Download - 91831311-LAPORAN-PERCOBAAN-8
PERCOBAAN 8
SENYAWA BIO-ORGANIK
LEMAK DAN PROTEIN
I. Tujuan :
1.1.Mampu menjelaskan sifat umum dan khusus lemak dan protein.
1.2.Mampu melakukan analisis kualitatif lemak dan protein dalam suatu
sampel
II. Tinjauan Pustaka
2.1 Lemak
2.1.1 Pengertian lemak
Lemak merupakan ester asam lemah dan gliserol. Gliserol adalah suatu
trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon. Satu molekul gliserol
dapat meningkat satu, dua atau tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester
yang disebut mono gliserida, digliserida, atau trigliserida. Lemak termasuk
trigliserida yang mengikat tiga molekul asam lemak, strukturnya :
Gliserol
Lemak
R1-COOH, R2-COOH dan R3-COOH merupakan molekul asam lemak
yang terikat pada gliserol.
(Respati,1980)
2.1.2 Sifat-sifat lemak
a. Sifat kimia lemak
Titik lebur lemak bisa dipengaruhi oleh banyaknya ikatan rangkap
dari asam lemak penyusunya.
Lemak netral tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut lemak.
b. Sifat fisik
Lemak murni tidak berwarna, tidak berbau dan idak berasa.
Titik leburnya rendah.
Titik leburnya terlalu rendah dari pada temperature dimana ia menjadi
padat kembali.
(Mulyono, 2001)
2.1.3 Asam Lemak
Asam lemak adalah monosakarida berantai lurus, mempunyai satu atau
lebih ikatan rangkap dan mempunyai jumlah atom karbon genap. Asam
lemak dapat berupa asam lemak jenuh dan tak jenuh. Asam lemak dapat
berasal dari hewan atau tumbuhan dan merupakan asam karboksilat yang
mempunyai rantai karbon panjang, dengan rumus umum:
O
R-C-OH
(Fessenden, 1982)
A. Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak mempunyai ikatan
rangkap pada atom karbon dalam sruktur molekulnya. Biasanya asam lemak
jenuh mempunyai rantai karbon pendek dan titik lebur yang rendah, misalnya
asam butirat. Asam lemak jenuh dengan atom C4-C26 merupakan penyusun
lemak. Yang paling banyak dijumpai adalah asam palmitat (C15H31COOH),
asam stearat(C17H35COOH), asam laurat (C11H23COOH), asam miristat
(C13H27COOH). Asam palmitat terdapat dalam minyak palem, asam laurat
dalam palem dan kernel oil, minyak kelapa, asam miristat terdapat pasa pala,
asam stearat terdapat pada minyak hewan.
B. Asam lemak tak jenuh
Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang mempunyai ikatan
rangkap pada atom karbon dalam struktur molekulnya. Asam ini dapat
mengandung ikatan rangkap atau lebih. Adanya ikatan rangkap memungkan
adanya isomer Cis-trans.
Misalnya : - Asam oleat mengandung satu ikatan rangkap
- Asam linoleat mengandung dua ikatan rangkap
- Asam linonelenat mengandung tiga ikatan rangkap
Hampir semua asam lemak tak jenuh yang terdapat dialam mempunyai
atom C18-C24 dengan variasi letak, dari pada ikatan rangkapnya. Setelah
mengetahui banyaknya atom C pada hasil oksidasi dapat ditentukan letak
ikatan rangkap di dalam senyawa semula.
(Respati, 1980)
C. Sifat-sifat asam lemak
Makin panjang rantai karbonnya, makin tinggi titik lelehnya.
Dapat berbentuk cair dan padat.
Asam lemak jenuh memiliki titik lebur lebih rendah dari pada asam lemak
tak jenuh.
Kelarutan asam lemak dalam air tergantung panjang rantai karbonnya.
Umumnya larut dalam eter dan alkohol.
Asam lemak dapat terionisasi.
Dapat bereaksi dengan basa membentuk garam.
Berdasarkan keestalannya, asam lemak dibedakan menjadi :
a. Asam lemak esensial
Asam lemak diperlukan oleh tubuh tetapi tubuh kita dapat
mensintesiskannya sehingga harus di datangkan dari luar tubuh,
contohnya asam linoleat, asam arachidanat.
b. Asam lemak non essensial
Asam lemak yang diperlukan oleh tubuh, contohnya asam opat, asam
stearad, dll.
(Soemarjo, 1986)
2.1.4. Penyabunan (saponifikasi)
Sabun merupakan logam alkali yang dibersihkan oleh asam lemak yang
dapat larut dalam air. Biasanya berasal dari minyak tumbuhan dan dibuat
dari proses hidrosinasi. Molekul sabun terdiri dari rantai hidrokarbon dengan
gugus -COO- pada ujungnya yang memilki sifat hidrofob dan hidrofil, sabun
dapat membersihkan kotoran, terutama minyak, sehingga berfungsi sebagai
elmudator.
Reaksi penyabunan :
CH2O2C(CH2)16CH3 CH2OH
kalor
CH2OC(CH2)16CH3 + H2O CHOH+3CH3(CH2)16CO-Na+
CH2O2C(CH2)16CH3 CH2OH
Apabila reaksi penyabunan telah lengkap, lalu lapisan air yang
mengandung gliserol dipisahkan dan dipulihkan dengan penyaringan molekul
sabun mengandung rantai hidrokarbon panjang ditambah ujung ion sabun
yang mampu mengemulsi kotoran berminyak sehingga dapat di buang
dengan pembilasan. Kemampuan ini disebabkan oleh dua sifat sabun, yaitu
rantai hidrokarbon sebuah molekul sabun larut dalam zat-zat non polar dan
ujung anion molekul sabun yang tertarik pada air, di tolak oleh ujung anion
molekul yang menyebul dari tetesan minyak lain.
Dalam cairan yang mengandung asam lemak di kenal peristiwa “tengik”.
Bau yang khas ini disebabkan karena adanya senyawa campuran asam keton
dan asam hidroksi ekto yang berasal dari dekomposisisi asam lemak yang
terdapat dalam cairan iitu. Sampai sekarang, reaksi pe-tenkikan dikenal
sebagai reaksi asam lemak tak jenuh.
-CH=CH-CH2-CH=CH-
-CH=CH-CH-CH=C
(Fessenden,1999)
2.1.5. Fungsi Lemak
a. Fostofolipid
Adalah lipid yang mengandung gugus ester fosfat, fosfogliserida,
satu tipe fosfolipid, erat berhubungan dengan lemak dan minyak.
Senyawa ini biasa mengandung ester asam lemak pada dua gliserol
dengan suatu ester fosfat pada posisi ketiga. Fosfogliserida bersifat
jelas karena molekulnya berisi dua hidrofobik yang panjang dalam
suatu hidrofil yang sangat polar, suatu gugus ion dipolar.
(Fessenden, 1999)
b. Trigliserida
Adalah bentuk lemak yang paling efisien untuk menyimpan kalor
yang penting untuk proses yang memerlukan energi dalam tubuh.
Trigliserida juga mempunyai fungsi sebagai bantalan tulang dan
organ vital yang melindungi organ-organ dari goncangan.
( Poedjadi.1994 )
2.2. Protein
2.2.1 Pengertian protein
Protein adalah gabungan dari asam amino dan terdapat disebagian besar
dari tubuh manusia dan hewan tingkat tinggi. Sebagian protein merupakan
penyusun tubuh (daging, kulit, dsb). Sebagian mempunyai fungsi katalisator
untuk menstabilkan reaksi tertentu yang dapat berlangsung dengan baik pada
kondisi tubuh. Protein berfungsi sebagai pengatur hormon dan immonologi
(pertahanan tubuh). Protein disusun oleh asam amino dengan ikatan amida
yang disebut ikatan peptida.
O
N2H-CH-C
R OH
O
H2N-CH-C O
OH-(NH-CH-C ) NH-CH-COOH
R
(Respati, 1980)
Protein adalah senyawa polipeptida yang dihasilkan dari polimerisasi
asam-asam amino, protein dibagi menjadi dua, yaitu protein yang larut dalam
air dan protein yang sukar larut dalam air.
(Soemardjo, 1998)
2.2.2 Struktur Protein
a. Struktur Primer
Sruktur primer menunjukan jumlah, jenis dan urutan, asam amino dalam
molekul protein. Struktur primer merupakan sifat utama, yaitu menentukan
sifat dasar berbagai protein dan juga menentukan bentuk struktur sekunder
dan tersiser.
R H O R H H
NH2 - C - C- N – C - C- C – N - C- C- N – C - C
H O R H H O R O
b. Struktur sekunder
Merupakan suatu rantai peptida dengan susunan heliks putar kanan yang
disebut heliks. Susunan tersebut memungkinkan asam amino untuk
memasuki ruang-ruang dengan gugus R. Pada ikatan antar molekul
distabilkan oleh ikatan hidrogen, nitrogen, amida, dan oksigen karbonil.
c. Struktur Tersier
Merupakan struktur tiga dimensi yang memungkinkan molekul lain
berikatan dengan protein, misalnya enzim.
d. Sruktur Kuartener
Merupakan sruktur dari protein yang bisa digabungkan dengan molekul
protein lain atau gugus non protein, misalnya pada protein terkonjugasi.
(Poedjiadi, 1994)
2.2.3 Penggolongan protein
Ditinjau dari srukturnya protein dibagi menjadi 2 bagian, yaitu
a. Protein sederhana
Terdiri atas molekul-molekul asam amino. Menurut molekulnya terbagi
menjadi protein tiger yang terbentuk syarat dan protein globular yang
terbentuk bulat/elips. Terdiri dari polipeptida yang berlipat-lipat.
b. Protein gabungan
Terdiri atas protein dan gugus bukan protein (gugus protestik) beberapa
jenis protein gabungan antara lain mukoprotein, glikoprotein , lipoprotein,
lukreoprotein.
Berdasarkan bentuknya
a. Protein Globurar
Adalah protein yang bentuknya menggulung, larut dalam air.
b. Protein Fibrous
Adalah protein yang bentuknya memanjang, contoh kolagen.
2.2.4 Sifat-sifat protein
a. Dalam suasana asam protein membentuk ion positif sedangkan dalam
suasana basa akan membentuk ion negatif. Ionisasi protein :
b. Protein memiliki titik isolistrik yang berbeda-beda
c. Protein memiliki ikatan peptida
d. Protein merupakan hasil polimerisasi asam-asam amino.
(Poedjiadi, 1994)
2.3. Asam amino
Adalah zat padat yang mempunyai titik lebur tinggi dan karena adanya 2
gugus yang polar maka tidak larut dalam pelarut organik, tetapi larut dalam
air. Karena gugus karboksilat brsifat asam dan gugus amino bersifat basa,
maka sebenarnya asam amino ada dalam bentuk ion dipolar (zwitter ion).
R - CN - COOH R - CH - CO
NH2 NH3
Asam amino yang tidak mmpunyai rantai simpang yang apat mengalami
ionisasi, mempunyai dua konstanta ionisasi :
R - CH - H2O R - CH - CO2 +H3O+ Ka=10-2
NH3 NH3
R - CH - COO + H2O R - CH - CO2- + H3O+ Ka=10-9
NH3 NH2
(Respati, 1980)
2.3.1 Penggolongan asam amino
Ditinjau dari segi pembentukannya terbagi menjadi 2, yaitu :
a. Asam amino esensial
Asam amino yang tidak dapat dibuat dalam tubuh dan harus diperoleh dari
makanan sumber protein.
b. Asam amino non essensial
Asam amino yang bisa dibuat oleh tubuh sendiri, berdasarkan sruktur
gugus -R-, dalam asam amino terbagi menjadi 7 kelompok, yaitu dengan
rantai samping yaitu :
1. Merupakan rantai karbon
2. Mengandung gugus hidroksil
3. Mengandung atom belerang
4. Mengandung gugus asam/amino
5. Mengandung gugus basa
6. Mengandung cincin aromatik
7. Membentuk ikatan dengan atom N pada gugus amino.
(Poedjiadi, 1994)
2.3.2 Sifat-sifat asam amino
a. Umumnya larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut organik non
polar seperti eter, aseton, dan kloroform
b. Mempunyai titik lebur tinggi
c. Mempunyai polaritas tinggi
d. Dapat membentuk ion amfoter
e. Dapat berikatan dengan gugus lain
(Poedjiadi, 1994)
2.4. Ikatan-Ikatan dalam molekul protein
a. Ikatan peptida
Adalah ikatan yang terdapat dalam rantai peptide itu sendiri, yaitu
ikatan antara asam amino yang satu dengan asam amino yang lain.
b. Ikatan Cystine
Adalah ikatan disakarida dalam protein yang secara homopolar atau
valent.
H
- C : S : S
H H
c. Ikatan garam
Ikatan garam molekul protein adalah secara heteropolar atau secara
elektrovalen yaitu antara ion-ion yang bermuatan berlawanan di
dalam suatu molekul yang disebabkan oleh gaya elektrolisis. Ikatan
ini terjadi bila ada radikal karboksil bebas dengan radikal amino
bebas.
d. Ikatan hidrogen
Ikatan ini banyak terdapat di dalam molekul protein terutama yang
menghubungkan antara –C=O.
e. Ikatan ester
Terjadi apabila ada asam amino yang mempunyai radikal karboksil
bebasa berdekatan dengan asam amino yang mempunyai radikal
hidroksil bebas dari rantai peptide dari suatu molekul protein.
(Soemarjo, 1986)
2.5. Uji Protein
2.5.1. Uji Biuret
Uji ini digunakan untuk menguji adanya ikatan peptide. Dalam
tabung reaksi kering krom dipanaskan secara kering, sehingga
terbentuk senyawa biuret dan berbau khas dari NH3 setelah
ditambahkan NaOH dan CuSO4, maka berwarna ungu.
NH2 NH2 - N2H
O = + O = C C = O + NH3
NH2 2HH2
2.5.2. Uji nihidrin
Jika protein direaksikan dengan buffer aseton dan larutan nihidrin
dalam aseton, lalu dipanaskan dengan penangas, maka setelah
dingin larutan berwarna warna biru. Warna biru terjadi karena
reaksi ini menghasilkan aldehid yang rendah dan melepaskan CO2
dan amoniak.
2.5.3. Uji xanthoprotein
Merupakan uji asam amino dengan radikal. Larutan NHO3 pekat
jika ditambahkan dengan protein terjadi endapan putih
danberubah menjadi kuning jika dipanaskan. Reaksi yang terjadi
adalah nitrasi pada benzena yang terdapat pada molekul protein.
Reaksi positif untuk protein yang mengandung tirosin, fonidalnin,
triptoton.
2.5.4. Uji Hopkin’s Cole
Larutan protein yang mengandung triptoton dapat bereaksi
membentuk senyawa berwarna. Pereaksi hopskin cole dibuat
dengan asam oksalat dengan serbuk magnesium dalam air.
Jika protein ditambahkan hopkin’s cole dan H2SO4 akan
membenuk lapisan di bawah saat kemudian terjadi cincin
berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan tersebut. Reaksi
positif pada gugus iudol.
2.5.5. Uji Molish
Pereaksi molish berisi alcohol (a-naftol 5%) dalam
mereaksikannya ditambahkan H2SO4 pekat, merupakan uji
khusus untuk protein yang radikalnya karbohidrat.
2.5.6. Uji Sulfida
Jika protein yang mengandung asam amino yang berwarna ungu S
ditambahkan dengan NaOH dan dipanaskan maka H2S dapat
diuraikan dalam larutan alkalis membentuk H2S jika ditambahkan
pada asetat maka akan terjadi PbS yang mengendap sebagai
koloid, jika hasilnya positif larutan itu mula-mula berwarna
kuning kemudian berwarna coklat dan akhirnya berubah warnnna
menjadi hitam dan mengendap.
2.5.7. Reaksi Prespitasi (pengendapan protein)
Zat putih tellur atau protein jika dalam larutan berupa sebuah
koloid
- Uji logam berat dalam protein
a. CuSO4
Jika protein diteteskan CuSO4 encer maka terjadi pengendapan, akan
tetapi penambahan seteusnya endapan dapat larut lagi (reversifik).
b. Ag H3 dan H3(NO3)2
Memberikan endapan yang tidak bewarna.
c. Pb(CH3COO)2
Jika ditambah dalam bentuk padat dan di kocok, tejadi endapan tak
berwarna, biasanya dipakai untuk membebaskan protein dalam urine
pada pemeriksaan kadar gula.
d. FeCl3
Terjadi pengendapan tetan penambahan, dimungkinkan akan larut
kembali.
2.6. Analisa bahan
1. Aquades
Air yang diperoleh pada pengembunan uap melalui proses penguapan α-
eter atau pendi pendidihan air. Tidak berwarna , tidak berasa, titik leleh
0oC, titik didih air 100oC, bersifat polar, pelarut organik yang baik.
(Mulyono,2001)
2. Metilen klorida
Berbentuk endapan berwarna putih, sediki larut dalam air, di alam
sebagai air raksa. Senyawa dengan formula CHCL3, brbentuk cair, tidak
berwarna, larut dalam kloroform dan alcohol, digunakan sebagai obat
bius, racun tanaman.
(Mulyono,2001)
3. Minyak kelapa
Minyak kelapa yang diperoleh dari tumbuhan kelapa, berguna untuk
minyak makanan.
( Basri, 1996)
4 . HNO3
Merupakan asam anorganik, zat cair tak berwarna, bersifat korosit dan
oksidator kuat.
( Basri, 1996)
5. Susu
Hasil alami kelenjar putih, berupa emulsi putih mengandung air,
protein, lemak, gula, garam.
( Basri, 1996)
6. H2So4
Zat cair kental tak berwarna, menyerupai minyak, higrokopis dalam
larutan cair, bersifat asam kuat, dalam keadaan pekat bersifat oksidator
dan zat pendehidrasi, titik leleh 10°c, titik didih315-338°c, massa jenis
1,8 g/ml.
( Mulyono, 2001)
7. Minyak zaitun
Berbentuk cair dan berwarna kuning pucat, mengandung olein dan
palmitin sebagai bahan makanan, untuk pembuatan sabun.
( Basri, 1996)
8. Merkury klorida
Berbentuk endapan berwarna putih, sedikit larut dalam air di alam
sebagai air raksa.
( Mulyono, 2001)
9. Molish (α-naftol)
Merupakan uji karbohidrat , jika ditambah H2SO4 membentuk cincin
ungu.
( Mulyono, 2001)
10. NaOH
Senyawa basa, endapan putih, higrokopis, mudah menyerap CO2
membentuk Na2CO3. Digunakan dalam pembuatan rayon, kertas,
detergen, titik leleh 318°c dan titik didih 139°c, larut dalam alcohol,
gliserol, air.
( Mulyono, 2001)
12. (CH3COO)Pb
Senyawa garam dengan rumus kimia (CH3COO)Pb.2H2O, padatan
Kristal berwarna putih, bersifat racun, larut dalam air, digunakan dalam
kedokteran, tekstil dan digunakan sebagai reagen analitik, titik leleh
280°c, titik didih 315°c-338°c, massa jenis 1,8 g/ml.
( Mulyono, 2001)
13. C2H5OH
Cairan encer tak berwarna , dapat bercampur dengan eter, benzena,
gliserol, air yang bersifat hodrofob dan hidrofil.
( Fessenden, 1997)
14. Asam Fosfomilibdat
Sebagai pereaksi alkaloid dibuat dengan ,melarutkan ammonium
melibatkan dalam asam nitrat pekat di tambahkan asam fosfat.
( Basri, 1996)
15. Telur
Pada putih telur, zat yang terkandung paling banyak adalah protein
albumin dan yang paling sedikit adalah lemak.
( Basri, 1996)
III. METODE PERCOBAAN
3.1 Alat
Erlemeyer
Kertas saring
Gelas Ukur
Tabung reaksi
Pemanas spirtus
Pipet tetes
Penjepit
Gelas beker
Kaki tiga
Rak tabung
Pengaduk
Kain perca
3.2 Bahan
Aquades
Metilen klorida
Minyak kelapa
Susu
Minyak zaitun
Merkuri klorida
NaOH 40%
Molish
HNO3 pekat
H2SO4 pekat
( CH3COO)Pb
C2H5OH
Asam pikrat
Asam fosfomolibat
Telur
Larutan ninhidrin 2%
CuSO4 0,5%
Larutan α-naftol
3.3 Gambar alat
Tabung reaksi
Gelas ukur
Bunsen
Pipet
tetes
kertas saring gelas ukur 10ml
Erlenmeyer
3.4 Skema Kerja
3.4.1 Lemak
1. Kekentalan dan bau
Kolesterol
Tabung reaksi
- Pengamatan kekentalan dan bau
Hasil
Lesitin
Tabung reaksi
- Pengamatan kekentalan dan bau
Hasil
Minyak kelapa
Tabung reaksi
- Pengamatan kekentalan dan bau
Hasil
Lemak
Tabung reaksi
- Pengamatan kekentalan dan bau
Hasil
Minyak jagung
Tabung reaksi
- Pengamatan kekentalan dan bau
Hasil
Minyak bijih kelapa
Tabung reaksi
- Pengamatan kekentalan dan bau
Hasil
Asam stearat
Tabung reaksi
- Pengamatan kekentalan dan bau
Hasil
Asam Oleat
Tabung reaksi
- Pengamatan kekentalan dan bau
Hasil
2. Uji Kelarutan
3 mL Aquadest
Tabung reaksi
Penambahan minyak zaitun dan minyak kelapa
Pengamatan dan perbandingan hasail
Hasil
Metilen klorida
Tabung reaksi
Penambahan minyak zaitun dan minyak kelapa
Pengamatan dan perbandingan hasail
Hasil
Minyak kelapa
Tabung reaksi
Penambahan lesitin dan penggojogan
Pengamatan dan perbandingan hasail
Hasil
Lemak
Tabung reaksi
Penambahan Lesitin dan penggojogan
Pengamatan dan perbandingan hasail
Hasil
Asam oleat
Tabung reaksi
Penambahan lesitin dan penggojogan
Pengamatan dan perbandingan hasail
Hasil
Asam strearat
Tabung reaksi
Penambahan Lesitin dan penggojogan
Pengamatan dan perbandingan hasail
Hasil
Kolesterol
Tabung reaksi
Penambahan lesitin dan penggojogan
Pengamatan dan perbandingan hasail
Hasil
3. Noda lemak/Spot test
4. Saponifikasi
5. Uji Ikatan Rangkap
a. Melunturkan warna aquabromata
Minyak kelapa
Tabung reaksi
Penambahan eter Penggojogan Penetesan pada kertasPengamatan
Hasil
2 mL minyak zaitun
Tabung reaksi
Penambahan 1 gr kristal NaOH dan 20 mL C2H5OH
Pemanasan selama 10 – 15 menitPendinginan dalam bejanaPengambilan endapan dan
pelarutan dalam tabung reaksi dengan air.
Penggojogan dan pengamatan
Hasil
Minyak
Tabung reaksi
Penambahan aquabromataPenggojogan dengan kuatPengamatan
Hasil
b. Melunturkan warna KMnO4
3.3.2 Protein1. Larutan Asam amino dan protein
Minyak
Tabung reaksi
Penambahan KmnO4
Penggojogan dengan kuatPengamatan
Hasil
Putih telur
Tabung reaksi
Penambahan 300 mL aquadestPengadukanPenyaringan dengan kainPengamatan dan perbandingan
Hasil
Gelatin
Tabung reaksi
Penambahan 300 mL aquadestPengadukanPenyaringan dengan kainPengamatan dan perbandingan
Hasil
Alanin
Tabung reaksi
Penambahan 300 mL aquadestPengadukanPenyaringan dengan kainPengamatan dan perbandingan
Hasil
Asam glutamin
Tabung reaksi
Penambahan 300 mL aquadestPengadukanPenyaringan dengan kainPengamatan dan perbandingan
Hasil
Tirosin
Tabung reaksi
Penambahan 300 mL aquadestPengadukanPenyaringan dengan kainPengamatan dan perbandingan
Hasil
2. Uji biuret
3. Uji Ninhidrin
Albumin telur
Tabung reaksi
Penambahan NaOH 10% dan CuSO4 0,5%
PengadukanPengamatanPengamatan dan perbandingan
Hasil
Gelatin
Tabung reaksi
Penambahan NaOH 10% dan CuSO4 0,5%
PengadukanPengamatanPengamatan dan perbandingan
Hasil
Asam glutamat
Tabung reaksi
Penambahan NaOH 10% dan CuSO4 0,5%
PengadukanPengamatanPengamatan dan perbandingan
Hasil
Putih telur
Tabung reaksi
Penambahan ninhidrinPenggojoganPengamatan warna
Hasil
Bovilon
Tabung reaksi
Penambahan ninhidrinPenggojoganPengamatan warna
Hasil
Alanin
Tabung reaksi
Penambahan ninhidrinPenggojoganPengamatan warna
Hasil
Susu Encer
Tabung reaksi
Penambahan ninhidrinPenggojoganPengamatan warna
Hasil
Alanin
Tabung reaksi
Penambahan ninhidrinPenggojoganPengamatan warna
Hasil
4. Reaksi Presipitasi
a. Presipitasi dengan Alkaloid Reagensia
b. Presipitasi dengan larutan garam-garam logam berat
5. Uji Xanrthoprotein
Putih telur
4 buah Tabung reaksi
Penambahan asam pikrat, asam trikloroasetat, asam fosfomolibdat, fosfowolframat
Pengamatan endapan yang terbentuk
Hasil
Putih telur
4 buah Tabung reaksi
Penambahan ferri klorida, cupri sulfat, merkuri klorida, dan plumbo asetat
Pengamatan endapan yang terbentuk
Hasil
Putih telur
Tabung reaksi
Penambahan asam nitrat pekatPenangasanPengamatan warna Penambahan amoniaPengamatan waran
Hasil
Susu encer
Tabung reaksi
Penambahan asam nitrat pekatPenangasanPengamatan warna Penambahan amoniaPengamatan waran
Hasil
6. Uji Molish
7. Uji Hopkin’s Cole
8. Uji Sulfida
Putih telur
Tabung reaksi
Penambahan alfa naftol dalam alkohol
Penggojogan Pengamatan
Hasil
Susu encer
Tabung reaksi
Penambahan alfa naftol dalam alkohol
Penggojogan Pengamatan
Hasil
Putih telur
Tabung reaksi
Penambahan asam glioksilatPenambahan H2SO4 pekatPengamatan
Hasil
Putih telur
Tabung reaksi
Penambahan sodium hidroksidaPenangasan selama 1 menitPenambahan plumbo asetat
Hasil
IV.Data Pengamatan
NO. PERLAKUAN HASIL KETERANGAN
1 Kelarutan dan bau
Minyak kelapa
Minyak zaitun
Agak encer, bau wangi
Lebih kental, bau tengik
2 Kelarutan
1 ml aquades + minyak zaitun
1 ml aquades + minyak kelapa
1 ml metilenklorida + minyak zaitun
1 ml metilenklorida + minyak kelapa
Tidak bercampur
Tidak bercampur
Bercampur
Bercampur
3 Uji noda lemak
Minyak kelapa + eter, penggojokan, penyaringan
Minyak zaitun + eter, penggojokan, penyaringan
Kertas saring bernoda
Kertas saring bernoda
+
+
4 Saponifikasi Minyak zaitun+Kristal
NaOH+C2H5OH, Pemanasan, pendinginan, pengamatan
Timbul busa +
5 Uji ikatan rangkap pada lemak tak jenuh
Minyak zaitun + aquobromata, penggojokan
Minyak zaitun + KMnO4, penggojokan
Minyak kelapa + aquabromata, penggojokan
Minyak kelapa + KMnO4, penggojokan
Luntur, keruh
Luntur, bening
Luntur, bening
Luntur, ada sedikit endapan
+
+
+
+
6 Larutan asam amino dan protein Putih telur + aquades,
penyaringan
Berwarna bening, endapan melayang
+
7 Uji Biuret 1 ml putih telur + 2 ml
NaOH 10% + 2 tetes CuSO4 0.5%
Warna ungu +
8 Uji Nihidrin 1 ml putih telur + 1 ml
nihidrin
1 ml susu+1 ml ninhidrin
Keruh Berwarna ungu
--
9 Reaksi Presipitasia. Dengan alkaloid
reagensia
Putih telur + asam pikrat
Putih telur + asam trikloroasetat
Putih telur + asam fosfomolibdat
Putih telur + asam fosfowolframat
Susu + asam pikrat Susu + asam
Endapan kuning
Endapan putih
Bening Bening Endapan kuningEndapan putihEndapan putihEndapan kebiruan
+
+
--++--
trikloroasetat Susu + asam
fosfomolibdat Susu + asam
fosfowolframat
b. Dengan larutan garam logam berat
Putih telur + ferri klorida
Putih telur + cuprisulfat
Putih telur + merkuri klorida
Putih telur + plumbo asetat
Susu + ferri klorida
Susu + cupri sulfat
Susu + merkuri klorida
Susu + plumbo asetat
Berwarna kuning
Berwarn kebiruanEndapan putihEndapan keruhBerwarna kuningBerwarna kebiruanEndapan putihPutih keruh
+
++-+++-
10. Uji Xanthoprotein 1 ml putih telur +
HNO3 pekat, pemanasan, penambahan amonia
1 ml susu + HNO3
pekat, pemanasan, penambahan amonia
Endapan kuning Putih (bagian atas)Bening (bagian bawah)
Endapan kuningPutih (atas)Bening (bawah)
+
+
11. Uji Mollish 1 ml putih telur + α-
naftol dalam alkohol
1 ml sus + α-naftol dalam alkohol
Berwarna unguBerwarna ungu
++
12. Uji Hopkin’s Cole 1 ml putih telur + asam
glioksilat + H2S04 pekat 1 ml susu + asam
glioksilat + H2SO4
pekat
Berwarna kuningBerwarna ungu
-+
13. Uji Sulfida 1 ml putih telur + 1 ml
NaOh 10% + plumbo asetat
Hitam (pemanasan)Endapan hitam (penambahan plumboasetat)
+
V. PEMBAHASAN
5.1. Uji Lemak
a. Kekentalan dan Bau
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui sifat fisik lemak, yaitu kekentalan dan bau ( sampelnya minyak kelapa dan minyak zaitun ). Dari percobaan diperoleh bahwa minyak kelapa lebih kental daripada minyak zaitun.
Kekentalan tersebut, berhubungan dengan rantai karbon ( minyak kelapa memiliki rantai karbon lebih panjang daripada minyak zaitun ).
Bau dari minyak kelapa tengik, sedangkan bau dari minyak zaitun wangi. Hal tersebut ( bau tengik ) disebabkan karena reaksi oksidasi, yaitu penarikan oleh radikal peroksida untuk membentuk hidrogen peroksida yang stabil dimana terurai menjadi asam keton dan hidroksi keton.
CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2CH2OOH-2CH3COSCOO4 + CH3CH2
(Wirahadikusumah.1985)
b. Kelarutan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelarutan dari minyak zaitun dan minyak kelapa terhadap aquades dan metilen klorida. Lipid khusus dan zat atau senyawa lipid tidak larut dalam air. Minyak zaitun dan minyak kelapa tidak larut dalam aquades karena aquades merupakan senyawa nonpolar, sedangkan minyak kelapa dan minyak zaitun larut dalam metilen klorida karena metilen klorida merupakan senyawa polar. Pada saat di uji aquadest terdapat dua lapisan,yaitu lapisan atas(lemak) dan lapisan bawah(aquadest).(Wirahadikusumah.1985)
c.Noda Lemak/Spot tes
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui nodayang di timbulkan lemak. Sampelnya yaitu minyak kelapa dan zaitun. Setelah di reaksikan dengan eter,minyak kelapa dan minyak zaitun di teteskan pada kertas saring. Pada kertas saring timbul noda yang sulit hilang. Noda tersebut timbul karena molekul lemak yang besar sehingga sulit menembus kertas saring. Selain itu, molekul yang besar menyebabkan titik didih lemak yang tinggi sehingga sukar menguap dan menyebabkan noda lemak sukar hilang.
(Wirahadikusumah.1985)
d. Saponifikasi Lemak
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui saponifikasi dari minyak zaitun. Minyak zaitun direaksikan dengan kristal NaOH dan etanol, yang kemudian menghasilkan warna kuning. Setelah itu dipanaskan yang bertujuan untuk mempercepat reaksi. Lalu didinginkan kembali untuk mendapatkan zat padat yang dilarutkan sebagai sampel dengan aquades.
e. Uji Ikatan Rangkap pada Lemak tak Jenuh
Melunturkan warna aquabromataPercobaan ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya ikatan rangkap pada lemak tak jenuh dengan sampel minyak zaitun dan minyak kelapa. Minyak zaitun dan minyak kelapa masing-masing ditetesi dengan aquabromata ( berwarna oranye ), kemudian digojog dan warna aquabromata luntur. Hal ini menandakan uji positif, yang terjadi karena adanya reaksi adisi, ikatan rangkap atom karbon pada lemak teputus, sebagai gantinya atom karbon pada lemak mengikat atom hidrogen pada aquabromata.
Melunturkan warna KmnO4
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya ikatan rangkap pada lemak tak jenuh dengan sampel minyak zaitun dan minyak kelapa. Minyak zaitun dan minyak kelapa masing-masing ditetesi dengan KMnO4 yang bersifat oksidator kuat ( berwarna ungu ), kemudian digojog dan warna KMnO4 luntur. Hal ini menandakan uji positif, yang terjadi karena adanya reaksi adisi, ikatan rangkap atom karbon pada lemak teputus, sebagai gantinya atom karbon pada lemak mengikat atom hidrogen pada KMnO4.
5.2. Uji Protein
a. Larutan Asam Amino dan Protein
Pada percobaan ini putih telur diencerkan dengan air dan disaring, yang kemudian dijadikan sebagai sampel protein. Setelah penyaringan terdapat endapan putih yang melayang-layang, namun larutan berwarna bening. Hal ini berarti putih telur tidak terdispersi karena struktur protein pada telur yaitu struktur kwartener, sehingga susah dipisahkan. Selain itu,juga mempunyai ikatan yang kompleks, sehingga air susah untuk mensolvasinya.( Sastroamidjoyo.2005 )
b. Uji Biuret
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi banyak tidaknya ikatan peptida, yaitu ikatan yang menghubungkan asam amino penyusun protein. Pada biuret mengandung NaOH dan CuSO4. Sampel yang digunakan ialah putih telur yang ditambahkan dengan NaOH dan ditetesi dengan CuSO4, yang menghasilkan larutan berwarna ungu dan terbentuk endapan. Warna ungu menandakan uji positif dan menunjukan bahwa putih telur lebih banyak mengandung peptide. Reaksi :R-CH-COOH+CuSO4+NaOH R-CH-COONa+CuSO4[R-CH-COONa]2Cu
NH3 NH3
(Sastromiharjojo, 2005)
c. Uji ninhidrinPada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya asam amino. Semua asam amino mempunyai perbedaan pada gugus fungsi amino dan gugus karboksilat, hal ini menyebabkan asam amino dapat dipisahkan. Pada percobaan ini putih telur dan susu ditambahkan dengan larutan ninhidrin kemudian dipanaskan, fungsi pemanasan untuk mempercepat reaksi, hasilnya adalah larutan berwarna keruh, hal ini menandakan bahwa uji ini adalah negatif.
Protein-C-COOH+
d. Reaksi Presipitasi
Presipitasi dengan alkaloid regensia
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat endapan protein oleh alkaloid regensial. Sampel yang digunakan yaitu putih telur dan susu, sedangkan alkaloid regensialnya adalah asam pikrat, asam trikloro asetat, asam fosfowolframat, dan asam fosfomolibdat. Dari percobaan ini di dapatkan hasil putih telur dan susu yang ditambahkan dengan asam pikrat terbentuk endapan kuning, dan putih telur dan susu yang ditambahkan dengan asam trikloroasetat terbentuk endapan putih. Kedua hal ini menunjukan bahwa uji positif. Sedangkan putih telur yang ditambahkan asam fosfowolframat dan asam fosfomolibdat larutan berwarna bening dan susu yang ditambahkan asam fosfowolframat dan asam fosfomolida tidak terbentuk endapan, hal ini menandakan bahwa uji negative. Reaksinya :
Presipitasi dengan larutan garam-garam logam berat
Percobaan ini bertujuan untuk mngetahui tingkat endapan protein oleh logam berat. Sampel yang digunakan yaitu putih telur dan susu, sedangkan larutan garam dari logam beratnya adalah ferri klorida, cupri sulfat, merkuri klorida dan plumboasetat.
e. Uji Xanthoprotein
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan protein mengandung asam amino dengan radikal fenil. Uji ini menggunakan sampel larutan putih telur encer dan larutan susu encer yang ditambahkan dengan asam pikrat pekat menghasilkan warna kuning dan terbentuk endapan. Hal ini menunjukan bahwa sampel tersebut mengandung cincin aromatis pada protein.
Reaksinya
Kemudian larutan tersebut dipanaskan tujuannya untuk mempercepat reaksi dan hasilnya adalah warna kuning dan endapan dari larutan itu memudar.
(Soemarjo, 1997)
f. Uji Molish
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya mukoprotein yaitu protein majemuk dan radikal protetisnya karbohidrat. Uji ini menggunakan sampel larutan putih telur encer dan larutan susu encer yang ditambahkan dengan pereaksi molish yang mengandung larutan α-naftol dari dalam alcohol setelah itu digojok untuk mempercepat reaksi. Hasilnya adalah pada larutan putih telur berwarna ungu, sedangkan pada larutan susu encer berwarna putih kemerahan.
g. Uji Hopkin’s cole
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui protein yang mengandung asam amino tryptofan. Uji ini menggunakan sampel larutan putih telur encer dan larutan susu encer yang ditambahkan dengan asam glioksilat dan juga dimasukan asam sulfat pekat dengan cara mengalirkan melewati dinding tabung reaksi tujuannya untuk mendapatkan hasil reaksi yang diinginkan. Hasilnya adalah pada larutan putih telur encer dan larutan susu encer terbentuk warna ungu, hal ini menandakan bahwa protein mempunyai komponen penyiusun asam amino tryptofan.
Reaksinya(Soemarjdo, 1997)
h. Uji sulfida
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah protein tersebut mengandung sulfur. Uji ini menggunakan sampel larutan putih telur encer yang ditambahkan dengan NaOH dan dipanaskan tujuannya untuk mempercepat reaksi, kemudian
ditambahkan plumboasetat hasilnya adalah terbentuk endapan hitam, hal ini menandakan bahwa protein yang dianalisis mengandung sulfur.
Reaksinya
VI. KESIMPULAN
6.1 Sifat umum lemak
Tidak larut dalam air.
Larut dalam senyawa organik non polar.
Sifat khusus lemak.
Kekentalannya dipengaruhi oleh panjang pendeknya rantai.
Ketajaman bau dipengaruhi oleh jumlah ikatan rangkap pada rantainya.
Lemak larut dalam pelarut non polar dan tidak larut dalam senyawa polar.
Lemak jika dicampur dengan Kristal NaOH dan etanol akan membentuk sabun.
Lemak tak jenuh mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya.
6.2 Sifat protein
Kandungan protein dapat diuji dengan biuret, apabila menghasilkan warna merah-ungu( uji positif.
Kandungan asam amino dapat diuji dengan uji nihidrin.
Protein dapat diendapkan dengan alkaloid regensial dan larutan garam-garam logam berat.
Uji xanthoprotein digunakan untuk menguji radikal fenil dalam asam amino.
Uji molish untuk mengetahui adanya radikal prostetik.
Uji hopkin’s cole untuk mengetahui asam amino tryptofan.
Uji sulfida untuk menguji protein yang mengandung unsur sulfur.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Basri, Sarjoni. 1996. Kamus Kimia . Jakarta : Rineka Cipta
Fessenden, Ralph. 1982. Organic Chemistry. USA : Wiliard Grand Press Publiser
Fessenden, Ralph. 1999. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga
Molyono, Hadi. 2001. Kamus Istilah analitik. Jakarta : Puslitbang Depdikbud
Poedjadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI Press
Respati, Ir. 1980. Pengantar Kimia Organik. Jakarta : Bina Rupa Aksara
Soekardjo, Drs. 1986. Metode Pemisahan. Jakarta : Kanisius
Soemardjo, Damin. 1986. Kimia Kedokteran UNDIP. Semarang : Universitas Diponegoro
Soemardjo, Damin. 1998. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar. Semarang : Undip Press
Sastroamidjojo, Harjono. 2005. Spekstrokopi. Jogjakarta : Liberti
Wirahadi Kusuma, Muhammad. 1985. Biokimia Protein, enzim dan asam nuleat. Bandung : ITB
Semarang, 16 Desember 2009Praktikan,
Taufan Fansuri Mashud.K.RNIM. J2C009001 NIM. J2C009002
Stefita.R.P Devika.T.WNIM. J2C009004 NIM. J2C009005
Rizki Kurniasih Reynaldi.P