i
ANALISIS PROSES DAN FUNGSI PRODUKSI TAPE
SINGKONG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA TAPE
SINGKONG DI KECAMATAN BAJENG BARAT
KABUPATEN GOWA
IKHSAN SALLA NUR
105960093711
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
i
ANALISIS PROSES DAN FUNGSI PRODUKSI TAPE SINGKONG PADA
INDUSTRI RUMAH TANGGA TAPE SINGKONG DI KECAMATAN
BAJENG BARAT KABUPATEN GOWA
IKHSAN SALLA NUR
105960093711
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
ii
iii
iv
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
Analisis Proses dan Fungsi Produksi Tape Singkong Pada Industri Rumah
Tangga Tape Singkong di Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa
adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Makassar, 02 Juli 2015
Ikhsan Salla Nur
105960093711
v
ABSTRAK
IKHSAN SALLA NUR. 105960093711. Analisis Proses dan Fungsi Produksi
Tape Singkong pada Industri Rumah Tangga Tape Singkong di Kecamatan
Bajeng Barat Kabupaten Gowa. Di bimbing oleh SYAFIUDDIN dan
ST. AISYAH, R.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses dan fungsi produksi tape
singkong pada industri rumah tangga tape singkong di Kecamatan Bajeng Barat
Kabupaten Gowa
Pengambilan populasi dalam penelitian ini adalah pemilik usaha industri
rumah tangga tape singkong di Kecamatan Bajang Barat Kabupaten Gowa
berjumlah 30 produsen tape singkong yang dijadikan responden penelitian.
Sementara untuk penentuan sampel menggunakan metode sensus yakni dengan
menelusuri keseluruhan populasi dijadikan sampel berjumlah 30 produsen tape
singkong. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif kuantitatif, untuk menganalisis proses dan fungsi produksi tape
singkong menggunakan analisis regresi linear berganda, pengolahan data
menggunakan alat bantu SPSS for Windows versi 15,0
Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis proses dan fungsi produksi
tape singkong secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap
produksi tape singkong ditunjukkan dengan nilai F hitung lebih besar dari F tabel
(24,722 > 2,621) sedangkan secara parsial analisis fungsi produksi mempunyai
pengaruh sebagai berikut : fungsi ragi tape mempunyai pengaruh nyata terhadap
produksi tape singkong ditunjukkan dengan nilai t hitung dan t tabel
(2,087 > 2,064),singkong mempunyai pengaruh sangat nyata terhadap produksi
tape singkong ditunjukkan dengan nilai t hitung dan t tabel (5,784 > 2,064),modal
tidak mempunyai pengaruh nyata terhadap produksi tape singkong ditunjukkan
dengan nilai t hitung dan t tabel (8,540 > 2,064),tenaga kerja tidak berpengaruh
terhadap produksi tape singkong ditunjukkan dengan nilai t hitung dan t tabel
(1,851 < 2,064) dan peralatan tidak berpengaruh terhadap produksi tape singkong
ditunjukkan dengan nilai t hitung dan t tabel (-0,360 < 2,064).
Kata kunci : proses dan fungsi, produksi, tape singkong.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Salawat dan salam tak
lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat, dan
para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “
Analisis Proses dan Fungsi Produksi Tape Singkong pada Industri Rumah Tangga
Tape Singkong di Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa”
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Prof. Dr. Syafiuddin, M.Si selaku pembimbing I dan St. Aisyah, S.Pt,
M.Si selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya
membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan
2. Bapak Ir. Saleh Molla, M.M selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar
vii
3. Bapak Amruddin, S.Pt, M.Si selaku ketua Jurusan Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar
4. Kedua orangtua Ayahanda. Sallanur, dan St. Hasnah, S.Pd dan Kakak
dan Adikku tercinta Ayu Sartika dan Lailatul Qadri, dan segenap
keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, baik moril maupun
material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
5. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu
kepada penulis
6. Kepada pihak pemerintah Kecamatan Bajeng Barat Khususnya kepada
Bapak Camat Bajeng Barat beserta jajarannya yang telah mengizinkan
penulis untuk melakukan penelitian di Daerah tersebut
7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal
hingga akhir yang penulis tidak dapat sebut satu persatu
Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat
memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga
kristal-kristal Allah senantiasa tercurah kepadanya. Amin
Makassar, 02 Juli 2015
IKHSAN SALLANUR
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ...................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii
I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................ 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 7
2.1. Singkong .................................................................................... 7
2.2. Tape ............................................................................................ 9
2.3. Produksi ...................................................................................... 10
2.4. Proses Produksi Tape Singkong ................................................. 11
2.5. Fungsi Produksi ........................................................................... 12
2.6. Kerangka Pemikiran ................................................................... 18
2.7. Hipotesis ....................................................................................... 20
III. III. METODE PENELITIAN ........................................................... 21
ix
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 21
3.2. Populasi dan Sampel .................................................................. 21
3.3. Jenis dan Sumber Data ............................................................... 21
3.4. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 22
3.5. Teknik Analisis Data ................................................................. 23
3.6. Definisi Operasional .................................................................... 28
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............................... 29
4.1. Letak Geografis .......................................................................... 29
4.2. Keadaan Demografis .................................................................. 33
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 35
5.1. Identitas Responden .................................................................... 35
5.2. Penyediaan Bahan Baku ............................................................. 38
5.3. Proses Produksi Tape Singkong ................................................... 38
5.4. Analisis Proses dan Fungsi Produksi Tape Singkong .................... 42
5.5. Uji Penyimpanan Asumsi Klasik .................................................. 42
5.6. Pembahasan .................................................................................. 46
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 54
6.1. Kesimpulan ................................................................................. 54
6.2. Saran ........................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
x
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
1. Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan Bajeng
Barat Kabupaten Gowa ............................................................................. 30
2. Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Usia di Kecamatan Bajeng
Barat Kabupaten Gowa .......................................................................... 31
3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kecamatan
Bajeng Barat Kabupaten Gowa ............................................................... 31
4. Kondisi Pertanian yang Berada di Kecamatan Bejeng Barat
Kabupaten Gowa ..................................................................................... 33
5. Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Kecamatan
Bajeng Barat Kabupaten Gowa .............................................................. 35
6. Tingkat Pendidikan Responden pada Usaha Tape Singkong
di Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa ......................................... 35
7. Tingkat Umur Responden pada Usaha Tape Singkong di Kecamatan
Bajeng Barat Kabupaten Gowa ............................................................. 36
8. Tingkat Pengalaman Responden pada Usaha Tape Singkong
di Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa ........................................ 37
9. Pengujian Multikolinearitas pada Analisis Proses dan Fungsi
Produksi Tape Singkong ......................................................................... 43
10. Pengujian Autokorelasi pada Analisis Proses dan Fungsi Produksi
Tape Singkong ......................................................................................... 44
11. Pengujian Heteroskedastisitas pada Analisis Proses dan Fungsi
Produksi Tape Singkong ......................................................................... 45
12. Hasil Pendugaan Regresi Berganda pada Analisis Proses dan Fungsi
Produksi Tape Singkong ......................................................................... 47
13. Hasil Uji F Statistik pada Analisis Proses dan Fungsi Produksi Tape
Singkong .................................................................................................. 47
xi
14. Hasil Uji t Statistik pada Analisis Proses dan Fungsi Produksi Tape
Singkong ................................................................................................. 49
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
1. Skema Kerangka Pikir Analisis Proses dan Fungsi Produksi Tape
Singkong pada Industri Rumah Tangga Tape Singkong di Kecamatan
Bajeng Barat Kabupaten Gowa .............................................................. 19
2. Alur Proses Produksi Tape Singkong .................................................... 41
3. Foto Kegiatan Peneliti dan Proses Produksi Tape Singkong ................... 82
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Teks
1. Kuesioner Penelitian Analisis Proses dan Fungsi Produksi Tape Singkong di Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa ........................... 59
2. Identitas Responden Usaha Tape Singkong di Kecamatan
Bajeng Barat Kabupaten Gowa .............................................................. 65
3. Rincian Penggunaan Ragi Tape ............................................................... 66
4. Rincian Penggunaan Bahan Baku Singkong ............................................ 67
5. Rincian Penggunaan Modal ..................................................................... 68
6. Rincian Penggunaan Tenaga Kerja .......................................................... 70
7. Rincian Penggunaan Peralatan ................................................................. 71
8. Rincian Hasil Produksi Tape Singkong ................................................... 72
9. Rincian Data Variabel X1,X2,X3,X4 dan X5 Terhadap Y ...................... 73
10. Hasil Uji Multikolinieritas SPSS Versi 15,0 Regression .......................... 74
11. Hasil Uji Autokorelasi SPSS Versi 15,0 Regression ................................ 76
12. Hasil Uji Heteroskedastisitas SPSS Versi 15,0 Regression ...................... 78
13. Hasil Uji Regresi X1,X2,X3,X4 dan X5 Terhadap Y SPSS Ver 15,0 ...... 80
14. Foto Penelitian dan Proses Produksi Tape Singkong............. ................... 82
15. Riwayat Hidup ......................................................................................... 87
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai negara agraris artinya pertanian memegang peranan
penting dari seluruh perekonomian nasional. Hal ini dapat ditujukan banyaknya
penduduk yang hidup dan bekerja pada sektor pertanian atau dari produk nasional
yang berasal dari pertanian. Pembangunan pertanian dihadapkan pada kondisi
lingkungan strategis yang terus berkembang secara dinamis dan menjurus pada
liberalisasi perdangangan internasional dan investasi. Menghadapi perubahan
lingkungan strategis tersebut serta untuk memanfaatkan peluang yang
ditimbulkannya. Maka pembangunan pertanian lebih difokuskan pada komoditi-
komoditi unggulan yang dapat bersaing dipasar domestik maupun internasional.
Kondisi ini menjadi dasar yang kuat bagi pemerintah untuk mempercepat
reorentasi arah pembangunan sektor pertanian dari semata – semata peningkatan
produksi pertanian modern yang berorientasi agribisnis tanpa merubah prioritas
pokok, yaitu memantapkan swasembada pangan sebagai dasar utama menjaga
stabilitas nasional (Anonim, 2010)
Pertanian akan menjadi kekuatan besar jika dikelola secara terpadu dalam
satu kesatuan sistem agribisnis. Membangun sistem dan usaha agribisnis yang
kokoh berarti pula membangun pertumbuhan sekaligus pemerataan sehingga
terjadi keseimbangan antar sektor. Ini juga berarti menciptakan meaningful
employment yaitu diluar sektor pertanian, sehingga beban pertanian yang terlalu
berat menampung tenaga kerja dapat teratasi (Anonim, 2001)
2
Seandainya kebijakan industri diarahkan pada industri pertanian atau industri
rumah tangga, diyakini akan dapat membangkitkan sektor ekonomi nasional dan
pertumbuhan ekonomi tersebut akan ditransmisikan ke seluruh sektor
perekonomian dan hal ini akan menjadi pendorong terbentuknya pertumbuhan
perekonomian nasional yang cepat dan merata. Pengembangan sektor agroindustri
juga dapat dipandang sebagai transmisi yang paling tepat dalam menjembatani
proses transformasi ekonomi diindonesia dari sektor pertanian ke sektor industri
(Anonim, 2001)
Pengembangan singkong sangat penting artinya didalam upaya penyediaan
bahan pangan karbohidrat non beras, diversifikasi/penganekaragaman konsumsi
pangan lokal, pengembangan industri pengolahan hasil dan agroindustri dan
sebagai sumber devisa melalui ekspor serta upaya mendukung peningkatan
ketahanan pangan dan kemandirian pangan (Anonim, 2001)
Luas panen singkong di Indonesia pada tahun 2011 seluas 1,18 juta hektar
dan produksi yang dicapai sebesar 24,04 juta ton dengan produktivitas sebesar
20,29 ton/ha. Sedangkan pada tahun 2012 luas tanam singkong diproyeksikan
seluas 1,29 juta hektar dan diharapkan luas panen yang akan dicapai seluas 1,24
juta hektar produktivitas 20,23 ton/ha produksi singkong nasional diharapkan
mencapai 25 juta ton (Badan Pusat Statistik Nasional, 2012)
Peluang pengembangan singkong sangat luas, hal tersebut mengingat
ketersediaan lahan yang cukup luas, berdasarkan data dari BPS tahun 2005
menunjukkan bahwa terdapat potensi lahan kering seluas 25.955,901 ha yang
terdiri dari lahan tegal seluas 10.775.051 ha, ladang seluas 3.839.093 ha dan lahan
3
sementara tidak diusahakan seluas 11.341.757 ha. Lahan-lahan tersebut
merupakan potensi yang tersedia untuk pengembangan areal budidaya/usahatani
singkong. Selain ketersediaan lahan yang cukup luas, juga tersedia paket
teknologi budidaya ubi kayu yang spesifik. (Badan Pusat Statistik Nasional, 2012)
Perkembangan produksi singkong pada lima tahun terakhir mulai dari tahun
2008-2012. Tahun 2008 mencapai 21.756,991, Ton, tahun 2009 mencapai
22.039,145 Ton, dengan persentase 1.30% tahun 2010 perkembangan produksi
singkong meningkat mencapai 23.918,118 ton dengan persentase 8.53% tahun
2011 produksi singkong mencapai 24.044,25 ton dengan jumlah persentase 0.53
dan pada tahun 2012 mencapai 22.677,866 ton dengan jumlah persentase 5.68.
Dilihat dari data Badan Pusat Statistik Nasional tahun 2012 pada 5 tahun terakhir
mulai pada tahun 2008-2012 dengan jumlah rata rata produksi singkong
22.887,229 ton dengan jumlah persentase 1.17% (Badan Pusat Statistik Nasional,
2012)
Potensi singkong di Sulawesi Selatan pada lima tahun terakhir mulai dari
tahun 2008 sampai 2012 mengalami fluktuasi jumlah produksi, pada tahun 2008
produksi singkong mencapai 504.198 ton, tahun 2009 produksi singkong
mencapai 434.862 ton, tahun 2010 mengalami peningkatan produksi dengan
jumlah 601.437 ton, dan pada tahun 2011 mengalami peningkatan dari 601.147
mencapai 682.996 ton, tetapi pada tahun 2012 mengalami fluktuasi produksi
mencapai 370.124 ton (Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan, 2013)
Potensi dan perkembangan produksi singkong di Kabupaten Gowa dapat
dilihat pada lima tahun terakhir mulai dari tahun 2008 produksi singkong di
4
Kabupaten Gowa mencapai 178.645 ton, tahun 2009 produksi singkong mencapai
180.624 ton, pada tahun 2010 perkembangan produksi singkong mencapai
271.625 ton, sedangkan pada tahun 2011 terjadi penurunan jumlah produksi
mencapai 85.699 ton, dan pada tahun 2012 terjadi peningkatan produksi mencapai
269.318 ton (Badan Pusat Statistik Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan dalam
Angka 2013)
Kecamatan-kecamatan yang berada di kabupaten Gowa salah satunya adalah
Kecamatan Bajeng Barat yang sebagian penduduknya bermata pencaharian petani,
oleh karena itu di Kecamatan Bajeng Barat potensi tanaman singkong cukup baik
dikembangkan karena ketersediaan lahan yang cukup memadai, tingkat produksi
singkong di Kecamatan Bajeng Barat pada tahun 2013 mencapai 1.23-2.46 ton.
Dengan demikian perkembangan tanaman singkong di Kecamatan Bajeng Barat
dapat memberikan kontribusi yang cukup tinggi kerena sebagian masyarakat yang
ada di Kecamatan Bajeng Barat berinisiatif mengolah singkong menjadi produk
tape singkong(Data Sekunder, 2013)
Industri rumah tangga tape singkong khusunya di Kecamatan Bajeng Barat
berjumlah 30 produsen tape singkong, Kecamatan Bajeng Barat cukup potensial
dalam mengembangkan hasil olahan singkong menjadi tape singkong dengan
tingkat produksi 35-50 Kg perminggu sehingga dengan adanya industri tape
singkong di Kecamatan Bajeng barat dapat memberikan kontribusi atau
penghasilan rumah tangga yang cukup, sehingga dapat memenuhi kebutuhan
keluarga (Sumber, Data Primer 2015)
5
Berdasarkan survey awal diketahui bahwa yang menjadi kendala dalam
pembuatan tape singkong saat ini adalah faktor – faktor yang sangat
mempengaruhi untuk meningkatkan produksi tape singkong, seperti Faktor
ketersediaan bahan baku seperti singkong, dan ragi, juga yang menjadi faktor
utama dalam memulai suatu usaha adalah modal, tenaga kerja dan peralatan
produksi. faktor – faktor tersebut cukup berperan penting karena merupakan
faktor penentu keberhasilan produksi tape singkong.
Singkong yang telah diubah bentuknya dari primer menjadi produk baru
setelah melalui proses pengolahan maka akan mendapakan hasil poduksi yang
maksimal. Hal tersebut yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian
sehingga dapat mengetahui lebih lanjut mengenai. Analisis proses dan fungsi
produksi tape singkong di Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
a. Bagaimana proses produksi tape singkong yang dilakukan pengrajin tape
singkong pada industri rumah tangga tape singkong di Kecamatan Bajeng
Barat Kabupaten Gowa ?
b. Seberapa besar pengaruh fungsi produksi terhadap produksi tape singkong
pada industri rumah tangga tape singkong di Kecamatan Bajeng Barat
Kabupaten Gowa ?
6
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana proses produksi tape singkong yang
dilakukan pengrajin pada industri rumah tangga tape singkong di
Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa
b. Untuk mengetahui besarnya pengaruh fungsi produksi tape singkong
terhadap hasil produksi tape singkong pada industri rumah tangga tape
singkong di Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa
Adapun Kegunaan dalam penelitian ini adalah :
a. Bagi produsen tape singkong, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan informasi mengenai nilai tambah yang di peroleh dari usaha
yang di jalankan.
b. Bagi pemerintah, dan pihak yang terkait, diharapkan penelitian ini dapat
dijadikan bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran dalam
menentukan kebijakan terhadap pengembangan usaha tape singkong.
c. Bagi peneliti, dapat di jadikan sebagai referensi bagi penelitan selanjutnya
yang berhubungan dengan pengembangan usaha tape singkong.
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Singkong (Manihot utilissima)
Suatu usaha tani atau produk yang dihasilkan dan dapat mampu berdaya
saing dan berkelanjutan baik untuk memenuhi kebutuhan pasar/konsumen dalam
dan luar negeri diperlukan dukungan, saling keterkaitan dan sinergi dari masing-
masing subsistem agribisnis. Artinya masing-masing subsistem agribisnis baik
subsistem hulu, tengah dan hilir haruslah mampu berdaya saing serta menyikapi
setiap perubahan iklim yang terjadi.
Tanaman singkong (Manihot utilissima) merupakan salah satu hasil
komoditas pertanian diindonesia yang di pakai sebagai bahan makanan. Seiring
dengan perkembangan teknologi, maka singkong ini bukan hanya dipakai sebagai
bahan makanan saja tetapi juga dipakai sebagai bahan baku industri. Selain itu
singkong juga dapat dijadikan sebagai bahan makanan pengganti misalnya saja
tape singkong, pembuatan tape singkong ini merupakan salah satu cara
pengolahan singkong untuk menghasilkan suatu produk yang relatif awet dengan
tujuan untuk menambah jenis produk yang dihasilkan (Anonim, 2001 ). Beberapa
macam produk olahan singkong antara lain adalah tepung ubi kayu, keripik
singkong, tape singkong, patilo, kue kaca, bolu pelangi, kue cantik manis, dan
sebagainya (Djaafar et al, 2003)
Singkong merupakan komoditas hasil pertanian yang banyak ditanam
diindonesia. Potensi singkong diindonesia sangat besar, baik ditinjau dari sisi
sebagai sumber bahan pangan utama karbohidrat setelah padi dan jagung, maupun
8
sebagai bahan pakan dan bahan baku industri. Dilihat dari kontribusinya terhadap
PDB, singkong memberikan kontribusi tanaman pangan terbesar ketiga setelah
padi dan jagung pada tahun 2003 sebesar Rp. 6,1 triliun (hanya dari on farm).
Kontribusi singkong diindonesia terhadap produksi singkong dunia adalah sebesar
10%, dimana pada tahun 2002 produksinya sebesar 16.913.104 ton, tahun 2003
sebesar 18.523.810 ton, dan tahun 2004 sebesar 19.249.169 (Aram,II).
(Darwis, V, dkk.,2009)
Singkong (Manihot utilissima), yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau
ubi kayu, adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga
Euphorbiaceae. Merupakan umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik
rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis
singkong yang ditanam. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan
dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat.
Menurut Prasasto (2008), produk olahan ubi kayu lainnya sebagai berikut:
a. Sebagai konsumsi manusia ubi kayu dapat dimanfaatkan sebagai kue
kering.
b. Sebagai industri ubi kayu dapat diolah menjadi dekstrin (industri tekstil,
kertas perekat plywood dan farmasi/ kimia), citrid acid (pemberi rasa
asam standar dalam pembuatan makanan dalam kaleng, minuman, jams,
jelly, obat-obatan, pemberi rasa asam pada sirup, kembang gula)
monosodium glutamate (sebagai penyedap makanan), sorbitol/produk
akhir ubi kayu ( industri kembang gula atau permen), glukosa kristal dan
9
dextrose monohydrate (industri farmasi) dan minuman instan, sirup
glukosa, tepung tapioca, dan gaplek.
c. Sebagai bahan baku untuk pakan ternak ubi kayu dimanfaatkan untuk
makanan ternak, pemanfaatan limbah industri ubi kayu sebagai bahan
baku pakan ternak bermutu tinggi, akan dapat menekan biaya tinggi dan
memenuhi kebutuhan yang besar akan pakan ternak. Peternakan unggas
yang ingin menggunakan ubi kayu sebagai makanan/ransum digunakan
dalam bentuk yang sudah dijemur/terkena panas atau ubi kayu sudah di
campur dengan bungkil kelapa, dedak halus dan jagung.
d. Sebagai bahan energi ubi kayu mempunyai peluang besar menjadi bahan
baku ethanol yang berfungsi sebagai additive BBM pengganti timbale
(logam timah hitam)
2.2 Tape
Aneka bahan pangan yang mengandung karbohidrat dapat diolah menjadi
makanan khas yang disebut tape, bahan pangan yang umunya dibuat tape adalah
ubi kayu (singkong), beras ketan, serta sorgum (Rukmana dan Yuniarsih, 2001)
Tape adalah produk yang dihasilkan dari proses fermentasi dimana terjadi
suatu perombakan bahan-bahan yang tidak sederhana, zat pati yang ada dalam
singkong diubah menjadi bentuk yang sederhana yaitu gula engan bantuan suatu
organisme yang disebut ragi atau khamir, tape mempunyai tekstur yang lunak,
rasa yang asam manis dan sedikit mengandung alkohol. Tape singkong dapat
bertahan lama jika mempunyai kadar air yang rendah dan penambahan ragi yang
tepat, sehingga diperoleh tape singkong yang manis dan legit. Sementara itu, jika
10
kadar airnya terlalu tinggi yang menyebabkan tape singkong menjadi cepat
lembek, dan berasa masam karena penambahan ragi yang berlebihan serta proses
fermentasi yang terlalu lama (Anonim, 2001)
Selama peragian (fermentasi),tape mengalami perubahan-perubahan
biokimia akibat aktivitas mikroorganisme. Jika proses fermentasi terlalu lama
alkohol akan teroksidasi oleh bakteri Acetobacter aceti yang menghasilkan asam
asetat sehingga dapat menghasilkan tape yang terasa masam. Proses fermentasi
yang terlalu lama dapat menghasilkan air tape yang cukup banyak. Rasa manis
pada tape akan berkurang.
2.3 Produksi
Produk merupakan hasil dari kegiatan produksi yang berwujud barang.
Variabel pertama dari pemasaran dan cukup penting dan yang mempengaruhi
kepuasan konsumen adalah produk, karena produk merupakan sesuatu yang
ditawarkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
(Sam, 2008).
Produksi adalah upaya atau kegiatan untuk menambah nilai pada suatu
barang, arah kegiatan ditujukan kepada upaya – upaya pengaturan yang sifatnya
dapat menambah atau menciptakan kegunaan dari suatu barang atau jasa.Untuk
melaksanakan kegiatan produksi tersebut tentu saja perlu dibuat suatu
perencanaan yang menyangkut apa yang akan diproduksi, berapa anggarannya
dan bagaimana pengendalian atau pengawasannya. Bahkan harus perlu difikirkan,
kemana hasil produksi akan didistribusikan, karena pendistribusian dalam bentuk
penjualan hasil produksi pada akhirnya merupakan penunjang untuk kelanjutan
11
produksi. Pada hakikatnya kegiatan produksi akan dapat dilaksanakan bila
tersedia faktor-faktor produksi, antara lain yang paling pokok adalah berupa
orang/tenaga kerja, uang/dana, bahan-bahan baik bahan baku maupun bahan
pembantu.(Yani, 2010).
2.4 Proses Produksi Tape Singkong
Proses produksi tape singkong meliputi beberapa tahap sebagai berikut :
1. Menyiapkan semua bahan.
2. Mengupas singkong dan kikis bagian kulit arinya hingga kesat.
3. Memotong singkong yang telah dikupas sesuai keinginan.
4. Mencuci hingga bersih singkong yang telah dipotong.
5. Sementara menunggu singkong kering, masukkan air ke dalam panci
sampai terisi seperempat lalu panaskan hingga mendidih.
6. Setelah air mendidih masukkan singkong ke dalam panci kukus, lalu
kukus hingga singkong ¾ matang, sampai daging singkong sudah bisa
ditusuk dengan garpu.
7. Setelah matang, angkat singkong yang telah ¾ masak lalu taruh disuatu
wadah, kemudian didinginkan
8. Sambil didinginkan siapkan wadah sebagai tempat untuk mengubah
singkong menjadi tape. Wadah itu terdiri dari baskom yang bawahnya
dilapisi dengan daun pisang.
9. Setelah singkong benar – benar dingin, masukkan singkong ke dalam
wadah lalu taburi dengan ragi yang telah dihaluskan dengan menggunakan
saringan
12
10. Singkong yang telah diberi ragi kemudian ditutup kembali dengan daun
pisang. Singkong ini harus benar – benar tertutup agar mendapatkan hasil
yang maksimal.
11. Setelah singkong ditutupi dengan daun pisang, diamkan selama 1-3 hari
hingga sudah terasa lunak dan manis. Saat itulah singkong telah menjadi
tape.
2.5 Fungsi Produksi
Menurut Soekartawi (2003,17), fungsi produksi adalah hubungan fisik
antara variabel yang dijelaskan (Y) dengan variabel yang menjelaskan(X),fungsi
produksi mempunyai sifat-sifat seperti utility, jika input bertambah, output juga
meningkat. Tambahan input pertama akan memberikan tambahan output lebih
besar dibanding dengan tambahan output lebih besar dibanding dengan tambahan
output yang disebabkan oleh tambahan input berikutnya. Sifat ini disebut Law of
Diminishing Returns, Secara grafis, ceteris paribus.
Menurut Soekartawi (2003,18) hubungan fisik antara input dan output
disebut dengan fungsi produksi penggunaan input (X) akan menambah output (Y)
atau produksi. Hubungan fisik antara X dan Y sering disebut dengan istilah factor
relationship atau FR dapat dituliskan sebagai berikut :
Y :f(X1, X2, X3......Xn)
Berdasarkan persamaan diatas, produsen dapat melakukan tindakan yang
mampu meningkatkan produksi dengan cara sebagai berikut :
13
a. Menambah jumlah salah satu input yang digunakan atau
b. Menambah jumlah beberapa input (lebih dari satu) dari input yang
digunakan.Fungsi produksi sangat penting dalam teori produksi karena :
1. Dengan fungsi produksi, maka dapat diketahui hubungan antara faktor
produksi dan produksi (output) secara langsung dan hubungan tersebut
dapat mudah di mengerti
2. Dengan fungsi produksi maka dapat diketahui hubungan antara variabel
yang dijelaskan ( dependen variabel ) Y dan variabel yang menjelaskan
( independen variabel ) X sekaligus juga untuk mengetahui hubungan
antara variabel penjelas. Dengan demikian fungsi produksi tape singkong
adalah sebagai berikut:
2.5.1. Ragi Tape
Kata ”ragi” dipakai untuk menyebut adonan atau ramuan yang digunakan
dalam pembuatan berbagai makanan dan minuman seperti tempe, tape, roti,
anggur, brem dan lain-lain. Ragi untuk tape merupakan populasi campuran genus
dimana terdapat spesies-spesies genus Aspergillus, genus Saccharomyces, genus
Candida, genus Hansenula, sedangkan bakteri Acetobacter biasanya tidak
ketinggalan. Genus tersebut hidup bersama secara sinergetik. Aspergillus dapat
menyederhanakan amilum, sedangkan Saccharomyces, Candida dan Hansenula
dapat menguraikan gula menjadi alkohol dan bermacam-macam zat organik lainya
(Anonim, 2001)
14
2.5.2. Bahan Baku ( Singkong )
Bahan baku adalah material atau bahan dasar yang diperlukan untuk
menghasikan suatu produk tertentu setelah melewati suatu proses tertentu. Bahan
baku yang diolah dalam perusahaan dapat diperoleh dari pembelian atau dari
pengolahan sendiri (Anonim, 2001).
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi tape singkong
adalah.Singkong (Manihot Utilissima) yang juga dikenal sebagai ketela pohon
atau ubi kayu, adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga
Euphorbiaceae. Merupakan umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik
rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis
singkong yang ditanam. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan
dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat.
Singkong dapat diolah menjadi tape singkong melalui proses fermentasi atau
menggunakan ragi tape, ragi tape berfungsi sebagai sumber mikroba yang
berperan dalam proses fermentasi dan sumber protein sel tunggal, sehingga tape
singkong mempunyai tekstur yang lunak, rasa yang asam manis, dan memiliki
aroma khas tape. Singkong maupun kulitnya dapat digunakan sebagai bahan baku
pembuatan tape (Wulandari, 2008)
2.5.3. Modal
Sumber daya finansial merupakan syarat mutlak berlangsungnya suatu
usaha, demikian pula dalam usaha tani. Modal termasuk sumber daya finansial
yang merupakan subtitusi faktor produksi tanah dan tenaga kerja.
15
Modal adalah faktor penting dalam melakukan usaha sebab modal
mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan berhasil atau tidaknya suatu usaha
yang dijalani (Case at al,2007)
Dalam hal ini, aktivitas finansial menggunakan dana untuk memperoleh
pendapatan dan keuntungan jangka panjang. Dalam proses usaha makanan ringan
yang dilakukan oleh pengusaha pasti dan biasanya berkaitan juga dengan proses
pengelolaan anggaran atau finansial untuk mengetahui banyaknya dana yang
dipakai atau pendapatan yang akan diperoleh pada akhir produksi dan agar
pengusaha dapat mengetahui dalam jangka waktu tertentu, jumlah biaya dan rugi-
laba yang dialami oleh petani serta untuk proyeksi keuangan dari seorang petani
(Anonim, 2001)
Sesuai dengan pendapat Case dan Fair (2007) dalam buku yang berjudul
“prinsip prinsip ekonomi” yang menyatakan bahwa modal merupakan faktor
penting dalam melakukan usaha sebab modal mempunyai hubungan yang sangat
kuat dengan berhasil atau tidaknya suatu usaha yang dijalani atau pengertian
klasik modal mengandung pengertian hasil produksi yang digunakan untuk
produksi lebih lanjut atau dapat juga dijelaskan bahwa jika suatu usaha
menambahkan modal berarti usaha tersebut dapat dikatakan mengalami
peningkatan atau berkembang sehingga peningkatan modal dapat mempengaruhi
hasil produksi.
2.5.4. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang perlu diperhitungkan dalam
proses produksi dalam jumlah yang cukup, bukan saja dilihat dari tersediaanya
16
tenaga kerja saja tetapi kualitas dan macam tenaga kerja perlu juga diperhatikan.
Jumlah tenaga kerja ini masih banyak dipengaruhi dan dikaitkan dengan kualitas
tenaga kerja, jenis kelamin, musim dan upah tenaga kerja. Bila kualitas tenaga
kerja ini tidak diperhatikan maka akan terjadi kemacetan dalam proses produksi
(Soekartawi,1990).
Sumber daya manusia merupakan elemen utama perusahaan
dibandingkan dengan elemen lainnya seperti modal, teknologi, dan uang sebab
manusia itu sendiri yang mengendalikan yang lain. Manusia yang memilih
teknologi, manusia yang memilih modal, serta manusia yang menggunakan dan
memeliharanya. Disamping itu, manusia dapat menjadi salah satu sumber
keunggulan bersaing yang langgeng. Oleh karena itu, sumber daya manusia
dalam perusahaan menjadi suatu hal yang sangat penting (Anonim, 2001).
Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya
fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan
lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk
memenuhi kepuasannya (Anonim, 2001).
Tenaga kerja adalah salah satu unsur penentu, terutama bagi usaha tani yang
sangat tergantung pada musim. Kelangkaan tenaga kerja berakibat mundurnya
penanaman sehingga berpengaruh pada pertumbuhan tanaman produktivitas
dan kualitas produk (Anonim, 2001).
2.5.5. Peralatan
Sumberdaya peralatan merupakan alat yang dapat digunakan dalam proses
produksi dan merupakan sarana dan prasarana dalam suatu alat bantu untuk
17
memperlancar sistem mekanisme kerja usaha guna memperoleh hasil dan
keuntungan yang diharapkan dalam kemajuan suatu usaha (Anonim, 2001).
Peralatan adalah segala keperluan yang digunakan manusia untuk mengubah
alam sekitarnya, termasuk drinya sendiri. Peralatan merupakan berbagai alat-alat
yang biasa digunakan dalam membantu aktivitas manusia, yang memiliki fungsi
tertentu. Sumber daya peralatan dikatakan sebagai modal tetap dalam kegiatan
usahatani. Alat-alat tersebut misalnya traktor, cangkul, bajak, dan lain-lain
(Anonim, 2001).
Dalam sumber daya peralatan dikenal istilah NPA atau Nilai Penyusutan
Alat, yaitu nilai yang terdapat pada suatu alat dengan melihat harga awal dari
barang tersebut, harga akhir, lama pemakaian, dan jumlah barang tersebut
(Suratiyah, 2008).
Rumus untuk menghitung nilai penyusutan alat yang dimiliki responden
adalah :
NPA (Nilai Penyusutan Alat) = Harga Awal – Harga Akhir x ∑ jumlah (unit)
Umur alat
Sumber daya peralatan merupakan alat yang membantu dalam menjalankan
aktivitas manusia. Sumber daya peralatan dalam pertanian sendiri merupakan
penunjang dari berjalannya usahatani. Pengembangan sumber daya peralatan ini
dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas serta meningkatkan mutu dan
nilai tambah hasil (Anonim, 2001).
2.6 Kerangka Pemikiran
18
Industri rumah tangga tape singkong merupakan suatu unit usaha produksi
tape singkong yang ada di Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa, pada
industri rumah tangga tape singkong terdiri dari proses produksi yang merupakan
bagian dari kegiatan pengelolaan singkong menjadi tape singkong, pada proses
produksi tape singkong terdiri dari fungsi produksi atau faktor yang
mempengaruhinya yaitu. Ragi tape (X1)yang merupakan bahan yang ditambahkan
dalam proses fermentasi tape singkong. Singkong (X2)yang merupakan bahan
baku yang digunakan dalam kegiatan proses produksi tape singkong. Modal (X3)
yang merupakan sumber daya yang digunakan dalam kegiatan produksi tape
singkong berupa barang atau jasa. Tenaga Kerja (X4)yang merupakan orang yang
bekerja didalam industri usaha tape singkong dan Peralatan (X5)yang merupakan
benda-benda yang digunakan didalam kegiatan proses produksi singkong menjadi
tape singkong. Kelima fungsi produksi tersebut merupakan faktor penting yang di
gunakan dalam kegiatan produksi tape singkong.
Adapun Kerangka pikir dalam penelitian ini adalah :
19
Gambar 1.Kerangka Pikir Analisis Proses dan Fungsi Produksi Tape Singkong
pada Industri Rumah Tangga Tape Singkong di Kecamatan Bajeng
Barat Kabupaten Gowa
Berdasarkan kerangka pemikiran pada Gambar 1, maka dapat di ambil
gambaran bahwa terdapat 5 variabel independen (X1, X2, X3, X4 dan X5) dan 1
variabel dependen (Y) dimana variabel X1 menunjukkan ragi tape, variabel X2
menunjukkan bahan baku, variabel X3 menunjukkan modal, variabel X4
menunjukkan tenaga kerja, dan X5 menunjukkan peralatan. Sedangkan variabel
Y menunjukkan hasil produksi tape singkong. Kelima variabel tersebut
mempunyai hubungan sebab akibat.
2.7 Hipotesis
Diduga Hipotesis dalam penelitian ini adalah Ragi tape, Singkong, Modal,
Tenaga Kerja, dan Peralatan berpengaruh terhadap hasil produksi tape singkong.
Hasil Produksi Tape Singkong
( Y )
Singkong
(X2)
Modal
( X3 )
Tenaga Kerja
( X4)
Peralatan
( X5)
Ragi Tape
(X1)
Industri Rumah Tangga
Tape Singkong
Fungsi Produksi
Proses Produksi Tape
Singkong
20
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa
yang dimulai pada bulan April sampai bulan Juni 2015 dengan pertimbangan
bahwa Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa terdapat industri rumah tangga
yang memproduksi tape singkong.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pemilik usaha industri rumah tangga
tape singkong di Kecamatan Bajang Barat Kabupaten Gowa berjumlah 30
produsen tape singkong yang akan dijadikan responden penelitian, sedangkan
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sensus, metode
sensus adalah metode pendataan dengan mengambil keseluruhan populasi yang
dijadikan sampel penelitian (Anonim, 2011)
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data kualitatif. Data yang berisi pernyataan- pernyataan yang diambil
dilapangan penelitian produksi tape singkong di Kecamatan Bajeng Barat
Kabupaten Gowa, seperti (nama, agama, jenis kelamin,tingkat pendidikan,
jumlah tenaga kerja).
b. Data kuantitatif. Data yang berbentuk angka- angka, yang diambil
dilapangan penelitian tape singkong di Kecamatan Bajeng Barat
21
Kabupaten Gowa, seperti data produksi tape singkong, dianalisa dan
dijelaskan dengan menggunakan teknik analisis data
Sumber Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data primer. Data penelitian yang diperoleh langsung dari sumber asli
(responden) yaitu pengelola tape singkong di Kecamatan Bajeng Barat
Kabupaten Gowa dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sudah
disiapkan sebelumnya.
2. Data sekunder. Data yang diperoleh dari instansi terkait seperti Kantor
Kecamatan Bajeng Barat dan penelitian terdahulu seperti jurnal dan
berbagai media online (internet) beserta dari berbagai buku dan literatur
yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan
secara langsung dilapangan penelitian tape singkong di Kecamatan
Bajeng Barat Kabupaten Gowa
b. Wawancara
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara secara
langsung dengan sumber informasi yaitu pengelola tape singkong dengan
menggunakan daftar pertanyaan yaitu kuesioner yang terkait dengan
penelitian ini.
22
c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data secara langsung ditempat penelitian tape
singkong di Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa dengan cara
mengambil data-data dari catatan, dokumentasi, yang sesuai dengan
masalah yang diteliti.
3.4 Teknik Analisis Data
Teknik penelitian ini yaitu penelitian deskriptif kuantitatif artinya dengan
menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel
penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik
kemudian dilengkapi dengan penjelasan secara deskriptif mengenai fenomena-
fenomena yang terjadi dilapangan. Sugiono (2008)
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Analisis regresi linear berganda, dengan menggunakan rumus fungsi
produksi, dimana Y (variabel terkait) dan X (varabel bebas) dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
Y = f(X1, X2, X3, X4, X5,....Xn)
Dimana:
Y : Produksi ( kg )
f : Fungsi Produksi
X1 : Ragi tape ( Perbiji )
X2 : Bahan baku singkong ( kg )
X3 : Modal (Rp)
X4 : Tenaga Kerja (HOK)
23
X5 : Peralatan (Rp)
Dalam Penelitian ini akan diuji nilai R2
F, dan t, serta pengujian asumsi
klasik yang akan diperoleh masing masing nilainya dengan menggunakan analisis
regresi linear berganda dalam bentuk SPSS Ver. 15,0
a. Uji R2 ( Koefisien Determinasi )
Koefisien determinasi yang dilambangkan dengan R2 nilainya
diformulasikan dalam persamaan berikut ini
R2: 1- ∑ bi
∑ Qi 2
Uji ini menggambarkan seberapa variansi dari variabel tak bebas dapat
dijelaskan oleh variansi dari variabel bebas nilai R2 mempunyai jarak antara 0-1
makin besar R2 ( mendekati 1 ) maka hasil estimasi akan semakin mendekati
sebenarnya.
b. Hipotesis yang digunakan diuji dengan uji F
Pengujian terhadap pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen dilakukan dengan menggunakan uji distribusi F, caranya adalah dengan
membandingkan antara nilai kritis F ( F tabel ) dengan nilai F hitung, F Ratio
yang terdapat pada tabel Analisis Of Variance dari hasil perhitungan SPSS
dirumuskan sebagai berikut :
Ho :b1 ═ b2....... ═ bn ═ 0
Ho :b1 ═ b2....... ═ bn ≠ 0
24
Bila nilai F hitung < F tabel maka, Ho diterima dan bila F hitung > F tabel ,
maka Ho ditolak yang berarti pada input-input yang digunakan berpengaruh
secara bersama-sama.
c. Pengujian Hipotesis dengan uji t
Dirumuskan sebagai berikut :
Ho :b1 ═ b2....... ═ bn ═ 0
Ho :b1 ═ b2....... ═ bn ≠ 0
Bila nilai t hitung < t tabel maka Ho diterima dan bila t hitung > t tabel, maka
Ho ditolak yang berarti bahwa variabel yang bersangkutan berpengaruh secara
signifikan.
Nilai diperoleh sebagai berikut:
t ═ (bi-b*)
Sbi
Dimana :
bi : koefisien dari variabel ke-i
b*: nilai hipotesis dari bi
nilai t tabel : α/2, n-k-1
dimana :
n : jumlah sampel
k: jumlah variabel independen termasuk konstanta
d. Uji asumsi Klasik
Pengujian ini bertujuan agar model yang diestimasi terhindar dari gangguan
multikolinieritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas, pengujian terhadap
gangguan tersebut dapat dilakukan sebagai berikut:
25
1. Uji autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi antara anggota serangkaian observasi yang
diurutkan menurut waktu ( seperti data deretan waktu ) atau ruang seperti data
cross section untuk mengetahui autokorelasi digunakan uji Durbin Watson (DW ).
Adanya autokorelasi dalam regresi dapat diketahui dengan menggunakan uji
Durbin-Watson. Uji Durbin Watson dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut ( Gujarati, 2003 )
a. Regresi model lengkap untuk mendapatkan nilai residual
b. Hitung d ( Durbin Watson statistik ) dengan rumus
d ═ ∑ ( e n- e n- 1 ) 2
∑ e n 2
c. Hasil rumus tersebut ( nilai d ) kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel
durbin watson. Didalam tabel itu di muat 2 nilai batas atas ( du ) dan nilai
batas bawah ( d1 ) untuk berbagai nilai n dan k. Untuk nilai autokorelasi
positif ( c < p < 1 ). Hipotesa nol Ho diterima jika d > du, sebaliknya Ho
ditolak jika d< d. Untuk autokorelasi negatif .Hipotesa nol ( Ho ) diterima
jika ( 4-d ) > du, sebaliknya Ho ditolak jika ( 4-d )<d1
2. Uji Multikolinearitas
Masalah multikolinearitas timbul karena salah satu atau lebih variabel ( X1 )
merupakan kombinasi yang linear yang pasti atau mendekati pasti dari variabel
penjelas X lainnya oleh karena itu, farrar dan gleur menyarankan supaya
dilakukan regresi bantuan antar variabel penjelas. Setelah dilakukan estimasi nilai
R2 yang ditemukan, kemudian menghitung nilai F, dengan rumus:
26
F- hitung ═ R2x1 x (n-k)
1- R2x1 (k-1)
R2x1 : nilai R2 dari hasil estimasi regresi parsial variabel penjelas
n : jumlah data observasi
k : jumlah variabel penjelas ( tidak termasuk konstanta )
Rule of thumb yang digunakan adalah bila F hitung > F tabel, berarti bahwa
xi yang berkolerasi dengan variabel penjelas X lainnya. Selain menggunakan F
hitung juga bisa digunakan pengukuran terhadap varian inflation faktor ( VIF )
dalam uji multikolinieritas ( Gujarati, 2003 )
3. Uji Heteroskedastisitas
Dalam regresi linear berganda, salah satu asumsi yang harus dipenuhi agar
taksiran parameter dalam model tersebut bersifat BLUE ( Best, Linear,Unbiased,
dan Estimator ) adalah var ( ui ) ═ ᶱ 2. Sesatan mempunyai variansi yang sama
pada kasus lain dimana variansi ui tidak konstan, melainkan variabel berubah-
ubah. Untuk mendeteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan pengujian antara lain
metode grafik dan Uji park ( Gujarati, 2003 ).
27
3.5 Definisi Operasional
a. Produksi adalah kuantitas hasil usaha pengolahan ubi kayu menjadi tape
singkong yang diproduksi pengrajin tape singkong yang dinyatakan/
diukur dalam satuan kilogram (kg)
b. Fungsi Produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam proses
produksi barang dan jasa
c. Bahan Baku adalah ubi kayu yang digunakan untuk menghasilkan tape
singkong yang dihitung/dinyatakan dalam satuan (kg)
d. Ragi tape adalah bahan yang ditambahkan dalam proses fermentasi tape
singkong di Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa yang diukur
dalam satuan (Perbiji)
e. Modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi
menghasilkan barang-barang baru yang dinyatakan dalam rupiah (Rp)
f. Tenaga kerja adalah orang yang bekerja baik didalam keluarga maupun
diluar kelurga pada proses pengolahan ubi kayu menjadi tape singkong
(HKO)
g. Peralatan adalah benda-benda yang terlibat dalam proses produksi tape
singkong yang dinyatakan dalam satuan harga atau rupiah ( Rp )
h. Industri Rumah Tangga Tape Singkong adalah suatu unit usaha produksi
tape singkong yang ada di Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa
i. Tape singkong adalah hasil pengolahan singkong menjadi tape singkong
yang diproduksi pengrajin tape singkong di Kecamatan Bajeng Barat
Kabupaten Gowa
28
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Letak Geografis
Berdasarkan data monografi Kecamatan Bajeng Barat 2013 diperoleh
gambaran bahwa Kecamatan Bajeng Barat memiliki luas wilayah 19.044 ha dan
secara administrasi pemerintah Kecamatan Bajeng Barat memiliki 7 Desa yaitu :
a. Desa Gentungan
b. Desa Tanabangka
c. Desa Borimatangkasa
d. Desa Mandalle
e. Desa Manjalling
f. Desa Kalemandalle
g. Desa Bontomanai
Secara geografis Kecamatan Bajeng Barat berada pada ketinggian 0-50 m
diatas permukaan laut sehingga dapat dikategorikan pada topografi dataran rendah
dengan beriklim tropis yaitu musim hujan dan musim kemarau dengan batas-batas
sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kecamatan Pallangga
- Sebelah Selatan : Kecamatan Bontonompo
- Sebelah Barat : Kecamatan Barombong
- Sebelah Timur : Kecamatan Bajeng
29
Adapun jarak orbitrasi Kecamatan Bajeng Barat dengan pusat pemerintahan
adalah:
a. Kecamatan : 3 Km
b. Kabupaten : 18 Km
c. Provinsi : 30 Km
4.2 Kondisi Demografis
Tabel 1. Keadaan Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan
Bajeng Barat Kabupaten Gowa
No Desa Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio
jenis
kelamin
1. Gentungan 2.663 2.850 5.513 93
2. Tanabangka 1.667 1.781 3.448 94
3. Borimatangkasa 1.631 1.707 3.338 96
4. Mandalle 1.417 1.493 2.910 95
5. Manjalling 1.786 1.824 3.610 98
6. Kalemandalle 1.563 1.617 3.180 97
7. Bontomanai 1.107 1.159 2.266 96
Jumlah 11.834 12.431 24.265 95
Sumber : Kantor Camat Bajeng Barat, 2014
Tabel 1 menunjukkan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin, dan
desa gentungan memiliki jumlah penduduk terbesar dengan jumlah 5.513 Jiwa
sedangkan yang paling terendah yaitu desa bontomanai dengan jumlah penduduk
2.266 Jiwa.
30
Tabel 2. Keadaan Penduduk berdasarkan Jenis Usia di Kecamatan Bajeng Barat
Kabupaten Gowa
No Kelompok Umur
Persentase %
1. 0-15 15,05
2. 16-24 19.05
3. 25-34 26.98
4. 35-44 17.50
5. 45-54 15.42
6. 55 Tahun Keatas 6.00
Jumlah 100 %
Sumber : Kantor Camat Bajeng Barat, 2014
Tabel 2 menunjukkan keadaan penduduk berdasarkan jenis usia, dan
penduduk yang tergolong produktif berusia 16-54 tahun, belum produktif 0-15
tahun, dan kurang produktif usia 55 tahun keatas. Berdasarkan kriteria tersebut
maka sebagian besar dari penduduk Kecamatan Bajeng Barat tergolong dalam
usia produktif, sedangkan selebihnya tergolong usia belum produktif dan kurang
produktif.
Tabel 3. Keadaan Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian di Kecamatan Bajeng
Barat Kabupaten Gowa
No Sektor
Persentase %
1. Petani 10,30
2. Nelayan 5.78
3. Peternak 2.37
4. PNS 6.74
31
5. Wiraswasta 10.60
6. Lain-lain 64.64
Jumlah 100 %
Sumber : Kantor Camat Bajeng Barat, 2014
Tabel 3 menunjukkan keadaan penduduk berdasarkan mata pencaharian,
dan berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian penduduk yang
berprofesi sebagai petani dengan jumlah persentase 10.30 %, dan masyarakat
yang ada di Kecamatan Bajeng Barat berprofesi sebagai pedagang serta usaha lain
yang bergerak di sektor perikanan laut. Usaha agroindustri berskala kecil dan
menengah dengan jumlah persentase 64.64 % .
Tabel 4. Keadaan Penduduk berdasarkan Pendidikan di Kecamatan Bajeng
Barat Kabupaten Gowa
No Tingkat Pendidikan
Persentase %
1. Belum Sekolah dan TK 13.49
2. Tidak Tamat SD/ Sederajat 12.68
3. Tamat SD/ Sederajat 29.28
4. Tamat SLTP/ Sederajat 26.24
5. Tamat SLTA/ Sederajat 14.53
6. Tamat DI-DIII 1.93
7. Tamat Sarjana (SI-S3) 1.85
Jumlah 100 %
Sumber : Kantor Camat Bajeng Barat, 2014
32
Tabel 4 menunjukkan keadaan penduduk berdasarkan pendidikan, dan
berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di Kecamatan Bajeng
Barat sebagian besar tamat SD yaitu 29.28 % kemudian tamat SLTP sebesar 26.24
%, selebihnya tamat SLTA, Akademi, dan tidak pernah sekolah. Ini menunjukkan
bahwa tingkat pendidikan penduduk di Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa
pada umumnya relatif rendah.
4.3 Kondisi Pertanian
Penduduk di Kecamatan Bajeng Barat umumnya berprofesi sebagai petani
dan memiliki luas lahan yang cukup memadai untuk dipakai dalam bercocok
tanam oleh petani sehingga kondisi pertanian di Kecamatan Bajeng Barat berjalan
secara efektif dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Kondisi Pertanian yang berada di Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten
Gowa
No Jenis Tanaman
Luas Panen ( Ha ) Produksi ( Ton )
1. Padi Sawah 3.191 20.926
2. Padi Ladang - -
3. Jagung 15 81
4. Kedelai 100 153
5. Kacang Tanah - -
6. Kacang Hijau 293 280
7. Ubi Kayu 500 1.23
8. Ubi Jalar - -
Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Gowa, 2014
33
Tabel 5 menunjukkan kondisi pertanian yang berada di Kecamatan
Bajeng Barat, bahwa komoditi yang diusahakan paling luas yaitu tanaman pangan
atau padi sawah dengan jumlah 3.191 dari keseluruhan luas pertanaman tanaman
pangan dan hortikultura dan menyusul ubi kayu dengan luas panen 500 dan
tingkat produksi yang dihasilkan mencapai 1.23 ton, begitupun dengan tanaman
jagung, kedelai, dan kacang hijau setiap tahunnya mengalami peningkatan
produksi
34
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Identitas Responden
Industri rumah tangga tape singkong di Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten
Gowa berjumlah 30 produsen. Berikut identitas responden pada usaha produksi
tape singkong, dapat dilihat pada Tabel 6.
a. Tingkat Pendidikan Responden
Pendidikan merupakan salah satu variabel penentu tingkat kemajuan suatu
wilayah, makin banyak penduduk yang berpendidikan tinggi dalam suatu wilayah,
maka tingkat kemajuan wilayah tersebut cenderung lebih tinggi. Secara rinci
dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6.Tingkat Pendidikan Responden pada Usaha Tape Singkong di Kecamatan
Bajeng Barat Kabupaten Gowa
No. Pendidikan
Jumlah Pengrajin Persentase
1. Tidak Sekolah
8 26.60
2. SD
13 43.30
3. SLTP
4 13.30
4. SLTA
5 16.60
Jumlah 30 100.00
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2015
Tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden didominasi oleh
tamatan SD 13 orang atau 35.50 %, Tidak Sekolah 8 orang atau 25.00 %, SLTA 5
orang atau 20.00 % dan SLTP 4 orang atau 19.50 %. Tingkat pendidikan akan
berpengaruh terhadap suatu usaha yang akan dikelolah, apabila disiplin ilmu yang
35
dimiliki sesuai dengan usaha yang dilakukan maka berpengaruh terhadap proses
kerja atau adopsi inovasi.
b. Tingkat Umur Responden
Umur sangat mempengaruhi fisik dalam bekerja dan berfikir. Responden
yang berumur mudah mempunyai kemampuan yang lebih besar dari responden
yang lebih tua, yang mudah cenderung menerima hal - hal yang baru untuk
menambah pengalaman, sedangkan yang berusia tua mempunyai kapasitas
mengolah usahanya lebih baik dan sangat berhati-hati bertindak dikarenakan lebih
banyak pengalaman dirasakan. Keadaan umur responden dapat dilihat
pada Tabel 7.
Tabel 7. Tingkat Umur Responden pada Usaha Tape Singkong di Kecamatan
Bajeng Barat Kabupaten Gowa
No. Pendidikan
Jumlah Pengrajin Persentase
1. 25-35
4 13.30
2. 36-46
15 50.00
3. 47-57
11 36.60
Jumlah 30 100.00
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2015
Tabel 7 menunjukkan bahwa tingkat umur reponden antara 25 sampai 35
tahun sebanyak 4 orang atau 13.30 %, umur antara 36 sampai 46 tahun sebanyak
15 orang atau 50.00 % dan umur 47 sampai 57 tahun sebanyak 11 orang atau
36.60 %. Hal ini menerangkan bahwa 30 responden yang memproduksi tape
singkong tergolong dalam kategori produktif.
36
c. Tingkat Pengalaman Responden
Setiap pengrajin yang memulai atau menjalankan usahanya mempunyai
latar belakang yang memotivasinya untuk menjalankan usahanya tersebut
sehingga usaha tersebut tetap berjalan atau eksis berproduksi. Tingkat pengalaman
responden dapat dilihat pada tabel dibawah:
Tabel 8. Tingkat Pengalaman Responden pada Usaha Tape Singkong di
Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa
No. Tingkat Pengalaman
Responden
Jumlah Pengrajin Persentase
1. 1-10
21 70.00
2. 11-21
6 20.00
3. 22-32
3 10.00
Jumlah 30 100.00
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2015
Tabel 8 menunjukkan bahwa tingkat pengalaman pengrajin dalam
memproduksi tape singkong antara 1 sampai 10 tahun sebanyak 21 orang atau
70.00 %, antara 11 sampai 21 tahun sebanyak 6 orang atau 20.00 % dan tingkat
pengalaman responden antara 22 sampai 32 tahun sebanyak 3 orang atau 10.00 %.
Hal ini dapat di jelaskan bahwa rata-rata jumlah responden pada tingkat
pengalaman dalam produksi tape singkong berada pada tingkatan 10 tahun keatas
dengan artian pengalaman dalam usaha tape singkong cukup maksimal dan sudah
berpengalaman.
37
5.2 Penyediaan Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan mentah yang diolah dan dapat dimanfaatkan
sebagai sarana produksi dalam suatu industri rumah tangga. Ketersediaan bahan
baku secara cukup dan berkelanjutan akan menjamin suatu perusahaan untuk bisa
berproduksi dalam waktu yang relatif lama. Dalam melakukan pengolahan
singkong menjadi tape singkong bahan baku utama yang digunakan adalah ubi
kayu dan bahan yang ditambahkan adalah ragi tape sedangkan peralatan yang
digunakan yaitu kompor, pisau, baskom, dan panci.
Ketersediaan bahan baku untuk setiap industri rumah tangga tape singkong
cukup maksimal sehingga dapat di kelola dan dikembangkan menjadi produk tape
singkong.
5.3 Proses Produksi Tape Singkong
Kegiatan produksi dilakukan dengan menggunakan alat sederhana dan tidak
menggunakan biaya yang banyak, hanya pada saat pengupaan kulit ubi kayu serta
menghilangkan kulit arinya menggunakan tenaga kerja yang cukup kuat dan teliti.
Uraian kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi tape singkong adalah
sebagai berikut :
a. Pengupasan
Ubi kayu yang telah dipilih dikupas, dan sebelumnya, dipotong terlebih
dahulu pada masing-masing ujungnya, setelah di kupas dan dipotong
pada masing-masing ujungnya, ubi kayu tersebut ditempatkan pada suatu
wadah yaitu baskom.
38
b. Pencucian
Ubi kayu yang telah dikupas kemudiaan dicuci dengan air sehingga
bersih dari kotoran, kemudiaan dibilas dengan air bersih sebanyak 7 kali
pencucian sehingga kotoran yang melekat pada ubi kayu benar-benar
bersih.
c. Pemotongan
Singkong yang telah dicuci kemudiaan dipotong menjadi 3 bagian dalam
1 singkong, dan apabila hasil panen singkong kecil, tidak perlu
dipotong.
d. Pengupasan Kulit Ari Pada Singkong
Proses pengupasan kulit ari pada singkong bertujuan pada saat singkong
difermentasikan dengan menggunakan ragi, singkong tersebut akan cepat
mengalami proses pemasakan karena telah dikupas bagian luar kulit
singkong yang kasar.
e. Pengukusan
Pengukusan pada singkong dilakukan pada saat singkong telah dipotong
dan dikupas kulit arinya, pengukusan dilakukan dengan waktu 1 jam
untuk memperoleh pengukusan yang benar-benar matang dan lembek.
d. Pendinginan
Setelah singkong dikukus selanjutnya singkong didinginkan dengan
waktu 15 menit untuk selanjutnya diberi ragi tape.
39
e. Fermentasi
Singkong yang telah didinginkan selanjutnya ditaburi ragi tape dengan
perbandingan 80 kg singkong 50 biji ragi tape, kemudian setelah singkong
diberi ragi tape selanjutnya ditutupi dengan daun pisang dan
difermentasikan selama 3 malam.
f. Pengemasan
Kemasan adalah wadah atau pembungkus, bagi produk pangan yang
mempunyai peranan penting dalam upaya mempertahankan mutu dan
keamanan pangan serta meningkatkan daya tarik produk. Sebelum
dikemas produk tape singkong diangin-anginkan sampai dingin, kemudian
diletakkan ke wadah untuk pedagang keliling dengan menggunakan wadah
daun pisang, sedangkan untuk dipasarkan ditoko atau supermarket
dikemas dengan menggunakan plastik makanan ( plastik produk ) yang
berfungsi mencegah masuknya bau dan bakteri dan rasa asin dari luar,
tetapi dapat melewatkan oksigen sepenuhnya. Daya tahan tape singkong
yang telah difermentasikan dapat bertahan kira-kira 5 hari sampai 1
minggu tergantung proses pengemasan dan penyimpanan yang baik.
Singkong
40
Gambar. 2 Alur Proses Produksi Tape Singkong di Kecamatan Bajeng
Barat Kabupaten Gowa
5.4 Analisis Proses dan Fungsi Produksi Tape Singkong di Kecamatan
Bajeng Barat Kabupaten Gowa
Pengupasan, Pencucian, Pemotongan
Pengupasan Kulit Ari
Singkong
Pengukusan Singkong dengan
Memperhatikan Sistem Kematangan
Dalam Waktu Selama 1 Jam
Pendinginan Singkong
Selama 15 Menit
Proses Fermentasi Singkong
Selama 3 Hari, 3 Malam
Pengemasan Tape Singkong
Dengan Tujuan
mempecepat Proses
Pemasakan pada
Singkong
Menggunakan Media
Plastik makanan
Menggunakan keranjang
dengan dilapisi Daun
Pisang
41
Produksi tape singkong yang ada di Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten
Gowa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu Singkong, Ragi Tape, Modal,
Tenaga Kerja dan Peralatan. Faktor- faktor tersebut merupakan variabel yang
mempengaruhi tingkat produksi yang berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan
yang diinginkan. Sedangkan jumlah tape singkong yang dihasilkan merupakan
variabel output yang besaran jumlahnya dipengaruhi oleh fungsi produksi
tersebut.
Fungsi produksi yang terdiri dari variabel yang menjelaskan (X) dan variabel
yang dijelaskan (Y) akan diukur dengan menggunakan analisis regresi linear
berganda. Model analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh atau
kekuatan dari beberapa variabel prediktor terhadap variabel respon. Pengujian
dengan model regresi memberikan nilai pada koefisien determinan, nilai F hitung,
nilai t hitung, dan mendeteksi adanya multikolinieritas antara variabel prediktor
dan kaidah asumsi klasik. Daftar analisis proses dan fungsi produksi yang
dianalisis dengan model regresi linear berganda pada industri rumah tangga tape
singkong.
5.5 Uji Penyimpanan Asumsi Klasik
Pengujian terhadap asumsi klasik dengan bantuan SPSS versi 15,0 yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah :
5.5.1. Uji Multikolinieritas
42
Multikolinearitas artinya antarvariabel independen yang terdapat dalam
model regresi memiliki hubungan linear yang sempurna atau mendekati
sempurna, model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi sempurna
atau mendekati sempurna diantara variabel bebasnya Priyatno. (2008) Setelah
melakukan uji multikolinieritas pada variabel bebas dengan pengukuran terhadap
varian inflation faktor (VIF) hasilnya menujukkan bahwa semua variabel pada
model yang diajukan bebas dari multikolinieritas hal ini ditujukan pada nilai VIF
yang berada di bawah 9 sehingga dapat dikatakan bahwa persamaan tidak
mengandung multikolinieritas. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Priyatno
(2008) yang menyatakan bahwa apabila nilai varian inflation faktor (VIF)
dibawah 9 maka tidak mengandung multikolinearitas.
Tabel.9 Pengujian Multikolinieritas Pada Analisis Proses dan Fungsi Produksi
Tape Singkong
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2015
Tabel 9 menunjukkan bahwa nilai varian inflation faktor pada variabel X1
bernilai 2,067, variabel X2 bernilai 2,142, variabel X3 bernilai 1,270, variabel X4
bernilai 1,125 dan variabel X5 bernilai 1,146, maka dapat disimpulkan bahwa
kelima variabel pada pengujian multikolinieritas tidak terjadi multikolinieritas
antar variabel bebas. Semua variabel pada model yang diajukan bebas dari
Coefficientsa
-1133,544 406,637 -2,788 ,010
,287 ,137 ,247 2,087 ,048 ,484 2,067
1,001 ,173 ,697 5,784 ,000 ,467 2,142
,001 ,008 ,014 8,540 ,052 ,788 1,270
154,935 83,715 ,162 1,851 ,077 ,889 1,125
-29,784 82,675 -,032 -,360 ,722 ,873 1,146
(Constant)
RAGI TAPE
SINGKONG
MODAL
TENAGA KERJA
PERALATAN
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coef f icients
Beta
Standardized
Coef f icients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: PRODUKSIa.
43
multikolinieritas hal ini ditujukan pada nilai VIF yang berada di bawah 9 sehingga
dapat dikatakan bahwa persamaan tidak mengandung multikolinieritas. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian Priyatno (2008) yang menyatakan bahwa apabila
nilai varian inflation faktor (VIF) dibawah 9 maka tidak mengandung
multikolinearitas.
5.5.2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi melalui deteksi langsung Durbin watson atau D-W statistik
dengan paket komputer SPSS versi 15,0 ditemukan nilai D-W statistik 2,239
jumlah data 30 sementara jumlah variabel bebas (k : 5) serta besarnya nilai D-W
adalah :
Tabel 10. Pengujian Autokorelasi Pada Analisis Proses dan Fungsi Produksi Tape
Singkong Model Summary(b)
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 ,915(a) ,837 ,804 297,09090 2,239
a Predictors: (Constant), PERALATAN, MODAL, TENAGA KERJA, RAGI TAPE, SINGKONG b Dependent Variable: PRODUKSI
Tabel 10 menunjukkan bahwa metode pengujian menggunakan uji Durbin
Watson (DW test) model regresi dikatakan tidak terdapat autokorelasi apabila
nilai Durbin- Watson berkisar 1,55 sampai 2,46. Dari output dapat dilihat bahwa
nilai Durbin- Watson sebesar 2,239 karena nilai DW berkisar antara 1,55 sampai
2,46, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah autokorelasi. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian Priyatno (2008) yang menyatakan bahwa tidak
terjadi autokorelasi apabila nilai Durbin Watson berkisar 1,55 samapai 2,46.
5.5.3. Uji Heteroskedastisitas
44
Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua
pengamatan didalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas ini dilakukan dengan uji spearman’rho.Gejala
heteroskedastisitas akan ditujukan pada koefisien regresi dari masing-masing
variabel independen terhadap nilai absolut residunya (e) jika nilai probabilitasnya
lebih besar dari nilai alpha nya 0,05 maka dapat dipastikan model tidak
mengandung unsur heteroskedastisitas. Dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas
apabila: t- hitung < tabel atau sig.-t > α
Tabel. 11 Pengujian Heteroskedastisitas Pada Analisis Proses dan Fungsi Produksi
Tape Singkong
Coefficients(a)
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta B
Std. Error
1 (Constant) -1133,544 406,637 -2,788 ,010
RAGI TAPE ,287 ,137 ,247 2,087 ,048
SINGKONG 1,001 ,173 ,697 5,784 ,000
MODAL ,001 ,008 ,014 8,540 ,052
TENAGA KERJA
154,935 83,715 ,162 1,851 ,077
PERALATAN -29,784 82,675 -,032 -,360 ,722
a Dependent Variable: PRODUKSI
Tabel 11 menunjukkan bahwa hasil uji heteroskedastisitas dengan
menggunakan model regresi dengan variabel X1, X2, X3, X4, dan X5 dengan
Unstandardized Residual memiliki nilai signifikan lebih dari 0,05. Karena
signifikansi lebih besar dari pada 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi masalah heteroskedastisita. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Priyatno
45
(2008) yang menyatakan bahwa apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05
maka uji heteroskedastisitas tidak terjadi.
5.5.4. Hasil Pendugaan Regresi pada Usaha Industri Rumah Tangga Tape
Singkong
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda pada analisis proses dan
fungsi produksi usaha industri rumah tangga tape singkong mempunyai nilai
koefisien dan Varians Inflation Factor (VIF) yang berbeda-beda. Nilai tolerance
dan VIF memberikan identifikasi antar variabel bebas (independen) yaitu analisis
proses dan fungsi produksi mempunyai multikolinieritas dalam model, yaitu suatu
keadaan dimana antar variabel prediktor terdapat hubungan yang sangat erat.
Apabila nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF lebih besar dari pada 10,
maka terjadi multikolinieritas. Tabel hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada
tabel 9. Nilai hasil uji multikolinieritas diketahui bahwa hasil tolerance dari
masing-masing variabel lebih besar dari 0,1, sedangkan nilai Varians Inflation
Factor (VIF) lebih kecil dari 10 sehingga model regresi dalam penelitian ini tidak
terjadi masalah multikolinieritas.
Analisis proses dan fungsi produksi tape singkong diduga dengan
menggunakan rumus fungsi produksi yang dimasukkan dalam regresi berganda
adalah analisis yang tidak mempunyai nilai nol tidak dapat dimasukkan dalam
rumus fungsi produksi karena variabel tidak dapat terdefinisi. Semua fungsi
produksi dalam penelitian ini tidak mempunyai nilai nol sehingga, Ragi tape,
Singkong, Modal, Tenaga Kerja, dan Peralatan dapat mempengaruhi output atau
produksi tape singkong
46
Tabel.12 Hasil pendugaan regresi berganda Analisis proses dan fungsi produksi
tape singkong.
Hasil pendugaan regresi linear berganda diperoleh nilai determinasi (R
2)
sebesar 83,7 persen. Hal ini menunjukkan bahwa 83,7 produksi tape singkong di
Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa memiliki kekuatan hubungan
(dipengaruhi) oleh variabel-variabel penjelas yaitu Ragi tape (X1) Singkong (X2)
Modal (X3) Tenaga Kerja (X4) dan Peralatan (X5) dan sisa nilai determinasi (R2)
sebesar 16.3 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model
ini yaitu faktor permintaan artinya bahwa setiap penambahan 16,3 persen akan
menyebabkan naiknya produksi tape singkong sebesar 100 persen.
5.5.5. Uji F
Tabel.13 Hasil Uji Statistik pada Analisis Proses dan Fungsi Produksi Tape
Singkong
Model Summaryb
,915a ,837 ,804 297,09090 2,239
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Est imate
Durbin-
Watson
Predictors: (Constant), PERALATAN, MODAL, TENAGA KERJA, RAGI
TAPE, SINGKONG
a.
Dependent Variable: PRODUKSIb.
ANOVAb
10910035 5 2182006,932 24,722 ,000a
2118312 24 88263,000
13028347 29
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), PERALATAN, MODAL, TENAGA KERJA, RAGI TAPE,
SINGKONG
a.
Dependent Variable: PRODUKSIb.
47
Berdasarkan hasil regresi pada tabel 13 dapat dijelaskan bahwa nilai F-
hitung sebesar (24,722) > dari nilai F-tabel (2,621) atau signifikan 0,00 < alpha
(0,01) - (0,05) dengan demikian (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima
Dengan demikian dapat disimpulkan secara statistik dibuktikan bahwa
semua variabel independen Ragi Tape (X1) Singkong (X2) Modal (X3) Tenaga
Kerja (X4)dan Peralatan (X5) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh
terhadap variabel hasil produksi tape singkong, kelima variabel tersebut sebagai
penentu keberhasilan tingkat produksi tape singkong di Kecamatan Bajeng Barat
Kabupaten Gowa. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil penelitian Rukmana
(2001) yang menyatakan bahwa beberapa variebel independen seperti. Ragi tape.
Bahan Baku Singkong, Modal, Tenaga Kerja dan Peralatan sangat berpengaruh
terhadap hasil produksi tape singkong, kelima variabel tersebut secara bersama-
sama telah dibuktikan bahwasanya faktor penting dalam mengelola bahan baku
singkong menjadi produk akhir yaitu tape singkong.
5.5.6. Uji t
Untuk melihat apakah variabel independen memang benar dapat
mempengaruhi variabel dependen secara parsial untuk itu digunakan uji t, dalam
uji t dikemukakan hipotesis sebagai berikut:
Ha : ada hubungan positif antara ragi tape, singkong, modal, tenaga kerja dan
peralatan terhadap hasil produksi tape singkong.
Ho : Tidak ada hubungan positif antara ragi tape, singkong, modal, tenaga kerja
dan peralatan terhadap hasil produksi tape singkong.
48
Untuk menguji hipotesis tersebut apakah Ho diterima atau ditolak maka dilakukan
uji t dengan derajat bebas ( n-k) dimana n adalah jumlah sampel dan k adalah
jumlah variabel.
Tabel.14 Hasil Uji Statistik pada Analisis Proses dan Fungsi Produksi Tape
Singkong
Sumber : Data primer setelah diolah, 2015
Dari hasil uji t pada Tabel. 14 dapat dijelaskan persamaan fungsi produksi pada
hasil berikut ini :
Y: f(X1,X2,X3,X4,dan X5)
Y: -1133,544 + 0,287 X1 + 1,001 X2 + 0,001 X3 +154,935 X4 -29,784 X5
a. Pengaruh Ragi Tape (X1) Terhadap Hasil Produksi Tape Singkong (Y)
Berdasarkan analisis data uji parsial diketahui t hitung ragi tape (2,087) >
dari t tabel (2,064) atau sig. (0,048) < alpha 0,05 adalah signifikan pada taraf
signifikansi 5 % dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil
statistik ini menunjukkan bahwa fungsi ragi tape secara parsial berpengaruh nyata
terhadap hasil produksi tape singkong, dapat dilihat bahwa apabila t hitung > dari
t tabel maka Ho ditolak dan apabila t hitung < dari t tabel maka Ha diterima.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa. Ragi tape sangat berpengaruh
Coefficientsa
-1133,544 406,637 -2,788 ,010
,287 ,137 ,247 2,087 ,048
1,001 ,173 ,697 5,784 ,000
,001 ,008 ,014 8,540 ,052
154,935 83,715 ,162 1,851 ,077
-29,784 82,675 -,032 -,360 ,722
(Constant)
RAGI TAPE
SINGKONG
MODAL
TENAGA KERJA
PERALATAN
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coef f icients
Beta
Standardized
Coef f icients
t Sig.
Dependent Variable: PRODUKSIa.
49
terhadap produksi tape singkong karena bahan yang ditambahkan dalam kegiatan
fermentasi singkong menjadi produk primer atau tape singkong di Kecamatan
Bajeng Barat Kabupaten Gowa. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rukmana
(2001) yang menyatakan bahwa ragi tape merupakan bahan penting dalam proses
produksi tape singkong dan juga bahan yang ditambahkan dalam proses
fermentasi singkong, oleh karena itu ragi tape sangat diperlukan dalam fermetasi
tape singkong.
b. Pengaruh Singkong (X2) Terhadap Hasil Produksi Tape Singkong (Y)
Berdasarkan analisis data uji parsial diketahui t hitung singkong (5,784) >
dari t tabel (2,064) atau sig. (0,000) < alpha 0,05 adalah signifikan pada taraf
signifikansi 5 % dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil
statistik ini menunjukkan bahwa fungsi singkong secara parsial sangat
berpengaruh nyata terhadap hasil produksi tape singkong, dapat dilihat bahwa
apabila t hitung > dari t tabel maka Ho ditolak dan apabila t hitung < dari t tabel
maka Ha diterima. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan perlu diketahui
bahwa bahan baku pembuatan tape sangat besar manfaatnya terhadap tingkat
produksi tape singkong, pengelolaan singkong menjadi produk tape singkong
perlu dikelola secara maksimal walaupun masih bersifat tradisional, oleh karena
itu ketersediaan singkong besar manfaatnya terhadap produk hilir khususnya di
Kecamatan Bajeng Barat, selain dimanfaatkan sebagai bahan pangan sebagian
masyarakatnya mengolah menjadi produk tape singkong yang menjadi usaha
rumah tangga dalam mengembangkan usaha menjadi produsen tape singkong
sehingga mampu memberikan kontribusi yang cukup bagi pengelola tape
50
singkong. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rukmana (2001) yang
menyatakan bahwa bahan baku pembuatan tape yaitu singkong perlu dikelola
sebaik mungkin karena bahan tersebut selain digunakan sebagai bahan makanan
juga dapat digunakan sebagai bahan baku industri salah satunya adalah pembuatan
tape singkong yang merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses
produksi menjadi tape singkong.
c. Pengaruh Modal (X3) Terhadap Hasil Produksi Tape Singkong (Y)
Berdasarkan analisis data uji parsial diketahui t hitung modal (8,540) > dari t
tabel (2,064) atau sig. (0,052) > alpha 0,05 adalah signifikan pada taraf
signifikansi 5 % dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan hasil
statistik ini menunjukkan bahwa fungsi modal tidak berpengaruh nyata terhadap
hasil produksi tape singkong, dapat dilihat bahwa apabila t hitung > dari t tabel
dan nilai signifikan lebih besar dari nilai alpha maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa. Modal sangat besar
pengaruhnya terhadap kegiatan produksi, khususnya pembuatan tape singkong
modal yang digunakan tidak begitu besar dalam melakukan kegiatan proses
produksi tape singkong karena tanpa modal kegiatan produksi tidak berjalan
secara efisien dan merupakan sumber daya yang digunakan dalam pengolahan
singkong menjadi tape singkong. apabila penambahan modal 1 % maka dapat
meningkatkan sebesar 0,001. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rukmana
(2001) yang menyatakan bahwa modal sangat diperlukan dalam melakukan
kegiatan usaha, oleh karena itu penggunaan modal dalam usaha pengolahan
singkong menjadi tape singkong sangat besar pengaruhnya terhadap produksi,
51
karena apabila penggunaan modal dilakukan secara efisien maka dapat
meningkatan hasil produksi tape singkong.
d. Pengaruh Tenaga Kerja (X4) Terhadap Hasil Produksi Tape Singkong (Y)
Berdasarkan analisis data uji parsial diketahui t hitung tenaga kerja (1,851)
< dari t tabel (2,064) atau sig. (0,077) > alpha 0,05 adalah signifikan pada taraf
signifikansi 5 % dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan hasil
statistik ini menunjukkan bahwa fungsi tenaga kerja secara parsial tidak
berpengaruh nyata terhadap hasil produksi tape singkong, dapat dilihat bahwa
apabila t hitung > dari t tabel maka Ho ditolak dan apabila t hitung < dari t tabel
maka Ha diterima. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa. Tenaga
kerja yang digunakan dalam kegiatan produksi tape singkong di Kecamatan
Bajeng Barat Kabupaten Gowa adalah tenaga kerja keluarga yang mengurus
semua perlengkapan baik dari ketersediaan bahan baku sampai dengan proses
produksi sebab itu perlu adanya penambahan tenaga kerja dari luar dengan tujuan
mengurus semua kegiatan proses produksi oleh karena itu setiap penambahan 1 %
atau sekitar 2 atau 3 orang tenaga kerja dari luar kegiatan produksi akan
meningkat perbulannya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Riyadi (2007) yang
menyatakan bahwa tenaga kerja sangat besar pengaruhnya terhadap jenis usaha
khususnya industri rumah tangga oleh karena itu setiap penggunaan tenaga kerja
2 sampai 5 orang dapat meningkatkan hasil produksi tape singkong.
52
e. Pengaruh Peralatan (X5) Terhadap Hasil Produksi Tape Singkong (Y)
Berdasarkan analisis data uji parsial diketahui t hitung peralatan (-0,360)
< dari t tabel (2,064) sig. (0,722) > alpha 0,05 adalah non signifikan pada taraf
signifikansi 5 % dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan hasil
statistik ini menunjukkan bahwa fungsi peralatan secara parsial tidak berpengaruh
secara nyata terhadap hasil produksi tape singkong, dapat dilihat bahwa apabila t
hitung > dari t tabel maka Ho ditolak dan apabila t hitung < dari t tabel maka Ha
diterima. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa peralatan produksi
yang digunakan masih kurang, baik dari peralatan proses pencucian singkong,
pengukusan singkong sampai dengan fermentasi singkong, oleh karena itu perlu
adanya penambahan peralatan produksi supaya sistem pengolahan singkong
menjadi produk tape singkong dapat berjalan secara efisien.. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian Riyadi (2007) yang menyatakan bahwa setiap penggunaan
peralatan produksi pada pengolahan singkong menjadi tape singkong sangat
berpengaruh karena apabila penggunaan peralatan produksi masih kurang maka
hasil produksi tidak maksimal.
53
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada industri rumah
tangga tape singkong di Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Proses produksi tape singkong pada industri rumah tangga tape
singkong di Kecamatan Bajeng Barat adalah. Pengupasan singkong.
Pencucian. Pemotongan. Pengupasan kulit ari pada singkong.
Pengukusan, Pendinginan. Fermentasi dan Pengemasan.
2. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa fungsi produksi tape
singkong yaitu ragi tape, singkong, modal, tenaga kerja dan Peralatan.
Kelima fungsi produksi dapat menjelaskan 83,7 dan secara bersama
sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap produksi tape singkong
ditujukan dengan nilai F-hitung sebesar (24,722)>dari nilai F-tabel
(2,621),analisa secara parsial fungsi produksi menunjukkan tingkat
signifikansi yaitu ragi tape dan singkong mempunyai pengaruh nyata
terhadap produksi tape singkong sedangkan modal, tenaga kerja dan
peralatan tidak berpengaruh atau non signifikan terhadap produksi tape
singkong.
54
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian yang telah dilakukan
pada usaha industri rumah tangga tape singkong di Kecamatan Bajeng Barat
Kabupaten Gowa :
1. Industri rumah tangga tape singkong sebaiknya menambah jumlah tenaga
kerja luar supaya hasil produksi tape singkong dapat meningkat.
2. Perlu adanya diversifikasi produk tape singkong lebih banyak yang sesuai
dengan permintaan pasar untuk meningkatkan kapasitas produksi tape
singkong. Selain itu untuk mengantisipasi kejenuhan pasar terhadap satu
produk tape singkong.
3. Pemerintah hendaknya lebih memperhatikan baik dari segi pembinaan dan
pendampingan yang berkelanjutan baik dari segi keterampilan maupun
modal oleh instansi terkait dalam mengembangkan usaha pengelolaan ubi
kayu menjadi tape singkong, dikarenakan usaha ini mampu memberikan
kontribusi yang cukup bagi pengelolah tape singkong.
55
DAFTAR PUSTAKA
Agustiar, Desember 2012, The Analysis Of The Optimum Production of Cassava
Chips Industri Case Studies Chips Industri Cassava Chips Industrial In
Rundeng Vilage Johan Pahlawan District West Aceh, Journal, of Ilmu
Sosial Ekonomi Pertanian Vol,16 No 3 hal 209-217 ISSN 0853-4217
abstract (on-line) http://www.Journal.Litbang.Com di akses 04-04-2015
Anonim, 2001. Pertanian dan Agribisnis, http://www.JournalLitbangBlogspot
Com di akses 04-04-2015
Anonim, 2013. (Aram, II). ( Darwis, V., dkk., 2009) Produksi Singkong.Jakarta:
2009
Badan Pusat Statistik Kabupaten Gowa. 2013, http://google.com diakses pada
tanggal 30 maret 2015
Badan Pusat Statistik Nasional. 2012, http://google.com diakses pada tanggal 30
Maret 2015
Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan. 2013. Potret Usaha Pertanian
Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Subsektor.
Case, karl E & Ray C Fair. 2007. Prinsip-Prinsip Ekonomi, Jakarta
Penerbit Erlangga,
Daniel. 2002. Pengantar Pembangunan Pertanian, Jakarta. 2010
Deptan. 2010. Aceh Utara Dalam Angka.Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Utara
Djaafar. Titiek F dan Siti R, 2003. Ubi Kayu dan Olahannya. Kanisius.Yogyakarta
Priyatno, 2008. Belajar Olah Data dan Pembahasannya. Andi yogyakarta
Gujarati, D.N.,2003 Basic Econometrick, fourt Edition. Mc Graw Hiil
International Editions
Juanda. B. 2012. Pendapatan Identifikasi Kendala- Kendala Usaha Tani Ubikayu
(Manihot Esculanta Crant ) di Kecamatan Blang Mangat Kota
Lhokseumawe, aceh
Journal, of Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian http://www.JournalLitbangBlogspot
Com di akses 04-04-2015
56
Nurul Mubarok. Pebruari, 2009 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Produksi
Kerupuk Ikan, Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian,
http :// www. JurnalLitbang. Com diakses 05-05 2015.
Priyatno, 2008. Belajar Olah Data dan Pembahasannya. Andi yogyakarta
Hasil Penelitian “ Proses dan Faktor Produksi Tape Singkong”
Journal, of Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian.
Prasasto. S. 2008 . Aspek Produktif Keripik Singkong. http:// wordspress.com
di akses pada tanggal 13 Maret 2015
Riyadi, 2007. Penggunaan Input Produksi. Jakarta PT Rajagrafindo Persada, 2003
Rukmana, dan Yuniarsih, 2001. Singkong dan Pengolahannya
http:// JurnalLitbang. Com diakses 05-05 2015.
Hasil Penelitian “ Faktor-Faktor Produksi Tape Singkong” http://
JurnalLitbang. Com diakses 22-06 2015.
Soekartawi. Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis Cobb-Douglas
Edisi Revisi Cet, Ke-3 ( Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2003 )
Sugiono.2008.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta
Sukirno,2005 Analisis Fungsi Produksi, http :// www. JurnalLitbang. Com diakses
05-05 2015.
Yani, dan Wulandari 2010. Pengertian Produksi.Jakarta,,http://Skripsi
Blogspot.com diakses pada tanggal 13 maret 2015
58
LAMPIRAN
59
Lampiran. 1 DAFTAR PERTANYAAN (KUESIONER)
IDENTITAS RESPONDEN
Nomor Responden :
Nama Lengkap :
Jenis Kelamin :
Desa :
Kecamatan :
Jenis Usaha :
KARAKTERISTIK SAMPEL
1. Umur :
2. Lamanya Pendidikan Formal yang ditempuh : ( Pilih Salah Satu )
a. Tamat/Tidak Tamat SD
b. Tamat SLTP/Tidak Tamat SLTP
c. Tamat SLTA/Tidak Tamat SLTA
d. Tamat Perguruan Tinggi/Tidak Tamat Perguruan Tinggi
3. Lamanya Pengalaman dalam Usaha Tape Singkong ? .........................
Tahun
4. Jumlah Tanggungan dalam Keluarga ? ......................... Jiwa
No Nama Posisi dalam Keluarga Keterangan
1
2
3
4
5
60
6
7
8
9
10
5. Skala Usaha yang Saudara Miliki ?...........................................
6. Dari Manakah Saudara Memperoleh Informasi Tentang Cara Pengolahan
Singkong Menjadi Tape Singkong ?
a. Pengalaman Sendiri
b. Dari Teman
c. Lain-lain
7. Berapa Jumlah Tenaga Kerja dalam Proses Produksi Tape
Singkong?.......................
8. Bagaimana Proses Produksi Tape Singkong ?
9. Selama Proses Produksi Tape Singkong, Berapa Harikah Waktu yang
dibutuhkan dalam Proses Fermentasi ?
10. Di Manakah Anda Mendapatkan Bahan yang ditambahkan seperti, Ragi
Tape ?
a. Di Toko
b. Di Pasar
c. Dari Pembuat Ragi
61
11. Selama Melakukan Usaha Tape Singkong, Siapakah yang Mengurus
Ketersediaan Bahan Baku ?
a. Anda Sendiri
b. Tenaga Kerja dalam Keluarga
c. Tenaga Kerja Luar Keluarga atau Upahan
d. Lain- lain
12. Jika Saudara Menggunakan Tenaga Kerja Luar atau Upahan, Berapakah
Mereka diberi Upah Selama 1 Kali Proses Produksi ? Rp......................
13. Penggunaan Bahan Baku
No Jenis Bahan Baku Jumlah Satuan Harga
( Rp/Satuan)
Jumlah
TOTAL
14. Penggunaan Tenaga Kerja
No Nama Tenaga Kerja Tenaga kerja
Harian
Jumlah/Biaya/Upah
( HOK )
TOTAL
62
15. Penggunaan Modal
No Jumlah Modal yang di
gunakan dalam 1 kali
proses produksi
Jumlah
Produksi yang
di hasilkan
Harga Tape
Singkong
TOTAL
16. Penggunaan Peralatan
No Jenis Peralatan Jumlah Satuan Harga
(Rp/Satuan)
Umur
Ekonomis
( Tahun )
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
63
17. Produksi
No Produksi Harga Jual ( Rp/Kg ) Saluran
Pemasaran
18. Berapa Kalikah Anda Memproduksi Tape Singkong Selama 1
Bulan?........................
19. Bagaimana Anda Mendistribusikan/Menjual Tape Singkong Tersebut ?
a. Dijual Sendiri Ke Pasar
b. Dijual Melalui Pedagang Perantara
20. Dari Manakah Modal Usaha Saudara Untuk Memulai Usaha ?
a. Modal Sendiri
b. Pinjaman dari Bank
c. Bagi Hasil
d. Sumber Lain
21. Sudah Berapa Lama Saudara Memulai Usaha Tape Singkong
?.................bulan/Tahun
64
22. Apakah Ada Kendala yang dihadapi Saudara Baik dari Segi Ketersediaan
Bahan Baku, atau yang Lain-lain, Selama Melakukan Proses Produksi
Tape Singkong?
a. Ya
b. Tidak
Lampiran 2 Identitas Responden Usaha Tape Singkong di Kecamatan
Bajeng Barat Kabupaten Gowa tahun 2015
No Nama Responden Jenis
Kelamin
L/P
Umur
( Tahun
)
Tingkat
Pendidikan
Pengalaman
Pengrajin
( Tahun)
1. H. Siama L 55 SMA 25
2. Abd. Samad L 45 SD 5
3. Dg. Maling L 40 SD 3
4. Dg. Gasa L 35 Tidak Sekolah 5
5. Jamado Dg.
Siantang
L 48 SMA 12
6. Jamaluddin L 50 SMA 14
7. Dg. Ngapi L 42 SLTP 2
8. Dg. Nanring L 50 Tidak Sekolah 23
9. Abdullah Dg
narang
L 44 SLTP 10
10. Dg. Bani L 40 Tidak Sekolah 12
11. Dg. Ngalle L 46 Tidak Sekolah 6
12. Ahmad Dg.
Sarrang
L 31 SMA 5
13. Dg. Baso L 48 Tidak Sekolah 5
14. Samailah Dg.
Lira
L 50 Tidak Sekolah 15
15. T. Dg naba L 40 Tidak Sekolah 9
16. Dg. Limpo L 39 SD 6
17. Takdir Dg
Nojeng
L 34 SD 5
18. Nawi L 29 SLTP 3
19. Dg Juma’ L 42 SD 7
20. Asikin Dg Pata L 49 SD 7
21. Dg Lalang L 38 SD 4
22. Dg Bantang L 56 Tidak Sekolah 18
23. Irwanto Dg L 50 SD 14
65
Pasang
24. Badaruddin L 53 SD 26
25. Syainuddin L 40 SD 8
26. Dg. Nanro L 48 SD 6
27. Herianto Dg Tata L 42 SMA 6
28. Dg Mone L 41 SLTP 4
29. Arifuddin Dg
Rowa
L 40 SD 5
30. Mustari Dg.
Maro
L 39 SD 7
66
Lampiran 3. Rincian penggunaan ragi tape pada industri rumah tangga tape
singkong di Kecamatan Bajeng barat Kabupaten Gowa
X1 Ragi Tape (Perbiji)
No Nama
Responden
Tahun 2014 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1. H. Siama 300 300 300 300 300 150 300 300 300 300 300 300
2. Abd Samad 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120 120
3. Dg. Maling 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
4. Dg. Gasa 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
5. Jamado Dg.
Siantang
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
6. Jamaluddin 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
7. Dg. Ngapi 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
8. Dg. Nanring 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
9. Abdullah
Dg narang
80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
10. Dg. Bani 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
11. Dg. Ngalle 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
12. Ahmad Dg.
Sarrang
80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
13. Dg. Baso 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130 130
14. Samailah
Dg. Lira
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
15. T. Dg naba 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
16. Dg. Limpo 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
17. Takdir Dg
Nojeng
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
18. Nawi 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
19. Dg Juma’ 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150
20. Asikin Dg
Pata
180 180 180 180 180 180 180 180 180 180 180 180
21. Dg Lalang 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150
22. Dg Bantang 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
23. Irwanto Dg
Pasang
80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
24. Badaruddin 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
25. Syainuddin 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
26. Dg. Nanro 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150
27. Herianto Dg
Tata
180 180 180 180 180 180 180 180 180 180 180 180
28. Dg Mone 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
29. Arifuddin
Dg Rowa
80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
30. Mustari Dg.
Maro
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
67
Lampiran 4. Rincian Penggunaan Singkong pada Industri Rumah Tangga
Tape Singkong di Kecamatan Bajeng barat Kabupaten Gowa
X2 Singkong (Kg)
No Nama Responden Tahun 2014
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1. H. Siama 350 350 350 350 350 250 350 350 350 350 350 350
2. Abd Samad 170 170 170 170 170 130 170 170 150 150 150 150
3. Dg. Maling 150 150 150 150 150 130 150 150 150 130 130 130
4. Dg. Gasa 150 150 150 150 150 130 130 130 130 130 130 130
5. Jamado Dg.
Siantang
150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150
6. Jamaluddin 150 150 150 150 150 130 130 130 150 150 150 150
7. Dg. Ngapi 130 130 130 130 130 110 110 150 150 150 150 150
8. Dg. Nanring 150 150 150 130 150 130 130 130 130 130 130 130
9. Abdullah Dg
narang
150 150 150 150 150 130 130 150 150 150 150 150
10. Dg. Bani 150 150 150 150 150 130 130 130 130 130 130 130
11. Dg. Ngalle 150 150 150 150 150 120 120 120 150 150 150 150
12. Ahmad Dg.
Sarrang
130 130 130 130 130 110 110 130 130 130 130 130
13. Dg. Baso 150 150 150 150 150 130 130 130 130 130 130 130
14. Samailah Dg. Lira 130 130 130 130 130 110 110 110 130 130 130 130
15. T. Dg Naba 160 160 160 160 160 130 130 130 130 130 130 130
16. Dg. Limpo 150 150 150 150 150 130 130 130 160 160 160 160
17. Takdir Dg Nojeng 150 150 150 150 150 130 130 150 150 150 150 150
18. Nawi 150 150 150 150 150 130 130 130 150 150 150 150
19. Dg Juma’ 150 150 150 150 150 130 130 130 130 150 150 150
20. Asikin Dg Pata 180 180 180 180 180 150 150 150 150 150 150 150
21. Dg Lalang 150 150 150 150 150 130 130 130 130 130 130 130
22. Dg Bantang 150 150 150 150 150 120 120 120 140 140 140 140
23. Irwanto Dg
Pasang
180 180 180 180 180 120 120 120 120 120 180 180
24. Badaruddin 180 180 180 180 180 120 120 120 120 120 180 180
25. Syainuddin 180 180 180 180 180 130 130 130 180 180 180 180
26. Dg. Nanro 150 150 150 150 150 120 120 120 120 130 130 130
27. Herianto Dg Tata 150 150 150 150 150 130 130 130 130 130 130 130
28. Dg Mone 130 130 130 130 130 110 110 130 130 130 130 130
29. Arifuddin Dg
Rowa
150 150 150 150 150 130 130 130 150 150 150 150
30. Mustari Dg. Maro 180 180 180 180 180 130 130 130 130 130 130 130
68
Lampiran 5. Rincian Penggunaan Modal pada Industri Rumah Tangga Tape Singkong di Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa
X3 Modal (Rp)
No Nama
Responden
Data Perbulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep
Okt Nov Des
1. H. Siama 2.125 2.125 2.125 2.125 2.125 1.80.00 2.125 2.125 2.125 2.125 2.125 2.125
2. Abd Samad 1.700 1.700 1.700 1.700 1.700 800.00 1.700 1.700 1.500 1.500 1.500 1.500
3. Dg. Maling 850 850 850 850 850 500 500 850 850 850 850 850
4. Dg. Gasa 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200 800 800 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500
5. Jamado Dg.
Siantang
1.200 1.200 1.200 1.200 1.200 800 800 1.200 1.200 1.200 1.200 1.200
6. Jamaluddin 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 700 700 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500
7. Dg. Ngapi 800 800 800 800 800 500 500 500 800 800 800 800
8. Dg. Nanring 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 650 650 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500
9. Abdullah
Dg narang
1.000000 1.000000 1.000000 1.000000 1.000000 800 800 1.000000 1.000000 1.000000 1.000000 1.0000000
10. Dg. Bani 850 850 850 850 850 500 500 850 850 850 850 850
11. Dg. Ngalle 850 850 850 850 850 500 500 850 850 850 850 850
12. Ahmad Dg.
Sarrang
1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 700 700 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.000000
13. Dg. Baso 800 800 800 800 800 550 550 800 800 800 800 800
14. Samailah
Dg. Lira
700 700 700 700 700 550 550 700 700 700 700 700
15. T. Dg Naba 1.700 1.700 1.700 1.700 1.700 500 500 1.700 1.700 1.700 1.700 1.700
16. Dg. Limpo 900 900 900 900 900 500 500 900 500 500 500 500
17. Takdir Dg
Nojeng
1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 600 600 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500
18. Nawi 1.350 1.350 1.350 1.350 1.350 500 500 1.350 1.350 1.350 1.350 1.350
19. Dg Juma’ 1.700 1.700 1.700 1.700 1.700 600 600 1.700 1.700 1.700 1.700 1.700
20. Asikin Dg
Pata
1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 500 500 1.00000 1.00000 1.00000 1.00000 1000.000
69
21. Dg Lalang 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 700 700 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500
22. Dg Bantang 1.600 1.600 1.600 1.600 1.600 500 500 1.600 1.600 1.600 1.600 1.600
23. Irwanto Dg
Pasang
800 800 800 800 800 500 500 800 800 800 800 800
24. Badaruddin 850 850 850 850 850 500 500 850 850 850 850 850
25. Syainuddin 850 850 850 850 850 500 500 850 850 850 850 850
26. Dg. Nanro 900 900 900 900 900 500 500 900 900 900 900 900
27. Herianto Dg
Tata
850 850 850 850 850 500 500 850 850 850 850 850
28. Dg Mone 800 800 800 800 800 550 550 800 800 800 800 800
29. Arifuddin
Dg Rowa
1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 500 500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500
30. Mustari Dg.
Maro
1.800 1.800 1.800 1.800 1.800 800 800 1.800 1.800 1.800 1.800 1.8000
70
Lampiran 6. Rincian penggunaan Tenaga Kerja pada industri rumah tangga
tape singkong di Kecamatan Bajeng barat Kabupaten Gowa
X4 Tenaga Kerja (HKO)
No Nama Responden Tahun 2014 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov Des
1. H. Siama 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2. Abd Samad 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3. Dg. Maling 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4. Dg. Gasa 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5. Jamado Dg.
Siantang
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
6. Jamaluddin 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7. Dg. Ngapi 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8. Dg. Nanring 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
9. Abdullah Dg
narang
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
10. Dg. Bani 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
11. Dg. Ngalle 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
12. Ahmad Dg.
Sarrang
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
13. Dg. Baso 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
14. Samailah Dg. Lira 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
15. T. Dg Naba 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
16. Dg. Limpo 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
17. Takdir Dg Nojeng 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
18. Nawi 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
19. Dg Juma’ 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
20. Asikin Dg Pata 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
21. Dg Lalang 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
22 Dg Bantang 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
23. Irwanto Dg
Pasang
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
24. Badaruddin 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
25. Syainuddin 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
26. Dg. Nanro 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
27. Herianto Dg Tata 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
28. Dg Mone 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
29. Arifuddin Dg
Rowa
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
30. Mustari Dg. Maro 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
71
Lampiran 7. Rincian penggunaan Peralatan pada industri rumah tangga
tape singkong di Kecamatan Bajeng barat Kabupaten Gowa
X5 Peralatan
No Nama Responden Tahun 2014
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov Des
1. H. Siama 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2. Abd Samad 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3. Dg. Maling 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4. Dg. Gasa 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5. Jamado Dg.
Siantang
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6. Jamaluddin 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7. Dg. Ngapi 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8. Dg. Nanring 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9. Abdullah Dg
narang
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
10. Dg. Bani 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
11. Dg. Ngalle 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12. Ahmad Dg.
Sarrang
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
13. Dg. Baso 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
14. Samailah Dg. Lira 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
15. T. Dg Naba 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
16. Dg. Limpo 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
17. Takdir Dg Nojeng 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
18. Nawi 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
19. Dg Juma’ 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
20. Asikin Dg Pata 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
21. Dg Lalang 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
22 Dg Bantang 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
23. Irwanto Dg
Pasang
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
24. Badaruddin 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
25. Syainuddin 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
26. Dg. Nanro 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
27. Herianto Dg Tata 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
28. Dg Mone 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
29. Arifuddin Dg
Rowa
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
30. Mustari Dg. Maro 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
72
Lampiran 8. Rincian Hasil Produksi Tape Singkong pada Industri Rumah
Tangga Tape Singkong di Kecamatan Bajeng barat
Kabupaten Gowa
Y Produksi ( Kg )
No Nama
Responden
Tahun 2014 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1. H. Siama 400 400 400 400 400 350 400 400 400 400 400 400
2. Abd Samad 100 100 100 100 100 90 100 100 100 100 100 100
3. Dg. Maling 95 95 95 95 95 70 95 95 95 95 95 95
4. Dg. Gasa 95 95 95 95 95 70 95 95 95 95 95 95
5. Jamado Dg.
Siantang
95 95 95 95 95 70 95 95 95 95 95 95
6. Jamaluddin 95 95 95 95 95 70 95 95 95 95 95 95
7. Dg. Ngapi 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
8. Dg. Nanring 100 100 100 100 100 90 100 100 100 100 100 100
9. Abdullah Dg
narang
100 100 100 100 100 80 100 100 100 100 100 100
10. Dg. Bani 120 120 120 120 120 80 120 120 120 120 120 120
11. Dg. Ngalle 100 100 100 100 100 80 100 100 100 100 100 100
12. Ahmad Dg.
Sarrang
100 100 100 100 100 80 100 100 100 100 100 100
13. Dg. Baso 130 130 130 130 130 70 130 130 130 130 130 130
14. Samailah Dg.
Lira
100 100 100 100 100 65 100 100 100 100 100 100
15. T. Dg naba 160 160 160 160 160 90 160 160 160 160 160 160
16. Dg. Limpo 100 100 100 100 100 80 100 100 100 100 100 100
17. Takdir Dg
Nojeng
100 100 100 100 100 80 100 100 100 100 100 100
18. Nawi 100 100 100 100 100 80 100 100 100 100 100 100
19. Dg Juma’ 150 150 150 150 150 90 150 150 150 150 150 150
20. Asikin Dg Pata 100 100 100 100 100 80 100 100 100 100 100 100
21. Dg Lalang 150 150 150 150 150 90 150 150 150 150 150 150
22. Dg Bantang 100 100 100 100 100 80 100 100 100 100 100 100
23. Irwanto Dg
Pasang
100 100 100 100 100 70 100 100 100 100 100 100
24. Badaruddin 120 120 120 120 120 80 120 120 120 120 120 120
25. Syainuddin 100 100 100 100 100 80 100 100 100 100 100 100
26. Dg. Nanro 150 150 150 150 150 90 150 150 150 150 150 150
27. Herianto Dg
Tata
130 130 130 130 130 80 130 130 130 130 130 130
28. Dg Mone 95 95 95 95 95 60 95 95 95 95 95 95
29. Arifuddin Dg
Rowa
100 100 100 100 100 90 100 100 100 100 100 100
30. Mustari Dg.
Maro
100 100 100 100 100 90 100 100 100 100 100 100
73
Lampiran. 9 Produki Tape Singkong
NO NAMA X1 X2 X3 X4 X5 Y Produksi
1 H. Siama 3450 4100 25.175 4 4 4750
2 Abd. Samad 1440 1920 18.700 3 4 1190
3 Dg. Maling 1200 1720 9.500 3 4 1115
4 Dg. Gasa 960 1660 15.100.000 3 4 1115
5 Jamado Dg siantang 1200 1800 13.600.000 3 4 1115
6 Jamaluddin 1200 1740 16.400.000 4 4 1115
7 Dg. Ngapi 1200 1620 8.200.000 4 4 1080
8 Dg. Nanring 1200 1640 16.300.000 3 4 1190
9 Abdullah Dg Narang 960 1800 11.600.000 3 4 1180
10 Dg. Bani 720 1660 9.500.000 3 4 1400
11 Dg. Ngalle 600 1710 9.500.000 3 4 1180
12 Ahmad Dg sarrang 960 1520 11.400.000 3 4 1180
13 Dg. Baso 1560 1660 9.100.000 4 4 1500
14 Samailah Dg Lira 1200 1500 8.100.000 4 4 1165
15 T. Dg. Naba 720 1710 17.100.000 4 4 1850
16 Dg. Limpo 1200 1780 8.400.000 4 4 1180
17 Takdir Dg Nojeng 1200 1760 16.200.000 4 4 1180
18 Nawi 720 1740 14.500.000 4 4 1180
19 Dg. Juma 1800 1720 18.200.000 3 4 1740
20 asikin Dg Pata 2160 1950 10.100.000 3 4 1180
21 Dg. Lalang 1800 1660 16.400.000 3 4 1740
22 Dg. Bantang 1200 1670 17.000.000 2 4 1180
23 Irwanto Dg. Pasang 960 1860 9.000.000 2 4 1170
24 Badaruddin 960 1860 9.500.000 3 4 1400
25 Syainuddin 960 2010 9.500.000 2 4 1180
26 Dg. Nanro 1800 1620 10.000.000 3 4 1740
27 Herianto Dg. Tata 2160 1660 9.500.000 3 4 1510
28 Dg. Mone 720 1080 9.100.000 4 4 1105
29 Arifuddin Dg Rowa 960 1740 16.000.000 2 4 1190
30 Mustari Dg. Maro 1200 1810 19.600.000 2 4 1190
74
Lampiran. 10 . Hasil Multikoliniearitas ( SPSS Versi, 15,0 ) Regression
Variables Entered/Removedb
PERALATA
N, MODAL,
TENAGA
KERJA,
RAGI
TAPE,
SINGKON
Ga
. Enter
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed Method
All requested v ariables entered.a.
Dependent Variable: PRODUKSIb.
Model Summaryb
,915a ,837 ,804 297,09090 2,239
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Est imate
Durbin-
Watson
Predictors: (Constant), PERALATAN, MODAL, TENAGA KERJA, RAGI
TAPE, SINGKONG
a.
Dependent Variable: PRODUKSIb.
ANOVAb
10910035 5 2182006,932 24,722 ,000a
2118312 24 88263,000
13028347 29
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), PERALATAN, MODAL, TENAGA KERJA, RAGI TAPE,
SINGKONG
a.
Dependent Variable: PRODUKSIb.
75
Coefficientsa
-1133,544 406,637 -2,788 ,010
,287 ,137 ,247 2,087 ,048 ,484 2,067
1,001 ,173 ,697 5,784 ,000 ,467 2,142
,001 ,008 ,014 8,540 ,052 ,788 1,270
154,935 83,715 ,162 1,851 ,077 ,889 1,125
-29,784 82,675 -,032 -,360 ,722 ,873 1,146
(Constant)
RAGI TAPE
SINGKONG
MODAL
TENAGA KERJA
PERALATAN
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coef f icients
Beta
Standardized
Coef f icients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: PRODUKSIa.
76
Lampiran. 11 Hasil Uji Autokorelasi ( SPSS Versi, 15,0 ) Regression
Variables Entered/Removedb
PERALATA
N, MODAL,
TENAGA
KERJA,
RAGI
TAPE,
SINGKON
Ga
. Enter
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed Method
All requested v ariables entered.a.
Dependent Variable: PRODUKSIb.
Model Summaryb
,915a ,837 ,804 297,09090 2,239
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Est imate
Durbin-
Watson
Predictors: (Constant), PERALATAN, MODAL, TENAGA KERJA, RAGI
TAPE, SINGKONG
a.
Dependent Variable: PRODUKSIb.
ANOVAb
10910035 5 2182006,932 24,722 ,000a
2118312 24 88263,000
13028347 29
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), PERALATAN, MODAL, TENAGA KERJA, RAGI TAPE,
SINGKONG
a.
Dependent Variable: PRODUKSIb.
77
Coefficientsa
-1133,544 406,637 -2,788 ,010
,287 ,137 ,247 2,087 ,048
1,001 ,173 ,697 5,784 ,000
,001 ,008 ,014 8,540 ,052
154,935 83,715 ,162 1,851 ,077
-29,784 82,675 -,032 -,360 ,722
(Constant)
RAGI TAPE
SINGKONG
MODAL
TENAGA KERJA
PERALATAN
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coef f icients
Beta
Standardized
Coef f icients
t Sig.
Dependent Variable: PRODUKSIa.
Residuals Statisticsa
684,5932 4459,2988 1399,6667 613,35805 30
-585,122 575,09796 ,00000 270,26883 30
-1,166 4,988 ,000 1,000 30
-1,970 1,936 ,000 ,910 30
Predicted Value
Residual
Std. Predicted Value
Std. Residual
Minimum Maximum Mean Std. Dev iat ion N
Dependent Variable: PRODUKSIa.
78
Lampiran. 12 Uji Heteroskedastisitas ( SPSS Versi, 15,0 ) Regression
Variables Entered/Removedb
PERALATA
N, MODAL,
TENAGA
KERJA,
RAGI
TAPE,
SINGKON
Ga
. Enter
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed Method
All requested v ariables entered.a.
Dependent Variable: PRODUKSIb.
Model Summaryb
,915a ,837 ,804 297,09090 2,239
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Est imate
Durbin-
Watson
Predictors: (Constant), PERALATAN, MODAL, TENAGA KERJA, RAGI
TAPE, SINGKONG
a.
Dependent Variable: PRODUKSIb.
ANOVAb
10910035 5 2182006,932 24,722 ,000a
2118312 24 88263,000
13028347 29
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), PERALATAN, MODAL, TENAGA KERJA, RAGI TAPE,
SINGKONG
a.
Dependent Variable: PRODUKSIb.
79
Coefficientsa
-1133,544 406,637 -2,788 ,010
,287 ,137 ,247 2,087 ,048
1,001 ,173 ,697 5,784 ,000
,001 ,008 ,014 8,540 ,052
154,935 83,715 ,162 1,851 ,077
-29,784 82,675 -,032 -,360 ,722
(Constant)
RAGI TAPE
SINGKONG
MODAL
TENAGA KERJA
PERALATAN
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coef f icients
Beta
Standardized
Coef f icients
t Sig.
Dependent Variable: PRODUKSIa.
Residuals Statisticsa
684,5932 4459,2988 1399,6667 613,35805 30
-585,122 575,09796 ,00000 270,26883 30
-1,166 4,988 ,000 1,000 30
-1,970 1,936 ,000 ,910 30
Predicted Value
Residual
Std. Predicted Value
Std. Residual
Minimum Maximum Mean Std. Dev iat ion N
Dependent Variable: PRODUKSIa.
80
Lampiran. 13 Hasil Uji Regresi, X1, X2, X3, X4, dan X5 Terhadap Y
( SPSS Versi, 15,0 ) Regression
Variables Entered/Removedb
PERALATA
N, MODAL,
TENAGA
KERJA,
RAGI
TAPE,
SINGKON
Ga
. Enter
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed Method
All requested v ariables entered.a.
Dependent Variable: PRODUKSIb.
Model Summaryb
,915a ,837 ,804 297,09090 2,239
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Est imate
Durbin-
Watson
Predictors: (Constant), PERALATAN, MODAL, TENAGA KERJA, RAGI
TAPE, SINGKONG
a.
Dependent Variable: PRODUKSIb.
ANOVAb
10910035 5 2182006,932 24,722 ,000a
2118312 24 88263,000
13028347 29
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), PERALATAN, MODAL, TENAGA KERJA, RAGI TAPE,
SINGKONG
a.
Dependent Variable: PRODUKSIb.
81
Coefficientsa
-1133,544 406,637 -2,788 ,010
,287 ,137 ,247 2,087 ,048
1,001 ,173 ,697 5,784 ,000
,001 ,008 ,014 8,540 ,052
154,935 83,715 ,162 1,851 ,077
-29,784 82,675 -,032 -,360 ,722
(Constant)
RAGI TAPE
SINGKONG
MODAL
TENAGA KERJA
PERALATAN
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coef f icients
Beta
Standardized
Coef f icients
t Sig.
Dependent Variable: PRODUKSIa.
Residuals Statisticsa
684,5932 4459,2988 1399,6667 613,35805 30
-585,122 575,09796 ,00000 270,26883 30
-1,166 4,988 ,000 1,000 30
-1,970 1,936 ,000 ,910 30
Predicted Value
Residual
Std. Predicted Value
Std. Residual
Minimum Maximum Mean Std. Dev iat ion N
Dependent Variable: PRODUKSIa.
82
Lampiran. 14 Foto Wawancara dengan salah Pemilik Industri Tape
Singkong Sekaligus Melihat Proses Produksi Tape Singkong
Foto Salah satu Responden UsahaTape Singkong di Kec. Bajeng Barat Kabupaten
Gowa
Pengupasan Singkong
83
Peneliti Saat Melihat Proses Pengupasan Singkong
Pencucian Singkong
84
Pengupasan Kulit Ari pada Singkong
Pemasakan Singkong
85
Fermentasi Tape Singkong
Hasil Tape Singkong yang Telah diFermentasikan Selama 3 Hari dan 3 Malam
86
Pengemasan Tape Singkong dengan Menggunakan Plastik
Pengemasan Tape Singkong dengan Menggunakan Daun Pisang
87
RIWAYAT HIDUP
Ikhsan Sallanur dilahirkan di Ujung Pandang, 08
Oktober 1993 dari Ayahanda Sallanur dan Ibunda St.
Hasnah, S.Pd. Penulis merupakan anak kedua dari tiga
bersaudara.
Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah SDN
NO. 226 Inpres Lanna lulus tahun 2005, lalu melanjutkan
pendidikan di SMPN 2 Galesong Selatan dan selesai pada
tahun 2008. Penulis melanjutkan pendidikan ketingkat SMA
Negeri 1 Galesong Utara, dan selesai pada tahun 2011. Di
tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Program Studi
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Makassar. Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah
mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Profesi ( KKP ) di Kelurahan Lompo Riaja
Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru. Penulis juga pernah menjadi asisten
mata kuliah Berpikir Kreatif semester ganjil 2012/2013, Kewirausahaan dan
Etika Bisnis semester genap 2013/2014.
Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi
yang berjudul “ Analisis Proses dan Fungsi Produksi Tape Singkong pada Industri
Rumah Tangga Tape Singkong di Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa ”