i
ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT
PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI
(STUDI KASUS PADA USAHA KONVEKSI JAVALAVA AMBARAWA)
Oleh:
MARIA IMACULATA DIAN NATALIA PRIYONO
NIM: 232011247
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015
ii
iii
iv
ABSTRACT
Standard costsystem is beneficial to improve the cost production’s plan and
control, and also to facilitate the computation of cost of goods manufactured. By
comparing the actual cost with standard cost and dividing variance into the price
and quantity component, feedback is available for the managers. The purpose of
this research is to find out the standard cost determining in Javalava, analyzing
the variance between standard cost and actual cost and finding out the cause of
the variance which are occurring between standard cost and actual cost of T-shirt
production process in Javalava. By doing variance analysis, the difference
between standard cost and actual cost can be found out which determines the
further investigations about the cause of occurring variance and the corrective
action which can be done by Javalava. The result of this study shows that
Favorable (F) and Unfavorable (U) variations occur in raw materials, direct
labors, and factory overhead costs which are caused by the cost of raw materials,
raw materials’ quality, rework, direct labor rate and the increasing factory
overhead cost. The lack of supervision in production process causedunfavorable
variance between standard cost and actual cost.
Key Words : standard cost, production cost, variance analysis.
v
SARIPATI
Sistem perhitungan biaya standar digunakan untuk memperbaiki perencanaan dan
pengendalian biaya produksi, serta memfasilitasi perhitungan harga pokok
produk. Dengan membandingkan hasil aktual dengan standar dan membagi
variansi dalam komponen harga dan kuantitas, respons balik tersedia bagi para
manajer. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
penentuan biaya standar di Javalava, menganalisis variansi antara biaya standar
dan biaya aktual serta mengetahui penyebab dari variansi yang terjadi antara biaya
standar dan biaya aktual dalam proses produksi kaos di Javalava. Dengan
melakukan analisis variansi dapat diketahui selisih antara biaya standar dengan
biaya aktual untuk selanjutnya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
penyebab terjadinya variansi dan juga tindakan korektif yang dapat dilakukan oleh
pihak Javalava. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi variansi yang
Favorable (F) dan Unfavorable (U) pada bahan baku, tenaga kerja dan overhead
pabrik yang disebabkan oleh harga beli bahan baku, kualitas bahan baku,
pengerjaan ulang, tarif tenaga kerja dan kenaikan biaya overhead pabrik.
Kurangnya pengawasan dalam proses produksi menyebabkan variansi yang
kurang menguntungkan antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya.
Kata kunci : biaya standar, biaya produksi, analisis variansi.
vi
KATA PENGANTAR
Secara umum tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk
memperoleh keuntungan semaksimal mungkin agar dapat mempertahankan
kelangsungan hidup dan kegiatan operasional perusahaan. Persaingan usaha yang
ketat mengharuskan setiap manajemen perusahaan memiliki perhitungan yang
tepat untuk setiap biaya produksi yang dikeluarkan agar tercapai tujuan utama
tersebut. Dalam penelitian ini penulis melakukan analisis dari biaya standar yang
telah ditetapkan oleh Javalava dan kemudian membandingkannya dengan biaya
aktual yang terjadi dalam memproduksi kaos di Javalava. Dengan melakukan
analisis variansi maka respon balik akan tersedia bagi manajer.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan kertas kerja ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya masukan berupa
kritik maupun saran dari pembaca untuk menyempurnakan kertas kerja ini.
Penulis berharap dikemudian hari kertas kerja ini dapat memberi manfaat dan
pengetahuan baru bagi semua pihak yang membutuhkan.
Salatiga, 27 Januari 2015
Penulis
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur yang sebesar-besarnya dan rasa terimakasih penulis panjatkan
kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat dan kasih-Nya penulis dapat
menyelesaikan kertas kerja ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam
mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana.
Dalam menyelesaikan kertas kerja ini, penulis banyak mendapat bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu, perkenankan penulis untuk
menghaturkan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Paskah Ika Nugroho, SE., M.Si., CMA selaku pembimbing.
Terimakasih karena telah menyediakan waktu, pikiran dan
memberikan motivasi dalam membimbing dan mengarahkan penulis
selama penyusunan kertas kerja ini.
2. Kedua orang tua dan kakak tercinta, yang tidak henti-hentinya
memberikan doa, semangat dan dukungan selama ini.
3. Bapak Marwata,S.E.,M.Si.,Ph.D selaku wali studi penulis selama
masa studi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen
Satya Wacana.
4. Seluruh dosen dan staf pengajar Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana yang sudah memberikan
pengajaran dan ilmu selama masa studi kepada penulis.
5. Seluruh staf tata usahaFakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Kristen Satya Wacana yang telah memberi bantuan pada penulis
selama menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana.
6. Bapak Yunus Adi Nugraha selaku pemilik Javalava dan seluruh
karyawan Javalava yang membantu dalam pengumpulan data dan
informasi tentang Javalava.
viii
7. Zenzy Famous, Anytime, 99 Merch, dan Ribel yang turut membantu
penulis untuk memperoleh ijin penelitian di Javalava.
8. Andrias Dimas atasperhatian, nasihat dan semangat yang diberikan
kepada penulis.
9. Sahabat-sahabatku : Mas Agus, Mas Kris, Mas Bayu, Dea, Wiga,
Vina, Rini, Dina, Erva, Novi, Ratna, Nurul, Astin, Khambali,
keluarga besar Teater TiLaR UKSW, keluarga besar Teater Tawar
Ambarawa dan keluarga besar OMK Santo Yusuf Ambarawa.
10. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih.
Penulis tidak dapat membalas setiap bantuan yang kalian berikan dengan
sesuatu yang berharga, tetapi hanya dengan doa dan ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya.
Salatiga, 27 januari 2015
Penulis
ix
Daftar Isi
Halaman Depan ............................................................................................. i
Pernyataan Keaslian Karya Tulis Skripsi ....................................................... ii
Halaman Pengesahan .................................................................................... iii
Abstract ......................................................................................................... iv
Saripati .......................................................................................................... v
Kata Pengantar .............................................................................................. vi
Ucapan Terima Kasih .................................................................................... vii
Daftar Isi ........................................................................................................ ix
Daftar Tabel .................................................................................................. xi
Daftar Grafik ................................................................................................. xii
Daftar Gambar ................................................................................................ xiii
Daftar Lampiran ............................................................................................. xiv
Pendahuluan .................................................................................................. 1
Landasan Teoretis .......................................................................................... 4
Metode Penelitian........................................................................................... 14
Objek Penelitian ............................................................................................. 14
Jenis Data ............................................................................................. 14
Metode Pengumpulan Data ................................................................. 14
Teknik Analisis Data ............................................................................. 15
Langkah Analisis ................................................................................... 17
Analisis dan Pembahasan ............................................................................... 18
Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................................... 18
x
Proses Produksi ..................................................................................... 19
Penentuan Biaya Standar .................................................................... 20
Analisis Variansi ................................................................................... 25
Kesimpulan ................................................................................................... 43
Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 45
Saran .............................................................................................................. 45
Daftar Pustaka ............................................................................................... 47
Lampiran ........................................................................................................ 49
Daftar Riwayat Hidup .................................................................................... 70
xi
Daftar Tabel
Tabel 1.Sebab-Sebab Terjadinya Variansi ..................................................... 10
Tabel 2.Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Terjadinya Variansi Berdasarkan
Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 12
Tabel 3. Standar Harga Bahan Baku Langsung ............................................. 21
Tabel 4. Kuantitas Standar Bahan Baku Langsung ........................................ 21
Tabel 5. Analisis Variansi Rata-Rata Harga Bahan Baku Langsung ............. 25
Tabel 6.Analisis Variansi Rata-Rata Efisiensi Bahan Baku Langsung.......... 28
Tabel 7. Analisis Total Variansi Rata-Rata Bahan Baku Langsung .............. 32
Tabel 8. Analisis Variansi Rata-Rata Tarif Tenaga Kerja Langsung ............. 35
Tabel 9. Analisis Variansi Rata-Rata Efisiensi Tarif Tenaga Kerja Langsung 36
Tabel 10. Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Pabrik .......................... 37
Tabel 11. Analisis Variansi Efisiensi Overhead Pabrik ................................. 40
Tabel 12. Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Tetap............................. 41
Tabel 13. Ringkasan Hasil Analisis Biaya Produksi ...................................... 42
xii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Grafik Penjualan Javalava Tahun 2013 ......................................... 3
xiii
Daftar Gambar
Gambar 1. Proses Pemotongan Kain ............................................................. 49
Gambar 2. Proses Pembentukan Pola ............................................................ 49
Gambar 3. Proses Penyablonan ..................................................................... 49
Gambar 4. Proses Pengeringan ..................................................................... 49
Gambar 5. Proses Pembordiran ..................................................................... 50
Gambar 6. Proses Menjahit ........................................................................... 50
Gambar 7. Proses Finishing ........................................................................... 50
Gambar 8. Kaos Javalava .............................................................................. 50
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Wanita) uk. S ...... 51
Lampiran 2. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Wanita) uk. M ..... 51
Lampiran 3. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Wanita) uk. L ...... 52
Lampiran 4. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Wanita) uk. XL ... 52
Lampiran 5. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Pria) uk. S ............ 53
Lampiran 6. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Pria) uk. M .......... 53
Lampiran 7. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Pria) uk. L ........... 54
Lampiran 8. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Pria) uk. XL ........ 54
Lampiran 9. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Wanita) uk. S ..... 55
Lampiran 10. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Wanita) uk. M .. 55
Lampiran 11. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Wanita) uk. L ... 56
Lampiran 12. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Wanita) uk. XL . 56
Lampiran 13. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Pria) uk. S ......... 57
Lampiran 14. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Pria) uk. M ....... 57
Lampiran 15. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Pria) uk. L ........ 58
Lampiran 16. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Pria) uk. XL ..... 58
Lampiran 17. Analisis VariansiRata-Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan
Pendek (Wanita) Ukuran S............................................................................. 59
Lampiran 18. Analisis Variansi Rata-Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan
Pendek (Wanita) Ukuran M .......................................................................... 59
Lampiran 19. Analisis Variansi Rata-Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan
Pendek (Wanita) Ukuran L ........................................................................... 59
Lampiran 20. Analisis Variansi Rata-Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan
Pendek (Wanita) Ukuran XL ........................................................................ 60
Lampiran 21. Analisis Variansi Rata-Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan
Pendek (Pria) Ukuran S ................................................................................. 60
Lampiran 22. Analisis Variansi Rata-Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan
Pendek (Pria) Ukuran M ............................................................................... 60
Lampiran 23. Analisis Variansi Rata-Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan
Pendek (Pria) Ukuran L ................................................................................ 61
xv
Lampiran 24. Analisis Variansi Rata-Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan
Pendek (Pria) Ukuran XL .............................................................................. 61
Lampiran 25. Analisis Variansi Rata-Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan
Panjang (Wanita) Ukuran S ........................................................................... 61
Lampiran 26. Analisis Variansi Rata-Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan
Panjang (Wanita) Ukuran M ......................................................................... 62
Lampiran 27.Analisis Variansi Rata-Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan
Panjang (Wanita) Ukuran L .......................................................................... 62
Lampiran 28.Analisis Variansi Rata-Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan
Panjang (Wanita) Ukuran XL ....................................................................... 62
Lampiran 29. Analisis Variansi Rata-Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan
Panjang (Pria) Ukuran S................................................................................. 63
Lampiran 30. Analisis Variansi Rata-Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan
Panjang (Pria) Ukuran M .............................................................................. 63
Lampiran 31. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan
Panjang (Pria) Ukuran L ............................................................................... 63
Lampiran 32. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan
Panjang (Pria) Ukuran XL ............................................................................ 64
Lampiran 33. Analisis Variansi Rata–Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan
Pendek (Wanita) Ukuran S............................................................................ 64
Lampiran 34. Analisis Variansi Rata–Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan
Pendek (Wanita) Ukuran M ......................................................................... 64
Lampiran 35. Analisis Variansi Rata–Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan
Pendek (Wanita) Ukuran L .......................................................................... 65
Lampiran 36. Analisis Variansi Rata–Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan
Pendek (Wanita) Ukuran XL ....................................................................... 65
Lampiran 37. Analisis Variansi Rata–Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan
Pendek (Pria) Ukuran S ................................................................................. 65
Lampiran 38. Analisis Variansi Rata–Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan
Pendek (Pria) Ukuran M .............................................................................. 66
xvi
Lampiran 39. Analisis Variansi Rata–Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan
Pendek (Pria) Ukuran L ............................................................................... 66
Lampiran 40. Analisis Variansi Rata–Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan
Pendek (Pria) Ukuran XL ............................................................................. 66
Lampiran 41. Analisis Variansi Rata–Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan
Panjang (Wanita) Ukuran S .......................................................................... 67
Lampiran 42. Analisis Variansi Rata–Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan
Panjang (Wanita) Ukuran M ......................................................................... 67
Lampiran 43. Analisis Variansi Rata–Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan
Panjang (Wanita) Ukuran L ........................................................................... 67
Lampiran 44. Analisis Variansi Rata–Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan
Panjang (Wanita) Ukuran XL ....................................................................... 68
Lampiran 45. Analisis Variansi Rata–Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan
Panjang (Pria) Ukuran S ................................................................................ 68
Lampiran 46. Analisis Variansi Rata–Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan
Panjang (Pria) Ukuran M .............................................................................. 68
Lampiran 47. Analisis Variansi Rata–Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan
Panjang (Pria) Ukuran L ............................................................................... 69
Lampiran 48. Analisis Variansi Rata–Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan
Panjang (Pria) Ukuran XL ............................................................................ 69
1
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia usaha khususnya dunia bisnis semakin berkembang
pesat begitu pula dengan perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM). Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dituntut untuk
menggunakan modal yang tidak besar dan terbatas secara efisien untuk
menghasilkan produk atau jasa dalam proses produksinya. Perusahaan harus
mempunyai perhitungan yang tepat untuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik agar perusahaan tidak mengalami kerugian
dan dapat menjaga keberlangsungan hidup perusahaan. Untuk itu perencanaan dan
pengendalian biaya terutama biaya produksi sangatlah dibutuhkan, karena biaya
produksi merupakan faktor utama dalam pelaksanaan produksi perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan yang optimal. Biaya produksi adalah biaya yang terjadi
sehubungan dengan kegiatan manufaktur atau memproduksi suatu barang, terdiri
atas biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik
(Firdaus, 2009).
Pengendalian biaya memerlukan standar sebagai dasar yang dipakai
sebagai tolok ukur pengendalian. Biaya yang dipakai sebagai tolok ukur
pengendalian ini disebut biaya standar(Mulyadi, 2010). Suatu sistem biaya standar
menganggarkan kuantitas dan biaya menggunakan dasar unit.Anggaran unit ini
adalah tenaga kerja, bahan baku, dan overhead. Dengan demikian, biaya standar
adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk
atau jasa. Sistem perhitungan biaya standar digunakan untuk memperbaiki
perencanaan dan pengendalian serta memfasilitasi perhitungan harga pokok
produk. Dengan membandingkan hasil aktual dengan standar dan membagi
variansi dalam komponen harga dan kuantitas, respons balik tersedia bagi para
manajer (Hansen dan Mowen, 2011).
Penetapan biaya standar dapat memberikan pedoman untuk mengetahui
biaya yang seharusnya terjadi dalam proses produksi. Proses produksi yang
dilaksanakan menjadi faktor penting karena berpengaruh terhadap biaya produksi
bagi perusahaan, baik itu perusahaan yang berskala besar maupun perusahaan
2
berskala kecil dan menengah. Pengalaman historis, studi teknis dan input dari
personil operasional adalah tiga sumber potensial untuk standar kuantitatif. Meski
pengalaman historis dapat memberikan petunjuk awal dalam menyiapkan standar,
hal ini seharusnya digunakan dengan hati-hati. Seringkali proses berjalan secara
tidak efisien, maka menggunakan hubungan input-output masa lalu akan
meneruskan ketidakefisienan ini (Hansen dan Mowen, 2011).
Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Edison dan Untung S.
(2010) mengenai pengaruh biaya standar terhadap pengendalian biaya produksi
studi kasus pada PT. ITP Tbk, Kartikasari (2012) mengenai pengendalian biaya
produksi dengan menggunakan metode standar cost pada PT.Industri Kereta Api
Madiun, Ksheshariani (2012) mengenai analisis biaya standar sebagai alat
pengendalian biaya produksi studi kasus pada UKM Wingko Babat Cap Kapal
Terbang Semarang, Martusa dan Lim (2012) mengenai penerapan biaya standar
terhadap pengendalian biaya produksi, dan Juvita (2013) mengenai pengendalian
biaya produksi pada PT. Pertani (PERSERO) cabang Sulawesi Utara (lihat tabel
2).
Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan analisis biaya standar
sebagai alat pengendalian biaya produksi dengan studi kasus pada usaha konveksi
Javalava Ambarawa. Javalava adalah salah satu unit Usaha Menengah yang
bergerak di bidang konveksi yang berada di Jalan Jenderal Sudirman No. 18
Ambarawa. Dalam satu bulan Javalava mampu memproduksi hingga ribuan kaos,
kemeja dan jaket. Dalam penelitian ini, penulis hanya akan melakukan penelitian
pada satu produk saja yaitu kaos karena kaos adalah jenis pakaian yang paling
diminati oleh pelanggan dan menjadi unggulan dari Javalava karena penjualannya
paling tinggi dibandingkan produk yang lain. Berikut adalah grafik penjualan
Javalava tahun 2013.
3
Grafik 1
Laporan Penjualan Javalava Tahun 2013
Biaya produksi kaos di Javalava terdiri dari biaya bahan baku langsung,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Dalam proses
produksinya Javalava sudah menetapkan biaya standar untuk mengendalikan
biaya produksinya, namun Javalava belum melakukan analisis dari biaya standar
yang telah ditetapkan. Sehingga tidak ada analisis dari biaya standar yang telah
ditetapkan sebagai bahan evaluasi. Selama ini Javalava melihat efisiensi biaya
hanya dengan membaca laporan keuangan saja tanpa melakukan analisis biaya
standar untuk memproduksi kaos di Javalava. Dengan melakukan analisis biaya
standar maka perusahaan dapat mengetahui biaya manakah yang mengalami
pemborosan atau ketidak efisienan dalam proses produksi sehingga dapat
dilakukan pengendalian biaya produksi sehingga dapat mengoptimalkan
keuntungan perusahaan dan dapat digunakan untuk menentukan pengambilan
keputusan manajemen kedepannya.
Pengendalian biaya produksi sangatlah diperlukan untuk mengetahui
apakah proses produksi telah berjalan dengan efisien dengan memanfaat segala
sumber daya yang dimiliki dengan baik dan juga untukmencapai keuntungan yang
optimal serta dapat menjaga kelangsungan hidup usaha Javalava. Dengan
menetapkan biaya standar dan kemudian membandingkan dengan biaya aktual
yang terjadi maka Javalava dapat mengetahui berapakah selisih yang terjadi antara
0
5000
10000
15000
20000
LAPORAN PENJUALAN JAVALAVA TAHUN 2013
Kaos
Kemeja
Jaket
4
biaya standar dengan biaya biaya aktual dan kemudian menganalisis selisih
tersebut untuk mengetahui kebijakan apa yang dapat dilakukan agar proses
produksi di Javalava dapat berjalan dengan efisien dan efektif.
Pentingnya analisis variansi antara biaya standar dengan biaya aktual
untuk pengendalian produksi dalam efisiensi biaya produksi mendorong penulis
untuk mengetahui penetapan biaya standar di Javalava dan kemudian melakukan
analisis biaya standar yang digunakan sebagai alat pengendalian biaya produksi
pada usaha konveksi Javalava Ambarawa serta mengkaji ulang faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi terjadinya selisih antara biaya standar dan biaya
produksi sesungguhnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penentuan biaya
standar untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik di
Javalava, menganalisis variansi antara biaya standar dan biaya aktual pada proses
produksi kaos di Javalava dan apakah variansi tersebut masih dalam batas
pengendalian manajemen atau tidak serta mengetahui penyebab dari variansi yang
terjadi antara biaya standar dan biaya aktual dalam proses produksi kaos di
Javalava.
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan alternatif untuk
penetapan strategi Javalava dalam penentuan biaya standar sehingga dapat
meningkatkan laba dan kinerja bagi Javalava. Sedangkan untuk pembaca, hasil
penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan mengenai analisis
biaya standar sebagi alat pengendalian biaya produksi yang dapat dipakai sebagai
referensi bagi penelitian selanjutnya.
LANDASAN TEORETIS
Biaya Produksi
Mulyadi (2010) mendefinisikan biaya produksi sebagai biaya yang terjadi
untuk mengolah bahan baku menjadi produk yang siap untuk dijual. Sedangkan
Sugiri(2009) mendefinisikan biaya produksi sebagai biaya yang diperlukan untuk
memperoleh bahan baku (mentah) dari pemasok dan mengubahnya menjadi
5
produk selesai yang siap dijual. Menurut Hansen dan Mowen (2011), biaya
produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan
jasa. Biaya produksi dapat diklasifikasikan lebih lanjut menjadi tiga jenis biaya
(Mulyadi, 2010), yaitu:
1. Biaya Bahan Baku Langsung
Suatu biaya produksi disebut sebagai biaya bahan baku langsung jika
bahan tersebut merupakan bagian yang integral, dapat dilihat atau diukur secara
jelas dan mudah serta dapat ditelusuri baik fisik maupun nilainya dalam wujud
produksi yang dihasilkan.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Suatu biaya produksi disebut sebagai biaya tenaga kerja langsung jika
biaya itu dikeluarkan atau dibebankan karena adanya pembayaran upah kepada
tenaga kerja yang langsung ikut serta bekerja dalam membentuk produksi akhir.
Biaya ini dapat ditelusuri karena secara jelas dapat diukur dengan waktu yang
dipergunakannya dalam keikutsertaannya secara langsung membentuk produksi
akhir.
3. Biaya Overhead
Biaya overhead adalah semua biaya pabrik yang bukan bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung yang timbul dan dibebankan terhadap pabrik
karena sifatnya sebagai bagian yang memiliki eksistensi dalam produksi akhir
maupun hanya memberikan pelayanan guna menunjang, memperlancar,
mempermudah atau sebagai penggerak kegiatan itu sendiri
Biaya Standar
Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan
jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk
atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi,
efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu (Mulyadi, 2010). Sedangkan menurut
Hansen dan Mowen (2011), biaya standar adalah jumlah yang seharusnya
dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk atau jasa.
6
Menurut Mulyadi (2010), sistem biaya standar sangat bermanfaat bagi
manajemen aktivitas perusahaan karena sistem standar biaya bermanfaat untuk
mengendalikan biaya,sistem biaya standar memberikan pedoman kepada
manajemen berapa biaya yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu
sehingga memungkinkan mereka melakukan pengurangan biaya dengan cara
perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja, dan kegiatan yang lain.
Sistem biaya standar juga menyajikan analisis penyimpangan biaya yang
sesungguhnya dari biaya standar. Menurut Daljono (2009) sistem biaya standar
dipakai karena memberikan keuntungan dalam dua hal yaitu sebagai berikut :
1. Untuk memperbaiki planning dan control
Dengan diterapkannya biaya standar per unit, maka perencanaan
(planning) dapat dilakukan dengan lebih baik yaitu dengan menyusun anggaran
fleksibel (flexible budget). Dengan diterapkan biaya standar, pengendalian
biaya juga lebih mudah dilakukan. Yaitu dengan pembandingan antara biaya
sesungguhnya yang terjadi dengan biaya menurut standar. Kemudian terhadap
selisih biaya yang besar ( diluar daerah yang bisa ditolerir) dilakukan
investigasi untuk perbaikan.
2. Untuk memudahkan penghitungan Harga Pokok Produk
Penentuan Harga Pokok Produk lebih mudah karena biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik semua dihitung berdasarkan
standar yang telah ditentukan. Dengan demikian penghitungan Harga Pokok
Produk per unit maupun keseluruhan, lebih mudah dilakukan pada sistem biaya
standar. Kemudahan penetuan Harga Pokok Produk per unit akan memudahkan
dalam penentuan harga jual produk.
Sedangkan menurut Mulyadi (2009) kelemahan dari biaya standar adalah
tingkat keketatan atau kelonggaran standar tidak dapat dihitung dengan tepat.
Meskipun telah ditetapkan dengan jelas jenisstandar apa yang dibutuhkan oleh
perusahaan, tetapi tidak ada jaminan bahwa standar telah ditetapkan dalam
perusahaan secara keseluruhan dengan ketaatan atau kelonggaran yang relatif
sama. Seringkali standar cenderung untuk menjadi kaku atau tidak flexible,
7
meskipun dalam jangka waktu pendek. Keadaan produksi selalu mengalami
perubahan, sedangkan perbaikan standar jarang dilakukan.
Penentuan biaya standar dibagi dalam tiga bagian, yaitu biaya bahan baku
langsung standar, biaya tenaga kerja langsung standar, dan biaya overhead pabrik
standar.
1. Biaya Bahan Baku Langsung Standar
Terdiri dari masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah
keluaran fisik tertentu, atau lebih dikenal dengan nama kuantitas standar
dan harga per satuan masukan fisik tersebut atau harga standar.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar
Terdiri atas tarif upah tenaga kerja langsung standar dan jam tenaga kerja
langsung standar.
Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Standar
Dapat ditentukan atas dasar :
a. Perjanjian dengan organisasi karyawan.
b. Data upah masa lalu.
c. Penghitungan tarif upah dalam keadaan operasi normal.
d. Upah Minimum Regional (UMR).
Jam Tenaga Kerja Langsung Standar
Dapat ditentukan dengan cara :
a. Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu
pekerjaan dari kartu harga pokok periode yang lalu.
b. Membuat test-run operasi produksi di bawah keadaan normal yang
diharapkan.
c. Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja
karyawan di bawah keadaan nyata yang diharapkan.
d. Mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada
pengalaman dan pengetahuan operasi produksi dan produk.
8
3. Biaya Overhead Pabrik Standar
Biaya overhead pabrik standar dapat dihitung dengan membagi jumlah
biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas normal dengan kapasitas
normal.
Jenis – Jenis Standar
Garrison, Norren, dan Brewer (2006) menyatakan bahwa standar dapat
dikategorikan menjadi dua, yaitu :
1. Standar ideal adalah standar yang dapat dicapai hanya dalam kondisi terbaik.
Standar ini tidak memperkenankan adanya kerusakan mesin atau gangguan
pekerjaan lainnya dan dibutuhkan dibutuhkan tingkat usaha tertentu yang
hanya dapat dicapai oleh pekerja yang terlatih dan efisien yang bekerja
dengan maksimal selama 100% waktunya.
2. Standar praktis yaitu standar yang ketat tetapi bisa dicapai. Standar ini
memperkenankan penghentian mesin secara normal dan periode istirahat
karyawan dan dapat dicapai melalui usaha yang wajar dan efisiensi yang
tinggi dari rata – rata karyawan.Variansi dari standar inimencerminkan
penyimpangan yang melenceng dari kondisi operasi normal dan pertanda
perlunya perhatian manajemen.
Dalam penelitian ini menggunakan standar praktis sebagai standar dalam
memproduksi kaos di Javalava karena standar praktis merupakan standar yang
ketat tetapi tetap bisa dicapai oleh perusahaan dan memperkenankan penghentian
mesin secara normal sesuai dengan keadaan yang terjadi dalam proses produksi di
Javalava. Variansi dari standar yang dihasilkan merupakan penyimpangan dari
biaya standar yang telah ditetapkan oleh Javalava dan memerlukan penelitian
lebih lanjut mengenai penyebab terjadinya variansi serta tindakan korektif yang
harus diambil oleh manajemen Javalava.
Konsep Pengendalian
Pengendalian dibutuhkan dalam setiap pekerjaan untuk mengevaluasi
kegiatan yang telah dilakukan agar sesuai dengan yang direncanakan semula.
9
Pengendalian adalah melihat ke belakang, memutuskan apakah yang sebenarnya
telah terjadi dan membandingkannya dengan hasil yang direncanakan sebelumnya
(Hansen dan Mowen, 2011). Menurut Rony (1990), pengendalian berkaitan
dengan usaha, prosedur, metode, dan langkah yang harus ditempuh agar apa yang
telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan. Biaya produksi harus dapat dikendalikan agar tidak terjadi
pemborosan. Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang dapat mengendalikan
biaya produksi agar berjalan secara efisien.
Analisis Variansi
Penggunaan sistem biaya standar, selain mencatat biaya menurut standar
juga mencatat biaya sesungguhnya yang terjadi. Kedua biaya tersebut
diperbandingkan dan akan diperoleh selisih biaya yang terjadi antara biaya yang
sesungguhnya yang terjadi dan biaya menurut standar (Daljono, 2009). Variansi
atau selisih menurut Horngren (2008) adalah perbedaan antara jumlah berdasarkan
hasil aktual dan jumlah yang dianggarkan, yakni jumlah aktual dan jumlah yang
diperkirakan berdasarkan anggaran. Variansi adalah perbedaan yang terjadi antara
biaya standar dengan biaya sebenarnya yang mungkin menguntungkan atau
sebaliknya.
Kuswadi (2005) mendefinisikan variansi adalah selisih antara biaya standar
dan biaya aktual. Variansi dianggap baik jika biaya aktualnya lebih kecil daripada
biaya standar dan sebaliknya. Jumlah variansi untuk suatu periode biasanya terdiri
atas variansi yang baik (favorable) dan variansi yang kurang baik(Unfavorable).
Variansi ini berasal dari biaya standar bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead pabrik. Dengan membandingkan biayastandar dan biaya
aktual, manajemen diharapkan dapat memperhatikan variansi-variansi yang terjadi
dan dapat mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan.
Horngren (2008) menyatakan bahwa manajer sering kali menggunakan
analisis variansi untuk mengevaluasi kinerja bawahannya. Ada dua hal yang
biasanya dievaluasi:
10
a. Efektivitas:Tingkat pencapaian tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya. Misalnya, penjualan, kepuasan pelanggan, dan kualitas telepon
seluler baru dari Motorola.
b. Efisiensi: Jumlah relatif input yang digunakan untuk mencapai tingkat output
tertentu semakin sedikit kuantitas input yang digunakan untuk membuat sejumlah
telepon seluler atau semakin banyak jumlah telepon seluler dibuat dengan
kuantitas input tertentu, semakin tinggi efisiensi.
Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Variansi
Batty dalam Winata (1997) mengemukakan sebab-sebab terjadinya
variansi, yaitu sebagai berikut:
Tabel 1
Sebab-Sebab Terjadinya Variansi
Variansi Sebab Terjadinya
Harga Bahan
Baku
1. Perubahan Harga bahan baku
2. Tidak mengambil potongan tunai sebagaimana yang
diperhitungkan dalam penetapan standar.
3. Perubahan dalam ongkos-ongkos transport, pembelian,dan
penyimpanan.
4. Kegagalan membeli bahan baku yang memenuhi mutu standar
Pemakaian
Bahan Baku
1. Pemborosan karena metode produksi yang tidak efisien atau
pegawai yang kurang ahli.
2. Mutu bahan baku yang tidak sesuai spesifikasinya.
3. Kombinasi pemakaian bahan baku yang tidak memenuhi standar.
Upah Tenaga
Kerja
1. Perubahan tarif dasar upah buruh.
2. Penempatan tenaga kerja yang tidak tepat.
3. Upah lembur yang dibayarkan lebih besar daripada standar yang
ditetapkan.
Efisiensi Tenaga
Kerja
1. Pemakaian tenaga kerja yang kurang memenuhi standar.
2. Kegagalan mendapatkan hasil yang paling baik dari pekerja.
Budget
Overhead Pabrik
1. Perubahan harga.
2. Perubahan efisiensi pemakaian jasa.
3. Kurangnya pengendalian atas pengeluaran.
4. Kenaikan harga atas jasa dari luar perusahaan.
Volume Overhead Pabrik
1. Penghentian mesin. 2. Bahan baku yang rusak.
3. Perencanaan yang tidak efisien.
11
Usaha Menengah
Usaha konveksi Javalava adalah salah satu unit usaha menengah yang
bergerak di bidang konveksi. Menurut Undang Undang No. 20 tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah (UMKM), Usaha Menengah adalah
usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dengan Usaha kecil atau Usaha Besar dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 ( dua milyar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000 (lima
puluh milyar rupiah).
Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Edison dan Untung S. (2010)
mengenai pengaruh biaya standar terhadap pengendalian biaya produksi studi
kasus pada PT. ITP Tbk, Kartikasari (2012) mengenai pengendalian biaya
produksi dengan menggunakan metode standar cost pada PT.Industri Kereta Api
Madiun, Ksheshariani (2012) mengenai analisis biaya standar sebagai alat
pengendalian biaya produksi studi kasus pada UKM Wingko Babat Cap Kapal
Terbang Semarang, Martusa dan Lim (2012) mengenai penerapan biaya standar
terhadap pengendalian biaya produksi, dan penelitian Juvita (2013) mengenai
pengendalian biaya produksi pada PT. Pertani (PERSERO) cabang Sulawesi
Utara didapatkan beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya variansi yang
disajikan dalam tabel berikut ini.
12
Tabel 2
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Variansi
Berdasarkan Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti Hasil Penelitian
Edison dan
Untung S.
(2010)
Faktor-Faktor yang mempengaruhi terjadinya variansi adalah
sebagai berikut:
1. Perubahan volume produksi.
2. Perubahan harga bahan baku.
3. Jumlahjam tenaga kerja langsung aktual yang melebihi
jumlah jam tenaga kerja langsung standar.
Kartikasari
(2012)
Faktor-Faktor yang mempengaruhi terjadinya variansi adalah
sebagai berikut:
1. Tarif Anggaran yang terlalu kecil sehingga penggunaan
unit bahan baku melebihi standar.
2. Terjadi perubahan harga bahan baku.
3. Perusahaan kurang efisien dalam menetapkan standar
biaya tenaga kerja langsung.
Ksheshariani
(2012)
Faktor-Faktor yang mempengaruhi terjadinya variansi adalah
sebagai berikut:
1. Adanya potongan pembelian bahan baku langsung.
2. Kelangkaan bahan baku langsung karena faktor musiman.
3. Tarif upah aktual kurang dari standar karena penambahan
upah pada hari Sabtu.
4. Penambahan jam tenaga kerja langsung karena adanya
gangguan teknis seperti penundaan kerja yang tidak dapat
dihindari.
Martusa dan
Lim (2012)
Faktor-Faktor yang mempengaruhi terjadinya variansi adalah
sebagai berikut:
1. Kuailitas bahan baku yang rendah.
2. Penurunan volume produksi.
3. Jumlah produksi yang dibawah standar mengakibatkan
meningkatnya tarif overhead variabel terhadap produk per
unitnya.
Juvita (2013) Faktor-Faktor yang mempengaruhi terjadinya variansi adalah
sebagai berikut:
1. Rendahnya biaya standar karena penawaran oleh
perusahaan penangkaran-penangkaran benih padi
13
Kerangka Pemikiran
Penjelasan kerangka pemikiran dalam bentuk skema tersebut adalah sebagai
berikut. Biaya produksi merupakan biaya utama dalam perusahaan manufaktur
yang terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik. Biaya produksi merupakan faktor utama yang ingin
ditekan oleh pihak manajemen agar laba perusahaan dapat meningkat. Ada
beberapa cara untuk menekan biaya diantaranya adalah dengan menggunakan
metode biaya standar, dimana biaya standar ini merupakan biaya yang ditentukan
diawal dan akan dibandingkan dengan biaya aktual atau biaya yang sebenarnya
terjadi dalam proses produksi perusahaan.
Biaya
Produksi
Biaya Standar Biaya Aktual
BBB
L
BTKL BOP BBBL BTKL BOP
Biaya Produksi Standar Biaya Produksi Aktual
Varians
i
Analisis
Variansi
Efisiensi
Laba dan Kinerja
Perusahaan
Efektifitas
14
Pembandingan biaya standar dengan biaya aktual akan menghasilkan
variansi biaya yang merupakan selisih antara biaya standar dengan biaya aktual
kemudian variansi tersebut dapat dianalisis oleh pihak manajemen melalui analisis
efektivitas maupun efisiensi dengan hasil analisisnya adalah apakah variansi
tersebut Favorable(F)atau Unfavorable(U). Dengan metode biaya standar
diharapkan dapat meningkatkan efisiensi biaya terutama dalam biaya produksi.
Ketika biaya dapat ditekan semaksimal mungkin maka akan meningkatkan laba
dan kinerja perusahaan.
METODE PENELITIAN
Objek dan Waktu Penelitian
Objek Penelitian ini adalah usaha konveksi Javalava yang berlokasi di
Jalan Jenderal Sudirman No. 18 Ambarawa. Waktu penelitian dilakukan pada
bulan September 2014.
Jenis Data
Jenis data yang digunakan peneliti adalah data internal. Berupa data
primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti
langsung dari perusahaan kemudian diolah sendiri oleh peneliti, berupa informasi
mengenai aktivitas-aktivitas produksi yang dilakukan perusahaan dan gambaran
umum perusahaan sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dalam
bentuk jadi yang berupa data historis Javalava seperti laporan keuangan, data
produksi, data pembelian, data penjualan, dan data tentang perusahaan.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data menggunakan studi lapangan. Studi lapangan
dilakukan dengan menggunakan observasi untuk memberikan gambaran tentang
proses produksi dan implikasi biaya terhadap variansi yang terjadi di dalam
perusahaan, wawancara langsung dengan pihak manajemen, dan dokumentasi.
15
Teknik Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif, yaitu peneliti mengumpulkan data dan informasi yang berhubungan
dengan penelitian dan menyederhanakannya untuk mengetahui adanya
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi antara biaya standar dan biaya aktual.
Adapun metode yang digunakan adalah metode analisa variansi yaitu metode
untuk mengetahui penyimpangan yang terjadi dalam kaitannya dengan
pengendalian biaya produksi. Analisis variansi digunakan untuk mengukur
variansi yang terjadi antara biaya standar yang seharusnya terjadi dengan
biayayang sebenarnya terjadi atau realisasi. Berikut adalah cara penghitungan
analisis variansi untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead
pabrik (Hansen dan Mowen,2011) :
1. Penghitungan Variansi Bahan Baku Langsung
a. Penghitungan Variansi Harga Bahan Baku Langsung
Variansi harga bahan baku langsung (material price variance-MPV) dihitung
menggunakan rumus:
MPV = (AP – SP) AQ .................................. (1)
Keterangan:
AP = Harga aktual per unit
SP = Harga standar per unit
AQ = Kuantitas aktual bahan baku yang digunakan
b. Penghitungan Variansi Efisiensi Bahan Baku Langsung
Variansi efisiensi bahan baku langsung (material usagevariance-MUV) dihitung
menggunakan rumus:
MUV = (AQ – SQ) SP ................................... (2)
Keterangan:
AQ = Kuantitas aktual bahan baku yang digunakan
SQ = Kuantitas standar bahan baku yang diperbolehkanuntuk output aktual
SP = Harga standar per unit
2. Penghitungan Variansi Tenaga Kerja Langsung
a. Penghitungan Variansi Tarif Tenaga Kerja Langsung
16
Variansi tarif tenaga kerja langsung (labor rate variance-LRV) dihitung
menggunakan rumus:
LRV = (AR – SR) AH ................................... (3)
Keterangan:
AR = Tarif upah aktual per jam
SR = Tarif upah standar per jam
AH = Jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan
b. Penghitungan Variansi Efisiensi Tenaga Kerja Langsung
Variansi efisiensi tenaga kerja langsung (labor efficiencyvariance-LEV) dihitung
menggunakan rumus:
LEV = (AH – SH) SR ................................... (4)
Keterangan:
AH = Jam aktual tenaga kerja langsung yang digunakan
SH = Jam standar tenaga kerja langsung yang seharusnyadigunakan
SR = Tarif upah standar per jam
3. Penghitungan Variansi Overhead
a. Penghitungan Variansi Overhead Variabel
i. Penghitungan Variansi Pengeluaran OverheadVariabel
Variansi pengeluaran overhead variabel dihitungmenggunakan rumus:
VPOV = (AVOR – SVOR) AH ........... (5)
Keterangan:
VPOV = Variansi pengeluaran overhead variabel
AVOR = Tarif aktual overhead variabel(actual variable overhead rate)
SVOR = Tarif standar overhead variabel(standard variable overhead rate)
AH = Jam aktual tenaga kerja langsung yangdigunakan
ii.Penghitungan Variansi Efisiensi Overhead Variabel
Variansi efisiensi overhead variabel dihitungmenggunakan rumus:
VEOV = (AH – SH) SVOR ....................... (6)
Keterangan:
VEOV= Variansi efisiensi overhead variabel
AH= Jam aktual tenaga kerja langsung yangdigunakan
17
SH= Jam standar tenaga kerja langsung yangseharusnya digunakan
SVOR = Tarif standar overhead variabel(standard variable overhead rate)
b. Penghitungan Variansi Overhead Tetap
Overhead tetap yang dibebankan dihitung menggunakanrumus:
OTYB = Tarif standar overhead tetap x Jam standar
Keterangan:
OTYB = Overhead tetap yang dibebankan
Variansi total overhead tetap adalah perbedaan antaraoverhead tetap aktual dan
overhead tetap yang dibebankan.Variansi total overhead tetap dihitung
menggunakan rumus:
VTOT = Biaya aktual overhead tetap – OTYB ...... (7)
Keterangan:
VTOT = Variansi total overhead tetap
OTYB = Overhead tetap yang dibebankan
i. Penghitungan Variansi Pengeluaran Overhead Tetap
Variansi pengeluaran overhead tetap pada intinyarelatif kecil dan dapat ditoleransi
karena lebih sedikitoverhead tetap dikeluarkan daripada yangdianggarkan.
ii.Penghitungan Variansi Volume Overhead Tetap
Variansi volume overhead tetap dihitungmenggunakan rumus:
Variansi volume = OTYA – OTYB ........... (8)
Keterangan:
OTYA = Overhead tetap yang dianggarkan
OTYB = Overhead tetap yang dibebankan.
Langkah Analisis :
Untuk menjawab persoalan penelitian pada bagian sebelumnya dapat
terjawab, diperlukan langah–langkah analisis sebagai berikut :
1. Menganalisis perhitungan biaya standar dalam memproduksi kaos di Javalava.
2. Melakukan perbandingan antara biaya standar dan biaya aktual yang terjadi
dalam proses produksi kaos di Javalava.
18
3. Melakukan perhitungan variansi yang terjadi antara biaya standar dengan biaya
aktual.
4. Mendeskripsikan penyebab dari variansi yang terjadi antara biaya standar
dengan biaya aktual.
5. Membuat kesimpulan dari hasil analisis yang ada.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Objek Penelitian
Usaha konveksi Javalava adalah salah satu unit Usaha Menengah yang
berada di Jalan Jenderal Sudirman No. 18 Ambarawa. Nama Javalava diambil dari
nama merk dagang kaosyang diproduksi oleh CV.Yuanugraha Production.
Javalava merupakan sebuah perusahaan konveksi & sablon yang telah berdiri dari
tahun 2008 dengan visi memenuhi kebutuhan konsumen dalam kaitannya dengan
pakaian maupun seragam. Nama CV. Yuanugraha sendiri diambil dari nama
pemilik yaitu Bapak Yunus Adi Nugraha. Pada awalnya usaha ini hanya
berbentuk usaha konveksi kecil-kecilan namun seiring berjalannya waktu usaha
ini mulai berkembang dan dikenal oleh masyarakat khususnya masyarakat
Ambarawa. Awal mulanya perusahaan ini bernama Yuanugraha Production,
namun setelah tahun 2010 berganti nama menjadi Javalava.
Javalava memiliki misi menambah citra Anda ataupun perusahaan Anda
semakin baik danberkembang dengan menggunakan produk kami. Javalava juga
memiliki motto Performance and Quality, dimana perusahaan inilebih
mengunggulkan kualitas dan penampilan produk untuk kepuasan pelanggan. Pada
awalnya Javalava hanya menerima pesanan saja,seiring berkembangnya usaha ini
Javalava mulai memasuki wilayah pasar dengan mendistribusikan produknya di
Matahari Department Store dan beberapa distro di wilayah Ambarawa, Semarang
dan beberapa kota–kota besar. Selain itu Javalava juga mengeksport ke beberapa
negara seperti Singapore, Malaysia dan Thailand. Javalava juga mendirikan toko
untuk menjual produknya seperti kaos, kemeja, dan jaket.
Javalava memiliki jumlah karyawan sebanyak tiga puluh orang.
Departemen produksidi Javalava terdiri dari tiga bagian yaitu office dan
19
production. Untuk office sendiri terdiri dari customer service, design, accounting
dan purchase order. Untuk bagian production terdiri dari cutting, embroidery,
screen printing, sewing, quality control, finishing, dan packing.
Proses Produksi
Proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah
kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.
Tahapan dari proses produksi di Javalava adalah sebagai berikut :
1. Tahap pemilihan bahan
Tahap pertama dalam proses produksi pembuatan pakaian adalah
pemilihan bahan. Dalam pemilihan bahan, Javalava sangat memperhatikan
kualitas dari bahan baku. Pemilihan bahan juga bisa disesuaikan dengan
kebutuhan atau berdasarkan pesanan.
2. Pemeriksaan bahan baku
Tahap selanjutnya adalah pemeriksaan bahan baku. Bahan yang sudah
dipersiapkan sebelumnya diperiksa lebih lanjut apakah ada bahan yang cacat
atau tidak untuk menjamin kualitas dari produk yang dihasilkan nantinya.
3. Mempersiapkan pola
Setelah bahan siap untuk diproses, tahap selanjutnya adalah
mempersiapkan pola atau desain pakaian termaasuk pemilihan ukuran.
Dalam memproduksi Javalava mengikuti perkembangan desain pakaian di
pasaran agar produk dari Javalava dapat diterima dan disukai oleh
masyarakat. Untuk pesanan, desain bisa mengikuti sesuai keinginan
pelanggan.
4. Tahap pemotongan
Proses pemotongan kain atau cutting dilakukan setelah pola atau desain
sudah selesai dan siap untuk diproses lebih lanjut. Pemotongan kain
dilakukan dengan mesin cutting atau mesin pemotong.
20
5. Tahap penyablonan
Setelah kain dipotong dan menjadi pola tahap selanjutnya adalah
penyablonan. Dalam proses sablon tentu telah dilakukan artwork, afdruk, dan
menyablon sesuai dengan jumlah warna dan jenis sablonnya.
6. Jahit
Proses selanjutnya adalah menjahit bahan sesuai dengan ukuran dan jenis
yang diinginkan.
7. Pencucian
Setelah pakaian jadi, tahap berikutnya adalah pencucian.Pakaian yang
sudah jadi dimasukan ke dalam mesin pencuci agar pakaian bersih.
8. Pengecekan kualitas
Setelah tahap pencucian selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah
pengecekan kualitas atau sering disebut dengan quality control. Pada tahap
ini dilakukan pengecekan hasil produksi jahitan seperti membersihkan kaos,
memotong dan merapikan benang sehingga produk yang dihasilkan benar –
benar sesuai dengan kualitas yang diinginkan.
9. Finishing
Setelah semua proses dilakukan, tahap selanjutnya adalah finishing.
Pakaian yang sudah di cek kemudian disetrika dan dikemas ke dalam plastik.
Setelah melewati tahap finishing, produk pun siap dipasarkan.
Penentuan Biaya Standar
Penentuan biaya standar pada Javalava dibagi dalam tiga bagian, yaitu
biaya bahan baku langsung standar, biaya tenaga kerja langsung standar, dan
biaya overhead pabrik standar yang ditentukan berdasarkan pengalaman historis
Javalava.
1. Biaya Bahan Baku Langsung Standar
Biaya bahan baku langsung standar terdiri atas harga bahan baku langsung
standar dan kuantitas bahan baku langsung standar.
21
a. Harga Bahan Baku Langsung Standar
Harga bahan baku langsung standar ditetapkan berdasarkan tingkat
harga rata-rata dari daftar harga toko grosir yang ditentukan oleh pemilik
Javalava.Berikut adalah penentuan harga bahan baku langsung standar
untuk memproduksi kaos di Javalava.
Tabel 3
Standar Harga Bahan Baku Langsung
Usaha Konveksi Javalava Bulan September 2014
Nama Bahan Harga
Kain Cotton combed (bahan baku untuk kaos) Rp. 86.000,00/kilogram
Benang Obras Rp. 35.000,00/kilogram
Benang Jahit Rp. 40.000,00/kilogram
Sablon Rp. 45.000/kaleng
Kantong Plastik Rp. 114,00/pcs
Sumber : Data Internal Javalava yang diolah.
b. Kuantitas Bahan Baku Langsung Standar
Kuantitas bahan baku langsung standar ditetapkan sendiri oleh pemilik
dengan menghitung pemakaian standar jumlah bahan baku per produksi.
Berikut adalah penentuan kuantitas bahan baku langsung standar selama
bulan September 2014.
Tabel 4
Kuantitas Standar Bahan Baku Langsung
Usaha Konveksi JavalavaBulan September 2014
Jumlah
Produksi
Kain Cotton
Combed
(kg)
Benang
Jahit
(cones)
Benang
Obras
(cones)
Sablon
(kg)
Kantong
Plastik
(pcs)
19.000 kaos 6.870 767 2.277,5 190 19.000 Sumber : Data Internal Javalava yang diolah.
22
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar
Biaya tenaga kerja langsung standar terdiri atas jam tenaga kerja langsung
standar dan tarif upah tenaga kerja langsung standar.
a. Jam Tenaga Kerja Langsung Standar
Standar jam tenaga kerja langsung di Javalava dibuat berdasarkan
Rencana Kerja Anggaran Perusahaan. Perhitungan jam tenaga kerja
langsung standar untuk proses produksi kaos adalah sebagai berikut :
1. Kapasitas normal perusahaan dalam 1 bulan adalah 19.000 buah.
2. Jumlah hari yang diperkirakan dalam 1 bulan adalah 26 hari kerja.
3. Efektifitas standar jam kerja per hari untuk memproduksi kaos
adalah 4 jam.
4. Jumlah pekerja dalam 1 hari adalah 30 orang.
5. Banyaknya jam kerja efektif dalam 1 bulan adalah :
30 orang x 4 jam/hari x 26 hari = 3.120 jam
b. Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Standar
Tarif upah tenaga kerja langsung standar ditetapkan berdasarkan
tarif upah yang distandarkan oleh pemilik Javalava yaitu sesuai dengan
Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Semarang sebesar Rp.
1.200.000,00 per bulan. Tarif upah tenaga kerja langsung standar adalah
sebagai berikut :
1. Standar biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan oleh
perusahaan adalah:
30 orang x Rp. 1.200.000,00/bulan = Rp. 36.000.000,00
2. Standar tarif upah untuk memproduksi 19.000 pcs kaos adalah :
Tarif : Jumlah biaya standar tenaga kerja langsung
Banyaknya jam kerja langsung (jam tersedia)
: Rp. 36.000.000,00
3.120
: Rp. 11.538,00/ jam
23
3. Standar biaya tenaga kerja langsung per satu pcs kaos adalah:
Dalam satu jam rata– rata setiap orang menghasilkan 6 pcs
kaos.
Setiap satu pcs kaos membutuhkan waktu pengerjaan:
60 menit / 6 pcs = 10menit
10 menit /60 jam = 0,166666667 jam
Standar biaya tenaga kerja langsung per satu pcs kaos
adalah :
0,166666667 jam x Rp. 11.538,00 =Rp 1.923 /buah
3. Biaya Overhead Pabrik Standar
Dalam menentukan biaya overhead pabrik, perusahaan menentukan
kapasitas yang dianggarkan terlebih dahulu yaitu kapasitas normal berdasarkan
rata–rata produksi aktual untuk satu bulan dengan perhitungan dasar pembebanan
jumlah jam tenaga kerja langsung. Penetapan standar biaya overhead pabrik ini
didasarkan atas anggaran flexibel yang ditetapkan oleh perusahaan atau dengan
kata lain membagi anggaran flexibel yang dialokasikan untuk proses produksi
kaos dengan jumlah jam tenaga kerja langsung yang tersedia dalam proses
pembuatan kaos di Javalava untuk penghitungan variansi biaya overhead pabrik
variabel serta melakukan pembandingkan besarnya biaya yang dianggarkan
dengan biaya overhead tetap yang sesungguhnya terjadi untuk menganalisis
variansi overhead tetap dalam memproduksi kaos di Javalava. Biaya overhead
pabrik standar terdiri atas biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead
pabrik tetap.
a. Biaya Overhead Pabrik Variabel Standar
Biaya overhead pabrik variabel standar terdiri atas:
- Biaya tenaga kerja tidak langsung.
- Biaya listrik.
- Biaya telepon.
- Biaya internet.
- Biaya bahan penolong.
24
- Biaya tidak langsung lainnya.
b. Biaya Overhead Pabrik Tetap Standar
Biaya overhead pabrik tetap standar terdiri atas:
- Biaya penyusutan gedung.
- Biaya penyusutan mesin.
- Biaya penyusutan peralatan.
Biaya Produksi
Data mengenai biaya produksi di Javalava meliputi biaya bahan baku
langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
1. Bahan Baku Langsung
Bahan baku langsung yang digunakan untuk memproduksi kaos adalah
kain cotton combed, benang jahit, benang obras, sablon dan kantong plastik.
Dalam satu bulan Javalava dapat memproduksi sebanyak 19.000 kaos yang
akan dipasarkan ke beberapa kota besar dan akan di export ke beberapa
negara.
2. Tenaga Kerja Langsung
Javalava memiliki tenaga kerja langsung sebanyak tiga puluh orang.
Dalam satu kali produksi membutuhkan waktu 4 jam setiap harinya.Upah
pegawai dibayarkan secara bulanan yaitu sebesar Rp1.200.000,00.
3. Overhead Pabrik
a. Biaya Standar Overhead Pabrik Variabel
Biaya standar overhead pabrik variabel meliputi biaya tenaga kerja tidak
langsung,biaya listrik, biaya telepon, biaya internet, biaya bahan penolong
dan biaya tidak langsung lainnya.
b. Biaya Overhead Pabrik Tetap
Biaya overhead tetap meliputi penyusutan gedung, mesin dan peralatan
yang akan dihitung dalam bulanan untuk mengetahui besarnya penyusutan
gedung, mesin dan peralatan pada bulan September.
25
Analisis Variansi
Variansi atau selisih menurut Horngren (2008) adalah perbedaan antara
jumlah berdasarkan hasil aktual dan jumlah yang dianggarkan, yakni jumlah
aktual dan jumlah yang diperkirakan berdasarkan anggaran. Variansi antara
standar yang telah ditetapkan dengan keadaan aktual yang sebenarnya terjadi
dapat diukur dengan menggunakan analisis variansi. Perhitungan analisi variansi
dikenakan pada harga dan efisiensi penggunaan dalam memproduksi pakaian.
Berikut adalah hasil analisis variansi untuk masing–masing bahan baku langsung,
tenaga kerja langsung dan overhead pabrik.
1. Analisis Variansi Bahan Baku Langsung
Analisis variansi bahan baku langsung terdiri dari variansi harga dan
variansiefisiensi penggunaan.
a. Analisis Variansi Harga Baku Langsung
Analisis variansi rata-rata harga bahan baku langsung disajikan dalam Tabel
5 sebagai berikut.
Tabel 5
Analisis Variansi Rata-Rata Harga Bahan Baku Langsung
Usaha Konveksi Javalava Bulan September 2014
Nama
Bahan
Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos
Standar
Harga (SP)
Satuan
(per)
Realisasi
Harga (AP)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan Analisis Variansi
(MPV) U/F Variansi
Kain
Cotton Combed
Rp. 86.000 Kilogram Rp. 83.000 Kilogram 6913,25 Kilogram (Rp. 20.739.750) F 3,5%
Benang
Jahit Rp. 35.000 Cones Rp. 33.000 Cones 771,83 Cones (Rp. 1.543.660) F 5,7%
Benang Obras
Rp. 40.000 Cones Rp. 37.500 Cones 2291,4 Cones (Rp. 5.728.500) F 6,3%
Sablon Rp. 45.000 Kilogram Rp. 42.500 Kilogram 191,1 Kilogram (Rp. 477.750) F 5,6%
Kantong
Plastik Rp. 114 Pcs Rp. 100 Pcs 19000 Pcs (Rp. 266.000) F 12,3%
Sumber : Data Internal Javalava yang diolah.
26
1. Kain Cotton Combed
Rata–rata harga standar bahan baku langsung kain cotton combed
pada bulan September 2014 memiliki rataan sebesar Rp. 86.000,00 per
kilogramnya dengan rataan realisasi Rp. 83.000,00 per kilogram.
Berdasarkan hasil analisis variansi, variansi yang terjadi sebesar Rp.
20.739.750,00 dengan rataan presentase sebesar 3,5% yang dapat
dikategorikan Favorable (F)
Variansi ini terjadi karena adanya potongan harga dari supplier
sebesar Rp. 3000/ kilogram karena melakukan pembelian dalam porsi yang
besar dan sudah menjadi langganan Javalava dari tahun ke tahun. Sehingga
untuk memproduksi 19.000 pcs kaos atau 6.913,25 kilogram cotton
combed, Javalava memperoleh keuntungan sebesar Rp. 20.739.750,00.
Variansi ini sangatlah menguntungkan bagi pihak Javalava, karena dapat
menghemat pengeluaran untuk proses produksi. Bahan baku langsung
cotton combed diperoleh dari supplier yang biasa memasok bahan baku
untuk pabrik dan konveksi-konveksi sehingga harga realisasinya lebih
rendah dari harga standar di pasaran.
Variansi ini dipengaruhi oleh faktor siapa yang melakukan
pembelian bahan baku kaincotton combed, diskon yang diberikan oleh
supplier, dan kualitas dari bahan baku tersebut.
2. Benang Jahit
Rata–rata harga standar bahan baku langsung benang jahit pada
bulan September 2014 memiliki rataan sebesar Rp. 35.000,00 per cones
dengan rataan realisasi Rp. 33.000,00 per cones. Berdasarkan hasil analisis
variansi yang telah dilakukan, terdapat selisih sebesarRp. 1.543.660,00
atau sebesar 5,7% yang dikategorikanFavorable (F).
Variansi ini disebabkan karena potongan harga yang diberikan
tokolangganan kepada Javalava sebesar Rp. 2.000 per cones nya. Karena
Javalava membeli dalam jumlah yang banyak dan juga sudah menjadi
27
pelanggan tetap maka Javalava selalu memperoleh diskon. Dengan begitu
Javalava dapat menghemat pengeluaran untuk pembelian bahan baku
langsung benang jahit sebesar Rp.1.543.660,00 untuk bulan September
2014.
3. Benang Obras
Rata–rata harga standar bahan baku langsung benang obras pada
bulan September 2014 memiliki rataan sebesar Rp. 40.000,00 per cones
dan rataan realisasi sebesar Rp. 37.500,00 per cones. Setelah dilakukan
analisis variansi, terdapat selisih sebesar Rp. 5.728.500,00 atau sebesar
6,3% yang dikategorikan Favorable (F).
Variansi ini terjadi karena harga aktual bahan baku langsung
benang obras lebih rendah dari harga standar bahan baku benang obras di
pasaran. Hal ini terjadi karena adanya potongan harga yang diberikan
kepada pihak Javalava. Javalava membeli bahan baku langsung benang
obras dan benang jahit pada toko yang sama, sehingga bisa memperoleh
potongan harga yang cukup besar. Dengan potongan harga Rp. 2.500,00
untuk per conesnya, maka Javalava dapat menghemat pengeluaran untuk
pembelian bahan baku langsung sebesar Rp. 5.728.500,00 sehingga
variansi ini sangat menguntungkan bagi pihak Javalava.
4. Sablon
Rata – rata harga standar bahan baku langsung sablon pada bulan
September 2014 memiliki rataan sebesar Rp. 45.000,00 dengan rataan
realisasi sebesar Rp.42.500,00. Berdasarkan hasil analisis variansi yang
sudah dilakukan, terdapat variansi sebesar Rp. 477.750,00 atau sebesar
5,6% yang dikategorikan Favorable (F).
Variansi ini terjadi karena ada adanya potongan harga yang
diberikan kepada Javalava sebesar Rp. 2.500,00 per kilogramnya karena
Javalava membeli dalam kuantitas yang besar sehingga selisih tersebut
menguntungkan bagi pihak Javalava.
5. Kantong Plastik
28
Rata–rata harga standar bahan baku langsung kantong plastik pada
bulan September 2014 adalah sebesar Rp 114,00 per pcs dengan rataan
realisasi Rp. 100,00. Setelah dilakukan analisis variansi terlihat bahwa
terdapatvariansi sebesar Rp.266.000,00 atau sebesar 12,3% yang
dikategorikan Favorable (F).
Variansi ini terjadi karena adanya potongan harga yang diberikan
kepada Javalava karena sudah menjadi pelanggan dari toko tersebut.
Realisasi harga yang lebih rendah dari harga standar di pasaran
memberikan keuntungan bagi pihak Javalava.
b. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Langsung
Analisis variansi rata-rata efisiensi bahan baku langsung disajikan
dalam Tabel 6 sebagai berikut.
Tabel 6
Analisis Variansi Rata-Rata Efisiensi Bahan Baku Langsung
Usaha Konveksi Javalava Bulan September 2014
Nama
Bahan Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos
Standar
Kuantitas
(SQ)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
(per)
Standar
Harga (SP)
Satuan
(per)
Analisis
Variansi
(MUV)
U/F Varians
i
Kain Cotton
Combed 6870 Kilogram 6913,25 Kilogram Rp. 86.000 Kilogram Rp. 3.719.500 U -0,63%
Benang Jahit 767 Cones 771,83 Cones Rp. 35.000 Cones Rp. 169.050 U -0,63%
Benang
Obras 2277,5 Cones 2291,4 Cones Rp. 40.000 Cones Rp. 556.000 U -0,61%
Sablon 190 Kilogram 191,1 Kilogram Rp. 45.000 Kilogram Rp. 49.500 U -0,58%
Kantong
Plastik 19000 Pcs 19028 Pcs Rp. 114 Pcs Rp. 3.192 U -0,15%
Sumber : Data Internal Javalava yang diolah.
29
1. Kain Cotton Combed
Standar efisiensi bahan baku langsung kain cotton combed pada
bulan September 2014 untuk memproduksi 19.000 pcs kaos memiliki
rataan sebesar 6.870 kilogram dengan rataan realisasi kuantitas sebesar
6.913,25 kilogram. Berdasarkan analisis variansi yang telah dilakukan,
variansi yang terjadi sebesar Rp. 3.719.500,00 atau sebesar 0,6% yang
dikategorikan Unfavorable (U). Selisih tersebut dinilai tidak signifikan
atau masih berada dalam batas pengendalian manajemen (10% dari jumlah
standar).
Variansi ini disebabkan oleh realisasi penggunaan bahan baku
langsung yang melebihi standar dikarenakan ada 110 pcs kaos yang reject
atau tidak memenuhi standar kualitas dan juga kualitas dari beberapa
kilogram kain yang tidak terlalu bagus sehingga menyebabkan ketidak
efisienan. Adanya kesalahan pada saat penyablonan menyebabkan
pembuatan ulang kaos yang reject agar memenuhi standar kualitas dan siap
untuk dipasarkan.
Minimnya tenaga kerja pada divisi penyablonan yang hanya
berjumlah dua orang saja berbanding terbalik dengan banyaknya jumlah
yang harus diproduksi membuat rentan sekali terjadi kesalahan. Rasa lelah
dan kantuk sering menjadi penyebab kesalahan pada saat
penyablonan.Selain itu kualitas kain yang tidak terlalu bagus atau adanya
beberapa noda pada kain menjadikan ada beberapa bagian kain yang harus
dibuang agar layak untuk diproses lebih lanjut sehingga hal ini
menyebabkan pemborosan dalam pemakaian bahan baku. Karena
pembelian bahan baku dilakukan dalam porsi besar sehingga sulit bagi
pihak Javalava untuk mengecek satu per satu kualitas dari kain yang
dibelinya.
2. Benang Jahit
Standar efisiensi bahan baku langsung benang jahit pada bulan
September 2014 memiliki rataan sebesar 767 cones dengan realisasi
kuantitas sebesar 771,83 cones. Berdasarkan analisis variansi yang telah
30
dilakukan, terdapat variansi sebesar Rp.169.050,00 atau sebesar 0,63%
yang dikategorikan Unfavorable (U). Selisih tersebut dinilai tidak
signifikan atau masih berada dalam batas pengendalian manajemen (10%
dari jumlah standar).
Variansi ini terjadi karena ketidak efisienan penggunaan bahan
baku yang disebabkan oleh kesalahan pada saat penyablonan sehingga
harus membuat ulang kaos yang reject. Membuat ulang kaos yang reject
sama dengan artinya menambah kuantitas penggunaan bahan baku
langsung. Penggunaan yang melebihi kuantitas standar akan menyebabkan
variansi yang kurang menguntungkan bagi perusahaan.
3. Benang Obras
Standar efisiensi bahan baku langsung benang obras pada bulan
September 2014 memiliki rataan sebesar 2.277,5 cones dengan rataan
realisasi sebesar 2.291,4 cones. Berdasarkan analisisi variansi yang telah
dilakukan, terjadi variansi sebesar Rp. 556.000,00 atau sebesar 0,61%
yang dikategorikan Unfavorable(U) atau kurang menguntungkan bagi
pihak Javalava. Selisih tersebut dinilai tidak signifikan atau masih berada
dalam batas pengendalian manajemen (10% dari jumlah standar).
Variansi ini terjadi karena pembuatan ulang kaos yang reject,
sehingga kuantitas semua bahan baku yang diperlukan akan bertambah.
Bertambahnya kuantitas bahan baku tersebut menjadikan perusahaan
mengalami kerugian.
4. Sablon
Standar efisiensi bahan baku langsung sablon pada bulan
September 2014 memiliki rataan sebesar 190 killogram dengan rataan
realisasi sebesar 191,1 killogram. Setelah dilakukan analisis, terjadi
variansi sebesar Rp. 49.500,00 atau sebesar 0,58% yang dikategorikan
Unfavorable (U). Selisih tersebut dinilai tidak signifikan atau masih
berada dalam batas pengendalian manajemen (10% dari jumlah standar).
Variansi ini disebabkan karena pembuatan ulang kaos yang reject
karena kesalahan pada saat penyablonan. Menjaga konsentrasi agar tetap
31
fokus tidaklah mudah terlebih lagi menyablon dalam jumlah yang banyak.
Terkadang terjadi kesalahan seperti warna yang tidak sesuai atau ada tinta
yang tercoret pada saat proses pengeringan sablon berlangsung. Sehingga
hal ini berdampak pada variansi yang timbul antara kuantitas standar
dengan realisasi kuantitas dalam menggunakan bahan baku untuk proses
produksi.
5. Kantong Plastik
Standar efisiensi bahan baku langsung pada bulan September 2014
memiliki rataan sebesar 19.000 pcs dengan realisasi sebesar 19.028 pcs
kantong plastik. Setelah dilakukan analisis variansi, terdapat selisih
sebesar Rp. 3.192,00 atau sebesar 0,15% yang
dikategorikanUnfavorable(U). Selisih tersebut dinilai tidak signifikan atau
masih berada dalam batas pengendalian manajemen (10% dari jumlah
standar).
Variansi ini terjadi karena ketidak efisienan dalam menggunakan
bahan baku langsung kantong plastik. Kualitas dari kantong plastik juga
sangat berpengaruh dalam keefisienan penggunaan kantong plastik.
Ketidak hati–hatian ketika memasukan kaos ke dalam kantong plastik
menyebabkan plastik robek sehingga tidak dapat digunakan kembali untuk
mengemas kaos.
c. Analisis Variansi Total Bahan Baku
Analisis variansi total bahan baku langsung menggabungkan antara
variansi harga dan efisiensi dari bahan baku. Analisis variansi total bahan
baku dalam produksi kaos selama bulan September 2014 disajikan dalam
tabel 7 sebagai berikut.
32
Tabel 7
Analisis Variansi Total Rata-Rata Bahan Baku Langsung
Usaha Konveksi Javalava Bulan September 2014
Nama Bahan
Baku
Analisis Variansi Total Rata - Rata Bahan Baku Langsung
Biaya Standar Biaya Aktual Analisis Varian U/F Variansi
Kain Cotton
Combed Rp. 590.820.000 Rp. 573.799.750 Rp. 17.020.250 F 3%
Benang Jahit Rp. 26.845.000 Rp. 25.470.390 Rp. 1.374.610 F 5%
Benang Obras Rp. 91.100.000 Rp. 85.927.500 Rp. 5.172.500 F 6%
Sablon Rp. 8.550.000 Rp. 8.121.750 Rp. 428.250 F 5%
Kantong Plastik Rp. 2.166.000 Rp. 1.902.800 Rp. 263.200 F 12%
Sumber : Data Internal Javalava yang diolah.
1. Kain Cotton Combed
Biaya standar rata-rata bahan baku langsung kain cotton combed
selama bulan September 2014 adalah sebesar Rp. 590.820.000,00 dengan
realisasi sebesar Rp. 573.799.750,00. Berdasarkan hasil analisis
variansiyang relah dilakukan dengan menggabungkan antara variansi
harga dan variansi efisiensi bahan baku langsung kain cotton combed
terjadi variansi sebesar Rp. 17.020.250,00 atau sebesar 3% yang
dikategorikan Favorable (F). Variansi ini disebabkan karena harga beli
kain cotton combed yang lebih rendah dari harga standar karena Javalava
membeli dari pemasok langganannya yang biasa memasok untuk pabrik
dan konveksi-konveksi lain. Adanya potongan harga yang diberikan oleh
pemasok kepada Javalava sehingga variansi tersebut menguntungkan
Javalava.
2. Benang Jahit
Biaya standar rata – rata bahan baku langsung benang jahit selama
bulan September 2014 adalah sebesar Rp. 26.845.000,00 dengan realisasi
sebesar Rp. 25. 470.390,00.Berdasarkan hasil analisis variansi yang telah
dilakukan dengan menggabungkan antara variansi harga dan variansi
33
efisiensi bahan baku langsung benang jahit terjadi variansi sebesar Rp.
1.374.610,00 atau sebesar 5% yang dikategorikan Favorable (F).
Meskipun secara efisiensi memiliki variansi yang dikategorikan
Unfavorable (U) sebesar 0,63% namun karena harga beli yang berada di
bawah harga standar menyebabklan variansi tersebut dikategorikan
Favorable (F).
3. Benang Obras
Biaya standar rata–rata bahan baku langsung benang obras selama
bulan September 2014 adalah sebesar Rp. 91.100.000,00 dengan realisasi
Rp. 85.927.500,00. Berdasarkan analisis variansi yang relah dilakukan
dengan menggabungkan antara variansi harga dan variansi efisiensi bahan
baku langsung benang obras terjadi variansi sebesar Rp 5.172.500,00 atau
sebesar 6%. yang dikategorikan Favorable (F). Variansi ini disebabkan
oleh adanya potongan harga yang diperoleh Javalava meskipun secara
efisiensi terjadi pemborosan karena pengerjaan kembali kaos-kaos yang
tidak memenuhi standar kualitas, Javalava tetap mendapatkan keuntungan
dari selisih yang ada.
4. Sablon
Biaya standar rata-rata bahan baku langsung sablon selama bulan
September 2014 adalah sebesar Rp. 8.550.000,00 dengan realisasi sebesar
Rp 8.121.750. Berdasarkan analisis variansi yang telah dilakukan dengan
menggabungkan antara variansi harga dan variansi efisiensi bahan baku
langsung benang obras terjadi variansi sebesar Rp. 428.250,00 atau
sebesar 5% yang bersifat Favorable (F). Variansi tersebut disebabkan
karena potongan harga pada saat pembelian bahan baku langsung sablon.
Secara efisiensi selama bulan September kuantitas aktual yang terjadi
berada diatas standar namun karena mendapatkan potongan harga yang
cukup banyak secara total variansi rata-rata untuk bahan baku langsung
sablon dikategorikan Favorable (F).
34
5. Kantong Plastik
Biaya standar rata-rata bahan baku langsung kantong plastik
selama bulan September 2014 adalah sebesar Rp 2.166.000,00 dengan
realisasi sebesar Rp 1.902.800,00. Berdasarkan analisis variansi yang telah
dilakukan dengan menggabungkan antara variansi harga dan variansi
efisiensi bahan baku langsung kantong plastik terjadi variansi sebesar Rp.
263.200,00 atau sebesar 12 % yang bersifat Favorable (F). Adanya
potongan harga seperti bahan baku langsung lainnya memberikan
keuntungan bagi Javalava meskipun secara efisiensi variansi yang terjadi
bersifat Unfavorable (U) karena beberapa kantong plastik yang memiliki
kualitas kurang baik sehingga mudah robek.
2. Analisis Variansi Tenaga Kerja Langsung
Selisih biaya tenaga kerja langsung adalah perbedaan antara biaya tenaga
kerja langsungsebenarnya dengan biaya tenaga kerjastandar. Selisih biaya
tenaga kerja langsung terdiri dari dua macam selisih, yaitu selisih tarif upah
tenaga kerja langsung dan selisih efisiensi atau selisih jam tenaga kerja
langsung.
a. Analisis Variansi Rata-Rata Tarif Tenaga Kerja Langsung
Analisis variansi rata-rata tarif tenaga kerja langsung disajikan dalam
Tabel 8 sebagai berikut.
35
Tabel 8
Analisis Variansi Rata-Rata Tarif Tenaga Kerja Langsung
Usaha Konveksi Javalava Bulan September 2014
Jenis
Varians
i
Analisis Variansi Rata-Rata Tarif TKL
Tarif Upah
Standar per
Jam (SR)
Tarif Upah
Aktual per
Jam (AR)
Jam TKL
Aktual (AH)
Analisis
Variansi
(LRV)
U/F Variansi
TKL Rp. 11.538 Rp. 11.000 3.510 (Rp. 1.888.380) F 4,7%
Sumber : Data Internal Javalava yang diolah.
Tarif upah standar tenaga kerja langsung di Javalava adalah Rp.
11.538,00 per jam dengan rataan realisasi sebesar RP. 11.000,00 per jam.
Proses produksi pada bulan September memeiliki standar waktu selama jam
dengan realisasi sebesar 3.510 jam. Berdasarkan analisis variansi yang telah
dilakukan, variansi yang terjadi sebesar Rp. 1.888.380,00 atau sebesar 4,7%
yang dikategorikan menguntungkan atau Favorable (F).
Variansi ini terjadi karena realisasi tarif upah per jam yang lebih
rendah dari tarif upah standar per jam. Hal ini terjadi karena perbedaan
tarif upah standar dengan tarif upah yang ditetapkan perusahaan
berdasarkan wawancara. Dari variansi tersebut maka perusahaan dapat
diuntungkan sebesar Rp. 1.888.380,00.
b. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Tarif TKL
Analisis variansi rata-rata efisiensi tarif tenaga kerja langsung
disajikan dalam Tabel 9 sebagai berikut.
36
Tabel 9
Analisis Variansi Rata-Rata Efisiensi Tarif Tenaga Kerja
LangsungUsaha Konveksi Javalava Bulan September 2014
Jenis
Varians
i
Analisis Variansi Rata-Rata Efisiensi Tarif TKL
Jam TKL
Standar
(SH)
Jam TKL
Aktual
(AH)
Tarif Upah
Standar per
Jam (SR)
Analisis Variansi
(LEV) U/F
Varians
i
TKL 3.120 3.510 Rp. 11.538 Rp. 4.499.820 U -12,5%
Sumber : Data Internal Javalava yang diolah.
Pada bulan September 2014 tenaga kerja langsung memiliki jam
kerja standar selama 3.120 jam dengan realisasi selama 3.510 jam.
Berdasarkan hasil analisis variansi yang telah dilakukan, terdapat variansi
sebesar Rp. 4.499.820,00 atau sebesar 12,5% yang dikategorikan
Unfavorable (U). Selisih tersebut dinilai signifikan atau diluar batas
pengendalian manajemen (10% dari jumlah standar).
Hal ini terjadi karena realisasi jam tenaga kerja langsung pada
bulan September 2014 lebih tinggi dari standar jam tenag akerja langsung.
Kualitas bahan baku, ketrampilan tenaga kerja, waktu tunggu yang tidak
efisien dan kesalahan teknis menyebabkan bertambahnya jam tenaga kerja
langsung sehingga hal tersebut tidak menguntungkan bagi pihak Javalava
atauUnfavorable (U).
3. Analisis Variansi Overhead Pabrik
Analisis variansi overhead pabrik pada bulan September 2014
terbagi menjadi dua bagian yaitu variansi overhead variabel dan variansi
overhead tetap. Kesulitan dalam menelusur secara langsung biaya
overhead pabrik yang dibebankan pada produk akan menjadikan
pembebanan biaya yang tidak tepat. Hal ini menyebabkan harga yang
dibebankan ke produk bukanlah harga murni mengingat sulitnya untuk
37
menelusur secara langsung berapakah biaya overhead pabrik yang akan
dibebankan langsung pada produk yang dihasilkan. Berikut adalah hasil
analisis variansi overhead pabrik variabel dan variansi overhead pabrik
tetap yang telah dihitung.
a. Variansi Overhead Variabel
Dalam proses produksinya, overhead variabel yang digunakan pada
bulan September 2014 terdiri dari biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya
listrik,biaya telepon, biaya internet, biaya bahan penolong, dan biaya tidak
langsung lainnya. Analisis variansi overhead variabel terdiri dari variansi
pengeluaran overhead variabel dan variansi efisiensi overhead variabel.
Variansi Pengeluaran Overhead Variabel
Analisis variansi pengeluaran overhead variabel selama bulan
September 2014 disajikan dalam tabel 10 sebagai berikut.
Tabel 10
Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Variabel
Usaha Konveksi Javalava Bulan September 2014
Jenis
Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Variabel
Tarif
Standar
Overhead
Variabel
(SVOR)
Tarif Aktual
Overhead
Variabel
(AVOR)
Jam TKL
Aktual
(AH)
Analisis
Variansi
(VPOV)
U/F Variansi
Biaya tenaga kerja tidak langsung
Rp. 997 Rp. 855 3510 (Rp. 500.000) F 14%
Biaya listrik Rp. 103 Rp. 114 3510 Rp. 40.000 U -11%
Biaya Telepon Rp. 34 Rp. 33 3510 (Rp. 5.000) F 4%
Biaya Internet Rp. 23 Rp. 23 3510 Rp. - - 0%
Biaya bahan
penolong Rp. 20 Rp. 23 3510 Rp. 10.000 U -14%
Biaya tidak
langsung lainnya Rp. 40 Rp. 27 3510 (Rp. 45.000) F 32%
Sumber : Data Internal Javalava yang diolah.
1. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Tarif standar biaya tenaga kerja tidak langsung per jam tenaga
kerja langsung pada bulan September 2014 yaitu sebesar Rp. 997
38
dengan realisasi sebesar Rp. 855,00. Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan terlihat bahwa terdapat variansi pada biaya tenaga kerja
tidak langsung sebesar Rp. 500.000,00 atau sebesar 14% yang
dikategorikan Favorable (F). Hal ini terjadi karena tarif aktual biaya
tenaga kerja tidak langsung jumlahnya di bawah tarif standar biaya
tenaga kerja tidak langsung sehingga hal ini akan menguntungkan
bagi Javalava.
2. Biaya Listrik
Tarif standar biaya listrik per jam tenaga kerja langsung pada
bulan September 2014 yaitu sebesar Rp. 103 dengan realisasi sebesar
Rp. 114,00. Berdasarkan analisis variansi yang telah dilakukan terlihat
bahwa terdapat variansi sebesar Rp. 40.000,00 atau 11% yang
dikategorikan Unfavorable (U). Selisih tersebut dinilai signifikan atau
diluar batas pengendalian manajemen (10 % dari jumlah standar).
Hal ini terjadi karena penggunaan listrik yang melebihi standar
karena adanya pengerjaan ulang kaos–kaos yang tidak memenuhi
standar sehingga hal tersebut dapat merugikan perusahaan.
3. Biaya Telepon
Tarif standar biaya telepon per jam tenaga kerja langsung pada
bulan September 2014 yaitu sebesar Rp. 34,00 dengan realisasi sebesar
Rp. 33,00. Setelah dilakukan analisis variansi terlihat bahwa terdapat
variansi sebesar Rp. 5.000,00 atau sebesar 4% yang dikategorikan
Favorable (F).
Hal ini terjadi karena penghematan yang dilakukan perusahaan
dengan menggunakan telepon seperlunya saja sehingga variansi ini
dapat menguntungkan bagi perusahaan.
4. Biaya Internet
Tarif standar biaya internet per jam tenaga kerja langsung pada
bulan September 2014 sebesar Rp. 23,00 dengan realisasi sebesar Rp.
23,00. Berdasarkan hasil analisis variansi yang telah dilakukan tidak
terdapat variansi.
39
Hal ini terjadi karena tarif aktual sama dengan tarif yang telah
distandarkan karena tarif internet cenderung tetap setiap bulannya
sehingga variansi tersebut tidak menguntungkan ataupun tidak
merugikan bagi perusahaan.
5. Biaya Bahan Penolong
Tarif standar biaya bahan penolong per jam tenaga kerja langsung
pada bulan September 2014 adalah sebesar Rp. 20,00 dengan realisasi
sebesar Rp. 23,00. Berdasarkan analisis variansi yang telah dilakukan
terdapat variansi sebesar Rp. 10.000,00 atau sebesar 14% yang
dikategorikan Unfavorable(U). Selisih tersebut dinilai signifikan atau
diluar batas pengendalian manajemen (10 % dari jumlah standar).
Hal ini terjadi karena penambahan biaya yang dikeluarkan untuk
bahan penolong sehingga biaya yang dikeluarkan melebihi biaya yang
telah distandarkan sehingga variansi tersebut dapat merugikan
perusahaan.
6. Biaya Tidak Langsung Lainnya
Tarif standar biaya tidak langsung lainnya per jam tenaga kerja
langsung pada bulan September 2014 sebesar Rp. 40,00 dengan
realisasi sebesar Rp. 27,00. Berdasarkan analisis variansi yang telah
dilakukan terdapat variansi sebesar Rp. 45.000,00 atau sebesar 32%
yang dikategorikan Favorable (F).
Hal ini terjadi karena biaya yang dikeluarkan untuk biaya tidak
langsung lain - lain lebih kecil dari biaya yang telah distandarkan atau
dengan kata lain tidak banyak biaya yang dikeluarkan untuk biaya
tidak langsung lain-lain pada bulan September sehingga variansi ini
akan menguntungkan perusahaan.
Variansi Efisiensi Overhead Variabel
Analisis variansi efisiensi overhead variabel selama bulan
September 2014 disajikan dalam tabel 11 sebagai berikut.
40
Tabel 11
Analisis Variansi Efisiensi Overhead Variabel
Usaha Konveksi Javalava Bulan September 2014
Jenis
Analisis Variansi Efisiensi Overhead Variabel
Jam TKL
Standar
(SH)
Jam
TKL
Aktual
(AH)
Tarif Standar
Overhead
Variabel
(SVOR)
Analisis
Variansi
(VEOV)
U/F Variansi
Biaya tenaga kerja
tidak langsung 3120 3510 Rp. 997 Rp. 388.889 U -13%
Biaya listrik 3120 3510 Rp. 103 Rp. 40.000 U -13%
Biaya Telepon 3120 3510 Rp. 34 Rp. 13.333 U -13%
Biaya Internet 3120 3510 Rp. 23 Rp. 8.889 U -13%
Biaya bahan
penolong 3120 3510 Rp. 20 Rp. 7.778 U -13%
Biaya tidak
langsung lainnya 3120 3510 Rp. 40 Rp. 15.556 U -13%
Sumber : Data Internal Javalava yang diolah
Setelah dilakukan perhitungan analisis variansi efisiensi overhead
variabel selama bulan September 2014 terlihat bahwa terdapat variansi
sebesar 13% yang dapat dikategorikan Unfavorable(U). Variansi ini
dapat terjadi karena dipengaruhi oleh penggunaan jam tenaga kerja
langsung yang tidak efisien sehingga melebihi penggunaan jam tenaga
kerja langsung yang telah distandarkan. Hal ini terjadi karena adanya
kesalahan teknis dalam pembuatan kaos sehingga ada beberapa kaos
yang tidak memenuhi standar kualitas dan harus dibuat ulang demi
menjaga kualitas dari kaos yang dihasilkan oleh Javalava selain itu
kesalahan teknis lain dan juga waktu tunggu yang tidak efisien juga
mengakibatkan bertambahnya penggunaan jam tenaga kerja langsung.
b. Analisis Variansi Overhead Tetap
Analisis variansi pengeluaran overhead tetap selama bulan
September 2014 disajikan dalam tabel 12 sebagai berikut.
41
Tabel 12
Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Tetap
Usaha Konveksi Javalava Bulan September 2014
Overhead Tetap Biaya Aktual Biaya yang
Dianggarkan
Analisis
Variansi
Biaya penyusutan gedung Rp. 800.000 Rp. 800.000 Rp. -
Biaya penyusutan mesin Rp. 412.500 Rp. 412.500 Rp. -
Biaya penyusutan peralatan Rp. 300.000 Rp. 300.000 Rp. -
Sumber : Data Internal Javalava yang diolah
Overhead tetap yang digunakan yaitu berupa biaya penyusutan
gedung, biaya penyusutan mesin dan biaya penyusutan peralatan. Dari
hasil perhitungan analisis variansi yang telah dilakukan tidak terdapat
variansi untuk overhead tetap karena besarnya biaya penyusutan pada
bulan September sama dengan biaya penyusutan overhead tetap yang
telah diangggarkan sehingga variansi ini tidak merugikan atau
menguntungkan bagi perusahaan.
42
Tabel 13
Ringkasan Hasil Analisis Biaya Produksi
Usaha Konveksi Javalava Bulan September 2014
Keterangan Biaya Produksi Analisis Selisih
Biaya Standar Biaya Aktual (Rp) F/U
BBBL
Kain Cotton Combed Rp 590.820.000 Rp 573.799.750 Rp 17.020.250 F
Benang Jahit Rp 26.845.000 Rp 25.470.390 Rp 1.374.610 F
Benang Obras Rp 91.100.000 Rp 85.927.500 Rp 5.172.500 F
Sablon Rp 8.550.000 Rp 8.121.750 Rp 428.250 F
Kantong Plastik Rp 2.166.000 Rp 1.902.800 Rp 263.200 F
Total Biaya Bahan Baku
Langsung Rp 719.481.000 Rp 695.222.190 Rp 24.258.810 F
BTKL Rp 35.998.560 Rp 38.610.000 Rp (2.611.440) U
BOP
Biaya Overhead Pabrik Variabel
Biaya tenaga kerja tidak
langsung Rp 3.111.111 Rp 3.000.000 Rp 111.111 F
Biaya listrik Rp 320.000 Rp 400.000 Rp (80.000) U
Biaya Telepon Rp 106.667 Rp 115.000 Rp (8.333) U
Biaya Internet Rp 71.111 Rp 80.000 Rp (8.889) U
Biaya bahan penolong Rp 62.222 Rp 80.000 Rp (17.778) U
Biaya lain – lain Rp 124.444 Rp 95.000 Rp 29.444 F
Biaya Overhead Pabrik
Tetap
Biaya penyusutan gedung Rp 800.000 Rp 800.000 Rp - -
Biaya penyusutan mesin Rp 412.500 Rp 412.500 Rp - -
Biaya penyusutan peralatan Rp 300.000 Rp 300.000 Rp - -
Total Biaya Overhead
Pabrik Rp 5.308.055 Rp 5.282.500 Rp 25.555 F
TOTAL Rp 21.672.925 F
Sumber : Data Internal Javalava yang diolah
Berdasarkan hasil analisis variansi yang telah dilakukan pada biaya bahan
baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik dapat
dilihat bahwa secara keseluruhan variansi antara biaya standar dengan biaya
aktual untuk memproduksi 19.000 kaos di Javalava memiliki variansi sebesar Rp.
43
21.672.925,00 yang dikategorikan Favorable (F). Total biaya standar bahan baku
langsung pada bulan September adalah sebesar Rp. 719.481.000,00 dengan
realisasi sebesar Rp. 695.222.190,00 sehingga menimbulkan variansi sebesar Rp.
24.258.810,00 yang dikategorikan Favorable (F) .
Variansi tersebut disebakan karena potongan harga yang diberikan kepada
Javalava untuk setiap bahan baku yang dibutuhkan dalam memproduksi kaos
karena Javalava sudah menjadi pelanggan tetap dan membeli dengan jumlah yang
besar. Hal tersebut sangatlah menguntungkan bagi Javalava meskipun secara
efisiensi memiliki selisih yang Unfavorable karena adanya biaya tambahan yang
dibutuhkan untuk pengerjaan ulang kaos–kaos yang tidak memenuhi standar
kualitas dan juga kualitas dari bahan baku yang diperoleh Javalava.
Sedangkan biaya standar tenaga kerja langsung untuk memproduksi
19.000 kaos pada bulan September adalah sebesar Rp. 35.998.560 dengan
realisasi sebesar Rp. 38.610.000 sehingga terdapat variansi sebesar Rp. 2.611.440
yang dikategorikan Unfavorable(U). Variansi tersebut disebabkan karena
bertambahnya jam aktual tenaga kerja langsung pada bulan September meskipun
secara tarif tenaga kerja langsung menghasilkan variansi yang Favorable (F).
Biaya standar overhead pabrik pada bulan September adalah sebesar Rp.
5.308.055 dengan realisasi sebesar Rp. 5.282.500 sehingga menimbulkan variansi
sebesar Rp 25.555 yang dikategorikan Favorable (F) yang disebabkan biaya
aktual yang lebih rendah dari biaya standarnya.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang biaya produksi yang telah dilakukan
di usaha konveksi Javalava terhadap biaya standar yang seharusnya terjadi dengan
realisasi yang sebenarnya terjadi pada bulan September 2014, maka kesimpulan
yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan penentuan biaya standar dalam memproduksi kaos selama bulan
September 2014 di Javalava adalah sebagai berikut :
44
a. Biaya Bahan Baku Langsung Standar
Biaya bahan baku langsung standar terdiri atas harga bahan baku langsung
standar dan kuantitas bahan baku langsung standar. Harga bahan baku
standar ditetapkan berdasarkan tingkat harga rata-rata dari daftar harga
toko grosir yang ditentukan oleh pemilik Javalava. Sedangkan untuk
kuantitas bahan baku langsung standar ditetapkan sendiri oleh pemilik
dengan menghitung pemakaian standar jumlah bahan baku per produksi.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar
Biaya tenaga kerja langsung standar terdiri atas jam tenaga kerja langsung
standar dan tarif upah tenaga kerja langsung standar. Jam tenaga kerja
langsung standar selama periode bulan September 2014 adalah 3.120 jam
sedangkan tarif upah tenaga kerja langsung standar adalah sebesar Rp.
11.538,00 per jam tenaga kerja langsung.
c. Biaya Overhead Pabrik Standar
Penetapan biaya overhead pabrik standar didasarkan atas anggaran flexibel
yang ditetapkan oleh perusahaan.Biaya overhead pabrik standar terdiri atas
biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap.
2. Pada bulan September 2014 terjadi variansi yang bersifat Favorable (F) dan
Unfavorable(U) pada biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan
overhead pabrik. Untuk biaya bahan baku langsung menghasilkan
variansiFavorable (F) masing-masing sebesar Rp. 17.020.250,00 untuk
bahan baku kain cotton combed, Rp 1.374. 610,00 untuk benang jahit, Rp.
5.172.500,00 untuk benang obras, Rp. 428.250,00 untuk sablon dan Rp.
263.200,00 untuk kantong plastik.Untuk biaya tenaga kerja langsung
menghasilkan variansiUnfavorable (U) sebesar Rp. 2.611.440,00 dan untuk
biaya overhead pabrik menghasilkan variansiFavorable (F) sebesar Rp.
25.555,00.
3. Faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya selisih biaya produksi di
Javalava pada bulan September 2014 adalah sebagai berikut :
a. Adanya potongan harga pada saat pembelian bahan baku.
45
b. Pengerjaan ulang, kualitas bahan baku dan kesalahan teknis pada saat
proses produksi yang tidak dapat dihindari.
c. Ketrampilan tenaga kerja, waktu tunggu yang tidak efisien dan kesalahan
teknis diluar pengendalian manajemen.
d. Perbedaan tarif standar dan tarif aktual karena kesepakatan besar upah
yang diberikan kepada tenaga kerja langsung.
e. Kenaikan biaya overhead pabrik yang disebabkan oleh meningkatnya
produksi serta kurangnya pengawasan dalam proses produksi
menimbulkan terjadinya pemborosan.
KETERBATASAN PENELITIAN
Penulis menyadari keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Penelitian ini hanya terbatas menganalisisis biaya standar sebagai alat
pengendalian biaya produksi pada proses produksi kaos saja, sedangkan
analisis biaya standar untuk kemeja dan kaos tidak dilakukan.
2. Kurangnya informasi mengenai overhead tetap sehingga penulis tidak
dapat melakukan analisis variansi volume untuk overhead tetap.
SARAN
Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Melakukan analisis variansi terhadap bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung dan overhead pabrik karena selama ini belum dilakukan evaluasi
atas standar yang telah ditetapkan. Analisis variansi ini akan membantu
manajemen untuk mengetahui mana saja variansi yang berada diluar batas
pengendalian sehingga dapat dilakukan tindakan korektif agar proses
produksi di Javalava dapat menjadi lebih baik lagi dan biaya produksi
dapat dikendalikan dengan baik.
2. Membuat kontrak dengan supplier atau toko yang sudah menjadi
langganan Javalava untuk menjamin ketersediaan bahan baku langsung
yang dibutuhkan.
46
3. Kesalahan teknis yang terjadi pada saat penyablonan yang disebabkan
karena minimnya jumlah pegawai bagian penyablonan menyebabkan kaos
yang dihasilkan tidak memenuhi standar kualitas. Kendala kantuk dan
lelah akan mengganggu konsentrasi karyawan sehingga kesalahan teknis
tidak dapat dihindarkan. Hal tersebut dapat dikurangi dengan mengatur
waktu pengerjaan yang tepat misalnya proses penyablonan dilakukan pada
pagi hari saat kondisi tubuh masih segar sehingga hal tersebut dapat
mengurangi jumlah produk cacat yang dihasilkan atau dengan secara
bergantian dapat bertukar pekerjaan dengan bagian finishing.Sehingga
apabila produk cacat atau produk yang tidak memenuhi standar kualitas
dapat diminimalkan hal tersebut bisa mengurangi pengeluaran biaya untuk
bahan baku dan overhead dan juga penambahan jam tenaga kerja
langsung.
4. Memperhatikan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia serta
meningkatkan pengawasan dari proses awal hingga akhir agar tidak terjadi
pemborosan.
5. Melakukan evaluasi kembali dari biaya standar yang telah ditetapkan
dalam jangka waktu tertentu karena harga bahan baku dan biaya overhead
pabrik dapat berubah-ubah sertatarif tenaga kerja yang harus disesuaikan
kembali dengan UMR yang telah ditetapkan sehingga dapat meningkatkan
keakuratan dari biaya standar yang telah ditetapkan.
47
DAFTAR PUSTAKA
Batty, J. 1997.Advanced Cost Accounting. Mac Donald & Evans Ltd.
Daljono. 2009. Akuntansi Biaya (3 ed.). Semarang: BP UNDIP.
Edison dan Untung S. 2010. Pengaruh Biaya Standar terhadap Pengendalian
Biaya Produksi Studi Kasus pada PT. ITP, Tbk. Jurnal Ilmiah
Ranggagading Vol.10 No. 2 , 121-130.
Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. 2011. Akuntansi Manajerial Edisi
Kedelapan. Jakarta: Salemba Empat.
Horngren, C. T., Srikant M. Datar, George Foster. 2008. Akuntansi Biaya:
Penekanan Manajerial Edisi Sebelas. Jakarta: Indeks.
Kartikasari,D. A. 2012. Pengendalian Biaya Produksi dengan Menggunakan
Metode Standar Cost pada PT. Industri KeretaApi Madiun.Skripsi
Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang .
Ksheshariani,W. A. 2011. Analisis Biaya Standar sebagai Alat Pengendalian
Biaya Produksi Studi Kasus pada UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang
Semarang. Skripsi Mahasiswa Institut Pertanian Bogor .
Kuswadi. 2005. MeningkatkanLaba melalui PendekatanAkuntansi Keuangan dan
Akuntansi Biaya. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo.
Martusa, R. dan Lim A. Nasa. 2012. Penerapan Biaya Standar terhadap
Pengendalian Biaya Produksi.Akurat JurnalIlmiah Akuntansi No.01
Tahun ke 3 .
Mulyadi. 2010. Akuntansi BiayaEdisi 5.Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN.
48
Pratiwi, J.2013. Penerapan Biaya Standar dalam Pengendalian Biaya Produksi
pada PT. Pertani (PERSERO) cabang Sulawesi Utara. Jurnal EMBA Vol.
1 No. 4 , 1617-1626.
Rony, H. 1990. Akuntansi Biaya :Pengantar untuk Perencanaan dan
Pengendalian Biaya. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sugiri, S. 2009. Akuntansi Management : Sebuah Pengantar. Yogyakarta:
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
LAMPIRAN GAMBAR
GAMBAR 1. GAMBAR 2.
PROSES PEMOTONGAN KAIN PROSES PEMBENTUKAN POLA
GAMBAR 3. GAMBAR 4.
PROSES PENYABLONAN PROSES PENGERINGAN
GAMBAR 5. GAMBAR 6.
PROSES PEMBORDIRAN PROSES MENJAHIT
GAMBAR 7. GAMBAR 8.
PROSES FINISHING KAOS JAVALAVA
Lampiran 1. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran S
Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran S
Nama Bahan
Baku Standar Harga
Standar
Penggunaan
Standar
Biaya Sub Total
Direct materials
Kain Cotton
Combed Rp 86.000 0,25 Rp 21.500
Benang Jahit Rp 35.000 0,02 Rp 700
Benang Obras Rp 40.000 0,06 Rp 2.400
Sablon Rp 45.000 0,01 Rp 450
Kantong Plastik Rp 114 1 Rp 114
Total direct materials Rp 25.164
Direct labor Rp 11.538 0,17
Rp 1.923
Overhead
Variable
overhead Rp 1.217 0,17 Rp 207
Fixed Overhead Rp 478 0,17 Rp 81
Total Overhead Rp 288
Total standar unit cost Rp 27.375
Lampiran 2. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran M
Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran M
Nama Bahan
Baku Standar Harga
Standar
Penggunaan
Standar
Biaya Sub Total
Direct materials
Kain Cotton
Combed Rp 86.000 0,28 Rp 24.080
Benang Jahit Rp 35.000 0,027 Rp 945
Benang Obras Rp 40.000 0,081 Rp 3.240
Sablon Rp 45.000 0,01 Rp 450
Kantong Plastik Rp 114 1 Rp 114
Total direct materials Rp 28.829
Direct labor Rp 11.538 0,17
Rp 1.923
Overhead
Variable
overhead Rp 1.217 0,17 Rp 207
Fixed Overhead Rp 478 0,17 Rp 81
Total Overhead Rp 288
Total standar unit cost Rp 31.040
Lampiran 3. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran L
Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran L
Nama Bahan
Baku Standar Harga
Standar
Penggunaan Standar Biaya Sub Total
Direct materials
Kain Cotton
Combed Rp 86.000 0,33 Rp 28.380
Benang Jahit Rp 35.000 0,043 Rp 1.505
Benang Obras Rp 40.000 0,129 Rp 5.160
Sablon Rp 45.000 0,01 Rp 450
Kantong Plastik Rp 114 1 Rp 114
Total direct materials Rp 35.609
Direct labor Rp 11.538 0,17
Rp 1.923
Overhead
Variable
overhead Rp 1.217 0,17 Rp 207
Fixed Overhead Rp 478 0,17 Rp 81
Total Overhead Rp 288
Total standar unit cost Rp 37.820
Lampiran 4. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran XL
Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran XL
Nama Bahan
Baku Standar Harga
Standar
Penggunaan
Standar
Biaya Sub Total
Direct materials
Kain Cotton
Combed Rp 86.000 0,4 Rp 34.400
Benang Jahit Rp 35.000 0,05 Rp 1.750
Benang Obras Rp 40.000 0,15 Rp 6.000
Sablon Rp 45.000 0,01 Rp 450
Kantong Plastik Rp 114 1 Rp 114
Total direct materials Rp 42.714
Direct labor Rp 11.538 0,17
Rp 1.923
Overhead
Variable
overhead Rp 1.217 0,17 Rp 207
Fixed Overhead Rp 478 0,17 Rp 81
Total Overhead Rp 288
Total standar unit cost Rp 44.925
Lampiran 5. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran S
Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran S
Nama Bahan
Baku Standar Harga
Standar
Penggunaan
Standar
Biaya Sub Total
Direct materials
Kain Cotton
Combed Rp 86.000 0,28 Rp 24.080
Benang Jahit Rp 35.000 0,025 Rp 875
Benang Obras Rp 40.000 0,075 Rp 3.000
Sablon Rp 45.000 0,01 Rp 450
Kantong Plastik Rp 114 1 Rp 114
Total direct materials Rp 28.519
Direct labor Rp 11.538 0,17
Rp 1.923
Overhead
Variable
overhead Rp 1.217 0,17 Rp 207
Fixed Overhead Rp 478 0,17 Rp 81
Total Overhead Rp 288
Total standar unit cost Rp 30.730
Lampiran 6. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran M
Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran M
Nama Bahan
Baku Standar Harga
Standar
Penggunaan
Standar
Biaya Sub Total
Direct materials
Kain Cotton
Combed Rp 86.000 0,33 Rp 28.380
Benang Jahit Rp 35.000 0,032 Rp 1.120
Benang Obras Rp 40.000 0,096 Rp 3.840
Sablon Rp 45.000 0,01 Rp 450
Kantong Plastik Rp 114 1 Rp 114
Total direct materials Rp 33.904
Direct labor Rp 11.538 0,17
Rp 1.923
Overhead
Variable
overhead Rp 1.217 0,17 Rp 207
Fixed Overhead Rp 478 0,17 Rp 81
Total Overhead Rp 288
Total standar unit cost Rp 36.115
Lampiran 7. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran L
Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran L
Nama Bahan
Baku Standar Harga
Standar
Penggunaan
Standar
Biaya Sub Total
Direct materials
Kain Cotton
Combed Rp 86.000 0,4 Rp 34.400
Benang Jahit Rp 35.000 0,045 Rp 1.575
Benang Obras Rp 40.000 0,135 Rp 5.400
Sablon Rp 45.000 0,01 Rp 450
Kantong Plastik Rp 114 1 Rp 114
Total direct materials Rp 41.939
Direct labor Rp 11.538 0,17
Rp 1.923
Overhead
Variable
overhead Rp 1.217 0,17 Rp 207
Fixed Overhead Rp 478 0,17 Rp 81
Total Overhead Rp 288
Total standar unit cost Rp 44.150
Lampiran 8. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran XL
Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran XL
Nama Bahan
Baku Standar Harga
Standar
Penggunaan
Standar
Biaya Sub Total
Direct materials
Kain Cotton
Combed Rp 86.000 0,5 Rp 43.000
Benang Jahit Rp 35.000 0,054 Rp 1.890
Benang Obras Rp 40.000 0,162 Rp 6.480
Sablon Rp 45.000 0,01 Rp 450
Kantong Plastik Rp 114 1 Rp 114
Total direct materials Rp 51.934
Direct labor Rp 11.538 0,17
Rp 1.923
Overhead
Variable
overhead Rp 1.217 0,17 Rp 207
Fixed Overhead Rp 478 0,17 Rp 81
Total Overhead Rp 288
Total standar unit cost Rp 54.145
Lampiran 9. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Wanita) Ukuran S
Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Wanita) Ukuran S
Nama Bahan
Baku Standar Harga
Standar
Penggunaan
Standar
Biaya Sub Total
Direct materials
Kain Cotton
Combed Rp 86.000 0,28 Rp 24.080
Benang Jahit Rp 35.000 0,035 Rp 1.225
Benang Obras Rp 40.000 0,08 Rp 3.200
Sablon Rp 45.000 0,01 Rp 450
Kantong Plastik Rp 114 1 Rp 114
Total direct materials Rp 29.069
Direct labor Rp 11.538 0,17
Rp 1.923
Overhead
Variable
overhead Rp 1.217 0,17 Rp 207
Fixed Overhead Rp 478 0,17 Rp 81
Total Overhead Rp 288
Total standar unit cost Rp 31.280
Lampiran 10. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Wanita) Ukuran M
Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Wanita) Ukuran M
Nama Bahan
Baku Standar Harga
Standar
Penggunaan
Standar
Biaya Sub Total
Direct materials
Kain Cotton
Combed Rp 86.000 0,33 Rp 28.380
Benang Jahit Rp 35.000 0,04 Rp 1.400
Benang Obras Rp 40.000 0,13 Rp 5.200
Sablon Rp 45.000 0,01 Rp 450
Kantong Plastik Rp 114 1 Rp 114
Total direct materials Rp 35.544
Direct labor Rp 11.538 0,17
Rp 1.923
Overhead
Variable
overhead Rp 1.217 0,17 Rp 207
Fixed Overhead Rp 478 0,17 Rp 81
Total Overhead Rp 288
Total standar unit cost Rp 37.755
Lampiran 11. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Wanita) Ukuran L
Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Wanita) Ukuran L
Nama Bahan
Baku Standar Harga
Standar
Penggunaan
Standar
Biaya Sub Total
Direct materials
Kain Cotton
Combed Rp 86.000 0,4 Rp 34.400
Benang Jahit Rp 35.000 0,05 Rp 1.750
Benang Obras Rp 40.000 0,15 Rp 6.000
Sablon Rp 45.000 0,01 Rp 450
Kantong Plastik Rp 114 1 Rp 114
Total direct materials Rp 42.714
Direct labor Rp 11.538 0,17
Rp 1.923
Overhead
Variable
overhead Rp 1.217 0,17 Rp 207
Fixed Overhead Rp 478 0,17 Rp 81
Total Overhead Rp 288
Total standar unit cost Rp 44.925
Lampiran 12. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Wanita) Ukuran XL
Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Wanita) Ukuran XL
Nama Bahan
Baku Standar Harga
Standar
Penggunaan
Standar
Biaya Sub Total
Direct materials
Kain Cotton
Combed Rp 86.000 0,5 Rp 43.000
Benang Jahit Rp 35.000 0,063 Rp 2.205
Benang Obras Rp 40.000 0,17 Rp 6.800
Sablon Rp 45.000 0,01 Rp 450
Kantong Plastik Rp 114 1 Rp 114
Total direct materials Rp 52.569
Direct labor Rp 11.538 0,17
Rp 1.923
Overhead
Variable
overhead Rp 1.217 0,17 Rp 207
Fixed Overhead Rp 478 0,17 Rp 81
Total Overhead Rp 288
Total standar unit cost Rp 54.780
Lampiran 13. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran S
Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran S
Nama Bahan
Baku Standar Harga
Standar
Penggunaan
Standar
Biaya Sub Total
Direct materials
Kain Cotton
Combed Rp 86.000 0,33 Rp 28.380
Benang Jahit Rp 35.000 0,036 Rp 1.260
Benang Obras Rp 40.000 0,11 Rp 4.400
Sablon Rp 45.000 0,01 Rp 450
Kantong Plastik Rp 114 1 Rp 114
Total direct materials Rp 34.604
Direct labor Rp 11.538 0,17
Rp 1.923
Overhead
Variable
overhead Rp 1.217 0,17 Rp 207
Fixed Overhead Rp 478 0,17 Rp 81
Total Overhead Rp 288
Total standar unit cost Rp 36.815
Lampiran 14. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran M
Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran M
Nama Bahan
Baku Standar Harga
Standar
Penggunaan
Standar
Biaya Sub Total
Direct materials
Kain Cotton
Combed Rp 86.000 0,4 Rp 34.400
Benang Jahit Rp 35.000 0,045 Rp 1.575
Benang Obras Rp 40.000 0,135 Rp 5.400
Sablon Rp 45.000 0,01 Rp 450
Kantong Plastik Rp 114 1 Rp 114
Total direct materials Rp 41.939
Direct labor Rp 11.538 0,17
Rp 1.923
Overhead
Variable
overhead Rp 1.217 0,17 Rp 207
Fixed Overhead Rp 478 0,17 Rp 81
Total Overhead Rp 288
Total standar unit cost Rp 44.150
Lampiran15. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran L
Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran L
Nama Bahan
Baku Standar Harga
Standar
Penggunaan
Standar
Biaya Sub Total
Direct materials
Kain Cotton
Combed Rp 86.000 0,5 Rp 43.000
Benang Jahit Rp 35.000 0,055 Rp 1.925
Benang Obras Rp 40.000 0,165 Rp 6.600
Sablon Rp 45.000 0,01 Rp 450
Kantong Plastik Rp 114 1 Rp 114
Total direct materials Rp 52.089
Direct labor Rp 11.538 0,17
Rp 1.923
Overhead
Variable
overhead Rp 1.217 0,17 Rp 207
Fixed Overhead Rp 478 0,17 Rp 81
Total Overhead Rp 288
Total standar unit cost Rp 54.300
Lampiran 16. Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran XL
Kartu Biaya Standar Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran XL
Nama Bahan
Baku Standar Harga
Standar
Penggunaan
Standar
Biaya Sub Total
Direct materials
Kain Cotton
Combed Rp 86.000 0,67 Rp 57.620
Benang Jahit Rp 35.000 0,07 Rp 2.450
Benang Obras Rp 40.000 0,19 Rp 7.600
Sablon Rp 45.000 0,01 Rp 450
Kantong Plastik Rp 114 1 Rp 114
Total direct materials Rp 68.234
Direct labor Rp 11.538 0,17
Rp 1.923
Overhead
Variable
overhead Rp 1.217 0,17 Rp 207
Fixed Overhead Rp 478 0,17 Rp 81
Total Overhead Rp 288
Total standar unit cost Rp 70.445
Lampiran 17. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran
S
Nama
Bahan
Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran S (Rp)
Standar
Harga
(SP)
Satuan
(per)
Realisasi
Harga
(AP)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
Analisis
Variansi
(MPV)
U/F Variansi
Kain Cotton
Combed 86000 Kilogram 83000 Kilogram 376,95 Kilogram -1130850 F 3,5%
Benang
Jahit 35000 Cones 33000 Cones 30,14 Cones -60280 F 5,7%
Benang
Obras 40000 Cones 37500 Cones 90,42 Cones -226050 F 6,3%
Sablon 45000 Kilogram 42500 Kilogram 15,07 Kilogram -37675 F 5,6%
Kantong
Plastik 114 Pcs 100 Pcs 1500 Pcs -21000 F 12,3%
Lampiran 18. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran
M
Nama
Bahan Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran M (Rp)
Standar
Harga
(SP)
Satuan
(per)
Realisasi
Harga
(AP)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
Analisis
Variansi
(MPV)
U/F Variansi
Kain Cotton
Combed 86000 Kilogram 83000 Kilogram 561,58 Kilogram -1684740 F 3,5%
Benang Jahit 35000 Cones 33000 Cones 54,14 Cones -108280 F 5,7%
Benang Obras
40000 Cones 37500 Cones 162,41 Cones -406025 F 6,3%
Sablon 45000 Kilogram 42500 Kilogram 20,05 Kilogram -50125 F 5,6%
Kantong
Plastik 114 Pcs 100 Pcs 2000 Pcs -28000 F 12,3%
Lampiran 19. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran
L
Nama
Bahan Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran L (Rp)
Standar
Harga
(SP)
Satuan
(per)
Realisasi
Harga
(AP)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
Analisis
Variansi
(MPV)
U/F Variansi
Kain Cotton
Combed 86000 Kilogram 83000 Kilogram 578,95 Kilogram -1736850 F 3,5%
Benang Jahit 35000 Cones 33000 Cones 75,42 Cones -150840 F 5,7%
Benang Obras
40000 Cones 37500 Cones 226,27 Cones -565675 F 6,3%
Sablon 45000 Kilogram 42500 Kilogram 17,54 Kilogram -43850 F 5,6%
Kantong
Plastik 114 Pcs 100 Pcs 1750 Pcs -24500 F 12,3%
Lampiran 20. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran
XL
Nama
Bahan Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran XL (Rp)
Standar
Harga
(SP)
Satuan
(per)
Realisasi
Harga
(AP)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
Analisis
Variansi
(MPV)
U/F Variansi
Kain Cotton
Combed 86000 Kilogram 83000 Kilogram 300,97 Kilogram -902910 F 3,5%
Benang Jahit 35000 Cones 33000 Cones 37,6 Cones -75200 F 5,7%
Benang Obras
40000 Cones 37500 Cones 112,8 Cones -282000 F 6,3%
Sablon 45000 Kilogram 42500 Kilogram 75,2 Kilogram -188000 F 5,6%
Kantong
Plastik 114 Pcs 100 Pcs 750 Pcs -10500 F 12,3%
Lampiran 21. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran S
Nama
Bahan Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran S (Rp)
Standar
Harga
(SP)
Satuan
(per)
Realisasi
Harga
(AP)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
Analisis
Variansi
(MPV)
U/F Variansi
Kain Cotton Combed
86000 Kilogram 83000 Kilogram 281,4 Kilogram -844200 F 3,5%
Benang Jahit 35000 Cones 33000 Cones 25,2 Cones -50400 F 5,7%
Benang
Obras 40000 Cones 37500 Cones 75,38 Cones -188450 F 6,3%
Sablon 45000 Kilogram 42500 Kilogram 10,05 Kilogram -25125 F 5,6%
Kantong Plastik
114 Pcs 100 Pcs 1000 Pcs -14000 F 12,3%
Lampiran 22. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran M
Nama
Bahan Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran M (Rp)
Standar
Harga
(SP)
Satuan
(per)
Realisasi
Harga
(AP)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
Analisis
Variansi
(MPV)
U/F Variansi
Kain Cotton
Combed 86000 Kilogram 83000 Kilogram 497 Kilogram
-
1491000 F 3,5%
Benang Jahit 35000 Cones 33000 Cones 48,2 Cones -96400 F 5,7%
Benang
Obras 40000 Cones 37500 Cones 144,58 Cones -361450 F 6,3%
Sablon 45000 Kilogram 42500 Kilogram 15,06 Kilogram -37650 F 5,6%
Kantong
Plastik 114 Pcs 100 Pcs 1500 Pcs -21000 F 12,3%
Lampiran 23. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran L
Nama
Bahan Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran L (Rp)
Standar
Harga
(SP)
Satuan
(per)
Realisasi
Harga
(AP)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
Analisis
Variansi
(MPV)
U/F Variansi
Kain Cotton
Combed 86000 Kilogram 83000 Kilogram 603,85 Kilogram
-
1811550 F 3,5%
Benang Jahit 35000 Cones 33000 Cones 67,91 Cones -135820 F 5,7%
Benang
Obras 40000 Cones 37500 Cones 203,72 Cones -509300 F 6,3%
Sablon 45000 Kilogram 42500 Kilogram 15,09 Kilogram -37725 F 5,6%
Kantong
Plastik 114 Pcs 100 Pcs 1500 Pcs -21000 F 12,3%
Lampiran 24. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Pria)
UkuranXL
Nama
Bahan Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran XL (Rp)
Standar
Harga
(SP)
Satuan
(per)
Realisasi
Harga
(AP)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
Analisis
Variansi
(MPV)
U/F Varians
i
Kain Cotton Combed
86000 Kilogram 83000 Kilogram 503,7 Kilogram -1511100 F 3,5%
Benang Jahit 35000 Cones 33000 Cones 54,38 Cones -108760 F 5,7%
Benang
Obras 40000 Cones 37500 Cones 163,14 Cones -407850 F 6,3%
Sablon 45000 Kilogram 42500 Kilogram 10,07 Kilogram -25175 F 5,6%
Kantong
Plastik 114 Pcs 100 Pcs 1000 Pcs -14000 F 12,3%
Lampiran 25. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Panjang
(Wanita)Ukuran S
Nama
Bahan
Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Wanita) Ukuran S (Rp)
Standar
Harga
(SP)
Satuan
(per)
Realisasi
Harga
(AP)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
Analisis
Variansi
(MPV)
U/F Variansi
Kain Cotton
Combed 86000 Kilogram 83000 Kilogram 282,8 Kilogram -848400 F 3,5%
Benang Jahit 35000 Cones 33000 Cones 35,35 Cones -70700 F 5,7%
Benang
Obras 40000 Cones 37500 Cones 80,8 Cones -202000 F 6,3%
Sablon 45000 Kilogram 42500 Kilogram 10,1 Kilogram -25250 F 5,6%
Kantong
Plastik 114 Pcs 100 Pcs 1000 Pcs -14000 F 12,3%
Lampiran 26. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Wanita)
Ukuran M
Nama
Bahan
Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Wanita) Ukuran M (Rp)
Standar
Harga
(SP)
Satuan
(per)
Realisasi
Harga
(AP)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
Analisis
Variansi
(MPV)
U/F Variansi
Kain Cotton
Combed 86000 Kilogram 83000 Kilogram 499,95 Kilogram -1499850 F 3,5%
Benang Jahit 35000 Cones 33000 Cones 60,6 Cones -121200 F 5,7%
Benang Obras
40000 Cones 37500 Cones 196,95 Cones -492375 F 6,3%
Sablon 45000 Kilogram 42500 Kilogram 15,15 Kilogram -37875 F 5,6%
Kantong
Plastik 114 Pcs 100 Pcs 1500 Pcs -21000 F 12,3%
Lampiran 27. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Wanita)
Ukuran L
Nama
Bahan
Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Wanita) Ukuran L (Rp)
Standar
Harga
(SP)
Satuan
(per)
Realisasi
Harga
(AP)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
Analisis
Variansi
(MPV)
U/F Variansi
Kain Cotton
Combed 86000 Kilogram 83000 Kilogram 802,8 Kilogram
-
2408400 F 3,5%
Benang Jahit 35000 Cones 33000 Cones 100,35 Cones -200700 F 5,7%
Benang
Obras 40000 Cones 37500 Cones 301,05 Cones -752625 F 6,3%
Sablon 45000 Kilogram 42500 Kilogram 20,07 Kilogram -50175 F 5,6%
Kantong Plastik
114 Pcs 100 Pcs 2000 Pcs -28000 F 12,3%
Lampiran 28. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Wanita)
Ukuran XL
Nama
Bahan
Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Wanita) Ukuran XL (Rp)
Standar
Harga
(SP)
Satuan
(per)
Realisasi
Harga
(AP)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
Analisis
Variansi
(MPV)
U/F Variansi
Kain Cotton
Combed 86000 Kilogram 83000 Kilogram 254 Kilogram -762000 F 3,5%
Benang
Jahit 35000 Kilogram 33000 Cones 32 Cones -64000 F 5,7%
Benang
Obras 40000 Cones 37500 Cones 86,36 Cones -215900 F 6,3%
Sablon 45000 Kilogram 42500 Kilogram 5,08 Kilogram -12700 F 5,6%
Kantong Plastik
114 Pcs 100 Pcs 500 Pcs -7000 F 12,3%
Lampiran 29. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran S
Nama
Bahan Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran S (Rp)
Standar
Harga
(SP)
Satuan
(per)
Realisasi
Harga
(AP)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
Analisis
Variansi
(MPV)
U/F Variansi
Kain Cotton
Combed 86000 Kilogram 83000 Kilogram 166,65 Kilogram -499950 F 3,5%
Benang
Obras 35000 Cones 33000 Cones 18,18 Cones -36360 F 5,7%
Benang Jahit 40000 Cones 37500 Cones 55,55 Cones -138875 F 6,3%
Sablon 45000 Kilogram 42500 Kilogram 5,05 Kilogram -12625 F 5,6%
Kantong
Plastik 114 Pcs 100 Pcs 500 Pcs -7000 F 12,3%
Lampiran 30. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran
M
Nama
Bahan Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran M (Rp)
Standar
Harga
(SP)
Satuan
(per)
Realisasi
Harga
(AP)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
Analisis
Variansi
(MPV)
U/F Variansi
Kain Cotton
Combed 86000 Kilogram 83000 Kilogram 402,8 Kilogram
-
1208400 F 3,5%
Benang
Obras 35000 Cones 33000 Cones 45,32 Cones -90640 F 5,7%
Benang Jahit 40000 Cones 37500 Cones 135,95 Cones -339875 F 6,3%
Sablon 45000 Kilogram 42500 Kilogram 10,07 Kilogram -25175 F 5,6%
Kantong
Plastik 114 Pcs 100 Pcs 1000 Pcs -14000 F 12,3%
Lampiran 31. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran L
Nama
Bahan Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran L (Rp)
Standar
Harga
(SP)
Satuan
(per)
Realisasi
Harga
(AP)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
Analisis
Variansi
(MPV)
U/F Variansi
Kain Cotton
Combed 86000 Kilogram 83000 Kilogram 629 Kilogram
-
1887000 F 3,5%
Benang
Obras 35000 Cones 33000 Cones 69,19 Cones -138380 F 5,7%
Benang Jahit 40000 Cones 37500 Cones 207,57 Cones -518925 F 6,3%
Sablon 45000 Kilogram 42500 Kilogram 12,58 Kilogram -31450 F 5,6%
Kantong
Plastik 114 Pcs 100 Pcs 1250 Pcs -17500 F 12,3%
Lampiran 32. Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran
XL
Nama
Bahan Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Harga Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran XL (Rp)
Standar
Harga
(SP)
Satuan
(per)
Realisasi
Harga
(AP)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
Analisis
Variansi
(MPV)
U/F Variansi
Kain Cotton
Combed 86000 Kilogram 83000 Kilogram 170,85 Kilogram -512550 F 3,5%
Benang
Obras 35000 Cones 33000 Cones 17,85 Cones -35700 F 5,7%
Benang Jahit 40000 Cones 37500 Cones 48,45 Cones -121125 F 6,3%
Sablon 45000 Kilogram 42500 Kilogram 2,55 Kilogram -6375 F 5,6%
Kantong
Plastik 114 Pcs 100 Pcs 250 Pcs -3500 F 12,3%
Lampiran 33. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Wanita)
Ukuran S
Nama
Bahan Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran S (Rp)
Standar
Kuantitas
(SQ)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
(per)
Standar
Harga (SP)
Satuan
(per)
Analisis
Variansi
(MUV)
U/F Variansi
Kain Cotton
Combed 375 Kilogram 376,95 Kilogram Rp 86.000 Kilogram 167.700 U -0,52%
Benang Jahit 30 Cones 30,14 Cones Rp 35.000 Cones 4.900 U -0,47%
Benang
Obras 90 Cones 90,42 Cones Rp 40.000 Cones 16.800 U -0,47%
Sablon 15 Kilogram 15,07 Kilogram Rp 45.000 Kilogram 3.150 U -0,47%
Kantong Plastik
1500 Pcs 1505 Pcs Rp 114 Pcs 570 U -0,33%
Lampiran 34. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Wanita)
Ukuran M
Nama
Bahan
Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran M (Rp)
Standar
Kuantitas
(SQ)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
(per)
Standar
Harga (SP)
Satuan
(per)
Analisis
Variansi
(MUV)
U/F Variansi
Kain Cotton
Combed 560 Kilogram 561,58 Kilogram Rp 86.000 Kilogram 135.880 U -0,28%
Benang
Jahit 54 Cones 54,14 Cones Rp 35.000 Cones 4.900 U -0,26%
Benang
Obras 162 Cones 162,41 Cones Rp 40.000 Cones 16.400 U -0,25%
Sablon 20 Kilogram 20,05 Kilogram Rp 45.000 Kilogram 2.250 U -0,25%
Kantong Plastik
2000 Pcs 2004 Pcs Rp 114 Pcs 456 U -0,20%
Lampiran 35. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Wanita)
Ukuran L
Nama
Bahan
Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran L (Rp)
Standar
Kuantitas
(SQ)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
(per)
Standar
Harga (SP)
Satuan
(per)
Analisis
Varians
i
(MUV)
U/F Variansi
Kain Cotton
Combed 577,5
Kilogra
m 578,95 Kilogram Rp 86.000 Kilogram 124.700 U -0,25%
Benang
Jahit 75,25 Cones 75,42 Cones Rp 35.000 Cones 5.950 U -0,23%
Benang
Obras 225,75 Cones 226,27 Cones Rp 40.000 Cones 20.800 U -0,23%
Sablon 17,5 Kilogra
m 17,54 Kilogram Rp 45.000 Kilogram 1.800 U -0,23%
Kantong
Plastik 1750 Pcs 1752 Pcs Rp 114 Pcs 228 U -0,11%
Lampiran 36. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Wanita)
Ukuran XL
Nama
Bahan
Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Wanita) Ukuran XL (Rp)
Standar
Kuantitas
(SQ)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
(per)
Standar
Harga (SP)
Satuan
(per)
Analisis
Variansi
(MUV)
U/F Variansi
Kain Cotton
Combed 300 Kilogram 300,97 Kilogram Rp 86.000 Kilogram 83.420 U -0,32%
Benang Jahit
37,5 Cones 37,6 Cones Rp 35.000 Cones 3.500 U -0,27%
Benang Obras
112,5 Cones 112,8 Cones Rp 40.000 Cones 12.000 U -0,27%
Sablon 7,5 Kilogram 7,52 Kilogram Rp 45.000 Kilogram 900 U -0,27%
Kantong
Plastik 750 Pcs 750 Pcs Rp 114 Pcs 0 - 0,00%
Lampiran 37. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran
S
Nama
Bahan
Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran S (Rp)
Standar
Kuantitas
(SQ)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
(per)
Standar
Harga (SP)
Satuan
(per)
Analisis
Varians
i
(MUV)
U/F Variansi
Kain Cotton
Combed 280
Kilogra
m 281,4 Kilogram Rp 86.000 Kilogram 120.400 U -0,50%
Benang
Jahit 25 Cones 25,2 Cones Rp 35.000 Cones 7.000 U -0,80%
Benang
Obras 75 Cones 75,38 Cones Rp 40.000 Cones 15.200 U -0,51%
Sablon 10 Kilogra
m 10,05 Kilogram Rp 45.000 Kilogram 2.250 U -0,50%
Kantong
Plastik 1000 Pcs 1000 Pcs Rp 114 Pcs 0 - 0,00%
Lampiran 38. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran
M
Nama
Bahan
Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran M (Rp)
Standar
Kuantitas
(SQ)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
(per)
Standar
Harga (SP)
Satuan
(per)
Analisis
Variansi
(MUV)
U/F Variansi
Kain Cotton
Combed 495 Kilogram 497 Kilogram Rp 86.000 Kilogram 172.000 U -0,40%
Benang Jahit
48 Cones 48,2 Cones Rp 35.000 Cones 7.000 U -0,42%
Benang Obras
144 Cones 144,58 Cones Rp 40.000 Cones 23.200 U -0,40%
Sablon 15 Kilogram 15,06 Kilogram Rp 45.000 Kilogram 2.700 U -0,40%
Kantong
Plastik 1500 Pcs 1506 Pcs Rp 114 Pcs 684 U -0,40%
Lampiran 39. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran
L
Nama
Bahan
Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran L (Rp)
Standar
Kuantitas
(SQ)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
(per)
Standar
Harga (SP)
Satuan
(per)
Analisis
Variansi
(MUV)
U/F Variansi
Kain Cotton
Combed 600 Kilogram 603,85 Kilogram Rp 86.000 Kilogram 331.100 U -0,64%
Benang
Jahit 67,5 Cones 67,91 Cones Rp 35.000 Cones 14.350 U -0,61%
Benang
Obras 202,5 Cones 203,72 Cones Rp 40.000 Cones 48.800 U -0,60%
Sablon 15 Kilogram 15,09 Kilogram Rp 45.000 Kilogram 4.050 U -0,60%
Kantong
Plastik 1500 Pcs 1500 Pcs Rp 114 Pcs 0 - 0,00%
Lampiran 40. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Pendek (Pria) Ukuran
XL
Nama
Bahan Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos lengan Pendek (Pria) Ukuran XL (Rp)
Standar
Kuantitas
(SQ)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
(per)
Standar
Harga
(SP)
Satuan
(per)
Analisis
Variansi
(MUV)
U/F Variansi
Kain Cotton
Combed 500 Kilogram 503,7 Kilogram Rp 86.000 Kilogram 318.200 U -0,74%
Benang Jahit 54 Cones 54,38 Cones Rp 35.000 Cones 13.300 U -0,70%
Benang
Obras 162 Cones 163,14 Cones Rp 40.000 Cones 45.600 U -0,70%
Sablon 10 Kilogram 10,07 Kilogram Rp 45.000 Kilogram 3.150 U -0,70%
Kantong
Plastik 1000 Pcs 1003 Pcs Rp 114 Pcs 342 U -0,30%
Lampiran 41. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Wanita)
Ukuran S
Nama Bahan
Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Wanita) Ukuran S (Rp)
Standar
Kuantitas
(SQ)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
(per)
Standar
Harga (SP)
Satuan
(per)
Analisis
Varians
i
(MUV)
U/F Varians
i
Kain Cotton Combed
280 Kilogram 282,8 Kilogram Rp 86.000 Kilogram 240.800 U -1,00%
Benang Jahit 35 Cones 35,35 Cones Rp 35.000 Cones 12.250 U -1,00%
Benang Obras 80 Cones 80,8 Cones Rp 40.000 Cones 32.000 U -1,00%
Sablon 10 Kilogram 10,1 Kilogram Rp 45.000 Kilogram 4.500 U -1,00%
Kantong
Plastik 1000 Pcs 1000 Pcs Rp 114 Pcs 0 - 0,00%
Lampiran 42. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Wanita)
Ukuran M
Nama Bahan
Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Wanita) Ukuran M (Rp)
Standar
Kuantitas
(SQ)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
(per)
Standar
Harga (SP)
Satuan
(per)
Analisis
Variansi
(MUV)
U/F Variansi
Kain Cotton Combed
495 Kilogram 499,95 Kilogram Rp 86.000 Kilogram 425.700 U -1,00%
Benang Jahit 60 Cones 60,6 Cones Rp 35.000 Cones 21.000 U -1,00%
Benang Obras 195 Cones 196,95 Cones Rp 40.000 Cones 78.000 U -1,00%
Sablon 15 Kilogram 15,15 Kilogram Rp 45.000 Kilogram 6.750 U -1,00%
Kantong
Plastik 1500 Pcs 1504 Pcs Rp 114 Pcs 456 U -0,27%
Lampiran 43. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Wanita)
Ukuran L
Nama Bahan
Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Wanita) Ukuran L (Rp)
Standar
Kuantitas
(SQ)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
(per)
Standar
Harga (SP)
Satuan
(per)
Analisis
Variansi
(MUV)
U/F Variansi
Kain Cotton Combed
800 Kilogram 802,8 Kilogram Rp 86.000 Kilogram 240.800 U -0,35%
Benang Jahit 100 Cones 100,35 Cones Rp 35.000 Cones 12.250 U -0,35%
Benang Obras 300 Cones 301,05 Cones Rp 40.000 Cones 42.000 U -0,35%
Sablon 20 Kilogram 20,07 Kilogram Rp 45.000 Kilogram 3.150 U -0,35%
Kantong
Plastik 2000 Pcs 2004 Pcs Rp 114 Pcs 456 U -0,20%
Lampiran 44. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Wanita)
Ukuran XL
Nama Bahan
Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Wanita) Ukuran XL (Rp)
Standar
Kuantitas
(SQ)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
(per)
Standar
Harga (SP)
Satuan
(per)
Analisis
Variansi
(MUV)
U/F Variansi
Kain Cotton
Combed 250 Kilogram 254 Kilogram Rp 86.000 Kilogram 344.000 U -1,60%
Benang Jahit 31,5 Cones 32 Cones Rp 35.000 Cones 17.500 U -1,59%
Benang Obras 85 Cones 86,36 Cones Rp 40.000 Cones 54.400 U -1,60%
Sablon 5 Kilogram 5,08 Kilogram Rp 45.000 Kilogram 3.600 U -1,60%
Kantong Plastik
500 Pcs 500 Pcs Rp 114 Pcs 0 - 0,00%
Lampiran 45. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Pria)
Ukuran S
Nama Bahan
Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran S (Rp)
Standar
Kuantitas
(SQ)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
(per)
Standar
Harga (SP)
Satuan
(per)
Analisis
Variansi
(MUV)
U/F Variansi
Kain Cotton
Combed 165 Kilogram 166,65 Kilogram Rp86.000 Kilogram 141.900 U -1,00%
Benang Jahit 18 Cones 18,18 Cones Rp35.000 Cones 6.300 U -1,00%
Benang Obras 55 Cones 55,55 Cones Rp40.000 Cones 22.000 U -1,00%
Sablon 5 Kilogram 5,05 Kilogram Rp45.000 Kilogram 2.250 U -1,00%
Kantong
Plastik 500 Pcs 500 Pcs Rp 114 Pcs 0 - 0,00%
Lampiran 46. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Pria)
Ukuran M
Nama Bahan
Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Pria) Ukuran M (Rp)
Standar
Kuantitas
(SQ)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
(per)
Standar
Harga (SP)
Satuan
(per)
Analisis
Variansi
(MUV)
U/F Variansi
Kain Cotton Combed
400 Kilogram 402,8 Kilogram Rp86.000 Kilogram 240.800 U -0,70%
Benang Jahit 45 Cones 45,32 Cones Rp35.000 Cones 11.200 U -0,71%
Benang Obras 135 Cones 135,95 Cones Rp40.000 Cones 38.000 U -0,70%
Sablon 10 Kilogram 10,07 Kilogram Rp45.000 Kilogram 3.150 U -0,70%
Kantong
Plastik 1000 Pcs 1000 Pcs Rp 114 Pcs 0 - 0,00%
Lampiran 47. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Pria)
Ukuran L
Nama Bahan
Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos lengan Panjang (Pria) Ukuran L (Rp)
Standar
Kuantitas
(SQ)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
(per)
Standar
Harga (SP)
Satuan
(per)
Analisis
Variansi
(MUV)
U/F Variansi
Kain Cotton
Combed 625 Kilogram 629 Kilogram Rp86.000 Kilogram 344.000 U -0,64%
Benang Jahit 68,75 Cones 69,19 Cones Rp35.000 Cones 15.400 U -0,64%
Benang Obras 206,25 Cones 207,57 Cones Rp40.000 Cones 52.800 U -0,64%
Sablon 12,5 Kilogram 12,58 Kilogram Rp45.000 Kilogram 3.600 U -0,64%
Kantong
Plastik 1250 Pcs 1250 Pcs Rp 114 Pcs 0 - 0,00%
Lampiran 48. Analisis Variansi Rata – Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos Lengan Panjang (Pria)
Ukuran XL
Nama Bahan
Baku
Analisis Variansi Rata - Rata Efisiensi Bahan Baku Kaos lengan Panjang (Pria) Ukuran XL (Rp)
Standar
Kuantitas
(SQ)
Satuan
(per)
Realisasi
Kuantitas
(AQ)
Satuan
(per)
Standar
Harga (SP)
Satuan
(per)
Analisis
Varians
i
(MUV)
U/F Variansi
Kain Cotton
Combed 167,5 Kilogram 170,85 Kilogram Rp86.000 Kilogram 288.100 U -2,00%
Benang Jahit 17,5 Cones 17,85 Cones Rp35.000 Cones 12.250 U -2,00%
Benang Obras 47,5 Cones 48,45 Cones Rp40.000 Cones 38.000 U -2,00%
Sablon 2,5 Kilogram 2,55 Kilogram Rp45.000 Kilogram 2.250 U -2,00%
Kantong
Plastik 250 Pcs 250 Pcs Rp 114 Pcs 0 - 0,00%
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Curiculum Vitae
Nama Lengkap : Maria Imaculata Dian Natalia Priyono
Alamat : Kalipawon No. 21 RT 01 RW 05 Ambarawa
No.Telp / HP : 085640573329
Email : [email protected]
Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 08 Desember 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Katolik
Tinggi/Berat Badan : 159/53
Riwayat Pendidikan
1999 – 2005 : SD Pangudi Luhur Ambarawa
2005 – 2008 : SMP Pangudi Luhur Ambarawa
2008 – 2011 : SMA Negeri 1 Ungaran
2011 – 2015 : Universitas Kristen Satya Wacana, Fakultas Ekonomika dan
Bisnis, Program Studi Akuntansi