ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM
(Studi Kasus pada Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja, Lombok)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Kristina Damayanthi Putri
NIM: 132214088
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM
(Studi Kasus pada Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja, Lombok)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Kristina Damayanthi Putri
NIM: 132214088
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian
(Peribahasa)
“Student today, Leader tomorrow”
(Penulis)
Karya ini saya persembahkan untuk:
Bapak, Ibu dan kakakku tercinta,
atas segala kasih sayang dan perhatiannya.
Guru SD, SMP, SMA dan dosen di Universitas Sanata Dharma,
Atas pendidikan dan kasih sayangnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN-PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM
(Studi kasus pada Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja, Lombok)
Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 9 November 2017 adalah hasil karya saya.
Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau
sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam
bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau
pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri,
dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau
saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam
referensi) pada penulis aslinya.
Bila di kemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut,
maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik
yang saya peroleh (S.E.) dibatalkan serta diproses sesuai dengan aturan perundang-
undangan yang berlaku (UU No 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).
Yogyakarta, 30 November 2017
Yang membuat pernyataan,
Kristina Damayanthi Putri
NIM: 132214088
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Kristina Damayanthi Putri
Nomor Mahasiswa : 132214088
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM
(Studi kasus pada Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja, Lombok)
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikn secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 30 November 2017
Kristina Damayanthi Putri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Allah atas karunia dan rahmat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Tingkat
kesehatan Koperasi Simpan Pinjam: Studi Kasus pada Koperasi Simpan Pinjam
Wisuda Guna Raharja, Lombok”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak.
Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.B.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas
Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. Aloysius Triwanggono, M.S., selaku dosen pembimbing I, yang
dengan sabar telah mengarahkan dan membimbing penulis untuk bisa
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Gregorius Hendra Poerwanto, M.Si., selaku dosen pembimbing II,
yang juga telah mengarahkan, membimbing dan memberikan motivasi kepada
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan penuh semangat.
5. Bapak Drs. H.Suseno Triyanto W., M.Si., selaku dosen penguji ujian pendadaran
yang juga telah mengarahkan dan memberikan pertanyaan yang membangun
kepada penulis untuk menyempurnakan skripsi ini.
6. Bapak F.X Joniono Raharjo, selaku ketua pengurus Koperasi Simpan Pinjam
Wisuda Guna Raharja yang telah memberikan izin sehingga penulis dapat
melakukan penelitian di Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja cabang
Lombok.
7. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
8. Bapak Bagus, Ibu Wirati, kak wahyu, kak Aris dan kak Nita yang selalu
memberikan kasih sayang, doa, dukungan, nasehat, kebahagiaan, dan
memberikan penghidupan yang layak bagiku.
9. Seluruh Keluarga JPBL yang selalu memberikan masukan, dukungan dan doa
serta motivasi kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini
10. Panut, Oliv, Neneng, Maxi, Adi, Putri, Tere, Egi, Budi, Dias, Tya, Tiwi, Kris,
Pur, Rian dan Vincen yang telah memberikan masukan dan saran kepada saya
untuk menyelesaikan skripsi ini.
11. Mbak Osi, Mbak Ulan, Mbak Winda, Mbak Elsa, Mbak Sinta, Mbak Lia, Asri,
Pinta, Nina, Rista, Siu, Sasa dan Sela yang selalu memberikan semangat dan
dorongan untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-teman kuliah di prodi Manajemen dan di lembaga kursus EEC Sanata
Dharma yang telah memotivasi dan menyemangati saya untuk segera
menyelesaikan tugas akhir.
13. Semua Pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembca guna
menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi bahan
masukan bagi rekan-rekan dalam menyusun skripsi.
Yogyakarta, 30 November 2017
Penulis
Kristina Damayanthi Putri
NIM : 132214088
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ......................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................ vii
HALAMAN DAFTAR ISI .............................................................................. ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ...................................................................... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR .................................................................. xviii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN .............................................................. xix
ABSTRAK ....................................................................................................... xx
ABSTRACT ....................................................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 6
A. Landasan Teori ........................................................................... 6
B. Penelitian Sebelumnya ................................................................ 38
C. Kerangka Konseptual .................................................................. 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 42
A. Jenis Penelitian .......................................................................... 42
B. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................... 42
C. Waktu dan Lokasi Penelitian ..................................................... 43
D. Variabel Penelitian ..................................................................... 43
E. Definisi Operasional .................................................................. 48
F. Sumber Data .............................................................................. 48
G. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 48
H. Teknik Analisis Data ................................................................. 50
BAB IV GAMBARAN UMUM KOPERASI .............................................. 70
A. Sejarah KSP Wisuda Guna Raharja ........................................... 70
B. Lokasi KSP Wisuda Guna Raharja ............................................ 73
C. Visi dan Misi KSP Wisuda Guna Raharja ................................. 73
D. Nilai-nilai KSP Wisuda Guna Raharja ...................................... 75
E. Struktur Organisasi KSP Wisuda Guna Raharja ........................ 75
F. Pembagian tugas dan tanggung jawab antar bagian .................. 76
G. Kegiatan usaha KSP Wisuda Guna Raharja .............................. 78
H. Operasional KSP Wisuda Guna Raharja .................................... 80
I. Sumber Daya Manusia (Karyawan) ........................................... 81
J. Keanggotaan .............................................................................. 86
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ..................................... 92
A. Deskripsi Data ............................................................................. 92
B. Analisis Data dan Pembahasan ................................................... 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
BAB VI PENUTUP ....................................................................................... 176
A. Kesimpulan ................................................................................. 176
B. Keterbatasan ................................................................................ 177
C. Saran ........................................................................................... 178
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 184
LAMPIRAN .................................................................................................... 186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel II.1. Bobot Penilaian terhadap aspek dan komponen ...................... 34
Tabel II.2. Penelitian sebelumnya ............................................................. 38
Tabel III.1. Standar Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap Total
Aset ......................................................................................... 51
Tabel III.2. Standar Perhitungan Skor Rasio Modal Sendiri terhadap
Pinjaman Diberikan ................................................................. 52
Tabel III.3. Standar Perhitungan Rasio kecukupan modal sendiri ............. 53
Tabel III.4. Standar Perhitungan Skor Rasio Volume Pinjaman
pada Anggota terhadap Total Pinjaman diberikan ................... 53
Tabel III.5. Standar Perhitungan RPM ....................................................... 55
Tabel III.6. Standar Perhitungan Rasio Cadangan Risiko terhadap Risiko
Pinjaman Bermasalah .............................................................. 56
Tabel III.7. Standar Perhitungan Rasio Pinjaman Berisiko ........................ 56
Tabel III.8. Standar Perhitungan Manajemen Umum ................................. 57
Tabel III.9. Standar Perhitungan Manajemen Kelembagaan ...................... 58
Tabel III.10. Standar Perhitungan Manajemen Permodalan ........................ 58
Tabel III.11. Standar Perhitungan Manajemen Aktiva ................................. 59
Tabel III.12. Standar Perhitungan Manajemen Likuiditas ........................... 59
Tabel III.13. Standar Perhitungan Rasio Beban Operasi Anggota terhadap
Partisipasi Bruto ...................................................................... 60
Tabel III.14. Standar Perhitungan Rasio Beban Usaha Terhadap SHU
kotor ......................................................................................... 61
Tabel III.15. Standar Perhitungan Rasio Efisiensi Pelayanan ...................... 62
Tabel III.16. Standar Perhitungan Rasio Kas terhadap Kewajiban Lancar ... 62
Tabel III.17. Standar Perhitungan Rasio Pinjaman yang diberikan terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
Dana yang Diterima ................................................................. 63
Tabel III.18. Standar Perhitungan Skor untuk Rasio Rentabilitas Aset ....... 64
Tabel III.19. Standar Perhitungan untuk Rasio Rentabilitas Modal
Sendiri ...................................................................................... 65
Tabel III.20. Standar Perhitungan Rasio Kemandirian Operasional ............ 65
Tabel III.21. Standar perhitungan Rasio Partisipasi Bruto............................ 66
Tabel III.22. Standar Perhitungan Rasio Promosi Ekonomi Anggota .......... 67
Tabel III.23. Penetapan predikat tingkat kesehatan KSP dan USP ............... 67
Tabel V.1. Hasil Penghitungan modal sendiri terhadap total asset ............ 94
Tabel V.2. Standar perhitungan rasio modal sendiri terhadap asset .......... 95
Tabel V.3. Skor Rasio modal sendiri terhadap total asset.......................... 95
Tabel V.4. Hasil Perhitungan Rasio modal sendiri terhadap pinjaman
diberikan yang berisiko ............................................................ 96
Tabel V.5. Standar perhitungan rasio modal sendiri terhadap pinjaman
diberikan yang berisiko ............................................................ 97
Tabel V.6. Skor rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang
berisiko ..................................................................................... 98
Tabel V.7. Perhitungan Modal Tertimbang Pada Tahun 2014 .................. 100
Tabel V.8. Perhitungan ATMR tahun 2014 ............................................... 100
Tabel V.9. Perhitungan Modal Tertimbang Pada Tahun 2015 .................. 101
Tabel V.10. Perhitungan ATMR tahun 2015 ............................................... 101
Tabel V.11. Perhitungan Modal Tertimbang Pada Tahun 2016 .................. 102
Tabel V.12. Perhitungan ATMR tahun 2016 ............................................... 103
Tabel V.13. Standar perhitungan rasio kecukupan modal sendiri ............... 103
Tabel V.14. Skor Rasio Kecukupan Modal Sendiri ..................................... 104
Tabel V.15. Skor total aspek permodalan .................................................... 105
Tabel V.16. Hasil perhitungan Rasio volume pinjaman pada anggota
terhadap volume pinjaman diberikan ....................................... 106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
Tabel V.17. Standar perhitungan skor rasio volume pinjaman pada anggota
terhadap volume pinjaman diberikan ....................................... 106
Tabel V.18. Skor rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume
pinjaman diberikan ................................................................... 107
Tabel V.19. Hasil Perhitungan Rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap
pinjaman yang diberikan .......................................................... 108
Tabel V.20. Standar perhitungan skor rasio risiko pinjaman bermasalah
terhadap pinjaman yang diberikan ........................................... 109
Tabel V.21. Skor rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman
yang diberikan .......................................................................... 109
Tabel V.22. Hasil Perhitungan Rasio cadangan risiko terhadap pinjaman
bermasalah................................................................................ 111
Tabel V.23. Standar perhitungan skor rasio cadangan risiko terhadap
pinjaman bermasalah ................................................................ 111
Tabel V.24. Skor rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah ............. 112
Tabel V.25. Hasil Perhitungan rasio pinjaman yang berisiko terhadap
pinjaman yang diberikan .......................................................... 113
Tabel V.26. Standar perhitungan skor rasio pinjaman yang berisiko
terhadap pinjaman yang diberikan ........................................... 114
Tabel V.27. Skor rasio Pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang
diberikan ................................................................................... 114
Tabel V.28. Skor total aspek kualitas aktiva produktif ................................ 116
Tabel V.29. Hasil jawaban pertanyaan kuesioner untuk manajemen umum
kelompok 1 ............................................................................... 117
Tabel V.30. Hasil jawaban pertanyaan kuesioner untuk manajemen umum
kelompok 2 ............................................................................... 118
Tabel V.31. Standar perhitungan manajemen umum ................................... 119
Tabel V.32. Skor rasio manajemen umum kelompok 1 ............................... 120
Tabel V.33. Skor rasio manajemen umum kelompok 2 ............................... 120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Tabel V.34. Hasil jawaban pertanyaan kuesioner untuk manajemen
kelembagaan kelompok 1 ......................................................... 122
Tabel V.35. Hasil jawaban pertanyaan kuesioner untuk manajemen
Kelembagaan kelompok 2 ........................................................ 122
Tabel V.36. Standar perhitungan manajemen kelembagaan ........................ 124
Tabel V.37. Skor rasio manajemen kelembagaan kelompok 1 .................... 124
Tabel V.38. Skor rasio manajemen kelembagaan kelompok 2 .................... 124
Tabel V.39. Hasil jawaban pertanyaan kuesioner untuk manajemen
permodalan kelompok 1 ........................................................... 126
Tabel V.40. Hasil jawaban pertanyaan kuesioner untuk manajemen
permodalan kelompok 2 ........................................................... 126
Tabel V.41. Standar perhitungan manajemen permodalan .......................... 128
Tabel V.42. Skor rasio manajemen permodalan kelompok 1 ...................... 128
Tabel V.43. Skor rasio manajemen permodalan kelompok 2 ...................... 128
Tabel V.44. Hasil jawaban pertanyaan kuesioner untuk manajemen aktiva
kelompok 1 ............................................................................... 130
Tabel V.45. Hasil jawaban pertanyaan kuesioner untuk manajemen aktiva
kelompok 2 ............................................................................... 130
Tabel V.46. Standar perhitungan manajemen aktiva ................................... 132
Tabel V.47. Skor rasio manajemen aktiva kelompok 1 ............................... 132
Tabel V.48. Skor rasio manajemen aktiva kelompok 2 ............................... 132
Tabel V.49. Hasil jawaban pertanyaan kuesioner untuk manajemen
likuiditas kelompok 1 ............................................................... 134
Tabel V.50. Hasil jawaban pertanyaan kuesioner untuk manajemen
likuiditas kelompok 2 ............................................................... 134
Tabel V.51. Standar perhitungan manajemen likuiditas .............................. 136
Tabel V.52. Skor rasio manajemen likuiditas kelompok 1 .............................136
Tabel V.53. Skor rasio manajemen likuiditas kelompok 2 .......................... 136
Tabel V.54. Skor total aspek manajemen..................................................... 137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel V.55. Hasil Perhitungan Rasio beban operasi anggota terhadap
partisipasi bruto ........................................................................ 138
Tabel V.56. Standar perhitungan rasio beban operasi anggota terhadap
partisipasi bruto ........................................................................ 139
Tabel V.57. Skor rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto..... 139
Tabel V.58. Hasil Perhitungan Rasio beban operasi anggota terhadap
SHU Kotor ............................................................................... 141
Tabel V.59. Standar perhitungan rasio beban operasi anggota terhadap
SHU Kotor ............................................................................... 141
Tabel V.60. Skor rasio beban usaha terhadap SHU kotor............................ 142
Tabel V.61. Hasil Perhitungan Rasio efisiensi pelayanan ........................... 143
Tabel V.62. Standar perhitungan rasio efisiensi pelayanan ......................... 143
Tabel V.63. Skor rasio efisiensi pelayanan .................................................. 144
Tabel V.64. Skor total aspek efisiensi .......................................................... 145
Tabel V.65. Hasil Perhitungan Rasio kas bank terhadap kewajiban
lancar ........................................................................................ 146
Tabel V.66. Standar perhitungan rasio kas bank terhadap kewajiban
lancar ........................................................................................ 146
Tabel V.67. Skor rasio Kas Bank terhadap Kewajiban Lancar.................... 147
Tabel V.68. Hasil Perhitungan Rasio pinjaman yang diberikan terhadap
dana yang diterima ................................................................... 148
Tabel V.69. Standar perhitungan rasio pinjaman yang diberikan terhadap
dana yang diterima ................................................................... 148
Tabel V.70. Skor rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang
diterima .................................................................................... 149
Tabel V.71. Skor total aspek likuiditas ........................................................ 150
Tabel V.72. Hasil Perhitungan rasio rentabilitas aset .................................. 151
Tabel V.73. Standar perhitungan rasio rentabilitas aset ............................... 151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Tabel V.74. Skor rasio rentabilitas aset ....................................................... 151
Tabel V.75. Hasil perhitungan rentabilitas modal sendiri............................ 153
Tabel V.76. Standar perhitungan rasio rentabilitas modal sendiri ............... 153
Tabel V.77. Skor rasio rentabilitas modal sendiri ........................................ 154
Tabel V.78. Hasil Perhitungan Rasio kemandirian operasional pelayanan . 155
Tabel V.79. Standar perhitungan rasio kemandirian operasional
pelayanan.................................................................................. 155
Tabel V.80. Skor rasio Kemandirian Operasional Pelayanan ...................... 156
Tabel V.81. Skor total aspek kemandirian dan pertumbuhan ...................... 157
Tabel V.82. Hasil Perhitungan Rasio partisipasi bruto ................................ 158
Tabel V.83. Standar perhitungan rasio partisipasi bruto .............................. 158
Tabel V.84. Skor rasio Partisipasi bruto ...................................................... 159
Tabel V.85. Hasil Perhitungan Rasio Promosi Ekonomi Anggota .............. 160
Tabel V.86. Standar perhitungan rasio Promosi Ekonomi Anggota ............ 160
Tabel V.87. Skor rasio Promosi Ekonomi Anggota ..................................... 161
Tabel V.88. Skor aspek jati diri koperasi ..................................................... 162
Tabel V.89. Tingkat Kesehatan KSP Wisuda Guna Raharja dari tahun
2014 sampai tahun 2016........................................................... 163
Tabel V.90. Analisis trend untuk aspek permodalan ................................... 164
Tabel V.91. Analisis trend untuk aspek kualitas aktiva produktif ............... 165
Tabel V.92. Analisis trend untuk aspek manajemen .................................... 167
Tabel V.93. Analisis trend untuk aspek efisiensi ......................................... 168
Tabel V.94. Analisis trend untuk aspek likuiditas ....................................... 169
Tabel V.95. Analisis trend untuk aspek kemandirian dan pertumbuhan ..... 170
Tabel V.96. Analisis trend untuk aspek jati diri koperasi ............................ 172
Tabel V.97. Analisis trend untuk Keseluruhan aspek penilaian kesehatan.. 173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian ................................................... 38
Gambar 2. Struktur Organisasi KSP Wisuda Guna Raharja .......................... 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Surat Pengantar Kuesioner ............................................................................... 187
Neraca tahun 2014 dan 2015 ............................................................................ 197
Neraca tahun 2016............................................................................................ 199
Data Pinjaman KSP Wisuda Guna Raharja ..................................................... 201
Surat Ijin Penelitian ......................................................................................... 202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
ABSTRAK
ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM
(Studi Kasus pada Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja, Lombok)
Kristina Damayanthi Putri
NIM : 132214088
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Koperasi Simpan Pinjam
Wisuda Guna Raharja dari tahun 2014-2016 sehat. Selain itu, penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja
dari tahun 2014-2016 mengalami peningkatan. Jenis Penelitian ini adalah studi kasus
yang dilakukan di Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja, Lombok. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan kuesioner.
Analisis data menggunakan metode analisis data yang berdasarkan pada Peraturan
Deputi bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM RI Nomor
06/Per/Dep.6/IV/2016 dan analisis trend. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
tahun 2014 Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja dalam kondisi cukup
sehat, namun tahun 2015 dan 2016, Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja
dalam kondisi kurang sehat (dalam pengawasan).
Kata Kunci: Koperasi, Penilaian, Kesehatan, Peningkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF HEALTH LEVEL OF SAVING LOAN COOPERATIVE
(A Case study at Saving Loan Cooperative Wisuda Guna Raharja, Lombok)
Kristina Damayanthi Putri
NIM : 132214088
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2017
The aim of this research is to discover the health level of Saving Loan
Cooperative Wisuda Guna Raharja from 2014 until 2016. Besides, this resarch is
conducted to know whether the health level of Saving Loan Cooperation from 2014
until 2016 is increasing. The data collection techniques used are interview,
observation, and questionnaire. The data analysis technique used are method based on
the Standard of the Minister of Cooperative and Small, Medium Enterprises Republic
of Indonesia No. 06/Per/Dep.6/IV/2016 and Trend Analysis. The results of this
research show that on 2014, the condition of Saving Loan Wisuda Guna Raharja is
quite health, but on 2015 and 2016, the condition get worse (under supervision).
Keywords: Cooperation, Assessment, Health, Improvement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan manusia itu tidak terbatas. Akan tetapi, alat pemenuhan
kebutuhan manusialah terbatas. Untuk menghadapi keterbatasan itu, sudah ada
banyak jalan keluar. Salah satu terobosannya adalah pendirian koperasi.
Koperasi menurut Undang Undang No. 25 tahun 1992 ialah suatu badan
usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum, dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi yang sekaligus sebagai
sebuah gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan pada asas kekeluargaan.Tujuan
koperasi sendiri yang utama ialah meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
para anggotanya. Secara umum, koperasi di Indonesia ada banyak yang mana
dibedakan ke dalam beberapa kategori yaitu berdasarkan jumlah lapangan
usahanya, berdasarkan fungsinya, dan berdasarkan dalam tingkatan dan luas
daerah kegiatannya. Namun, yang ingin dibahas dalam skripsi ini adalah koperasi
yang berdasarkan fungsinya yaitu koperasi jasa khususnya koperasi simpan
pinjam.
Koperasi Simpan Pinjam secara umum diartikan sebagai suatu kegiatan
penyediaan dana dari anggota koperasi dan kemudian melakukan penyimpanan
serta mengeluarkan dana tersebut untuk keperluan dan kepentingan setiap
anggota koperasi itu sendiri berdasarkan kesepakatan setiap anggota koperasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dalam rangka mencapai tujuan bersama. Tujuan berdirinya Koperasi Simpan
Pinjam sendiri ialah untuk memperbaiki kehidupan khususnya para anggotanya.
Didalam memberikan tujuan tersebut, pengurus Koperasi Simpan Pinjam selalu
berusaha untuk memberikan bunga yang ditetapkan serendah mungkin agar
anggota yang melakukan peminjaman merasa diringankan dalam hal membayar
utangnya ke Koperasi. Selain itu, didalam pemberian kredit, pengurus Koperasi
Simpan Pinjam diharuskan melakukan pengawasan terhadap penggunaan kredit
agar penggunaan kredit yang diberikan koperasi tersebut tidak disalahgunakan
atau diselewengkan. Hal ini dikarenakan, setiap kredit yang diberikan oleh
Koperasi Simpan Pinjam sangat berpengaruh pada tingkat kesehatan koperasi itu
sendiri. Maka dari itu, diperlukan adanya penilaian terhadap kinerja koperasi
Simpan Pinjam. Dalam hal ini, penulis melakukan penilaian terhadap kinerja
koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja, Lombok.
Koperasi Wisuda Guna Raharja dulunya berawal dari komunitas kecil yang
disebut TAGURA atau Tabungan Guna Raharja. Ide pembentukan TAGURA
tercetus pada bulan April 1969. Pencetusnya adalah Wayan Gabra dari Tangeb,
Nyoman Nyuru dari Tangeb, Wayan Sudri dari Tuka, Nengah Yokanan dari
Padang Tawang, Nyoman Kasun dari Sading, F.X. Wayan Geria dari Denpasar,
Wayan Wardiana dari Denpasar dan Ign. Sugeng Raharjo dari Denpasar. Mereka
sepakat untuk menabung sebesar Rp 50,00 (lima puluh rupiah) per anggota setiap
kali pertemuan. Dana yang terkumpul bisa dimanfaatkan oleh anggota yang
memerlukan. Dalam perjalanannya untuk mendapat badan hukum, Koperasi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
bergabung dengan Koperasi Simpan Pinjam WISUDA yang merupakan binaan
Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Pada saat itu berlaku peraturan bahwa
dalam sebuah wilayah tidak boleh ada lebih dari satu koperasi dengan usaha yang
sama. Jika banyak pihak bertanya soal nama “Wisuda” pada Koperasi Simpan
Pinjam WISUDA GUNA RAHARJA, jawabannya adalah nama itu merupakan
hasil gabungan antara koperasi binaan Fakultas Ekonomi Unud yang bernama
“WISUDA” (Wirasuasta Teladan) dan “GUNA RAHARJA” yang dibentuk
kelompok TAGURA. Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja pada
periode sebelumnya atau yang telah berjalan belum terlihat jelas bahwa koperasi
simpan pinjam ini telah melakukan penilaian kesehatan koperasi.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka skripsi ini diberi judul Analisis
Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dengan studi kasus pada Koperasi
Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja dari tahun 2014-2016
sehat?
2. Apakah kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja dari tahun
2014-2016 mengalami peningkatan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
C. Pembatasan Masalah
Dari rumusan masalah diatas, peneliti membatasi masalah penelitian ini ke
dalam beberapa bagian sebagai berikut:
1. Penelitian ini terbatas pada analisis kesehatan Koperasi Simpan Pinjam
Wisuda Guna Raharja yang didasarkan pada 7 aspek penilaian yaitu
Permodalan, Kualitas aktiva produktif, Manajemen, Efisiensi, Likuiditas,
Kemandirian dan Jati diri koperasi.
2. Penelitian ini terbatas pada hasil akhir analisis kesehatan Koperasi Simpan
Pinjam Wisuda Guna Raharja dari tahun 2014-2016, dikarenakan pada tahun
2013, Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja baru beroperasi di
Lombok dan belum mempunyai laporan keuangan tahun 2013.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari Penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja
dari tahun 2014-2016 sehat.
2. Untuk mengetahui apakah kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna
Raharja dari tahun 2014-2016 mengalami peningkatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pendapat bagi
Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja dalam rangka melakukan
perbaikan kinerja dalam Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja yang
dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan Koperasi Simpan Pinjam
Wisuda Guna Raharja di masa yang akan datang.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat membantu menambah studi
kepustakaan sebagai bahan pembelajaran dan informasi yang dapat dijadikan
sebagai referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan, khususnya bagi
mahasiswa/i yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang topik atau
judul yang serupa dengan penulis.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini bermanfaat bagi penulis sebagai sarana berlatih dalam
menerapkan pengetahuan teoritis yang telah diperoleh selama mengikuti
perkuliahan ke dalam praktek yang sesungguhnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah proses pengaturan aktivitas atau kegiatan
keuangan dalam suatu organisasi, yang didalamnya termasuk kegiatan
planning, analisis, dan pengendalian terhadap kegiatan keuangan, biasanya
dilakukan oleh manajer keuangan. Selain itu, manajemen keuangan juga
diartikan sebagai seluruh aktivitas kegiatan perusahaan yang berhubungan
dengan upaya untuk mendapatkan dana perusahaan dengan meminimalkan
biaya serta upaya penggunaan dan pengalokasian dana secara efisien dalam
memaksimalkan nilai perusahaan, yaitu harga, dengan harapan supaya calon
pembeli bersedia membayar jika suatu perusahaan menjualnya.
Namun dalam kontek keilmuan, manajemen keuangan merupakan salah
satu bidang manajemen fungsional dalam suatu perusahaan yang mempelajari
penggunaan dan pencarian dana serta pembagian hasil operasi perusahaan.
Dengan demikian, tugas pokok manajemen keuangan, meliputi keputusan
tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha, dan pembagian dividen suatu
perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Badan Usaha
Badan Usaha adalah sebuah lembaga yang tujuan utamanya adalah
mencari laba atau keuntungan. Adapun jenis-jenis Badan Usaha yang ada di
Indonesia, antara lain:
a. Koperasi
Koperasi adalah sebuah badan usaha yang dimiliki dan dioperasikan
orang-perseorangan demi kepentingan bersama, dengan melandaskan
seluruh kegiatannya dengan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan asas kekeluargaan.
b. BUMN
BUMN adalah sebuah badan usaha yang seluruh atau sebagian
permodalannya dimiliki oleh Pemerintah. Status kepegawaian dari BUMN
adalah karyawan bukan pegawai negeri. Adapun jenis-jenis BUMN adalah
sebagai berikut:
1. Perjan
Perjan adalah bentuk Badan Usaha Milik Negara yang mana seluruh
modalnya dimiliki oleh pemerintah. Kegiatan dari Perjan seluruhnya
berorientasi pada masyarakat. Hal ini menyebabkan, Perjan selalu
merugi. Contoh dari Perjan adalah PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta
Api) yang kini mengganti nama menjadi PT KAI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Perum
Perum ialah sebuah badan usaha yang mana tujuan utamanya lebih
kepada profit oriented daripada pelayanan kepada masyarakat,
walaupun sebenarnya Perum adalah perubahan nama dari Perjan. Modal
yang ada di dalam Perum, seluruhnya dimiliki oleh pemerintah.
Sedangkan, status kepegawaian didalam Perum adalah sebagai Pegawai
Negeri. Meskipun Perjan telah diganti nama menjadi Perum, Perum
tetap atau masih mengalami kerugian. Hal ini dikarenakan, pemerintah
harus menjual saham Perum kepada publik dan mengubah status badan
usaha menjadi Persero.
3. Persero
Persero adalah salah satu badan usaha yang dikelola oleh Negara
atau daerah. Persero memiliki tujuan utama yang tidak hanya mencari
keuntungan semata, tetapi juga memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Modal awal Persero seluruh atau sebagiannya berasal dari
kekayaan Negara yang dipisahkan berupa saham-saham. Persero sendiri
dipimpin oleh direksi dan status kepegawaiannya adalah pegawai
swasta. Badan usaha yang satu ini tidak memperoleh fasilitas dari
Negara. Contoh badan usaha Persero salah satunya adalah PT Angkasa
Pura (Persero).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
c. BUMS
BUMS adalah sebuah badan usaha yang mana dimodali dan
didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang. Bidang-bidang usaha
yang diberikan kepada pihak Swasta adalah mengelola sumber daya
ekonomi yang bersifat tidak vital atau tidak menguasai hajat hidup
orang banyak. Adapun jenis-jenis BUMS yang ada di Indonesia antara
lain sebagai berikut:
1. Perusahaan Persekutuan
Perusahaan Persekutuan adalah sebuah perusahaan yang dimiliki
dan dikelola oleh 2 pemodal atau lebih.
2. Firma
Firma adalah sebuah badan usaha yang didirikan oleh 2 orang
atau lebih yang mana tiap anggotanya bertanggung jawab penuh pada
perusahaan. Modal Firma sendiri berasal dari anggota pendiri dan
laba yang dibagikan kepada anggota dengan perbandingan sesuai
akta pendirian Firma.
3. Persekutuan Komanditer
Persekutuan Komanditer adalah suatu persekutuan yang
didirikan 2 orang atau lebih dengan membagikan keuntungan yang
diperoleh CV atau persekutuan komanditer sesuai dengan
kesepakatan. Adapun 2 istilah yang ada dalam Persekutuan
Komanditer yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
a. Sekutu aktif adalah anggota yang memimpin atau menjalankan
perusahaan dan bertanggung jawab penuh atas utang perusahaan.
b. Sekutu pasif adalah anggota yang hanya menyerahkan modalnya
kepada sekutu aktif namun tidak ikut campur dalam urusan
operasional perusahaan.
4. Perseroan Terbatas
Perseroan terbatas adalah sebuah badan usaha yang modalnya
diperoleh dari hasil penjualan saham. Setiap pemegang saham
mempunyai hak atas perusahaan dan berhak atas keuntungan yang
diperoleh perusahaan dan dibagikan dalam bentuk dividen.
5. Yayasan
Yayasan adalah sebuah badan usaha yang tujuan utamanya
adalah untuk kegiatan sosial dan tidak mencari keuntungan.
Walaupun bukan merupakan perusahaan, badan usaha satu ini adalah
badan usaha yang berbadan hukum.
3. Evaluasi Kinerja
Evaluation is a process used to assess the quality of what is going on.
Evaluation may determine what is working, what is not working, what to
change, and what to keep. Artinya bahwa evaluasi adalah proses yang
digunakan untuk menilai kualitas tentang apa yang sedang terjadi atau
dilakukan. Oleh karena itu, Evaluasi sangat penting dilakukan terhadap usaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
baik lembaga keuangan bisnis maupun lembaga keuangan non bisnis, karena
evaluasi yang dilakukan dapat menentukan hal-hal apa saja yang perlu
dikerjakan, atau apa saja yang tidak perlu dikerjakan, atau apa saja yang perlu
diubah dari kinerja usaha, atau apa saja yang perlu dipertahankan dari kinerja
usaha khususnya koperasi.
4. Koperasi
Koperasi berasal dari 2 kata yakni co dan operation, yang mana kedua
kata tersebut mengandung arti kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Maka dari itu, koperasi secara umum diartikan sebagai suatu perkumpulan
yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan, yang memberikan
kebebasan untuk masuk dan keluar menjadi anggota koperasi, dengan cara
bekerja sama secara kekeluargaan didalam menjalankan usaha untuk
meningkatkan kesejahteraan jasmaniah anggotanya. Didalam menjalankan
suatu badan usaha yang berbentuk koperasi, harus memiliki:
a. Landasan Koperasi
Landasan Koperasi Indonesia merupakan pedoman dalam menentukan
arah, tujuan, peran, serta kedudukan koperasi terhadap pelaku ekonomi
lainnya. Adapun landasan Koperasi di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Landasan Idiil
Landasan Idiil Koperasi Indonesia adalah Pancasila. Hal ini
dikarenakan, Pancasila merupakan pandangan hidup dan Ideologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
bangsa Indonesia yang mana merupakan jiwa dan semangat bangsa
Indonesia didalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta merupakan
nilai luhur yang ingin diwujudkan oleh bangsa Indonesia didalam
kehidupan sehari-hari.
Namun, Pancasila yang dimaksud disini adalah rumusan yang ada
didalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Landasan Strukturil
Landasan strukturil Koperasi adalah UUD 1945. Hal ini
dikarenakan, sehubungan dengan masalah perekonomian ayat 1 pasal 33
UUD 1945 telah dengan tegas menggariskan bahwa perekonomian di
Indonesia hendaknya adalah perekonomian yang dimana usahanya
adalah milik bersama dan didasarkan pada asas kekeluargaan yang
kegiatannya dikerjakan oleh semua demi kepentingan semua anggota.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
b. Asas Koperasi
Didalam UUD no. 25 tahun 1992 pasal 2 dijelaskan bahwa di dalam
Koperasi harus memiliki 2 asas, yakni:
1. Asas kekeluargaan
Asas kekeluargaan ialah asas yang dimana setiap anggota koperasi
mempunyai sebuah kesadaran untuk melakukan yang terbaik di setiap
kegiatan koperasi, dan hal-hal yang dianggap berguna untuk semua
anggota didalam koperasi tersebut.
2. Asas Gotong royong
Asas gotong royong merupakan sebuah asas yang mana setiap
anggota koperasi merasa sebagai satu keluarga besar yang senasib dan
sepenanggungan dalam memenuhi hajat hidupnya. Selain itu, keinginan
untuk bersatu, bekerja sama dan saling tolong menolong memang hanya
dapat tumbuh dalam koperasi yang bertolak dari rasa setia kawan, yang
mana sudah telah lama ada didalam masyarakat Indonesia.
c. Tujuan Koperasi
Secara Umum, tujuan utama dari pendirian koperasi adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Namun,
berdasarkan UUD 1945 No.25 pasal 3 menjelaskan bahwa tujuan koperasi
Indonesia meliputi tiga hal sebagai berikut:
1. Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2. Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat
3. Ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional.
Dengan ketiga tujuan tersebut, koperasi mendapat kedudukan yang
tidak hanya satu-satunya bentuk usaha yang secara konstitusional
dinyatakan sesuai dengan susunan perekonomian, tetapi juga dinyatakan
sebagai sokoguru perekonomian nasional.
d. Prinsip Koperasi
Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 5 ayat 1 UUD no.25 tahun 1992,
Koperasi Indonesia harus melaksanakan prinsip-prinsip koperasi antara lain
sebagai berikut:
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis
3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil dan sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
4. Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal
5. Kemandirian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
e. Fungsi dan Peran Koperasi
Fungsi dan Peran Koperasi di Indonesia dalam garis besarnya telah
dikemukakan di dalam pasal 4 UU No. 25 tahun 1992 adalah sebagai
berikut:
1. Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi
khususnya anggota koperasi dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko
gurunya.
4. Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang mana adalah usaha bersama yang berdasarkan atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
f. Penggolongan atau jenis koperasi
Penggolongan koperasi adalah suatu kegiatan untuk mengelompokkan
koperasi ke dalam kelompok tertentu menurut kriteria dan karakteristik
tertentu. Awalnya koperasi tumbuh dikalangan kaum pekerja yang
berusaha mencukupi kebutuhan konsumsinya, dikalangan produsen kecil
yang ingin memperoleh bahan baku dengan harga murah dan memasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
produksinya secara bersama-sama, atau di kalangan pengusaha kecil
lainnya yang ingin melepaskan dirinya dari jeratan para pelepas uang.
Dalam perkembangannya, jenis koperasi cenderung bervariasi yang
mana dipengaruhi oleh latar belakang pembentukan dan tujuan yang ingin
dicapai oleh masing-masing koperasi. Berdasarkan latar belakang dan
tujuan yang ingin dicapai, maka koperasi dapat digolongkan ke dalam
beberapa kelompok antara lain:
1. Berdasarkan bidang usahanya
Pada dasarnya bidang usaha yang dilakukan oleh koperasi
mencerminkan jasa yang ditawarkan oleh koperasi kepada para
anggotanya. Adapun jenis-jenis koperasi berdasarkan bidang usahanya :
a. Koperasi Konsumsi
Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang berusaha menyediakan
barang-barang konsumsi yang dibutuhkan oleh para anggotanya.
Contoh koperasi Konsumsi salah satunya adalah koperasi pada
kalangan mahasiswa yang biasanya mengkonsentrasikan usahanya
pada penjualan alat-alat keperluan mahasiswa yakni buku-buku dan
peralatan tulis.
b. Koperasi Produksi
Koperasi Produksi ialah koperasi yang kegiatan utamanya
melakukan kegiatan pemrosesan barang atau produk dari bahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
mentah menjadi barang setengah jadi kemudian menjadi barang jadi
yang siap untuk dijual ke pasar konsumen. Tidak hanya
memproduksi barang, koperasi produksi juga terkait secara langsung
dengan kegiatan memasarkan barang. Hal ini dikarenakan, tujuan
utama koperasi produksi adalah untuk menyatukan kemampuan dan
modal para anggotanya, guna menghasilkan barang-barang tertentu
melalui suatu usaha yang mereka kelola dan miliki sendiri.
c. Koperasi Pemasaran
Koperasi pemasaran adalah koperasi yang dibentuk terutama
untuk membantu para anggotanya dalam memasarkan barang-barang
yang dihasilkannya. Tujuan utama dari koperasi pemasaran adalah
untuk menyederhanakan rantai tata niaga dan mengurangi sekecil
mungkin keterlibatan pedagang perantara didalam memasarkan
produk yang koperasi hasilkan. Dengan membentuk koperasi
pemasaran, maka koperasi khususnya anggota koperasi akan
memiliki peluang untuk menikmati margin atau laba usaha yang
lebih besar serta dapat menjual barangnya dengan harga yang lebih
murah.
d. Koperasi Kredit
Koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam adalah koperasi
yang bergerak dalam bidang penyimpanan simpanan dari para
anggotanya, untuk kemudian dipinjamkan kembali kepada anggota
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
koperasi yang membutuhkan bantuan modal. Tujuan adanya koperasi
simpan pinjam adalah untuk mendidik para anggota koperasi agar
bersikap hemat dan gemar menabung, serta membebaskan para
anggota koperasi dari jeratan para rentenir. Hal ini dikarenakan, jika
masyarakat dan para anggota koperasi lebih memilih meminjam di
koperasi kredit, maka ruang operasi yang tersedia bagi para rentenir
semakin terbatas.
2. Berdasarkan jenis komoditinya
Berdasarkan jenis komoditinya, koperasi dibagi menjadi 4 kelompok
yakni:
a. Koperasi Ekstraktif
Koperasi Ekstraktif ialah koperasi yang melakukan usaha dengan
menggali atau memanfaatkan sumber-sumber alam secara langsung
tanpa atau dengan sedikit mengubah bentuk dan sifat sumber alam
tersebut. Contoh koperasi Ekstraktif adalah koperasi yang melakukan
usaha pendulangan emas dan koperasi yang melakukan usaha
pengumpul batu kali.
b. Koperasi Pertanian dan peternakan
Koperasi pertanian adalah koperasi yang melakukan usaha
sehubungan dengan komoditi pertanian tertentu. Koperasi pertanian
biasanya beranggotakan para petani, buruh tani. Yang termasuk ke
dalam koperasi pertanian adalah koperasi karet, koperasi tembakau,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
dan koperasi cengkeh. Sedangkan, Koperasi peternakan adalah
koperasi yang usahanya berhubungan dengan komoditi peternakan
tertentu. Koperasi peternakan biasanya beranggotakan para pemiliki
ternak dan para pekerja yang mata pencahariannya berkaitan secara
langsung dengan usaha peternakan. Yang termasuk ke dalam
koperasi peternakan adalah koperasi susu, koperasi unggas.
c. Koperasi Industri dan kerajinan
Koperasi industri atau kerajinan ialah koperasi yang melakukan
usaha yang berkaitan dengan usaha pengadaan bahan baku, usaha
pengolahan bahan baku menjadi barang jadi atau barang setengah
jadi, usaha pemasaran hasil-hasil produksi atau kerajinan. Contoh
koperasi kerajinan atau koperasi industri adalah koperasi batik,
koperasi tenun dan koperasi kulit.
d. Koperasi jasa-jasa
Koperasi Jasa merupakan koperasi yang mengkhususkan
kegiatannya dalam memproduksi dan memasarkan kegiatan jasa
tertentu. Tujuan utama dari pendirian koperasi jasa adalah untuk
menyatukan potensi ekonomi yang dimiliki oleh masing-masing
anggota koperasi agar lebih optimal. Contoh koperasi jasa adalah
Koperasi jasa Audit, Koperasi jasa angkutan dan koperasi jasa
pemasaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3. Berdasarkan profesi anggotanya
Berdasarkan profesi anggotanya, koperasi dapat dibedakan menjadi:
a. Koperasi karyawan
b. Koperasi pegawai
c. Koperasi angkatan darat
d. Koperasi mahasiswa
e. Koperasi pedagang besar
f. Koperasi nelayan
Dengan adanya penggolongan koperasi berdasarkan profesi
anggotanya menyebabkan terjadinya pembatasan dalam penerimaan
anggota koperasi. Hal ini dikarenakan, orang-orang yang bertugas
menyelenggarakan kegiatan operasi koperasi biasanya tidak memiliki
latar belakang profesi yang sama dengan para anggota koperasi lainnya.
4. Berdasarkan daerah kerjanya.
Daerah kerja koperasi yang dimaksud dalam hal ini adalah luas
sempitnya wilayah yang dijangkau oleh suatu badan usaha koperasi
dalam melayani kepentingan anggotanya atau dalam melayani
masyarakat. Berdasarkan daerah kerjanya, maka koperasi dapat
digolongkan atas beberapa kelompok antara lain sebagai berikut:
a. Koperasi Primer
Koperasi Primer adalah koperasi yang beranggotakan orang-
orang dan biasanya didirikan pada lingkup kesatuan wilayah terkecil
tertentu. Salah satu contoh koperasi primer adalah koperasi
mahasiswa yang mana beranggotakan para mahasiswa yang berasal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dari suatu universitas tertentu. Daerah kerjanya terbatas dalam
lingkungan kampus asal para mahasiswa yang bersangkutan.
b. Koperasi Pusat
Koperasi Pusat adalah koperasi yang beranggotakan koperasi
primer, yang biasanya didirikan sebagai pemusatan dari beberapa
koperasi primer dalam lingkup suatu wilayah tertentu. Koperasi pusat
memiliki tujuan yaitu untuk memperkuat kedudukan ekonomi
koperasi yang bergabung didalamnya. Contoh Koperasi pusat adalah
Pusat koperasi Karyawan, Pusat Koperasi Pegawai dan Pusat
Koperasi Unit Desa.
c. Koperasi gabungan
Koperasi Gabungan memiliki pengertian dan tujuan yang hampir
sama dengan koperasi pusat. Bedanya hanya terletak pada kedudukan
atau letak dari koperasinya. Koperasi gabungan ini biasanya
berkedudukan di ibu kota propinsi. Contoh koperasi gabungan adalah
gabungan koperasi batik Indonesia.
d. Koperasi Induk
Koperasi Induk adalah koperasi yang beranggotakan koperasi
pusat atau gabungan, yang berkedudukan di ibu kota negara. Fungsi
koperasi induk biasanya adalah sebagai penyambung lidah koperasi
yang menjadi anggotanya, dalam berhubungan dengan lembaga-
lembaga nasional yang terkait dengan pembinaan Koperasi, koperasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
sejenis di negara lain, ataupun dengan asosiasi pengusaha pada
tingkat nasional dan internasional. Contoh Koperasi Induk adalah
Induk koperasi Pegawai, Induk Koperasi Karyawan dan koperasi
Pemuda Indonesia.
g. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi Simpan Pinjam secara umum diartikan sebagai suatu
kegiatan penyediaan dana dari anggota koperasi, dan kemudian melakukan
penyimpanan serta mengeluarkan dana tersebut untuk keperluan dan
kepentingan setiap anggota koperasi itu sendiri yang berdasarkan
kesepakatan setiap anggota koperasi dalam rangka mencapai kebaikan
bersama.
h. Prinsip Koperasi Simpan Pinjam
Kegiatan dari usaha koperasi yang dikelola oleh para anggota dengan
membentuk pengurus koperasi melalui rapat anggota, dilaksanakan
berdasarkan prinsip koperasi simpan pinjam diantaranya:
1. Keanggotaan koperasi harus bersifat sukarela dan terbuka.
2. Pengelolaan koperasi dilakukan secara demokratis.
3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil dan sesuai dengan
besar jasa yang dilakukan oleh anggota koperasi.
4. Kemandirian.
5. Pendidikan perkoperasian.
6. Kerjasama antar koperasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
i. Peranan Koperasi Simpan Pinjam
Peranan Koperasi Simpan Pinjam pada umumnya adalah ikut
mengembangkan perekonomian masyarakat terutama bagi para anggotanya
diantaranya:
1. Membantu keperluan kredit para anggota dengan syarat-syarat yang
ringan.
2. Mendidik para anggotanya supaya giat menabung secara teratur
sehingga membentuk modal sendiri.
3. Menambah pengetahuan tentang perkoperasian khususnya koperasi
simpan pinjam.
4. Menjauhkan anggota koperasi dari cengkeraman rentenir atau lintah
darat.
j. Manfaat Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi Simpan Pinjam didirikan dengan tujuan agar para anggota
koperasi dapat menikmati manfaat yang diberikan dengan adanya Koperasi
Simpan pinjam di tengah kehidupan masyarakat dan khususnya anggota
koperasi. Adapun manfaat adanya Koperasi Simpan Pinjam bagi anggota
koperasi:
1. Anggota Koperasi dapat memperoleh pinjaman dana atau modal dengan
mudah dan prosesnya tidak berbelit-belit.
2. Proses bunganya adil karena telah disepakati dalam rapat anggota
koperasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
3. Tidak ada syarat meminjam dana atau modal yang menggunakan barang
atau harta yang dimiliki anggota sebagai jaminan jika seandainya
anggota koperasi tidak bisa mengembalikan pinjaman dana tersebut
dengan tepat waktu.
k. Manajemen Koperasi Simpan Pinjam
Secara umum, ruang lingkup kegiatan usaha koperasi simpan pinjam
adalah penghimpunan dan penyaluran dana yang berbentuk penyaluran
pinjaman terutama dari dan untuk anggota koperasi. Pada
perkembangannya, Koperasi Simpan Pinjam tidak saja melayani anggota
tetapi juga masyarakat luas.
Koperasi Simpan Pinjam jika dilihat dari aspek passiva, kegiatan
koperasi adalah menghimpun dana baik dari anggota ataupun masyarakat
luas bisa dalam bentuk tabungan atau simpanan sampai dengan dalam
bentuk pinjaman modal. Namun, jika dilihat dari aspek aktiva, kegiatan
koperasi adalah memperoleh laba dengan cara mengalokasikan dari hasil
penghimpunan yang disalurkan kepada anggota koperasi dalam bentuk
pinjaman. Oleh karena itu, kedua kegiatan koperasi tersebut harus dikelola
sedemikian rupa sehingga penghimpunan dan penyaluran dana dari anggota
koperasi dan masyarakat luas ke koperasi serta dari koperasi simpan pinjam
ke anggota koperasi dan masyarakat luas dapat berjalan seimbang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
l. Penghimpunan dana Koperasi Simpan Pinjam
Di dalam menjalankan usahanya, Koperasi Simpan Pinjam harus
melakukan kegiatan yakni penghimpunan dana. Dana yang biasa dihimpun
oleh Koperasi Simpan Pinjam bisa berupa uang yang masuk kategori utang
atau ekuitas atau kekayaan bersih. Namun dari keseluruhan sumber dana
tersebut, sumber dana utama koperasi khususnya Koperasi Simpan Pinjam
adalah simpanan. Menurut PP no.9 tahun 1995, simpanan diartikan sebagai
dana yang dipercayakan oleh anggota ataupun calom anggota serta
koperasi lainnya dalam bentuk tabungan dan simpanan berjangka.
m. Jenis Simpanan Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi khususnya Koperasi Simpan Pinjam dalam menjalankan
kegiatan operasional koperasi membutuhkan dana atau modal. Hal ini
dikarenakan jika koperasi tidak memiliki modal yang cukup, maka tidak
menjamin bahwa koperasi tersebut dapat berkembang dan tumbuh dalam
persaingan ekonomi. Maka dari itu koperasi membutuhkan dana atau
modal yang diklasifikasikan ke dalam 2 jenis modal yakni:
1. Modal Sendiri
Modal Sendiri yang dimaksud disini adalah modal yang diperoleh
Koperasi dari para anggotanya Adapun 3 jenis sumber modal sendiri
antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
a. Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya
dan atau sama nilainya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada
koperasi pada saat masuk menjadi anggota dan tidak boleh diambil
selama yang bersangkutan menjadi anggota koperasi.
b. Simpanan Wajib
Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak
harus sama, wajib dibayar oleh anggota, kepada koperasi dalam
waktu dan kesempatan tertentu, serta tidak dapat diambil selama
yang bersangkutan menjadi anggota.
c. Simpanan sukarela berjangka
Simpanan sukarela berjangka adalah simpanan yang dilakukan
secara sukarela baik jumlahnya maupun jangka waktunya. Hal ini
dikarenakan, jangka waktu pengambilannya telah diketahui oleh
anggota koperasi dan simpanan tersebut dapat digunakan untuk
modal koperasi juga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2. Modal Pinjaman
Modal Pinjaman adalah sebuah modal yang diperoleh dari pinjaman
pihak ketiga yang mana bukan dari pihak internal koperasi
bersangkutan. Adapun sumber Modal Pinjaman koperasi yang berasal
dari:
a. Pinjaman Bank
Dana yang diperoleh dari mencari pinjaman pihak bank maupun
non bank yang digunakan untuk menunjang kelancaran operasional
dari koperasi. Disini koperasi bisa mengajukan permohonan
pinjaman ke permodalan nasional maupun ke bank pemerintah
seperti bank BRI, bank Mandiri atau bank BNI.
b. Pinjaman dari Koperasi lain
Pinjaman dari Koperasi lain maksudnya adalah bahwa koperasi
yang ingin melakukan pinjaman dapat bersinergi dengan koperasi-
koperasi lain yang ada didaerah dimana koperasi yang ingin
meminjam berada, yang mana sudah memiliki atau mempunyai
modal yang kuat. Dalam hal ini, koperasi yang ingin melakukan
pinjaman dapat mengajukan penawaran usaha dengan cara sistem
bagi hasil. Hal ini akan memberikan dampak yang positif berupa
keuntungan bagi kedua belah pihak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
c. Pinjaman dari lembaga keuangan
Pinjaman komersial dari lembaga keuangan untuk badan usaha
koperasi mendapat prioritas dalam persyaratan. Prioritas tersebut
diberikan kepada koperasi yang mana merupakan komitmen
pemerintah dari negarayang bersangkutan untuk mengangkat
kemampuan ekonomi rakyat khususnya usaha koperasi.
d. Obligasi dari surat utang.
Untuk menambah modal koperasi, dapat juga menjual obligasi
atau surat utang kepada masyarakat investor untuk mencari dana
segar dari masyarakat umum diluar anggota koperasi.
n. Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam
Di dalam PERATURAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN
KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 /PER/DEP.6/IV/2016 TENTANG
PEDOMAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM
DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI, Setiap koperasi yang ada dan
beroperasi wajib memiliki laporan mengenai tingkat kesehatan koperasi
khususnya koperasi simpan pinjam. Hal ini ditujukan agar masyarakat dan
anggota koperasi dapat mengetahui apakah koperasi tersebut sehat atau
cukup sehat atau dalam pengawasan ataukah dalam pengawasan khusus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Maka dari itu, diperlukan suatu kegiatan penilaian yang dapat mengukur
tingkat kesehatan dari usaha koperasi tersebut.
o. Macam-macam cara penilaian kinerja koperasi
Didalam melakukan penilaian kinerja khususnya koperasi, terdapat
banyak cara yang dapat atau bisa digunakan. Berikut ini adalah cara-cara
yang bisa digunakan untuk menilai kinerja koperasi.
1. PEARLS
PEARLS adalah salah satu cara yang biasanya digunakan oleh
Credit Union yang mana memiliki 4 kegunaan, yakni:
a. Sebagai alat untuk memantau kinerja credit union.
b. Menstandarkan rasio dan rumus.
c. Dapat digunakan untuk meranking Credit Union.
d. Sebagai alat pengawasan Sistem.
Karena ini adalah ukuran standar bagi Credit Union yang layak
hidup terus dan dapat mempertahankan keberadaannya di pasar
keuangan. Celah yang teridentifikasi adalah kelemahan yang perlu
diperbaiki dan menjadi fokus pengelolaan masa depan Credit Union.
Dalam PEARLS ada 6 komponen penilaian yakni P (Protection atau
perlindungan), E (Effective Financial Structureatau struktur keuangan
efektif), A (Asset Quality atau kualitas aset), R (Rates of Return &
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Costsatau tingkat pendapatan atau biaya), L (Liquidity atau likuiditas)
dan S (Signs of Growthatau tingkat pertumbuhan).
2. Metode CAMEL
CAMEL merupakan sebuah alat yang umum digunakan untuk
menilai apakah suatu lembaga atau badan usaha itu sehat atau tidak.
Adapun komponen-komponen penilaian yang dijadikan pedoman dalam
melakukan penilaian yakni permodalan, kualitas aset, manajemen,
rentabilitas dan likuiditas. Setelah nilai kredit dari masing-masing
komponen CAMEL diperoleh, kemudian dijumlahkan yang mana
digunakan untuk mengetahui nilai kredit gabungan yang memiliki nilai
maksimal 100.
3. Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah Republik Indonesia.
Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia adalah sebuah Peraturan
yang dibuat oleh Deputi Bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. Peraturan yang berlaku
saat ini dan digunakan dalam melakukan penilaian adalah
PERATURAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEMENTERIAN
KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 06 /PER/DEP.6/IV/2016 TENTANG
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
PEDOMAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN
PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI. Dalam Peraturan
ini, telah termuat tentang tatacara pelaporan dan pelaksanaan penilaian
kesehatan koperasi hingga pada penetapan predikat tingkat kesehatan
koperasi Simpan Pinjam.
p. Sasaran penilaian kesehatan usaha Koperasi Simpan Pinjam
Didalam penilaian kesehatan usaha koperasi simpan pinjam, terdapat
beberapa sasaran yang diinginkan dari penilaian tersebut, antara lain:
1. Terwujudnya pengelolaan KSP dan USP koperasi yang sehat dan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Terwujudnya pelayanan prima kepada pengguna jasa koperasi
3. Meningkatnya citra dan kredibilitas kegiatan usaha simpan pinjam oleh
koperasi sebagai lembaga keuangan yang mampu mengelola kegiatan
usaha simpan pinjam sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
4. Terjaminnya aset kegiatan usaha koperasi simpan pinjam yang sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
5. Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan kegiatan
usaha koperasi simpan pinjam.
6. Meningkatnya manfaat ekonomi anggota dalam kegiatan usaha koperasi
simpan pinjam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
q. Ruang Lingkup Penilaian Koperasi Simpan Pinjam
Di dalam PERATURAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN
KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 /PER/DEP.6/IV/2016 TENTANG
PEDOMAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM
DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI, terdapat 7 aspek penilaian
antara lain : Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif, Manajemen, Efisiensi,
Likuditas, Kemandirian dan pertumbuhan, serta Jati diri koperasi.
r. Mekanisme Pelaporan
Mekanisme pelaporan hasil penilaian kesehatan koperasi simpan
pinjam adalah sebagai berikut:
1. Penilai kesehatan wajib menyampaikan laporan penilaian kesehatan
setiap 6 (enam) bulan, tahunan, dan laporan insidental.
2. Laporan setiap 6 (enam) bulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling lambat disampaikan 30 (tiga puluh) hari sejak periode 6 (enam)
bulan berakhir.
3. Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak periode tahunan berakhir.
4. Laporan insidental sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah pelaksanaan penilaian
kesehatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
5. Laporan tahunan Penilaian Kesehatan disajikan dengan membandingkan
keadaan kinerja kesehatan antara tahun berjalan dan tahun sebelumnya.
s. Bobot Penilaian terhadap aspek dan komponen
Dalam melakukan penilaian kesehatan Koperasi Simpan Pinjam, maka
terhadap aspek yang dinilai diberikan bobot penilaian sesuai dengan
besarnya pengaruh terhadap kesehatan koperasi tersebut. Penilaian aspek
dilakukan dengan menggunakan nilai yang dinyatakan dalam angka 0
sampai dengan 100. Bobot penilaian terhadap aspek dan komponen
tersebut ditetapkan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
No Aspek yang Dinilai Komponen
Bobot Penilaian diberikan
sesuai dengan besarnya
pengaruh terhadap kesehatan
koperasi
1 Permodalan 15
- Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset :
- Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman diberikan
yang beresiko :
- Rasio Kecukupan Modal Sendiri:
6
6
3
2 Kualitas Aktiva
Produktif 25
- Rasio Volume Pinjaman pada anggota terhadap
volume pinjaman diberikan:
- Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah Terhadap
Pinjaman yang diberikan:
10
5
5
Tabel 2.1. Bobot Penilaian terhadap aspek dan komponen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
- Rasio Cadangan Risiko Terhadap Pinjaman
Bermasalah:
Catatan: Cadangan risiko adalah cadangan tujuan
risiko + penyisihan penghapusan pinjaman.
- Rasio Pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman
yang diberikan:
5
3 Manajemen 15
- Manajemen Umum
- Kelembagaan
- Manajemen Permodalan
- Manajemen Aktiva
- Manajemen Likuiditas
3
3
3
3
3
4 Efisiensi 10
- Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi
bruto:
catatan : Beban operasi anggota adalah beban pokok
ditambah dengan beban usaha bagi anggota + beban
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
perkoperasian. Untuk USP Koperasi, beban
perkoperasian dihitung secara proporsional.
- Rasio beban usaha terhadap SHU Kotor
- Rasio efisiensi pelayanan:
4
2
5 Likuiditas 15
- Rasio Kas:
- Rasio Pinjaman yang diberikan terhadap dana yang
diterima:
Catatan: Dana yang diterima adalah total pasiva selain
hutang biaya dan SHU belum dibagi
10
5
6 Kemandirian dan
pertumbuhan 10
- Rentabilitas asset:
- Rentabilitas Modal Sendiri
3
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
- Kemandirian Operasional Pelayanan
Catatan: Beban usaha adalah beban usaha bagi anggota
4
7 Jati diri koperasi 10
- Rasio partisipasi bruto
- Rasio promosi ekonomi anggota (PEA)
PEA = MEPPP + SHU Bagian Anggota
7
3
Jumlah 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
B. Penelitian Sebelumnya
Tabel 2.2. Penelitian Sebelumnya
Nama Judul Penelitian Tujuan Penelitian Teknik
Pengumpulan data Alat analisis Kesimpulan
Berliana Putri Sani
(Universitas Sanata
Dharma
Yogyakarta)
Analisis tingkat
kesehatan Koperasi
Simpan Pinjam
(studi kasus pada
koperasi karyawan
Muria Gemilang)
untuk mengetahui
tingkat kesehatan
Koperasi Karyawan
Muria Gemilang dari
tahun 2012-2014
yang didasarkan
pada Peraturan
Menteri Negara
Koperasi dan UKM
Republik Indonesia
No.14/PER/M.UKM
/XII/2009.
metode wawancara,
dokumentasi dan
observasi
Peraturan Menteri
Negara Koperasi
dan Usaha Kecil
Menengah
Republik
Indonesia
No.14/PER/M.UK
M/XII/2009
Koperasi Karyawan
Muria Gemilang
dinyatakan kurang
sehat. Hal ini
ditunjukkan dengan
angka hasil analisis
yang tidak mencapai
skor maksimal dari
setiap aspek
penilaian.
Heliana
(Universitas Sanata
Dharma
Yogyakarta)
Analisis Tingkat
Kesehatan
Koperasidari tahun
2001-2003(studi
kasus pada
Koperasi Simpan
Pinjam Pancur
Kasih)
untuk mengetahui
tingkat kesehatan
Koperasi Simpan
Pinjam Pancur Kasih
dari tahun 2001-
2003 yang
didasarkan pada SK
Menkop, PKM RI
No.194/KEP/M/IX/1
metode wawancara
dan observasi
SK Menkop, PKM
RI No.
194/KEP/M/IX/19
98.
Koperasi Simpan
Pinjam Pancur
Kasih dinyatakan
Sehat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
998.
Karmani Kamar
(Universitas
Hasanuddin
Makassar)
Analisis Kinerja
Keuangan dan
Tingkat Kesehatan
Koperasi Simpan
Pinjam
(Studi Kasus pada
KSP Al-Ikhlas di
Kota Makassar)
Untuk mengetahui
tingkat kesehatan
dan kinerja keuangan
Koperasi Simpan
Pinjam Al-Ikhlas
kota Makassar
Observasi dan
interview
(wawancara)
Permen Nomor
14/Per/M.KUKM/
XII/2009
Koperasi Simpan
Pinjam Al-Ikhlas
kota Makassar dari
segi kinerja
keuangannya
mengalami
peningkatan.
Namun, jika dilihat
dari tingkat
kesehatannya,
Koperasi ini dinilai
kurang sehat.
Alfi Rohmaning
Tyas
Analisis Tingkat
Kesehatan
Koperasi Simpan
Pinjam
Mukti Bina Usaha
Kelurahan
Muktisari
Kota Banjar Jawa
Barat
Tahun 2011-2013
Untuk mengetahui
tingkat kesehatan
dari koperasi simpan
pinjam Mukti Bina
Usaha Kota Banjar
Jawa Barat
Wawancara dan
dokumentasi
Peraturan Menteri
Koperasi dan
UKM
No.14/Per/M.KU
KM/XII/2009
Tingkat kesehatan
koperasi simpan
pinjam Mukti Bina
Usaha Kota Banjar
Jawa Barat dari
tahun 2011-2013
dikategorikan cukup
sehat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Dalam peneltian yang akan dilakukan oleh penulis memiliki persamaan dan
perbedaan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-
sama ingin melakukan analisis kesehatan koperasi Simpan Pinjam dengan
menggunakan metode observasi dan wawancara untuk memperoleh data dari
koperasi Simpan Pinjam yang menjadi subjek Penelitian. Selain itu, teknik
analisis data yang digunakan adalah menggunakan PERATURAN DEPUTI
BIDANG PENGAWASAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA
KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Namun, dalam penelitian
ini juga memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya diantaranya adalah
dalam penelitian ini, selain untuk mengetahui tingkat kesehatan Koperasi Simpan
Pinjam, penulis juga ingin mengetahui apakah kesehatan dari tahun 2014-2016
mengalami peningkatan. Selain itu, penulis juga menambahkan kuesioner dalam
teknik pengumpulan data dari Koperasi Simpan Pinjam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
C. Kerangka Konseptual Penelitian
Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian
Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja
Analisis tingkat kesehatan berdasarkan
Permen Koperasi dan UKM no. 06/Per/Dep.6/IV/2016
Mod KAP Man Efi Lik KDP JDK
Hasil Analisis
Sehat Cukup Sehat Dalam Dalam
Pengawasan Pengawasan
Khusus
Keterangan :
Mod : Modal
KAP : Kualitas Aktiva Produktif
Man : Manajemen KDP : Kemandiriandan Pertumbuhan
Efi : Efisiensi JDK : Jati Diri Koperasi
Lik : Likuiditas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian studi kasus yang mana dilakukan penilaian
terhadap laporan keuangan koperasi yang terdiri dari laporan neraca, laporan sisa
hasil usaha dan laporan data pinjaman bermasalah dengan menggunakan
pedoman dari PERATURAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN
KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PER/DEP.6/IV/2016 TENTANG
PEDOMAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN
UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI terdiri dari 7 aspek penilaian yaitu aspek
Permodalan, Kualitas Aktiva Produktif, Manajemen, Efisiensi, Likuiditas,
Kemandirian dan Pertumbuhan, dan Jati Diri Koperasi.
B. Subjek dan objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian ini adalah pengurus dan karyawan Koperasi Simpan Pinjam
Wisuda Guna Raharja cabang Lombok
2. Objek Penelitian
Objek Penelitian proposal ini adalah laporan keuangan Koperasi Simpan
Pinjam Wisuda Guna Raharja cabang Lombok yang meliputi laporan neraca,
laporan sisa hasil usaha, dan laporan data pinjaman bermasalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
C. Waktu dan lokasi Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini sudah dilakukan pada bulan Maret 2017 sampai dengan bulan
April 2017.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja
yang berlokasi didalam area Gereja St. Antonius Padua Ampenan (Jalan
Majapahit No.10, Taman Sari, Ampenan, Kota Mataram, Nusa Tenggara
Barat)
D. Variabel Penelitian
1. Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam
Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam adalah kondisi atau keadaan
keuangan koperasi yang dapat dinyatakan dalam kategori sehat, cukup sehat,
dalam pengawasan dan dalam pengawasan khusus. Penilaian dilakukan
dengan cara menjumlahkan skor terhadap penilaian aspek Permodalan,
Kualitas Aktiva Produktif, Manajemen, Efisiensi, Likuditas, Kemandirian dan
Pertumbuhan, serta Jati Diri Koperasi.
2. Permodalan
Modal Koperasi terdiri atas modal sendiri yang terdiri atas modal sendiri
yang diperoleh dari Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Tabungan Koperasi,
Simpanan Berjangka Koperasi, Simpanan Sukarela Anggota, Dana Cadangan,
dan Dana Hibah yang diperoleh dari anggota koperasi; Modal pinjaman yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
diperoleh koperasi dari bank, koperasi lain dan lembaga keuangan; serta
modal tak langsung yang diperoleh koperasi dengan cara menghemat didalam
kegiatan operasional.
3. Kualitas aktiva Produktif
Kualitas Aktiva Produktif adalah penanaman dana bank baik dalam
rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, surat
berharga, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara,
komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administratif. Penilaian
terhadap kualitas aktiva produktif didasarkan pada 4 (empat) rasio, yaitu:
a. Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman yang
diberikan;
b. Rasio pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan;
c. Rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah; dan
d. Rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan.
4. Manajemen
Pengertian manajemen menurut para ahli adalah definisi yang
dikemukakan oleh orang-orang ahli dalam ilmu manajemen sebagai landasan
bagi kita untuk memahami seperti apa kandungan dari ilmu tersebut.
a. Mary Parker Follet, mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi.
b. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan
sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien.
Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan,
sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
c. Lawrence A. Appley berpendapat bahwa pengertian manajemen
merupakan keahlian untuk menggerakan orang agar melakukan sesuatu.
d. George R. Terry, mengatakan bahwa manajemen merupakan proses yang
khas yang terdiri dari tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian,
menggerakkan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta
mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan
sumber daya manusia serta sumber-sumber lain.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat kita simpulkan bahwa manajemen
adalah seni dalam mengatur sistem baik orang dan perangkat lain agar dapat
berjalan dan bekerja sesuai dengan ketentuan dan tujuan entitas yang terdiri
dari berbagai aktivitas sebagaimana disebutkan oleh George Terry.Selain itu,
pemaparan di atas menunjukkan bahwa manajemen dalam ekonomi adalah
Suatu keadaan terdiri dari proses yang ditunjukkan oleh garis (line) mengarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
kepada proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian, yang mana keempat proses tersebut saling mempunyai fungsi
masing-masing untuk mencapai suatu tujuan organisasi, yaitu pengambilan
keputusan. Penilaian aspek manajemen meliputi lima komponen sebagai
berikut:
a) Manajemen umum;
b) Kelembagaan;
c) Manajemen permodalan;
d) Manajemen aktiva; dan
e) Manajemen likuiditas.
5. Efisiensi
Definisi Efisiensi secara umum diartikan sebagai kemampuan untuk
bekerja dengan baik dan menghasilkan hasil yang baik dengan menggunakan
waktu, uang dan hal yang lainnya yang berhubungan dengan kinerja
operasional koperasi dengan cara yang paling efektif.
Penilaian efisiensi Koperasi Simpan Pinjam didasarkan pada 3 rasio yaitu
rasio biaya operasional pelayanan terhadap partisipasi bruto, rasio beban
usaha terhadap SHU kotor dan rasio efisiensi pelayanan. Berdasarkan
penilaian efisiensi tersebut, maka koperasi akan dapat memperlihatkan
seberapa besar koperasi mampu memberikan pelayanan yang efisien kepada
anggotanya berdasarkan penggunaan aset yang dimilikinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
6. Likuiditas
Likuiditas merupakan kemampuan koperasi untuk memenuhi kewajiban
jangka pendeknya kepada anggotanya. Dalam menilai tingkat likuiditas
koperasi terdapat beberapa penilaian kuantitatif terhadap likuiditas yang mana
terdiri atas 2 (dua) rasio, yaitu:
a. Rasio kas dan bank terhadap kewajiban lancar; dan
b. Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima.
7. Kemandirian dan pertumbuhan
Kemandirian dan pertumbuhan menunjukkan seberapa jauh koperasi
dapat menghasilkan laba dan mandiri dalam perihal permodalannya. Dalam
hal ini penilaian yang dimaksudkan adalah penilaian rentabilitas aset,
rentabilitas modal sendiri, dan kemandirian operasional pelayanan.
8. Jati diri Koperasi
Penilaian terhadap jatidiri koperasi dimaksudkan untuk melakukan
penilaian yang berkenaan dengan seberapa besarkah koperasi dapat mencapai
tujuannya dalam mempromosikan anggotanya. Rasio penilaian tersebut
dibedakan menjadi 2 yaitu rasio partisipasi bruto dan rasio promosi ekonomi
anggota.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
E. Definisi operasional
1. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi yang sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas
kekeluargaan.
2. Evaluasi adalah proses yang digunakan untuk menilai kualitas tentang apa
yang sedang terjadi atau dilakukan.
F. Sumber Data
Dalam penelitian ini, data yang diperlukan adalah data primer yang mana
diperoleh langsung peneliti dari Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja
yang berupa Gambaran Umum Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja
yang meliputi struktur organisasi, sejarah, manajemen koperasi, dan lain
sebagainya, serta data sekunder yang terdiri dari Laporan Keuangan Koperasi
Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja dari tahun 2014-2016.
G. Teknik pengumpulan data
1. Wawancara. Dalam hal ini, peneliti akan melakukan wawancara langsung
kepada pengurus dan karyawan KSP Wisuda Guna Raharja mengenai
gambaran umum Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja dan
mengkonfirmasi langsung atas beberapa pertanyaan dalam kuesioner
mengenai kegiatan operasional Koperasi.
2. Observasi yaitu teknik pengumpulan data penelitian dengan melakukan
peninjauan atau pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
penelitian ini, penulis akan melakukan observasi dokumen tertulis yang mana
digunakan dalam mengisi kuesioner penelitian.
3. Kuesioner adalah alat riset atau survei yang terdiri atas serangkaian
pertanyaan tertulis yang ditujukan untuk mendapatkan tanggapan dari subjek
penelitian yakni Pengurus dan Karyawan Koperasi Simpan Pinjam Wisuda
Guna Raharja cabang Lombok dengan cara mendatangi langsung dan
meminta pengurus dan karyawan Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna
Raharja cabang Lombok untuk mengisi kuesioner yang telah diberikan pada
saat Pra RAT tanggal 5 Maret 2017 dan nantinya akan dikembalikan lagi
kepada peneliti untuk dilakukan analisis mengenai manajemen Koperasi
Simpan Pinjam. Sebelum mengisi pertanyaan kuesioner, peneliti akan
memberikan pengarahan dalam hal bagaimana mengisi kuesioner agar
jawaban dari responden sesuai dengan intruksi yang tertulis dalam lembar
kuesioner tersebut. Dalam penelitian ini, kuesioner akan diisi secara
individual yang nantinya akan dirata-rata dan kemudian dianalisis.
4. Partisipasi Anggota. Dalam penelitian ini, peneliti memerlukan partisipasi dari
anggota Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja dalam mengisi
lembar kuesioner yang mana terdapat pertanyaan seputar bidang manajemen
dari Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja. Dari partisipasi anggota
Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja, peneliti berhasil
mendapatkan data kuesioner yang berisi pertanyaan seputar bidang
manajemen dan jumlahnya sebanyak 43 kuesioner yang telah diisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
H. Teknik analisis data
Teknik analisis yang digunakan dalam menganalisis data yang diperoleh, yaitu:
1. Metode yang berdasarkan PERATURAN DEPUTI BIDANG
PENGAWASAN KEMENTRIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN
MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/Per/Dep.6/IV/2016
yang meliputi 7 aspek, antara lain:
a. Permodalan
1. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset
Untuk memperoleh rasio antara modal sendiri terhadap total aset
ditetapkan sebagai berikut:
a) Untuk rasio antara modal sendiri dengan total aset lebih kecil atau
sama dengan 0% diberikan nilai 0.
b) Untuk setiap kenaikan rasio 4% mulai dari 0% nilai ditambah 5
dengan maksimum nilai 100.
c) Untuk rasio lebih besar dari 60% sampai rasio 100% setiap kenaikan
rasio 4% nilai dikurangi 5.
d) Nilai dikalikan bobot sebesar 6% diperoleh skor permodalan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel III.1. Standar Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap Total
Aset
Rasio Modal
(%) Nilai
Bobot
(%) Skor
0 0 0
1 – 20 25 6 1.50
21 – 40 50 6 3.00
41 – 60 100 6 6,00
61 – 80 50 6 3.00
81 – 100 25 6 1,50
Sumber:Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM RI
no. 6 tahun 2016
2. Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman diberikan yang berisiko
Untuk memperoleh rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan
yang berisiko, ditetapkan sebagai berikut:
a) Untuk rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko
lebih kecil atau sama dengan 0% diberi nilai 0.
b) Untuk setiap kenaikan rasio 1% mulai dari 0% nilai ditambah 1
dengan nilai maksimum 100.
c) Nilai dikalikan bobot sebesar 6%, maka diperoleh skor permodalan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel III.2. Standar Perhitungan Skor Rasio Modal Sendiri terhadap
Pinjaman yang diberikan yang berisiko
Rasio Modal
(dinilai dalam %) Nilai
Bobot
(dinilai dalam %) Skor
0 0 0
1 – 10 10 6 0,6
11-20 20 6 1,2
21 -30 30 6 1,8
31 -40 40 6 2,4
41 -50 50 6 3,0
51 -60 60 6 3,6
61 – 70 70 6 4,2
71 – 80 80 6 4,8
81 – 90 90 6 5,4
91 – 100 100 6 6,0
Sumber:Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM RI
no. 6 tahun 2016
3. Rasio Kecukupan Modal Sendiri
a) Rasio Kecukupan Modal Sendiri adalah perbandingan Modal Sendiri
Tertimbang dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
dikalikan dengan 100%.
b) Modal Tertimbang adalah jumlah dari hasil kali setiap komponen
modal KSP/USP koperasi yang terdapat pada neraca dengan bobot
pengakuan risiko.
c) ATMR adalah jumlah dari hasil kali setiap komponen aktiva KSP
dan USP Koperasi yang terdapat pada neraca dengan bobot
pengakuan risiko.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
d) Menghitung nilai ATMR dilakukan dengan cara menjumlahkan hasil
perkalian nilai nominal aktiva yang ada dalam neraca dengan bobot
risiko masing-masing komponen aktiva.
e) Rasio Kecukupan Modal Sendiri dapat dihitung/diperoleh dengan
cara membandingkan nilai modal tertimbang dengan nilai ATMR
dikalikan dengan 100%.
Tabel III.3. Standar Perhitungan Rasio Kecukupan Modal Sendiri
RasioModal (%) Nilai Bobot (%) Skor
< 4 0 3 0,00
4 ≤ x < 6 50 3 1.50
6 ≤ x ≤ 8 75 3 2.25
>8 100 3 3.00
Sumber:Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM RI
no. 6 tahun 2016
b. Kualitas Aktiva Produktif
1. Rasio Volume Pinjaman pada anggota terhadap Volume pinjaman yang
diberikan:
Tabel III.4. Standar Perhitungan Skor Rasio Volume Pinjaman pada
anggota terhadap Total pinjaman diberikan.
Rasio
(%) Nilai Bobot (%) Skor
≤25 0 10 0,00
26-50 50 10 5.00
51-75 75 10 7.50
> 75 100 10 10.00
Sumber:Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM RI
no. 6 tahun 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
2. Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman yang diberikan:
Untuk memperoleh Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah terhadap
Pinjaman yang diberikan, ditetapkan sebagai berikut:
a. Menghitung perkiraan besarnya risiko pinjaman bermasalah (RPM)
sebagai berikut:
1) 50% dari pinjaman diberikan yang kurang lancar (PKL);
2) 75% dari pinjaman diberikan yang diragukan (PDR); dan
3) 100% dari pinjaman diberikan yang macet (PM).
b. Hasil penjumlahan tersebut dibagi dengan pinjaman yang disalurkan.
RPM =
Perhitungan penilaian:
1) Untuk rasio 45% atau lebih diberi nilai 0;
2) Untuk setiap penurunan rasio 1% dari 45% nilai ditambah 2,
dengan maksimum nilai 100; dan
3) Nilai dikalikan dengan bobot 5% diperoleh skor penilaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel III.5. Standar Perhitungan RPM
Rasio
(%) Nilai Bobot (%) Skor
≥ 45 0 5 0
40 < x < 45 10 5 0.5
30 < x ≤ 40 20 5 1.0
20 < x ≤ 30 40 5 2.0
10 < x ≤ 20 60 5 3.0
0 < x ≤ 10 80 5 4.0
0 100 5 5.0
Sumber:Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM
RI no. 6 tahun 2016
3. Rasio Cadangan Risiko Terhadap Pinjaman Bermasalah:
Dihitung dengan Cara sebagai berikut:
a) Untuk rasio 0%, berarti tidak mempunyai cadangan penghapusan
diberi nilai 0;
b) Untuk setiap kenaikan 1% mulai dari 0%, nilai ditambah 1 sampai
dengan maksimum 100; dan
c) Nilai dikalikan bobot sebesar 5% diperoleh skor penilaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel III.6. Standar Perhitungan Rasio Cadangan Risiko terhadap Risiko
Pinjaman Bermasalah:
Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor
0 0 5 0
1-10 10 5 0.5
11-20 20 5 1.0
21-30 30 5 1.5
31-40 40 5 2.0
41-50 50 5 2.5
51-60 60 5 3.0
61-70 70 5 3.5
71-80 80 5 4.0
81-90 90 5 4.5
91-100 100 5 5.0
Sumber:Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM
RI no. 6 tahun 2016
4. Rasio Pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan:
Rasio Pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan
diatur dengan ketentuan sebagai berikut:
Tabel III.7. Standar Perhitungan Rasio Pinjaman berisiko
Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor
> 30 25 5 1.25
26-30 50 5 2.50
21-25 75 5 3.75
< 21 100 5 5.00
Sumber:Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM RI
no. 6 tahun 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
c. Manajemen
1. Manajemen Umum
Manajemen Umum 12 pertanyaan (bobot 3 atau 0,25 nilai untuk setiap
jawaban pertanyaan "ya");
Tabel III.8. Standar Perhitungan Manajemen Umum
Sumber:Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM RI
no. 6 tahun 2016
2. Kelembagaan
Kelembagaan 6 pertanyaan (bobot 3 atau 0,5 nilai untuk setiap jawaban
pertanyaan "ya")
Jumlah
Jawaban Ya Skor
1 0.25
2 0.50
3 0.75
4 1.00
5 1.25
6 1.50
7 1.75
8 2.00
9 2.25
10 2.50
11 2.75
12 3.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel III.9. Standar Perhitungan Manajemen Kelembagaan
Jumlah
Jawaban Ya Skor
1 0.50
2 1.00
3 1.50
4 2.00
5 2.50
6 3.00
Sumber:Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM RI
no. 6 tahun 2016
3. Manajemen Permodalan
Manajemen Permodalan 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai untuk
setiap jawaban pertanyaan "ya")
Tabel III.10. Standar Perhitungan Manajemen Permodalan
Jumlah
Jawaban Ya Skor
1 0.60
2 1.20
3 1.80
4 2.40
5 3.00
Sumber:Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM RI
no. 6 tahun 2016
4. Manajemen Aktiva
Manajemen Aktiva 10 pertanyaan (bobot 3 atau 0,3 nilai untuk setiap
jawaban pertanyaan "ya").
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel III.11. Standar Perhitungan Manajemen Aktiva
Jumlah
Jawaban Ya Skor
1 0.30
2 0.60
3 0.90
4 1.20
5 1.50
6 1.80
7 2.10
8 2.40
9 2.70
10 3.00
Sumber:Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM RI
no. 6 tahun 2016
5. Manajemen Likuiditas
Manajemen Likuiditas 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai untuk setiap
jawaban pertanyaan "ya").
Tabel III.12. Standar Perhitungan Manajemen Likuiditas
Sumber:Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM RI
no. 6 tahun 2016
Jumlah
Jawaban Ya Skor
1 0.60
2 1.20
3 1.80
4 2.40
5 3.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
d. Efisiensi
1. Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto
Cara perhitungan rasio beban operasi anggota atas partisipasi
bruto ditetapkan sebagai berikut
a) Untuk rasio sama dengan atau lebih besar dari 100% diberi nilai 0
dan untuk rasio antara 95% hingga lebih kecil dari 100% diberi
nilai 50, selanjutnya setiap penurunan rasio sebesar 5% nilai
ditambahkan dengan 25 sampai dengan maksimum nilai 100; dan
b) Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 4% diperoleh dari skor
penilaian.
Tabel III.13. Standar Perhitungan Rasio Beban Operasi Anggota
terhadap Partisipasi Bruto
Rasio Beban OperasiAnggota terhadap
Partisipasi Bruto (%) Nilai
Bobot
(%) Skor
≥100s 0 4 1
95 ≤ x < 100 50 4 2
90 ≤ x < 95 75 4 3
< 90 100 4 4
Sumber:Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM
RI no. 6 tahun 2016
2. Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor ditetapkan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
a) Untuk rasio lebih dari 80% diberi nilai 25 dan untuk setiap
penurunan rasio 20% nilai ditambahkan dengan 25 sampai dengan
maksimum nilai 100;
b) Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 4% diperoleh skor penilaian.
Tabel III.14. Standar Perhitungan Rasio Beban Usaha terhadap SHU
Kotor
Rasio Beban Usaha Terhadap
SHU kotor (%) Nilai Bobot (%) Skor
>80 25 4 1
60 < x ≤ 80 50 4 2
40 < x ≤ 60 75 4 3
≤ 40 100 4 4
Sumber:Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM
RI no. 6 tahun 2016
3. Rasio Efisiensi Pelayanan
Perhitungan Rasio Efisiensi Pelayanan dihitung dengan
membandingkan Biaya Karyawan dengan Volume Pinjaman, yang
ditetapkan sebagai berikut:
a) Untuk rasio lebih dari 15% diberi nilai 0 dan untuk rasio antara
10% hingga 15% diberi nilai 50, selanjutnya setiap penurunan
rasio 1% nilai ditambah 5 sampai dengan maksimum nilai 100;
dan
b) Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 2% diperoleh skor penilaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel III.15. Standar Perhitungan Rasio Efisiensi Pelayanan
Rasio Efisiensi Staf (%) Nilai Bobot (%) Skor
< 5 100 2 2.0
5 < x < 10 75 2 1.5
10 ≤ x ≤ 15 50 2 1.0
> 15 0 2 0.0
Sumber:Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM
RI no. 6 tahun 2016
e. Likuiditas
1. Pengukuran Rasio Kas Bank terhadap Kewajiban Lancar.
Pengukuran Rasio Kas dan Bank terhadap Kewajiban Lancar
ditetapkan sebagai berikut:
a) Untuk rasio kas lebih besar dari 10% hingga 15% diberi nilai 100,
untuk rasio lebih besar dari 15% sampai dengan 20% diberi nilai
50, untuk rasio lebih kecil atau sama dengan 10% diberi nilai 25
sedangkan untuk rasio lebih dari 20% diberi nilai 25; dan
b) Nilai dikalikan dengan bobot 10% diperoleh skor penilaian.
Tabel III.16. Standar Perhitungan Rasio Kas terhadap Kewajiban
Lancar
Rasio Kas (%) Nilai Bobot (%) Skor
≤ 10 25 10 2.5
10 < x ≤ 15 100 10 10
15 < x ≤ 20 50 10 5
> 20 25 10 2.5
Sumber:Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM
RI no. 6 tahun 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
2. Pengukuran Rasio Pinjaman yang diberikan terhadap Dana yang
diterima
Pengukuran rasio pinjaman terhadap dana yang diterima
ditetapkan sebagai berikut:
a) Untuk rasio pinjaman lebih kecil dari 60% diberi nilai 25, untuk
setiap kenaikan rasio 10% nilai ditambah dengan 25 sampai
dengan maksimum 100; dan
b) Nilai dikalikan dengan bobot 5% diperoleh skor penilaian.
Tabel III.17. Standar Perhitungan Rasio Pinjaman yang diberikan
terhadap Dana yang diterima
Rasio Pinjaman (%) Nilai Bobot (%) Skor
< 60 25 5 1.25
60 ≤ x < 70 50 5 2.5
70 ≤ x < 80 75 5 3.75
80 ≤ x <90 100 5 5
Sumber:Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM
RI no. 6 tahun 2016
f. Kemandirian dan pertumbuhan
1. Rasio Rentabilitas Aset
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Rasio Rentabilitas Aset adalah SHU sebelum pajak dibandingkan
dengan total aset, yang perhitungannya ditetapkan sebagai berikut:
a) Untuk Rasio Rentabilitas Aset lebih kecil dari 5% diberi nilai 25,
untuk setiap kenaikan rasio 2,5% nilai ditambah 25 sampai dengan
maksimum 100; dan
b) Nilai dikalikan dengan bobot 3% diperoleh skor penilaian.
Tabel III.18. Standar Perhitungan Skor untuk Rasio Rentabilitas Aset
Rasio Rentabilitas Aset (%) Nilai Bobot (%) Skor
< 5 25 3 0.75
5 ≤ x < 7.5 50 3 1.50
7.5 ≤ x < 10 75 3 2.25
≥ 10 100 3 3.00
Sumber:Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM
RI no. 6 tahun 2016
2. Rasio Rentabilitas Modal Sendiri
Rasio Rentabilitas Modal Sendiri adalah SHU bagian anggota
dibandingkan total modal sendiri, yang perhitungannya ditetapkan
sebagai berikut:
a) Untuk Rasio Rentabilitas Modal Sendiri lebih kecil dari 3% diberi
nilai 25, untuk setiap kenaikan rasio 1% nilai ditambah 25 sampai
dengan maksimum 100; dan
b) Nilai dikalikan dengan bobot 3% diperoleh skor penilaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel III.19. Standar Perhitungan untuk Rasio Rentabilitas Modal
Sendiri
Rasio Rentabilitas Ekuitas (%) Nilai Bobot (%) Skor
< 3 25 3 0.75
3 ≤ x < 4 50 3 1.50
4 ≤ x < 5 75 3 2.25
≥ 5 100 3 3.00
Sumber:Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM
RI no. 6 tahun 2016
3. Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan
Rasio Kemandirian Operasional adalah Partisipasi Netto
dibandingkan Beban Usaha ditambah Beban Perkoperasian, yang
perhitungannya ditetapkan sebagai berikut:
a) Untuk rasio kemandirian operasional lebih kecil atau sama dengan
100% diberi nilai 0, dan untuk rasio lebih besar dari 100% diberi
nilai 100; dan
b) Nilai dikalikan dengan bobot 4% diperoleh skor penilaian.
Tabel III.20. Standar Perhitungan Rasio Kemandirian Operasional
Rasio Kemandirian Operasional (%) Nilai Bobot (%) Skor
≤ 100 0 4 0
> 100 100 4 4
Sumber:Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM
RI no. 6 tahun 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
g. Jati diri koperasi
1. Rasio Partisipasi Bruto
Pengukuran Rasio Partisipasi Bruto dihitung dengan
membandingkan Partisipasi Bruto terhadap Partisipasi Bruto
ditambah Pendapatan, yang ditetapkan sebagai berikut:
a) Untuk rasio lebih kecil dari 25% diberi nilai 25 dan untuk setiap
kenaikan rasio 25% nilai ditambah dengan 25 sampai dengan rasio
lebih besar dari 75% nilai maksimum 100.
b) Nilai dikalikan dengan bobot 7 % diperoleh skor penilaian
Tabel III.21. Standar perhitungan sebagai berikut:
Rasio Partisipasi Bruto (%) Nilai Bobot (%) Skor
≤ 25 25 7 1.75
25 < x ≤ 50 50 7 3.50
50 < x ≤ 75 75 7 5.25
> 75 100 7 7.00
Sumber:Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM
RI no. 6 tahun 2016
2. Rasio Promosi Ekonomi Anggota
Pengukuran Rasio Promosi Ekonomi Anggota dihitung dengan
membandingkan promosi ekonomi anggota terhadap simpanan pokok
ditambah simpanan wajib, yang ditetapkan sebagai berikut:
a) Untuk rasio lebih kecil dari 5% diberi nilai 0 dan untuk rasio
antara 5 hingga 7,5 diberi nilai 50. Selanjutnya untuk setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
kenaikan rasio 2,5 %, nilai ditambah dengan 25 sampai dengan
nilai maksimum 100;
b) Nilai dikalikan dengan bobot 3% diperoleh skor penilaian.
Tabel III.22. Standar Perhitungan Rasio Promosi Ekonomi Anggota
Rasio PEA (%) Nilai Bobot (%) Skor
≤ 5 0 3 0.00
5 < x ≤ 7.5 50 3 1.50
7.5 < x ≤ 10 75 3 2.25
> 10 100 3 3.00
Sumber:Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM
RI no. 6 tahun 2016
2. Penetapan Kesehatan Koperasi
Berdasarkan hasil perhitungan penilaian terhadap masing-masing 7 aspek
yaitu pada aspek 1 sampai dengan 7, diperoleh skor secara keseluruhan
dengan cara menjumlahkan skor semua aspek mulai dari aspek permodalan
sampai dengan aspek Jati diri Koperasi. Hasil penjumlahan semua skor dari
masing-masing 7 aspek tersebut, selanjutnya dimasukkan ke dalam kategori
yang sesuai, yang mana dibagi ke dalam 4 (empat) kategori, yaitu Sehat,
Cukup Sehat, Dalam Pengawasan, dan Dalam Pengawasan Khusus. Penetapan
predikat tingkat kesehatan KSP dan USP tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel III.23. Penetapan predikat tingkat kesehatan KSP dan USP
Skor (%) Predikat
80 ≤ x ≤ 100 Sehat
66.00 ≤ x < 80.00 Cukup Sehat
51.00 ≤ x < 66.00 Dalam Pengawasan
< 51.00 Dalam Pengawasan Khusus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Dalam Skripsi ini, penulis akan melakukan analisis kesehatan koperasi
dengan menggunakan 2 metode penilaian yang berdasarkan peraturan deputi
bidang pengawasan kementrian koperasi dan usaha kecil dan menengah
republik Indonesia untuk tahun 2016, dan Peraturan Mentri Negara Koperasi
dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia No.
14/Per/M.KUKM/XII/2009 untuk tahun 2014-2015. Hal ini dikarenakan,
terdapat perbedaan dalam standar penghitungan rasio per masing-masing
aspek penilaian kesehatan, meskipun dari segi bobot penilaian terdapat
kesamaan nilai penilaian.
3. Analisis Trend
Analisis trend dilakukan oleh penulis, karena penulis ingin mengetahui
apakah kesehatan koperasi simpan pinjam Wisuda Guna Raharja mengalami
peningkatan atau malah mengalami penurunan. Didalam melakukan analisis
trend, dibutuhkan 2 atau lebih data kesehatan koperasi dari tahun ke tahun
yang kemudian akan dilakukan analisis trend dengan cara membandingkan
kesehatan koperasi tahun sebelumnya dengan tahun berjalan koperasi. Dalam
skripsi ini, penulis akan melakukan analisis trend sebanyak 8 kali yakni
analisis trend untuk masing-masing aspek penilaian kesehatan dan analisis
trend secara keseluruhan dengan melihat penjumlahan hasil akhir dari
keseluruhan aspek per tahun kemudian dilanjutkan dengan melakukan analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
trend terhadap penjumlahan hasil akhir dari keseluruhan aspek per tahun.
Adapun, rumus dalam melakukan analisis trend :
Y = a + b X
Keterangan : Y adalah persentase skor dari kesehatan keuangan dari tahun
2014-2016 dan X adalah tahun. Sedangkan, untuk mencari nilai konstanta(a)
yaitu besarnya persentase kesehatan yang tidak dipengaruhi oleh waktu dan
parameter (b) dapat dipakai persamaan: a diperoleh dari ΣY / N dan b
diperoleh dari ΣXY / ΣX2. Untuk mengetahui apakah dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan atau tidak, maka koefisien b digunakan sebagai
patokan. Jika b Positif (+) maka kondisi kesehatan dari Koperasi Simpan
Pinjam Wisuda Guna Raharja cabang Lombok dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan. Namun, jika b negatif (-) maka kondisi kesehatan dari koperasi
Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja cabang Lombok dari tahun ke tahun
mengalami penurunan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
BAB IV
GAMBARAN UMUM KOPERASI
A. Sejarah Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja
KSP Wisuda Guna Raharja awalnya adalah sebuah komunitas kecil yang
disebut TAGURA atau Tabungan Guna Raharja. Komunitas TAGURA ini
dibentuk orang-orang muda Katolik pada jamannya, yang sangat peduli pada
keadaan dan masa depan Gereja Katolik, masyarakat, negara dan bangsa
Indonesia. Pada lingkup yang lebih kecil, khususnya di lingkungan umat Katolik,
pada tahun 1969 perkembangan sosial-politik dan kemasyarakatan tampaknya
diwarnai oleh berbagai tekanan yang cukup berat bagi umat Katolik di Provinsi
Bali. Pada waktu itu muncul kasus Br. Padang Tawang, Desa Canggu
Kecamatan Kuta Utara- Badung yang berbau sara dan juga masalah kuburan.
Tekanan-tekanan ini mendorong sekelompok awam Katolik yang adalah eks
aktivis Partai Katolik Provinsi Bali maupun Kabupaten Badung untuk
menghimpun diri dalam sebuah wadah untuk saling tukar pengalaman dan saling
meneguhkan. Wadah inilah yang disebut TAGURA.
Ide pembentukan TAGURA tercetus pada bulan April 1969 dalam sebuah
pertemuan yang berlangsung di rumah F.X. Wayan Geria (kini sudah almarhum)
di Jalan Pulau Kawe (sekarang Jalan Pulau Kawe No. 39 atau lebih dikenal Toko
Lima). Para pencetus berdirinya TAGURA adalah Wayan Gabra dari Tangeb,
Nyoman Nyuru dari Tangeb, Wayan Sudri dari Tuka, Nengah Yokanan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Padang Tawang, Nyoman Kasun dari Sading, F.X. Wayan Geria dari Denpasar,
Wayan Wardiana dari Denpasar dan Ign. Sugeng Raharjo dari Denpasar. Tujuan
dibentuknya kelompok TAGURA adalah sebagai sarana berkumpul untuk
melanjutkan ide-ide perjuangan sesama mantan aktivis Partai Katolik. Prinsip
perkumpulan TAGURA adalah persaudaraan dan solidaritas. Persaudaraan
dimaksud adalah persaudaraan berdasarkan Firman Tuhan yang menyatakan:
“Saudaraku adalah mereka yang mendengarkan dan melaksanakan Firman
Allah.” Kelompok TAGURA melaksanakan pertemuan rutin satu kali dalam
sebulan. Selain sharing pengalaman iman, diskusi masalah-masalah sosial politik,
para anggota TAGURA sepakat untuk menabung sebesar Rp 50,00 (lima puluh
rupiah) per anggota setiap kali pertemuan. Dana yang terkumpul bisa
dimanfaatkan oleh anggota yang memerlukan.
Pada masa itu arah perjalanan TAGURA belum jelas tergambar tetapi
kegiatan perkumpulan ini terus berjalan sambil mencari bentuk usaha yang tepat.
Keanggotaan pun dari tahun ke tahun terus bertambah. Sampai tahun 1979
kelompok TAGURA sudah mencatat 25 orang anggota. Memang sengaja
kelompok ini hanya membatasi jumlah anggotanya sampai 25 orang. Selama
sepuluh tahun keberadaannya, TAGURA, berhasil mengumpulkan modal sebesar
Rp 6.000.000,00 (enam juta rupiah). Ternyata jumlah ini mengalami over modal
karena tidak ada anggota yang meminjam. Pada saat itu uang Rp 6 juta sangat
banyak dan tentu saja sangat berisiko karena pengelolaannya masih
konvensional. Tahun 1979 mulai dirintis untuk pendirian sebuah koperasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Ide mendirikan sebuah koperasi dengan bidang kegiatan simpan pinjam pada
Nopember 1979 kemudian ditindaklanjuti dengan mengurus Badan Hukum di
Departemen Koperasi. Badan Hukum yang hendak diajukan adalah Badan
Hukum untuk koperasi simpan pinjam dengan nama Koperasi Simpan Pinjam
(KSP) GUNA RAHARJA. Namun ternyata ada kendala untuk segera
merealisasikan keinginan kelompok TAGURA, karena ternyata ada koperasi lain
yang mengajukan badan hukum untuk koperasi simpan pinjam, yaitu KSP
WISUDA yang merupakan binaan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Pada
saat itu berlaku peraturan bahwa dalam sebuah wilayah tidak boleh ada lebih dari
satu koperasi dengan usaha yang sama.
Melalui perjuangan yang gigih dan kesepakatan dengan koperasi binaan
Fakultas Ekonomi Unud, Departemen Koperasi memberikan satu Badan Hukum
dengan nama Koperasi WISUDA GUNA RAHARJA. Koperasi yang dibentuk
kelompok TAGURA menjadi Unit Usaha I, sedangkan koperasi binaan Fakultas
Ekonomi Unud menjadi Unit Usaha II. Dalam perkembangannya, Unit Usaha II
hanya bertahan selama enam bulan, Unit Usaha I tetap eksis. Akhirnya badan
hukum dimanfaatkan oleh Unit Usaha I (kelompok TAGURA), tetap dengan
nama KSP WISUDA GUNA RAHARJA. Jika banyak pihak bertanya soal nama
“Wisuda” pada KSP WISUDA GUNA RAHARJA, jawabannya adalah nama itu
merupakan hasil gabungan antara koperasi binaan Fakultas Ekonomi Unud yang
bernama “WISUDA” (Wirasuasta Teladan) dan “GUNA RAHARJA” yang
dibentuk kelompok TAGURA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tahun 1981, melalui surat Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Koperasi
Provinsi Bali Nomor 41/DK-22/D1-XI/1981 KSP Wisuda Guna Raharja resmi
berbadan hukum dengan nomor 931/B.H/VIII tertanggal 30 Nopember 1981.
B. Lokasi Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja
Lokasi Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja cabang Lombok
berada dalam area Gereja St. Antonius Padua Ampenan (Jalan Majapahit No. 10,
Taman Sari, Ampenan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat). Koperasi Simpan
Pinjam Wisuda Guna Raharja yang ada di Lombok merupakan Kantor Kas dari
Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja yang berada di Bali tepatnya
berlokasi di Jalan Gunung Agung no. 146/1. Denpasar, Bali.
C. Visi dan Misi Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja
Dalam menjalankan kegiatan operasional, KSP Wisuda Guna Raharja
memiliki visi dan misi yang dijadikan sebagai dasar atau pedoman dalam
pelaksanaan kegiatan operasional yakni simpan pinjam. Berikut ini dikemukakan
visi dan misi KSP Wisuda Guna Raharja.
1. Visi Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja
Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja memiliki visi yakni
menjadi Koperasi yang berdaya pikat, terlibat, connected, berbadan hukum
nasional dengan jumlah anggota 10.000 pada tahun 2020.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
2. Misi Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja
Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja juga memiliki misi yakni
sebagai berikut :
a. Menerapkan pelayanan prima yang dilandasi kasih sebagai kebiasaan dan
keniscayaan.
b. Membangun keterhubungan antaranggota, antartempat pelayanan, antara
tempat pelayanan dengan anggota dengan memanfaatkan perkembangan
komunikasi dan teknologi yang cerdas.
c. Membangun jejaring dengan koperasi lain, instansi pemerintah maupun
swasta.
d. Meningkatkan produktivitas anggota melalui pendampingan dan konsultasi
keuangan dan atau usaha.
e. Meningkatkan kualitas SDM anggota, kepengurusan dan manajemen
melalui pendidikan, dan pelatihan.
f. Melakukan upaya-upaya peningkatan jumlah anggota melalui sosialisasi,
promosi, dan membuka tempat-tempat pelayanan baik di Provinsi Bali
maupun di provinsi-provinsi lain di Indonesia.
g. Mengajukan dan mendapatkan Badan Hukum Nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
D. Nilai-nilai Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja
Dalam melaksanakan kegiatan usaha simpan pinjam, Koperasi Simpan Pinjam
Wisuda Guna Raharja memiliki 7 nilai yang dijadikan sebagai pedoman dasar
kegiatan usaha. Ketujuh nilai tersebut diantaranya sebagai berikut :
1. Kebersamaan
2. Kekeluargaan
3. Memberi dan berbagi
4. Melayani dengan Kasih
5. Tanggung Jawab
6. Komitmen
7. Rela Berkorban
E. Struktur organisasi KSP Wisuda Guna Raharja
Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya memiliki struktur organisasi yang digunakan untuk membedakan
tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing orang. Berikut ini
merupakan struktur organisasi dari KSP Wisuda Guna Raharja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Gambar 2. Struktur Organisasi KSP Wisuda Guna Raharja
Sumber : http://www.koperasiwisuda.com/v2/strukturorganisasi.php
F. Pembagian Tugas dan Tanggung jawab antar bagian
Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja dalam mengurus dan
mengelola kegitan usaha simpan pinjam terdapat bagian-bagian anggota yang
mana memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Berikut tugas dan
tanggung jawab masing-masing bagian anggota :
1. Rapat Anggota
Rapat Anggota merupakan Pemegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi.
Rapat Anggota dihadiri oleh anggota yang pelaksanaannya diatur dalam
Anggaran Dasar. Dalam Rapat Anggota menetapkan :
a. Anggaran Dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
b. Kebijakan umum dibidang organisasi,manajemen,dan usaha Koperasi.
c. pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas.
d. rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja Koperasi, serta
pengesahan laporan keuangan.
e. pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya.
f. pembagian sisa hasil usaha.
g. penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran Koperasi.
2. Pengurus
Pengurus merupakan pemegang kuasa Rapat Anggota. Pengurus dipilih dari
dan oleh anggota Koperasi dalam Rapat Anggota. Dalam Koperasi Simpa
Pinjam, Pengurus memiliki tugas sebagai berikut:
a. mengelola Koperasi dan usahanya.
b. mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran
pendapatan dan belanja Koperasi.
c. menyelenggarakan Rapat Anggota.
d. mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
e. menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib.
f. memelihara daftar buku anggota dan pengurus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
3. Pengawas
Dalam Koperasi Simpan Pinjam, Pengawas dipilih dari dan oleh anggota
Koperasi dan Rapat Anggota. Tugas Pengawas Koperasi Simpan Pinjam
antara lain:
a. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelola
Koperasi.
b. membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.
G. Kegiatan Usaha
Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja dari segi kegiatan usaha,
hanya melakukan satu jenis kegiatan usaha yakni simpan pinjam. Secara Umum,
Kegiatan Usaha Simpan Pinjam diartikan sebagai suatu kegiatan penyediaan
dana dari anggota koperasi, dan kemudian melakukan penyimpanan serta
mengeluarkan dana tersebut untuk keperluan dan kepentingan setiap anggota
koperasi itu sendiri. Dalam kegiatan simpan maupun pinjam, KSP Wisuda Guna
Raharja memiliki prosedur dan ketentuan dalam melakukan kegiatan simpan
pinjam sebagai berikut.
a. Prosedur Simpanan sukarela
Dalam melakukan setoran simpanan sukarela, para anggota diberikan
kebebasan menyetorkan jumlah uang, jangka waktu penyetoran uang kepada
koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja. Namun dalam pemberian
kebebasan setoran simpanan sukarela, Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Raharja juga mempunyai syarat untuk melakukan setoran simpanan tersebut
diantaranya:
a. Menjadi anggota Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja
b. Menyertakan Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP)
c. Mengisi formulir pengajuan setoran simpanan sukarela.
d. Setoran minimal Rp 10.000
b. Prosedur Pinjaman (Kredit)
Dalam melakukan pinjaman di KSP Wisuda Guna Raharja, anggota KSP
harus mengikuti prosedur pinjaman sebagai berikut.
1) Calon Peminjam harus datang ke koperasi untuk diwawancarai mengenai
peminjaman.
2) Calon Peminjam mengajukan permohonan kredit dengan mengisi dan
menandatangani permohonan/formulir permohonan pinjaman yang antara
lain berisi:
a. Nama
b. Alamat rumah / tempat kerja
c. Nomor KTP
d. Nomor anggota.
e. Jenis Pinjaman
f. Tujuan Penggunaan
g. Nominal Pinjaman
3) Apabila peminjam telah menikah, istri atau suami peminjam harus ikut
menandatangani formulir peminjaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
4) Calon peminjam menyertakan kelengkapan dokumen sebagai dokumen
pendukung, antara lain:
(a) fotocopy KTP;
(b) fotocopy Kartu Keluarga;
(c) fotocopy surat jaminan;
(d) dokumen lain yang dipersyaratkan: foto copy sertifikat diklat dasar
perkoperasian, copy dokumen agunan.
5) Petugas Bagian Pinjaman menerima formulir dan meneruskan kepada
Kepala Bagian Pinjaman untuk mendapatkan petunjuk awal apakah
permohonan tersebut dapat atau tidak dapat diproses lebih lanjut.
6) Apabila Kepala Bagian Pinjaman setuju permohonan tersebut diproses
lebih lanjut, maka dokumen akan diteruskan kepada Seksi Analisa
pinjaman untuk diproses lebih lanjut.
H. Operasional KSP Wisuda Guna Raharja
Dalam melaksanakan kegiatan operasional koperasi, KSP Wisuda Guna Raharja
tidak pernah lepas dari penggunaan komputer dan internet. Hal ini ditunjukkan
pada setiap bulannya, KSP wisuda guna raharja dalam melakukan perhitungan
laporan keuangan berupa neraca, laporan arus kas, perubahan ekuitas selalu
menggunakan komputer yang digunakan untuk memudahkan karyawan KSP
dalam melakukan perhitungan laporan keuangan. Selain itu, KSP Wisuda Guna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Raharja juga menggunakan internet sebagai media informasi kepada para calon
anggota yang ingin mengetahui tentang KSP Wisuda Guna Raharja.
I. Sumber Daya Manusia (Karyawan)
Dalam melaksanakan kegiatan operasional, koperasi simpan pinjam Wisuda
Guna Raharja memiliki karyawan yang melakukan pengelolaan dan
melaksanakan aturan yang ada dalam KSP Wisuda Guna Raharja. Jumlah
pegawai yang ada dalam KSP Wisuda Guna Raharja hingga tahun 2016 sebanyak
51 orang karyawan. Namun, untuk KSP Wisuda Guna Raharja yang ada di
Lombok hanya memiliki 1 orang staff karyawan dan 1 orang yang bertugas
sebagai kepala cabang. Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja dalam
kegiatan yang berhubungan dengan Sumber Daya Manusia (karyawan) seperti
penerimaan, penempatan, status dan penggolongan karyawan juga memiliki
peraturan yang mengatur tentang semua kegiatan yang berhubungan dengan
Sumber Daya Manusia (karyawan) diatas. Berikut peraturan mengenai
penerimaan, penempatan, status dan penggolongan karyawan Koperasi Simpan
Pinjam Wisuda Guna Raharja:
1. Penerimaan Karyawan Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja
Dasar penerimaan pegawai baru Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna
Raharja dilakukan untuk memenuhi kebutuhan Koperasi sesuai dengan
perencanaan kebutuhan karyawan. Untuk menjadi pegawai Koperasi Simpan
Pinjam Wisuda Guna Raharja harus memenuhi syarat antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
a. berusia minimal 18 tahun dan maksimal 35 tahun pada saat bergabung
dengan manajemen atau sesuai kebijaksanaaan Pengurus.
b. Berpendidikan serendah-rendahnya SMTA.
c. Berkelakuan baik, berpenampilan menarik dan ramah.
d. Tidak terlibat dalam tindak kriminal atau organisasi terlarang.
e. Tidak sedang dalam ikatan kerja dengan manajemen atau instansi lain.
f. Sehat jasmani dan rohani.
g. Telah lulus seleksi atau tes yang diselenggarakan oleh Koperasi.
h. Sanggup dan bersedia ditempatkan diseluruh unit kerja KSP Wisuda Guna
Raharja.
i. Harus bisa mengoperasikan komputer dan menjalankan minimal program
standar perkantoran seperti Microsoft Word dan Microsoft Excel atau yang
sejenis.
j. Mempunyai kesungguhan dalam bekerja dan mau belajar untuk lebih
professional sebagai pekerja.
k. Loyal dan bertanggung jawab kepada lembaga atas pekerjaan yang
diemban.
Selain syarat penerimaan pegawai, calon pegawai harus mengikuti proses
rekrutmen yang terdiri dari:
a. Tes tertulis.
b. Tes psikologi
c. Tes praktik (jika diperlukan)
d. Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Jika calon pegawai telah dalam seleksi proses rekrutmen diatas dan juga
memenuhi syarat untuk menjadi calon pegawai, maka calon pegawai tersebut
akan diterima sebagai karyawan Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna
Raharja.
2. Pengangkatan Karyawan Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja
Dalam melakukan pengangkatan karyawan, koperasi Simpan Pinjam Wisuda
Guna Raharja memiliki ketentuan dan syarat pengangkatan karyawan
diantaranya:
a. Karyawan Training
Untuk karyawan training, ketentuan dan syarat pengangkatan adalah
sebagai berikut:
1. Penerimaan karyawan Koperasi dengan status training dilakukan oleh
Pengurus melalui surat keputusan.
2. Wajib menjalani masa pelatihan/on the job training selama minimal 3
(tiga) bulan.
3. Karyawan dengan status training berhak mendapat uang saku sesuai
ketentuan Koperasi.
4. Apabila hasil evaluasi selama masa training dari atasan, HRD, Manajer,
Pengurus menyatakan GAGAL maka masa training harus berakhir
tanpa syarat dan konsekuensi apapun bagi manajemen ataupun calon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
karyawan, dan bila LULUS maka calon karyawan dapat diproses lebih
lanjut sebagai karyawan percobaan.
b. Karyawan Percobaan
Ketentuan dan syarat pengangkatan karyawan percobaan:
1. Penerimaan atau pengangkatan sebagai karyawan Koperasi dengan
status percobaan dilakukan oleh Pengurus melalui surat keputusan.
2. Wajib menjalani masa percobaan selama minimal 12 (dua belas) bulan.
3. Karyawan dengan status percobaan berhak mendapat gaji sesuai
ketentuan Koperasi.
4. Apabila hasil evaluasi selama masa percobaan dari atasan, HRD,
Manajer, Pengurus menyatakan GAGAL maka masa percobaan harus
berakhir tanpa syarat dan konsekuensi apapun bagi manajemen ataupun
karyawan percobaan, dan bila LULUS maka calon karyawan dapat
diproses lebih lanjut sebagai karyawan tetap.
c. Karyawan Tetap
Ketentuan dan syarat pengangkatan karyawan Tetap sebagai berikut:
1. Penerimaan atau pengangkatan sebagai karyawan Koperasi dengan
status tetap dilakukan oleh Pengurus melalui surat keputusan.
2. Karyawan dengan status tetap berhak mendapat gaji sesuai ketentuan
Koperasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
3. Karyawan yang sudah diangkat sebagai karyawan tetap akan
mendapatkan segala hak yang melekat pada statusnya sebagai karyawan
tetap.
3. Status dan Penggolongan Karyawan Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna
Raharja
a. Status karyawan Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja
Karyawan Koperasi sesuai dengan tugas, tanggung jawab, kewenangan,
hak-hak, dan kewajibannya dikelompokkan ke dalam 3 status
kekaryawanan, yaitu:
1. Karyawan training
Karyawan training adalah karyawan yang telah dinyatakan memenuhi
syarat untuk diterima sebagai karyawan Koperasi melalui serangkaian
proses seleksi tertentu dengan status training.
2. Karyawan percobaan
Karyawan percobaan adalah karyawan yang telah dinyatakan memenuhi
syarat untuk diterima sebagai karyawan Koperasi setelah masa training
diselesaikan dengan baik atau setelah melalui serangkaian proses seleksi
tertentu dengan status percobaan.
3. Karyawan tetap
Karyawan Tetap adalah karyawan yang telah dinyatakan memenuhi
syarat untuk diterima sebagai karyawan Koperasi setelah masa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
percobaan diselesaikan dengan baik atau setelah melalui serangkaian
proses seleksi tertentu dengan status tetap.
b. Penggolongan Karyawan
Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja melakukan penggolongan
terhadap karyawan dikarenakan:
1. Untuk memastikan dan menjamin bekerjanya sistem organisasi
manajamen dengan baik dan pantas, maka berdasarkan struktur, fungsi,
tanggung jawab dan kewenangan serta hak-hak yang melekat di
dalamnya, karyawan dibagi ke dalam golongan-golongan tertentu.
2. Golongan karyawan serta jabatan/pangkat karyawan menentukan
fasilitas yang diberikan Koperasi.
3. Pengaturan lebih lanjut mengenai penggolongan karyawan akan
dilakukan melalui peraturan tersendiri.
J. Keanggotaan
Dalam Koperasi Wisuda Guna Raharja memiliki beberapa syarat yang harus
ditaati oleh para calon anggota koperasi yang hendak bergabung menjadi anggota
Koperasi Wisuda Guna Raharja. Hingga tahun 2016, jumlah anggota yang telah
bergabung ke dalam KSP Wisuda Guna Raharja sebanyak 5.472 anggota koperasi.
Berikut ini adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh para calon anggota dan
anggota Koperasi Wisuda Guna Raharja:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
1. Syarat Keanggotaan
Untuk menjadi anggota dari koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja,
Para calon anggota harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Berdomisili di wilayah Indonesia.
b. Bersedia menerima dan mematuhi AD, ART serta peraturan lainnya di KSP
WISUDA GUNA RAHARJA.
c. Mengisi formulir yang telah disediakan.
d. Mendapatkan rekomendasi sekurang-kurangnya 1 (satu) orang anggota.
e. Melampirkan foto copy KTP, Kartu Keluarga dan pas foto ukuran 3 x 4
sebanyak 2 lembar.
f. Wajib mengikuti Pendidikan Dasar Koperasi.
g. Melunasi simpanan pokok, simpanan wajib, biaya administrasi dan biaya
pendidikan dasar koperasi, yang rinciannya adalah sebagai berikut (per 01
Januari 2014):
(a) Simpanan pokok : Rp 250.000
(b) Simpanan Wajib : Rp 392.400
(c) Adminstrasi Pendaft. Anggt. : Rp 100.000
(d) Biaya Diklat : Rp 100.000
(e) Tabungan Wajib : Rp 50.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
2. Syarat pemberian pinjaman
Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja dalam memberikan pinjaman
kepada para anggota memiliki syarat pemberian pinjaman yang mana
ditentukan dari jenis pinjaman yang dipilih oleh para anggota koperasi. Berikut
ini merupakan syarat pemberian pinjaman yang diberikan oleh koperasi Wisuda
Guna Raharja:
a. Syarat Pemberian Pinjaman Mikro
Syarat Pemberian Pinjaman Mikro yang ditetapkan oleh Koperasi Wisuda
Guna Raharja kepada para calon peminjam yaitu hanya dengan melampirkan
Fotocopy KTP (suami, istri) dan Kartu Keluarga dengan Jaminan Simpanan
Keanggotaan (SAHAM). Hal ini dikarenakan, Pemberian Pinjaman Mikro
hanya diperuntukkan untuk usaha-usaha kecil.
b. Syarat Pemberian Pinjaman Makro
Syarat Pemberian Pinjaman Makro yang ditetapkan oleh Koperasi Wisuda
Guna Raharja adalah sebagai berikut:
1. Melampirkan Fotocopy KTP (suami,istri), Kartu keluarga (KK), dan akta
nikah.
2. Melampirkan Fotocopy jaminan diantaranya:
a) Kendaraan (BPKB, STNK, Kwitansi jual beli dari Pemilik.)
b) Tanah dan atau Rumah (sertifikat, bukti pajak, IMB).
c) Simpanan Sukarela berjangka (Sisuka/Deposito)
d) SwaGunaumat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
e) Simpanan Keanggotaan (SAHAM)
1. Memberikan Daftar Rincian gaji atau penghasilan 3 bulan terakhir.
2. Menyertakan Surat Keputusan pengangkatan sebagai pegawai (bagi
Pegawai Negeri atau Pegawai Swasta).
3. Syarat jumlah pinjaman
Dalam menentukan jumlah pinjaman yang ingin diberikan, Koperasi Simpan
Pinjam Wisuda Guna Raharja biasanya menyesuaikan dengan produk pinjaman
yang dibutuhkan diantaranya adanya pinjaman makro dan juga ada pinjaman
mikro. Hal ini ditujukan agar nantinya para peminjam dapat mengembalikan
dana yang dipinjam kepada Koperasi Wisuda Guna Raharja dengan lancar.
Selain itu, agar dalam pemberian jumlah pinjaman, Koperasi Simpan Pinjam
Wisuda Guna Raharja memberikan sesuai dengan kebutuhan dana dari calon
peminjam dan tidak memberikan dana lebih yang mana dapat menyebabkan
keuangan yang ada dalam koperasi Wisuda Guna Raharja menjadi menurun.
4. Kebijakan Penentuan suku bunga
Pengurus berwenang untuk menaikkan atau menurunkan suku bunga baik
pinjaman maupun simpanan apabila terjadi fluktuasi suku bunga dan/ atau
keadaan likuiditas yang memengaruhi keuangan koperasi.
5. Syarat pinjaman jangka panjang
Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja dalam memberikan pinjaman
jangka panjang, mempunyai syarat peminjaman jangka panjang dimana para
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
peminjam harus mengetahui dan menyetujuinya. Berikut ini adalah syarat dari
pinjaman jangka panjang:
a. Menyertakan jaminan bila jumlah pinjaman diatas 5 juta
b. Untuk Pinjaman yang besarnya 5 juta atau lebih, pengikatan jaminan atau
agunannya harus dengan notaris.
6. Ketentuan Pembayaran
Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja dalam memberikan
pinjaman dana juga memberikan ketentuan pembayaran, yang mana harus
diketahui dan disetujui oleh para peminjam yang ingin melakukan peminjam di
koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja. Ketentuan Pembayaran yang
dimiliki oleh Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja sebagai berikut:
a. Ketentuan Pembayaran untuk Pinjaman untuk Usaha Skala Besar (Makro)
Pinjaman untuk usaha skala besar (Makro), Ketentuan Pembayaran yang
ditetapkan oleh koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja adalah
sebagai berikut:
(1) Jangka Waktu Maksimal : 8 tahun
(2) Suku Bunga Pinjaman : 19% p.a. (sliding)
(3) Administrasi Pinjaman : 2,5%
(4) Dana Cadangan Lembaga : 0,5%
(5) BMPP : Rp 500.000.000,00
b. Ketentuan Pembayaran untuk Pinjaman untuk usaha Kecil dan Menengah
(Mikro)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Pinjaman untuk usaha Kecil dan Menengah (Mikro), Koperasi Simpan
Pinjam Wisuda Guna Raharja memiliki ketentuan pembayaran Pinjaman
diantaranya:
(1) Jangka waktu maksimal : 5 tahun
(2) Suku bunga Pinjaman : 16% p.a. (sliding)
(3) Administrasi Pinjaman : 2,5%
(4) Dana Cadangan lembaga : 0,5%
(5) BMPP : Rp 300 juta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Data yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan analisis data adalah
data yang berasal dari laporan keuangan Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna
Raharja cabang Lombok yang meliputi laporan neraca, laporan sisa hasil usaha
(SHU) dan laporan data pinjaman bermasalah yang berada pada lampiran 1
sampai 3. Laporan keuangan Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja
cabang Lombok yang peneliti kumpulkan adalah Laporan Keuangan tahun 2014,
2015, dan 2016. Data keuangan yang diperoleh kemudian akan dianalisis dengan
memasukkan ke dalam rumus 7 aspek penilaian kesehatan koperasi Simpan
Pinjam dari Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM RI
Nomor 06/PER/DEP.6/IV/2016 untuk memperoleh hasil analisis tingkat
kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja cabang Lombok dan
metode trend untuk mengetahui apakah kesehatan KSP Wisuda Guna Raharja
cabang Lombok dari tahun 2014 – 2016 mengalami peningkatan.
B. Analisis Data
1. Analisis Masalah 1
Untuk menjawab rumusan masalah 1 yang dikemukakan dalam bab I
yakni “Apakah Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja dari tahun
2014 – 2016 sehat ?”, maka peneliti akan melakukan analisis terhadap data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
berupa laporan keuangan Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja
selama 3 tahun terakhir yakni dari tahun 2014-2016 yang berada pada
lampiran 1 dengan menggunakan metode analisis dari Perdep bidang
Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM RI NOMOR
06/PER/DEP.6/IV/2016. Tujuan dilakukannya analisis ini adalah untuk
mengetahui tingkat kesehatan koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja
cabang Lombok selama 3 tahun terakhir ini. Berikut ini langkah-langkah
melakukan penilaian tingkat kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna
Raharja:
a. Permodalan
Dalam menjalankan usahanya, Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna
Raharja memiliki modal koperasi yang terdiri atas modal sendiri yang
diperoleh dari simpanan pokok, simpanan wajib, tabungan koperasi,
simpanan berjangka koperasi, simpanan sukarela anggota, dana cadangan,
dan dana hibah yang diperoleh dari anggota koperasi serta modal pinjaman
yang diperoleh koperasi dari bank, koperasi lain dan lembaga keuangan.
Selain modal sendiri dan modal pinjaman, terdapat modal tak langsung
yang diperoleh koperasi dengan cara menghemat dalam kegiatan
operasional.
Penilaian terhadap permodalan dilakukan dengan 2 rasio perhitungan
modal yakni rasio modal sendiri terhadap total aset, rasio modal sendiri
terhadap pinjaman diberikan yang berisiko, dan rasio kecukupan modal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
sendiri. Tujuan dilakukannya penilaian terhadap pemodalan bagi koperasi
adalah untuk mengetahui informasi mengenai kecukupan modal dalam
kegiatan operasional koperasi. 2 rasio penghitungan permodalan akan
diuraikan sebagai berikut ini:
(a) Rasio modal sendiri terhadap total aset
Rasio Modal sendiri terhadap total aset merupakan penilaian yang
dilakukan untuk mengetahui kemampuan modal sendiri Koperasi
Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja dalam pengembangan aset yang
ada. Berikut rumus menghitung Rasio modal sendiri terhadap total
aset:
Tabel V.1. Hasil Penghitungan modal sendiri terhadap total aset
Tahun Modal Sendiri (Rp) Asset (Rp) Rasio (%)
2014 88,493,121,555 91,071,138,813 97%
2015 108,006,081,446 110,238,636,704 98%
2016 113,434,605,771 114,839,111,120 99%
Setelah dilakukan analisis perhitungan rasio pada tabel 5.1,
langkah selanjutnya adalah penentuan nilai dari angka rasio dari tahun
2014-2016. Berikut ini ketentuan dalam pemberian nilai rasio.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Tabel V.2. Standar perhitungan rasio modal sendiri terhadap asset
Rasio Modal (%) Nilai Bobot (%) Skor
0 0 0
1 – 20 25 6 1.50
21 – 40 50 6 3.00
41 – 60 100 6 6,00
61 – 80 50 6 3.00
81 – 100 25 6 1,50
Dari tabel standar perhitungan rasio modal sendiri terhadap total
asset diatas, terlihat bahwa rasio modal pada tahun 2014 sebesar 97%
diberi nilai 25 dan begitu juga dengan rasio modal pada tahun 2015
dan 2016. Hal ini dikarenakan rasio modal pada tahun 2014-2016
masuk kedalam rasio modal antara 81-100%, sehingga diberi nilai 25.
Nilai tersebut nantinya akan dikalikan bobot sebesar 6% sesuai dengan
Perdep no.16 tahun 2016. Berikut perhitungannya.
Tabel V.3. Skor Rasio modal sendiri terhadap total asset
Tahun
Nilai Bobot (%) Skor
(dari tabel 5.2) (dari Perdep no. 16
tahun 2016) (Nilai x Bobot)
2014 25 6 1,50
2015 25 6 1,50
2016 25 6 1,50
Dari hasil analisis diatas terlihat bahwa skor untuk rasio modal
sendiri terhadap total asset masuk kedalam predikat yang cukup sehat.
Ini ditunjukkan dari hasil rasio yang diperoleh KSP Wisuda Guna
Raharja dari tahun 2014 sampai 2016 sebesar 1,50 yang jika 6,00
adalah skor kesehatan maksimal dibagi 1,50 menghasilkan 4 dikalikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
dengan 15 yang adalah total skor dari aspek permodalan dan kemudian
dikurangkan 100 yang mana merupakan nilai maksimum yang
menghasilkan 40, dan skor ini masuk kedalam kategori dalam
pengawasan khusus. Penyebab skor untuk rasio modal sendiri terhadap
total asset termasuk dalam predikat yang dalam pengawasan khusus
karena skor untuk rasio modal sendiri terhadap total asset yang
diperoleh rendah yakni 1,50, walaupun dari segi rasio KSP Wisuda
Guna Raharja untuk rasio modal sendiri terhadap total asset sudah
bagus. Maka dari itu, skor untuk rasio modal sendiri terhadap total
asset yang dimiliki oleh KSP Wisuda Guna Raharja cukup sehat.
(b) Rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko.
Untuk menghitung rasio modal sendiri terhadap pinjaman
diberikan yang berisiko menggunakan rumus sebagai berikut:
Berikut perhitungan rasio modal sendiri terhadap pinjaman
diberikan yang berisiko dari tahun ke tahun.
Tabel V.4. Hasil Perhitungan Rasio modal sendiri terhadap pinjaman
diberikan yang berisiko
Tahun Modal sendiri
(Rp)
Pinjaman Diberikan yang
Berisiko (Rp) Rasio (%)
2014 88,493,121,555 133.118.319.692 67
2015 108,006,081,446 148.591.603.836 73
2016 113,434,605,771 141.069.223.522 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Setelah dilakukan analisis perhitungan rasio pada tabel 5.4,
langkah selanjutnya adalah penentuan nilai dari angka rasio dari tahun
2014-2016. Berikut ini ketentuan dalam pemberian nilai rasio.
Tabel V.5. Standar perhitungan rasio modal sendiri terhadap pinjaman
diberikan yang berisiko
Rasio Modal
(dinilai dalam %) Nilai
Bobot
(dinilai dalam %) Skor
0 0 0
1 – 10 10 6 0,6
11-20 20 6 1,2
21 -30 30 6 1,8
31 -40 40 6 2,4
41 -50 50 6 3,0
51 -60 60 6 3,6
61 – 70 70 6 4,2
71 – 80 80 6 4,8
81 – 90 90 6 5,4
91 – 100 100 6 6,0
Dari tabel standar perhitungan rasio modal sendiri terhadap
pinjaman diberikan yang berisiko diatas, terlihat bahwa rasio modal
pada tahun 2014 sebesar 67% diberi nilai 70 karena masih dalam rasio
modal antara 61-70%. Sedangkan, untuk tahun 2015 dan 2016 diberi
nilai 80 karena rasio 73% dan 80% masuk kedalam rasio modal yang
berkisar antara 71-80%. Nilai tersebut nantinya akan dikalikan bobot
sebesar 6% sesuai dengan Perdep no.16 tahun 2016. Berikut
perhitungannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Tabel V.6. Skor rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang
berisiko
Tahun
Nilai Bobot (%) Skor
(dari tabel 5.5) (dari Perdep no. 16
tahun 2016) (Nilai x Bobot)
2014 70 6 4,20
2015 80 6 4,80
2016 80 6 4,80
Dari hasil analisis diatas terlihat bahwa skor untuk rasio modal
sendiri terhadap pinjaman diberikan yang berisiko pada tahun 2014
memperoleh skor 4,20 % sedangkan tahun 2015 dan 2016 memperoleh
skor 4,80% yang jika 6,00 adalah skor kesehatan maksimal dibagi
dengan 4,20% dan kemudian dikalikan dengan 15 yang merupakan
total skor dari aspek permodalan dan dikurangi 100 yang merupakan
nilai maksimum, hasilnya adalah 79% untuk tahun 2014. Sedangkan,
untuk tahun 2015 dan 2016 skor yang diperoleh adalah 4,80 yang jika
6,00 adalah skor maksimal untuk rasio modal dibagi dengan 4,80 (hasil
skor yang diperoleh) dan kemudian dikalikan dengan 15 yang
merupakan total skor dari permodalan dan dikurangi 100 yang
merupakan nilai maksimum, hasilnya adalah 81%. Skor 79% masuk
kedalam kategori cukup sehat dan 81% masuk kedalam kategori sehat.
Hal ini dikarenakan modal sendiri yang dimiliki KSP berasal dari
Simpanan Pokok, wajib, sukarela, simpanan berjangka koperasi, dana
cadangan, tabungan koperasi, dana hibah dari anggota, pinjaman dari
bank, koperasi lain, lembaga keuangan dan penghematan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
operasional yang jika terjadi pinjaman yang berisiko, KSP Wisuda
Guna raharja sudah menyimpan dana cadangan untuk menanggulangi
pinjaman yang berisikotersebut. Maka dari itu, skor yang diperoleh
KSP untuk tahun 2014 sebesar 4,20, sedangkan tahun 2015 dan 2016
sebesar 4,80.
(c) Rasio kecukupan modal sendiri
Rasio kecukupan modal sendiri adalah perbandingan modal
sendiri tertimbang dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR)
dikalikan dengan 100%. Modal tertimbang adalah jumlah dari hasil
kali setiap komponen modal KSP/USP koperasi yang terdapat pada
neraca dengan bobot pengakuan risiko. ATMR atau Aktiva
Tertimbang Menurut Risiko adalah jumlah dari hasil kali setiap
komponen aktiva KSP dan USP Koperasi yang terdapat pada neraca
dengan bobot pengakuan risiko. Menghitung nilai ATMR dilakukan
dengan cara menjumlahkan hasil perkalian nilai nominal aktiva yang
ada dalam neraca dengan bobot risiko masing-masing komponen
aktiva. Perhitungan Modal tertimbang dengan aktiva tertimbang pada
tahun 2014 sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Tabel V.7. Perhitungan Modal Tertimbang Pada Tahun 2014
Tabel V.8. Perhitungan ATMR tahun 2014
No. Komponen
Modal Nilai (Rp)
Bobot
Pengakuan
Risiko (%)
Aktiva
Tertimbang
1 Kas/Bank 8.839.584.170 0 0
2
Pinjaman yang
diberikan
kepada anggota
66.708.497.246 100 66.708.497.246
3 Beban dibayar
dimuka 2.899.051.376 50 1.449.525.688
4 Aktiva Tetap 12.744.121.721 70 8.920.885.205
ATMR 77.078.908.139
No Komponen
Modal Nilai (Rp)
Bobot
Pengakuan
Risiko (%)
Modal
Tertimbang (Rp)
I Modal Sendiri
1. Modal
Anggota
a) Simpanan
Pokok 1.002.500.000 100 1.002.500.000
b) Simpanan
Wajib 9.290.017.315 100 9.290.017.315
2. Cadangan
dan Dana-
dana
5.000.677.310 100 5.000.677.310
3. SHU belum
dibagi 641.118.914 50 320.559.457
II Kewajiban
1. Biaya yang
masih harus
dibayar
812.647.709 50 406.323.855
2. Simpanan
Anggota 29.625.058.016 50 14.812.529.008
3. Hutang lain-
lain 1.593.324.616 50 796.662.308
4. Simpanan
Berjangka 42.933.750.000 50 21.466.875.000
Modal
Tertimbang 53.096.144.253
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
= 69%
Tabel V.9. Perhitungan Modal Tertimbang Pada Tahun 2015
Tabel V.10. Perhitungan ATMR tahun 2015
No Komponen Modal Nilai (Rp)
Bobot
Pengakuan
Risiko (%)
Aktiva
Tertimbang
1 Kas/Bank 19.001.961.421 0 0
2 Pinjaman yang diberikan
kepada anggota 74.469.183.068 100 74.469.183.068
3 Beban dibayar dimuka 325.377.790 50 162.688.895
4 Aktiva Tetap 16.739.122.525 70 11.717.385.768
ATMR 86.349.257.731
No. Komponen Modal Nilai (Rp)
Bobot
Pengakuan
Risiko (%)
Modal
Tertimbang
(Rp)
I Modal Sendiri
1. Modal Anggota
a. Simpanan
Pokok 1.234.250.000 100 1.234.250.000
b. Simpanan
Wajib
10.207.970.26
4 100 10.207.970.264
2. Cadangan dan
Dana-dana 5.909.581.548 100 5.909.581.548
3. SHU belum dibagi 238.171.680 50 119.085.840
II Kewajiban
1. Biaya yang masih
harus dibayar 932.365.300 50 1.864.730.600
2. Simpanan
Anggota
38.444.907.17
9 50 19.222.453.590
3. Hutang lain-lain 1.164.261.780 50 582.130.890
4. Simpanan
Berjangka
51.971.200.77
5 50 25.985.600.388
Modal Tertimbang 65.125.803.120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
= 75%
Tabel V.11. Perhitungan Modal Tertimbang Pada Tahun 2016
T
a
b
e
l
5
.
1
2
.
No. Komponen Modal Nilai (Rp)
Bobot
Pengakuan
Risiko (%)
Modal
Tertimbang (Rp)
I Modal Sendiri
1. Modal Anggota
a. Simpanan
Pokok 1.368.000.000 100 1.368.000.000
b. Simpanan
Wajib 10.437.368.320 100 10.437.368.320
2. Cadangan dan
Dana-dana 6.525.790.787 100 6.525.790.787
3. SHU belum
dibagi 520.807.569 50 260.403.785
II Kewajiban
1. Biaya yang
masih harus
dibayar
504.501.947 50 252.250.974
2. Simpanan
Anggota 47.665.042.195 50 23.832.521.098
3. Hutang lain-
lain 823.146.223 50 411.573.112
4. Simpanan
Berjangka 46.917.596.900 50 23.458.798.450
Modal Tertimbang 66.546.706.526
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Tabel V.12. Perhitungan ATMR tahun 2016
No. Komponen
Modal Nilai (Rp)
Bobot
Pengakuan
Risiko (%)
Aktiva
Tertimbang
1 Kas/Bank 20.048.219.747 0 0
2
Pinjaman yang
diberikan
kepada anggota
70.930.892.265 100 70.930.892.265
3 Beban dibayar
dimuka 616.749.930 50 308.374.965
4 Aktiva Tetap 23.315.906.838 70 16.321.134.787
ATMR 87.560.402.017
= 76%
Setelah dilakukan analisis perhitungan rasio, langkah selanjutnya
adalah penentuan nilai dari angka rasio dari tahun 2014-2016. Berikut ini
ketentuan dalam pemberian nilai rasio.
Tabel V.13. Standar perhitungan rasio kecukupan modal sendiri
Rasio Modal (%) Nilai Bobot (%) Skor
< 4 0 3 0,00
4 ≤ x < 6 50 3 1.50
6 ≤ x ≤ 8 75 3 2.25
>8 100 3 3.00
Dari tabel standar perhitungan rasio kecukupan modal sendiri diatas,
terlihat bahwa rasio modal pada tahun 2014 sebesar 69% diberi nilai 100
karena rasio modal tersebut lebih daripada 8%, maka dari itu diberi nilai
100. Begitu pula dengan rasio modal pada tahun 2015 dan 2016. Nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
tersebut nantinya akan dikalikan bobot sebesar 3% sesuai dengan Perdep
no.16 tahun 2016. Berikut perhitungannya.
Tabel V.14. Skor Rasio Kecukupan Modal Sendiri
Tahun
Nilai Bobot (%) Skor
Dari tabel 5.13 (dari Perdep no.
16 tahun 2016)
(Nilai x
Bobot)
2014 100 3 3
2015 100 3 3
2016 100 3 3
Dari hasil analisis diatas terlihat bahwa skor yang diperoleh KSP
Wisuda Guna Raharja untuk rasio kecukupan modal sendiri sebesar 3,00.
Skor ini jika 3,00 yang merupakan skor maksimum untuk rasio kecukupan
modal sendiri dibagi dengan 3,00 (skor yang diperoleh KSP) dan kemudian
dikalikan dengan 15 yang adalah total skor aspek permodalan dan
dikurangkan 100 (nilai maksimum), hasilnya adalah 85% yang mana
masuk kedalam kategori predikat sehat. Hal ini dikarenakan, modal yang
dimiliki oleh KSP Wisuda Guna Raharja sudah dikatakan cukup untuk bisa
membiayai atau menanggulangi aktiva jika suatu saat mengalami masalah.
Hal ini dikarenakan jumlah modal yang ada di KSP hampir mendekati
jumlah aktiva yang ada dan dimiliki oleh KSP Wisuda Guna Raharja.
Keadaan ini yang mengakibatkan KSP Wisuda Guna Raharja memperoleh
skor maksimal tiap tahunnya dan predikatnya sehat.
Setelah melakukan analisis kesehatan untuk aspek permodalan, maka
skor diatas dijumlahkan untuk memperoleh skor total untuk aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
permodalan. Berikut ini skor yang diperoleh KSP Wisuda Guna Raharja
untuk aspek permodalan dari tahun ke tahun adalah sebagai berikut.
Tabel V.15. Skor total aspek permodalan
Skor rasio aspek permodalan 2014 2015 2016
Skor rasio modal sendiri terhadap total aset 1,50 1,50 1,50
Skor rasio modal sendiri terhadap
pinjaman diberikan yang berisiko. 4,20 4,80 4,80
Skor rasio Kecukupan Modal Sendiri 3,00 3,00 3,00
Skor aspek permodalan 8,70 8,30 8,30
Jadi, skor untuk aspek permodalantahun 2014 sebesar 8,70, sedangkan
tahun 2015 dan 2016, skor untuk aspek permodalan sebesar 8,30.
b. Kualitas Aktiva Produktif
Kualitas Aktiva Produktif adalah penanaman dana bank baik dalam
rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, surat
berharga, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara,
komitmen, dan kontijensi pada transaksi rekening administratif yang mana
dalam kualitas aktiva produktif terdapat 4 rasio yang dijadikan dasar
penilaian. Berikut perhitungan 4 rasio kualitas aktiva produktif :
(a) Rasio Volume Pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman
diberikan
Rasio Volume Pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman
diberikan adalah sebuah rasio yang digunakan untuk mengetahui
apakah besarnya pinjaman yang dicairkan oleh KSP Wisuda Guna
Raharja untuk dipinjamkan kepada anggota sudah sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
volume pinjaman yang disediakan oleh KSP untuk nantinya diberikan
kepada anggota yang ingin meminjam. Untuk menghitung rasio
Volume Pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Berikut perhitungan rasio Volume Pinjaman pada anggota
terhadap volume pinjaman diberikan dari tahun ke tahun :
Tabel V.16. Hasil perhitungan Rasio volume pinjaman pada anggota
terhadap volume pinjaman diberikan
Tahun Volume Pinjaman pada
anggota (Rp)
Volume pinjaman
(Rp)
Rasio
(%)
2014 66.708.497.246 56,274,637,600 119
2015 74.469.183.068 44,877,661,950 166
2016 70.930.892.265 28,585,297,330 248
Setelah dilakukan analisis perhitungan rasio, langkah selanjutnya
adalah penentuan nilai untuk angka rasio dari tahun 2014-2016.
Berikut ini ketentuan dalam pemberian nilai rasio.
Tabel V.17. Standar perhitungan skor rasio volume pinjaman pada
anggota terhadap volume pinjaman diberikan
Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor
≤ 25 0 10 0,00
26-50 50 10 5.00
51-75 75 10 7.50
> 75 100 10 10.00
Dari tabel standar perhitungan rasio volume pinjaman pada
anggota terhadap volume pinjaman diberikan diatas, terlihat bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
rasio modal pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 diberi nilai
100, karena rasio yang diperoleh pada tahun 2014 – 2016 yakni 119%,
166% dan 248% melebihi daripada 75%, maka dari itu diberi nilai 100.
Nilai tersebut nantinya akan dikalikan bobot sebesar 10% sesuai
dengan Perdep no.16 tahun 2016. Berikut perhitungannya.
Tabel V.18. Skor rasio volume pinjaman pada anggota terhadap
volume pinjaman diberikan
Tahun
Nilai Bobot (%) Skor
(dari tabel 5.17) (dari Perdep no. 16
tahun 2016) (Nilai x Bobot)
2014 100 10 10,00
2015 100 10 10,00
2016 100 10 10,00
Dari hasil analisis diatas, skor untuk rasio volume pinjaman pada
anggota terhadap volume pinjaman diberikan, KSP Wisuda Guna
Raharja memperoleh skor sebesar 10,00. Skor ini jika 10,00% yang
merupakan skor maksimal untuk rasio volume pinjaman dibagikan
dengan 10,00% dikalikan 25 yang merupakan total skor dari aspek
kualitas aktiva produktif dan kemudian dikurangi dengan 100 (nilai
maksimum), hasilnya adalah 75% dan masuk kedalam kategori
predikat cukup sehat. Hal ini menunjukkan bahwa KSP Wisuda Guna
Raharja sudah mampu dalam memberikan pinjaman kepada
anggotanya dengan volume pinjaman yang diberikan walaupun harus
meminjam dana dari bank atau lemaga keuangan lainnya. Hal ini
disebabkan karena banyaknya jumlah anggota KSP yang meminjam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
uang untuk keperluan yang mendesak.Walaupun volume pinjaman
pada anggota lebih besar dibandingkan dengan volume atau dana
pinjaman yang disediakan, keadaan ini juga menunjukkan bahwa
banyak anggota koperasi yang tertarik untuk meminjam uang di KSP
Wisuda Guna Raharja karena bunga pinjaman yang diberikan sesuai
dengan penghasilan anggota koperasi (tidak memberatkan).
(b) Rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan
Untuk menghitung rasio risiko Pinjaman bermasalah terhadap
pinjaman yang diberikan menggunakan rumus sebagai berikut :
Berikut perhitungan rasio risiko Pinjaman bermasalah terhadap
pinjaman yang diberikan dari tahun ke tahun :
Tabel V.19. Hasil Perhitungan Rasio risiko pinjaman bermasalah
terhadap pinjaman yang diberikan
Tahun Pinjaman
bermasalah (Rp)
Pinjaman yang
diberikan (Rp) Rasio (%)
2014 2.787.631.425 66.708.497.246 4%
2015 5.768.048.550 74.469.183.068 8%
2016 13.176.326.758 70.930.892.265 19%
Setelah dilakukan analisis perhitungan rasio, langkah selanjutnya
adalah penentuan nilai untuk angka rasio dari tahun 2014-2016.
Berikut ini ketentuan dalam pemberian nilai rasio.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Tabel V.20. Standar perhitungan skor rasio risiko pinjaman bermasalah
terhadap pinjaman yang diberikan
Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor
≥ 45 0 5 0
40 < x < 45 10 5 0.5
30 < x ≤ 40 20 5 1.0
20 < x ≤ 30 40 5 2.0
10 < x ≤ 20 60 5 3.0
0 < x ≤ 10 80 5 4.0
0 100 5 5.0
Dari tabel standar perhitungan rasio risiko pinjaman bermasalah
terhadap pinjaman yang diberikan diatas, terlihat bahwa rasio modal
pada tahun 2014 dan 2015 memperoleh nilai 80, karena rasio yang
diperoleh pada tahun 2014 dan 2015 berkisar diantara 0 < x ≤ 10 yakni
4% dan 8%, maka dari itu diberi nilai 80. Sedangkan, tahun 2016 rasio
yng diperoleh sebesar 19% sehingga diberi nilai 60. Nilai tersebut
nantinya akan dikalikan bobot sebesar 5% sesuai dengan Perdep no.16
tahun 2016. Berikut perhitungannya.
Tabel V.21. Skor rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman
yang diberikan
Tahun
Nilai Bobot (%) Skor
(dari tabel 42) (dari Perdep no. 16
tahun 2016) (Nilai x Bobot)
2014 80 5 4,00
2015 80 5 4,00
2016 60 5 3,00
Dari hasil analisis di atas skor untuk rasio risiko pinjaman
bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan, KSP Wisuda Guna
Raharja pada tahun 2014 dan 2015 memperoleh skor sebesar 4,00 dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
tahun 2016 sebesar 3,00. Namun, skor tersebut jika 5,00 yang adalah
skor maksimal untuk rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap
pinjaman yang diberikan dibagi dengan 4,00 dikalikan dengan 25 yang
mana merupakan total skor aspek kualitas aktiva produktif dan
kemudian dikurangkan dengan 100 (nilai maksimum), hasilnya adalah
69% dan skor untuk tahun 2014 dan 2015 tersebut masuk kedalam
kategori cukup sehat. Sedangkan, Skor 3,00 untuk tahun 2016 yang
jika 5,00 yang adalah skor maksimal untuk rasio risiko pinjaman
bermasalah dibagikan 3,00 dikalikan dengan 25 yang merupakan total
skor aspek kualitas aktiva produktif dan dikurangi 100 (nilai
maksimum), hasilnya adalah 58% untuk tahun 2016 dan skor tersebut
masuk ke dalam kategori dalam pengawasan. Hal ini menunjukkan
KSP Wisuda Guna Raharja masih terjadi pinjaman bermasalah entah
masih ada pinjaman yang kurang lancar ataupun masih ada dari
pinjaman yang macet dalam pembayarannya. Hal ini dikarenakan,
belum adanya ketersediaan modal untuk membayar pinjaman dengan
bunganya ke koperasi atau anggota koperasi terlupa untuk membayar
pinjaman kepada koperasi. Maka dari itu, hasil skor yang diperoleh
KSP Wisuda Guna Raharja untuk rasio risiko pinjaman bermasalah
terhadap pinjaman yang diberikan pada 2016 masih termasuk dalam
kategori dalam pengawasan, walaupun pada tahun 2014 dan 2015
cukup sehat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
(c) Rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah
Untuk menghitung rasio cadangan risiko terhadap pinjaman
bermasalah menggunakan rumus sebagai berikut :
Berikut perhitungan rasio cadangan risiko terhadap pinjaman
bermasalah dari tahun ke tahun :
Tabel V.22. Hasil Perhitungan Rasio cadangan risiko terhadap
pinjaman bermasalah
Tahun Cadangan risiko
(Rp)
Pinjaman Bermasalah
(Rp)
Rasio
(%)
2014 1.318.786.272 2.787.631.425 47%
2015 1.557.834.103 5.768.048.550 27%
2016 1.908.949.093 13.176.326.758 15%
Setelah dilakukan analisis perhitungan rasio, langkah selanjutnya
adalah penentuan nilai untuk angka rasio dari tahun 2014-2016.
Berikut ini ketentuan dalam pemberian nilai rasio.
Tabel V.23. Standar perhitungan skor rasio cadangan risiko terhadap
pinjaman bermasalah
Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor
0 0 5 0
1-10 10 5 0.5
11-20 20 5 1.0
21-30 30 5 1.5
31-40 40 5 2.0
41-50 50 5 2.5
51-60 60 5 3.0
61-70 70 5 3.5
71-80 80 5 4.0
81-90 90 5 4.5
91-100 100 5 5.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Dari tabel standar perhitungan rasio cadangan risiko terhadap
pinjaman bermasalah diatas, terlihat bahwa rasio modal pada tahun
2014 memperoleh 50 dikarenakan rasio 47% masuk ke dalam kategori
41-50%. Sedangkan, untuk tahun 2015 dan 2016 memperoleh nilai 30
dan 20 dikarenakan rasio 27% masuk dalam kategori rasio 21-30% dan
rasio 15% masuk ke dalam kategori rasio 11-20%. Setelah nilai untuk
rasio cadangan risiko telah diketahui, nilai tersebut nantinya akan
dikalikan bobot sebesar 5% sesuai dengan Perdep no.16 tahun 2016.
Berikut perhitungannya.
Tabel V.24. Skor rasio cadangan risiko terhadap pinjaman bermasalah
Tahun
Nilai Bobot (%) Skor
(dari tabel 5.23) (dari Perdep no. 16
tahun 2016) (Nilai x Bobot)
2014 50 5 2,50
2015 30 5 1,50
2016 20 5 1,00
Dari hasil analisis di atas skor untuk rasio cadangan risiko
terhadap pinjaman bermasalah, skor yang diperoleh KSP pada tahun
2014 sebesar 2,50, pada tahun 2015 sebesar 1,50 dan pada tahun 2016
sebesar 1,00, yang mana skor tersebut ada yang masuk kedalam
kategori predikat dalam pengawasan khusus. Hal ini disebabkan 5,00
yang adalah skor maksimal untuk rasio cadangan risiko dibagi dengan
2,50, 1,50, dan 1,00 dikalikan dengan 25 yang nerupakan total skor
aspek kualitas aktiva produktif dan kemudian dikurangi 100 (nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
maksimum), hasilnya 50 untuk tahun 2014, 17 untuk 2015 dan 12
untuk tahun 2016 dan skor tersebut masuk kedalam kategori predikat
dalam pengawasan khusus. Hal ini dikarenakan, cadangan risiko yang
disimpan oleh KSP Wisuda Guna Raharja ada belum mampu
mengatasi pinjaman bermasalah yang diakibatkan oleh kelalaian oleh
anggota Koperasi. Hal ini ditunjukkan, dalam tabel 44 terlihat bahwa
cadangan risiko masih kecil jumlahnya dibandingkan dengan jumlah
dari pinjaman bermasalah. Hal ini yang menyebabkan skor yang
diperoleh KSP Wisuda Guna Raharja masuk kedalam predikat dalam
pengawasan khusus.
(d) Rasio Pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan
Untuk menghitung rasio Pinjaman yang berisiko terhadap
pinjaman yang diberikan menggunakan rumus sebagai berikut:
Berikut perhitungan rasio Pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman
yang diberikan dari tahun ke tahun :
Tabel V.25 Hasil Perhitungan rasio pinjaman yang berisiko terhadap
pinjaman yang diberikan
Tahun Pinjaman yang
Beresiko (Rp)
Pinjaman yang
Diberikan (Rp)
Rasio
(%)
2014 66,409,822,446 66.708.497.246 100
2015 74,122,420,768 74.469.183.068 100
2016 70,138,331,257 70.930.892.265 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Setelah dilakukan analisis perhitungan rasio, langkah selanjutnya
adalah penentuan nilai untuk angka rasio dari tahun 2014-2016.
Berikut ini ketentuan dalam pemberian nilai rasio.
Tabel V.26. Standar perhitungan skor rasio pinjaman yang berisiko
terhadap pinjaman yang diberikan
Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor
> 30 25 5 1.25
26-30 50 5 2.50
21-25 75 5 3.75
< 21 100 5 5.00
Sumber: Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM
RI no. 6 tahun 2016
Dari tabel standar perhitungan rasio pinjaman yang berisiko
terhadap pinjaman yang diberikan diatas, terlihat bahwa rasio modal
pada tahun 2014 sampai tahun 2016 memperoleh nilai sebesar 25,
karena rasio modal yang diperoleh melebihi daripada 30%.Setelah
nilai untuk rasio pinjaman yang berisiko telah diketahui, nilai tersebut
nantinya akan dikalikan bobot sebesar 5% sesuai dengan Perdep no.16
tahun 2016. Berikut perhitungannya.
Tabel V.27. Skor rasio Pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman
yang diberikan
Tahun
Nilai Bobot (%) Skor
(dari tabel 5.26) (dari Perdep no. 16
tahun 2016) (Nilai x Bobot)
2014 25 5 1.25
2015 25 5 1.25
2016 25 5 1.25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Dari hasil analisis di atas terlihat bahwa skor yang diperoleh KSP
Wisuda Guna Raharja untuk rasio pinjaman yang berisiko terhadap
pinjaman yang diberikan dari tahun ke tahun adalah 1,25. Skor tersebut
yang jika 5,00 yang adalah skor maksimal untuk rasio pinjaman yang
berisiko dibagi dengan 1,25 dikali 25 yang merupakan total skor dari
aspek kualitas aktiva produktif dan dikurangi 100 (nilai maksimum),
hasilnya adalah 0 dan masuk kedalam kategori predikat dalam
pengawasan khusus yang rangenya antara < 51. Penyebab skor untuk
rasio pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan rendah
yakni 1,25%, karena jumlah pinjaman yang berisiko hampir mendekati
jumlah dari pinjaman yang diberikan oleh KSP Wisuda Guna Raharja
yang berarti bahwa dari pinjaman yang diberikan masih akan terjadi
pinjaman yang mengalami risiko dimana pinjaman tersebut akan
terdeteksi tidak dibayar penuh oleh anggota koperasi.
Setelah melakukan analisis kesehatan untuk aspek kualitas aktiva
produktif, maka skor diatas dijumlahkan untuk memperoleh skor total
untuk aspek kualitas aktiva produktif. Berikut ini skor yang diperoleh
KSP Wisuda Guna Raharja untuk aspek kualitas aktiva produktif dari
tahun ke tahun adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Tabel V.28. Skor total aspek kualitas aktiva produktif
Skor Rasio Aspek Kualitas Aktiva Produktif 2014 2015 2016
Skor rasio volume pinjaman pada anggota
terhadap volume pinjaman diberikan 10,00 10,00 10,00
Skor Rasio Risiko Pinjaman bermasalah
terhadap pinjaman yang diberikan 4,00 4,00 3,00
Skor Rasio Cadangan risiko terhadap
pinjaman bermasalah 2,50 1,50 1,00
Skor Rasio Pinjaman yang berisiko terhadap
pinjaman yang diberikan 1,25 1,25 1,25
Total Skor aspek kualitas aktiva produktif 17,75 16,75 15,25
Jadi, skor untuk aspek kualitas aktiva produktif tahun 2014
sebesar 17,75; tahun 2015 sebesar 16,75 dan tahun 2016 sebesar 15,25.
c. Manajemen
Penilaian terhadap manajemen didasarkan pada 5 komponen penilaian
yakni manajemen umum, kelembagaan, manajemen permodalan,
manajemen aktiva dan manajemen likuiditas. Penilaian terhadap aspek
manajemen dilakukan untuk mengetahui apakah pelaksanaan manajemen
dari Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja sudah sesuai dengan
standar ketentuan Departemen bidang Pengawasan Kementrian Koperasi
dan UKM RI dalam aspek manajemen. Berikut analisis Penilaian aspek
manajemen:
(a) Manajemen Umum
Dalam manajemen umum terdapat 12 pertanyaan. Jika 12
pertanyaan diisi dengan jawaban „Ya‟ maka akan diberi skor 3,00.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Namun, jika dari 12 pertanyaan diisi dengan jawaban „Tidak‟, maka
pemberian skor akan disesuaikan dengan ketentuan dari perdep bidang
pengawasan kementrian koperasi dan UKM RI tahun 2016.Hasil
jawaban pertanyaan kuesioner untuk aspek manajemen dibagi dalam 2
golongan yakni kelompok 1 untuk pengurus dan karyawan Koperasi
Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja sebanyak 6 orang, sedangkan
kelompok 2 untuk anggota KSP Wisuda Guna Raharja sebanyak 44
orang. Berikut analisisnya.
Tabel V.29. Hasil jawaban pertanyaan kuesioner untuk manajemen
umum kelompok 1
Responden 2014 2015 2016
Pengurus 11 11 11
Pengawas 11 11 11
General Manajer 12 12 12
Internal Auditor 12 12 12
Kepala Cabang 12 12 12
Staff Karyawan 11 11 11
Jumlah jawaban „Ya‟ 69 69 69
Rata-rata jumlah
jawaban „Ya‟
11,5 namun
dibulatkan
menjadi 12
11,5 namun
dibulatkan
menjadi 12
11,5 namun
dibulatkan
menjadi 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Tabel V.30. Hasil jawaban pertanyaan kuesioner untuk manajemen
umum kelompok 2
Responden 2014 2015 2016
1 10 10 10
2 10 10 10
3 12 12 12
4 12 12 12
5 12 12 12
6 12 12 12
7 12 11 12
8 12 11 12
9 12 11 12
10 11 11 12
11 12 12 12
12 12 12 12
13 12 12 12
14 12 12 12
15 12 12 12
16 11 11 11
17 12 12 12
18 10 10 11
19 11 11 11
20 11 11 11
21 10 10 10
22 10 11 11
23 12 12 12
24 12 12 12
25 12 12 12
26 12 12 12
27 12 12 12
28 9 9 9
29 12 12 12
30 8 8 8
31 10 10 10
32 9 9 10
33 6 6 6
34 12 12 12
35 11 11 11
36 12 12 12
37 11 11 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Responden 2014 2015 2016
38 12 12 12
39 12 12 12
40 12 12 12
41 12 12 12
42 12 12 12
43 12 12 12
44 12 12 12
Jumlah jawaban „Ya‟ 494 492 498
Rata-rata jumlah
jawaban „Ya‟
11,2 namun
dibulatkan
menjadi 11
11,2 namun
dibulatkan
menjadi 11
11,3 namun
dibulatkan
menjadi 11
Setelah menghitung banyak jawaban „Ya‟ dari masing-masing
kelompok, kemudian hasil tersebut akan dimasukkan kedalam standar
perhitungan manajemen umum untuk kemudian dikalikan dengan skor
yang ditentukan oleh Perdep bidang pengawasan kementrian koperasi
dan UKM RI no.6 tahun 2016. Berikut ini adalah standar perhitungan
manajemen umum.
Tabel V.31. Standar perhitungan manajemen umum
Jumlah
Jawaban Ya Skor
1 0.25
2 0.50
3 0.75
4 1.00
5 1.25
6 1.50
7 1.75
8 2.00
9 2.25
10 2.50
11 2.75
12 3.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Setelah standar perhitungan manajemen umum telah diketahui,
kemudian dilakukan analisis untuk mencari skor dari rasio manajemen
umum KSP dari tahun ke tahun. Berikut analisisnya.
Tabel V.32. skor rasio manajemen umum kelompok 1
Tahun Nilai Skor
(dari tabel 5.29) (dari Perdep no. 16 tahun 2016)
2014 12 3,00
2015 12 3,00
2016 12 3,00
Tabel V.33. Skor rasio manajemen umum kelompok 2
Tahun Nilai Skor
(dari tabel 5.30) (dari Perdep no. 16 tahun 2016)
2014 11 2,75
2015 11 2,75
2016 11 2,75
Dari hasil analisis terlihat adanya perbedaan hasil skor diantara
kelompok 1 yakni pengurus dan karyawan KSP memperoleh skor rasio
untuk manajemen umum sebesar 3,00 dengan kelompok 2 yakni
anggota KSP yang memperoleh skor rasio untuk manajemen umum
KSP sebesar 2,75.Skor tersebut yang jika 3,00 yang merupakan skor
maksimal untuk rasio manajemen umum dibagi dengan 3,00 dan 2,75
kemudian dikalikan 15 yang merupakan total skor aspek manajemen
dan dikurangi 100 (nilai maksimum), hasilnya adalah 84 dan 85 dan
angka tersebut masuk kedalam kategori predikat dalam sehat yang
rangenya 80 ≤ x ≤ 100. Hal ini dikarenakan bagian dari manajemen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
umum KSP hampir semua anggota KSP telah diketahui atau
diberitahukan oleh anggota sehingga dari beberapa pertanyaan dari
kuesioner yang hampir semua anggota KSP, karyawan dan pengurus
KSP memberi jawaban „Ya‟ walaupun ada dari anggota KSP yang
menjawab „Tidak‟ karena belum mengetahui secara keseluruhan
manajemen umum KSP. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya
perbedaan skor untuk rasio manajemen umum diantara 2 kelompok
tersebut.
(b) Manajemen Kelembagaan
Dalam manajemen kelembagaan terdapat 6 pertanyaan. Jika 6
pertanyaan diisi dengan jawaban „Ya‟ maka akan diberi skor 3,00.
Namun, jika dari 6 pertanyaan diisi dengan jawaban „Tidak‟ maka
pemberian skor akan disesuaikan dengan ketentuan dari perdep bidang
pengawasan kementrian koperasi dan UKM RI tahun 2016. Hasil
jawaban pertanyaan kuesioner untuk aspek manajemen dibagi dalam 2
golongan yakni kelompok 1 untuk pengurus dan karyawan Koperasi
Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja sebanyak 6 orang, sedangkan
kelompok 2 untuk anggota KSP Wisuda Guna Raharja sebanyak 44
orang. Berikut analisisnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Tabel V.34. Hasil jawaban pertanyaan kuesioner untuk manajemen
kelembagaan kelompok 1 :
Responden 2014 2015 2016
Pengurus 6 6 6
Pengawas 6 6 6
General Manajer 6 6 6
Internal Auditor 6 6 6
Kepala Cabang 6 6 6
Staff Karyawan 6 6 6
Jumlah jawaban „Ya‟ 36 36 36
Rata-rata jumlah jawaban
„Ya‟ 6 6 6
Tabel V.35. Hasil jawaban pertanyaan kuesioner untuk manajemen
Kelembagaan kelompok 2 :
Responden 2014 2015 2016
1 4 4 4
2 4 4 4
3 6 6 6
4 6 6 6
5 6 6 6
6 6 6 6
7 6 6 6
8 6 6 6
9 6 6 6
10 6 6 6
11 6 6 6
12 6 6 6
13 6 6 6
14 6 6 6
15 6 6 6
16 6 6 6
17 6 6 6
18 6 6 6
19 6 6 6
20 6 6 6
21 6 6 6
22 6 6 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Responden 2014 2015 2016
23 6 6 6
24 6 6 6
25 6 6 6
26 6 6 6
27 6 6 6
28 5 5 5
29 6 6 6
30 5 5 5
31 5 5 5
32 3 5 6
33 3 3 3
34 6 6 6
35 6 6 6
36 6 6 6
37 6 6 6
38 6 6 6
39 6 6 6
40 6 6 6
41 6 6 6
42 6 6 6
43 6 6 6
44 6 6 6
Jumlah jawaban „Ya‟ 251 253 254
Rata-rata jumlah jawaban
„Ya‟
5,7 namun
dibulatkan
menjadi 6
5,8 namun
dibulatkan
menjadi 6
5,8 namun
dibulatkan
menjadi 6
Setelah menghitung banyak jawaban „Ya‟ dari masing-masing
kelompok, kemudian hasil tersebut akan dimasukkan kedalam standar
perhitungan manajemen kelembagaan untuk kemudian dikalikan
dengan skor yang ditentukan oleh Perdep bidang pengawasan
kementrian koperasi dan UKM RI no.6 tahun 2016. Berikut ini adalah
standar perhitungan manajemen kelembagaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Tabel V.36. Standar perhitungan manajemen kelembagaan
Jumlah
Jawaban Ya Skor
1 0.50
2 1.00
3 1.50
4 2.00
5 2.50
6 3.00
Setelah standar perhitungan manajemen kelembagaan telah
diketahui, kemudian dilakukan analisis untuk mencari skor dari rasio
manajemen kelembagaan KSP dari tahun ke tahun. Berikut
analisisnya.
Tabel V.37. Skor rasio manajemen kelembagaan kelompok 1
Tahun Nilai Skor
(dari tabel 5.34) (dari Perdep no. 16 tahun 2016)
2014 6 3,00
2015 6 3,00
2016 6 3,00
Tabel V.38. Skor rasio manajemen kelembagaan kelompok 2
Tahun Nilai Skor
(dari tabel 5.35) (dari Perdep no. 16 tahun 2016)
2014 6 3,00
2015 6 3,00
2016 6 3,00
Dari hasil analisis di atas mengenai manajemen kelembagaan
terlihat bahwa kedua kelompok diatas mempunyai skor jawaban „Ya‟
yang sama dari tahun ke tahun sebesar 3,00 untuk manajemen
kelembagaan. Namun, jika 3,00 yang merupakan skor maksimal untuk
rasio manajemen kelembagaan dibagi dengan 3,00 dikalikan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
15 yang merupakan total skor dari aspek manajemen dan dikurangi
100 (skor maksimum), hasilnya adalah 85 dan itu masuk kedalam
predikat sehat yang rangenya 80 ≤ x ≤ 100. Penyebabnya karena skor
rasio manajemen kelembagaan memperoleh skor 3,00yang mana
dikarenakan antara pengurus, karyawan dan anggota KSP Wisuda
Guna Raharja telah memahami dengan menyeluruh mengenai KSP
Wisuda Guna Raharja. Hal ini mengakibatkan skor untuk rasio
manajemen kelembagaan dari tahun ke tahun kedua kelompok
memperoleh yang sama yakni 3,00 dan mendapat predikat sehat.
(c) Manajemen Permodalan
Dalam manajemen permodalan terdapat 5 pertanyaan. Jika 5
pertanyaan diisi dengan jawaban „Ya‟ maka akan diberi skor 3,00.
Namun, jika dari 5 pertanyaan diisi dengan beberapa jawaban „Tidak‟
maka pemberian skor akan disesuaikan dengan ketentuan dari perdep
bidang pengawasan kementrian koperasi dan UKM RI tahun 2016.
Hasil jawaban pertanyaan kuesioner untuk aspek manajemen dibagi
dalam 2 golongan yakni kelompok 1 untuk pengurus dan karyawan
Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja sebanyak 6 orang,
sedangkan kelompok 2 untuk anggota KSP Wisuda Guna Raharja
sebanyak 44 orang. Berikut analisisnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Tabel V.39. Hasil jawaban pertanyaan kuesioner untuk manajemen
permodalan kelompok 1
Responden 2014 2015 2016
Pengurus 4 4 4
Pengawas 4 4 4
General Manajer 5 5 5
Internal Auditor 5 5 5
Kepala Cabang 5 5 5
Staff Karyawan 3 3 3
Jumlah jawaban
„Ya‟ 26 26 26
Rata-rata jumlah
jawaban „Ya‟
4,3 namun
dibulatkan
menjadi 4
4,3 namun
dibulatkan
menjadi 4
4,3 namun
dibulatkan
menjadi 4
Tabel V.40. Hasil jawaban pertanyaan kuesioner untuk manajemen
permodalan kelompok 2
Responden 2014 2015 2016
1 2 2 2
2 2 2 2
3 5 5 4
4 5 5 4
5 5 5 5
6 1 1 1
7 2 2 2
8 2 2 2
9 1 2 2
10 5 5 5
11 3 3 5
12 5 5 5
13 5 5 5
14 3 3 2
15 5 5 5
16 4 4 4
17 5 5 5
18 5 5 5
19 5 5 5
20 5 5 5
21 3 3 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Setelah menghitung banyak jawaban „Ya‟ dari masing-masing
kelompok, kemudian hasil tersebut akan dimasukkan kedalam
standar perhitungan manajemen permodalan untuk kemudian
dikalikan dengan skor yang ditentukan oleh Perdep bidang
Responden 2014 2015 2016
22 2 4 4
23 4 4 4
24 4 4 4
25 1 3 3
26 5 5 5
27 5 5 5
28 3 3 3
29 2 2 2
30 2 2 2
31 4 4 4
32 3 3 3
33 5 5 5
34 4 4 4
35 4 4 4
36 5 5 5
37 1 1 1
38 5 5 5
39 5 5 5
40 4 4 4
41 5 5 5
42 5 5 5
43 5 5 5
44 2 2 2
Jumlah jawaban
„Ya‟ 163 168 167
Rata-rata jumlah
jawaban „Ya‟
3,7 namun
dibulatkan
menjadi 4
3,8 namun
dibulatkan
menjadi 4
3,8 namun
dibulatkan
menjadi 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
pengawasan kementrian koperasi dan UKM RI no.6 tahun 2016.
Berikut ini adalah standar perhitungan manajemen permodalan.
Tabel V.41. Standar perhitungan Manajemen Permodalan
Jumlah
Jawaban Ya Skor
1 0.60
2 1.20
3 1.80
4 2.40
5 3.00
Setelah standar perhitungan manajemen permodalan telah
diketahui, kemudian dilakukan analisis untuk mencari skor dari rasio
manajemen permodalan KSP dari tahun ke tahun. Berikut
analisisnya.
Tabel V.42. Skor rasio Manajemen Permodalan kelompok 1
Tahun Nilai Skor
(dari tabel 5.39) (dari Perdep no. 16 tahun 2016)
2014 4 2,40
2015 4 2,40
2016 4 2,40
Tabel V.43. Skor rasio Manajemen Permodalan kelompok 2
Tahun Nilai Skor
(dari tabel 5.40) (dari Perdep no. 16 tahun 2016)
2014 4 2,40
2015 4 2,40
2016 4 2,40
Dari hasil analisis diatas terlihat bahwa skor untuk rasio
manajemen permodalan, KSP Wisuda Guna Raharja memperoleh
skor sebesar 2,40. Skor tersebut masuk kedalam predikat sehat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
karena jika 3,00 yang merupakan skor maksimal untuk rasio
manajemen permodalan dibagi dengan 2,40 dikalikan 15 yang adalah
total skor aspek manajemen dan dikurangi 100 (skor maksimum),
hasilnya adalah 81 dan masuk kedalam range predikat sehat yakni 80
≤ x ≤ 100. Hal ini dikarenakan, adanya bagian permodalan yang
belum sesuai atau belum memenuhi syarat dari perdep bidang
pengawasan Kementrian koperasi dan UKM RI no.6 tahun 2016 yang
diakibatkan dari menurunnya jumlah modal yang dimiliki KSP
Wisuda Guna Raharja. Hal inilah yang menyebabkan skor rasio
untuk manajemen permodalan dari tahun ke tahun sbesar 2,40.
(d) Manajemen Aktiva
Dalam manajemen aktiva terdapat 10 pertanyaan. Jika 10
pertanyaan diisi dengan jawaban „Ya‟ maka akan diberi skor 3,00.
Namun, jika dari 10 pertanyaan diisi dengan beberapa jawaban
„Tidak‟ maka pemberian skor akan disesuaikan dengan ketentuan
dari perdep bidang pengawasan kementrian koperasi dan UKM RI
tahun 2016. Hasil jawaban pertanyaan kuesioner untuk aspek
manajemen dibagi dalam 2 golongan yakni kelompok 1 untuk
pengurus dan karyawan Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna
Raharja sebanyak 6 orang, sedangkan kelompok 2 untuk anggota
KSP Wisuda Guna Raharja sebanyak 44 orang. Berikut analisisnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Tabel V.44. Hasil jawaban pertanyaan kuesioner untuk Manajemen
Aktiva kelompok 1
Responden 2014 2015 2016
Pengurus 9 9 9
Pengawas 9 8 8
General Manajer 8 8 8
Internal Auditor 10 10 10
Kepala Cabang 10 10 10
Staff Karyawan 9 6 9
Jumlah jawaban
„Ya‟ 55 51 54
Rata-rata jumlah
jawaban „Ya‟
9,2 namun
dibulatkan
menjadi 9
8,5 namun
dibulatkan
menjadi 9
9
Tabel V.45. Hasil jawaban pertanyaan kuesioner untuk Manajemen
Aktiva kelompok 2
Responden 2014 2015 2016
1 7 7 7
2 7 7 7
3 10 9 8
4 10 9 8
5 8 8 8
6 8 8 8
7 10 8 10
8 7 8 9
9 8 8 10
10 7 7 10
11 10 10 10
12 9 9 10
13 10 10 10
14 7 7 7
15 10 10 10
16 10 10 10
17 8 7 8
18 10 10 10
19 10 10 10
20 10 10 10
21 9 9 9
22 8 9 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Responden 2014 2015 2016
23 9 9 9
24 9 9 9
25 6 10 10
26 10 10 10
27 9 9 9
28 4 4 4
29 10 10 10
30 7 7 7
31 10 10 10
32 6 6 6
33 7 7 7
34 8 8 8
35 10 10 10
36 10 10 10
37 6 6 6
38 9 9 9
39 10 10 10
40 6 6 6
41 7 7 7
42 7 7 7
43 10 10 10
44 9 9 9
Jumlah Jawaban
„Ya‟ 372 373 381
Rata-rata
Jumlah Jawaban
„Ya‟
8,5 namun
dibulatkan
menjadi 9
8,5 namun
dibulatkan
menjadi 9
8,7 namun
dibulatkan
menjadi 9
Setelah menghitung banyak jawaban „Ya‟ dari masing-masing
kelompok, kemudian hasil tersebut akan dimasukkan kedalam
standar perhitungan manajemen aktiva untuk kemudian dikalikan
dengan skor yang ditentukan oleh Perdep bidang pengawasan
kementrian koperasi dan UKM RI no.6 tahun 2016. Berikut ini
adalah standar perhitungan manajemen aktiva.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Tabel V.46. Standar perhitungan Manajemen Aktiva
Jumlah
Jawaban Ya Skor
1 0.30
2 0.60
3 0.90
4 1.20
5 1.50
6 1.80
7 2.10
8 2.40
9 2.70
10 3.00
Setelah standar perhitungan manajemen aktiva telah diketahui,
kemudian dilakukan analisis untuk mencari skor dari rasio
manajemen aktiva KSP dari tahun ke tahun. Berikut analisisnya.
Tabel V.47. Skor rasio Manajemen Aktiva kelompok 1
Tahun Nilai Skor
(dari tabel 5.44) (dari Perdep no. 16 tahun 2016)
2014 9 2,70
2015 9 2,70
2016 9 2,70
Tabel V.48. Skor rasio Manajemen Aktiva kelompok 2
Tahun Nilai Skor
(dari tabel 5.45) (dari Perdep no. 16 tahun 2016)
2014 9 2,70
2015 9 2,70
2016 9 2,70
Dari hasil analisis diatas, terlihat bahwa skor yang diperoleh
KSP untuk manajemen aktiva sebesar 2,70 untuk tahun 2014 sampai
2016. Hal ini disebabkan adanya pertanyaan yang tidak dijawab „Ya‟
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
oleh kedua kelompok karena kurang maksimalnya aktiva yang ada
pada KSP yang menyebabkan bagian aktiva tersebut belum
memenuhi standar dan belum dijawab „Ya‟ oleh kedua kelompok
tersebut. Hal inilah juga yang menyebabkan skor rasio manajemen
aktiva KSP sebesar 2,70. Namun, skor tersebut masuk kedalam
predikat sehat karena jika 3,00 yang merupakan skor maksimal untuk
rasio manajemen aktiva dibagi dengan 2,70 dikalikan 15 yang adalah
total skor dari aspek manajemen dan dikurangi 100 (skor
maksimum), hasilnya adalah 83 dan skor ini masuk kedalam predikat
sehat yang rangenya 80 ≤ x ≤ 100. Hal ini menunjukkan bahwa dari
pertanyaan kuesioner mengenai manajemen aktiva, pengurus,
karyawan dan anggota KSP Wisuda Guna Raharja setuju bahwa
manajemen aktiva yang dilakukan KSP hampir baik, walaupun tidak
semuanya.
(e) Manajemen Likuiditas
Dalam manajemen likuiditas terdapat 5 pertanyaan. Jika 5
pertanyaan diisi dengan jawaban „Ya‟ maka akan diberi skor 3,00.
Namun, jika dari 5 pertanyaan diisi dengan beberapa jawaban „Tidak‟
maka pemberian skor akan disesuaikan dengan ketentuan dari perdep
bidang pengawasan kementrian koperasi dan UKM RI tahun 2016.
Hasil jawaban pertanyaan kuesioner untuk aspek manajemen dibagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
dalam 2 golongan yakni kelompok 1 untuk pengurus dan karyawan
Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja sebanyak 6 orang,
sedangkan kelompok 2 untuk anggota KSP Wisuda Guna Raharja
sebanyak 44 orang. Berikut analisisnya.
Tabel V.49. Hasil jawaban pertanyaan kuesioner untuk Manajemen
Likuiditas kelompok 1
Responden 2014 2015 2016
Pengurus 5 5 5
Pengawas 5 5 5
General Manajer 5 5 5
Internal Auditor 5 5 5
Kepala Cabang 5 5 5
Staff Karyawan 5 3 5
Jumlah jawaban „Ya‟ 30 28 30
Rata-rata jumlah jawaban
„Ya‟ 5
4,7 namun
dibulatkan
menjadi 5
5
Tabel V.50. Hasil jawaban pertanyaan kuesioner untuk Manajemen
Likuiditas kelompok 2
Responden 2014 2015 2016
1 4 4 4
2 4 4 4
3 4 4 4
4 4 4 4
5 5 5 5
6 5 5 5
7 2 5 5
8 2 5 5
9 2 5 5
10 4 4 5
11 5 5 5
12 4 4 5
13 5 5 5
14 4 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
15 5 5 5
16 5 5 5
17 5 5 5
18 5 5 5
19 5 5 5
20 5 5 5
21 5 5 5
22 4 4 4
23 5 5 5
24 5 5 5
25 4 4 5
26 5 5 5
27 5 5 5
28 3 3 3
29 4 5 5
30 4 4 4
31 4 4 4
32 5 5 5
33 5 5 5
34 5 5 5
35 5 5 5
36 5 5 5
37 5 5 5
38 5 5 5
39 5 5 5
40 4 4 4
41 4 4 4
42 4 4 4
43 5 5 5
44 5 5 5
Jumlah jawaban
„Ya‟ 203 204 207
Rata-rata jumlah
jawaban „Ya‟
4,6 namun
dibulatkan
menjadi 5
4,6 namun
dibulatkan
menjadi 5
4,7 namun
dibulatkan
menjadi 5
Setelah menghitung banyak jawaban „Ya‟ dari masing-masing
kelompok, kemudian hasil tersebut akan dimasukkan kedalam
standar perhitungan manajemen likuiditas untuk kemudian dikalikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
dengan skor yang ditentukan oleh Perdep bidang pengawasan
kementrian koperasi dan UKM RI no.6 tahun 2016. Berikut ini
adalah standar perhitungan manajemen likuiditas.
Tabel V.51. Standar perhitungan Manajemen Likuiditas
Jumlah
Jawaban “Ya” Skor
1 0.60
2 1.20
3 1.80
4 2.40
5 3.00
Setelah standar perhitungan manajemen aktiva telah
diketahui, kemudian dilakukan analisis untuk mencari skor dari rasio
manajemen likuiditas KSP dari tahun ke tahun. Berikut analisisnya..
Tabel V.52. Skor rasio Manajemen Likuiditas kelompok 1
Tahun Nilai Skor
(dari tabel 5.49) (dari Perdep no. 16 tahun 2016)
2014 5 3,00
2015 5 3,00
2016 5 3,00
Tabel V.53. Skor rasio Manajemen Likuiditas kelompok 2
Tahun Nilai Skor
(dari tabel 5.50) (dari Perdep no. 16 tahun 2016)
2014 5 3,00
2015 5 3,00
2016 5 3,00
Dari hasil analisis penghitungan skor di atas terlihat bahwa KSP
Wisuda Guna Raharja pada tahun 2014 – 2016 memperoleh skor
yakni 3,00 untuk manajemen likuiditas. Skor rasio tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
menunjukkan bahwa KSP Wisuda Guna Raharja dalam melakukan
manajemen khususnya likuiditas sudah maksimal atau memenuhi
standar dari perdep bidang pengawasan Kementrian Koperasi dan
UKM RI no.6 tahun 2016, sehingga sebagian besar dari pertanyaan
dari kuesioner dijawab oleh responden dengan jawaban „Ya‟. Selain
itu, jika 3,00 yang merupakan skor maksimal untuk rasio manajemen
likuiditas dibagi dengan 3,00 kemudian dikalikan dengan 15 yang
adalah total skor dari aspek manajemen dan dikurangi 100 (skor
maksimum), hasilnya adalah 85 dan skor tersebut masuk kedalam
kategori sehat yang rangenya 80 ≤ x ≤ 100. Hal ini menunjukkan
bahwa manajemen likuiditas yang dilakukan KSP sudah baik.
Setelah melakukan analisis kesehatan untuk aspek Manajemen,
maka skor diatas dijumlahkan untuk memperoleh skor total untuk
aspek manajemen. Berikut ini skor yang diperoleh KSP Wisuda Guna
Raharja untuk aspek manajemen dari tahun ke tahun adalah sebagai
berikut.
Tabel V.54. Skor total aspek manajemen
Skor rasio aspek manajemen 2014 2015 2016
Skor manajemen umum 2,90 2,90 2,90
Skor manajemen kelembagaan 3,00 3,00 3,00
Skor manajemen permodalan 2,40 2,40 2,40
Skor manajemen aktiva 2,70 2,70 2,70
Skor manajemen likuiditas 3,00 3,00 3,00
Skor aspek manajemen 14,00 14,00 14,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Jadi, skor untuk aspek manajemen dari tahun 2014 sampai 2016
sebesar 14,00.
d. Efisiensi
Efisiensi secara umum diartikan sebagai kemampuan untuk bekerja
dengan baik dan menghasilkan hasil yang baik dengan menggunakan
waktu, uang dan hal yang lainnya yang berhubungan dengan kinerja
operasional koperasi yang paling efektif. Untuk melakukan penilaian
efisiensi terhadap KSP Wisuda Guna Raharja didasarkan pada 3 rasio
diantaranya :
(a) Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto
Untuk menghitung rasio beban operasi anggota terhadap
partisipasi bruto menggunakan rumus sebagai berikut:
Berikut perhitungan rasio beban operasi anggota terhadap
partisipasi bruto dari tahun ke tahun :
Tabel V.55. Hasil Perhitungan Rasio beban operasi anggota terhadap
partisipasi bruto
Tahun Beban Operasi Anggota
(Rp)
Partisipasi Bruto
(Rp) Rasio (%)
2014 7.684.521.019 11.772.309.624 65%
2015 7.596.061.896 12.235.060.956 62%
2016 6.747.792.971 11.738.537.032 58%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Setelah dilakukan analisis perhitungan rasio, langkah selanjutnya
adalah penentuan nilai dari angka rasio dari tahun 2014-2016. Berikut
ini ketentuan dalam pemberian nilai rasio.
Tabel V.56. Standar perhitungan rasio beban operasi anggota terhadap
partisipasi bruto
Rasio Beban Operasi
Anggota terhadap
Partisipasi Bruto (%)
Nilai Bobot (%) Skor
≥100 0 4 1
95 ≤ x < 100 50 4 2
90 ≤ x < 95 75 4 3
< 90 100 4 4
Dari tabel standar perhitungan rasio beban operasi anggota
terhadap partisipasi bruto diatas, terlihat bahwa rasio modal pada tahun
2014 sampai dengan tahun 2016 rasio modal yang diperoleh diberi
nilai 100 karena rasio 65%, 62% dan 58% masuk kedalam kategori
rasio < 90%, maka dari itu nilai yang diperoleh adalah 100. Setelah itu,
nilai tersebut nantinya akan dikalikan bobot sebesar 4% sesuai dengan
Perdep no.16 tahun 2016. Berikut perhitungannya.
Tabel V.57. Skor rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi
bruto
Tahun
Nilai Bobot (%) Skor
(dari tabel 5.56) (dari Perdep no. 16
tahun 2016) (Nilai x Bobot)
2014 100 4 4
2015 100 4 4
2016 100 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Dari hasil analisis yang dilakukan diatas terlihat bahwa skor untuk
rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto yang diperoleh
oleh KSP Wisuda Guna Raharja dari tahun ke tahun sebesar 4,00 dan
skor tersebut masuk kedalam predikat sehat. Hal ini dikarenakan jika
4,00 yang merupakan skor maksimal untuk rasio beban operasi
anggota terhadap partisipasi bruto dibagi 4,00 (skor yang diperoleh
KSP) kemudian dikalikan dengan 10 yang merupakan total skor dari
aspek efisiensi dan dikurangi 100 (nilai maksimum), hasilnya adalah
90 dan masuk kedalam predikat sehat yang rangenya 80 ≤ x ≤ 100.
Selain itu, karena biaya operasi anggota yang dikeluarkan oleh KSP
Wisuda Guna Raharja sesuai dengan partisipasi yang dilakukan oleh
anggota koperasi dalam hal melakukan pinjaman kepada KSP Wisuda
Guna Raharja. Hal inilah yang menyebabkan KSP Wisuda Guna
Raharja memperoleh skor sebesar 4,00 dengan predikat sehat.
(b) Rasio beban usaha terhadap SHU kotor
Untuk menghitung rasio beban usaha terhadap SHU kotor
menggunakan rumus sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Berikut perhitungan rasio beban usaha terhadap SHU kotor dari tahun
ke tahun:
Tabel V.58. Hasil Perhitungan Rasio beban operasi anggota terhadap
SHU Kotor
Tahun Beban Usaha (Rp) SHU Kotor (Rp) Rasio (%)
2014 3.696.341.837 5.630.110.159 66%
2015 4.131.365.380 5.652.568.477 73%
2016 3.927.346.257 5.099.491.282 77%
Setelah dilakukan analisis perhitungan rasio, langkah selanjutnya
adalah penentuan nilai dari angka rasio dari tahun 2014-2016. Berikut
ini ketentuan dalam pemberian nilai rasio.
Tabel V.59. Standar perhitungan rasio beban operasi anggota terhadap
SHU Kotor
Rasio Beban Usaha
Terhadap SHU kotor (%) Nilai Bobot (%) Skor
>80 25 4 1
60 < x ≤ 80 50 4 2
40 < x ≤ 60 75 4 3
≤ 40 100 4 4
Dari tabel standar perhitungan rasio beban operasi anggota
terhadap SHU Kotor diatas, terlihat bahwa rasio modal pada tahun
2014 sampai dengan tahun 2016 rasio modal yang diperoleh diberi
nilai 50 karena rasio 66%, 73% dan 77% masuk kedalam kategori rasio
60 < x ≤ 80, maka dari itu nilai yang diperoleh adalah 100. Setelah itu,
nilai tersebut nantinya akan dikalikan bobot sebesar 4% sesuai dengan
Perdep no.16 tahun 2016. Berikut perhitungannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Tabel V.60. Skor rasio beban usaha terhadap SHU kotor
Tahun
Nilai Bobot (%) Skor
(dari tabel 5.59) (dari Perdep no. 16
tahun 2016) (Nilai x Bobot)
2014 50 4 2
2015 50 4 2
2016 50 4 2
Dari hasil analisis diatas terlihat bahwa skor yang diperoleh KSP
Wisuda Guna Raharja untuk rasio beban usaha terhadap SHU kotor
dari tahun 2014 sampai 2016 adalah 2,00. Hal ini dikarenakan,masih
besarnya biaya usaha yang harus dibayar atau dikeluarkan KSP
Wisuda Guna Raharja dalam kegiatan operasional, sehingga
mempengaruhi besarnya SHU yang akan diberikan oleh koperasi
kepada anggotanya. Hal inilah yang menyebabkan skor rasio beban
usaha terhadap SHU kotor memperoleh skor sebesar 2,00.
(c) Rasio efisiensi pelayanan
Untuk menghitung rasio efisiensi pelayanan menggunakan rumus
sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Berikut perhitungan rasio efisiensi pelayanan dari tahun ke tahun:
Tabel V.61. Hasil Perhitungan Rasio efisiensi pelayanan
Tahun Biaya karyawan (Rp) Volume Pinjaman (Rp) Rasio (%)
2014 1.731.893.445 66.708.497.246 2,60%
2015 2.340.492.507 74.469.183.068 3,14%
2016 2.520.096.478 70.930.892.265 3,55%
Setelah dilakukan analisis perhitungan rasio, langkah selanjutnya
adalah penentuan nilai dari angka rasio dari tahun 2014-2016. Berikut
ini ketentuan dalam pemberian nilai rasio.
Tabel V.62. Standar perhitungan rasio efisiensi pelayanan
Rasio Efisiensi Staf (%) Nilai Bobot (%) Skor
< 5 100 2 2.0
5 < x < 10 75 2 1.5
10 ≤ x ≤ 15 50 2 1.0
> 15 0 2 0.0
Dari tabel standar perhitungan rasio efisiensi pelayanan diatas,
terlihat bahwa rasio modal pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016
rasio modal yang diperoleh diberi nilai 100 karena rasio 2,60%, 3,14%
dan 3,55% masuk kedalam kategori rasio < 5, maka dari itu nilai yang
diperoleh adalah 100. Setelah itu, nilai tersebut nantinya akan
dikalikan bobot sebesar 2% sesuai dengan Perdep no.16 tahun 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Berikut perhitungannya.
Tabel V.63. Skor rasio efisiensi pelayanan
Tahun
Nilai Bobot (%) Skor
(dari tabel 5.62) (dari Perdep no. 16
tahun 2016) (Nilai x Bobot)
2014 100 2 2
2015 100 2 2
2016 100 2 2
Dari hasil analisis terlihat bahwa skor untuk rasio efisiensi
pelayanan yang diperoleh KSP Wisuda Guna Raharja dari tahun ke
tahun mendapat skor sebesar 2,00. Hal ini menunjukkan bahwa biaya
karyawan yang dikeluarkan oleh koperasi untuk membayar gaji
karyawan sepadan dengan banyaknya pinjaman yang dilakukan oleh
anggota koperasi. Hal ini dikarenakan, dalam memberikan pelayanan
pinjaman, karyawan KSP Wisuda Guna Raharja mampu menarik
minat anggota untuk meminjam dan menggunakan dana pinjaman
yang disediakan koperasi. Oleh sebab itu, KSP Wisuda Guna Rahrja
untuk rasio efisiensi pelayanan memperoleh skor sebesar 2,00.
Setelah melakukan analisis kesehatan untuk aspek efisiensi, maka
skor diatas dijumlahkan untuk memperoleh skor total untuk aspek
efisiensi. Berikut ini skor yang diperoleh KSP Wisuda Guna Raharja
untuk aspek efisiensi dari tahun ke tahun adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Tabel V.64. Skor total aspek efisiensi
Skor untuk aspek efisiensi 2014 2015 2016
Skor rasio beban operasi anggota
terhadap partisipasi bruto 4,00 4,00 4,00
Skor Rasio beban usaha terhadap SHU
kotor 2,00 2,00 2,00
Skor rasio efisiensi pelayanan 2,00 2,00 2,00
Skor aspek efisiensi 8,00 8,00 8,00
Jadi, skor untuk aspek efisiensi dari tahun 2014 sampai 2016
sebesar 8,00.
e. Likuiditas
Likuiditas merupakan kemampuan koperasi untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya kepada anggotanya. Untuk melakukan
penilaian likuiditas terhadap KSP Wisuda Guna Raharja didasarkan pada 2
rasio yakni:
(a) Rasio Kas Bank terhadap Kewajiban Lancar
Untuk menghitung rasio Kas Bank terhadap kewajiban lancar
menggunakan rumus sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Berikut perhitungan rasio kas bank terhadap kewajiban lancar dari
tahun ke tahun:
Tabel V.65. Hasil Perhitungan Rasio Kas Bank terhadap Kewajiban
Lancar
Tahun Kas + Bank (Rp) Kewajiban Lancar (Rp) Rasio (%)
2014 14.889.584.170 75.136.825.274 20%
2015 19.001.961.421 92.648.663.212 21%
2016 20.048.219.747 95.987.144.444 21%
Setelah dilakukan analisis perhitungan rasio, langkah selanjutnya
adalah penentuan nilai dari angka rasio dari tahun 2014-2016. Berikut
ini ketentuan dalam pemberian nilai rasio.
Tabel V.66. Standar Perhitungan Rasio Kas Bank terhadap Kewajiban
Lancar
Rasio Kas (%) Nilai Bobot (%) Skor
≤ 10 25 10 2.5
10 < x ≤ 15 100 10 10
15 < x ≤ 20 50 10 5
> 20 25 10 2.5
Dari tabel standar perhitungan rasio Kas Bank terhadap Kewajiban
Lancar diatas, terlihat bahwa rasio modal pada tahun 2014 sebesar
20% mendapat nilai 50 karena rasio tersebut masuk ke dalam kategori
rasio 15 < x ≤ 20, sedangkan untuk tahun 2015 dan 2016 mendapat
nilai 25 karena rasio 21% pada tahun 2015 dan 2016 masuk kedalam
kategori rasio > 20. Setelah itu, nilai tersebut nantinya akan dikalikan
bobot sebesar 10% sesuai dengan Perdep no.16 tahun 2016. Berikut
perhitungannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Tabel V.67. Skor rasio Kas Bank terhadap Kewajiban Lancar
Tahun
Nilai Bobot (%) Skor
(dari tabel 5.66) (dari Perdep no. 16
tahun 2016) (Nilai x Bobot)
2014 50 10 5
2015 25 10 2,5
2016 25 10 2,5
Dari hasil analisis diatas, terlihat bahwa skor untuk rasio kas
dan bank terhadap kewajiban lancar pada tahun 2014 skornya adalah
5,00 dan masuk kedalam predikat cukup sehat, sedangkan tahun 2015
dan 2016 skornya 2,5 dan masuk kedalam predikat dalam pengawasan
khusus. Hal ini disebabkan karena jumlah kewajiban yang harus
dibayar oleh KSP Wisuda Guna Raharja masih sangat tinggi
dibandingkan dengan jumlah uang yang dimiliki oleh KSP Wisuda
Guna Raharja. Hal inilah yang menyebabkan skor kas dan bank
terhadap kewajiban lancar yang diperoleh koperasi pada tahun 2014
sebesar 5,00 sedangkan tahun 2015 dan 2016 mendapat skor sebesar
2,50.
(b) Rasio Pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima
Untuk menghitung rasio pinjaman yang diberikan terhadap
dana yang diterima menggunakan rumus sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Berikut perhitungan rasio pinjaman yang diberikan terhadap
dana yang diterima dari tahun ke tahun :
Tabel V.68. Hasil Perhitungan Rasio pinjaman yang diberikan
terhadap dana yang diterima
Tahun Pinjaman yang
diberikan (Rp)
Dana yang diterima
(Rp) Rasio (%)
2014 66.708.497.246 84.377.017.092 79,06%
2015 74.469.183.068 93.499.514.179 79,65%
2016 70.930.892.265 91.523.204.282 77,50%
Setelah dilakukan analisis perhitungan rasio, langkah selanjutnya
adalah penentuan nilai dari angka rasio dari tahun 2014-2016. Berikut
ini ketentuan dalam pemberian nilai rasio.
Tabel V.69. Standar perhitungan rasio pinjaman yang diberikan
terhadap dana yang diterima
Rasio Pinjaman (%) Nilai Bobot (%) Skor
< 60 25 5 1.25
60 ≤ x < 70 50 5 2.5
70 ≤ x < 80 75 5 3.75
80 ≤ x <90 100 5 5
Dari tabel standar perhitungan rasio pinjaman yang diberikan
terhadap dana yang diterima diatas, terlihat bahwa rasio modal pada
tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 mendapat nilai 75 karena
79,06%, 79,65% dan 77,50% masuk kedalam kategori rasio 70 ≤ x <
80. Setelah nilai telah diketahui, nilai tersebut nantinya akan dikalikan
bobot sebesar 5% sesuai dengan Perdep no.16 tahun 2016. Berikut
perhitungannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Tabel V.70. Skor rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang
diterima
Tahun
Nilai Bobot (%) Skor
(dari tabel 5.69) (dari Perdep no. 16
tahun 2016) (Nilai x Bobot)
2014 75 5 3,75
2015 75 5 3,75
2016 75 5 3,75
Dari hasil analisis untuk rasio pinjaman yang diberikan terhadap
dana yang diterima, KSP Wisuda Guna Raharja memperoleh skor
sebesar 3,75 dan masuk kedalam predikat sehat. Hal ini dikarenakan
jika 5,00 yang merupakan skor maksimal untuk rasio pinjaman yang
diberikan terhadap dana yang diterima dibagi dengan 3,75 (skor yang
diperoleh KSP) kemudian dikalikan dengan 15 yang adalah total skor
dari aspek likuiditas dan dikurangi 100 (nilai maksimum), hasilnya
adalah 80 dan skor ini masuk kedalam predikat sehat yang rangenya 80
≤ x ≤ 100. Selain itu, skor ini menunjukkan bahwa jumlah pinjaman
yang diberikan kepada anggota koperasi oleh KSP Wisuda Guna
Raharja masih rendah dibandingkan dengan jumlah dana yang
diterima. Hal ini disebabkan karena kurangnya minat anggota koperasi
untuk melakukan pinjaman di koperasi. Oleh karena itu, skor rasio
pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima memperoleh
3,75.
Setelah melakukan analisis kesehatan untuk aspek likuiditas, maka
skor diatas dijumlahkan untuk memperoleh skor total untuk aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
likuiditas. Berikut ini skor yang diperoleh KSP Wisuda Guna Raharja
untuk aspek likuidtas dari tahun ke tahun adalah sebagai berikut.
Tabel V.71. Skor total aspek likuiditas
Skor untuk aspek likuiditas (%) 2014 2015 2016
Skor rasio Kas Bank terhadap
KewajibanLancar 5,00 2,50 2,50
Skor Pinjaman yang diberikan
terhadap Dana yang diterima 3,75 3,75 3,75
Skor aspek likuiditas (%) 8,75 6,25 6,25
Jadi, skor untuk aspek likuiditas tahun 2014 sebesar 8,75%; tahun
2015 sebesar 6,25%; dan tahun 2016 sebesar 6,25%.
f. Kemandirian dan Pertumbuhan
Kemandirian dan pertumbuhan menunjukkan seberapa jauh koperasi
dapat menghasilkan laba dan mandiri dalam perihal permodalannya. Untuk
melakukan penilaian kemandirian dan pertumbuhan terhadap KSP Wisuda
Guna Raharja harus didasarkan pada 3 rasio antara lain:
(a) Rasio rentabilitas aset
Untuk menghitung rasio rentabilitas aset menggunakan rumus
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Berikut perhitungan rasio rentabilitas aset dari tahun ke tahun:
Tabel V.72. Hasil Perhitungan rasio rentabilitas aset
Tahun SHU sebelum pajak (Rp) Total aset (Rp) Rasio (%)
2014 797.222.114 91.071.138.813 0,88%
2015 338.856.180 110.238.636.704 0,31%
2016 563.224.255 114.839.111.120 0,49%
Setelah dilakukan analisis perhitungan rasio, langkah selanjutnya
adalah penentuan nilai dari angka rasio dari tahun 2014-2016. Berikut
ini ketentuan dalam pemberian nilai rasio.
Tabel V.73. Standar perhitungan rasio rentabilitas aset
Rasio Rentabilitas Aset (%) Nilai Bobot (%) Skor
< 5 25 3 0.75
5 ≤ x < 7.5 50 3 1.50
7.5 ≤ x < 10 75 3 2.25
≥ 10 100 3 3.00
Dari tabel standar perhitungan rasio rentabilitas aset diatas, terlihat
bahwa rasio modal pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016
mendapat nilai 25 karena 0,88%, 0,31% dan 0,49% masuk kedalam
kategori rasio < 5. Setelah nilai telah diketahui, nilai tersebut nantinya
akan dikalikan bobot sebesar 3% sesuai dengan Perdep no.16 tahun
2016. Berikut perhitungannya.
Tabel V.74. Skor rasio rentabilitas aset
Tahun
Nilai Bobot (%) Skor
(dari tabel 5.73) (dari Perdep no. 16
tahun 2016) (Nilai x Bobot)
2014 25 3 0,75
2015 25 3 0,75
2016 25 3 0,75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Dari hasil analisis diatas terlihat bahwa skor untuk rasio
rentabilitas asset yang dimiliki oleh KSP Wisuda Guna Raharja dari
tahun 2014 sampai 2016 adalah 0,75 dan skor tersebut masuk kedalam
predikat dalam pengawasan. Hal ini dikarenakan jika 3,00 yang
merupakan skor maksimal untuk rasio rentabilitas asset dibagi dengan
0,75 (skor yang diperoleh KSP) dan dikalikan dengan 10 yang adalah
total skor aspek kemandirian dan pertumbuhan kemudian dikurangi
100 (nilai maksimum), hasilnya adalah 60 dan masuk kedalam predikat
dalam pengawasan yang rangenya 51,00 ≤ x < 66. Selain itu, 0,75 juga
menunjukkan bahwa KSP Wisuda Guna Raharja SHU yang akan
diberikan kepada anggota koperasi masih sangat kecil dibandingkan
dengan asset yang dimiliki KSP Wisuda Guna Raharja. Hal ini
disebabkan karena SHU yang dibagikan oleh KSP Wisuda Guna
Raharja kepada anggotanya masih harus dikurangi dengan biaya yang
harus dibayar anggota setiap melakukan kegiatan simpan pinjam di
koperasi. Maka dari itu, skor rasio rentabilitas asset yang diperoleh
KSP Wisuda Guna Raharja dari tahun ke tahun memperoleh skor
sebesar 0,75 dengan predikat dalam pengawasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
(b) Rasio rentabilitas modal sendiri
Untuk menghitung rasio rentabilitas modal sendiri menggunakan
rumus sebagai berikut:
Berikut perhitungan rasio rentabilitas modal sendiri dari tahun ke
tahun:
Tabel V.75. Hasil perhitungan rentabilitas modal sendiri
Tahun SHU bagian anggota
(Rp)
Total modal sendiri
(Rp)
Rasio
(%)
2014 641.118.914 15.934.313.539 4%
2015 238.171.680 17.589.973.492 1%
2016 520.807.569 18.851.966.676 3%
Setelah dilakukan analisis perhitungan rasio, langkah selanjutnya
adalah penentuan nilai dari angka rasio dari tahun 2014-2016. Berikut
ini ketentuan dalam pemberian nilai rasio.
Tabel V.76. Standar perhitungan rasio rentabilitas modal sendiri
Rasio Rentabilitas Ekuitas (%) Nilai Bobot (%) Skor
< 3 25 3 0.75
3 ≤ x < 4 50 3 1.50
4 ≤ x < 5 75 3 2.25
≥ 5 100 3 3.00
Dari tabel standar perhitungan rasio rentabilitas modal sendiri
diatas, terlihat bahwa rasio modal pada tahun 2014 dan tahun 2016
diberi nilai 50 karena rasio 4% pada tahun 2014 dan rasio 3% untuk
tahun 2016 masuk kedalam kategori rasio 3 ≤ x < 4, sedangkan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
tahun 2015, rasio 1 % diberi nilai 25 karena rasio modal 1 % masuk ke
dalam kategori rasio < 3%. Setelah nilai telah diketahui, nilai tersebut
nantinya akan dikalikan bobot sebesar 3% sesuai dengan Perdep no.16
tahun 2016. Berikut perhitungannya.
Tabel V.77. Skor rasio rentabilitas modal sendiri
Tahun
Nilai Bobot (%) Skor
(dari tabel 5.76) (dari Perdep no. 16
tahun 2016) (Nilai x Bobot)
2014 50 3 1,50
2015 25 3 0,75
2016 50 3 1,50
Dari hasil analisis diatas terlihat bahwa skor yang diperoleh KSP
Wisuda Guna Raharja untuk rasio rentabilitas modal sendiri pada
tahun 2014 dan 2016 skor rasio yang diperoleh sebesar 1,50 serta
tahun 2015, skor rasio yang diperoleh KSP Wisuda Guna Raharja
sebesar 0,75 dan skor tersebut masuk kedalam predikat dalam
pengawasan.Hal ini menunjukkan bahwa SHU yang dibagikan kepada
anggota belum sebanding dengan modal koperasi dalam bentuk
simpanan yang anggota simpan di koperasi. Hal ini dikarenakan, SHU
yang diterima anggota masih harus dikurangi dengan biaya untuk
kegiatan simapan pinjam yang dilakukan anggota koperasi. Oleh
karena itu, skor untuk rasio rentabilitas modal sendiri pada tahun 2014
dan 2016 sebesar 1,50 sedangkan tahun 2015 sebesar 0,75.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
(c) Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan
Untuk menghitung rasio Kemandirian Operasional Pelayanan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Berikut perhitungan rasio Kemandirian Operasional Pelayanan
dari tahun ke tahun.
Tabel V.78. Hasil Perhitungan Rasio kemandirian operasional
pelayanan
Tahun Partisipasi Neto (Rp) Beban Usaha + Beban
Perkoperasian (Rp) Rasio (%)
2014 5.024.516.653 4.832.888.045 104%
2015 4.638.999.060 5.313.712.297 87%
2016 4.054.016.013 4.536.267.027 89%
Setelah dilakukan analisis perhitungan rasio, langkah selanjutnya
adalah penentuan nilai dari angka rasio dari tahun 2014-2016. Berikut
ini ketentuan dalam pemberian nilai rasio.
Tabel V.79. Standar perhitungan rasio kemandirian operasional
pelayanan
Rasio Kemandirian Operasional (%) Nilai Bobot (%) Skor
≤ 100 0 4 0
> 100 100 4 4
Dari tabel standar perhitungan rasio kemandirian operasional
pelayanan diatas, terlihat bahwa rasio modal pada tahun 2014 sebesar
104% diberi nilai 100 karena rasio 104% masuk kedalam kategori
rasio kemandirian operasional >100%, sedangkan untuk tahun 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
dan 2016, rasio 87% dan 89% diberi nilai 0 karena rasio tersebut
masuk ke dalam kategori rasio kemandirian operasional ≤ 100. Setelah
nilai telah diketahui, nilai tersebut nantinya akan dikalikan bobot
sebesar 4% sesuai dengan Perdep no.16 tahun 2016. Berikut
perhitungannya.
Tabel V.80. Skor rasio Kemandirian Operasional Pelayanan
Tahun
Nilai Bobot (%) Skor
(dari tabel 5.79) (dari Perdep no. 16
tahun 2016) (Nilai x Bobot)
2014 100 4 4
2015 0 4 0
2016 0 4 0
Dari hasil analisis skor untuk rasio kemandirian operasional
pelayanan terlihat bahwa skor rasio yang diperoleh KSP Wisuda Guna
Raharja ada yang maksimal yakni pada tahun 2014 memperoleh skor
rasio sebesar 4,00 dengan predikat sehat dan pada tahun 2015 dan
2016 skor rasionya sebesar 0,00 dengan predikat dalam pengawasan.
Skor pada tahun 2015 dan 2016 memperoleh skor 0,00 dan
memperoleh predikat dalam pengawasan karena biaya yang
dikeluarkan oleh koperasi untuk usaha dan perkoperasian tidak
sebanding dengan partisipasi yang diberikan anggota kepada koperasi.
Hal ini disebabkan besarnya biaya pokok yang masih harus dibayar
oleh koperasi besar namun partisipasi dari anggota KSP masih kurang
dalam kegiatan operasional koperasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Setelah melakukan analisis kesehatan untuk aspek kemandirian
dan pertumbuhan, maka skor diatas dijumlahkan untuk memperoleh
skor total untuk aspek kemandirian dan pertumbuhan. Berikut ini skor
yang diperoleh KSP Wisuda Guna Raharja untuk aspek kemandirian
dan pertumbuhan dari tahun ke tahun adalah sebagai berikut.
Tabel V.81. Skor total aspek kemandirian dan pertumbuhan
Skor untuk aspek kemandirian dan
pertumbuhan (%) 2014 2015 2016
Skor rasio rentabilitas aset 0,75 0,75 0,75
Skor rasio rentabilitas modal sendiri 1,50 0,75 1,50
Skor rasio Kemandirian Operasional
Pelayanan 4,00 0,00 0,00
Skor aspek kemandirian dan
pertumbuhan (%) 6,25 1,50 2,25
Jadi, skor aspek kemandirian dan pertumbuhan tahun 2014 sebesar
6,25%; tahun 2015 sebesar 1,50%; dan tahun 2016 sebesar 2,25%.
g. Jati Diri Koperasi
Tujuan dilakukannya penilaian terhadap jati diri koperasi yaitu untuk
mengetahui seberapa besarkah koperasi dapat mencapai tujuannya dalam
mempromosikan anggotanya. Untuk melakukan penilaian jati diri koperasi
terhadap KSP Wisuda Guna Raharja didasarkan pada 2 rasio yakni:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
(a) Rasio Partisipasi bruto
Untuk menghitung rasio Partisipasi bruto menggunakan rumus
sebagai berikut:
Berikut perhitungan rasio Partisipasi bruto dari tahun ke tahun:
Tabel V.82. Hasil Perhitungan Rasio partisipasi bruto
Tahun Partisipasi Bruto
(Rp)
Partisipasi Bruto + pendapatan
(Rp)
Rasio
(%)
2014 11.772.309.624 12.377.903.130 95,11
2015 12.235.060.956 13.248.630.373 92,35
2016 11.738.537.032 12.784.012.301 91,82
Setelah dilakukan analisis perhitungan rasio, langkah selanjutnya
adalah penentuan nilai dari angka rasio dari tahun 2014-2016. Berikut
ini ketentuan dalam pemberian nilai rasio.
Tabel V.83. Standar perhitungan rasio partisipasi bruto
Rasio Partisipasi Bruto (%) Nilai Bobot (%) Skor
≤ 25 25 7 1.75
25 < x ≤ 50 50 7 3.50
50 < x ≤ 75 75 7 5.25
> 75 100 7 7.00
Dari tabel standar perhitungan rasio partisipasi bruto diatas,
terlihat bahwa rasio modal pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016
diberi nilai 100 karena rasio 95,11%, 92,35% dan 91,82% masuk ke
dalam kategori rasio partisipasi bruto > 75%, maka dari itu dari tahun
2014 sampai 2016 rasionya diberi nilai 100. Setelah nilai telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
diketahui, nilai tersebut nantinya akan dikalikan bobot sebesar 7%
sesuai dengan Perdep no.16 tahun 2016. Berikut perhitungannya.
Tabel V.84. Skor rasio Partisipasi bruto
Tahun
Nilai Bobot (%) Skor
(dari tabel 5.83) (dari Perdep no. 16
tahun 2016) (Nilai x Bobot)
2014 100 7 7
2015 100 7 7
2016 100 7 7
Dari hasil analisis diatas terlihat bahwa skor untuk rasio partisipasi
bruto yang diperoleh KSP Wisuda Guna Raharja dari tahun ke tahun
yakni 7,00 dengan predikat sehat. Hal ini dikarenakan jika 7,00 yang
merupakan skor maksimal untuk rasio partisipasi bruto dibagi dengan
7,00 (skor yang diperoleh KSP) dan dikalikan dengan 10 yang adalah
total skor dari aspek jati diri koperasi kemudian dikurangi 100 (nilai
maksimum), hasilnya adalah 90 dan masuk dalam predikat sehat yang
rangenya 80 ≤ x ≤ 100. Selain itu, skor 7,00 menunjukkan bahwa KSP
Wisuda Guna Raharja mampu melayani dan menarik minat anggota
untuk meminjam di KSP Wisuda Guna Raharja, sehingga jumlah
partisipasi bruto dan pendapatan yang diterima oleh KSP Wisuda Guna
Raharja bertambah. Hal inilah yang menyebabkan skor untuk rasio
partisipasi bruto yang diperoleh KSP Wisuda Guna Raharja mendapat
skor 7,00.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
(b) Rasio Promosi Ekonomi Anggota
Untuk menghitung rasio Promosi Ekonomi Anggota
menggunakan rumus sebagai berikut:
Berikut perhitungan rasio Promosi Ekonomi Anggota dari tahun ke
tahun:
Tabel V.85. Hasil Perhitungan Rasio Promosi Ekonomi Anggota
Tahun PEA (Rp) Simpanan Pokok +
Simpanan Wajib (Rp)
Rasio
(%)
2014 12.413.428.538 10.292.517.315 121%
2015 12.473.232.636 11.442.220.264 109%
2016 12.259.344.601 11.805.368.320 104%
Setelah dilakukan analisis perhitungan rasio, langkah selanjutnya
adalah penentuan nilai dari angka rasio dari tahun 2014-2016. Berikut
ini ketentuan dalam pemberian nilai rasio.
Tabel V.86. Standar perhitungan rasio Promosi Ekonomi Anggota
Rasio PEA (%) Nilai Bobot (%) Skor
≤ 5 0 3 0.00
5 < x ≤ 7.5 50 3 1.50
7.5 < x ≤ 10 75 3 2.25
> 10 100 3 3.00
Dari tabel standar perhitungan rasio Promosi Ekonomi Anggota
diatas, terlihat bahwa rasio modal pada tahun 2014 sampai dengan
tahun 2016 diberi nilai 100 karena rasio 121%, 109% dan 104% masuk
ke dalam kategori rasio partisipasi bruto > 10%, maka dari itu dari
tahun 2014 sampai 2016 rasionya diberi nilai 100. Setelah nilai telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
diketahui, nilai tersebut nantinya akan dikalikan bobot sebesar 3%
sesuai dengan Perdep no.16 tahun 2016. Berikut perhitungannya.
Tabel V.87. Skor rasio Promosi Ekonomi Anggota
Tahun
Nilai Bobot (%) Skor
(dari tabel 5.86) (dari Perdep no. 16
tahun 2016) (Nilai x Bobot)
2014 100 3 3,00
2015 100 3 3,00
2016 100 3 3,00
Dari hasil analisis diatas terlihat bahwa skor untuk rasio promosi
ekonomi anggota yang diperoleh KSP Wisuda Guna Raharja dari
tahun ke tahun memperoleh skor sebesar 3,00 dengan predikat sehat.
Hal ini dikarenakan jika 3,00 yang merupakan skor maksimal untuk
rasio partisipasi bruto dibagi dengan 3,00 (skor yang diperoleh KSP)
dan dikalikan dengan 10 yang adalah total skor dari aspek jati diri
koperasi kemudian dikurangi 100 (nilai maksimum), hasilnya adalah
90 dan masuk dalam predikat sehat yang rangenya 80 ≤ x ≤ 100. Selain
itu, skor 3,00 menunjukkan bahwa promosi ekonomi anggota di KSP
Wisuda Guna Raharja sudah sangat baik yakni para anggota maupun
calon anggota dari KSP Wisuda Guna Raharja dalam melakukan
transaksi (simpan pinjam) sudah merasakan manfaat ekonominya
diantaranya SHU yang diperoleh anggota atau calon anggota sudah
sebanding dengan partisipasi yang dilakukannya di KSP Wisuda Guna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Raharja. Hal inilah yang menyebabkan skor rasio promosi ekonomi
anggota memperoleh skor sebesar 3,00 dengan predikat sehat.
Setelah melakukan analisis kesehatan untuk aspek jati diri
koperasi, maka skor diatas dijumlahkan untuk memperoleh skor total
untuk aspek jati diri koperasi. Berikut ini skor yang diperoleh KSP
Wisuda Guna Raharja untuk aspek jati diri koperasi dari tahun ke
tahun adalah sebagai berikut.
Tabel V.88. Skor aspek jati diri koperasi
Skor Rasio untuk aspek jati diri
koperasi (%) 2014 2015 2016
Skor rasio Partisipasi bruto 7,00 7,00 7,00
Skor rasio Promosi Ekonomi Anggota 3,00 3,00 3,00
Skor aspek jati diri koperasi (%) 10,00 10,00 10,00
Jadi, skor aspek jati diri koperasi dari tahun 2014 sampai tahun
2016 sebesar 10,00%.
Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan KSP Wisuda Guna Raharja
Setelah skor masing – masing aspek penilaian kesehatan per tahun telah
diketahui, maka skor tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan skor
keseluruhan aspek penilaian dan kemudian dimasukkan ke dalam 4 kategori
yaitu sehat, cukup sehat, dalam pengawasan dan dalam pengawasan khusus.
Namun, tingkat kesehatan KSP Wisuda Guna Raharja akan dipisahkan
menurut tahun yakni tingkat kesehatan tahun 2014, tahun 2015 dan 2016.
Berikut analisis Penilaian tingkat kesehatan KSP Wisuda Guna Raharja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Tabel V.89. Tingkat Kesehatan KSP Wisuda Guna Raharja dari tahun 2014
sampai tahun 2016
No. Aspek penilaian kesehatan Skor aspek
2014 2015 2016
1 Permodalan 8,70 8,30 8,30
2 Kualitas Aktiva Produktif 17,75 16,75 15,25
3 Manajemen 14,00 14,00 14,00
4 Efisiensi 8,00 8,00 8,00
5 Likuiditas 8,75 6,25 6,25
6 Kemandirian dan pertumbuhan 6,25 1,50 2,25
7 Jati diri koperasi 10,00 10,00 10,00
Total skor aspek penilaian kesehatan 73,45 64,80 64,05
Dari hasil analisis tingkat kesehatan, skor aspek penilaian kesehatan KSP
Wisuda Guna Raharja pada tahun 2014 adalah 73,45 yang mana menunjukkan
bahwa KSP dalam keadaan cukup sehat yakni berkisar antara 66,00 ≤ x <
80,00, sedangkan pada tahun 2015 dan 2016, skor aspek penilaian kesehatan
KSP adalah 64,80 dan 64,05 yang mana menunjukkan bahwa kondisi
kesehatan KSP Wisuda Guna Raharja dalam pengawasan yakni berkisar
antara 51 ≤ x < 66. Hal ini disebabkan karena masih terdapat rasio aspek
penilaian yang memperoleh skor yang kurang maksimal seperti 3 rasio dalam
aspek kemandirian dan pertumbuhan yang masih memperoleh skor yang
rendah dikarenakan kurangnya partisipasi anggota koperasi atau masih
terdapat pinjaman baik yang bermasalah maupun pinjaman yang berisiko.
Selain itu, karena KSP Wisuda Guna Raharja masih memfokuskan untuk
membangun jati diri koperasinya dimata calon anggotanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
2. Analisis Masalah 2
Untuk menjawab rumusan masalah 2 yang dikemukakan dalam bab I
yakni “Apakah kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja dari
tahun 2014-2016 mengalami peningkatan?”, maka peneliti akan melakukan
analisis trend terhadap data analisis kesehatan Koperasi Simpan Pinjam
Wisuda Guna Raharja dari tahun ke tahun yang mana dilakukan dengan cara
membandingkan tahun sebelumnya dengan tahun berjalan koperasi. Rumus
dalam melakukan analisis trend adalah Y = a + bX, dimana Y adalah
persentase skor dari kesehatan keuangan dari tahun 2014-2016 dan X adalah
tahun. Untuk mencari nilai konstanta (a) diperoleh dari ƩY/n dan (b) diperoleh
dari ƩXY/ƩX2. Berikut ini analisis trendnya.
a. Aspek permodalan
Analisis trend untuk aspek permodalan adalah sebagai berikut:
Tabel V.90. Analisis trend untuk aspek permodalan
Tahun X Y X2 XY
2014 -1 8,70 1 -8,70
2015 0 8,30 0 0
2016 1 8,30 1 8,30
n = 3 0 25,30 2 - 0,40
a =
b =
=
=
=8,43 = - 0,20
Y = 8,43 – 0,20X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Dari hasil analisis trend untuk aspek permodalan diatas menunjukkan
bahwa kesehatan permodalan KSP Wisuda Guna Raharja dari tahun 2014
sampai 2016 mengalami penurunansetiap tahunnya. Hal ini ditunjukkan
dari hasil koefisien b yang menunjukkan hasil sebesar - 0,20 yang artinya
bahwa kesehatan koperasi telah mengalami penurunan, namun masih
dalam klasifikasi yang cukup sehat karena skor kesehatan pada tahun 2016
yakni 8,30 mengalami penurunan dari 8,70 pada tahun 2014 dan skor ini
masih masuk ke dalam kategori cukup sehat yang rangenya 5 ≤ X< 10.
Penurunan kondisi kesehatan KSP Wisuda Guna Raharja dari tahun ke
tahun disebabkan karena modal yang dimiliki oleh KSP Wisuda Guna
Raharja masih lebih kecil jumlahnya dari asset yang ada dan menunjukkan
bahwa modal yang dimiliki koperasi baru bisa membiayai seperempat
biaya untuk pengembangan asset yang dimiliki.
b. Aspek kualitas aktiva produktif
Analisis trend untuk aspek kualitas aktiva produktif adalah sebagai berikut:
Tabel V.91. Analisis trend untuk aspek kualitas aktiva produktif
Tahun X Y X2 XY
2014 -1 17,75 1 -17,75
2015 0 16,75 0 0
2016 1 15,25 1 15,25
n = 3 0 49,75 2 -2,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
a =
b =
=
=
=17 = - 1,25
Y = 17- 1,25X
Dari hasil analisis trend untuk aspek kualitas aktiva produktif terlihat
bahwa kondisi kesehatan KSP Wisuda Guna Raharja untuk kualitas aktiva
produktif dari tahun 2014 sampai 2016 mengalami penurunan setiap
tahunnya. Hal ini ditunjukkan dari koefisien b yang menunjukkan hasil
sebesar -1,25 yang artinya bahwa kesehatan koperasi telah mengalami
penurunan dari klasifikasi sehat ke dalam klasifikasi cukup sehat karena
skor kesehatan pada tahun 2016 yakni 15,25 mengalami penurunan dari
17,75 pada tahun 2014 yang mana skor kesehatan 17,75 masuk ke dalam
kategori sehat yang rangenya 17 ≤ X ≤ 25, sedangkan skor kesehatan
15,25 pada tahun 2016 masuk ke dalam kategori cukup sehat yang
rangenya 9 ≤ X< 17. Penurunan kondisi kesehatan KSP Wisuda Guna
Raharja disebabkan karena dalam KSP Wisuda Guna Raharja masih
memiliki pinjaman yang berisiko dan pinjaman bermasalah yang
jumlahnya cukup besar dibandingkan dengan cadangan risiko yang dimiliki
oleh koperasi dan jumlah pinjaman yang diberikan. Oleh sebab itu, banyak
rasio dari aspek penilaian kualitas aktiva produktif mendapatkan skor yang
rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
c. Aspek Manajemen
Analisis trend untuk aspek manajemen adalah sebagai berikut:
Tabel V.92. Analisis trend untuk aspek manajemen
Tahun X Y X2 XY
2014 -1 14,00 1 -14,00
2015 0 14,00 0 0
2016 1 14,00 1 14,00
n = 3 0 42 2 0
a =
b =
=
=
=14 = 0
Y = 14
Dari hasil analisis trend untuk aspek manajemen KSP Wisuda Guna
Raharja diatas, menunjukkan bahwa kesehatan untuk aspek manajemen
koperasi dari tahun 2014 sampai 2016 stabil dan masuk ke dalam
klasifikasi sehat karena skor kesehatan pada tahun 2014 sampai tahun 2016
stabil dengan skor 14,00 dan skor tersebut masuk ke dalam klasifikasi sehat
dengan range 10 ≤ X ≤ 15. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen dari
KSP Wisuda Guna Raharja menurut Perdep bidang Pengawasan
Kementrian Koperasi dan UKM RI Nomor 06/Per/Dep.6/IV/2016, ada
beberapa bagian dari manajemen KSP Wisuda Guna Raharja yang sudah
bagus kinerjanya dan hanya perlu melakukan perbaikan agar dapat
meningkatkan kesehatan dimasa yang akan datang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
d. Aspek Efisiensi
Analisis trend untuk aspek Efisiensi adalah sebagai berikut:
Tabel V.93. Analisis trend untuk aspek efisiensi
Tahun X Y X2 XY
2014 -1 8,00 1 -8,00
2015 0 8,00 0 0
2016 1 8,00 1 8,00
n = 3 0 24 2 0
a =
b =
=
=
= 8,00 = 0
Y = 8,00
Dari hasil analisis trend diatas menunjukkan bahwa kondisi kesehatan
KSP Wisuda Guna Raharja untuk aspek efisiensi dari tahun 2014 sampai
2016 dalam keadaan stabil dan masuk ke dalam klasifikasi sehat karena
skor kesehatan pada tahun 2014 sampai tahun 2016 stabil dengan skor 8,00
dan skor tersebut masuk ke dalam klasifikasi sehat dengan range 7 ≤ X ≤
10. Kondisi kesehatan KSP Wisuda Guna Raharja dari tahun ke tahun
stabil disebabkan karena dari perhitungan skor rasio untuk aspek efisiensi,
ada beberapa rasio yang memperoleh hasil yang maksimal dan
menunjukkan bahwa pelayanan yang dilakukan oleh KSP Wisuda Guna
Raharja sudah baik dalam mencapai target yang direncanakan dalam hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
memberikan pinjaman dan menarik minat anggota koperasi untuk
melakukan peminjaman di koperasi.
e. Aspek Likuiditas
Analisis trend untuk aspek Likuiditas adalah sebagai berikut:
Tabel V.94. Analisis trend untuk aspek likuiditas
Tahun X Y X2 XY
2014 -1 8,75 1 -8,75
2015 0 6,25 0 0
2016 1 6,25 1 6,25
n = 3 0 21,25 2 -2,5
a =
b =
=
=
= 7,083 = -1,25
Y = 7,08 – 1,25X
Dari hasil analisis trend diatas menunjukkan bahwa kondisi kesehatan
keuangan KSP Wisuda Guna Raharja untuk aspek likuiditas dari tahun
2014 sampai 2016 mengalami penurunan setiap tahunnya. Hal ini
ditunjukkan oleh koefisen b yang memperoleh hasil sebesar –1,25 yang
artinya bahwa kesehatan koperasi telah mengalami penurunan, namun
masih masuk ke dalam klasifikasi cukup sehat karena skor kesehatan pada
tahun 2016 yakni 6,25 mengalami penurunan dari 8,75 yang merupakan
skor kesehatan pada tahun 2014, dan skor kesehatan tersebut yakni 6,25
masih masuk ke dalam kategori cukup sehat yang rangenya 5 ≤ X< 10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Penurunan kondisi kesehatan KSP Wisuda Guna Raharja disebabkan
karena masih rendahnya pinjaman yang diberikan oleh KSP Wisuda Guna
Raharja kepada anggota koperasi dibandingkan dengan dana yang diterima
koperasi yang mana diakibatkan oleh kurangnya minat anggota koperasi
untuk melakukan peminjaman. Selain itu, jika jumlah kas yang ada
dikoperasi dengan yang ada di bank bertambah, ini menandakan bahwa
KSP Wisuda Guna Raharja belum membayar seluruh kewajiban lancar
yang dimiliki.
f. Aspek Kemandirian dan pertumbuhan
Analisis trend untuk aspek kemandirian dan pertumbuhan adalah
sebagai berikut:
Tabel V.95. Analisis trend untuk aspek kemandirian dan pertumbuhan
Tahun X Y X2 XY
2014 -1 6,25 1 - 6,25
2015 0 1,50 0 0
2016 1 2,25 1 2,25
n = 3 0 10 2 -4,00
a =
b =
=
=
= 3,33 = -2,00
Y = 3,33 – 2,00X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Dari hasil analisis trend diatas menunjukkan bahwa kondisi kesehatan
KSP Wisuda Guna Raharja dari segi aspek kemandirian dan pertumbuhan
mengalami penurunansetiap tahunnya. Hal ini ditunjukkan dari hasil
koefisien b yang memperoleh hasil sebesar – 2,00 yang artinya bahwa
kesehatan koperasi telah mengalami penurunan dari klasifikasi cukup sehat
ke dalam klasifikasi kurang sehat karena pada tahun 2016 skor kesehatan
KSP adalah 2,25 yang mana mengalami penurunan dari 6,25 yang
merupakan skor kesehatan KSP pada tahun 2014. Penurunan skor
kesehatan menyebabkan kondisi kesehatan KSP mengalami penurunan
juga menjadi kurang sehat, karena 2,25 skor kesehatan KSP pada tahun
2016 masuk ke dalam range 1 ≤ X< 4, sedangkan pada tahun 2014 yakni
6,25 masuk ke dalam kategori cukup sehat yang rangenya 4 ≤ X< 7.
Penurunan kondisi kesehatan KSP Wisuda Guna Raharja cabang Lombok
disebabkan oleh menurunnya partisipasi anggota terhadap KSP Wisuda
Guna Raharja yang diakibatkan oleh menurunnya SHU yang diterima
anggota yang harus dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan
koperasi berhubungan dengan kegiatan simpan dan pinjam anggota di
koperasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
g. Aspek Jati diri Koperasi
Analisis trend untuk aspek permodalan adalah sebagai berikut:
Tabel V.96. Analisis trend untuk aspek jati diri koperasi
Tahun X Y X2 XY
2014 -1 10,00 1 -10,00
2015 0 10,00 0 0
2016 1 10,00 1 10,00
n = 3 0 30,00 2 0
a =
b =
=
=
= 10,00 = 0
Y = 10,00
Dari hasil analisis trend diatas, menunjukkan bahwa kondisi kesehatan
KSP Wisuda Guna Raharja dari segi aspek jati diri koperasi mengalami
kondisi kesehatan stabil setiap tahunnya dan masuk ke dalam klasifikasi
sehat karena skor kesehatan KSP dari tahun ke tahun sama (stabil) dengan
skor 10,00 dan skor tersebut masuk ke dalam klasifikasi sehat dengan
range 7 ≤ X ≤ 10. Hal ini menunjukkan bahwa KSP Wisuda Guna Raharja
dapat mencapai tujuannya dalam mempromosikan ekonomi dari
anggotanya. Hal ini disebabkan oleh rasio partisipasi bruto dan rasio
promosi ekonomi anggota dari tahun ke tahun tidak mengalami kenaikan
atau penurunan (sama).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Keseluruhan Aspek Penilaian Kesehatan
Analisis trend untuk aspek permodalan adalah sebagai berikut:
Tabel V.97. Analisis trend untuk Keseluruhan aspek penilaian kesehatan
Tahun X Y X2 XY
2014 -1 73,45 1 -73,45
2015 0 64,80 0 0
2016 1 64,05 1 64,05
n = 3 0 202,30 2 -9,4
a =
b =
=
=
= 67,43 = -4,70
Y = 67,43 – 4,70X
Dari analisis trend diatas, menunjukkan bahwa kondisi kesehatan KSP
Wisuda Guna Raharja dari tahun ke tahun mengalami penurunan dari
klasifikasi cukup sehat menjadi kurang sehat karena pada tahun 2014, skor
kesehatan yang diperoleh KSP adalah 73,45 masuk ke dalam kategori cukup
sehat yang rangenya 66 ≤ X< 80, namun pada tahun 2016 mengalami
penurunan menjadi 64,05 dan skor ini masuk ke dalam kategori kurang sehat
yang rangenya 51 ≤ X< 66. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya skor
masing-masing rasio yang diperoleh KSP Wisuda Guna Raharja dalam aspek
penilaian kesehatan yang diakibatkan oleh beberapa faktor yang menyebabkan
kinerja KSP Wisuda Guna Raharja dalam hal memberikan pelayanan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
menarik minat anggota koperasi untuk melakukan kegiatan simpan pinjam
(partisipasi anggota) di KSP Wisuda Guna Raharja masih kurang.
C. Pembahasan
Dari hasil analisis tingkat kesehatan, skor aspek penilaian kesehatan KSP
Wisuda Guna Raharja pada tahun 2014 adalah 73,45 yang mana menunjukkan
bahwa KSP dalam keadaan cukup sehat yakni berkisar antara 66,00 ≤ x < 80,00,
sedangkan pada tahun 2015 dan 2016, skor aspek penilaian kesehatan KSP
adalah 64,80 dan 64,05 yang mana menunjukkan bahwa kondisi kesehatan KSP
Wisuda Guna Raharja dalam pengawasan yakni berkisar antara 51 ≤ x < 66. Hal
ini disebabkan karena masih terdapat rasio aspek penilaian yang memperoleh
skor yang kurang maksimal seperti 3 rasio dalam aspek kemandirian dan
pertumbuhan yang masih memperoleh skor yang rendah dikarenakan kurangnya
partisipasi anggota koperasi atau masih terdapat pinjaman baik yang bermasalah
maupun pinjaman yang berisiko. Selain itu, karena KSP Wisuda Guna Raharja
masih memfokuskan untuk membangun jati diri koperasinya dimata calon
anggotanya. Hal ini menyebabkan kondisi kesehatan KSP Wisuda Guna Raharja
dari tahun ke tahun mengalami penurunan dari klasifikasi cukup sehat menjadi
kurang sehat karena pada tahun 2014, skor kesehatan yang diperoleh KSP adalah
73,45 masuk ke dalam kategori cukup sehat yang rangenya 66 ≤ X< 80, namun
pada tahun 2016 mengalami penurunan menjadi 64,05 dan skor ini masuk ke
dalam kategori kurang sehat yang rangenya 51 ≤ X< 66. Hal ini disebabkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
karena masih rendahnya skor masing-masing rasio yang diperoleh KSP Wisuda
Guna Raharja dalam aspek penilaian kesehatan yang diakibatkan oleh beberapa
faktor yang menyebabkan kinerja KSP Wisuda Guna Raharja dalam hal
memberikan pelayanan dan menarik minat anggota koperasi untuk melakukan
kegiatan simpan pinjam (partisipasi anggota) di KSP Wisuda Guna Raharja
masih kurang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis diatas mengenai kondisi kesehatan KSP dari tahun 2014
sampai 2016 menggunakan analisis dari Perdep bidang Pengawasan Kementrian
Koperasi dan UKM RI NOMOR 06/PER/DEP.6/IV/2016 dan analisis trend yang
digunakan untuk mengetahui apakah kondisi kesehatan KSP mengalami
penurunan atau peningkatan, dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Aspek Penilaian Kesehatan KSP Wisuda Guna Raharja
Dari hasil analisis tingkat kesehatan, skor aspek penilaian kesehatan KSP
Wisuda Guna Raharja pada tahun 2014 adalah 73,45 yang mana menunjukkan
bahwa KSP dalam keadaan cukup sehat yakni berkisar antara 66,00 ≤ x <
80,00, sedangkan pada tahun 2015 dan 2016, skor aspek penilaian kesehatan
KSP adalah 64,80 dan 64,05 yang mana menunjukkan bahwa kondisi
kesehatan KSP Wisuda Guna Raharja dalam pengawasan yakni berkisar
antara 51 ≤ x < 66. Hal ini disebabkan karena masih terdapat rasio aspek
penilaian yang memperoleh skor yang kurang maksimal seperti 3 rasio dalam
aspek kemandirian dan pertumbuhan yang masih memperoleh skor yang
rendah dikarenakan kurangnya partisipasi anggota koperasi atau masih
terdapat pinjaman baik yang bermasalah maupun pinjaman yang berisiko.
Selain itu, karena KSP Wisuda Guna Raharja masih memfokuskan untuk
membangun jati diri koperasinya dimata calon anggotanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
2. Perkembangan Kesehatan KSP Wisuda Guna Raharja
Dari analisis trend diatas, menunjukkan bahwa kondisi kesehatan KSP
Wisuda Guna Raharja dari tahun ke tahun mengalami penurunan dari
klasifikasi cukup sehat menjadi kurang sehat karena pada tahun 2014, skor
kesehatan yang diperoleh KSP adalah 73,45 masuk ke dalam kategori cukup
sehat yang rangenya 66 ≤ X< 80, namun pada tahun 2016 mengalami
penurunan menjadi 64,05 dan skor ini masuk ke dalam kategori kurang sehat
yang rangenya 51 ≤ X< 66. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya skor
masing-masing rasio yang diperoleh KSP Wisuda Guna Raharja dalam aspek
penilaian kesehatan yang diakibatkan oleh beberapa faktor yang
menyebabkankinerja KSP Wisuda Guna Raharja dalam hal memberikan
pelayanan dan menarik minat anggota koperasi untuk melakukan kegiatan
simpan pinjam (partisipasi anggota) di KSP Wisuda Guna Raharja masih
kurang.
B. Keterbatasan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Koperasi Simpan Pinjam
Wisuda Guna Raharja cabang Lombok, penulis menemukan adanya keterbatasan
dalam hasil penelitian yakni sebagai berikut:
1. Hasil penelitian yang diperoleh berupa laporan keuangan KSP Wisuda Guna
Raharja dari tahun 2014-2016 hanya berlaku pada KSP Wisuda Guna Raharja
cabang Lombok tersebut dengan kurun waktu data yang diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
2. Analisis Laporan Keuangan sangat bergantung pada kualitas laporan yang
dibuat oleh KSP Wisuda Guna Raharja sehingga penulis tidak mampu
mendeteksi kelengkapan data dan keadaan yang sesungguhnya. Namun, hasil
dari penelitian yang didapat penulis semua data yang diambil sangat akurat
dari KSP Wisuda Guna Raharja.
3. Laporan keuangan KSP Wisuda Guna Raharja tahun 2014-2016 hanya berupa
laporan neraca dan laporan data pinjaman sehingga hasil yang diperoleh
peneliti sangat subyektif dan tidak memadai.
C. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan yang ada, maka peneliti
mempunyai sejumlah saran untuk:
1. Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja
Saran peneliti untuk KSP Wisuda Guna Raharja adalah sebagai berikut:
a. Untuk aspek permodalan:
Dari hasil analisis yang telah dilakukan oleh penulis, penulis
menemukan bahwa kondisi kesehatan KSP Wisuda Guna Raharja
khususnya dalam aspek permodalan mengalami penurunan, namun masih
dalam klasifikasi yang cukup sehat karena skor kesehatan pada tahun 2014
yakni 8,70 masuk ke dalam kategori cukup sehat yang rangenya 5 ≤ X< 10
dan begitu juga dengan skor kesehatan pada tahun 2016 yang mengalami
penurunan menjadi 8,30 yang masih masuk ke dalam kategori cukup sehat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Jika penurunan ini dibiarkan terjadi oleh KSP Wisuda Guna Raharja, dapat
diprediksi bahwa tahun depan yakni 2017 akan mengalami penurunan juga,
bahkan sampai ke kondisi yang kurang sehat. Oleh karena itu, saran penulis
untuk meningkatkan kondisi kesehatan khususnya dalam aspek permodalan
salah satunya ialah meminimalkan terjadinya pinjaman yang berisiko
dengan cara menyeleksi para peminjam yang ingin melakukan pinjaman di
KSP Wisuda Guna Raharja agar peminjam yang diberikan uang pinjaman
dapat bertanggung jawab atas uang tersebut dan dapat mengembalikan
uang tersebut dengan tepat waktu sesuai dengan perjanjian pinjaman.
b. Untuk aspek kualitas aktiva produktif:
Dari hasil analisis yang telah dilakukan oleh penulis, penulis
menemukan bahwa kondisi kesehatan KSP Wisuda Guna Raharja
khususnya dalam aspek kualitas aktiva produktif mengalami penurunan
dari klasifikasi sehat ke dalam klasifikasi cukup sehat karena skor
kesehatan pada tahun 2014 yakni 17,75 masuk ke dalam kategori sehat
yang rangenya 17 ≤ X ≤ 25, namun pada tahun 2016 mengalami penurunan
menjadi 15,25 yang mana skor tersebut masuk ke dalam kategori cukup
sehat yang rangenya 9 ≤ X< 17. Jika penurunan ini dibiarkan terjadi oleh
KSP Wisuda Guna Raharja, dapat diprediksi bahwa tahun depan yakni
2017 akan mengalami penurunan juga, bahkan mungkin sampai ke kondisi
yang kurang sehat. Oleh karena itu, saran penulis untuk meningkatkan
kondisi kesehatan khususnya dalam aspek kualitas aspek produktif ialah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
dengan cara meningkatkan promosi kepada masyarakat luas, dan
memperketat penyeleksian setiap pengajuan pinjaman sebelum dicairkan
dan agunan yang digunakan untuk menjamin pinjaman nilainya sama atau
lebih besar dari pinjaman. Hal ini dikarenakan pada aspek kualitas aktiva
produktif, jumlah pinjaman bermasalah dan berisiko lebih besar dari
pinjaman yang diberikan, sehingga menyebabkan skor untuk aspek kualitas
aktiva produktif rendah.
c. Untuk aspek manajemen:
Dari hasil analisis yang telah dilakukan oleh penulis, penulis
menemukan bahwa kondisi kesehatan KSP Wisuda Guna Raharja
khususnya dalam aspek manajemen dari tahun 2014 sampai 2016 stabil dan
masuk ke dalam klasifikasi sehat karena skor kesehatan pada tahun 2014
sampai tahun 2016 stabil dengan skor 14,00 dan skor tersebut masuk ke
dalam klasifikasi sehat dengan range 10 ≤ X ≤ 15. Oleh karena itu, saran
penulis adalah mempertahankan bagian manajemen yang terbilang sudah
baik dalam pelaksanaannya dan meningkatkan bagian aspek manajemen
lainnya yang belum maksimal dengan cara meningkatkan kualitas sumber
daya manusia (karyawan) dengan cara mengadakan pelatihan dan
pendidikan yang rutin untuk pengurus dan karyawan KSP Wisuda Guna
Raharja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
d. Untuk aspek efisiensi:
Dari hasil analisis yang telah dilakukan oleh penulis, penulis
menemukan bahwa kondisi kesehatan KSP Wisuda Guna Raharja
khususnya dalam aspek efisiensi dari tahun 2014 sampai 2016 stabil dan
masuk ke dalam klasifikasi sehat karena skor kesehatan pada tahun 2014
sampai tahun 2016 stabil dengan skor 8,00 dan skor tersebut masuk ke
dalam klasifikasi sehat dengan range 7 ≤ X ≤ 10. Oleh karena itu, saran
penulis adalah mempertahankan bagian rasio dari aspek penilaian
kesehatan khususnya aspek efisiensi yang terbilang sudah baik dalam
pelaksanaannya dan meningkatkan bagian aspek efisiensi khususnya rasio
beban usaha terhadap SHU Kotor karena KSP Wisuda Guna Raharja
memperoleh skor sebesar 2,00. Maka dari itu, untuk meningkatkan jumlah
SHU Kotor ialah dengan cara meningkatkan pendapatan usaha dan
meminimalkan biaya umum dan administrasi sehingga skor kesehatan
untuk rasio beban usaha terhadap SHU Kotor untuk tahun mendatang bisa
meningkat.
e. Untuk aspek likuiditas:
Dari hasil analisis yang telah dilakukan penulis, penulis menemukan
bahwa kondisi kesehatan keuangan KSP Wisuda Guna Raharja untuk aspek
likuiditas dari tahun 2014 sampai 2016 mengalami penurunan setiap
tahunnya, namun masih masuk ke dalam klasifikasi cukup sehat karena
skor kesehatan pada tahun 2014 yakni 8,75 masuk ke dalam kategori cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
sehat yang rangenya 5 ≤ X< 10 dan begitu juga dengan skor kesehatan
pada tahun 2016 yang mengalami penurunan menjadi 6,25 yang masih
masuk ke dalam kategori cukup sehat. Agar kondisi kesehatan KSP Wisuda
Guna Raharja tidak menurun ke kondisi yang kurang sehat, maka penulis
menyarankan untuk meningkatkan jumlah kas di koperasi dengan cara
menagih uang pinjaman yang masih belum dibayarkan oleh para peminjam
untuk segera dibayarkan kepada KSP Wisuda Guna Raharja. Hal ini dapat
meningkatkan jumlah skor untuk aspek likuiditas di masa akan datang.
f. Untuk aspek kemandirian dan pertumbuhan:
Dari hasil analisis yang telah dilakukan penulis, penulis menemukan
bahwa kondisi kesehatan KSP Wisuda Guna Raharja dari segi aspek
kemandirian dan pertumbuhan mengalami penurunan setiap tahunnya dari
klasifikasi cukup sehat ke dalam klasifikasi kurang sehat karena skor
kesehatan pada tahun 2014 yakni 6,25 masuk ke dalam kategori cukup
sehat yang rangenya 4 ≤ X< 7, namun pada tahun 2016 mengalami
penurunan menjadi 2,25 yang mana skor tersebut masuk ke dalam kategori
kurang sehat yang rangenya 1 ≤ X< 4. Hal ini terjadi karna rasio
kemandirian operasional pelayanan pada tahun 2015 dan 2016, KSP
Wisuda Guna Raharja memperoleh skor sebesar 0 dikarenakan partisipasi
netto KSP Wisuda Guna Raharja lebih rendah dibandingkan dengan hasil
penjumlahan beban usaha dan perkoperasian. Maka dari itu, untuk
meningkatkan jumlah partisipasi anggota koperasi, KSP Wisuda Guna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Raharja harus meningkatkan minat pinjaman anggota dengan memberikan
bunga pinjaman yang tidak terlalu tinggi atau ringan sesuai dengan
kemampuan dari anggota. Hal ini mungkin dapat meningkatkan partisipasi
anggota dalam melakukan kegiatan simpan pinjam di KSP Wisuda Guna
Raharja.
g. Untuk Laporan keuangan KSP Wisuda Guna Raharja:
Untuk laporan keuangan KSP Wisuda Guna Raharja dari tahun 2014
sampai 2016 sebaiknya dipisah menjadi 3 laporan keuangan. Hal ini
bertujuan agar peneliti dapat memasukkan data dengan mudah dan tidak
kebingungan atau salah dalam memasukkan angka ke dalam analisis data.
h. Penulis
Saran untuk penulis sendiri adalah lebih banyak membaca referensi
dari buku atau jurnal mengenai cara Perdep bidang Pengawasan
Kementrian Koperasi dan UKM RI NOMOR 06/PER/DEP.6/IV/2016 tidak
dijelaskan secara menyeluruh bagaimana cara mendapatkan angka-angka
untuk kemudian dianalisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
DAFTAR PUSTAKA
Widyanti, Ninik. 2008. Koperasi dan Perekonomian Indonesia. Jakarta: PT RINEKA
CIPTA Jakarta.
Baswir, Revrisond. 1997. Koperasi Indonesia. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Kaufman, Roger. 1980. Evaluation Without Fear. United States of America: Franklin
Walls 730 Fifth Avenue New York.
Definisi, kumpulan. 2015 ”Pengertian dan definisi koperasi simpan pinjam”.
www.kumpulandefinisi.com
Net, Koperasi. 2012 ”Koperasi Simpan Pinjam dan pengelolaannya”.
www.koperasi.net
Smart, solusi. 2016 ”Modal koperasi simpan pinjam”. solusismart.com
Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia. 2016 . Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi
Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi. Jakarta: Deputi Bidang
Pengawasan Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah
Republik Indonesia
Putri Sani, Berliana. 2015.Analsis Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan
Pinjam.Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Heliana. 2005. Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma
Rohmaning Tyas, Alfi.2014. Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam
Mukti Bina Usaha Kelurahan Muktisari Kota Banjar Jawa Barat Tahun
2011-2013.Yogyakarta: Univesrtias Negeri Yogyakarta
Karmani, Kamar. 2014. Analisis Kinerja Keuangan dan Tingkat Kesehatan
Koperasi Simpan Pinjam KSP Al-Ikhlas di Kota Makassar. Makassar:
Universitas Hasanuddin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
Paradise, the Queen. 2014. “Penelitian Koperasi”. thequeenparadise.blogspot.co.id
Haulya, Rani. 2015. “Metode Camel”. ranihaulya.blogspot.co.id
Peraturan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia
No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
SURAT PENGANTAR KUESIONER
Kepada Yth.
Kepala Cabang KSP Wisuda Guna Raharja Lombok
Jalan Majapahit No. 10, Taman Sari, Ampenan
Kota Mataram, NTB
Dengan hormat,
Bersama dengan surat ini, saya Kristina Damayanthi Putri dari Prodi
Manajemen dan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,
bermaksud ingin melakukan penelitian sekaligus untuk menyebarkan kuesioner di
Koperasi Wisuda Guna Raharja Cabang Lombok yang digunakan untuk memenuhi
sebagian persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dan sebagai
bahan penulisan skripsi saya yang berjudul “ANALISIS TINGKAT KESEHATAN
KOPERASI SIMPAN PINJAM” Studi Kasus pada Koperasi Simpan Pinjam Wisuda
Guna Raharja, Lombok.
Sehubungan dengan itu, saya mohon kesediaan Bapak, untuk mengisi kuesioner
ini sesuai dengan petunjuk pengisiannya. Perlu saya sampaikan bahwa hasil
penelitian ini hanya untuk kepentingan Akademik. Maka dari itu, saya mohon
bantuan dari Bapak untuk mengisi kuesioner dengan sejujur-jujurnya, obyektif, dan
apa adanya. Bantuan dari Bapak dalam mengisi kuesioner penelitian ini sangat berarti
untuk saya.
Atas bantuan dan kerja sama Bapak, saya mengucapkan terimakasih.
Peneliti,
Kristina Damayanthi Putri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
Nama Lengkap :
Bekerja sebagai :
Kuesioner Penelitian bagian aspek manajemen yang dinilai
Mohon diisi pernyataan-pernyataan berikut ini dengan mengisi “YA” jika
pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan kenyataan yang ada pada Koperasi
Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja dan mengisi “TIDAK” jika pernyataan-
pernyataan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan yang ada pada Koperasi Simpan
Pinjam Wisuda Guna Raharja
No. Aspek Th 2014 Th 2015 Th 2016
Ya/Tidak Ya/Tidak Ya/Tidak
1. Manajemen Umum
1.1 Apakah KSP/USP Koperasi
memiliki visi, misi dan tujuan yang
jelas (dibuktikan dengan adanya
dokumen tertulis)
1.2 Apakah KSP/USP Koperasi
telah memiliki rencana kerjajangka
panjang minimal untuk 3 tahun ke
depan dandijadikan sebagai acuan
KSP/USP Koperasi dalam
menjalankan usahanya (dibuktikan
dengan adanya dokumen tertulis)
1.3 Apakah KSP/USP Koperasi
memiliki rencana kerja tahunan yang
digunakan sebagai dasar acuan
kegiatan usaha selama 1 tahun
(dibuktikan dengan adanya dokumen
tertulis)
Sumber dari Sumber:Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM RI
NOMOR 06/PER/DEP.6/IV/2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
1.4 Adakah kesesuaian antara
rencana kerja jangka pendek dengan
rencana jangka panjang (berdasar
pada dokumen tertulis)
1.5 Apakah visi, misi, tujuan dan
rencana kerja diketahui dan
dipahami oleh pengurus, pengawas,
pengelola dan seluruh karyawan
1.6 Apakah dalam pengambilan
keputusan yang bersifat operasional
dilakukan oleh pengelola secara
independen (konfirmasi kepada
pengurus atau pengawas)
1.7 Apakah pengurus dan atau
pengelola KSP/USP Koperasi
memiliki komitmen untuk
menangani permasalahan yang
dihadapi serta melakukan tindakan
perbaikan yang diperlukan
1.8 Apakah KSP/USP koperasi
memiliki tata tertib kerja SDM yang
meliputi disiplin kerja serta
didukung sarana kerja yang
memadai dalam melaksanakan
pekerjaan (dibuktikan dengan
adanya dokumen tertulis dan
pengecekan fisik sarana kerja oleh
peneliti)
Sumber dari Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM RI
NOMOR 06/PER/DEP.6/IV/2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
1.9 Apakah pengurus KSP/USP
koperasi yang mengangkat
pengelola, tidak mencampuri
kegiatan operasional sehari-hari
yang cenderung menguntungkan
kepentingan sendiri, keluarga atau
kelompoknya sehingga dapat
merugikan KSP/USP Koperasi
(dilakukan konfirmasi kepada
pengelola dan atau pengawas)
1.10 Apakah anggota KSP/USP
Koperasi sebagai pemilik
mempunyai kemampuan untuk
meningkatkan permodalan KSP/USP
Koperasi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku (pengecekan silang
dilakukan terhadap partisipasi modal
anggota)
1.11 Apakah pengurus, pengawas,
dan pengelola KSP/USP Koperasi
didalam melaksanakan kegiatan
operasional tidak melakukan hal-hal
yang cenderung menguntungkan diri
sendiri, keluarga dan kelompoknya,
atau berpotensi merugikan KSP/USP
Koperasi (konfirmasi dengan
mitrakerja)
Sumber dari Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM RI
NOMOR 06/PER/DEP.6/IV/2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
1.12 Apakah pengurus
melaksanakan fungsi pengawasan
terhadap pelaksanaan tugas
pengelola sesuai dengan tugas dan
wewenangnya secara efektif
(pengecekan silang kepada
pengelola dan atau pengawas)
2. Kelembagaan
2.1 Apakah bagan organisasi yang
ada telah mencerminkan seluruh
kegiatan KSP/USP Koperasi dan
tidak terdapat jabatan kosong atau
perangkapan jabatan. (dibuktikan
dengan adanya dokumen tertulis
mengenai struktur organisasi dan job
description)
2.2 Apakah KSP/USP Koperasi
memiliki rincian tugas yang jelas
untuk masing-masing karyawannya
(yang dibuktikan dengan adanya
dokumen tertulis tentang job
specification)
2.3 Apakah di dalam struktur
kelembagaan KSP/USP Koperasi
terdapat struktur yang melakukan
fungsi sebagai dewan pengawas
(yang dibuktikan dengan dokumen
tertulis tentang struktur organisasi)
Sumber dari Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM RI
NOMOR 06/PER/DEP.6/IV/2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
2.4 Apakah KSP/USP Koperasi
terbukti mempunyai Standar
Operasional dan Manajemen (SOM)
dan Standar Operasional Prosedur
(SOP) (dibuktikan dengan adanya
dokumen tertulis tentang SOM dan
SOP KSP/USP Koperasi)
2.5 Apakah KSP/USP Koperasi
telah menjalankan kegiatannya
sesuai SOM dan SOP KSP/USP
Koperasi (pengecekan silang antara
pelaksanaan kegiatan dengan SOM
dan SOP-nya)
2.6 Apakah KSP/USP Koperasi
mempunyai sistem pengamanan
yang baik terhadap semua
dokumen penting (dibuktikan
dengan adanya sistem pengamanan
dokumen penting berikut sarana
penyimpanannya)
3. Permodalan
3.1 Apakah tingkat pertumbuhan
modal sendiri sama atau lebih besar
dari tingkat pertumbuhan aset
(dihitung berdasarkan data yang ada
di Neraca)
3.2 Apakah tingkat pertumbuhan
modal sendiri yang berasal
darianggota sekurang - kurangnya
sebesar 10 % dibandingkan tahun
sebelumnya (dihitung berdasarkan
data yang ada di Neraca)
Sumber dari Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM RI
NOMOR 06/PER/DEP.6/IV/2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
3.3 Apakah penyisihan cadangan
dari SHU sama atau lebih besar dari
seperempat SHU tahun berjalan
3.4 Apakah simpanan dan
simpanan berjangka koperasi
meningkat minimal 10 % dari tahun
sebelumnya
3.5 Apakah investasi harta tetap dari
inventaris serta pendanaan ekspansi
perkantoran dibiayai dengan modal
sendiri (pengecekan silang dengan
laporan sumber dan penggunaan
dana)
4. Aktiva
4.1 Apakah pinjaman dengan
kolektibilitas lancar minimal
sebesar 90 % dari pinjaman yang
diberikan (dibuktikan dengan
adanya laporan pengembalian
pinjaman)
4.2 Apakah setiap pinjaman yang
diberikan didukung dengan agunan
yang nilainya sama atau lebih besar
dari pinjaman yang diberikan
kecuali pinjaman bagi anggota
sampai dengan 1 juta rupiah
(dibuktikan dengan adanya laporan
pinjaman dan daftar agunannya)
Sumber dari Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM RI
NOMOR 06/PER/DEP.6/IV/2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
4.3 Apakah dana cadangan
penghapusan pinjaman sama atau
lebih besar dari jumlah pinjaman
macet tahunan (dibuktikan dengan
adanya laporan kolektibilitas
pinjaman dan cadangan
penghapusan pinjaman)
4.4 Apakah pinjaman macet tahun
lalu dapat ditagih sekurang-
kurangnya sepertiganya (dibuktikan
dengan adanya laporan penagihan
pinjaman macet tahunan)
4.5 Apakah KSP/USP Koperasi
menerapkan prosedur pinjaman
dilaksanakan dengan efektif
(pengecekan silang antara
pelaksanaan prosedur pinjaman
dengan SOP- nya termasuk BMPP)
4.6 Apakah KSP/USP Koperasi
menerapkan prosedur pinjaman dan
dilaksanakan dengan efektif
(pengecekan silang antara
pelaksanaan prosedur pinjaman
dengan SOPnya termasuk BMPP)
4.7 Apakah dalam memberikan
pinjaman KSP/USP Koperasi
mengambil keputusan berdasarkan
prinsip kehati-hatian (dibuktikan
dengan adanya hasil analisis
kelayakan pinjaman)
4.8 Apakah keputusan pemberian
pinjaman dan atau penempatan dana
dilakukan melalui komite
(dibuktikan dengan risalah rapat
komite)
Sumber dari Sumber:Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM RI
NOMOR 06/PER/DEP.6/IV/2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
4.9 Apakah setelah pinjaman
diberikan KSP/USP Koperasi
melakukan pemantauan terhadap
penggunaan pinjaman serta
kemampuan dan kepatuhan anggota
atau peminjam dalam memenuhi
kewajibannya (dibuktikan dengan
adanya laporan monitoring)
4.10 Apakah KSP/USP Koperasi
melakukan peninjauan, penilaian
dan pengikatan terhadap agunannya
(dibuktikan dengan adanya dokumen
pengikatan dan atau penyerahan
agunan)
5. Likuiditas
5.1 Apakah KSP/USP Koperasi
memiliki kebijakan tertulis
mengenai pengendalian likuiditas
(dibuktikan dengan adanya
dokumen tertulis mengenai
perencanaan usaha)
5.2 Apakah KSP/USP koperasi
memiliki fasilitas pinjaman yang
akan diterima dari lembaga lain
untuk menjaga likuiditasnya
(dibuktikan dengan adanya dokumen
tertulis mengenai kerjasama
pendanaan dari lembaga keuangan
lainnya)
Sumber dari Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM RI
NOMOR 06/PER/DEP.6/IV/2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
5.3 Apakah KSP/USP Koperasi
memiliki pedoman administrasi
yang efektif untuk memantau
kewajiban yang jatuh tempo
(dibuktikan dengan adanya dokumen
tertulis mengenai Skedul
penghimpunan simpanan dan
pemberian pinjaman)
5.4 Apakah KSP/USP Koperasi
memiliki kebijakan penghimpunan
simpanan dan pemberian pinjaman
sesuai dengan kondisi keuangan
KSP/USP koperasi (dibuktikan
dengan adanya kebijakan tertulis)
5.5 Apakah KSP/USP Koperasi
memiliki sistem informasi
manajemen yang memadai untuk
pemantauan likuiditas (dibuktikan
dengan adanya dokumen tertulis
berupa sistem pelaporan
penghimpunan simpanan dan
pemberian pinjaman)
Sumber dari Perdep bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan UKM RI
NOMOR 06/PER/DEP.6/IV/2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
Neraca tahun 2014 dan 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
sambungan dari neraca tahun 2014 dan 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
Neraca tahun 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
Data Pinjaman KSP Wisuda Guna Raharja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI