i
ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS
DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN DATAR PADA SISWA
KELAS VIII MTS MUHAMMADIYAH LIKUBODDONG KABUPATEN
GOWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
MUAMMAR ASHARI ABUSPIN
NIM 10536 4928 14
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2020
ii
iii
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN
Nama : Muammar Ashari Abuspin
Nim : 10536492814
Program Studi : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
dalam Menyelesaikan Soal Bangun Datar pada Siswa
Kelas VIII Mts Muhammadiyah Likuboddong
Kabupaten Gowa
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah asli hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan atau dibuatkan oleh
siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Oktober 2020
Yang Membuat Pernyataan
Muammar Ashari A
NIM. 10536492814
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Nama : Muammar Ashari Abuspin
Nim : 10536492814
Program Studi : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
dalam Menyelesaikan Soal Bangun Datar pada Siswa
Kelas VIII Mts Muhammadiyah Likuboddong
Kabupaten Gowa
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
yang menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam penyusunan skripsi ini saya selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi
ini.
4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1, 2, dan 3 maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang ada.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Oktober 2020 Yang Membuat Pernyataan
Muammar Ashari A
NIM. 10536492814
vi
ABSTRAK
Muammar Ashari. 2020. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis dalam Menyelesaikan Soal Bangun Datar Siswa Kelas VIII MTs
Muhammadiyah Likuboddong Kabupaten Gowa . Skripsi. Program Studi
Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Djadir Dan
Pembimbing II Ilhamuddin.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah Likuboddong pada
tahun ajaran 2019/2020 dalam menyelesaikan soal bangun datar. Penelitian ini
merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang
dirancang untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa dalam
menyelesaikan soal bangun datar. Data yang dianalisis adalah data kemampuan
pemecahan masalah siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
pemberian tes essay dan wawancara. Soal yang digunakan dalam tes mengukur
kemampuan pemecahan masalah siswa yang berjumlah 3 soal yang memuat
indicator dari pemecahan masalah. Soal-soal ini dikerjakan oleh 13 orang siswa
dalam 45 menit dan wawancara bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam menjawab soal. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VIII Mts. Muhammadiyah
Likuboddong memenuhi indikator dari pemecahan masalah.
Kata Kunci : Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, Bangun datar
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkah dan
kasih sayangNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian hingga
penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis dalam Menyelesaikan Soal Bangun Datar pada Siswa Kelas VIII Mts
Muhammadiyah Likuboddong Kabupaten Gowa” dengan baik. Skripsi ini
ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dan memperoleh gelar
sarjana di Program Studi S1 Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Dalam penelitian skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak
kesulitan yang dihadapi namun berkat usaha dan bantuan dari berbagai pihak
akhirnya skripsi ini dapat penulis selesaikan walaupun masih jauh dari
kesempurnaannya, untuk itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran
untuk memperbaikinya. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ayah tercinta Drs. Jalali Condeng dan Ummi Hapidah yang telah
membesarkan, dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan selalu
meberikan doa,cinta serta motivasi yang tiada henti.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ayahanda, Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag. selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
viii
2. Ayahanda Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ayahanda Mukhlis, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Ayahanda Ma’rup, S.Pd., M.Pd., selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan
Matematika Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar.
5. Ayahanda Dr. Djadir, M.Pd., selaku dosen pembimbing I dan Ayahanda
Ilhamuddin, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan
pengarahan kepada penulis.
6. Ibunda Rezki Ramdani, S.Pd., M.Pd., dan Ayahanda Fathrul Arriah, S.Pd.,
M.Pd., selaku validator yang telah memberikan arahan dan petunjuk terhadap
instrumen penelitian.
7. Para Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah
memberikan ilmu selama penulis menempuh pendidikan.
8. Para staf Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah melayani
dengan penuh sabar demi kelancaran proses perkuliahan.
9. Ibu Rohani, S.Ag. selaku MTs. Muhammadiyah Likuboddong yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.
ix
10. Bapak Yusran Arifin, S.Pd. selaku guru bidang studi matematika MTs.
Muhammadiyah Likuboddong yang telah membantu peneliti selama proses
penelitian.
11. Siswa-siswi kelas VIII MTs. Muhammadiyah Likuboddong yang telah
bekerjasama dalam pelaksanaan penelitian ini.
12. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada
semuanya. Demi perbaikan selanjutnya saran dan kritik yang membangun akan
penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Amin.
Wassalamu’alaikum Wr, Wb.
Makassar, Oktober 2020
Penulis
Muammar Ashari A
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... iii
SURAT PERNYATAAN .................................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN ....................................................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 6
A. Kajian Teori ................................................................................... 6
1. Kemampuan............................................................................ 6
2. Kemampuan Matematis .......................................................... 7
3. Pemecahan Masalah Matematis ............................................. 11
1. Bangun Datar .......................................................................... 16
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 19
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 19
xi
B. Desain Penelitian ........................................................................... 19
C. Lokasi dan Subjek Penelitian ........................................................ 20
D. Instrumen Penelitian ...................................................................... 20
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 21
F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 24
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 24
B. Pembahasan ................................................................................... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 51
A. Kesimpulan ................................................................................... 51
B. Saran .............................................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Standar Penilaian Berdasarkan Proses .................................................. 23
Tabel 3.2 Kriteria Kemampuan ............................................................................. 23
Tabel 4.1 Daftar Nilai Siswa Berdasarkan Kemampuan Matematika Siswa ........ 25
Tabel 4.2 Subjek Terpilih ...................................................................................... 26
Tabel 4.3 Ringkasan Berdasarkan Subjek dan Indikator-indikator ...................... 44
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Hasil Tes AAM Nomor 1 .................................................................. 27
Gambar 4.2 Hasil Tes AAM Nomor 2 .................................................................. 29
Gambar 4.3 Hasil Tes AAM Nomor 3 .................................................................. 31
Gambar 4.4 Hasil Tes HR Nomor 1 ...................................................................... 33
Gambar 4.5 Hasil Tes HR Nomor 2 ...................................................................... 35
Gambar 4.6 Hasil Tes HR Nomor 3 ...................................................................... 37
Gambar 4.7 Hasil Tes BR Nomor 1 ...................................................................... 39
Gambar 4.8 Hasil Tes BR Nomor 2 ...................................................................... 41
Gambar 4.9 Hasil Tes BR Nomor 3 ...................................................................... 43
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan mutu hidup
manusia secara berkelanjutan yang diharapkan mampu memberi bekal
kemampuan menerapkan pengetahuanya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu
bidang pendidikan yang mempunyai pengaruh besar terhadap itu adalah
matematika. Mengacu pada pendapat National Research Council (1989) bahwa,
“Matematika adalah dasar dari sains dan teknologi”, hal itu menunjukkan bahwa
matematika sebagaoi ilmu yang selalu brkembang dalam merespon kebutuhan
yang ada di masyarakat. Maka dari itu, pendidikan matematika diharapkan tidak
hanya memberi bekal kemampuan untuk menggunakan perhitungan atau rumus
dalam mngerjakan soal tes saja, tatapi juga mampu melibatkan kemampuan
bernalar dan analitisnya dalam memecahkan permasalahan sehari-hari. Hal ini
sejalan dengan pandangan NCTM (Natonal Council of Teaching Mathematics)
tahun 2000 yang menjadikan pemecahan masalah matematis (Matematical
Problem Solving), komunikassi matematis (matematical communication),
Penalaran matematis (matematical reasoning) koneksi matematis (matematical
connetion) , serta representase matematis (matematical representation) sebagai
standar proses pada pembelajaran.
Kemampuan pemecahan masalah pada dasarnya merupakan kemampuan
yang harus dimiliki oleh siswa. Kemampuan ini bertujuan agar siswa dapat
menyelesaikan soal-soal atau pertanyaan-pertanyaan matematika. Menurut Branca
(Hendriana, 2017 : 44) arti atau yang disebut pemecahan masalah mengandung 3
2
pengertian, seperti berikut: 1)pemecahan masalah sebagai tujuan, 2)pemecahan
masalah sebagai proses, serta 3)pemecahan masalah sebagai keterampilan.
Kemampuan pemecahan masalah sangat dibutuhkan dalam pelajaran maupun
kehidupan sehari-hari.
Dalam pelajaran, materi geometri dianggap sebagai yang tersulit,
terkhusus materi bangun datar sehingga siswa harus memiliki kemampuan
pemecahn masalah matematis untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan materi
bangun datar. Hal ini sama seperti hasil observasi yang dilakukan di MTs
Muhammadiyah Likuboddong Kabupaten Gowa. Observasi dilakukan pada bulan
Agustus 2019 pada salah seorang guru matematika yang bernama Yusran, S.Pd.
Materi bangun datar lebih sulit dibandingkan materi lain. Materi bangun datar
mulai dipelajari dari SD, SMP, dan SMA. Walau sudah dipelajari sejak SD,
pemahaman siswa terhadap materi tersebut masih kurang. Hal ini dikarenakan
materi tersebut bersifat abstrak dan pemecahan masalahnya cukup panjang dan
rumit, tutur beliau. Berdasarkan pandangan matematika, Geometri menyediakan
pendekatan - pendekatan dalam pemecahn masalah, contohnya gambar-gambar,
digram system kordinat, transformasi, serta vector. Geometri dianggap sebagai
lingkungan dalam mempelajari stuktur matematika (Burger & Shaughnessy,
1993:140). Geometri adalah salah 1 cabang matematikaa, dengan mempelajari
geometri dianggap mampu meningkatkan kemampuan berpikir logis,
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah serta memberikan alasan dan
bisa mendukung banyak topic lainnya dalam matematika (Kennedy, 1994:385).
Kesulitan dalam belajar metematika biasanya disebabkan karna adanya
hambatan yang didapatkan peserta didik pada proses memahami konsep
3
matematika itu sendiri. Rendahnya kemampuan matematika peserta didik dapat di
lihat dari penguasaan peserta didik terhapat materi. Diantaranya yaitu dengan
memberikan soal ataupun tes tentang materi tertentu kpada peserta didik.
Kesalahan peserta didik pada saat mengerjakn tes tersebut bisa menjadi salah 1
pentunjuk dalam mengetahui sampai dimana peserta didik tersebut menguasai
materi itu.
Rendahnya penguasan materi bangun datatr untuk tingkat pendidikan dasar
memperlihatkan ketidak berhasilan peserta didik pada saat belajar bangun datar
untuk tingkatan tersebut. Ketidak berhasilan tersebut disebbkan peserta didik
mngalami kesulitan untuk memahami fakta, konsep dan prinsip egometri
termasuk bangun datar, rendanya penguasaan peserta didik terhapat materi bangun
datar biasanya dikarenakan factor yang berasal dari individu peserta didik (factor
Internal) serta factor yang brrasal dari luar individu peserta didik (factor
eksternal). Salah 1 factor internal yang mempengarui keberhasilam belajar
geometri yaitu perkembangan uintelektual. Selain factor internal, juga terdapt
factor eksternal yang meempengaruhi keberhasilahn belajar geometri adalah
metode mngajar pendidik, sarana dan prasarana dalam mendukung lingkungan
sekirat peserta didik agar kondusif. Pembelajaran geiometri disekolah agar
kiranya di arahkan pada penyilidikan serta pemanfaatn ide - ide dan hubungan
antar sifat - sifat geometri. Pada pembelajaran gerometri peserta didik di harapkan
mampu memvisualisasikanm, menggambrkan, dan membandingkan bangun
geometri daalam berbagi posisi, hingga peserta didik bisa paham.
Melalui penelitain ini, siswa akan diuji untuk menyelesaikan soal-soal
geometri, kemudian dianalisis kemapuan pemecahan maasalah matematisnuya,
4
karenanya peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Analisi Kemapuan
Pemecahan Masalah Matematis dalam Menyelesaikan Soal Bangun Datar Siswa
Kelas VIII A MTs Muhammadiyah Likuboddong Kabupaten Gowa”
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan, jadi rumusan masalah pada
penelitian ini yaitu: Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
kelas VIII A MTs Likuboddong Kabupaten Gowa dalam menyelesaikan soal
bangun datar ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa kelas VIII A MTs Muhammadiyah Likuboddong
Kabupaten Gowa dalam menyelesaikan soal bangun datar.
D. Manfaat Penelitian
Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu
sebagai berikut:
1. Hasil penelitian dapat di jadikan informasi bagi pendidik atau calon
tentang tentang bagaimana kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah bangun datar.
2. Hasil penelitian dapat di jadikan informasi bagi pendidik dalam
meningkatkan kualitas serta mengoptimalkan perkembangan kognitif
anak pada proses pembelajaran.
5
3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pembanding dan
sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya yang relevan.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Kemampuan
Menurut Steohen P. Hobins (2006:46), kemampuaan (ability) adalah
kapasitas individu yang melaksanakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan
tertentu. Setiap kemampuan seorang individu pada hakikatnya tersusun dari dua
perangkat factor yaitu kemampuan intelelektual dan kemampuan fisik. Dan
menurut Rober R. Katz, ada 3 jenis kemampuan dasar yang harus di miliki
seseorang untuk mendukungnya dalam melaksanakan tugas, sehingga mampu
mencapai hasil yang maksimal (Moenir, 2008: 117):
a. Technical Skill (Kemampuan Teknis)
Kemampuan teknis adalah pengetahuaan dan penguasaan kegiataan dan
penguasaan yang bersangkutan dengan prosedur dan proses yang terkait dengan
pekerjaan dan alat kerja.
b. Human Skill (Kemampuan Bersifat Manusiawi)
Kemampuan bersifat manusiawi ialah kemampuan dalam kerjasama dan
berkelompok yang digunakan untuk bekerja dengan suasana merasa bebas dan
aman di suatu organisasi dalam menyampaikan masalah.
c. Conceptual Skill (Kemampuan Konseptual)
Kemmouan konseptual ialah kemampuan dalam melihat suatu gambaran
yang acak atau belum utuh dan dapat mengenali ketika ada unsur penting dalam
memahami situasi pada unsur-unsur tersebut.
7
Hamalik (2008 : 162) juga membagi kemampuan ke dalam dua bagian sebagai
berikut:
a. Kemampuan intrinstik ialah kemampuan yang mencakup situasi dalam belajar
dan menemui kebutuhan siswa serta tujuan dari setiap siswa.
b. Kemampuan Ekstrinstik ialah kemampuan yang berguna di setiap situasi
belajar siswa yang fungsional dan hidup pada setiap diri siswa.
Sesuai dengan beberapa defenisi dari kemampuan tersebut maka
kesimpulannya ialah kemampuan merupakan kecapakapan atau kesanggupan
sesorang individu untuk dapat melakukan tugas atau mencapai tujuannya.
2. Kemammpuan Matematis
Defenisi kemampuaan matematis dari NCTM (1999) yaitu sebagai berikut,
“mathematical power includes yhe ability to explore, conjecture and reason
logically to solve non-routine problems, to communicate about and throught
mathematics and to connect ideas within mathematics and between
mathematics and other intellectual activity”. Kemampuan matematika ialah
kemampuan dalam mengatasi masalah yang dihadapi, termasuk
permasalahan dalam matematika maupun didalam kehidupaan yang nyata.
Kemampuan matematis terbagi menjadi tujuh yaitu sebagai berikut:
1. Penalaran Matematis
Penalaran menurut istilah ialah jalan pikiran atau reasoning yang di
jelaskan menurut Keraf (1982:5) ialah: “Proses berpikir yang berusaha
menghubungkan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju
8
suatu kesimpulan”. Pada dasarnya, penalaran ialah suatu proses atau aktifitas
dalam cara berpikir untuk dapat menyimpulkan atau dapat membuat
pernyataan baru berlandaskan pada penyataan-pernyataan yang benar dan telah
diasumsikan kebenarannya dan telah dibuktikan.
Penalaran dalam matematika sangat di perlukan dalam menentukan suatu
argument pada matematika yang bernilai benar atau salah serta digunakan juga
dalam membangun sebuah argument pada matematika. Penalaran matematika
bukan hanya sekedar untuk membuktikan kebenaran atau hanya sekedar
memeriksa program, namun penting juga dalam melakukan inferensi pada
sistem kecerdarsan buatan. Penalaran matematika yang berupa kemampuan
dalam membuat kesimpulan yang logis, baik kemampuan dalam
menyimpulkan berdasarkan keserupaan dua kasus ataupun kemampuan dalam
menyimpulkan secara umum berdasarkan data atau fakta yang telah diberikan
(generilassasi).
2. Komunikasi Matematis
Secara garis besar, komunikasi diartikan sebagai suatu proses dalam
menyampaikan informasi dari orang yang sebagai pemberi informasi kepada
orang lainnya sebagai penerima informasi tersebut dalam suatu komunitas atau
ruang lingkup yang sama. Dalam matematik, komunikasi mengacu pada
kemampuan atau keterampilan seseorang dalam menulis, membaca, menela’ah,
serta merespon dari informasi yang telah di sampaikan.
Komunikasi matematis (mathemathical communication) merupakan
kesanggupan atau kecakapan peserta didik dalam menafsirkan serta
menyatakan pendapat baik secara tertulis, secara lisan maupun
9
mendemonstrasikannya dalam permasalahan serta kemampuan dalam
menafsirkan dan menyampaikan ide/pendapat mengenai matematika ke dalam
model matematika (diagram, grafik, persamaan serta tabel)
3. Pemecahan Masalah Matematis
Masalah merupakan pertanyaan yang tidak mampu di pecahkan pada suatu
proses yang rutin dilakukan yang sudah di ketahui oleh seseorang dan mengacu
pada suatu tantangan yang dihadapi.
Proses pemecahn masalah matematis adalah salah satu kemampuan dasar
yang harus di miliki peserta didik. Pentingnya kepemilikn kemampuan tersebut
tercermin pada kutipan branca (Shovia dan Ekasatya, 2016 : 145) yang
berpendapat bahwa pemecahn masalah matematis adalah salah satu tujuan
penting untuk pembelajara matematika bahkan dalam proses pemecahn
masalah matematis yang merupakan jatung dari matematika itu sendiri.
Pemecahan masalah matematis (mathematical problem solving) adalah
kemampuan menyelesaikan masalah yang tidak rutin dilakukan melalui setiap
tahapan dalam memahami permasalahan, memilih strategi dalam
menyelesaikannya dan melakukan strategi tersebut serta melakukan periksaan
kembali terhadap kebenaran datanya.
4. Pemahaman Konsep
Pemahaman adalah istilah yaitu dari understanding yang maknanya
penyerapan arti tentang materi yang sementara yang di pelajari seseorang.
Adapun pengertian dari konsep ialah suatu ide abstrak atau rancangan yang
memungkinkan individu untuk mengelompokkan setiap obyek ataupun
10
kejadian. Sehingga yang dimaksud dengan pemahamn konsep yaitu pengertian
yang benar mengenai suatu rancangan atau disebut juga ide abstrak.
5. Pemahaman Matematis
Kemampuan pemahamn matematis merupakan salah satu tujuan yang
penting pada suatu pembelajaran, memberikan penjelasan mengenai materi
yang di ajarkan kepada peserta didik, bukan hanya sekedar hapalan, akan tetapi
lebih dari itu dengan pemahaman, peserta didik akan mampu lebih mudah
mengingat dan mengerti tentang konsep materi dari pembelajaran tersebut.
Salah satu tujuan pendidik yang akan memberikan materi-materinya adalah
pemahaman matematis, karena pendidik adalah seorang pembimbing bagi
peserta didiknya dalam menggapai konsep yang di harapkan. Hal yang sama
juga di sampaikan oleh Hudoyono berpendapat bahwa tujuan dari pendidik saat
mengajar yaitu setiap pengetahuannya yang telah tersampaikan mampu di
pahami oleh siswa. Pendidikan di nilai baik jika usaha yang dilakukan telah
berhasil atau mampu membawa peserta didik kepada tujuan yang di inginkan
untuk dicapai yaitu agar bahan yang akan disampaikan mampu di pahami
seutuhnya oleh peserta didik.
6. Berpikir Kreatif
Secara umum, berpikir kreatif merupakan suatu kegiatan mental dalam
membangun setiap hubungan secara berulang-ulang (continu) hingga suatu
kombinasi dapat di temukan dengan tepat. Berpikir kreatif menciptakan setiap
hubungannya sendiri yaitu suatu aktifitas mental dalam mencari serta
menemukan suatu konsep yang baru dan berbeda dari yang lain. Pendapat atau
11
ide yang baru tersebut digabungkan dengan ide yang sebelumnya belum pernah
dilakukan.
7. Berpikir Kritis
Suatu proses mental dalam melakukan analisis atau evaluasi pada
informasi yang telah diperoleh berdasarkan hasil pengamatan, pengalaman,
komunikas atau akal sehat adalan maksud dari berpikir kritis. Berpikir kritis
juga memuat tentang keterampilan dalam menafsir dan menilai suatu
pengamatan, informasi, dan argumentasi. Berpikir kritis terkait tentang
pemikiran dan penggunaan alasan yang logis, mencakup keterampilan dalam
melakukan perbandingan, pengklasifikasian dan pengurutan, menghubungkan
sebab dan akibat, mendeskripsikan pola, membuat analogi, menyusun
rangkaian, memberi alasan secara induktif dan deduktif, perencanaan dan
perumusan hipotesis, serta penyampaian kritik. Berpikir kritis mengacu dalam
menentukan terkait makna dan kepentingan dari sesuatu yang dapat di lihat
atau di nyatakan, dalam menilai argumen, serta pertimbangan mengenai
kesimpulan yang diambil berlandaskankan pada bukti pendukung yang relevan.
3. Pemecahan Masalah Matematis
Kemampuan pemecahan masalah matematis sangat bergantung dengan
adanya masalah yang ada di dalam matematika. Maka dari itu perlu adanya
pembahasan mengenai masalah matematis. Masalah adalah situasi dimana seorang
individu atau sekelompok orang menghadapi suatu tugas dimana tidak tersedia
algoritma yang lengkap untuk menemukan solusinya, Lester dan Kroll (Heris
Hendriana dkk, 2017 : 44). Pada umumnya masalah ialah ketidakmampuan
individu dalam mengatasi dan menghadapi suatu permasalahan. Menurut beberapa
12
para ahli matematika mengatakan bahwa masalah adalah pertanyaan yang harus di
jawab dan di respon, namun tidak semua pertanyaan yang secara langsung
menjadi masalah. Sebuah pertanyaan akan menjadi masalah bila pertanyaan
tersebut menjadi suatu tantangan yang tidak bisa dipecahkan dengan suatu
prosedur rutin yang telah diketahui seseorang. Menurut Polya (Andriatna, 2012:
20) dalam matematika terbagi menjadi dua jenis masalah, yakni:
1. Masalah untuk menemukan, baik masalah teoritis maupun praktis, abstrak
maupun konkret, termasuk dalam sebuah enigma atau misteri. Siswa berupaya
agar dapat menentukan variabel dan membangun berbagai obyek yang dapat
memecahkan masalah dari permasalahan yang dihadapi siswa tersebut.
2. Masalah untuk membuktikan, yakni untuk mengetahui dan menjelaskan suatu
pernyataan tersebut yang bernilai benar dan salah.
Adapun definisi masalah dalam matematika menurut para ahli adalah
sebagai berikut:
1. Masalah ialah sebuah situasi menantang yang membutuhkan penyelesaian
atau cara untuk penyelesaiannya tidak tampak jelas, Krulik, Rudnick, dan
Milou (Jackson, 2018 : 17).
2. Masalah ialah tugas, yakni siswa tidak memiliki rumus atau cara dalam
pikirannya, atau pandangan tertentu yang merupakan metode penyelesaian
yang tepat, Van De Walle, Karp, dan Bay Williams (Jackson, 2018 : 17).
3. Masalah ialah sebuah situasi yang menantang siswa membutuhkan
penyelesaian, yakni jalan untuk mendapatkan jawaban tidak segera
diketahui siswa, Posamenteir dan Krulik (Jackson, 2018 : 17).
13
4. Masalah terjadi ketika terjadi kesenjangan antara situasi saat ini dan tujuan
dimana cara mengatasi kesenjangan tersebut tidak segera dapat dilihat,
Goldstein (Jackson, 2018 : 17).
5. Mempunyai masalah berarti mencari dengan sadar suatu tindakan yang tepat
untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tujuan tersebut tidak dengan segera
dapat dicapai, Polya (Jackson, 2018 : 17).
Dilihat dari strukturnya masalah bisa dikelompokkan dalam dua macam,
yakni pertama masalah terdefinisi secara sempurna bisa juga disebut masalah
tertutup dan yang kedua masalah terdefinisi secara lemah bisa juga disebut
masalah terbuka (Prabawanto, 2013:19). Kemudian jika dilihat dari konteksnya
menurut Carpenter dan Gorg (Prabawanto, 2013:19) masalah di identifikasikan
menjadi masalah matematika terkait tentang dunia nyata atau yang di luar
matematika dan masalah matematika murni yang secara keseluruhannya melekat
pada matematika. Sedangkan definisi problem solving menurut para ahli adalah
sebagai berikut:
1. Polya (Hendriana, 2017 : 44) mengemukakan bahwa bahwa pemecahan
masalah adalah suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu tujuan yang
tidak begitu mudah segera dapat dicapai.
2. Ruseffendi (Hendriana, 2017 : 44) menyataakan baahwa, sesuaatu itu
merupaakan masaalah bagi seseoorang bila sesuatu itu mrupakan hal baru
bagi yang bersangkutn dam sesuai dengan komdisi atau tahhap
pngembangan mentalnya dan ia memiliki pengetahuan prasyarat yamg
mendasarinyaa.
14
3. Solso (Jackson, 2018 : 34) problem solving ialah mengarahkan pikiran
guna menyesuaikan sebuah masalah tertentu yang mungkin melibatkan
terbentuknya respon-respon, serta menentukan pilihan diantara respon-
respon tersebut.
4. Krulik, Rudnick, dan Milou (Jackson, 2018 : 23) pemecahan masalah
adalah suatu proses yang dimulai dengan siswa menghadapi masalah
sampai suatu jawaban (answer) diperoleh, dan siswa telah menguji
penyelesaiannya (solution).
Dalam penelitian ini, yang dimaksud masalah, adalah suatu pertanyaan
sebagaimana NCTM menetapkaan problem solving sebagai sebuah tujuan serta
pendekatan. Menyelesaikan masalah berarti menjawab sebuah pertanyaan, yakni
metode dalam menemukan solusi dari pertanyaan tersebut tidak diketahui lebih
dulu. Agar mendapatkan sebuah solusi, siswa harus memakai hal-hal yang sudah
dipelajari sebelumnya dan mereka melalui proses yang mampu
menumbuhkembangkan pemahaman matematika yang terbaru. Problem solving
tidak hanya sebuah tujun dari mempelajari matematika, namun juga sebagai alat
yang paling penting dalam melakukan proses pembelajaran tersebut. (NCTM,
2000:52).
Kemampuan dasar yang menjadi sebuah keharusan untuk dimliki seorang
siswa ialah Problem solving. Kemampuan tersebut dijadikan sebagai salah satu
kompetensi dalam materi tertentu yang harus ditingkatkan oleh siswa.
Kemampuan tersebut sangat penting untuk siswa dalam matematika yang
dipertegas oleh salah seorang ahli Branca (Mahuda, 2012 : 12) yakni:
15
1. Kemampuan memecahkan masalah ialah tujuan secara umum pembelajaran
matematika.
2. Problem solving yang terdiri dari strategi, prosedur dan metode yang dalam
kurikulum matematika menjadi proses yang paling utama.
3. Problem solving ialah kemampuan dasar dalam pembelajaran matematika.
Solusi terkait problem solving yang meliputi empat tahapan dalam
menyelesaikan permasalahan menurut Polya (Suherman, 2003:91) yakni sebagai
berikut:
1. Memahami masalah.
Pada tahap tersebut amat penting digunakan pada tahap pertama dalam
memecahkan masalah supaya siswa tidak sulit dalam menyelesaikan
permasalahan yang didapatkan. Siswa berusaha untuk mampu memahami
situasi dan kondisi persoalan atau permasalahan, sehingga mampu untuk
mengenal, menganalisis, dan menerjemahkan informasi pada soal tersebut.
2. Merencanakan penyelesaian.
Masalah perencanaan ini penting untuk dilakukan karena dari data yang
diketahui dan tidak diketahui oleh siswa mampu membuat sebuah hubungan
dan mampu menyelesaikan permasalahan dari pengetahuan yang sudah didapat
sebelumnya.
3. Menyelesaikan masalah sesuai rencana.
Pada tahap ini penting digunakan karena pemahaman siswa pada masalah
tersebut bisa dilihat dari kesiapan siswa dalam membuat perhitungan dengan
16
beragam cara yang dibutuhkan dalam menyesuaikan rumus dan konsep yang
tepat.
4. Melakukan pemeriksaan ulang pada setiap tahap.
Di tahap ini siswa diharap untuk memeriksa ulang dengan teliti tahap-tahap
yang sudah dikerjakan. Sehingga dapat menemukan kekeliruan dan kesalahan
dalam menyelesaikan soal atau masalah.
Dalam penelitian ini, indikator pemecahan masalah yakni sebagai berikut
Sumarmo (Febianti, 2012:14):
a. Mengidentifikasi unsur yang diketahui dan ditanyakan serta kecukupan
unsur yang diperlukan.
b. Merumuskan masalah matematis atau menyusun model matematis.
c. Menggunakan strategi untuk memecahkan berbagai permasalahan, baik
sejenis maupun masalah baru di dalam maupun diluar matematika.
d. Memberikan penjelasan atau interpretasi terhadap hasil yang sesuai dengan
masalah diawal.
4. Bangun Datar
Bangun dua dimensi yang hanya mempunyai lebar dan panjang, yang
dibatasi oleh garis lurus atau lengkung adalah bangun datar. Warner (1994:45)
menyatakan “bentuk bangun datar adalah sebuah bidang berbentuk datar yang
dibatasi oleh beberapa ruas garis”. Model dan jumlah ruas garis yang menjadi
pembatas setiap bangun datar dalam menentukan bentuk dan nama dari bangun
datar tersebut.
17
Sutan (2003:61) mengemukakan bahwa bangun datar adalah bangun
berbentuk geometri dengan dimensi dua yang terletak pada bidang datar dan
mempunyai dua unsur yaitu lebar dan panjang.
Dari beberapa pendapat di atas maka disimpulkan, bangun datar ialah
bangun dua dimensi dan memiliki lebar dan Panjang, dimana garis lurus atau
lengkung membatasi hal tersebut.
Adapun macam-macam bangun datar sebagai berikut :
1) Persegi Panjang, yakni bangun datar yang mempunyai sisi berhadapan
yang panjangnya sama, serta memiliki empat titik sudut siku-siku.
2) Persegi, yakni persegi panjang yang sisi-sisinya semuanya sama panjang.
3) Segitiiga, yakni bangun datar yang dibentuk oleh tiga titik yang tidak
segaris, yakni: segitiga sama sisi, segitiga sama kaki, segitiga siku-siku,
segitiga sembarang.
4) Jajargenjang, yakni segiempat yang sisinya berpasang dan panjangnya
sama dan sejajar.
5) Trapesium, yakni segiempat yang mempunyai sepasang sisi yang sejajar.
6) Layang-layang, yakni segiempat yang satu diagonalnya memotong tegak
lurus sumbu diagonal lainnya.
7) Belahketupat, yakni segiempat dimana sisi-sisinya semuanya sama
panjangnya dan dua diagonal-diagonalnya saling berpotongan, tegak lurus.
8) Lingkaran, yakni bangun datar yang dibentuk dari himpunan semua titik
persekitaran yang mengelilingi suatu titik asal dengan jarak yang sama.
Jarak tersebut biasanya dinamakan “r”, atau radius, atau jari-jari.
Adapun sifat-sifat bangun datar sebagai berikut:
18
1) Layang-layang, terbagi atas dua diagonal yang berbeda ukurannya
2) Persegi, semua sisi-sisinya sama panjang, semua sudut sama besar,
kedua diagonal berpotongan tegak lurus dan panjangnya sama.
3) Persegi panjang, sisi yang berhadapan panjangnya sama, dan semua
sudutnya sama besarnya.
4) Belahketupat, sisi-sisinya semuanya sama panjangnya, sudut yang
berhadapan sama besarnya, kedua diagonal panjangnya berbeda dan
berpotongan tegak lurus.
5) Jajargenjang, sisi yang berhadapan sama panjang, sudut yang
berhadapan sama besar
6) Lingkaran, mempunya i simetris putar dan simetris lipat yang jumlahnya
tak terhingga.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini ialah deskriptif yang menggunakan pemdekatan
kulitatif. Penelitian kualitatif bertujuan agar menjelaskn fenomena - fenomena
terjadi secara keseluruhan, melalui pengumpulan data yang di peroleh. Dengan
pendekatan kulitatif peneliti akan menghasilkan data yng menalah hingga bisa
mngetahui kemampuan pemecahan masalah peserta didik dalam menjawab
pertanyaan tentang materi bangun datar. Metode kualitatitf digunakan dengan
alassan inggin mengkaji lebih delam tentang kemampuan pemecahan masalah
ssiswa dalam materi tersebut.
Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan atau menjelaskan secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai kondisi obyek penelitian disaat sekarang.
Dari fakta - fakta yang nampak atau sebagaiamana mestinya.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian yang memfokuskan pada 1
fenomena saja yang di pilih serta akan di pahami secara mendalam, adalah
kemampuan pemecahn masalah. Penelitian dilakukan dengan skala kecil yaitu
sekelompok siswa yang memiliki keunggulan di bidang matematika. Kemampuan
pemecahan masalah siswa ini akan dianalisis berdasarkan caranya menyelesaikan
soal-soal dan diikuti dengan proses wawancara yang berkaitan dengan langkah-
langkahnya untuk menyelesaikan soal - soal bangun datar.
20
C. Lokasi dan Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini ialah 22 orang siswa kelas VIII A MTs
Muhammadiyah Likuboddong Kabupaten Gowa. Selanjutnya peneliti memilih 3
orang siswa yang unggul dalam kemampuan matematika. Penentuan subyek pada
penelitian ini di lakukan agar memperoleh suatu hasil atau data penelitian yang
valid, sesuai dengan yang diharapkan peneliti.
Subyek penelitian dipilih dengan cara memberikan soal bangun datar
berjumlah 3 butir soal kemudian di pilih 3 siswa yang mendapatkan skor
tertinggi.
D. Instrumen Penelitian
Dalam sebuah penelitian dibutuhkan instrument untuk mendapatkaan
dataan uyang valid. Dalam penelitian kulitatif yang mnjadi intrurmen penelitian
adalah peneliti sendiri. Sehingga peneliti bertindak sgabai pemungmpul data dan
sebagai intrumen aktif. Oelh karena itu penekiti harus bersikap resposif terhadap
subjek dan objeck penelitiann sehunnga data penelitian yang dipperoleh dapat
fokus dam sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Selain peneliti sebagai
intrumen utama juga menggukaaan intrumen pendukung untuk mempermudah
pengumpulan data seperti mnggunakan alat bantu berupa pedoman wawancaraa,
catatan lapnagan.
Instrumen tes yang di gunakan agar mengetahui kemampuan pemecahan
masalah siswa dalam menyelesaikn soal-soal bangun datar adalah soal-soal essai
bangun datar yang telah dimodifikasi.
21
Adapun instrumen pengumpulan data yang di gunakan peneliti yaitu:
a. Lembar Soal Tes
Lembar soal tes yang di berikan kepada peserta didik berupa soal - soal
bangun datar dan telah dimodifikasi yang kemudian divalidasi oleh tim
validator. Kisi - kisi soal yang di berikan yaitu materi bangun datar yaitu
segitiga dan segiempat. Lembar soal tes diberikan hanya untuk mendapatkan
subjek penelitian, yaitu 3 orang yang mendapatkan nilai tertinggi.
b. Lembar Wawancara
Peneliti melakukan wawancara kepada siswa kelas VIII A MTs
Muhammadiyah Likuboddong Kabupaten Gowa sebagai subyek penelitian
ini. Wawancara yang di lakukan berdasarkan alasan peserta didik memilih
cara penyelesaian dalam menyelesaikan soal – soal sewaktu tes.
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam tekhnik pengumpulan data dipenelitian ini
yaitu Eksplanasi Sekuensial (The Explanatory Sequential Design). Metode ini di
gunakan agar mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikn soal-soal
bangun datar. Diawali penggunaan teknik pengumpulan data berupa soal dan
analisis data. Data yang diharapkan yaitu hasil pekerjaan peserta didik pada
lembar jawaban dan disertai dengan proses penyelesaiannya. Data yang diperoleh
dari tess ini digunankan sebgai bahan analisis mngenai kemmpuan peserta didik
dalam menjawab tes soal bangun datar. Langkah - langkah yang digunakan
peneliti pada proses pengumpuln data ini yaitu: 1) Menyiapklan soal tes, 2)
membagi soal tes kepada peserta didik ,3)mngawasi peserta didik pada saat
22
mngerjakan soal, 4) mengumpulkan hasil pekerjaan peserta didik, 5) memeriksa
serta mngevaluasi hasil tes 6) menganalisis hasil tes.
Hasil tersebut kemudian dilanjutkan dengan wawancara dalam
pengumpulan data berikutnya untuk kemudian dianalisis dengan cara kualitatif,
dan selanjutnya dilakukan interpretasi. Adapun jenis wawancara yang di gunakan
pada penelitiaan ini yaitu wawancara yang tidak terstruktur, wawancara yang
bebas, dimana tidak memakai pedoman wawancara tersusun dengan sistematis
serta rinci pada saat mngumpulkan data. Pedoman wawancara yang di gunakan
hanya dari pokok-pokok atau inti permasalahn yang akan di tanyakan.
F. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini tekhnik analisis data yang digunakan yaitu kualitatif
deskriptif adapaun tahapan sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data yaitu suatu bntuk analisis agar menajamkan, menggulongkan,
mengaraahkan, membuang data yang tidak perlu serta mengorganisasiikan
data dengaan cara sedemikian rupa hingga kesimpulannya dapat d itarik dan
di verifikasi.
2. Penyajian Data
Setelah data di reduksi adapun langkah selanjutnya yaitu menyajikaan data.
Penyajian data adalah sekelompok dan pengambilan tiindakan.
3. Kesimpulan
Mengambil kesimpulan adalah analisis lanjutan setelah reduksi data, serta
penyajiaan data. Kesimpulan merupakan suatu proses pengambilan intisari
23
serta penyajian data yang telah terorganisir ke bentuk pernyataan kata
danatau formula yang singkat serta padat tapi mengandung pngertian yang
luas.
Berikut merupakan beberapa teknis penilaain terrhadap data penelitiaan
serta kriteria-kriteria kemampuan peserta didik dari hasil tes.
1. Penilaian soal tes
Berikut merupakaan table penilaaian terhadap jawaban dari soal-soal
bangun datar.
Tabel 3.1 Standar Penilaian Berdasarkan Proses
Proses Presentase
Mengidentifikasi Unsur-unsur yang diketahui
dan ditanyakan 25%
Memodelkan soal kebentuk matematika 25%
Menerapkan konsep matematika, prosedur,
penalaran, serta fakta 25%
Menafsirkan, menerapkan serta mengevaluasi
hasil yang di peroleh 25%
Total 100%
2. Kriteria kemampuaan
Analisis data yang selanjutnya yaitu melihat kmampuan literasi matematika
peserta didik bersdasarkan dari hasil tes yang telah di berikan. Analisis ini
mngacu kekriteria kemampuan (Suharsismi, 2009):
Tabel 3.2 Kriteria Kemampuan
Nilai (x) Keterangan
80 ≤ 𝑥 < 100 Sangat Baik
66 ≤ 𝑥 < 80 Baik
50 ≤ 𝑥 < 66 Cukup Baik
40 ≤ 𝑥 < 50 Kurang Baik
< 40 Sangat Kurang Baik
24
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan dijelaskan data hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti sebagai jawaban dari rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya
untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam
menyelesaikan soal bangun datar. Kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa sangatlah penting dalam pembelajaran matematika, sehingga harus
diperhatikan oleh pendidik. Sebelum melakukan penelitian, peneliti menyusun
instrumen terlebih dahulu berupa tes kemampuan pemecahan masalah matematis
berrdasarkan tahapp daan pedoman wawancara.
Penelitaan ini dilakukaan selama dua kali pada siswa kelas VIII MTs.
Muhammadiyah Likuboddong Kabupaten Gowa. Pertama pada hari Kamis
tanggal 17 September 2020, mengambil data kemampuan matematika siswa
dengan melakukan tes. Berdasarkan hasil tes tersebut terpilih tiga subjek
penelitian dengan nilai tertinggi. Selanjutnya ketiga subjek penelitian tersebut
diwawancara pada hari sabtu tanggal 19 september 2020. Wawancara dilakukan
terkait alasan dan langkah-langkah siswa memilih cara penyelesaian dalam
menyelesaikan soal yang diberikan sewaktu tes.
Adapun daftar nilai siswa kelas VIII MTs. Muhammadiyah Likuboddong
Kabupaten Gowa berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah
matematis akan disajikan dalam tabel 4.1.
25
Tabel 4.1 Daftar nilai siswa berdasarkan kemampuan matematika
siswa
No Inisial Siswa Nilai Kemampuan
1 AAM 80 Sangat Baik
2 AM 40 Kurang Baik
3 AF 40 Kurang Baik
4 BR 67 Baik
5 FR 60 Cukup Baik
6 HR 70 Baik
7 JR 60 Cukup Baik
8 MI 47 Kurang Baik
9 NAS 50 Cukup Baik
10 NF 60 Cukup Baik
11 NI 57 Cukup Baik
12 RA 50 Cukup Baik
13 RW 57 Cukup Baik
Keterangan : 80 ≤ 𝑥 < 100 = Sangat Baik
66 ≤ 𝑥 < 80 = Baik
50 ≤ 𝑥 < 66 = Cukup Baik
40 ≤ 𝑥 < 50 = Kurang Baik
< 40 = Sangat Kurang Baik
Analisis ini mengacu pada kriteria kemampuan (Suharsimi,
2009)
Berdasarkan data kemampuan siswa di atas, maka peneliti memilih tiga
subjek. Ketiga subjek tersebut adalah siswa yang mendapatkan nilai tertinggi,
dengan rincian sebagai berikut.
26
Tabel 4.2 Subjek Terpilih
NO Inisial Siswa Nilai
1 AAM 80
2 HR 70
3 BR 67
Berdasarkan data hasil tes tertulis dan wawancara subjek, maka akan
dipaparkan kemampuann pemecaahan masalah matematiss siswa dalaam
menyelesakan soal bangundatar, dapat dilihat dalam uraian berikut.
1. Analisis Kemampuan Pemecahaan Masalah Matematis AAM dalam
Menyelesaikan Soal Bangun Datar.
Pada bagian ini peneliti akan mendeskripsikan data hasil tes tertulis
kemampuan pemecahan masalah matematis AAM dalam menyelesaikan 3 (tiga)
nomor soal bangun datar dan hasil wawancara AAM. Berikut ini merupakan hasil
tes tertulis kemmpuan pemcahan masalah matematis (AAM) dalam mnyelesaikan
soal bangun datar.
27
a. Deskripsi kemampuan pemecahan masalah matematis AAM dalam
menyelesaikan soal bangun datar nomor 1 (satu)
Jawaban:
Gambar 4.1 Hasil Tes AAM Nomor 1
Berdasarkan hasil jawaban dari AAM pada gambar 4.1 dapat dilihat bahwa
AAM dapat menyelesaikan soal nomor 1. AAM mampu mengidentifikasi unsur-
uunsur yamg diketahui, unsur yang ditanyakan. AAM juga mammpu
mengidentifikasi kecukupan unsur yang diperlukan dengan cara menuliskan sisi-
sisi yang diketahui, kemudian siswa merusmuskan masalaah matematik atau
menyusurn model matematik, selanjutnya AAM mampu menerapkaan startegi
untuk mnyelesaikan berbagai masalh (sejenis dan masalah baru) dalam atau luar
matemtiika dengan cara mencari sisi DE menggunakan teorema phitagoras
28
selanjutnya menjelasskan atau mnginterpretasikan hasil sesuai permaslaaahn awal
dengan menjumlahkan sisi-sisi yang diketahui.
Untuk mengetahui lebih dalam kemmpuan pemecahan masalh matematis
AAM pada soalnomor 1 (satu), maka peneliti melakukanwawancara. Adapun hasil
dari wawancara AAM dengan peneliti pada soalnomor 1 (satu) sebagai berikut.
Keterangan : P = Peneliti
S = Subjek 1 (AAM)
P : Apakahanda mengerti maksud soaltersebut?
S1 : Iya
P : Unsur - unsur apa saja yang diketahui dalamsoal tersebut?
S1 : Panjang AB, BC, CD, CE dan EA
P : Selanjutnya, apa unsur yang ditanyakan dalam soal tersebut?
S1 : Keliling dari bangun tersebut
P : Cara apa yang anda gunakan untuk menyelesaikan soal tersebut?
S1 : Pertama mencari DE dengan menggunakan rumus teorema phytagoras.
P : Bagaimana rumus teorema phytagoras dari soal tersebut?
S1 : 2 2CD DE CE
P : Setelah mendapat nilai DE bagaimana langkah selanjutnya?
S1 : Panjang AB + BC + CD + DE + EA
P : Jadi, berapa keliling bangun tersebut?
S1 : 72 cm
Berdasarkan lembar jawaban dan petikan wawancara di atas, AAM mampu
memahami maksud soal dan mampu menentukan unsur yang diketahui serta unsur
yang ditanyakan pada soal nomor 1. Selanjutnya, AAM juga mampu dan
menjelaskan langkah-langkah penyelesain soal dengan mendapatkan hasil yang
29
benar. Hal tersebut menujukkan bahwa AAM memenuhi semua indikator
kemampuan pemecahan masalah matematis.
b. Deskripsi kemampuan pemecahan masalah matematis AAM dalam
menyelesaikan soal bangun datar nomor 2 (dua)
Jawaban:
Gambar 4.2 Hasil Tes AAM Nomor 2
Pada gambar di atas merupakan hasil tes AAM pada soal nomor 2 (dua).
Darihasil tersebut memperlihatkan AAM mampu menyelesaikan soal nomor 2
dengan baik. AAM menentukkan unsur diketahui dan ditanyakan. Selanjutnya,
AAM menggambar 2 bangun datar persegi panjang dan mampu menyelesaikan
soal yaitu menentukan nilai keliling kertas.
Untuk menelusuri lebih lanjut kemampuan pemecahan masalah matematis
AAM pada soalnomor 2 (dua), maka peneliti melakukan wawancara. Adapun
kutipan wawancara peneliti dengan AAM adalah sebagai berikut.
Keterangan : P = Peneliti
30
S1 = Subjek 1 (AAM)
P : Apakahanda mengerti maksud soaltersebut?
S1 : Iya
P : Unsur-unsur apa saja diketahui dalamsoaltersebut?
S1 : panjang fotodan lebar fot
P : Selanjutnya, apa unsur yang ditanyakn dalamsoaltersebut?
S1 : keliling kertas
P : Cara apa yang anda gunakan untuk menyelesaikan soal tersebut?
S1 : Menggunakan rumus keliling ABCD.
P : Bagaimana itu rumus keliling ABCD atau persegi?
S1 : kABCD = AB+BC+CD+DA
P : Setelah anda menentukan rumus yang digunakan, apa langkah selanjutnya?
S1 :Menggambar kertas dengan foto di atas kertas
P : Selanjutnya bagaimana?
S1 :Mencantumkan semua nilai panjang dan luas foto sama jarak tepi foto dan
kertas.
P : Jadi bagaimana cara untuk menentukan nilai keliling kertas?
S1 : Rumus keliling ABCD adalah AB+BC+CD+DA. Jadi semua nilainya
dijumlahkan, tapi sebelum itu masing-masing ditambahkan dengan 3 kak,
(3+10+3 + (3+12+3) + (3+10+3 + (3+12+3).
P : Jadi berapa keliling kertas tersebut?
S1 : 68 cm.
Berdasarkan lembar kerja siswa dan hasil kutipan wawancara peneliti dengan
AAM dalammenyelesaikan soalnomor 2 (dua), terlihat AAM mampu
mengerjakan soal dengan mendapat jawaban yang benar. Selanjutnya AAM
mampu menjelaskan unsur diketahui dan ditanyakan serta Langkah - langkah
pengerjaan soal dalam proses wawancara. Hal tersebut menunjukkan bahwa AAM
31
memenuhi semua indicator kemampuan pemecahan masalah matematis pada soal
nomor2.
c. Deskripsi kemampuan pemecahan masalah matematis AAM dalam
menyelesaikan soal bangun datar nomor 3 (tiga)
Jawaban:
Gambar 4.3 Hasil Tes AAM Nomor 3
Berdasarkan hasil tes AAM pada soal nomor 3, terlihat bahwa AAM mampu
menentukan unsur yang diketahui dan unsur yang ditanyakan. Selanjutnya AAM
mampu menentukan rumus yang benar dalam menyelesaikan soal tersebut.
Namun, subjek tidak mampu menentukan langkah-langkah yang tepat dalam
menyelesaikan soal tersebut. AAM hanya mampu merumuskan luas kelas dan luas
ubin, namun subjek tidak mampu menyelesaikan soal tersebut dengan benar.
32
Untuk menggali kemampuan analisis kemampuan pemecahan matematis
siswa dalam menyelesaikan soal nomor 3, maka peneliti melakukan wawancara.
Adapun hasil wawancara peneliti dan AAM adalah sebagai berikut.
Keterangan : P = Peneliti
S1 = Subjek 1 (AAM)
P : Apakah anda mengerti maksud soal nomor 3 ?
S1 : Iya, tapi tidak tahu jawaban benar atau tidak
P : Ya, jadi apa saja yang diketahui pada soal tersebut?
S1 : Panjang dan lebar kelas, ukuran dan harga ubin keramik
P : Apa saja unsur ditanyakan pada soal nomor3?
S1 : Berapa biaya pengubinan
P : Jadi, bagaimana anda menyelesaikan soal tersebut?
S1 : Luas kelas kali luas ubin, selanjutnya dikalikan dengan harga ubin.
P : Mengapa anda tidak melanjutkan penyelesaian dengan rumus itu?
S1 : Saya bingung untuk selanjutnya.
Berdasarkan lembar kerja dan hasil wawancara peneliti dengan AAM untuk
menyelesaikan soalnomor 3 (tiga), dilihat bahwa AAM tidak mampu
menyelesaikan soalnomor 3 dengan cara benar. Selain lembar jawaban AAM yang
keliru, AAM juga tidak mampu menjelaskan langkah-langkah penyelesaian soal
nomor 3 dengan benar. Hal tersebut menunjukkan bahwa AAM tidak memenuhi
indicator kemampuan pemecahan masalah matematis.
33
2. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis HR dalam
Menyelesaikan Soal Bangun Datar.
Bagian ini peneliti akan menganalisis data hasil tes tertulis kemampuan
pemecahan masalah matematis HR dalam menyelesaikan 3 (tiga) nomor soal
bangun datar dan hasil wawancara HR. Berikut ini merupakan hasil tes tertulis
kemampuan pemecahan masalah matematis HR dalam menyelesaikan soal
bangun datar.
a. Deskripsi kemampuan pemecahan masalah matematis HR dalam
menyelesaikan soal bangun datar nomor 1 (satu)
Jawaban:
Gambar 4.4 Hasil Tes HR Nomor 1
34
Berdasarkan hasil jawaban dari HR pada gambar 4.4 dapat dilihat bahwa HR
dapat menyelesaikan soal nomor 1. HR mampu mengidentifikasi unsur-unsur
yang diketahui dan unsur yang ditanyakan. HR juga mampu mengidentifikasi
kecukupan unsur yang diperlukan dengan cara menuliskan sisi-sisi yang
diketahui, kemudian siswa merumuskanmasalah matematika atau menyusun
modelmatematika. Selanjutnya, HR mampu membuat strategi untuk
menyelesaikan masalah – masalah dalam dan diluar matematika dengan cara
mencari sisi DE menggunakan teorema phytagoras selanjutnya menjelaskan dan
menginterpretasikan hasil sesuai dari permasalahan awal dengan menjumlahkan
sisi-sisi yang diketahui.
Untuk mengetahui lebih dalam kemampuan pemecahan masalah matematis
HR padasoal nomor1 (satu) , maka peneliti melakukan wawancara. Adapun hasil
dari wawancara HR bersama peneliti padasoal nomor1 sebagai berikut.
Keterangan : P = Peneliti
S2 = Subjek 2 (HR)
P : Apakahanda mengerti maksud soaltersebut?
S2 : Iya’
P : Unsur-unsur yang di ketahui dalam soal tersebut?
S2 : Panjang sisi AB, BC, dan CD
P : Selanjutnya, unsur yang ditanyakan pada soal?
S2 : Keliling dari bangun tersebut
P : Cara apa yang anda gunakan untuk menyelesaikan soal tersebut?
S2 : Pertama-tama mencari DE dengan menggunakan rumus teorema phytagoras.
P : Bagaimana rumus teorema phytagoras itu?
35
S2 : sisi miring pangkat dua dikurang panjang CE pangkat dua = panjang DE
pangkat dua
P : Setelah mendapat nilai DE, bagaimana langkah selanjutnya?
S2 : jumlahkan sisinya, kecuali yang CE
P : Jadi, berapa keliling bangun tersebut?
S2 : 72 cm.
Berdasarkan lembar jawaban dan petikan wawancara di atas, HR mampu
memahami maksud soal dan mampu menentukan unsur yang diketahui serta unsur
yang ditanyakan pada soal nomor 1. Selanjutnya, HR juga mampu dan
menjelaskan langkah-langkah penyelesain soal dengan mendapatkan hasil yang
benar. Hal tersebut menujukkan bahwa HR memenuhi semua indikator
kemampuan pemecahan masalah matematis.
b. Deskripsi kemampuan pemecahan masalah matematis HR dalam
menyelesaikan soal bangun datar nomor 2 (dua)
Jawaban:
Gambar 4.5 Hasil Tes HR Nomor 2
36
Pada hasil tes HR padasoal nomor2. Terlihat HR mampu menyeleseikan
soalnomor 2 (dua) dengan baik. HR menentukkan unsur yang diketahui dan unsur
yang ditanyakan. Selanjutnya, HR menggambar 2 bangun datar persegi panjang
dan mampu menyelesaikan soal yaitu menentukan nilai keliling kertas.
Untuk menelusuri lebih lanjut kemampuan pemecahan masalah matematis
HR pada soal nomor 2, maka peneliti melakukan wawancara. Adapun kutipan
wawancara peneliti dengan HR adalah sebagai berikut.
Keterangan : P = Peneliti
S2 = Subjek 2 (HR)
P : Apakahanda mengerti maksud soaltersebut?
S2 : Iya
P : Unsur-unsur yang di ketahui dalamsoal tersebut?
S2 : Panjang foto, lebar foto, dan tepi foto 3 cm dari foto ke kertas
P : Selanjutnya, apa unsur yang ditanyakan dalam soal?
S2 : Keliling dari kertas
P : Cara apa yang anda gunakan untuk menyelesaikan soal tersebut?
S2 : Menggunakan rumus keliling ABCD.
P : Bagaimana itu rumus keliling ABCD?
S2 : kABCD = AB + BC + CD + DA
P : Setelah anda menentukan rumus yang digunakan, apa langkah anda
selanjutnya?
S2 : Saya menggambarnya.
P : Selanjutnya bagaimana?
S2 : Saya mencantumkan semua nilai panjang dan luas foto sama jarak tepi foto
dan kertas.
P : Jadi bagaimana cara untuk menentukan nilai keliling kertas?
37
S2 : Rumus keliling ABCD adalah AB+BC+CD+DA. Jadi saya menjumlahkan
semua nilainya, tapi sebelumnya masing-masing ditambahkankan dengan 6,
karena 3 tambah 3 lagi.
P : Jadi berapa keliling itu dek?
S2 : 68 cm.
Berdasarkan lembar kerja siswa dan hasil kutipan wawancara peneliti dengan
HR menyelesaikan soalnomor 2 (dua), terlihat HR mampu mengerjakan soal
dengan benar. Selanjutnya HR mampu menjelaskan unsur diketahui dan
ditanyakan serta Langkah – langkah pengerjaan soal dengan benar dalam proses
wawancara. Hal tersebut menunjukkan bahwa HR memenuhi semua indicator
kemampuan pemecahan masalah matematis padasoal nomor 2 (dua) .
c. Deskripsi kemampuan pemecahan masalah matematis HR dalam
menyelesaikan soal bangun datar nomor 3 (tiga)
Jawaban:
Gambar 4.6 Hasil Tes HR Nomor 3
Berdasarkan jawaban yang telah dituliskan HR pada lembar jawaban di atas,
maka peneliti menyimpulkan bahwa subjek tidak mampu menyelesaikan soal
38
nomor 3 dengan baik. HR hanya mampu menentukan unsur yang diketahui dan
unsur yang ditanyakan pada soal nomor 3. HR terlihat tidak mampu menentukan
cara atau langkah yang tepat dalam menyelesaikan soal tersebut.
Untuk mengetahui lebih dalam kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa pada soal nomor 3, maka dilakukan proses wawancara. Adapun hasil
wawancara peneliti dengan HR untuk soal nomor 3 adalah sebagai berikut.
Keterangan: P = Peneliti
S2 = Subjek 2 (HR)
P : Apakah anda mengerti maksud soal nomor 3 ?
S2 : Iya
P : Ya, Apa saja di ketahui pada soal?
S2 : Panjang dari kelas, lebar dari kelas, panjang ubin, dan lebar ubin
P : Unsur-nsur yang di tanyakan soalpada soal nomor3?
S2 : Brapa biaya total pengubinan di kelas
P : Selanjutnya, bagaimana anda menyelesaikan soal itu?
S2 : Saya tidak tahu.
Berdasarkan hasil kerja pada lembar jawaban dan petikan wawancara HR
pada soal nomor 3 di atas, terlihat bahwa HR tidak memenuhi indikator
kemampuan pemecahan masalah matematis. HR hanya mampu menentukan unsur
yang diketahui dan unsur yang ditanyakan, sedangkan cara dan langkah-langkah
pengerjaan soal tidak mampu HR ditentukan.
39
3. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis BR dalam
Menyelesaikan Soal Bangun Datar.
Pada bagian ini peneliti akan mendeskripsikan data hasil tes tertulis
kemampuan pemecahan masalah matematis BR dalam menyelesaikan 3 (tiga)
butir soal bangun datar dan hasil wawancara BR. Berikut ini merupakan hasil tes
tertulis kemampuan pemecahan masalah matematis BR dalam menyelesaikan soal
bangundatar.
a. Deskripsi kemampuan pemecahan masalah matematis BR dalam
menyelesaikan soal bangun datar nomor 1 (satu)
Jawaban :
Gambar 4.7 Hasil Tes BR Nomor 1
Berdasarkan hasil jawaban dari BR pada gambar 4.7 dapat dilihat bahwa BR
dapat menyelesaikan soal nomor 1 dengan benar. BR mampu mengidentifikasi
unsur-unsur yang diketahui dan unsur yang ditanyakan. BR juga mampu
40
mengidentifikasi kecukupan unsur yang diperlukan dengan cara menuliskan sisi-
sisi yang diketahui, kemudian BR merumuskan atau Menyusun masalah atau
Menyusun model matematik. Selanjutnya, BR mampu menerapkan strategi untuk
menyelesaikan berbagai masalah dalam dan diluar matematika dengan cara
mencari sisi DE menggunakan teorema phitagoras selanjutnya menjelaskan atau
menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan awal dengan menjumlahkan sisi-
sisi yang diketahui.
Untuk mengetahui lebih dalam kemampuan pemecahan masalah matematis
BR padasoal nomor 1 (satu) , maka peneliti melakukan wawancara. Adapun hasil
wawancara dari BR dengan peneliti padasoal nomor1 sebagai berikut.
Keterangan: P = Peneliti
S3 = Subjek 3 (BR)
P : Apakahanda mengerti maksud soaltersebut?
S3 : Iya’
P : Apa saja unsur yang diketahui dalam soal tersebut?
S3 : Panjang dari AB, BC, CD, CE, EA karena AB sama CE, BC sama EA
P : Selanjutnya, unsur apa ditanyakan dalamsoal ?
S3 : Keliling dari ABCDE
P : Cara apa yang anda gunakan untuk menyelesaikan soal tersebut?
S3 : Pertama saya mencari nilai nilai DE dengan menggunakan rumus
phytagoras.
P : Bagaimana rumus teorema phytagoras itu?
S3 : 2 2CD DE CE
P : Setelah mendapat nilai DE, apa langkah selanjutnya?
S3 : Panjang AB, BC, CD, DE ditambahkan dengan panjang EA
P : Jadi, berapa keliling bangun tersebut?
41
S3 : 72 cm.
Berdasarkan lembar jawaban dan petikan wawancara di atas, BR mampu
memahami maksud soal dan mampu menentukan unsur yang diketahui serta unsur
yang ditanyakan pada soal nomor 1. BR juga mampu menjelaskan langkah-
langkah penyelesaian soal dengan mendapatkan hasil yang benar. Hal tersebut
menujukkan bahwa BR memenuhi semua indicator kemampuan pemecahan
masalah matematis padasoal nomor1 (satu).
b. Deskripsi kemampuan pemecahan masalah matematis BR dalam
menyelesaikan soal bangun datar nomor 2 (dua)
Jawaban :
Gambar 4.8 Hasil Tes BR Nomor 2
Pada hasil tes BR pada soal nomor 2 (dua), terlihat subjek 3 mampu
menyeleseikan soalnomor 2 (dua) secara baik. BR mampu menentukkan unsur -
unsur di ketahui dan ditanyakan. Selanjutnya, BR menggambar 2 bangun datar
42
persegi panjang dan mampu menyelesaikan soal yaitu menentukan nilai keliling
kertas.
Untuk menelusuri lebih lanjut kemampuan pemecahan masalah matematis
BR pada soal nomor 2, maka peneliti melakukan wawancara. Adapun kutipan
wawancara peneliti dengan BR adalah sebagai berikut.
Keterangan : P = Peneliti
S3 = Subjek 3 (BR)
P : Apakah anda mengerti maksud soal tersebut?
S3 : Iya
P : Unsur-unsur apa yang diketahui dalam soal?
S3 : Panjang dan lebar foto, dan jarak tepi foto ke kertas
P : Selanjutnya, apa unsur yang ditanyakan dalam soal?
S3 : Berapa keliling dari kertas
P : Cara apa yang anda gunakan untuk menyelesaikan soal tersebut?
S3 : Rumus keliling
P : Bagaimana rumus keliling ?
S3 : Menjumlahkan semua sisi-sisinya
P : Setelah anda menentukan rumus yang digunakan, apa langkah anda
selanjutnya?
S3 : Saya menggambarnya terlebih dahulu
P : Selanjutnya bagaimana?
S3 :Saya cantumkan semua nilai, panjang dan luas foto dan jarak tepi foto dan
kertas.
P : Jadi bagaimana cara untuk menentukan nilai keliling kertas tersebut?
S3 : Saya menambahkan 3 dari panjang dan lebar foto selanjutnya ditambahkan 3
P : Jadi berapa keliling dari kertas tersebut?
S3 : 68 cm
43
Berdasarkan lembar kerja siswa dan hasil kutipan wawancara peneliti dengan
BR dalam menyelesaikan soal nomor 2, terlihat bahwa BR mampu mengerjakan
soal dengan benar. Selanjutnya BR mampu menjelaskan unsur yang diketahui dan
unsur yang ditanyakan, serta langkah-langkah pengerjaan soal dengan benar
dalam proses wawancara. Hal tersebut menunjukkan bahwa BR memenuhi semua
indikator kemampuan pemecahan masalah matematis pada soal nomor 2.
c. Deskripsi kemampuan pemecahan masalah matematis BR dalam
menyelesaikan soal bangun datar nomor 3 (tiga)
Jawaban :
Berdasarkan jawaban BR pada lembar jawaban di atas, maka peneliti
menyimpulkan bahwa subjek tidak mampu menyelesaikan soal nomor 3. BR
benar-benar tidak mampu menyelesaikan soal nomor 3. Bahkan, unsur yang
ditanyakan dan unsur yang diketahui juga tidak mampu BR tentukan.
Untuk mengetahui lebih dalam kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa pada soal nomor 3, maka dilakukan proses wawancara. Adapun hasil
wawancara peneliti dengan BR untuk soal nomor 3 adalah sebagai berikut.
Keterangan: P = Peneliti
44
S3 = Subjek 3 (BR)
P : Apakah adek mengerti maksud soal nomor 3 ?
S3 : Iya, tapi saya tidak mengetahui cara mengerjakannya
Berdasarkan hasil kerja pada lembar jawaban dan petikan wawancara BR
pada soal nomor 3 di atas, terlihat bahwa BR tidak memenuhi indikator
kemampuan pemecahan masalah matematis.
Tabel 4.3 Ringkasan Berdasar Subjek dan Indikator-Indikator
Pemecahan Masalah
No Indikator Pemecahan
Masalah
AAM HR BR
Soal 1
Soal 2
Soal 3
Soal 1
Soal 2
Soal 3
Soal 1
Soal 2
Soal 3
1 Mengidentifikasi
unsur-unsur yang
diketahui, yang
ditanyakan, dan
kecukupan unsur
yang diperlukan.
√ √ √ √ √ √ √ √
2 Merumuskan
masalah matematik
atau menyusun
model matematik.
√ √ √ √ √ √ √
3 Menerapkan
strategi untuk
menyelesaikan
berbagai masalah
(sejenis dan
masalah baru)
dalam atau diluar
matematika
√ √ √ √ √ √
4 Menjelaskan atau
menginterpretasikan
hasil sesuai
permasalahan awal.
√ √ √ √ √ √
45
B. Pembahasan
Pada bagian ini akan dibahas data hasil penelitian untuk menjawab rumusan
masalah yang telah dipaparkan peneliti pada bab I, yaitu bagaimana kemampuan
pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal bangun datar pada siswa kelas
VIII MTs Muhammadiyah Likuboddong.
Pada hasil tes tertulis dan wawancara dilakukan oleh peneliti, tertera
bahwasanya subjec penelitian tidak mampu mencapai kemampuan pemecahan
maslah dengan nilai sempurna (100) dalam menyelesaikan tiga nomor soal
bangun datar materi segitiga dan segiempat. Untuk mendapatkan gambaran
tentang kemampuan pemecahan masalah matematis, jadi pengumpulan data
dilakukan dengan memberikan soal tes kemampuan pemecahan masalah
matematis dan melakukan wawancara dengan subjek. Berikut adalah uraian
pembahasan dari masing-masing subjek.
1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis AAM dalam
Menyelesaikan Soal Bangun Datar
Berdasarkan hasil tes dan hasil wawancara AAM, dapat dilihat bahwa
AAM dapat menyelesaikan soal nomor 1 dengan benar. AAM mampu
mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, unsur yang ditanyakan.
Selanjutnya AAM mampu menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai
permasalahan awal dengan menjumlahkan sisi-sisi yang diketahui. AAM
mampu menulis dan menjelaskan cara dan langkah-langkah dalam
menyelesaikan soal nomor 1 (satu) . Hal itu menujukkan AAM memenuhi
semua indicator kemampuan pemecahan masalah matematis, yaitu mampu
46
mengidentifikasi unsur di ketahui, di tanyakan, dan kecukupan unsur yang di
perlukan. Kemudian, merumuskan dan Menyusun model dan masalah
matematik, mampu mennerapkan strategi agar menyelesaikan berbagai
masalah dalam dan diluar matematika. Menjelaskan dan mengintirpretasikan
hasil dengan permasalahan awal.
Berdasarkan tes AAM dalam menyelesaikan soal bangun datar pada
soalnomor 2 (dua). Bahwa AAM mampu menyelesaikan soal nomor2 (dua)
dengan baik. AAM mampu menentukkan unsur yang diketahui dan
ditanyakan. Berikutnya, AAM mampu menetukan cara dan langkah-langkah
dengan menggambar 2 bangun datar persegi panjang dan pada akhirnya,
AAM mampu menyelesaikan soal yaitu menentukan nilai keliling kertas
dengan benar. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa mampu
menjelaskan unsur-unsur yang ditanyakan dan yang diketahui serta langkah-
langkah pengerjaan soal hingga mendapatkan jawaban yang benar. Hal
tersebut menunjukkan bahwa AAM memenuhi semua indicator kemampuan
pemecahan masalah matematis padasoal nomor2 (dua), yaitu mampu
mengidentifikasi unsur di ketahui, di tanyakan, dan kecukupan unsur di
perlukan. Kemudian, merumuskan masalah matematik dan menyusun model
matematik, mampu menerapkan strategi agar menyelesaikan berbagai
masalah dalam atau di luar matematika. Menjelaskan dan mengintirpretasikan
hasil dari permasalahan awal.
Berdasarkan hasil tes AAM pada soal nomor 3, terlihat bahwa AAM
hanya mampu menentukan unsur yang diketahui dan unsur yang ditanyakan,
serta menentukan rumus yang benar dalam menyelesaikan soal tersebut.
47
Namun, subjek tidak mampu menentukan langkah-langkah yang tepat dalam
menyelesaikan soal tersebut. AAM hanya mampu merumuskan luas kelas dan
luas ubin, namun subjek tidak mampu menyelesaikan soal tersebut dengan
benar. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa AAM tidak mampu
menjelaskan cara dan langkah-langkah dalam menyelesaikan soal nomor 3.
Hal tersebut menunjukkan bahwa AAM dalam menyelesaikan nomor 3 hanya
memenuhi beberapa indikator kemampuan pemecahan masalah matematis
yaitu yaitu mampu mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, yang
ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan serta merumuskan masalah
matematik atau menyusun model matematik.
2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis HR Menyelesaikan Soal
Bangun Datar
Berdasarkan hasil tes dan hasil wawancara HR, dapat dilihat bahwa HR
dapat menyelesaikan soal nomor 1 dengan benar. HR mampu
mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, unsur yang ditanyakan.
Selanjutnya HR mampu menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai
permasalahan awal dengan menjumlahkan sisi-sisi yang diketahui. HR
mampu menulis dan menjelaskan cara dan langkah-langkah agar
menylesaikan soalnomor 1 (satu) . Hal itu menujukkan HR memenuhi semua
indicator kemampuan pemecahan masalah matematis, yaitu mampu
mengidentifikasi unsur di ketahui, di tanyakan, dan kecukupan unsur di
perlukan. Kemudian, merumuskan masalah matematik dan menyusun model
matematik, mampu menerapkan strategi agar menyelesaikan berbagai
48
masalah dalam dan diluar matematika. Menjelaskan dan mengintirpretasikan
hasil dengan permasalahan awal.
Berdasarkan tes HR dalam menyelesaikan soal bangun datar soal pada
nomor2 (dua). Bahwa HR mampu mengerjakan soal nomor2 (dua) secara
baik. HR mampu menentukkan unsur di ketahui dan unsur di tanyakan.
Selanjutnya, HR mampu menetukan cara dan langkah-langkah dengan
menggambar 2 bangun datar persegi panjang dan pada akhirnya, HR mampu
menyelesaikan soal yaitu menentukan nilai keliling kertas dengan benar.
Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa mampu menjelaskan unsur-unsur
yang ditanyakan dan yang diketahui serta langkah-langkah pengerjaan soal
hingga mendapatkan jawaban yang benar. Hal tersebut menunjukkan bahwa
HR memenuhi semua indicator kemampuan pemecahan masalah matematis
pada soal nomor 2, adalah mampu mengidentifikasi unsur yang di ketahui, di
tanyakan, dan kecukupan unsur di perlukan. Kemudian, merumuskan masalah
matematik dan menyusun model matematik, mampu membuat strategi untuk
menyelesaikan berbagai masalah dalam dan diluar matematika. Menjelaskan
dan mengintirpretasikan hasil dengan permasalahan awal.
Berdasarkan hasil tes HR pada soal nomor 3, terlihat bahwa HR hanya
mampu menentukan unsur yang diketahui dan unsur yang ditanyakan, serta
menentukan rumus yang benar dalam menyelesaikan soal tersebut. Namun,
subjek tidak mampu menentukan langkah-langkah yang tepat dalam
menyelesaikan soal tersebut. HR hanya mampu merumuskan luas kelas dan
luas ubin, namun subjek tidak mampu menyelesaikan soal tersebut dengan
benar. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa HR tidak mampu
49
menjelaskan cara dan langkah-langkah dalam menyelesaikan soal nomor 3.
Hal tersebut menunjukkan bahwa HR dalam menyelesaikan nomor 3 hanya
memenuhi satu indicator kemampuan pemecahan masalah matematis yaitu
mampu mengidentifikasi unsur yang di ketahui, di tanyakan, dan kecukupan
unsur di perlukan.
3. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis BR Menyelesaikan Soal
Bangun Datar
Berdasarkan hasil tes dan hasil wawancara BR, dapat di lihat bahwa subjec
3 mampu menyelesaikan soalnomor 1 secara benar. BR mampu
mengidentifikasi unsur yang di ketahui, di tanyakan. Selanjutnya BR mampu
menjelaskan dan menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan awal dengan
menjumlahkan sisi-sisi yang diketahui. BR mampu menulis dan menjelaskan
cara dan langkah-langkah untuk menyelesaikan soal nomor 1. Hal tersebut
menujukkan bahwa BR memenuhi semua indicator kemampuan pemecahan
masalah matematis, yaitu mampu mengidentifikasi unsur-unsur yang
diketahui, yang ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan.
Kemudian, merumuskan masalah matematik atau menyusun model
matematik, mampu menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai
masalah (sejenis dan masalah baru) dalam atau diluar matematika.
Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan awal.
Berdasarkan hasil tes BR dalam menyelesaikan soal bangun datar pada
soal nomor 2. Terlihat bahwa BR mampu menyelesaikan soal nomor 2
dengan baik. BR mampu menentukkan unsur yang diketahui dan unsur yang
ditanyakan. Selanjutnya, BR mampu menetukan cara dan langkah-langkah
50
dengan menggambar 2 bangun datar persegi panjang dan pada akhirnya, BR
mampu menyelesaikan soal yaitu menentukan nilai keliling kertas dengan
benar. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa mampu menjelaskan
unsur-unsur yang ditanyakan dan yang diketahui serta langkah-langkah
pengerjaan soal hingga mendapatkan jawaban yang benar. Hal tersebut
menunjukkan bahwa BR memenuhi semua indikator kemampuan pemecahan
masalah matematis padasoal nomor2 (dua), yaitu mampu mengidintifikasi
unsur di ketahui, di tanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan.
Kemudian, merumuskan masalah matematik atau menyusun model
matematik, mampu menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai
masalah dalam dan diluar matematika. Menjelaskan atau menginterpretasikan
hasil dengan permasalahan awal.
Berdasarkan hasil tes BR pada soal nomor 3, terlihat bahwa subjek 3 tidak
mampu menyelesaikan soal tersebut. Hasil wawancara juga menunjukkan
bahwa BR tidak mampu menjelaskan cara dan langkah-langkah dalam
menyelesaikan soal nomor 3. Hal tersebut menunjukkan bahwa BR dalam
menyelesaikan nomor tiga tidak mencukupi indicator kemampuan pemecahan
masalah matematis.
51
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bersdasarkan dari penelitiaan yang telah dilakukan dan juga pembahasan
dikemukaakan oleh peneliti maka adaapun kesiimpulan dari hasil penelittian ini
adalah sebgai berikut :
1. Pada soal nomor 1 AAM memenuhi semua indikator kemampuan pemecahan
masalah matematis, yaitu mampu mengidentifikasi unsur-unsur yang
diketahui, yang ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan.
Kemudian, merumuskan masalah matematik atau menyusun model
matematik, mampu menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai
masalah (sejenis dan masalah baru) dalam atau diluar matematika.
Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan awal.
Begitupun dengan soal nomor 2 AAM memenuhi semua indikator dari
kemampuan pemecahan masalah matematis sedangkan pada nomor 3 AAM
hanya memenuhi beberapa indikator kemampuan pemecahan masalah
matematis yaitu yaitu mampu mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui,
yang ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan serta merumuskan
masalah matematik atau menyusun model matematik.
2. Pada soal nomor 1 HR memenuhi semua dariindikator kemanmpuan
pemecahn masalah matematis, yaitu mampu mengidentifikasi unsur-unsur
yang diketahui, yang ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan.
Kemudian, merumuskan masalah matematik atau menyusun model
matematik, mampu menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai
52
masalah didalam dan diluar matematik. Menjelaskan dan
menginterpretasikaan sesuai hasil permasaahaan diawal. Begitupun dengan
soal nomor 2 HR memenuhi semua indikatoor dari kemampuan pemecahan
masalah matematis sedaangkan pada nomor 3 HR hanya memenuhi indicator
kemampuan pemecahan masalah matematis diantaranya dapat
mengedentifikasi unsur - unsur di ketahui, di tanyakan dan kecukuupan unsur
– unsur di perlukan.
3. Pada soal nomor 1 BR memenuhi semua iindikator kemampuan pemecahaan
masalah matematiis, yaitu mampu mengidintifikasi unsur-unsur yamg
diketahui, yang ditanyakaan, dan kecukuupan unsur yamg diperlukaan.
Kemudian, merumuskaan maslaah matematik atau menyusun model
matimatik, mampu menerapkaan strategii dalam menyelesaikan berbagai
masalah dalam dan luar matematik. Mengintirpretasikan hasilnya dengan
awal permasalahan. Begitupun dengan soal nomor 2 BR memenuhi semua
indiikator dari kemaampuan pemecahan masalah matematiss sedangkan pada
nomor 3 BR tidak mampu menjelaskan cara dan langkah-langkah dalam
menyelesaikan soal nomor 3. Hal tersebuut menunjukaan bahwa BR dalam
mnyelesaikaan nomor 3 tidak memenuhi indicator kemampuan pemecahaan
maslah matematis.
53
B. Saran
Berdasarkann penelitiaan yamg dilakukan mengenai analisis kemampuaan
pemecahan masalah matematis dalam mnyelesaikan soal bangun datar pada siswa
kelas VIII MTs. Muhammadiyah Likuboddong.
a. Bagi guru kelas, diharapkan dengan adanya penelitian ini guru dapat
memperhatikan serta membiasakan siswa untuk menyelesaiakan
permasalahan yang sejenis.
b. Bagi siswa, diiharapakan juga untuk dapat meningkatkan kemmpuan
pemecahan masalaah sisswa dalam menyelesaikan soal bangun datar
sehingga lebih membantu siswa untuk mempermudah pemahaman dengan
permasalahan yang sama.
Daftar Pustaka
Andriatna, R. 2012 . Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA
Melalui Menulis Matematika dalam Pembelajaran Berbasis Pemecahan
Masalah. Skripsi. FPMIPA UPI Bandung : Tidak diterbitkan.
Burger, W.F. & Shaughnessy, J.M.. (1993). Restucturing Geometry. Research
Ideal for The Classroom: High School Mathematics. New York: MacMillan
Publishing Company.
Jackso Pasini Mairing. 2018. Pemecahan Masalah Matematika. Alfabeta.
Febianti, G.A.D. (2012). Perbandingan Peningkatan Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Antara Siswa yang Memperoleh Pembelajaran Melalui
Pendekatan Anchored Instruction dan Pendekatan Problem Posing. Skripsi
pada FMIPA UPI:Tidak diterbitkan.
Hamalik, Oemar. 2008. x. Jakarta: Sinar Grafika.
Hendriana, H., Rohaeti, E.E., & Sumarmo, U (2017). Hard Skills dan Soft Skills
Matematik Siswa. Refika Aditama. Bandung.
Kennedy. 1994. Guiding Childrens Learning of Mathematics. California :
Wadsworth Publishing Company.
Keraf, Gorys. 1982. Eksposisi dan Deskripsi. Ende-Flores:Nusa Indah.
Kesumawati, N. 2010 . Peningkatan Kemampuan Pemahaman, Pemecahan
Masalah, dan disposisi Matematis siswa SMP melalui pendekatan
metematika Realistik. Disertasi . Sekolah Pascasarjana Universitas
Pendidikan Indonesia, Bandung.
Moenir, H.AS, Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia, Bumi Aksara. Jakarta
2008.
Prabawanto, Sufyani. (2013). menignkatkan kemampuan pemecahan masalah,
komunikasi, dan self-effacy matematis mahasiswa melalui pembelajaran
dengan pendekatan metacogniteve scaffolding. Disertasi. UPI bandung.
Tidak diterbitkan.
Robbins, Stephen, 2006, “Perilaku Organisasi”, Prentice Hall, edisi kesepuluh
Sabardini, 2006, “Peningkatan Kinerja Melalui Perilaku Kerja Berdasarkan
Kecerdasan Emosional”, Telaah Bisnis, Vol.7, No.1.
Shovia, U., & Ekasatya, A.A. 2016. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa Ditinjau Melalui Model Pembelajaran SAVI dan Konvensional. Vol.
2 No.2. 2460-1470
Suherman, Erman dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sutan, firmanawaty. 2003. Mahir Matematika melalui Permainan. Jakarta: Puspa
Swara.
LAMPIRAN
LAMPIRAN A
INSTRUMEN PENELITUAN
Instrumen Penelitian
Sekolah : MTs Muhammadiyah Likuboddong Kab. Gowa
Kelas/Semester : VIII/2
Pokok Bahasan : Bangun Datar
Alokasi Waktu :
Standar Kompetensi : Memahami konsep segi empat dan segitiga serta menentukan
ukurannya
Kompetensi Dasar : Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah
1. Perhatikan bangun persegi panjang ABCE dan segitiga CDE di bawah ini.
Jika panjang AB = 15 cm, maka keliling bangun di atas adalah ….
2. Sebuah foto dengan panjang 12 cm dan lebar 10 cm ditempelkan di atas kertas
berwarna yang lebih luas. Jika pada setiap tepi foto berjarak 3 cm dari tepi kertas,
maka keliling kertas tersebut adalah ….
3. Lantai sebuah kelas di Mts. Likuboddong berbentuk persegi panjang dengan
ukuran 15 m x 12 m akan ditutupi ubin keramik berukuran 30 cm x 30 cm. Jika
harga ubin adalah Rp. 500,- tiap buah, maka biaya total pengubinan adalah ….
No.
Soal
Penyelesaian Skor Indikator
1 Diketehui :
AB = CE = 15 cm
BC = 22 cm
CD = 17 cm
Ditanyakan : Keiling bangun ABCDE = … ?
4 Mengidentifikasi unsur-
unsur yang diketahui,
yang ditanyakan, dan
kecukupan unsur yang
diperlukan.
Mencari DE :
2 2CD DE CE
10 Merumuskan masalah
matematik atau
menyusun model
matematik.
cmDE
DE
DE
DE
8
64
225289
1517 22
10 Menerapkan strategi
untuk menyelesaikan
berbagai masalah
(sejenis dan masalah
baru) dalam atau diluar
matematika
Panjang AE = BC = 22, sehingga keliling
bangun tersebut adalah
84
2262
222537
228172215
10 Menjelaskan atau
menginterpretasikan
hasil sesuai
permasalahan awal.
2 Diketahui :
P. Foto = 12 cm
L. Foto = 10 cm
Jarak tepi foto ke tepi kertas = 3 cm
Ditanyakan : Keliling kertas = … ?
3
Mengidentifikasi unsur-
unsur yang diketahui,
yang ditanyakan, dan
kecukupan unsur yang
diperlukan.
DACDBCABkABCD
10 Merumuskan masalah
matematik atau
menyusun model
matematik.
18161816
)3123()3103()3123()3103(
kABCD
kABCD
10 Menerapkan strategi
untuk menyelesaikan
berbagai masalah
(sejenis dan masalah
baru) dalam atau diluar
matematika
cmkABCD 68 10 Menjelaskan atau
menginterpretasikan
hasil sesuai
permasalahan awal.
3 Diketahui :
Panjang Kelas = 15 m
Lebar Kelas = 12 m
Panjang ubin = 30 cm
Lebar ubin = 30 cm
Harga ubin = Rp. 500,- / buah
Ditanyakan : total biaya pengubinan = … ?
3 Mengidentifikasi unsur-
unsur yang diketahui,
yang ditanyakan, dan
kecukupan unsur yang
diperlukan.
Biaya Pengubinan = Banyak Ubin x Harga
Ubin 10 Merumuskan masalah
matematik atau
menyusun model
matematik.
Banyak ubin =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑈𝑏𝑖𝑛=
15 𝑚 × 12 𝑚
30 𝑐𝑚 × 30 𝑐𝑚=
1.500 𝑐𝑚 × 1.200 𝑐𝑚
30 𝑐𝑚 ×30 𝑐𝑚=
1.800.000
900= 2.000
10 Menerapkan strategi
untuk menyelesaikan
berbagai masalah
(sejenis dan masalah
baru) dalam atau diluar
matematika
Biaya Pengubinan = 2.000 x Rp. 500,- = Rp.
1.000.000,-
10 Menjelaskan atau
menginterpretasikan
hasil sesuai
permasalahan awal.
Pertanyaan Wawancara:
1. Apakah anda mengerti maksud soal?
2. Gambar apa yang anda lihat dalam soal? (nomor 1)
3. Apa saja unsur yang diketahui dalam soal?
4. Apa strategi yang anda gunakan untuk menyelesaikan soal?
5. Apakah ada cara lain yang anda tahu untuk menyelesaikan soal
tersebut?
LAMPIRAN B
LEMBAR JAWABAN SUBJEK
1. Hasil Tes AAM
2. Hasil Tes HR
3. Hasil Tes BR
LAMPIRAN C
ADMINISTRASI
LAMPIRAN D
DOKUMENTASI
RIWAYAT HIDUP
MUAMMAR ASHARI ABUSPIN. Lahir di Jayapura
pada tanggal 26 Juli 1996. Ia anak dari pasangan bapak
Drs. Jalali Condeng dan Ummi Hapidah.
Menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN 1
Pinrang pada tahun 2008. Ia lulus dari sekolah
menengah pertama pada tahun 2011 di SMP Negeri 1
Pinrang dan lulus dari sekolah menengah atas di SMA
MAN Pinrang pada tahun 2014.
Pada tahun yang sama, ia melanjutkan kuliah di Universitas
Muhammadiyah Makassar mengambil Program Studi S1 Pendidikan Matematika
dan lulus pada tahun 2020. Semasa aktif kuliah, ia aktif di HMJ Pendidikan
Matematika periode 2016-2017 sebagai Wakil Sekretaris Umum.
Berkat karunia Allah SWT. Penulis dapat menyelesaikan studi di
Universitas Muhammadiyah Makassar dengan tersusunnya skripsi dengan judul
“Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dalam
Menyelesaikan Soal Bangun Datar Pada Siswa Kelas VIII Mts
Muhammadiyah Likuboddong Kabupaten Gowa”