Download - Anemia Def. Besi
1.DEFINISI ANEMIA DEFISIENSI BESI
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong (depleted iron store) yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang .Anemia defisiensi besi merupakan tahap defisiensi besi yang paling parah, yang ditandai oleh penurunan cadangan besi, konsentrasi besi serum, dan saturasi transferin yang rendah, dan konsentrasi hemoglobin atau nilai hematokrit yang menurun.
Anemia defisiensi zat besi adalah kondisi dimana seseorang tidak memiliki zat besi yangcukup untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya atau pengurangan sel darah karena kurangnyazat besi. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong (depleted iron store) yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang (Bakta, 2006). Anemia defisiensi besi merupakan tahap defisiensi besi yang paling parah, yang ditandai oleh penurunan cadangan besi, konsentrasi besi serum, dan saturasi transferin yang rendah, dan konsentrasi hemoglobin atau nilai hematokrit yang menurun (Abdulmuthalib, 2009).
2.ETIOLOGI ANEMIA DEFISIENSI BESI
a. Kehilangan darah kronik
-Melalui uterus
-Saluran cerna : misal ulkus peptikum,varises esophagus ,memakan obat aspirin (atau obat anti inflamasi non steroid lainnya ) ,gastroktomi parsial,karsinoma lambung,sekum,kolon,atau rectum,cacing tambang.
-Penyebab lain : Hematuria,hemoglobinuria,hemosiderosis paru,perdarahan
b. Kebutuhan yang meningkat
-Prematuritas
-Pertumbuhan
-Kehamilan
-Menyusui
-Terapi eritropoetin
c. Malabsorpsi
-Enteropati yang diinduksi gluten,gastrektomi,gastritis autoimun
d. Diet yang buruk
Banyak ditemukan di negara berkembang tetapi jarang dan merupakan penyebab tunggal di negara – negara maju .
Menurut Bakta (2006) anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh karena rendahnya asupanbesi, gangguan absorbsi, serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun:1. Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun dapat berasal dari: a. Saluran cerna: akibat dari tukak peptik, pemakaian salisilat atau NSAID, kanker lambung, divertikulosis,
hemoroid, dan infeksi cacing tambang. b. Saluran genitalia (perempuan): menorrhagia. c. Saluran kemih: hematuria.
d. Saluran nafas: hemoptisis. 2. Faktor nutrisi, yaitu akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan (asupan yang kurang) atau kualitas besi (bioavailabilitas) besi yang rendah. 3. Kebutuhan besi meningkat, seperti pada prematuritas, anak dalam masa pertumbuhan,dan kehamilan. 4. Gangguan absorbsi besi, seperti pada gastrektomi dan kolitis kronik, atau dikonsumsi bersama kandungan fosfat (sayuran), tanin (teh dan kopi), polyphenol (coklat, teh, dan kopi), dan kalsium (susu dan produk susu). 5. Diet yang buruk, Merupakan faktor yang banyak terjadi di negara yang sedang berkembang dimana faktor ekonomi yang kurang dan latar belakang pendidikan yang rendah sehingga pengetahuan mereka sangat terbatas mengenai diet/ asupan yang banyak mengandung zat besi. Beberapa makanan yang mengandung besi tinggi adalah daging, telur, ikan, hati, kacang kedelai, kerang, tahu, gandum. Yang dapat membantu penyerapan besi adalah vitamin C, cuka, kecap. Dan yang dapat menghambat adalah mengkonsumsi banyak serat sayuran, penyerapan besi teh, kopi, `oregano`.
3.EPIDEMIOLOGI
4.PATOFISIOLOGI
5.MANIFESTASI KLINIK
Gejala anemia defisiensi besi dapat digolongkan menjadi 3 golongan besar, yaitu:
1) Gejala umum anemia
Disebut juga sebagai sindrom anemia dijumpai pada anemia defisiensi besi apabila kadar hemoglobin turun dibawah 7-8 g/dl. Gejala ini berupa pucat, badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang, serta telinga mendenging. Pada anemia defisiensi besi karena penurunan kadar hemoglobin yang terjadi secara perlahan-lahan sering kali sindrom anemia tidak terlalu mencolok dibandingkan dengan anemia lain yang penurunan kadar hemoglobinnya terjadi lebih cepat.
2) Gejala khas akibat defisiensi besi
a. Koilonychia: kuku sendok (spoon nail) kuku menjadi rapuh, bergaris-garis vertical dan menjadi cekung sehingga mirip sendok.
b. Atrofi papil lidah: permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil lidah menghilang
c. Stomatitis angularis: adanya keradangan pada sudut mulut sehingga tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan
d. Disfagia: nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring
e. Atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan akhloridia.
3) Gejala penyakit dasar
Dapat dijumpai gejala-gejala penyakit yang menjadi penyebab anemia defisiensi besi tersebut. Misalnya, pada anemia akibat penyakit cacing tambang dijumpai dyspepsia, parotis membengkak, dan kulit telapak tangan berwarna kuning, seperti jerami.
6.DIAGNOSA DAN DIAGNOSA BANDING
A. Anamnesa
1.Nutrisi
2.Riwayat ‘’kuning’’
3.Konsumsi obat dan paparan bahan kimia
4.Riwayat penyakit ginjal
5.Perdarahan
6.Penyakit infeksi
7.Etnis,genetis
B. Pemeriksaan Fisik
1.Pucat,Lemah,Lesu
2.Koilonikia
3.Stomatitis angular
4.Spoon nail
C. Pemeriksaan laboratorium
Penurunan kadar Hb dan perubahan morfologi.
Penurunan saturasi transferin
Penurunan feritin serum
1. Pemeriksaan Darah Tepi Lengkap
Hb, Ht, MCV, MCH, dan
2.Kadar besi tubuh (Serum iron, TIBC, Saturasi Transferin), kadar feritin serum, sTfR (soluble Transferin Reseptor)
N: serum Iron 70-180 mg/dl dan TIBC 250-400 mg/dl.
Saturasi Transferin: SI / TIBC x 100%
Normal: 25-40% Anemia def. besi: < 5%
N: kadar feritin serum: wanita 14-148 ug/L dan pria 40-340 ug/L.
Kadar feritin serum < 10ug/L menunjukkan cadangan besi tubuh berkurang.unan hemosiderin di sumsum tulang
3. Evaluasi Sediaan Hapus Darah Tepi
Eritrosit
mikrositik hipokrom / normositik normokrom
anisopoikilositosis: sel pensil, sel target, dan ovalosit
Mikrositik ringan
Ht < 34% atau Hb < 10 g/dl.
Mikrositik hipokrom
Ht < 27% atau Hb < 9 g/dl.
Lekosit
Jumlahnya biasanya normal
Trombosit
Normal atau meningkat
Jumlah trombosit yang meningkat pada anemia defisiensi besi karena perdarahan
4. Pemeriksaan dan evaluasi sumsum tulang
Hiperseluler dengan eritropoiesis yang hiperaktif,
Hemosiderin sumsum tulang berkurang.
5. Pemeriksaan khusus untuk mencari etiologi, misalnya : analisa makanan, tumor marker, pemeriksaan tinja untuk mencari darah samar dan parasit, serta pemeriksaan terhadap adanya hemoglobinuria dan hemosiderinuria
Kadar Hemoglobin < 12 gr/ dL
VER & HER Menurun sebanding dengan berat anemia
Besi Serum Menurun
TIBC Meningkat
sTfR Meningkat
Ferritin serum Menurun
Cadangan Fe sum.tlg Tidak ada
Besi eritroblas Tidak ada
Elektroforesis Hb Normal
7.TATA LAKSANA
-Mengatasi penyebab
-Pemberian besi secara oral sekitar 200 mg/hari, 3 dosis diantara waktu makan
-Besi parenteral, hanya diberikan bila terapi oral tidak dapat dilakukan.
Sedían Dosis Kandungan Besi
Ferrous Sulfate
Tablets (hydrates)
Tablets (exsiccated)
Syrup and Elixir
Pediatric drops
Ferrous Gluconate
Ferrous Fumarate
Polysaccharide-iron complex
300 mg
200 mg
40 mg/mL
125 mg/mL
300 mg
200 mg
300 mg
150 mg
60 mg
60 mg
8 mg
25 mg
37 mg
67 mg
100 mg
150 mg
RESPON TERAPI
-Peningkatan persentase retikulosit maksimal pada hari kelima sampai kesepuluh dari terapi kemudian normal kembali
-Gejala klinis berkurang
-Peningkatan kadar Hb
PEMERIKSAAN MONOTORING
-Apusan darah tepi
-Besi serum nilai normalnya 50-150 ug/ dL
-Kapasitas mengikat besi total meningkat ( rentang normalnya 240-360 ug/ dL )
-Saturasi transferin :
Rumus = besi serum : TIBC x 100%
-Feritin
8. PROGNOSIS
Baik jika terapi adekuat.