ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO DAN DER TERHADAP
ROI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB – SEKTOR MAKANAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2017 - 2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Persyaratan untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jenjang Pendidikan Strata Satu
Jurusan Manajemen
Diajukan oleh :
NAMA : NADIAH SIANTURI
NPM : 2017204223
NIK : 1276035603000001
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MULIA PRATAMA
BEKASI
2021
i
i
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
MULIA PRATAMA-BEKASI
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI
NAMA : NADIAH SIANTURI
NPM : 2017204223
JURUSAN : MANAJEMEN KEUANGAN
JENJANG PENDIDIKAN : STRATA SATU (S1)
JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO
DAN DER TERHADAP ROI PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB
SEKTOR MAKANAN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2017 -
2019
Bekasi,
Disetujui dan diterima oleh,
Pembimbing Teknis Pembimbing Materi
H.Slamet, S.H., M.M Yuslinda Nasution, S.E., M.M
Ketua STIE Mulia Pratama, Ketua Jurusan
Dr.Rakhmat, S.E., M.S.E Ir.Hj. Reni Yesi S., M.M.
ii
ii
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
MULIA PRATAMA-BEKASI
TANDA LULUS MEMPERTAHANKAN SKRIPSI
NAMA : NADIAH SIANTURI
NPM : 2017204223
JURUSAN : MANAJEMEN KEUANGAN
JENJANG PENDIDIKAN : STRATA SATU (S1)
JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PENGARUH CURRENT RATIO
DAN DER TERHADAP ROI PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB
SEKTOR MAKANAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE
2017 - 2019
Bekasi, Juni 2021
1. Ketua Penguji ...............................................
2. Sekretaris Penguji ...............................................
3. Anggota Penguji ...............................................
iii
iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan YME, yang telah
mencurahkan berkat dan rahmat yang berlimpah sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh current ratio (CR) dan
debt to equity rasio (DER) terhadap return on investment (ROI) Pada perusahaan
manufaktur sub-sektor makanan yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode
2017 – 2019.
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi jurusan
manajemen pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mulia Pratama di Bekasi.
Pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan penghargaan,
Rasa Hormat dan Terima Kasih sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak H Broto Sunaryo Selaku Ketua Yayasan Pencerdasan Bangsa
2. Bapak Dr. Rakhmat, S.E., M.S.E. Selaku Ketua STIE Mulia Pratama
3. Bapak Hartadi, S.E., M.AK. Selaku Wakil Ketua I STIE Mulia Pratama
Bidang Akademik
4. Ibu Hj. Budi Rachmawati S.Pd., M.Pd. Sebagai Ketua Wakil II STIE Mulia
Pratama Bidang Administrasi dan Keuangan
5. Bapak Yohanes Sugiyanta, S.E., M.M. Sebagai Wakil III STIE Mulia Pratama
Bidang Kemahasiswaaan
6. Ibu Ir. Hj. Reni Yesi S., M.M. Selaku Ketua Jurusan Manajemen STIE Mulia
Pratama
iv
iv
7. Ibu Yuslinda Nasution, S.E., M.M Selaku Pembimbing Materi yang dengan
sabar telah memberikan segala arahan, kritik, dan saran – saran serta telah
meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan penulis sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan
8. Bapak H.Slamet, S.H., M.H. Selaku Pembimbing Teknis yang dengan sabar
telah memberikan segala arahan, kritik, dan saran-saran serta telah
meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan penulis sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan
9. Seluruh Dosen dan Staff Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mulia Pratama yang
telah memberikan pengajaran, pengarahan dan kemudahan kepada penulis
selama kuliah
10. Kedua Orang Tuaku, yang mengajarkan tentang pentingnya menjadi orang
mandiri dan mau terus belajar tanpa mengenal lelah. Juga kakak, abang, dan
adikku yang selalu memberikan support serta doa – doa kalian
11. Adikku Josua Sianturi, yang memberikan dukungan lewat bantuan yang
diberikan, menemaniku dalam proses pengerjaan skripsi
12. Tanteku Wiwin Magdalena Sihite dan pamanku Taufik Sianturi telah merawat
aku selama aku tinggal dengan mereka, yang mengajarkanku bayak hal
melalui pengalaman-pengalaman mereka. Yang juga menanggung segala
biaya dan kebutuhanku selama kuliah, memberikan dukungan, semangat, serta
doa yang terbaik kepada penulis
13. Semua sahabat – sahabat STIE Mulia Pratama yang tidak dapat disebutkan
satu persatu. Bagiku, kalian adalah tempat saluran berkat
v
v
14. Kakak alumniku Devi, yang memberikan dukungan lewat bantuan yang
diberikan, menemaniku dalam proses pengerjaan skripsi
Semoga Tuhan YME membalas segala kebaikan dan memberikan berkatNya
kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian
skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun,
sebagai bahan perbaikan untuk kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bekasi, 22 Mei 2021
Penulis
Nadiah Sianturi
vi
vi
ABSTRAK
Nadiah Sianturi
Di duga current ratio (CR) berpengaruh positif dan signifikan secara parsial
terhadap return on investment (ROI). Dengan berdasarkan latar belakang
permasalahan dalam penelitian ini dapat di rumuskan apakah current ratio (CR)
berpengaruh terhadap return on investment (ROI) secara parsial pada perusahaan
makanan yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) periode 2017-2019. Dan
apakah debt to equit ratio (DER) berpengaruh terhadap return on investment
(ROI) secara parsial pada perusahaan makanan yang terdaftar di bursa efek
indonesia (BEI), juga apakah current ratio (CR) dan debt to equity (DER)
berpengaruh terhadap return on investment (ROI) secara simultan pada
perusahaan makanan yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI).
Penelitian in bertujuan untuk mengetahui pengaruh current ratio (CR) dan
debt to equity (DER) terhadap return of investment (ROI). Penelitian ini
merupakan data kuantitatif dengan jenis penelititan eksplanatori yang menjelaskan
hubungan atau pengaruh antar veriabel. Pengambilan sample menggunakan
purposive sampling.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan
keuangan tahunan perusahaan makanan dari bursa efek indonesia (BEI) periode
2017-2019. Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah regresi
berganda. Variabel independen dalam penelitian adalah CR dan DER. Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah return on investment (ROI). Penelitian ini
menggunakan uji parsial yang menunjukkan hasi bahwa current ratio (CR) tidak
mempunyai pengaruh signifikan dengan arah positif terhadap return on investment
(ROI). Sedangkan debt to equity (DER) mempunyai pengaruh signifikan dengan
arah negatif terhadap return in investment (ROI).
Dari hasil penelitian pada PT Indofood Sukses Makmu Tbk, PT Wahana
Interfood Nusantara Tbl, PT Arita Prima Indonesia Tbk, current ratio (CR) tidak
berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap return on investment (ROI)
pada studi kasus perusahaan makanan dengan nilai signifikan sebesar 15,24%.
Sedangkan debt to equity ratio (DER) mempunyai pengaruh signifikan dengan
arah negatif terhadap return on investment (ROI) pada studi kasus perusahaan
makanan dengan nilai signifikan sebesar 13,08%
Adapun manfaat dari penelitian ini untuk memberikan sumbangan pikiran
terhadap pengembangan ilmu pengetahuan ekonomi mengenai pengaruh current
ratio (CR) dan debt to equity ratio (DER) terhadap return on investment (ROI)
perusahaan makanan di bursa efek indonesia (BEI) dan dapat digunakan sebagai
dasar perluasan penelitian terutama yang berhubungan dengan kinerja keuangan
yang dikaitkan dengan perusahaan-perusahaan yang go public pada penelitian
selanjutnya.
Kata kunci : current ratio (CR) , debt to equit ratio (DER), return on investment (ROI).
vii
vii
ABSTRACK
Nadiah Sianturi
It is suspected that the Current Ratio has a positive and partially significant
effect on ROI. Based on the background of the problems in this study, it can be
formulated whether the current Ratio partially affects the Roi of food companies
listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2017-2019.
And whether the debt to equity Ratio partially affects the Roi of food
companies listed on the Stock Exchange. Indonesia Stock, also whether the
Current Ratio and Debt to Equity Ratio affect the Roi simultaneously on food
companies listed on the Indonesia Stock Exchange.
This study uses secondary data obtained from the annual financial statements
of Food companies from the IDX for the period 2017-2019. The data analysis
used in this study is multiple regression. The independent variables in the study
were CR and DER. The dependent variable in this study is ROI. This study uses a
partial test which shows the results that the Current Ratio (CR) has no significant
effect in a positive direction on ROI. Meanwhile, Debt to Equity (DER) has a
significant negative effect on ROI.
From the results of research at PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Wahana
Interfood Nusantara Tbk PT Arita Prima Indonesia Tbk, the Current Ratio has no
significant effect with a positive direction on Roi in the case study of food
companies with a significance value of 15.244%.
While the Debt to Equity Ratio (DER) has a significant effect in a negative
direction on Roi in the case study of Food companies with a significance value of
13.08%.
The benefits of this research are to contribute ideas to the development of
economic science regarding the effect of the current ratio and debt to equity ratio
on the return on investment of food companies on the Indonesia Stock Exchange
and can be used as a basis for expanding research, especially those related to
financial performance associated with companies-companies that go public in
further research.
Key word : current ratio (CR), debt to equit ratio (DER), return of investment (ROI).
viii
viii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ...................................................................... i
TANDA LULUS MEMPERTAHANKAN SKRIPSI ............................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACK ........................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
BAB I ..................................................................... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Pokok Masalah ......................................................................................... 8
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................... 8
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 9
1.4.1 Tujuan Penelitian .............................................................................. 9
1.4.2 Manfaat Penelitian ............................................................................ 9
BAB II .................................................................. Error! Bookmark not defined.1
2.1 Landasan Teori ....................................................................................... 11
2.1.2 Definisi Rasio Keuangan ...................................................................... 11
ix
ix
2.2 Peneliti Terdahulu .................................................................................. 21
2.3 Hipotesis Penelitian ................................................................................ 23
BAB III ................................................................................................................. 24
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................................ 24
3.1.1 Variabel Penelitian .......................................................................... 24
3.1.2 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel .................... 26
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 27
3.3 Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 28
3.4 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 29
3.5 Metode Analisis Data ............................................................................. 29
3.5.1 Statistik Deskriptif .......................................................................... 29
3.5.2 Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 30
3.5.3 Analisis Regresi Linear Sederhana ................................................. 34
3.5.4 Analisis Regresi Linear Berganda ................................................... 35
3.5.5 Uji Signifikansi ............................................................................... 36
BAB IV ................................................................................................................. 40
4.1 Gambaran Umum ................................................................................... 40
4.1.1 Gambaran Umum Analisa Kuantitatif ............................................ 41
4.2 Analisa Data dan Pembahasan ............................................................... 43
4.2.1 Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................. 79
x
x
4.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................. 81
4.2.3 Hasil Uji Regresi Analysis Linier Berganda ................................... 83
4.3 Hasil dan Pembahasan ............................................................................ 90
BAB V ................................................................................................................... 93
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 93
5.2 Saran ....................................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 95
xi
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Pendapatan Return on Investment Perusahaan Makanan di Bursa
Efek Indonesia tahun 2017 - 2019 .......................................................................... 3
Tabel 1.2 Data Perkembangan Debt to Equity Ratio Perusahaan Makanan ........... 5
Tabel 1.3 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 6
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel .......................... 26
Tabel 4.1 Data Laporan Kinerja Keuangan pada PT Indofood Sukses Makmur
Tbk Periode 2017 – 2018 ...................................................................................... 43
Tabel 4.2 Data Laporan Posisi Keuangan pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Periode 2017 – 2018 ............................................................................................. 45
Tabel 4.3 Data Laporan Keuangan pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Periode 2017 – 2018 ............................................................................................. 47
Tabel 4.4 Data Laporan Kinerja Keuangan pada PT Indofood Sukses Makmur
Tbk Periode 2018 – 2019 ...................................................................................... 49
Tabel 4.5 Data Laporan Posisi Keuangan pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Periode 2018 – 2019 ............................................................................................. 51
Tabel 4.6 Data Laporan Keuangan pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Periode 2018 – 2019 ............................................................................................. 53
Tabel 4.7 Data Laporan Kinerja Keuangan pada PT Wahana Interfood Nusantara
Tbk Periode 2017 – 2018 ...................................................................................... 55
Tabel 4.8 Data Laporan Posisi Keuangan pada PT Wahana Interfood Nusantara
Tbk Periode 2017 – 2018 ...................................................................................... 57
xii
xii
Tabel 4.9 Data Laporan Keuangan pada PT Wahana Interfood Nusantara Tbk
Periode 2017 – 2018 ............................................................................................. 59
Tabel 4.10 Data Laporan Kinerja Keuangan pada PT Wahana Interfood Nusantara
Tbk Periode 2018 – 2019 ...................................................................................... 60
Tabel 4.11 Data Laporan Posisi Keuangan pada PT Wahana Interfood Nusantara
Tbk Periode 2018 – 2019 ...................................................................................... 62
Tabel 4.12 Data Laporan Keuangan pada PT Wahana Interfood Nusantara Tbk
Periode 2018 – 2019 ............................................................................................. 64
Tabel 4.13 Data Laporan Kinerja Keuangan pada PT Arita Prima Indonesia Tbk
Periode 2017 – 2018 ............................................................................................. 69
Tabel 4.14 Data Laporan Posisi Keuangan pada PT Arita Prima Indonesia Tbk
Periode 2017 – 2018 ............................................................................................. 71
Tabel 4.15 Data Laporan Keuangan pada PT Arita Prima Indonesia Tbk Periode
2017 – 2018 ........................................................................................................... 73
Tabel 4.16 Data Laporan Kinerja Keuangan pada PT Arita Prima Indonesia Tbk
Periode 2018 – 2019 ............................................................................................. 74
Tabel 4.17 Data Laporan Posisi Keuangan pada PT Arita Prima Indonesia Tbk
Periode 2018 – 2019 ............................................................................................. 76
Tabel 4.18 Data Laporan Keuangan pada PT Arita Prima Indonesia Tbk Periode
2018 – 2019 ........................................................................................................... 78
Tabel 4.19 Hasil Uji Multikolinearitas.................................................................. 81
Tabel 4.20 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................ 83
Tabel 4.21 Hasil Uji Regregasi Berganda ............................................................. 84
xiii
xiii
Tabel 4.22 Hasil Uji F (simultan) ......................................................................... 86
Tabel 4.23 Hasil Uji t (parsial) .............................................................................. 87
Tabel 4.24 Hasil Uji R (determinasi) .................................................................... 89
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk
meningkatkan size. Pertumbuhan perusahaan pada dasarnya dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu faktor eksternal, internal, dan pengaruh iklim industri lokal.
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan
leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai sumber pembiayaannya agar
tidak terjadi biaya keagenan (agency cost) antara pemegang saham dengan
manajemen perusahaan, sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang
rendah sebaiknya menggunakan hutang sebagai sumber pembiayannya karena
penggunaan hutang akan mengharuskan perusahaan tersebut membayar bunga
secara teratur. Pertumbuhan perusahaan yang cepat maka semakin besar
kebutuhan dana untuk ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaannya
mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk mahan laba. Jadi
2
perusahaan yang sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai
dividen tetapi lebih baik digunakan untuk ekspansi. Potensi pertumbuhan ini dapat
diukur dari besarnya biaya penelitian dan pengembangan. Semakin besar R&D
cost-nya maka berarti ada prospek perusahaan untuk tumbuh (Sartono, 2001).
Pertumbuhan perusahaan dapat diukur dengan beberapa cara, misalnya dengan
melihat pertumbuhan penjualnnya. Pengukuran ini hanya dapat melihat
pertumbuhan perusahaan dari aspek pemasaran perusahaan saja, Dengan
melakukan pengukuran laba operasi perusahaan, kita dapat melihat aspek
pemasaran dan juga efisiensi perusahaan dalam pemanfaatan sumber daya yang
dimilikinya. Pengukuran berikutnya laba bersih ini adalah modal, sedangkan
outputnya adalah laba. Pengukuran pertumbuhan perusahaan yang terakhir adalah
melalui pengukuran pertumbuhan Return on investment (ROI) sendiri.
Return on Investment (ROI) dan Rumus yang sering disingkat dengan ROI adalah
rasio profitabilitas yang mengukur efisiensi sebuah investasi dengan
membandingkan laba bersih dengan total biaya atau modal yang diinvestasikan.
Dengan kata lain, Return on Investment (ROI) ini mengukur keuntungan atau
kerugian yang dihasilkan dari investasi terhadap jumlah uang yang diinvestasikan.
Dalam bahasa Indonesia, Return on Investment (ROI) ini sering disebut dengan
laba atas investasi atau tingkat pengembalian invest.
Return on Investment (ROI) merupakan salah satu pendekatan yang paling
umum digunakan untuk mengevaluasi konsekuensi keuangan dari suatu keputusan
dan tindakan investasi bisnis. ROI ini dapat digunakan untuk keputusan keuangan
pribadi, membandingkan profitabilitas perusahaan ataupun untuk membandingkan
3
efisiensi investasi. Jika hasil perhitungan Return on Investment (ROI) inipada
suatu rencana investasi adalah positif dan tidak ada lagi peluang untuk
memperoleh hasi ROI yang lebih tinggi lagi maka investasi tersebut dapat
dilakukan.
Return on Investment (ROI) atau Laba atas Investasi dihitung dengan cara
mengurangi biaya investasi dari Total Pendapatan dan membaginya dengan total
biaya investasi. Hasil dari perhitungan ROI ini dapat berupa perentase atauoun
Rasio. Berikut adalah data pendapatan perusahaan :
Tabel 1.1 Data Pendapatan Return on Investment Perusahaan Makanan di Bursa
Efek Indonesia tahun 2017 - 2019
Nama Perusahaan 2017 2018 2019
PT Indofood Sukses Makmur Tbk 0.11% 0.13% 0.14%
PT Wahana Interfood Nusantara Tbk 0.20% 0.18% 0.13%
PT Arita Prima Indonesia Tbk 0.39% 0.49% 0.49%
Berdasarkan data dari tabel di atas, setiap perusahaan tidak mengalami
peningkatan pendapatan secara signifikan setiap tahunnya. Dapat dilihat bahwa
PT Indofood Sukses Makmut Tbk, mengalami peningkatan signifikan pada
pendapatan dari tahun 2017 – 2019, PT Wahana Interfood Nusantara Tbk,
mengalami peningkatan dari tahun 2017 – 2019. Pergerakan seperti ini
mengindikasikan bagaimana keadaaan keuangan masing-masing perusahaan
tersebut. Investor dapat mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi
4
jumlah nilai return saham. Salah satu faktor yang dapat di identifikasi
pengaruhnya terhadap return saham adalah faktor kinerja keuangan. Analisis
kinerja kauangan perusahaan dapat dilakukan dengan menghitung rasio keuangan
berdasarkan informasi yang didapat dari laporan keuangan perusahaan.
Pengertian analisa rasio keuangan menurut James C Van Horne dalam buku
Kasmir (2010:104) adalah indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan
diperoleh dengan membagi satu angka dengan anga lainnya. Rasio yang umum
digunakan adalah rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas. Rasio likuiditas
merupakan rasio untuk mengukur kemampuan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya pada saat ditagih oleh suatu perusahaan. Rasio likuiditas terdiri dari
rasio lancar (Current Ratio), rasio cepat (quick ratio), rasio kas (cash ratio) dan
inventory to net working capital (Kasmir, 2013:134-8 142).
Current Ratio berpengaruh nyata terhadap keadaan keuangan, kondisi ini
mempengaruhi kinerja keuangan yang akan semakin baik dengan melihat harga
saham yang meningkat dan akan berdampak pada return saham yang juga
meningkat (Ilman dkk, 2011).
Menurut (Kasmir, 2012:134) current ratio (CR) dikatakan sebagai bentuk
ukuran tingkat keamanan (margin of safeyty) suatu perusahaan, karena current
ratio (CR) tidak hanya memperhitungkan aktiva lancar yang berupa kas tetapi
juga besarnya piutang dan persediaan yang dimiliki oleh perusahaan.
Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh
mana aktivitas perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban
5
utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya (Kasmir,
2012:153).
Rasio solvabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan debt to
equity ratio (DER). Debt to equity ratio (DER) mencerminkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban yang ditunjukkan oleh beberapa
bagian dari modal sendiri atau ekuitas yang digunakan untuk membayar hutang.
Debt to equity ratio (DER) berguna untuk mengetahui seberapa besar aktiva
perusahaan dibiayai dari hutang (Kasmir, 2012:166).
Tabel 1.2 Data Perkembangan Debt to Equity Ratio Perusahaan Makanan
TAHUN PT. ARITA PRIMA
INDONESIA Tbk
PT.WAHANA
INTERFOOD
Tbk
PT.INDOFOOD
SUKSES MAKMUR
Tbk
2017 0.55% 6.07% 0.71%
2018 0.51% 2.24% 1.63%
2019 0.45% 1.29% 1.63%
Pada tabel diatas, perkembangan perusahaan tidak mengalaimi peningkatan
yang signifikan setiap tahunnya. Dapat dilihat bahwa PT Arita Prima Indonesia
Tbk Debt to Equity Ratio (DER) Mengalami penurunan pendapatan dari tahun
2017-2019. PT Wahana Interfood Tbk mengalami penurunan pendapatan dari
tahun 2017-2019. Dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk mengalami peningkatan
6
pendapatan dari tahun 2017-2019. Pergerakan seperti ini mengindikasikan
bagaimana keuangan dari tiap-tiap tahun.
Tabel 1.3 Penelitian Terdahulu
NAMA
JUDUL
HASIL PENELITIAN
METODE
ANALISIS
DATA
Ratna
(2009)
Pengaruh Current Ratio (CR),
Debt to Equity Ratio (DER),
Total Assets Turn Over
(TATO), dan Return on Assets
(ROA) terhadap return saham
perusahaan property yang go
publik di Bursa Efek Indonesia
tahun 2008-2012
Current Ratio (CR), Debt to
Equity Ratio (DER), Total
Assets Turn Over (TATO),
dan Return On Assets
(ROA) secara simultan tidak
terdapat pengaruh terhadap
return saham. Tetapi, secara
parsial Total Assets Turn
Over (TATO) mempunyai
pengaruh signifikan
terhadap return saham.
regresi linier
berganda
Prasetio
(2012)
Analisis Pengaruh Variabel
Makro-Ekonomi Dan Rasio
Keuangan Perusahaan
Hasil penelitian secara
parsial menunjukkan bahwa
variabel Debt to Equity
Analisis
Regresi
Berganda
7
Terhadap Return on Investment
(Studi Kasus pada Sub-Sektor
komponen dan Otomotif yang
terdaftar di BEI
Ratio dan Current Ratio
berpengaruh signifikan
terhadap Return on
Investment.
Ulupui
(2007)
menganalisa pengaruh rasio-
rasio keuangan terhadap return
saham pada perusahaan industri
barang konsumsi.Variabel
independen penelitian ini
adalah rasio likuiditas,
laverage, aktivitas dan
profitabilitas, sedangkan
variabel dependen ialah return
saham.
Penelitian ini menemukan
bahwa hanya dua variabel
(return on asset dan current
ratio) yang secara signifikan
mempengaruhi return saham
dengan tingkat signifikansi 5
persen.
Regresi
berganda
Hatta dan
Dwiyanto
(2012)
Pengaruh Current Ratio,
Debt to Equity Ratio,
Return on Equity, dan
Earning per share terhadap
harga saham pada
perusahaan automotive and
allied di BEI
Hasil pengujian
menunjukkan bahwa
variable current ratio, debt
to equity ratio, return on
equity berpengaruh tidak
signifikan terhadap harga
saham, sedangkan earning
per share secara parsial
berpengaruh positif dan
analisis
regresi linier
berganda.
8
Berdasarkan uraian diatas dan masih adanya perbedaan pendapat dari
penelitian terdahulu. Peneliti tertarik untuk mengambil judul – ‘’ ANALISIS
PENGARUH CURRENT RATIO DAN DER TERHADAP ROI PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB-SEKTOR MAKANAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA 2017-2019 ‘’.
1.2 Pokok Masalah
Di duga current ratio (CR) berpengaruh positif dan signifikan secara parsial
terhadap return on investmenet (ROI).
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah current ratio berpengaruh terhadap Return on Investment (ROI)
secara parsial pada perusahaan makanan yang terdaftar di bursa efek indonesia
?
BEI signifikan terhadap harga
saham perusahaan
automotive and allied
periode tahun 2011 – 2015.
9
2. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap Return on
Investment (ROI) secara parsial pada perusahaan makanan yang terdaftar di
bursa efek indonesia ?
3. Apakah Current Ratio dan Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap return
on investment (ROI) secara simultan pada perusahaan makanan yang terdaftar
di bursa efek indonesia ?
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
Suatu penelitian dilakukan tentunya miliki tujuan, adapun yang menjadi
tujuanpenelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui pengaruh variabel Current Ratio (CR) terhadap Return on
Investment (ROI) secara parsial pada perusahaan makanan yang terdaftar di
bursa efek indonesia.
b. Untuk mengetahui pengaruh variabel Debt to Equity (DER) terhadap Return
on Investment (ROI) secara parsial pada perusahaan makanan yang terdaftar di
bursa efek indonesia.
c. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio (CR) dan Debt to Equity (DER)
terhadap Return on Investment (ROI) secara simultan pada perusahaan
makanan yang terdaftar di bursa efek indonesia.
1.4.2 Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
10
Untuk memberikan sumbangan pikiran terhadap pengembangan ilmu
pengetahuan ekonomi mengenai pengaruh Current Ratio (CR) dan Debt to Equity
(DER) terhadap Return on Investment (ROI) perusahaan makanan di bursa efek
indonesia (BEI) dan dapat digunakan sebagai dasar perluasan penelitian terutama
yang berhubungan dengan kinerja keuangan yang dikaitkan dengan perusahaan-
perusahaan yang go public pada penelitian selanjutnya.
b. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan oleh investor yang hendak
melakukan investasi di perusahaan-perusahaan yang menjadi objek penelititan
sebagai alat bantu sehingga kelak dapat memudahkan para investor untuk memilih
alternatif investasi yang diniliai sesuai dengan keinginan calon investor.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.2 Definisi Rasio Keuangan
Rasio keuangan dapat memberikan gambaran baik atau buruknya posisi
keuangan suatu perusahaan, baik buruknya suatu perusahaan dapat diukur dari
prestasi perusahaan yang dapat digambarkan di dalam laporan keuangan. Untuk
dapat menilai prestasi dapat dilakukan dengan cara membandingkan laporan
keuangan di periode sebelumnya dengan periode saat ini. Dapat juga dilakukan
dengan cara diketahui kinerja perusahaan apakah baik atau buruk. Rasio keuangan
merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangn yang
berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kondisi keuangan dan kinerja
perusahaan. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan
12
antara satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan
yang relefan dan signifikan. Perbandingan dapat dilakukan antara satu pos dengan
pos lainnya dalam satu laporan keuangan atau antar pos ada diantara laporan
keuangan. (Henry,2016:138).
Definisi rasio keuangan menurut Mia Lasmi Wardiah (2017:136) merupakan
perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi
sebagai rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi
sebagai alat ukur dalam menilai kinerja perusahaan.
Sedangkan pengertian ratio keuangan menurut Irham Fahmi (2012:107)
adalah rasio keuangan atau financial ratio ini sangat penting gunanya untuk
melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. Bagi investor jangka
pendek dan menengah pada umumnya lebigh banyak tertarik kepada kondisi
keuangan jangka pendek dan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen
yang memadai. Informasi tersebut dapat diketahui dengan cara lebih sederhana
yaitu dengan menghitung rasio-rasio keuangan yang sesuai dengan keinginan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan merupakan
suatu perhitungan matematis yang dilakukan dengan cara membadingkan
beberapa pos atau komponen tertentu dalam laporan keuangan yang memiliki
hubungan untuk kemudian ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam
kondisi keuangan sebuah perusahaan.
Pada umumnya rasio keuangan dikelompokkan menjadi lima menurut
Hery(2016:142), yaitu :
13
1. Rasio Likuiditas. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo. Rasio ini
diperlukan untuk kepentingan analisis kredit atau analisis risiko keuangan.
Rasio likuiditas terdiri atas : Current Ratio, quick Ratio / Acid Test Rasio dan
Cash Ratio.
2. Rasio Solvabilitas (Leverage). Rasio yang menggambarkan 13 kemampuan
perusahaan dalam memenuhi suluruh kewajibannya. Rasio ini sama halnya
dengan rasio likuiditas, diperlukan untuk kepentingan analisis kredit atau
analissi risiko keuangan. Rasio ini terdiri dari : Debt Ratio, Debt to Equity
Ratio, Long Term Debt to Equty Ratio, Time Interest Earned Ratio dan
Operating Income to Liabilites.
3. Rasio Aktivitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi atas
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan atau untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Rasio ini
terdiri dari : Accunts Receivable Trun ver, Inventory Trun Over, Working
Capital Trun Over, Fixed Assets Trun Over dan Total Assets Trun Over.
4. Rasio Profitabilitas. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba. Rasio ini debedakan atas dua jenis, yaitu Rasio
Tingkat Pengembalian atas Investasi yang terdiri atas : Return on Assets dan
Return on Equity. Rasio Kinerja Operasi yang terdiri atas : Gross Profit
Margin, Operating Profit Margin dan Net Profit Margin.
5. Rasio Penilaian/Rasio Ukur Pasar. Rasio yang digunakan untuk mengestimasi
nilai intristik perusahaan (nilai saham). Rasio ini terdiri atas : Earnings Per
14
Share, Price Earnings Ratio, Dividend Yeald, Dividend Payout Ratio dan
Price to Book Value Ratio.
Dari Jenis-Jenis rasio di atas hanya empat rasio yang digunakan di dalam
penelitian ini. Rasio-Rasio yang dipilih antar lain rasio likuiditas, rasio
solvabilitas(Leverage), rasio aktivitas dan rasio profitabilitas
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Dengan
kata lain, rasio likuiditas adalah rasio yang dapat digunakan untuk mengukur
sampai seberapa jauh tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban
jangka pendeknya yang akan jatuh tempo. (Hery, 2016:149).
Fahmi (2014:69) menjelaskan bahwa likuiditas adalah kemampuan suatu
perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu.
Menurut Wardiyah (2017:123) rasio likuiditas adalah rasio yang
menggambarkan kemampuan perubahan dalam memenuhi kewajibannya yang
akan jatuh tempo. Ratio yang umum digunakan adalah rasio lancar (Current
Ratio) dan rasio cepat (Quick Ratio). Dalam penelitian ini Rasio Likuiditas
diproxykan oleh Current Ratio (CR) dengan rumus :
Rasio lancar (Current Ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total aset lancar yang tersedia.
15
Dengan kata lai, rasio lancar ini menggambarkan seberapa besar jumlah
ketersediaan aset lancar yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan total
kewajiban lancar. Oleh sebab itu, rasio lancar dihitung sebagai hasil bagi antara
total aset lancar dengan total kewajiban lancar. (Hery, 2016:152).
Aset lancar adalah kas dan aset lainnya yang diharapkan akan dapat
dikonversi menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi dalam waktu satu tahun atu dalam
satu siklus operasi normal perusahaan, tergantung mana yang paling lama. Kas
(Cash on Hand and Cash in Bank) merupakan aset yang paling likuid (lancar),
lalu diikuti dengan investasi jangka pendek (surat-surat berharga), piutang usaha,
piutang wesel, piutang lain-lain, persediaan, perlengkapan, biaya dibayar dimuka,
dan aset lancar lainnya. Kewajiban lancar adalah kewajiban yang diperkirakan
akan dibayar dengan menggunakan aset lancar atau menciptakan kewajiban lancar
lainnya dan harus segera dilunasi dalam jangka satu tahun atatu dalam satu siklus
operasional perusahaan, tergantung mana yang paing lama. Kewajiban lancar pada
umumnya mencakup berbagai pos, yaitu utang usaha, utang wesel jangka pendek,
beban yang masih harus dibayar dan bagian utang jangka panjang yang lancar.
b. Rasio Solvabilitas / Leverage
Rasio solvabilitas atau rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai 16 dengan utang. Dengan kata
lain, rasio solvabilitas atau rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar beban utang yang harus ditanggung perusahaan dalam
rangka pemenuhan aset. (Hery, 2016:162).
16
Wardiyah (2017:106) menjelaskan bahwa solvabilitas atau rasio leverage
merupakan rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan
memenuhi semua kewajiban finansial jangka pendek.
Berdasarkan pendapat para ahli yang disebutkan di atas, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa rasio solvabilitas atau leverage digunakan sebagai alat
untuk mengukur sejauh mana kemampuan suatu emiten dalam memenuhi semua
kewajiban jangka panjangnya, khususnya jika sewaktu-waktu perusahaan tersebut
harus dilikuidasi. Dalam penelitian ini Rasio leverage diproxykan oleh Debt to
Equity (DER) dirumuskan dengan :
Rumus Perhitungan :
Total Hutang
Debt to Equity Ratio =
Total Ekuitas
Rasio utang terhadap aset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
perbandingan antara total utang dengan total aset. Dengan kata lain, rasio ini
digunakan untuk alat ukur seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh utang atau
seberapa besar utang persuahaan berpengaruh terhadap biaya aset. (Hery,
2016:166).
c. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukut efektivitas
perusahaan dalam menggunakan aset yang dimilikinya, termasuk untuk mengukur
tingkat efesiensi perusahaan dalam memanfaatkan sumberdaya yang ada. Rasio
17
ini juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan
aktifitas sehari-hari. (Hery, 2016:178)
Wardiyah (2017:107) menjelaskan tentang rasio aktivitas merupakan rasio
untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumberdaya
yang dimilikinya.
Rasio aktivitas adalah rasio aktivitas yang menunjukan bagaiman sumber
daya telah dimanfaatkan secara optimal, kemudian dengan cara membandingkan
rasio aktivitas, maka dapat diketahui tingkat efisiensi perusahaan dalam industry
(Agus Sartono, 2012:118).
Sedangkan menurut Van Horne Wachowicz dalam Dewi Fitriasari dan Deny
Arnos Kway (2012:212) : “Rasio aktivitas (activity ratio) adalah rasio yang
mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan berbagai aktivitasnya”.
Rasio ini sering digunakan karena mencakup keseluruhan. Tanpa mempersoalkan
jenis usaha apapun, Total Asset Turn Over (TATO) menggambarkan seberapa
besar dukungan semua aktiva yang dimiliki untuk memperoleh penjualan,
semakin besar nilai penjualan maka semakin besar pula laba yang didapatkan.
Dengan demikian, 18 meningkatkan nilai Total Asset Trun Over maka laba
perusahaanpun akan meningkat.
Dalam rasio-rasio aktivitas, analisa dapat dilakukan dengan menggunakan
rasio sebagai berikut :
1. Perputaran piutang (Receivable Turn Over), posisi piutang dan taksiran waktu
pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang
18
(Receivable Turn Over) yaitu, dengan membagi total penjualan kredit neto
dengan piutang rata-rata. (Munawir, 2012:75).
2. Perputaran persediaan (Inventory Turn Over), menunjukkan seberapa cepat
perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin cepat
perputarannya semakin baik, karena dianggap kegiatan penjual berjalan cepat.
(Harahap, 2011:308).
3. Perputaran modal kerja (Working Capital Turn Over), merupakan salah satu
rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama
periode tertentu (Kasmir, 2013:182).
4. Fixed Assets Turn Over, rasio yang digunakan untuk mengukur beberapa kali
dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar satu periode (Kasmir,
2013:184).
5. Total Assets Turn Over, menunjukkan bagaimana efektifitas perusahaan
menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan
mendapatkan laba (Agus Sartono, 2012:120).
Rumus Perhitungan :
Penjualan
Total Asset Turn Over =
Total Aktiva (Total Assets)
Dalam penelititan ini metode yang digunakan untuk mengukur solvabilitas
adalah Total Asset Turn Over (TATO). Semakin besar rasio ini semakin baik,
yang berarti aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan
19
semakin efesien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan.
Dengan kata lain, jumlah aset yang lama dapat memperbesar volume penjualan
apabila Total Asset Turn Over ditingkatkan atau diperbesar.
1. Pengertian ROI (Return on Investment)
ROI adalah singkatan dari Return on Investment atau bisa diterjemahkan
sebagai laba atas investasi. Dalam perhitungan ROI, nilai yang dicari adalah
persentase keuntungan dari investasi berdasarkan laba keseluruhan dan biaya yang
dikeluarkan. Dengan demikian, bisa diketahui dengan jelas tingkat profitabilitas
dari suatu investasi.
Pengertian Return on Investment menurut para ahli :
a. Syamsudin
ROI merupakan sebuah perbandingan antara laba bersih setelah pajak
dengan total aktiva.
b. Saud Husnan
ROI yaitu suatu rasio untuk menggambarkan seberapa besar laba bersih
yang didapatkan perusahaan dari seluruh kekayaan yang dimilikinya.
c. Agus Sartono
ROI yakni salah satu pengukuran kemampuan perusahaan keseluruhan
untuk menghasilkan keuntungan dengan seluruh aktiva yang terdapat di
dalam perusahaan.
d. Rahardjo
20
ROI ialah berbagai rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dengan semua investasi yang tersedia untuk menghasilkan keuntungan.
e. Sutrisno
ROI adalah beberapa rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk mendapatkan keuntungan yang digunakan untuk menutupi investasi
yang dikeluarkan.
Return on Investment (ROI) merupakan salah satu pendekatan yang paling
umum digunakan untuk mengevaluasi konsekuensi keuangan dari suatu keputusan
dan tindakan investasi bisnis. ROI ini dapat digunakan untuk keputusan keuangan
pribadi, membandingkan profitabilitas perusahaan ataupun untuk membandingkan
efisiensi investasi. Jika hasil perhitungan Return on Investment (ROI) ini pada
suatu rencana investasi adalah positif dan tidak ada lagi peluang untuk
memperoleh hasil ROI yang lebih tinggi lagi, makainvestasi tersebut dapat
dilakukan.
Pada dasarnya, Return on Investment (ROI) adalah rasio keuangan yang
penting untuk :
1. Membuat keputusan pembelian aset (gedung, komputer, kendaraan dan mesin
produksi).
2. Membuat keputusan pendanaan untuk proyek dan berbagai jenis program
(contohnya program pengrekrutan, program pelatihan dan program
pemasaran).
21
3. Membuat keputusan investasi saham atau investasi pada modal ventura
(venture capital).
Rumus ROI : Laba bersih setelah pajak
ROI =
Modal
2.2 Peneliti Terdahulu
Hipotesa dalam karya ilmiah ini, dengan judul Analiss Pengaruh Current
Ratio dan DER Terhadap ROI ditetapkan sebagai berikut :
H1 : Dinyatakan bahwa Current Ratio (CR) tidak berpengaruh signifikan terhadap
ROI, dimana dalam hipotesa ini didukung oleh peneliti terdahulu :
1. Dalam penelitian Ponggrangga, dkk. (2013) dengan judul pengaruh current
ratio, total asset turnoover dan debt to equity ratio terhadap return on equity
(Studi pada perusahaan sub sektor property dan real estate yang terdaftar di
BEI periode 2011-2014) menyimpulkan bahwa secara simultan, current ratio,
total asset turnover dan debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap
variabel return on equity. Namun secara parsial, total asset turnover dan debt
to equity ratio yang memiliki pengaruh signifikan terhadap return on equity,
sedangkan current ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return
on equity.
2. Penelitian dari Argananta (2017) dengan judul analisis pengaruh R, DER dan
TATO terhadap ROE pada PT. Mustika Tbk. Menyimpulkan bahwa variabel
CR, DER, dan TATO secara simultan berpengaruh terhadap ROE, sedangkan
22
kalau diuji secara parsial, maka CR dan DER tidak berpengaruh terhadap
ROE. Untuk variabel TATO berpengaruh positif terhadap ROE.
3. Dalam penelitian Pratiwi (2013) dengan judul pengaruh inventory turnover,
current ratio, total asset turnover terhadap rentabilitas ekonomis pada
perubahan manufaktur industri makanan dan minuman bahwa secar simultan,
variabel invetory turnover, current ratio, total asset turnover tidal
berpengaruh terhadap return on equity pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di bursa efek indonesia.
H2 : Dinyatakan bahwa Debt to Equity (DER) berpengaruh signifikan
terhadap ROI, dimana penelitian Hantono (2015) dengan judul pengaruh current
ratio dan debt to equity juga berpengaruh terhadap return on equity secara parsial:
1. Penelitian yang dilakukan Nurhasni (2015) menguji Pengaruh Rasio
Perputaran Modal Kerja, Likuiditas, dan Leverage Profitabilitas Perusahaan
Property dan Real Estate di Indonesia. Teknik analisis pada penelitian ini
adalah uji hipotesis menggunakan regresi berganda. Hasil dari penelitian ini
menyatakan bahwa pada model I menunjukkan bahwa perputaran modal kerja,
current ratio (CR), dept ratio (DR) memiliki pengaruh signifikan terhadap
ROI, sedangkan debt to equity ratio memiliki pengaruh signifikan terhadap
ROI. Hasil penelitian model II menunjukkan bahwa perputaran model kerja
(WCT), current ratio (CR), debt ratio (DR), dept to equity ratio (DER).
2. Penelitian yand dilakukan Agus dan Zainul (2016) menguji Pengaruh
Likuiditas, Efisiensi Penggunaan Modal Kerja dan Laverage terhadap
23
Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik analissi pada penelitian ini
adalah analisis regresi linear berganda dan uji hipotesis. Hasil penelitian ini 7
menyatakan bahwa variabel current ratio (CR) secara parsial tidak
berpengaruh terhadap return on investment (ROI) secara parsial tidak
berpengaruh terhadao return on investment (ROI), variabel working capital
turnover (WCT) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return on
investment (ROI) variabel debt to equity ratio (DER) secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap return on investment (ROI). Variabel current
ratio (CR), working capital turnover (WCT), debt to equity ratio (ROI) pada
perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi di BEI.
2.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan penelititan telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dinamakan sementara, karena kawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data. (Bintari, 2015:64).
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang tergolong dalam
Explanatory Research yaitu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan
pengaruh variabel-variabel yanf diteliti melalui pengujian gipotesis (Anshori &
Iswati, 2009). Variabel independen (bebas) yaiuta Current Ratio, dan Debt to
Equity Ratio. Sednagkan variabel yang dipengaruhi adalah variabel dependen
(terikat) yaitu ROI.
3.1.1 Variabel Penelitian
Atas pertimbangan adanya keterbatasan dalam waktu penelitian, tenaga serta
pengetahuan dari peneliti, maka peneliti melakukan beberapa batasan konsep
terhadap penelitian yang akan di teliti, yakni :
1. Penelitian ini hanya dibatasi selama 3 tahun yaitu tahun 2017 sampai dengan
tahun 2019.
25
2. Penelitian hanya terbatas pada perusahaan sektor property dan Real Estate
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
a. Variabel Independen
Menurut Siregar (2013:10), “variabel independen adalah variabel yang
menjadi sebab atau mengubah/mempengaruhi variabel lain (variabel dependen).
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current Ratio,
Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin, dan Total Asset Turnover. Untuk
masing-masing variabel independen pengukuran yang digunakan adalah :
1. Current Ratio (CR)
Current Ratio adalah perbandingan antara jumlah aset lancar dengan
liabilitas lancar. Skala pengukurannya rasio dengan rumus sebagai berikut :
Current Assets
Current Ratio =
Current Liabilities
2. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur tingkat
penggunaan liabilites terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki
perusahaan. Skala pengukurannya rasio dengan rumus sebagai berikut :
Total Debt
26
Debt to Equity Ratio =
Total Equity
b. Variabel Dependen
Menurut Siregar (2013:10), “variabel dependen marupakan variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel lain (variabel
independen/bebas)”. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah diukur dengan
menggunakan skala rasio. ROI dapat dihitung dengan menggunakan rumus
berikut:
Laba bersih setelah pajak
Return on Investment =
Modal
3.1.2 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Menurut Kuncoro (2013L171) “definisi operasional memperinci aturan
pemetaan dan alat dimana variabel akan diukur alam kenyataan. Definisi ini
menyatakan prosedur yang harus diikuti oleh peneliti dalam memberikan angka
terhadap konsep yang diukur”. Berikut definisi operasional variabel yang
digunakan dalam penelitian ini serta skala pengukurannya.
Tabel 3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Variabel
Penelitian
Current Ratio
Definisi
Rasio yang menunjukkan
bahwa nilai kekayaan
lancar yang segera dapat
Indikator
Current Ratio =
Current ratio
Skala
Rasio
27
(CR) dijadikan uang ada sekian
kalinya dari liabilitas
jangka pendek.
Curent liabilities
Debt to
Equity Ratio
(DER)
Rasio yang mengukur
seberapa besar kemampuan
perusahaan membayar
liabilitas perusahaan
dengan ekuitas yang
dimiliki
Debt to Equity Ratio
= Total liabilities
Total ekuitas
Rasio
Return on
investment
(ROE)
Rasio yang
Mengukur efisiensi
penggunaan modal
yang bekerja,
efisiensi produksi,
dan efisiensi bagian
penjualan.
Returnon Investment
= laba bersih setelah
pajak
Modal
Rasio
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Erlina (2008:75), “populasi adalah sekelompok entitas yang
lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yanf mempunyai
karakteristik tertentu yang berada dalam suatu wilayah tertentu dan memenuhi
syarat – syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian”. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan makanan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia selama periode 2017 – 2019 yang berjumlah 50
perusahaan.
28
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2012:120). Menurut Erlina (2008:76), “sampel yang
diambil harus representatif atau mewakili. Jika sampel kuranf representatif maka
nilai yang dihitung dari sampel tidak cukup tepat untuk menduga nilai populasi
sesungguhnya”. Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah teknik
Purposive Sampling. Teknik Purposive Sampling dilakukan dengan mengambil
sampel dari populasi berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria dalam
pemilihan sampel penelitian sebagai berikut :
1. Seluruh perusahaan makanan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tidak
di delisting dari tahun 2017 – 2019 .
2. Perusahaan makanan yang memperoleh laba setiap tahun dari tahun 2017 –
2019 .
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif
yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik. Data yang digunakan juga
merupakan data sekunder, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak
lain) (Indriantoro, 2002:147).
Data sekunder yang akan digunakan dalam penelitian ini menggunakan data
runtut waktu (time series) yaitu laporan keuangan perusahaan property dan Real
Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2017 – 2019 Dan
data antar ruang waktu (cross section) untuk 3 perusahaan makanan yang terdaftar
29
di Bursa Efek Indonesia yang laporan keuangannya dapat diunduh dari website
www.idx.co.id
3.4 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik domentasi dalam melakukan
pengumpulan data penelititan, dimana peneliti mengambil data sendiri, tetapi
memanfaatkan data atau dokumen yang dihasilkan oleh pihak – pihak lain. Selain
menggunakan teknik dokumentasi, peneliti juga menggunakan studi pustaka
dalam mengumpulkan data. Peneliti mengumpulkan informasi dan data dengan
berbagai macam material yang ada di perpustakaan seperti buku referensi, serta
berbagai penelitian terdahulu.
3.5 Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalaj metode analisis
statistik dengan menggunakan software SPSS. Sebelum melakukan uji hipotesis,
peneliti akan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Uji asumsi klasik itu
heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Kemudian peneliti akan menguji
hipotesis dengan menggunakan analisis regresi dan menguji signifikansinya
dengan Uji koefisien determinasi, uji T dan uji F.
3.5.1 Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2006:19), statistik deskriptif memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang dilihiat dati nilai rata – rata (mean), standar deviasi,
varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan kemencengan distribusi
(skewness).
30
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik diperukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi
regresi yang dilakukan benar – benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas,
gejala multikolinearitas, dan gejala autokorelasi. Model regresi akan dapat
dijadikan sebagai alat estimasi yang tidak biasa jika telah memenuhi persyaratan
BLUE (best linear unbiased estimator) yakni tidak gejala heteroskedastistas,
tidak terdapat multikolinearitas, dan tidak terdapat autokorelasi. Tujuan utama
dari asumsi klasik adalah untuk memberikan kepastian bahwa regresi yang
didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak biasa dan konsisten.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah uji yang dilakukan dengan tujuan menilai sebaran
data pada sebuah kelompok data atau variabel berdistribusi nomal ataukah tidak.
Menurut Ghozali (2006:112), “uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki ditribusi normal”.
Sebagai dasar bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Jika asusmsi ini dilanggar maka model regresi
dianggap tidak valid dengan jumlah sampel yang ada. Ada dua cara yang biasa
digunakan untuk menguji normalitas model regresu tersebut yaitu dengan analisis
grafik (normal P – P plot) dan analisis statistik (analisis Z skor skewness dan
kurtosis) one sample Kolmogorov – Smirnov Test. Dasar pengambilan keputusan
dalam uji normalitas menurut Ghozali (2006:112) sebagai berikut :
31
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogramnya menunjukkan pola Universitas Sumatera Utara
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model
regresi tidak memenuhi asumsu normalitas. Analisis signifikansi. Jika nilai
signifikansi lebih besar 0,05 aka data tersebut berdistribusi normal.
Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data tidak
berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang
tinggi antara variabel – varoabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda.
Model regersi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas,
karena jika hal tersebut terjadi maka variebel – variabel tersebut memiliki
kemiripan. Uji ini untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan
keputusan mengenai pengaruh parsial masing – masing variabel independen
terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui toleransi variabel dan Variance
Inflation Factor (VIF). Dasar pengambilan keputusan berdasarkan pada uji
multikolinearitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Melihat nilai tolerance.
32
Jika nilai tolerance lebih besar dari 0,10 maka artinya tidak terjadi
multikolinearitas terhadap data yang di uji. Jika nilai tolerance lebih kecil dari
0,10 maka artinya terjadi multikolinearitas terhadap data yang di uji.
2. Melihat nilai VIF (variance inflation factor)
Jika VIF lebih kecil dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas terhadap data
yang di uji. Jika VIF lebih besar dari 10 maka terjadi multikolinearitas
terhadap data yang di uji.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
(Ghozali, 2006:105). Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut
heroskedastisitas (Erlina, 2008:106). Untuk mengetahui apakah terjadi
heteroskedastisitas atau tidak dapat dilakukan dengan melihat dua cara, yakni :
1. Uji Grafik cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah
dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen).
Menurut Ghozali (2006:105) dasar analisis untuk menentukan ada atau
tidaknya heteroskedastisitas yaitu :
33
2. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
3. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik menyebar di atas di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Statistik
Uji statistik yang digunakan adalah uji Park, dimana pengujian
menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi. Jika korelasi antara
variabel independen dengan residual di dapat signifikansi lebih dari 0,05 maka
dapat dikatakan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model
regresi.
e. Uji Autokolerasi
Ghozali (2006:95) menyatakan bahwa “uji korelasi adalah bertujuan
menguji apakah dalam suatu model regresi ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (periode
sebelumnya):. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam regresi dilakukan
dengan menggunakan uji Durbin Watson, yaitu uji yang digunakan untuk
autokorelasi tingakat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya
intercept (konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara
variabel independen (Ghozali, 2006:96). Dasar penngambilan keputusan
penggunaaan uji Durbin Watson adalah sebagai berikut :
34
1. Bila nilai Durbin Watson (DW) terletak antara batas atas atau Upper Bound
(DU) dan 4 – DU , maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak
ada autokorelasi.
2. Bila nilai DW lebih kecil dari batas bawah atau Lower Bound (DL), maka
koefisien autokorelasi lebih besar dari nol, berarti aa autokorelasi positif.
3. Bila nilai DW lebih besar dari (4 – DL), maka koefisien korelasi lebih kecil
dari nol, berarti ada autokorelasi negatif.
4. Bila nilai DW terletak di antara batas atas (DU) dan batas bawah (DL) atau
DW terletak antara (4 – DU) dan (4 – DL), maka hasilnya tidak dapat
disimpulkan.
f. Pengajuan Hipotesis
Lind, dkk. (2013:291) menyatakan bahwa, “hypotesis tesing is a procedure
based on a sample evidence and probability and theory to determine whether the
hyphothesis is a reasonable statement”. Dalam penelitian ini akan digunakan
analisis regregasi linear sederhana dan berganda. Seteleah itu, hipotesis yang telah
diuji dengan analisis regresi akan diuji signifikansinya dengan uji signifikansi t
dan F.
3.5.3 Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana adalah analisis yanf digunakan untuk
memprediksi atau menguji pengaruh satu variabel bebas terhadap satu variabel
dependen (Zainuddin, dkk., 2015:92). Analisis ini untuk mengetahui arah
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing –
masing variabel indpenden berhubungan positif atau negatif dan untuk
35
memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen
mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala
interval atau rasio.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis hipotesis pertama (H1),
hipotesis kedua (H2), hipotesis ketiga (H3), dan hipotesis keempat (H4) dengan
menggunakan analisis regresi linear sederhana. Adapun model persamaannya
adalah sebagai berikut :
Y = a + b1 (X1) + e
Y = a + b2 + (X2) + e
Keterangan :
Y = profitabilitas (ROI)
a = konstanta
b1 = koefisien regresi dari variabel X1
b2 = koefisien regresi dari variabel X2
X1 = current ratio
X2 = debt to equity ratio
e = eror
3.5.4 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda umumnya jumlah variabel bebas yang
digunakan berjumlah lebih dari satu (Zainuddin, dkk., 2015:105). Analisis ini juga
36
berfungsi sama dengan analisis regresi linear sederhana yakni untuk mengetahui
arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah
masing – masing varibel independen berhubungan positif atau negatid dan untuk
memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen
mengalami kenaikan atau penurunan. Analisis regresi linear berganda ini akan
digunakan untuk menguji hipotesis kelima (H5) dalam penelitian ini. Adapun
model persamaannya adalah sebagai berikut :
Y = a + b1 (X1) + b2 (X2) + e
Keterangan :
Y = ROI
a = konstanta
b1-b4 = koefisien regresi
X1 = current ratio
X2 = debt to equity ratio
3.5.5 Uji Signifikansi
Uji signifikansi digunakan untuk melihat seberapa besar signifikansi
pengaruh dari satu atau beberapa variabel independen terhadap variabel dependen.
Berikut beberapa uji signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini.
a. Uji Signifikansi t
37
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
indpenden secara individual dalam menerangkan variasi veriabel dependen
(Ghozali, 2006:84). Variabel indpenden dikatakan memiliki pengaruh signifikan
terhadap variabel dependen apabila variabel dependen tersebut memiliki nilai
signifikansi (sig) di bawah 0,05. Dasar pengambilan keputusan yang lain adalah
sebagai berikut :
4. Jika t-hitung lebih kecil dari t-tabel, maka variabel inpenden secara individual
tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (hipotesis diterima).
5. Jika t-hitung lebih kecil dari t-tabel, maka variabel independen secara
individual berpengaruh terhadap variabel dependen (hipotesis diterima).
b. Uji Signifikansi F
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2006:84). Variabel – variabel independen tersebut
dikatakan mempunyai pengaruh secara simultan dan signifikan terhadap variabel
dependen apabila memiliki nilai signifikansi (sig) di bawah 0,05.
Cara yang lain untuk mengambil keputusan yaitu sebagai berikut :
1. Jika F hitung lebih kecil dari F tabel, maka variabel independen tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
2. Jika F hitung lebih besar dari F tabel. Make variabel independen berpengaruh
terhadap variabel dependen.
38
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberap jauh kemampuan
model dalam menerapkan variasi variabel terikat (Kuncoro, 2013:246). Jika hasil
R2 sama dengan nol, maka tidak ada persentase sumbangan pengaruh yang
diberikan variabel independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan
adanya variasi variabel dependen. Sebaliknya R2 sama dengan satu, maka
persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap
variabel dependen adalah sempurna, atau variasi variabel independen yang
digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel dependen. Nilai yang
mendekati satu variabel – variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk variasi variabel dependen (Ghozali, 2006:83).
40
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah perusahaan makanan
yang terdafatar di Bursa Efek Indonesia dengan total 3 perusahaan yang berbeda
pada tahun 2017 – 2019 . Pengambilan sampel dilakukan dengan metode
purposive sampling. Berdasarkan kriteria dan rentang waktu selama 3 tahun,
jumlah sampel keseluruhan yang diperolah sebanyak 9 amatan (3 perusahaan
makanan selama 3 tahun) dalam penelitian ini.
4.1.1 Gambaran Umum Analisa Kualitatif
a. Analisa Return on Investement (ROI)
Pada Return on Investment (ROI), laba yang diperoleh dikaitkan dengan
investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Pada bagian ini
dibahas seluas mungkin variasu yang timbul pada pengukuran ROI.
41
Penggunaan ROI dengan definisi paling sederhana bertujuan diperolehnya
gambaran total atas tingkat ROI pada sebuah industri. Jadi, bukan untuk
mengukur kinerja sebuah perusahaan. Garis lengkung yang biasa ditampilan
dibuat pada ROI = 10,0% dari grafik tersebut diperoleh gambaran bahwa pada
tahun tersebut hanya terdapat tiga buah perusahaan yang memperoleh ROI 10,0%
yaitu LPPF, ACES, dan RALS.
Return on Sales hanya mengaitkan laba dan penjualan, tetapi tidak dengan
aset yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Pada Return on Investmen
(ROI), laba yang diperoleh dikaitkan dengan investasi yang digunakan untuk
menghasilkan laba tersebut. Maka, untuk mengetahui pengaruh current ratio dan
debt to equity ratio (DER) perusahaan akan dapat digunakan sebagai dasar
penilaian kebijaksanaan manajemen dalam mengelola ROI dan dapat digunakan
sebagai pengambilan keputusan oleh perusahaan.
4.1.1 Gambaran Umum Analisa Kuantitatif
a. Pengaruh Current Ratio Tahun 2017 – 2018
Analisis Pengaruh Current Ratio dan DER Tahun 2017 – 2018 untuk dapat
menganalisa atau menentukan besarnya current ratio dan DER selama periode
2017 – 2019 maka berikut penulis ini membuat laporan keuangan. Laporan
tersebut menggambarkan perubahan naik turun dari perbandingan setiap tahunnya.
Dari masing – masing perubahan laporan keuangan antara dua periode waktu dan
setiap perubahan tersebut ROI akan menunjukkan hasil dari jumlah aktiva yang
digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang efisiensi manajemen.
42
Rasio ini menunjukkan hasil dari seluruh aktiva yang dikendalikan dengan
mengabaikan sumber pendanaan, rasio ini biasanya diukur dengan persentase.
Pengaruh CR dan DER PT. Indofood Sukses Makmur Tbk terhadap ROI pada
perusahaan manufaktur Sub – sektor makanan yang akan diperbandingkan jumlah
hutang dengan ekuitas antara periode 2017 – 2018 adalah sebagai berikut :
1. Laporan keuangan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk menggambarkan
perusahaan masing – masing nilai diantara dua peiode dan hasil dari seluruh
aktiva yang di kendalikan tampak bahwa besarnya total penjualan pada Tahun
2017 adalah sebesar 73.186.618 lebih kecil dari pendapatan tahun selanjutnya
adalah 4,5% yang berarti ada kenaikan pendapatan sebesar 3.208.110
kenaikan pendapatan ini di akibatkan bahwa pendapatan pada Tahun 2018.
43
4.2 Analisa Data dan Pembahasan
PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK
LAPORAN KINERJA KEUANGAN
PER 31 DESEMBER TAHUN 2017 – 2018
Tabel 4.5 Data Laporan Kinerja Keuangan pada PT Indofood Sukses Makmur
Tbk Periode 2017 – 2018
KETERANGAN
31 – DES LAPORAN EUANGAN
2018 2017 NAIK TURUN
ASET
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas
Investasi Jangka Pendek
Piutang usaha
Piutang usaha pihak ketiga
Piutang usaha pihak berelasi
Piutang lainnya
Piutang lainnya pihak ketiga
Piutang lainnya pihak berelasi
Persediaan lancar
Persediaan lancar lainnya
Uang muka lancar
Uang muka lancar lainnya
Pajak dibayar dimuka lancar
Aset non-keuangan lancar lainnya
Jumlah aset lancar
LIABILITAS JANGKA
PENDEK
Pinjaman jangka pendek
Utang trust receipts
8.809.253
4.118.936
4.258.499
1.143.472
951.589
219.116
11.644.156
822.966
503.769
800.862
33.272.618
17.131.455
603.883
13,689,008
800,159
31.941.053
1.098.680
1.430.300
382.852
9.792.768
690.160
368.412
753.749
32.948.131
9.949.734
636.225
317.446
44.792
1.851.388
132.806
135.357
47.113
7.181.721
4.879.755
3.318.777
879.755
163.736
44
Utang usaha
Utang usaha pihak ketiga
Utang usaha pihak berelasi
Utang lainnya
Utang lainnya pihak ketiga
Beban akrual jangka pendek
Liabilitas imbalan pasca kerja
jangka pendek
Utang pajak
Liabilitas jangka panjang yang
jatuh tempo dalam satu tahun
Liabilitas jangka panjang yang
jatuh tempo dalam satu tahun atas
utang bank
Liabilitas jangka panjang jatuh
tempo dalam satu tahun atas utang
obligasi
Liabilitas jangka panjang yang
jatuh tempo dalam satu tahun atas
pinjaman lainnya
Jumlah liabilitas jangka pendek
3.963.547
65.398
1.471.841
2.289.856
877.226
296.533
2.501.023
1.998.799
2.541
31.204.102
3.361.953
714.034
1.390.487
2.153.449
912.622
392.351
2.124.644
2.264
21.637.763
601.594
81.354
136.407
376.379
277
32.342
648.636
35.396
95.818
1998.799
10.906.634 10.054.215
45
PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK
LAPORAN POSISI KEUANGAN
PER 31 DESEMBER TAHUN 2017 – 2018
Tabel 4.6 Data Laporan Posisi Keuangan pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Periode 2017 – 2018
KETERANGAN 31 – DES
2017
2018
LAPORAN
NAIK
KEUANGAN
TURUN
Liabilitas jangka panjang yang jatuh
tempo dalam satu tahun
Liabilitas jangka panjang yang jatuh
tempo dalam satu tahun atas utang bank
Liabilitas jangka panjang yang jatuh
tempo dalam satu tahun atas utang
obligasi
Liabilitas jangka panjang yang jatuh
tempo dalam satu tahun atas pinjaman
lainnya
Jumlah liabilitas jangka pendek
Liabilitas jangka panjang
Liabilitas pajak tangguhan Utang pihak
berelasi jangka panjang
Utang pihak berelasi jangka panjang
Liabilitas jangka panjang setelah
dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam
satu tahun
Liabilitas jangka panjang atas utang bank
Liabilitas jangka panjang atas utang
obligasi
Liabilitas jangka panjang atas pinjaman
lainnya
Provisi jangka panjang
Provisi biaya pembongkaran aset tetap
jangka panjang
Kewajiban imbalan pasca kerja jangka
panjang
Liabilitas keuangan jangka panjang
lainnya
2.124.644
1.998.799
2.264
21.637.763
1.127.069
351.659
7.618.216
3,986,500
2.377
110.068
6.462.639
1.820
2.501.023
2.541
31.204.102
991.843
427.859
5.312.877
1.992.058
184.640
101.078
6.406.539
376.379
277
9.566.339
76.200
182.263
56.100
135.226
2.305.339
1.994.442
8.990
46
Jumlah liabilitas jangka panjang
Jumlah liabilitas
Ekuitas
Ekuitas yang diatribusikan kepada
pemilik entitas induk
Saham biasa
Tambahan modal disetor
Cadangan selisih kurs penjabaran
Cadangan perubahan nilai wajar aset
keuangan tersedia untuk dijual
Komponen ekuitas lainnya
Saldo laba (akumulasi kerugian)
Saldo laba yang telah ditentukan
penggunaannya
Saldo laba yang belum ditentukan
penggunaannya
Jumlah ekuitas yang diatribusikan
kepada pemilik entitas induk
Kepentingan non-pengendali
Jumlah ekuitas
Jumlah liabilitas dan ekuitas
19.660.348
41.298.111
878.043
283.732
932.027
951.812
6.754.788
105.000
21.397.123
31.302.525
15.800.241
47.102.766
88.400.877
15.416.894
46.620.996
878.043
283.732
1.074.413
1.425.098
6.649.034
110.000
23,193,960
33.614.280
16.302.520
49.916.800
96.537.796
5.322.885
4.243.454
878.043
283.732
142.386
473.286
105.754
1.796.837
2.311.755
814.039
2.814.034
8.136.919
47
PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK
LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER TAHUN 2017 – 2018
Tabel 4.7 Data Laporan Keuangan pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Periode 2017 – 2018
KETERANGN 2017 2018
Penjualan dan pendapatan usaha
Jumlah laba bruto
Pendapatan keuangan
Pendapatan lainnya
Jumlah laba (rugi) sebelum pajak
penghasilan
Jumlah laba (rugi)
Jumlah laba rugi komprehensif
Laporan Posisi Keuangan
Jumlah Aset
Jumlah Aset Lancar
Jumlah Aset Tidak Lancar
Jumlah Liabilitas
Jumlah Liablitas Jangka Pendek
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
Jumlah Ekuitas
Modal disetor
Saldo Laba
Rasio Lancar (x)
DER
ROI
70.186.618
19.769.951
500.315
923.702
7.594.822
5.097.264
4.991.269
88.400.877
32.948.131
55.452.746
41.298.111
21.637.763
19.660.348
47.102.766
511.028
5.097.264
2,42%
0,55%
0,11%
73.394.728
20.212.005
420.900
1.524.070
7.446.966
4.961.851
6.350.788
96.537.796
33.272.618
63.265.178
46.620.996
31.204.102
15.416.894
49.916.800
56.234
4.961.851
2,15%
0,51%
0,13%
48
Dari laporan keuangan dan hasil dari jumlah aktiva yang digunakan dalam
perusahaan bahwa pendapatan yang menonjol adalah jumlah penjualan dan
pendapatan sebesar Rp. 73.394.728 – selanjutnya investasi menunjukkan
kenaikan dari tahun 2017 sebesar Rp. 55.452.746 dan tahun selanjutnya
mengalami kenaikan sebesar Rp. 63.265.178 ini terjadi karena pendapatan yang
meningkat dari tahun ke tahun, sehingga mengalami peningkatan aset pada
perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Current Rato dan DER Tahun
2018 – 2019 .
a. Laporan Keuangan ROI Tahun 2018 – 2019
Untuk dapat menganalisa atau menentukan besarnya pendapatan dan
investasi selama periode 2018 – 2019 maka berikut penulis membuat laporan
perubahan pendapatan dan investasi. Dari masing-masing elemen terdapat
perubahan pendapatan dan investasi antara kedua periode waktu dan setiap
perubahan elemen tersebut mencerminkan adanya aktiva yang dikendalikan
dengan mengabaikan sumber pendanaan. Laporan perubahan aktiva PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk pada Tahun 2018 – 2019 di atas menggambarkan perubahan
dari masing – masing jumlah aktiva antara dua periode dan dari laporan
perubahan jumlah aktiva tampak bahwa besar aktivanya pada akhir 31 Desember
2018 yaitu Rp. 96.537.796 lebih besar dibandingkan dari jumlah aktiva pada
tahun berikutnya yaitu sebesar Rp. 96.198.559 yang berarti adanya penurunan
sebesar Rp. 339.237 terlihat juga pada pendapatan Tahun 2019 sebesar Rp.
76.592.955 yang lebih tinggi dibandingkan pendapatan pada Tahun sebelumnya
49
yaitu sebesar Rp. 73.394.728 diakibatkan karena adanya penurunan yang kecil
pada tahunan sebelumnya adanya penambahan modal. Terdapat pada tabel di
bawah berikut :
PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK
LAPORAN KINERJA KEUANGAN
PER 31 DESEMBER TAHUN 2018 – 2019
Tabel 4.8 Data Laporan Kinerja Keuangan pada PT Indofood Sukses Makmur
Tbk Periode 2018 – 2019
KETEANGAN
31 DESEMBER LAPORAN KEUANGAN
2018 2019 NAIK TURUN
Aset
Aset lancar
Kas dan setara kas
Investasi jangka pendek
Piutang usaha
Piutang usaha pihak ketiga
Piutang usaha pihak berelasi
Piutang lainnya
Piutang lainnya pihak ketiga
Piutang lainnya pihak berelasi
Persediaan lancar
Persediaan lancar lainnya
Uang muka lancar
Uang muka lancar lainnya
Pajak dibayar dimuka lancar
Aset non-keuangan lancar lainnya
Jumlah aset lancar
8.809.253
4.118.936
4.258.499
1.143.472
951.589
219.116
11.644.156
822.966
503.769
800.862
33.272.618
13.745.118
55.492
4.128.356
1.277.677
331.283
227.094
9.658.705
633.227
404.068
942.425
31.403.445
4.935.865
134.205
620.306
7.978
141.563
4.063.444
130.143
1.985.451
189.689
99.701
1.869.173
50
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Pinjaman jangka pendek
Utang trust receipts
Utang usaha
Utang usaha pihak ketiga
Utang usaha pihak berelasi
Utang lainnya
Utang lainnya pihak ketiga
Beban akrual jangka pendek
Liabilitas imbalan pasca kerja jangka
pendek
Utang pajak
Liabilitas jangka panjang yang jatuh
tempo dalam satu tahun
Liabilitas j.panjang yang jatuh tempo
dalam satu tahun atas utang bank
Liabilitas jangka panjang jatuh tempo
dalam satu tahun atas utang obligasi
Liabilitas jangka panjang yang jatuh
tempo dalam satu tahun atas pinjaman
lainnya
Jumlah liabilitas jangka pendek
17.131.455
605.883
3.963.547
65.398
1.471.841
2.289.856
877.226
296.533
2.501.023
1.998.799
2.541
31.204.102
13.005.567
4.373.415
148.468
1.465.898
2.888.302
981.133
807.465
1.016.614
24.686.862
409.841
83.070
598.446
103.907
510.932
4.125.888
5.943
982.185
6.517.240
51
PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK
LAPORAN POSISI KEUANGAN
PER 31 DESEMBER TAHUN 2018 – 2019
Tabel 4.9 Data Laporan Posisi Keuangan pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Periode 2018 – 2019
KETERANGAN 2018 2019 NAIK TURUN
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo
dalam satu tahun
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo
dalam satu tahun atas utang bank
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo
dalam satu tahun atas utang obligasi
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo
dalam satu tahun atas pinjaman lainnya
Jumlah liabilitas jangka pendek
Liabilitas jangka panjang
Liabilitas pajak tangguhan Utang pihak
berelasi jangka panjang
Utang pihak berelasi jangka panjang
Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
Liabilitas jangka panjang atas utang bank
Liabilitas jangka panjang atas utang obligasi
Liabilitas jangka panjang atas pinjaman
lainnya
Provisi jangka panjang
Provisi biaya pembongkaran aset tetap
jangka panjang
Kewajiban imbalan pasca kerja jangka
panjang
Liabilitas keuangan jangka panjang lainnya
Jumlah liabilitas jangka panjang
2.501.023
2.541
31.204.102
991.843
427.859
5.312.877
1.992.058
184.640
101.078
6.406.539
15.416.894
1.016.614
24.686.862
874.536
509.859
6.953.533
1.994.153
7.290
117.623
6.852.215
17.309.209
82.000
1.640.656
2.095
16.545
445.676
1.892.315
1.484.409
6.517.240
117.307
177.350
52
Jumlah liabilitas
Ekuitas
Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik
entitas induk
Saham biasa
Tambahan modal disetor
Cadangan selisih kurs penjabaran
Cadangan perubahan nilai wajar aset
keuangan tersedia untuk dijual
Komponen ekuitas lainnya
Saldo laba (akumulasi kerugian)
Saldo laba yang telah ditentukan
penggunaannya
Saldo laba yang belum ditentukan
penggunaannya
Jumlah ekuitas yang diatribusikan kepada
pemilik entitas induk
Kepentingan non-pengendali
Jumlah ekuitas
Jumlah liabilitas dan ekuitas
46.620.996
878.043
283.732
1.074.413
1.425.098
6.649.034
110.000
23.193.960
33.614.280
16.302.520
49.916.800
96.537.796
41.996.071
878.043
283.732
876.550
1.856.757
7.102.867
115.000
26.664.999
37.777.948
16.424.540
54.202.488
96.198.559
431.659
453.833
5.000
3.471.039
4.163.668
122.020
4.285.688
197.863
339.237
53
PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK
LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER TAHUN 2018 – 2019
Tabel 4.10 Data Laporan Keuangan pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Periode 2018 – 2019
KETERANGAN 2018 2019
Laba Rugi Komperhensif
Pendapatan
Laba (rugi) bruto
Laba (rugi) usaha/operasional
EBITDA
Laba (rugi) besih periode berjalan
Laba (rugi) Komperhensif
Laba per saham (dasar) (angka penuh)
Laba per saham (dilusian)
Lapoan posisi keuangan
Jumlah Aset
Jumlah Aset Lancar
Jumlah Aset Tidak Lancar
Jumlah Liabilitas
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
Jumlah Ekuitas
Modal Disetor
Saldo Laba
Rasio Keuangan*
Rasio Lancar (X)
DER
ROI
Ebitda thd pendapata
73.394.728
20.212.005
9.143.020
12.161.908
4.961.851
6.350.788
474
N/A
31 Des 2018
96.537.796
33.272.618
63.265.178
46.620.996
31.204.102
15.416.894
49.916.800
878.043
23.303.960
2,1%
0,51%
0,13%
16,6%
76.592.955
22.716.361
9.831.024
13.057.264
5.902.729
6.588.662
559
N/A
31 Des 2019
96.198.559
31.403.445
64.795.114
41.996.071
24.686.863
17.309.209
54.202.488
878.043
26.779.999
2,53%
0,45%
0,14%
17,0%
54
1. PT Wahana Interfood Nusantara Tbk
PT Wahana Interfood Nusantara di dirikan pada Tahun 2003. Meskipun
perusahaan ini dianggap sebagai “Pendatang Baru” dalam bisnis ini, perusahaan
ini adalah perusahaan yang terintegrasi yang mampu menciptakan dan
menghasilkan kualitas tinggi dan kakao premium dan produk cokelat. Perusahaan
ini membawa pendekata baru, visi baru dan inovasi terhadap nilai – nilai inti
perusahaan. Perusahaan ini terus berusaha untuk menciptakan ide – ide baru dan
inovatif bagi pelanggan. Produk yang diproduksi di bawah merek premium dari
schoko dan berbagai merek premium dan eksekutif unntuk luar negeri. Produk
schoko didistribusikan di merek premium dan eksekutif untuk luar negeri. Produk
schoko didistribusikan di Indonesia dan di eksporke berbagai negara di Asia,
Eropa, Autralia, Selandia Baru dan Amerika Serikat.
PT Wahana Interfood Nusantara Tbk dikenal sebagai schoko yang
menyediakan layanan di bidang pengembangan produk yang memungkinkan
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan merespon preferensi pelanggan yang
berbeda – beda . Perusahaan ini terus – menerus mencari cara memperbaiki
produk dan mengantisipasi perubahan pasar dan tren. Berikut ini adalah data tabel
mengenai laporan keuangn PT. Wahana Interfood Nusantara Tbk :
55
PT WAHANA INTERFOOD NUSANTARA TBK
LAPORAN KINERJA KEUANGAN
PER 31 DESEMBER TAHUN 2017 – 2018
Tabel 4.11 Data Laporan Kinerja Keuangan pada PT Wahana Interfood Nusantara
Tbk Periode 2017 – 2018
KETERANGAN
31 DESEMBER LAPORAN KEUANGAN
2017 2018 NAIK TURUN
ASET
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas
Piutang usaha
Piutang usaha pihak ketiga
Persediaan lancar
Persediaan lancar lainnya
Biaya dibayar di muka lancar
Uang muka lancar
Uang muka lancar lainnya
Jumlah aset lancar
LIABILITAS JANGKA
PENDEK
Pinjaman jangka pendek
Utang usaha
Utang usaha pihak ketiga
Utang lainnya
Utang lainnya pihak ketiga
Beban akrual jangka pendek
Utang pajak
Pendapatan ditangguhkan
jangka pendek
260.190.289
40.818.469.727
33.904.281.544
983.387.207
13.498.192.750
89.464.521.517
79.626.107.436
1.262.222.861
501.356.821
2.298.654.753
478.260.349
4.367.567.429
147.722.537
18.574.674.719
39.852.721.941
39.256.945
95.834.060
58.710.210.202
54.993.627.059
8.601.096.994
485.208.600
441.188.927
1.149.253.663
813.637.375
112.467.752
22.243.795.008
944.130.262
13.402.358.690
30.754.311.315
24.632.480.377
60.167.894
1.149.401.090
422.827.059
5.948.440.397
7.338.874.133
485.208.600
335.377.026
56
Liabilitas jangka panjang yang
jatuh tempo dalam satu tahun
Liabilitas jangka panjang yang
jatuh tempo dalam satu tahun
atas utang bank
Liabilitas jangka panjang
yang jatuh tempo dalam satu
tahun atas utang pembiayaan
konsumen
Liabilitas jangka panjang yang
jatuh tempo dalam satu tahun
atas liabilitas sewa pembiayaan
Jumlah liabilitas jangka
pendek
300.015.041
967.801.652
101.161.992.091
3.944.740.370
278.330.557
590.498.839
71.297.582.384
21.684.484
377.302.813
29.864.409.707
57
PT WAHANA INTERFOOD NUSANTARA TBK
LAPORAN POSISI KEUANGAN
PER 31 DESEMBER TAHUN 2017 – 2018
Tabel 4.12 Data Laporan Posisi Keuangan pada PT Wahana Interfood Nusantara
Tbk Periode 2017 – 2018
KETERANGAN
31 DESEMBER LAPORAN KEUANGAN
2017 2018 NAIK TURUN
Liabilitas jangka panjang yang
jatu tempo dalam satu tahun
Liabilitas jangkapanjang yang jatuh
tempo dalam satu tahun atas utang
bank
Liabilitas jangka panjang yang
jatuh tempo dalam satu tahun atas
utang pembiayaan konsumen
Liabilitas jangka panjang yang jatuh
tempo dalam satu tahun atas
liabilitas sewa pembiayaan
Jumlah liabilitas jangka pendek
Liabilitas jangka panjang
Liabilitas jangka panjang setelah
dikurangi bagian yang jatuh tempo
dalam satu tahun
Liabilitas jangka panjang atas utang
bank
Liabilitas jangka panjang atas utang
pembiayaan konsumen
Liabilitas jangka panjang atas
liabilitas sewa pembiayaan
Pendapatan ditangguhkan jangka
panjang
Kewajiban imbalan pasca kerja
jangka panjang
Jumlah liabilitas jangka panjang
4.367.567.429
300.015.041
967.801.652
5.635.384.122
9.790.210.863
294.771.989
1.065.771.164
39.855.029
180.673.000
11.371.282.045
3.944.740.370
278.330.557
590.498.839
4.813.569.766
11.754.679.122
313.900.836
1.298.119.121
868.235.682
159.958.000
14.394.892.761
1.964.468.259
19.128.847
232.347.957
828.380.653
422.827.059
21.684.484
377.302.813
821.814.356
20.715.000
58
Jumlah liabilitas
Ekuitas
Ekuitas yang diatribusikan kepada
pemilik entitas induk
Saham biasa
Tambahan modal disetor
Komponen ekuitas lainnya
Saldo laba (akumulasi kerugian)
Saldo laba yang belum
ditentukan penggunaannya
Jumlah ekuitas yangdiatribusikan
kepada pemilik entitas induk
Jumlah ekuitas
Jumlah liabilitas dan ekuitas
112.533.274.136
34.000.000.000
10.684.656.476
( 45.399.000 )
5.577.207.954
50.216.465.430
50.216.465.430
162.749.739.566
85.692.475.145
1.000.000.000
10.684.656.476
( 63.979.500 )
2.486.251.682
14.106.928.658
14.106.928.658
99.799.403.803
59
PT WAHANA INTERFOOD NUSANTARA TBK
LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER TAHUN 2017 – 2018
Tabel 4.13 Data Laporan Keuangan pada PT Wahana Interfood Nusantara Tbk
Periode 2017 – 2018
KETERANGAN 2017 2018
Laba Rugi Komperhensif
Pendapatan
Laba (rugi) bruto
EBITDA
Laba (rugi) Komperhensif
Laba per saham (dilusian)
Lapoan posisi keuangan
Jumlah Aset
Jumlah Aset Lancar
Jumlah Aset Tidak Lancar
Jumlah Liabilitas
Jumlah Liabilitas Jangka
Pendek
Jumlah Liabilitas Jangka
Panjang
Jumlah Ekuitas
Modal Disetor
Saldo Laba
Rasio Keuangan*
Rasio Lancar (X)
DER
ROI
2.841.169
22.418.565.197
2.005.782.785
206
99.799.403.803
58.710.210.202
41.089.193.601
85.692.475.145
71.297.582.384
14.394.892.761
14.106.928.658
10.684.656.476
2.060.499.035
0,58%
6,07%
0,20%
3.722.827
23.823.869.798
3.109.536.772
187
162.749.739.566
89.464.521.517
73.285.218.049
112.533.274.136
101.161.992.091
11.371.282.045
50.216.465.430
10.684.656.476
3.090.956.272
0,88%
2,24%
0,18%
60
PT WAHANA INTERFOOD NUSANTARA TBK
LAPORAN KINERJA KEUANGAN
PER 31 DESEMBER TAHUN 2018 – 2019
Tabel 4.14 Data Laporan Kinerja Keuangan pada PT Wahana Interfood Nusantara
Tbk Periode 2018 – 2019
KETERANGAN
31 DESEMBER LAPORAN KEUANGAN
2018 2019 NAIK TURUN
ASET
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas
Piutang usaha
Piutang usaha pihak ketiga
Persediaan lancar
Persediaan lancar lainnya
Biayadibayar di mukalancar
Uang muka lancar
Uang muka lancar lainnya
Jumlah aset lancar
LIABILITAS JANGKA
PENDEK
Pinjaman jangka pendek
Utang usaha
Utang usaha pihak ketiga
Beban akrual jangka pendek
Utang pajak
Pendapatan ditangguhkan jangka
260.190.289
40.818.469.727
33.904.281.544
983.387.207
13.498.192.750
89.464.521.517
79.626.107.43
1.262.228.610
501.356.821
2.298.654.753
478.260.349
489.696.253
76.332.173.527
57.820.845.432
267.379.764
11.003.602.258
145.913.697.234
67.357.367.630
46.563.431.929
608.862.970
2.808.800.626
39.855.029
229.505.964
35.513.703.800
23.916.563.888
56.449.175.717
59.394.756.887
45.301.203.319
107.506.149
510.145.873
716.007.443
2.494.590.492
438.405.320
61
pendek
Liabilitas jangka panjang yang
jatuh tempo dalam satu tahun
Liabilitas jangka panjang yang
jatuh tempo dalam satu tahun
atas utang bank
Liabilitas jangka panjang yang
jatuh tempo dalam satu tahun
atas utang pembiayaan
konsumen
Liabilitas jangka panjang yang
jatuh tempo dalam satu tahun
atas liabilitas sewa pembiayaan
Jumlah liabilitas jangka pendek
4.367.567.429
300.015.041
967.801.652
101.161.992.091
6.312.193.250
455.770.467
690.636.143
124.836.918.044
62
PT WAHANA INTERFOOD NUSANTARA TBK
LAPORAN POSISI KEUANGAN
PER 31 DESEMBER TAHUN 2018 – 2019
Tabel 4.15 Data Laporan Posisi Keuangan pada PT Wahana Interfood Nusantara
Tbk Periode 2018 – 2019
KETERANGAN
31 DESEMBER LAPORAN KEUANGAN
2018 2019 NAIK TURUN
Liabilitas jangka panjang setelah
dikurangi bagian yang jatuh
tempo dalam satu tahun
Liabilitas jangka panjang atas
utang bank
Liabilitas jangka panjang atas
utang pembiayaan konsumen
Liabilitas jangka panjang atas
liabilitassewapembiayaan
Pendapatan ditangguhkan jangka
panjang
Kewajiban imbalan pasca kerja
jangka panjang
Jumlah liabilitas jangka panjang
Jumlah liabilitas
Ekuitas
Ekuitas yang diatribusikan
kepada pemilik entitas induk
Saham biasa
Tambahan modal disetor
9.790.210.863
294.771.989
1,065.771.164
39.855.029
180.673.000
11.371.282.045
112.533.274.136
34.000.000.000
10.684.656476
14.925.504.226
676.077.963
368.079.316
274.815.000
16.244.476.505
141.081.394.549
56.024.210.500
39.856.788.518
5.135.293.363
381.305.974
94.142.000
4.873.194.460
28.548.120.413
22.024.210.500
29.172.132.042
697.691.848
63
Komponen ekuitas lainnya
Saldo laba (akumulasi kerugian)
Saldo laba yang telah
ditentukan penggunaannya
Saldo laba yang belum
ditentukan penggunaannya
Jumlah ekuitas yangdiatribusikan
kepada pemilik entitas induk
Jumlah ekuitas
Jumlah liabilitas dan ekuita
( 45.399.000 )
5.577.207.954
50.216.465.430
50.216.465.430
162.749.739.566
54.222.000
100.500.000
13.433.916.175
109.361.193.193
109.361.193.193
250.442.587.742
64
PT WAHANA INTERFOOD NUSANTARA TBK
LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER TAHUN 2018 – 2019
Tabel 4.16 Data Laporan Keuangan pada PT Wahana Interfood Nusantara Tbk
Periode 2018 – 2019
KETERANGAN 2018 2019
Laba Rugi Komperhensif
Pendapatan
Laba (rugi) bruto
EBITDA
Laba (rugi) besih periode berjalan
Laba (rugi) Komperhensif
Laba per saham (dasar)
Lapoan posisi keuangan
Jumlah Aset
Jumlah Aset Lancar
Jumlah Aset Tidak Lancar
Jumlah Liabilitas
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
Jumlah Ekuitas
Modal Disetor
Saldo Laba
Rasio Keuangan*
Rasio Lancar (X)
DER
ROI
157.581.399.731
15.666.517.069
3.109.536.772
187.22
162.749.739.566
89.464.521.517
73.285.218.049
112.533.274.13
101.161.992.091
11.371.282.045
50.216.465.430
10.684.656.476
3.090.956.272
0.88%
0.51%
0.18%
216.197.806.076
23.454.240.953
7.948.385.221
16.15
250.442.587.742
145.913.697.234
104.528.890.508
141.081.394.549
124.836.918.044
16.244.476.505
109.361.193.193
10.684.656.476
7.957.208.221
1.16%
0.45%
0.031%
65
Jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2019 meningkat sebesar Rp.
87.692.848.176 atau setara dengan 53.88% dari Rp. 162.749.739.566 pada tanggal
31 Desember 2018, menjadi Rp. 250.442.587.742 pada tanggal 31 Desember
2019. Kenaikan ini terutama disebabkan adanya peningkatan kas dan bank,
piutang usaha, persediaan, uang muka perolehan aset, dan aset pajak tangguhan
antara lain sebagai berikut :
1. Saldo kas dan bank pada tanggal 31 Desember 2019 meningkat sebesar Rp.
229.505.594 atau setara dengan 88.21% dari Rp 260.190.289 pada tanggal 31
Desember 2018, menjadi Rp. 489.696.253 pada tanggal 31 Desember 2019.
Kenaikan ini disebabkan adanya penjualan aset tetap yaitu kendaraan dan
meningkatnya kewajiban lancar seperti utang usaha.
2. Saldo piutanf usaha pada tanggal 31 Desember 2019 meningkat sebesar Rp.
35.513.703.800 atau setara dengan 87% dari Rp. 40.818.469.727, menjadi Rp.
76.332.173.529 pada tanggal 31 Desember 2019. Hal ini terjadi karena adanya
penjualan secara kredit untuk meningkatkan volume penjualan.
3. Saldo persediaan pada tanggal 31 Desember 2019 menjadi meningkat sebesar
Rp. 23.916.563.888 atau setara dengan 60.54% dari Rp. 33.904.281.544 pada
tanggal 31 Desember 2018, menjadi Rp 57.820.845.432 pada tanggal 31
Desember 2019. Kenaikan ini terutama disebabkan karena perseroan kapasitas
produksi dan membutuhkan kepastian bahan baku untuk tetap dalam
menjalankan produksi.
4. Saldo uang muku perolehan aset tetap pada tanggal 31 Desember 2019
meningkat sebesar Rp. 31.634.700.383 atau setara dengan 1.941,61% dari Rp.
66
1.629.299.617 pada tanggal 31 Desember 2018, menjadi Rp. 33.264.000.000
pada tanggal 31 Desember disebabkan karena uang muka pembelian mesin
dan aset tanah bangunan yang terletak di Jalan Parakan Muncang, Sumedang
Jawa Barat.
5. Saldo asel pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 2019. Peningkatan
terjadi karena adanya pengaruh dari perbedaan temporer dalam pencatatan
antara laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak atas aset dan liabilitas.
a. Total Liabilitas
Jumlah liabilitas pada tanggal 31 Desember 2019 meningkat sebesar Rp.
28.548.120.413 atau setara dengan 25.375% dari Rp. 112.533.274.136 pada
tanggal 31 Desember 2018 menjadi Rp. 141.081.394.549 pada tanggal 31
Desember 2019. Kenaikan ini terutama adanya peningkatan utang usaha, beban
akrual, utang pajak, utang bank dan pembiayaan kosumen setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun. Berikut ini perubahannya :
1. Saldo utang usha pada tanggal 31 Desember 2019 meningkat sebesar Rp
33.941.203.319 atau setara dengan 268.90% dari Rp. 12.622.228.610 pada
tanggal 31 Desember 2018, menjadi Rp 46.563.431.929 pada tanggal 31
Desember 2019. Kenaikan ini disebabkan adanya pembelian secara kredit
untuk penggunaan produksi.
2. Saldo beban akrual pada tanggal 31 Desember 2019 meningkat sebesar Rp
107.506.149 atau setara dengan 21,44% dari Rp.501.356.821 pada tanggal 31
Desember 2018, menjadi Rp. 608.862.970 pada tanggal 31 Desember 2019.
67
Peningkatan terjadi karena adanya penambahan transaksi yang telah terjadi
untuk kegiatan operasional namun pembayaran dilakukan setelah tanggal
laporan keuangan.
3. Saldo utang pajak pada tanggal 31 Desember 2019 meningkat sebesar Rp
510.145.873 atau setara dengan 22.19% dari Rp. 2.298.654.753 pada tanggal
31 Desember 2018, menjadi Rp. 2.808.800.626 pada tanggal 31 Desember
2019. Hal ini disebabkan karena meningkatnya laba sehingga PPh terutang
tahunan juga meningkat dari tahun sebelumnya.
4. Saldo utang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun pada
tanggal 31 Desember 2019 meningkat sebesar Rp. 1.944.625.821 atau setara
dengan 44.52% dari Rp. 4.367.567.429 pada tanggal 31 Desember 2019
peningkatan terjadi karena adanya penambahan hutang Bank NISP DL-New.
5. Saldo utang pembiayaan konsumen yang jatuh tempo dalam satu tahun pada
tanggal 31 Desember 2019 meningkat sebesar Rp. 155.755.426 atau setara
dengan 51.92% dari Rp. 300.015.041 pada tangal 31 Desember 2018, menjadi
Rp. 455.770.467 pada tanggal 31 Desember 2019. Peningkatan terjadi karena
adanya pembelian kendaraan yang dilakukan secara kredit
6. Saldo utang bank jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo
dalam satu tahun pada tanggal 31 Desember 2019 meningkat sebesar Rp.
5.135.293.363 atau setara dengan 52.45% dari Rp. 9.790.210.863 pada tanggal
31 Desember 2018, menjadi Rp 2614.9 pada tanggal 31 Desember 2019.
Peningkatan terjadi karena adanya penambahan Hutang Bank NSIP DL-New.
68
7. Saldo utang pembiayaan konsumen setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo
dalam satu tahun pada tanggal 31 Desember 2019 meningkat sebesar Rp. -----
atau setara dengan 36% dari Rp. 294.771.989 pada tanggal 31 Desember 2018,
menjadi Rp. 676.077.963 pada tanggal 31 Desember 2019. Peningkatan terjadi
karena adanya pembelian kendaraan yang dilakukan secara kredit.
8. Saldo liabilitas imbalan pasca kerja pada tanggal 31 Desember 2019
meningkat sebesar Rp. 94.142.000 atau setara dengan 52.11% dari Rp.
180.673.000 pada tanggal 31 Desember 2019 menjadi Rp. 274.815.000 pada
tanggal 31 Desember 2019. Peningkatan terjadi karena bertambahnya jumlah
karyawan.
69
PT ARITA PRIMA INDONESIA TBK
LAPORAN KINERJA KEUANGAN
PER 31 DESEMBER TAHUN 2017 – 2018
Tabel 4.17 Data Laporan Kinerja Keuangan pada PT Arita Prima Indonesia Tbk
Periode 2017 – 2018
KETERANGAN 31 DESEMBER LAPORAN KEUANGAN
2017 2018 NAIK TURUN
ASET
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas
Investasujangkapendek
Piutang usaha
Piutang usaha pihak ketiga
Piutangusahapihakberelasi
Piutanglainnya
Piutang lainnya pihak ketiga
Piutang lainnyapihakberelasi
Persediaan lancar
Persediaan lancar lainnya
Uang muka lancar
Uang muka lancar lainnya
Jumlah aset lancar
LIABILITAS JANGKA
PENDEK
Pinjaman jangka pendek
4.967.030.481
10.096.532.888
49.946.689.220
1.067.202.602
1.002.482.984
42.885.800
159.429.959.785
17.803.702.659
244.356.486.419
127.926.800.000
9.730.309.728
10.371.745.807
62.220.382.267
1.126.732.689
529.827.210
391.462.939
162.845.314.432
19.120.791.751
266.336.566.823
120.389.399.000
4.763.279.2472
75.212.919
12.273.693.047
59.530.087
348.577.139
3.415.354.647
1.317.089.092
21.980.080.404
472,655,774
7,537,401,000
70
Utang usaha
Utang usaha pihak ketiga
Utang usaha pihak berelasi
Utang lainnya
Utang lainnya pihak ketiga
Utang lainnya pihak berelasi
Uang muka pelanggan jangka
pendek
Uang muka pelanggan jangka
pendek pihak ketiga
Beban akrual jangka pendek
Utang pajak
Liabilitas jangka panjang
yang jatuh tempo dalam satu
tahun
Liabilitas jangka panjang
yang jatuh tempo dalam satu
tahun atas utang bank
Liabilitas jangka panjang
yang jatuh tempo dalam satu
tahun atas liabilitas sewa
pembiayaan
Liabilitas jangka panjang
yang jatuh tempo dalam satu
tahun atas pinjaman lainnya
Jumlah liabilitas jangka
pendek
17.712.037.788
5.293.805.688
979.337.500
3.985.022.786
1.012.228.638
616.277.683
1.780.218.510
3.220.384.050
12.034.270
74,016,000
162.612.162.913
15.204.984.598
3.038.495.984
479.339.588
10.955.022.786
1.738.352.580
757.768.138
6.102.937.971
2.088.393.369
453.100.966
67.848.000
161.275.642.980
6.970.000.000
6.997.000.000
726.123.942
141.490.455
4.322.719.461
441.066.696
2.255.309.704
499.997.912
1.131.990.681
6.168.000
1.336.519.933
71
PT ARITA PRIMA INDONESIA TBK
LAPORAN POSISI KEUANGAN
PER 31 DESEMBER TAHUN 2017 – 2018
Tabel 4.18 Data Laporan Posisi Keuangan pada PT Arita Prima Indonesia Tbk
Periode 2017 – 2018
KETERANGAN 31 DESEMBER
2017 2018 NAIK TURUN
Liabilitas jangka panjang
setelah dikurangi bagian yang
jatuh tempo dalam satu tahun
Liabilitas jangka panjang atas
utang bank
Liabilitas jangka panjang atas
liabilitas sewa pembiayaan
Liabilitas jangka panjang atas
pinjaman lainnya
Kewajiban imbalan pasca
kerja jangka panjang
Jumlah liabilitas jangka
panjang
Jumlah liabilitas
Ekuitas
Ekuitas yang diatribusikan
kepada pemilik entitas induk
Saham biasa
Tambahan modal disetor
Komponen ekuitas lainnya
Saldo laba (akumulasi
kerugian)
5.394.328.252
67.848.000
7.714.342.881
13.176.519.133
175.788.682.046
107.576.000.000
33.937.353.656
( 134.482.608 )
1.269.444.880
244.207.776
11.921.432.634
13.435.085.290
174.710.728.270
107.576.000.000
33.937.353.656
( 134.482.608 )
244.207.776
4.207.089.753
258.566.157
28.133.736.871
28.133.736.871
66.264.725
4.124.883.372
67.848.000
1.077.953.776
72
Saldo laba yang telah
ditentukan penggunaannya
Saldo laba yang belum
ditentukan penggunaannya
Jumlah ekuitas yang
diatribusikan kepada pemilik
entitas induk
kepentingan non-pengendali
Jumlah ekuitas
Jumlah liabilitas dan ekuitas
16.000.000.000
89.990.521.698
247.369.392.746
23.232.188
247.392.624.934
423.181.306.980
16.000.000.000
118.124.258.569
275.503.129.617
89.496.913
275.592.626.530
450.303.354.800
28.200.001.596
27.122.047.820
73
PT ARITA PRIMA INDONESIA TBK
LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER TAHUN 2017 – 2018
Tabel 4.19 Data Laporan Keuangan pada PT Arita Prima Indonesia Tbk Periode
2017 – 2018
KETERANGAN 2017 2018
Laba Rugi Komperhensif
Pendapatan
Laba (rugi) bruto
EBITDA
Laba (rugi) Komperhensif
Labapersaham (dasar) (angka penuh)
Lapoan posisi keuangan
Jumlah Aset
Jumlah Aset Lancar
Jumlah Aset Tidak Lancar
Jumlah Liabilitas
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
Jumlah Ekuitas
Modal Disetor
Saldo Laba
Rasio Keuangan*
Rasio Lancar (X)
DER
ROI
168.065.942.352
101.624.822.870
11.366.054.267
13
423.181.306.980
244.356.486.419
178.824.820.561
175.788.682.046
162.612.162.913
13.176.519.133
247.392.624.934
33.937.353.656
13.938.362.557
1,50%
0,71%
0,39%
216.508.943.536
132.957.952.261
28.150.001.596
28
450.303.354.800
266.336.566.823
183.966.787.977
174.710.728.270
161.275.642.980
13.435.085.290
275.592.626.530
33.937.353.656
30.385.796.476
1,65%
0,63%
0,48%
74
PT ARITA PRIMA INDONESIA TBK
LAPORAN KINERJA KEUANGAN
PER 31 DESEMBER TAHUN 2018 – 2019
Tabel 4.20 Data Laporan Kinerja Keuangan pada PT Arita Prima Indonesia Tbk
Periode 2018 – 2019
KETERANGAN 31 DESEMBER LAPORAN KEUANGAN
2018 2019 NAIK TURUN
ASET
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas
Investasi jangka pendek
Piutang usaha
Piutang usaha pihak ketiga
Piutang usaha pihak berelasi
Piutanglainnya
Piutang lainnya pihak ketiga
Piutang lainnya pihak
berelasi
Persediaan lancar
Persediaan lancar lainnya
Uang muka lancar
Uang muka lancar lainnya
Pajak dibayar dimuka lancar
Jumlah aset lancar
LIABILITAS JANGKA
PENDEK
Pinjaman jangka pendek
9.730.309.728
10.371.745.807
62.220.382.267
1.126.732.689
529.827.210
391.462.939
162.845.314.432
19.120.791.751
266.336.566.823
120.389.399.000
10.963.823.236
10.491.446.511
59.067.592.554
1.126.732.689
1.815.627.154
1.708.480.704
180.839.287.377
11.369.417.156
155.739.019
277.538.146.400
120.610.908.381
1.233.513.508
119.700.704
0
1.285.799.944
1.317.017.765
17.993.972.945
155.739.019
11.201.579.577
2.952.789.713
3.152.789.713
7.751.374.595
221.609.381
75
Utang usaha
Utang usaha pihak ketiga
Utang usaha pihak berelasi
Utang lainnya
Utang lainnya pihak ketiga
Utang lainnyapihakberelasi
Uang muka pelanggan
jangka pendek
Uang muka pelanggan
jangka pendek pihak ketiga
Beban akrual jangka pendek
Utang pajak
Liabilitas jangka panjang
yang jatuh tempo dalam satu
tahun
Liabilitas jangkapanjang
yang jatuh
tempo dalam satu tahun atas
utang
bank
Liabilitas jangka panjang
yang jatuh
tempo dalam satu tahun atas
liabilitas
sewa pembiayaan
Liabilitas jangka panjang
yang jatuh
tempo dalam satu tahun
ataspinjaman
lainnya
Jumlah liabilitas jangka
pendek
15.204.984.598
3.038.495.984
479.339.588
10.955.022.786
1.738.352.580
757.768.138
6.102.937.971
2.088.393.369
453.100.966
67.848.000
161.275.642.980
11.371.594.457
2.782.356.313
511.904.955
29.524.258.082
3.705.642.295
432.632.912
2.050.053.817
320.877.504
258.843.456
1.112.229.422
172.681.301.594
32.565.367
18.569.235.296
1.967.289.715
1.044.381.422
3.833.390.141
256.139.671
325.135.226
4.052.884.154
1.767.515.865
194.257.510
76
PT ARITA PRIMA INDONESIA TBK
LAPORAN POSISI KEUANGAN
PER 31 DESEMBER TAHUN 2018 – 2019
Tabel 4.21 Data Laporan Posisi Keuangan pada PT Arita Prima Indonesia Tbk
Periode 2018 – 2019
KETERANGAN 31 DESEMBER LAPORAN KEUANGAN
2018 2019 NAIK TURUN
Liabilitas jangka panjang setelah
dikurangi bagian yang jatuh
tempo dalam satu tahun
Liabilitas jangka panjang atas
utang bank
Liabilitas jangka panjang atas
liabilitas sewa pembiayaan
Liabilitas jangka panjang atas
pinjamanlainnya
Kewajiban imbalan pasca kerja
jangka panjang
Jumlah liabilitas jangka panjang
Jumlah liabilitas
Ekuitas
Ekuitas yang diatribusikan kepada
pemilik entitas induk
Saham biasa
Tambahan modal disetor
Komponen ekuitas lainnya
Saldo laba (akumulasi kerugian)
Saldo laba yang telah ditentukan
penggunaannya
Saldo laba yang belum ditentukan
1.269.444.880
244.207.776
11.921.432.634
13.435.085.290
174.710.728.270
107.576.000.000
33.937.353.656
134.482.608
16.000.000.000
1.067.771.682
1.522.556.848
14.224.322.534
16.814.651.064
189.495.952.658
107.576.000.000
33.937.353.656
134.482.608
16.000.000.000
2.302.889.900
201.673.198
77
penggunaannya
Jumlah ekuitas yangdiatribusikan
kepada pemilik entitas induk
kepentingan non-pengendali
Jumlah ekuitas
Jumlah liabilitas dan ekuitas
118.124.258.569
275.503.129.617
89.496.913
275.592.626.530
450.303.354.800
143.878.871.985
301.257.743.033
106.960.025
301.364.703.058
490.860.655.716
25.754.613.416
25.754.613.416
17.463.112
78
PT ARITA PRIMA INDONESIA TBK
LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER TAHUN 2018 – 2019
Tabel 4.22 Data Laporan Keuangan pada PT Arita Prima Indonesia Tbk Periode
2018 – 2019
KETERANGAN 2018 2019
Laba Rugi Komperhensif
Pendapatan
Laba (rugi) bruto
Laba (rugi) usaha/operasional
EBITDA
Laba (rugi) besih periode berjalan
Laba (rugi) Komperhensif
Laba per saham (dasar) (angka penuh)
Laba per saham (dilusian)
Lapoan posisi keuangan
Jumlah Aset
Jumlah Aset Lancar
Jumlah Aset Tidak Lancar
Jumlah Liabilitas
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
Jumlah Ekuitas
Modal Disetor
Tambahan modal disetor
Saldo Laba
Kepentingan modal – pengendali
Rasio Keuangan*
Rasio Lancar (X)
DER
Ebt thd pendapatan (%)
216.508.943.536
132.957.952.261
57.934.609.649
40.653.039.839
30.402.061.201
28.150.001.596
28
-
450.303.354.800
266.336.566.823
183.966.787.977
174.710.728.270
161.275.642.980
13.435.085.290
275.592.626.530
107.576.000.000
33.937.353.656
134.124.258.569
89.496.913
165%
7%
11%
19%
242.761.693.999
144.765.371.794
48.210.151.661
34.250.926.596
25.744.441.617
25.772.076.528
24
-
490.860.655.716
277.538.146.400
213.322.509.316
189.495.952.658
172.681.301.594
16.814.651.064
301.364.703.058
107.576.000.000
33.937.353.656
159.744.389.377
106.960.025
161%
5%
11%
14%
79
4.2.1 Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah model regresi benar –
benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif. Asumsi – asumsi
klasik dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas,
heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan variabel bebas keduanta mempunyai distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau
mendekati normal. Hasil uji normalitas secara gradik probability plot dengan
menggunakan SPSS versi22 untuk variabel Return on Investment (ROI)
ditunjukkan dengan grafik berikut :
80
Dari gambar histogram di atas, terlihat bahwa pola distribusi mendekati
normal, karena data mengikuti arah garis diagonal membuat pola gelombang yang
teratur. Dari gambar normal P-Plot di atas menunjukkan bahwa data menyebar
pola distribusi normal, sehingga dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas telah
terpenuhi.
2. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai Tolerance dan lawannya
Varianve Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
bebas manakah yang dijelaskn oleh variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur
variabelitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel
bebas lainnya. Jadi nilai Tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena
VIF = 1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cut off
yang umum dipakai adalah nilai di atas 0,10 atau sama dengan nilai VIF di bawah
10.
81
4.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik
Tabel 4.23 Hasil Uji Multikolinearitas
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constan) .388 .233 1.666 .147
CR -.101 .114 -.401 -.893 .406 .716 1.396
DER -.011 .063 -.079 -.176 .866 .716 1.396
a. Dependent Variable: ROI
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
terjadi ketidak samaan variance dari residual pengamatan satu kepengamatan
yang lain berbeda. Sedangkan bila terjadi ketidaksamaan variance dari residual
pengamatan satu kepengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas untuk mengetahui ada tidaknya heteoskedastisitas antar
82
variabel independen dapat dilihat dari grafik plot antara lain prediksi variabel
terikat dengan residunya. Adapun grafik hasil pengujian heteroskedastisitas
menggunakan SPSS versi22 dapat dilihat pada gambar berikut :
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa data (titik – titik )
menyebar secara merata di atas dan di bawah garis nol, tidak berkumpul di satu
tempat, seta tidak membentuk pola tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa
pada uji regresi ini tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan
pengganggu) tidak bebas dari satu obeservasi keobservasi lainnya. Model regresi
yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Pengujian ini menggunakan
Durbim Waston (DW – test ). Ketentuan uji DW dapat dilihat sebagai berikut :
83
Tabel 4.24 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .365a .133 -.155 .260 1.990
a. Predictors: (Constant), DER, CR
b. Dependent Variable: ROI
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa Durbin Watson sebesar 1.990
karena nilai DW berkisar antara 1,65 < 2,35 maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi masalah autokorelasi pada model regresi, sehingga model regresi layak
untuk digunakan dalam melakukan pengujian.
4.2.3 Hasil Uji Regresi Analysis Linier Berganda
Regresi analysis berganda digunakan untuk menguji pengaruh antara
variabel independen yaiu likuiditas (CR), leverage (DER) give profitabilitas
(NPM). Model persamaan regresi yang baik adalah yang memenuhi persyaratan
asumsi klasik, antara lain semua dates normal berdistribusi, model harus bebas
dari gejala multikolineritas dan terbebas dari heteroskedastisitas. Adapun hasil uji
regresi berganda dapat dilihat pada tabel berikut :
84
Tabel 4.25 Hasil Uji Regregasi Berganda
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficient
s
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .388 .233 1.666 .147
CR -.101 .114 -.401 -.893 .406
DER -.011 .063 -.079 -.176 .866
a. Dependent Variable: ROI
Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih
variabel independen terhadap satu variabel dependen. Persamaan regresi dapat
dilihat dari tabel hasil uji coefficients. Pada tabel Coeffiecients yang di baca
adalah nilai dalam kolom B, baris pertama menunjukkan konstanta (a) dan baris
selanjutnya menunjukkan konstanta variabel independen. Berdasarkan label di
atas maka model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :
85
ROI = 0,3888 + -0,101CR -0,011DER + e ……….(+)
Dari persamaan regresi linear berganda di atas, diketahui mempunyai
konstanta sebesar 388, yang diartikan bahwa ROI mempunyai nilai sebesar 0,388
jika variabel seperti CR dan DER adalah tidak ada atau dianggap constant, maka
nilai return on Investment akan semakin berkurang. Berdasarkan persamaan
regresi linear berganda dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Koefisien variabel CR = -0,101 berartu setiap kenaikan CR sebesar 1% akan
menyebabkan penurunan ROI sebesar -0,101%
2. Koedisien variabel DER sebesar -0,011 artinya DER mengalami kenaikan
sebesar 1% akan menyebabkan penurunan ROI -0,011%.
a. Hasil Uji F (simultan)
Uji Statistic F atau Analysis of Variance (ANOVA) digunakan untuk
menguji masing – masing variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel terikat secara bersama – sama dengan α = 0,05 dan menerima atau
menolak hipotesis. Hasil perhitungan F dapat dilihat pada tabel berikut ini :
86
Tabel 4.26 Hasil Uji F (simultan)
Untuk menguji apakah model dapat digunakan yaitu membandingkan sig
pada tabel ANOVA dengan taraf nyatanya (α 0,05%). Jika sig. > 0,05 maka
model ditolak, namunn jjika sig. < 0,05 maka model diterima. Pada tabel uji F di
atas nilai sig. 0,0651 > 0,05 maka model dapat disimpulkan model ditolak. Dari
hasil analisis regresi dapat diketahui pula bahwa secara bersama – sama variabel
independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hal
ini dapat dibuktikan dari nilai F hitung (0,462) yang lebih besar dari nilai F tabel
(4,46). Model regresi dapat digunakan untuk memprediksi ROI atau dapat
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .063 2 .031 .462 .651b
Residual .407 6 .068
Total .469 8
a. Dependent Variable: ROI
b. Predictors: (Constant), DER, CR
87
dikatakan bahwa CR dan DER secara bersama – sama berpengaruh terhadap ROI
perusahaan makanan yang terdaftar di BEI periode 2017 – 2019 dapat diterima.
b. Hasil Uji t ( parsial )
Uji T bertujuan menguji pengaruh masing – masing variabel independen
(CR dan DER) terhadap variabel dependen (ROI). Pengambilan yang didapatkan
dari hasil pengolahan data melaluiprogram SPSS statistic parametricse Bagaimana
dikutip oleh Ima Hernawati dalam singgih Santoso (2004) sebagai berikut :
1. Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima.
2. Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak. Sementara itu secara parsial
pengaruh dari ketiga variabel independen Current Ratio (CR) dan Debt to
Equity Ratio (DER) terhadap Return on Investment (ROI) ditunjukkan pada
gambar berikut :
Tabel 4.27 Hasil Uji t (parsial)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .388 .233 1.666 .147
CR -.101 .114 -.401 -.893 .406
DER -.011 .063 -.079 -.176 .866
88
a. Dependent Variable: ROI
Pengaruh dari masing -masing variabel CR dan DER terhadap ROI dapat
dilihat dari arah tanda dan tingkat signifikasi (probabilitas). Variabel CR
mempunyai arah yang negatif, begirtu juga dengan DER menunjukkan arah
negatif juga. Dapat dilihat bahwa variabel CR dan DER berpengaruh terhadap
ROI karena tingkat signifikasinya > 0,05. Hasil pengujian hipotesis masing –
masing variabel independen secara parsial terhadap dependennya dapat dianalisis
sebagai berikut :
1. Hasil Uji Hipotesis Pengaruh CR (X1) terhadap ROI (Y)
Variabel penelitian Current Ratio (CR) sebagai variabel independen. Bahwa
koefisien hasil Uji t dari Current Ratio (CR) menunjukkan tingkat
signifikansi 0,406 ( >5% ). Untuk nilai t hitung yang dihasilkan adalah nilai t
hitung lebih kecil dari t tabel, maka Ho diterimas sehingga dapat disimpulkan
bahwa H1 ditolak. Yang berarti tidak dapat mempengaruhi Current Ratio
(CR) terhadap ROI.
2. Hasil Uji Hipotesis Pengaruh DER (X2) terhadap ROI (Y)
Hipotesis yang diajukan menyatakn bahwa DER berpengaruh negatif terhadap
TOI. Dari tabel 4.7 yang menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,866 yang
artinya nilai signifikansinya adalah sebesar -0,176 sedangkan nilai t tabelnya
adalah 2.306 karena nilai t hitung lebih kecil dari t tabel, maka Ho diterima
dan H1 ditolak. Yang berarti tidak dapat mempengaruhi DER terhadap ROI.
89
c. Hasil Uji R (Determinasi)
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependennya. Nilai koefisien
determinasi (R²) yang mendekati satu berarti variabel – variabel independennya
menjelaskan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variabel dependen. Nilai R² terletak antara 0 sampai dengan 1 (0 ≤ R² ≤ 1).
Tujuan menghitung koefisien determinasi adalah untuk mengetahui pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan
variabel – variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel – variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk menprediksi variasi
variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (cross
section) relative rendah karena adanya variasi besar antara masing – masing
pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (series de tiempo) biasanya
mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi, 2005. Hasil perhitungan
koefisien determinasi penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut :
Tabel 4.28 Hasil Uji R (determinasi)
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .365a .133 -.155 .260
a. Predictors: (Constant), DER, CR
90
Dari tabel di atas tidak memiliki makna (R) dan koefisien determinasi (R
square). Nilai R menerangkan tingkat hubungan antara variabel – variabel
independen (X) dengan variabel dependen (Y). Dari hasil olahan data diperolah
nilai koefisien tidak sebesar 0,365 atau sama dengan 36,5% artinya pengaruh
antara variabel X (CR dan DER) terhadap variabel Y (ROI) dalam kategori kuat.
R square menjelaskan apapun variabel besar yang disebabkan oleh X dari hasil
perhitungan diperoleh nilai R sebesar 0,133 atau 13,3%. Artinya 13,3% ROI. Oleh
kedua variabel besar CR dan DER sedangkan sisanya ( 100% - 13,3% = 86,7% )
artinya 86,7% oleh faktor – faktor lain diluar model. Maka dapat menunjukkan
bahwa pengaruh variabel CR dan DER tidak berpengaruh terhadap ROI.
4.3 Hasil dan Pembahasan
Dari hasil pengujian hipotesis sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa
semua hipotesis ditolak. Unutk itu, bagian pembahasan ini akan berisi
pembahasan yang lebih terperinci mengenai masing – masing variabel.
a. Pengaruh Current Ratio (X1) terhadap Return on Investment (Y)
Hasil penelitian mengindikasikan bahwa peningkatan atau penurunan
Current Ratio (CR) selama periode penelitian mempengaruhi Return on
Investment (ROI) secara signifikan. Semakin besar penempatan dana pada sisi
aktiva lancar perusahaan dibandingkan dengan hutang, maka semakin baik
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban. Jika penempatan dana
aktiva lancar besar, menunjukkan bahwa tingkat likuiditas perusahaan baik, tetapi
disisi lain peluagn perusahaan untuk memperoleh tambahan laba akan 69 hilang,
91
karena dana yang awalnya digunakan untuk investasi oleh perusahaan akan
dicadangkan guna pemenuhan likuiditas perusahaan (Hastuti: 2010). Tingkat
presentasi rasio lancar yang tinggi menunjukkan bahwa tingkat likuiditas
perusahaan juga tinggi. Tetapi semakin tingi likuiditas perusahaan justru
memperkecil perolehan profitabilitas (Va Home dan Wachowiz: 2005). Tetapi
dalam hasil pengujian hipotesis sebelumnya menunjukkan pengaruh yang besar
antara variabel CR dan ROI dengan tingkat signifikan yang tinggi. Hasil
penelitian ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Herwidy (2014), Petcharabul dan Romprasert (2012) dan Puji Astuti (2013) yang
menyatakn bahwa CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROI
perusahaan.
b. Pengaruh Debt to Equity (X2) terhadap Return on Investment (Y)
Rasio solavbilitas berhubungan dengan keputusan penggunaan antara hutanf
dengan modal untuk pendanaan perushaaan (Fajrina, 2010). Salah satu rasio yang
termasuk dalam rasio solvabilitas adalah rasio hutang terhadap ekuitas Debt to
Equit (DER). Rasio hutang terhadap ekuitas DER dapat diketahui dengan ara
membandingkan antara total hutang dengan total modal. Semakin tinggi
persentase DER menunjukkan bahwa jumlah hutang yang dimiliki oleh
perusahaan untuk pemenuhan kewajiban akan semakin besar, sehingga
berdampak pada menurunnya perolehan profitabilitas perusahaan (Van Home dan
Wachwicz: 2005). Akan tetapi hasil penelitian mengindikasikan bahwa
peningkatan atau penurunan DER selama periode penelitian tidak berpengaruh
92
secara signifikan terhadap ROI. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh (Hatta dan Dwiyanto, 2012; Arista dan Astohar, 2012; dan Sugiarto, 2011)
bahwa DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Return on
Investment (ROI).
Akan tetapi dari tabel di atas yang menunjukkan hasil pengujian parsial (uji
t) antara DER terhadap ROI menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,866 yang
artinya nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05. Untuk nilai t hitung yang
dihasilkan adalah sebesar -0,176 sedangkan nilai t tabelnya adalah 2.306. Karena
nilai t hitung lebih kecial dari t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Maka
dapat disimpulkan bahwa DER berpengaruh negatid dan tidak signifikan terhadap
ROI. Hal ini sehaln dengan penelitian yang dilakukan oleh (Susilowati dan
Turyanto, 2011; Hermawan, 2012) bahwa DER berpengaruh negatif terhadap
ROI.
93
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini menguji Analisis pengaruh Current Ratio dan Debt to Equity
Ratio terhadap ROI pada studi kasus petusahaan makanan dan minuman di Bursa
Efek Indonesia periode 2017 – 2019 . Berdasarkan hasil analisis dan hasil
pengujian terhadap variabel penelitian, maka dapat diambil kesimpulan yang
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. rrent Ratio (CR) tidak mempunyai pengaruh signifikan dengan arah positif
terhadap ROI pada studi kasus perusahaan makanan dan minuman dengan
nilai signifikasi sebesar 15,244%.
2. Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh signifikasn dengan arah
negatif terhadap ROI pada studi kasus perusahaan makanan dan minuman
dengan nilai signifikasi sebesar 13,08%.
94
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis memberikan saran – saran
sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan yang akan menghitung ROI pada setiap perusahaan
diharapkan memperhatikan tentang efisiensi manajemen yang ada dalam
penelitian ini guna mendapatkan tujuan yang maksimal.
2. Bagi penilitian selanjutnya diharapkan menghitung setiap rasio yang ada,
karena rasio ini menunjukkan hasil dari seluruh aktiva dan mendapatkan
tujuan yang maskimal. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 13,08% faktor
lain yang mempengaruhi ROI.
3. Bagi perusahaan yang akan menghitung ROI harus mengabaikan sumber
pendanaan dan rasio ini biasanya diukur dengan persentase.
95
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali, I., 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS.
Halim, A., 2015. Manajemen Keuangan Bisnis. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Kasmir, 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. I ed. Jakarta: kencana.
Munavir, 2010. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Libert yogyakarta.
Nugroho, B. Y. F. D., S. & Eko, U., 2012 Metode Kuantitatif. Jakarta:Salemba
Humanika.
Pamungkas, Y.A., 2016. Analisis Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity
Ratio (DER), Net Profit Margin (Npm), Return On Asset (ROA) Dan Total Asset
Turnover (Tato) Terhadap Return Saham, Semarang: Universitas Diponegoro.
Priyatno,D., 2014. SPSS 22 Pengolah Data Terpraktis. Edisi Pertama ed
Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Sarjono, R.A., 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. 4 ed. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Suharjo, B., 2008. Analisis Regresi Terapan dengan SPSS I ed. Yogyakarta:
Graha Ilmu