Download - Afiks Pembentuk Verba Aktif
AFIKS PEMBENTUK VERBA AKTIF BAHASA JAWA MALANGANDISUSUN OLEH: PURWANINGTYAS DWI ASTUTI (11/322167/PSA/02389) FIRQO AMELIA (11/322186/PSA/02392) AGWIN DEGAF (11/322190/PSA/02394) EMI RENOAT (11/322248/PSA/02397) SUFIL LAILIYAH (11/322254/PSA/02398)
PENDAHULUAN Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa yang
memiliki penutur terbanyak di Indonesia +/- 60 juta penutur Jawa Timur: dialek Malangbahasa kasar
dialek Surabaya
Karakteristik umum bahasa Malangan:
Bocah = arek
->
rek
->
ker
(lanjutan: karakteristik bahasa Malangan) Partikel o (baca seperti pada kata kedondong)
contoh: raimu opoo? (kenapa dengan wajahmu?) Partikel a pada kalimat tanya contoh: koen wes tau mrunu a? (kamu sudah pernah kesana?) Pelafalan: /i/ titip -> /e/ tetep /u/ tutup -> /o/ totop tambahan /k/ di akhir kata iso -> isok bisa ono -> onok ada koyo -> koyok seperti
(lanjutan: karakteristik bahasa Malangan) Terdapat diftong pada kata-kata afektif atau kata-
kata yang bernilai kadar rasa contoh: ndhiasmu ! (kepalamu !) Agus iku untune kuoning (Agus itu giginya kuning) Irfan Bachdim mlayune buanter (Irfan Bachdim larinya sangat cepat) Raine arek iku uelek (Wajah anak itu sangat jelek)
Pembentukan kata
Afiksasi (awalan, akhiran, sisipan) Pengulangan Pemajemukan
Gabungan dari beberapa proses
(Suwadji, 1986: 82)
PEMBAHASAN Ciri verba/kata kerja (Surono, dkk. (1987: 17) 1. Jenis kata yang dominan mengisi satu fungsi predikat dan
apabila dinegatifkan dipergunakan kata tidak (gak bahasa Malangan) Wulan tuku narkoba Wulan membeli narkoba Wulan gak tuku narkoba Wulan tidak membeli narkoba
2. Dapat diikuti keterangan yang menyatakan cara
melakukan tindakan (ditandai oleh adanya kata karo). Andik Vermansyah mlayu karo ngece. Andik Vermansyah lari dengan mengejek
Pembentukan Kata Kerja Bahasa Malangan dengan
afiksasi 1. Verba bentuk N2. Verba bentuk N-/-no 3. Verba bentuk N-/-i 4. Verba bentuk -an
Verba bentuk N Bentuk dasar nomina, menyatakan makna: a. b. c. d. e. f. g. h.
melakukan perbuatan berkaitan dengan apa yang dinyatakan pada bentuk dasar mengandung atau menjadi yang dinyatakan pada bentuk dasar naik apa yang dinyatakan pada bentuk dasar memainkan atau membunyikan apa yang dinyatakan pada bentuk dasar melakukan pekerjaan dengan menggunakan apa yang dinyatakan pada bentuk dasar melakukan pekerjaan atau menjadi apa yang dinyatakan pada bentuk dasar mengeluarkan benda konkret yang dinyatakan pada bentuk dasar mengeluarkan suara yang dinyatakan pada bentuk dasar
Bentuk dasar adjektiva, menyatakan makna berbuat
sebagaimana yang dinyatakan pada bentuk dasar. contoh: Ngadoh {adoh jauh + N-} menjauh Bentuk dasar verba, menyatakan makna melakukan
perbuatan yang dinyatakan pada bentuk dasar. contoh: Nyepak {sepak tendang + N-} menendang Bentuk dasar numeralia, menyatakan makna memperingati
genap yang dinyatakan pada bentuk dasar. contoh: Nyewu {sewu seribu + N-} memperingati genap seribu hari kematian
Verba bentuk N-/-no Kata dasar morfem pangkal atau adjektiva, bermakna
menjadikan sesuatu seperti yang dinyatakan pada bentuk dasar Contoh: Ngunggahno {unggah naik + N-/-no} menaikkan Bentuk dasar nomina atau verba, bermakna melakukan
perbuatan untuk orang lain Contoh: Njotosno {jotos pukul + N-/-no} memukulkan
Verba bentuk N-/-i Bentuk dasar morfem pangkal, bermakna melakukan
perbuatan yang dinyatakan pada bentuk dasar Contoh: Nyokoti {cokot gigit + N-/-i} menggigit Bentuk dasar verba, bermakna:
Melakukan tindakan yang dinyatakan pada bentuk dasar pada objek Nuroni {turu tidur + N-/i} meniduri b. Objek terkena kejadian yang dinyatakan pada bentuk dasar dengan tidak sengaja. Nibani {tiba jatuh + N-/i}menjatuhia.
Bentuk dasar nomina, bermakna:a. Memberi atau memakaikan apa yang dinyatakan pada bentuk dasar. Ngemuli {kemul selimut + N-/i} menyelimuti b. Berulang-ulang melakukan perbuatan memasukkan sesuatu ke dalam yang dinyatakan pada bentuk dasar. Ngadahi {wadah wadah + N-/i} mewadahi c. Melakukan perbuatan dengan menggunakan alat yang dinyatakan pada bentuk dasar. Nyisiri{sisir sisir rambut + N-/i} menyisir Bentuk dasar adjektiva, bermakna: a. Menjadikan sesuatu seperti yang dinyatakan pada bentuk dasar. Manasi {panas panas + N-/i} memanasi b. Membuat menjadi lebih yang dinyatakan pada bentuk dasar Ngandeli {kandel tebal + N-/i} menebalkan
Bentuk dasar numeralia, bermakna memperingati genap hitungan yang dinyatakan pada bentuk dasar. Contoh: Mitoni {pitu tujuh + N-/i} tujuh bulanan kehamilan
Verba bentuk -an Bentuk dasar nomina, bermakna a. memakai/mengenakan sesuatu yang dinyatakan pada bentuk dasar. kalungan {kalung kalung + -an} berkalung b. mengadakan pertunjukan yang dinyatakan pada bentuk dasar. wayangan {wayang wayang + -an} mengadakan pertunjukan wayang Bentuk dasar nomina atau morfem pangkal, verba bentuk an itu bermakna nama permainan. Contoh: dhelikan {dhelik sembunyi + -an} bermain sembunyisembunyian
Bentuk dasar verba, bermakna bertindak seperti yang dinyatakan pada bentuk dasar dengan santai. Contoh: playon {playu lari + -an} berlarian Bentuk dasar morfem pangkal, bermakna: a. melakukan perbuatan kesalingan (resiprokal) jotosan {jotos tinju + -an} saling meninju b. melakukan perbuatan sebagaimana dinyatakan oleh bentuk dasar, kluyuran {kluyur rayau + -an} merayau, pergi tanpa tujuan
KESIMPULANPembentukan verba atau kata kerja bahasa Malangan dengan afiksasi (pengimbuhan) terdiri dari: 1. Verba bentuk N2. Verba bentuk N-/-no 3. Verba bentuk N-/-i 4. Verba bentuk -an
SUWUN REK (^_^)
DAFTAR PUSTAKA Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Marsono. 2008. Fonetik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Marsono. 2011. Morfologi Bahasa Indonesia dan Bahasa Nusantara
(Morfologi Tujuh Bahasa Anggota Rumpun Austronesia dalam Perbandingan). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Poedjosoedarmo, S. dkk. 1979. Morfologi Bahasa Jawa. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Poedjosoedramo, Gloria, Wedhawati. 1981. Beberapa Masalah Sintaksis
Bahasa Jawa. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Prawiroatmodjo, S. 1994. Bausastra Jawa-Indonesia-Jilid II. Edisi ke-2. Jakarta: CV. Haji Masagung Ramlan, M. 1983. Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV. Karyono. Robson, Stuart and Wibisono, Singgih. 2002. Javanese-English Dictionary.
Jakarta: Periplus Edition Ltd. Sumarlam. 2004. Aspektualisasi Bahasa Jawa: Kajian Morfologi dan
Sintaksis. Surakarta: Pustaka Cakra Surakarta. Surono, Ari Setyadi, Tina Hartrina, Gufron. 1987. Frase Verba dalam Bahasa
Jawa. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Suwadji, Sabariyanto, D. Riyadi, S. Sudira, S. 1986. Morfosintaksis Bahasa
Jawa. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Suwadji, Sabariyanto, D. Sudira, S. 1991. Perbandingan Sistem Morfologi
Verba Bahasa Jawa dengan Sistem Morfologi Verba Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Wedhawati dkk. 2006. Tata Bahasa Jawa Mutakhir. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.