Download - Acara 1 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM DASAR-DASAR EKOLOGI
ACARA I
SALINITAS SEBAGAI FAKTOR PEMBATAS ABIOTIK
Disusun oleh :
Nama : Achmad Chaza Ainal Chaq
NIM : 13903
Kelompok : IV
Golongan : A3
Asisten : - Muhamad Rom Ali Fikri
- Dhika Cahyasita
- Izza Hasna Syarifa
LABORATORIUM EKOLOGI TANAMAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
ACARA I
SALINITAS SEBAGAI FAKTOR PEMBATAS
I. TUJUAN
1. Mengetahui dampak salinitas terhadap pertumbuhan tanaman
2. Mengetahui tanggapan tanaman kacang tunggak terhadap tingkat salinitas
yang berbeda.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Perubahan iklim global disebabkan antara lain karena terjadinya
peningkatan emisi gas rumah kaca akibat berbagai aktivitas manusia yang
kemudian mendorong terjadinya peningkatan suhu bumi (Praven, 2007 cit.
Suwignyo, 2010). Perubahan iklim yang terjadi tersebut akan sangat
mempengaruhi sistem pertanian karena iklim merupakan unsur utama dalam
sistem metabolisme dan fisiologi tanaman. Dalam upaya mengantisipasi
terjadinya perubahan tersebut, adaptasi sistem usahatani, pola tanam, pergeseran
jenis dan varietas merupakan hal-hal yang perlu dilakukan (Suwignyo, 2010 ).
Posisi Indonesia yang berada di daerah tropis dan sebagai negara kepulauan
sangat rawan terhadap perubahan iklim. Dampak pemanasan global terhadap
wilayah pesisir akan menyebabkan terjadinya peningkatan muka air laut sehingga
akan memberikan pengaruh yang sangat besar (Wieczorek-Zeul, 2008 cit.
Suwignyo, 2010).
Lahan rawa pasang surut yang merupakan lahan yang terletak di daerah
pesisir merupakan daerah yang sangat rentan dengan berbagai kondisi yang
marginal (Suwignyo, 2003a, Suwignyo, 2003b cit. Suwignyo, 2010). Peningkatan
muka air laut akan menyebabkan terjadinya peningkatan salinitas air yang
kemudian berpengaruh terhadap sistem pola tanam di daerah itu. Akumulasi
garam dapat terjadi karena adanya pergerakan dan penguapan air dari muka air
tanah sehingga garam tertinggal di tanah karena leaching yang rendah (Grattan,
2005 cit. Suwignyo, 2010). Beberapa perlakuan dan pengelolaan praktis dapat
dilakukan untuk mengurangi tingkat garam di tanah. Perlakuan yang diberikan
terhadap tanaman dapat meningkatkan daya toleransi tanaman terhadap salinitas
(Suwignyo et.al.,2011 cit. Suwignyo, 2010). Adaptasi toleransi terhadap garam
terjadi pada tanaman sorgum (Amzallag, 1999 cit. Suwignyo, 2010). Pada
tanaman tomat, perlakuan awal garam pada fase pertumbuhan tertentu dapat
meningkatkan kapasitas tanaman untuk beradaptasi terhadap salinitas sehingga
menjadi lebih toleran (Cuartero et al., 2006 cit. Suwignyo, 2010). Perlakuan
konsentasi rendah NaCl diketahui dapat meningkatkan toleransi tanaman padi bila
kemudian mendapat perlakuan NaCl yang tinggi (Bonilla et al., 1995 cit.
Suwignyo, 2010). Penelitian ini dilakukan untuk mencari metode budidaya
tanaman jagung di lahan pasang surut melalui peningkatan toleransi tanaman
terhadap kondisi stres salin (Suwignyo, 2010).
Hukum Minimum Liebig mengatakan untuk dapat bertahan dan hidup di
dalam keadaan tertentu, suatu organisme harus memiliki bahan-bahan penting
yang diperlukan untuk pertumbuhan dan berkembang biak (Odum, 2004).
Hukum Toleransi Shelford mengatakan kehadiran dan keberhasilan
sesuatu organisme tergantung kepada lengkapnya kompleks-kompleks keadaan.
Juga Ketiadaan atau kegagalan suatu organisme dapat dikendalikan oleh
kekurangan atau kelebihan secara kualitatif dan kuantitatif dari salah satu dari
beberapa faktor yang mungkin mendekati batas-batas tolerasi organisme tersebut
(Odum, 2004).
Berdasarkan ketahanan terhadap salinitasnya tumbuhan dibedakan menjadi
dua yaitu halopita dan glikofita. Tumbuhan halopita merupakan tumbuhan yang
mampu bertahan dalam kondisi salinitas tinggi, sedangkan glikofita merupakan
tumbuhan yang tidak dapat hidup dalam kondisi yang demikian (Garg Rohini
et.al., 2013).
Salinitas berpengaruh terhadap menurunnya pertumbuhan tanaman sebagai
akibat dari penurunan luas daun dan jumlah daun. Sehingga hal itu dapat
mengganggu proses fotosintesis, jika proses fotosintesis terganggu maka energi
yang dihasilkan tumbuhan sangat sedikit. Hal tersebut mengakibatkan pasokan
hasil fotosintesis yang terangkut pun sangat kurang untuk pertumbuhan tanaman.
Salinitas dengan taraf rendah hingga sedang terutama berpengaruh terhadap nilai
osmotik di daerah perakaran tanaman (Munns dan Termaat,1985 cit.
Shannon,1999 cit. Syakir M, 2008).
III. METODE PELAKSANAAN
Pada praktikum ini digunakan alat – alat berupa timbangan analitik, gelas
ukur, erlenmeyer, alat pengaduk, peralatan tanam, penggaris. Sedangkan bahan-
bahan yang digunakan yaitu benih tanaman yang terdiri atas benih padi, kacang
tunggak, kacang hijau, timun, polibag, NaCl teknis, pupuk kandang, dan kertas
label. Langkah kerja dalam praktikum ini dilakukan dalam dua bagian. Bagian
pertama, yakni pembuatan larutan NaCl, dan bagian kedua yaitu persiapan bahan
tanam dan penanaman.
Pada pembuatan NaCl dibutuhkan air dengan kandungan garam NaCl 0
ppm, 3000 ppm, dan 6000 ppm. Setelah NaCl siap langkah selanjutnya adalah
mengecambahkan biji selama 7 hari dan dilakukan penyiraman dengan air biasa.
Setelah 7 hari dilakukan penyiraman menggunakan air salin atau air garam 0 ppm,
3000 ppm, dan 6000 ppm sampai 7 kali penyiraman yang di setiap penyiraman
diberi selang waktu 2 hari. Pengamatan yang dilakukan selama penyiraman yaitu
tinggi tanaman dan jumlah daun. Setelah 21 hari penanaman dilakukan
pemanenan, kemudian dihitung panjang akar, berat basah serta berat keringnya.
IV. HASIL PENGAMATAN
NO JENIS TANAMAN
PERLAKUANPENELITIAN
1 2 3 4 5 6 7
1 KACANG TANAH
0 PPM 6.6 8.83 11.96 12.67 15.06 16.12 17.253.000 PPM 5.78 9.12 12.11 12.79 13.86 14.9 16.026.000 PPM 5.49 8.84 10.88 12.02 13.12 13.69 14.57
2 TIMUN0 PPM 6.31 7.95 8.93 10.72 11.11 11.62 12.81
3.000 PPM 6.5 8.13 9.28 9.95 10.4 11.46 12.716.000 PPM 6.36 8.16 8.87 10.72 11.28 11.8 12.11
3 PADI0 PPM 9.64 13.82 16.02 15.2 16.16 16.84 17.45
3.000 PPM 8.63 12.41 15.14 15.79 16.56 17.33 16.96.000 PPM 10.68 13.42 16.22 15.6 16.78 17.77 18.37
NO JENIS TANAMAN
PERLAKUANPENELITIAN
1 2 3 4 5 6 7
1 KACANG TANAH
0 PPM 2.75 4.250 5.417 5.583 6.583 7.167 8.1673.000 PPM 2.583 4.000 5.750 6.75 7.583 7.917 8.6676.000 PPM 2.750 4 5.667 6.000 7.333 7.800 8.083
2 TIMUN0 PPM 1.833 2.667 2.667 3.25 3.583 3.833 3.917
3.000 PPM 1.917 2.667 2.75 3.417 3.5 4.033 4.256.000 PPM 1.75 2.667 2.833 3.333 3.75 3.717 3.917
3 PADI0 PPM 1.833 1.833 2.167 2.417 2.417 2.65 2.833
3.000 PPM 1.667 1.833 2.167 2.25 2.667 2.633 2.8336.000 PPM 1.667 1.667 2.083 2.583 2.75 2.75 2.75
NO JENIS TANAMAN
PERLAKUAN P. AKAR LUAS DAUN BERAT SEGAR BERAT KERING
1 KACANG TANAH
0 PPM 18.30 216.28 8.53 1.593.000 PPM 21.91 204.32 9.41 1.416.000 PPM 21.35 247.61 8.49 1.56
2 TIMUN0 PPM 15.50 249.14 4.29 1.12
3.000 PPM 13.40 223.90 5.18 1.186.000 PPM 12.79 246.27 4.88 1.05
3 PADI0 PPM 7.11 1505.65 0.16 1.33
3.000 PPM 6.21 4005.85 0.18 1.406.000 PPM 6.95 3006.77 0.22 1.50
V. PEMBAHASAN
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat pengaruh dari pemberian air
yang bersifat salin pada masing-masing tanaman yang diamati yaitu Timun,
Kacang tanah, dan Padi. Hal ini membuktikan bahwa terdapat hubungan antara
salinitas dengan pertumbuhan tanaman, hal ini didasarkan pada teori toleransi
shelford yang mengatakan bahwa terdapat batas minimum dan maksimum dari
kebutuhan tanaman untuk mengonsumsi suatu zat. Oleh karena itu, praktikum ini
bertujuan untuk mengetahui ketahanan tanaman terhadap kadar salin yang
berbeda, sehingga dapat diketahui juga batas toleransi maksimum maupun
minimum dari kadar salin yang dapat dikonsumsi oleh tanaman.
Pengaruh yang tampak dari perbedaan kadar salin yang diberikan antara
lain pertumbuhan tanaman, jumlah daun, panjang akar, berat basah, dan berat
kering tanaman. Pengaruh tersebut dapat dilihat seberapa kuat korelasinya dengan
kadar salin dengan melihat perbedaan antara jumlah atau kadar salin yang
diberikan dengan besar pengaruh yang diberikan. Hal ini akan dibahas lebih detail
dengan membahas satu persatu grafik atau histogram yang mempresentasikan
tingkat pengaruh kadar terhadap:
a. Tinggi tanaman
salin.
1 2 3 4 5 6 70
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Kacang Tanah
0 ppm3000 ppm6000 ppm
Pengamatan ke-
Panj
ang
Tana
man
Grafik di atas mempresentasikan pengaruh salinitas terhadap tinggi tanaman. Terlihat bahwa pada penyiraman air dengan kadar salinitas rendah yaitu 0 ppm untuk tanaman kacang tanah memiliki tinggi tanamana yang lebih tinggi daripada penyiraman dengan air yang kadar salinitasnya lebih tinggi, dan pada kadar salin 3000 ppm tanaman lebih tinggi daripada tanaman dengan penyiraman air yang kadar salinnya 6000 ppm.
Grafik di atas mempresentasikan pengaruh salinitas terhadap tinggi tanaman Timun. Terlihat bahwa di akhir pengamatan penyiraman dengan kadar salinitas air rendah memiliki tinggi tanaman timun yang lebih tinggi daripada yang lebih besar.
1 2 3 4 5 6 70
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Padi
0 PPM3.000 PPM6.000 PPM
Pengmatan Ke-
Ting
gi T
anam
an
1 2 3 4 5 6 70
2
4
6
8
10
12
14
Timun
0 PPM3.000 PPM6.000 PPM
Pengamatan ke-
Ting
gi ta
nam
an
Grafik di atas mempresentasikan pengaruh salinitas terhadap tinggi tanaman Padi. Terdapat perbedaan antara pengaruh kadar salin pada penyiraman tanaman padi dengan tanaman timun dan kacang tanah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan kebutuhan mineral yang membuat air salin, sehingga tanaman padi lebih cepat tumbuh dengan penyiraman air dengan kadar salin tinggi.
b.jumlah daun
Grafik di atas mempresentasikan pengaruh salinitas terhadap jumlah daun tanaman kacang tanah. Terlihat di akhir pengamatan bahwa jumlah daun terbanyak terdapat pada tanaman kacang tanah dengan perlakuan penyiraman dengan air kadar salin 3000 ppm, yang berati untuk jumlah daun tanaman kacang tanah optimal pada penyiraman dengan air berkdar salin 3000 ppm
1 2 3 4 5 6 70
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kacang Tanah
0 PPM3.000 PPM6.000 PPM
Pengamatan ke-
Jum
lah
daun
1 2 3 4 5 6 70
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Timun
0 PPM3.000 PPM6.000 PPM
Pengamatan Ke-
Jum
lah
daun
Grafik di atas mempresentasikan pengaruh salinitas terhadap jumlah daun tanaman timun. Terlihat terdapat kesamaan antara grafik pengaruh terhadap kacang tanah dan timun, yaitu kadar salin yang sesuai untuk pertumbuhan daun ada pada perlakuan penyiraman air berkadar salin 3000 ppm.
Grafik di atas mempresentasikan pengaruh salinitas terhadap jumlah daun tanaman Padi. Terlihat bahwa penyiraman tanaman dengan air berkadar 3000 ppm adalah perlakuan yang paling sesuai dengan pertumbuhan daun tanaman padi. Hal ini ssama dengan tanaman kacang tanah dan timun
c. Panjang akar, Luas daun, dan berat segar.
1 2 3 4 5 6 70
0.5
1
1.5
2
2.5
3
Padi
0 ppm3000 ppm6000 ppm
Pengamatan Ke-
Jum
lah
daun
0 ppm 3000 ppm 6000 ppm0
5
10
15
20
25
Kacang Tanah
P. AKAR (cm)LUAS DAUN (dm2BERAT SEGAR(gr)BERAT KERING (gr)
Perlakuan
Jum
lah
Histogram di atas mempresentasikan pengaruh salinitas terhadap panjang akar,
luas daun, dan berat segar tanaman kacang tanah. Terlihat untuk panjang akar
pada tanaman kacang tanah ini yang terpanjang adalah pada perlakuan 3000 pmm
kadar salin dalam air dan yang terpendek adalah 0 ppm. Panjang akar dipengaruhi
oleh ketersediaan air yang dibutuhkan tanaman jadi pada kadr 0 ppm adalah kadar
yang optimal bagi tanaman kacang tanah jadi akarnya tidak terlalu panjang untuk
menjangkau air yang sesuai. Sedangkan untuk luas daun berat kering dan berat
segar tidak terlihat banyak perbedaan. Namun, tetap terdapat pengaruh kadar salin
air terhadap pertumbuhan tanaman kacang tanah.
Histogram di atas mempresentasikan pengaruh salinitas terhadap panjang akar,
luas daun, dan berat segar tanaman timun. Terlihat untuk panjang akar pada
tanaman timun ini yang terpanjang adalah pada perlakuan 0 pmm kadar salin
dalam air dan yang terpendek adalah 6000 ppm. Panjang akar dipengaruhi oleh
ketersediaan air yang dibutuhkan tanaman jadi pada kadar 6000 ppm adalah kadar
yang optimal bagi tanaman timun jadi akarnya tidak terlalu panjang untuk
menjangkau air yang sesuai kebutuhannya. Sedangkan untuk luas daun berat
kering dan berat segar tidak terlihat banyak perbedaan. Namun, tetap terdapat
pengaruh kadar salin air terhadap pertumbuhan tanaman timun.
0 ppm 3000 ppm 6000 ppm0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Timun
P. AKAR (cm)LUAS DAUN (dm2BERAT SEGAR(gr)BERAT KERING (gr)
Perlakuan
Jum
lah
Histogram di atas mempresentasikan pengaruh salinitas terhadap panjang akar,
luas daun, dan berat segar tanaman kacang tanah. Terlihat untuk tanaman padi
terdapat perbedaan dari kavang tanah dan timun, yaitu yang lebih terpengaruh
oleh kadar salin adalah luas daun tanaman padi. Yang terluas adalah pada
perlakuan 3000 ppm.
0 ppm 3000 ppm 6000 ppm0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Padi
P. AKAR (cm)LUAS DAUN (dm2BERAT SEGAR(gr)BERAT KERING (gr)
Perlakuan
Jum
lah
VI. KESIMPULAN
1. Salinitas pada air yang diserap tanaman berpengaruh terhadap panjang akar, luas daun, dan berat segar, serta tinggi dan jumlah daun tanaman.
2. Salinitas bepengaruh terhadap tanaman kacang tanah , khususnya terhadap pertumbuhannya.
DAFTAR PUSTAKA
Garg, R., Mohit V., Shashank A., Rama S., Manoj M., dan Mukesh J. 2013.
Deep transcriptome sequencing of wild halophyte rice, Portesia
coarctata, provides novel insights into the salinity and submergence
tolerance factors. Jurnal DNA Research 21:69-84.
Odum, E. P., dan Gray W. 1971. Terjemahan oleh Tjahjono Samingan dari buku
Fundamentals of Ecology. Yogyakarta. Gadjah Mada Press
Suwignyo, R. A., Reni H., dan Mardiyanto. 2010. Toleransi Tanaman Jagung
Terhadap Salinitas Dengan Perlakuan Stres Awal Rendah. Jurnal
Agrivigor 10:73-83.
Syakir, M., Nur M., dan Januati M. 2008. Pengaruh salinitas terhadap
pertumbuhan, produksi, dan mutu sambiloto. Jurnal Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatik 19:129-137.
LAMPIRAN