUKA
N
PEMBEDAAN
TIDAK
MATERIAL
MATERIAL /TIDAK
MEMPENGARUHI
LAPORAN
KEUANGAN
KESELURUHAN
SANGAT
MATERIAL
MEMPENGARU
HI
LAPORAN
KEUANGAN
KESELURUHAN
Berhubungan
dengan
-
Auditing........2010/2011 14
Auditing :
Ruang Lingkup
dibatasi oleh
klien atau
kondisi tertentu
Wajar tanpa
pengecualian
Pengecualian ruang
lingkup, paragraf
tambahan, dan pendapat
wajar dengan
pengecualian .
Pernyataan tidak
mem-
berikan pendapat
Penggunaan
auditor lain
Wajar tanpa
pengecualian
Wajar tanpa
pengecualian atau
modifikasi kalimat
Tidak diterapkan
Berhubungan
dengan
Akuntansi
Laporan
keuangan tidak
sesuai standar
akuntansi yang
ber-
laku umum .
Wajar tanpa
pengecualian
Penambahan paragraf
dan pendapat wajar
dengan pengecualian .
Pendapat tidak
wajar
Standar
akuntansi tidak
diterapkan secara
konsisten
Wajar tanpa
pengecualian
Paragraf penjelasan Paragraf
penjelasan
Penekanan pada
suatu hal .
Tidak
diterapkan
Paragraf penjelasan Paragraf
penjelasan
Ketidakpastian
Ketidakpastian
mempengaruhi
laporan
keuangan .
Wajar tanpa
pengecualian
Paragraf penjelasan
Paragraf
penjelasan
-
Auditing........2010/2011 15
Keraguan atas
kesi-nambungan
usaha.
Wajar tanpa
pengecualian
Paragraf penjelasan Paragraf
penjelasan
Berhubungan
dengan auditor
Auditor tidak
independen
Pernyataan tidak
memberi-
kan pendapat ( terlepas
dari materialitas ).
-
Auditing........2010/2011 16
-
Auditing........2010/2011 17
BAB III
ETIKA PROFESI
Etika secara umum didefinisikan sebagai perangkat prinsip moral
atau nilai. Masing-masing orang memiliki perangkat nilai tersebut antara
lain: kejujuran, integritas, mematuhi janji, loyalitas, keadilan, kepedulian
kepada orang lain,menghargai orang lain,menjadi warga yang
bertanggung jawab,mencapai yang terbaik,dan lain-lain.
Kebutuhan akan etika dalam masyarakat cukup penting karena pada
dasarnya berhubungan dengan hukum.
Sebagian besar orang mendefinisikan perilaku tidak etis sebagai perilaku
yang berbeda dari sesuatu yang seharusnya dilakukan .Terdapat dua
alasan mengapa orang bertindak tidak etis :
standar etika seseorang berbeda dari masyarakat umum.
seseorang memilih bertindak semaunya .
Etika dalam bisnis harus menjamin suatu perilaku sebagai berikut :
Apakah itu kebenaran
Apakah itu adil untuk semua yang berkepentingan .
Akankah itu menambah goodwill dan hubungan yang lebih baik.
Akankah itu menguntungkan semua yang berkepentingan .
Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan
mengenai perilaku yang layak harus dibuat.
Semakin majunya perkembangan jaman, maka dikembangkan kerangka
formal untuk memecahkan dilema etika yang dinamakan pendekatan
enam langkah :
1. Mendapatkan fakta-fakta yang relevan
2. Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta
-
Auditing........2010/2011 18
3. Menentukan siapa dan bagaimana orang atau kelompok yang
dipengaruhi oleh dilema
4. Menentukan alternatif yang tersedia bagi orang yang harus
memecahkan dilema
5. Menentukan konsekuensi yang mungkin dari setiap alternatif
6. Menetapkan tindakan yang tepat
Kebutuhan akan kepercayaan publik akan kualitas jasa yang diberikan
profesi, terlepas dari yang dilakukan secara perorangan. Bagi akuntan
publik, penting untuk meyakinkan klien dan pemakai laporan keuangan
atas kualitas audit dan jasa lainnya karena pemakai tidak memiliki
kompetensi dan waktu untuk mengevaluasi pekerjaan akuntan publik.
Akuntan publik mempunyai hubungan profesional yang berbeda dengan
profesional lain. Profesional lain hanya bertanggung jawab kepada klien
yang ditanganinya sedangkan akuntan publik ditugaskan dan dibayar oleh
yang mengeluarkan laporan keuangan ( klien ) sedangkan yang mendapat
manfaat dari audit adalah pemakai laporan keuangan yang umumnya
tidak pernah berhubungan dengan auditor .
Terdapat beberapa cara bagi profesi akuntan publik dan masyarakat untuk
mendorong para akuntan publik agar berprilaku secara benar dan untuk
melaksanakan audit beserta jasa-jasa yang berkaitan dengan profesinya
dengan standar mutu yang tinggi yaitu :
1. Kode Perilaku Profesional .
Merupakan ketentuan umum mengenai perilaku yang ideal atau
peraturan khusus yang menguraikan berbagai tindakan yang tidak
dapat dibenarkan . Menurut AICPA kode perilaku profesional terdiri
dari :
prinsip-prinsip, meliputi lima prinsip yang harus dipatuhi oleh semua
anggota AICPA yaitu tanggung jawab, kepentingan masyarakat,
integritas, kemahiran, lingkup dan sifat jasa dan satu prinsip untuk
-
Auditing........2010/2011 19
anggota AICPA yang memberikan jasa atestasi yaitu obyektivitas
dan independensi .
peraturan perilaku, meliputi standar minimum perilaku praktisi yang
ditetapkan profesi dan merupakan keharusan .
interpretasi, tidak merupakan keharusan tetapi praktisi harus
memahaminya
ketetapan etika, penjelasan dan jawaban yang diterbitkan untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan peraturan perilaku yang diajukan
oleh praktisi dan lainnya.tidak merupakan keharusan tapi praktisi
harus memahaminya.
Penerapan Peraturan Perilaku
Peraturan 101- Independensi.
Anggota dalam praktek publik harus bersikap independen dalam
melaksanakan jasa profesionalnya seperti disyaratkan menurut standar
yang disusun oleh lembaga-lembaga yang dibentuk oleh dewan .
Beberapa konflik independensi yang biasa timbul :
1. Kepentingan keuangan .
Peraturan ini berlaku bagi partner atau pemegang saham tetapi untuk
non partner berlaku jika mereka terlibat dalam penugasan .
Berlaku bagi Pemilikan langsung dan untuk pemilikan tidak
langsung jika jumlahnya material .
Materialitas harus dipertimbangkan dalam hubungannya dengan
kekayaan pribadi anggota dan penghasilannya.
Interpretasi dari independensi adalah sebagai berikut :
pinjaman antara KAP dengan klien dilarang kecuali jumlahnya kecil,
hipotek rumah, atau pinjaman tanpa agunan .
-
Auditing........2010/2011 20
Kepentingan keuangan pada hubungan saudara dilarang kecuali
kontak jarang terjadi atau letaknya yang terpisah secara geografis .
Hubungan investor atau investee bersama dengan klien dilarang
kecuali jumlahnya maksimal 5 % dari total aktiva .
Mantan partner atau pemegang saham boleh mengadakan hubungan
dengan klien
Tidak diperkenankan seorang anggota menjadi direktur atau
pengurus perusahaan klien kecuali untuk organisasi nirlaba atau
sepanjang profesinya bersifat kehormatan.
Tuntutan antara sebuah KAP dengan kliennya dilarang
Jasa pembukuan dan audit untuk klien yang sama oleh sebuah KAP
diijinkan dengan syarat :
1. Klien harus menerima tanggung jawab penuh atas laporan
keuangan .
2. Akuntan publik tidak berperan sebagai pegawai atau
manajemen perusahaan
3. Dalam pemeriksaan harus sesuai dengan standar auditing yang
berlaku umum
Honor audit tidak boleh dibayar oleh manajemen kecuali auditor
pemerintah atau komite audit
Integritas dan Obyektifitas
Peraturan 102
Auditor harus mempertahankan integritas dan obyektifitas dan bebas dari
perbedaan kepentingan dan tidak dengan sengaja salah mengemukakan
fakta-fakta atau mendelegasikan pertimbangan-pertimbangannya pada
orang lain .
-
Auditing........2010/2011 21
Standar-standar teknis
Peraturan 201 - standar umum
Anggota harus mentaati standar -standar berikut dan interpretasinya yaitu
: kompetensi profesional, kepedulian profesional, perencanaan dan
pengwasan, dan data relevan yang mencukupi.
Ketaatan pada standar
Peraturan 202
Anggota yang melaksanakan audit, penelaahan, kompilasi, bantuan
manajemen, perpajakan , atau jasa profesional lainnya harus taat pada
standar yang diumumkan oleh lembaga yang ditetapkan dewan .
Prinsip Akuntansi
Peraturan 203
Anggota tidak dibenarkan menyatakan laporan keuangan tidak
menyimpang dari GAAP atau menyatakan tidak mengetahui setiap
modifikasi yang material jika laporan keuangan menyimpang dari prinsip
akuntansi ditetapkan oleh badan perumus yang ditunjuk dewan. Dan
kalau ada penyimpangan atau yang dapat menyebabkan penyimpangan
maka dia harus menjelaskan mengenai penyimpangan tersebut, akibatnya,
alasan mengapa menyatakan penyimpangan.
Kerahasiaan
Peraturan 301
Anggota dalam praktek publik tidak dibenarkan mengungkapkan semua
informasi rahasia klien tanpa ijin khusus dari klien .
-
Auditing........2010/2011 22
Terdapat empat pengecualian yang berkaitan dengan tanggung jawab
yang lebih penting dari sekedar mempertahankan hubungan rahasia
dengan klien yaitu :
1. Kewajiban sehubungan dengan standar teknis
2. Dakwaan pengadilan
3. Penelaahan sejawat
4. Tanggapan kepada divisi etik.
Honor bersyarat
Peraturan 302
Anggota dalam praktek publik tidak boleh membuat honor bersyarat
untuk setiap jasa profesional atau menerima ongkos dari klien yang
anggota perusahaannya juga melakukan ; audit atau penelaahan,
kompilasi, Pemeriksaan prospektif .
Tindakan yang mendatangkan aib
Peraturan 501- tindakan tercela
Anggota tidak akan melakukan tindakan yang mendatangkan aib bagi
profesinya .
Interpretasi dari tindakan yang mendatangkan aib diatas adalah sebagai
berikut :
1. Menahan catatan klien setelah mereka meminta
2. Melakukan diskriminasi berdasarkan ras, warna kulit, agama, jenis
kelamin dan lainnya
3. Jika melakukan audit atas badan pemerintah yang prosedurnya lain dari
GAAS , auditor tidak mengikuti keduanya kecuali dinyatakan dan
beserta alasannya pada laporan
-
Auditing........2010/2011 23
Periklanan dan Penawaran
Peraturan 502
Anggota tidak dibenarkan melakukan periklanan dan penawaran yang
bersifat mendustai, menyesatkan dan menipu. Dan penawaran yang
menggunakan pemaksaan, desakan yang berlebihan, dan hasutan dilarang
.
Komisi dan Honor Perujukan
Peraturan 503 -A. Komisi yang dilarang
Anggota tidak diperkenankan merekomendasi atau mereferensi produk
atau jasa yang pihak lain bagi klien atau yang disediakan oleh klien demi
untuk memperoleh komisi atau menerima komisi , apakah anggota atau
perusahaan anggota juga memberikan jasa kepada klien untuk audit atau
penelaahan, kompilasi, pemeriksaan prospektif .
Peraturan 503 -B. Pengungkapan komisi yang diijinkan
Anggota diijinkan untuk memberikan jasa dengan menerima komisi dan
harus mengungkapkan kepada siapa merekomendasikannya.
Bentuk dan Nama praktek
Peraturan 505
Anggota dapat membuka praktek dalam bentuk perusahaan perorangan,
persekutuan, atau perseroan profesional sesuai dengan ketentuan dewan
dan tidak diperkenankan membuka praktek dengan nama yang
menyesatkan dan tidak boleh menyebut dirinya sebagai AICPA
-
Auditing........2010/2011 24
kecuali semua partner dan pemegang sahamnya anggota dari lembaga
tersebut .
-
Auditing........2010/2011 25
BAB IV
KEWAJIBAN HUKUM
Faktor-faktor pokok yang mendorong kewajiban hokum terhadap
Akuntan Publik antara lain :
Kesadaran pengguna laporan keuangan akan tanggung jawab
akuntan public
Kesadaran divisi-divisi SEC untuk melindungi kepentingan
stockholder
Auditing dan akuntansi yang semakin kompleks sehubungan
dengan peningkatan ukuran bisnis, globalisasi, dan intrik operasi
bisnis
Konsep kewajiban deep pocket
Pengadilan kesulitan memahami dan menafsirkan masalah teknis
akuntansi dan audit.
Kewajiban hukum auditor kepada klien adalah mencegah penipuan
dan/atau pelanggaran kontrak yang bisa mempengaruhi hasil-hasil
pekerjaan .
Penyebab utama tuntutan hukum terhadap KAP adalah kurangnya
pemahaman pemakai laporan keuangan tentang perbedaan antara
kegagalan bisnis , kegagalan audit, dan risiko audit
Definisi berikut akan menjelaskan perbedaannya:
kegagalan bisnis, terjadi jika perusahaan tidak mampu membayar
kewajibannya .
kegagalan audit, terjadi jika auditor mengeluarkan pendapat yang salah
karena gagal memenuhi syarat - syarat GAAS .
-
Auditing........2010/2011 26
risiko audit, terjadi jika auditor menyimpulkan laporan keuangan
secara wajar sedangkan kenyataannya laporan tersebut salah saji secara
material .
Standar ketelitian yang sering disebut konsep kehati-hatian
(prudent person) menjelaskan bahwa auditor hanya menjamin itikad baik
dan integritas dan bertanggung jawab atas kecerobohan , itikad buruk
atau ketidak jujuran dan auditor terbebas dari kerugian akibat kekeliruan
dalam pertimbangan.
Bidang kewajiban hukum auditor dapat digolongkan sebagai berikut :
Kewajiban kepada klien
Kewajiban terhadap klien timbul karena kegagalan untuk
melaksanakan tugas audit sesuai waktu yang disepakati, pelaksanaan
audit yang tidak memadai, gagal menemukan kesalahan, dan pelanggaran
kerahasiaan oleh akuntan publik.
Apabila terdapat tuntutan auditor dapat mengajukan pembelaan yaitu :
1. Tidak adanya kewajiban melaksanakan pelayanan, dalam hal ini tidak
dinyatakan dalam surat penugasan/kontrak.
2. Tidak ada kelalaian dalam pelaksanaan kerja , mengklaim bahwa
auditor telah mengikuti GAAS .
3. Kelalaian kontribusi, dalam hal ini menjamin jika klien melakukan
kewajiban/tindakan tertentu ,tidak akan terjadi kerugian
4. Ketiadaan hubungan timbal balik, antara pelanggaran auditor terhadap
standar kesungguhan dengan kerugian yang dialami klien .
Kewajiban terhadap pihak ketiga menurut Common Law
-
Auditing........2010/2011 27
Pihak ketiga yang terdiri dari pemegang saham, calon pemegang
saham, pemasok, bankir dan kreditor lain, karyawan, dan pelanggan.
Konsep kewajiban tersebut antara lain sebagai berikut :
Doktrin ultramares, Kewajiban dapat timbul jika pihak ketiga primary
beneficiary atau orang yang harus diberikan informasi audit
Pemakai yang dapat diketahui sebelumnya, orang yang mengandalkan
keputusannya pada laporan keuangan .
Foreseeable users, pemakai yang dapat diketahui lebih dahulu
mempunyai hak yang sama dengan pemakai laporan keuangan yang
mepunyai hubungan kontrak .
Kewajiban perdata menurut hukum sekuritas federal
1. Securities Act tahun 1933, persyaratan pelaporan untuk perusahaan
yang mengeluarkan efek-efek baru. Peraturan membolehkan pihak
ketiga menggugat auditor jika laporannya menyesatakan dan tidak
mempunyai beban pembuktian hal tersebut, sementara auditor dapat
membela jika audit telah memadai dan pemakai laporan tidak
menderita kerugian .
2. Securities Exchange Act tahun 1934, persyaratan penyampaian laporan
tahunan setiap perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa.
Akibat tuntutan ini SEC dapat mencabut ijin praktek dari KAP yang
yang melakukan kesalahan.
3. Racketeer Influenced and Corrupt Organization Act 1970, peraturan ini
ditujukan untuk kriminalitas tetapi auditor sering dituntut berdasarkan
peraturan ini .
4. Foreign Corrupt Practice Act tahun 1977, larangan pemberian uang
suap kepada pejabat di luar negeri untuk mendapatkan pengaruh dan
mempertahankan hubungan usaha
-
Auditing........2010/2011 28
Kewajiban kriminal
Beberapa undang-undang seperti Uniform Securities Acts,
Securuties Acts 1933 dan 1934, Federal Mail Fraud Statute dan Federal
False Statement Statute menyebutkan bahwa menipu orang lain dengan
sadar terlibat dalam laporan keuangan yang palsu adalah perbuatan
kriminil .
Tanggung Jawab Kerahasiaan
Beberapa tuntutan yang terjadi menuntut perlunya profesi auditing
untuk meneliti peraturan perilaku yang menyangkut kerahasiaan dan
mencoba memperjelas persyaratan - persyaratan yang konsisten dengan
common law .
Tanggapan Profesi Terhadap Kewajiban Hukum
AICPA dan profesi mengurangi resiko terkena sanksi hukum
dengan langkah-langkah berikut :
1. Riset dalam auditing
2. Penetapan standar dan aturan.
3. Menetapkan persyaratan untuk melindungi auditor
4. Menetapka persyaratan penelaahan sejawat .
5. Melawan tuntutan hukum
6. Pendidikan bagi pemakai laporan
7. Memberi sanksi kepada anggota karena hasil kerja yang tak pantas
8. Perundingan untuk perubahan hukum .
Tanggapan Akuntan Publik Terhadap Kewajiban Hukum
Dalam meringankan kewajibannya auditor dapat melakukan
langkah-langkah berikut :
-
Auditing........2010/2011 29
1. Hanya berurusan dengan klien yang memiliki integritas
2. Mempekerjakan staf yang kompeten dan melatih serta mengawasi
dengan pantas
3. Mengikuti standar profesi
4. Mempertahankan independensi
5. Memahami usaha klien
6. Melaksanakan audit yang bermutu
7. Mendokumentasika pekerjaan secara memadai
8. Mendapatkan surat penugasan dan surat pernyataan
9. Mempertahankan hubungan yang bersifat rahasia
10. Perlunya asuransi yang memadai; dan
11. Mencari bantuan hukum
-
Auditing........2010/2011 30
-
Auditing........2010/2011 31
BAB V
AUDIT RESPONSIBILITIES AND OBJECTIVES
Tujuan audit laporan keuangan adalah agar auditor dapat
memberikan opininya bahwa laporan keuangan tidak terdapat kesalahan
material dan telah sesuai dengan standar yang berlaku secara umum.
Tanggung Jawab Auditor
Manajemen bertanggun jawab atas kebenaran laporan keuangan yang
disusun oleh entitas ybs. Jadi Auditor tidak menjamin kebenaran atas
suatu laporan keuangan, namun Auditor bertanggung jawab dalam
melaksanakan audit sesuai aturan yang berlaku umum / GAAS yaitu :
1. Melakukan verifikasi atas laporan keuangan yaitu untuk mendeteksi
salah saji material
2. Menemukan kekeliruan, ketidakberesan dan unsur pelanggaran
hukum yang material . Kekeliruan/ salah saji terdapat dua macam
yaitu :
Errors adalah kekeliruan salah saji yang tidak disengaja.
Irregularities adalah kesalahan yang disengaja seperti kecurangan
manajemen dan kecurangan pegawai atau penggelapan.
Siklus Laporan Keuangan
Laporan keuangan dibagi menjadi komponen yang lebih kecil untuk
memudahkan pelaksanaan audit. Pembagian biasanya berdasarkan
transaksi yang erat hubungannya satu dengan lainnya ( pendekatan siklus
).
-
Auditing........2010/2011 32
Contohnya siklus penjualan dan penerimaan kas, siklus perolehan dan
pembayaran, siklus penggajian dan pembayaran, siklus persediaan dan
pergudangan, dll.
Asersi Manajemen
Merupakan sebuah pernyataan dari manajemen tentang transaksi dan
akun dalam laporan keuangan. Asersi manajemen terdiri dari :
Keberadaan atau keterjadian
Kelengkapan
Hak dan Kewajiban
Penilaian dan Alokasi
Penyajian dan Pengungkapan
Tujuan Audit Transaksi
Tujuan audit dimaksudkan sebagai kerangka kerja bagi auditor dalam
mengumpulkan bahan bukti kompeten yang cukup yang disyaratkan
dalam standar pekerjaan lapangan dan memutuskan bahan bukti yang
pantas dikumpulkan sesuai dengan penugasan .
Tujuan audit tersebut dapat dibedakan menjadi :
Tujuan audit umum transaksi. Terdiri dari eksistensi, kelengkapan,
akurasi, klasifikasi serta posting dan perkiraan .
Tujuan audit khusus transaksi. Menerapkan tujuan umum pada
kelompok transaksi /siklus.
-
Auditing........2010/2011 33
Tujuan Audit Untuk Saldo
a. Tujuan umum :
Eksistensi - angka-angka yang dicantumkan memang ada ( eksis
).
Kelengkapan - angka -angka yang ada telah dimasukkan
seluruhnya .
Akurasi - jumlah yang ada disajikan pada jumlah yang benar.
Klasifikasi - angka yang dimasukkan di daftar klien telah
diklasifikasikan dengan tepat .
Pisah batas (Cut Off ) - transaksi yang dekat tanggal neraca
dicatat pada periode yang tepat .
Kecocokan rincian (detail tie in) - rincian dalam saldo akun
sesuai dengan angka-angka buku besar tambahan , dijumlah
kebawah benar dalam saldo akun, dan sesuai dengan jumlah
dalam buku besar .
Nilai realisasi - aset dinyatakan dalam jumlah yang diestimasi
dapat direalisasi.
Hak dan Kewajiban - Kewajiban harus menjadi milik suatu
entitas berkaitan dengan hutang , sedangkan hak selalu dikaitkan
dengan aktiva .
Penyajian dan Pengungkapan - saldo perkiraan dan persyaratan
pengungkapan yang berkaitan telah disajikan dengan pantas
dalam laporan keuangan.
b. Tujuan khusus :
Tujuan khusus bagi setiap saldo perkiraan dapat dikembangkan setelah
tujuan umum dipahami paling sedikit harus ada satu tujuan, khusus
untuk setiap tujuan umum kecuali jika auditor menganggap tujuan itu
tidak relevan.
-
Auditing........2010/2011 34
Pencapaian Tujuan Audit
Audit merupakan suatu proses dimana dalam pelaksanaanya harus
mengikuti tahap-tahap sesuai dengan standar yang berlaku. Proses Audit
adalah metodologi pelaksanaan audit yang jelas untuk membantu auditor
dalam mengumpulkan bahan bukti pendukung yang kompeten.
Tahap-tahap dalam proses Audit:
1. Merencanakan dan merancang pendekatan audit
Mendapatkan pengetahuan atas bidang usaha klien .
Memahami struktur pengendalian intern klien dan menetapkan risiko
pengendalian intern.
2. Pengujian pengendalian dan transaksi .
3. Melaksanakan prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo .
4. Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit .
-
Auditing........2010/2011 35
BAB VI
AUDIT EVIDENCE
Dalam audit, bahan bukti merupakan informasi yang digunakan
auditor untuk menentukan apakah informasi kuantitatif yang sedang
diaudit disajikan sesuai kriteria yang ditetapkan.
Perbandingan untuk membedakan bahan bukti:
Tujuan penggunaan bahan bukti
Sifat bahan bukti yang digunakan
Pihak yang mengevaluasi bahan bukti.
Kepastian dari kesimpulan berdasarkan bahan bukti
Sifat kesimpulan
Konsekuensi yang timbul akibat kesimpulan yang salah dari bahan
bukti
Bahan Bukti Yang Menyimpulkan
Suatu bahan bukti dapat memberikan kesimpulan apabila :
1. Relevan, berkaitan terhadap tujuan pengujian auditor
2. Kompeten, menunjukkan tingkat dapat dipercayainya suatu bahan
bukti
Kompetensi dapat diperbaiki dengan :
Independensi penyedia data
Efektifitas struktur pengendalian intern
Pengetahuan yang diperoleh sendiri oleh auditor
Kualifikasi orang yang menyediakan informasi
Tingkat objektivitas
3. Kecukupan, jumlah bahan bukti yang diperoleh dibandingkan dengan
besar sampel .
-
Auditing........2010/2011 36
4. Ketepatan waktu, saat bahan bukti dikumpulkan, sedekat mungkin dari
tanggal neraca.
Jenis Bahan Bukti Audit
Bahan bukti yang digunakan oleh auditor dalam prosedur audit terdiri
dari :
Pemeriksaan fisik .
Konfirmasi .
Dokumentasi .
Pengamatan .
Tanya jawab dengan klien .
Pelaksanaan Ulang (Reperformance) .
Prosedur analitis .
Efektifitas struktur pengendalian intern klien mempunyai pengaruh yang
besar pada keandalan kebanyakan jenis bahan bukti. Jenis bahan bukti
tertentu jarang mencukupi sendirian untuk memberikan bahan bukti yang
kompeten untuk memenuhi satu tujuan
Prosedur Analitis
Adalah evaluasi atas informasi keuangan yang dilakukan dengan
mempelajari hubungan logis antara data keuangan dan non keuangan
termasuk perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat dengan ekspektasi
-
Auditing........2010/2011 37
auditor. Pelaksanaan prosedur analitis dapat dilakukan pada seluruh
tahap, baik tahap perencanaan, tahap pengujian dan tahap penyelesaian
Alasan yang terpenting penggunaan prosedur analitis :
Memahami bidang usaha klien.
Penetapan kemampuan satuan usaha untuk menjaga kelangsungan
hidupnya.
Indikasi adanya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan.
Mengurangi pengujian audit yang terinci.
Saat.
Jenis Prosedur Analistis
1. Membandingkan data klien dengan industri sejenis.
2. Membandingkan data klien dengan data yang serupa pada periode
sebelumnya
Perbandingan antara saldo tahun berjalan dengan saldo tahun lalu.
Membandingakan rincian total saldo dengan rincian serupa pada
tahun sebelumnya.
Membandingkan rasio dan hubungan persentase dengan tahun
sebelumnya.
3. Membandingkan data klien dengan data yang diperkirakan oleh klien.
4. Membandingkan data klien dengan data yang diperkirakan oleh
auditor.
5. Membandingkan data klien dengan hasil perkiraan yang menggunakan
data non keuangan.
-
Auditing........2010/2011 38
CHAPTER 11
AUDIT OF THE SALES AND COLLECTION CYCLE :
TESTS OF CONTROLS AND SUBSTANTIVE TESTS OF
TRANSACTIONS
Tujuan menyeluruh adalah untuk mengevaluasi apakah saldo-saldo yang
dipengaruhi oleh siklus ini telah disajikan secara wajar sesuai standar
akuntansi yang berlaku umum .
Siklus penjualan dan penerimaan kas adalah siklus yang meliputi
keputusan dan proses yang diperlukan untuk mengalihkan kepemilikan
atas barang dan jasa yang telah tersedia untuk dijual kepada pelanggan,
dimulai dengan permintaan oleh pelanggan dan berakhir dengan
perubahan barang/jasa menjadi piutang usaha dan menjadi kas.
Golongan transaksi, akun, fungsi bisnis, dan dokumen/catatan terkait
yang umumnya terkait dalam siklus penjualan dan penerimaan kas
dirangkum dalam tabel berikut:
Golongan
Transaksi
Account terkait Fungsi Bisnis Dokumen dan
Catatan Penjualan Penjualan
Piutang Usaha
Pemrosesan
order
pelanggan
Persetujuan
penjualan
kredit
Pengiriman
barang
Penagihan ke
Order pelanggan,
order penjualan, order
pelanggan atau order
penjualan, dokumen
pengiriman, faktur
penjualan, jurnal
penjualan, laporan
ikhtisar penjualan,
berkas induk piutang
-
Auditing........2010/2011 39
konsumen dan
pencatatan
penjualan
usaha, neraca saldo
piutang usaha,
rekening bulanan
Penerimaan kas Kas di Bank
Piutang usaha
Pemrosesan dan
pencatatan
penerimaan kas
Nota pembayaran,
Daftar penerimaan
kas, Jurnal
penerimaan kas
Retur dan
pengurangan
harga penjualan
Retur dan
pengurangan
harga penjualan
Piiutang usaha
Pemrosesan dan
pencatatan retur
dan pengurangan
harga penjualan
Nota Kredit, Jurnal
retur dan
pengurangan harga
penjualan
Penghapusan
piutang tak
tertagih
Piutang Usaha
Penyisiha piutang
tak tertagih
Penghapusan
piutang tak
tertagih
Formulir otorisasi
penghapusan piutang
Beban piutang
tak tertagih
Beban piutang tak
tertagih
Penyisihan
piutang tak
tertagih
Penyisihan
piutang
-
Metodologi perancangan pengujian atas pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi untuk penjualan
Langkah - langkah yang dilaksanakan :
Memahami struktur pengendalian intern penjualan : mempelajari flow
chart sistem penjualan klien, menyiapkan kuisioner untuk
pengendalian intern, dan menjalankan uji walkthrough atas
penjualan.
-
Auditing........2010/2011 40
Menaksir resiko pengendalian yang direncanakan : terdiri dari empat
tahap:
1. Menentukan kerangka acuan, terdapat 6 tujuan audit berkait
transaksi yaitu:
Penjualan tercatat adalah untuk pengiriman aktual yang
dilakukan kepada pelanggan yang nonfiktif (existency)
Penjualan yang ada telah dicatat (kelengkapan)
Penjualan yang tercatat adalah untuk jumlah barang yang
dikirim, ditagih dan dicatat dengan benar (akurasi)
Transaksi penjualan diklasifikasi dengan sesuai
Penjualan dicatat dalam waktu yang tepat
Transaksi penjualan dimasukkan dengan pantas dalam berkas
induk, dan diikhtisarkan dengan benar (posting dan
pengikhtisaran)
2. Mengidentifikasi pengendalian intern kunci untuk penjualan dan
kelemahannya.
3. Memadukan pengendalian intern kunci dan kelemahannya tersebut
dengan tujuan audit
4. Menaksir resiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan
mengevaluasi kelemahan dan pengendalian tujuan
Evaluasi untung rugi pengujian atas pengendalian.
Merancang pengujian atas pengendalian untuk penjualan, untuk
mengurangi resiko pengendalian yang ditetapkan.
Merancang pengujian substantif atas transaksi penjualan, untuk
menentukan apakah ada kesalahan moneter atau penyimpangan dalam
transaksi penjualan. Pengujian substantif untuk transaksi penjualan
antara lain sbb:
1. Untuk meyakini bahwa penjualan yang dicatat benar-benar ada
2. Transaksi penjualan yang terjadi telah dicatat
-
Auditing........2010/2011 41
3. Penjualan dicatat secara akurat
4. Penjualan yang dicatat telah diklaisifikasikan dengan semestinya
5. Penjualan dicatat pada tanggal yang tepat
6. Transaksi penjualan dicatat dengan semestinya di berkas induk dan
diikhtisarkan dengan benar
Retur dan Pengurangan Harga Penjualan
Biasanya pos ini tidak material, namun perlu diperhatikan penekanannya
pada pengujian keberadaan transaksi yang dicatat sebagai cara untuk
menemukan adanya kemungkinan pengalihan kas dari penagihan piutang
yang telah diterima yang dicatatsebagai retur dan pengurangan harga
penjualan. (retur dan pengurangan harga penjualan fiktif).
Perancangan pengujian atas pengendalian, dan pengujian substantif
transaksi penjualan tersebut berguna untuk membantu auditor dalam
merancang audit program yang efektif dan efisien dalam memenuhi
tujuan audit pada suatu situasi tertentu
Metodologi perancangan pengujian atas pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi untuk penerimaan kas
Metodologi yang dikembangkan untuk merancang pengujian atas
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk penerimaan
kas pada dasarnya sama dengan metode yang dikembangkan untuk
penjualan.
Tujuan audit berkait transaksi untuk penerimaan kas dikembangkan dari
kerangka acuan audit. Terdapat perbedaaan penekanan terhadap audit atas
-
Auditing........2010/2011 42
penerimaan kas. Yaitu identifikasi kelemahan struktur pengendalian
intern yang meningkatkan kemungkinan terjadinya fraud/kecurangan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan auditor terhadap hal ini antara lain:
1. Menentukan apakah kas yang diterima telah dicatat; ini adalah jenis
defalkasi uang yang paling sulit dideteksi auditor. Prosedur yang lazim
dilakukan adalah menelusuri dari nota pembayaran yang prenumbered
atau daftar penerimaan kas ke jurnal penerimaan kas dan buku
tambahan piutang, dengan catatan bahwa pengujian ini akan efektif
kalau kas didaftar di cash register tape
2. Menyiapkan pembuktian atas penerimaan kas; Untuk menguji apakah
seluruh penerimaan kas telah disetor ke rekening bank. Prosedur yang
lazim dilakukan adalah rekonsiliasi bank
3. Pengujian untuk menemukan lapping piutang usaha. Lapping adalah
menangguhkan pencatatan penerimaan piutang untuk
menyembunyikan adanya kekurangan kas. Biasanya pengujian ini
dilakukan kalau diyakini auditor bahwa struktur pengendalian intern
penerimaan kas lemah, antara lain ditandai dengan tidak adanya
pemisahan tugas antara orang yang menerima pembayaran dari
pelanggan dengan orang yang mencatat penerimaan dari piutang
tersebut.
Pengujian audit atas piutang tak tertagih
Pertimbangan utama yang harus diperhatikan dalam pos piutang tak
tertagih adalah keberadaan dari penghapusan piutang tak tertagih.
Pengujian dilakukan untuk mengetahui adanya kemungkinan klien untuk
menutupi defalkasi atas kas dengan menghapus piutang yang telah ditagih
dan membebankannya ke pos ini. Yang harus diperhatikan terhadap
pengendalian intern pos ini adalah otorisasi yang pantas atas penghapusan
-
Auditing........2010/2011 43
piutang oleh tingkat manajemen yang telah ditentukan setelah suatu
penyelidikan general tentang alasan mengapa pelanggan tidak dapat
membayar.
Pengendalian intern tambahan atas transaksi-transaksi neraca
Pengendalian intern penjualan dan penerimaan kas di luar dari lima
transaksi yang berkaitan dengan siklus tersebut, yaitu nilai yang dapat
direalisasi (realizable value), hak dan kewajiban, serta penyajian da
pengungkapan. Realizable value merupakan unsur yang penting, karena
kolektibilitas piutang sering menjadi perhatian utama suatu business
entity. Pengendalian yang lazim adalah:
Persetujuan kredit oleh orang yang berwenang,
Penyiapan neraca saldo piutang usaha menurut umur oleh orang yang
berwenang dan direview dengan semestinya
Kebijakan penghapusan piutang yang tidak tertagih
-
Auditing........2010/2011 44
CHAPTER 12
AUDIT SAMPLING FOR TESTS OF CONTROL
AND SUBSTANTIVE TESTS OF TRANSACTIONS
Sampel yang representatif
Tujuan memilih sampel dari suatu populasi adalah untuk mendapatkan
sampel yang representatif, yaitu sampel yang memiliki karakteristik yang
sama dengan populasinya. Meningkatkan kemungkinan suatu sampel
menjadi representatif melalui kecermatan dalam merancang, menyeleksi,
dan mengevaluasinya.
Hasil sampling dapat menjadi tidak representatif apabila terjadi
kekeliruan uji petik/sampling error dan atau kekeliruan non uji petik/non
sampling error. Resiko terjadinya kedua hal tersebut merupakan resiko
sistematis yang dapat dikendalikan.
Resiko non uji petik terjadi apabila pengujian audit tidak
mengungkapkan adanya pengecualian di dalam sampel, disebabkan
auditor mengalami kegagalan untuk mengetahui adanya pengecualian,
dan prosedur audit yang tidak efektif atau tidak memadai
Resiko uji petik bagian yang melekat pada uji petik yang disebabkan
pengujian yang lebih kecil dari keseluruhan populasi, dapat dikurangi
dengan meningkatkan ukuran sampel atau menggunakan metode
seleksi pos atau unsur sampel dari populasi yang memadai
Uji petik statistik dan non statistik
Metode uji petik meliputi :
-
Auditing........2010/2011 45
1. Perencanaan sampel : untuk menjamin diperolehnya resiko uji petik
yang diinginkan
2. Seleksi sampel : Keputusan memilih unsur sampel dari populasi
3. Pelaksanaan pengujian : Pemeriksaan dokumen dan melakukan
pengujian audit lainnya
4. Evaluasi hasil : Penarikan kesimpulan berdasarkan hasil
pengujian audit
Perbedaan kedua metode :
Metode Statistik Metode Non Statistik
Penggunaan teknik-teknik
pengukuran matematis untuk
menghitung hasil statistik formal
Terdapat kuantifikasi risiko uji petik
pada perencanaan sampel dan
evaluasi hasil
Biasanya melalui metode pemilihan
sampel probabilistik yaitu:
acak-sederhana/simpel random
sistematis/systematic
probabilitas-proporsional dg
ukuran
stratifikasi/stratified
Tidak menggunakan teknik
pengukuran matematis, tapi memilih
unsur-unsur sampel yang diyakini .
Kesimpulan mengenai populasi
diambil lebih lewat
pertimbangan/judgemental sampling
Metode pemilihan sampel dengan
non probabilistik, yaitu:
sampel terarah/direct sample
blok/block
sembarang/haphazard
A. Metode seleksi sampel non probabilistis:
Kandungan informasi sampel dalam metode ini, termasuk
representatif/tidaknya sampel, akan didasari pengetahuan dan
-
Auditing........2010/2011 46
keterampilan auditor dalam menerapkan pertimbangan profesional
saat itu. Terdiri dari:
1. Seleksi sampel terarah, berdasarkan pertimbangan profesional
auditor yang meliputi unsur yang paling mungkin mengandung
salah saji, unsur yang mengandung karakteristik populasi yang
terpilih, jumlah rupiah yang besar.
2. Uji petik blok , dapat diterima hanya jika digunakan jumlah blok
yang cukup
3. Uji petik sembarang, mengamati suatu populasi dan memilih unsur
yang menjadi sampel tanpa memperhatikan ukuran, sumber, atau
karakteristik lain yang membedakan tanpa memihak.
Kelemahannya adalah kesulitan auditor untuk sama sekali tidak
memihak dalam memilih unsur yang menjadi sampel
B. Metode seleksi sampel probabilistis
Hal yang harus diperhatikan dalam menentukan sampel probabilitas
adalah:
Penerapan population of interest Populasi harus ditetapkan
konsisten dengan tujuan audit dan uji petik yang mendasari sampel
yang diambil
Unit uji petik harus ditetapkan
Metode ini terdiri dari:
Seleksi sampel acak sederhana, setiap kombinasi yang mungkin
dari unsur-unsur dalam suatu populasi memiliki kesempatan yang
sama untuk terpilih menjadi sampel. Dapat digunakan tabel angka
acak untuk mendukung proses seleksi.
-
Auditing........2010/2011 47
Seleksi sampel sistematis, menghitung suatu interval dan kemudian
memilih unsur sampel secara metodis berdasarkan besarnya
interval.
Seleksi probabilitas yang proporsional dengan ukuran dan seleksi
sampel stratifikasi.
Uji petik Atribut
Metode statistik yang digunakan untuk mengestimasi proporsi unsur-
unsur dalam satu populasi yang mengandung karakteristik atau atribut
yang menjadi fokus kepentingan. Proporsi ini merupakan tingkat
keterjadian/occurance rate, merupakan rasio dari unsur yang
mengandung atribut khusus terhadap jumlah unsur populasi.
Biasanya tingkat keterjadian yang diperhatikan auditor/jenis tingkat
pengecualian dalam populasi data akuntansi, yaitu:
Deviasi terhadap prosedur pengendalian yang dibuat klien
Kekeliruan atau penyimpangan moneter dalam populasi data
transaksi, dan
Kekeliruan/penyimpangan moneter dalam rincian saldo akun.
Tingkat keterjadian atau pengecualian dalam uji petik acak atau
sistematis adalah merupakan ukuran yang tidak bias dari tingkat
pengecualian dalam keseluruhan populasi.
Dalam menggunakan uji petik atribut dalam auditing, auditor harus
mengetahui tingkat deviasi yang paling mungkin. Dengan demikian
auditor mengarahkan pada upper limit teratas dari estimasi interval.
Batas atas ini disebut CUER (Computed upper exception rate) dan
-
Auditing........2010/2011 48
didefinisikan sebagai tingkat deviasi tertinggi yang dihitung dalam
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.
Distribusi Uji Petik
Suatu frekuensi distribusi dari hasil-hasil atas selurh sampel yang
mungkin dari suatu ukuran tertentu yang dapat diperoleh dari populasi
yang berisi beberapa parameter spesifik. Estimasi atribut didasarkan
pada distribusi binomial.
Penggunaan uji petik atribut dalam audit
Metode penerapan uji petik atribut dalam audit terbagi dalam 3
kelompok yaitu :
I. Perencanaan Sampel
Nyatakan tujuan dari pengujian audit
Definisikan atribut dan kondisi deviasi. Atribut dari kepentingan
dan kondisi deviasi berasal langsung dari program audit.
Definisikan populasi, mengambil sampel secara acak dari
keseluruhan populasi dan menggenerelalisasi hasilnya untuk
seluruh populasi
Definiskan unit uji petik.
Tentukan pengandalan berlebih yang dapat diterima.
Tentukan tingkat deviasi yang dapat ditoleransi.
Estimasikan tingkat deviasi populasi yang diharapkan.
Tentukan ukuran sampel awal. Ukuran sampel dipengaruhi oleh
empat faktor yaitu:ukuran populasi, tingkat deviasi yang dapat
ditoleransi, resiko pengandalan berlebih pada pengendalian
intern yang dapat diterima, dan tingkat deviasi populasi yang
diharapkan.
-
Auditing........2010/2011 49
II. Pemilihan Sampel dan Pelaksanaan Pengujian
Pilih sampel, unsur-unsur tertentu dalam populasi yang akan
diikutkan sebagai sampel
Laksanakan prosedur audit, memeriksa setiap unsur di dalam
sampel untuk mendapatkan catatan deviasi yang ditemukan.
III. Evaluasi Hasil
Generalisasikan hasil dari sampel untuk populasi.
Analisa deviasi
Putuskan akseptabilitas dari populasi tersebut
CHAPTER 13
COMPLETING THE TESTS IN THE SALES AND COLLECTION
CYCLE :
ACCOUNTS RECEIVABLE
Metode untuk merancang tes detail atas saldo.
Memutuskan tes yang memadai atas saldo bukan hal yang mudah.
Auditors biasanya menggunakan kertas kerja perencanaan bukti.
Tujuan audit atas saldo accounts receivable.
Detail tie-in : accounts receivable dibuat aging sesuai dengan master
file.
Existence
-
Auditing........2010/2011 50
Completeness
Accuracy
Classification
Cutoff
Realizable value
Rights
Presentation and disclosure.
Dalam menyusun kertas kerja perencanaan bukti, auditor biasanya
menempuh langkah-langkah berikut ini :
Menentukan materialitas dan menetapkan risiko audit beserta inherent
risk atas accounts receivable.
Menetapkan control risk atas siklus sales and collection.
Merancang dan melaksanakan tes atas kontrol dan substantif tes atas
transaksi dalam siklus sales and collection.
Merencanakan dan melaksanakan prosedur analitis atas saldo accounts
receivables.
Merencanakan tes mendetail atas saldo accounts receivable untuk
memenuhi tujuan audit atas accounts receivable.
Auditor merancang prosedur audit, besar sampel, item yang akan
diambil, dan waktu pengujian.
Tes detail atas saldo.
Tes detail yang terpenting yang dilakukan dalam pengujian accounts
receivable adalah konfirmasi.
Accounts receivable ditambahkan dengan benar dan sesuai dengan
master file dan buku besar. Aging atas saldo menjadi penting karena
-
Auditing........2010/2011 51
allowance dan biaya atas uncollectible accounts receivable
berdasarkan pada estimasi dari hasil aging.
Accounts receivable yang tercatat benar-benar ada. Dari konfirmasi
dapat diyakini keberadaan accounts receivable. Untuk accounts
receivable yang tidak dikonfirmasi dapat ditelusuri dari dokumen
penjualan dan penerimaan kas sebagai prosedur alternatif.
Accounts receivable seluruhnya tercatat. Tes yang dilakukan biasanya
dengan membandingkan antara saldo dengan control account. Cara
lain adalah dengan melakukan tes silang dari hasil tes atas transaksi
penjualan.
Accounts receivable dicatat dengan akurat. Akurasi yang tidak
dikonfirmasi, dapat dilakukan dengan menguji dokumen penjualan
dan penerimaan kas.
Accounts receivable diklasifikasikan dengan layak. Klasifikasi di sini
dimaksudkan pemisahan yang tegas di antara berbagai jenis
receivable, misalnya notes dan accounts receivable.
Pisah batas telah tepat. Pisah batas di sini meliputi pisah batas
penjualan, sales return and allowance, dan penerimaan kas.
Accounts receivable dicatat pada realizable value. Hal ini
berhubungan erat dengan pengujian atas allowance for uncollectible
account.
Klien berhak atas accounts receivable. Perlu ditelusuri apakah
accounts receivable tersebut telah dijaminkan, difaktorkan, atau dijual.
Accounts receivable telah disajikan dan diungkapkan dengan layak.
Segala hal yang berhubungan dengan accounts receivable telah
diungkapkan dengan memadai, dan saldo dlam receivable benar-benar
memenuhi kriteria receivable.
Konfirmasi atas accounts receivable.
-
Auditing........2010/2011 52
AICPA mensyaratkan dilakukannya konfirmasi atas account receivable
kecuali jika jumlahnya tidak material, konfirmasi yang diterima lambat
dan diragukan keandalannya, serta bila inherent risk dan control risk
rendah sehingga dapat digunakan prosedur alternatif pengumpulan bukti.
Konfirmasi yang dikirim klien harus diawasi oleh auditor dan hasi
konfirmasinya langsung dikirim kepad auditor.
Keputusan penting dalam melakukan konfirmasi di antaranya:
Jenis konfirmasi positif atau negatif. Konfirmasi negatif dilakukan bila
:
Jumlah satuan accounts receivable banyak, namun nilainya masing-
masing kecil.
Control risk dan inherent risk rendah.
Tidak ada alasan konfirmasi itu tidak akan diperhatikan.
Waktu konfirmasi, sedekat mungkin dengan tanggal neraca.
Jumlah sampel yang akan dikonfirmasi.
Pemilihan item yang akan diuji, biasanya dilakukan dengan
stratifikasi.
Apabila konfirmasi positif tidak ditanggapi, auditor perlu menguji lagi
penerimaan kas setelah tanggal konfirmasi, memastikan tidak ada sales
invoice ganda, menelusuri dokumen pengiriman, dan berkorespondensi
dengan klien.
Konfirmasi yang diterima dan terdapat perbedaan, perlu ditindaklanjuti.
Perbedaan tersebut mungkin timbul karena telah dibayar sebelum tanggal
konfirmasi namun belum diterima oleh klien pada saat itu, barang yang
dikirim oleh klien belum diterima pada tanggal konfirmasi, telah terjadi
pengembalian barang yang dikirim karena tidak sesuai dengan yang
diminta, dan mungkin juga karena kesalahan klerikal.
-
Auditing........2010/2011 53
CHAPTER 14
AUDIT SAMPLING FOR TESTS OF DETAILS OF BALANCE
Pada saat pengujian atas pengendalian juga dilakukan sampling, namun
tujuannya untuk menilai efektivitas pengendalian. Sedangkan pada saat
tes detail atas saldo tujuannya selain efektivitas pengendalian juga
kebenaran angka / unit moneternya, apakah telah disajikan secara wajar.
Permasalahan dalam tes detail atas saldo.
Masalah utama yang dihadapi auditor yakni :
1. Menentukan jumlah sampel.
2. Memilih item / sampel di antara populasi. Suatu cara yang banyak
dilakukan adalah dengan membuat stratifikasi atas populasi. Dari
tingkatan berdasarkan nilai rupiah tersebut kemudian ditentukan
masing-masing sampel yang akan diambil. Dengan demikian dapat
dilakukan penekanan terhadap suatu strata populasi dengan tidak
mengabaikan strata populasi yang lain.
3. Mengevaluasi hasil sampling. Setelah diketahui hasil pengujian atas
sampel, kemudian dicari generalisasi untuk seluruh populasi. Caranya
dengan menjumlahkan dari setiap strata ( misstatement / nilai sampel
yang diambil ) x nilai buku strata tsb. Meskipun masih terdapat
kemungkinan sampling error, namun hal ini cukup representatif
terutama apabila auditor menggunakan statistical sampling.
Sampling atas monetary unit.
Langkah-langkah yang diambil dalam metode monetary sampling unit
(MUS) :
-
Auditing........2010/2011 54
1. Merencanakan sampel.
Menyatakan tujuan pengujian.
Menetapkan kondisi salah saji.
Menetapkan populasi.
Menetapkan unit sampling, dalam dollar atau unit lain.
Menentukan salah saji yang dapat diterima.
Menentukan resiko yang dapat diterima dari kesalahan penerimaan
(ARIA). Penentuannya dipengaruhi oleh control risk, acceptable
audit risk, dan substantive test.
Mengestimasikan tingkat pengecualian dari populasi.
Menentukan jumlah sampel awal. Penentuan sampel dipengaruhi
oleh materialitas, asumsi rata-rata kesalahan atas salah saji
populasi, ARIA, nilai buku populasi, tingkat perkecualian populasi,
dan hbubungan dengan model resiko audit.
2. Memilih sampel dan melaksanakan pengujian.
Memilih sampel. Dapat dilakukan dengan cara random dan
sistematis, yakni dengan random sederhana, sestematis, atau
dengan komputerisasi.
Melaksanakan prosedur audit.
3. Mengevaluasi hasil pengujian.
Menggeneralisasikan dari sampel ke populasi. Terdapat empat
aspek yang harus diperhatikan dalam metode MUS :
Tabel atribut sampling harus digunakan.
Hasil atribut tersebut harus dikonversikan ke dollar / rupiah.
Harus dibuat asumsi persentase salah saji atas setiap item yang
mengandung salah saji.
Hasil statistik MUS digunakan sebagai error bounds.
-
Auditing........2010/2011 55
Menganalisa perkecualian.
Memutuskan penerimaan terhadap populasi. Apabila populasi
tersebut ditolak, dapat dilakukan beberapa langkah lanjutan yakni
dengan meningkatkan pengujian terhadap area tertentu, menambah
jumlah sampel, membuat jurnal penyesuaian terhadap perkiraan
bersangkutan, meminta klien membetulkan lebih dahulu
populasinya, atau bahkan memberikan pendapat selain unqualified.
Penggunaan monetary unit sampling dalam audit.
MUS menarik karena :
Secara otomatis memilih nilai rupiah yang lebih tinggi untuk di-
sampling.
Mengurangi pengulangan pengujian atas sampel yang sama sehingga
mengurangi biaya.
Penerapannya cukup mudah.
Memberikan kesimpulan statistik dalam nilai rupiah.
Namun MUS juga memiliki kelemahan yakni :
Total error bound yang dihasilkan mungkin terlalu tinggi.
Dalam populasi yang besar, diperlukan bantuan komputer untuk
pemilihan sampel.