Download - Analisis Pad Tulang, Gigi, Dan Rambut
ANALISIS BUKTI FISIK PADA TULANG DAN GIGI
1. ISOLASI DNA
Isolasi DNA tulang melalui beberapa tahapan. Pertama, tulang dihancurkan
sampai berupa bubukan halus dengan mesin bor Makita dengan kecepatan tertentu
sehingga diperoleh bubukan tulang berukuran 100 µm. Sebanyak 1 g bubuk tulang
didekalsifikasi dengan 10 ml EDTA 0.5 M (pH 7.5), selanjutnya divorteks, diinkubasi
pada suhu 56°C dalam alat ultrasonik selama 2 jam. Proses dekalsifikasi dipantau dengan
menambahkan larutan amonium oksalat pH 3.0 jenuh dan proses dekalsifikasi dihentikan
setelah larutan jernih. Kedua, DNA diisolasi dari tulang yang sudah didekalsifikasi
menggunakan 4 metode, yaitu metode Maxim (silika/guanidium tiosianat), peranti (kit)
DNAZol, piranti Ready AMP, dan ekstraksi menggunakan garam dapur NaCl. DNA
dapat diisolasi dari semua contoh tulang dan gigi kontrol, semua tulang dan gigi dengan
perlakuan 3 bulan dipaparkan pada udara luar dan ditanam di dalam tanah, tulang korban
yang sudah membusuk, dan tulang korban yang terendam di dalam air sungai selama 3
bulan.
DNA yang dihasilkan diukur menggunakan peranti DNA DipStick kit dari
INVITROGEN, dengan hasil berrentang dari > 10 ng/mg untuk tulang kontrol and 5 ng-
10 ng/mg untuk sampel tulang yang diteliti dan yang dari korban telah membusuk. Semua
sampel gigi menghasilkan DNA > 10 ng/mg. Sesuai dengan perhitungan, dimana jumlah
osteocyt dalam tulang adalah sekitar 20.000 – 26.000 per mm3 (menurut Frost et al.)
maka dengan prosedur yang efektif (powdering dan isolasi), micrograms dari DNA
secara potensial dapat diekstraksi dari satu gram of tulang/gigi, meskipun dari korban
yang telah membusuk sekalipun, sampel DNA masih dapat dianalisis, tetapi dalam
kebanyakan kasus DNAnya sudah tidak mungkin/ sesuai lagi untuk analisis RFLP. Satu-
satunya yang masih memungkinkan ialah dianalisis menggunakan PCR.
Jadi dari penelitian ini terbukti bahwa sisa-sisa manusia masih dapat diidentifikasi
dengan DNA typing/profiling menggunakan PCR-based multiplex short tandem repeat
profiling dari isolasi DNA tulang dan gigi yang merupakan bagian dari tubuh manusia
yang paling bertahan terhadap proses pembusukan. Metode preparasi tulang untuk isolasi
DNA yang dihasilkan dari riset ini mempunyai keuntungan: pertama proses dekalsifikasi
dipercepat dari 7 hari (metode konvensionil) menjadi 2 jam; kedua: sejumlah besar mata
bor dapat disiapkan dan disterilkan terlebih dahulu secara murah dan disimpan tanpa
risiko kontaminasi. Secara teoritis, adalah mungkin untuk membersihkan dan
mensterilkan mata bor yang telah terpakai untuk dapat dipakai pada sampel lain, tetapi
karena relatif murahnya harga mata bor yang digunakan dan mempertimbangkan
kepentingan untuk menghindari kontaminasi, maka tidak dianjurkan untuk menggunakan
kembali mata bor tersebut.
Pada tahap kedua dilakukan visualisasi DNA pada gel agarosa konvensional
menggunakan metode pengecatan perak dan perancangan primer menggunakan perangkat
lunak pangkalan data (database) the Human Genebank dengan sekuen: 5-
CTGATGGTTGGCCTCAAGCCTGTG-3 (Indrasex1) dan 5-TAAAGAGA-
TTCATTAACTTGACTG-3 (Indrasex2) dari Genset Singapore Biotechnology Pte
Ltdyang dapat menghasilkan produk PCR X-spesifik dan Y-spesifik menggunakan gel
agarosa biasa. Dari agarosa gel elektroforesis tampak pita khas pada 977 pb-X spesifik
dan 788 pb-Y spesifik. Jadi primer yang dirancang menghasilkan pita yang cukup jelas
separasinya, yaitu 189 pb (X-Y).
Metode preparasi tulang untuk isolasi DNA yang dihasilkan mempunyai
keuntungan, yaitu proses dekalsifikasi dipercepat dari 7 hari (metode konvensi-onal)
menjadi 2 jam. Sejumlah besar mata bor dapat pula disiapkan dan disteril-kan terlebih
dahulu secara murah dan disimpan tanpa risiko kontaminasi. Metode baru pengecatan
perak pada gel agarosa biasa dapat digunakan karena separasinya lebih jelas.
Kepekaannya kira-kira 2.5 kali lebih baik dibandingkan dengan pewarna etidium
bromida. Karena kecepatan stabilitas dan kesederhanaannya, maka metode ini cocok
untuk aplikasi klinis rutin. Penggunaan poliakrilamida, etidium bromida yang karsinogen
dan transluminator ultraviolet dan film polaroid yang mahal juga dapat dihindari.
Identifikasi tulang manusia dengan teknik PCR menggunakan primer akan
menghasilkan 977 pb X-spesifik dan 788 pb Y-spesifik. Teknik ini lebih unggul
dibandingkan dengan penggunaan kuar (probe) Y spesifik, seperti pHY10. Teknik ini
juga lebih murah dan juga ada kontrol internalnya untuk meyakinkan bahwa hasilnya
tidak semua negatif.
2. PENENTU JENIS KELAMIN
Penentuan jenis kelamin dapat dilakukan pada berbagai tulang yang ditemukan,
misalnya tengkorak (kepala dan wajah), tulang panggul, ataupun tulang paha. Sebagai
contoh, tulang dibagian dahi yang lebih tegak bentuknya biasanya dimiliki oleh
perempuan, sementara tulang dahi laki-laki lebih menjorok ke belakang. Variabel-
variabel lain yang diamati misalnya sudut rahang, tonjolan pada dagu, tonjolan pada
bagian belakang tengkorak, bentuk orbita (bagian mata), tonjolan glabella (di bagian
dahi), dsb. tulang panggul dan tulang paha pun mempunyai kekhasan masing-masing
yang mencirikan pemiliknya laki-laki ataukah perempuan. Derajad femininitas dan
maskulinitas ini tentu tidak sama pada tiap orang, dan tidak sama pada tiap bagian tulang,
karenanya dilakukan penjumlahan dari berbagai variabel yang dilihat, untuk kemudian
ditentukan apakah ciri-ciri tulang itu lebih mendekati feminin (perempuan) ataukah
maskulin (laki-laki). Jadi, meskipun sudah tidak ada rambut, ataupun baju yang
ditemukan pada tulang-belulang itu yang dapat mencirikan apakah dia laki-laki atau
perempuan, masih saja dapat dilakukan identifikasi jenis kelaminnya. Identifikasi umur
dilakukan melalui pengamatan terhadap sutura (persambungan antara tulang-tulang), dan
terhadap gigi. Sebagai contoh, tulang-tulang pada tengkorak manusia di bagian kepala
dan wajah itu terdiri dari banyak tulang-tulang kecil yang saling bersambung membentuk
menjadi satu kesatuan. Tentu kita tahu bahwa seorang bayi yang baru lahir di bagian
ubun-ubunnya sangat lembek. Ini disebabkan karena tulang-tulangnya belum menutup,
masih ada celah-celah di antara tulang yang lambat laun akan menutup sejalan dengan
bertambahnya usia. Keadaan seperti ini adalah untuk mempermudah si ibu ketika
melahirkan si bayi. Penutupan celah antara tulang-tulang satu dengan yang lain
kecepatannya tidak sama, dan ini menjadi dasar untuk menentukan umur dari seorang
individu. Semakin tua semakin tidak kelihatan suturanya, karena sudah terjadi
persambungan antar tulang yang sempurna (disebut dengan osifikasi). Identifikasi umur
melalui gigi dapat dilakukan misalnya apabila korban masih dalam taraf pertumbuhan,
dan belum semua gigi permanennya muncul. Kemunculan gigi tidak berbarengan dan
adanya jenis-jenis gigi yang sudah tumbuh pada si korban dapat menjadi dasar untuk
mengidentifikasi umurnya. Apabila sudah berumur, identifikasi umur dapat dibantu
dengan melihat taraf keausan gigi. Ini disebabkan karena semakin tua semakin parah
tingkat keausan gigi manusia, meskipun ini juga dipengaruhi oleh jenis makanan yang
biasa dimakan si individu. Apabila dia berasal dari suku bangsa yang suka makan
makanan keras, tentu derajad keausan giginya akan beda dengan suku bangsa pemakan
makanan lembek (processed food). Rekonstruksi tinggi badan dilakukan melalui
pengukuran tulang-tulang panjang, misalnya tulang paha, tulang kering, dan lengan atas.
Pengukuran ini dilakukan secara standar, artinya ada cara yang baku dalam tata cara
pengukuran (disebut dengan antropometri, atau khususnya osteometri apabila pengukuran
dilakukan pada tulang). Setelah panjang tulang ditemukan, lalu dipergunakan rumus-
rumus untuk menentukan tinggi badannya. Memang, tinggi badan itu biasanya berupa
“range” (rentang tinggi badan), tetapi nilainya akan semakin mendekati apabila tulang
yang ditemukan lengkap.
Terakhir adalah upaya untuk merekonstruksi wajah dari tengkorak. Patut
diketahui bahwa seringkali untuk menangkap seorang pelaku kejahatan, polisi harus
mengetahui dulu siapa si korban. Apabila seorang korban kejahatan berupa tulang
belulang ditemukan di hutan, atau dikubur di suatu tempat yang tidak berpenghuni;
apabila diketahui identitasnya (misalnya ditemukan KTP, atau baju ada yang mengenali),
maka dari sana dikembangkan penyidikan untuk mencari siapa pelaku pembunuhan.
Tetapi apabila tidak diketahui identitasnya, polisi akan kesulitan melacak pelaku. Siapa
yang akan ditanyai? Karenanya sering dilakukan upaya untuk merekonstruksi wajah si
korban ketika hidup. Setelah diidentifikasi “ras”, jenis kelamin, dan umur, maka dapat
dilakukan rekonstruksi wajah misalnya menggunakan “clay” (semacam lempung khusus
untuk rekonstruksi wajah), dan tebal-tipisnya jaringan lunak (daging dan kulit pada
wajah) disesuaikan dengan tabel-tabel yang disediakan untuk “ras”, dan jenis kelamin
tertentu. Sehingga akhirnya akan tampak wajah dalam bentuk 3 dimensi (patung), yang
bisa difoto dan disebarkan ke berbagai tempat, dengan harapan akan ada yang
mengenalinya. Cara lain adalah dengan membuat ilustrasi gambar, yang juga
mendasarkan pada tabel-tabel sesuai dengan “ras” dan jenis kelamin. Rekonstruksi wajah
dari tengkorak ini memang tergolong rendah akurasinya, yaitu antara 65% -75%
keberhasilannya. Akan tetapi, ini merupakan upaya terakhir untuk mencoba mencari tahu
siapa sebenarnya si korban yang tidak diketahui identitasnya itu.
Gambar-gambar di bawah ini adalah contoh rekonstruksi wajah dari tengkorak.
Gambar 1.: Tengkorak yang diberi “tissue marker”, untuk menentukan tebal-tipisnya daging di bagian-bagian wajah dan kepala.
Gambar 2.: Contoh tengkorak yang sudah mulai ditempeli dengan “clay”
Gambar 3: Contoh tengkorak yang wajahnya telah direkonstruksi
Identifikasi terhadap gigi geligi juga dapat digunakan untuk menentukan usia korban, jenis
kelamin, dan ras. Sebagai penentu umur, gigi dilihat berdasarkan proses pertumbuhannya. Antara
usia 15 tahun dan 22 tahun dapat dilihat dari perkembangan geraham bungsu yang
pertumbuhannya bervariasi. Bila gigi geligi sudah aus dan emailnya menipis hingga
menyembulkan lapisan tulang gigi, maka korban bisa diperkirakan berusia sekitar 40 tahun.
ANALISIS BUKTI FISIK DENGAN RAMBUT
Pada kasus-kasus criminal yang menyangkut tindakan kekerasan seperti pembunuhan,
pemerkosaan, perkelahian, pengguguran kandungn dan lain-lain, sangat diperlukan untuk
ketelitian penyidik ditempat kejadian peristiwa (TKP). Untuk memperhatikan adanya benda-
benda kecil yang berasal dari manusia ataupun jasad hidup lainnya, yang dapat membantu
penpengusutan suatu perkara.
Ada peribahasa yang mengatakan, “ all fleshis grass “, iniberarti bahwa unsur-unsur
yang dijumpai didalam bumi dan angkasa, dapat juga ditemukan pada tubuh manusia. Hal
inimemberi implikasi bagi kita untuk mencari dan mengukurnya. Pada tempat kejadian
peristiwa sering dijumpai benda-benda ataupun zatzatyang sedikit autaupun kecil adalah bercak-
cak darah, bercak-cak cairan mani (semen), air ludah, rambut ataupu jaringan tubuh lainnya pada
tubuh sikorban, sipelaku kejahatan maupaun di sekitart tempat kejadian peristiwa. Bahan-bahan
ini dijumpai dalam jumlah yang sangat sedikit, tetapi semakin cermat dan terrampil seseorang,
ahli, semkin banyaklah dapat diungkapkan bebagai hal sangat berarti. Dalam tulisan ini dapat
membatasi diri untuk mengungkapkan rambut yang berasal dari manusia saja. Pemeriksaan
rambut ditemui pada tempat kejadian peristiwa, pada senjata, pakaian dan lain-lain. Pada kasus
kejahatan seksusal terutama pameriksaan bestiality sering kali pemeriksan rambut di perlukan
dan memegang peranan sangat penting. Pemeriksaan rambut yang teliti dapat mengungkapkan,
apakah rambut berasal dari tubuh si korban sendiri, rambut sitersangka ataupun bukanlah rambut
manusia.
CARA PEMERIKSAAN RAMBUT
Pada pemeriksaan rambut haruslah di perhatikan hal- hal pokok sebagai berikut :
1. Struktur rambut
Disini ditentukan terlebih dahulu apakah yang di periksa itu benar-benar rambut atau
hanya serat lain.
2. Bila benar rambut, hendaknya diselidiki asalnya, ataukah rambut manusia atau binatang .
3. Bila rambut berasal dari manusia , hendaknya dapat ditentukan :
- Suku bangsa ( Race )
- Jenis kelaminya
- Situasi dan hal-hal lain suatu kejadian
4. Apakah kejadian ada hubungan dengan kejahatan
5. Bila rambut jenazah, kemungkinan dapat ditentuksan namanya sesuda kematian .
STRUKTUR RAMBUT
Rambut terdiri dari akar rambut ( root, bulb atau knob ), batang rambut ( =shaft) dan ujung
rambut (=tip). Struktur rambut manusia maupun hewan terdiri dari bagian kutikula, korteks dan
medulla. Kutikula (cutikula) adlah zona yang paling luar terdiri dari sisik-sisik keratin dan
mempunyai bentuk yang tertentu. Pada manusia sisik-sisik itu rata (flat). Korteks (Cortex)
adalah bagian dari zona tengah dengan ketebalan yang vermacam-macam dan terdiri dari serat-
serat keratin yang memanjang dan mengandung bentuk yang tetentu. Inilah yang memberikan
warna pada rambut. Medulla (medullary canal, central shaft ) adalah zona yang palinh dalam.
Pada binatang bagian ini terdiri dari banyak benar zat pigmen. Medulla ini biasanya sempit,
kadang-kadang tidak ada atau terputus-putus. Akar rambut mempunyai bentuk yang serupa
dengan rambut, kecuali bentuknya lebih besar. Ujung rambut melancip dan biasanya non
medullated. Pada serat (liber) tidak didapati kutila sama skali, terutama serat sintetik biasanya
homogen. Pada pemeriksaan mikroskopik, penampung melintang serat tidak mempunyai kutila
dan tidak ada bentuk yang dapat diperbandingkan dengan rambut.
PEMERIKSAAN ASAL RAMBUT
Dari rupa kutila dan medulla, bentuk relatif dari medulla dan koteks dan dari penampang-
penampang melintang dari pada rambut, dapatlah diduga asal rambut. Disini dicantumkan
perbedaan rambut manusia dan rambut binatang.
VARIABEL RAMBUT MANUSIA RAMBUT BINATANG
Perabaan Halus dan tipis Kasar dan tebal
Kutila Sisiknya kecil, rata
serrated dan sekitar batang
rambut padat
Sisik besar, bentuk
polyhedral, berombak
dan sekitar batang
rambut tidak padat
Medula Sempit, kadang-kadang
tidak ada, terputus-putus atau
kontinu
Lebar, selalu ada dan
kontinu
Korteks Tebal, 4-10 kali lebar
medulla
Tipis, jarang sekali sam
pai dua kali lebar medulla
Pigmen Lebih banyak dipinggir
korteks
Bentuk seragam (uniform)
letak ditepi atau di tengah
Tes preciptin Khas untuk manusia Khas untuk binatang
IDENTIFIKASI RAMBUT
Data-data penting yang dapat dikumpulkan untuk maksud identifikasi rambut termasuk :
1. Suku bangsa (race)
2. umur
3. Jenis Kelamin
4. Lokasi Rambut 5. Hal penting lainnya.
1. Suku bangsa
Menurut Parikh hal ini sering dapat dikenal dari :
- Warna rambut
- Panjang rambut
- Bentuk dan susunan rambut
Walaupun demikian ingin kami kemukakan di sini, bahwa hal ini tidaklah mudahlah
mengingat banyakknya perkawinan antar suku bangsa, sehingga tidak lagi memberikan
rambut yang khas.
Rambut orang Indian biasanya :
- Berwarna hitam
- Panjang dan halus
Rambut orang cina dan jepang biasanya :
- bewarna hitam
- panjang dan tebal
Rambut orang Negro biasanya :
- seperti wol
- pendek dan kriting
Orang Negro menata rambutnya dalam bentuk spiral, sedangkan suku bangsa lainnya
membiarkan lurus saja. Pada penampang melintang, rambut yang ditata spiral
menunjukkan bentuk bulat lonjong (oval) atau rata, sedangkan rambut yang lurus
bentuknnya melingkar (circular).
2. Umur
Hal ini kadang-kadang dapat ditentukan dari pemeriksaan rambut. Rambut lanugo bayi
baru lahir adalah halus, lunak, seperti kapas, tidak berpigmen, tidak mempunyai medulla
dengan pinggir yang licin dengan sisik rata rambut ini akan diganti dengan rambut yang
kurang halus, berpigmen, bermedulla dan bentuk yang lebih kompleks.
Pertumbuhan rambut pada daerah ketiak dan kemaluan dapat diperkirakan umur
seseorang.
3. Jenis Kelamin
Penentuan jenis kelamin seseorang dimungkinkan dengan mempelajari sekschromatin
dari sel-sel rambut kepala. Sebagai tambahan, jambang dan kumis pri adalah rambut yang
dapat dipastikan berasal dari pria.
Sifat dan distribusi rambut dapt juga membantu penentuan jenis kelamin. Rambut pada
umumnya tebal, lebih kasar dan lebih berat dari pada rambut wanita.
4. Lokasi rambut
Rambut dari bagian tubuh yang berlainnan kadang-kadang mempunyai bentuk khas,
seperti rambut kepala, rambut ketiak, rambut kemaluan, kumis, rambut mata seperti
lukisan dibawah ini :
- rambut kepala panjang dengan ujung yang rata, ujungnya seiring tumpul, karena
dipangkas secara teratur dan membulat kembali setelah seminggu dipangkas.
Biasa diberi minyak rambut sehingga dapat diduga rambut kepala.
Juga sering jumpa zat pewarna kepada rambut pewarna kepala. Rambut kepala
mempunyai penampang melintang yang berbulay lonjong atau melingkar.
- rambut ketiak dan rambut kemaluan pendek, gemuk, bergelombang dan keriting.
Diameternya silih berganti membesar mengecil panjang rambut .
- rambut ketiak menunjukkan lapisan yang penuh lemak dibawah pemeriksaan
mikroskop, disebabkan ekskresi sudorifiric.
- Kumis berpenampang melintang sgitiga.
- Rambut mata berbentuk fusfiform dan mempunyai ujung yang halus.
5. Hal penting lainnya
Pemeriksaan rambut adalah sangat penting untuk identifikasi. Walaupun seseorang tidak
dapat mengatakan, bahwa sehelai rambut itu berasal dari individu tertentu, namun dengan
pengamatan yang sangat cermat dapat ditetapkan bahwa rambut itu berasal dari orang
yang tertentu di antara beberapa pilihan.
- warna rambut sulit ditentukan pada sehelai rambut saja, tetapi harus jumlah yang
cukup.
Penentuan menjadi lebih gampang, seandainya rambut tersebut mempunyai
tanda-tanda tertentu seperti uban, rambut yang diwarnai, rambut kriting, atau
rambut palsu.
Penentuan golongan darah menurut system ABO, sekarang sudah dapat
ditentukan, walaupun dari1 (satu) helai rambut yang diambil dari bagian tubuh
manapun, sehingga dapat membantu identifikasi. Parasit tertentu dapat
memberikan perubahan struktur dari pada korteks dan medulla rambut.
Pada jenazah, selama rambut belum membusuk, ia merupakan bahan berarti untuk
identifikasi, sedangkan bagian-bagian tubuh lainnya sudah membusuk.
Unsur-unsur yang merupakan komposisi rambut dapat ditentukan oleh Neutron
Activation Analysis. Dengan cara ini dapat diketahui, bahwa rambut manusia
terdiri dari 29 unsur-unsur antara lain, keratin, pigmen dan medulla yang berisiZn,
As, Si, Pb, Fe,Na, Cl, Au, Mo, Tu dan sebagainya.
Hanya Zn mempunyai konsentrasi yang tetap sepanjang umur manusia,
sedangkan unsru-unsr lainnya berubah sesuai usia dan perubahan hidupnya.
BAHAN BUKTI KRIMINAL
Pemerikasaan yang teliti dari rambut menentukan nilai penyidikan yang berharga
seperti cara tindak kejahatan dan sebab kematian. Munurut “Locard’s priciples of exchange”,
bulu binatang dapat ditentukan pada tubuh manusia dan sebaliknya seperti pada kasus
bestiality. Demikian pada kasus pemerkosaan dan kejahatan seksual lainnya, rambut kemlauan
dari pelaku kejahatan dapat ditemukan pada tubuh si korban maupun sebaliknya.
Pada kasus-kasus kejahatan seksusal, rambut kemaluan harus disisir untuk
mengumpulkan rambut si pria.
Perlukaan pada rambut memberikan perubahan-perubahan khas. Luka pada kepala
umpamanya, dapat merusak rambut kepala sewaktu mendapat pukulan dan indikasi untuk ini
dapat dilihat dengan ruptur pada lapisan korteks, rambut dapat terbakar atau hangus selama
luka bakar atau luka tembak.
Rambut yang hanggus membengkak, hitam, rapuh, terpelintir atau berkeriting dan
mempunyai bau tertentu akibat pembakaran keratin. Zat korban dapat ditemui di sini.
Pada pemeriksaan mikroskopik dapat dilihat :
Lebarnya rambut yang terbakar adalah lebih besar dari normal dan memberikan
gambaran-gambaran vakuolisasi. Ujung rambut dapat memberikan keterangan cara rambut
terlepas. Pangkalan rambutan biasanya bulat, tetapi bila dicabut secara paksa akan mendapat
ruptur dari “sheath” rambut dan bentuk pangkal rambut (bulb) menjadi irreguler.
Rambut kepala yang sehat dapat mengangkat tubuh korban dan kulit kepala dapat
tercabut dari tengkorak kepala. Rambut yang jatuh sendiri, akarnya atrofi dan “sheath” akar
menghilang. Rambut yang dipotong menunjukkan ujung yang terpotong tajam. Sesudah
seminggu menjadi empat persegi, sesudah dua minggu menjadi halus dan sesudah satu bulan
menjadi bulat kembali.
Pada kasus-kasus pembunuhan, beberapa nilai rambut pelaku kejahatan sering
tergenggam oleh sikorban. Ini membantu identifikasi sipenjahat. Adanya rambut yang ditemui
pada senjata memberikan hubungan antara senjata dan korban.
Pemeriksaan yang teliti diharapkan benar untuk mendeteksi adanyan rambut untuk
menunjukkan penyerangan oleh pelaku. Hendaknya diteliti pula adanya Lumpur, bercak semen,
bercak darah dan bercak ludah. Lumpur yang ditemui di kepala menunjukkan adanya
pemgumpulan, adanya cairan mani menunjukkan kematian asfiksi.
Pada kasus keracunan, terutama logam, seandainya orang itu tidak dapat segera mati,
zat racun pada rambut masih dapat ditemui untuk waktu tertentu. Pada kasus-kasus begini
pemeriksaan kimiwi dapat menentukan adanya racun pada orang hidup maupun adanya
penggalian jenazah.
Untuk itu rambut harus diperiksa dengan akar-akarnya, sebaiknya dengan bantuan
pinset. Minimal dibutuhkan 15 helai rambut. Dengan cara menganalisa panjangnya rambut dari
pangkal sampai ujung rambut dapat ditaksir dosis Arsen.
SAAT SEJAK KEMATIAN
Rambut berhenti tumbuh sejak kematian, tetapi disebabkan pengerutan kulit, dapt
ditemui pertumbuhan rambut pada muka. Angka pertumbuhannya adalah 0,4 mm/hari.
Dengan demikian dapat ditentukan lamanya orang itu meninggal, seandainya waktu
sesudah dicukur terakhir kali diketahui. Penglepasan rambut terjadi 48-72 jam sesudah
meninggal, disebabkan proses pembusukan.
Jenazah yang dikubur dalam liang yang dangkal, akan mengalami perubahan warna
rambut kepala dalam waktu 1-3 bulan. Jenazah yang dikubur lebih dalam akan liang lahat yang
dangkal, akan mengalami perubahan kepala 6-12 bulan.
PEMERIKSAAN
1. Cara penentuan golongan darah rambut
- Ambil sehelai rambut, dicuci dengan aquadest dan kemudian dengan aceton.
- Setelah dikeringkan, lalu dipotong-potong kira-kira dalam ukuran 1-2 cm.
- Semua potongan dimasukkan dalam mortir, laludigurus, supaya lapisan luarnya
rusak.
- Gurusan rambut tersebut dimasukkan dalam 3 tabung reaksi.
Tabung pertama ditambah dengan anti serum A Tabung kedua
ditambah dengan anti serum B
Tabung ketiga ditambah dengan anti serum H (O).
Ketiga tabung tersebut didiamkan di dalam es (tempetatur 40c) selama satu
malam.
- Anti serum dibuang, lalu dicuci dengan Nacl dan ditempatkan pada suhu 560c,
selama 10 menit.
- Cairan dipindahkan ke tabung lian dan pada masing-masing tabung dimasukkan
suspensi erithrosit yang sesuai.
- Tunggu lima menit, lalu dipusign dalam sentrifuge dengan kecepatan
1.000 putaran permenit, selama satu menit.
- Lihatlah apakah ada aglunitasi.
2. Cara penentuan sex chromatin.
Reaksi Feulgen – Schiff
Dengan hidrolisis asam gugus-gugus aldehide dibebaskan dari sugar deoxyrebose dan
deoxy pentose. Dengan reagen schiff ditunjukkan gugus aldehide itu berasal adalah
reaksi Fulgen, dapat diandalkan dan spesifik. Paling cocok untuk menentukan apakah
inklusi basofil mengandung DNA atau tidak.
Larutan Schiff
Basic Fuchsin………………………………………………………….. 1 gram
Aquadest 100 C ……………………………………………………… 200 ml
Dikocok 5 menit, dinginkan hingga 50 C lalu disaring
Hydrochloric acid 1N …………………………………………………. 20 ml
Dinginkan hingga 25 C
Sudium metabilsufite …………………………………………………… 1 gram
Kocok selama 1 menit
Simpan dalam keadaan gelap pada suhu 0-4 C
Larutan bisulfite segar
Larutan potassium Bisulfite 10% ……………………………………….. 5 ml
Hydrochloride acid 1 N ………………………………………………… 5 ml
Air ……………………………………………………………………... 90 ml
Larutan light green 1 %
Caranya :
- Dehidrasi
- Cuci dalam larutan HCL suhu 60 C selama 8 menit
- Cuci dalam HCL 1 N yang dingin
- Cuci sebentar dalam aquadest
- Masukkan larutan schiff selama kira-kira 1 jam
- Cuci dalam larutan bisulfit segar
- Cuci dalam air mengalir selama 15 menit - Counterstain dengan light green 1 %
- Dehidrasi dan segera ditutup.
Hasilnya : DNA berwarna ungu.
3. Cara pemeriksaan kultikula
- Rambut yang akn diperiksa dimasukkan dalam ether alcohol dengan perbandingan
yang sama, supaya kotoran rambut dapat dibersihkan.
- Film yang belum di-expose difiksasi di dalam larutan hypo dikamar gelap.
- Kemudian dicuci dengan air.
- Ambil objek gelas, letakkan sepotong rambut di atas satu tetes acidum aceticum
glacial.
- Film dengan permukaan emulsi menghadap keatas, diletakkan diatas rambut.
- Gelas objek lain dibasahkan dengan acid aceticum glacial, diletakkan diatas film,
ditindih dengan benda berat selama ½-1 jam.
- Kedua kaca objek dipisahkan.
- Film akan menempel pada kaca objek yang sebelah atas, pelan, lalu dilihat dibawah
microskop.
- Tampak gambaran kultikula.