Download - 95437763-redenominasi.pdf
kesiapan dan persiapan Indonesia serta dampaknya dalam melaksanakan kebijakan
redenominasi rupiah
Disusun oleh:Nama : Muhammad QouliNIM : 01091003109Jurusan : Akuntansi
Jurusan AkuntansiFakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya
Tahun Akademik 2010-2011
I. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar
yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang
dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan
jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang
tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian
barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya dan untuk pembayaran
hutang.
Mata uang merupakan alat pembayaran transaksi ekonomi yang digunakan
di suatu negara. Di Indonesia kita mengenal mata uang rupiah (Rp) sebagai mata
resmi Negara Indonesia. Namun nilai mata uang rupiah sekarang di anggap terlalu
imperior dibandingken dengan mata uang dari negara lain, terbukti dengan
besarnya pecahan nilai rupiah yang sampai menyentuh angka Rp 100.000 (seratus
ribu rupiah).
Pecahan Rp 100.000 ini sekarang di pandang kurang efektif dalam
perekonomian Indonesia. Hal ini disebabkan karena mata uang rupiah dipandang
terlalu memiliki nominal yang besar dibanding mata uang negara lain. Hal inilah
yang menjadi pertimbangan Bank Indonesia untuk melaksanakan kebijakan
Redenominasi mata uang rupiah.
b. Tujuan
Mengenal lebih dekat tentang rencana kebijakan redenominasi rupiah oleh
Bank Indonesia (BI) selaku pemegang otoritas moneter Indonesia.
Mengetahui kesiapan dan Persiapan Indonesia untuk melaksanakan
kebijakan redenominasi rupiah serta mengetahui dampak yang akan terjadi pra dan
pasca redenominasi rupiah.
c. Rumusan Masalah
1. Sejauhmana kesiapan Indonesia melakukan redenominasi rupiah?
2. perisapan-perispan apa yang dilakukan Indonesia untuk rencana
redenominasi rupiah?
3. Apakah dampak redenominasi rupiah secara makro di Indonesia?
II. Pembahasan
a. Mengenal lebih dekat tentang Kebijakan Redenominasi.
a. i. Definisi Redenominasi
Redenominasi Rupiah adalah sebuah rencana kebijakan Bank
Indonesia, sebagai otoritas moneter di Indonesia, dalam rangka
pengurangan nilai pecahan mata uang Rupiah tanpa mengurangi nilainya
dengan cara menghilangkan tiga nol terakhir. Rencana kebijakan ini
dilontarkan oleh Bank Indonesia pada awal Mei 2010 dan dikonfirmasikan
oleh Gubernur BI terpilih, Darmin Nasution, pada 31 Juli 2010.
a. ii. Tujuan Redenominsi.
Berikut ini beberapa alasan mengapa redenominasi perlu dilakukan:
Kebijakan redenominasi ini diambil setelah hasil riset Bank Dunia
menyebutkan bahwa uang pecahan Rupiah Indonesia Rp 100.000 adalah
yang terbesar kedua di dunia setelah Dong Vietnam (VND) 500.000.
Redenominasi juga perlu dilakukan untuk menyederhanakan
perhitungan, karena pecahan rupiah dinilai sudah sangat besar hingga
mencapai Rp100.000. Rencana melakukan redenominasi rupiah ini meniru
langkah negara Turki yang pada bulan Januari 2005 telah melaksanakan
kebijakan redenominasi dengan mengganti 1.000.000,00 (satu juta) Lira
lama dengan 1 (satu) Lira baru, atau meniadakan enam angka nol terakhir
sehingga menjadi sepersejuta (1/1.000.000,00). Juga mengikuti kebijakan
negara Rumania yang pada bulan Juli 2005, dimana Rumania mengikuti
jejak Turki dengan menggantikan 10.000 (sepuluhribu) Leu lama dengan 1
(satu) Leu baru atau meniadakan empat angka nol terakhir sehingga menjadi
sepersepuluhribu (1/10.000,00).
Selain menyederhanakan satuan nilai mata uang rupiah, rencana
redenominasi rupiah, juga dilakukan sebagai persiapan rencana
terbentuknya Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic
Community) tahun 2015. Tentu akan lebih bergengsi bilamana satuan mata
uang rupiah dapat setara dengan mata uang negara-negara Asean lainnya.
Bank Indonesia juga mengungkapkan hasil kajiannya tentang
berbagai efisiensi yang dapat diperoleh dari pelaksanaan redenominasi atau
perampingan angka nominal rupiah. Salah satunya adalah penghematan
biaya pencetakan uang oleh bank sentral. Penghematan tersebut diperoleh
dari frekuensi pencetakan pecahan mata uang yang jadi lebih sedikit.
Iskandar menjelaskan, dengan redenominasi--menghilangkan tiga digit
angka nol di setiap pecahan rupiah--uang kertas ribuan akan diganti dengan
uang logam yang lebih awet.
c. iii. Hamabatan Redenominasi.
Saat ini dunia ekonomi Indonesia terusik dan mulai terguncang
dengan adanya wacana Redominasi Rupiah. Bahkan sebagian masyarakat
yang belum paham redominasi mulai waswas karena trauma ekonomi saat
sanering puluhan tahun yang lalu di Indonesia masih membekas.
Inti dari hambatan kebijakaan redenominasi ini ialah belum
pahamnya masyarakat tentang arti dan tujuan dari kebijakan redenominasi
itu sendiri.
b. Kesiapan dan Perisapan Indonesia untuk redenominasi.
b. i. Kesiapan Redenominasi
Gubernur BI Darmin Nasution ketika itu menilai bahwa mata uang
rupiah sudah saatnya untuk diredenominasi guna menghindari kerugian
yang mungkin terjadi dimasa mendatang sebagai akibat nilai transaksi yang
semakin besar melampaui sistim penghitungan yang digunakan saat ini.
Karena jika rencana redenominasi tidak diproses mulai dari sekarang,
menurut Darmin Nasution, cost atau biayanya akan menjadi sangat mahal.
Karena dalam kurun waktu lima hingga tujuh tahun ke depan, aplikasi
pembukuan ataupun alat hitung yang ada pada masyarakat diperkirakan
tidak akan sanggup lagi untuk menghitung transaksi yang berkembang
melampaui digit pada mesin hitung.
Mengingat bahwa perekonomian Indonesia sedang dalam kondisi baik
dengan inflasi yang terkendali, maka saat inilah momen yang tepat untuk
melakukan redenominasi. Urgensi redenominasi bukan untuk sekarang, tapi
untuk beberapa tahun mendatang. Namun, karena mengingat prosesnya
membutuhkan waktu lama, maka sebaiknya harus dimulai dari sekarang.
b. ii. Persiapan untuk Redenominasi
Berikut ini beberapa hal penting yang harus diperhatikan utuk
persiapan Redenominasi Rupiah:
Pertama, kondisi makro perlu dijaga supaya risiko inflatoir redenominasi
minimal.
Kedua, jangan melakukan hal ini saat rupiah dalam tren melemah karena
bisa menyebabkan kepanikan.
Ketiga, atau yang terakhir harus dipersiapkan psikologi masyarakat agar
tidak terjadi kekacauan dan mispersepsi.
b. iii. Strategi Redenominasi
Strategi yang perlu ditempuh adalah mempersiapkan program
redenominasi dengan baik sehingga redenominasi dapat dilaksanakan
dengan lancar. Hal ini sejalan dengan kajian yang telah dilakukan yang
menunjukkan bahwa dengan persiapan yang matang maka peluang untuk
keberhasilan redenominasi menjadi lebih besar. Untuk itu, program
redenominasi akan dilakukan dengan beberapa tahapan. Secara garis besar,
pelaksanaan redenominasi Rupiah dibagi dalam 4 (empat) tahapan besar,
yaitu tahap penyiapan, tahap pemantapan, tahap implementasi dan transisi,
serta tahap phasing out. Agar tahapan ini berjalan lancar, kegiatan ini akan
dikoordinasikan dengan Pemerintah dan perlu mendapat dukungan dari
seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Berikut ini tahapan pemberlakuan redenominasi nilai mata uang
rupiah menurut Bank Indonesia:
-Tahun 2011-2012 Masa Sosialisasi
Masa menyiapkan berbagai macam hal seperti menyangkut akuntansi,
pencatatan, sistem informasi. Bank Indonesia meyakini waktu dua tahun
cukup untuk masa sosialisasi.
-Tahun 2013-2015 Masa Transisi
Dalam masa ini, nantinya harga barang akan ditulis dalam dua harga yaitu
terdiri atas rupiah lama dan rupiah baru. Misalnya, barang seharga
Rp10.000 akan ditulis dalam dua harga yaitu Rp10.000 dan Rp10 (baru).
Uang saat ini akan disebut rupiah lama, yang baru akan disebut rupiah baru.
Selama masa ini, masyarakat akan menggunakan dua mata uang yaitu
rupiah lama dan rupiah baru. Begitu juga untuk pengembalian uang, boleh
menggunakan keduanya. BI juga akan perlahan-lahan mengganti uang rusak
rupiah lama dengan uang rupiah baru.
-Tahun 2016-2018
Uang kertas sekarang (rupiah lama) akan benar-benar habis. BI akan
melakukan penarikan uang lama.
-Tahun 2019-2020
Kata-kata uang baru yang menandakan pengganti uang lama akan
dihilangkan. Indonesia kembali pada rupiah seperti saat ini, namun nilai
uangnya lebih kecil. Untuk mata uang kecil berlaku uang koin dan nilai
pecahan sen akan berlaku lagi.
c. Dampak Kebijakan Redenominasi
c. i. Dampak pra redenominasi
Redenominasi masih menjadi pro dan kontra yang masih
diperdebatkan keefektifan serta manfaatnya dalam perekonomian Indonesia.
c. ii. Dampak pasca redenominasi.
Apabila redenominasi berjalan dengan lancar maka diharapkan
dapat memberikan dampak yang baik dalam perekonomian, seperti
penghematan biaya pencetakan uang kertas menjadi pecahan uang logam,
keefekifan dan keefisinan perhitungan rupiah untuk memudahkan
perhitungan transaksi, memberikan citra yang baik terhadap rupiah dan bisa
menjadi sebuah kebanggaan nasional karena secara tidak langsung nilai
nominal rupiah akan mengecil serta memberikan angin segar sebagai
motivasi untuk peningkatan perekonomian menuju negara maju.
III. Kesimpulan
Redenominasi merupakan rencana kebijakan Bank Indonesia, sebagai
otoritas moneter di Indonesia, dalam rangka pengurangan nilai pecahan mata
uang Rupiah tanpa mengurangi nilainya dengan cara menghilangkan tiga nol
terakhir. Apabial kebijakan ini dipersiapkan dengan baik, hal ini akan
memberikan angin segar untuk Indonesia memulai kesetaraannya menuju
negara maju.
Diperlukan dukungan dari semua pihak agar tujuan dari redenominasi ini
bisa dicapai dengan maksimal, sehingga tidak hanya menjadi sebuah kebijakan
yang malah akan memperparah keadaan perekonomian negara Indonesia.
Berdasarkan penjabaraan-penjabaran dan alasan-alasan di atas, saya turut
mendukung redenominasi untuk segera dicanangkan pemerintah Indonesia.
Semoga dengan niat yang baik ini akan diiringi perilaku yang baik juga dari
semua pihak, agar perekonomian Indonesia bisa lebih lebih maju dari sekarang.