perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
ANALISIS TATA RUANG KANTOR DALAM MENCAPAI EFISIENSI
KERJA PEGAWAI DI KANTOR PD. BPR BKD
KARANGANYAR TAHUN 2011
SKRIPSI
Oleh:
VERANICHA TRIA KUSUMADEWI
X7406092
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRACT
Veranicha Triakusumadewi, ANALYSIS OF OFFICE LAYOUT IN ACHIEVING WORK EFFICIENCY IN PD. BPR BKD KARANGANYAR OFFICE. A Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University, October 2011
The purposes of this study are for (1) Knowing the layout of PD. BPR BKD Karanganyar office. (2) Knowing the work efficiency of employees in PD BPR BKD Karanganyar office. (3) Knowing the layout of PD. BPR BKD Karanganyar
The study approach used in this study is qualitative with descriptive form and the kind of this study is case study. The strategy used is rooted singular strategy. Sampling technique used is purposive sampling technique and snowball sampling technique. The data source is informan, place, events and document. The collecting data technique used is interview, observation and document analysis. For data validity, uses data triangulation methodology. While, data analysis technique used is interactive analysis.
Based on the result of the study, it can be concluded that : (1) PD. BPR BKD
distance principle, use entire room principle, the series of work principle and the change of work place arrangement principle. Because the places of tools is still far
ted based on the work procedure current of each part and the room arrangement which
The employees work of PD. BPR BKD Karanganyar office -down stairs because the work from
the field must be inputted on the upstairs, so the work is cancelled. (3) In setting the office layout of PD. BPR BKD Klayout, that is, the shortest distance principle, the using of entire rooms principle, the series of work principle and the changing of workplace arrangement, so the efficiency
well.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Veranicha Triakusumadewi, ANALISIS TATA RUANG KANTOR DALAM MENCAPAI EFISIENSI KERJA PEGAWAI DI KANTOR PD. BPR BKD KARANGANYAR. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Oktober 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui tata ruang kantor PD. BPR BKD Karanganyar. (2) Mengetahui efisiensi kerja pegawai kantorPD. BPR BKD Karanganyar. (3) Mengetahui tata ruang kantor PD. BPR BKD Karanganyar dalam mencapai efisiensi kerja pegawai.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan bentuk deskriptif dan jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Strategi yang digunakan adalah strategi tunggal terpancang. Teknik sampling dengan teknik purposive sampling dan teknik bola salju (snowball sampling). Sumber datanya adalah informan, tempat dan peristiwa serta dokumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan analisis dokumentasi. Untuk keabsahan data, menggunakan trianggulasi data dan trianggulasi metodologi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Kantor PD. BPR BKD Karanganyar belum menerapkan 4 asas tata ruang kantor, yaitu asas jarak terpendek, asas pengunaan segenap ruangan, asas rangkaian kerja dan asas perubahan susunan tempat kerja. Karena penempatan alat-alat masih jauh dari tempat duduk pegawai, masih terdapat ruangan yang kosong, setiap ruangan belum ditata sesui aliran prosedur kerja masing-masing bagian dan susunan ruangan yang tidak bias diubah. (2) Kinerja pegawai kantor PD. BPR BKD Karanganyar belum efisien karena pegawai harus bolak-balik naik turun tangga karena pekerjaan dari lapangan harus di input dilantai atas sehingga pekerjaan menjadi tertunda. (3) Dalam penempatan tata ruang kantor PD. BPR BKD Karanganyar belum menerapkan 4 asas tata ruang kantor yaitu asas jarak terpendek, asas pengunaan segenap ruangan, asas rangkaian kerja dan asas perubahan susunan tempat kerja, maka efisiensi kerja belum dapat tercapai dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Kegagalan tidak berarti berakhirnya suatu pekerjaan, tapi awal untuk mencapai
sukses.\
(Edward Yaung)
Kerjakan apa saja yang telah menjadi hak dan kewajibanmu, karena kebahagiaan
hidupmu terletak disitu.
(Mustafa Al-Gholayami)
Semakin banyak belajar dari suatu pekerjaan, semakin banyak pula anda mendapat
penghasilan dari pekerjaan itu.
(Intisari kewiraswastaan)
Baik atau buruk hasil suatu pekerjaan tergantung dengan hati nurani dan niat kita
mengerjakannya.
(Peneliti)
Jadikanlah tempat kerjamu, sebagai rumah kedua bagimu.
(Yhesi)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahan untuk :
1. Allah SWT atas nikmat dan Karunia Nya.
2. Ibunda dan Ayahku tercinta, terima kasih, untuk anpa ujung.
3. Kakak-kakak dan ponakan-ponakan yang selalu menyayangiku.
4. Seseorang yang kelak akan mendampingiku.
5. Sahabat-sahabatku dan teman-teman PAP 06 yang selalu memberiku semangat.
6. Almamater.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Allhamdulilah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi berjudul ANALISIS TATA RUANG KANTORDALAM
MENCAPAI EFISIENSI KERJA PEGAWAI DI KANTOR PD. BPR
BKDKARANGANYARTAHUN 2010 dengan baik dan lancar.
Penyusunan skripsiskripsi ini tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa
bantuan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui
permohonan penyusunan skripsi ini.
3. Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
4. Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan
Administrasi Perkantoran yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.
5. Dr. Wiedy Murtini, M.Pd selaku pembimbing I yang telah sabar dan telaten
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Anton Subarno, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing II yang telah sabar dan
telaten memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Administrasi
Perkantoran Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, yang telah mendidik dan membimbing selama masa kuliah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
8. Prihanto, SE, MM selaku Kepala Kantor PD. BPR BKD Karangnyar yang
telah memberikan ijin bagi penulis untuk mengadakan penelitian.
9. Deni Susilo, SH selaku Kepala Bagian Umum dan para staf kantor PD. BPR
BKD Karanganyar yang telah memberikan informasi selama pengumpulan data.
10. Bapak, Ibu, dan keluarga besarku, terima kasih atas kasih sayang, dukungan,
terima kasih banyak yang telah sabar membantuku.
11. Sahabatku Dian, Ratna, Sari, Rohmat, Nico, Pi2n, Ramadan, Kemi, Dias, Yuli
terima kasih atas persahabatan yang indah.
12. Seluruh teman-teman se-angkatan yang sama-sama berjuang menyusun
skripsi maupun kuliah.
13. Semua pihak yang tidak mungkin kami sebutkan satu persatu yang telah
membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam menyusunan
skripsi ini, namun peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
peneliti sendiri, pembaca pada umumnya dan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan.
Surakarta, November 2011
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
HALAMAN PENGAJUAN ................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iv
HALAMAN ABSTRAK ........................................................................ v
HALAMAN ABSTRACT ..................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ............................................................................ vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................ viii
KATA PENGANTAR ........................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Perumusan Masalah .................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................... 7
A. Tinjauan Pustaka ..................................................... 7
1. Tata Ruang Kantor ....................................... 7
2. Efisiensi Kerja ............................................. 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
B. Penelitian yang Relevan ................................................ 28
C. Kerangka Pemikiran ...................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................... 31
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................... 31 1. Tempat Penelitian ................................................. 31 2. Waktu Penelitian .................................................. 31
B. Bentuk dan Strategi Penelitian .................................... 31 1. Bentuk Penelitian ................................................. 31 2. Strategi Penelitian ................................................ 32
C. Sumber Data ................................................................ 33 D. Tehnik Sampling ......................................................... 34 E. Tehnik Pengumpulan Data .......................................... 35
1. Tehnik Wawancara ............................................. 35 2. Tehnik Observasi .................................................. 35 3. Tehnik Dokumentasi ............................................ 36
F. Validitas Data ................................................................ 36 G. Analisis Data ................................................................. 37 H. Prosedur Penelitian ........................................................ 39
BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................ 41
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ......................................... 41 1. Sejarah Kantor PD. BPR BKD Karanganyar ....... 41 2. Visi dan Misi Kantor PD. BPR BKD 3. Karanganyar ......................................................... 42 4. Struktur Organisasi Kantor PD. BPR BKD 5. Karangnyar ........................................................... 43 6. Sarana dan Prasarana ............................................ 44
B. Deskripsi Ruang Sub-Sub Bagian Kantor PD. BPR BKD Karanganyar ................................................................. 46 1. Ruang Direktur Utama ......................................... 46 2. Ruang Direktur ..................................................... 47 3. Ruang Counter ...................................................... 48 4. Ruang Pengawasan ............................................... 50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
5. Ruang Kredit ........................................................ 51 6. Ruang Meeting/Aula ............................................ 52
C. Deskripsi Permasalahan Penelitian ............................... 53 1. Tata ruang kantor PD. BPR BKD Karanganyar ... 53 2. Kinerja Pegawai kantor PD. BPR BKD 3. Karanganyar ......................................................... 55 4. Tata ruang kantor PD. BPR BKD Karanganyar dalam
mendukung efisiensi kerja pegawai ...................... 56
D. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori .......................................................... 63
BAB V PENUTUP .................. .. ......................................................... 68
A. Kesimpulan ............................................................ 68 B. Implikasi ................................................................... 68 C. Saran ........................................................................ 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR LABEL
Halaman
Tabel 1. Pengaruh Warna ....................................................................... 19
Tabel 2. Sumber Kebisingan .................................................................. 21
Tabel 3. Sarana dan Prasarana pada Kantor PD. BPR BKD
Karanganyar ........................................................................... 44
Tabel 4. Daftar Barang Inventaris Ruang Direktur Utama .................... 47
Tabel 5. Daftar Barang Inventaris Ruang Direktur ................................. 48
Tabel 6. Daftar Barang Inventaris Ruang Counter.................................. 50
Tabel 7. Daftar Barang Inventaris Ruang Pengawasan ........................... 51
Tabel 8. Daftar Barang Inventaris Ruang Kredit ................................... 52
Tabel 9. Daftar Barang Inventaris Ruang Meeting/ Aula ...................... 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Pemikiran .................................................................. 30
Gambar 2. Model Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data Secara
Interaktif ................................................................................... 39
Gambar 3. Bagan Prosedur Penelitian ......................................................... 40
Gambar 4. Struktur Organisasi PD. BPR BKD Karanganyar ...................... 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ................................................ 71
Lampiran 2. Daftar Pertanyaan wawancara ................................................. 72
Lampiran 3. Field Note ................................................................................ 73
Lampiran 4. Foto Tata Ruang Kantor PD. BPR BKD Karangnyar ............. 78
Lampiran 5. Gambar Bagan Kantor PD. BPR BKD Karanganyar .............. 80
Lampiran 6. Gambar Bagan Kantor PD. BPR BKD Karanganyar Menurut
4 Asas ...................................................................................... 85
Lampiran 7. Denah Lantai 1 dan Lantai 2 Kantor PD. BPR BKD
Karanganyar ............................................................................ 86
Lampiran 8. Struktur Organisasi ................................................................. 91
Lampiran 9. Daftar Iventaris ........................................................................ 88
Lampiran 10. Perijinan ................................................................................. 95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era sekarang ini telah terlihat banyak bermunculan organisasi yang
berneka ragam, baik organisasi-organisasi swasta maupun organisasi pemerintah yang
bergerak dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya yang bergerak pada bidang
politik, bidang ekonomi, bidang sosial budaya, dan sebagainya
Hal ini merupakan suatu bukti bahwa pada zaman kehidupan yang modern
ini manusia tidak dapat meninggalkan organisasi sebagai sarana yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Beragam organisasi yang berkembang tersebut
juga merupakan bukti nyata bahwa semakin modernnya peradapan manusia dan
semakin kompleknya kebutuhan manusia yang harus dipenuhi. Kesemuanya itu akan
memicu manusia untuk menjadi anggota suatu organisasi, sehingga organisasi
merupakan pilihan manusia untuk mengadakan sosialisasi demi mewujudkan tujuan.
Setiap organisasi yang dibentuk dan bergerak dalam bidang apapun memiliki
suatu tujuan yang hendak dicapai. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: manusia (man), metode (methode), bahan
(material), mesin (machine), modal (money). Dalam usaha kerjasama dari
sekelompok orang untuk mencapai tujuan tersebut, organisasi baik pemerintah
maupun swasta sering menghadapi suatu masalah, yaitu bagaimana pekerjaan-
pekerjaan atau kegiatan-kegiatan organisasi tersebut dapat berjalan dengan lancar.
Setiap organisasi agar tujuannya dapat tercapai dengan baik dituntut untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya secara efektif dan efisien. Dikatakan efektif apabila
sasaran yang dicapai sesui dengan kebijaksanaan, rencana dan program yang telah
ditentukan. Sedangkan dikatakan efisien apabila segala sarana fasilitas kerja yang
diperlukan bagi tercapainya tujuan relatif lebih kecil dibanding dengan besarnya hasil
yang dicapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Salah satu upaya agar organisasi dapat berjalan dengan lancar adalah dengan
cara menjalankan setiap aktivitas-aktivitas organisasi dengan berlandaskan pada
efisiensi, menurut yaitu merupakan perbandingan terbaik antara usaha yang dilakukan
dengan hasil yang dicapai (The Liang Gie, 2000: 17). Dengan cara tersebut
diharapkan seluruh sumber daya yang dimiliki organisasi dapat dimanfaatkan dan
dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Efisiensi disini memiliki arti yaitu
penghematan dalam penggunaan tenaga, waktu, pikiran, ruang, dan benda termasuk
uang.
Suatu pekerjaan yang dikerjakan secara efisien dengan suatu ukuran tertentu
akan membuat tercapainya hasil yang baik secara mutu maupun jumlah bahkan dapat
mencapai hasil yang maksimal melebihi yang direncanakan. Jadi, dari uraian diatas
dapat dipahami bahwa bekerja secara efisien dapat membuat hasil yang ingin dicapai
menjadi maksimal.
Adapun kantor merupakan pusat, tempat, markas, gedung, rumah, kamar;
dimana seseorang mempunyai tugas, usaha, jabatan, kedudukan, fungsi atau
melakukan sesuatu kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya (Hery Sawiji, 2002: 5).
Pengaturan tata ruang kantor yang sesui dengan asas dapat membuat pegawai
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan dapat membantu terciptanya dengan
baik dan dapat membantu terciptanya suatu proses mekanisme dan mobilisasi kerja
yang baik pula sehingga efisiensi kerja dapat tewujud dan tujuan dapat mudah
tercapai.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi organisasi dalam usaha
pencapaian tujuan adalah tata ruang kantor. Tata ruang kantor ialah penentuan
mengenai kebutuhan kebutuhan ruang dan tentang penggunaan secara terperinci
dari ruang itu untuk menyiapkan suatu susunan yang praktis dari faktor faktor fisik
yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak
(The Liang Gie, 2000: 186).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Susunan ruang kantor yang tidak berdesak-desakkan dan terkesan rapi serta
faktor warna dan cahaya yang sesui dengan ruang kerja dapat memunculkan
kegairahan dalam bekerja. Hal tersebut bertujuan untuk penghematan, baik
penghematan ruang maupun tenaga dan pikiran karyawan dalam bekerja. Penataan
ruang dan fasilitas didalamnaya akan dapat membantu akan terciptanya suatu proses
mekanisme dan mobilisasi kerja yang baik sehingga efisiensi kerja dapat terwujud
dan tujuan dapat mudah dicapai. Bekerja secara efisien mulai dari pegawai atau
anggota suatu organisasi dengan jabatan yang tertinggi hingga yang terendah tanpa
terkecuali, dapat membuat setiap pekerjaan yang diterima dapat diselesaikan dengan
mudah dan ringan. Namun jika hal ini tidak dapat dijalankan maka pencapaian tujuan
organisasi secara keseluruhan dikhawatirkan akan sulit diraih.
Tercapainya penataan tata ruang kantor secara maksimal, maka perlu
memperhatikan asas-asas tata ruang kantor. The Liang Gie (2000: 189) merumuskan
empat asas pokok bagi tata ruang kantor. Asas tersebut adalah:
1) Asas mengenai jarak terpendek Dengan tidak mengabaikan hal hal yang khusus, suatu tata ruang yang terbaik ialaah yang memungkinkan proses penyelesaian suatu pekerjaan menempuh jarak yang sependek pendeknya.
2) Asas mengenai rangkaian kerja Dengan tidak mengabaikan hal hal yang khusus, suatu tata ruang kantor yang terbaik ialah yang menempatkan para pegawai dan alat alat kantor menurut rangakaian yang sejalan dengan urutan penyelesaian pekerjaan yang bersangkutan. Asas ini merupakan kelengkapan daripada asas mengenai jarak terpendek.
3) Asas mengenai penggunaan segenap ruang Suatu tata ruang yang terbaik ialah yang mempergunakan sepenuhnnya semua ruangan yang ada. Ruang itu tidak hanya yang vertikal keatas maupun kebawah. Jadi, dimana pun tidak ada ruang yang dibiarkan tak terpakai.
4) Asas mengenai perubahan susunan tempat kerja Dengan tidak mengabaikan hal hal yang khusus, suatu tata ruang kantor yang terbaik ialah yang dapat diubah atau disusun kembali dengan tidak terlampau sukar atau tidak memakan biaya yang besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Berdasarkan studi pendahuluan, peneliti menemukan permasalahan bahwa
pembagian tata ruang kantor PD. BPR BKD yang belum optimal, sempitnya area
gedung menimbulkan masalah dalam pembagian ruang, adanya penggunaan sekat
sekat pada tiap sub bagian menambah sempitnya ruangan, dan susunan tempat kerja
yang belum sesui dengan alur prosedur keja pegawai.
Pada tiap sub bagian ditemukan masalah dalam penataan meja dan kursi
yang berdempetan membuat ruangan terasa sesak dan sempit. Walaupun sudah ada
AC (Air Conditioner) tetapi ruangan masih pengap dan panas karena sempitnya
ruangan. Banyaknya dokumen dan arsip-arsip yang diletakkan di lantai ruangan
sehingga mengganggu lalu lintas pekerjaan. Dan kurang diperhatikannya penyusunan
perabot dan alat alat perlengkapan.
Pengaturan tata ruang kantor yang baik akan memungkinkan pelaksanaan
pekerjaan menjadi lancar tanpa menghambur-hamburkan waktu dan tenaga. Untuk itu
penyusunan perabot kantor dan penempatan alat-alat perlengkapan, pengaturan
tempat kerja, pengaturan cahaya, udara, suhu, suara, suhu, warna harus diperhatikan.
Tata ruang yang baik akan menimbulkan efisiensi pekerjaan para karyawan dalam
pencapaian tujuan suatu organisasi secara efisien.
Berdasarkan uraian dari uraian di atas, maka peneliti berusaha mengkaji
tentang efisiensi dan tata ruang kantor dengan melakukan penelitian dengan judul:
TATA RUANG KANTOR DALAM MENCAPAI EFISIENSI
KERJA PEGAWAI
B. Rumusan Masalah
Menurut Moh. Nasir (2005: 111) perumusan masalah merupakan hulu dari
penelitian dan merupakan langkah penting dan pekerjaan yang sulit dalam penelitian
ilmiah. Perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan terpenuhi
mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
1. Bagaimana tata ruang kantor PD. BPR BKD Karanganyar?
2. Apakah kinerja pegawai kantor PD. BPR BKD Karanganyar sudah efisien?
3. Bagaimana tata ruang kantor PD. BPR BKD Karanganyar dalam mencapai
efisiensi kerja pegawai?
C. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan pasti mempunyai tujuan tertentu sehingga dalam kegiatannya
dapat terukur hasilnya. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 58) sesuatu yang ingin
dicapai merupakan tujuan penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui tata ruang kantor PD. BPR BKD Karanganyar.
2. Untuk mengetahui efisiensi kerja pegawai kantor PD. BPR BKD Karanganyar.
3. Untuk mengetahui tata ruang kantor PD. BPR BKD Karanganyar dalam mencapai
efisiensi kerja pegawai.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat menghasilkan informasi baru yang rinci dan dapat
memberikan manfaat dalam menjawab masalah penelitian. Secara teoritis adalah
untuk pengembangan lebih lanjut. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari
penelitian ini antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Untuk menambah dan memperluas pengetahuan di bidang administrasi
perkantoran khususnya pengetahuan tentang tata ruang dan efisiensi kerja pegawai.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi pimpinan di kantor PD. BPR BKD Karanganyar
dalam menentukan kebijaksanaan yang berhubungan dengan tata ruang kantor
bagian tabungan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
b. Memberikan sumbangan pemikiran yang berarti bagi pegawai kantor PD. BPR
BKD Karanganyar .
c. Sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan bagi pengembangan penelitian
sejenis di masa yang akan datang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan pengkajian terhadap pengetahuan tentang
konsep-konsep, hukum-hukum dan prinsip-prinsip yang relevan dengan
permasalahan, melihat dari penelitian ini, maka tinjauan pustaka yang perlu dikaji
adalah:
1. Tinjauan Tentang Tata Ruang Kantor
a. Pengertian Kantor
Ditinjau secara fisik kantor adalah suatu ruang atau bagian dari
bangunan tempat melaksanakan segenap pelayanan perkantoran, tapi pada
dasarnya kantor merupakan bentuk suatu organisasi. Prajudi Atmosudirdjo
organisasi yang terdiri atas tempat, staf, personel, dan operasi ketatausahaan,
guna mem
Moekijat dalam Hery Sawiji (2002:5) berpendapat bahwa:
Kantor itu dipandang sebagai suatu sentrum (pusat) dari kegiatan-kegiatan, tempat penyimpanan surat-surat, arsip-arsip dan dokumen-dokumen penting, data dan informasi serta warkat-warkat lainnya. Kantor juga merupakan tempat fungsionaris lain menghubungi dan meninggalkan pesan atau berita, merupakan pusat pemikiran kegiatan utama seseorang yang sudah menjadi penyelenggara kegiatan administrasi bagaimanapun.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kantor
adalah tempat seseorang melakukan pemikiran dan menyelesaikan segala
sesuatu yang menjadi tugas, pekerjaan dan tanggung jawabnya sebagai
anggota suatu organisasi. Selain itu, kantor merupakan tempat untuk
menerima, mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan menyalurkan surat-
surat, dokumen-dokumen, data-data dan informasi penting lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
b. Pengertian Tata Ruang Kantor
Salah satu faktor yang dapat menciptakan efisiensi kerja pegawai
adalah penyusunan tata ruang kantor yang efisien. The Liang Gie (2000:186)
kebutuhan kebutuhan ruang dan tentang penggunaan secara terperinci dari
ruang itu untuk menyiapkan suatu susunan yang praktis dari faktor faktor
fisik yang dianggap orperlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran dengan
biaya yang layak.
Mengenai definisi tata ruang kantor, Ida Nuraida (2008:142)
penyusunan alat-alat dan perabotan kantor pada luas lantai dan ruangan
kantor yang tersedia untuk memberikan sarana bagi pekerja
George R. Terry yang dikutip oleh Aries Susilo (2000:36) menerangkan
penggunaan ruang secara terperinci untuk menyiapkan suatu susunan yang
praktis dari faktor-faktor fisik yang perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran
dengan biaya-
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tata ruang
kantor adalah penyusunan perabot, peralatan dan perlengkapan kantor serta
penganturan tempat kerja yang disesuikan dengan ruangan yang bertujuan
untuk mewujudkan efisiensi kerja pegawai. Tata ruang tidak hanya sebatas
tentang penempatan dan penyusunan peralatan dan perlengkapan kantor saja,
tetapi juga menyangkut jumlah peralatan dan perlengkapan tersebut, jumlah
orang yang menempati ruangan, jumlah dan fungsi ruangan serta biaya yang
diperlukan.
c. Tujuan Tata Ruang Kantor
Setiap kegiatan dalam suatu organisasi atau instansi tentunya memiliki
tujuan yang hendak dicapai. Seperti halnya dengan penataan tata ruang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
kantor, ada beberapa tujuan yang hendak dicapai. Aries Susilo (2000:37)
merumuskan tata ruang kantor sebagai berikut:
1) Mempelancar pekerjaan kantor secara efektif 2) Mempergunakan segenap ruangan yang ada dengan baik 3) Memberikan kesenangan dan rasa puas pegawai 4) Memudahkan pengawasan terhadap pekerjaan kantor 5) Memberikan kesan yang baik dari para pelanggan dan tamu
terhadap kantor 6) Memberikan fleksibilitas yang besar untuk kebutuhan kebutuhan
yang berlebihan Berkenaan dengan tujuan tata ruang kantor , The Liang Gie
(2000:188-189) memberikan rumusan sebagai berikut:
1) Pekerjaan dikantor itu dalam proses pelaksanaannya dapat menempuh jarak yang sependek mungkin
2) Rangkaian aktivitas tata usaha dapat mengalir secara lancar 3) Segenap ruang dipergunakan secara efesien untuk keperluan
pekerjaan 4) Kesehatan dan kepuasaan bekerja para pegawai dapat terpelihara 5) Pengawasan terhadap pekerjaan dapat berlangsung secara
memuaskan 6) Pihak luar yang mengujungi kantor yang bersangkutan mendapat
kesan yang baik tentang organisasi itu 7) Susunan tempat kerja dapat dipergunakan untuk berbagai
pekerjaan dan mudah diubah sewaktu waktu diperlukan Berkenaan dengan tujuan tata ruang kantor, Ida Nuraida (2008:142-
143) memberikan rumusan sebagai berikut:
1) Memberikan ruangan yang ada guna dimanfaatkan untuk faedah ekonomis yang besar.
2) Memudahkan pengawasan manajer terhadap para staf yang sedang bekerja,
3) Memudahkan arus komunikasi dan arus kerja.
4) Memberikan kepuasan dan kenyaman kerja.
5) Menyediakan pelayanan yang dibutuhkan pegawai seperti komputer, telepon, teleks, intercom, faksimili, e-mail, dan pelayanan lainnya yang menyangkut pelayanan rumah tangga perusahaan seperti penyediaan air minum.
6) Memudahkan setiap gerakan para pegawai dalam penyimpanan arsip.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
7) Memberikan rasa aman dn keleluasan poribadi.
8) Menjauhkan pekerjaan yang menimbulkan bunyi keras, gaduh, dan mengganggu pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi.
9) Menciptakan citra dan kesan yang baik bagi para pelanggan dan tamu perusahaan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
tujuan dari tataruang kantor adalah untuk memanfaatkan segenap ruangan
secara optimal dan menempatkan perabot kantor di tempat yang sesui,
sehingga dapat melancarkan dan memudahkan pelaksanaan pekerjaan kantor.
Jika ruangan kantor tidak ditata dengan baik, maka akan menyita banyak
waktu, tenaga dan pikiran para pegawai dalam menyelasaikan tugasnya
sehingga prinsip efisiensi dalam bekerja dapat terwujud. Dengan tata ruang
kantor yang baik, akan memberikan kepuasaan dan kenyamanan untuk
bekerja, sehingga pegawai merasa betah ketika bekerja di kantor.
Penataan ruang kantor tidak hanya ditujukan untuk pegawai saja
melainkan pihak-pihak lain yang berkepentingan di kantor tersebut, antara
lain pimpinan dan pihak luar yang mengunjungi kantor. Bagi pimpinan, akan
lebih memudahkan pengawasan terhadap para pegawainya sedangkan bagi
pihak luar akan memberikan kesan yang baik terhadap kantor tersebut.
Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan diperlukan agar proses
pelaksanaan pekerjaan oleh pegawai dapat terlaksana sesuai dengan yang
semestinya. Penataan kantor juga bertujuan agar pihak-pihak luar yang
berkepentingan merasa nyaman berada di kantor tersebut, apalagi jika fungsi
kantor adalah untuk pelayanan masyarakat, maka harus benar-benar
memperhatikan segi kenyamanan dan efisiensi kerjanya, sehingga akan
menimbulkan kesan yang baik dari masyarakat.
d. Asas Tata Ruang Kantor
Agar dapat tercapai penataan tata ruang kantor secara maksimal, maka
perlu memperhatikan asas asas tata ruang kantor. The Liang Gie (2000:189)
merumuskan empat asas pokok bagi tata ruang kantor. Asas tersebut adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
1) Asas mengenai jarak terpendek Dengan tidak mengabaikan hal hal yang khusus, suatu tata ruang yang terbaik ialaah yang memungkinkan proses penyelesaian suatu pekerjaan menempuh jarak yang sependek pendeknya.
2) Asas mengenai rangkaian kerja Dengan tidak mengabaikan hal hal yang khusus, suatu tata ruang kantor yang terbaik ialah yang menempatkan para pegawai dan alat alat kantor menurut rangakaian yang sejalan dengan urutan penyelesaian pekerjaan yang bersangkutan. Asas ini merupakan kelengkapan daripada asas mengenai jarak terpendek.
3) Asas mengenai penggunaan segenap ruang Suatu tata ruang yang terbaik ialah yang mempergunakan sepenuhnnya semua ruangan yang ada. Ruang itu tidak hanya yang vertikal keatas maupun kebawah. Jadi, dimana pun tidak ada ruang yang dibiarkan tak terpakai.
4) Asas mengenai perubahan susunan tempat kerja Dengan tidak mengabaikan hal hal yang khusus, suatu tata ruang kantor yang terbaik ialah yang dapat diubah atau disusun kembali dengan tidak terlampau sukar atau tidak memakan biaya yang besar.
Asas jarak terpendek berguna agar penyelesaian pekerjaan lebih cepat.
Salah satu penerapan asas ini adalah dengan meletakkan barang-barang yang
diperlukan pegawai dalam bekerja di dekat tempat duduknya, sehingga akan
mengurangi pemborosan waktu dan tenaga. Selain itu, penataan ruang kantor
juga harus memperhatikan rangkaian kerja yang dilakukan para pegawai.
Pengaturan dan penempatan para pegawai seharusnya disesuaikan dengan
urutan pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan. Menurut asas ini, suatu
pekerjaan harus senantiasa bergerak maju dari permulaan sampai
penyelesaian, tidak ada gerakan mundur atau menyilang. Dalam penataan
ruang kantor, suatu ruangan harus ditata sedemikian rupa sehingga satu
ruangan tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal.
Mengenai asas tata ruang kantor, Ida Nuraida (2007) menambahkan
bahwa dalam penataan ruang kantor juga harus memperhatikan 2 (dua) hal
yaitu asas intregrasi kegiatan dan asas kepuasaan kerja bagi pegawai. Tata
ruang dan peralatan kantor harus mengintegrasikan kegiatan antar dan inter
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
bagian yang ada dalam organisasi. Selain itu, tata ruang dan peralatan kantor
harus membuat pegawai dapat bekerja secara aman, nyaman dan puas.
Artinya, pegawai dalam bekerja tidak terganggu oleh situasi-situasi yang
menghambat pekerjaannya misalnya suasana yang berisik dan panas, barang-
barang yang dapat membayakan dan lingkungan kantor yang tidak
mendukung dalam penyelesaikan pekerjaan.
Berdasarkan rumusan di atas, diharapkan dapat tercapai tata ruang
kantor yang efisien, yaitu pekerjaan dapat berjalan menurut aliran garis lurus,
sehingga kesimpangsiuran pekerjaan dan mondar mandirnya pegawai dapat
terhindarkan, yang sama artinya dengan menghemat tenaga, waktu, pikiran
serta biaya
e. Manfaat Tata Ruang Kantor
Manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya tata ruang kantor yang
efisien diharapkan dapat mengakibatkan lancarnya kegiatan-kegiatan kantor.
Badri Munir Sukoco (2007:189) menyatakan bahwa layout kantor yang
efektif akan memberikan manfaat sebagai berikut:
1) Mengoptimalkan penggunaan ruang yang efektif.
2) Mengembangkan lingkungan kerja yang nyaman bagi pegawai.
3) Memberikan kesan yang positif terhadap masyarakat.
4) Menjamin efisiensi dari arus kerja yang ada.pan
5) Meningkatkan produktifitas kerja pegawai.
6) Mengantisipasi pengembangan organisasi di masa depan dengan melakukan perencanaan layout yang fleksibel.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa tata ruang
kantor yang baik dan terencana memberikan manfaat kepada 2 (dua) pihak
yaitu pihak internal kantor yakni para personil kantor khususnya pegawai dan
pihak eksternal kantor yakni masyrakat umum. Manfaat yang diberikan bagi
pegawai antara lain dapat menciptakan suatu kondisi yang menunjang
kelancaran pekerjaan kantor, penghematan ruangan, mempercepat
terselesainya pekerjaan kantor dan yang paling utama adalah terciptanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
efisiensi dalam bekerja. Sedangkan bagi pihak luar, tata ruang kantor yang
baik juga memberikan kenyamanan dan kepuasan bagi masyarakat sehingga
masyarakat memiliki kesan yang baik terhadap kantor tersebut.
f. Macam-Macam Tata Ruang Kantor
Dalam melaksanakan penataan ruangan kantor yang perlu
diperhatikan terlebih dahulu ialah bentuk dan luas ruang yang tersedia serta
jenis pekerjaan, sehingga dihasilkan tata ruang kantor yang efesien. The Ling
Gie (2000:192-193) membedakan tata ruang kantor dalam dua macam, yaitu:
1) Tata ruang kantor yang terpisah pisah Pada susunan ini ruang untuk bekerja terbagi bagi dalam beberapa satuan.
2) Tata ruang yang terbuka Menurut susunan ini ruang kerja yang bersangkutan tidak dipisahkan.
Tata ruang kantor yang terbuka lebih baik dan memuaskan daripada
ruang yang sama luasnya tetapi terbagi dalam satuan-satuan kecil. Hal tersebut
diungkapkan The Liang Gie (2000) dengan alasan sebagai berikut: 1)
memudahkan pengawasan terhadap pegawai, dengan tata ruang kantor yang
terbuka, para pimpinan lebih leluasa untuk melihat dan mengamati proses
pelaksanaan pekerjaan pegawainya; 2) lebih memudahkan hubungan di antara
para pegawai, karena merasa bekerja dalam satu ruangan yang sama maka
akan menumbuhkan rasa persatuan yang lebih erat; 3) jika terjadi penambahan
pegawai atau alat-alat kantor ataupun perubahan mengenai proses
penyelesaian suatu pekerjaan, tataruang yang terbuka lebih mudah
menampungnya.
Dalam tata ruang kantor yang terpisah-pisah, pemisahan ruangan
dapat terjadi karena keadaan gedungnya yang terdiri atas kamar-kamar
maupun karena memang sengaja dibuat terpisah dengan pemisah kaca.
Sedangkan untuk tata ruang yang terbuka, semua aktivitasnya dilaksanakan
pada satu ruang besar yang terbuka, tidak lagi dipisah-pisahkan menurut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
kamar atau sekatan-sekatan buatan. Tata ruang terbuka lebih baik dari pada
tata ruang yang terpisah- pisah. Hal tersebut diungkapkan Hery Sawiji
(2002:79) dengan alasan :
1) Memungkinkan pengawasan yang lebih efektif terhadap segenap pegawai.
2) Lebih memudahkan hubungan diantara para pegawai. Hal ini dapat menumbuhkan rasa persatuan yang lebih erat karena mereka merasa bekerja sama pada satu ruangan.
3) Lebih memudahkan tersebarnya cahaya dan peredaran udara. 4) Kalau terjadi penambahan pegawai atau alat-alat kantor maupun
perubahan mengenai proses penyelesaian suatu pekerjaan, atau tata ruang yang terbuka lebih mudah menampungnya.
Berkenaan dengan macam tata ruang kantor, Ida Nuraida (2008: 143-
144) menyebutkan bahwa secara garis besar tata ruang kantor dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu:
1) Ruang kantor terbuka (open plan offices)
Semua aktivitas dilaksanakan bersama-sama oleh beberapa
pegawai dalam satu ruangan besar yang terbuka serta tidak
dipisahkan noleh tembok atau penyekat yang terbuat dari kayu.
Keuntungan adalah:
a) Memudahkan perubahan layout ruangan tanpa perlu biaya yang tinggi.
b) Memudahkan komunikasi dan koodinasi kerja antar pegawai baik.
c) Menghemat penggunaan penerangan dan peralatan kerja.
d) Mmudahkan pengawasan.
Kerugian adalah:
a) Sulit melakukan pekerjaan yang bersifat rahasia.
b) Memerlukan air conditioning untuk mengurangi debu dan pendingin udara serta air cleaner untuk mengurangi bau.
c) Memungkinkan terjadinya kebisingan yang menggangu konsentrasi kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
2) Ruang kantor tertutup (closed plan offices)
Tempat kerja dipisahkan dalam kamar-kamar atau ruangan yang
dipisahkan oleh tembok atau penyekat yang terbuat dari kayu.
Keuntungan adalah:
a) Cocok untuk pekerjaan yang harus terjamin kepentingan, kerahasiaan, dan keamanannya, baik dari segi pembicaraan, dokumen-dokumen, atau asset perushaan yang beharga.
b) Konsentrasi terhadap pekerjaan lebih mudah.
c) Dapat lebih menghargai tamu.
Kerugian adalah:
a) Mmbutuhkan biaya yang lebih besar untuk memisahkan ruangan, lebih banyak alat komunikasi (seperti telepon dan e-mail), penerangan, ventilasi, peralatan kantor dan pemeliharaanya dan lain-lain.
b) Mempersulit perubahaan layout kantor atau fleksibilitas ruangan kurang.
c) Komunikasi atau koordinasi lebih sulit jika tidak ditunjang oleh alat komunikasi yang memadai.
d) Mempersulit pengawasan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, secara garis besar tata ruang
kantor dibagi menjadi 2 (dua) macam, yaiitu tata ruang terbuka dan tata ruang
tertutup, dengan keuntungan dan kerugiannya masing-masing. Pemilihan
jenis tata ruang kantor baik itu terpisah, terbuka atau tertutup tergantung pada
jenis pekerjaan, situasi dan kondisi organisasi yang bersangkutan. Setelah
memahami keuntungan dan kerugian dari macam-macam tata ruang,
hendaknya benar-benar menjadi perhatian karena jika tidak tepat dalam
menentukan jenis tata ruang kantor, maka prinsip efisiensi dalam pelaksanaan
pekerjaan kantor tidak akan terwujud.
g. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Tata Ruang Kantor
The Liang Gie (2000:
yang sangat mempengaruhi efesiensi dalam pekerjaan perkantoran adalah
cahatya, warna, udara dan suara. Dari pendapat tersebut, dapat diketahui hal-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
hal yang berpengaruh terhadap tingkat efisiensi dalam melaksanakan
pekerjaan kantor. Hal tersebut yang harus diperhatikan dalam penyusunan
ruang kantor.
Untuk lebih jelasnya faktor faktor tersebut diuraikan sebagai berikut:
1) Cahaya
Dalam sebuah kantor, cahaya sangat diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan kantor. Cahaya dalam ruangan kantor
diusahakan dapat memancar dengan cukup dan tepat. Cahaya yang
memancar dengan cukup dan tepat menjadikan karyawan menjadi lebih
efesien dalam bekerja karena lebih sedikit membuat kesalahan, membuat
mata tidak cepat lelah dan lebih cepat menyelesaikan pekerjaan. Hal
tersebut sesui dengan yang dikemukakan oleh Hery Sawiji (2002: 81)
bahwa:
Cahaya penerangan kantor tak hanya harus memungkinkan untuk melihat saja, tetapi juga harus memungkinkan seorang pegawai melihat apa yang dia kerjakan dengan jelas, cepat dan tepat. Karena itu, cahaya penerangan kantor yang tidak cukup akan menyebabkan penundaan pekerjaan dan timbulnya kesalahan-kesalahan. Demikian pula dalam cahaya penerangan yang tak cukup, mata akan sakit, cepat lelah, timbul sakit kepala dan kepenatan-kepenatan yang lain yang akhirnya akan menyebabkan penundaan pekerjaaan, timbulnya kesalahan-kesalahan dan gangguan-gangguan dalam bekerja.
Hery Sawiji (2002: 81) menyebutkan bahwa cahaya penerangan
kantor dapat dibedakan menjadi 3 macam:
1) Cahaya matahari 2) Cahaya buatan 3) Cahaya kombinasi dari keduanya
Berdasarkan pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa cahaya
matahari ialah cahaya yang berasal dari sinar matahari langsung yang
dipergunakan sebagai penerangan dalam ruangan kantor. Cahaya buatan
ialah cahaya penerangan ruang kantor yang berasal dari cahaya lampu.
Sedangkan cahaya kombinasi ialah cahaya penerangan kantor yang
berasal dari kombinasi cahaya matahari dan cahaya lampu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
The Liang Gie (2000:213) mengemukakan bahwa cahaya buatan
dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:
a) Cahaya langsung Cahaya ini memancar langsung dari sumbernya kepermukaan meja. Apabila dipakai lampu biasa atau (pijar), cahaya bersifat sangat tajam. Bayangan yang ditimbulkan sangat tegas. Cahaya ini lekas menimbulkan kelelahan pada mata. Lebih-lebih apabila terletak dalam lingkungan sudut 45 derajat dari pengelihatan mata.
b) Cahaya setengah langsung Cahaya ini memancar dari sumbernya melalui tudung lampu yang
biasanya terbuat dari gelas dengan warna putih susu. Cahaya menyebar ke berbagai jurusan namun sebagian besar cahaya tetap langsung jatuh di atas meja dan memantul kearah mata pegawai.
c) Cahaya setengah tak langsung Cahaya ini terjadi dari pantulan langit-langit dan dinding ruangan. Cahaya ini sebagian terpancar dari tudung lampu. Penerangan ini sudah lebih baik karena sifat cahaya dan bayangan yang ditimbulkan tidak terlalu tajam.
d) Cahaya tak langsung Cahaya ini memancar seluruhnya dari sumber cahaya ke langit-langit ruangan kemudian dipantulkan ke meja. Sifat cahaya ini lunak, tidak menimbulkan bayang-bayang dan merata sehingga tidak mudah menimbulkan kelelahan pada mata.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa cahaya
penerangan yang paling baik digunakan dikantor adalah cahaya tak
langsung, karena cahaya tersebut tidak menimbulkan kelelahan pada
mata sehingga para pekerja akan lebih cepat dalam menyelesaikan
pekerjaannya dan kesehatan mata para pekerja terjaga.
2) Warna
Bagi suatu kantor warna tidak hanya berfungsi untuk
memperindah, namun juga merupakan faktor penting yang mempunyai
pengaruh cukup besar bagi pegawai dalam melaksanakan kegiatannya.
Warna mempunyai pengaruh pada keadaan jiwa pegawai. Dengan
pewarnaan yang tepat pada ruangan dan peralatan kantor, maka
ketenangan dan kegembiraan pegawai akan dapat terpelihara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Dalam pemilihan warna, hendaknya disesuikan dengan iklim,
suasana kerja dan cahaya yang digunakan di dalam kantor tersebut.
Selain itu, pemilihan warna juga harus memperhatikan sifat dan jenis
pekerjaan yang dilakukan. McShane dalam Badri Munir Sukoco
akan dampak fisik warna, namun banyak yang tidak sadar akan dampak
psikologisnya baik positif maupun negatif pada produktivitas, kelelahan,
Hery Sawiji (2002:89) berpendapat bahwa penggunaan warna
akan mempengaruhi keadaan didalam kantor dalam hal:
a) Prestige Prestige suatu kantor diukur dari kesan yang diberikan oleh pihak luar tentang penampilan kantor tersebut.
b) Kesehatan Penelitian penelitian menunjukan bahwa kesehatan para pegawai secara langsung dipengaruhi oleh penggunaan warna kantor.
c) Moral Warna mempunyai efek psycologis akan moral dan sikap pegawai terhadap teman sekerja dan kantor dimana mereka bekerja.
d) Efisiensi Penelitian penelitian menunjukan bahwa warna tak hanya mempengaruhi kesehatan dan moral para pegawai tetapi juga mempengaruhi efesiensi kerja para pegawai.
Menurut Badri Munir Sukoco (2007:215), ada beberapa faktor
yang perlu diperhatikan sebelum memulai proses perencanaan memilih
warna ruang kantor yaitu:
a) Penutup Lantai Warna yang digunakan untuk menutup lantai sangat penting, dan menutup lantai dengan karpet merupakan pilihan yang bagus. Pilihan warnanya beragam sangat beragam dan mudah disesuikan dengan faktor lain yang terdapat di kantor, menjadikan karpet sebagai pilihan favorit untuk menutup lantai...
b) Penutup Dinding Karpet juga menjadi pilihan favorit untuk menutup dinding karena nilai estetikanya serta kemampuan untuk menyerap suara. Pilihan warna disesuikan dengan kondisi ruang kantor...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
c) Warna Furnitur Pemilihan warna furnitur yang akan digunakan dalam ruang kantor juga harus disesuikan dengan kedua hal tersebut diatas... . Dewasa ini, tren yang sedang berkembang adalah memilih furnitur dengan warna yang kontras dengan warna dinding...
Setiap warna mempunyai pengaruh yang berlainan bagi setiap
orang dan setiap orang akan menunjukkan rekasi yang berbeda terhadap
warna-warna tertentu. Pengaruh umum warna dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Tabel 1. Pengaruh Warna
No. Warna Jarak Temperatur Efek Psikis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Putih
Biru
Hijau
Merah
Oranye
Kuning
Coklat
Ungu
Hitam
Netral
Jauh
Jauh
Dekat
Sangat dekat
Dekat
Sangat dekat
Sangat dekat
Sangat dekat
Dingin
Dingin/sejuk
Netral
Panas
Sangat hangat
Hangat
Netral
Dingin
Panas (menyerap cahaya besar)
Ketenangan
Keleluasaan, ketentraman
Menyenangkan
Merangsang kegembiraan tapi bisa juga mengganggu
Merangsang
Merangsang riang gembira, melenyapkan rasa tertekan
Merangsang
Agresif
Agresif, menakutkan mengganggu, menolak
Sumber: Ida Nuraida (2008:158)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Bukan hanya pemilihan warna saja yang diperlukan, tetapi
komposisi warnapun harus diperhatikan juga, karena jika memilih
komposisi warna yang salah, maka akan mengganggu pemandangan dan
dapat menimbulkan rasa kurang nyaman serta dapat mempengaruhi
kegairahan dan semangat kerja pegawai. Oleh karena itu, untuk ruang
kantor hendaknya dipilih warna-warna yang lembut seperti coklat muda
atau krem, abu-abu muda, biru muda, dan lain sebagainya.
3) Udara
Faktor udara sangat penting bagi pegawai yang bekerja dalam
suatu ruangan. Udara yang dihirup pegawai setiap hari dapat
mempengaruhi kesehatan dan ketengan pegawai dalam bekerja. Dalam
suatu kantor perlu diperhatikan pertukaran udara yang cukup, adanya
ventilasi dan jendela yang banyak, sehingga memungkinkan udara dapat
keluar masuk setiap saat, sehingga udara dalam kantor tetap bersih.
Selain itu kontruksi gedung pun akan berpengaruh pada pertukaran
udara, misalnya: gedung yang mempunyai plafon tinggi akan
menimbulkan pertukaran udara yang banyak daripada berplafon rendah.
Suhu udara dalam ruangan juga perlu diperhatikan, karena suhu
yang sesui untuk melaksanakan aktifitas akan menaikkan produktifitas,
kualitas kerja yang baik memperbaiki suasana kerja dan kesehatan,
mempetinggi moral dan menimbulkan kesan yang baik bagi para tamu
yang datang ke kantor. Hal ini sesui dengan pernyataan Mokijat dalam
Ida Nuraida (2008:161) bahwa:
Air Conditioner (AC) mengatur keadaan udara dengan mengawasi suhu, peredaran, kelembaban dan kebersihan. Efisiensi pegawai kantor menunjukan keuntungan rata-rata 20% setelah diberi AC. Dengan terpenuhinya kualitas dan kuantitas udara yang baik maka akan memberikan keuntungan yang banyak bagi kantor antara lain meningkatkan produktivitas kerja, meningkatkan mutukerja kantor, menjaga kesehatan pegawai, meningkatkan semangat kerja dan menimbulkan kesan yang menyenangkan bagi para tamu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Menurut Soetarman dalam bukunya The Liang Gie (2000:220)
mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang dapat mengatasi udara
yang panas dan lembab:
1) Mengatur suhu udara dalam ruang kerja dengan air conditioning. 2) Mengusahakan peredaran udara yang cukup dalam ruang kerja. 3) Mengatur pakaian kerja yang sebaik-baiknya dipakai oleh para
pekerja.
4) Suara
Faktor suara dapat mempengaruhi efisiensi kerja terutama
pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi,karena suara yang
bising dapat menganggu dalam bekerja dan berpengaruh pada kesehatan
pegawai. Seperti yang diungkapkan Shomer dalam Badri Munir Sukoco
tidak diinginkan, beberapa gangguan fisik dan psikologis terhadap
mereka akan terja
Dengan terganggunya konsentrasi ini maka pekerjaan yang
. Moekijat
dalam Ida Nuraida (2008:161-162) mengemukakan:
Pengaruh suara yang gaduh adalah: a) Gangguan mental dan saraf pegawai. b) Kesulitan mengadakan konsentrasi, mengurangi hasil, kesalahan
lebih banyak, kesulitan menggunakan telepon, dan ketidakhadiran yang lebih banyak.
c) Kelelahan yang bertambah dan semangat kerja pegawai yang berkurang. Adapun cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi
kebisingan tersebut, antara lain:
a) Membuat teknik konstruksi bangunan yang efektif. b) Menggunakan peralatan kantor yang tidak menimbulkan suara
bising... c) Menggunakan material penyerap suara yang diletakkan pada
dinding, jendela, atau lantai yang menyerap dan mengisolasi suara...
d) Menjauhkan peralatan yang menimbulkan suara bising... Berikut ini adalah beberapa sumber kebisingan hasil dari
penelitian Ayr, Cirillo, Fato, dan Martellota.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Tabel 2. Sumber Kebisingan
Sumber Kebisingan
Orang berbicara
Telepon Berbunyi
Suara dari luar
HVAC systems*
Peralatan kantor
Seluruh sampel
Ruang baca
Kantor tunggal
Kantor non AC
Kantor ber-AC
31%
47%
7%
14%
21%
8%
9%
18%
33%
10%
11%
14%
21%
13%
12%
34%
26%
27%
-
41%
16%
4%
27%
40%
16%
Sumber: Badri Munir Sukoco (2007:217)
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa sumber
kebisingan dapat berasal dari beberapa hal dengan tingkat kebisingan
yang berbeda satu sama lain di berbagai tempat, khususnya kantor. Hal
ini dapat dijadikan acuan bagi kantor agar dapat mengantisipasi adanya
kebisingan-kebisingan yang mungkin muncul dan dapat mengganggu
aktivitas pekerjaan kantor.
Dari beberapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
pengaruh suara sangat besar terhadap pekerjaan seseorang, maka dari itu
perlu adanya pengaturan letak dari alat atau mesin yang menimbulkan
suara berisik atau gaduh. Untuk menciptakan suasana yang tenang, lantai
maupun dinding hendaknya dilapisi dengan bahan yang kedap suara.
Langit-langit pun diusahakan terbuat dari bahan yang menyerap bunyi.
Dengan cara demikian unsur bising, gaduh maupun gangguan suara lain
dapat berkurang.
h. Tata Ruang Kantor Yang Baik/Efektif
Bentuk pekerjaan yang dilakukan oleh organisasi dalam sebuah kantor
biasanya mempengaruhi tata ruang kantor sebagai faktor utama untuk
mendapatkan efisiensi ruang yang baik dan efektif. The Liang Gie (2000:191-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
192) berpendapat bahwa untuk menentukan letak dan susunan ruang kantor
perlu memperhatikan beberapa pedoman sebagai berikut:
1) Satuan-satuan yang tugas pekerjaannya memang khusus melayani publik hendaknya ditaruh ditempat yang mudah didatangi orang-orang luar itu tanpa menganggu satuan-satuan lainnya.
2) Satuan-satuan yang pekerjaannya berhubungan erat satu sama lain hendaknya dikelompokkan pada 1 tempat.
3) Satuan pusat yang mengerjakan semua kerja ketatausahaan dari organisasi itu hendaknya diberi tempat di tengah-tengah, sehingga satuan-satuan lainnya dapat mudah menghubunginya.
4) Satuan yang tugas pekerjaannya bersifat sangat gaduh, hendaknya dijauhkan dari satuan-satuan lainnya terutama satuan yang banyak menjalankan pekerjaan otak.
Martinez dan Quible dalam Badri Munir Sukoco (2007:196)
berpendapat bahwa ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan guna
mendesain layout kantor yang efektif, antara lain:
1) Menganalisis hubungan antara peralatan, informasi, dan pegawai dalam arus kerja.
2) Mengondisikan arus kerja agar bergerak dalam bentuk garis lurus dan meminimalisir kemungkinan terjadinya crisscrossing dan backtracking.
3) Pegawai maupun tim kerja yang melakukan pekerjaan serupa harus ditempatkan dalam area yang berdekatan.
4) Pegawai maupun divisi yang berhubungan dengan publik harus ditempatkan berdekatan dengan pintu masuk.
5) Pegawai maupun tim kerja yang membutuhkan konsentrasi harus ditempatkan di ruang kerja yang suasananya lebih tenang.
6) Alokasi ruang harus berdasarkan posisi, pekerjaan yang dilakukan, dan peralatan khusus yang diperlukan masing-masing individu.
7) Furnitur dan peralatan harus sesui dengan kebutuhan. 8) Lorong harus nyaman dan lebar untuk mengantisipasi pergerakan
yang lebih efisien dari pekerja. 9) Pertimbangan keamanan harus diberikan prioritas tinggi. 10) Area terbuka yang besar lebih efisien dibandingan ruangan kecil
yang tertutup. 11) Provisi yang tepat bagi pencahayaan, dekorasi, AC, kelembaban,
dan kontrol suara. 12) Memperhatikan kebutuhan perluasan kantor di masa datang. 13) Pekerjaan harus datang pada pegawai, bukan sebaliknya. Dari pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa tata ruang
kantor yang baik atau efektif adalah tata ruang yang menekankan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
penyusunan perabot dan alat perlengkapan kantor pada letak yang diatur
secara tepat, sehingga dengan pengaturan itu diharapkan akan tercipta suatu
ruangan yang menunjang kelancaran aktivitas-aktivitas pegawai dalam
bekerja.
Dengan pedoman-pedoman tersebut diharapkan layout kantor dapat
membuat pekerjaan berlangsung secara efektif dan efesien serta sesui dengan
kualifikasi yang dibutuhkan oleh pegawai dalam menjalankan pekerjaannya
tersebut.
2. Tinjauan Tentang Efisiensi Kerja
a. Pengertian Efisiensi Kerja
Definisi efisiensi menurut WJS Poerwodarminto dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2000
menjalankan sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, dan
biaya) kedayagunaan. Kemampuan menjalankan tugas dengan baik dan tepat
(dengan tidak membuang-
Ibnu Syamsu, S.
Allan H. Morgesen dalam The Liang Gie (2000:173) merumuskan
menemukan cara-cara yang lebih mudah dan lebih baik dalam melaksanakan
kan bahwa
kerja adalah perbandingan terbaik antara suatu krja dengan hasil yang dicapai
The Liang Gie (2000:171-172) meninjau tentang efisiensi kerja dari 2 segi yaitu:
1) Segi Usaha Suatu kegiatan dapat dikatakan secara efisien kalau sesuatu hasil tertentu tercapai dengan usaha yang sekecil kecilnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
2) Segi Hasil Suatu kegiatan dapat disebut efisien kalau dengan usaha tertentu memberikan hasil yang sebanyak banyaknya, baik yang mengenai mutunya ataupun jumlah satuan hasil tertentu.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa efisiensi
kerja merupakan perwujudan dari cara kerja yang memungkinkan mencapai
hasil yang ditentukan dengan penggunaan sumber usaha yang kecil. Seperti
halnya yang dikemukakan oleh The Liang Gie (2000:173):
Dengan tidak mengabaikan faktor-faktor lainnya yang ikut mempengaruhi sesuatu kerja, maka perbandingan terbaik antara usaha dan hasilnya dalam kerja itu terutama ditentukan oleh caranya melakukan aktivitas yang bersangkutan. Jadi, efisiensi kerja pada umumnya merupakan perwujudan dari cara-cara kerja yang memungkinkan tercapainya perbandingan terbaik antara usaha dan hasil, yaitu cara-cara bekerja efisien.
Efisiensi kerja dapat dilihat dari 2 (dua) segi yaitu segi hasil kerja dan
segi usaha. Efisiensi kerja dilihat dari segi hasil kerja yang dikehendaki
berkaitan dengan jumlah yang lebih banyak dan mutu yang lebih baik, dengan
kata lain bahwa dengan usaha tertentu yang dilakukan akan mampu
mendapatkan hasil yang maksimal. Sedangkan efisiensi kerja jika dilihat dari
segi usaha, dapat dikembalikan pada 5 unsur yang dapat juga disebut sebagai
sumber-sumber kerja, yakni pikiran, tenaga, waktu, ruang dan benda
termasuk uang The Liang Gie (2000:171), dimana dalam penggunaan kelima
unsur kerja tersebut sesui dengan kebutuhan dan tidak menimbulkan
pemborosan. Artinya efisiensi kerja jika dilihat dari segi usaha bekerja yang
tidak sedikit pun mengurangi hasil yang dicapai karena dilakukan melalui
cara yang paling mudah, ringan, cepat, dekat dan murah.
b. Asas Asas Efisiensi
Agar tercapai perbandingan terbaik antara setiap kerja ketatausahaan
dengan hasilnya. The Liang Gie (2000:174) berpendapat bahwa asas asas
efisiensi bagi tata usaha itu ada 5 yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
1) Perencanaan 2) Penghapusan 3) Penyederhanaan 4) Penghematan 5) penggabungan
Untuk lebih jelasnya mengenai asas asas, maka diuraikan sebagai berikut:
1) Asas Perencanaan
Merencanakan yaitu menentukan terlebih dahulu mengenai tindakan tindakan dan strategi yang akan dilakukan dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
2) Asas Penghapusan
Penghapusan berarti meniadakan langkah langkah atau kegiatankegiatan dalam pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang dianggap kurang perlu atau tidak berhubungan dengan hasil kerja yang ingin dicapai.
3) Asas Penyerderhanaan
Menyederhanakan berarti membuat suatu pekerjaan yang sulit dan yang rumit menjadi lebih mudah dan sederhana.
4) Asas Penghematan
Penghematan berarti mencegah pemakaian benda benda secara berlebih lebihan sehingga biaya pekerjaan yang bersangkutan menjadi mahal.
5) Asas Penggabungan
Penggabungan berarti mempersatukan pekerjaan pekerjaan yang mempunyai persamaan atau benda benda yang mungkin dikerjakan sekaligus dalam satu langkah sehingga dapat menghemat waktu kerja.
c. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Efisiensi Kerja
Kemampuan seseorang bekerja efisien tidak hanya tergantung pada
kecerdasan dan bakat yang dibawa sejak lahir. Upaya untuk mewujudkan
efisiensi kerja tidak terlepas dari beberapa faktor yang berpengaruh
terhadapnya, seperti diungkapkan The Liang Gie dalam Soemardji Hartoyo
(2000:39) bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi kerja itu dapat
dikatagorikan menjadi 4 (empat) jenis yaitu:
1. Sumber Daya Manusia (SDM)
2. Suasana dan lingkungan organisasi
3. Alat perlengkapan kerja
4. Sistem atau prosedur
1) Sumber Daya Manusia (SDM)
Ada tiga hal yang harus dimiliki oleh manusia dalam melaksanakan
suatu pekerjaan:
a) Kemauan kerja
Merupakan hasrat seseorang untuk mau dan suka melaksanakan
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dengan sebaik-
baiknya.
b) Kemampuan bekerja
Merupakan kesanggupan fisik seorang pegawai untuk
melaksanakan pekerjaan. Hal ini berkaitan dengan kesehatan
seorang pegawai.
c) Kemahiran pekerja
Merupakan kesanggupan seorang pegawai untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan seefisien mungkin. Dalam hal ini berkaitan
dengan pendidikan, pengalaman dan kecakapan seorang
pegawai.
2) Lingkungan organisasi
Merupakan suatu tempat dimana di dalamnya berlangsung suatu
pekerjaan.
3) Peralatan dan Perlengkapan
Peralatan maupun perlengkapan yang dipakai hendaknya disesuikan
dengan sifat dan jenis pekerjaan yang berlangsung agar dapat
mempermudah dalam penggunaan dan penyelesaian suatu pekerjaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
4) Sistem atau prosedur kerja
Sistem atau prosedur merupakan suatu rangkaian kerja yang
fungsional dan urutan-urutan pelaksanaan suatu pekerjaan.
Dari seluruh pembahasan mengenai efisiensi kerja sebelumnya, dapat
ditarik kesimpulan bahwa efisiensi kerja adalah pelaksanaan aktivitas-
aktivitas manusia dengan memperhatikan perbandingan terbaik antara usaha
dengan hasilnya. Jadi, setiap pegawai dikatakan dapat mencapai efisiensi
kerja apabila dapat dapat menyelesaikan tugas pekerjaannya dengan mudah,
murah dan cepat tanpa menyisihkan kualitas pekerjaan yang dilakukan. Hal
tersebut merupakan perwujudan dari 5 (lima) unsur efisiensi yaitu pikiran,
tenaga, waktu, ruang dan benda termasuk uang.
Pengukuran efisiensi kerja pegawai dapat dilakukan dengan melihat
pada ketercapaian tujuan dengan memperhatikan perbandingan antara usaha
dengan hasilnya.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan Nur Syamsiah Widyaningrum (2006) dalam
Analsis Penataan Ruang Kantor Tata Usaha
dalam Mencapai Efisiensi Kerja Pegawai di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Surakarta Tahun 2006
kantor yang baik dan sesuai asas akan dapat membantu pencapaian efisiensi
kerja pegawai. penataan ruang kantor yang baik akan mempelancar arus
komunikasi antar pegawai dan memberikan inspirasi bagi para pegawai. Jika
arus komunikasi lancar dan pegawai merasa nyaman dalam bekerja, maka
pekerjaan dapat tertangani dengan baik sehingga efisiensi kerja pun dapat
tercapai.
Hasil penelitian yang Amin Priyono (2006) dalam penelitiannya yang
Studi Korelasi Sistem Kearsipan dan Tata Ruang Kantor dengan
Efisiensi Kerja Pegawai Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2006 Berdasarkan analisis data menunjukan bahwa tata ruang kantor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
mempunyai hubungan yang signifikan dengan efisiensi kerja pegawai di
Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo. Hal ini menunjukan bahwa
antara tata ruang kantor dan efisiensi kerja pegawai saling berkaitan. Tata
ruang kantor yang baik dan efektif akan membantu pencapain efisiensi kerja
di kantor.
Beberapa penelitian yang dilakukan di tempat dan waktu yang
berbeda tersebut menyimpulkan satu hal yang sama yaitu bahwa tata ruang
kantor memang memiliki keterkaitan dan pengaruh terhadap efisiensi kerja
pegawai, dengan presentase pengaruh yang berbeda satu sama lain. Dengan
adanya tata ruang kantor yang baik akan membantu tercapainya efisiensi
kerja para pegawai di kantor. Hal ini semakin meyakinkan peneliti untuk
melaksanakan penelitian mengenai tata ruang kantor dalam mencapai
efisiensi kerja pegawai di Kantor PD. BPR BKD Karanganyar. Hasil
penelitian ini dapat menguatkan kesimpulan dari penelitian-penelitian
sebelumnya yang menyatakan bahwa tata ruang kantor berkaitan dan
mempengaruhi efisiensi kerja pegawai atau justru menghasilkan kesimpulan
yang berbeda sehingga akan memperbanyak referensi hasil penelitian yang
sejenis.
C. Kerangka Pemikiran
Sebuah organisasi agar dapat berjalan dengan lancar adalah dengan
cara menjalankan setiap aktivitas aktivitas organisasi dengan berlandaskan
pada efisiensi kerja. Suatu pekerjaan yang dikerjakan secara efisien dengan
suatu ukuran tertentu akan membuat tercapainya hasil yang baik secara mutu
maupun jumlah bahkan dapat mencapai hasil yang maksimal melebihi yang
direncanakan. Salah satu unsur penting dalam mewujudkan efisiensi kerja
pegawai adalah dengan penataan tata ruang kantor yang baik. Hal ini
dikarenakan tata ruang kantor menjadi suatu yang bersinggungan langsung
dengan pegawai selaku subyek pelaksana pekerjaan kantor.
Penataan tata ruang kantor PD. BPR BKD Karanganyar belum
sepenuhnya menerapkan 4 asas penataan tata ruang kantor yang baik, yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
asas jarak terpendek, asas rangkaian kerja, asas penggunaan segenap ruang,
dan asas perubahan susunan tempat kerja. Masalah-masalah yang sering
terjadi di kantor PD. BPR BKD Karanganyar yaitu, dalam meletakkan
dokumen dan arsip-arsip disembarang tempat dan kurang diperhatikannya
penyusunan perabot dan alat alat perlengkapan. Sempitnya area gedung
menjadi masalah yang utama dalam pembagian ruangan. Oleh karena itu,
untuk menciptakan efisiensi kerja pegawai perlu memperhatikan prinsip-
prinsip dalam penataan ruang kantor.
Melalui kegiatan penelitian ini, akan dapat diketahui kondisi nyata di
lapangan mengenai tata ruang kantor PD. BPR BKD Karanganyar.
Berdasarkan data yang diperoleh kemudian akan dianalisis sehingga akan
dapat diketahui kelemahan tata ruang ruang kantor yang menyebabkan
efisiensi kerja pegawai di kantor PD. BPR BKD Karanganyar belum optimal.
Tata ruang kantor merupakan salah satu faktor yang memiliki
peranan penting dalam menentukan kelancaran pekerjaan suatu organisasi.
Untuk itu dalam penyusunan tata ruang kantor didasarkan pada asas-asas
yang ada, agar mampu menciptakan suasana kerja yang nyaman bagi pegawai
dalam bekerja. Dengan tata ruang yang baik akan menimbulkan efisiensi
kerja pegawai dalam pencapaian tujuan suatu organisasi akan mudah tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Untuk lebih jelasnya dapat pada bagan berikut:
Gambar : Kerangka Pemikiran
Efisiensi Kerja Pegawai kantor PD.BPR BKD Karanganyar
Tata Ruang Kantor PD. BPR BKD Karanganyar
Tata ruang kantor untuk mencapai efisiensi kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kantor PD. BPR BKD Karanganyar.
Alasan peneliti melakukan penelitian di kantor PD. BPR BKD Karanganyar
dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Kepala kantor PD. BPR BKD Karanganyar memberikan ijin dan memberikan
data yang diperlukan peneliti, sehingga mempermudah pengumpulan data
yang diperlukan dengan masalah yang diteliti.
b. Terdapat permasalahan yang berkaitan dengan tata ruang kantor dan efisiensi
kerja pegawai.
c. Tersedianya informasi dan data yang dibutuhkan untuk menjawab
permasalahan dalam penelitian.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian merupakan lamanya proses penelitian yang diawali dari
pengajuan masalah, pembuatan proposal penelitian, penyusunan dan penulisan
laporan sampai selesai. Waktu terhitung mulai bulan Agustus 2010 sampai bulan
November 2011. (Jadwal terlampir)
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Mengkaji suatu permasalahan secara utuh dan lengkap diperlukan suatu
pendekatan permasalahan melalui bentuk penelitian yang tepat. Bentuk penelitian
yang tepat akan mencerminkan kedalaman materi permasalahan yang disajikan.
Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian kualitatif yang bertujuan agar
permasalahan yang diteliti dapat diungkapkan secara mendalam dengan mencari
kebenaran secara ilmiah dan memandang obyek secara keseluruhan.
Dalam penelitian ini menggunakan bentuk penelitian kualitatif, yaitu
jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara-cara lain dari
kuantifikasi (pengukuran). Bogdan dan Taylor dalam Iskandar (2009: 11)
mengemukaka
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati. Sedangkan H.B. Sutopo (2002: 89)
lah suatu kegiatan untuk
menjawab pertanyaan tentang bagaimana dan mengapa (proses dan makna )
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,
secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks khusus yang alami dan dengan memanfaatkan berbagai metode
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang menganalisa fenomena, peristiwa, aktifitas
yang ada secara mendalam oleh peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain
sebagai alat pengumpul data utama dari obyek dan permasalahan penelitian.
Peneliti memanfaatkan dan mengumpulkan informasi dengan cara mendalami
peristiwa yang ada sehingga akan memperoleh gambaran dan penjelasan
mengenai tata ruang kantor dalam mencapai efisiensi kerja pegawai di kantor PD.
BPR BKD Karanganyar.
2. Strategi Penelitian
Strategi merupakan pola dan cara yang digunakan berdasarkan rencana
yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran, dalam
penelitian ini peneliti menggunakan strategi penelitian deskriptif. Menurut Nana
penelitian yang paling dasar. Ditujukan untuk mendiskripsikan dan
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat
alamiah ataupun r
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi
tunggal terpancang . Tunggal diartikan bahwa hanya ada satu permasalahan dan
satu ruang lingkup lokasi penelitian yaitu kantor PD. BPR BKD Karanganyar.
Sedangkan terpancang maksudnya peneliti terjun langsung ke lapangan memilih
dan menentukan fokus utama atau sasaran dan tujuan serta permasalahan yang
sudah berbekal teori-teori yang sudah ada yaitu mengenai tata ruang kantor dalam
mencapai efisiensi kerja pegawai di kantor PD. BPR BKD Karanganyar.
C. Sumber Data
Sumber data merupakan suatu sumber di mana data dapat diperoleh.
Dalam memilih sumber data, peneliti harus benar-benar berpikir mengenai
kemungkinan kelengkapan informasi yang akan dikumpulkan dan juga
validitas
dapat berupa manusia, peristiwa dan tingkah laku, dokumen dan arsip serta
berbagai benda lain. Informan adalah orang yang dipandang mengetahui
permasalahan yang dikaji dalam penelitian dan bersedia untuk memberikan
Adapun sumber data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Informan
Informan adalah orang-orang yang dipandang mengetahui permasalahan yang
akan dikaji oleh peneliti dan bersedia memberikan informasi terkait dengan
penelitian ini. Informan dalam penelitian ini adalah :
a. Kepala kantor PD. BPR BKD Karanganyar
b. Karyawan kantor PD. BPR BKD Karanganyar
c. Bagian Umum
2. Tempat dan Peristiwa
Dari pengamatan pada tempat dengan keragaman benda yang berada di
lokasi, peneliti dapat memperoleh informasi yang berkaitan dengan perilaku
atau peristiwa yang terjadi. Tidak semua peristiwa dapat diamati secara
langsung, kecuali peristiwa atau aktivitas yang sedang berlangsung ketika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
penelitian dilakukan. Dalam hal ini, kajian peristiwa didapatkan dari cerita
informan atau dokumen yang ada.
3. Dokumen
Dokumen merupakan bahan tertulis/benda yang berkaitan dengan suatu
peristiwa atau aktivitas tertentu. Dalam penelitian ini, dokumen yang
digunakan sebagai sumber data antara lain foto, denah tata ruang, laporan-
laporan dan catatan-catatan mengenai kepemilikan peralatan dan
perlengkapan kantor
D. Teknik Sampling
cuplikan merupakan suatu bentuk khusus atau proses bagi pemusatan atau
digunakan untuk menyeleksi dan memfokuskan permasalahan agar dalam
pelaksanaan penelitian atau dalam pemilihan sampel lebih terarah dan tepat pada
orang yang mengetahui permasalahan yang dibahas.
Dalam menentukan informan ini peneliti menggunakan teknik purposive
samplin
teknik purposive sampling ini terkandung maksud untuk menjaring sebanyak
mungkin informasi dari berbagai macam sumber. Dan peneliti menggunakan
teknik bola salju (Snowball Sampling). Dalam teknik bola salju, peneliti
memulainya dengan menetapkan satu atau beberapa orang informan kunci (key
informan) dan melakukan wawancara (interview) terhadap mereka secara bertahap
atau berproses, kepada mereka kemudian diminta arahan, saran, petunjuk siapa
sebaiknya yang menjadi informan berikutnya yang menurut mereka mempunyai
pengetahuan, pengalaman, dan informasi yang dicari, selanjutnya penentuan
informan berikutnya dilakukan dengan teknik yang sama sehingga akan diperoleh
jumlah informan yang semakin lama semakin besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
E. Teknik Pengumpulan Data
Data adalah bahan informasi untuk proses berpikir gamblang (eksplisit)
kemungkinan-kemungkinan pemecahan, persoalan, atau keterangan sementara
yang sudah disusun harus diuji melalui pengumpulan data yang sudah relevan
atau ada kaitannya. Ada beberapa macam teknik dalam pengumpulan data, dalam
penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Wawancara
Wawancara adalah suatu proses memperoleh keterangan atau
informasi guna tujuan tertentu yang dilakukan dengan cara tanya jawab antara
pewawancara yang mengajukan pertanyaan dengan responden yang
memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara.
Licoln dan Guba dalam Iskandar (2009) mengemukakan bahwa tujuan
mengadakan wawancara antara lain adalah untuk mengkonstruksi mengenai
orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan dan
kepedulian tentang situasi sosial (setting social). Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan jenis wawancara terstruktur. Hal ini dikarenakan
pokok-pokok pertanyaan sudah dibuat kerangka dan garis besarnya, sehingga
pertanyaan lebih terstruktur dan terarah. Pertanyaan dapat berkembang sesuai
dengan kebutuhan data, sehingga dapat menggali informasi secara mendalam.
2. Observasi
Kegiatan observasi meliputi melakukan pengamatan, pencatatan
secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku, objek-objek yang dilihat dan
hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang
dilakukan. Dalam penelitian ini, teknik observasi yang peneliti gunakan
adalah observasi berperan pasif. H. B. Sutopo (2002) menyatakan bahwa
observasi berperan pasif adalah metode pengumpulan data yang digunakan
untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan, di
mana peneliti hanya mendatangi lokasi, tetapi sama sekali tidak berperan
sebagai apapun selain sebagai pengamat pasif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
3. Analisis dokumentasi
Selain menggunakan observasi dan wawancara, pengumpulan data
juga dilakukan dengan cara mencatat arsip atau dokumen yang berkaitan
dengan pemasalahan penelitian. Analisis dokumen dilakukan untuk
mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen baik yang
berada di tempat penelitian ataupun yang berada di luar penelitian, yang ada
hubungannya dengan penelitian tersebut. Arikunto dalam Iskandar
mengenai atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
F. Validitas Data
Dalam pengumpulan data sering kali terjadi perbedaan bahkan
pertentangan antara sumber data terhadap data yang diperoleh. Untuk itu,
eabsahan data merupakan konsep
penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas) dan keterandalan
Dalam penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan diolah dan diuji
validitasnya melalui trianggulasi. Lexy J. Moleong (2001:178) menjelaskan
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau
Patton dalam H. B. Sutopo (2002) terdapat empat macam teknik
trianggulasi, yaitu:
a. Trianggulasi data (data triangulation), cara
ini mengarahkan peneliti agar dalam mengumpulkan data, peneliti wajib
menggunakan beragam sumber yang tersedia. Artinya, data yang sejenis akan
lebih mantap kebenarannya jika digali dari berbagai sumber yang berbeda.
Trianggulasi data sering disebut juga dengan trianggulasi sumber.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
b. Trianggulasi peneliti (investigation
triangulation), hasil peneliti baik data maupun kesimpulan mengenai bagian
atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya dari beberapa peneliti.
c. Trianggulasi metodologi (methodological
triangulation), jenis trianggulasi ini bisa dilakukan oleh seorang peneliti
dengan mengumpulkan data sejenis tetapi menggunakan teknik atau metode
pengumpulan data yang berbeda. Dengan menggunakan metode yang berbeda
untuk satu informasi yang sama, peneliti dapat menarik kesimpulan atas data
yang digali secara lebih mantap.
d. Trianggulasi teoritis (theorical
triangulation), trianggulasi ini dilakukan dengan menggunakan perspektif
lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji. Hal ini
dikarenakan setiap pandangan teori selalu memiliki kekhususan cara pandang,
maka dengan menggunakan beberapa perspektif dapat menghasilkan
simpulan yang multidimensi.
Untuk memastikan keabsahan data, dalam penelitian ini menggunakan
trianggulasi data (data trianggulation) dan trianggulasi metodologi
(methodological triangulation). Trianggulasi data sering juga disebut trianggulasi
sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Dengan teknik ini
data yang diperoleh melalui sumber yang satu bisa lebih teruji kebenarannya bila
dibandingkan dengan data sejenis yang diperoleh dari sumber yang berbeda.
G. Analisis Data
Bogdan dan Taylor dalam Iskandar (2009:136) mengemukakan bahwa
menemukan tema dan merumuskan ide seperti yang disarankan oleh data dan
sebagai usaha untuk memberikan ban
data adalah proses kategori urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola,
kategori dan satuan uraian dasar. Karena penelitian ini bersifat kualitatif, maka
analisis data berlangsung mulai dari awal penelitian samapai penelitian berakhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
yang dituangkan dalam laporan penelitian yang dilakukan secara simultan dan
terus menerus.
Analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk
menemukan tema dan merumuskan hipotesis. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang didapat dalam penelitian dan mengembangkan serta menghubungkan dengan
teori-teori yang melandasinya. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
interaktif. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam analisis interaktif
adalah:
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data akan dilakukan selama data yang diperlukan
belum cukup jika telah cukup dalam pengambilan kesimpulan maka
pengumpulan data dapat dihentikan. Langkah dalam pengumpulan data
adalah: wawancara, observasi, dan analisis dokumen.
2. Reduksi data
Reduksi data merupakan suatu kegiatan analisis data yang
menajamkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasikan data. Proses reduksi data berlangsung secara terus
menerus sepanjang pelaksanaan penelitian, bahkan prosesnya diawali
sebelum pelaksanaan pengumpulan data. Artinya, sebenarnya peneliti sudah
melaksanakan reduksi data sejak peneliti mengambil dan menyusun kerangka
kerja konseptual mengenai penelitian yang akan dilakukan.
3. Sajian data
Sajian data merupakan suatu proses pengumpulan informasi yang
tersusun dan disajikan yang memberi kemudahan dalam penarikan
kesimpulan, data yang sudah terkumpul perlu disajikan dalam bentuk-bentuk
tertentu guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk yang
padu dan sistematis sehingga akan lebih mudah dipahami ketika dibaca.
4. Penarikan kesimpulan / verifikasi
Penarikan kesimpulan merupakan langkah analisis data yang
dilaksanakan segera setelah data diperoleh. Kesimpulan-kesimpulan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
didapat juga harus diverifikasikan. Jadi, bukan berarti sesudah dilakukan
penarikan kesimpulan merupakan analisis final, karena pada dasarnya makna-
makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya.
Secara proses siklus pengumpulan data dan analisis data sampai pada
tahap penyajian hasil penelitian serta pengambilan keputusan tampak pada
gambar di bawah ini:
Gambar 2. Model Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data Secara Interaktif
Sumber: H. B. Sutopo (2002: 96)
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah tata urutan atau langkah-langkah rinci yang
harus ditempuh untuk melaksanakan penelitian. Hal ini dimaksudkan agar
penelitian dapat berjalan teratur sehingga hasil penelitian dapat
dipertanggungjawabkan.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan beberapa langkah atau melalui
beberapa prosedur yang dapat dilakukan secara sistematis. Adapun prosedur yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
Dalam tahap ini peneliti mengumpulkan bahan informasi dan teori
yang dapat mendukung permasalahan. Tahap ini dimulai dari pembuatan
Pengumpulan data
Sajian Data Reduksi Data
Kesimpulan / Verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
rancangan penelitian, penyusunan proposal, memilih lokasi, mengurus
perijinan dan persiapan pelaksanaan teknis.
2. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan terjun ke lapangan dan
memulai untuk menggali data yang relevan dengan tujuan penelitian.
3. Tahap analisis
Untuk analisis awal penelitian ini dilakukan sejak pengumpulan data
di lapangan, sedangkan analisis akhir dilakukan setelah penggalian data
dianggap cukup mendukung maksud dan tujuan penelitian. Tahap ini
merupakan usaha untuk menemukan tema-team yang relevan dengan masalah
penelitian. Setelah data yang dikumpulkan relevan dengan masalah
penelitian, data tersebut kemudian dianalisis kembali secara intensif dan
mendalam untuk kemudian ditarik suatu kesimpulan.
4. Tahap penulisan laporan penelitian
Pada tahap ini peneliti akan menuliskan hasil penelitiannya dalam
bentuk skripsi. Hasil laporan ini kemudian digandakan sesuai kebutuhan guna
pelaporan kepada pihak-pihak terkait.
Untuk lebih memudahkan peneliti dalam melangkah, peneliti sajikan
skema prosedur penelitian sebagai berikut.
Gambar 3. Bagan Prosedur Penelitian
Analisis Akhir Persiapan penelitian
Pengumpulan data dan analisis awal
Penarikan kesimpulan
Penulisan laporan penelitian
Penggandaan Laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah PD. BPR BKD Karanganyar
Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Badan Kredit Desa
Karanganyar atau PD. BPR BKD Karanganyar merupakan perusahan daerah yang
mempunyai tujuan untuk memberantas ijon, gadai gelap, rentenir dan praktek-
praktek perilaku ekonomi negatif yang timbul di masyarakat pedesaan. Kantor ini
beralamatkan di Jalan Lawu Timur No. 135 Karanganyar 57714. Dengan dasar
hukum SK. Bupati Kepala Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Karanganyar No.
581/161/1985, maka pada tanggal 27 Maret 1985 secara resmi didirikan PD. BPR
BKD Karangnyar.
Kantor PD. BPR BKD Karanganyar telah membuka kantor kas di
beberapa wilayah dengan maksud untuk lebih mendekatkan pelayanan bank
kepada masyarakat. Kantor kas ini ditempatkan di wilayah yang berbatasan
dengan kota atau kabupaten lain yang tujuannya sebagai batu loncatan memasuki
wilayah lain. Kantor-kantor kas yang telah dibuka yaitu Kantor Kas Jambangan,
Grompol, Gajahan Colomadu, Pasar Klodran, Karangpandan, Palur, Jumapolo.
Tujuan PD. BPR BKD Karanganyar mendirikan beberapa kantor kas selain
memperluas jaringan pemasaran adalah untuk mendekatkan sarana permodalan ke
pelosok-pelosok daerah sehingga calon debitur lebih dapat menghemat biaya
transportasi dan waktu.
Kantor PD. BPR BKD Karanganyar terdiri dari 2 (dua) lantai. Berikut ini
rincian ruang yang berada di masing-masing lantai.
a. Lantai I
Lantai yang terletak di bawah yang memiliki 10 (sepuluh) ruangan yang
terdiri dari :
1) Counter 2) Ruang Tabungan 3) Ruang Kredit 4) Ruang Pengawas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
5) Ruang Kabag Kredit 6) Ruang Direktur 7) Brankas 8) Ruang Jaminan 9) Ruang Kabag Operasional 10) Garasi
b. Lantai yang terletak diatas memiliki 7 (tujuh) ruangan yaitu:
1) Ruang Meeting 2) Ruang Direktur Utama 3) Ruang IT 4) Ruang Komputer 5) Aula 6) Gudang 7) Ruang Bagian Umum
Ruangan-ruangan yang diobservasi dan dijadikan obyek penelitian adalah
ruangan- ruangan yang merupakan bagian utama dari kantor PD. BPR BKD
Karanganyar. Hal ini dimaksudkan agar penelitian lebih terfokus dan tidak keluar
dari lingkup penelitian. Rungan- ruangan tersebut antara lain:
1) Ruang Direktur Utama
2) Ruang Direktur
3) Ruang Counter
4) Ruang Pengawasan
5) Ruang Kredit
6) RuangMeeting/Aula
2. Visi dan Misi Kantor PD. BPR BKD Karanganyar
1) Visi
Visi kantor PD. BPR BKD Karanganyar adalah menjadi BPR unggulan dan
andalan untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah pada khususnya masyarakat
Kabupaten Karanganyar pada umumnya serta berperan aktif mendorong
terciptanya Karanganyar Tentram.
2) Misi
Misi kantor PD. BPR BKD Karanganyar adalah:
a) Menghimpun dana dari masyarakat yang kemudian disalurkan kepada
masyarakat dalam berbagai bentuk produk kredit atau permodalan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
b) Mendorong terciptanya pemerataan dan kesempatan kerja bagi masyarakat
di wilayah Kabupaten Karanganyar dan PD. BPR BKD Karanganyar
sebagai sumber pembiayaan membuka pelayanan di berbagai pelosok
pedesaan dalam upaya mendekatkan sarana permodalan.
c) Mengemban misi sebagai penyumbang PANS dalam rangka otonomi
daerah.
3. Struktur Organisasi Kantor PD. BPR BKD Karanganyar
Di dalam struktur organisasi PD. BPR BKD Karanganyar berada di bawah
komando Pemerintah kabupaten Karanganyar. Dalam melaksanakan tugasnya,
dibagi dalam 4 (empat) sub bagian yaitu bagian bisnis, bagian operasional, bagian
umum dan pengembangan, kepala cabang. Berikut ini struktur organisasi Kantor
PD. BPR Bank Karanganyar.
Gambar 5. Struktur Organisasi PD. BPR BKD Karanganyar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
4. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan alat penunjang untuk membantu dalam
pelaksanaan pekerjaan demi tercapainya efisiensi kerja. Kantor PD. BPR BKD
Karanganyar merupakan perusahaan pemerintahan, yang mana dalam pencapaian
tujuannya organisasi tersebut menggunakan barang-barang yang berasal dari dana
APBD kabupaten Karanganyar.
Sarana dan prasarana yang berupa tanah, gedung dan bangunan beserta
peralatan dan mesin yang dikelola oleh kantor PD. BPR BKD Karanganyar,
adalah sebagai berikut:
Tabel 3: Sarana dan Prasarana pada kantor PD. BPR BKD Karanganyar
No Nama Barang Jumlah Barang
1 Kendaran roda 2 5 unit
2 Kendaran roda 4 4 unit
3 Komputer 11 buah
4 Printer 22 buah
5 Laptop 9 buah
6 Modem 5 buah
7 Flash disk 10 buah
8 Server 5 buah
9 Tape recorder 3 buah
10 Sound sistem 1 buah
11 TV 3 buah
12 Mesin penghitung uang 4 buah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
13 Ditektor uang 1 buah
14 CCTV 1 unit
15 LCD 2 buah
16 Kipas angin 2 buah
17 Almari buffet 1 buah
18 Pesawat telephone 3 buah
19 Facsilime 1 buah
20 Tempat kartu absen 2 buah
21 Rak TV 1 buah/set
22 Papan nama 2 buah
23 Tabung pemadam api 2 buah
24 Mesin absensi 1 buah
25 Mesin penghancur kertas 3 buah
26 Alat pemotong kertas 2 buah
27 Over head projector 1 buah
28 Mesin foto copy 1 buah
29 Mesin penghisap debu 3 buah
30 Mesin ketik manual 2 buah
31 Rak buku 4 buah
32 Dispenser 3 buah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
33 Meja kursi direksi 2 buah
34 Meja kayu 52 buah
35 Kursi kayu 40 buah
36 Kursi besi 150 buah
37 Meja rapat 2 buah/set
38 Meja resepsionis 1 buah
39 Lemari besi 12 buah
40 Lemari kayu 9 buah
41 Brangkas 3 buah
42 White board 1 buah
43 Kursi sudut 2 buah/set
44 Kursi sofa 3 buah/set
45 Kursi ruang tunggu 2 buah/set
46 Kursi tamu 1 buah/set
47 Lemari arsip 17 buah
48 Kipas angin 3 buah
49 AC 20 buah/unit
50 Baby loker 2 buah
51 Rak buku 3 buah
52 Handy talky (Ht) 6 buah/unit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
53 Lampu senter 8 buah
54 Lampu emergensi 2 buah
55 Jenset 1 buah
Sumber: Daftar Inventaris PD. BPR BKD Karanganyar Kantor Pusat
B. Deskripsi Ruang Sub-Sub Bagian Kantor PD. BPR BKDKaranganyar
1) Ruang Direktur Utama
Ruang untuk Direktur Utama berada di depan ruang meeting dengan
ukuran 3 m x 5 m. Ruangan ini menghadap ke timur dengan pintu masuk di
sebelah barat. Di sebelah utara pintu masuk terdapat sebuah lemari arsip. Sisi
utara ruangan ini tidak diletakkan barang apapun hanya ada tirai berwarna biru.
Jika diletakan barang di sini, akan menyulitkan untuk membuka tirai tersebut.
Ruangan ini cukup luas karena hanya terdapat seorang direktur yang
menempati ruang dengan barang-barang yang sudah tertata dengan cukup rapi
sehingga tidak menimbulkan kesan sempit pada ruang ini. Meja direktur utama
berada tepat di depan pintu masuk dan menghadap ke barat. Meja tersebut
dilengkapi dengan 2 buah kursi, satu kursi untuk direktur berada di sebelah timur
meja dan 1 buah kursi lainnya diperuntukan untuk tamu direktur dan berada tepat
di depan meja direktur. Diruangan juga dilengkapi 1 set meja kursi diperuntukan
untuk tamu. Meja tersebut hanya ada peralatan tulis, sebuah kalender meja, vas
bunga, telepon dan beberapa tumpukan dokumen. Arsip-arsip direktur telah
disusun dalam lemari arsip yang ada di ruang tersebut.
Pencahayaan pada ruang ini hanya terdapat 1 (satu) set lampu yang terdiri
dari 2 (dua) buah lampu neon dengan daya 40 watt. Karena pencahayaan juga di
dapatkan secara langsung maka lampu yang di pasang hanya 1 (satu) set saja.
Demikian halnya dengan AC, AC hanya di pasang satu yang diletakan di bagian
atas meja direktur. Warna dinding pada ruang ini tetap sama yaitu dinding
berwarna putih. Gambar denah ruang direktur utama dapat dilihat dalam lampiran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tabel 4: Daftar Barang Inventaris Ruang Direktur Utama
No. Nama Barang Jumlah (buah)
1 Meja besi 1
2 Meja ruang tamu 2
3 Kursi 8
4 Rak buku 1
5 Laptop 1
6 Printer 1
7 Filling cabinet 1
8 AC 1
Sumber: Daftar Inventaris PD. BPR BKD Karanganyar Kantor Pusat
2) Ruang Direktur
Ruang direktur berada pada lantai I, namun berada pada bagian agak
belakang dari ruang counter karena direktur hanya memberikan pengawasan saja
tidak berhubungan langsung dengan masyarakat/nasabah. Meja direktur memiliki
panjang 150 cm, lebar 75 cm, dan tinggi 45 cm. Di meja itu terdapat beberapa
tumpukan dokumen yang memenuhi meja tersebut, selain dokumen pada meja
tersebut juga terdapat kalender meja, alat-alat tulis dan baki arsip. Di belakang
meja direktur terdapat sebuah meja kecil yang digunakan untuk menyimpan
dokumen-dokumen dan telepon.
Di sebelah kanan direktur terdapat tirai berwarna biru dan di atasnya
terdapat Air Conditioner (AC), sehingga AC ini tepat berada di atas direktur.
Selain itu, di ruangan ini juga terdapat pengharum ruangan otomatis yang
dipasang di dinding bagian atas dekat dengan AC. Ruangan ini dipasangi lampu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
neon sebanyak 2 buah dengan masing-masing lampu berdaya 25 watt. Dinding di
ruangan ini maupun di ruangan lain-lainnya berwarna putih sehingga
menimbulkan suasana yang terang dan tenang ketika memasuki ruangan ini. Antar
bagian pada ruangan ini dibiarkan tertutup karena adanya sekat-sekat antar
ruangan.
Dengan adanya pengawasan yang kurang optimal maka segala aktivitas
belum dapat dilakukan secara lancar. Meskipun kadang ada masalah, tapi masalah
tersebut tidak dapat segera dapat teratasi karena pimpinan belum dapat
mengetahui secara langsung masalah atau kendala-kendala yang ada. Serta dengan
adanya pengawasan secara tidak langsung maka pegawai dalam bekerja tidak
optimal sehingga akan menghasilkan kinerja yang belum maksimal. Gambar
denah ruang direktur dapat dilihat dalam lampiran.
Tabel 5: Daftar Barang Inventaris Ruang Direktur
No. Nama Barang Jumlah (buah)
1 Meja besi 1
2 Meja kayu 1
3 Kursi 4
4 Laptop 1
5 Printer 1
6 Filling cabinet 1
7 AC 1
Sumber: Daftar Inventaris PD. BPR BKD Karanganyar Kantor Pusat
3) Ruang Counter
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Pada counter ini terjadi transaksi antara pegawai dengan nasabah.
Ruangan ini berukuran 7 m x 8 m. Pintu ruangan berada ± 3 m dari pintu masuk
ruang counter ini. Tepat di sebelah kanan pintu bagian dalam counter terdapat 2
buah filling cabinet yang berfungsi untuk penyimpanan arsip tabungan dan arsip
kredit. Selain itu di luar counter terdapat 4 laci yang digunakan sebagai tempat
blangko pengambilan dan penyimpanan serta dilengkapi dengan 2 buah pena.
Terdapat 3 orang pegawai yang melayani nasabah namun, di dalamnya
juga dipenuhi dengan barang-barang yang berkaitan dengan kegiatan administrasi,
karena pada hakekatnya di ruangan inilah seluruh aktivitas administrasi
dilaksanakan. Ruangan ini terletak tepat di depan ruang tunggu, pada counter
hanya terdapat satu pintu yang digunakan khusus untuk pegawai jadi nasabah
hanya dilayani di depan counter. Nasabah tidak diperbolehkan untuk keluar
masuk ke dalam counter. Meskipun pintu itu hanya untuk pegawai, namun pintu
itu tidak dikunci selama pegawai beraktivitas. Hal ini dimaksudkan untuk
mempermudah pegawai keluar masuk ruangan mengingat mobilitas pekerjaan
pegawai yang cukup tinggi.
Pada meja counter terdapat kalender meja dan vas bunga serta tempat
lembar-lembar slip yang berisikan informasi tentang PD. BPR BKD Karanganyar.
Bagian dalam counter terdapat 3 komputer yang digunakan oleh masing-masing
pegawai. Selanjutnya meja counter yang memanjang terdapat dokumen-dokumen
administrasi dan laci sebagai tempat penyimpanan uang serta 2 (dua) buah
telepon. Kemudian dibelakang meja counter sebelum lemari arsip terdapat dua
buah mesin fotocopy. Sedangkan televisi 21 inci terdapat di pojok meja counter
yang menghadap ke ruang tunggu dan dapat dilihat oleh para nasabah yang
sedang menunggu, sehingga para nasabah tidak jenuh dan monoton.
Di bagian dalam counter juga terdapat 2 buah filling cabinet yang masing-
masing berada di bagian belakang para pegawai. Tiap pegawai di belakang
kursinya terdapat 2 buah filling cabinet yang digunakan sebagai tempat
penyimpanan. Dalam counter terdapat 1 buah AC yang terletak di tengah-tengah
dinding atas di atas jam dinding. AC pada ruangan ini hanya 2 karena jumlah
pegawai hanya 3 dan ruangannya tidak terlalu lebar. Dalam ruangan ini juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
terdapat 4 set lampu neon berdaya 40 watt yang ditutupi dengan teralis sehingga
pencahayaannya tidak terlalu kuat tapi cukup terang.
Penggunaan pencahayaan pada ruangan ini sudah cukup bagus, karena di
ruang ini memerlukan kejelian pegawai dalam menghitung uang atau dalam
aktivitas yang lain maka pencahayaan pada ruang ini digunakan daya yang lebih
besar daripada ruang yang lain. Di samping ruang tunggu terdapat 1 set meja dan
kursi yang digunakan untuk melayani nasabah. Misalnya pelayanan kredit bagi
nasabah, pembukaan buku tabungan atau komplain dari nasabah. Dan di belakang
meja tersebut terdapat papan informasi yang berkaitan dengan PD. BPR BKD
Karanganyar. Gambar denah ruang counter dapat dilihat dalam lampiran.
Tabel 6: Daftar Barang Inventaris Ruang Counter
No. Nama Barang Jumlah (buah)
1 Meja counter 1
2 Meja counter 2
3 Kursi 20
4 Lemari arsip 2
5 Komputer 5
6 Printer 5
7 Filling cabinet 6
8 AC 2
Sumber: Daftar Inventaris PD. BPR BKD Karanganyar Kantor Pusat
4) Ruang Pengawasan
Ruangan ini berada disebelah kiri ruangan kredit. Luas ruangan ini 3 m x 4
m, dan terdapat 2 meja dan 5 kursi. 1 meja menghadap ke barat diperuntukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
untuk kepala pengawas dan meja yang satu untuk bawahan yang menghadap
langsung ke ruangan kredit sehingga secara langsung dapat melakukan
pengawasan pada bagian kredit.
Disamping kanan meja pimpinan pengawas terdapat sebuah meja yang
digunakan untuk meletakan printer yang disambungkan dengan laptop yang
berada di meja pimpinan pengawas. Selain laptop,diatas meja pimpinan terdapat
map-map yang berisi arsip, telepon, dan peralatan tulis. Diruangan ini terdapat 1
lemari arsip yang berada disebelah kiri kepala pengawas dan terdapat 1 unit AC
yang berada diatas jendela. Dibelakang kursi terdapat jendela kaca. Jendela ini
tidak ditutup dengan tirai jadi dibiarkan terbuka untuk mendapatkan pencahayaan.
Dan diruangan ini terdapat 2 buah lampu yang berdaya 40 watt karena selain dari
lampu pencahayaan juga dari jendela. Gambar denah ruang pengawasan dapat
dilihat dalam lampiran.
Tabel 7: Daftar Barang Inventaris Ruang Pengawasan
No. Nama Barang Jumlah (buah)
1 Meja kayu 3
2 Kursi 4
3 Laptop 1
4 Printer 1
5 Lemari arsip 1
6 AC 1
Sumber: Daftar Inventaris PD. BPR BKD Karanganyar Kantor Pusat
5) Ruang Kredit
Ruang kredit bersebelahan langsung dengan ruangan pengawasan
sehingga memudahkan pengawas dalam melakukan pengawasan. Karena pegawai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
dibagian kredit sangat banyak maka ruangan ini cukup luas yaitu berbentuk
persegi berukuran 6 m x 6 m. Pintu masuk ruang ini merupakan pintu yang terbuat
dari alumunium dengan 2 (dua) daun pintu. Pemilihan pintu ini disesuaikan
dengan jenis pekerjaan mengingat dalam melaksanakan pekerjaan di bagian
operasional ini memiliki mobilitas yang cukup tinggi. Dengan adanya pintu yang
dapat ditarik dan didorong maka akan memudahkan pegawai untuk keluar dan
masuk pada ruangan ini.
Di ruang ini terbagi menjadi 2 (dua) pekerjaan yaitu yang menangani
bagian kredit dan menangani bagian nasabah. Bagian kredit ada 6 (enam) buah
meja kayu untuk pegawai yang menghadap ke timur. Di bagian depan bagian
kredit juga terdapat 6 (enam) buah meja kayu yang berjejer menghadap ke barat
yang digunakan oleh pegawai yang menangani bagian nasabah. Meja-meja yang
berada di ruangan ini dipenuhi oleh tumpukan berkas/file dan dokumen-dokumen.
Diruangan ini juga terdapat 2 buah mesin ketik manual, 6 lemari arsip
untuk penyimpanan dokumen dokumen dan terdapat 3 unit komputer guna
melayani nasabah yang meangajukan perkreditan. Karena pada ruangan ini
diperlukan ketelitian dan di ruang ini hanya terdapat 4 buah jendela yang berada
di bagian kanan dan kiri pintu maka pencahayaan pada ruang ini yaitu 4 (empat)
set lampu noen yang masing-masing terdiri dari 2 (dua) buah lampu neon dengan
daya 40 watt. Di dinding ruangan bagian kredit terdapat 4 buah AC. Gambar
denah ruang kredit dapat dilihat dalam lampiran.
Tabel 8: Daftar BarangInventaris Bagian Kredit
No. Nama Barang Jumlah (buah)
1 Meja kayu 11
2 Kursi 11
3 Lemari arsip 4
4 Komputer 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
5 Printer 3
6 Filling cabinet 3
7 AC 4
8 Mesin ketik manual 1
Sumber: Daftar Inventaris PD. BPR BKD Karanganyar Kantor Pusat
6) Ruang Meeting/Aula
Ruangan ini terdapat dilantai atas dan ruangan ini luasnya 8 m x 15 m
yang digunakan sebagai ruang untuk mengadakan pertemuan secara formal antara
pimpinan dengan para pegawai. Pintu masuk berada di pojok selatan sisi timur
ruangan. Di dalam ruangan ini terdapat beberapa meja dan kursi yang disusun
seperti huruf U. Di bagian barat sebelah atas terdapat layar untuk menampilkan
presentasi dari LCD, LCD sendiri di letakan menggantung di depan layar tersebut
dengan jarak kira-kira 2 meter. Di atas layar tersebut terdapat sebuah jam dinding
dan di atasnya terdapat sebuah AC yang dilengkapi dengan pengharum ruangan.
Di dalam ruangan tersebut terdapat 2 (dua) buah AC namun dipasang
berhadapan. Jadi AC yang satunya berada di bagian timur atas ruangan ini. Warna
dinding dalam rung ini sama dengan ruang-ruang yang lainnya yaitu putih.
Ruangan ini terlihat tampak luas, bersih dan nyaman karena ditata dengan rapi
dan penggunaannya pun tidak setiap hari jadi tidak banyak orang yang berlalu-
lalang di ruang ini.
Karena ruang ini diperuntukan hanya untuk pertemuan saja, maka di sana
tidak terlihat adanya barang-barang yang digunakan sebagai operasional
perusahaan seperti komputer, filling cabinet atau brankas. Hanya terlihat beberapa
gambar yang menempel di dinding yang digunakan untuk mempercantik ruangan.
Gambar denah ruang aula dapat dilihat dalam lampiran.
Tabel 9: Daftar Inventaris Bagian Ruang Meeting/Aula
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
No. Nama Barang Jumlah (buah)
1 Meja kayu 8
2 Kursi 15
3 LCD 1
4 AC 4
5 White Board 1
Sumber: Daftar Inventaris PD. BPR BKD Karanganyar Kantor Pusat
C. Deskripsi Permasalahan Penelitian
1. Tata Ruang Kantor PD. BPR BKD Karanganyar
Seluruh ruangan pada PD.BPR BKD Karanganyar yaitu 16 (enam belas)
ruang yang terdapat pada lantai I dan lantai 2. Unit-unit kantor yang berhubungan
dengan pelayanan terhadap masyarakat berada di lantai I, selain itu juga terdapat
unit utama yang berada di lantai I yaitu ruang direktur utama. Praktis semua
aktivitas semua terpusat di lantai I sehingga lantai I ini dikatakan sebagai lantai
utama pada PD.BPR Bank Karanganyar.
Penataan ruang kantor merupakan pengaturan tempat pegawai dalam
melaksanakan pekerjaannya, serta pengaturan peralatan dan perlengkapan kantor
yang mendukung pelaksanaan pekerjaan dan mempertimbangkan luas lantai yang
tersedia. Penataan ruang kantor dimaksudkan untuk memperlancar pekerjaan yang
menjadi tugas dan wewenang pegawai yang menempatinya, serta agar dapat
memaksimalkan ruangan yang ada pada suatu kantor.
Pada lantai I PD.BPR KD Karanganyar terbagi menjadi beberapa ruangan
diantaranya ruang counter, ruang direktur, ruang pengawasan dan ruang
keuangan. Setiap ruangan kantor diatur secara terpisah, namun pada ruangan
counter dan ruangan kredit menggunakan tipe semi terbuka dengan menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
penyekat papan kayu. Seperti yang diungkapkan oleh informan I wawancara
tanggal 12 Juli 2011 bahwa:
-tiap ruangan menggunakan tipe terpisah/tertutup dengan tujuan
agar para karyawan lebih berkonsentrasi pada pekerjaan dan tidak
terganggu dengan lalu lalang pegawai lain atau n
Namun pada ruangan kredit counter menggunakan tipe semi terbuka
karena berinteraksi langsung dengan nasabah, akan tetapi ruangan ini masih
terhalang ruangan tabungan yang menyebabkan kurang lancarnya sistem kerja dan
waktu banyak yang terbuang apabila ada nasabah yang mengajukan perkreditan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Informan II wawancara tanggal 12 Juli 2011
bahwa:
menjadikan tempat lebih mudah dalam melaksanakan pekerjaan dan lebih memudahkan nasabah melakukan transaksi serta pengawasan bisa dilakukan secara optimal, tetapi dengan keadaan ruangan counter dan ruang kredit yang terpisah oleh ruang tabungan maka pekerjaan para
Semua kegiatan utama terpusat pada lantai I dan ruangan yang tidak
terlalu luas maka penataan ruang-ruang di sini sangat diperhatikan sekali.
Penataan ruang yang baik tidak hanya penataan yang rapi, bersih dan nyaman
saja, namun juga harus memperhatikan luas ruangan yang dibutuhkan berdasarkan
jumlah pegawai dan jenis pekerjaan yang diselesaikan serta penempatan ruang
yang sesuai dengan prosedur kerja. Beberapa informan yang peneliti wawancarai
mengeluhkan masalah alokasi ruang yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Seperti
yang diungkapkan informan IV wawancara tanggal 12 Juli 2011 yang menyatakan
bahwa:
perpusatnya kegiatan. Meskipun pegawai tidak terlalu banyak namun
banyak nasabah yang datang setiap harinya. Tapi apa boleh buat, kami
hanya pegawai yang tinggal nempati saja. Paling kami hanya harus pintar-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Hal tersebut diperkuat oleh informan V wawancara tanggal 12 Juli 2011
yang menyatakan bahwa:
gan ini terasa sempit jika nasabah yang datang membludak. Karena
itu penataan pada ruang tunggu seharusnya dibuat lebih luas agar semua
Penataan ruang kantor PD. BPR BKD Karanganyar belum mengikuti alur
prosedur kerja karena bagian counter dalam melaksanakan pekerjaan, nasabah
setelah datang mengambil nomor urut kemudian berjalan ke arah slip untuk
menuliskan kebutuhannya misalnya akan menabung, pengambilan uang kemudian
menuju ke ruang tunggu guna menunggu nomor antrian. Setelah menuju didepan
counter dan menyerahkan slip kepetugas kemudian menunggu proses transaksi
selesai. Hal ini akan mempersulit nasabah dan pegawai melakukan transaksi, akan
tetapi masih ada ruangan yang terlalu sempit dan masih ada ruangan yang terpisah
sehingga pekerjaan pegawai kurang efisien dan banyak waktu yang terbuang.
2. Kinerja Pegawai Kantor PD. BPR BKD Karanganyar
Penataan ruang kantor merupakan salah satu hal yang penting bagi sebuah
instansi atau organisasi hal ini dikarenakan kantor merupakan tempat pegawai
melakukan aktifitas pekerjaan yang diamanatkan kepada mereka. Kondisi atau
lingkungan kerja yang nyaman akan dapat tercapai salah satunya dengan penataan
ruang kantor yang baik.
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan sarana dan prasarana
yang memadai, sehingga kinerja pegawai akan maksimal. Kinerja pegawai dapat
dilihat dimana pegawai bekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Tata ruang
kantor sangat mempengaruhi kinerja pegawai kantor PD. BPR BKD Karanganyar
dalam bekerja. Seperti yang diungkap informan IV wawancara tanggal 12Juli
2011 yang menyatakan bahwa:
naik turun tangga sehingga pekerjaan tertunda. Setelah pekerjaan dari
lapangan harus di iput di ruang atas dan kadang terjadi kesalahan harus
bolak-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Hal tersebut senada dengan pernyataan informan V pada wawancara
tanggal 12Juli 2011 bahwa:
untuk naik turun tangga dalam m
Tata ruang yang tidak memadai akan mengakibatkan penurunan efisiensi
kerja pegawai. Penataan ruang yang baik, yang sesui dengan prinsip-prinsip, asas-
asas, dan selaras dengan tujuan dan manfaat kantor akan dapat berpengaruh baik
pula bagi para pegawai. pengaruh penataan ruang kantor yang baik bagi pegawai
akan membuat pegawai merasa nyaman dalam melakukan pekerjaan yang menjadi
tugas serta kewajibannya, sehingga pekerjaan akan berjalan dengan lancar dan
efisiensi kerja akan dapat tercapai.
3. Tata Ruang Kantor PD. BPR BKD Karanganyar dalam
mendukung efisiensi kerja pegawai
Tata ruang kantor merupakan sebuah pengaturan tempat pegawai dalam
melaksanakan pekerjaannya beserta pengaturan perlengkapan dan peralatan kantor
sebagai sarana dan prasarana yang ada didalamnya. Tata ruang kantor
dimaksudkan untuk memperlancar pekerjaan yang menjadi tugas dan wewenang
pegawai yang menempatinya serta agar dapat memaksimalkan ruangan yang ada
pada suatu kantor atau instansi tertentu.
Ruang kantor PD.BPR BKD Karanganyar menggunakan tipe ruang
dengan tata ruang tertutup, didalam ruangan tersebut terdapat sekat atau tembok
pemisah yang membetuk ruangan yang menjadi ruang kerja pegawai sekaligus
yang menjadi pemisah bagi masing-masing pegawai yang ada disitu.
Ruang kantor PD. BPR BKD Karanganyar berukuran 15 m x 30 m
sehingga terkesan luas dan lega. Didalam ruangan terdapat beberapa ruangan
disisi kanan dan kiri ruangan. Ruangan-ruangan tersebut menggunakan tipe
tertutup. Disisi kanan ruangan terdapat ruang tunggu, ruang counter, ruang
tabungan, ruang kredit dan ruang pengawas. Dan disebelah kiri ruangan terdapat
ruang kabag operasional, ruang jaminan, ruang brangkas, ruang direktur dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
ruang kabag kredit. Terdapat pula satu ruangan semi terbuka yang ditempati oleh
ruang counter dan ruang kredit.
a. Penempatan peralatan dan perlengkapan kantor PD. BPR
BKDKaranganyar
Dalam melaksanakan pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung
jawabnya, seorang pegawai membutuhkan peralatan dan perlengkapan kantor
yang memadai dan menunjang pekerjaan tersebut. Peralatan dan perlengkapan
tersebut memerlukan penempatan yang tepat agar aktivitas pekerjaan yang
dilakukan pegawai dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan prosedur.
Peralatan yang ada di bagian counter dan sub-sub bagian di bawahnya
dapat dikatakan cukup lengkap dan sesuai dengan pekerjaan di masing-masing
bagian. Semua kegiatan tersebut lebih banyak membutuhkan peralatan berupa
komputer, printer, scanner, lemari arsip, fillingcabinet, brankas, dan lain-lain.
Sedangkan perlengkapan yang dibutuhkan berupa alat tulis kantor (ATK) seperti
pulpen, pena, pensil, spidol, kertas, tinta spidol, tinta printer, tip-ex dan lain
sebagainya. Sarana komunikasi yang disediakan adalah pesawat telepon yang ada
di setiap ruang di bagian dan sudah di sambungkan secara paralel ke ruang-ruang
lainnya, sehingga memudahkan komunikasi lintas bagian. Sedangkan prasarana
lainnya antara lain jam dinding, radio, televisi, dan satu set sofa yang diletakkan
di ruang direktur utama.
Penataan peralatan dan perlengkapan kantor mempunyai pengaruh
terhadap pelaksanaan pekerjaan oleh pegawai. Namun, berdasarkan observasi
yang peneliti lakukan letak peralatan dan perlengkapan tidak berdekatan dengan
tempat duduk pegawai. Misalnya lemari arsip atau filling cabinet yang diletakkan
di pojok ruangan, tidak di dekat tempat duduk pegawai yang menggunakan file
atau arsip tersebut. Hal ini menghambat kerja para pegawai karena harus bolak-
balik ketika membutuhkan file atau arsip tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh
informan III wawancara tanggal 12 Juli 2011 bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
menggunakan, sehingga jika akan menggunakan arsip tersebut harus
Penataan ruang beserta peralatan dan perlengkapan kantor yang baik
mempunyai pengaruh bagi pegawai. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh
informan V wawancara tanggal 12 juli 2011 sebagai berikut:
perlengkapan di kantor ini sudah lebih dari cukup. Masalah
penempatannya saya kira tidak ada masalah, yang penting tidak mengnggu
Hal ini diperkuat oleh pernyataan informan II wawancara tanggl 12 Juli
2001 sebagai berikut:
memang berada dibelakang sehingga kalau
membutuhkan arsip harus mengambilnya disana. Ini membuat pekerjaan
Dari beberapa wawancara diatas dapat diketahui bahwa tersedianya
peralatan dan perlengkapan kantor yang cukup dapat membuat pekerjaan menjadi
lebih cepat diselesaikan, sehingga dapat menghemat waktu serta tenaga. Hal ini
akan membantu meningkatkan efisiensi kerja pegawai dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya. Dan peralatan yang tidak diletakakan di dekat pegawai
akan menghambat pekerjaan dan efisiensi kerja tidak tercapai.
Selain penataan peralatan, perlengkapan seperti kertas, pulpen, pensil dan
alat tulis lainnya, sebaiknya juga diletakkan dekat dengan pegawai. Kertas untuk
print sebaiknya diletakkan di meja komputer atau di dekat printer agar mudah dan
cepat diambil jika dibutuhkan. Namun, yang tampak bahwa di meja pegawai
adalah berkas-berkas pekerjaan yang menumpuk dan berserakan, sehingga tidak
menyisakan tempat untuk meletakkan alat-alat tulis. Sedangkan kertas juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
diletakkan di lemari dan diambil ketika membutuhkan saja. Hal seperti ini akan
menghambat kerja pegawai karena tidak efisien waktu, tempat, dan tenaga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
b. Tata ruang yang aman dan nyaman
Dalam menjalankan pekerjaan, selain harus dilengkapi dengan peraatan
dan perlengkapan yang memadai, pegawai juga membutuhkan suasana ruangan
`yang aman dan nyaman. Aman artinya terbebas dari berbagai gangguan dalam
melaksanakan tugasnya, sedangkan nyaman artinya kondisi yang menyenangkan
hati dan pikiran serta membuat pegawai betah berada di ruangan tersebut. Suasana
kantor yang tidak gaduh, tenang, terang, dan tidak sempit akan membuat pegawai
merasa nyaman, sehingga dapat menimbulkan semangat kerja pada para pegawai.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanan
dalam penataan ruang kantor, yaitu:
a. Cahaya atau penerangan
Penerangan yang ada harus sesuai dengan kebutuhan, tidak terlalu terang
tetapi juga tidak terlalu gelap. Dengan sistem penerangan yang baik, diharapkan
para pegawai dapat menjalankan tugasnya dengan baik, kenyamanan dalam
bekerja dapat tercapai dan akan memperkecil tingkat kesalahan pegawai, sehingga
akan dapat meningkatkan produktivitas pegawai.
Penerangan atau pencahayaan di seluruh ruang tata kantor PD. BPR BKD
Karanganyar menggunakan cahaya kombinasi, yaitu perpaduan antara cahaya
buatan dengan cahaya matahari. Cahaya buatan berasal dari lampu TL (neon)
yang ditutupi semacam teralis yang terbuat dari aluminium dan lampu esensial.
Sedangkan cahaya matahari yang ikut menerangi ruangan berasal dari jendela
kaca warna bening. Namun, pada ruang-ruang tersebut terdapat perbedaan dalam
besarnya kombinasi cahaya ini. Misalnya, pencahayaan di ruang direktur utama
dan ruang keuangan lebih dominan berasal dari lampu buatan yaitu TL (neon)
yang berdaya 40 watt, karena walaupun memiliki jendela kaca yang besar di sisi
ruangan tetapi jendela tersebut selalu tertutup gordyn warna putih dan jarang
sekali dibuka. Informan 1 wawancara tanggal 12 Juli 2011 menyatakan:
Gordynnya memang sengaja ditutup karena silau jika dibuka.Saya rasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Pencahayaan di ruang ruang lain seperti ruang kredit, ruang pengawas,
ruang counter memang berasal dari kombinasi cahaya buatan dan cahaya
matahari. Karena selain menyalakan lampu TL (neon), ruangan-ruangan tersebut
juga membuka gordyn sehingga cahaya matahari dapat masuk ke ruangan. Selain
agar cahaya matahari dapat masuk, alasan utama gordyn ini dibuka adalah karena
memang sisi ruangan yang dipasangi gordyn, dan gordyn tersebut selalu dibuka.
Seperti yang diungkapkan oleh informan II wawancara pada tanggal 12
Juli 2011 seperti berikut:
Hal ini diperkuat oleh pernyataan informan III wawancara tanggal 12 Juli
2001 sebagai berikut:
di luar.
Dari beberapa wawancara yang peneliti lakukan, walaupun dengan
ruangan yang relatif sama ternyata memiliki pertimbangan sendiri dalam sistem
pencahayaannya. Masing-masing keputusan untuk jenis pencahayaan di suatu
ruangan memiliki dasar alasan. Yang penting adalah ruangan tersebut harus cukup
cahaya, karena para pegawai akan lebih efisien dalam bekerja jika ditunjang oleh
pencahayaan yang baik.
Dengan adanya cahaya matahari maupun lampu TL (neon) dan esensial,
sudah cukup memberikan penerangan bagi direktur di ruangannya. Hal ini
diperkuat oleh pernyataan Informan IV wawancara tanggal 12 Juli 2011 bahwa:
Di kantor PD.BPR BKD Karanganyar, cahaya sangat diperlukan untuk
menunjang pelaksanaan pekerjaan. Cahaya dalam ruangan diusahakan dapat
memancar dengan cukup dan tepat ke segala penjuru ruangan, agar pegawai lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
sedikit membuat kesalahan, mata tidak cepat lelah dan penyelesaian pekerjaan
akan lebih cepat, yang artinya efisien kerja pegawai dapat tercapai.
b. Warna
Bagi suatu kantor, warna tidak hanya berfungsi untuk memperindah
ruangan saja. Namun, warna juga memiliki pengaruh yang penting pada kejiwaan
pegawai. Dengan pemilihan warna yang tepat bagi ruangan, maka akan dapat
menumbuhkan kegembiraan dan kenyamanan dalam bekerja. Dengan
kegembiraan dan kenyamanan yang dirasakan pegawai, akan meningkatkan
semangat pegawai dalam bekerja, sehingga efisiensi dapat tercapai. Warna yang
dipilih untuk ruangan-ruangan di gedung ini adalah warna putih yang
menimbulkan hawa sejuk.
Sebagaimana yang diungkapkan Informan III wawancara tanggal 12 Juli 2011 bahwa:
Hal ini diperkuat dengan informan II wawancara tanggal 12 Juli 2001
bahwa:
Dari beberapa wawancara yang peneliti lakukan, pemilihan warna pada
ruangan menjadi penting karena setiap warna memiliki pengaruh yang berbeda-
beda. Jika kita memilih warna yang tidak cocok, maka akan membuat suasana
ruangan menjadi tidak nyaman. Dengan suasana ruangan yang tidak nyaman, akan
membuat pegawai tidak betah berada di ruangan, sehingga efisiensi dan
produktivitas pegawai akan menurun.
c. Udara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Kualitas udara yang dihirup pegawai setiap hari, dapat mempengaruhi
kesehatan dan ketenangan pegawai dalam bekerja. Udara yang kurang bersih
karena kurangnya sirkulasi, akan mengganggu kesehatan para pegawai yang akan
berakibat pada menuru nya kinerja pegawai. Oleh karena itu, setiap ruangan perlu
adanya ventilasi udara yang berguna untuk memperlancar sirkulasi udara.
Keberadaan Air Konditoner (AC) sangat membantu dalam sirkulasi udara ini,
karena pada AC sudah dilengkapi dengan alat penyaring udara. Selain itu, dengan
adanya AC membuat ruangan menjadi lebih nyaman. Seperti yang diungkapkan
Informan 1 wawancara tanggal 12 Juli 2011 sebagai berikut:
sudah memakai AC sedangkan dulu hanya kipas angin biasa
Semua ruangan di gedung ini dilengkapi dengan AC, yang jumlah di
masing-masing ruangan berbeda sesuai dengan kebutuhan. Jika ruangannya
tergolong sempit dengan pegawai yang sedikit maka AC yang dipasang cukup
satu saja. Namun, jika pegawai yang ada di ruangan relatif banyak, maka ruangan
tersebut dipasangi 2 (dua) buah AC. Seperti yang diungkapkan Informan II
wawancara tanggal 12 Juli 2011 bahwa:
saja sudah dingin apalagi kalau ditambah lagi, nanti ada pegawai yang
Dikantor PD. BPR BKD Karanganyar suhu udara sangat penting bagi
kenyamanan dan kesehatan pegawai. Suhu yang sesuai dapat menciptakan
semangat para pegawai dalam melakukan suatu pekerjaan. Dengan semangat kerja
yang tinggi, produktivitas kerja akan meningkat dan efisiensi kerja pun dapat
tercapai.
d. Suara
Suara berpengaruh terhadap kelancaran pegawai dalam melaksakan
pekerjaan. Suara gaduh dan bising akan mengganggu konsentrasi pegawai dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
bekerja, apalagi jika melaksanakan pekerjan yang membutuhkan konsentrasi
tinggiseperti menghitung.
Namun, ada pula suara yang justru membuat pegawai lebih bersemangat
dalam bekerja. Suara itu ialah musik yang disetel di dalam ruangan. Ruangan
yang selalu terdengar musik di dalamnya adalah ruaang counter. Musik tersebut
dinyalakan dari komputer yang ada di ruangan. Sedangkan di ruang counter
terdapat televisi yang bisa dinikmati suara sekaligus gambarnya. Seperti yang
diungkapkan Informan V wawancara tanggal 12 Juli 2011 bahwa:
selalu menyetel musik dari komputer. Adanya musik ini tidak mengganggu, justru membuat pegawai semangat bekerja. Selain itu musik membuat pegawai betah di kantor karena serasa berada di rumah sendiri. Suara yang mengganggu itu jika ada nasabah yang berbincang-bincang atau marah-marah karena antrinya kelamaan yang mengganggu
Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan adanya musik justru membuat
pegawai betah dan meningkatkan semangat dalam bekerja, sedangkan suara yang
gaduh dan bising membuat konsentrasi pegawai dalam bekerja menjadi terpecah.
D. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori
Penataan ruang kantor merupakan salah satu hal yang penting bagi sebuah
instansi atau organisasi. Hal ini dikarenakan kantor merupakan tempat pegawai
melakukan aktivitas pekerjaan yang diamanatkan kepada mereka. Kondisi atau
lingkungan kerja yang nyaman akan dapat tercapai salah satunya dengan penataan
ruang kantor yang baik
Kantor merupakan pusat seluruh kegiatan pegawai dalam mengerjakan
tugas pekerjaan. Pengaturan tata ruang kantor yang sesuai asas dapat membuat
pegawai menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan dapat membantu
terciptanya suatu proses mekanisme dan mobilisasi kerja yang baik pula sehingga
efisiensi kerja dapat terwujud dan tujuan dapat dengan mudah dicapai.
Susunan ruang kantor yang tidak berdesak-desakan dan terkesan rapi dapat
memunculkan kegairahan pegawai dalam bekerja. Penataan ruang dan fasilitas di
dalamnya akan dapat membantu tercapainya suatu proses mekanisme dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
mobilisasi kerja yang baik sehingga efisiensi kerja dapat terwujud dan tujuan
organisasi dapat tercapai. Jika semua anggota organisasi mulai dari jabatan yang
tertinggi hingga yang terendah bekerja secara efisien maka segala pekerjaan dapat
terselesaikan dengan baik. Namun, jika hal ini dapat dijalankan maka pencapaian
tujuan organisasi secara keseluruhan dikhawatirkan akan sulit diraih. Dalam
melakukan aktifitasnya, tiap-tiap bagian di suatu kantor harus menjalin hubungan
kerja yang baik. Satu sama lain berkaitan dan memiliki ketergantungan sehingga
tidak mungkin berjalan sendiri-sendiri
1. TataRuangKantorPD. BPRBKDKaranganyar
Penataan ruang kantor yang tepat akan berpengaruh terhadap
motivasi karyawan dalam melaksanakan aktivitasnya sehingga produktivitas
kerja karyawan juga meningkat. Tata ruang berhubungan dengan kesesuian
penempatan perlengkapan dan peralatan serta fasilitas yang memadai dengan
letak dan ukuran ruangan serta syarat pendukung lainnya. Hal tersebut sesui
dengan pendapat Aris Susilo (2000
tujuan tata ruang kantor adalah memperlancar pekerjaan kantor secara
Di kantor PD. BPR BKD Karanganyar penataan ruangannya sudah
dikatakan cukup bagus namun ukuran ruangannya kurang begitu luas
sehingga tingkat kenyamanan dalam bekerja terganggu oleh aktivitas kerja
karyawan yang lain. Penataan ruang yang baik tidak hanya penataan yang
rapi, bersih dan nyaman saja, namun juga harus memperhatikan luas ruangan
yang dibutuhkan berdasarkan jumlah pegawai dan jenis pekerjaan yang
diselesaikan serta penempatan ruang yang sesui dengan prosedur kerja.
2. KinerjaPegawaiKantorPD. BPRBKDKaranganyar
Tata ruang yang tidak memadai akan mengakibatkan penurunan
efisiensi kerja pegawai. Penataan ruang yang baik, yang sesui dengan prinsip-
prinsip, asas-asas, dan selaras dengan tujuan dan manfaat kantor akan dapat
berpengaruh baik pula bagi para pegawai. Pengaruh penataan ruang kantor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
yang baik bagi pegawai akan membuat pegawai merasa nyaman dalam
melakukan pekerjaan yang menjadi tugas serta kewajibannya, sehingga
pekerjaan akan berjalan dengan lancar dan efisiensi kerja akan dapat tercapai.
Hal tersebut sesui dengan pendapat The Liang Gie (2000:171) yang
terba
3. Tata Ruang Kantor PD. BPR BKD Karanganyar Dalam Mendukung Efisiensi
Kerja Pegawai
Penataan ruang kantor PD. BPR BKD Karanganyar belum bisa
dikatakn memenuhi standar atau belum dapat dikatakan baik. Hal ini dapat
dilihat dari belum terpenuhinya prinsip-prinsi dasar penataan ruang yang
benar. Penataan ruang kantor PD. BPR BKD dengan penempatan peralatan
dan perlengkapan kantor yang teratur, rapi, dan bersih. Dengan menggunakan
tipe penataan kantor tertutup didalamnya dan ada beberapa ruangan yang
menggunakan sekat dengan menggunakan partisi kayu semi permanen.
Ruang kantor PD. BPR BKD tersebut berwarna putih dengan luas 15 m x 30
m sehingga terkesan luas dan lega.
Tata ruang kantor adalah pengaturan ruang kantor serta penyusunan alat-alat
dan perabot kantor pada luas lantai dan ruangan yang tersedia untuk
a. Penempatan peralatan dan perlengkapan kantor PD. BPR BKD
Karanganyar
Dalam sebuah instansi atau kantor, peralatan dan perlengkapan sangatlah
diperlukan. Peralatan dan perlengkapan kantor merupakan sarana
penunjang bagi pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Peralatan
dan perlengkapan yang ada dikantor PD. BPR BKD Karanganyar sudah
dapat dikatakan memadai tapi penempatan peralatan dan perlengkapan
kantor tersebut nampak kurang teratur. Hal ini disebabkan oleh ruangan
yang kurang luas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Pengaturan terhadap peralatan dan perlengkapan kantor yang tepat akan
berpengaruh pada kenyamanan karyawan dalam bekerja. Hal tersebut
sesui dengan pendapat T Liang Gie dalam Heri Sawiji (2002:73) yang
-
alat kantor pada letak yang tepat serta pengaturan tempat kerja yang
menimbulkan kepuasan kerja bagi para kar
b. Tata ruang yang aman dan nyaman
Dalam penataan ruang kantor PD. BPRBKD Karanganyar
memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Hal ini sesui
dengan pendapat Slamet Soetanto (2000:57) yang menyatakan bahwa
ng kantor adalah untuk mengkoordinasi
penggunaan kantor dengan lingkungan terkait seperti cahaya, warna, dan
-faktor tersebut adalah:
1) Cahaya
Pencahayaan ruang kantor PD. BPR BKD Karanganyar
menggunakan sumber cahaya kombinasi dari cahaya buatan dan
cahaya matahari. Cahaya buatan berasal dari lampu neon yang
dipasang diatap ruang dengan sistem penerangan merata sehingga
ruangan menjadi terang dan tidak terkesan remang-remang, cahaya
tersebut memancar tidak langsung karena lampu neon tersebut
tertutup kaca kristal. Hal ini sesui dengan pendapat Hery Sawiji
memungkinkan untuk melihat saja, tetapi juga harus memungkinkan
seorang pegawai melihat apa yang dia kerjakan dengan jelas, cepat
2) Warna
Pewarnaan dinding ruang kantor PD. BPR BKD Karanganyar adalah
warna putih. Warna dapat mempengaruhi keadaan jiwa pegawai
yang sedang bekerja dalam ruangan. Warna putih tersebut
dimaksudkan untuk memberikan suasana nyaman, segar, dan teduh
bagi pegawai yang bekerja didalamnya. Hal ini sesui dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
-
penelitian menunjukan bahwa warna tak hanya mempengaruhi
kesehatan dan moral para pegawai tetapi juga mempengaruhi
efisiensi
3) Udara
Pengaturan udara dirungan PD. BPR BKD Karanganyar
menggunakan pengatur suhu buatan yaitu AC (Air Conditioner),
sehingga ruangan terasa sejuk dan tidak panas walaupun aktivitas
kantor banyak dilakukan pada siang hari. Hal ini sesui dengan
pendapat Soetarman dalam bukunya The Liang Gie (2000:220) yang
usaha untuk mengatasi udara yang panas dan lembab, yaitu mengatur
suhu udara dalam ruang kerja dengan AC (Air Conditioner),
mengusahakan peredaran udara yang cukup dalam ruang kerja, dan
mengatur pakaian kerja yang sebaik-baiknya dipakai oleh para
4) Suara
Suara diruang PD. BPR BKD Karanganyar cukup tenang tidak
berisik. Suara sangat berpengaruh terhadap kelancaran suatu
pekerjaan, suara yang gaduh dan ribut akan menganggu konsentrasi
dan ketenangan pegawai dalam bekerja. Konsentrasi dan ketenangan
yang terganggu akan berdampak pada terhambatnya aktivitas,
tegang, dan memberi kesan terburu-buru. Hal ini sesui dengan yang
dikemukakan oleh Shomer dalam Badri Munir Sukoco (2007:216)
diinginkan, beberapa gangguan fisik dan psikologis terhadap mereka
pekerjaan yang dilakukan akan banyak timbul kesalahan atau
kerusakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada pembahasan dan analisis yang telah dilakuakn, maka
kesimpulan yang dapat ditarik sebagai berikut:
1. Kantor PD. BPR BKD Karanganyar belum menerapkan 4 asas tata ruang
kantor, yaitu asas jarak terpendek, asas pengunaan segenap ruangan, asas
rangkaian kerja dan asas perubahan susunan tempat kerja. Karena
penempatan alat-alat masih jauh dari tempat duduk pegawai, masih terdapat
ruangan yang kosong, setiap ruangan belum ditata sesui aliran prosedur kerja
masing-masing bagian dan susunan ruangan yang tidak bisa diubah .
2. Kinerja pegawai kantor PD. BPR BKD Karanganyar belum efisien karena
pegawai harus bolak-balik naik turun tangga karena pekerjaan dari lapangan
harus di input dilantai atas sehingga pekerjaan menjadi tertunda.
3. Dalam penempatan tata ruang kantor PD. BPR BKD Karanganyar belum
menerapkan 4 asas tata ruang kantor yaitu asas jarak terpendek, asas
pengunaan segenap ruangan, asas rangkaian kerja dan asas perubahan
susunan tempat kerja, maka efisiensi kerja belum dapat tercapai dengan baik.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan sebelumnya, implikasi hasil
penelitian di Kantor PD. BPR BKD Karanganyar sebagai berikut:
1. Asas jarak terpendek harus diterapka dengan baik, agar efisiensi kerja dapat
tercapai.
2. Dengan penataan ruang kantor yang sesui dengan asas rangkaian kerja, maka
akan memperlancar pelaksanaan pekerjaaan secara lebih maksimal dan
efisiensi kerja dapat tercapai.
3. Dengan penataan ruang kantor yang baik, maka dapat menekankan pada
penghematan waktu demi terciptanya efisiensi kerja pegawai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
C. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan dan implikasi hasil penelitian yang telah
dikemukakan diatas, maka saran yang dapat diberikan peneliti sebagai berikut:
1. Kepada Kepala Kantor PD. BPR BKD Karanganyar
a. Susunan tempat kerja pegawai sebaiknya disesuikan dengan alur
prosedur kerja masing-masing pegawai agar pegawai tidak bolak balik
naik turun tangga.
b. Untuk memudahkan dan melancarkan pelaksanaan pekerjaan, sebaiknya
pada masing-masing tempat duduk pegawai dilengkapi dengan almari
atau rak arsip kecil yang dapat menampung file/dokumen/berkas masing-
masing pegawai. Agar file/dokumen/berkas tidak berserakan dilantai.
c. Untuk gambar denah tata ruang yang disarankan menurut 4 asas tata
ruang kantor yaitu asas jarak terpendek, asas segenap ruang, asas
rangkaian kerja, dan asas perubahan susunan tempat kerja, dapat dilihat
dalam lampiran.
2. Kepada Para Pegawai Kantor PD. BPR BKD Karanganyar
a. Berdasarkan penelitian yang dilakukan ternyata musik memberikan efek
yang positif karena mampu meningkatkan semangat kerja para pegawai.
Oleh sebab itu, peneliti menyarankan agar para pegawai dalam bekerja
sambil mendengarkan musik yang lembut sebagai relaksasi.
b. Para pegawai hendaknya selalu menjaga kebersihan dan kerapian
lingkungan kerja mereka. Dengan ruangan yang bersih, rapi dan nyaman
maka akan membuat para pegawai betah diruangan dan membuat gairah
kerja pun meningkat, sehingga efisiensi akan dapat dicapai.
3. Bagi Penelitian Sejenis di Masa yang Akan Datang
Sebaiknya peneliti lain meneliti tentang tata ruang yang efektif/tepat karena dalam penelitian ini peneliti lebih fokus meneliti tentang tata ruang yang efisien.