Download - Anastesi Obstetri
ANASTESI OBSTETRI
Pada saat pembedahan pada bidang obstetri dihadapkan pada tiga individu yang berbeda
1. Ibu sebagai penderita2. Bayi yang akan dilahirkan 3. Ahli bedah (obstetrikus)
PERUBAHAN FISIOLOGI PADA KEHAMILAN Sistem kardiovaskuler dan dan
komposisi darah curah jantung meningkat pada sebagian
penderita karena penekanan vena cava inferior dan aorta oleh uterus dan volume plasma meningkat 45% dan jumlah eritrosit meningkat 20%
Peningkatan volume darah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan darah pada uterus yang membesar dan sistem vaskularisasinya yang mengalami hipertropi
Sistem pernapasan terjadinya hiperventilasi alveolar
konsumsi oksigen menurun. Saluran pencernaan
pengosongan isi lambung sering terlambat karena adanyanya perubahan anatomis
Perubahan Traktus Genitaliauterus pada wanita tidak hamil memiliki struktur padat dengan berat 70 gram bervolume 10ml
Ketika hamil menjadi organ muskular berdinding tipis berat 1100 gram volume total mencapai 20 liter atau lebih.
Perubahan Payudarapada minggu awal kehamilan : menjadi lebih lunak dan timbul rasa gatal dan nyeri
Bulan kedua : bertambah besar, puting mengalami pembesaran, berpigmen lebih gelap
Perubahan berat badan
Pertambahan berat ini disebabkan 1.uterus dan isinya 2. payudara3. peningkatan volume darah (cairan
ekstraseluler dan intraseluler)4. Penumpukan lemak dan protein
(cadangan ibu)
PENGARUH OBAT TERHADAP JANIN1.Obat anastesi inhalsiUmumnya dapat melewati barier plasenta
dan akan ditemukan di dalam darah janin rata-rata setelah 2-3 menit di hisap oleh ibu. Eter dalam waktu 8 menit kadar dalam darah janin sama dengan kadar dalam darah ibu
Obat inhalasi dapat menimbulkan : gangguan kontraksi pada rahim
Contoh obat inhalasi antara lain : halothen ,isoflurane, sevorane
Obat induksi1. Pentothal
karena kelarutan dalam lemak tinggi, maka akan sampai di sirkulasi fetal 45 menit setelah pemberian IV pada ibu ( pada dosis rendah 3-4 mg tidak akan menimbulkan depresi pada janin
2. Ketamindengan cepat akan melewati barier plasenta dan dalam waktu 2 menit kadar dalam janin akan sama dengan kadara pada darah ibu (pada dosis 0,75-1 mg tidak akan memberikan pengaruh buruk pada janin)
Propofol tidak dianjurkan pada pemakaian pada
ibu hamil karena akan disekresi di air susu
DiazepamDengan mudah lewat barier plasenta dan
dapat mengakibatkan gangguan nafas
Narkotika analgesikobat ini diberikan untuk menghilangkan rasa sakit sewaktu persalinan. Pengaruh buruk pada ibu memperlambat pengosongan lambung, depresi nafas, mual dan muntah,
sehingga pemberian nakortika harus dipertimbangkan sebaik mungkn dan waktu yang tepat
Obat anastesi lokalGolongan bupivacain,chloroprocaine dan
etidocaine yang diberikan pada ibu tidak akan mempengaruhi bayi yang dilahirkan
PRINSIP ANASTESI OBSTETRI Seminimal mungkin mendepresi janin Aman dan nyaman bagi ibu Tidak mempengaruhi HIS Memungkinkan ahli obstetri bekerja
optimal
ANASTESI LOKAL1. Infiltrasi langsung di sekitar luka Untuk luka perineum Lidokain (2-3 ampul untuk sisi kanan
dan kiri) Teknik: infiltrasi lokal disekitar lokasi
jahitan luka, tunggu 2 menit dan jahitan terhadap luka episiotomi dapat dilakukan
KOMPLIKASI ANESTESI LOKALa. Intoksikasi susunan saraf pusat: pusing dan kepala terasa ringan Prilaku aneh Kejang kejang Terdapat gangguan pernapasan
b. Intoksikasi sistem kardiovaskular: Gejala awal : Hipertensi, Takikardi Gejala lanjutan : Hipotensi, bradikardi
ANESTESI INTRAVENA Indikasi:a. Gawat janinb. Ada kontraindikasi terhadap anestesia
regionalc. Diperlukan keadaan relaksasi uterus
Keuntungan a. Induksi cepatb. Pengendalian jalan napas dan
pernapasan optimalc. Risiko hipotensi dan instabilitas
kardiovaskular lebih rendah
Kerugian a. Risiko aspirasi pada ibu lebih besarb. Dapat terjadi depresi janinc. Hiperventilasi pada ibu dapat
menyebabkan terjadi hipoksemia da asidosis pada janin
d. Kesulitan melakukan intubasi
Obat anastesi IV: a. Pentotal, 5mg/KgBB dalam larutan
2,5% dengan pH 10,8b. Ketamin, 1 – 2 mg/KgBBc. Valium, 10 gr IV atau IM, bila untuk
induksi anestesi: 0,2 – 0,6 mg/kgBBd. Diprivan
ANALGESI REGIONAL
Spinal anastesi atau subarachniod adalah salah satu teknik anastesi regional yang dilakukan dengan cara menyuntikan obat anastesi lokal ke dalam ruang subaraknoit untuk mendapatkan analgesi
Keuntungan :a. Mengurangi pemakaian narkotik
sistemik sehingga depresi janin dapat dicegah
b. Ibu tetap dalam keadaan sadar dan dapat berpartisipasi aktif dalam persalinan
c. Risiko aspirasi pulmonal minimal
Kerugian:a. Hipotensi akibat vasodilatasib. Waktu mula kerja lebih lamac. Kemungkinan terjadi sakit kepala
pasca punksid. Untuk persalinan per vaginam,
stimulus nyeri dan kontraksi dapat menurun, sehingga kemajuaan persalinan dapat lebih lambat
Kontraindikasi:a. Pasien menolakb. Syok hipovolemikc. Infeksi/ tumor / inflamasi pada lokasi
injeksid. Sepsise. Gangguan pembekuanf. Kelainan SSP
Teknik: a. Pasang infus line dengan diameter
besar beri 500 -1000 cc cairan kristaloid
b. 15-30 menit sebelum anestesi beri antasida
c. Observasi tanda vital
Blok epidural : Posisi pasien lateral dekubitus atau
duduk membungkuk Lakukan punksi antara vertebra L2-L5
(umumnya L3-L4) dengan jarum/trokard Ruang epidural dicapai dengan
perasaan hilangnya tahanan pada saat jarum menembus ligamentum flavum
Blok spinal: posisi pasien lateral dekubitus atau
duduk membungkuk Lakukan punksi antara vertebra L3-L4 (di
daerah cauda equina medulla spinalis) dengan jarum/trokard
setelah menembus ligamentum flavum tusukan diteruskan hingga menembus duramater, mencapai ruang subarachnoid
Identifikasi dengan keluarnya LCS jika stylet ditarik perlahan
Kemudian injeksikan k dalam ruang epidural / subarachnoid
Keberhasilan anastesi di uji dengan tes sensorik pada daerah operasi
Jika menggunakan kateter untuk anestesi, dilakukan fiksasi, daerah punksi ditutup dengan kasa dan plester
Atur posisi pasien
TERIMA KASIH