Download - 7597-14952-1-SM.pdf
7/25/2019 7597-14952-1-SM.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/7597-14952-1-smpdf 1/13
1
Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Rangka Penanggulangan
Kemiskinan Di Desa Kendahe II Kecamatan Kendahe Kabupaten Sangihe
Oleh:
Sri Masita Laluhang
ABSTRAK
Perkembangan penduduk Indonesia yang sangat pesat membuat Indonesia
memiliki banyak sekali persoalan-persoalan rumit yang terjadi di masyarakat, salahsatunya adalah kemiskinan. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk
mengatasi masalah kemiskinan. Salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah kemiskinan adalah dengan memberikan bantuan kepada
masyarakat yang kurang mampu atau miskin yang disebut sebagai Bantuan Sosial
atau (Bansos), dan salah satunya adalah Program Keluarga Harapan (PKH).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi
Program Keluarga Harapan Di Desa Kendahe II Kecamatan Kendahe KabupatenSangihe. Penelitian ini dilaksanakan di kantor desa kendahe II pada bulan Februari
2015. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriftif kualitatif dengan
Subjek penelitian yaitu Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala-Kepala Lingkungan,masyarakat peserta PKH, dan masyarakat umum. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh timpelaksana yaitu unit pengelolah PKH kabupaten dan pendamping dengan bekerja
sama dengan pemerintah kecamatan dan pemerintah desa dalam implementasikegiatan PKH adalah antara lain: pendataan calon peserta, sosialisasi, pertemuan
kelompok, pencairan dana bantuan, pengawasan. Hambatan pelaksanaan yang
dihadapi: kendala geografis, kecemburuan sosial, kendala teknis dalam pencairan
dana bantuan, dan kurangnya kesadaran peserta dalam melaporkan status kepesertaan.
Kata kunci: Implementasi, Program Keluarga Harapan, Kemiskinan
7/25/2019 7597-14952-1-SM.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/7597-14952-1-smpdf 2/13
2
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang memiliki penduduk terbesar ke empat didunia. Memiliki populasi penduduk yang sangat besar membuat Indonesia memiliki
banyak sekali persoalan-persoalan rumit yang terjadi di masyarakat, salah satunyaadalah kemiskinan. Kemiskinan merupakan masalah yang menyebabkan masyarakatmengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk dalam hal
pelayanan pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan seringkali dipahami dalam
pengertian yang sangat sederhana yaitu sebagai keadaan kekurangan uang, rendahnyatingkat pendapatan dan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar hidup sehari-hari.
Berbagai cara telah ditempuh oleh pemerintah untuk mengatasi masalah
kemiskinan. Salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah
kemiskinan adalah dengan memberikan bantuan kepada masyarakat yang kurangmampu atau miskin yang disebut sebagai Bantuan Sosial atau (Bansos). Bansos ini
dalam bentuk bantuan tunai maupun bantuan material. Bansos diantaranya adalah
seperti dana BOS, Jamkesmas, PNPM-Mandiri, Raskin, Bantuan Lansung Tunai,Program Keluarga Harapan dan lain-lain.
Kebijakan program Bantuan Sosial di Indonesia menjadi sangat penting,
Sebagaimana dituangkan dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun1945 yang mengamanatkan bahwa Negara berkewajiban atau bertanggung jawab
untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum
dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bantuan
sosial adalah merupakan transfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakatguna melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial dan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Bansos difokuskan untuk meningkatkan derajat hidup
masyarakat agar terlepas dari permasalahan rantai kemiskinan yang berkepanjangan,mendorong dan mempercepat pertumbuhan masyarakat miskin menjadi masyarakat
produktif, mandiri, sejahtera dengan memperbaiki dan menyempurnakan kebijakan
yang sudah ada. Pemerintah selalu memberikan perhatian dan tanggung jawab
terhadap perlindungan sosial, khususnya bagi masyarakat miskin. Untuk memberikankeabsahan sistem perlindungan sosial di Indonesia, pemerintah telah menetapkan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, cukup jelas
tercatat dalam bab 1 (pasal 1) perlindungan sosial adalah upaya yang diarahkan untuk mencegah dan mengatasi resiko dari guncangan dan kerentanan sosial seseorang,
keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat agar kelangsungan hidupnya dapat
dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar minimal.Salah satu kebijakan sosial yang dikembangakan oleh pemerintah adalah
Program Keluarga Harapan. Program Keluarga Harapan adalah program yang
memberikan bantuan uang tunai kepada rumah tangga sangat miskin. Sebagaiimbalanya rumah tangga sangat miskin diwajibkan memenuhi persyaratan yang
terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, yaitu pendidikan
dan kesehatan. Tujuan utama program keluarga harapan adalah membantu
mengurangi kemiskinan dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusiapada kelompok masyarakat sangat miskin dengan memberikan bantuan dana tunai
7/25/2019 7597-14952-1-SM.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/7597-14952-1-smpdf 3/13
3
bersyarat bagi keluarga miskin dalam mengakses layanan kesehatan dan pendidikan
tertentu.
Program ini mulai dilaksanakan pada tahun 2007 dan diharapkanpelaksanaannya dapat dilakukan secara berkesinambungan setidaknya hingga tahun
2015. Program keluarga harapan membantu mengurangi beban pengeluaran rumahtangga yang sangat miskin seraya berinvestasi bagi generasi masa depan melaluipeningkatan kesehatan dan pendidikan. Program keluarga harapan dikelola oleh
Kementerian Sosial (Kemensos), dengan pengawasan ketat Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas). Sejak tahun 2010 Sekretariat Tim NasionalPercepatan Penanggulangan Kemiskinan, di Kantor Wakil Presiden, mulai
mendorong perluasan cakupan program keluarga harapan, yang berdampak pada
penyelenggaraan program yang lebih efisien dan berdampak positif bagi penduduk
miskin.Program keluarga harapan yang dilaksanakan di Kabupaten Sangihe sudah
cukup baik. Namun dalam Pra penelitian saya program ini tidak terlepas dari masalah
atau hal-hal yang tidak sesuai dengan program ini. Seperti yang terjadi di DesaKendahe II Kecamatan Kendahe, implementasi dari program keluarga harapan belum
terlaksana secara optimal. Masalah yang terjadi yaitu mengenai kelayakan peserta
bantuan program keluarga harapan. Pada dasarnya program ini dikhususkan kepadamasyarakat kurang mampu atau masyarakat miskin. Tetapi yang terjadi, masyarakat
mempersoalkan adanya peserta atau calon peserta program keluarga harapan yang
dinilai tidak termasuk keluarga miskin, sementara pada saat bersamaan ada
masyarakat yang dinilai keluarga kurang mampu sudah tereleminisi sebagai pesertaprogram keluarga harapan. Artinya, penentuan prioritas sasaran peserta program
keluarga harapan belum tepat sasaran. Program keluarga harapan belum mencakup
semua masyarakat miskin yang ada di Desa Kendahe II.Pengadaan program keluarga harapan adalah untuk mengatasi masalah
kemiskinan. Maka implementasi program keluarga harapan diharapkan lebih optimal,
sehingga apa yang menjadi tujuan dan harapan dari program ini dapat terwujud.
Implementasi program untuk menanggulangi kemiskinan harusnya berjalan secaramerata, agar supaya masyarakat dapat melihat dan mengetahui bahwa program untuk
masyarakat miskin itu ada dan dapat menjadi jalan keluar untuk masalah yang
dihadapi.Implementasi atau penerapan yang baik akan berdampak pada hasil dari
program yang akan dilaksanakan. Implementasi yang baik dari program keluarga
harapan diharapkan juga mampu mengurangi kemiskinan dengan cara meningkatkankualitas sumber daya manusia pada kelompok masyarakat miskin di bidang
pendidikan dan kesehatan.
Berkaitan dengan masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang bagaimana implementasi
Bantuan Sosial yang ada di Desa Kendahe II, sehingga penulis terdorong untuk
melakukan penelitian dengan judul “ Implementasi Program Keluarga Harapan
(PKH) Dalam Rangka Penanggulangan Kemiskinan Di Desa kendahe II,
Kecamatan Kendahe, Kabupaten Sangihe”.
7/25/2019 7597-14952-1-SM.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/7597-14952-1-smpdf 4/13
4
B. Rumusan Masalah
Bagaimana implementasi Program Keluarga Harapan Dalam Rangka Penanggulangan
Kemiskinan di Desa Kendahe II, Kecamatan Kendahe, Kabupaten Sangihe?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana implementasi Program Keluarga Harapan dalamrangka menanggulangi kemiskinan Di Desa Kendahe II, Kecamatan Kendahe,Kabupaten Sangihe.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep ImplementasiTahapan implementasi sebuah kebijakan merupakan tahapan yang krusial,
karena tahapan ini menentukan keberhasilan sebuah kebijakan. Tahapan
implementasi perlu dipersiapkan dengan baik pada tahap perumusan dan pembuatan
kebijakan. Secara etimologis pengertian implementasi menurut Solichin Abdul
Wahab adalah “konsep implementasi berasal dari bahasa inggris yaitu to implement(mengimplementasikan) berarti to provide the means for carrying out (menyediakan
sarana untuk melaksanakan sesuatu) dan to givepractical effect to (untuk
menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu)”. (Webster Dalam Wahab, 2001).Berdasarkan pengertian diatas, maka implementasi itu merupakan tindakan-
tindakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan yang telahditetapkan dalam suatu keputusan kebijakan. Akan tetapi pemerintah dalam membuat
kebijakan juga harus mengkaji terlebih dahulu apakah kebijakan tersebut dapat
memberikan dampak yang buruk atau tidak bagi masyarakat. Hal tersebut bertujuan
agar suatu kebijakan tidak bertentangan dengan masyarakat apalagi sampaimerugikan masyarakat.
Implementasi sering dilihat sebagai suatu proses yang penuh dengan muatan
politik, dimana mereka yang berkepentingan berusaha sedapat mungkinmempengaruhinya. Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah
rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya
dilakukan setelah perencanaaan sudah dianggap selesai.
B. Konsep Program Keluarga Harapan
Untuk memperbaiki sistem perlindungan sosial, maka dalam tahun 2007
pemerintah megeluarkan kebijakan sebagai pembelajaran kepada masyarakat miskinagar dapat lebih disiplin dalam mengelolah bantuan agar dirasakan menjadi lebih
bermanfaat dan bertanggung jawab dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan
kesehatannya, melalui kebijakan bersyarat yaitu lebih dikenal dengan programkeluarga harapan, yaitu program pemberian uang tunai kepada rumah tangga miskin
berdasarkan persyaratan dan ketentuan yang telah ditetapkan dengan melaksanakan
kewajibannya. Program keluarga harapan difokuskan untuk meningkatkan kualitassumber daya masyarakat miskin melalui pemberdayaan kaum ibu dan mendorong
agar anaknya tetap sehat dan bersekolah sesuai dengan data yang ditetapkan BPS
sebagai target peserta. Di bidang pembiayaannya, anggaran program keluarga
harapan dialokasikan melalui belanja Bansos Bidang Perlindungan sosial yangbersyarat, artinya bagi peserta yang menerima program keluarga harapan wajib
menyekolahkan anaknya yang berusia sekolah 6-15 tahun, melakukan pemeriksaan
7/25/2019 7597-14952-1-SM.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/7597-14952-1-smpdf 5/13
5
kesehatan yang mencakup ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas, pemeriksaan gizi,
serta pemeriksan imunisasi balita. Dalam jangka pendek program keluarga harapan
diharapkan dapat mengurangi beban pengeluaran rumah tangga miskin, sedangkandalam jangka panjang diharapkan dapat memutus rantai kemiskinan antar generasi.
Karena minimnya akses rumah tangga miskin menyebabkan rendahnya tingkatpendidikan dan kesehatan masyarakat miskin.Program keluarga harapan bukan kelanjutan program bantuan lansung tunai
yang diberikan dalam rangka membantu masyarakat miskin untuk mempertahankan
daya belinya pada saat pemerintah melakukan penyesuaian harga bahan bakarminyak, namun program keluarga harapan merupakan perlindungan sosial yang
berbentuk bansos bersyarat berbasis rumah tangga miskin, sampai sekarang
pelaksanaannya masih bersifat uji coba. Kebijakan program keluarga harapan
dicetuskan antara lain karena adanya situasi krisis global, dimana kondisi ekonomimenurun, sulit mendapatkan kebutuhan pokok terutama dialami oleh masyarakat
miskin dan rentan, sehingga dikhawatirkan jumlah masyarakat miskin meningkat.
C. Konsep penanggulangan KemiskinanMenurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010
tentang Percepatan Penanggulangan kemiskinan, bahwa kemiskinan merupakanpermasalahan bangsa yang mendesak dan memerlukan langkah-langkah penanganan
dan pendekatan yang sistematik, terpadu dan menyeluruh, dalam rangka mengurangi
beban dan memenuhi hak-hak dasar warga negara secara layak melalui pembangunan
inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan untuk mewujudkan kehidupan yangbermartabat. Keluarga miskin merupakan keadaan dimana ketidakmampun suatu
keluarga untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti pakaian, makanan, tempat tinggal,
pendidikan, dan kesehatan. Keluarga harapan adalah keluarga yang telah terputus darirantai kemiskinan, memiliki pendidikan dan kesehatan yang baik.
Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010
tentang Percepatan Penanggulangan kemiskinan bahwa Penanggulangan Kemiskinan
adalah kebijakan dan program pemerintah dan pemerintah daerah yang dilakukansecara sistematis, terencana, dan bersinergi dengan dunia usaha dan masyarakat untuk
mengurangi jumlah penduduk miskin dalam rangka meningkatkan derajat
kesejahteraan rakyat.Program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha, serta masyarakat untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat,pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, serta program lain dalam
rangkameningkatkan kegiatan ekonomi.
Strategi percepatan penanggulangan kemiskinan dilakukan dengan :1) mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin
2) meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin
3) mengembangkan dan menjamin keberlanjutan Usaha Mikro dan Kecil
4) mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan.Program percepatan penanggulangan kemiskinan terdiri dari :
7/25/2019 7597-14952-1-SM.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/7597-14952-1-smpdf 6/13
6
1) Kelompok program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga, bertujuan untuk
melakukan pemenuhan hak dasar, pengurangan beban hidup, dan perbaikan
kualitas hidup masyarakat miskin2) Kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan
masyarakat, bertujuan untuk mengembangkan potensi dan memperkuat kapasitaskelompok masyarakat miskin untuk terlibat dalam pembangunan yang didasarkanpada prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat
3) Kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha
ekonomi mikro dan kecil, bertujuan untuk memberikan akses dan penguatanekonomi bagi pelaku usaha berskala mikro dan kecil.
BAB 111. METODE PENELITIAN
A. Jenis PenelitianJenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kualitatif.
B. Fokus PenelitianYang menjadi fokus pada penelitian ini adalah implementasi program keluarga
harapan guna menanggulangi kemiskinan dalam hal tepat sasaran peserta PKH diDesa Kendahe II Kecamatan Kendahe Kabupaten Sangihe. Mengetahui lebih
mendalam penyebab terjadinya tidak tepat sasaran penerima bantuan program
keluarga harapan.
C. Lokasi Penelitian
Yang menjadi lokasi pada penelitian ini adalah Desa Kendahe II, Kecamatan
Kendahe, Kabupaten Sangihe.
D. Informan PenelitianInforman adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang
situasi dan kondisi latar penelitian, mereka harus memiliki banyak pengalaman
tentang latar penelitian. Oleh karena itu seorang informan harus benar-benar tahu ataupelaku yang terlibat lansung dengan permasalahan dalam penelitian. Informan dalam
penelitian ini ada 16 orang yaitu sebagai berikut :
Kepala Desa , Sekretaris Desa , Kepala-Kepala Lingkungan Desa kendahe II ( 4orang), Masyarakat Peserta PKH ( 5 orang), Masyarakat Umum ( 5 orang)
E. Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Jenis Data
Data Primer yaitu data yang diperoleh secara lansung dari subjek penelitian atauinforman penelitian
Data Sekunder yaitu data yang diperoleh berdasarkan acuan materi, dalam bentuk
publikasi, laporan, dokumen, buku, jurnal, dan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan penelitian.2. Teknik Pengumpulan Data
1) Wawancara
7/25/2019 7597-14952-1-SM.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/7597-14952-1-smpdf 7/13
7
2) Observasi
3) Dokumentasi
F. Teknik Analisa DataTeknik yang digunakan dalam menganalisis data adalah sebagai berikut:
Proses analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap, yaitu:
1. Pengumpulan Data
2. Penyajian Data
3. Penarikan Kesimpulan
BAB IV. GAMBARAN UMUM DESA KENDAHE II
A. Letak Geografis Dan Luas WilayahDesa Kendahe II adalah salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Kendahe
dengan pusat Kecamatan berada di Kendahe kabupaten Sangihe. Batas wilayah DesaKendahe II adalah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kendahe
1 dan Talawid, sebelah Timur berbatasan dengan Gunung Awu, sebelah Selatan
berbatasan dengan Kecamatan Tahuna Barat, dan sebelah Barat dengan berbatasandengan Laut Sulawesi.
Luas Desa Kendahe II adalah 260 km2. Dari total 260 km2 tersebut,
penggunaanya terbagi atas 60 km2 untuk pemukiman, 100 km2 untuk perkebunan,
dan 100 km2 adalah hutan.Desa Kendahe II yang berbatasan lansung dengan laut dan hutan memberikan
peran terhadap mata pencaharian masyarakat Desa kendahe II , dimana sebagian
besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Desa Kendahe IIterbagi menjadi 4 lingkugan yaitu : Lingkungan 1, Lingkungan II, Lingkungan III,
dan lingkungan IV.
B. Keadaan Penduduk
Keadaan penduduk di Desa kendahe II dengan jumlah penduduk 1.188 jiwadimana dapat dilihat berdasarkan jenis kelamin yaitu 606 penduduk Desa Kendahe II
berjenis kelamin laki-laki dan 582 penduduk Desa Kendahe II berjenis kelamin
perempuan. Hal ini berarti tidak ada perbedaan yang mencolok antara penduduk yangmemiliki jenis kelamin laki-laki dengan penduduk berjenis kelamin perempuan.
C. Keadaan Sosial Dan Budaya
Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi setiap orang, dimanapendidikan merupakan sarana dalam meningkatkan sumber daya manusia. Pendidikan
di Desa Kendahe II tergolong memprihatinkan. Hal itu dikarenakan masih adanya
penduduk yang buta huruf, serta masih minimnya penduduk yang bisa melanjutkan
sekolah ke perguruan tinggi.Kehidupan beragama merupakan salah satu wujud keragaman yang terjadi
pada bangsa Indonesia. Kerukunan beragama di Desa Kendahe II terbina dengan
baik. Masyarakat di Desa Kendahe II sebagian besar memeluk Agama islam. Saranaibadah di Desa Kendahe II terdiri dari 3 Masjid dan 1 Mushola. Berikut ini adalah
data sarana ibadah di Desa Kendahe II.
D. Keadaan Ekonomi
7/25/2019 7597-14952-1-SM.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/7597-14952-1-smpdf 8/13
8
Sebagian besar penduduk di Desa Kendahe II bekerja sebagai petani
penggarap dan petani pemilik. Secara umum ekonomi dan kesejahteraan masyarakat
Desa Kendahe II terbilang cukup, belum terjadi perubahan yang signifikan. Kecualihanya terjadi pada sebagian masyarakat saja atau perubahan terjadi pada individu
masyarakat. Beberapa hal yang mempengaruhi ekonomi dan kesejahteraanmasyarakat Desa Kendahe II yaitu :1. sumber daya manusia umumnya pada tingkat menengah kebawah
2. tidak memiliki modal usaha untuk pengembangan sumber kehidupan
3. tidak memiliki kecakapan hidup4. tidak menggunakan peluang yang ada atau kurang giat
5. budaya malas bekerja
BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Program Keluarga Harapan Di Indonesia
1. Tujuan Program Keluarga Harapan
Tujuan umum program keluarga harapan adalah mengurangi angka danmemutus rantai kemiskinan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan
merubah perilaku rumah tangga miskin yang relatif kurang mendukung peningkatan
kesejahteraan.Sedangkan tujuan secara khusus program keluarga harapan mencakup:
1) meningkatkan status sosial ekonomi rumah tangga misikin
2) meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil, ibu nifas, anak balita, dan anak
usia 5-7 tahun yang belum masuk sekolah dasar dari rumah tangga miskin3) meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan rumah
tangga miskin
4) meningkatkan taraf pendidikan anak-anak rumah tangga miskin.Sementara tujuan operasional program keluarga harapan adalah :
1) Di bidang kesehatan yaitu meningkatkan akses rumah tangga miskin terhadap
pelayanan kesehatan dan meningkatkan status kesehatan
2) Di bidang pendidikan yaitu meingkatkan akses anak-anak rumah tangga miskinterhadap pendidikan dasar serta meningkatkan status pendidikan dasar agar tidak
terjadi anak putus sekolah.
2. Manfaat Program Keluaraga HarapanAdapun manfaat program keluarga harapan, adalah :
1) Dalam jangka pendek yaitu, memberikan pengurangan beban pengeluaran rumah
tangga miskin2) Dalam jangka panjang, memutus rantai kemiskinan rumah tangga miskin melalui
peningkatan kualitas kesehatan/nutrisi, pendidikan dan kapasitas pendapatan anak
dan memberikan kepastian anak masa depannya3) Merubah perilaku keluarga miskin yang relatif kurang mendukung peningkatan
kesejahteraan yang disebabkan oleh kurangnya informasi mengenai hak, manfaat,
keuntungan, serta tingginya biaya tidak lansung (transport, seragam, dll) dan anak
bekerja lebih menguntungkan daripada bersekolah4) Mengurangi pekerja anak, yaitu mecegah turunnya anak-anak bekerja dijalanan,
serta mencegah rumah tangga miskin menjadi tuna soaial
7/25/2019 7597-14952-1-SM.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/7597-14952-1-smpdf 9/13
9
5) Peningkatan kualitas pelayanan public melalui perbaikan layanan pendidikan dan
kesehatan, pengembagan sistem perlindungan sosial
B. Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Di Desa Kendahe II
1. Pendataan Calon Peserta Program Keluarga Harapan di Desa Kendahe IIBerdasarkan pedoman umum program keluarga harapan, target penerimabantuan program keluarga harapan adalah rumah tangga sangat miskin. Penetapan
rumah tangga sebagai rumah tangga miskin dilakukan dengan menggunakan
metodologi dan indikator yang transparan. Rumah tangga yang berpotensi dipilihsebagai calon peserta program keluarga harapan adalah rumah tangga dengan
kategori sangat miskin, dan terdapat anggota keluarga yang terdiri dari ibu hamil, ibu
nifas, anak-anak yang berusia dibawah 15 tahun atau lebih dari 15 tahun namun
belum menyelesaikan pendidikan dasar.Berikut ini adalah beberapa pendapat dari nara sumber tentang pendataan
calon peserta program keluarga harapan di desa Kendahe II. Menurut Kepala Desa
Kendahe II Bapak R.J : pendataan calon peserta program keluarga harapan
dilakukan lansung oleh BPS, yang bekerja sama dengan pemerintah kecamatan dan
pemerintah desa.
Menurut Sekretaris Desa Kendahe II Bapak R.S : pendataan calon peserta
program keluarga harapan dilakukan oleh pemerintah desa yaitu Kepala Desa tanpa
melibatkan perangkat desa seperti Sekretaris Desa dan Kepala-kepala Lingkungan.
Rumah tangga miskin di Desa Kendahe II di data oleh Kepala Desa dan data
tersebut diserahkan kepada Pemerintah Kecamatan. Saya sebagai Sekretaris Desa
tidak mengetahui tentang mekanisme pendataan calon peserta program keluarga
harapan. Saya hanya menerima nama-nama peserta program keluarga harapan
ketika peserta program keluarga harapan elah ditetapkan kemudian saya
diinstruksikan untuk memberikan undangan pertemuan awal dalam rangka
sosialisasi program keluarga harapan oleh Dinas sosial dan unit pengelolah
program keluarga harapan Kabupaten.
Menurut Kepala Lingkungan IV Bapak G.D: saya tidak mendapat instruksi
dari Kepala Desa untuk pendataan rumah tangga miskin di lingkungan yang saya
pimpin, sehingga saya tidak mengetahui tentang data peserta program keluarga
harapan di lingkungan saya. Saya hanya menerima undangan untuk pertemuan awal
di Balai Desa Kendahe II dalam hal sosialisasi program keluarga harapan.
Dari beberapa pendapat diatas , dapat disimpulkan bahwa pendataan rumah
tangga sangat miskin di Desa Kendahe II dilakukan oleh pemerintah desa danpemerintah kecamatan yang bekerja sama dengan BPS dalam penetapan peserta
program keluarga harapan. Akan tetapi Kepala Desa tidak melibatkan perangkat Desa
seperti Sekretaris Desa dan Kepala-kepala Lingkungan. Tidak ada meteode danindikator yang transparan dalam pendataan rumah tangga miskin. Kepala Desa tidak
berkoordinasi dengan perangkat Desa setempat. Kepala desa sendiri yang mendata
rumah tangga miskin di Desa Kendahe II. Hal ini bisa saja memungkinkan Kepala
Desa memilih sendiri rumah tangga miskin yang bisa menjadi peserta programkeluarga harapan.
7/25/2019 7597-14952-1-SM.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/7597-14952-1-smpdf 10/13
10
2. Sosialisasi Program Keluarga Harapan di Desa Kendahe II
Berikut beberapa pendapat dari nara sumber mengenai sosialisasi program
keluarga harapan di Desa Kendahe II. Menurut Kepala Desa Kendahe II Bapak R.J :sosialisasi awal mengenai program keluarga harapan dilakasanakan di Balai Desa
Kecamatan Kendahe. Sosialisasi disampaikan oleh Dinas Sosial dan Unit PengelolaPKH Kabupaten dengan melibatkan pendamping program keluarga harapan
Kecamatan, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa Sekecamatan Kendahe, Staf
Pengajar (Guru), Pegawai Puskesmas Kecamatan kendahe, masyarakat penerima
atau peserta program keluarga harapan, dan masyarakat umum. Sosialisasi hanya
dilakukan sekali mulai dari dilaksanakanya program keluarga harapan di Desa
kendahe II sampai dengan saat ini.
Menurut warga penerima atau peserta program keluarga harapan, Ibu H.M:
sebelum pembayaran dilakukan mereka mendapat undangan untuk mengikuti
pertemuan awal. Dalam pertemuan itu disosialisasikan mengenai apa itu program
keluarga harapan. Dari sosialisasi tersebut kemudian rumah tangga miskin baru
mengetahui tentang program keluarga harapan. Tetapi untuk selanjutnya tidak lagi
dilakukan sosialisasi sampai saat ini. Untuk pertemuan selanjutnya yang
dilaksanakan hanya proses pembayaran.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, sosialisasi program keluargaharapan di Desa kendahe melibatkan berbagai pihak seperti dari Dinas Sosial, unit
pengelolah program keluarga harapan Kabupaten, Pendamping program keluarga
harapan Kecamatan. Akan tetapi, meskipun telah melibatkan berbagai pihak tersebut,
pada dasarnya sosialisasi program keluarga harapan di Desa Kendahe II belummaksimal. Sosialisasi hanya dilakukan pada pertemuan awal. Hal ini mengakibatkan
rumah tangga miskin peserta program keluarga harapan belum terlalu memahami
mekanisme pelaksanaan program keluarga harapan
3. Pembayaran Program Keluarga Harapan di Desa Kendahe II
Pembayaran bantuan program keluarga harapan dilakukan oleh PT.POS ke
setiap rekening peserta, setiap tiga bulan (tri wulan) pada tanggal yang ditentukanoleh masing-masing kantor POS untuk Desa atau Kelurahan. Walaupun telah
ditentukan besaran bantuan yang dapat diterima oleh peserta program keluarga
harapan, akan tetapi tetap saja terjadi pemotongan pada saat pembayaran programkeluarga harapan. Hal ini didukung oleh hasil wawancara kepada peserta program
keluarga harapan, Ibu H.M : pada saat pembayaran pertama, saya dapat
pemotongan sebesar Rp.50.000. untuk selanjutnya juga dapat potongan Rp.50.000.
Hal ini dikarenakan pembayaran program keluarga harapan berlansung di Bank,
sehingga mendapat potongan Pajak. Itu yang dikatakan pendamping program
keluarga harapan kecamatan. Untuk selanjutnya pembayaran program keluarga
harapan tidak lagi dilakukan di Bank melainkan di Desa atau Kelurahan masing-
masing. Karena apabila pembayaran dilakukan di Bank, setelah adanya pemotongan,
hanya tersisa sedikit uang yang bisa diterima. Walaupun pembayaran telah
dilakukan di Desa masing-masing, tetap saja adanya pemotongan sebesar Rp.20.000.
Pembayaran kadang kala tidak sesuai dengan ketentuan program setiap triwulan,
malainkan mencapai hingga 5-6 bulan.
7/25/2019 7597-14952-1-SM.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/7597-14952-1-smpdf 11/13
11
Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa, dalam pembayaran
dana program keluarga harapan tidak terlepas dari kejanggalan, seperti pungutan liar.
Selain itu, pembayaran seharusnya setiap triwulan, tetapi yang terjadi pembayaransering tertunda hingga 5-6 bulan. Oleh karena itu sebaiknya pengawasan sangat
penting oleh unit pengelolah program keluarga harapan Kabupaten, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
4. Resertifikasi Peserta Program Keluarga Harapan di Desa Kendahe II
Setelah melakukan wawancara dengan nara sumber, dapat diketahui bahwadalam pengimplementasian program keluarga harapan di Desa kendahe II, tidak
pernah diadakan resertifikasi lansung kerumah peserta program keluarga harapan.
Mereka hanya melakukan resertifikasi pada saat proses pembayaran. Hal ini didukung
oleh jawaban dari peserta program keluarga harapan, Ibu R.M mengatakan bahwa : pada saat pembayaran berlansung, saya ditanyai tentang apakah anak saya masih
sekolah atau sudah tamat, pekerjaan suami apa, pengahsilan rata-rata perbulan.
Agar resertifikasi dapat menemukan hasil yang baik, sebaiknya resertifikasiharus dilakukan lansung kerumah peserta. Agar Tim pelaksana dapat melihat secara
lansung kondisi real ekonomi peserta. Apabila hanya ditanyakan pada saat
pembayaran bisa saja yang disampaikan oleh peserta tidak sesuai dengan kondisiyang sebenarnya.
C. Program Keluarga Harapan di Desa Kendahe II Belum Tepat Sasaran
. Saat ini masyarakat di Desa kendahe II mempersoalkan tentang pesertaprogram keluarga harapan. Masyarakat menilai, beberapa peserta program keluarga
harapan tidak layak sebagai peserta program keluarga harapan. Dari hasil wawancara
dengan masyarakat umum yang bukan peserta program keluarga harapan Ibu H.Lmengatakan bahwa : peserta program keluarga harapan seharusnya keluarga yang
kurang mampu yang memiliki anak balita dan anak sekolah Sekolah Dsar dan SMP,
tetapi salah satu yang menjadi peserta program keluarga harapan yaitu tetangga
saya tidak tergolong dalam kriteria tersebut. Tetangga saya itu tidak memiliki anak
balita dan kebetulan anaknya sudah bersekolah di tingkat SMA. Sementara saya
punya anak balita umur 4 tahun, anak SD 2 orang, dan anak SMP 1 orang, dan bisa
dilihat keadaan ekonomi saya dapat dikatakan keluarga kurang mampu tetapi tidak
terdaftar sebagai peserta program keluarga harapan.
Menurut masyarakat umum lainnya yaitu Ibu S.L, mengatakan bahwa : salah satu
peserta program keluarga harapan tidak lagi dikategorikan keluarga kurang mampu,
karena mereka sudah punya rumah yang layak dan sepeda motor, sementara saya
yang hanya tinggal dirumah yang terbuat dari kayu dan punya anak balita tidak
terdaftar sebagai peserta program keluarga harapan.
Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa kelayakan peserta
program keluarga harapan di Desa Kendahe II masih belum tepat sasaran. Banyak
masyarakat yang sudah kaya mengaku miskin, sementara yang benar-benar miskin
justru tidak mendapatkan bantuan. Hal ini disebabkan oleh pendataan calon pesertaprogram keluarga harapan tidak objektif. Pendataan yang dilakukan sifatnya masih
memilih kerabat dan orang terdekat. Tidak bisa dipungkiri hal-hal seperti ini pasti
7/25/2019 7597-14952-1-SM.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/7597-14952-1-smpdf 12/13
12
terjadi. Data kependudukan menjadi biang keladi persoalan. Pemerintah Pusat
Maupun Pemerintah Daerah seolah-olah tidak bisa berbuat banyak untuk mencegah
kebiasaan masyarakat kaya menjadi orang miskin. Ketidaktepatan data peserta hanyamembuat anggaran pemerintah untuk program menjadi boros.
D. Hambatan Pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Desa Kendahe IIProgram keluarga harapan sebagai bantuan sosial tidak terlepas dari berbagai
hambatan pelaksanaan. Dalam pelaksanaanya program keluarga harapan masih
memerlukan perbaikan dan harus ada upaya untuk memperbaikinya sehingga tujuandari diberlakukannya program ini dapat tercapai.
Berikut ini adalah beberapa hambatan pelaksanaan program keluarga harapan
yang terjadi di Desa Kendahe II, yaitu :
1. Letak Geografis Desa Kendahe II
2. Kecemburuan Sosial
3. Kurangnya Kesadaran Peserta Program Keluarga Harapan
BAB VI. PENUTUP
A. KesimpulanImplementasi program keluarga harapan di Desa kendahe II belum terlaksana
atau terealiasi secara optimal. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,
pelaksanaan program keluarga harapan di Desa kendahe II tidak terlepas dari
berbagai penyimpangan. Data dan fakta yang ada menunjukan bahwa, pendataancalon peserta program keluarga harapan yang dilakukan oleh pemerintah desa dapat
dikatakan tidak transparan karena pendataan calon peserta hanya dilakukan oleh
kepala desa tanpa melibatkan perangkat desa yaitu sekretaris desa dan kepala-kepalalingkungan.
Kurangnya sosialisasi dari tim pelaksana lapangan UPPKH kabupaten dan
pendamping kecamatan kepada rumah tangga miskin peserta program keluarga
harapan mengakibatkan peserta program keluarga harapan tidak paham betul tentangsyarat dan ketentuan program keluarga harapan. Pada proses pembayaran dana
program kepada rumah tangga miskin peserta program terdapat potongan dengan
jumlah yang berebda-beda. Serta masih kurangnya pengawasan dari UPPKHkabupaten dan pendamping kecamatan.
Program keluarga harapan di Desa Kendahe II masih belum tepat sasaran dan
belum mencakup semua rumah tangga miskin. Sehingga program keluarga harapantidak memberikan dampak yang signifikan dalam rangka penanggulangan kemiskinan
di Desa Kendahe II.
B. SaranKemiskinan menyebabkan masyarakat miskin tidak mampu memenuhi
kebutuhan hidup dalam hal pelayanan kesehatan dan pendidikan. Diharapkan
pemerintah tidak berhenti mengeluarkan kebijakan bantuan sosial dalam rangkapenanggulangan kemiskinan. Pengelolaaan bantuan sosial dari pemerintah diharapakn
dikelolah dengan baik secara efektif dan efisien oleh pemerintah yang berwenang
7/25/2019 7597-14952-1-SM.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/7597-14952-1-smpdf 13/13
13
untuk mengatur berjalannya program bantuan sosial. Agar bantuan tersebut dapat
sampai kepada masyarakat miskin tanpa dikurangi seidkitpun sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.Dalam pelaksanaan program keluarga harapan di Desa kendahe II, sebaiknya
proses pendataan calon peserta lebih terbuka atau transparan dan harus adanyakoordinasi dari Pemerintah setempat dimulai dari pemerintah desa yaitu kepala desabersama perangkat desa dengan pemerintah kecamatan, pendamping kecamatan dan
tim pelaksana unit pengelolah program keluarga harapan kabupaten.
Dilakukan sosialisasi terus menerus mengenai PKH, sehingga masyarakatpeserta bantuan paham betul mengenai program yang sedang dilaksanakan. Serta
dilakukan pengawasan secara rutin oleh pendamping dan tim pelaksana sehingga
tujuan program yang dijalankan dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahab, Solihin, 2005. Analisis Kebijakan, Dari Formulasi Ke implementasi
Kebijakan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.
Badan Pusat Statistik, 2010. Statistik Pendidikan 2009 Survei Sosial Ekonomi
Nasional.
Burhan, Bungin, 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo
Ekowati, Lilik Roro Mas, 2004. Perecanaan, Implementasi Dan Evaluasi Kebijakan
Atau Program.
Lestari Rahayu, Sri 2012. Bantuan Sosial di Indonesia (Sekarang Dan
Kedepan).Bandung: Fokusmedia
Leo Agustino, 2008. Dasar-Dasar Kebijakan Publik . Bandung: Alfabeta
Nasution, 1998 : Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: TarsindoSantoso, Slamet 2014. Mengukur Kemiskinan Dan Distribusi pendapatan. Bandung:
UPP STIM YKPN
Sumber-sumber lain :
Kementrian Sosial RI, 2007. Pedoman Umum PKH. Jakarta: UPPKH Pusat
Direktorat Jaminan Kesejahteraan Sosial, 2008. Pedoman Operasioanal KelembagaanPKH
Undang-Undang No 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
Undang-undang RI Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan SosialUndang-undang RI Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
Perpres RI Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan