-
METODE PEMERIKSAAN DAN PENGETESAN TANKI Pekerjaan : Cleaning, Perbaikan dan Pengecatan Tanki 37-T-104, PT. PERTAMINA (PERSERO) RU-IV Cilacap
METODE PEMERIKSAAN DAN PENGETESAN TANKI
Pekerjaan : Cleaning, Perbaikan dan Pengecatan Tanki 37-T-104, PT. PERTAMINA (PERSERO) RU-IV Cilacap
I. INSPEKSI VISUAL
Kriteria Inspeksi visual pada pekerjaan sebagai berikut :
1. Penampang dari hasil fillet weld sedemikian rupa sehingga panjang leg sama ( 1.5 mm) dan
permukaan dari lasan agak cembung dan tidak beroverlap pada ujung-ujung lasan.
2. Penampang dari butt weld adalah seragam, agak cembung dan tidak overlap pada ujung-ujung lasan.
3. Ketinggian dan jarak dari kerutan / ripples harus seragam.
4. Hasil Lasan tidak ada yang under cut.
5. Tidak diperbolehkan keadaan hasil lasan pada satu titik menggumpal ataupun berongga yaitu pada
tempat-tempat start dan stop pengelasan.
6. Permukaan dari lasan tidak berongga dan kotoran las (slag) segera dihilangkan dan tidak mengandung
porosity.
7. Perubahan bentuk dari bottom, shell dan roof plate harus masih dalam batas-batas yang diperbolehkan
sesuai spesifikasi.
8. Bekas tack weld dari erection jigs dan lain-lainnya harus digerinda hingga rata permukaan plate,
apabila terdapat undercut akibat pekerjaan melepas erection jigs tersebut, harus diisi dahulu dengan
las kemudian digerinda rata plate.
II. PROSEDUR RADIOGRAPHY
1. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Standard pemeriksaan Radiography yang dikeluarkan oleh pihak Inspektor merupakan
kebutuhan untuk Safety, Equipment, Material, Personnel, Teknik, Acceptance Standard,
-
Laporan dan Final Acceptance atas pekerjaan Radiography yang dilaksanakan dalam
membantu pekerjaan fabrikasi/konstruksi yang dilaksanakan oleh Pemilik Proyek.
1.2. Kebutuhan yang dimaksud dalam standard ini adalah kebutuhan minimum berdasarkan Kode
dan Spesifikasi yang diperlukan.
1.3. Penggunaan Standard ini hanya terbatas pada penggunaan kode, standard dari spesifikasi
yang diperlukan atas pelaksanaan Radiography.
1.4. Hasil pengelasan akan diperiksa dengan cara pemeriksaan radiografi. Untuk las-lasan yang
ternyata tidak memenuhi persyaratan radiografi, akan diperbaiki.
1.5. Pemeriksaan ini dilaksanakan oleh pihak ketiga sesuai dengan prosedur radiografi untuk
tangki yang telah di setujui dan API. STD. 650
2. FAKTOR SAFETY
2.1 Inspektor bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan pekerjaan Radiography menggunakan
peralatan Sinar SE 75 dengan mengikuti petunjuk dan peraturan Pemerintah yang berlaku.
2.2 Inspektor harus melakukan pencegahan dalam hal safety untuk personnel dari radiasi yang
terjadi dengan menyediakan/melakukan pemagaran dan pemasangan tanda-tanda radiasi.
2.3 Inspektor harus membuat Procedure Safety yang disetujui oleh Pemilik Proyek yang
kemudian akan dipakai sebagai petunjuk pelaksanaan Radiography.
3. PERALATAN DAN MATERIAL
3.1 Umum (General)
3.1.1 Inspektor harus menyediakan peralatan dan material untuk pelaksanaan Radiography atas pekerjaan
pengelasan yang lakukan oleh Pemilik Proyek.
3.1.2 Peralatan dan material Radiography harus dalam keadaan baik sehingga mendapat hasil Radiography
yang memenuhi syarat. Produksi pekerjaan Radiography harus selalu seimbang dengan produksi
pekerjaan pengelasan.
3.1.3 Inspektor harus menyediakan tenaga-tenaga Radiography yang terlatih, memiliki Surat Izin Bekerja
dari BATAN dan dapat menunjukkannya kepada Pemilik Proyek, juga harus memahami dan mengerti
prosedur pelaksanaan Radiography sehingga dapat melaksanakannya dengan baik.
3.2 Sumber Radiasi
Sumber Radiasi yang digunakan adalah sinar SE 75.
3.2.1 SE 75 dapat digunakan sebagai sumber radiasi untuk material dengan ketebalan 0.375 inchi sampai
dengan 0.625 inchi sesuai kebutuhan tebal pipa/material dalam proyek ini.
3.3 Penetrameter
-
Penggunaan penetrameter harus sesuai dengan Code Standard API 1104 Atricle 8.0 Paragraph 8.4 dan
penetrameter ditempatkan tepat ditengah-tengah film pada permukaan pipa yang berhadapan dengan
sumbu radiasai.
3.4. Film Radiography
3.4.1. Film Radiography harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam ASTM part. 36, E 94, Type I
atau Type II dari AGFA GEVAERT D-7 ukuran 4 x 10 dan 4 x 15.
3.4.2. Film Radiography harus disusundan disimpan dengan cara non contact atau masing-masing film tidak
berhubungan satu sama lain, yaitu dpat menggunakan kertas (interleafing paper).
3.4.3. Film Radiography yang digunakan tidak boleh melewati batas tanggal (expire date) seperti tercantum
pad kotak film.
3.5. Film Identification
Pada setiap Film Radiography harus diberi tanda dengan menggunakan nomor/huruf dari bahan timah
hitam. Tanda-tanda yang digunakan tergantung spesifikasi dari Pemilik Proyek.
3.6. Dark Room (Ruang Kamar Gelap)
Ruang kamar gelap untuk memproses film harus selalu dalam keadaan bersih dan rapi. Temperatur
didalam ruangan kamar gelap sebaiknya berkisar antara 15 C sampai dengan 22 C.
3.7. Procedure untuk Proses Film
Film Radiography harus diproses dengan hasil yang baik sehingga bisa disimpan selama 3 tahun
tanpa berubah warna.
Metode untuk proses film, pencucian film, handling film dan pengeringan harus sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam API Std. 1104, Section 8, Paragraph 8.8., 8.9., dan 8.10.
Setiap hasil Radiography yang tidak memenuhi syarat sebagian atau seluruhnya harus dilakukan
Radiography ulang (reshoot), juga termasuk kerusakan yang diakibatkan oleh kerusakan screen, cacat
film dan sebagainya.
3.8. Intensifying Screen
3.8.1. Setiap pekerjaan Radiography harus menggunakan Intensifying screen pada kedua sisi muka dan
belakang film. Sedang ketebalan masing-masing screen minimum 0.010
3.8.2. Intensifying screen harus selalu dalam keadaan bersih, bebas dari minyak, kotoran, oxide, coating dan
atau kerusakan permukaan yang lain seperti mengkerut, bergaris dan sebagainya. Screen harus selslu
direct contac dengan film.
-
3.9. Pembacaan Film (Film Viewing)
3.9.1. Lampu yang digunakan untuk pembacaan film harus menghasilkan sinar yang cukup terang untuk
semua bagian film.
3.9.2. Pembacaan film dilakukan dalam ruangan yang gelap, bebas dari pantulan cahaya yang diakibatkan
oleh permukaan film.
3.9.3. Densitometer harus digunakan untuk pengukuran kehitaman (density) film.
3.9.4. Film Radiography dievaluasi hanya bagian dimana penetrameter kelihatan, merupakan hasil dari
penggunaan methode Radiography yang benar.
3.9.5. Harus dilakukan langkah-langkah dimana tidak akan terjadi kerusakan permukaan film akibat dari
bekas-bekas jari, cacat permukaan dan sebagainya.
4. TEKNIK RADIOGRAPHY
4.1. Teknik Radiography untuk sambungan las pipa dengan diameter inchi sampai dengan 14 inchi.
Untuk sambungan las dengan diameter minimal 3 inchi, kita menggunakan methode dua dinding
(double wall viewing). Sedanglan untuk las dengan diameter lebih besar dari 3 inchi, radiography
dapat dilakukan dengan methode dinding tunggal (sigle wall viewing)
4.2. Minimum 1 (satu) buah penetrameter harus digunakan untuk setiap film radiography.
4.3. Film Radiography pada waktu penyinaran harus menempel dengan permukaan las (contact).
4.4. Kehitaman (density) harus menunjukkan angka 1,8 s/d 2,5 pada Densitometer.
5. MUTU FILM RADIOGRAPHY
5.1. Semua film Radiography harus bebas dari cacat film atau cacat akibat proses. Mutu film yang tidak
baik sehingga mempengaruhi pembacaan harus dilakukan radiography ulang (reshoot).
5.2. Selesai proses, film radiography harus disimpan didalam tempat yang baik yang tidak mengakibatkan
kerusakan mutu film.
6. PERSONNEL
6.1. Pekerjaan Radiography harus dilakukan oleh tenaga yang terlatih dan berpengalaman dan memiliki
Surat Izin Bekerja dari BATAN. Inspektor harus mengirimkan daftar personnel yang akan dipakai
dilapangan kepada Pemilik Proyek.
6.2. Ahli Radiography dari Inspektor harus melakukan pembacaan film dan membuat laporan secara
teratur dari semua sambungan las yang diradiography dan dikirim ke Pemilik Proyek.
7. LAPORAN
7.1. Laporan tentang hasil radiography minimal terdiri dari :
-
7.1.1 Nomor laporan, tanggal laporan, nomor perjanjian kerja (kontrak), kode-kode dari Inspektor tentang
standad pemeriksaan.
7.1.2. Nomor sambungan yang diperiksa, nomor urutan film.
7.1.3. Sumber radiasi, kekuatan dan type, ahli radiography dan Inspektor dari Pemilik Proyek.
7.1.4. Merk dan type film yang dipakai dan methode proses film.
7.2. Data berikut juga harus dicantumkan dalam kertas film
7.2.2. Tanggal, Nomor sambungan, kriteria, Acc, kode tukang las, nomor spool, diameter pipa, dan tebal
pipa.
7.2.3. Waktu penyinaran, SPD, perhitungan Ug.
7.2.4. Laporan radiography harus dikirim ke Pemilik Proyek.
9. PENILAIAN AKHIR (FINAL INTERPRETATION)
Untuk mendapatkan pengesahan dari Inspektor Pemilik Proyek, apabila diperlukan film radiography
dapat diperiksa dan dievaluasi oleh Pemilik Proyek untuk meyakinkan apakah metode radiography
yang digunakan sesuai dengan prosedue radiography.
III. PROSEDUR DYE PENETRANT
1. UMUM
Dye penetrant Test dimaksudkan untuk mengindentifikasi kebocoran atau retak (crack) dari hasil
pekerjaan penyambungan dengan las / joint welded yang dilakukan pada sambungan nozzle neck ke
flange atau pipa ke flange. Alat pendeteksinya menggunakan cairan kimia.
2. CAIRAN
Jenis cairan kimia yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Cleaner (remover)
b. Penetrant (berwarna merah)
c. Developer (berwarna putih)
3. URUTAN KERJA
a. Awalan
Membersihkan permukan lasan dengan menggunakan cairan cleaner.
Dikeringkan dengan lap bersih atau dibiarkan sampai kering
b. Pengujian
-
Digunakan cairan penetrant pada permukaan yang akan diuji dengan menyerapkan atau menuangkan ke
area sambungan yang diuji. Yang kemudian dibiarkan 2 (dua) sampai 30 (tiga puluh) menit sebelum
dibersihkan.
Bila terjadi crack ataupun kebocoran pada sambungan las tersebut, maka cairan penetrant tersebut akan
masuk mengisi cela-cela yang mengalami retak.
Bila telah bersih dan kering, selanjutnya menuangkan atau menyerapkan cairan developer pada
permukaan yang diuji tersebut, dan dari hasil tersebut akan memberi tanda-tanda berikut :
Q. Jika cairan penetrant (merah) terlihat (menembus) cairan developer (putih) maka hal tersebut
menandakan bahwa pada area sambungan las tersebut terjadi crack atau kebocoran.
Tindakan yang harus dilakukan adalah melakukan perbaikan dengan type perbaikan
berdasarkan pada prosedur repare pengelasan storage tank. Dan tahap selanjutnya adalah
melakukan ulang pelaksanaan prosedur inspeksi Dye Penetrant.
Q. Bila tidak terjadi tembusan pada cairan developer (putih) atau perubahan warna pada permukaan, hal
tersebut menandakan bahwa sambungan pengelas dalam kondisi baik.
c. Pencatatan hasil pengujian dilakukan dalam formulir Liquid Penetrant Test Report.
IV. TESTING ( NDT ) PROCEDURE
1. DYE PENETRAN TEST
Dye Penetran Test dilakukan pada sambungan las lasan dari nozzle neck ke flange dan nozzle neck
ke reinforcement.
Dye Penetran Test dimaksudkan untuk mengindentifikasi retak (crack) dan kebocoran pada
sambungan las tersebut.
Cairan :
Cairan kimia digunakan adalah sebagai berikut :
Cleaner (Remover)
Penetran (Berwarna merah)
Developer (Berwarna putih)
Urutan kerja :
Persiapan:
Bersihkan permukaan dengan menggunakan cleaner
-
Keringkan dengan lap bersih atau biarkan sampai kering.
Pengujian
o Gunakan cairan penetran pada permukaan yang akan diuji dan biarkan 2 (dua) sampai 30 (tiga puluh) menit sebelum dibersihkan
o Jika terjadi crack ataupun kebocoran pada sambungan las tersebut, maka cairan penetran akan masuk mengisinya
o Setelah bersih dan kering, gunakan cairan developer pada permukaan yang di uji tersebut dan akan memberi tanda-tanda berikut :
Jika cairan penetran (merah) terlihat menembus cairan developer (putih), itu menandakan terjadi
crack atau kebocoran pada sambungan las tersebut, perbaikan harus dilakukan dan sambungan
tersebut harus diperiksa dan diuji kembali kemudian.
Jika tidak terjadi tembusan pada cairan developer (putih), itu menandakan sambungan las dalam
kondisi yang baik.
2. VACUUM TESTING
Vacuum Test dilakukan pada sambungan las antara bottom plat ke bottom plate plat.
Vacuum Test bertujuan untuk mengindentifikasi retak (crack) dan kebocoran pada sambungan las.
Cairan dan peralatan test
Air sabun
Mesin Compressor
Kotak Vacuum Test
Urutan kerja
Persiapan, Bersihkan permukaan las yang diuji
Pengujian
Gunakan air sabun pada permukaan yang akan di uji
Gunakan kotak Vacuum test dan buka katup yang menghubungkan kotak vacuum test dengan
mesin kompressor
Tekanan yang digunakan untuk proses ini paling sedikit 2 (dua) PSI
Jika terdapat crack atau kebocoran, maka pada sisi berlawanan dari permukaan sambungan yang
diuji akan terjadi gelembung udara.
Jika hal tersebut tidak terjadi, ini menandai sambungan las dalam kondisi yang baik.
3. WATER FILLING TEST ( Test Kebocoran Tanki )
3.1. Tahap pertama
Tanki diisi dengan air sebanyak 25% dari kapasitas penuhnya
-
Cek kebocorannya secara visual didaerah pengelasan dan nozzle-nozzlenya
Bilamana tidak terjadi kebocoran, maka selanjutnya dicek leveling (toleransi kemiringan max. H/200,
dimana H=Ketinggian tanki)
3.2. Tahap kedua
Tanki diisi 50% dari kapasitas penuhnya dan dicek sesuai tahap pertama
Cek kebocoran pada dinding-dinding pada level 50%, bila ada kebocoran maka pengisian air
sementara distop dulu untuk dilakukan perbaikan.
3.3. Tahap ketiga
Tanki diisi 75% dari kapasitas penuhnya dan dicek sesaui tahap pertama
Cek kebocoran pada dinding-dinding pada level 75%, bila ada kebocoran maka pengisian air
sementara distop dulu untuk dilakukan perbaikan.
Tanki diisi 100% dari kapasitas penuhnya dan dicek sesuai tahap pertama
Bila tanki sudah penuh dan sudah sesuai dengan level max. 100%, maka air didiamkan dalam tanki
selama 3 x 24 jam, dan bila sudah mencapai 72 jam selanjutnya air dikeluarkan (Dewatering) dengan
perlahan-lahan dengan posisi manhole atas tetap selalu dibuka.
Bilamana terjadi kebocoran maka harus diperbaiki terlebih dahulu lalu dilanjutkan
Tahap pengisian dapat dilaksanakan 2(dua) atau 1(satu) tahap saja, tergantung dari kapasitas tanki
atau sesuai persetujuan pihak Inspector (Owner), pengecekan dilaksanakan tahap demi tahap sesuai
kebutuhan atau kapasitas tanki dan disusun laporannya.
3.4. Tahap keempat
Bila air didalam tanki sudah habis keluar semua, maka dilanjutkan dengan permerbsihan dinding-
dinding dan bottom tanki dengan air tawar agar dinding dan plat bottom tidak berkarat dan tidak
kotor. Setelah dinding & bottom sudah bersih maka dapat dilakukan inspeksi dengan Inspector
(Owner) PT PERTAMINA.
3.5. Tahap kelima / Tahap akhir
Pemasangan manhole pada bagian dinding bawah dengan menggunakan gasket permanen.
Pengencangan baut-baut pada semua manhole sesuai dengan standard dari PERTAMINA.
http://ojanelya.blogspot.com/2011/12/metode-pemeriksaan-dan-pengetesan-tanki.html