Download - 8 perbandingan pengaturan keppres
LATAR BELAKANG, TUJUAN DAN PERBANDINGAN KEPPRES NO. 80 LATAR BELAKANG, TUJUAN DAN PERBANDINGAN KEPPRES NO. 80 TAHUN 2003 DAN KEPPRES NO. 18 TAHUN 2000TAHUN 2003 DAN KEPPRES NO. 18 TAHUN 2000
Menu
Utama
SETYA BUDI ARIJANTA, SH. KN SETYA BUDI ARIJANTA, SH. KN BAPPENAS 2004BAPPENAS 2004
LATAR BELAKANG, TUJUAN DAN PERBANDINGAN KEPPRES NO. 80 TAHUN LATAR BELAKANG, TUJUAN DAN PERBANDINGAN KEPPRES NO. 80 TAHUN 2003 DAN KEPPRES NO. 18 TAHUN 20002003 DAN KEPPRES NO. 18 TAHUN 2000
I.I. LatarLatar belakangbelakang penyusunanpenyusunan KeppresKeppres No. No. 80 80 TahunTahun 2003.2003.
II.II. TujuanTujuan penyusunanpenyusunan KeppresKeppres No. 80 No. 80 TahunTahun 2003.2003.
III.III. PerbandinganPerbandingan PengaturanPengaturan KeppresKeppres No. No. 18/2000 18/2000 dandan KeppresKeppres No. 89/2003.No. 89/2003.
I.I. LATAR BELAKANG PENYUSUNAN KEPPRES NO. 80 TAHUN LATAR BELAKANG PENYUSUNAN KEPPRES NO. 80 TAHUN 20032003
1.1. BesarnyaBesarnya pembelanjaanpembelanjaan uanguang APBN/APBD yang APBN/APBD yang dibelanjakan/dikeluarkandibelanjakan/dikeluarkan dengandengan pengadaanpengadaan barang/jasabarang/jasa..
2.2. MasihMasih tingginyatingginya tingkattingkat kebocorankebocoran dalamdalam pelaksanaanpelaksanaanAPBN/APBD.APBN/APBD.
3.3. AdanyaAdanya ketidakjelasanketidakjelasan pengaturanpengaturan dandan benturanbenturan aturanaturanyang yang mengaturmengatur pengadaanpengadaan barang/jasabarang/jasa pemerintahpemerintah..
4.4. BeratnyaBeratnya tantangantantangan keke depandepan ((PasarPasar bebasbebas).).
II.II. TUJUAN PENYUSUNAN KEPPRES NO. 80 TAHUN TUJUAN PENYUSUNAN KEPPRES NO. 80 TAHUN 20032003
1.1. MengurangiMengurangi ekonomiekonomi biayabiaya tinggitinggi dandan untukuntuk meningkatkanmeningkatkan efisiensiefisiensi..
2.2. MeningkatkanMeningkatkan persainganpersaingan sehatsehat..
3.3. PenyederhanaanPenyederhanaan prosedurprosedur..
4.4. MelindungiMelindungi dandan memperluasmemperluas peluangpeluang usahausaha kecil/koperasikecil/koperasi kecilkecil..
5.5. MendorongMendorong penggunaanpenggunaan produksi/jasaproduksi/jasa dalamdalam negerinegeri..
6.6. MeningkatkanMeningkatkan profesionalismeprofesionalisme SDM SDM pelaksanapelaksana dandan pengelolapengelola proyekproyek..
7.7. PembentukanPembentukan LPKPP.LPKPP.
III.III. RUANG LINGKUP KEPPRES NO. 80/2003RUANG LINGKUP KEPPRES NO. 80/2003
PasalPasal 7 7 AyatAyat (1)(1) ::
1.1. PengadaanPengadaan barang/jasabarang/jasa yang yang dibiayaidibiayai daridari danadanasebagian/seluruhnyasebagian/seluruhnya dibiayaidibiayai daridari danadana APBN/APBD.APBN/APBD.
2.2. PengadaanPengadaan barang/jasabarang/jasa yang yang dibiayaidibiayai daridari danadanasebagian/seluruhnyasebagian/seluruhnya pinjaman/hibahpinjaman/hibah luarluar negerinegeri sepanjangsepanjangtidaktidak bertentanganbertentangan atauatau tidaktidak bertentangbertentang dengandengan ketentuanketentuandaridari pemberipemberi pinjaman/hibahpinjaman/hibah luarluar negerinegeri. .
3.3. PengadaanPengadaan barang/jasabarang/jasa untukuntuk investasiinvestasi didi lingkunganlingkungan BI, BI, BHMN, BUMN, BUMD, yang BHMN, BUMN, BUMD, yang pembiayaannyapembiayaannya sebagiansebagian atauatauseluruhnyaseluruhnya dibebankandibebankan daridari danadana APBN/APBD. (PP 12 TAHUN APBN/APBD. (PP 12 TAHUN 1998)1998)
TABEL KELEMBAGAAN TABEL KELEMBAGAAN
NO
KRITERIA KOMISI DEP/LPND BLU BHMN BUMN/BUMD BADAN USAHA SWASTA
YAYASAN
1 Perintah pembentukan UU Keppres PP PP UU Akta Notaris Akta Notaris
2 Sumber pembiayaan APBN APBN APBN/APBD Dana BHMN sendiri terpisahdariAPBN/APBD
Dana BUMN/BUMD sendiri terpisahdari APBN/APBD
Dana badanusaha swasta
Dana yayasan/sumbangan)
3 Status pegawai * Anggota komisi:Swasta
PNS PNS Pegawai BHMN PegawaiBUMN/BUMD
Pegawai swasta Pegawaiyayasan
* Sekretariat : PNS
4 Profit atau tidak Non profit Non profit Non profit Non profit Profit Profit Non profit
Boleh profit langsungdisetorkan kekasnegara/daerah
Boleh profit asal bentukbandan usahadulu
5 Kewenangan pengelolaanpendapatan
Tidak ada Tidak ada Tidak bolehkelola sendiriharus disetorkanke kasnegara/daerah
Megelola asetdan keuangansendiri
Megelola asetdan keuangansendiri
Megelola asetdan keuangansendiri
Megelola asetdan keuangansendiri
6 Pedoman Pengadaan KEPPRES 80/2003 KEPPRES 80/2003
KEPPRES 80/2003
Diatur denganSK Pimpinanmasing/masing
Diatur dengan SK Pimpinanmasing/masing
Diatur denganSK Pimpinanmasing/masing
Diatur denganSK Pimpinanmasing/masing
TundukKeppres No. 80 kalau adaunsurAPBN/APBD
Tunduk KeppresNo. 80 kalau adaunsurAPBN/APBD
Tunduk KeppresNo. 80 kalau adaunsurAPBN/APBD
Tunduk KeppresNo. 80 kalauada unsurAPBN/APBD
IV.IV. PERBANDINGAN KEPPRES NO. 80 TAHUN 2003 PERBANDINGAN KEPPRES NO. 80 TAHUN 2003 DAN KEPPRES NO. 18 TAHUN 2000DAN KEPPRES NO. 18 TAHUN 2000
A.A. PerubahanPerubahan SistematikaSistematika PengaturanPengaturan..
B.B. PerubahanPerubahan dandan PenambahanPenambahan PeristilahanPeristilahan..
C.C. PerubahanPerubahan dandan PenambahanPenambahan PengaturanPengaturan..
A.A. PerubahanPerubahan SistematikaSistematika PengaturanPengaturan
KEPPRES NO. 18 TAHUN 2000KEPPRES NO. 18 TAHUN 2000
1. Sistematika pengaturannya tidak berdasarkanalur proses pelaksanaan pengadaanbarang/jasa.
2. Tidak membedakan secara tegas pelaksanaanpengadaan barang/jasa.
3. Bentuk pengaturannya :a. Keputusan Presiden.b. SKB Menteri Keuangan dan Meneg. PPN/Kepala Bappenas (petunjuk teknis).
KEPPRES NO. 80 TAHUN 2003KEPPRES NO. 80 TAHUN 2003
1. Sistematika pengaturannya berdasarkan alurproses pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
2. Pelaksanaan pengadaan barang/jasa dibedakanmenjadi dua yaitu :a. Pelaksanaan pengadaan melalui penyediabarang/jasa.b. Pelaksanaan pengadaan dengan swakelola.
3. Bentuk pengaturan berupa keputusan presidenyang terdiri dari :a. Pengaturan dalam Batang Tubuh dan penjelasanKeppres.b. Lampiran Keppres (petunjuk teknis).
B.B. PerubahanPerubahan dandan PenambahanPenambahan PeristilahanPeristilahan
KEPPRES NO. 18 TAHUN 2000KEPPRES NO. 18 TAHUN 2000
1. Istilah “pengguna barang/jasa” dirubahdefinisinya.
2. Penyedia barang/jasa : perusahaan/mitra kerjayang melaksanakan pengadaan barang/jasayang terdiri dari kontraktor, pemasok, konsultan, usaha kecil, koperasi, perguruantinggi, lembaga ilmiah pemerintah, dan LSM.
3. Panitia Pengadaan : panitia pelelangan/panitiapemilihan langsung/panitia penunjukanlangsung yang ditugasi untuk melaksanakanpengadaan barang/jasa oelah kepalakantor/satuan kerja/pimpro/pimbagpro/ pejabat yang disamakan/ditunjuk.
KEPPRES NO. 80 TAHUN 2003KEPPRES NO. 80 TAHUN 2003
1. Pengguna barang/jasa : kepala kantor/satuankerja/ pimpro/ pimbagpro/pengguna anggarandaerah/pejabat yang disamakan sebagai pemilikpekerjaan yang bertanggungjawab ataspelaksanaan pengadaan barang/jasa dalamlingkungan unit kerja/proyek tertentu.
2. Penyedia barang/jasa : badan usaha/orangperseorangan yang kegiatan usahanyamenyediakan barang/jasa.
3. Panitia Pengadaan : tim yang diangkat olehpengguna barang/jasa untuk melaksanakanpemilihan penyedia barang/jasa.
PENGGUNA BARANG/JASA UNTUK PEMERINTAH DAERAHPENGGUNA BARANG/JASA UNTUK PEMERINTAH DAERAH
PENGGUNA ANGGARAN PENGGUNA ANGGARAN DAERAHDAERAH PEJABAT YANG DISAMAKAN PEJABAT YANG DISAMAKAN
1.1. KepalaKepala DinasDinas..
2.2. KepalaKepala KantorKantor..
3.3. KepalaKepala BadanBadan..
1.1. SeseorangSeseorang yang yang diusulkandiusulkan kepadakepada kepalakepaladaerahdaerah oleholeh kepalakepaladinasdinas/ / kepalakepalakantor/kepalakantor/kepala badanbadansebagaisebagai penggunapenggunabarang/jasabarang/jasapemerintahpemerintah..
2.2. PenamaannyaPenamaannya terserahterserahdaerahdaerah : :
DKI : DKI : PenggunaPenggunaanggarananggaran cabangcabang
STRUKTUR ORGANISASI PUSATSTRUKTUR ORGANISASI PUSAT
PRESIDEN
PENGGUNA ANGGARAN
(Menteri/Kepala LPND)
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
(Satuan Kerja)
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
(Sebagai PenggunaBarang/Jasa)
Pejabat Verivikator Bendahara Pengeluaran PejabatPenandatangan SPM
Bendahara Pembantu
STRUKTUR ORGANISASI DAERAHSTRUKTUR ORGANISASI DAERAHKEPALA DAERAH
PENGGUNA ANGGARAN(SATUAN KERJA : Sekda/Kep. Dinas/Kep.
Badan) Bisa Sebagai PenggunaBarang/Jasa
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
(Sebagai PenggunaBarang/Jasa)
Bendahara PengeluaranPejabat Verivikator PejabatPenandatangan SPM
Bendahara Pembantu
STRUKTUR ORGANISASI PENGADAANSTRUKTUR ORGANISASI PENGADAAN
MENTERI/KEPALA LEMBAGA /KEPALA DAERAH
Pengguna Barang/Jasa BPengguna Barang/Jasa A Pengguna Barang/Jasa C
Panitia pengadaan I A (khusus barang)
Panitia pengadaan II A (khusus konsultansi)
Panitia pengadaan III A (khusus konstruksi)
Pejabat pengadaan A
Panitia pengadaan I C/D (khusus barang)
Panitia pengadaan II C/D (khusus konsultan)
Panitia pengadaan III C/D (khusus konstruksi)
Pejabat pengadaan C/D
KEDUDUKAN UNIVERSITAS, YAYASAN, LEMBAGA ILMIAH KEDUDUKAN UNIVERSITAS, YAYASAN, LEMBAGA ILMIAH PEMERINTAHPEMERINTAH
BENTUK LEMBAGA BENTUK LEMBAGA PENYEDIA B/JPENYEDIA B/J PELAKSANA SWKPELAKSANA SWK
1.1. UNIVERSITAS NEGERI:UNIVERSITAS NEGERI:
a. BHMNa. BHMN
b. Non BHMNb. Non BHMN
1)1) BadanBadan UsahaUsaha((KalauKalau tenagatenaga ahlinyaahlinya PNS /Peg. PNS /Peg. BHMN BHMN makamaka diadia harusharus cuticuti).).
2)2) Individual Individual konsultankonsultan (PNS /Peg. (PNS /Peg. BHMN BHMN makamaka diadia harusharus cuticuti).).
Individual Individual konsultankonsultan dandan harusharus harusharuscuticuti..
1)1) UniversitasUniversitas sebagaisebagai pelaksanapelaksanaswakelolaswakelola ((tidaktidak adaada profit).profit).
2)2) PelaksanaPelaksana swakelolaswakelola tidaktidak perluperlucuticuti..
3)3) DiberikanDiberikan honor honor pelaksanapelaksanaswakelolaswakelola bukanbukan sebagaisebagaiindividual individual konsultankonsultan..
4)4) KalauKalau sebagaisebagai timtim swakelolaswakelola tidaktidakperluperlu cuticuti..
2.2. YAYASAN :YAYASAN :
a. a. UniversitasUniversitas SwastaSwasta
b. LSM/b. LSM/YayasanYayasan lain lain
1)1) BadanBadan UsahaUsaha((KalauKalau tenagatenaga ahlinyaahlinya PNS /Peg. PNS /Peg. BHMN BHMN makamaka diadia harusharus cuticuti).).
2)2) Individual Individual konsultankonsultan (PNS /Peg. (PNS /Peg. BHMN BHMN makamaka diadia harusharus cuticuti).).
1)1) BadanBadan usahausaha2)2) Individual Individual konsultankonsultan. .
1)1) UniversitasUniversitas sebagaisebagai pelaksanapelaksanaswakelolaswakelola. .
2)2) DiberiDiberi honor honor pelaksanapelaksana swakelolaswakelola((TidakTidak adaada profit) .profit) .
1)1) LSM/LSM/YayasanYayasan sebagaisebagai pelaksanapelaksanaswakelolaswakelola..
2)2) DiberiDiberi honor honor pelaksanapelaksana swakelolaswakelola((tidaktidak profit).profit).
3.3. Lembaga Lembaga PemerintahPemerintah DilarangDilarang menjadimenjadi penyediapenyedia barang/jasabarang/jasa SebagaiSebagai pelaksanapelaksana swakelolaswakelola. .
KEPPRES NO. 18 TAHUN 2000KEPPRES NO. 18 TAHUN 2000
4. Istilah “pejabat pengadaan” tidak ada.
5. Istilah “pemilihan penyedia barang/jasa” tidakada.
6. Istilah “Sistem pengadaan” tidak ada.
7. Istilah “Sertifikat keahlian pengadaanbarang/jasa pemerintah” tidak ada.
8. Istilah “Pakta Integritas” tidak ada.
9. Istilah “Pekerjaan kompleks ” tidak ada.
KEPPRES NO. 80 TAHUN 2003KEPPRES NO. 80 TAHUN 2003
4. Pejabat pengadaan : personil yang diangkatoeleh pengguna barang/jasa untukmelaksanakan pemilihan penyediabarang/jasa dengan nilai s/d Rp. 50 juta.
5. Pemilihan penyedia barang/jasa : kegiatanuntuk menetapkan penyedia barang/jasa yang akan ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan.
6. Sistem pengadaan barang/jasa : metodapemilihan, metoda penyampaian penawaran, metoda evaluasi, jenis kontrak.
7. Sertifikat keahlian pengadaan barang/jasapemerintah : tanda bukti pengakuan ataskompetensi dan kemampuan profesi di bidangpengadaan barang/jasa pemerintah yang merupakan persyaratan sesorang untukdiangkat sebagai pengguna barang/jasa ataupanitia/pejabat pengadaan.
8. Pakta Integritas : pakta integritas adalah surat pernyataan yang ditandatangani oleh pengguna barang/jasa/panitia pengadaan/pejabat pengadaan/penyedia barang/jasa yang berisi ikrar untuk mencegah dan tidak melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
9. Pekejaan kompleks : pekerjaan yang memerlukan teknologi tinggi dan/atau mempunyai resiko tinggi dan/atau menggunakan peralatan didesain khusus dan/atau bernilai di atas Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah).
C.C. PerubahanPerubahan dandan PenambahanPenambahan PengaturanPengaturan
Perubahan/Penambahan Pengaturan
1. Pengumuman rencana pengadaan barang/jasa.
2. Penyusunan pedoman pelaksanaan Keppres.
Pasal Keppres No. 80/2003
1. Pasal 4 huruf h :Pengumuman secara terbuka rencanapengadaan barang/jasa kecuali pengadaanbarang/jasa yang bersifat rahasia padasetiap awal pelaksanaan anggaran kepadamasyarakat luas.
2. Pasal 7 ayat (2) dan (3) :
Ayat (2) :Pengaturan pengadaan barang/jasapemerintah yang dibiayai dari dana APBN, apabila ditindaklanjuti dengan KeputusanMenteri/Pemimpin Lembaga/PanglimaTNI/Kapolri/Direksi BI/PemimpinBHMN/Direksi BUMN harus tetapberpedoman serta tidak boleh bertentangandengan ketentuan dalam KeputusanPresiden ini.
Ayat (3) :Peraturan Daerah/Keputusan KepalaDaerah yang mengatur pengadaanbarang/jasa pemerintah yang dibiayai daridana APBD harus tetap berpedoman sertatidak boleh bertentangan dengan ketentuandalam Keputusan Presiden ini.
Perubahan/Penambahan Pengaturan
3. Kewajiban penyediaan biaya administrasiproyek.
4. Persyaratan pengguna barang/jasapemerintah
Pasal Keppres No. 80/2003
3. Pasal 8:
Departemen/Kementerian/Lembaga/TNI/Polri/Pemerintah Daerah/BI/BHMN/BUMN/ BUMD wajib menyediakan biaya administrasi proyekuntuk mendukung pelaksanaan pengadaanbarang/jasa yang dibiayai dari APBN/APBD, yaitu : a. honorarium pengguna barang/jasa, panitia/pejabat pengadaan, bendaharawan, dan staf proyek;b. pengumuman pengadaan barang/jasa;c. penggandaan dokumen pengadaanbarang/jasa dan/atau dokumen prakualifikasi;d. administrasi lainnya yang diperlukan untukmendukung pelaksanaan pengadaanbarang/jasa.
4. Pasal 9 huruf d huruf d :Memiliki sertifikat keahlian pengadaanbarang/jasa.
Perubahan/Penambahan Pengaturan
5. Pembentukan panitia/pejabat pengadaan.
6.6. AsalAsal keanggotaankeanggotaan panitiapanitia pengadaanpengadaan..
7.7. SertifikatSertifikat keahliankeahlian pengadaanpengadaan barang/jasabarang/jasapemerintahpemerintah untukuntuk anggotaanggota panitia/pejabatpanitia/pejabatpengadaanpengadaan..
Pasal Keppres No. 80/2003
5. Pasal 10 ayat (1) dan (2):
Ayat (1) Panitia pengadaan wajib dibentuk untuk semuapengadaan dengan nilai di atas Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
Ayat (2) Untuk pengadaan sampai dengan nilai Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dapatdilaksanakan oleh panitia atau pejabatpengadaan.
6. Pasal 10 ayat (3) :
Anggota panitia pengadaan berasal daripegawai negeri, baik dari instansi sendirimaupun instansi teknis lainnya.
7. Pasal 10 ayat (5) huruf f :
Memiliki sertifikat keahlian pengadaanbarang/jasa pemerintah.
Perubahan/Penambahan Pengaturan
8. Jumlah keanggotaan panitia/pejabatpengadaan.
Pasal Keppres No. 80/2003
8. Pasal 10 ayat (6) dan ayat (7):
Ayat (6) :Panitia berjumlah gasal beranggotakan sekurang-kurangnya3 (tiga) orang yang memahami tata cara pengadaan, substansi pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan bidanglain yang diperlukan, baik dari unsur-unsur di dalam maupundari luar instansi yang bersangkutan.
Ayat (7)Pejabat pengadaan hanya 1 (satu) orang yang memahamitata cara pengadaan, substansi pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan dan bidang lain yang diperlukan, baik dariunsur-unsur di dalam maupun dari luar instansi yang bersangkutan.
Lampiran Keppres Bab I huruf B, 1.a dan b :Angka 1.a : Panitia berjumlah gasal beranggotakan sekurang-kurangnya : a. Jasa pengadaan barang/jasa pemborongan/jasa lainnyadengan nilai < 500 juta panitia berjumlah min : 3 orang.b. Jasa konsultansi dengan nilai < 200 juta panitiaberjumlah min : 3 orang.
Angka 1.b : a. Jasa pengadaan barang/jasa pemborongan/jasa lainnyadengan nilai > 500 juta panitia berjumlah min : 5 orang.b. Jasa konsultansi dengan nilai > 200 juta panitiaberjumlah min : 5 orang.
PEMBENTUKAN PANITIA/PEJABAT PEMBENTUKAN PANITIA/PEJABAT PENGADAANPENGADAAN
a. Jumlah
B/JP/JL JKPejabat 0 - 50 Juta 1 - 50 JutaPanitia Min 3 Orang 0 - 500 Juta 0 - 200 JutaPanitia Min 5 Orang > 500 Juta > 200 Juta
JENIS PENGADAANPANITIA/PEJABAT PENGADAAN
b. Unsur-unsur Kepanitian PengadaanSeseorang yang memahami tata carapengadaanSeseorang yang memahami substansipekerjaan/kegiatan yang bersangkutanSeseorang yang memahami hukumperjanjian/kontrak
Perubahan/Penambahan Pengaturan
9. Persyaratan penyedia barang/jasa pemerintah
Pasal Keppres No. 80/2003
9. Pasal 11 ayat (1)Persyaratan penyedia barang/jasa dalam pelaksanaanpengadaan adalah sebagai berikut :a. memenuhi ketentuan peraturan perundang-undanganuntuk menjalankan usaha/kegiatan sebagai penyediabarang/jasa;b. memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis danmanajerial untuk menyediakan barang/jasa; c. tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan, dan/ataudireksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaantidak sedang dalam menjalani sanksi pidana;d. secara hukum mempunyai kapasitas menandatanganikontrak;e. sebagai wajib pajak sudah memenuhi kewajibanperpajakan tahun terakhir, dibuktikan dengan melampirkanfoto copy bukti tanda terima penyampaian Surat PajakTahunan (SPT) Pajak Penghasilan (PPh) tahun terakhir, dan foto copy Surat Setoran Pajak (SSP) PPh Pasal 29;f. dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir pernahmemperoleh pekerjaan menyediakan barang/jasa baik dilingkungan pemerintah maupun swasta termasukpengalaman subkontrak, kecuali penyedia barang/jasayang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;g. memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan, danfasilitas lain yang diperlukan dalam pengadaanbarang/jasa;h. tidak masuk dalam daftar hitam;i. memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkaudengan pos;j. khusus untuk penyedia barang/jasa orang perseoranganpersyaratannya sama dengan di atas kecuali huruf f.
SERTIFIKASI BADAN USAHASERTIFIKASI BADAN USAHA
TAHAPAN BIDANG USAHA
NON KONSTRUKSI KONSTRUKSI
I. Pendirian Badan Usaha Peraturan ijin usaha :1. Ijin usaha : SIUP, dll
Peraturan ijin usaha dan UU No. 18/1999 jasa konstruksi:1. Ijin usaha : IUJKSyarat IUJK : Sertifikat badanUsaha (SBU)
II. Tahap MengikutiPengadaan(Prakualifikasi/Pascakualifikasi) :
Syarat menjadi penyediabarang/jasa
a. Pasal 11 Keppres No. 80/2003 pasal 11
b. Tidak boleh disyaratkanSertifikat Badan Usaha).
c. Dilarang menambahpersyaratan ygdiskriminatif.
Syarat menjadi penyedia barang/jasa :
a. sesuai Keppres No. 80/2003 pasal 11.
b. PP No. 29/2000 (Penyelenggaraan JasaKonstruksi) : disyaratakan Badanusaha harus teregister diLembaga (bukti register adalahSBU).
c. Dilarang menambah persyaratanyg diskriminatif.
III. Penetapan calonpemenang Lelang :
Dilakukan verivikasi nyata Dilakukan verivikasi nyata
SEGMENTASI PASARSEGMENTASI PASAR
JENIS PENGADAAN NON KONSTRUKSI KONSTRUKSI
Jasa PengadaanBarang/Jasapemborongan/jasalainnya
1. Kecil : < 1 M
2. Di luar Kecil : > 1 M
1.Masa Transisi : 31 Des 2005:a. Kecil : < 1 Mb. Menengah : 1 - 3 M
2. Setelah Masa Transisi :a. Kecil : <1 Mb. Di luar kecil : >1M
Jasa Konsultansi Tidak ada penggolongan kecildan di luar kecil (bebas)
1.Masa Transisi : 31 Des 2005:a. Kecil : < 200 Jtb. Di luar Kecil : > 200 Jt
2.Setelah Masa Transisi :
Tidak ada penggolongankecil dan di luar kecil(bebas)
KRITERIA USAHA KECILKRITERIA USAHA KECIL
Penjelasan Pasal 1 angka 18 Keppres No. 80/2003 :
1. Omset pertahun < 1 M atau memiliki kekayaan bersih < 200 Juta (di luar bangunan dan tanah untuk usaha, dan
2. Milik WNI, dan
3. Berdiri Sendiri, atau
4. Koperasi kecil
Pembuktian dilihat dari ijin usaha dan verivikasi nyata.
Perubahan/Penambahan Pengaturan
10. Larangan menjadi penyediabarang/jasa pemerintah.
11. Jadwal pelaksanaan pengadaanbarang/jasa.
Pasal Keppres No. 80/2003
10. Pasal 11 ayat (3) dan ayat (4):
Ayat (3) :Pegawai negeri, pegawai BI, pegawaiBHMN/BUMN/BUMD dilarang menjadipenyedia barang/jasa, kecuali yang bersangkutan mengambil cuti di luartanggungan negara/BI/BHMN/BUMN/ BUMD.
Ayat (4) :Penyedia barang/jasa yang keikutsertaannya menimbulkanpertentangan kepentingan dilarangmenjadi penyedia barang/jasa.
11. Pasal 12 :
Pengguna barang/jasa wajibmengalokasikan waktu yang cukup untukpenayangan pengumuman, kesempatanuntuk pengambilan dokumen, kesempatanuntuk mempelajari dokumen, danpenyiapan dokumen penawaran.
PENYUSUNAN JADUAL PELAKSANAAN PENGADAANPENYUSUNAN JADUAL PELAKSANAAN PENGADAANa. a. PelelanganPelelangan UmumUmum DenganDengan PrakualifikasiPrakualifikasi ((tidaktidak terjaditerjadisanggahansanggahan))
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 351 Pengumuman Prakulifikasi 7 hari2 Pendaftaran dan pengambilan
dokumen prakualifikasi9 hari
3 Pemasukan dokumen prakualifikasi 9 hari4 Evaluasi dokumen prakualifikasi tidak diatur5 Pengumuman hasil prakualifikasi tidak diatur6 Masa sanggah atas hasil
prakualifikasitidak diatur
7 Undangan Lelang tidak diatur8 Pengambilan dokumen pemilihan
penyediatidak diatur lama
pengambilan9 Penjelasan (Aanwijzing) min 7 hr sejak
pengumuman10 Pemasukan dokumen penawaran 7 hari11 Pembukaan dokumen penawaran hari terakhir pemasuk-
kan dok. penawaran12 Evaluasi dokumen penawaran tidak diatur13 Penetapan pemenang tidak diatur14 Pengumuman pemenang surat penetapan
diterima panitia15 Masa sanggah maks 5 hr sejak
pengumuman16 Penunjukan pemenang (SPPBJ) paling lambat 5 hr
sejak pengumuman17 Penandatanganan kontrak paling lambat 14 hr
sejak SPPBJ
No Uraian Kegiatan KeteranganHari Kerja Ke-
b. b. PelelanganPelelangan UmumUmum DenganDengan PascakualifikasiPascakualifikasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 231 Pengumuman lelang min 7 hari2 Pendaftaran dan pengambilan
dokumen13 hari
3 Penjelasan (Aanwijzing) paling cepat 7 hr sejak tanggal pengumuman
4 Pemasukan penawaran min 7 hari5 Pembukaan dokumen penawaran hari terakhir pemasuk-
kan dok. penawaran6 Evaluasi dokumen penawaran tidak diatur7 Penetapan pemenang tidak diatur8 Pengumuman pemenang maks 2 hr setelah
surat penetapan9 Masa sanggah maks 5 hr sejak
pengumuman10 Penunjukan pemenang (SPPBJ) paling lambat 5 hr
sejak pengumuman11 Penandatanganan kontrak paling lambat 14 hr
sejak SPPBJ
Hari Kerja Ke-No Uraian Kegiatan Keterangan
Perubahan/Penambahan Pengaturan
12. Kewajiban pelaksanaan pascakualifikasi.
13. Kewajiban pelaksanaan prakualifikasi.
Pasal Keppres No. 80/2003
12. Pasal 14 ayat (3) :
Panitia/pejabat pengadaan wajib melakukanpascakualifikasi untuk pelelangan umumpengadaan barang/jasa pemborongan/jasalainnya secara adil, transparan, dan mendorongterjadinya persaingan yang sehat denganmengikutsertakan sebanyak-banyaknya penyediabarang/jasa.
13. Pasal 14 ayat (4) :
Prakualifikasi wajib dilaksanakan untukpengadaan jasa konsultansi dan pengadaanbarang/jasa pemborongan/jasa lainnya yang menggunakan metoda penunjukan langsunguntuk pekerjaan kompleks, pelelangan terbatas, pelelangan terbatas dan pemilihan langsung.
Pasal 14 ayat (5) :
Prakualifikasi wajib dilaksanakan untukpelelangan umum pengadaan barang/jasapemborongan/jasa lainnya yang kompleks.
TABEL PENILAIAN KUALIFIKASITABEL PENILAIAN KUALIFIKASI
Kompleks Tidak Kompleks1 Jasa Pengadaan
Barang/Pemborongan/Jasa Lainnya
a. Pelelangan Umum Pascakualifikasi/Prakualifikasi
Pascakualifikasi
b. Pelelangan Terbatas Prakualifikasi Prakualifikasic. Pemilihan Langsung Prakualifikasi Prakualifikasid. Penunjukan Langsung Prakualifikasi -
2 Jasa PengadaanKonsultansi :
a. Seleksi Umum Prakualifikasi Prakualifikasib. Seleksi Terbatas Prakualifikasi Prakualifikasic. Seleksi Langsung Prakualifikasi Prakualifikasid. Penunjukan Langsung Prakualifikasi Prakualifikasi
KOMPLEKSITAS PEKERJAANJENIS PENGADAAN
Perubahan/Penambahan Pengaturan
14. Larangan menambah persyaratan kualifikasi.
15. Penyederhanaan proses penilaiankualifikasi.
Pasal Keppres No. 80/2003
14. Pasal 14 ayat (6) :
Dalam proses prakualifikasi/pascakualifikasipanitia/pejabat pengadaan dilarang menambahpersyaratan prakualifikasi/pascakualifikasi di luaryang telah ditetapkan dalam ketentuanKeputusan Presiden ini atau ketentuan peraturanperundang-undangan yang lebih tinggi.
15. Pasal 14 ayat (8) dan (9) :
Ayat (8) :Pengguna barang/jasa wajib menyederhanakanproses prakualifikasi dengan tidak memintaseluruh dokumen yang disyaratkan melainkancukup dengan formulir isian kualifikasi penyediabarang/jasa.
Ayat (9) :Penyedia barang/jasa wajib menandatanganisurat pernyataan di atas meterai bahwa semuainformasi yang disampaikan dalam formulir isiankualifikasi adalah benar, dan apabila diketemukanpenipuan/pemalsuan atas informasi yang disampaikan, terhadap yang bersangkutandikenakan sanksi pembatalan sebagai calonpemenang, dimasukkan dalam daftar hitamsekurang-kurangnya 2 (dua) tahun, dan tidakboleh mengikuti pengadaan untuk 2 (dua) tahunberikutnya, serta diancam dituntut secaraperdata dan pidana.
Perubahan/Penambahan Pengaturan
16. Larangan pembatasan wilayah.
17. Larangan prakualifikasi massal.
18. Larangan pemungutan biaya apapun dalamproses penilaian kualifikasi.
Pasal Keppres No. 80/2003
16. Pasal 14 ayat (10) :Dalam proses prakualifikasi/pascakualifikasipanitia/pejabat pengadaan tidak boleh melarang, menghambat, dan membatasi keikutsertaancalon peserta pengadaan barang/jasa dari luarpropinsi/kabupaten/kota lokasi pengadaanbarang/jasa.
17. Pasal 14 ayat (11) :Departemen/Kementerian/Lembaga /TNI/Polri/Pemerintah Daerah/BI/BHMN/ BUMN/BUMD dilarang melakukan prakualifikasi massal yang berlaku untuk pengadaan dalam kurun waktutertentu.
18 Pasal 14 ayat (12) :Pada setiap tahapan proses pemilihan penyediabarang/jasa, pengguna barang/jasa/ panitia/pejabat pengadaan dilarang membebaniatau memungut biaya apapun kepada penyediabarang/jasa, kecuali biaya penggandaandokumen pengadaan.
Perubahan/Penambahan Pengaturan
19. Pemaketan untuk pemaksimalan penggunaanproduksi dalam negeri dan perluasankesempatan usaha kecil dan koperasi kecil.
Pasal Keppres No. 80/2003
19. Pasal 16 ayat (2) dan ayat (3):
Ayat (2) : Dalam menyusun rencana dan penentuan paket pengadaan, pengguna barang/jasa bersama dengan panitia, wajib memaksimalkan penggunaan produksi dalam negeri dan perluasan kesempatan bagi usaha kecil, koperasi kecil, dan masyarakat.
Ayat (3) :Dalam menetapkan sistem pengadaan, penggunabarang/ jasa:
a. wajib menyediakan sebanyak-banyaknya paket pengadaan untuk usaha kecil termasuk koperasi kecil tanpa mengabaikan prinsip efisiensi, persaingan sehat, kesatuan sistem, kualitas, dan kemampuan teknis usaha kecil; b. dilarang menyatukan atau memusatkan beberapa kegiatan yang tersebar di beberapa daerah yang menurut sifat pekerjaan dan tingkat efisiensinya seharusnya dilakukan di daerah masing-masing;c. dilarang menyatukan beberapa paket pekerjaan yang menurut sifat pekerjaan dan besaran nilainya seharusnya dilakukan oleh usaha kecil termasuk koperasi kecil; d. dilarang menetapkan kriteria dan persyaratanpengadaan yang diskriminatif dan tidak obyektif.
Perubahan/Penambahan Pengaturan
20. Kriteria penetapan metoda pemilihanpenyedia barang/jasa pemborongan/ jasalainnya.
Pasal Keppres No. 80/2003
20. Lampiran I Keppres No. 80 Tahun 2003 , Bab I huruf C. angka 1.a:
Metoda Pemilihan Penyedia Barang/JasaPemborongan/Jasa Lainnya :
a.Semua pemilihan penyedia barang/jasapemborongan/jasa lainnya padaprinsipnya dilakukan dengan pelelanganumum.
b.Untuk pekerjaan yang kompleks danjumlah penyedia barang/jasa yang mampu melaksanakan diyakiniterbatas, maka pemilihan penyediabarang/jasa dapat dilakukan denganmetoda pelelangan terbatas.
c. Pemilihan langsung dapat dilaksanakanuntuk pengadaan yang bernilai sampaidengan Rp. 100.000.000,00 (seratusjuta rupiah)
Perubahan/Penambahan Pengaturan Pasal Keppres No. 80/2003
d. Penunjukan langsung dapat dilaksanakan dalam halmemenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Keadaan tertentu, yaitu:
(1) penanganan darurat untuk pertahanan negara, keamanan dan keselamatan masyarakat yang pelaksanaan pekerjaannya tidak dapat ditunda, atauharus dilakukan segera, termasuk penanganan daruratakibat bencana alam, dan/atau;
(2) pekerjaan yang perlu dirahasiakan yang menyangkut pertahanan dan keamanan negara yang ditetapkan oleh Presiden, dan/atau;
(3) pekerjaan yang berskala kecil dengan nilaimaksimum Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dengan ketentuan :
(a) untuk keperluan sendiri; dan/atau(b) teknologi sederhana; dan/atau(c) resiko kecil; dan/atau(d) dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa
usaha orang perseorangan dan/atau badan usaha keciltermasuk koperasi kecil.
2) Pengadaan barang/jasa khusus yaitu :
(1) pekerjaan berdasarkan tarif resmi yang ditetapkan pemerintah; atau
(2) pekerjaan/barang spesifik yang hanya dapatdilaksanakan oleh satu penyedia barang/jasa, pabrikan, pemegang hak paten; atau
(3) merupakan hasil produksi usaha kecil ataukoperasi kecil atau pengrajin industri kecil yang telahmempunyai pasar dan harga yang relatif stabil; atau
(4) pekerjaan yang kompleks yang hanya dapatdilaksanakan dengan penggunaan teknologi khusus danatau hanya ada satu penyedia barang/jasa yang mampumengaplikasikannya.
TABEL PERBANDINGAN METODA PENGADAAN BARANG/JASA PEMBORONGAN/JASA LAINNYA
Pelelangan Umum Pelelangan Terbatas Pemilihan Langsung Penunjukan Langsung
1. Tunjuk langsung ke 1 penyedia barang/jasa.
2. Dilakukan negosiasiteknis dan harga.
1. Diumumkan secaraluas.
2. Untuk menciptakanpersaingan sehat.
3. Semua pengadaaprinsipnya harusdilelang
1. Lelang sulitdilaksanakan karenapenyedia yang mampumengerjakandiyakini terbatas.
2. Diumumkan secaraluas denganmencantumkanpenyediabarang/jasa yang diyakini mampumelaksanakanpekerjaan.
1. Lelang sulitdilaksanakan/Tidak akanmencapaisasaran.
2. Membandingkanpenawaran daribeberapapenyedia ygmemenuhisyarat.
3. Dilakukannegosiasi teknisdan harga secarabersaing
Kriteria PenujukanLangsung:
1. Keadaan Tertentu :
a. Darurat yang tidak bisaditunda.
b. Pekerjaan rahasia seijinPresiden.
c. Pekerjaan dengan nilai < 50 jujta rupiah.
2. Keadaan Khusus : .Kriteria PelelanganTerbatas :
Pekerjaan dengan nilai < 100 juta rupiah
1. Penyedia yang mampumengerjakandiyakini terbatas.
2. Pekerjaan Kompleks
Kriteria PemilihanLangsung :
a. Tarif resmi pemerintah.b. Pekerjaan spesifik
(penyedia tunggal, pabrikan, dan pemeganghak paten).
c. Pekerjaan kompleks ygpenyedia yg mampumengerjakan hanya satu.
d. Merupakan hasil produksiusaha kecil yg mempunyaipasar dan harga yg stabil.
e. Pengadaan logistik untukPILKADA SEBELUM JULI 2005 yang segera tidakdapat ditunda (PERPRES 32 Thn 2005 Perubahan II Keppres No. 80 Thn 3003)
12/8/200512/8/2005
TABEL PERBANDINGAN METODA PENGADAAN JASA KONSULTANSI
SELEKSI UMUM SELEKSI TERBATAS SELEKSI LANGSUNG PENUNJUKAN LANGSUNG
1. Diumumkan secaraluas.
2. Untuk menciptakanpersaingan sehat.
3. Semua pengadaanjasa konsultansidilakukan melaluiseleksi umum
4. Dilakukan negosiasiteknis dan hargasecara bersaing
1. Pekerjaan kompleksdan penyedia yang mampumengerjakandiyakini terbatas.
2. Diumumkan secaraluas denganmencantumkanpenyedia jasa yang diyakini mampumelaksanakanpekerjaan.
3. Dilakukan negosiasiteknis dan hargasecara bersaing
1. Seleksi sulitdilaksanakan/Tidakakan mencapaisasaran.
2. Membandingkanpenawaran daribeberapa penyedia ygmemenuhi syarat.
3. Dilakukan negosiasiteknis dan hargasecara bersaing
1.Tunjuk langsung ke 1 penyedia barang/jasa.
2. Dilakukan negosiasiteknis dan harga.
Kriteria SeleksiTerbatas :
Pekerjaan dengan nilai < 100 juta rupiah
1. Keadaan Tertentu :
1. Penyedia yang mampumengerjakandiyakini terbatas.
2. Pekerjaan Kompleks
Kriteria SeleksiLangsung :
Kriteria PenujukanLangsung:
a. Darurat yang tidakbisa ditunda.
b. Pekerjaan rahasiaseijin Presiden.
c. Pekerjaan dengannilai < 50 juta rupiah.
d. Pekerjaan yang penyedia jasanyatunggal.
e. Pekerjaan yang hanyadapat dilakukanpemegang hak paten atau pihak yang telahmendapat ijin
f. Pengadaan jasapenilaiaan aset ex asetBPPN (KEPPRES No. 61 Tahun 2004 Perubahan I atasKeppres No. 80 Thn2003)
Perubahan/Penambahan Pengaturan
21. Kriteria penetapan metoda pemilihanpenyedia jasa konsultansi.
Pasal Keppres No. 80/2003
21. Lampiran I Keppres No. 80 Tahun 2003 , Bab I huruf C. angka 1.b :
b. Metoda Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi :
1) Semua pengadaan jasa konsultansi padaprinsipnya dilakukan dengan seleksi umum.
2) Untuk pekerjaan jasa konsultansi yang kompleks dan jumlah penyedia jasa yang mampumelaksanakan diyakini terbatas, maka pemilihanpenyedia barang/jasa dapat dilakukan denganmetoda seleksi terbatas.
3) Seleksi langsung dapat dilaksanakan untukpengadaan yang bernilai sampai dengan Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Perubahan/Penambahan Pengaturan Pasal Keppres No. 80/2003
4) Penunjukan langsung dapat dilaksanakan dalam halmemenuhi kriteria sebagai beriku:
a) penanganan darurat untuk pertahanan negara, keamanan dan keselamatan masyarakat yang pelaksanaan pekerjaannya tidak dapatditunda/harus dilakukan segera; dan/atau
b) penyedia jasa tunggal; dan/atau
c) pekerjaan yang perlu dirahasiakan yang menyangkut pertahanan dan keamanan negara yang ditetapkan oleh Presiden; dan/atau
d) pekerjaan yang berskala kecil dengan ketentuan : untuk keperluan sendiri, mempunyai resiko kecil, menggunakan teknologi sederhana, dilaksanakanoleh penyedia barang/jasa usaha orangperseorangan dan badan usaha kecil, dan/ataubernilai sampai dengan Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah); dan/atau
e) pekerjaan yang hanya dapat dilakukan olehpemegang hak paten atau pihak yang telahmendapat ijin.
Perubahan/Penambahan Pengaturan
22. Pembayaran uang muka.
23.23. MasaMasa PemeliharaanPemeliharaan..
Pasal Keppres No. 80/2003
22. Pasal 33 ayat (1) :
(1) Uang muka dapat diberikan kepadapenyedia barang/jasa sebagai berikut :
a. Untuk usaha kecil setinggi-tingginya30% (tiga puluh per seratus) dari nilaikontrak;
b. Untuk usaha selain usaha kecilsetinggi-tingginya 20% (dua puluh per seratus) dari nilai kontrak.
23. Pasal 36 ayat (5) :
Masa pemeliharaan minimal untuk pekerjaanpermanen 6 (enam) bulan untuk pekerjaansemi permanen 3 (tiga) bulan dan masapemeliharaan dapat melampaui tahunanggaran.
Perubahan/Penambahan Pengaturan
24. Sanksi keterlambatan.
Pasal Keppres No. 80/2003
24. Pasal 37 :
(1) Bila terjadi keterlambatan penyelesaianpekerjaan akibat dari kelalaian penyediabarang/jasa, maka penyedia barang/jasa yang bersangkutan dikenakan denda keterlambatansekurang-kurangnya 1 o/oo (satu perseribu) per hari dari nilai kontrak.
(2) Bila terjadi keterlambatanpekerjaan/pembayaran karena semata-matakesalahan atau kelalaian penggunabarang/jasa, maka pengguna barang/jasamembayar kerugian yang ditanggung penyediabarang/jasa akibat keterlambatan dimaksud, yang besarannya ditetapkan dalam kontraksesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Konsultan perencana yang tidak cermatdan mengakibatkan kerugian penggunabarang/jasa dikenakan sanksi berupakeharusan menyusun kembali perencanaandengan beban biaya dari konsultan yang
bersangkutan, dan/atau tuntutan ganti rugi.
Perubahan/Penambahan Pengaturan
25. Jenis Kontrak
Pasal Keppres No. 80/2003
25. Pasal 30 ayat (1) :
(1) Kontrak pengadaan barang/jasa dibedakan atas:
a. berdasarkan bentuk imbalan:1) lump sum;2) harga satuan; 3) gabungan lump sum dan harga satuan;4) terima jadi (turn key);5) persentase.
b. berdasarkan jangka waktu pelaksanaan: 1) tahun tunggal;2) tahun jamak.
c. berdasarkan jumlah pengguna barang/jasa:1) kontrak pengadaan tunggal;2) kontrak pengadaan bersama.
Perubahan/Penambahan Pengaturan
26. E-Procurement.
Pasal Keppres No. 80/2003
26. Lampiran I Bab IV Huruf D :
D. PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN E-PROCUREMENTDalam menyikapi era globalisasi, pelaksanaan pengadaan barang/jasadapat menggunakan sarana elektronik(internet, Electronic Data Interchange dan e-mail).
Pelaksanaan e-procurement disesuaikandengan kepentingan penggunabarang/jasa dan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku.
Tujuan e-Procurement adalah : a. Memudahkan sourcing, prosespengadaan, dan pembayaran;b. Komunikasi On-line antaraBuyers dengan Vendors;c. Mengurangi biaya proses danadministrasi pengadaan;d. Menghemat biaya dan
mempercepat proses.
Perubahan/Penambahan Pengaturan
27. Pelaksanaan swakelola.
28.28. KriteriaKriteria pekerjaanpekerjaan swakelolaswakelola
Pasal Keppres No. 80/2003
27. Pasal 39 ayat (2) :
Swakelola dapat dilaksanakan oleh :a. pengguna barang/jasa;b. instansi pemerintah lain;c. kelompok masyarakat/lembaga swadaya
masyarakat penerima hibah.
28. Pasal 39 ayat (3) :
Pekerjaan yang dapat dilakukan dengan swakelola :
a. pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkankemampuan teknis sumber daya manusia instansipemerintah yang bersangkutan dan sesuai dengan fungsidan tugas pokok pengguna barang/jasa; dan/ataub. pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannyamemerlukan partisipasi masyarakat setempat; dan/atauc. pekerjaan tersebut dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau pembiayaannya tidak diminati oleh penyediabarang/jasa; dan/ataud. pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapatdihitung/ditentukan terlebih dahulu, sehingga apabiladilaksanakan oleh penyedia barang/jasa akanmenanggung resiko yang besar; dan/ataue. penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, seminar, lokakarya, atau penyuluhan; dan/atauf. pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) yang bersifat khusus untuk pengembanganteknologi/metoda kerja yang belum dapat dilaksanakanoleh penyedia barang/jasa; dan/ataug. pekerjaan khusus yang bersifat pemrosesan data, perumusan kebijakan pemerintah, pengujian dilaboratorium, pengembangan sistem tertentu danpenelitian oleh perguruan tinggi/lembaga ilmiahpemerintah; h. pekerjaan yang bersifat rahasia bagi instansipengguna barang/jasa yang bersangkutan.
Perubahan/Penambahan Pengaturan
29. Prosedur swakelola
30.30. BatasanBatasan keikutsertaankeikutsertaan perusahaanperusahaan asingasing. .
31.31. PemaketanPemaketan untukuntuk usahausaha kecilkecil termasuktermasukkoperasikoperasi kecilkecil..
Pasal Keppres No. 80/2003
29. Pasal 39 ayat (4):
Prosedur swakelola meliputi kegiatanperencanaan, pelaksanaan, pengawasan dilapangan dan pelaporan.
30. Pasal 42 ayat (1) :
Perusahaan asing dapat ikut serta di dalampengadaan barang/jasa dengan nilai :
a. Untuk jasa pemborongan di atas Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah);b. Untuk barang/jasa lainnya di atas Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah);c. Untuk jasa konsultansi di atas Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
31. Pasal 45 ayat (1) :
Nilai paket pekerjaan pengadaan barang/jasapemborongan/jasa lainnya sampai dengan Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) diperuntukkan bagi usaha kecil termasukkoperasi kecil, kecuali untuk paket pekerjaanyang menuntut kompetensi teknis yang tidakdapat dipenuhi oleh usaha kecil termasukkoperasi kecil
Perubahan/Penambahan Pengaturan
32. Penyimpanan dokumen pelaksanaan pengadaanbarang/jasa.
33.33. TanggapanTanggapan atasatas pengaduanpengaduan masyarakatmasyarakat. .
Pasal Keppres No. 80/2003
32. Pasal 48 ayat (3):
Pengguna barang/jasa wajib menyimpan danmemelihara seluruh dokumen pelaksanaanpengadaan barang/jasa termasuk berita acaraproses pelelangan/seleksi.
33. Pasal 48 ayat (6) dan (7) :
Ayat (6) : Pengguna barang/jasa wajib memberikantanggapan/informasi mengenai pengadaanbarang/jasa yang berada di dalam bataskewenangannya kepada pesertapengadaan/masyarakat yang mengajukanpengaduan atau yang memerlukan penjelasan.
Ayat (7) : Masyarakat yang tidak puas terhadaptanggapan atau informasi yang disampaikanoleh pengguna barang/jasa dapatmengadukan kepada Menteri/PanglimaTNI/Kapolri/ Pemimpin Lembaga/ Gubernur/ Bupati/Walikota/Dewan Gubernur BI/ Pemimpin BHMN/ Direksi BUMN/ BUMD.
Perubahan/Penambahan Pengaturan
34. Pengembangan kebijakan pengadaanbarang/jasa pemerintah .
35.35. PengaturanPengaturan polapola kerjasamakerjasama pemerintahpemerintahdengandengan badanbadan usahausaha..
Pasal Keppres No. 80/2003
34. Pasal 50 :
(1) Pengembangan kebijakan pengadaanbarang/jasa pemerintah dilakukan olehLembaga Pengembangan Kebijakan PengadaanPemerintah (LPKPP) yang pembentukannyaditetapkan dengan Keputusan Presidentersendiri. (2) LPKPP sudah terbentuk paling lambat padatanggal 1 Januari 2005.(3) Langkah-langkah persiapan pembentukanLPKPP dikoordinasikan oleh Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/KepalaBadan Perencanaan Pembangunan Nasional.
35. Pasal 51:
Ketentuan pengadaan barang/jasa yang dilakukan melalui pola kerjasama pemerintahdengan badan usaha, diatur dengan KeputusanPresiden tersendiri.
Perubahan/Penambahan Pengaturan
36. Masa transisi penghapusan pengolonganpenyedia barang/jasa.
Pasal Keppres No. 80/2003
36. Pasal 52 ayat (3) :
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2005, dibidang jasa konstruksi diberlakukan ketentuanpemaketan sebagai berikut :
a. Pengadaan dengan nilai di atas Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) sampaidengan Rp. 3.000.000.000,00 (tiga miliarrupiah), diperuntukan bagi usaha menengahjasa pelaksanaan konstruksi, kecuali untukpaket pekerjaan yang menuntut kompetensiteknis yang tidak dapat dipenuhi oleh usahamenengah; b. Pengadaan dengan nilai sampai dengan200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) diperuntukan bagi usaha kecil jasa perencanaandan pengawasan konstruksi untuk pengadaandengan nilai sampai dengan Rp., kecuali untukpaket pekerjaan yang menuntut kompetensiteknis yang tidak dapat dipenuhi oleh usahakecil;
SETYA BUDI ARIJANTA, SH. KN
DIREKTORAT SISTEM DAN PROSEDUR PENDANAAN PEMBANGUNAN BAPPENAS
JL. TAMAN SUROPATI NO. 2 JAKARTA PUSAT
GEDUNG B. LANTAI VI
TELP : 021 31934247 FAX. 021 3101924
HP : 08128138569
Email : [email protected] atau [email protected]
WEB BAPPENAS : www.bappenas.go.id
WEB SEKNEG : www.ri.go.id
•• KepadaKepada YthYth. . DirekturDirektur SistemSistem dandan ProsedurProsedur PendanaanPendanaan
PembangunanPembangunan BappenasBappenasSelakuSelaku KetuaKetua Tim Tim PelaksanaPelaksana PengembanganPengembangan
KebijakanKebijakan PengadaanPengadaan Barang/JasaBarang/JasaPemerintahPemerintah
JlJl. . TamanTaman SuropatiSuropati No. 2 Jakarta No. 2 Jakarta PusatPusatWeb. Web. www.lpkpp.go.idwww.lpkpp.go.id