Download - Alasan mengapa lumba
Alasan mengapa lumba – lumba dan paus dikatakan mamalia bukan ikan
Seringkali, raksasa laut satu ini salah disebut sebagai “ikan” paus. Demikian pula dengan
hewan pintar lumba-lumba. Padahal, keduanya adalah mamalia, bukan ikan. Sebenarnya apa
itu definisi dari ikan dan mamalia? Mari kita bahas bersama-sama.
Baik mamalia dan ikan (pisces) adalah kelas dalam filum chordata yakni hewan bertulang
belakang (vertebrata) yang memiliki kemiripan dengan hewan invertebrata. Namun, ada
perbedaan besar antara keduanya. Inilah alasan mengapa paus dan lumba-lumba tidak cocok
disebut ikan:
1. Pernafasan
Paus dan lumba-lumba bernapas dengan paru-paru, sedangkan kelas pisces bernapas
menggunakan insang. Hal inilah yang menyebabkan paus dan lumba-lumba harus berenang
ke permukaan untuk kembali menghirup oksigen karena struktur paru-paru yang tidak dapat
mengambil oksigen dari air.Keduanya tidak dapat hidup di darat ketika terdampar? Kulit dari
lumba-lumba dan paus sangat lembab dan basah. Keduanya tidak mampu hidup dengan kulit
yang kering. Tanpa air yang membasahi seluruh kulitnya, paus dan lumba-lumba akan
mengalami dehidrasi. Namun, mereka cukup tangguh ketika terdampar. Keduanya tahan
cukup lama hingga berjam-jam dalam kondisi tidak ada air di pantai. Sebuah perbedaan yang
sangat kentara dengan ikan yang mati beberapa menit setelah meninggalkan air.
2. Memiliki rambut
Percaya atau tidak, paus dan lumba-lumba memiliki rambut. Walaupun hanya sedikit sekali
yang terdapat di badannya. Namun, bisa dipastikan setiap paus dan lumba-lumba dewasa
dapat memiliki rambut tipis yang tumbuh di beberapa permukaan tubuhnya.
3. Berdarah panas dan memiliki jantung dengan empat ruang
Baik paus dan lumba-lumba adalah hewan berdarah panas alias homoiterm. Suhu tubuh
keduanya tidak terpengaruhi oleh suhu lingkungan layaknya manusia yang memiliki suhu
stabil. Sempurnanya jantung pada paus dan lumba-lumba adalah alasan stabilnya suhu tubuh
keduanya. Sama seperti manusia, keduanya memiliki jantung dengan sekat yang membagi
ruangan jantung menjadi empat dengan sempurna.
4. Memiliki Kelenjar Susu
Ini adalah syarat mutlak bagi mamalia. Mamalia memiliki kelenjar susu untuk menghidupi
anak-anaknya yang masih kecil. Sama seperti paus dan lumba-lumba sebagai mamalia.
5. Melahirkan, bukan bertelur
Fakta terakhir adalah proses reproduksi paus dan lumba-lumba. Sudah dibuktikan secara
biologis bahwa keduanya melahirkan, bukan bertelur. Bukan juga ovovivipar seperti
beberapa species ikan. Layaknya manusia, paus dan lumba-lumba berkembang biak dengan
melahirkan.
Sistem Pendengaran pada Lumba-lumba
Lumba-lumba memiliki indra pendengaran jauh lebih tajam daripada manusia, mereka dapat
mendengar dengan frekuensi jauh lebih luas. Manusia mendengar suara dari 20 Hz hingga 20
KHz sedangkan lumba-lumba dapat mendengar 20Hz sampai 150 KHz. Ini berarti lumba-
lumba dapat mendengar tujuh kali lebih baik daripada manusia. Suara berfrekuensi tinggi
tidak berarti mampu menghantarkan suara jauh di dalam air.Karena ini memiliki panjang
gelombang lebih panjang dan energi lebih besar.Suara berfrekuensi lebih rendah mampu
menghantarkan lebih jauh.Karenanya lumba-lumba yang sering berkomunikasi dengan suara
berfrekuensi rendah mampu berkomunikasi dengan jarak lebih jauh (bahkan ratusan
kilometer jauhnya) dibandingkan lumba-lumba yang biasanya berkomunikasi dengan
frekuensi tinggi.
Organ Pendengaran Lumba-Lumba
Lumba-lumba menggunakan bukaan telinga kecil di kedua sisi kepala mereka untuk
mendengarkan gelombang suara.Lubang kecil ini biasa mereka gunakan untuk mendengar
ketika mereka tidak berada di dalam air.Untuk mendengar suara di dalam air, mereka
menggunakan tulang rahang bawah mereka, dimana nantinya gelombang suara alam
dikirimkan ke telinga tengah dan diteruskan ke otak
CARA LUMBA – LUMBA MEMBUAT SUARA
Semua spesies mamalia laut diketahui mampu membuat suara. Kebanyakkan
vokalisasi timbul dari pergerakan udara dari satu daerah ke daerah lainnya. Pada manusia,
udara bergerak dari paru-paru dan melintasi pita suara (vocal cord atau vocal folds). Getaran
pita suara membuat suatu suara yg kemudian kita tampilkan dalam bentuk kata dan bentuk
vokal lainnya. Mamalia laut seperti singa laut, anjing laut, linsang laut, dan beruang polar
memiliki mekanisme vokalisasi sama dg manusia. Tetapi lumba-lumba memiliki sistem yg
berbeda sebab mereka kehilangan pita suara.
Lumba-lumba dan paus bergigi (odontocetes) suka membuat suara di dalam air
maupun di atas air. Lumba-lumba menggunakan kemampuan sonar mereka untuk
menghasilkan suara di dalam air. Mereka bisa mengeluarkan yg beragam seperti klik, siulan,
dan dengkuran. Suara ini digunakan untuk berkomunikasi dg temannya dan melacak
lingkungan sekitar. Suaraodontocetes berasal dari sistem hidungnya. Kemajuan teknologi
dalam penelitian bioacoustic memungkinkan ilmuwan memahami sistem daerah hidung
mereka. Menurut Dolphin Research Center, ada dua teori yg menjelaskan
bagaimana odontocetes membuat suara di dalam air.
anatomi kepala lumba-lumba
Teori pertama menyatakan bahwa kantung udara lumba – lumba dan odontocetes dianggap
sebagai "cerminan akustik", jadi suara yg dihasilkan itu berasal dari bagian kecil jaringan
lemak, yg berada dibawah lubang udara. Pergerakan udara terakhir di jaringan ini dapat
menciptakan tekanan yang mengirimkan gelombang suara ke dalam laut. Teori lainnya
menyatakan bahwa odontocetes menggunakan kantung udaranya untuk membuat suara
didalam air. Kantung kecil ini berada di bawah lubang udara. Ketika mereka keluar
permukaan untuk mengambil napas, mereka mengambil sejumlah udara yg akan masuk ke
lubang udara mereka. Udara yg dihirup ini akan mengisi kantung dan menyebabkan tekanan
untuk membuat suara, artinya kantung itu berfungsi sebagai resonator. Mereka membuat
suara dari pergeseran udara belakang dan depan diantara kantung udaranya. Kita bisa
membuat suara semacam ini kapanpun saat kita membiarkan udara keluar dari sebuah balon.
Suara tersebut kemudian disalurkan melalui lemak didalam melon yg nantinya akan
dikeluarkan ke dalam air.
proses lumba-lumba suara dari teori yg ke-2
Kecepatan gelombang suara di dalam air lebih cepat dibandingkan di udara.
Gelombang suara yg dikirimkan odontocetes di dalam air memiliki kecepatan 1,5 km/detik
atau 0,9 mil per detik, sekitar 5 kali lebih cepat dibandingkan di udara.
Ekolokasi Lumba-lumba
Echolocation atau ekolokasi merupakan lacak gaung seperti yg juga dilakukan kelelawar.
Lumba-lumba dan paus menggunakan ekolokasi air. Ekolokasi memungkinkan mereka untuk
mencari benda-benda bawah air dengan memancarkan gelombang suara. Mereka
menghasilkan gelombang suara bernada tinggi atau suara "klik" dari dahi mereka yang
mengirimkan sinyal suara ke dalam air. Suara tadi akan memantul dari objek menerimanya
sehingga menghasilkan gema. Gema ini membantu lumba-lumba dan paus menemukan lokasi
objek tadi, bahkan mereka bisa menentukan seberapa jauh obyek berada. Tulang rahang
bawahnya menjadi indra penangkap gema tadi. Objek atau hewan bawah air mengirimkan
gema yang berbeda, sehingga lumba-lumba dapat membedakan keduanya.
proses ekolokasi lumba-lumba
Ekolokasi membantu lumba-lumba tidak hanya menentukan jarak suatu objek tetapi
juga tekstur, bentuk dan ukuran objek. Ekolokasi di sini bekerja sangat maksimum karena air
merupakan penghantar gelombang suara yang sangat baik, yang dapat mengirimkan suara
lima kali lebih cepat dibandingkan di udara.
SONAR
SONAR (SOund NAvigation and Ranging) adalah metode yang digunakan lumba-lumba dan
paus dalam melacak didalam kegelapan air (saat malam hari atau laut dalam yg tidak ada
cahaya). Sebagaimana dijelaskan dalam echolocation, mereka menggunakan transmisi suara
gema untuk mencari objek. Bahkan dalam kegelapan bawah air, mereka masih bisa
menemukan makanan dan menghindari tempat-tempat berbahaya. Kalau diperhatikan lumba-
lumba menghasilkan dua jenis suara, suara bersiul melengking dan suara "klik". Suara siulan
bertindak sebagai alat komunikasi sementara "klik" bertindak sebagai SONAR.