Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2020)
ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN
PERUSAHAAN BUMN SEKTOR PENGADAAN LISTRIK,
GAS, UAP/AIR PANAS DAN UDARA DINGIN PERIODE
TAHUN 2014-2018
Nurul Azizah ˡ
Zaidatun Ekastuti²
Jurusan Akuntansi, Fakuktas Ekonomi, Universitas Gunadarma
ABSTRAK
BUMN (Badan Usaha Milik Negara) adalah perusahaan yang didirikan dan dikelola
oleh negara untuk menjalankan kegiatan operasional di sektor industri dan bisnis strategis.
Objek dari penelitian ini adalah penilaian tingkat kesehatan BUMN pada PT Perusahaan
Listrik Negara (Persero) Tbk dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk merupakan
perusahaan BUMN dalam Sektor Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin.
Mengingat pentingnya pengukuran tingkat kesehatan perusahaan, maka Kementerian
BUMN telah mengeluarkan standar untuk menilai kinerja BUMN yaitu berdasarkan Surat
Keputusan Menteri BUMN Nomor:KEP-100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan BUMN.
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari dokumen-dokumen
pada laman masing-masing perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis kuantitatif. Teknik analisis kuantitatif ini akan menggunakan 8 metode indikator
yang terdapat dalam aspek keuangan sesuai dengan Surat Keputusan Menteri BUMN
Nomor : KEP-100/MBU/2002.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
memperoleh total skor dengan kategori AA dan predikat SEHAT. Sedangkan untuk PT
Perusahaan Listrik Negara (Persero) Tbk mendapat kategori A dan predikat SEHAT.
Kata Kunci : Tingkat Kesehatan BUMN, Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-
100/MBU/2020
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2020)
ABSTRACT
BUMN (State-Owned Enterprise) is a company established and managed by the state to
carry out operational activities in the industrial sector and busoness strategy. The object
of this research is the evaluation health level of BUMN in PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero) Tbk and PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk of the BUMN companies in
the Sector Supplying Electricity, Gas, Steam/Hot Water and Cold Weather. Considering
the important of company’s health level, the ministry of BUMN issued a standard to assess
the perfomance of BUMN based on The Minister Of BUMN Decree No : KEP-
100/MBU/2002 about the assessment of health level of BUMN.
The type of data used is secondary data obtained from documents from each
company’s website. The data analysis technique used is quantitative analysis. The
quantitative analysis technique will use 8 indicator methods contained in the financial
aspects according to The Minister Of BUMN Decree No : KEP-100/MBU/2002 about the
assessment of health level of BUMN.
The result showed that PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk get the total score
AA category and HEALTHY predicate. Whereas, for PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero) Tbk got A category and HEALTHY predicate.
Keywords: Health Level of State-Owned Company, Minister of BUMN Decree No : KEP-
100/MBU/2002
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan zaman
modern seperti saat ini, maka tak dapat
dipungkiri lagi bahwa dalam melakukan
kegiatan apapun akan semakin mudah.
Dimana perkembangan teknologi sudah
sedemikian hebat dan berkembang pesat.
Dan di zaman dahulu manusia
menggunakan api sebagai sumber cahaya,
memasak dan menghangatkan diri. Namun
di zaman modern seperti saat ini,
kebutuhan akan media penerangan, media
memasak, dan penghangat badan sudah
berkembang. Energi listrik merupakan
salah satu kebutuhan manusia yang sangat
penting dan tidak dapat dilepaskan dari
keperluan sehari-hari. Manusia hampir
tidak dapat melakukan pekerjaan yang ada
dengan baik ataupun memenuhi
kebutuhannya. Begitu juga dengan gas,
gas bumi merupakan salah satu kebutuhan
manusia yang sangat penting. Hal ini
dikarenakan kebutuhan manusia yang
semakin hari semakin tinggi akan
permintaan gas.
Kebutuhan manusia akan gas bumi memacu
manusia untuk mengembangkan teknologi-
teknologi yang semakin modern untuk
memperoleh kehidupan yang lebih baik.
BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
adalah perusahaan yang didirikan dan
dikelola oleh negara untuk menjalankan
kegiatan operasional di sektor industri dan
bisnis strategis. Pemerintah Indonesia
mendirikan BUMN salah satu tujuan
utamanya, yaitu tujuan yang bersifat
ekonomi. Dalam tujuan yang bersifat
ekonomi, BUMN dimaksudkan untuk
mengelola sektor-sektor bisnis strategis
agar tidak dikuasai pihak-pihak tertentu.
Bidang-bidang usaha yang menyangkut
hidup orang banyak, seperti perusahaan
listrik, minyak dan gas bumi. Dengan
adanya BUMN diharapkan dapat terjadi
peningkatan kesejahteraan masyarakat,
terutama masyarakat yang berada disekitar
lokasi BUMN.
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
disingkat PLN merupakan salah satu Badan
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2020)
Usaha Milik Negara (BUMN) yang
bergerak dalam bidang penyediaan tenaga
listrik yang keberadaannya sangat
dibutuhkan oleh masyarakat. Sebagai
salah satu instrumen dalam pembangunan,
keberadaan BUMN di Indonesia dirasakan
sangat penting, tidak hanya oleh
pemerintah tapi juga oleh masyarakat luas.
Dari sisi pemerintahan BUMN seringkali
digunakan sebagai salah satu instrumen
penting dalam pembangunan ekonomi.
Sementara dari sisi masyarakat, BUMN
merupakan instrumen yang penting
sebagai penyedia layanan yang cepat,
murah, dan efisien. Maka dari itu PT PLN
(Persero) selalu berupaya untuk terus
memperbaharui kinerja dalam
memberikan pelayanan yang semakin
optimal, sehingga citra PT PLN (Persero)
dimata masyarakat akan selalu dinilai baik
dan memberikan pelayanan yang baik
sehingga memuaskan pelanggannya.
Mengingat besarnya peranan PT PLN
untuk negara, PT PLN bertugas
menyediakan tenaga listrik bagi
kepentingan umum. Akibat semua itu, kini
sekitar 200 juta masyarakat Indonesia
dapat menikmati dan menkonsumsi energi
listrik khususnya masyarakat di pulau
Jawa dan Bali, mereka dapat menikmati
listrik hingga 24 jam. PT PLN juga
merupakan perusahaan yang berkontribusi
banyak dalam pembangunan dan
kemajuan negara.
PT Perusahaan Gas Negara (Persero),
Tbk disingkat PGN adalah sebuah BUMN
yang bergerak di bidang transmisi dan
distribusi gas bumi. Yang
menghubungkan pasokan gas bumi
Indonesia dengan konsumen di seluruh
penjuru nusantara. Semula pengusahaan
gas di Indonesia adalah perusahaan gas
swasta Belanda yang bernama I.J.N.
Eindhoven & Co berdiri pada tahun 1859
yang memperkenalkan penggunaan gas
kota di Indonesia yang terbuat dari batu
bara. PT Perusahaan Gas Negara
(Persero), Tbk memperkuat pondasi yang
ada dan bertransformasi dari perusahaan
transmisi dan distribusi gas bumi menjadi
penyedia solusi energi terintegrasi, yang
mendorong pemanfaatan gas bumi untuk
kebutuhan masyarakat dan industri yang
semakin meningkat.
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN)
masih mencatat kinerja keuangan yang
positif. Laba bersih perusahaan hingga
Desember 2018 sebesar Rp 4,34 triliun
Sepanjang tahun 2018, PGN berhasil
membukukan pendapatan sebesar US$ 3,87
miliar atau setara Rp 54,18 triliun yang
meningkat dibandingkan dengan periode
yang sama tahun sebelumnya sebesar US$
3,57 miliar atau setara dengan Rp 49,98
triliun. Pendapatan emiten berkode PGAS
tersebut, terutama diperoleh dari hasil
Penjualan Gas sebesar US$ 2,79 miliar dan
Penjualan Minyak dan Gas sebesar US$ 585
juta. Sedangkan Laba Operasi
Konsolidasian selama tahun 2018 mencapai
US$ 645 juta. Alhasil, PGN mampu
mengoleksi laba bersih sebesar US$ 304,9
juta atau ekuivalen Rp 4,34 triliun.
BUMN sebagai perusahaan milik
Negara juga memerlukan analisis laporan
keuangan untuk mengukur kinerjanya.
Hasil dari pengukuran sangat bermanfaat
bagi masyarakat, yang merupakan tujuan
utama dari pendirian BUMN. Menurut
Undang-Undang RI No. 19 tahun 2003
pasal 2 poin c maksud dan tujuan pendirian
BUMN adalah “menyelenggarakan
kemanfaatan umum berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi
dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup
orang banyak”.
Dalam sistem perekonomian nasional,
BUMN ikut berperan menghasilkan barang
dan/atau jasa yang diperlukan dalam rangka
mewujudkan sebesar-besarnya
kemakmuran masyarakat. BUMN juga
mempunyai peran strategis sebagai
pelaksana pelayanan publik, penyeimbang
kekuatan-kekuatan swasta besar, dan turut
membantu pengembangan usaha
kecil/koperasi. Pelaksanaan peran BUMN
tersebut diwujudkan dalam kegiatan usaha
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2020)
pada hampir seluruh sektor perekonomian,
seperti sektor pertanian, perikanan,
perkebunan, kehutanan, manufaktur,
pertambangan, keuangan, pos dan
telekomunikasi, transportasi, listrik,
industri dan perdagangan, serta
konstruksi. Jika pada perusahaan swasta
lebih sering diajukan pertanyaan
mengenai, “Bagaimana kinerja
perusahaan anda dua tahun yang lalu?”,
sedangkan pada BUMN, pertanyaan yang
sering diajukan adalah “Bagaimana
tingkat kesehatan perusahaan anda dua
tahun yang lalu?”. Perbedaannya terletak
pada kata “Kinerja” dan “Tingkat
Kesehatan” meskipun pada dasarnya
kedua kata tersebut mempunyai tujuan
yang sama yaitu untuk mengetahui
prestasi suatu perusahaan pada periode
tertentu. Perbedaan ini, dikarenakan
adanya keputusan menteri Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang menetapkan
tentang penilaian tingkat kesehatan bukan
tentang penilaian kinerja. Penilaian tingkat
kesehatan Badan Usaha Milik Negara
tertuang dalam SK Menteri BUMN
Nomor : KEP-100/MBU/2002, yang berisi
mengenai tata cara penilaian tingkat
kesehatan BUMN. Sama halnya dengan
perusahaan swasta, dalam penilaian
tingkat kesehatan BUMN juga diperlukan
indikator-indikator yang tepat. Indikator-
indikator tersebut meliputi aspek
keuangan, aspek administrasi dan aspek
operasional. Analisis pada ketiga aspek itu
akan bermanfaat untuk mengetahui tingkat
kesehatan suatu BUMN sehingga dapat
diambil langkah- langkah yang tepat demi
keberlangsungan pada masing-masing
perusahaan perseroan milik Negara.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Badan Usaha Milik Negara
(BUMN)
Dalam pasal 1 Undang-Undang No.19
tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
Negara, BUMN didefinisikan sebagai
badan usaha yang seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh negara
melalui penyertaan secara langsung yang
berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan.
Jenis-Jenis BUMN
Berdasarkan Undang-Undang No.19
tahun 2003 BUMN terdiri dari dua jenis,
yaitu:
1. Perusahaan Perseroan (Persero)
Perusahaan Perseroan (Persero)
adalah BUMN yang berbentuk
Perseroan Terbatas yang modalnya
terbagi dalam saham yang seluruh atau
paling sedikitnya 51% (lima puluh satu
persen) sahamnya dimiliki oleh Negara
Republik Indonesia dengan tujuan
utamanya mengejar keuntungan.
Sementara itu, perusahaan Perseroan
Terbatas yang selanjutnya disebut
Persero Terbuka adalah Persero yang
modal dan jumlah pemegang sahamnya
memenuhi kriteria tertentu atau Persero
yang melakukan penawaran umum
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan di bidang pasar modal.
2. Perusahaan Umum (Perum)
Perusahaan Umum (Perum) adalah
BUMN yang seluruh modalnya dimiliki
negara dan tidak terbagi atas saham.
Perum bertujuan untuk kemanfaatan
umum yaitu berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan
sekaligus mengejar keuntungan
berdasarkan prinsip pengelolaan
perusahaan.
Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN
Penilaian tingkat kesehatan merupakan
salah satu cara yang dapat dilakukan oleh
pihak manajemen untuk mengetahui kinerja
perusahaan. Penilaian tingkat kesehatan
digunakan untuk menilai kinerja
perusahaan pada tiap-tiap bagian yang telah
diberikan wewenang dan tanggungjawab
untuk menentukan perlu tidaknya suatu
kebijakan atau prosedur yang baru untuk
memperbaiki tiap bagian, proses atau
produksi dalam perusahaan tersebut agar
mencapai hasil yang lebih baik pada
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2020)
periode yang akan datang. Penilaian
tingkat kesehatan BUMN tersebut berlaku
bagi seluruh BUMN non jasa keuangan
yang diatur dalam Keputusan Menteri
Badan Usaha Milik Negara Nomor : KEP-
100/MBU/2002. Penilaian tingkat
kesehatan BUMN yang bergerak dibidang
non jasa keuangan dibedakan antara
BUMN yang bergerak dalam bidang
infrastruktur dan BUMN yang bergerak
dalam bidang non infrastruktur.
Sementara itu BUMN jasa keuangan
adalah BUMN yang bergerak dalam
bidang usaha perbankan, asuransi, jasa
pembiayaan dan jasa penjaminan.
Aspek Keuangan
Aspek keuangan yaitu penilaian kinerja
dengan menggunakan analisis rasio
keuangan seperti ditetapkan oleh
Kementerian BUMN. Bobot untuk aspek
keuangan pada BUMN infrastruktur
adalah 50, sedangkan bobot non
infrastruktur 70. Aspek Keuangan :
Terdiri dari Penilaian Imbalan kepada
Pemegang Saham (ROE), Imbalan
Investasi (ROI), Rasio Kas, Rasio Lancar,
Collection Periods, Perputaran
Persediaan, perputaran Total Aset, Rasio
Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva.
METODE PENELITIAN
Objek Peneltian
Objek penelitian ini adalah penilaian
tingkat kesehatan perusahaan BUMN
dalam Sektor Pengadaan Listrik, Gas,
Uap/Air Panas dan Udara Dingin
termasuk dalam kategori BUMN
Infrastruktur yaitu PT Perusahaan Listrik
Negara (Persero) Tbk dan PT Perusahaan
Gas Negara (Persero) Tbk periode tahun
2014-2018.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam
penulisan ini menggunakan data sekunder
merupakan data yang diperoleh dari
mengumpulkan dokumen-dokumen
seperti laporan keuangan perusahaan serta
arsip perusahaan PT Perusahaan Listrik
Negara (Persero) Tbk dan PT Perusahaan
Gas Negara (Persero) Tbk yang diperoleh
dari laman masing-masing perusahaan yaitu
www.pln.co.id dan www.pgn.co.id.
Prosedur Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang sesuai
dengan perumusan masalah, maka
digunakan teknik pengumpulan data sebagai
berikut :
1. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data
yang sudah tersedia dalam bentuk laporan
keuangan yang diperoleh dari website PT
Perusahaan Listrik Negara (Persero) Tbk
www.pln.co.id dan PT Perusahaan Gas
Negara (Persero) Tbk www.pgn.co.id
periode tahun 2014-2018.
2. Penelitian Kepustakaan (Library
Research) yaitu penelitian yang
dilakukan dengan cara mempelajari dan
mengumpulkan bahan - bahan
kepustakaan dan literatur-literatur yang
ada kaitannya dengan penelisan ini
Teknik Analisis
Teknik analisis data yang digunakan
untuk menjawab rumusan masalah yang
telah diuraikan dengan menggunakan teknik
analisis kuantitatif yaitu dengan penyajian
data kuantitatif berupa laporan keuangan
tahunnan selama tahun 2014-2018. Alat
analisa yang digunakan berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik
Negara Nomor : KEP-100/MBU/2002.
Teknik analisis kuantitatif ini akan
menggunakan analisis penilaian tingkat
kesehatan BUMN dengan metode penilaian
8 indikator yang terdapat dalam aspek
keuangan sebagai berikut :
a. Imbalan Kepada Pemegang Saham
(ROE)
ROE = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 X 100%
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2020)
b. Imbalan Investasi (ROI)
ROI = 𝐸𝐵𝐼𝑇+𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛
𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑚𝑝𝑙𝑜𝑦𝑒𝑑 X 100%
c. Rasio Kas
Cash Ratio =
𝐾𝑎𝑠+𝐵𝑎𝑛𝑘+𝑆𝑢𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎
𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 X 100%
d. Rasio Lancar
Current Ratio = 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠 X 100%
e. Collection Periods
CP = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎 X 365 hari
f. Perputaran Persediaan
PP = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎 X 365 hari
g. Perputaran Total Aset
TATO = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑚𝑝𝑙𝑜𝑦𝑒𝑑 X 100%
h. Total Modal Sendiri terhadap Total
Aset
TMS trhdp TA =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 X 100%
Setelah selesai melakukan perhitungan
dari aspek keuangan di atas, kemudian
akan diperoleh skor penilaian dalam
bentuk persentase dimana skor tersebut
akan dibagi dengan total bobot penilaian
tingkat kesehatan Berdasarkan Keputusan
Menteri BUMN Nomor : KEP-
100/MBU/2002 penilaian tingkat
kesehatan dalam tabel berikut :
SEHAT
AAA Total Skor > 95
AA 80 < Total Skor ≤ 95
A 65 < Total Skor ≤ 80
KURANG
SEHAT
BBB 50 < Total Skor ≤ 65
BB 40 < Total Skor ≤ 50
B 30 < Total Skor ≤ 40
TIDAK
SEHAT
CCC 20 < Total Skor ≤ 30
CC 10 < Total Skor ≤ 20
C Total Skor ≤ 10
PEMBAHASAN
1. Imbalan Kepada Pemegang Saham
(ROE)
Tahun
Laba
Setelah
Pajak
(1)
Modal
Sendiri
(2)
ROE
(1):(2)x100% Bobot
2014 11.741.610 164.671.226 7,1 % 7,5
2015 15.585.238 848.219.071 1,8 % 3
2016 10.548.638 880.797.712 1,2 % 3
2017 4.428.117 869.416.604 0,5 % 1,5
2018 11.575.756 927.413.857 1,2 % 3
Berdasarkan tabel diatas, Return On
Equity (ROE) PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero) Tbk tahun 2014 memperoleh
bobot 7,5, tahun 2015-2016 memperoleh
bobot 3, tahun 2017 memperoleh bobot 1,5
dan tahun 2018 memperoleh bobot 3.
Jika dilihat dari pernyataan di atas, ROE
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
Tbk tahun 2014-2018 belum memenuhi
standar penilaian rasio berdasarkan
Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-
100/MBU/2002, karena perusahaan selama
beberapa tahun mengalami kerugian pada
laba setelah pajak yang disebabkan oleh
besarnya beban pajak sehingga tingginya
jumlah modal sendiri dibandingkan laba
menyebabkan posisi para pemilik saham
perusahaan rentan karena turunnya rasio ini
dapat mempengaruhi harga saham
perusahaan.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2020)
Tahun
Laba
Setelah
Pajak
(1)
Modal
Sendiri
(2)
ROE
(1):(2)x100% Bobot
2014 8.793.227 35.560.938 24,7 % 15
2015 5.489.604 41.200.819 13,3 % 13,5
2016 4.171.437 42.854.673 9,7 % 10,5
2017 1.991.685 42.950.025 4,6 % 5
2018 5.311.691 46.641.942 11,4 % 12
Berdasarkan tabel diatas, Return On
Equity (ROE) PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk tahun 2014 memperoleh
bobot 15, tahun 2015 memperoleh bobot
13,5, tahun 2016 memperoleh bobot 10,5,
tahun 2017 memperoleh bobot 5 dan tahun
2018 memperoleh bobot 12
Jika dilihat dari pernyataan di atas,
ROE PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk tahun 2014-2018 dapat dikatakan
cukup memenuhi standar penilaian rasio
berdasarkan Keputusan Menteri BUMN
Nomor: KEP-100/MBU/2002, karena
perusahaan mengalami peningkatan pada
laba setelah pajak diimbangi dengan
kenaikan modal sendiri. Walaupun pada
tahun 2017 mengalami hasil yang rendah
karena laba setelah pajak yang dihasilkan
menurun.
2. Imbalan Investasi (ROI)
Tahun
EBIT+
Penyusutan
(1)
Capital
Employed
(Total Aktiva-
Aktiva Tetap)
(2)
ROI
(1):(2)x
100%
Bobot
2014 69.429.483 101.952.916 68,1 % 10
2015 49.055.876 111.703.522 43,9 % 10
2016 56.325.824 129.046.703 43,6 % 10
2017 54.719.961 130.389.228 43,6 % 10
2018 66.728.783 156.009.512 42,7 % 10
Berdasarkan tabel diatas, Return On
Investment (ROI) PT Perusahaan Listrik
Negara (Persero) Tbk tahun 2014-2018
memperoleh bobot 10.
Jika dilihat dari pernyataan di atas,
ROI PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero) Tbk tahun 2014-2018 telah
memenuhi standar penilaian rasio
berdasarkan Keputusan Menteri BUMN
Nomor : KEP-100/MBU/2002, karena
seimbangnya pendapatan EBIT dengan
jumlah capital employed yang membuat
rasio ROI menunjukkan bahwa efektivitas
perusahaan dalam mengelola investasinya
dalam bentuk aset.
Tahun
EBIT+
Penyusutan
(1)
Capital
Employed
(Total Aktiva-
Aktiva Tetap)
(2)
ROI
(1):(2)
x100%
Bobot
2014 23.101.029 47.783.951 48,3 % 10
2015 23.334.152 62.238.262 37,5 % 10
2016 24.207.311 67.644.646 35,8 % 10
2017 25.894.435 61.815.160 41,9 % 10
2018 40.847.576 73.969.249 55,2 % 10
Berdasarkan tabel diatas, Return On
Investment (ROI) PT Perusahaan Gas
Negara (Persero) Tbk tahun 2014-2018
memperoleh bobot 10.
Jika dilihat dari pernyataan di atas,
ROI PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk tahun 2014-2018 telah memenuhi
standar penilaian rasio berdasarkan
Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-
100/MBU/2002, karena seimbangnya
pendapatan EBIT dengan jumlah capital
employed yang membuat rasio ROI
menunjukkan bahwa efektivitas
perusahaan dalam mengelola investasinya
dalam bentuk aset.
3. Imbalan Investasi (ROI)
Tahun
Kas+Bank
+Surat
Berharga
Jangka
Pendek
(1)
Current
Liabilities
(2)
Rasio
Kas
(1):(2)
x100%
Bobot
2014 27.212.224 87.558.277 31,1 % 2,5
2015 23.716.398 117.004.431 20,2 % 2
2016 42.283.994 121.623.355 34,8 % 2,5
2017 42.578.656 139.074.658 30,6 % 2,5
2018 34.511.446 157.895.954 21,8 % 2
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2020)
Berdasarkan tabel diatas, Rasio Kas PT
Perusahaan Listrik Negara (Persero) Tbk
tahun 2014 memperoleh bobot 2,5, tahun
2015 memperoleh bobot 2, tahun 2016-
2017 memperoleh bobot 2,5 dan tahun
2018 memperoleh bobot 2.
Jika dilihat dari pernyataan di atas,
rasio kas PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero) Tbk cukup baik karena telah
mendekati standar rasio menurut
Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-
100/MBU/2002. Hal ini disebabkan kas
dan efek perusahaan lebih kecil
dibandingkan utang lancar sehingga
rendahnya rasio kas menandakan
perusahaan masih memerlukan waktu
untuk memenuhi kewajibannya.
Tahun
Kas+Bank
+Surat
Berharga
Jangka
Pendek
(1)
Current
Liabilities
(2)
Rasio
Kas
(1):(2)x
100%
Bobot
2014 15.132.299 8.275.402 182,8 % 3
2015 16.358.339 9.095.574 179,8 % 3
2016 18.558.538 11.022.197 168,3 % 3
2017 17.210.022 6.289.191 273,6 % 3
2018 20.085.974 23.373.106 85,9 % 3
Berdasarkan tabel diatas, Rasio Kas PT
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
tahun 2014-2018 memperoleh bobot 3.
Jika dilihat dari pernyataan di atas,
rasio kas PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk telah memenuhi standar
rasio menurut Keputusan Menteri BUMN
Nomor: KEP-100/MBU/2002 sehingga
dapat dikatakan kas dan efek perusahaan
memiliki kemampuan untuk membayar
utang lancar.
4. Rasio Lancar
Tahun
Current
Assets
(1)
Current
Liabilities
(2)
Rasio
Lancar
(1):(2)x
100%
Bobot
2014 85.423.738 87.558.277 97,6 % 1,5
2015 79.344.793 117.004.431 67,8 % 0
2016 100.967.332 121.623.355 83 % 0
2017 93.797.251 139.074.658 67,4 % 0
2018 113.415.251 157.895.954 71,8 % 0
Berdasarkan tabel diatas, Rasio Lancar
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
Tbk tahun 2014 memperoleh bobot 1,5 dan
tahun 2015-2018 memperoleh bobot 0.
Jika dilihat dari pernyataan di atas, rasio
lancar PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero) Tbk tidak baik karena skor
penilaiannya dibawah standar rasio
menurut Keputusan Menteri BUMN
Nomor: KEP-100/MBU/2002. Hal ini
disebabkan karena perusahaan tidak
mampu membayar utang lancarnya karena
nilai aset lancar lebih kecil daripada utang
lancar.
Tahun
Current
Assets
(1)
Current
Liabilities
(2)
Rasio
Lancar
(1):(2)x
100%
Bobot
2014 21.456.655 8.275.402 259,2 % 3
2015 23.478.093 9.095.574 258,1 % 3
2016 28.721.346 11.022.197 260,7 % 3
2017 23.367.063 6.289.191 371,5 % 3
2018 35.508.645 23.373.106 151,9 % 3
Berdasarkan tabel diatas, Rasio Lancar
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
tahun 2014-2018 memperoleh bobot 3.
Jika dilihat dari pernyataan di atas, rasio
lancar PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk telah memenuhi standar
rasio menurut Keputusan Menteri BUMN
Nomor: KEP-100/MBU/2002. Ini
dikarenakan perusahaan memiliki
kemampuan untuk membayar utang
lancar, jumlah aktiva lancar sebanding
dengan jumlah utang lancar yang
dikeluarkan.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2020)
5. Collection Periods
Tahun
Total
Piutang
Usaha
(1)
Total
Pendapatan
Usaha (2)
Collectio
Periods
(1):(2)x365
Bobot
2014 19..494.867 292.721.191 24,3 hari 4
2015 19.834.227 217.346.990 33,3 hari 4
2016 21.710.961 222.821.956 35,6 hari 4
2017 22.455.843 255.295.243 32,1 hari 4
2018 23.802.663 272.897.742 31,8 hari 4
Berdasarkan tabel diatas, Collection
Periods PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero) Tbk tahun 2014-2018
memperoleh bobot 4.
Jika dilihat dari pernyataan di atas,
collection periods PT Perusahaan Listrik
Negara (Persero) Tbk selama tahun 2014-
2018 telah memenuhi standar rasio
menurut Keputusan Menteri BUMN
Nomor: KEP-100/MBU/2002, karena
pendapatan usaha perusahaan meningkat
dan diiringi dengan jumlah piutang usaha
yang tidak terlalu besar menghasilkan rasio
perputaran piutang tinggi yang artinya
menunjukkan kondisi yang baik bagi
perusahaan dalam mengumpulkan piutang
usahanya setelah menjual produk yang
dihasilkan.
Tahun
Total
Piutang
Usaha
(1)
Total
Pendapatan
Usaha (2)
Collectio
Periods
(1):(2)x365
Bobot
2014 3.642.372 40.234.657 33 hari 4
2015 3.906.284 41.827.619 34 hari 4
2016 4.341.504 39.672.339 40 hari 4
2017 4.577.613 40.021.189 41,7 hari 4
2018 7.879.660 56.378.176 51 hari 4
Berdasarkan tabel diatas, Collection
Periods PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk tahun 2014-2018
memperoleh bobot 4.
Jika dilihat dari pernyataan di atas,
collection periods PT Perusahaan Gas
Negara (Persero) Tbk selama tahun 2014-
2018 telah memenuhi standar rasio
menurut Keputusan Menteri BUMN
Nomor: KEP-100/MBU/2002, karena
pendapatan usaha perusahaan meningkat
dan diiringi dengan jumlah piutang usaha
yang tidak terlalu besar menghasilkan
rasio perputaran piutang tinggi yang
artinya menunjukkan kondisi yang baik
bagi perusahaan dalam mengumpulkan
piutang usahanya setelah menjual produk
yang dihasilkan.
6. Perputaran Persediaan
Tahun
Total
Persediaan
(1)
Total
Pendapatan
Usaha (2)
Perputaran
Persediaan
(1):(2)x365
Bobot
2014 11.607.860 292.721.191 14,5 hari 4
2015 11.415.863 217.346.990 19,2 hari 4
2016 11.569.596 222.821.956 19 hari 4
2017 12.828.118 255.295.243 18,3 hari 4
2018 15.506.567 272.897.742 20,7 hari 4
Berdasarkan tabel diatas, Perputaran
Persediaan PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero) Tbk tahun 2014-2018
memperoleh bobot 4.
Jika dilihat dari pernyataan di atas,
perputaran persediaan PT Perusahaan
Listrik Negara (Persero) Tbk selama tahun
2014-2018 secara keseluruhan telah
memenuhi standar rasio menurut
Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-
100/MBU/2002, karena pendapatan
usaha yang terus meningkat dan diimbangi
dengan jumlah persediaan yang tidak
terlalu besar menghasilkan rasio
perputaran persediaan tinggi yang artinya
perusahaan dalam mengelola
persediaannya selama 365 hari berjalan
dengan cukup efiesien karena tingginya
rasio ini menandakan persediaan tidak
menumpuk dan kemudian dapat berputar
menjadi dana kas atau piutang.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2020)
Tahun
Total
Persediaan
(1)
Total
Pendapatan
Usaha (2)
Perputaran
Persediaan
(1):(2)x365
Bobot
2014 774.238 40.234.657 7 hari 4
2015 592.265 41.827.619 5 hari 4
2016 882.634 39.672.339 10,8 hari 4
2017 819.681 40.021.189 7,5 hari 4
2018 1.143.633 56.378.176 7,4 hari 4
Berdasarkan tabel diatas, Perputaran
Persediaan PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk tahun 2014-2018
memperoleh bobot 4.
Jika dilihat dari pernyataan di atas,
perputaran persediaan PT Perusahaan Gas
Negara (Persero) Tbk selama tahun 2014-
2018 secara keseluruhan telah memenuhi
standar rasio menurut Keputusan Menteri
BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002,
karena pendapatan usaha yang terus
meningkat dan diimbangi dengan jumlah
persediaan yang tidak terlalu besar
menghasilkan rasio perputaran persediaan
tinggi yang artinya perusahaan dalam
mengelola persediaannya selama 365 hari
berjalan dengan cukup efiesien karena
tingginya rasio ini menandakan persediaan
tidak menumpuk dan kemudian dapat
berputar menjadi dana kas atau piutang.
7. Perputaran Total Aset
Tahun
Total
Pendapatan
(1)
Capital
Employed
(Total
Aktiva-
Aktiva
Tetap)
(2)
TATO
(1):(2)x
100%
Bobot
2014 292.721.191 101.952.916 287,1 % 4
2015 217.346.990 111.703.522 194,5 % 4
2016 222.821.956 129.046.703 172,6 % 4
2017 255.295.243 130.389.228 195,8 % 4
2018 272.897.742 156.009.512 174,9 % 4
Berdasarkan tabel diatas, Perputaran
Total Aset PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero) Tbk tahun 2014-2018
memperoleh bobot 4.
Jika dilihat dari pernyataan di atas,
TATO PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero) Tbk selama tahun 2014-2018
telah memenuhi standar rasio menurut
Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-
100/MBU/2002, karena kenaikan rasio
ini disebabkan oleh peningkatan total
aktiva dalam capital employed yang
diimbangi dengan meningkatnya
pendapatan sehingga perusahaan cukup
mampu memaksimalkan aktiva yang
dimiliki guna untuk menghasilkan
pendapatan.
Tahun
Total
Pendapatan
(1)
Capital
Employed
(Total
Aktiva-
Aktiva
Tetap)
(2)
TATO
(1):(2)x1
00%
Bobot
2014 40.234.657 47.783.951 84,2 % 2,5
2015 41.827.619 62.238.262 67,2 % 2
2016 39.672.339 67.644.646 58,6 % 1,5
2017 40.021.189 61.815.160 64,7 % 2
2018 56.378.176 73.969.249 76,2 % 2,5
Berdasarkan tabel diatas, Perputaran
Total Aset PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk tahun 2014 memperoleh
bobot 2,5, tahun 2015 memperoleh bobot
2, tahun 2016 memperoleh bobot 1,5,
tahun 2017 memperoleh bobot 2, dan
tahun 2018 memperoleh bobot 4.
Jika dilihat dari pernyataan di atas,
TATO PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk selama tahun 2014-2018
belum memenuhi standar rasio menurut
Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-
100/MBU/2002, penurunan tersebut
disebabkan oleh jumlah total aktiva dalam
capital employed tidak cukup mampu
memaksimalkan aktiva yang dimiliki guna
untuk menghasilkan pendapatan.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2020)
8. Total Modal Sendiri terhadap
Total Aset
Tahun
Total
Modal
Sendiri
(1)
Total Aset
(2)
TMS
terhadap TA
(1):(2)x100%
Bobot
2014 164.671.226 603.659.191 27,3 % 4
2015 848.219.071 1.227.355.512 69,1 % 4,5
2016 880.797.712 1.274.576.230 69,1 % 4,5
2017 869.416.604 1.334.957.657 65,1 % 4,5
2018 927.413.857 1.492.487.745 62,1 % 4,5
Berdasarkan tabel diatas, Total Modal
Sendiri terhadap Total Aset PT Perusahaan
Listrik Negara (Persero) Tbk tahun 2014
memperoleh bobot 4 dan tahun 2015-2018
memperoleh bobot 4,5.
Jika dilihat dari pernyataan di atas, rasio
total modal sendiri terhadap total aset pada
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
Tbk secara keseluruhan dapat dikatakan
telah memenuhi standar penilaian rasio
menurut Keputusan Menteri BUMN
Nomor: KEP-100/MBU/2002, karena
perusahaan telah seminim mungkin
menggunakan modal pinjaman seperti
biaya-biaya atau bunga yang digunakan
untuk membiayai aktiva, sehingga
perusahaan tidak terlalu banyak
mengeluarkan modalnya untuk
menanggung biaya-biaya yang digunakan
dalam mendanai aktiva perusahaannya.
Tahun
Total
Modal
Sendiri
(1)
Total Aset
(2)
TMS
terhadap TA
(1):(2)x100%
Bobot
2014 35.560.938 70.362.887 50,5 % 5
2015 41.200.819 88.527.153 46,5 % 5,5
2016 42.854.673 92.384.080 46,4 % 5,5
2017 42.950.025 84.812.499 50,6 % 5
2018 46.641.942 115.651.392 40,3 % 5,5
Berdasarkan tabel diatas, Total Modal
Sendiri terhadap Total Aset PT Perusahaan
Gas Negara (Persero) Tbk tahun 2014
memperoleh bobot 5, tahun 2015-2016
memperoleh bobot 5,5, tahun 2017
memperoleh bobot 5, dan tahun 2018
memperoleh bobot 5,5.
Jika dilihat dari pernyataan di atas, rasio
total modal sendiri terhadap total aset pada
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
secara keseluruhan dapat dikatakan telah
memenuhi standar penilaian rasio menurut
Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-
100/MBU/2002, karena perusahaan telah
seminim mungkin menggunakan modal
pinjaman seperti biaya-biaya atau bunga
yang digunakan untuk membiayai aktiva,
sehingga perusahaan tidak terlalu banyak
mengeluarkan modalnya untuk
menanggung biaya-biaya yang digunakan
dalam mendanai aktiva perusahaannya.
Hasil Perhitungan Akumulasi 8
Indikator Aspek Keuangan dalam
Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN
Periode Tahun 2014-2018
No Indikator Akumulasi Bobot
2014 2015 2016 2017 2018
1 Imbalan Kepada
Pemegang
Saham (ROE)
7,5 3 3 1,5 3
2 Imbalan
Investasi (ROI) 10 10 10 10 10
3 Rasio Kas/Cash
Ratio 2,5 2 2,5 2,5 2
4 Rasio
Lancar/Current
Ratio
1,5 0 0 0 0
5 Collection
Periods 4 4 4 4 4
6 Perputaran
Persediaan 4 4 4 4 4
7 Perputaran
Total Aset
(TATO)
4 4 4 4 4
8 Rasio Total
Modal Sendiri
terhadap Total
Aset (TMS
terhadap TA)
4 4,5 4,5 4,5 4,5
Total Skor 37,5 31,5 32 30,5 31,5
Penilaian aspek keuangan PT
Perusahaan Listrik Negara tahun 2014-
2018 menunjukkan kenaikan total skor
yang baik pada tahun 2014 yaitu sebesar
37,5. Namun pada tahun 2015-2018 total
skor semakin menurun, ini disebabkan
terdapat beberapa rasio yang mendapatkan
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2020)
penilaian rendah diantaranya adalah ROE
dan Rasio Lancar. Penurunan ROE yang
disebabkan oleh kas dan efek perusahaan
lebih kecil dibandingkan utang lancar
sehingga rendahnya rasio kas menandakan
perusahaan masih memerlukan waktu
untuk memenuhi kewajibannya.
Sedangkan penurunan rasio lancar
disebabkan karena perusahaan tidak
mampu membayar utang lancarnya karena
nilai aset lancar lebih kecil daripada utang
lancar.
No Indikator Akumulasi Bobot
2014 2015 2016 2017 2018
1 Imbalan Kepada
Pemegang
Saham (ROE)
15 13,5 10,5 5 12
2 Imbalan
Investasi (ROI) 10 10 10 10 10
3 Rasio Kas/Cash
Ratio 3 3 3 3 3
4 Rasio
Lancar/Current
Ratio
3 3 3 3 3
5 Collection
Periods 4 4 4 4 4
6 Perputaran
Persediaan 4 4 4 4 4
7 Perputaran
Total Aset
(TATO)
2,5 2 1,5 2 2,5
8 Rasio Total
Modal Sendiri
terhadap Total
Aset (TMS
terhadap TA)
5 5,5 5,5 5 5,5
Total Akumulasi 46,5 45 41,5 36 44
Penilaian aspek keuangan PT
Perusahaan Gas Negara tahun 2014-2018
menunjukkan kenaikan total skor yang baik
pada tahun 2014-2017 yaitu sebesar 46,5,
45, dan 41,5. Namun pada tahun 2017 total
skor mengalami penurunan, ini disebabkan
terdapat satu rasio yang mendapatkan
penilaian rendah yaitu TATO sebesar 36.
Penurunan TATO disebabkan oleh jumlah
total aktiva dalam capital employed tidak
cukup mampu memaksimalkan aktiva yang
dimiliki guna untuk menghasilkan
pendapatan. Walaupun begitu, pada tahun
2018 perusahaan mengalami peningkatan.
Hasil Penilaian Tingkat Kesehatan
BUMN Periode Tahun 2014-2018
Tahun
Total
Akum
ulasi
Bobot
Standar
Bobot
Total
Skor Nilai Kategori Predikat
2014 37,5 50 75 65<TS<=80 A SEHAT
2015 31,5 50 63 50<TS<=65 BBB KURANG
SEHAT
2016 32 50 64 50<TS<=65 BBB KURANG
SEHAT
2017 30,5 50 61 50<TS<=65 BBB KURANG
SEHAT
2018 31,5 50 63 50<TS<=65 BBB KURANG
SEHAT
Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan, hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa tingkat kesehatan
kinerja keuangan PT Perusahaan Listrik
Negara (Persero) Tbk periode 2014-2018
berdasarkan Keputusan Menteri BUMN
Nomor : KEP-100/MBU/2002 pada tahun
2014 PT Perusahaan Listrik Negara
memperoleh kategori A dengan predikat
SEHAT.
Pada tahun 2015-2018 PT Perusahaan
Listrik Negara (Persero) Tbk memperoleh
kategori BBB dengan predikat KURANG
SEHAT. Faktor yang menyebabkan PT
Perusahaan Listrik Negara memperoleh
kategori BBB dan preedikat KURANG
SEHAT disebabkan oleh empat indikator
yang mengalami penurunan yaitu Imbalan
Kepada Pemegang Saham (ROE), Rasio
Kas, Rasio Lancar, dan Total Modal
Sendiri terhadap Total Aset.
Penurunan pada Imbalan Kepada
Pemegang Sahan disebabkan karena
perusahaan selama beberapa tahun
mengalami kerugian pada laba setelah
pajak yang disebabkan oleh besarnya
beban pajak sehingga jumlah modal
sendiri lebih tinggi dibandingkan laba
setelah pajak menyebabkan posisi para
pemilik saham perusahaan rentan karena
turunnya rasio ini dapat mempengaruhi
harga saham perusahaan.
Penurunan Rasio Kas disebabkan oleh
kas dan efek perusahaan lebih kecil
dibandingkan utang lancar sehingga
rendahnya rasio kas menandakan bahwa
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2020)
perusahaan masih memerlukan waktu untuk
memenuhi kewajibannya.
Penurunan pada Rasio Lancar
disebabkan oleh perusahaan tidak mampu
membayar utang lancarnya karena nilai aset
lancar perusahaan lebih kecil daripada utang
lancar yang diperoleh.
Penurunan pada Total Modal Sendiri
terhadap Total Aset dapat dibilang cukup
baik karena perusahaan telah seminim
mungkin menggunakan modal pinjaman
seperti biaya-biaya atau bunga yang
digunakan untuk membiayai aktiva,
sehingga perusahaan tidak terlalu banyak
mengeluarkan modalnya untuk
menanggung biaya-biaya yang digunakan
dalam mendanai aktiva perusahaannya.
Upaya yang dilakukan pemerintah
adalah dengan memberikan suntikan dana
kepada PT Perusahaan Listrik Negara di
tahun 2016 sebesar Rp 8 Triliun. Lalu
kembali menerima suntikan dana pada tahun
2018 sebesar Rp 10 Triliun, walaupun di
tahun 2017 PT Perusahaan Listrik Negara
tidak mendapatkan suntikan dana.
Tahun
Total
Akum
ulasi
Bobot
Standar
Bobot
Total
Skor Nilai
Kateg
ori Predikat
2014 46,5 50 93 80<TS<=95 AA SEHAT
2015 45 50 90 80<TS<=95 AA SEHAT
2016 41,5 50 83 80<TS<=95 AA SEHAT
2017 36 50 72 65<TS<=80 A SEHAT
2018 44 50 88 80<TS<=95 AA SEHAT
Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan, hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa tingkat kesehatan
kinerja keuangan PT Perusahaan Gas
Negara (Persero) Tbk periode 2014-2018
berdasarkan Keputusan Menteri BUMN
Nomor : KEP-100/MBU/2002 pada tahun
2014-2016 PT Perusahaan Listrik Gas
memperoleh kategori AA dengan predikat
SEHAT. Pada tahun 2017 PT Perusahaan
Gas Negara (Persero) Tbk memperoleh
kategori A dengan predikat SEHAT. Dan
pada tahun 2018 PT Perusahaan Gas
Negara kembali memperoleh kategori AA
dengan predikat SEHAT.
KESIMPULAN
Berdasarkan rumusan masalah, hasil
penelitian, dan pembahasan yang telah
dilakukan dalam rangka menganalisis
penilaian tingkat kesehatan perusahaan
BUMN sesuai dengan Surat Keputusan
Menteri Badan Usaha Milik Negara
Nomor : KEP-100/MBU/2002 yang
mempunyai 8 indikator dalam aspek
keuangan, maka terdapat beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil penilaian tingkat kesehatan
BUMN pada PT Perusahaan Listrik
Negara (Persero) Tbk periode tahun
2014-2018 menunjukan bahwa di
tahun 2014 perusahaan memperoleh
kategori A dengan predikat SEHAT,
walaupun di tahun 2015-2018
perusahaan memperoleh kategori
BBB dengan predikat KURANG
SEHAT.
2. Hasil penilaian tingkat kesehatan
BUMN pada PT Perusahaan Gas
Negara (Persero) Tbk periode 2014-
2018 menunjukan bahwa di tahun
2014-2018 perusahaan memperoleh
kategori AA dengan predikat
SEHAT, walaupun di tahun 2017
perusahaan perusahaan memperoleh
kategori A dengan predikat SEHA
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2020)
DAFTAR PUSTAKA
Aditya Himawan. 2017. Penjualan Listrik
Tahun Lalu Naik Rp 4,3 Triliun.
https://www.suara.com/bisnis/2017/04/
06/134808/penjualan-listrik-pln-tahun-
lalu-naik-rp43-triliun. Diakses pada 14
Maret 2020.
Agung Prajanto. 2019. Analisis Tingkat
Kesehatan BUMN Sebagai Dampak
Kebijakan Akuntansi ISAK 8 (Studi
Kasus PT PLN (Persero) Tbk Tahun
2012-2017). Accounting Global Journal
P ISSN 2622-7177, E ISSN 2623-1778
Vol. 3, No. 1 April 2019 : 1-14.
Semarang.
AH. 2015. 2014, Pendapatan Usaha PLN
Capai Rp 292,7 T.
https://investor.id/archive/2014-
pendapatan-usaha-pln-capai-rp-2927-t.
Diakses pada 14 Maret 2020.
A, Lasmana, dan W, Wijayanti. 2016.
Analisis Kinerja Keuangan Dalam
Menilai Tingkat Kesehatan Aspek
Keuangan Pada PT Garuda Indonesia
Tbk Periode 2011-2015 Berdasarkan
Surat Keputusan Menteri BUMN
Nomor : KEP-100/MBU/2002. Jurnal
AKUNIDA ISSN 2442-3033 Volume 2
Nomor 2, Desember 2016. Bogor.
Arikunto Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : PT Bina Aksara.
Asriani. 2015. Analisis Tingkat Kesehatan
Keuangan Perusahaan Pada PT.
Semen Indonesia (Persero) Tbk.
Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Universitas Negeri Islam (UIN)
Allaudin : Makassar.
Astuti Dewi. 2004. Manajemen Keuangan
Perusahaan. Jakarta : Ghalia
Indonesia.
Danang Sugianto. 2019. Laba Bersih
PGAS Tembus Rp 4 T Sepanjang
2018. https://finance.detik.com/bursa-
dan-valas/d-4449183/laba-bersih-
pgas-tembus-rp-4-t-sepanjang-2018.
Diakses pada 14 Maret 2020.
Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman
Praktis Memahami Laporan
Keuangan. Yogyakarta : CV.
Data Laporan Keuangan PT Perusahaan
Gas Negara (Persero) Tbk. Diakses
pada tanggal 01 Maret 2020 melalui
website www.pgn.co.id
Data Laporan Keuangan PT Perusahaan
Listrik Negara (Persero) Tbk. Diakses
pada tanggal 30 Maret 2020 melalui
website www.pln.co.id
Dewi Melati Putri, Dwiatmanto, dan Devi
Farah Azizah. 2016. Analisis Tingkat
Kesehatan Perusahaan Berdasarkan
Keputusan Menteri BUMN Nomor :
KEP-100/MBU/2002 (Studi Kasus
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2020)
Pada Pabrik Gula Djatiroto Lumajang
Periode 2012-2014). Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 33 No.
1 April 2016. Malang.
Dwi Prastowo, dan Rifka Juliaty. 2002.
Analisis Laporan Keuangan Konsep
dan Aplikasi. Yogyakarta : Unit
Penerbit & Percetakan AMP YKPN.
Fandy Giyono Saputro. 2014. Analisis
Kinerja Keuangan Perusahaan BUMN
Bidang Konstruksi Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2010-
2013. Skripsi. Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta :
Yogyakarta.
Fifi Ergiyanti, Suharno, dan Bambang
Widarno. 2017. Analisis Laporan
Keuangan Untuk Menilai Kinerja
Keuangan Pada PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk Tahun 2014-2015
Berdasarkan Keputusan Menteri
BUMN Nomor :KEP-100/MBU/2002
Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan
Badan Usaha Milik Negara. Jurnal
Akuntansi dan Sistem Teknologi
Informasi Vol. 13 No 3 September 2017
: 424 – 431. Surakarta.
Lily Karlina Nasution, dan Sri Novita Sari.
2016. Penilaian Tingkat Kesehatan
BUMN Pada PT. Waskita Karya
(Persero) Tbk. Jurnal Bisnis
Administrasi Volume 05, Nomor 01,
2016, 50-68. Medan.
Michael Agustinus. 2016. PLN Cetak
Laba
Rp 15,6 Triliun di 2015, Naik 33%.
https://finance.detik.com/energi/d-
3245213/pln-cetak-laba-rp-156-
triliun-di-2015-naik-33. Diakses pada
14 Maret 2020.
Nainggolan Pahala. 2003. Cara Mudah
Memahami Akuntansi. Jakarta :
Penerbit PPM.
Puja Rahayu. 2018. Penilaian Tingkat
Kesehatan BUMN PT. Indofarma
(Persero) Tbk dan PT. Kimia Farma
(Persero) Tbk. Skripsi. Depok :
Universitas Gunadarna.
Rangga Prakoso. 2017. PLN Sebut
Penjualan Listrik Naik 3,1 Persen.
https://www.beritasatu.com/ekonomi/
457930-pln-sebut-penjualan-listrik-
naik-31-persen. Diakses pada 14
Maret 2020.
Renji Ananda Putri, Rita Martini, Rosy
Armaini, dan Riza Wahyudi. 2018.
Tingkat Kesehatan Keuangan PT
Indofarma (Persero) Tbk. Jurnal
ACSY Politeknik Sekayu Vol VII, No
2, Juli -Desember 2018. Palembang.
Republik Indonesia. 2002. KEP-
100/MBU/2002 tentang Penilaian
Tingkat Kesehatan Badan Usaha
Milik Negara. Kementerian BUMN.
Jakarta.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi – Universitas Gunadarma (2020)
Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang
No 19 Tahun 2003 tentang Badan
Usaha Milik Negara. Sekretariat
Negara. Jakarta.
Soemarso. 2005. Akuntansi Suatu
Pengantar. Edisi Revisi. Jakarta :
Salemba Empat.
Struktur Organisasi PT Perusahaan Gas
Negara (Persero) Tbk. Diakses pada
tanggal 01 Maret 2020 melalui website
www.pgn.co.id
Struktur Organisasi PT Perusahaan Listrik
Negara (Persero) Tbk. Diakses pada
tanggal 30 Maret 2020 melalui website
www.pln.co.id
Supardi. 2005. Metode Penelitian Ekonomi
dan Bisnis. Yogyakarta : UII Press.
Suwatno dan Priansa, D. 2011. Manajemen
SDM dalam Organisasi Publik dan
Bisnis. Bandung : Alfabeta.
Suyadi Prawirosentono. 2008.
Manajemen Sumber Daya Manusia
Kebijakan Kinerja Karyawan.
Yogyakarta : BPFE.
Wicak Lingga Bahara, Muhammad Saifi,
dan Zahro Z.A. Analisis Tingkat
Kesehatan Perusahaan Dari Aspek
Keuangan Berdasarkan Surat
Keputusan Menteri BUMN Nomor:
KEP-100/MBU/2002 (Studi Kasus
Pada PT ADHI KARYA (Persero)
Tbk Periode 2012-2014). Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 26
No. 1 september 2015. Malang.
Wirawan. 2011. Evaluasi Teori Model
Standar Aplikasi dan Profesi. Jakarta
: Salemba Empat.