ABSTRAKSI
Karya tulis ini berjudul “Kajian Faktual Kemiskinan dan Kinerja Tim Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan sebagai Perangkat Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan di
Indonesia Tahun 2005-2007”. Masalah yang dijawab dalam penelitian ini adalah: 1)
Bagaimanakah realitas kemiskinan di Indonesia? 2) Bagaimanakah strategi dan kebijakan
pemerintah dalam upaya memerangi kemiskinan di Indonesia? 3) Bagaimanakah efektivitas
kebijakan pemerintah dalam memerangi kemiskinan di Indonesia?
Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui realitas kemiskinan di Indonesia. 2) Untuk
mengetahui strategi dan kebijakan pemerintah dalam upaya penanggulangan kemiskinan di
indonesia. 3) Untuk mengetahui efektivitas kebijakan pemerintah dalam upaya penanggulangan
kemiskinan di Indonesia.
Untuk membahas karya tulis ini penulis menggunakan jenis penelitian yaitu deskriptif. Teknik
analisis yang digunakan yaitu analisis secara kualitatif deskriptif.
Berdasarkan analisis terhadap sejumlah variabel penelitian, maka hasil penelitian yang diperoleh
yakni sebagai berikut: pertama, berdasarkan variabel realitas kemiskinan di Indonesia dengan
kondisi kemiskinan periode 1996-2006, jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode
1996-2005 bertambah dari tahun ke tahun walaupun terlihat adanya kecenderungan menurun
pada periode 2000-2005.
Kedua, berdasarkan variabel realitas kemiskinan di Indonesia dengan kondisi kemiskinan
periode 1996-2006, jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2006 sebesar 39,05
juta (17,75 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada Februari 2005 yang berjumlah
35,10 juta (15,97 persen), berarti jumlah penduduk miskin meningkat sebesar 3,95 juta.
Ketiga, berdasarkan variabel realitas kemiskinan di Indonesia dengan kondisi kemiskinan
periode 1996-2006, selama Februari 2005-Maret 2006, garis kemiskinan naik sebesar 18,39
persen, yaitu dari Rp.129.108,- per kapita per bulan pada Februari 2005 menjadi Rp.152.847,-
per kapita per bulan pada Maret 2006.
Keempat, berdasarkan variabel realitas kemiskinan di Indonesia dengan kondisi kemiskinan
periode 1996-2006, sekitar 56,51 persen penduduk miskin pada bulan Februari 2005 tetap
tergolong sebagai penduduk miskin pada Maret 2006, tetapi sisanya berpindah posisi menjadi
hampir miskin (19,37 persen), hampir tidak miskin (17,66 persen) dan tidak miskin (6,45
persen).
Kelima, Berdasarkan variabel realitas kemiskinan di Indonesia dengan kondisi kemiskinan
periode 2006-2007, jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2007 sebesar 37,17
juta orang (16,58 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2006 yang
berjumlah 39,30 juta (17,75 persen), berarti jumlah penduduk miskin turun sebesar 2,13 juta.
Keenam, berdasarkan variabel realitas kemiskinan di Indonesia dengan kondisi kemiskinan
periode 2006-2007, selama Maret 2006-Maret 2007, Garis Kemiskinan naik sebesar 9,67 persen,
yaitu dari Rp.151.997,- per kapita per bulan pada Maret 2006 menjadi Rp.166.697,- per kapita
per bulan pada Maret 2007.
Ketujuh, berdasarkan variabel realitas kemiskinan di Indonesia dengan kondisi kemiskinan
periode 2006-2007, selama Februari 2005-Maret 2006, garis kemiskinan naik sebesar 18,39
persen, yaitu dari Rp.129.108,- per kapita per bulan pada Februari 2005 menjadi Rp.152.847,-
per kapita per bulan pada Maret 2006.
Kedelapan, berdasarkan variabel Strategi dan Kebijakan Pemerintah dalam Upaya Memerangi
Kemiskinan di Indonesia, pemerintah melakukan berbagai kebijakan dan strategi, di antaranya
yang terpenting adalah pembentukan lembaga “khusus” yang bertugas mengkoordinasikan dan
berwenang melakukan kegiatan penanggulangan kemiskinan. Lembaga yang bertugas untuk
melakukan pendataan dan berbagai upaya strategis lainnya dalam upaya memerangi kemiskinan
yaitu Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TPKP).
Dan kesembilan, berdasarkan variabel Efektivitas Kebijakan Pemerintah dalam Upaya
Memerangi Kemiskinan di Indonesia, dari tahun ke tahun, jumlah penduduk miskin semakin
mengalami kenaikan walaupun di tahun 2007, angka kemiskinan turun sekitar 2,13 juta. Tetapi,
kondisi masyarakat secara riil mengalami situasi yang tidak mengenakan. Hal ini dapat dilihat
dari harga-harga yang melambung sehingga masyarakat sulit memenuhi kebutuhannya secara
wajar. Dapat dikatakan bahwa pemerintah belum sepenuhnya berhasil dalam menanggulangi
kemiskinan.