-
Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology)
Vol. 21 No. 2 Agustus 2011: 61 68
61
ANALISIS KARAKTERISTIK FISIK LAHAN MENGGUNAKAN CITRA SPOT 5
UNTUK PEMETAAN DAERAH RAWAN BENCANA TSUNAMI (Studi Kasus : Wilayah Pantai Srandil, Kabupaten Cilacap)
Suwardi1, Sisno
2 dan Dedi Triono
3
1. PS Teknik Geologi UNSOED, Purwokerto e_mail : [email protected], 2. PS Ilmu Tanah UNSOED,
3. PT. Examap, Jakarta
Sari
Kawasan pesisir Indonesia umumnya rawan bencana tsunami. Kondisi ini memerlukan upaya mitigasi
bencana dengan menginventarisasi tingkat kerawanan bencana dan menyusun rekomendasi sebagai tindak
antisipasi, sehingga dapat mengurangi risiko dan dampak yang ditimbulkan. Analisis topografi dengan data
inderaja dapat dilakukan untuk pemetaan daerah rawan bencana tsunami. Analisis topografi meliputi
inventarisasi unsur-unsur karakteristik lahan, yaitu tutupan lahan, bentuk lahan, kelas lereng dan ketinggian
tempat. Unsur-unsur tersebut dihubungkan dengan jarak tubuh air dan tingkat magnitudo gempa untuk
mengetahui tingkat risiko dan kerawanan bencana tsunami. Data inderaja yang digunakan adalah citra digital
SPOT 5 dengan resolusi spasial 2,5 m, data referensi digital gempa dan data DEM-SRTM. Hasil analisis
menunjukkan kerawanan bencana tsunami pada daerah penelitian mulai dari sedang hingga sangat rawan.
Keberadaan Gunung Selok, Gunung Kembar, dan Gunung Srandil merupakan salah satu faktor yang
memengaruhinya. Hasil analisis berupa Peta Rawan Bencana Tsunami dan Peta Jalur Evakuasi, diharapkan
dapat bermanfaat sebagai dasar perencanaan tindak antisipasi bencana tsunami yang tidak dapat dipastikan
kapan akan terjadi. Dengan disertai peningkatan kewaspadaan dan pengetahuan tentang tsunami oleh
masyarakat dan peran serta pemerintah daerah, diharapkan nantinya Risiko dan dampak yang ditimbulkan
dapat diminimalisasi.
Kata kunci : tsunami, topografi, penginderaan jauh, karakteristik, fisik, lahan
Abstract
Usually, the coastal areas in Indonesia are susceptible to tsunami disasters. This condition need efforts to
mitigate the disasters by inventing the level of the disaster susceptibility and by suggesting recomendation as
the anticipation for minimizing impacts and risk. Topography analysis with remote sunsing data can be used
to map tsunami disaster susceptible areas. Topography analysis includes inventing elements in land
characteristic which are land cover, landform, slope class, and elevation. They were then correlated with the
distance of water body and magnitudo level of earthquake to know the tsunami risk and susceptibility of
tsunami disasters. Remote sensing data used are SPOT5 digital image with 2,5m spatial resolution,
earthquake digital reference data, and DEM-SRTM data. The analysis result show that the susceptibility in the
studied area range from moderate to very susceptible. The existence of mounth Selok, Kembar and Serandil is
one of facter that influences. Analysis result in the form of tsunami disasters susceptible Map and Evacuation
Path Mapis expected to be usefull for planing disaster anticipation because it can not be predicted when it will
happen. The people improving awareness and knowledge alone with the local governments role, it is
expected that the risk of tsunami can be minimized.
Keyword : tsunami, topography, remote sensing, characteristic, physic, area
PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara kepulauan,
memiliki banyak pulau besar dan kecil dengan
kawasan pesisir pantai yang cukup luas. Luas
wilayah Indonesia mencapai 3,1 juta km2 dan zona
ekonomi eksklusif seluas 2,7 juta km2, sementara
luas daratan adalah 9,1 juta km2, dengan jumlah
pulau sebanyak 17.508 dan garis pantai sepanjang
81.000 km, (Badan Meteorologi dan Geofisika,
2006).
Terkait dengan kondisi dan fenomena alam
yang terjadi akhir-akhir ini, seperti gempa dan
tsunami, perlu dilakukan inventarisasi potensi
bencana, terutama pada kawasan pesisir. Hal
ini sebagai dasar penyusunan program
penanggulangan bencana melalui peringatan dini
bahaya gempa dan tsunami, sehingga dampak dan
Risikonya dapat diminimalisasi.
Tsunami dapat diartikan sebagai gelombang
laut dengan periode panjang yang ditimbulkan
mailto:[email protected]
-
Analisis Karakteristik Fisik Lahan Menggunakan Citra Spot 5
Untuk Pemetaan Daerah Rawan Bencana Tsunami
(Suwardi, Sisno dan Dedi Triono )
62
)1.......(..........1
)(
iGxiJ
iMiRiPiKT
oleh gangguan impulsife dari dasar laut. Gangguan
impulsife tersebut berupa gempa bumi tektonik,
erupsi vulkanik atau longsoran (Sutowijoyo,
2006). Banyaknya kejadian tsunami di Indonesia,
baik dalam skala besar, maupun kecil, dikarenakan
wilayah Indonesia pada bentukan tektoniknya
merupakan wilayah yang berada pada lempeng
tektonik aktif. Zona subduksi aktif menyebabkan
banyak sumber-sumber gempa yang menjadikan
sebagian besar wilayah Indonesia rawan terhadap
bencana gempa dan tsunami.
Salah satu kejadian tsunami yang terjadi
adalah pada tanggal 17 Juli 2006; 15:19:22 WIB,
pada episentrum 9,46 LS 107,19 BT, pada
kedalaman 33 Km dan magnitudo sebesar 6,8 SR
yang menerpa wilayah Pangandaran sampai
Yogyakarta (BMG, 2006). Kejadian tsunami
tersebut memakan korban jiwa dan kerusakan
lingkungan yang cukup besar di sepanjang pantai
selatan pulau Jawa, mulai dari kawasan pantai
Pangandaran Cilacap, Kebumen, sampai
Yogyakarta.
Menurut Lillesan, drr (1990) data
penginderaan jauh memiliki kemampuan untuk
merekam kondisi dan karakteristik wilayah dalam
jangkauan wilayah yang luas. Penggunaan citra
digital berresolusi tinggi, seperti citra SPOT,
untuk analisis dan pemetaan bahaya tsunami dapat
dilakukan melalui identifikasi dan analisis
topografi dan bentukan permukaan lahan. Analisis
topografi menggunakan citra digital dapat
dilakukan dengan banyak pilihan menggunakan
program-program sistem informasi geografis,
salah satunya adalah fasilitas 3D Analyst pada
program ArcView. Melalui teknik integrasi antara
sistem informasi geografis dengan data
penginderaan jauh dapat dibuat Peta Zona Rawan
Bencana Tsunami yang dibutuhkan masyarakat
pada saat ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
potensi dan ancaman bahaya tsunami yang
mungkin terjadi di daerah kajian, yaitu wilayah
pantai Srandil, Kabupaten Cilacap. Data inderaja
yang digunakan adalah citra SPOT-5. Analisis
karakteristik fisik lahan dilakukan dengan
menggunakan program ER Mapper 7.0 dan
ArcView 3.3 yang dihubungkan dengan besarnya
ancaman atau tingkat Risiko bencana tsunami
dengan mempertimbangkan faktor Tutupan lahan,
kelerengan, ketinggian tempat, bentuk lahan dan
besarnya magnitudo gempa. Hasil penelitian
berupa Peta Kerawanan Bencana Tsunami pada
tiap kelas magnitudo gempa dan Peta Peringatan
dan Jalur Evakuasi Bencana Tsunami.
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan
dapat bermanfaat dan dapat dijadikan dasar
perencanaan pengembangan wilayah dan dasar
informasi upaya penanganan dini bencana tsunami
guna meminimalisasi Risiko kerusakan dan korban
jiwa.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan bekerja sama dengan
Pusat Pengembangan Pemanfaatan dan Teknologi
Penginderaan Jauh Lembaga Antariksa dan
Penerbangan Nasional (LAPAN) Jakarta, sebagai
penyedia data.
Software sistem informasi geografis, berupa
program ER Mapper 7.0 untuk pengolahan citra
SPOT-5 dan ArcView 3.3. untuk penyusunan peta
dan analisis spasial. Tahap pengolahan data terdiri
atas tahap persiapan dan pengumpulan data. Tahap
pengolahan data menggunakan ER Mapper 7.0
berupa cropping citra, koreksi radiometrik,
mozaik, analisis 3D, dan export data vektor.
Pengolahan dengan ArcView 3.3 berupa delineasi,
editing, labeling, 3D analyst, dan tumpang susun
peta serta pengaturan tampilan peta.
Penyusunan peta tematik berupa Peta
Tutupan Lahan dan Bentuk Lahan dilakukan
secara visual pada data citra SPOT-5, sedangkan
Peta Ketinggian, Kelas Lereng, dan Peta Jarak
Tubuh Air dilakukan dengan fungsi 3D Analyst,
Spasial Analyst, dan Distance Analyst yang ada
pada program ArcView 3.3. Peta tingkat Risiko
tsunami pada tiap variabel ditentukan berdasarkan
tingkat Risiko masing-masing variabel
berdasarkan sistem skor yang telah ditentukan.
Peta Kerawanan Tsunami diperoleh dari
hasil tumpang susun dan formulasi hasil
modifikasi metode Barret (1974) dalam Adningsih
dan Komarudin (1998), yaitu :
Keterangan :
iKt : Indeks kerawanan tsunami
iP : Indeks Risiko tsunami faktor Tutupan lahan
iR : Indeks Risiko tsunami indeks rasio kelas
lereng dan elevasi
iM : Indeks Risiko tsunami berdasar faktor
bentuk lahan
iG : Indeks magnetudo gempa penyebab
tsunami
-
Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology)
Vol. 21 No. 2 Agustus 2011: 61 68
63
Penentuan tingkat kerawanan tsunami berdasarkan besarnya nilai indeks kerawanan tsunami adalah
seperti yang tercantum dalam Tabel 1.
Tabel 1. Tingkat kerawanan tsunami
No Indeks kerawanan
(iKT)
Tingkat
Kerawanan
1. < 1,00 Rendah
2. 1,01 5,00 Sedang
3. 5,01 25,00 Tinggi
4. > 25,01 Sangat Tinggi
Sumber : Modifikasi Barret (1974) dalam Adiningsih (1998)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Identifikasi Daerah Kajian
Lokasi penelitian adalah daerah sekitar
Pantai, Srandil, Kabupaten Cilacap. Secara
geografis, daerah kajian terletak antara
1090930 BT - 1091530 BT dan 073730
LS - 074230 LS.
Pengolahan Data Citra
Pengolahan citra SPOT-5 dengan program
ER Mapper 7.0 terdiri atas cropping citra, koreksi
radiometrik untuk penajaman kontras citra,
mozaik atau penggabungan citra, analisis 3 garis
dimensi untuk memperoleh data vektor berupa
kontur dan ekspor data set untuk diolah lebih
lanjut pada program ArcView 3.3. Koreksi
geometrik tidak dilakukan karena citra SPOT yang
digunakan dalam kondisi sudah terkoreksi
geometrik menggunakan sistem proyeksi UTM
pada zona SUTM 49 dengan datum WGS 84.
Penggabungan citra dilakukan untuk
menggabungkan citra SPOT multispektral yang
memiliki resolusi 10 m dengan citra SPOT-5
pankromatik dengan resolusi 2,5 m, sehingga
diperoleh tampilan citra SPOT-5 multispectral
dengan resolusi 2,5 m (Gambar 1).
Gambar 1. Citra SPOT-5 multispectral daerah penelitian.
-
Analisis Karakteristik Fisik Lahan Menggunakan Citra Spot 5
Untuk Pemetaan Daerah Rawan Bencana Tsunami
(Suwardi, Sisno dan Dedi Triono )
64
Hasil analisis 3D pada program ER Mapper
7.0 digunakan sebagai dasar penyusunan Peta
Ketinggian dan Peta Kelas Lereng menggunakan
fungsi 3D Analyst pada program ArcView 3.3.
Hasil klasifikasi visual pada bentuk lahan dan
tutupan lahan berupa Peta Bentuk Lahan dan Peta
Tutupan Lahan. Sementara Peta Jarak Tubuh Air
diperoleh dari hasil analisis menggunakan fungsi
distance analyst pada prohram ArcView 3.3.
Pemetaan Tingkat Risiko Tsunami
Penentuan tingkat Risiko tsunami pada tiap
variabel dilakukan dengan cara generalisasi
menggunakan geoproseccing wizard berdasarkan
tingkat risiko tiap variabel sesuai dengan
pembobotan atau skor yang telah ditentukan
sebelumnya. Tingkat risiko dan skorring hasil
proses generalisasi pada tiap variabel dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Tingkat resiko tsunami hasil generalisasi.
Sumber : Tabel Atribut ArcView 3.3
Kelas indeks Indeks risiko skor A pemukiman tinggi 80 B sawah tinggi 80 C tegalan sedang 60 D perkebunan sedang 60 E tambak tinggi 80 F hutan rendah 40 G semak sedang 60 H lahan kosong sedang 60 Indeks kelas lereng (iL) Kelas indeks Indeks risiko
skor 1 0 2% 0,50% rendah 1 2 2 5% rendah 1 3 5 15% 5 30% sedang 5 4 15 30% sedang 5 5 30 45% > 40% rendah 30 6 > 45% rendah 30 Indeks ketinggian (iE) Kelas indeks
Indeks risiko
skor 1 0 2 Mdpl 0 10 Mdpl tinggi 1 2 2 5 Mdpl tinggi 1 3 5 10 Mdpl tinggi 1 4 10 15 Mdpl 10 25 Mdpl sedang 10 5 15 25 Mdpl sedang 10 6 25 50 Mdpl > 25 Mdpl rendah 25 7 > 50 Mdpl rendah 25 Indeks rasio (iR=(iL/iE)) Kelas indeks
Indeks risiko
skor I 0 1 > 5 rendah 40 II 1 3.0 rendah 40 III 3.1 8.0 1,2 5 sedang 60 IV 8.1 40.0 < 1,2 tinggi 80 V > 40.0 tinggi 80 Indeks jarak dari tubuh air (iJ) Kelas indeks
Indeks risiko
skor a 0 500 m 0 2000 m tinggi 80 b 500 1000 m tinggi 80 c 1000 1500 m tinggi 80 d 1500 2000 m tinggi 80 e 2000 2500 m 2000 3500 m sedang
60 f 2500 3000 m sedang 60 g 3000 3500 m sedang 60 h 3500 4000 m > 3500 m rendah 40 i 4000 4500 m rendah 40 j 4500 5000 m rendah 40 k > 5000 m rendah 40
Indeks tutupan lahan (iP) Generalisasi
-
Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology)
Vol. 21 No. 2 Agustus 2011: 61 68
65
Hasil pemetaan risiko menghasilkan enam
Peta Tingkat Risiko Tsunami pada masing-masing
variabel, yaitu Peta Tingkat Risiko Tsunami
Faktor Tutupan Lahan (Gambar 2); Peta Tingkat
Risiko Tsunami Faktor Kelas Lereng (Gambar 3);
Peta tingkat Risiko Tsunami Faktor Ketinggian
(Gambar 4); Peta Tingkat Risiko Tsunami Faktor
Rasio Kelas Lereng, dan Ketinggian Tempat
(Gambar 5); Peta Tingkat Risiko Tsunami Faktor
Jarak Tubuh Air (Gambar 6), dan Peta Tingkat
Risiko Tsunami Faktor Bentuk Lahan (Gambar 7).
Pemetaan Rawan Tsunami dan Jalur Evakuasi
Korban Bencana Tsunami
Peta kerawanan diperoleh dari hasil skoring
dan formulasi dari modifikasi persamaan Barret
(1974) dalam Adiningsih (1998) seperti pada tabel
2. Maka peta kerawanan tsunami dapat disusun
menjadi delapan tingkat magnitudo gempa
(Tabel 3).
Tabel 3. Indeks magnitudo gempa penyebab
tsunami
Sumber : Harjono, I. (2006).
Gambar 2. Peta Tingkat Risiko Tsunami Faktor
Tutupan Lahan.
Gambar 3. Peta Tingkat Risiko Tsunami Faktor
Kelas Lereng.
Gambar 4. Peta tingkat Risiko Tsunami Faktor
Ketinggian.
Gambar 5. Peta Tingkat Risiko Tsunami Faktor
Rasio Kelas Lereng dan Ketinggian Tempat.
No Magnitudo
Gempa Skor (iG)
1 < 2,0 SR 5
2 2,0 2,9 SR 10
3 3,0 3,9 SR 20
4 4,0 4,9 SR 30
5 5,0 5,9 SR 40
6 6,0 6,9 SR 60
7 7,0 7,9 SR 80
8 8,0 8,9 SR 100
-
Analisis Karakteristik Fisik Lahan Menggunakan Citra Spot 5
Untuk Pemetaan Daerah Rawan Bencana Tsunami
(Suwardi, Sisno dan Dedi Triono )
66
Gambar 6. Tingkat Risiko Tsunami Faktor Jarak
Tubuh Air.
Gambar 7. Peta Tingkat Risiko Tsunami Faktor
Bentuk Lahan.
Gambar 8. Peta kerawanan tsunami pada magnitudo
gempa 5,9 SR.
Gambar 9. Peta kerawanan tsunami pada magnitudo
gempa 6,9 SR.
Gambar 10. Peta kerawanan tsunami pada magnitudo
gempa 7,9 SR.
Gambar 11. Peta kerawanan tsunami pada magnitudo
gempa 8,9 SR.
SAMUDERA HINDIA SAMUDERA HINDIA
SAMUDERA HINDIA SAMUDERA HINDIA
-
Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology)
Vol. 21 No. 2 Agustus 2011: 61 68
67
Gambar 12. Peta Jalur Evakuasi Korban Bencana Tsunami.
Ha % Ha %
1 Sedang 4985.28 47.71 1 Sedang 1815.34 17.37 2 Tinggi 3589.00 34.34 2 Tinggi 5390.33 51.58 3 Tubuh air 1875.79 17.95 3 Sangat tinggi 1368.61 13.10
Total Area 10450.07 100.00 4 Tubuh air 1875.79 17.95
Total Area 10.450.07 100.00
Ha % Ha %
1 Sedang 3341.75 31.98 1 Sedang 1722.97 16.49 2 Tinggi 4306.55 41.21 2 Tinggi 5445.80 52.11 3 Sangat tinggi 925.98 8.86 3 Sangat tinggi 1405.52 13.45 4 Tubuh air 1875.79 17.95 4 Tubuh air 1875.79 17.95
Total Area 10.450.07 100.00 Total Area 10.450.07 100.00
Tabel 7. Tingkat Kerawanan Tsunami pada Magnitudo Gempa 8,9 SR.
Sumber : Tabel Atribut Rawan Tsunami 6,9 SR. shp-Program ArcView 3.3
Sumber : Tabel Atribut Rawan Tsunami 6,9 SR. shp-Program ArcView 3.3
Sumber : Tabel Atribut Rawan Tsunami 6,9 SR. shp-Program ArcView 3.3
Tabel 4. Tingkat Kerawanan Tsunami pada Magnitudo Gempa 5,9 SR. Tabel 5 Tingkat Kerawanan Tsunami pada Magnitudo Gempa 7,9 SR.
Tabel 5. Tingkat Kerawanan Tsunami pada Magnitudo Gempa 6,9 SR.
Sumber : Tabel Atribut Rawan Tsunami 5,9 SR. shp-Program ArcView 3.3
No Tingkat Kerawanan
Luas
No Tingkat Kerawanan Luas
No Tingkat Kerawanan
Luas
No Tingkat Kerawanan Luas
SAMUDERA HINDIA
-
Analisis Karakteristik Fisik Lahan Menggunakan Citra Spot 5
Untuk Pemetaan Daerah Rawan Bencana Tsunami
(Suwardi, Sisno dan Dedi Triono )
68
Peta Jalur Evakuasi Korban Bencana
Tsunami (Gambar 12) disusun setelah diketahui
daerah rawan tsunami sebagai dasar penentuan
zona evakuasi. Hasil rekomendasi menunjukkan
terdapat dua zona evakuasi, yaitu di desa
Kedawung, Kecamatan Kroya dan Desa Kalikudi,
Kecamatan Adipala.
Selain itu, direkomendasikan zona evakuasi
darurat di Gunung Srandil yang diperuntukkan
bagi warga Desa Kedungbenda dan sekitarnya
yang letaknya cukup jauh dari dua zona evakuasi
yang ditentukan.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dapat diambil
simpulan sebagai berikut :
Tingkat kerawanan tsunami sangat dipengaruhi oleh tingkat Risiko tsunami pada
tiap variabel berupa faktor Tutupan lahan,
rasio kelas lereng, ketinggian tempat, bentuk
lahan, jarak dari tubuh air, dan besar kecilnya
magnitudo gelombang penyebab tsunami.
Pada magnitudo 3,9 5,9 SR terjadi tingkat kerawanan tinggi seluas 3.589 Ha. Sementara
pada magnitudo lebih dari 5,9 SR sebagian
daerah kajian penelitian memiliki tingkat
kerawanan sangat tinggi mencapai 1.405,52
Ha.
Jalur evakuasi korban bencana tsunami diarahkan pada zona evakuasi di Desa
Kedawung, Kecamatan Kroya dan di Desa
Kalikudi, Kecamatan Adipala dengan tingkat
kerawanan tsunami dari kerawanan sedang
sampai rendah, melalui jalur yang telah
ditentukan. Zona evakuasi darurat ditentukan
di Gunung Selok yang ada di Desa
Kedungbenda, Kecamatan Adipala yang
hanya untuk bencana tsunami dengan
magnitudo kurang dari 5,9 SR dan hanya
diarahkan untuk warga terdekat di sekitar
Gunung Selok.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih ditujukan kepada Pusat
Pengembangan Pemanfaatan dan Teknologi
Penginderaan Jauh, Kedeputian Penginderaan
Jauh, Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (LAPAN).
ACUAN
Adiningsih, E.S. Khomarudin, M.R. 1998.
Analisis Pendugaan Curah Hujan
gan Kerawanan Banjir Dengan Data
Satelit Studi Kasus Kota Semarang.
Majalah LAPAN No. 85 tahun XXII.
April 1998:9-21.
Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan
Bencana dan Penanganan Pengungsi,
2000. Panduan Pengenalan
Karakteristik Bencana di Indonesia
dan Upaya Mitigasinya (on-line).
Satkorlak-PBP. Prov. Jawa Tengah.
http://www.bakornaspbp.go.id/html/
panduan_karakteristik/Bab3.pdf.
Diakses tanggal 18 Januari 2007.
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG). 2006.
Laporan Gempa Bumi dan Tsunami
Selatan Jawa Barat, 17 Juli 2006.
Badan Meteorologi dan Geofisika,
Jakarta. 17 hal.
Harjono, I. 2006. Hirarki Gempa Bumi dan
Tsunami. Forum Geografi, Vol.20,
No.2:135-141.
Lillesan dan M.Thomas. 1990. Penginderaan Jauh
dan Interpretasi Citra;
diterjemahkan oleh Dulbahri, et al;
Penyunting, Sutanto, Gadjahmada
University Press. Yogyakarta.
Sutowijoyo, A.P. 2006. Tsunami, Karakteristik
dan Pencegahannya (on-line) .
PPI-Jepang. http://io.ppi-
jepang.org/article.php?1d=201.
Diakses tanggal 5 Mei 2007.
http://www.bakornaspbp.go.id/html/panduan_karakteristik/Bab3.pdfhttp://www.bakornaspbp.go.id/html/panduan_karakteristik/Bab3.pdfhttp://www.bakornaspbp.go.id/html/panduan_karakteristik/Bab3.pdfhttp://io.ppi-jepang.org/article.php?1d=201http://io.ppi-jepang.org/article.php?1d=201