Download - Architectural Research Methods Chapter 1
1.1. Pengenalan : Pembaca Bagi Buku Ini
Mahasiswa Tujuan dari buku ini adalah untuk menyediakan panduan pengenalan bagi
siapapun yang ingin melakukan riset tentang aspek lingkungan terbangun – ruang,
bangunan, perkampungan, atau pusat kota
Buku ini disusun secara sedemikian rupa secara komprehensif maupun dapat
digunakan sebagai sebuah permulaan. Komprehensif maksudnya adalah sebuah kalimat
dapat merujuk kepada berbagai macam metode riset yang tersedia dan dapat digunakan
pada bermacam pilihan topik yang berhubungan dengan riset arsitektural. Sebagai sebuah
permulaan maksudnya untuk memperkenalkan pembaca pada karateristik umum dan
penerapan dari setiap metode riset serta memberikan referensi pada literatur yang lebih
spesifik dan juga artikel mengenai metode riset yang diminati.
Dengan tujuan seperti itu, maka buku ini cocok untuk dibaca kepada :
1. Mahasiswa arsitektur program Ph.D dan M.Sc
Banyak program arsitektur yang menawarkan berbagai spesialisasi dan pendekatan
yang berbeda, maka jelas dibutuhkan sebuah buku yang komprehensif yang
berisikan pengenalan kepada metode lintas topik. Pada akhirnya buku ini
mengambil materi dari berbagai disiplin ilmu dan menerapkan informasi secara
langsung yang berguna saat kelas metode riset arsitektur.
2. Peneliti arsitektur atau yang berkaitan dengan arsitektur
Bagi mereka yang lulus dari program doktoral maupun master, buku ini dapat
dijadikan sebagai sebuah penyegaran dalam menentukan metode. Buku ini juga
dapat bermanfaat dalam pekerjaan independen bagi fakultas terkait.
3. Mahasiswa M.Arch dan B.Arch tingkat akhir
Buku ini menyediakan panduan bagi riset tugas akhir. Buku ini menjembatani jarak
antara desain dan riset.
4. Praktisi arsitektur
Buku ini bertujuan untuk memberikan strategi dan taktik yang dapat digunakan
dalam praktek profesi.
Kebutuhan akan riset kuesioner/penelitian lebih lanjut penyusunan instrumen
yang diperlukan.
5. Siapa saja
Tujuan utamanya adalah menjadikan buku ini sebagai sumber referensi yang
berharga bagi semua tipe atau jenis riset apapun yang diinginkan.
1.2 Apakah penelitian dalam arsitektur
Dalam satu kesempatan, Penelitian arsitektural dikenalkan melalui sejarah arsitektur.
Perkembangan dari struktur dan bahan2 bangunan setelah masa itu adalah hasil dari
percobaan trial and error, sistimatis observasi dan penerapan prinsip2 pembangunan
dalam proyek2 pembangunan. Kita ambil contoh adalah pembangunan dari Flying
Butters, contoh pertama yang ada dalam atribut dalam The Nave of Notre Dame de
Paris. Kombinasi dari rekonstruksi archeological dan analisis structural dikenalkan
oleh penulis William Clark dan Robert Mark yang mendemontrasikan kebenaran dari
rancangan asli Butters. Bagaimanapun, penulis berdebat bahwa stress point dari
susunan nya adalah rancangan itu sendiri, dan hubungannya dengan syarat2
pemeliharaan nya, dan ini terlihat pada perubahan besar The Butters diawal abad 13.
Kelanjutan dari modifikasi dan observasi sistim atis dalam proyek katedral
membiarkan banyak muncul inovasi dan yang lain2nya. Perkembangan yg terus
berlangsung dalam inovasi bahan dan struktur dapat diambil melalui sejarah
bangunan tersebut.
Di sisi lain, dimulainya penelitian arsitektural mengeluarkan batasan dari proyek2
bangunan khusus adalah fenomena yg ada saat ini. Walaupun pembelajaran tentang
iklim dan struktur menjadi pembahasan penting dalam penelitian di tahun 1950,
penelitian arsitektural memunculkan topik2 dalam lingkup yang lebih luas, meliputi
issue perilaku social, metode perancangan, konservasi perancangan di tahun 1960
danawal 1970. Selama periode itu aturan pendanaan agen2 umum dari The National
Science Foundation ke the National endowment bisa didapat lebih luas; Program2
universitas mendukung fakultas arsitektur untuk mencari topic penelitian; program
doctoral di arsitektur mulai bermunculan dalam jumlah yg banyak; penggabungan
organisasi arsitektur seperti the American institute of Architechts dan asosiasi
sekolah2 arsitektur mendukung dalam mempromosikan penelitian; sedikit tentang
perkembangan penelitian arsitektural kearah pembagiannya; dan jurnal2 profesi
mulai mengeluarkan nilai2 pembelajaran dan menawarkan program2 penelitian.
Setelah dua dekade, macam2 dariaktivitaspenelitianberlanjut,
tapilebihseringpadavariasicaranya.
Banyakpenelitianmemilikipengalamandalamaliranpendanaannya. Konservasi energy
contohnya, adalahdominandalamteknikpenelitian di tahun 1970, karenaadanyakrisis
energy, tetapimendapatkanbanyakperhatian di tahun 1980. Setelah decade ini,
bagaimanapunpenelitianditujukanpadakeberlanjutanpengluaran issue2 awal,
tetapidalamkerangka model konsepbaru.
Kesamaannya, peneitiandalamsejaraharsitekturalsetelahbeberapatahunbergerakdari
model sejarahseniekslusifkeekspansitentangkonsep yang
meliputikritikdanteoriperancangan. Ketertarikandalamsejarahpreservasiadadiakhir
1980an
denganlebihmemperhatikanuntukimplikasiarsitekturaldariteoridekonstruksidankriti
k.
Dalamkenyataannya, penekananawaldalamhubunganygsistimatisdari
program, design,danpenilaianmembuatsemakinbesarkekuatanuntukmembangun
unit2 program penelitian. Penekananinijugabertepatandengan trend dari jurnal2
profesional, yang manadimulaidenganpenilaianpublikasiartikeldengancatatan
proyek2 perancanganygberhubungandengan dasar2 reguler.Bagaimanapundiakhir
decade jasa2 predesign telahdirubahdandikonsepulang.
Merekamungkintidaklebihpanjangisinyadari program
tapitermasukpenyatuanperencanaanfasilitasdenganjasa real estate,
pembangunanorganisasidanstrategibisnis.Berdasarkan survey perusahaanAIA,
perluasanjasanondesignsemakinbesarporsinyadaripertumbuhannasional usaha2
arsitektural.
Denganadanyaperubahanygbesar, apakahpenelitianarsitektural ?dalambuku
architectural research edisi 1984, adaduababygmenunjukkanpertanyaanini. James
Snyder, ygmeng edit bukuinimenyarankanbahwa“
penelitiansistimatismengarahpadatujuankreasidalamilmupengetahuan”,
dimanaduaelemenitusangatpenting.
Pertama, penelitianadalahsistematisdalambeberapacara.
Walaupunmungkinmudahmendapatkaninformasipentingdenganobservasisusunanta
mpak bangunan2.
Catatanpenelitiansistematismenyebutkanadanyapembatasaninformasiygdidapatdari
pengelamankita, sepertibagaimanainidikelompokkan, dianalisis, dandiprentasikan.
Sistimatistidakperludisamakandenganpercobaan, banyak kritik2
ygberhubungandenganapaygditurukandaripekerjaanmereka.
Benaradanyabahwadalamsusunanpenemuan variable adalah “reductionist”,
jugabenaradanyabahwamendapatkantemadariwawancaraadalah reductionist. Dan
benarbahwasemuapenelitianadalahturunandariapaygada.Penelitianperludalamketerl
ibatanmengurangipengalamanhidupataupencarianfenomenauntuksebuahcatataninfo
rmasi.
Pemilihanantarapercobaandanpembelajarankualitatifdiperlukandalammemilihturuan
strategiygakandipakai.
Kedua, hasililmupengetahuanbiasanyamenjadikarakterdaripenelitian,
banyakpembaca yang menggunakanteoridariilmupengetahuan,
sepertiteoriEnsteintentang relativity or geological darilapisantektonik.
Walaupunbeberapateoriadalahilmupengetahuanbaru, merekabukanlah model
dariilmupengetahuanitu.
Sepertinyaakandibantahbahwailmupengetahuanbarudapatjugamunculdarisedikitpen
ingkatandandidapatdari macam2 pengertian,
termasukpengumpulanhasildariperpaduan type2 fungsibangunanterdahulu,
percobaandalamproyekpembangunan, dansuksesnyapenilaiandari bentuk2
bngunanygdidapatdari stakeholders ygberbeda.
Selebihnyapenelitianarsitekturallebih focus padakeluaranfisikperancangan,
dariskala komponen2
bangunankelingkungansekitardanperancangankota.Penelitiandalam proses
danpenerapandalamarsitektural firms adalahperlu.
Iniadalahkonsekuensidenganadanyapenggunaanteknologi computer
dalambanyakfasedidalam proses design. Begitujuga trend Ekonomi global
menyebabkanperubahandidalambanyakprofesi,
dimanapenelitiandalamlingkupdansusunanpenerapanarsitekturaldikatakansebagaise
suatuygpenting.
1.3 The Imperative for Architectural research
Kita
percayabahwapenelitianarsitekturalsangatlahpentinguntuksuksesnyasuatuprofesi.
Dan
seharusnyamenjadialasandariketertarikandiridanlebihberkembanguntukkebaikanber
sama. Walaupunbeberapapenelitimembantahbahwalingkupdari model
penelitianakanmengangkat status arsitekturkeprofesi yang lain,
sepertiahliteknikatauahlipengobatan,
kitapercayabahwainitidakakanmenjadipertentangan yang berpengaruhpadaawalnya,
halinidikarenakankita tau bahwa masing2 profesimemilikikontekpengoprasian yang
berbedadenganarsitektur.
Ada perdebatan lain bahwabertambahnyalangkahdalam “perubahan post teknologi
industry merubahberkembangnyadasarilmupengetahuan”
perluuntukprofesiarsitektural. Walaupunsecaraumuminibenar,
jugamasihbenarbahwabanyakbangunandanproyekperancangan yang
berdasarkanapaygtelahada, sebagaitambahanbanyak proyek2
besartidakyakindapatdibangundengan relative
mudahkarenabatasketerlibatanmerekadiaturolehpemegang bagian2
daritimarsitektural.
Perdebatan yang
pentingdaripenelitianadalahbahwapenambahanproporsidariketerlibatanppraktisiarsi
tekturalyngdiluarkeahlian masing2 praktisi, dankebebasan professional
secaramenyeluruh. Iniadalahkasus,
sebagaicontohjikapersyaratandariproyekdimungkinkanbanyakatauproduksibanguna
nsangatrumit. Ketidakyakinan yang besarjugasepertijikadiluarprinsipestetika.
( missalkejadiandaripoststrukturalistataudesconstuktivist philosophy) yang
digunakandalampengeturanketerlibatan stakeholders. Ataujikaproyekituuntuk
kelompok2 tertentu, sepertibeberapa orang yang cacat yang kepentingannya di
lingkungansekitarbelumtercatat.
Dalam buku klasiknya “The Conduct of Inquiry”, Abraham Kaplan
mendifinisikan metode sebagai proses pembelajaran, bukan produk dalam
penyelidikan, lebih khususnya ia berpendapat untuk menggunakan istilah metodologi
“mid range” dalam proses peneilitian yang umum di berbagai disiplin ilmu, sehingga
ia berusaha untuk menjelaskan proses penyelidikan yang bersamaan lebih umum
daripada teknik wawancara yang spesifik, pencarian arsip, pengumpulan data dan
analisis dan yang lebih spesifik dari perspektif epistemologis yang seperti
positivisme, strukturalisme atau post-strukturalisme.
Setelah mengikuti Kaplan, kami menggunakan metode dan metodologi untuk
fokus pada proses penilitian yang umum di seluruh penelitian arsitektur termasuk
bidang tekni humaniora, mulai dari pragmatis hinga teoritis. Meskipun teori kritis dan
post-struktural sangat berpengaruh dalam penilitan arsitektur dalam beberapa tahun
terakhir, ini merupakan sikap filosofis yang lebih mudah dipahami sebagai sistem
penyelidikan dimana adanya pilihan spesifik tentang metodologi yang dibuat. Dalam
setiap sistem penyelidikan tertentu (yakni positivisme) ada beberapa metodologi
atau pilihan untuk penilitan struktural.
Untuk memperjelas hubungan antara metodologi dan tingkat “mid range”
yang lebih spesifik, kita membedakan antara strategi (metode) dan taktik (teknik).
Perbedaan ini telah diadopsi oleh banyak penulis tentang metode penilitian/ strategi
jangka panjang didefinisikan sebagai “manajemen trampil dan perencana”. Perbedaan
ini dengan tingkat taktik yang lebih rinci, yang didefinisikan sebagai tindakan trampil.
Kata – kata ini dalam penggunaan militer, strategi mengacu kepada rencana perang
secara keseluruhan, sedangkan taktik mengacu kepada penempatan tentara dalam
peperangan.
Dalam konteks diskusi kita, strategi adalah rencana peneilitian secara
keseluruhan atau struktur dari penelitian. Sebaliknya, taktik adalah teknik khusus
yang digunakan, seperti perangkat pengumpulan data, format respon,dan prosedur
analisis.
Dengan demikian kita telah mendefinisikan sebuah model konseptual dalam
bingkai konsentris. Pada kerangka terluar adalah sistem penyelidikan. Dengan asumsi
misalnya bahwa kita telah mengadopsi perspektif struktualis, ini kemudian akan
menjadi bagan – adanya pilihan berbagai strategi. Demikian pula pilihan strategi
adalah pilihan antara berbagai taktik. Namun, diharuskan konherens dan
berkesinambungan antara sistem penyelidikan, strategi dan taktik.
Istilah lain kita akan sering menggunakan sinonim untuk strategi desain
penelitian. Sebuah desain penelitian adalah “ sebuah rencana aksi untuk
mendapatkan sesuatu dari sini ke sana” diantara “ini” ada serangkaian langkah-
langkah dan prosedur yang sangat mungkin ditentukan atau muncul sebagai hasil
penelitian.
Istilah desain penelitian aalah salah satu yag sangat cocok untuk pembaca di
bidang arsitektur dan/atau disiplin desain lainnya. Dalam arsitektur kita sering
berbicara tentang “parti” ketika menggambarkan konsep pengorganisasian skema
desain formal. Demikian pula kita sering merujuk berbagai jenis sebagai bentuk
halaman atau rencana persegi yang menentukan hubungan spasial. Poin terpenting
adalah : sama seperti rencana halaman dapat digunakan untuk tujuan yang bervariasi
seperti asrama perguruan tinggi, rumah, museum, atau gedung perkantoran.
Demikian juga desain penelitian yang diberikan digunakan untuk berbagai bidang
topik penelitian arsitektur dan studi kenyamanan untuk analisis teori estetika
1.5 Kerangka Penggabungan/Struktur
Fokus kita pada struktur formal dalam design penelitian pada beberapa jenis topic
merupakan konsistensi kita dalam menentukan kerangkan untuk penelitian
arsitektur. Kecenderungan pada penelitian arsitektur dibagi menjadi kelompok
dengan fokusan yang berbeda.
Dalam hal ini,kita akan menemukan 7 strategi dalam penelitian. Kita memiliki tujuan
untuk memilih isi/substansi strategi dalam penelitian karena kita sering
meneskripsikan struktur dalam strategi dan untuk menghindari banyak asumsi
tentang subyek dalam penelitian.
Sekarang kita bisa menyebutkan bahwa dalam penelitian arsitektur dapat dibedakan
berdasarkan tujuan dan konteksnya. Pada intinya penelitian arsitektur mungkin bisa
sebuah komponen pasti pada proses designnya, selama ini tahap program atau
sebuah tahap tergantung pada material khusus, atau evaluasi dari design yang
sistematis.
1.6 Garis Besar dalam Bab Penelitian
Pada bab 2 merupakan eksplorasi dari komponen antara strategi penelitian dari dua
isu yang fundamental. Pada bab 3 diskusi tahap pertama hampir semua penelitian
berusaha untuk mereview literature. Pada bab 4 menjelaskan hukum tentang teori
dalam penelitian, tahap ini juga digunakan pada bab 5 dimana fokus pada fakta
(gambaran umum) dan hukum dalam design penelitian. Kemudian pada bab 5,
mendiskusikan design penelitian sebagai hasil dan kekuatan penelitian yang kita
lakukan. Selain itu, pada tahap ini menggambarkan kondisi kualitas dan tantangan
dalam hubungan antara design dan penelitian.
Pada bab selanjutnya yaitu bab 6 hingga bab 12 memiliki struktur organisasi.
Setelah penjelasan pendek, kita tunjukkan beberapa lembar dalam penelitian
arsitektur yang menunjukkan strategi dalam menghadapi ujian. Dengan 7 strategi
dalam penelitian yang bisa dijadikan sebagai hasil awal dalam penelitian, kemudian
meninjau dari strategi penelitian dengan gambaran model faktanya. Pada bab 7
merupakan design penelitian kualitatif, seperti penelitian interpretive, penelitian
kualitatif mencari pemahaman pengaturan dan kejadian pada sebagian maupun
keseluruhan di lapangan.
Berikutnya, Bab 8, kita beralih ke strategi korelasional. Karakteristik
tandadari desain penelitian ini adalah penemuan pola atau hubungan antara variabel
tertentu yang menarik dalam pengaturan tertentu atau keadaan. Dalam sebuah studi
dari persepsi orang tentang kualitas jendela, Stephen Kaplan dan rekan-rekannya
tertarik untuk mencari tahu apakah ada pola yang konsisten dari kesamaan atau
perbedaan daridesainer dan orang awam mengalami jendela. Temuan mereka
menunjukkan, antara lain, yang non desainer cenderung lebih memilih tempat-tempat
jendela dengan rasa kandang, sementara desainer tidak mendaftarkan preferensi
tersebut. Hal ini menimbulkan pertanyaan yang sangat menarik tentang bagaimana
pelatihan desain pada bagian dari subjekalami apalagi pertanyaan tentang apa
budaya ia berasal dari dapat mempengaruhi secara signifikan bagaimana "jendela
tempat" dapat dirasakan dan dialami.
Bab 9, kita mengeksplorasi sifat dari strategi eksperimental, desain penelitian
yang paling benar dikodifikasikan dalam metode penelitian sastra. Bagi banyak
peneliti berdiri sebagai standar unggul untuk penelitian empiris. Di mata orang lain,
bagaimanapun, dipandang sebagai tidak tepat "reduksionis" karena penekanannya
pada manipulasi variabel (sering dalam pengaturan laboratorium), dengan tujuan
menghubungkan kausalitas. Dalam arsitektur, strategi eksperimental adalah fondasi
dari banyak bahan dan bangunan pengujian komponen, termasuk, tentu saja, jendela.
Di antara banyak tes kinerja jendela yaitu tes untuk ketahanan angin, transmisi
termal, sesak segel terhadap kedua infiltrasi udara dan kebocoran air, dan sebagainya.
Gambar dalam Gambar 1.8 adalah dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh RF
Boehm dan K. Brandle untuk Departemen Energi AS; mereka menggunakan metode
eksperimental untuk membandingkan kinerja kaca 3 rangkap "aliran udara" jendela,
yang memiliki biaya instalasi awal yang lebih tinggi, dengan standar desain kaca
2rangkap. Unit jendela yang dipasang berdampingan di ruang bohongan yang bisa
mensimulasikan berbagai sudut matahari dan kondisi pemanasan atau pendinginan.
Boehm dan Brandle menemukan bahwa jendela aliran udara kaca 3 rangkapmemang
dilakukan lebih baik dalam hal transmisi dan retensi panas selama musim panas dan
musim dinginekstrim, namun keunggulan mereka selama musim transisi dari musim
semi dan musim gugur tidak terasa lebih baik daripada unit kaca 2rangkap.
Kesimpulan mereka adalah bahwa efektivitas biaya unit aliran udara dalam jangka
waktu lama, setidaknya pada tingkat penyidikan, tidak dibuktikan.
Bab 10 memperkenalkan strategi simulasi. Ciri penting dari desain penelitian
ini adalah bahwa beberapa aspek dari lingkungan fisik diciptakan di salah satu dari
berbagai mode, dari simulasi komputer sangat abstrak untuk skala penuh, kehidupan
nyata. Beberapa simulasi seperti model,pencitraan komputersekarang yang
dihasilkan dan perjalanantentu saja juga digunakan dalam praktek desain arsitektur.
Dalam prakteknya, tujuannya sangat pragmatis adalah dalam menentukan
menggunakan cara lingkungan simulasi kemungkinan keberhasilan desain sesuai
dengan sejumlah kriteria dari kepuasan klien untuk tahan gempa. Dalam penelitian
ilmiah, simulasi semakin digunakan sebagai alternatif untuk percobaan fisik yang
panjang dan mungkin mahal. Dalam sebuah studi penelitian tentang perpindahan
panas di 2 rangkap panel jendela desain, Medved dan Novak berusaha untuk
mengevaluasi desain panel jendela menggunakan software simulasi numercal. Untuk
mencapai hal ini, mereka pertama kali mengembangkan perangkat lunak simulasi,
kemudian divalidasi melalui serangkaian eksperimen fisik. Begitu mereka telah
divalidasi model simulasi, mereka kemudian digunakan untuk mengevaluasi desain.
Dalam Bab 11, kami menyajikan strategi argumentasi logis. Ciri dari strategi
ini adalah urutan langkah-langkah logis dalam sistem tertutup. Contoh yang paling
khas ini berasal dari disiplin ilmu filsafat dan matematika. Meskipun filosofi
menggunakan kata-kata atau kalimat dan matematika menggunakan angka, baik
menggunakan bentuk relatif murni argumentasi logis. Dalam arsitektur, strategi ini
dapat digunakan, misalnya, dalam sebuah risalah filosofis pada estetika arsitektur.
Atau, bekerja dari model matematika, banyak penelitian dalam desain dibantu
komputer melibatkan pengembangan perangkat lunak komputer menghasilkan
urutan panjang coding. Contohini adalah Caldas dan kertas baru-baru ini Norford,
yang melaporkan perkembangan mereka dari algoritma genetika untuk desain pola
fenestration dalam bangunan. Tujuan mereka adalah untuk menciptakan alat
komputer "generatif dan berorientasi pada tujuan" yang dapat membantu desainer
menghasilkan dan mengevaluasi desain jendela sesuai dengan kriteria kinerja
lingkungan. (Lihat Gambar 1.9)
Dalam Bab 12, yang terakhir dari urutan strategi penelitian, kita membahas
campuran metode strategi dan studi kasus. Semakin, tampak bahwa peneliti
memilikibanyakdisiplin ilmu yang mencari cara untuk mengumpulkan keuntungan
dari dua atau lebih desain penelitian. Dalam nada yang sama, banyak sarjana lainnya
yang melakukan penelitian studi kasus, strategi di mana pengaturan tertentu atau
keadaan diselidiki secara holistik menggunakan berbagai pengumpulan data dan
analisis taktik. Investigasi Lara dari mempopulerkan arsitektur modernis di Brasil
selama tahun 1950 adalah contoh yang baik dari studi kasus tersebut. Selain data
arsip dan wawancara mendalam dengan penduduk 1950, ia juga melakukan
inventarisasi fisik perumahan dalam dua wilayah blok multi Belo Horizonte. Dalam
analisis formal dari fasad, temuan menunjukkan bahwa sementara rumah-rumah
cenderung memiliki komposisi jendela asimetris seperti model modernis, mereka
juga cenderung berukuran sedang dan orientasi vertikal seperti contoh Brasil
vernakular.
Epilog membawa buku ini padapenutup. Didalamnya kami meninjau dan
merangkum tema utama yang dibahas dalam perjalanan dari bab-bab sebelumnya.
Kami juga menawarkan model diagram dari domain metode penelitian arsitektur.
Minimalnyamungkin berfungsi sebagai perangkat heuristik, membimbing para
sarjana dan praktisi karena mereka mempertimbangkan pilihan mereka untuk
metode penelitian dalam upaya penelitian masa depan mereka. Akhirnya, kami
menutup dengan perspektif optimis pada potensi penelitian arsitektur untuk
mempertahankan vitalitas arsitektur.
Bacaan Rekomendasi
Pembaca yang tertarik dalam memahami status penelitian arsitektur
sepertipada 1984 mungkin ingin berkonsultasi James Snyder, ed, PenelitianArsitektur
(New York: Van Nostrand Reinhold, 1984). Dua bab yang dikutip dalam pembahasan
sebelumnya: Michael Joroff dan Stanley Morse, "Sebuah Kerangka Usulan untuk
Emerging Bidang Penelitian Arsitektur," dan Roger Schluntz, "Desain + Energi:. Hasil
dari Kompetisi Desain Mahasiswa Nasional"
Untuk pembahasan klasik penyelidikan penelitian dan metodologi pada
umumnya, pembaca mungkin ingin berkonsultasi: Abraham Kaplan, Perilaku
Penyelidik (San Francisco: Chandler, 1964)