-
7/30/2019 Antara Ki Joko Bodo, Yahudi Dan Sunnah Jenggot
1/4
Antara ki Joko Bodo, Yahudi dan Sunnah Jenggot?
Oleh : Khairil Miswar
Ditulis Pada Tanggal 04 Desember 2011
Dalam suatu ceramah di sebuah desa di Aceh penulis penulis sempat terkejut ketika
mendengar sang penceramah membuat pernyataan aneh dan melecehkan sunnah Nabi Saw.
Penceramah tersebut menyatakan bahwa orangorang yang berjenggot adalah yahudi. Entah apa
yang menyebabkan penceramah tersebut terlalu ekstrim terhadap jenggot. Anehnya penceramah
tersebut merupakan orang yang dihormati oleh masyarakat disekitarnya. Beliau juga dianggap
sebagai seorang `alim di daerahnya.
Di kesempatan lain penulis juga sempat mendengar pernyataan seorang imam mesjid
disebuah kampung yang kebetulan berdekatan dengan penulis. Imam tersebut mengatakan bahwa
orang orang yang memelihara jenggot sama dengan kameng bhok (kambing jantan). Di
kesempatan lain lagi penulis juga menangkap pernyataan seorang imam desa yang mengatakan
bahwa memelihara jenggot bukan lagi sunnah Nabi Saw karena kaum yahudi juga sudah
memelihara jenggot. Menurut beliau, kita tidak boleh melakukan hal yang menyerupai yahudi.
Karena yahudi sudah memelihara jenggot maka kita tidak perlu lagi memelihara jenggot,
demikian fatwa imam tersebut. Aneh memang, tapi kejadian ini nyata.
Yang berjenggot Wahabi
Penulis juga sering mendapati stigma buruk yang dilontarkan oleh mereka yang anti
sunnah Nabi Saw. Mereka mengatakan bahwa orang yang memanjangkan jenggot adalah wahabi
(gerakan pembaharuan yang dipelopori oleh Syaikh Muhammad Bin Abdil Wahab). Sungguh
dangkal pikiran mereka sehingga menuduh orang yang berjenggot sebagai wahabi. Apa
hubungannya antara jenggot dan wahabi?
Jika memang benar memanjangkan jenggot itu wahabi bagaimana dengan para Nabi
`alaihi shalatu wassalam, para sahabat, tabi`in, tabiut tabi`in, dan para imam mujtahid? Apakah
mereka juga wahabi karena mereka memanjangkan jenggot? Apakah Nabi Harun As yang
jenggotnya pernah ditarik oleh Musa As juga wahabi karena beliau memanjangkan jenggot?
Apakah Imam Syafi`i yang mazhabnya dianut hampir disepertiga benua juga wahabi? Imam
Ghazali dan Ibnu `Arabi yang menjadi panutan kaum sufi juga memanjangkan jenggot, lantas apa
kita harus menyebut mereka sebagai wahabi? Sungguh dangkal dan kerdil pemikiran kita jika kita
menuduh orang orang berjenggot sebagai wahabi. Marilah berfikir jernih karena berfikir
-
7/30/2019 Antara Ki Joko Bodo, Yahudi Dan Sunnah Jenggot
2/4
merupakan cermin yang cemerlang seperti yang dikatakan oleh para penyair dalam naskah
naskah mereka.
Yahudi sudah berjenggot!
Anggapan sebagian orang yang menyatakan bahwa kita tidak boleh lagi berjenggot
karena yahudi sudah berjenggot adalah anggapan yang sama sekali tidak berdasar. Rasul Saw
memerintahkan kita untuk menyelisihi Yahudi dalam segala hal. Adapun sekarang pada saat
yahudi memelihara jenggot bukan berarti kita tidak boleh lagi memelihara jenggot karena takut
menyamai yahudi. Anggapan ini salah besar dan merupakan syubhat yang nyata. Kita tidak boleh
meninggalkan sunnah Nabi Saw hanya karena amalan tersebut sudah dilakukan oleh yahudi.
Seorang muslim memanjangkan jenggot dalam rangka menjalankan sunnah Nabi Saw, berbeda
dengan yahudi yang statusnya kafir walaupun dia memanjangkan jenggot bukanlah untuk
mengikuti sunnah, karena Yahudi sendiri tidak beriman dengan Nabi saw. Bagaimana mungkin
yahudi mengikuti perintah orang yang tidak ia imani (Nabi Saw).
Jika sekarang kita mencukur jenggot karena yahudi sudah memanjangkan jenggot maka
yakinlah suatu saat satu persatu sunnah Nabi Saw akan musnah karena dianggap menyamai
yahudi. Bagaimana jika suatu saat yahudi berpuasa di bulan Ramadhan, apa kita juga harus
meninggalkan puasa dikarenakan yahudi sudah berpuasa? Bagaimana pula jika seandainya nanti
ada yahudi yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasul Saw? Apa kita juga harus
meninggalkan keimanan kita kepada Allah dan Rasul dikarenakan takut menyamai si yahudi?
Jenggot Dalam Pandangan Islam
Menurut penulis pernyataan yang dilontarakan oleh orang orang yang anti kepada
jenggot adalah pernyataan yang menyelishi sunnah Nabi Saw. Meskipun pernyataan tersebut
keluar dari mulut seorang yang dianggap `alim apabila bertentangan dengan sunnah Nabi Saw
maka harus tetap dibantah dengan hujjah yang shahih. Agama ini dibangun dan ditegakkan
dengan dalil, bukan dengan logika dan pendapat.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim Rh, Rasul Saw bersabda:
Ahfu syawariba wa a`ful liha (pangkaslah kumis dan panjangkan jenggot). Dalam hadits lain
yang juga diriwayatkan oleh Muslim, Nabi saw bersabda: Arkhul liha (biarkan jenggot
memanjang turun). Dalam sebuah riwayat sahih juga disebutkan bahwa jenggot Rasulullah Saw
memenuhi dadanya. Hal ini dibuktikan dengan periwayatan dari para sahabat yang mengetahui
bacaan Rasul Saw dengan bergeraknya jenggot beliau.
-
7/30/2019 Antara Ki Joko Bodo, Yahudi Dan Sunnah Jenggot
3/4
Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi`i dalam risalah tanya jawab yang ditulisnya
menyebutkan bahwa memangkas jenggot merupakan perbuatan menyerupakan diri dengan
perempuan dan kuffar. Syaikh Muqbil juga menjelaskan bahwa yang pertama sekali membuat
kebiasaan buruk ini (mencukur) jenggot ditengah tengah kaum muslimin adalah kaum sufi
sebagaimana tersebut dalam kitab Talbis Iblis.
Lebih jauh lagi Syaikh Muqbil menyebutkan bahwa ada sebagian orang memelihara
jenggot untuk menipu maka hal ini bukanlah dosa jenggot, namun dosa penjahat tersebut. Kaum
musyrik tetap saja musyrik walaupun dia memelihara jenggot. Bisa jadi orang yang mencukur
jenggotnya lebih taat dan `alim daripada orang yang berjenggot, tapi orang yang memangkas
jenggot tetap dihukumi fasiq karena menyelisihi perintah Nabi Saw. Adapun bagi orangorang
yang menganggap jenggot sebagai kekurangan layaknya bulu kemaluan dan bulu ketiak maka dia
dihukumi kafir murtad, demikian penjelasan Syaikh Muqbil dalam risalahnya.
Seperti kita ketahui bersama bahwa para sahabat Ra, Imam Mujtahid dan ulama ulama
terdahulu semuanya memelihara jenggot dikarenakan hal tersebut merupakan sunnah Nabi Saw.
Dalam sebuah hadits yang bersumber dari Anas bin Mali Ra, Rasul Saw bersabda: faman ragiba
`an sunnati falaisa minni ( barang siapa menyelisihi sunnahku maka dia bukan dari golonganku).
Hadits ini sahih diriwayatkan oleh dua Imam besar Bukhari dan Muslim. Sesungguhnya sebaik
baik perkataan adalah Kitabullah dan sebaikbaik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Saw.
Wallahul Waliyut Taufiq.
Biodata Penulis :
Nama : Khairil Miswar
Pekerjaan : Alumni IAIN Ar- Raniry
Alamat : Bireuen
Email :[email protected]
mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected] -
7/30/2019 Antara Ki Joko Bodo, Yahudi Dan Sunnah Jenggot
4/4