ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI KAPAL YACHT KATAMARAN PELAT DATAR 20 PAX SEBAGAI KAPAL CHARTER WISATA PENYEBERANGAN JAKARTA KE KEPULAUAN SERIBU
Prianto Bagus Anugrah 1006682201
Mahasiswa S1, Program Studi Teknik Perkapalan, Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424
Email: [email protected]
ABSTRAK Saat ini akses wisata ke Kepulauan Seribu masih dengan berbagai jenis kapal kecil yang didominasi kapal kayu dan fiber. Kapal jenis yacht yang berbahan dasar fiber menjadi pilihan bagi yang menginginkan kenyamanan dan bersifat pribadi. Pada skripsi ini, penulis menganalisis kelayakan investasi kapal yacht katamaran 20 pax dengan lambung pelat datar berbahan dasar baja sebagai pilihan baru untuk wisata penyebrangan dari Jakarta ke Kepulauan Seribu. Hasil analisis kelayakan investasi dinyatakan layak karena didapat Net Present Value > 0 dan Profitability Index > 1 dengan breakeven point pada 2.43 tahun beroperasi dan tingkat suku bunga peminjaman modal 10.5%. Kata kunci : yacht, katamaran, pelat datar, investasi, wisata, Kepulauan Seribu
1. PENDAHULUAN
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu adalah salah satu contoh kawasan di Indonesia yang luas lautnya lebih besar daripada luas daratan seperti halnya Indonesia. Terletak di sebelah utara DKI Jakarta dan merupakan daerah yang terdiri dari gugusan pulau karang yang sangat kecil dengan kapasitas dan daya dukung relatif kecil tetapi memiliki keindahan alam yang bagus dan keasriannya masih terjaga dari suasana perkotaan. Salah satu jenis kapal yang bisa dijadikan untuk wisata laut di Kepulauan Seribu adalah kapal yacht. Yacht, awalnya didefinisikan sebagai kapal layar ringan dan cepat yang digunakan untuk mengantar orang penting. Dalam perkembangannya yacht menjadi salah satu kapal untuk rekreasi laut yang saat ini lebih banyak mengarah ke rekreasi laut yang bersifat pribadi. Hingga saat ini, yacht identik dengan kapal yang hanya bisa dinikmati oleh kalangan atas dikarenakan harganya yang memang tergolong relatif cukup mahal untuk dimiliki atau disewa oleh kalangan umum.
Desain lambung pada kapal yacht harus didesain sedemikian rupa agar tidak menimbulkan tahanan yang besar terhadap gelombang, dan masih mempunyai stabilitas yang baik. Namun dengan desain lambung yang ramping untuk mengurangi tahanan kapal, akan mendapatkan stabilitas yang kurang dibandingkan kapal dengan desain lambung U. Karena itu dengan menggunakan konstruksi multi hull serta dengan melakukan jarak antar hull maka akan diperoleh hidrodinamis yang lebih baik. Penulis memilih kapal dengan dua lambung yang bisa disebut katamaran dikenal karena stabilitasnya
yang lebih baik dibanding kapal dengan satu lambung namun tahanan masih dapat dipertahankan.
Kapal pelat datar merupakan salah satu bentuk kapal alternatif selain kapal berbentuk lengkung. Kapal lambung pelat datar ini dipasang pada gading-gading yang lurus. Seluruh pelat dan gading-gadingnya dibuat tanpa alat pelengkung atau pembengkok sehingga dapat memberi kemudahan dalam proses pembuatan, assembly dan memungkinkan pengurangan pekerjaan bending dan curving, seperti pada produksi kapal konvensional yang cukup memakan biaya. Pada kecepatan dinas, kapal patah-patah mempunyai kecepatan 0,1 m /det lebih rendah, atau tahanan sebesar 6% lebih tinggi, daripada kecepatan atau tahanan kapal yang bundar (Harvald, Sv. Aa, 1992, p.92).
Pada penelitian ini digunakan concept design dari kapal yacht katamaran dengan konstruksi lambung pelat datar ukuran 8.7 m yang direncanakan untuk berlayar di perairan Jakarta – Kepuluan Seribu. Dalam menganilisis kelayakan investasi kapal secara ekonomis akan digunakan metode Net Present Value dan Profitability Index dengan diperhitungkan bahwa kapal akan berlayar dengan muatan maksimum dengan rute Marina Ancol Jakarta – Pulau Tidung.
2. LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Katamaran Katamaran adalah suatu kapal multihulls
yang terdiri dari dua lambung kedua sisi kapal secara paralel dimana kedua lambung ini
Analisis kelayakan..., Prianto Bagus Anugrah, FT UI, 2014
dihubungkan dengan struktur bridging, platform ini bebas dari permukaan air, sebagai akibatnya kapal akan mengalami terjangan slamming dan deck wetness dapat dikurangi.
Gambar. Layout Kapal Katamaran
Terdapat beberapa kelebihan katamaran
dibandingkan dengan kapal satu lambung. Beberapa keuntungannya diantaranya adalah stabilitas yang baik yang didapatkan dari lebarnya beam kapal sehingga penumpang di dalam kapal katamaran bisa lebih nyaman untuk makan, tidur, dan melakukan aktivitas lainnya di atas kapal dibandingkan dengan kapal satu lambung. keuntungan lainnya adalah pada pelayaran di perairan dangkal karena katamaran bisa mempunyai draught yang sangat dangkal, area geladak yang luas, dapat membawa kapasitas beban yang besar.
2.2. Pengertian Yacht
Yacht merupakan kapal rekreasi laut. Nama yacht sendiri berasal dari bahasa Belanda Jacht yang berarti berburu. Karena asalnya memang sebagai kapal layar cepat yang digunakan oleh tentara Belanda untuk mengejar bajak laut atau pelanggar perbatasan di perairan dangkal.
Dewasa ini yacht adalah sebagai kelas lain dari watercraft, kapal layar, dan kapal bertenaga. Yacht berbeda dari kapal lainnya karena tujuannya adalah sebagai kenyamanan dan untuk menikmati waktu luang. Yacht mempunyai tiga kategori berdasarkan panjang kapalnya. Cabin Cruiser untuk yacht dengan panjang kurang dari 12 meter, Superyacht untuk ukuran kurang dari 24 meter, dan Megayacht untuk yang berukuran lebih dari 50 meter. Ada yang menggunakan layar atau menggunakan motor atau keduanya.
2.3 Kapal Pelat Datar
Kapal pelat datar (flat hull) merupakan salah satu bentuk kapal alternatif selain kapal berbentuk lengkung (streamline). Kapal ini pertama kali dirancang oleh Prof. Gallin dari TU Delft pada tahun 1977 – 1979 dikenal dengan nama Kapal “Pioneer”, kapal lambung pelat datar ini dipasang
pada gading-gading yang lurus. Seluruh pelat dan gading-gadingnya dibuat tanpa alat pelengkung.
Gambar. Lines Plan Kapal “Pioneer”
2.4 Perencanaan Kapal
Perencanaan kapal atau rancang bangun kapal adalah suatu proses perencanaan untuk menghasilkan desain bangunan terapung yang bergerak/berpindah atau terpasang di laut secara menetap/permanen. Tahapan perencanaan kapal secara umum dapat dibagi menjadi:
a. Concept Design b. Preliminary Design c. Contract Design d. Detail Design
2.5 Teori Analisis Investasi
Dalam menganalisis kelayakan suatu bisnis atau investasi, ada beberapa kriteria yang digunakan. Beberapa diantaranya adalah Net Present Value dan Profitability Index.
a. Net Present Value (NPV) Net Present Value sering diterjemahkan
sebagai nilai bersih sekarang. NPV adalah analisis manfaat finansial yang digunakan untuk mengukur layak tidaknya suatu usaha dilaksanakan dilihat dari nilai sekarang (present value) arus kas bersih yang akan diterima dibandingan dengan nilai sekarang dari jumlah investasi yang dikeluarkan. Arus kas bersih adalah laba bersih usaha ditambah penyusutan, sedangkan jumlah investasi adalah jumlah total dana yang dikeluarkan untuk membiayai pengadaan seluruh alat – alat produksi yang dibutuhkan dalam menjalankan suatu usaha.
!"# = !"
(1 + !)!
!
!!!
− !"
Dimana Pt = Net Cash Flow tahun ke-t i = tingkat suku bunga peminjaman modal (%) t = jangka waktu investasi n = lama waktu atau periode perlangsungan investasi Io= investasi awal pada tahun 0
Jika NPV > 0 maka usulan proyek diterima. Namun jika NPV < 0 maka usulan proyek
Analisis kelayakan..., Prianto Bagus Anugrah, FT UI, 2014
harus ditolak. Sementara jika NPV = 0 , nilai perusahaan tetap walau usulan proyek diterima ataupun ditolak. Jika dua proyek dengan NPV positif adalah mutually exclusive, maka usulan proyek dengan NPV terbesar yang dipilih. Kedudukan metode analisis NPV cukup kuat dalam kajian analisis kelayakan investasi proyek karena NPV sudah mempertimbangkan nilai waktu atas uang
b. Profitability Index (PI) Profitability index atau benefit cost ratio
adalah perbandingan antara nilai sekarang dari aliran kas masuk di masa yang akan datang dengan nilai investasi. Secara umum jika metode NPV dan PI digunakan untuk menilai suatu usulan investasi, maka hasilnya akan selalu konsisten.
!" =!"# !"#$%&' !"#$%&'$"&
!"#$%&'$"&
Dapat dibilang bahwa metode PI adalah prediksi kelayakan suatu proyek dengan membandingkan nilai penerimaan – penerimaan bersih dengan nilai investasi, dengan kriteria kelayakan apabila PI > 1, maka rencana investasi diterima. Sedangkan apabila PI < 1 , maka rencana investasi ditolak.
3. METODE PENELITIAN
3.1. Tinjauan Kondisi Geografis dan Iklim Kepulauan Seribu
Kepulauan Seribu terletak pada 5°23’ - 5°40’ LS, 106°25’ - 106°37’ BT. Secara geografis Kepulauan Seribu berbatasan langsung dengan Laut Jawa di sebelah utara, timur, dan barat. Sedangkan di sebelah selatan berbatasan langsung dengan wilayah Kotamadya Jakarta Utara, Provinsi Banten dan Jawa Barat. Kepulauan Seribu memiliki luas wilayah sekitar 1.180,80 ha yang terdiri dari wilayah perairan dengan luas sekitar 6.997,50 km2 dan luas daratan 8,6459 km2. Pulau – pulau di Kepulauan Seribu relatif tidak terlalu luas, pulau terbesarnya adalah Pulau Tidung Besar dengan luas 50 ha. Penyebaran pulau di Kepulauan Seribu relatif tidak merata dengan Kepulauan Sebira menjadi pulau terjauh dari Teluk Jakarta.
Kondisi angin di Kepulauan Seribu dipengaruhi oleh Angin Musim Barat (Desember-Maret), Angin Musim Timur (Juni – September), dan Musim Pancaroba pada bulan April-Mei dan Oktober-November. Kecepatan angin musim Barat berkisar antara 7-20 knot/jam dan bertiup dari barat daya sampai barat laut. Pada musim Timur kecepatan angin berkisar antara 7-15 knot/jam yang
bertiup dari arah Timur sampai Tenggara. Rata – rata tinggi gelombang berkisar antara 0,07-0,7 m dengan periode gelombang 2,4 – 6,3 detik dan kecepatan gelombang rata –rata yang relatif rendah yaitu hanya mencapai 1 knot.
3.2. Concept Design Kapal Yacht Katamaran Pelat Datar
Spesifikasi utama dari kapal yacht katamaran pelat datar sebagai berikut :
Lpp = 8,7 m Loa = 10 m B = 4 m H = 0,92 m T = 0,6 m B1 = 0,8 m S = 3,2 m Service Speed = 15 knot Pax = 20 pax Cruise Range = 125 sea miles
Dimana B1 adalah lebar dari satu lambung
dan S adalah jarak antar kedua lambung dihitung dari titik tengah 1 lambung. Lalu koordinat – koordinat dari desain kapal dimasukkan pada perangkat lunak Maxsurf Pro untuk membuat gambaran lines plan kapal seperti pada gambar di bawah ini:
Gambar. Lines Plan Kapal
Setelah lines plan dibuat maka didapatkan general arrangement seperti gambar dibawah ini:
Gambar. General Arrangement
Analisis kelayakan..., Prianto Bagus Anugrah, FT UI, 2014
Konstruksi dari kapal yacht katamaran
pelat datar direncanakan akan menggunakan baja sebagai pelat lambung setebal 3mm dan struktur konstruksinya juga menggunakan baja. Sedangkan untuk pelat geladak direncanakan akan menggunakan aluminium bordes tebal 3mm dan bangunan atas dengan aluminium tebal 3mm. Pemasangan dengan cara dibaut pada pelat geladak dan gading besar dengan dilapisi lem sica antara konstruksi geladak dengan pelat geladak. Acuan dalam perencanaan konstruksi berdasarkan “Standar Kapal Non-Konvensi Berbendera Indonesia BAB II, Kementrian Perhubungan Replubik Indonesia (2009)”.
3.3 Pengumpulan Data Ekonomis
Untuk menganalisis kelayakan investasi dari kapal yang dibahas penulis, maka diperlukan data – data yang bersifat ekonomis. Pengumpulan data dilakukan dengan survey dan wawancara ke berbagai sumber yang terkait dengan penelitian. Survey dan wawancara yang dilakukan penulis dilakukan untuk menndapatkan:
a. Estimasi Harga Pembuatan Kapal Berdasarkan survey dan wawancara pada tempat pembuatan kapal, hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu: biaya material badan kapal, biaya pengecatan, harga mesin utama dan generator set, biaya peralatan dan tenaga kerja, harga peralatan geladak dan fasilitas kapal, pajak dan administrasi.
b. Estimasi Biaya Operasional Kapal Berdasarkan wawancara pada perusahaan penyedia kapal penyebrangan ke Kepulauan Seribu, yaitu Sea Leader Marine dan Nusa Tour, didapat hal yang perlu diperhatikan untuk biaya operasional kapal wisata penyeberangan yaitu: asuransi, kru, reparasi dan perawatan, sandar, variabel, dan biaya lain-lain.
4. HASIL DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI Pada perhitungan analisis ini, direncanakan kapal akan digunakan untuk kurun waktu 5 tahun. Dan dalam perhitungan biaya operasional dan harga sewa, digunakan jika kapal akan berlayar dari pelabuhan Marina Ancol, Jakarta hingga ke Pulau Tidung Kepulauan Seribu. Dan waktu layar terlama oleh kapal jika penumpang
ingin menyewa kapal untuk rekreasi pribadi di laut sekitar Pulau Tidung. Harga sewa ke pulau lainnya bisa menyesuaikan dengan kebutuhan bahan bakar yang dibutuhkan untuk pelayaran bolak balik Jakarta – pulau.
4.2 Prediksi Arus Kas Investasi
Arus kas investasi dalam hal ini adalah besar biaya yang dibutuhkan untuk membangun 1 unit kapal Yacht Katamaran Pelat Datar. Berdasarkan data – data dari perencanaan, maka dapat dihitung kebutuhan investasi kapal sebagai berikut:
Tabel. Biaya Investasi
Item Bagian Biaya
Material Kapal Kosong Rp51 218 010
Pengecatan Rp40 974 408
Mesin Utama Rp91 600 000
Generator Set Rp9 412 590
Fasilitas Kapal Rp41 401 073
Peralatan Geladak Rp41 401 073
Sub Total Teknis Rp276 007 155
Peralatan dan Tenaga Kerja Rp46 096 209
Pajak Rp27 600 716
Keuntungan Galangan Rp27 600 716
Administrasi Rp2 760 072
TOTAL INVESTASI Rp380 064 867
Pembiayaan modal investasi dalam tugas akhir ini menggunakan skema 70% modal dari pinjaman bank, 30% modal dari milik investor sendiri
4.2 Prediksi Arus Kas Biaya Operasional
Biaya angsuran perlu dipertimbangkan karena dalam analisis direncanakan investasi baru akan dimulai. Direncanakan bahwa waktu angsuran akan dilakukan selama 5 tahun. Dengan rata – rata Suku Bunga Dasar Kredit oleh sejumlah Bank BUMN di Indonesia pada saat penelitian ini dilakukan adalah sebesar 10.5%.
Analisis kelayakan..., Prianto Bagus Anugrah, FT UI, 2014
Dengan jumlah pelayaran diestimasikan 250 hari dalam 1 tahun karena terdapat 1 bulan waktu untuk docking kapal penumpang, perawatan rutin setiap minggunya, dan kemungkinan lainnya. 1 round trip kapal dihitung selama 1 hari
Tabel. Biaya Operasional
ITEM BESAR BIAYA KETERANGAN Angsuran Rp58 796 035 per tahun
Asuransi Rp27 364 670 per tahun (0.6% per bulan)
Kru (2 Orang) Rp101 200 000 per tahun
Reparasi dan Perawatan
Rp38 006 487 per tahun
Sandar Rp35 400 000 per tahun Bahan Bakar Rp203 125 000 per tahun
Pelumas Rp101 562 500 50% bahan bakaar
Air Tawar Rp330 000 per tahun
Lain -Lain Rp28 289 235 5% dari total operasional
TOTAL PER TAHUN
Rp594 073 927
Perhitungan diatas adalah untuk tahun
pertama operasi. Pada perhitungan untuk tahun berikutnya diprediksi adanya kenaikan per tahun sebesar 5% pada gaji kru, biaya reparasi dan perawatan, dan air tawar. Untuk biaya bahan bakar dan pelumas diprediksi akan mengalami kenaikan 10% setiap tahunnya
4.3 Prediksi Arus Kas Hasil Operasional
Sistem penyewaan yang direncankan untuk kapal rancangan adalah sistem charter, dimana harga sewa 1 trip kapal tidak terpengaruh oleh penuhnya jumlah penumpang yang akan menyewa.. Direncanakan harga sewa kapal sebesar Rp 3,000,000 per trip.
Kemudian dengan prediksi kenaikan harga sewa 7.5 % per tahunnya, dapat dihitung keuntungan operasional per tahunnya dan dapat dihitung Break Event Point (BEP) (titik dimana jumlah pemasukan total sama dengan jumlah biaya total).
Tabel. Perhitungan Keuntungan Operasional
TAHUN HASIL OPERASIONAL
BIAYA OPERASIONAL
KEUNTUNGAN OPERASIONAL
0 0 Rp380 064 866 -Rp380 064 866
1 Rp712 500 000 Rp974 138 793 -Rp261 638 793
2 Rp1 522 500 000 Rp1 607 530 573 -Rp85 030 573
3 Rp2 397 300 000 Rp2 283 805 708 Rp113 494 292
4 Rp3 342 084 000 Rp3 006 867 936 Rp335 216 064
5 Rp4 362 450 720 Rp3 780 992 139 Rp581 458 581
Kemudian dari data tabel diatas dapat dilihat grafik BEP berikut:
Gambar. Grafik Breakeven Point
Dari tabel dan grafik di atas, dapat dilihat bahwa kapal tersebut akan menghasilkan keuntungan operasional pada tahun operasi antara ke 2 dan 3. Berdasarkan interpolasi didapat titik Breakeven Pointnya adalah pada 2,43 tahun beroperasi atau pada trip ke 608 jika dilakukan pelayaran normal sebanyak 250 round trip/tahun..
4.4 Analisis Investasi
Untuk menganalisis kelayakan investasi pada tugas akhir ini, digunakan metode Net Present Value (NPV) dan Profitability Index (PI). Yaitu suatu metode yang pada dasarnya bertujuan untuk mencari selisih antara penerimaan dengan pengeluaran uang pada saat sekarang. Semua penerimaan dan pengeluaran yang terjadi pada masa lalu dibawa pada kondisi sekarang kemudian dicari selisihnya
Dalam penghitungan analisis ini direncanakan kapal akan digunakan dalam kurun waktu 5 tahun karena dianggap owner akan mengganti kapal dengan yang lebih baru setelah 5 tahun beroperasi. Rata – rata Suku Bunga Dasar Kredit oleh sejumlah Bank BUMN di Indonesia pada saat penelitian ini dilakukan adalah sebesar 10.5%. Sehingga perhitungannya dapat dilakukan sebagai berikut: Tahun 0 (Io)
Analisis kelayakan..., Prianto Bagus Anugrah, FT UI, 2014
!"(!) = 0 − !" 380 064 867
(! + !.!"#)!= −!" 380 064 867
Tahun 1 (PV(1))
!" ! = !" 712 500 000 − !" 594 073 927
! + !.!"# !
= !"107 172 917 Tahun 2 (PV(2))
!" ! = !"769 500 000 − !"633 391 780
! + !.!"# !
= !" 111 470 462
Tahun 3 (PV(3))
!" ! = !"831 060 000 − !"676 275 135
! + !.!"# !
= !"114 720 666
Tahun 4 (PV(4))
!" ! = !"897 544 800 − !"723 062 228
! + !.!"# !
= !"117 031 546
Tahun 5 (PV(5))
!" ! = !"969 348 384 − !"774 124 203
! + !.!"# !
= !"118 501 056 NPV = Rp 188 831 780 Didapat bahwa NPV > 0
Dengan mengetahui PV setiap tahunnya maka juga bisa dilihat Profitability Index (PI) dari investasi kapal dengan cara: PI = NPV diluar investasi / investasi NPV diluar investasi = Rp 568 896 647 Investasi = Rp 380 064 867 PI = Rp 568 896 647 / Rp 380 064 867 = 1.49 Didapat PI > 1 5. KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan kelayakan investasi dengan menggunakan metode Net Present Value dan Profitability Index dengan tingkat suku bunga dasar kredit bank sebesar 10.5% pertahun, didapat:
- NPV = Rp 188 831 780 ; NPV > 0 - PI = 1.49 ; PI > 1
Maka investasi pembuatan kapal yacht katamaran pelat datar sebagai kapal wisata penyebrangan dari Jakarta – Kepulauan Seribu dengan kapasitas penumpang 20 orang ini dapat dinyatakan layak.
Dengan harga sewa kapal sebesar Rp 3,000,000 per trip, Breakeven Point akan tercapai trip ke 608 atau setelah 2.43 tahun beroperasi jika dalam satu tahun kapal akan berlayar sebanyak 250 kali.
Dari data yang didapat, dapat dilihat bahwa pengeluaran yang paling besar adalah dari biaya bahan bakar. Karena itu harga sewa kapal agar menyesuaikan dengan harga bahan bakar per liternya yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA [1] Albert Talahatu, Marcus. (1985). Teori Merancang Kapal. Depok : Fakultas Teknik Universitas Indonesia [2] Harmoni, Ati. (2007). Materi Kuliah Studi Kelayakan Bisnis, Analisis Kelayakan Investasi. Depok:
Universitas Gunadarma [3] Blank, Lelank., Anthony, Tarquin. (2002) Engineering Economy Fifth Edition. Boston: McGraw-Hill
Higher Education. [4] Schneekluth, H., V, Bertram. (1998). Ship Design for Efficiency and Economy 2nd Edition.. Cornwall:
MPG Books Ltd. [5] Eyres, D. J. (2001). Ship Construction 5th Edition. Cornwall:MPG Books Ltd. [6] Sofi’i, Muhammad., Indra, Kusna Djaja. (2008). Teknik Konstruksi Kapal Baja. Jakarta : Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
[7] Sachoemar, Suhendar I. (2008). Karakteristik Lingkungan Perairan Kepulauan Seribu. Jakarta : BPPT [8] Guswondo, Dwidjo. (2009). Analisa Kelayakan Investasi Kapal Lambung Pelat Rata Sebagai Armada
Pelayaran Rakyat. Depok : Universitas Indonesia.
Analisis kelayakan..., Prianto Bagus Anugrah, FT UI, 2014
[9] Mardianto, Oky Dwi., Prof. Dr. Djauhar, Manfaat, Msc., PhD. (2011). Analisis Teknis dan Ekonomis Perancangan Kapal Cruise Wisata dengan Bentuk Hull Katamaran pada Rute Pelayaran Pelabuhan Manado-Taman Nasional Bunaken. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November
[10] M. Insel, Ph.D. and A.F. Molland, M.Sc., Ph.D., C.Eng., An Investigation Into the Resistance Components of High Speed Displacement Catamaran. The Royal Institution of Naval architects
[11] Danastri, Selly. (2013). Penerapan Rancang Bangun Mesin Potong Plat Otomatis Pada Kapal Pelat Datar. Depok: Universitas Indonesia
[12] Kementerian Perhubungan. (2009). Standar Kapal Non-Konvensi Berbendera Indonesia Bab II. Jakarta.
Analisis kelayakan..., Prianto Bagus Anugrah, FT UI, 2014