“Analisis Perbedaan Perilaku Pengguna Kendaraan Bermotor Terhadap
Konsumsi BBM Antara Sebelum Dan Sesudah Kenaikan Harga BBM”
Studi Kasus Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Mrican Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
HIRONIMUS HANGGUR KABUT
O12214108
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
ii
iii
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
“Kita Pasti Dapat Menyelesaikan Sesuatu Yang Kita Mulai, Dan
Dengan Sedikit Bantuan Doa, Tuhan Pasti Akan Selalu Menyertai
Dan Membimbing Langkah Hidup Kita”
(Penulis)
Skripsi Ini Dipersembahkan Untuk:
v Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus
v Bunda Maria, Pelindung dan Penolongku
v Kedua Orang Tua Dan Kedua Saudaraku Yang
Tercinta
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan seperti yang tertera pada daftar pustaka, dan sebagaimana layaknya karya
ilmiah.
vi
ABSTRAK
“ANALISIS PERBEDAAN PERILAKU PENGGUNA KENDARAAN
BERMOTOR TERHADAP KONSUMSI BBM ANTARA SEBELUM DAN
SESUDAH KENAIKAN HARGA BBM”
Studi Kasus Pada Universitas Sanata Dharma
Di Mrican, Yogyakarta
Hironimus Hanggur Kabut
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2007
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan perilaku konsumen terhadap konsumsiBBM antara sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM dan juga, untuk mengetahui apakah ada perbedaan perilaku antara konsumen yang berasal dari kelompok berpendapatan menengah atas dan konsumen yang berasal dari kelompok berpendapatan menengah bawah, khususnya sesudah terjadi kenaikan harga BBM. Tehnik analisis data yang digunakan adalah menggunakan tehnik analisis uji beda mean (paired data). Secara keseluruhan penelitian ini menggunakan 60 orang responden. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metoda wawancara dan kuisioner yang dibagikan langsung kepada mahasiswa fakultas ekonomi universitas sanata dharma. Teknik sampel yang digunakan adalah teknik “ Accidental Sampling”. Hasil analisis data menunjukan ada perbedaan yang signifikan dalam perilaku pengguna kendaraan bermotor terhadap konsumsi BBM antara sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM. Secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam perilaku pengguna kendaraan bermotor terhadap konsumsi BBM antara yang berpenghasilan menengah atas dan yang berpengahasilan menengah bawah, khususnya setelah kenaikan harga BBM. Satu-satunya yang tidak menampakan perbedaan hanyalah yang berkaitan dengan frekuensi penggunaan kendaraan umum per minggu.
vii
ABSTRACT
‘THE ANALYSIS OF BEHAVIOR DIFFERENCES OF MOTORCYCLE
DRIVERS TOWARD THE PREMIUM CONSUMPTION BEFORE AND
AFTER THE INCREASE OF FUEL PRICE’
A case Study at Sanata Dharma University
Yogyakarta
Hironimus Hanggur Kabut
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2007
The purposes of this research were to know whether there were different behaviors of consumers toward premium consumption before and after the increase of fuel price and to find whether there were different behaviors among the consumers of upper-middle income class and the consumers of lower-middleincome class, especially after the increase of fuel price. The data analysis technique used was difference between mean analysis (paired data). This research employed 60 respondents. The data collection tools were interviews and questionnaire given directly to the student of economics faculty of Sanata Dharma University. The sample technique used was accidental sampling. The result showed that there were significant differences in the vehicle driver’s behaviors toward the premium consumption before and after the increase of fuel price. In general, it can be said that there were significant differences in the vehicle driver’s behaviors toward the fuel consumption among the upper-middle income class and lower-middle income class, especially after the increase of fuel price. The only thing which did not show differences was the frequency of using vehicles per week.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan kasih dan rahmatnya sejak awal sehingga akhirnya penulis
dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyusun skripsi ini dengan
judul “Analisis perbedaan perilaku pengguna kendaraan bermotor terhadap
konsumsi BBM antara sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM pada
mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma di Mrican
Yogyakarta”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat kelulusan untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan
Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Drs. Alex Kahu Lantum, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma
2. Drs. G Hendra Poerwanto, M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen
3. Dra. B.R. Diah Utari, M.Si. selaku dosen pembimbing I yang telah
merelakan waktunya dan dengan sabar telah berkenan memberikan
pengarahan, bimbingan, dan masukan selama proses penyusunan
skripsi ini dari awal. Semoga Tuhan membalas budi baik yang telah
Ibu berikan selama ini.
ix
4. Drs. Hg Suseno Triyanto W, M.Si., selaku dosen pembimbing II yang
juga telah merelakan waktunya dan dengan sabar telah berkenan
memberikan pengarahan, bimbingan, dan masukan selama proses
penyusunan skripsi ini dari awal. Semoga Tuhan membalas segala budi
baik yang telah Bapak berikan selama ini.
5. Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, yang telah mengijinkan
penulis mengadakan penelitian pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
juga telah membantu penulis selama proses penelitian di jalankan.
6. Yang tercinta kedua orang tua saya , Bapak Thobias Kabut dan Ibu
Maria Ngamal yang telah bersusah payah membesarkan, mendidik,
membimbing, dan membiayai saya hingga dapat menyelesaikan
jenjang perguruan tinggi ini. Juga untuk Ma Wak yang tersayang.
Terimakasih atas semua yang telah diberikan: dukungan moril dan
materi, perhatian dan kasih sayang yang telah diberikan selama ini.
Semoga Tuhan selalu memberkati setiap usaha yang kalian lakukan
dan kami selalu mencintai kalian.
7. Untuk kedua saudara saya Eno dan Cici, terus berusaha untuk
menyelesaikan kuliah kalian dengan baik.
8. Untuk nene Lipus dan mama Lili doa kami selalu menyertai. Untuk
Bapa Lili, terimakasih atas segala yang telah Bapa Lili berikan kepada
saya khususnya perhatian dan berupa apapun sejak kecil hingga
sekarang. Ini merupakan pengalaman yang paling berharga dalam
hidupku. Juga untuk nene Lancing terimakasih banyak.
x
9. Ase kae selama di jogja Papa Ti, Sugeng, Mbetuk, Om Induk, Lale,
Isto, Ito, Apet, Bene, Tian D, Erik, Berno, Klaus, Rio, Roi, Kae Viki
dan keluarga, Kae Kris. Terimakasih untuk kebersamaannya.
10. Untuk teman-teman saya Gonzalas, Frans de sales, Cosmos, Vindi
semoga suksek selalu.
11. Keluarga Om Anselmus Alaman, terima kasih atas segala yang telah
diberikan selama ini.
12. Special one Yosefina Yasinta Jeharut yang telah memberikan
segalanya untukku. I love you.
13. Untuk Amang Gode, terima kasih atas bantuannya yang berharga.
Penulis menyadari sepenuhnya atas segala kekurangan dan kelemahan
yang ada dalam skripsi ini, oleh sebab itu penulis mengaharapkan kritik
dan saran yang bersifat positif demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta, November 2007
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….. iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………………….. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………... v
ABSTRAK…………………………………………………………………… vi
ABSTRACT........................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR……………………………………………………….. viii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. x
DAFTAR TABEL……………………………………………………………. xii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… xiii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… ivx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………….. 3
C. Batasan Masalah………………………………………………. 3
D. Tujuan Penelitian……………………………………………… 3
E. Manfaat Penelitian…………………………………………….. 4
F. Sistematika Penulisan…………………………………………. 4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pemasaran………………………………………… 6
B. Pengertian Manajemen Pemasaran…………………………… 7
C. Konsep Pemasaran……………………………………………. 7
D. Model Perilaku Konsumen…………………………………… 9
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen……. 9
F. Permintaan……………………………………………………. 12
G. Hipotesis Penelitian………………………………………….. 15
xii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian……………………………………………… 16
B. Tempat Dan Waktu Penelitian……………………………… 16
C. Subjek Dan Objek Penelitian……………………………….. 18
D. Alat Pengumpulan Data…………………………………….. 18
E. Populasi Dan Sampel……………………………………….. 19
F. Definisi Operasional………………………………………… 20
G. Analisai Data……………………………………………….. 21
BAB IV GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS SANATA DHARMA
A. Sejarah Berdirinya…………………………………………. 26
B. Jurusan Dan Program Studi………………………………… 30
C. Fasilitas Penunjang………………………………………… 31
D. Pusat Pengembangan………………………………………. 32
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian……………………………………………. 33
B. Pembahasan……………………………………………….. 50
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN
A. Kesimpulan……………………………………………….. 55
B. Saran……………………………………………………… 56
C. Keterbatasan Penelitian…………………………………… 56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL Tabel V.1 Profil Responden Penelitian …………………………………. 36
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Hubungan Antara Rangsangan Pemasaran Dengan Tanggapan Konsumen ……………………………………….. 9
Gambar II.2 Diagram Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Perilaku Konsumen …………………………………………... 12 Gambar II.3 Kurva Permintaan ……………………………………………. 14
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak dahulu energi adalah bagian yang penting dalam kehidupan
manusia. Energi sangat membantu manusia dalam menyelesaikan berbagai
aktivitasnya sehari-hari. Setelah revolusi industri dicetuskan tahun 1800-an,
makin jelaslah bahwa energi berperan besar dalam aktivitas manusia. Sejak
revolusi industri aktivitas manusia tidak dapat lepas dari apa yang kita sebut
mesin. Mesin membantu manusia hampir di segala jenis aktivitas, sehingga
mau tidak mau manusia harus juga memenuhi kebutuhan lain yang tidak kalah
pentingnya yaitu bahan bakar, karena bahan bakar dibutuhkan untuk
menggerakan mesin.
Dalam perkembangan selanjutnya ketergantungan manusia pada mesin
dan bahan bakar tidak terbantahkan. Manusia sudah tidak dapat hidup tanpa
bahan bakar. Bahkan kebutuhan manusia akan bahan bakar dapat dikatakan
seperti kebutuhan pokok. Karena demikian besar ketergantunganya, saat ini
ketersediaan bahan bakar, khususnya minyak bumi menjadi hal yang sangat
penting.
Berbagai aspek kehidupan dipengaruhi oleh ketersediaan bahan bakar.
Dalam aspek kehidupan ekonomi misalnya. Akibat kebutuhan akan minyak
yang terus meningkat, sedangkan pasokan minyak dalam perut bumi yang
makin berkurang, otomatis membuat harga minyak dunia terus meningkat.
2
Hal ini berdampak secara luas , tidak terkecuali di negara kita.
Pada saat negara kita berjuang untuk pulih dari krisis ekonomi, tidak
stabilnya harga minyak dunia makin menambah berat kehidupan ekonomi.
Berbagai aspek kehidupan lainya juga terpengaruh seperti naiknya biaya
transportasi, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. Hal ini memunculkan
berbagai reaksi dari berbagai kalangan, mulai dari pemerintah, industri,
maupun masyarakat pada umumnya.
Dari pihak pemerintah misalnya, berbagai upaya dilakukan untuk
mengatasi naiknya harga minyak seperti, mengupayakan pemakaian batu bara
dan gas secara lebih luas. Selain itu pemerintah juga terus mengupayakan
pengembangan bahan bakar alternatif seperti, minyak jarak, alkohol, dan lain-
lain. Demikian juga dipihak industri. Tidak sedikit yang mengganti energi
penggerak utama dari bahan bakar minyak ke bahan bakar gas.
Sedangkan dari pihak masyarakat muncul berbagai perilaku, akibat dari
reaksi masyarakat atas kenaikan harga bahan bakar minyak seperti, mulai di
gunakannya batu bara dan gas untuk menggantikan bahan bakar minyak.
Yang tidak kalah menariknya adalah munculnya berbagai perilaku di
masyarakat akibat dari kenaikan biaya transportasi. Misalnya, mulai
digalakkanya lagi penggunaan sepeda sebagai alat transportasi, atau makin
meningkatnya pengguna angkutan umum di dalam kota dan lain sebagainya.
Berangkat dari latar belakang tersebut diatas, maka penulis mengambil
judul “Analisis perbedaan perilaku pengguna kendaraan bermotor terhadap
konsumsi BBM antara sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.”
3
B. Rumusan Masalah
Penelitian ilmiah harus memuat rumusan masalah. Masalah yang ada
adalah masalah yang akan dipecahkan dalam pembahasan pada penelitian ini.
Masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan perilaku pengguna kendaraan bermotor terhadap
konsumsi BBM, antara sebelum dan sesudah terjadi kenaikan harga BBM?
2. Apakah ada perbedaan perilaku pengguna kendaraan bermotor terhadap
konsumsi BBM antara konsumen yang berasal dari kelompok
berpendapatan menengah atas dengan konsumen yang berasal dari
kelompok yang berpendapatan menengah bawah, khusus sesudah terjadi
kenaikan harga BBM?
C. Batasan Masalah
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang untuk
menggunakan kendaraan bermotor antara lain lingkungan, tingkat pendapatan,
kebutuhan, prestise, dan lain- lain. Dalam penelitian ini penulis membatasi
ruang lingkup permasalahan hanya pada pengaruh kenaikan harga bahan
bakar terhadap perilaku penggunaan kendaraan bermotor khususnya sepeda
motor. Dalam arti faktor pendapatan (uang saku) dianggap tetap.
D. Tujuan penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan perilaku konsumen terhadap
konsumsi BBM antara sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.
4
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan perilaku terhadap konsumsi
BBM antara konsumen yang berasal dari kelompok berpendapatan
menengah atas dengan konsumen yang berasal dari kelompok yang
berpendapatan menengah bawah, sesudah terjadi kenaikan harga BBM.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat untuk berbagai pihak, yaitu
bagi pihak universitas dan penulis.
1. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi pustaka
universitas dan menjadi bahan referensi bagi mereka yang berkeinginan
untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.
2. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis, yaitu sebagai
wahana untuk menerapkan teori-teori yang telah didapatkan dari kuliah ke
dunia kerja secara nyata.
F. Sistematika Penulisan
Agar diperoleh susunan dan bahasan yang sistematis, maka penelitian
ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Dalam bab ini diuraikan mengenai: latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
5
BAB II : Landasan Teori
Bab ini menjelaskan dasar-dasar teori yang digunakan dalam
menunjang penelitian, yang terdiri dari penjelasan mengenai pengertian dan
ruanglingkup pemasaran, perilaku konsumen, faktor- faktor yang
mempengaruhi perilaku konnsumen, hukum permintaan, dan hipotesis
penelitian.
BAB III : Metode Penelitian
Bab ini berisikan tentang : jenis penelitian, tempat dan waktu
penelitian, subjek dan objek penelitian, alat pengumpul data, populasi dan
sempel, definisi operasional, dan analisis data.
BAB IV : Gambaran Umum Universitas Sanata Dharma
Bab ini berisi tentang gambaran umum Universitas Sanata Dharma
yang menjelaskan aspek sejarah berdirinya Universitas Sanata Dharma,
jurusan dan program studi, fasilitas penunjang, dan pusat pengembangan.
BAB V : Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pengolahan,
pembahasan, dan jawaban atas permasalahan yang telah dirumuskan.
BAB VI : Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari
penelitian yang telah dilakukan, beserta saran yang dapat penulis sampaikan,
dan juga keterbatasan dari penelitian ini.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pemasaran
Salah satu hal yang menjadi perhatian utama dari sebuah perusahaan
adalah kegiatan pemasaran, sebab berhasil tidaknya sistem pemasaran yang
dijalankan akan mempengaruhi maju atau mundurnya perusahaan tersebut.
Peran pemasaran penting bagi perusahaan dalam mempertahankan
kelangsungan hidup dan perkembangan, apalagi dengan semakin ketatnya
tingkat persaingan yang ada di dunia bisnis saat ini.
Menurut William J. Stanton (1985:7), pemasaran adalah suatu sistem
total dari dunia bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan
harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang yang dapat memuaskan
keinginan dan jasa yang baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen
potensial.
Sedangkan menurut Philip Kotler (2000:9), pemasaran adalah suatu
proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara
bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Dari kedua definisi diatas sangat jelas bahwa pemasaran yang baik
adalah berorientasi kepada konsumen, sebab kepuasan konsumen akan
mempengaruhi minat akan produk yang ditawarkan.
7
B. Pengertian Manajemen Pemesaran
Dalam perencanaan pemesaran harus membuat keputusan sebagai
target pasar, pengembangan produk, penentuan harga, saluran distribusi,
komunikasi dan promosi. Selain itu dalam mengkoordinasi dan mengelola
kegiatan pemasaran agar dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan adanya
manajemen pemasaran.
Pengertian manajemen pemasaran menurut Philip Kotler (2000:9)
adalah proses perencanaan dan pemikiran penetapan harga, promosi, serta
penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
memenuhi sasaran individu dan organisasi.
C. Konsep Pemasaran
Menurut Philip Kotler (2000:22), konsep pemasaran menyatakan
bahwa kunc i untuk mencapai tujuan organisasional yang ditetapkan adalah
perusahaan itu harus menjadi lebih efektif di bandingkan para pesaing dalam
menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada
pasar sasaran yang terpilih.
Dalam konsep pemasaran diajarkan bahwa kegiatan pemasaran harus
dimulai dengan usaha mengenal dan merumuskan keinginan dan kebutuhan
konsumen, kemudian merumuskan suatu kombinasi dan kebijakan produk,
harga, promosi, dan distribusi yang tepat.
Definisi konsep pemasaran menurut Basu Swastha dan T. Hani
Handoko (1997:6), adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa
pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi
8
kelangsungan hidup perusahaan.
Adapun unsur pokok dalam konsep pemasaran menurut Basu Swastha
dan T. Hani Handoko (1997:5) adalah sebagai berikut:
1. Orientasi pada konsumen.
Langkah- langkah yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah
sebagai berikut:
a. Menentukan kebutuhan pokok (basic needs) dari pembeli yang akan
dilayani dan dipenuhi.
b. Menentukan kelompok pembeli sebagai sasaran dalam penjualanya.
c. Menentukan produk dan program pemasaranya untuk memenuhi
kebutuhan yang berbeda-bada dari kelompok pembeli yang dibeli
sesuai sasaran.
d. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai, dan
menafsirkan keinginan, sikap dan perilaku konsumen.
e. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah
mengutamakan mutu yang tinggi, harga yang murah, atau model yang
menarik.
2. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral
Sikap orang dan bagian dalam perusahaan harus ikut serta dalam
suatu usaha yang terkoordinasi untuk memberikan kepuasan konsumen
sehingga tujuan perusahaan dapat diwujudkan.
3. Kepuasan konsumen
Faktor yang penting bagi perusahaan untuk mendapatkan laba untuk
9
waktu jangka panjang adalah banyak sedikitnya kepuasan konsumen yang
dapat dipenuhi.
D. Model Perilaku Konsumen
Pemahaman terhadap model perilaku konsumen sangat penting untuk
keberhasilan sistem pemasaran perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus
meneliti hubungan antara rangsangan pemasaran dengan tanggapan kosumen
yang secara sederhana ditunjukkan pada gambar berikut (Philip
Kotler,2000:183):
Gambar II. 1
Hubungan Antara Rangsangan Pemasaran Dengan Tanggapan Konsumen
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Menurut Bilson Simamora (2001:85-93) faktor- faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen yaitu:
Rangsangan Pemasaran Produk Harga Saluran pemasaran Promasi
Rangsangan Lainnya Ekonomi Teknologi Politik Kebutuhan
Ciri-ciri Pembeli Budaya Sosial Pribadi Psikologi
Proses Keputusan Pembeli Pemahaman masalah Pencarian informasi Pemilihan alternative Keputusan pembelian Perilaku pasca penbelian
Keputusan Pembeli Pemilihan produk Pemilihan merek Pemilihan saluran pembelian Penentuan waktu pembelian Jumlah pembelian
10
1. Faktor Kebudayaan
Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling
dalam terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami peran
yang dimainkan oleh kultur, subkultur, dan kelas sosial pembeli.
a) Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan
perilaku seseorang. Nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku orang
yang tinggal di daerah tertentu, akan berbeda dengan orang lain yang
berada di lingkungan yang lain pula.
b) Subkultur. Tiap kultur mempunyai subkultur yang kecil, atau
kelompok orang dengan sistem nilai yang sama. Seperti kelompok
kebangsaan yang bertempat tinggal pada suatu daerah akan
mempunyai cita rasa dan minat etnik yang khas.
c) Kelas sosial adalah susunan yang relatif permanen dan teratur dalam
suatu masyarakat yang anggotanya mempunyai nilai, minat dan
perilaku yang sama.
2. Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga akan dipengaruhi pleh faktor sosial, seperti:
a) Kelompok. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok
kecil.
b) Keluarga. Anggota keluarga pembeli dapat memberikan pengaruh
yang kuat terhadap perilaku pembeli.
c) Peran Status. Posisi seseorang dalam suatu kelompok dapat
ditentukan dari segi peran dan status.
11
3. Faktor Pribadi
Keputusan seseorang untuk membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi seperti:
a) Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi barang dan jasa yang
dibelinya.
b) Keadaan ekonomi akan sangat mempengaruhi pemilihan produk.
c) Kepribadian dan konsep diri. Tiap orang mempunyai kepribadian
yang khas dan ini akan mempengaruhi perilaku pembelianya.
Konsep diri telah berbaur dalam tanggapan konsumen terhadap citra
mereka.
d) Usia dan tahap daur hidup. Kebutuhan dan selera seseorang akan
berubah sesuai usia mereka.
e) Gaya hidup. Orang dari subkltur, kelas sosial dan pekerjaan yang
sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Seseorang
menunjukan pola kehidupan yang bersangkutan yang tercermin
dalam kegitan, minat dan pendapatanya.
4. Faktor Psikologis
Pada suatu saat tertentu seseorang mempunyai banyak kebutuhan baik
yang bersifat biogenik maupun biologis. Kebutuhan ini timbul dari suatu
keadaan fisiologis tertentu seperti rasa lapar, haus dan lain sebagainya.
Sedangkan kebutuhan yang bersifat psikologis adalah kebutuhan yang
timbul dari keadaan fisiologis tertentu seperti kebutuhan untuk diakui
harga diri, atau kebutuhan untuk diterima oleh lingkungan. Pilihan
12
pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh faktor psikologis yang utama
yaitu motivasi, persepsi proses pembelajaran, serta kepercayaan atau
sikap.
Gambar II. 2
Diagram Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen (Bilson Simamora:87)
Kebudayaan
Sosial
Personal
Psikologi
Pembeli
Motivasi Persepsi
Pembelajaran Kepercayaan
Sikap
Usia Tahap daur hidup
Jabatan Keadaan ekonomi
Gaya hidup Kepribadian Konsep diri
Kelompok rujukan
Keluarga
Peran dan status sosial
Kultur
Subkultur
Kelas
F. Permintaan
1. Teori Permintaan
Sebuah produk dihasilkan oleh produsen karena dibutuhkan oleh
konsumen dan karena konsumen bersedia membelinya. Konsumen mau
membeli produk yang mereka perlukan itu bila harganya “sesuai” dengan
keinginan mereka dan bila produk tersebut berguna baginya.
Permintaan suatu barang atau jasa pada dasarnya dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain(Vincent Gaspersz, 1996:13):
13
a. Harga dari barang atau jasa itu
b. Pendapatan konsumen
c. Harga dari barang atau jasa yang berkaitan
d. Ekspektasi konsumen yang berkaitan dengan : harga barang atau jasa,
tingkat pendapatan, dan ketersediaan dari barang atau jasa itu dimasa
mendatang
e. Selara konsumen
f. Banyaknya konsumen potensial
g. Pengeluaran iklan
h. Attribut atau features dari produk itu
i. Fakto-faktor spesifik lain yang berkaitan dengan permintaan terhadap
produk X
2. Hukum Permintaan
Dalam hukum permintaan(Sugiarto, dkk; 2002 : 38) disebutkan
semakin rendah harga suatu komoditas semakin banyak jumlah komoditas
tersebut yang diminta, sebalaiknya semakin tinggi harga suatu komoditas
semakin sedikit komoditas tersebut diminta (ceteris paribus). Hipotesis
tersebut didasarkan atas asumsi:
a. Bila suatu harga komoditas turun, orang mengurangi pembelian atas
komoditas lain dan menambah pembelian pada komoditas yang
mengalami penurunan harga tersebut. Harga yang lebih rendah
memungkinkan pembeli lain yang sebelumnya tidak mampu membeli
komoditas tersebut untuk mulai membelinya. Penurunan harga suatu
14
komoditas menyebabkan pendapatan rill para pembeli meningkat
yang mendoromg konsumen yang sudah membeli komoditas tersebut
untuk membeli lagi dalam jumlah yang lebih besar.
b. Bila suatu harga komoditas naik, para pembeli mencari komoditas
lain yang dapat digunakan sebagai pengganti atas komoditas yang
mengalami kenaikan harga. Di samping itu kenaikan harga
menyebabkan pendapatan rill para pembeli berkurang. Pendapatan
rill yang merosot memaksa para pembeli untuk mengurangi
pembeliannya pada berbagai jenis komoditas, terutama pada
komoditas yang mengalami kenaikan harga.
Berikut adalah gambar kurva permintaan.
Harga (ribuan Rp)
200 D
0 80 240 Kuantitas
Gambar II.3 Kurva Permintaan
3. Perubahan Harga
Masyarakat pada umumnya ingin mengetahui seberapa besar
pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang yang diminta oleh
seorang konsumen.
Pada saat harga suatu barang berubah maka ada 2 efek yang bekerja disini,
yaitu efek substitusi dan efek pendapatan. Kedua efek ini menyebabkan
15
adanya perubahan harga mempengaruhi jumlah barang yang diminta.
a. Efek Substitusi
Efek substitusi terjadi karena adanya perubahan harga reletif barang-
barang yang dikonsumsi konsumen sedangkan pendapatan tetap.
b. Efek Pendapatan
Efek pendapatan terjadi karena adanya perubahan harga suatu barang
akan menyebabkan pendapatan riil konsumen bila diukur dengan
barang itu berubah, dan hal ini akan mengakibatkan jumlah barang
yang diminta berubah, ceteris paribus.
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan suatu proporsi atau anggapan yang mungkin
benar dan sering digunakan sebagai dasar penbuatan keputusan atau
pemecahan persoalan ataupun dasar penelitian yang lebih lanjut
(Supranto,2001 : 124). Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis
yang merupakan dugaan sementara dan harus diuji dengan alat analisis
statistik tertentu yang akan dijelaskan pada bab selanjutnya. Sebagai
jawaban sementara dari permasalahan yang telah disebutkan diatas, maka
hipotesis yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
1. Ada perbedaan yang signifikan perilaku pengguna kendaraan
bermotor terhadap konsumsi BBM ( jumlah penggunaan, jarak,
jumlah pembelian, frekuensi penggunaan kendaraan umum ) antara
sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.
16
2. Ada perbedaan yang signifikan perilaku pengguna kendaraan
bermotor terhadap konsumsi BBM ( jumlah penggunaan, jarak,
jumlah pembelian, frekuensi penggunaan kendaraan umum ) antara
yang berpenghasilan menengah atas dengan yang berpenghasilan
menengah bawah.
17
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini akan menyajikan cara-cara yang akan ditempuh dalam
memecahkan persoalan seperti dalam rumusan masalah. Oleh karena itu, fungsi
bab ini adalah memudahkan pembaca memahami cara-cara yang dilakukan
penulis untuk menjawab persoalan yang dikemukakan dalam rumusan masalah.
Maka isi dari bab ini adalah jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek
dan objek penelitian, alat pengumpul data, defenisi operasioanal dan tehnik
pengolahan data.
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode studi kasus, yaitu
penelitian yang memusatkan diri pada suatu objek tertentu. Kesimpulan yang
diambil dalam studi kasus ini hanya berlaku pada objek yang diteliti saja dan
tidak berlaku pada kasus-kasus lain.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma di kota Yogyakarta.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli pada tahun 2007.
18
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang-orang yang dijadikan responden. Pada
penelitian ini yang akan menjadi subjek penelitian adalah para mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memiliki
kendaraan bermotor sendiri.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah variabel-variabel yang diteliti. Pada penelitian ini
yang menjadi objek penelitian adalah kenaikan harga BBM dan perilaku
penggunaan kendaraan bermotor.
D. Alat Pengumpul Data
Pada penelitian ini penulis akan menggunakan beberapa metode
pengumpul data, yaitu wawancara dan kuesioner.
1. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan informasi dengan
bertanya jawab secara langsung dengan para responden.
2. Kuesioner
Kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan cara memberikan
daftar pertanyaan tertulis kepada responden mengenai suatu hal tertentu
untuk dijawab secara tertulis.
19
E. Populasi dan Sampel
1. Populsi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek dan objek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono,
2001: 72). Populasi yang akan diambil dalam penelitian adalah mahasiswa
Fakultas Ekonomi pada Universitas Sanata Dharma di kota Yogyakarta.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data dalam suatu
penelitian. Tujuannya adalah untuk memperoleh keterangan tentang
populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan teknik Accidental Sampling yaitu siapa saja yang
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono,
1997: 77)..
Kriteria responden yang dipilih adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang memiliki kendaraan
bermotor.
Untuk membatasi penelitian supaya tidak terlalu luas, maka dalam
penelitian ini hanya akan digunakan 60 responden sebagai sampel, lalu di
bagi lagi menjadi masing-masing 30 responden untuk masing-masing
kelas yaitu 30 responden dari kelas ekonomi menengah atas dan 30 orang
dari kelas ekonomi menengah bawah. Jumlah ini sesuai dengan jumlah
20
responden minimal yang harus diambil dari dari jenis penelitian
komparatif, yaitu 30 responden per kelompok, sehingga totalnya adalah 60
responden (Sumanto, 1990).
F. Definisi Operasional
Di dalam definisi operasional ini penulis mencoba mendefinisikan
variabel-variabel yang ada dalam pokok permasalahan, yaitu:
1. Kenaikan Harga BBM
Kenaikan harga BBM adalah kenaikan harga yang disebabkan oleh
kenaikan harga produksi minyak itu sendiri maupun akibat kebijakan
pemerintah misalnya pengurangan subsidi. Pengukuran kenaikan harga
BBM yang digunakan adalah kenaikan harga BBM yang terakhir.
2. Perilaku Penggunaan Kendaraan Bermotor
Perilaku penggunaan kendaraan bermotor adalah perilaku yang ditunjukan
seseorang dalam menggunakan kendaraan bermotor. Pengukuran perilaku
penggunaan kendaraan bermotor antara lain :
a. Seberapa sering melakukan pembelian bahan bakar perminggu antara
sebelum dan sesudah terjadi kenaikan harga.
b. Berapa jumlah bahan bakar yang dibeli perminggu antara sebelum dan
sesudah terjadi kenaikan harga.
c. Berapa jarak rata-rata yang ditempuh perminggu antara sebelum dan
sesudah kenaikan harga.
d. Frekuensi penggunaan kendaraan umum perminggu antara sebelum
21
dan sesudah kenaikan harga.
e. Jumlah pembelian bahan bakar perminggu antara sebelum dan
sesudah terjadi kenaikan harga BBM.
G. Analisis Data
1. Untuk menguji hipotesis pada pemasalahan pertama digunakan uji statistik
yaitu differences betwen mean paired data. Adapun langkah- langkah yang
dilakukan untuk mengujinya adalah sebagai berikut (Freund & Perles,
1999:341):
a. Menentukan hipotesis nihil dan hipoteis alternatifnya :
Ho : µ = 0
Ha : µ ≠ 0
µ = rata-rata dari populasi yang berbeda
b. Menentukan nilai kritis sebesar α = 5%.
c. Menentukan daerah penerimaan dan penolakan Ho :
Daerah Daerah Penolakan Ho Penerimaan Ho th ≥ 1, 645 Ho ditolak jika : th ≥ 1,645
Ho diterima jika : th < 1,645
22
d. Menentukan uji statistik dengan rumus (Freund & Perles, 1999:341):
t =
ns
X 0µ−
dimana :
X = rata-rata sampel
0µ = rata-rata populasi
S = standar deviasi
n = jumlah sampel
e. Membuat keputusan menerima atau menolak Ho.
Ho diterima jika : th < 1,645. Berarti tidak ada perbedaan yang
signifikan dari perilaku penggunaan kendaraan bermotor antara
sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.
Ho ditolak jika : th ≥ 1,645. Berarti ada perbedaan yang signifikan
dari perilaku penggunaan kendaraan bermotor antara sebelum dan
setelah kenaikan harga BBM.
f. Membuat kesimpulan ada atau tidak ada perbedaan yang signifikan
dari perilaku penggunaan kendaraan bermotor antara sebelum dan
sesudah kenaikan harga BBM.
g. Melakukan analisis kritis membandingkan perilaku pengguna
kendaraan bermotor antara sebelum dan sesudah kenaikan harga
BBM.
2. Untuk menguji hipotesis pada pemasalahan kedua, terlebih dahulu kita
harus membagi responden ke dalam dua kelompok berdasarkan besar
23
pendapatannya. Jika pendapatannya kurang dari Rp 1.000.000,- termasuk
dalam kelompok responden menengah bawah dan jika pendapatannya
mulai dari Rp 1.000.000.- keatas dimasukan dalam kelompok menengah
atas.
Untuk menguji hipotesis digunakan uji statistik yaitu uji beda mean.
Adapun langkah- langkah yang dilakukan untuk mengujinya adalah sebagai
berikut (Freund & Perles, 1999:341):
a. Menentukan hipotesis nihil dan hipoteis alternatifnya :
Ho : µ = 0
Ha : µ ≠ 0
µ = rata-rata dari populasi yang berbeda
b. Menentukan nilai kritis sebesar α = 5%.
c. Menentukan daerah penerimaan dan penolakan Ho :
Daerah Daerah Penolakan Ho Penerimaan Ho th ≥ 1,645 Ho ditolak jika : th ≥ 1,645
Ho diterima jika : th < 1,645
24
d. Menentukan uji statistik dengan rumus (Freund & Perles, 1999:341):
t =
ns
X 0µ−
dimana :
X = rata-rata sampel
0µ = rata-rata populasi
S = standar deviasi
n = jumlah sampel
e. Membuat keputusan menerima atau menolak Ho.
Ho diterima jika : th < 1,645. Berarti tidak ada perbedaan yang
signifikan dari perilaku penggunaan kendaraan bermotor khususnya
setelah terjadi kenaikan harga BBM, antara konsumen yang berasal
dari kelompok berpenghasilan menengah atas dengan konsumen yang
berasal dari kelompok menengah bawah. Ho
ditolak jika : th ≥ 1,645 . Berarti ada perbedaan yang signifikan dari
perilaku penggunaan kendaraan bermotor khususnya setelah terjadi
kenaikan harga BBM, antara konsumen yang berasal dari kelompok
berpenghasilan menengah atas dengan konsumen yang berasal dari
kelompok menengah bawah.
f. Membuat kesimpulan ada atau tidak ada perbedaan yang signifikan
dari perilaku penggunaan kendaraan bermotor terhadap konsumsi
BBM antara konsumen yang berasal dari kelompok berpenghasilan
25
menengah atas dengan konsumen yang berasal dari kelompok
menengah bawah.
g. Melakukan analisis kritis membandingkan perilaku penggunaan
kendaraan bermotor terhadap konsumsi BBM antara konsumen yang
berasal dari kelompok berpenghasilan menengah atas dengan
konsumen yang berasal dari kelompok menengah bawah.
26
BAB IV
GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS SANATA DHARMA
A. Sejarah Berdirinya
1. Universitas Sanata Dharma
Universitas Sanata Dharma lahir dari kepedulian Serikat Yesus dan
para relawan Katholik untuk berpartisipasi dalam usaha melindungi dan
meningkatkan martabat manusia serta warisan budaya melalui penelitian,
pendidikan, dan pelayanan kepada masyarakat setempat, nasional dan
internasional. Dalam upaya ikut mencerdaskan bangsa, Universitas Sanata
Dharma menyelenggarakan pendidikan yang memungkinkan peserta didik
memadukan berbagai dimensi kemanusiaan dengan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi, seta memiliki kepribadian yang matang,
integritas moral yang tinggi, kemampuan berpikir kritis dan wawasan
kebangsaan yang luas.
Untuk menyesuaikan dengan perkembangan jaman serta tuntutan
dan kebutuhan masyarakat maka pada tanggal 20 April 1993 IKIP Sanata
Dharma dikembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma setelah
sebelumnya merupakan PTGP dan FKIP. Fakultas Ekonomi merupakan
bagian dari 8 fakultas yang saat ini dimiliki oleh Sanata Dharma, dengan
demikian pada tanggal 20 April 1993 Fakultas Ekonomi Sanata Dharma
telah lahir bersamaan dengan pengembangan Sanata Dharma menjadi
Universitas.
27
1. Visi dan Misi Universitas Sanata Dharma
Visi Universitas Sanata Dharma
a. Universitas terdorong untuk terus mencari, menemukan, dan
mengungkapkan kebenaran sejati secara objektif dengan
kebebasannya. Hal itu diakui berdasarkan pengakuan akan kebaikan
hakiki dunia sebagai ciptaan Allah yang harus dipelajari, diselidiki,
dan direnungkan maknanya serta dibangun dan dilestarikan demi
kesejahteraan umat manusia dan kemuliaan Allah yang besar.
b. Menyadari peran penting generasi muda dalam mewujudkan masa
depan bangsa Indonesia, Universitas merasa terpanggil untuk
memberikan sumbangan positif kepada usaha bersama pengembangan
pikiran, hati, dan kehendak kaum muda, dengan maksud
membangkitkan potensi mereka untuk secara aktif dan kreatif ikut
membangun masyarakat pluralistik yang adil, demokratis dan
sejahtera.
c. Usaha pengembangan itu didasarkan pada nilai kebangsaan dan
kebudayaan nasional seperti terungkap dalam Pancasila dan UUD
1945 pada visi kristiani mengenai martabat manusia ciptaan Allah,
tanggung jawab sosialnya serta tujuanya yang luhur, dan pada
spiritualitas ignatian yang terwujud dalam arah pendidikan Serikat
Yesus seperti menjadi manusia bagi sesama, perhatian pribadi,
semangat keunggulan dan dialogis.
28
Misi Universitas Sanata Dharma
a. Mengembangkan universitas yang dapat memadukan nilai
intelektualitas dan humanitas.
b. Mengembangkan universitas yang menjadi hati nurani kritis
masyarakat.
c. Menyelenggarakan penelitian terutama untuk menggali secara lebih
kritis kebenaran manusiawi dan mengembangkan martabat manusia.
d. Mengembangkan kebebasan akademik dan otonomi keilmuan untuk
dapat menemukan kebenaran yang sejati berdasarkan pada etika
keilmuan.
e. Menyelenggarakan pendidikan yang humanis dengan semangat
dialogis yang mengembangkan segi intelektual, moral, emosional,
spiritual secara terpadu.
f. Membantu mahasiswa menjadi manusia yang utuh, kritis, dewasa
dan dapat berguna bagi masyarakat.
g. Memberikan pelayanan bagi masyarakat dan sekaligus membantu
mahasiswa untuk mengembangkan kepekaan sosial terhadap
masyarakat.
h. Mempersiapkan tenaga pendidikan yang profesional baik dalam
bidang keilmuan maupun pendidikan demi peningkatan mutu
pendidikan di Indonesia.
29
Rumusan pendek Visi dan Misi Universitas Sanata Dharma (panduan
insadha, 2003 : 8) yaitu :
1. Visi : Penggali kebenaran
Misi : - Perpaduan ilmu pengetahuan dan kemanusiaan
- Lembaga kritis masyarakat
- Penelitian
2. Visi : Pengembangan kaum muda
Misi : - Pendidikan humanis, dialog, utuh.
- Lulusan bagi manusia utuh.
3. Visi : Nilai-nilai : Kebangsaan, kemanusiaan, spiritualitas ignatian.
Misi : - Pelayanan kepada masyarakat
- Tenaga pendidikan profesional.
2. Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Tujuan penyelenggaraan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma bertujuan untuk :
a. Menghasilkan sarjana ekonomi dalam bidang Manajemen dan
Akuntansi yang mampu mengelola serta mengembangkan perusahaan
atau organisasi.
b. Menghasilkan sarjana ekonomi dalam bidang Manajemen dan
Akuntansi dengan kemampuan akademik yang memadai untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
30
B. Jurusan dan Program Studi
1. Jurusan dan Program Studi Akuntansi
Memasuki era globalisasi, tantangan yang harus dihadapi para pelaku
bisnis semakin berat dan persainganpun semakin ketat. Pengembangan
dan penyesuaian dengan lingkungan bisnis yang selalu berubah menjadi
tuntutan mutlak bagi mereka yang berhubungan dengan dunia bisnis,
termasuk penyelenggara pendidikan bisnis. Untuk menjawab tantangan
tersebut jurusan/prodi akuntansi memfokuskan misinya pada penyiapan
sumber daya manusia dalam bidang akuntansi yang profesional,
berkepridadian matang, serta memiliki integritas moral yang tinggi. Para
lulusan bidang akuntansi ini akan mengisi kebutuhan tenaga penyedia
informasi yang akurat, lengkap dan tepat waktu yang berguna untuk
pengambilan keputusan bisnis.
Penyelenggara program pendidikan S1 dalam bidang akuntansi
bertujuan untuk :
a. Menghasilkan tenaga kerja yang profesional dalam bidang akuntansi.
b. Menghasilkan lulusan dengan nilai yang lebih dalam pengelolaan
informasi keuangan yaitu mampu memanfaatkan teknologi informasi
secara memadai dalam menjawab perubahan dan perkembangan dalam
dunia bisnis.
c. Menghasilkan lulusan yang mampu menciptakan lapangan kerja bagi
dirinya maupun masyarakat sekitar.
31
2. Jurusan dan Program Studi Manajemen
Sebentar lagi Indonesia akan memasuki abad 21 dimana hambatan –
hambatan perdagangan internasional semakin berkurang, yang berarti lalu
lintas modal, barang, jasa dan sumber daya manusia akan terjadi begitu
mudah. Sumber-sumber ekonomi akan semakin terbatas, yang juga
mewarnai abad 21, memerlukan kesadaran akan lingkungan yang semakin
tinggi. Kebutuhan akan peningkatan kualitas hidup semakin diperlukan.
Sementara itu peran dan pengetahuan konsumen semakin tinggi sehingga
setiap kegiatan bisnis hanya akan sukses apabila memperhatikan selera
konsumen dan kepentingan masyarakat luas. Untuk menjawab tantangan
ini, jurusan/prodi Manajemen memfokuskan misinya pada menyiapkan
calon manajer profesional yang mampu mengelola dan mengembangkan
perusahaan/lembaga tempat ia bekerja, dan memiliki ciri-ciri :
a. Berkepribadian matang dan berdedikasi tinggi.
b. Beretika bisnis dengan tetap memperhatikan kepentingan organisasi.
c. Berwawasan global dan tetap peduli terhadap lingkungan.
d. Bermoral tinggi.
C. Fasilitas Penunjang
Perpustakaan di Universitas Sanata Dharma menyediakan buku-buku
dalam jumlah dan kualitas yang memadai yang meliput i buku teks, jurnal,
majalah maupun penulisan ilmiah lainnya yang menunjang tercapainya tujuan
pendidikan di jurusan Manajemen dan Akuatansi.
Mulai tahun akademik 1999/2000 Fakultas Ekonomi membuka Pojok
32
Bursa Efek yang dapat dimanfaatkan oleh dosen, mahasiswa dan masyarakat
umum untuk mengikuti perkembangan dunia bursa efek di indonesia. Secara
khusus Pojok Bursa Efek dapat menunjang pendidikan dan penelitian bagi
mahasiswa.
D. Pusat Pengembangan
Agar tujuan yang ingin dicapai oleh mahasiswa dan lembaga pendidikan
dapat terwujud maka Fakultas Ekonomi Univesitas Sanata Dharma
membentuk pusat pengembangan. Ada tiga pusat pengembangan yaitu :
1. Pusat Pengembangan Akuntansi (PPA)
2. Pusat Pengembangan Manajemen (PPM)
3. Pusat Pengembangan Ekonomi (PPE)
Secara umum PPA, PPM, dan PPE bertujuan untuk:
1. Meningkatkan kualitas dosen dan mahasiswa Fakultas Ekonomi
Univesitas Sanata Dharma melalui kegiatan-kegiatan akademik berupa
penelitian, seminar dan diskusi ilmiah, penulisan artikel, penulisan modul
pelatihan, penulisan diktat, penulisan buku dan lain- lain.
2. Mewadahi kebutuhan aktualisasi diri dosen dan mahasiswa.
3. Mengembangkan cita-cita Fakultas Ekonomi sebagai sebuah sekolah
bisnis terbaik.
4. Merintis PPA, PPM, PPE sebagai profit centers bagi fakultas ekonomi.
5. Membangun network dengan pihak-pihak di luar kampus dan di
masyarakat luas.
33
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan. Hasil
penelitian merupakan jawaban atas tujuan penelitian, yaitu :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan perilaku pengguna kendaraan
bermotor terhadap konsumsi BBM antara sebelum dan sesudah kenaikan
harga BBM, dan
2. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan perilaku pengguna kendaraan
bermotor terhadap konsumsi BBM antara konsumen yang berasal dari
kelompok yang berpendapatan menengah atas dengan konsumen yang berasal
dari kelompok berpendapatan menengah bawah, khususnya sesudah terjadi
kenaikan BBM.
Hasil penelitian tersebut selanjutnya ditelaah secara kritis dalam pembahasan.
A. Hasil Penelitian
Subjek penelitian ini adalah para mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Mahasiswa yang akan dijadikan
responden dalam penelitian ini harus memenuhi beberapa kriteria khusus,
yaitu :
1. Tercatat sebagai mahasiswa angkatan tahun 2004 dan 2003. Hal ini
dilandasi pertimbangan bahwa mahasiswa angkatan tahun 2004 dan 2003
pernah merasakan kehidupan rutin sebagai mahasiswa baik sebelum
maupun sesudah kenaikan BBM (awal tahun 2005); dan
34
2. Biasa menggunakan sepeda motor sebagai sarana transportasinya sehari-
hari baik sebelum maupun sesudah kenaikan harga BBM. Hal ini untuk
melihat perbedaan perilaku penggunaan kendaraan bermotor antara
sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.
Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juli 2007. Pengumpulan data
menggunakan kuisioner yang telah disusun sendiri oleh peneliti. Penyebaran
dan pemanduan pengisian kuisioner dilakukan oleh peneliti sendiri dengan
mendekati sejumlah mahasiswa di kampus. Jumlah kuisioner yang berhasil
diisi oleh responden sebanyak 60 eksemplar. Setelah ditelaah kelengkapan dan
keakuratanya semua kuisioner dinyatakan layak dianalisis.
Data yang diperoleh dari penyebaran 60 kuisioner tersebut selanjutnya
diolah dengan bantuan komputer (komputerisasi), dalam hal ini menggunakan
program SPSS (Statistical Progam for Social Science).
1. Profil Responden
Responden penelitian ini adalah para mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata DharmaYogyakarta yang memenuhi kriteria dan
mengisi kuisioner penelitian. Dari ke-60 orang responden ini dapatlah
disusun profil respondenya. Profil responden dalam penelitian ini
berkaitan dengan jenis kelamin, jurusan, usia, dan besarnya uang
saku/bulan. Profil responden selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
35
Tabel V.1 Profil Responden Penelitian
No Karakteristik Jumlah Presentase Jenis kelamin
1. Laki- laki Perempuan
35 orang 25 orang
58,3 % 41,7 %
Jurusan
2. Manajemen Akuntansi
40 orang 20 orang
66,7 % 33,3 %
Usia
3. = 21 tahun > 21 tahun
36 orang 24 orang
60 % 40 %
Uang saku
4. = Rp 1.000.000,- > Rp 1.000.000,-
33 orang 27 orang
55 % 45 %
Sumber : Data primer yang sudah diolah
Tabel V.1 diatas memperlihatkan profil responden penelitian ini.
Ditinjau dari jenis kelamin, laki- laki (58,3%) lebih banyak dibandingkan
perempuan (41,7%). Ditinjau dari jurusan yang paling banyak kuliah pada
jurusan Manajemen (66,7%) dibanding dengan jurusan Akuntansi
(33,3%). Kebanyakan reponden berusia ≤ 21 tahun (60%) lebih banyak
dibandingkan yang berusia > 21tahun (40%). Sedangkan ditinjau dari
besarnya uang saku, yang terbanyak adalah ≤ Rp 1.000.000 (55%) dan
sisanya > Rp 1.000.000 (45%).
36
2. Perbedaan Perilaku Pengguna Kendaraan Bermotor terhadap
konsumsi BBM, antara Sebelum dan Sesudah Kenaikan Harga BBM
Terhadap ke-60 orang responden ditanyakan perilaku penggunaan
kendaraan bermotor mereka baik sebelum maupun sesudah kenaikan harga
BBM. Hasilnya adalah sebagai berikut :
a. Jumlah penggunaan BBM/minggu sebelum dan sesudah kenaikan
harga BBM
→ Hipotesis yang mau dibuktikan :
Ho: tidak ada perbedaan yang signifikan jumlah penggunaan
BBM/minggu antara sebelum dan sesudah kenaikan BBM
( µ = 0)
Ha: ada perbedaan yang signifikan jumlah penggunaan
BBM/minggu antara sebelum dan sesudah kenaikan BBM
( µ ≠ 0)
→ Kriteria yang digunakan sebagai berikut :
Ho ditolak jika th ≥ 1,645
Ho diterima jika th < 1,645
→ Hasil penelitian menunjukkan data-data sebagai berikut :
t hitung (th) = 7,790 dan signifikan = 0,000. Mengingat th (7,790)
≥ batas atas penerimaan (1,645) dan p < 0,05, berarti tolak H0
terima Ha. Artinya ada perbedaan yang signifikan jumlah
penggunaan BBM per minggu antara sebelum dan sesudah
kenaikan BBM pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
37
Sanata Dharma Yogyakarta.
Nilai th yang positif menunjukkan adanya kenaikan BBM
menyebabkan semakin berkurangnya jumlah penggunaan BBM per
minggu.
b. Jumlah pembelian BBM /minggu sebelum dan sesudah kenaikan harga
BBM
→ Hipotesis yang mau dibuktikan :
Ho: tidak ada perbedaan yang signifikan jumlah pembelian
BBM/minggu antara sebelum dan sesudah kenaikan BBM
( µ = 0)
Ha: ada perbedaan yang signifikan jumlah pembelian
BBM/minggu antara sebelum dan sesudah kenaikan BBM
( µ ≠ 0)
→ Kriteria yang digunakan sebagai berikut :
Ho ditolak jika th ≥ 1,645
Ho diterima jika th < 1,645
→ Hasil penelitian menunjukkan data-data sebagai berikut :
th = 7,790 dan signifikan = 0,000 (p , 0,005). . Mengingat th
(7,790) ≥ batas atas penerimaan (1,645) dan p < 0,05, berarti tolak
H0 terima Ha. Artinya ada perbedaan yang signifikan jumlah
pembelian BBM per minggu antara sebelum dan sesudah kenaikan
BBM pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
38
Nilai th yang positif menunjukkan adanya kenaikan BBM
menyebabkan semakin berkurangnya jumlah pembelian BBM per
minggu.
c. Keseringan melakukan pembelian BBM/minggu antara sebelum dan
sesudah kenaikan harga BBM
→ Hipotesis yang mau dibuktikan :
Ho: tidak ada perbedaan yang signifikan keseringan melakukan
pembelian BBM/minggu antara sebelum dan sesudah
kenaikan BBM( µ = 0)
Ha: ada perbedaan yang signifikan keseringan melakukan
pembelian BBM/minggu antara sebelum dan sesudah
kenaikan BBM ( µ ≠ 0)
→ Kriteria yang digunakan sebagai berikut :
Ho ditolak jika th ≥ 1,645
Ho diterima jika th < 1,645
→ Hasil penelitian menunjukkan data-data sebagai berikut :
th = -4,282 dan signifikan = 0,000 (p < 0,05). Mengingat th (-
4,282) λ batas bawah daerah penerimaan (-1,645) dan p < 0,05,
berarti tolak Ho terima Ha. Artinya ada perbedaan yang signifikan
dalam keseringan melakukan pembelian BBM per minggu antara
sebelum dan sesudah kenaikan BBM pada Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Nilai th yang positif menunjukkan adanya kenaikan BBM
39
menyebabkan semakin sering dilakukannya pembelian BBM per
minggu.
d. Jarak rata-rata yang ditempuh per minggu antara sebelum dan sesudah
kenaikan BBM
→ Hipotesis yang mau dibuktikan :
Ho: tidak ada perbedaan yang signifikan dalam jarak rata-rata yang
ditempuh/minggu antara sebelum dan sesudah kenaikan
BBM ( µ = 0)
Ha: ada perbedaan yang signifikan dalam jarak rata-rata yang
ditempuh/minggu antara sebelum dan sesudah kenaikan
BBM ( µ ≠ 0)
→ Kriteria yang digunakan sebagai berikut :
Ho ditolak jika th ≥ 1,645
Ho diterima jika th < 1,645
→ Hasil penelitian menunjukkan data-data sebagai berikut :
th = 7,185 dan signifikan = 0,000 (p < 0,05). Mengingat th (7,185)
≥ batas atas daerah penerimaan (1,645) dan p < 0,05, berarti tolak
Ho terima Ha. Artinya ada perbedaan yang signifikan dalam jarak
rata-rata yang ditempuh antara sebelum dan sesudah kenaikan
BBM pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Nilai th yang positif menunjukkan adanya kenaikan BBM
menyebabkan semakin pendek jarak rata-rata yang ditempuh per
40
minggu.
e. Jumlah pembelian BBM per minggu dalam Rupiah (Rp) antara
sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM
→ Hipotesis yang mau dibuktikan :
Ho: tidak ada perbedaan yang signifikan dalam jumlah pembelian
BBM per minggu dalam rupiah(Rp) antara sebelum dan
sesudah kenaikan BBM ( µ = 0)
Ha: ada perbedaan yang signifikan dalam jumlah pembelian BBM
per minggu dalam rupiah (Rp) antara sebelum dan sesudah
kenaikan BBM ( µ ≠ 0)
→ Kriteria yang digunakan sebagai berikut :
Ho ditolak jika th ≥ 1,645
Ho diterima jika th < 1,645
→ Hasil penelitian menunjukkan data-data sebagai berikut :
th = -9,120 dan signifikan = 0,000 (p < 0,05). Mengingat th (-
9,120) ≤ batas bawah daerah penerimaan (-1,645) dan p < 0,05,
berarti tolak Ho terima Ha. Artinya ada perbedaan yang signifikan
dalam jumlah pembelian BBM per minggu dalam rupiah (Rp)
antara sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM pada Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Nilai th yang negatif menunjukkan adanya kenaikan BBM
menyebabkan semakin banyak jumlah pembelian BBM per minggu
dalam Rupiah.
41
f. Frekuensi penggunaan kendaraan bermotor per minggu antara sebelum
dan sesudah kenaikan BBM
→ Hipotesis yang mau dibuktikan :
Ho: tidak ada perbedaan yang signifikan dalam frekuensi
penggunaan kendaraan bermotor per minggu antara sebelum
dan sesudah kenaikan BBM ( µ = 0)
Ha: ada perbedaan yang signifikan dalam frekuensi penggunaan
kendaraan bermotor per minggu antara sebelum dan sesudah
kenaikan BBM ( µ ≠ 0)
→ Kriteria yang digunakan sebagai berikut :
Ho ditolak jika th ≥ 1,645
Ho diterima jika th < 1,645
→ Hasil penelitian menunjukkan data-data sebagai berikut :
th = 7,790 dan signifikan = 0,000 (p < 0,05). Mengingat th (7,790)
≥ batas atas daerah penerimaan (1,645) dan p < 0,05, berarti tolak
Ho terima Ha. Artinya ada perbedaan yang signifikan dalam
frekuensi penggunaan kendaraan bermotor per minggu antara
sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM pada Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Nilai th yang positif menunjukkan adanya kenaikan BBM
mengakibatkan frekuensi penggunaan kendaraan bermotor per
minggu semakin berkurang.
42
g. Frekuensi penggunaan kendaraan umum per minggu antara sebelum
dan sesudah kenaikan BBM
→ Hipotesis yang mau dibuktikan :
Ho: tidak ada perbedaan yang signifikan dalam frekuensi
penggunaan kendaraan umum per minggu antara sebelum dan
sesudah kenaikan BBM ( µ = 0)
Ha: ada perbedaan yang signifikan dalam frekuensi penggunaan
kendaraan umum per minggu antara sebelum dan sesudah
kenaikan BBM ( µ ≠ 0)
→ Kriteria yang digunakan sebagai berikut :
Ho ditolak jika th ≥ 1,645
Ho diterima jika th < 1,645
→ Hasil penelitian menunjukkan data-data sebagai berikut :
th = - 6,468 dan signifikan = 0,000 (p , 0,05). Mengingat th (-
6,486) ≤ batas bawah penerimaan (- 1,645) dan p < 0,05, berarti
tolak Ho terima Ha. Artinya ada perbedaan yang signifikan dalam
frekuensi penggunaan kendaraan umum per minggu antara sebelum
dan sesudah kenaikan harga BBM pada Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Nilai th yang negatif menunjukkan adanya kenaikan BBM
mengakibatkan frekuensi penggunaan kendaraan umum per
minggu semakin meningkat.
43
3. Perbedaan Perilaku Pengguna Kendaraan Bermotor Setelah
Kenaikan Harga BBM Antara yang Berpenghasilan (uang saku per
bulan) Menengah Atas dan Menengah Bawah
a. Berkaitan dengan jumlah pemakaian BBM per minggu
→ Hipotesis yang mau dibuktikan :
Ho: tidak ada perbedaan yang signifikan dalam jumlah penggunaan
BBM per minggu akibat kenaikan harga BBM, antara yang
berpenghasilan menengah atas dengan yang menengah bawah
( µ = 0)
Ha: ada perbedaan yang signifikan dalam jumlah penggunaan
BBM per minggu akibat kenaikan harga BBM, antara yang
berpenghasilan menengah atas dengan yang menengah bawah
( µ ≠ 0)
→ Kriteria yang digunakan sebagai berikut :
Ho ditolak jika th ≥ 1,645
Ho diterima jika th < 1,645
→ Hasil penelitian menunjukkan data-data sebagai berikut :
th = -7,425 dan signifikan = 0,000. mengingat th(-7,425) α batas
bawah daerah penerimaan (-1,645) dan p < 0,05, berarti tolak Ho
terima Ha. Artinya ada perbedaan yang sangat signifikan dalam
jumlah penggunaan BBM per minggu akibat kenaikan harga BBM,
pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Nilai th yang negatif menunjukkan jumlah
44
penggunaan BBM per minggu akibat kenaikan harga BBM pada
kelas menengah atas lebih banyak dibandingkan kelas menengah
bawah.
b. Berkaitan dengan jumlah pembelian BBM per minggu
→ Hipotesis yang mau dibuktikan :
Ho: tidak ada perbedaan yang signifikan dalam jumlah pembelian
BBM per minggu akibat kenaikan harga BBM, antara yang
berpenghasilan menengah atas dengan yang menengah bawah
( µ = 0)
Ha: ada perbedaan yang signifikan dalam jumlah pembelian BBM
per minggu akibat kenaikan harga BBM, antara yang
berpenghasilan menengah atas dengan yang menengah bawah
( µ ≠ 0)
→ Kriteria yang digunakan sebagai berikut :
Ho ditolak jika th ≥ 1,645
Ho diterima jika th < 1,645
→ Hasil penelitian menunjukkan data-data sebagai berikut :
th = -7,425 dan signifikan = 0,000 (p < 0,05). Mengingat th (-
7,425) ≤ batas bawah daerah penerimaan (-1,645) dan p < 0,05,
berarti tolak Ho terima Ha. Artinya ada perbedaan yang sangat
signifikan dalam jumlah pembelian BBM per minggu akibat
kenaikan harga BBM, antara yang berpenghasilan menengah atas
dengan yang menengah bawah pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi
45
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Nilai th yang negatif
menunjukkan jumlah pembelian BBM per minggu akibat kenaikan
harga BBM pada kelas menengah atas lebih banyak dibandingkan
kelas menengah bawah.
c. Berkaitan dengan keseringan melakukan pembelian BBM per minggu
→ Hipotesis yang mau dibuktikan :
Ho: tidak ada perbedaan yang signifikan dalam keseringan
melakukan pembelian BBM per minggu akibat kenaikan
harga BBM, antara yang berpenghasilan menengah atas
dengan yang menengah bawah ( µ = 0)
Ha: ada perbedaan yang signifikan dalam keseringan melakukan
pembelian BBM per minggu akibat kenaikan harga BBM,
antara yang berpenghasilan menengah atas dengan yang
menengah bawah ( µ ≠ 0)
→ Kriteria yang digunakan sebagai berikut :
Ho ditolak jika th ≥ 1,645
Ho diterima jika th < 1,645
→ Hasil penelitian menunjukkan data-data sebagai berikut :
th = - 3,423 dan signifikan = 0,000 ( p < 0,05). Mengingat th (-
3,423) ≤ batas bawah daerah penerimaan (- 1,645) dan p < 0,05,
berarti tolak Ho terima Ha. Artinya ada perbedaan yang sangat
signifikan dalam keseringan melakukan pembelian BBM per
minggu akibat kenaikan harga BBM, antara yang berpenghasilan
46
menengah atas dengan yang menengah bawah pada Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Nilai th
yang negatif menunjukkan keseringan melakukan pembelian BBM
per minggu akibat kenaikan harga BBM pada kelas menengah atas
lebih sedikit dibandingkan kelas menengah bawah.
d. Berkaitan dengan jarak rata-rata yang ditempuh per minggu
→ Hipotesis yang mau dibuktikan :
Ho: tidak ada perbedaan yang signifikan dalam jarak rata-rata
yang ditempuh per minggu setelah kenaikan harga BBM,
antara yang berpenghasilan menengah atas dengan yang
menengah bawah ( µ = 0)
Ha: ada perbedaan yang signifikan dalam jarak rata-rata yang
ditempuh per minggu setelah kenaikan harga BBM, antara
yang berpenghasilan menengah atas dengan yang menengah
bawah ( µ ≠ 0)
→ Kriteria yang digunakan sebagai berikut :
Ho ditolak jika th ≥ 1,645
Ho diterima jika th < 1,645
→ Hasil penelitian menunjukkan data-data sebagai berikut :
th = -4,132 dan signifikan = 0,000 ( p < 0,05). Mengingat th (-
4,132) ≤ batas bawah daerah penerimaan (-1,645) dan p < 0,05,
berarti tolak Ho terima Ha. Artinya ada perbedaan yang signifikan
dalam jarak rata-rata yang ditempuh per minggu setelah kenaikan
47
harga BBM, antara yang berpenghasilan menengah atas dengan
yang menengah bawah pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Nilai th yang negatif
menunjukkan jarak rata-rata yang ditempuh per minggu setelah
kenaikan harga BBM pada kelas menengah atas lebih jauh/banyak
dibandingkan kelas menengah bawah.
e. Berkaitan dengan jumlah rupiah pembelian BBM per minggu
→ Hipotesis yang mau dibuktikan :
Ho: tidak ada perbedaan yang signifikan dalam jumlah rupiah
pembelian BBM per minggu setelah kenaikan harga BBM,
antara yang berpenghasilan menengah atas dengan yang
menengah bawah ( µ = 0)
Ha: ada perbedaan yang signifikan dalam jumlah rupiah pembelian
BBM per minggu setelah kenaikan harga BBM, antara yang
berpenghasilan menengah atas dengan yang menengah bawah
( µ ≠ 0)
→ Kriteria yang digunakan sebagai berikut :
Ho ditolak jika th ≥ 1,645
Ho diterima jika th < 1,645
→ Hasil penelitian menunjukkan data-data sebagai berikut :
th = -6,380 dan signifikan = 0,000 ( p < 0,05). Mengingat th (-
6,380) α batas bawah daerah penerimaan (-1,645) dan p < 0,05,
berarti tolak Ho terima Ha. Artinya ada perbedaan yang signifikan
48
dalam jumlah rupiah untuk pembelian BBM per minggu setelah
kenaikan harga BBM, antara yang berpenghasilan menengah atas
dengan yang menengah bawah pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Nilai th yang negatif
menunjukkan jumlah rupiah pembelian BBM per minggu setelah
kenaikan harga BBM pada kelas menengah atas lebih besar
dibandingkan kelas menengah bawah.
f. Berkaitan dengan frekuensi penggunaan kendaraan bermotor per
minggu
→ Hipotesis yang mau dibuktikan :
Ho: tidak ada perbedaan yang signifikan dalam frekuensi
penggunaan kendaraan bermotor per minggu setelah kenaikan
harga BBM, antara yang berpenghasilan menengah atas
dengan yang menengah bawah ( µ = 0)
Ha: ada perbedaan yang signifikan dalam frekuensi penggunaan
kendaraan bermotor per minggu setelah kenaikan harga
BBM, antara yang berpenghasilan menengah atas dengan
yang menengah bawah ( µ ≠ 0)
→ Kriteria yang digunakan sebagai berikut :
Ho ditolak jika th ≥ 1,645
Ho diterima jika th < 1,645
→ Hasil penelitian menunjukkan data-data sebagai berikut :
th = -5,937 dan signifikan = 0,000 (p < 0,05). Mengingat th (-
49
5,937) ≤ batas bawah daerah penerimaan (-1,645) dan p < 0,05,
berarti tolak Ho terima Ha. Artinya ada perbedaan yang signifikan
dalam frekuensi penggunaan kendaraan bermotor per minggu
setelah kenaikan harga BBM, antara yang berpenghasilan
menengah atas dengan yang menengah bawah pada Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Unifersitas Sanata Dharma Yogyakarta. Nilai th
yang negatif menunjukkan jumlah penggunaan kendaraan bermotor
per minggu setelah kenaikan harga BBM pada kelas menengah atas
lebih tinggi dibandingkan kelas menengah bawah.
g. Berkaitan dengan frekuensi penggunaan kendaraan umum per minggu
→ Hipotesis yang mau dibuktikan :
Ho: tidak ada perbedaan yang signifikan dalam frekuensi
penggunaan kendaraan umum per minggu setelah kenaikan
harga BBM, antara yang berpenghasilan menengah atas
dengan yang menengah bawah ( µ = 0)
Ha: ada perbedaan yang signifikan dalam frekuensi penggunaan
kendaraan umum per minggu setelah kenaikan harga BBM,
antara yang berpenghasilan menengah atas dengan yang
menengah bawah ( µ ≠ 0)
→ Kriteria yang digunakan sebagai berikut :
Ho ditolak jika th ≥ 1,645
Ho diterima jika th < 1,645
50
→ Hasil penelitian menunjukkan data-data sebagai berikut :
th = - 0,0239 dan signifikan = 0,812 (p > 0,05). Mengingat th (-
0,239)berada dalam batas atas dan bawah daerah penerimaan (±
1,645) dan p > 0,05, berarti terima Ho. Artinya tidak ada perbedaan
tang signifikan dalam frekuensi penggunaan kendaraan umum per
minggu setelah kenaikan harga BBM, antara yang berpenghasilan
menengah atas dengan yang menengah bawah pada Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
B. Pembahasan
Hasil penelitian yang diperlihatkan pada bagian A diatas, memperlihatkan
ada tidaknya perbedaan perilaku penggunaan kendaraan bermotor (sepeda
motor) antara sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM (1 oktober 2005)
serta ada tidaknya perbedaan penggunaan kendaraan bermotor antara
mahasiswa yang berpenghasilan (uang saku) menengah bawah dengan
menengah atas, khususnya setelah kenaikan harga BBM. Mengenai perilaku
penggunaan kendaraan bermotor sebelum dan sesudah kenaikan BBM pada
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, hasil
penelitian membuktikan bahwa pada semua indikator yang diteliti terdapat
perbedaan yang signifikan dalam perilaku penggunaan kendaraan bermotor
antara sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.
Indikator-indikator penelitian seperti jumlah penggunaan BBM per
minggu, jarak rata-rata yang ditempuh per minggu, jumlah rupiah pembelian
BBM per minggu, keseringan melakukan pembelian BBM per minggu,
51
frekuensi penggunaan kendaraan bermotor per minggu, dan frekuensi
penggunaan kendaraan umum per minggu, semuanya memperlihatkan adanya
perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.
Hasil penelitian ini sebetulnya tidak jauh berbeda dengan sinyalemen yang
diungkapkan beberapa pengamat ekonomi seperti Saluchu (2005) dan Zen
(2005). Menurut Saluchu, kenaikan harga BBM adalah indikator “tidak
tertulis“ yang sangat signifikan terhadap kenaikan harga-harga kebutuhan
pokok. Ekonomi masyarakat, sangat bergantung dengan elevasi harga BBM.
Pada waktu terjadi kenaikan harga BBM, dengan sendirinya pasar melakukan
penyesuaian semua harga. Lebih jauh Zen menegaskan bahwa kenaikan BBM
bagaimanapun akan melambungkan harga-harga kebutuhan pokok, bahkan
terjadi efek domino pada semua aspek ekonomi. Ironisnya, kenaikan harga-
harga tersebut seringkali melebihi tingkat kenaikan harga BBM itu sendiri.
Yang lebih ironis lagi, pada saat terjadi kenaikan harga BBM, daya beli
masyarakat semakin lemah, karena sesungguhnya pendapatan tidak meningkat
sementara harga-harga semakin membumbung.
Fenomena itulah yang terjadi pada mahasiswa Fakultas Ekomoni yang
menjadi subjek penelitian ini. Dengan uang saku mereka yang relatif tetap
dibandingkan sebelum kenaikan harga BBM, kemampuan daya beli mereka
otomatis semakin merosot. Dengan dana yang relatif tetap tersebut mau tidak
mau mereka harus menyesuaikan diri menata lagi pos-pos pengeluarannya.
Salah satu upaya yang sangat mungkin dilakukan adalah dengan mengubah
perilaku penggunaan kendaraan bermotor meraka.
52
Hasil penelitian ini menunjukkan, entah karena terpaksa atau pilihan
rasional, mereka sengaja mengurangi jumlah penggunaan BBM per minggu,
mengurangi jumlah pembelian BBM per minggu, mengurangi jarak rata-rata
yang ditempuh per minggu. Upaya menghemat pengeluaran untuk pembelian
BBM per minggu bahkan kadang ditempuh dengan mengubah kebiasaan dari
selalu menggunakan sepeda motor diganti dengan sesekali menggunakan
kendaraan umum dan berbagai cara lainnya.
Sebagai contoh jumlah penggunaan BBM per minggu ternyata ada
perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.
Dengan uang saku yang relatif tetap bahkan merosot, mereka harus
menggunakan dana yang ada untuk memenuhi semua kebutuhannya yang
karena kenaikan BBM justru meningkat. Akibatnya hal itu akan disiasati
dengan salah satu upayanya dengan mengurangi pembelian BBM per minggu.
Dana yang tadinya disiapkan untuk pembelian BBM, kini sangat mungkin
harus dipakai untuk pos-pos lain yang lebih urgen seperti untuk kebutuhan
konsumsi atau untuk kebutuhan pokok bulanan lainnya.
Untuk menekan jumlah penggunaan BBM, yang berarti juga menekan
jumlah liter pembelian BBM sejauh ini ditempuh dengan mengurangi jumlah
jarak rata-rata yang harus ditempuh per minggu, mengurangi frekuensi
penggunaan kendaraan bermotor, bahkan bila perlu sesekali memanfaatkan
kendaraan umum. Pengurangan jumlah penggunaan BBM seperti diatas
ditempuh dikarenakan itulah satu-satunya langkah yang mungkin ditempuh
ketika daya beli semakin merosot sementara kebutuhan tidak mungkin untuk
53
dihentikan.
Ketujuh indikator yang dipakai ini sebetulnya merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan. Indikator yang satu mempengaruhi indikator yang
lainnya. Sebagai contoh adanya kenaikan BBM tersebut mengakibatkan
mereka harus mengurangi jumlah penggunaan BBM per minggu, mengurangi
jumlah rata-rata yang harus ditempuh per minggu, mengurangi frekuensi
penggunaan kendaraan bermotor per minggu, dan bila perlu sesekali
menggunakan kendaraan umum. Tetapi pengurangan jumlah liter pembelian
dan penggunaan BBM per minggu belum tentu berbanding lurus dengan
dengan dana yang dikeluarkan, yang terjadi justru pengeluaran meningkat atau
minimal tetap dibandingkan sebelum kenaikan.
Selanjutnya mengenai ada tidaknya perbedaan perilaku penggunaan
kendaraan bermotor antara yang berpenghasilan menengah atas dengan yang
berpenghasilan menengah bawah, khususnya setelah kenaikan harga BBM,
hasil penelitian memperlihatkan bahwa semua indikator kecuali frekuensi
penggunaan kendaraan umum terdapat perbedaan yang signifikan antara yang
berpenghasilan menengah atas dengan yang berpenghasilan menengah bawah.
Fakta ini menunjukan bahwa perilaku konsumen dalam memutuskan membeli
atau tidak membeli dan berapa banyak yang harus dibeli, sangat dipengaruhi
oleh jumlah pendapatan konsumen. Ketika pendapatan berbeda sangat
mungkin mereka akan berbeda dalam cara membelanjakan uangnya. Dalam
hal ini bukan soal butuh atau tidak butuh, tetapi berapa jumlah dana yang bisa
digunakan untuk bisa memenuhi kebutuhan tarsebut. Dengan kata lain, apa
54
yang akan dilakukan oleh konsumen menunjukan sejauh mana ia bersikap dan
bertindak ekonomis.
Untuk yang berpenghasilan menengah atas (uang saku > Rp 1.000.000,-),
berarti ia memiliki anggaran cukup untuk membeli jumlah liter BBM per
minggu yang jauh lebih banyak, jarak tempuh rata-rata bisa lebih jauh,
frekuensi penggunaan kendaraan bermotorpun bisa lebih sering. Sebaliknya
yang berpenghasilan menengah bawah (≤ Rp 1.000.000,-) mau tidak mau
harus menekan pengeluaranya untuk membeli BBM per minggu, jumlah
pembelian BBM per minggu harus dibatasi sesuai dengan kondisi keuangan.
Akibatnya jarak rata-rata yang dapat ditempuh per minggu, frekuensi
penggunaan kendaraan bermotor per minggu harus ditekan lebih rendah.
Itulah yang membuat antara mereka terdapat perbedaan yang signifikan.
Sedangkan mengenai frekuensi penggunaan kendaraan umum per minggu
ternyata antara yang berpenghasilan menengah atas dengan yang
berpenghasilan menengah bawah tidak ada perbedaan yang signifikan. Hal ini
dikarenakan baik yang berpenghasilan menengah atas maupun menengah
bawah yang memiliki sepeda motor biasanya jarang yang menjadikan
penggunaan kendaraan umum sebagai alternatif untuk menekan pengeluaran
rupiah. Hal ini disebabkan sesungguhnya jumlah rupiah yang dikeluarkan
untuk kendaraan umum per minggu jauh lebih besar dibandingkan jumlah
pengeluaran untuk pembelian BBM ketika menggunakan sepeda motor. Jadi
bagi mereka menggunakan kendaraan umum hanya selingan sehingga sangat
jarang dilakukan.
55
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di depan dapat disimpulkan antara lain
1. Ada perbedaan yang signifikan perilaku penggunaan kendaraan bermotor
antara sebelum dengan sesudah kenaikan harga BBM pada mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Jumlah
penggunaan BBM per minggu, jumlah pembelian BBM per minggu (liter),
keseringan melakukan pembelian BBM per minggu, jarak rata-rata yang
ditempuh per minggu, jumlah pembelian BBM per minggu (jumlah Rp),
frekuensi penggunaan kendaraan bermotor per minggu, dan frekuensi
penggunaan kendaraan umum per minggu, semuanya memperlihatkan ada
perbedaan perilaku antara sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM.
2. Secara umum ada perbedaan yang signifikan perilaku penggunaan
kendaraan bermotor antara yang berpenghasilan menengah atas dengan
yang berpenghasilan menengah bawah pada mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, khususnya setelah kenaikan
BBM. Satu-satunya yang tidak menampakkan perbedaan hanyalah yang
berkaitan dengan frekuensi penggunaan kendaraan umum per minggu.
56
B. Saran
1. Mengingat dampak kenaikan BBM sangat mempengaruhi perilaku
penggunaan kendaraan bermotor masyarakat, sebaiknya setiap kebijakan
menaikan harga BBM harus melalui riset sosial yang menyeluruh dan
mempertimbangkan kesejahteraan rakyat.
2. Penelitian ini baru sampai pada mengidentifikasi pengaruh kenaikan BBM
pada perilaku pengguna kendaraan bermotor. Diharapkan penelitian lebih
lanjut bisa memperdalam penelitian yang telah dilakukan.
C. Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini hanya berdasarkan hasil pengolahan kuesioner yang
kesimpulanyan hanya berlaku untuk penelitian ini. Belum tentu bisa
berlaku untuk penelitian lain walaupun sejenis.
2. Penelitian hanya berdasar data kuesioner yang belum tentu diisi secara
jujur oleh responden. Jadi penelitian ini belum tentu mencerminkan
kesuluruhan keadaan yang sesungguhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2002
Gasper, Vincent, Ekonomi Manajerial: Penerapan Konsep-Konsep Ekonomi
Dalam Manajemen Bisnis Total, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996
Kotler, Philip., Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, PT Prenhallindo, Jakarta,
2000 Simamora, Bilson, Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektif Dan
Profitabel, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001 Stanton, William J, Prinsip Pemasaran, Jilid 1, Edisi 7, Erlangga, Jakarta, 1995 Sugiarto, dkk., Ekonomi Mikro (sebuah kajian komprehensif), PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2002 Sugiyono, Dr, Metode Penelitian Administrasi, CV. Alfa Beta, Bandung, 1997 Swasta, Basu dan T. Hani Handoko, Manajemen Pemasaran Analisis Konsumen,
Edisi 7, BPFE, Yogyakarta, 1997 Freund , John E. dan Perles Benjamin M., Statistics ( a first course), Edisi 7,
Prentice-Hall. Inc, New Jersey, 1999
LAMPIRAN
Lampiran I
Kuesioner Penelitian
KUISIONER PENELITIAN
I. Petunjuk
1. Mohon kesediaannya mengisi kuisioner ini, yang datanya akan digunakan
untuk penyusunan skipsi peneliti yang berjudul “ANALISIS PERBEDAAN
PERILAKU PENGGUNA KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP
KONSUMSI BBM ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH KENAIKAN
HARGA BBM” Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan
kondisi yang anda hadapi.
3. Terima kasih atas kesediaannya.
II. Profil Responden
1. Jenis kelamin : A. Laki- laki B. Perempuan
2. Usia : A. < 18 tahun B. 18-21 tahun C. > 21 tahun
3. Angkatan : A. 2002 B. 2003 C. 2004
4. Uang saku/anggaran per bulan
A. < Rp 500.000,- C. Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000,-
B. Rp 500.000 – Rp1.000.000,- D. > Rp 1.500.000,-
III. Perilaku Penggunaan Kendaraan Bermotor
1. Jumlah rata-rata penggunaan bahan bakar (untuk penggunaan kendaraan
bermotor Anda sendiri) per minggu sebelum kenaikan harga BBM:
A. < 5 liter D. 16 – 20 B. 6 – 10 liter E . > 20 liter C. 11 – 15 liter
2. Jumlah rata-rata penggunaan bahan bakar (untuk penggunaan kendaraan
bermotor Anda sendiri) per minggu sesudah kenaikan harga BBM :
A. < 5 liter D. 16 – 20 B. 6 – 10 liter E . > 20 liter C. 11 – 15 liter
3. Sejauh pengalaman Anda, rata-rata penggunaan bahan bakar Anda sesudah
kenaikan BBM dibandingkan sebelum kenaikan BBM:
A. Sesudah kenaikan lebih sedikit dibandingkan sebelum kenaikan BBM.
B. Tetap.
C. Sesudah kenaikan lebih banyak dibandingkan sebelum kenaikan BBM.
4. Jumlah bahan bakar yang dibeli (untuk penggunaan kendaraan bermotor Anda
sendiri) per minggu sebelum kenaikan harga BBM:
A. < 5 liter D. 16 – 20 B. 6 – 10 liter E . > 20 liter C. 11 – 15 liter
5. Jumlah pembelian bahan bakar (untuk penggunaan kendaraan bermotor Anda
sendiri) per minggu setelah kenaikan harga BBM:
A. < 5 liter D. 16 – 20 B. 6 – 10 liter E . > 20 liter C. 11 – 15 liter
6. Sejauh pengalaman Anda, jumlah pembelian bahan bakar Anda sebelum
kenaikan dibandingkan setelah kenaikan BBM:
A. Sesudah kenaikan lebih sedikit dibandingkan sebelum kenaikan BBM.
B. Tetap.
C. Sesudah kenaikan lebih banyak dibandingkan sebelum kenaikan BBM.
7. Seberapa sering Anda melakukan pembelian BBM per minggu sebelum
kenaikan BBM:
A. < 2 kali D. 7 – 8 kali B. 3 – 4 kali E . > 8 kali C. 5 -6 kali
8. Seberapa sering Anda melakukan pembelian BBM per minggu setelah
kenaikan BBM:
A. < 2 kali D. 7 – 8 kali B. 3 – 4 kali E . > 8 kali C. 5 -6 kali
9. Bagaimanakah perbandingan keseringan Anda membeli bahan bakar antara
sebelum dan setelah kenaikan BBM?
A. Sesudah kenaikan lebih sering dibandingkan sebelum kenaikan BBM.
B. Tetap.
C. Sebelum kenaikan lebih sering dibandingkan setelah kenaikan BBM.
10. Jarak rata-rata yang Anda tempuh dengan kendaraan bermotor per minggu
sebelum kenaikan BBM:
A. < 10 km D. 31 – 40 km B. 11 – 20 km E . > 40 km C. 21 – 30 km
11. Jarak rata-rata yang Anda tempuh dengan kendaraan bermotor per minggu
setelah kenaikan BBM:
A. < 10 km D. 31 – 40 km B. 11 – 20 km E . > 40 km C. 21 – 30 km
12. Bagaimanakah perbandingan rata-rata jarak yang Anda tempuh dengan
kendaraan bermotor per minggu antara sebelum dan sesudah kenaikan BBM?
A. Sebelum kenaikan lebih jauh dibandingkan setelah kenaikan BBM.
B. Tetap.
C. Sesudah kenaikan lebih jauh dibandingkan sebelum kenaikan BBM.
13. Jumlah pembelian bahan bakar dalam rupiah per minggu sebelum kenaikan
harga BBM:
A. < Rp 10.000,- D. Rp 31.000 – Rp 40.000,- B. Rp 11.000 – Rp 20.000,- E . > Rp 40.000,- C. Rp 21.000 – Rp 31.000,-
14. Jumlah pembelian bahan bakar dalam rupiah per minggu setelah kenaikan
harga BBM:
A. < Rp 10.000,- D. Rp 31.000 – Rp 40.000,- B. Rp 11.000 – Rp 20.000,- E . > Rp 40.000,- C. Rp 21.000 – Rp 31.000,-
15. Bagaimana perbandingan jumlah pembelian bahan bakar Anda antara sebelum
dan setelah kenaikan BBM?
A. Sebelum kenaikan jumlah pembelian lebih sedikit dibandingkan setelah
kenaikan BBM.
B. Tetap.
C. Sebelum kenaikan jumlah pembelian lebih banyak dibandingkan setelah
kenaikan BBM.
16. Frekuensi penggunaan kendaraan bermotor per minggu sebelum kenaikan
BBM:
A. < 10 kali D. 31 – 40 kali B. 11 – 20 kali E . > 40 kali C. 21 – 30 kali
17. Frekuensi penggunaan kendaraan bermotor per minggu setelah kenaikan
BBM:
A. < 10 kali D. 31 – 40 kali B. 11 – 20 kali E . > 40 kali C. 21 – 30 kali
18. Bagaimana perbandingan frekuensi penggunaan kendaraan bermotor Anda
antara sebelum dan sesudah kenaikan BBM?
A. Sebelum kenaikan lebih tinggi dibandingkan sesudah kenaikan BBM.
B. Tetap.
C. Setelah kenaikan lebih tinggi dibandingkan sebelum kenaikan BBM.
19. Frekuensi penggunaan kendaraan umum (menggunakan angkutan umum atau
ikut/bonceng kendaraan teman) per minggu sebelum kenaikan BBM:
A. < 10 kali D. 31 – 40 kali B. 11 – 20 kali E . > 40 kali C. 21 – 30 kali
20. Frekuensi penggunaan kendaraan umum (menggunakan angkutan umum atau
ikut/bonceng kendaraan teman)per minggu setelah kenaikan BBM:
A. < 10 kali D. 31 – 40 kali B. 11 – 20 kali E . > 40 kali C. 21 – 30 kali
21. Bagaimana perbandingan frekuensi penggunaan kendaraan umum
(menggunakan angkutan umum atau ikut/bonceng kendaraan teman) antara
sebelum dan sesudah kenaikan BBM?
A. Sebelum kenaikan lebih tinggi dibandingkan sesudah kenaikan BBM.
B. Tetap.
C. Setelah kenaikan lebih tinggi dibandingkan sebelum kenaikan BBM.
Lampiran II
Hasil Olah Data Penelitian