Download - 5-Teori Kinetik Gas
SERI EBOOK GURUMUDA
Teori Kinetik Gas
Edisi Kedua
Untuk SMA kelas XI
(Telah disesuaikan dengan KTSP)
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
1
Lisensi Dokumen : Copyright © 2008‐2011 GuruMuda.Com Seluruh dokumen di GuruMuda.Com dapat digunakan dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari GuruMuda.Com.
Penulis
Alexander san lohat
(san)
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
2
Contact Person
Anda bisa menghubungi saya melalui beberapa jalur di bawah :
Blog : http://www.gurumuda.com
Email : [email protected]
Testimonial dan Saran
Apapun pendapat anda mengenai tulisan saya, silahkan memberikan testimonial atau saran konstruktif demi pengembangan ebook ini menjadi lebih baik. Testimonial atau saran yang bersifat membangun
dari anda bisa dikirim ke email berikut :
Terima kasih atas partisipasi anda
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
3
Materi Pembelajaran :
Teori Kinetik Gas
Tujuan Pembelajaran :
Kompetensi Dasar :
Mendeskripsikan sifat‐sifat gas ideal monoatomik
Indikator :
a. Mendeskripsikan persamaan umum gas ideal pada persoalan fisika sehari‐hari
b. Menerapkan persamaan umum gas ideal pada proses isotermik, isokhorik, dan isobarik
Tujuan pembelajaran di atas merupakan tuntutan dari Depdiknas RI dalam KTSP. Jadi dirimu harus mencapai Kompetensi dasar dan Indikator tersebut. Kalau tidak bisa, ntar dapat nilai merah :) alias tidak lulus. Nah, kali ini Gurumuda membimbing dirimu untuk bisa mencapai tujuan pembelajaran di atas.
Selamat Belajar ☺
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
4
Pengetahuan Prasyarat
Sebelum mempelajari pokok bahasan Teori Kinetik Gas, pelajari terlebih dahulu pokok bahasan Kalor dan Perubahan wujud, Pemuaian, Fluida Statis (konsep Tekanan dan Tekanan atmosfir). Pahami terlebih dahulu konsep‐konsep dasar tersebut, biar dirimu tidak kebingungan dengan penjelasan gurumuda dalam pokok bahasan ini… Download saja di halaman ebook gratis, gurumuda.com
TEORI KINETIK GAS
Sebelum membahas teori kinetik gas dkk, terlebih dahulu kita pelajari teori atom dan teori kinetik. Bagaimanapun ini merupakan pengetahuan dasar yang perlu dipahami dengan baik. Selamat bertempur, semoga dirimu tidak lari terbirit‐birit… he2.… piss….
Teori atom dan Teori kinetik
Teori atom dan teori kinetik. Istilah apa lagi ini, bikin pusink saja. Teori atom dan teori kinetik tuh semacam kue, enak sekali… terasa lezat dan nikmat di otak… hiks2… Omong soal atom, pasti langsung ingat bom atom. Hirosima dan nagasaki langsung hancur lebur dalam sekejap, bikin orang jepang pada stress. Amerika dan kroni2nya senang, Indonesia pun ikut2an senang, lumayan mempercepat kemerdekaan. Si Dai Nippon ini sudah keterlaluan jadi sekali‐sekali dihajar saja biar kapok. Untung ada fisika ya…. ;) Btw, sebenarnya atom tuh apa sich ? sejenis roti bakar‐kah
Teori atom
Sejak ribuan tahun lalu, orang yunani kuno percaya bahwa setiap zat murni (misalnya emas murni, besi murni ;) , tembaga dll) terdiri dari atom‐atom. Orang yunani sok tahu saja. Menurut mereka, kalau sebuah zat murni dipotong menjadi kecil, lalu potongan kecil tersebut dipotong lagi, lalu di potong lagi… demikian seterusnya, maka akan ada potongan terkecil yang tidak bisa dipotong lagi. Potongan terkecil yang tidak bisa dipotong lagi itu diberi julukan “atom”. Atom artinya “tidak dapat dibagi” (bahasa orang yunani)
(Pada waktu itu memang atom dianggap tidak bisa dibagi lagi. Tapi di kemudian hari beberapa om jenius menemukan elektron dan inti atom (proton dan neutron) sehingga anggapan bahwa atom tidak bisa dibagi lagi telah ditendang. Jadi atom tuh terdiri dari elektron (bermuatan negatif) dan inti atom. Elektron‐elektron berjingkrak‐jingkrak mengitari inti atom. Di dalam inti atom terdapat proton
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
5
(bermuatan positif) dan neutron (netral alias tidak bermuatan). Bukan cuma ini, masih ada lagi… pernah dengar quark dkk ? nanti baru kita oprek dalam pokok bahasan tersendiri… Ok, kembali ke laptop)
Perlu diketahui bahwa teori atom juga punya saingan. Kalau dalam dunia perpolitikan, istilahnya oposisi. Kalau dalam dunia pertemanan, istilahnya lawan alias musuh bebuyutan. hehe… Ada sebuah teori lain, namanya teori kontinu (kontinu = berkelanjutan). Teori ini mengatakan bahwa zat murni tuh bisa dibagi lagi sampai tak berhingga. Menurut teori ini tidak ada yang namanya potongan terkecil. Potongan terkecil masih bisa dipotong‐potong dan diulek‐ulek lagi menjadi lebih kecil. Dipotong lagi dan diulek lagi… demikian seterusnya menjadi tak berhingga.
Dari kedua teori ini, mana yang benar ? Teori atom yang benar atau teori kontinu ? Mene ketehe… ;) Dalam ilmu fisika, setiap teori akan diakui secara ilmiah kalau teori tersebut bisa dibuktikan dalam eksperimen alias percobaan. Nah, pada abad 18, 19 dan 20, melalui eksperimen yang dilakukan oleh om‐om ilmuwan yang kurang kerjaan, teori atom ternyata terbukti benar (kebanyakan dibuktikan dari analisis reaksi kimia). Masa sich ? yawdah kalo dirimu tidak percaya…
Sebelum membahas pembuktian teori atom, terlebih dahulu baca pesan‐pesan berikut ini :
Unsur, senyawa, molekul dan atom
Dirimu sudah dapat pelajaran kimia tentang unsur dan senyawa ? mudah2an belum ;) Gurumuda ulas lagi ya, biar dirimu lebih nyambung dengan penjelasan selanjutnya…
Unsur merupakan zat murni yang tidak dapat dibagi lagi menjadi zat lain secara kimia, misalnya emas (Au), besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), Natrium (Na), Calsium (Ca), klor (Cl), Nitrogen (N), oksigen (O), hidrogen (H) dkk. Selain unsur, ada juga yang namanya senyawa. Senyawa terdiri dari unsur‐unsur. Karena terdiri dari unsur‐unsur, maka senyawa masih bisa dibagi lagi menjadi unsur‐unsur. Contoh senyawa adalah air. Bagian terkecil dari unsur adalah atom, sedangkan bagian terkecil dari senyawa adalah molekul. Molekul terdiri dari atom‐atom yang saling nempel.
Biar dirimu lebih paham, gurumuda pakai penjelasan panjang lebar saja. Pernah lihat emas murni (emas 24 karat) ? emas murni merupakan salah satu contoh unsur. Emas murni sebenarnya terdiri dari atom‐atom emas (Au). Atau contoh lain…. Pernah lihat potongan besi ? Potongan besi juga merupakan salah satu contoh unsur. Besi terdiri dari atom‐atom besi (Fe). Intinya, yang namanya unsur tuh zat murni yang terdiri dari atom‐atom sejenis. Kalau atom emas ya atom emas semua, kalau atom besi ya atom besi semua. Tidak pake campur. Unsur sudah. Sekarang giliran senyawa. Dirimu pernah lihat air khan ? Air yang sering dirimu lihat, pegang dan minum tuh terdiri dari molekul‐molekul air (rumus kimianya H2O). Molekul air terdiri dari dua atom Hidrogen (H) dan satu atom oksigen (O). Lanjut ya….
Berikut ini beberapa pembuktian teori atom :
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
6
Pertama, hukum perbandingan tetap.
Hukum perbandingan tetap mengatakan bahwa apabila unsur‐unsur bergabung menjadi senyawa, maka senyawa yang terbentuk memiliki perbandingan massa yang sama. Contohnya garam… Ingat ya, garam yang kita lihat merupakan suatu senyawa yang terdiri dari molekul‐molekul garam (rumua kimianya NaCl). Secara alami, molekul garam selalu terbentuk dari 23 bagian natrium (Na) dan 35 bagian klor (Cl). Musuh bebuyutan teori atom tidak bisa menjelaskan hal ini, tetapi teori atom bisa menjelaskannya. Menurut teori atom, atom merupakan bagian terkecil dari unsur. Karenanya atom tentu punya massa. Nah, perbandingan massa unsur‐unsur yang membentuk suatu senyawa pasti berkaitan dengan massa relatif atom‐atom pembentuk unsur tersebut. Berdasarkan jumlah setiap unsur yang membentuk senyawa, om‐om ilmuwan menentukan massa relatif atom. Dikatakan relatif karena massa relatif atom suatu unsur dibandingkan dengan massa relatif atom unsur lain…
Hidrogen merupakan atom yang paling ringan, karenanya digunakan sebagai patokan. Massa relatif atom hidrogen (H) diberi nilai 1. Dengan menggunakan massa relatif atom hidrogen sebagai patokan, maka massa relatif atom karbon (C) diberi nilai 12, massa relatif atom oksigen (O) diberi nilai 16 dst… (lihat saja tabel periodik unsur). Massa relatif atom karbon = 12 itu artinya massa satu atom karbon 12 kali lebih besar dari massa satu atom hidrogen (H). Massa relatif atom oksigen = 16 itu artinya massa satu atom oksigen 16 kali lebih besar dari massa satu atom Hidrogen (H). Yang gurumuda ulas ini baru massa relatif atom, bukan massa atom.
Dalam Sistem Internasional (SI) kita mempunyai standar massa, yakni sebuah platina iridium yang disimpan di lembaga berat dan ukuran internasional (Perancis). Berdasarkan perjanjian internasional, massa platina iridium tersebut adalah 1 kg. Ini merupakan kilogram standar. Nah, dalam skala atomik, kita juga mempunyai standar massa kedua, yakni atom karbon 12C. Berdasarkan perjanjian internasional, massa 1 atom karbon 12C adalah 12,0000 satuan massa atom terpadu (unified atomic mass units, disingkat u).
1 u = 1,66 x 10‐27 kg.
Massa 1 atom Karbon (C) = 12,0000 u, massa 1 atom Hidrogen (H) = 1,0078 u, massa 1 atom Oksigen (O) = 15,9994 u, massa 1 atom Natrium = 22,9897 u dst… Mengenai massa atom, selengkapnya bisa dilihat di tabel periodik unsur.
Selain massa atom, ada juga yang namanya massa molekul. Massa molekul merupakan jumlah total massa atom‐atom yang membentuk suatu molekul. Contoh… massa molekul garam (NaCl) = massa satu atom Natrium (Na) + massa satu atom Klor (Cl). Massa molekul air (H2O) = massa 2 atom hidrogen (H) + massa satu atom oksigen (O).
Kedua, gerak brown
Bukan brondong tapi brown. he2… Kisahnya begini… Pada jaman dahulu kala, hiduplah seorang ahli biologi berkebangsaan Inggris yang bernama om Robert Brown. Katanya Om obet waktu itu sedang meneliti serbuk sari yang dimasukkan ke dalam air (Tahun 1827). Air dan serbuk sari dilihat pake
SERI EBOOK GURUMUDA
mikroskop. Om obet kaget bukan main‐main karena merasa aneh setelah melihat si serbuk sari bergerak sendiri. Aneh karena air khan lagi diam, masa serbuk sari bergerak. Arah gerakan serbuk sari sembarang saja tapi berkelanjutan alias kontinu. Biar paham, tataplah gambar di bawah dengan penuh kelembutan.
Waktu itu om obet menduga bahwa gerakan tersebut merupakan suatu bentuk kehidupan. Maksudnya si serbuk sari hidup, sehingga bisa jalan‐jalan (serbuk sari termasuk zat organik. Zat organik = zat hidup, sedangkan zat tak organik = zat yang tak hidup alias benda mati). Tapi dugaannya keliru besar karena partikel tak organik yang berukuran kecil seperti serbuk sari juga bergerak ketika dimasukkan dalam air. Gerakan seperti ini dinamakan gerak brown, pake nama om obet brown.
Penemuan om obet ini belum bisa dijelaskan sampai dikembangkannya teori kinetik. Pending sebentar… Ikuti terus kisahnya ya, makin asyik saja neh….
Teori kinetik
Kinetik artinya bergerak (bahasa orang yunani). Teori kinetik mengatakan bahwa setiap zat terdiri dari atom‐atom atau molekul‐molekul dan atom‐atom atau molekul‐molekul tersebut bergerak terus menerus secara sembarangan.
Ketika bergerak, atom atau molekul pasti punya kecepatan. Atom atau molekul juga punya massa. Karena punya massa (m) dan kecepatan (v), maka tentu saja atom atau molekul mempunyai energi kinetik (EK) dan momentum (p). Energi kinetik : EK = ½ mv2. Sedangkan momentum : p = mv. Kayanya bukan cuma energi kinetik (EK) dan momentum (p) saja, tetapi gaya (F) juga. Atom atau molekul khan jumlahnya banyak tuh. Ketika mereka bergerak ke sana kemari, pasti ada kemungkinan terjadi tumbukan. Jadi gaya muncul karena adanya perubahan momentum ketika terjadi tumbukan. Ingat lagi pembahasan mengenai impuls dan momentum. Kalau sudah lupa, segera meluncur ke TKP…
Kita bisa mengatakan bahwa teori kinetik sebenarnya didasarkan pada energi kinetik, momentum dan gaya. Ketiga hal ini yang kita pelajari pada pokok bahasan dinamika gerak (hukum newton, impuls dan momentum). Bedanya, dalam teori kinetik kita menerapkan ilmu dinamika pada tingkat atom atau molekul. Teori kinetik dikembangkan oleh om obet Boyle (1627‐1691), om Daniel Bernoulli (1700‐1782),
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
7
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
8
om Jimi Joule (1818‐1889), om Kronig (1822‐1879), om Rudolph Clausius (1822‐1888) dan om Clerk Maxwell (1831‐1879).
Adanya teori kinetik ini bisa menjelaskan penemuan om brown di atas. Menurut teori kinetik, serbuk sari bergerak karena didorong oleh molekul‐molekul air yang bergerak dengan cepat. Jumlah molekul air sangat banyak, karenanya serbuk sari ditendang dari berbagai arah.
Berdasarkan hukum perbandingan tetap dan adanya penemuan gerak brown, teori atom semakin diyakini oleh para ilmuwan. Btw, teori atom khan mengatakan bahwa setiap zat terdiri dari atom‐atom. Dalam hal ini, atom merupakan potongan terkecil dari setiap zat. Dengan demikian atom tentu saja punya ukuran. Nah, masalahnya sekarang, ukuran atom tuh berapa ? panjangnya berapa, lebarnya berapa, tingginya berapa… Minimal harus ada eksperimen atau perhitungan matematis yang bisa mendeteksi ukuran atom.
Pada tahun 1905, eyang Einstein ambil alih… Waktu itu eyang Einstein menyelidiki ukuran atom secara teoritis. Berdasarkan teori atom, teori kinetik dan data yang diperoleh melalui eksperimen, eyang menemukan bahwa diameter atom adalah sekitar 10‐10 m. Jadi diameter atom diperoleh melalui perhitungan. Cara menghitungnya bagaimana ? sabar ya, neh baru pokok bahasan awal. Tunggu semua materi teori kinetik gas dimuat dulu, biar dirimu lebih nyambung dengan penalaran yang dibuat eyang Einstein sebelum menghitung ukuran atom. Karena ukuran atom telah ditemukan, maka teori atom dinyatakan sah. Teori kinetik pun ikut2an sah.
Dalam buku autobiografinya, eyang menulis demikian : “Tujuan utama saya adalah menemukan berbagai kenyataan yang membenarkan bahwa atom mempunyai ukuran tertentu. Ketika dalam proses penyelidikan, saya menemukan bahwa sesuai dengan teori atomistik, seharusnya ada gerakan‐gerakan partikel mikroskopik yang bisa diamati secara terbuka, tanpa mengetahui bahwa gerak brown telah lama dikenal”. Oya, buku Autobiografi tuh buku yang ditulis oleh seseorang mengenai kisah hidupnya.
Berdasarkan apa yang ditulis eyang Einstein dalam buku autobiografinya, kita bisa mengatakan bahwa eyang sendiri tidak tahu sedikit pun mengenai kisah om obet yang menemukan gerak brown. Eyang Einstein bahkan meramalkan adanya gerak brown berdasarkan gagasan‐gagasan teoritis. Teoritis tuh cuma teori‐teori saja, tidak ada eksperimen alias percobaan. Agar bisa seperti eyang Einstein, logika (otak kiri) dan imajinasi (otak kanan) harus kuat.
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
9
Wujud‐wujud zat (Berdasarkan sifat mikroskopis)
Waktu mau mandi, gurumuda berpikir seperti ini… seandainya air bentuknya padat seperti batu, waduh kepalaku pasti benjol‐benjol. Tiap hari harus ganti gayung mandi, soalnya gayung pada pecah semua… Waktu mau minum air, gurumuda membayangkan seandainya bentuk air padat seperti batu, wah tiap hari harus bolak balik ke rumah sakit. Mulut bisa robek, apalagi usus… sebaliknya kalau bentuk batu seperti air, semua bangunan pada mencair… Semua bagunan berubah menjadi kolam renang. he2… Aneh ya, mengapa batu bentuknya padat, air bentuknya cair. Lebih aneh lagi udara… niup sana, niup sini bikin daun berjingkrak‐jingkrak, atap rumah pada kabur semua tapi udaranya sendiri tidak kelihatan. Dirimu pernah melihat udara‐kah ? pasti belum. Sama dunk, gurumuda juga belum pernah lihat. Dalam mimpi pun tidak pernah lihat yang namanya udara. Kehadirannya hanya bisa dirasakan… mirip2 cinta, hanya bisa dirasakan. Ihh, omong soal cinta langsung semangat. Kalau di sekolah ada mata pelajaran Cinta, pasti semuanya dapat nilai hitam ;) Sudah hitam, tebal‐tebal lagi. hiks2… Btw, mengapa udara tidak bisa kita lihat ?
Wujud‐wujud zat berdasarkan sifat makroskopis
Dalam kehidupan sehari‐hari, kita sering menjumpai tiga wujud zat yang berbeda. Ada zat padat (misalnya batu, besi dkk), zat cair (air, bensin dkk) dan zat gas (udara dkk). Ketiga wujud zat tersebut bisa dibedakan berdasarkan kemampuannya dalam mempertahankan bentuk dan ukurannya (yang dimaksudkan dengan ukuran di sini adalah volume).
Zat padat biasanya mempertahankan bentuk dan volume yang tetap. Zat cair tidak mempertahankan bentuk yang tetap, tetapi menyesuaikan bentuknya dengan wadah yang ditempati. Misalnya air kalau kita masukkan ke dalam gelas, bentuknya berubah seperti gelas. Kalau air dimasukan ke dalam bak mandi, bentuknya berubah seperti bak mandi. Kalau dimasukan ke dalam plastik yang bocor, tumpah dong airnya… he2… Btw, volume zat cair biasanya selalu tetap. Segelas air kalau dimasukan ke dalam bak mandi ya volume air tetap segelas. Bentuk air boleh berubah, tetapi volumenya tidak pernah berubah. Perlu diketahui bahwa volume zat padat dan zat cair bisa berubah hanya jika diberikan gaya yang sangat besar.
Bagaimanakah dengan gas ? Zat gas tidak mempunyai bentuk dan volume yang tetap. Bentuk dan volume gas selalu disesuaikan dengan bentuk dan volume wadah yang ditempatinya. Misalnya kalau kita masukkan gas ke dalam ban dalam mobil, bentuk gas berubah seperti ban dalam mobil. Demikian juga dengan volumenya. Ketika berada dalam ban, gas menyebar memenuhi seluruh volume ban. Dalam hal ini volume gas berubah seperti volume ban. Kalau kita meniup balon (kita memasukkan udara ke dalam balon), bentuk dan volume udara akan berubah seperti bentuk dan volume balon.
SERI EBOOK GURUMUDA
Selain zat padat, zat cair dan zat gas, ada juga wujud keempat zat/materi, namanya plasma. Plasma tidak diulas kali ini. Tunggu tanggal mainnya ;) Ok, kembali ke laptop.
Sejauh ini kita baru membedakan ketiga wujud zat berdasarkan sifat makroskopisnya saja (sifat makroksopis = bentuk dan ukuran zat). Tentu saja hal ini didasarkan pada hasil pengukuran dan pengamatan kita setiap hari. Pada kesempatan ini kita akan melihat perbedaan ketiga wujud zat berdasarkan sifat mikroskopisnya. Ingat ya, setiap zat terdiri dari atom‐atom atau molekul‐molekul. Ketika kita mengatakan bentuk batu padat, kita tidak pernah tahu apa yang terjadi dengan atom atau molekul yang bergentayangan di dalam batu sehingga batu menjadi padat. Demikian juga dengan air atau udara. Ada apa gerangan dengan atom atau molekul penyusun air sehingga bentuk air kok cair, udara malah tidak kelihatan.
Btw, dengan melihat perbedaan ketiga wujud zat (padat, cair dan gas) berdasarkan sifat makroskopisnya, kita bisa mengatakan bahwa sifat/perilaku atom atau molekul penyusunnya pasti berbeda. Seperti apakah perbedaannya, mari kita oprek satu persatu…
Wujud‐wujud zat berdasarkan sifat mikroskopis
Sebelum membahas perbedaan zat padat, zat cair dan zat gas berdasarkan sifat mikroskopisnya, terlebih dahulu kita bahas sebuah keanehan berikut ini.
Mari kita tinjau sebuah benda. Misalnya batu… Kalau kita perhatikan batu secara saksama, kita akan melihat bahwa setiap bagian batu tersebut saling menempel. Walaupun ditendang dan dilempar, bentuk dan ukurannya tidak pernah berubah (kecuali dikenai gaya yang sangat besar). Biasanya, semua bagian batu selalu berada dalam satu kesatuan. Mengapa bisa demikian ya ? Ayo berpikir sejenak…..
Ingat ya, di dalam batu tersebut bergentayangan atom‐atom atau molekul‐molekul. Sekarang coba dirimu berimajinasi… Bayangkanlah sebuah batu. Terserah batu besar atau kecil tidak masalah… Coba bayangkan batu tersebut tersusun dari potongan‐potongan yang kecil. Bagi lagi potongan batu itu menjadi lebih kecil dan lebih kecil… sampai pada ukuran atom atau molekul. Bayangkan atom seperti sebuah bola yang ukurannya sangat kecil. Sedangkan molekul tuh beberapa bola yang saling menempel. Biar paham, tataplah gambar di bawah dengan penuh kelembutan.
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
10
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
11
Jadi dalam batu itu terdapat buanyak sekali molekul atau atom yang ukurannya sangat kecil. Sudah bisa membayangkan atom‐atom yang ada dalam batu ? Kalau belum bisa, coba lagi… Ayo latih imajinasimu… Untuk pintar fisika, selain butuh logika, imajinasi juga harus kuat.
Diameter satu atom khan 10‐10 m. Kalau dirimu membayangkan atom seperti sebuah bola, maka diameter bola itu = 10‐10 meter. Sangat kecil dan tidak bisa dilihat dengan mata… Hanya bisa dibayangkan. Molekul merupakan atom‐atom yang saling menempel, sehingga ukuran molekul lebih besar daripada atom. Btw, molekul juga tidak bisa dilihat dengan mata…
Aneh ya, atom‐atom atau molekul‐molekul yang kecil‐kecil itu kok bisa berada dalam satu kesatuan… Kalau atom‐atom atau molekul‐molekul tidak berada dalam satu kesatuan tentu saja setiap bagian batu tidak saling menempel. Kenyataannya khan setiap bagian batu saling menempel sehingga bentuk batu menjadi padat. Mengapa bisa demikian ya ? Mengapa atom‐atom atau molekul‐molekul tidak berpisah ?
Pasti atom‐atom atau molekul‐molekul itu saling tarik menarik. Kalau atom‐atom atau molekul‐molekul tidak saling tarik menarik, tentu saja mereka sudah terbang ke mana‐mana. Setiap atom atau molekul akan mengucapkan selamat tinggal kepada temannya. Dengan demikian, serpihan‐serpihan batu akan tercecer di mana‐mana. Serpihan‐serpihan batu pun akan tercerai berai dan akhirnya tidak bisa kita lihat. Khan serpihan batu juga tersusun dari atom atau molekul. Ukuran atom kecil sekali, jadi kalau mereka berpisah, tentu saja kita tidak bisa melihat mereka… Tapi kenyataannya tidak seperti itu. Batu khan kelihatan padat, setiap bagian batu tersebut tetap saling menempel. Dengan demikian kita bisa menyimpulkan bahwa atom‐atom atau molekul‐molekul penyusun benda padat pasti saling tarik menarik.
Nah, gaya tarik menarik antara atom atau molekul sebenarnya merupakan gaya elektromagnetik. Mengenai hal ini akan kita oprek dalam pokok bahasan tersendiri. Adanya gaya tarik membuat atom‐atom atau molekul‐molekul saling mendekati. Ketika hendak berciuman, elektron‐elektron yang berada pada bagian terluar dari atom atau molekul saling tolak menolak (gaya tolak elektris). Adanya gaya tolak membuat atom‐atom dan molekul‐molekul bergerak mundur. Meskipun atom‐atom atau molekul‐molekul tersebut mundur, tetapi karena ada gaya tarik maka mereka saling mendekati lagi. Demikian seterusnya... istilah kerennya, atom‐atom atau molekul‐molekul tersebut bergerak maju mundur (mereka bergetar), sambil mempertahankan jarak minimum antara mereka. Ingin ciuman tidak bisa, ingin kabur juga tidak bisa. Hubungan tanpa status ;) mending putus saja… hiks2…
Catatan :
Dalam atom ada elektron (bermuatan negatif) dan inti atom. Inti atom terdiri dari proton (bermuatan positif) dan neutron (tidak bermuatan alias netral). Elektron bergerak mengelilingi inti atom. Mirip seperti planet‐planet yang bergerak mengelilingi matahari. Jadi elektron tuh seperti planet dan inti atom tuh seperti matahari. Nah, posisi elektron‐elektron ada di sebelah luar, sedangkan inti ada di bagian tengah alias pusat atom. Ok, kembali ke laptop…
SERI EBOOK GURUMUDA
Perbedaan zat padat, cair dan gas berdasarkan sifat mikroskopis sebenarnya terletak pada kuat dan lemahnya gaya tarik antara atom atau molekul penyusun ketiga zat tersebut.
Zat padat
Pada zat padat, gaya tarik antara atom atau molekul sangat kuat sehingga atom atau molekul penyusun zat padat selalu berada pada posisi yang tetap. Atom atau molekul pada zat padat bergerak maju mundur (bergetar), tetapi mereka selalu bergetar pada posisi yang sama.
Kuatnya gaya tarik antara atom atau molekul penyusun zat padat ini yang menjadi alasan, mengapa bentuk dan volume zat padat selalu tetap. Walaupun dirimu melempar batu atau besi, misalnya, bentuk batu atau besi sulit berubah karena gaya tarik antara atom atau molekul sangat kuat. Ketika dirimu memasukan batu atau besi ke dalam ember atau ke dalam bak mandi, volume batu atau besi tidak pernah berubah. Jadi gaya tarik yang kuat antara atom atau molekul penyusun zat padat ini yang membuat mereka tetap berada dalam satu kesatuan (tetap ngumpul) dan bentuknya kelihatan padat.
Secara garis besar, posisi atom atau molekul penyusun zat padat kira‐kira seperti gambar di bawah (dikenal juga dengan julukan kisi kristal). Gambar ini diperbesar. Atom atau molekul tuh sangat kecil…
Zat cair
Pada zat cair, gaya tarik antara atom‐atom atau molekul‐molekul kurang kuat sehingga mereka cukup bebas bergerak ke sana ke mari, saling tumpang tindih satu dengan yang lain. Atom‐atom atau molekul‐molekul penyusun zat cair memang bisa bergerak sesuka hatinya, tetapi mereka tidak bisa mengucapkan selamat tinggal kepada teman‐temannya. Besarnya gaya tarik masih bisa menahan mereka untuk tidak kabur dan tercerai berai.
Ini yang menjadi alasan, mengapa bentuk zat cair bisa berubah‐ubah tetapi volumenya selalu tetap. Ketika kita memasukan air ke dalam sebuah gelas, gaya tarik antara atom atau molekul penyusunnya kurang kuat sehingga mereka bisa berguling ria sesuka hatinya. Akibatnya, bentuk air pun berubah seperti bentuk gelas. Ketika kita memasukan segelas air ke dalam bak mandi, gaya tarik yang kurang kuat antara atom atau molekul membuat air bisa menyesuikan bentuknya dengan bentuk bak mandi. Btw, volume zat cair selalu tetap karena gaya tarik antara atom atau molekul masih mampu menahan mereka untuk tetap ngumpul. Segelas air kalau dimasukan ke dalam bak mandi, volume air tetap
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
12
SERI EBOOK GURUMUDA
segelas. Atom‐atom atau molekul‐molekul penyusun air tidak tercerai berai sehingga volumenya selalu tetap.
Posisi atom atau molekul penyusun zat cair kira‐kira seperti gambar di bawah (tanda panah menunjukka arah gerak).
Zat gas
Pada zat gas, gaya tarik antara atom atau molekul sangat‐sangat lemah sehingga atom atau molekul tidak bisa berada dalam satu kesatuan. Mereka bergerak sesuka hati dan semau gue, karena tidak ada ikatan di antara mereka. Gaya tarik yang sangat lemah membuat atom‐atom atau molekul‐molekul penyusun zat gas tercerai berai atau tercecer di mana‐mana. Atom‐atom penyusun zat gas lebih bebas dari pada teman‐temannya yang membentuk zat padat atau zat cair.
Posisi atom atau molekul penyusun zat gas kira‐kira seperti gambar di bawah
Gaya tarik yang sangat lemah merupakan alasan mengapa bentuk dan volume zat gas bisa berubah‐ubah dan mengapa udara tidak bisa dilihat dengan mata. Ukuran atom atau molekul sangat kecil sehingga jika mereka tercerai berai atau tercecer di mana‐mana, maka kita tidak bisa melihat mereka. Mirip kaya pasir atau gula pasir… butir‐butir pasir atau gula kalau dibiarkan tercecer di mana‐mana (jarak antara setiap butir pasir jauh), maka kita sulit melihat mereka. Ukuran pasir atau gula jauh lebih besar daripada atom atau molekul sehingga walaupun tercecer, butir‐butir pasir masih bisa dilihat dengan mata walaupun agak sulit. Nah, kalau atom atau molekul tuh sangat‐sangat kecil. Karenanya, kalau mereka tercecer di mana‐mana maka tentu saja kita tidak akan pernah melihat mereka.
Zat padat atau zat cair bisa dilihat, karena atom‐atom atau molekul penyusunnya tidak tercerai berai. Besar gaya tarik pada zat padat dan zat gas masih mampu menahan mereka untuk tetap berkumpul. Gaya tarik pada zat gas sangat lemah sehingga tidak mampu menahan atom‐atom atau molekul untuk tetap ngumpul. Kecilnya gaya tarik ini juga yang menjadi alasan mengapa zat gas (dan zat cair) bisa mengalir.
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
13
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
14
Hukum‐hukum gas (Persamaan keadaan)
Dirimu pernah mendaki gunung kah ? kalau belum, mungkin pernah jalan‐jalan ke puncak ? Biasanya udara di puncak lebih dingin. Siang hari saja sudah dingin apalagi malam hari… Kalau tidur tidak ditemani selimut, dirimu akan kedinginan sepanjang malam. Katanya di puncak gunung Jayawijaya (di Papua) atau puncak mount everest, suhu udara sangat dingin sehingga semuanya pada membeku. Kalau pingin es batu gratis, silahkan mendaki kedua gunung tersebut. Biasanya hanya orang‐orang tangguh saja yang bisa sampai di puncak… Apalagi mount everest. Ada dua kemungkinan kalau orang mendaki mount everest : pulang dengan selamat atau “pergi” dengan tenang. Kemungkinan besar “pergi” dengan tenang. Hehe….
Aneh ya, mengapa udara di puncak lebih dingin ? Seharusnya udara di puncak lebih panas karena puncak khan lebih dekat dengan matahari. Tapi kenyataannya tidak seperti itu… Semakin tinggi suatu tempat diukur dari permukaan laut, semakin rendah suhu udara di tempat tersebut. Mengapa bisa demikian ?
Mengapa pokok bahasan ini disebut Teori kinetik gas ?
Pada pembahasan mengenai wujud‐wujud zat (Ditinjau dari sifat mikroskopis), gurumuda telah mengulas perbedaan antara zat padat, zat cair dan zat gas berdasarkan sifat dan perilaku atom atau molekul penyusunnya. Gaya tarik (gaya elektromagnetik) antara atom‐atom atau molekul‐molekul penyusun zat padat sangat kuat sehingga mereka selalu bergetar pada posisi yang sama dan tetap berada dalam satu kesatuan. Istilah kerennya, mereka tidak tercerai berai alias tetap ngumpul. Lebih asyik ngumpul katanya… makan gak makan asal ngumpul :) Ini yang menjadi alasan mengapa bentuk batu, besi, timah, emas dkk tampak padat. Semua bagian zat padat seolah‐olah saling menempel.
Berbeda dengan zat padat, gaya tarik antara atom‐atom atau molekul‐molekul penyusun zat cair kurang kuat. Akibatnya, atom atau molekul penyusun zat cair bisa bergerak lebih bebas dan tumpang tindih dengan teman‐temannya. Jadi tidak perlu heran mengapa air, minyak tanah, bensin dkk kelihatan cair dan bentuknya pun bisa berubah‐ubah sesuai dengan wadah yang ditempatinya. Btw, walaupun bentuk zat cair bisa berubah‐ubah, volume zat cair biasanya tetap. Hal ini dikarenakan gaya tarik antara atom atau molekul penyusun zat cair masih mampu menahan mereka untuk tetap ngumpul alias tidak tercerai berai.
Zat gas mau beda sendiri. Gaya tarik antara atom atau molekul penyusun zat gas sangat lemah. Akibatnya atom‐atom atau molekul‐molekul penyusun zat gas bisa bergerak sesuka hatinya dan dengan seenaknya mengucapkan selamat tinggal kepada temannya. Ketika mereka berpapasan pun paling cuma ciuman sebentar, setelah itu pisah lagi. Malas ngumpul katanya… lebih enak hidup sendiri… ;) Gaya tarik yang sangat lemah ini yang membuat atom‐atom atau molekul‐molekul penyusun zat gas tercerai berai
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
15
sehingga lenyap dari penglihatan kita. Sampai di sini dirimu mual‐mual atau pusink‐pusink tidak ? hiks2… piss…
Karena atom‐atom atau molekul‐molekul penyusun zat gas bisa bergerak sesuka hatinya, maka pembahasan kita selanjutnya lebih difokuskan pada zat gas. Situasi untuk zat padat dan zat cair lebih beribet dan analisis kita pun akan menjadi lebih sulit. Jadi dirimu tidak perlu heran mengapa bagian ini disebut teori kinetik gas. Teori kinetik gas sebenarnya merupakan pengembangan dari teori kinetik. Teori kinetik mengatakan bahwa setiap zat terdiri dari atom‐atom atau molekul‐molekul dan atom‐atom atau molekul‐molekul tersebut bergerak terus menerus secara sembarangan. Dugaan teori kinetik ini cocok untuk situasi dan kondisi atom atau molekul penyusun zat gas.
Ketika bergerak, atom atau molekul penyusun zat gas pasti punya kecepatan. Atom atau molekul juga punya massa. Karena punya massa (m) dan kecepatan (v), maka tentu saja atom atau molekul mempunyai energi kinetik (EK) dan momentum (p). Energi kinetik : EK = ½ mv2. Sedangkan momentum : p = mv. Kayanya bukan cuma energi kinetik (EK) dan momentum (p) saja, tetapi gaya (F) juga. Atom atau molekul khan jumlahnya banyak tuh. Ketika mereka bergerak ke sana kemari, pasti ada kemungkinan terjadi tumbukan. Jadi gaya muncul karena adanya perubahan momentum ketika terjadi tumbukan. Ingat lagi pembahasan mengenai impuls dan momentum.
Kita bisa mengatakan bahwa teori kinetik gas sebenarnya didasarkan pada energi kinetik, momentum dan gaya. Ketiga hal ini yang kita pelajari pada pokok bahasan dinamika gerak (hukum newton, impuls dan momentum). Bedanya, dalam teori kinetik gas kita menerapkan ilmu dinamika pada tingkat atom atau molekul penyusun zat gas.
Sifat makroskopis dan mikroskopis zat gas
Dirimu masih ingat materi suhu dan kalor tidak ? Kalau lupa, saran terbaik dari gurumuda adalah segera meluncur ke TKP dan pelajari kembali. Pokok bahasan suhu dan kalor + Teori kinetik gas tuh saling berkaitan. Bedanya, dalam pokok bahasan suhu dan kalor kita menganalisis keadaan suatu benda (termasuk gas) berdasarkan ukuran besar alias sifat makroskopisnya. Sedangkan dalam pokok bahasan teori kinetik gas, kita menganalisis keadaan suatu benda (terutama gas) berdasarkan ukuran kecil alias sifat mikroskopisnya. Kalau bingung dengan istilah makroskopis dan mikroskopis, pahami penjelasan gurumuda berikut ini…..
Misalnya udara… Ketika kita mengatakan : udara panas sekali (suhu udara tinggi), apa yang kita katakan mungkin hanya didasarkan pada hasil pengukuran (kita mengukur suhu udara menggunakan termometer) atau apa yang dirasakan tubuh. Kita tidak tahu apa yang terjadi dengan atom‐atom atau molekul‐molekul penyusun udara, sehingga udara bisa panas. Jadi ketika kita mengatakan udara panas sekali (suhu udara tinggi), sebenarnya kita hanya meninjau udara berdasarkan sifat makroskopis saja. Apabila yang kita analisis adalah massa, kecepatan, energi kinetik dan momentum atom‐atom atau
SERI EBOOK GURUMUDA
molekul‐molekul penyusun udara, maka kita dikatakan meninjau udara berdasarkan sifat mikroskopis. Sampai di sini du yu andersten ? ;)
Nah, sifat makroskopis zat gas bisa diukur secara langsung, sedangkan sifat mikroskopis tidak bisa diukur secara langsung. Besaran‐besaran yang menyatakan sifat makroskopis zat gas adalah suhu alias temperatur, volume, tekanan. Suhu udara bisa kita ukur menggunakan termometer. Volume udara juga bisa kita ukur. Kalau dirimu niup balon, biasanya semakin banyak udara yang masuk ke dalam balon, balon semakin mengembung. Dalam hal ini volume balon bertambah akibat adanya peningkatan volume udara dalam balon. Demikian juga ketika dirimu menambah angin pada ban mobil atau ban sepeda motor. Setelah mendapat sumbangan angin, ban yang pada mulanya kempis menjadi gemuk (volume ban bertambah). Selain suhu dan volume, tekanan udara juga bisa diukur. Masih ingat materi fluida statis ? Pada pokok bahasan Tekanan pada fluida, gurumuda sudah menjelaskan panjang lebar mengenai tekanan udara dan bagaimana mengukur tekanan udara.
Pada kesempatan ini, terlebih dahulu kita bahas besaran‐besaran yang menyatakan sifat makroskopis zat gas, seperti suhu, volume, tekanan dan bagaimana hubungan antara besaran‐besaran tersebut. Hubungan antara sifat makroskopis (suhu, volume, tekanan zat gas) dan sifat mikroskopis (kecepatan, energi kinetik, momentum atom/molekul penyusun zat gas) akan kita oprek pada episode berikutnya…
Hubungan antara Suhu (T) dan Volume (V)
Dalam pokok bahasan suhu dan kalor, kita mengenal besaran suhu alias temperatur (T). Suhu alias temperatur merupakan ukuran panas atau dinginnya suatu benda… Selain suhu, kita juga mengenal besaran volume (V). Suhu udara dan volume udara memiliki keterkaitan. Volume udara bisa berubah apabila suhu udara berubah. Jika suhu udara meningkat, maka volume udara bertambah (udara memuai)… Sebaliknya kalau suhu udara menurun, maka volume udara akan berkurang (udara menyusut). Ingat lagi pokok bahasan pemuaian (materi suhu dan kalor). Kita bisa mengatakan bahwa suhu udara berbanding lurus alias sebanding dengan volume udara. Secara matematis bisa ditulis seperti ini :
Suhu (T) ∝ volume (V)
Hubungan antara Tekanan (P) dan Suhu (T)
Selain suhu dan volume, ada juga besaran tekanan (P). Masih ingat pokok bahasan fluida statis ? Dalam fluida statis, gurumuda sudah menjelaskan secara panjang pendek mengenai tekanan (P), khususnya tekanan udara. Ingat ya, tekanan fluida (zat cair atau gas) selalu bertambah terhadap kedalaman atau semakin berkurang terhadap ketinggian. Misalnya air yang berada di dasar wadah memiliki tekanan yang lebih besar daripada air yang berada di permukaan wadah. Jadi tekanan air di dasar lebih besar
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
16
SERI EBOOK GURUMUDA
daripada di permukaan. Demikian juga dengan udara… “Dasar udara” tuh ada di permukaan laut atau dekat tepi pantai. Semakin ke atas, tekanan udara semakin kecil… Apalagi di puncak gunung…
Biasanya udara di puncak gunung lebih dingin (suhu udara lebih rendah). Demikian juga tempat‐tempat yang letaknya di dataran tinggi (Bandung dkk). Sebaliknya tempat‐tempat yang lebih dekat dengan permukaan laut (jakarta, surabaya, semarang, makasar, yogya) lebih panas. Berdasarkan kenyataan ini, kita bisa menyimpulkan bahwa suhu (T) dan tekanan (P) memiliki hubungan. Semakin besar tekanan udara, semakin tinggi suhu udara tersebut (udara makin panas). Sebaliknya, semakin kecil tekanan udara, semakin rendah suhu udara tersebut (udara makin dingin). Dengan kata lain, tekanan udara berbanding lurus alias sebanding dengan suhu udara. Secara matematis bisa ditulis seperti ini :
Tekanan (P) ∝ suhu (T)
Hubungan antara Tekanan (P) dan Volume (V)
Untuk membantu meninjau hubungan antara tekanan (P) dan volume (V), gurumuda ingin mengajakmu berimajinasi sejenak. Amati gambar di bawah… Permukaan wadah yang berwarna biru bisa digerakkan naik turun. Di dalam wadah ada udara. Volume udara dalam wadah 1 (volume 1) lebih besar dari volume udara dalam wadah 2 (volume 2). Volume udara dalam wadah 2 (volume 2) lebih besar dari volume udara dalam wadah 3 (volume 3). Jadi volume 1 > volume 2 > volume 3.
Catatan :
Gambar ini disederhanakan menjadi 2 dimensi. Btw, anggap saja ini gambar 3 dimensi (volume = panjang x lebar x tinggi).
Mula‐mula permukaan wadah yang berwarna biru diam alias tidak bergerak (gambar 1). Ketika permukaan wadah yang berwarna biru didorong ke bawah dengan gaya F1, volume udara dalam wadah menjadi lebih kecil (gambar 2). Didorong lagi ke bawah dengan gaya F2, volume udara menjadi semakin kecil (volume 3). Ingat ya, untuk membuat volume udara menjadi lebih kecil tentu saja diperlukan gaya dorong yang lebih besar. Jadi gaya F2 tentu saja lebih besar dari F1.
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
17
SERI EBOOK GURUMUDA
Sekarang tataplah persamaan di bawah :
FGayaA
PaanLuasPermuk
Tekanan =→=
Luas permukaan wadah sama, karenanya besar Tekanan (P) hanya dipengaruhi oleh gaya (F) saja. Berdasarkan persamaan di atas, tampak bahwa Tekanan berbanding lurus dengan Gaya. Semakin besar Gaya, semakin besar Tekanan. Karena gaya F2 lebih besar dari gaya F1 , maka Tekanan udara pada wadah 3 (gambar 3) tentu saja lebih besar dari Tekanan udara pada wadah 2 (gambar 2). Jadi P3 > P2. Sebaliknya, volume udara pada wadah 3 (gambar 3) malah lebih kecil daripada volume udara pada wadah 2 (gambar 2). Bahasa gaulnya V3 < V2. Kita bisa mengatakan bahwa Tekanan udara (P) berbanding terbalik dengan volume udara (V). Semakin besar tekanan udara, semakin kecil volume udara tersebut. Sebaliknya semakin kecil tekanan udara, semakin besar volume udara tersebut. Secara matematis ditulis seperti ini :
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
18
)(1)(
VVolumePTekanan ∝
Sejauh ini kita masih meninjau hubungan antara suhu, volume dan tekanan secara terpisah. Pertama kita hanya meninjau hubungan antara Suhu (T) dan volume (V) saja. Setelah itu kita meninjau hubungan antara Tekanan (P) dan Suhu (T). Terakhir kita meninjau hubungan antara Tekanan (P) dan Volume (V). Perlu diketahui bahwa suhu, volume dan tekanan gas memiliki keterkaitan erat. Ketiga besaran ini saling mempengaruhi. Apabila salah satu besaran berubah, kedua besaran lain akan berubah. Misalnya ketika suhu gas mengalami perubahan, volume dan tekanan gas ikut2an berubah. Apabila tekanan gas berubah, maka suhu dan volume zat gas juga ikut2an berubah. Masalahnya sekarang kita tidak tahu secara pasti seberapa besar perubahan yang terjadi. Kalau suhu gas bertambah 3oC, misalnya, besarnya perubahan yang dialami oleh volume dan tekanan tuh berapa ? Minimal harus bisa dihitung… Berdasarkan kenyataan ini, alangkah baiknya jika tinjau hubungan kuantitatif antara suhu, volume dan tekanan.
Catatan :
Hubungan kuantitatif = hubungan yang bisa dinyatakan dengan persamaan. Melalui persamaan tersebut kita bisa menghitung dan meramalkan besarnya perubahan yang terjadi.
HUKUM‐HUKUM GAS (persamaan keadaan)
Setiap zat alias materi, termasuk zat gas terdiri dari atom‐atom atau molekul‐molekul. Karena atom atau molekul mempunyai massa maka tentu saja zat gas juga mempunyai massa. Hubungan antara massa,
SERI EBOOK GURUMUDA
suhu, volume dan tekanan zat gas dikenal dengan julukan persamaan keadaan. Jadi persamaan keadaan sebenarnya merupakan persamaan yang menggambarkan kondisi makroskopis zat gas.
Salah satu teknik yang sering dipakai dalam ilmu fisika untuk membantu menurunkan hubungan antara beberapa besaran adalah menjaga agar salah satu besaran selalu konstan (konstan = tetap = tidak berubah). Misalnya begini… Kalau kita ingin mengetahui hubungan antara suhu dan tekanan gas, maka volume gas dijaga agar selalu konstan. Kalau kita ingin mengetahui hubungan antara suhu dan volume gas maka tekanan gas dijaga agar selalu konstan. Demikian juga kalau kita ingin mengetahui hubungan antara tekanan dan volume gas maka suhu gas dijaga agar selalu konstan. Ingat ya, ketiga besaran ini saling mempengaruhi. Ketika salah satu besaran berubah, maka besaran yang lain akan berubah. Karenanya jika kita tidak menggunakan teknik ini, maka kita tidak akan bisa mengetahui secara pasti bagaimana hubungan kuantitatif antara satu besaran dengan besaran lain. Btw, dirimu dan diriku tidak perlu melakukan eskperimen lagi…. Om‐om ilmuwan sudah melakukannya untuk kita. Tapi kalau dirimu ingin melakukan eksperimen lagi juga silahkan.…
Hubungan antara volume dan tekanan gas (suhu gas konstan)
Almahrum Robert Boyle (1627‐1691) melakukan eksperimen alias percobaan untuk menyelidiki hubungan kuantitatif antara tekanan dan volume gas. Percobaan ini dilakukan dengan memasukan sejumlah gas tertentu ke dalam sebuah wadah tertutup. Sampai pendekatan yang cukup baik, om obet menemukan bahwa apabila suhu gas dijaga agar selalu konstan, maka ketika tekanan gas bertambah, volume gas semakin berkurang. Demikian juga sebaliknya ketika tekanan gas berkurang, volume gas semakin bertambah. Istilah kerennya tekanan gas berbanding terbalik dengan volume gas. Hubungan ini dikenal dengan julukan Hukum Boyle. Secara matematis ditulis sebagai berikut :
Volume →∝Tekanan
1Suhu konstan
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
19
V →∝P1
→
T konstan
Hukum Boyle juga bisa ditulis seperti ini :
PV = konstan persamaan 1
P1V1 = P2V2 persamaan 2 →
Arti dari persamaan 1 adalah : pada suhu (T) konstan, apabila tekanan (P) gas berubah maka volume (V) gas juga berubah sehingga hasil kali antara tekanan dan volume selalu konstan. Dengan kata lain, apabila tekanan gas bertambah, maka volume gas berkurang atau sebaliknya jika tekanan gas berkurang maka volume gas bertambah, sehingga hasil kali antara tekanan dan volume selalu konstan.
SERI EBOOK GURUMUDA
Grafik yang menyatakan hubungan antara volume dan tekanan tampak seperti pada gambar di bawah.
Catatan :
Pertama, berdasarkan hasil percobaannya, om obet menemukan bahwa volume gas tidak mengalami perubahan secara teratur. Kadang cepat kadang lambat… Karenanya dirimu tidak perlu bingung mengapa garis pada grafik di atas kelihatan melengkung. Seandainya volume gas berubah secara teratur maka garis akan tampak lurus. Tapi kenyataannya tidak seperti itu. Waktu masih sekolah gurumuda bingung juga dengan persoalan ini. Kalau volume gas berbanding terbalik dengan tekanan, mengapa garisnya tidak lurus saja, kok harus pake melengkung segala. Baru tahu jawabannya di kemudian hari ;)
Kedua, tekanan yang dimaksudkan di sini adalah tekanan absolut, bukan tekanan ukur. Kalau bingung, baca lagi pembahasan mengenai Tekanan Dalam Fluida (materi fluida statis)
Hubungan antara suhu dan volume gas (tekanan gas bernilai tetap)
Seratus tahun setelah om Obet Boyle menemukan hubungan antara volume dan tekanan, seorang ilmuwan berkebangsaan Perancis yang bernama om Jacques Charles (1746‐1823) menyelidiki hubungan antara suhu dan volume gas. Berdasarkan hasil percobaannya, om Cale menemukan bahwa apabila tekanan gas selalu konstan, maka ketika suhu gas bertambah, volume gas pun ikut2an bertambah. Sebaliknya ketika suhu gas berkurang, volume gas pun ikut2an berkurang.
Hubungan antara suhu dan volume dinyatakan melalui grafik di bawah…
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
20
SERI EBOOK GURUMUDA
Perubahan volume gas akibat adanya perubahan suhu, terjadi secara teratur. Karenanya dirimu tidak perlu heran mengapa garis pada grafik ini tampak lurus (garisnya memang miring tapi bentuknya lurus alias tidak melengkung). Apabila garis pada grafik digambarkan sampai suhu yang lebih rendah maka garis akan memotong sumbu di sekitar ‐273 oC. Berdasarkan banyak percobaan yang pernah dilakukan, ditemukan bahwa walaupun besarnya perubahan volume setiap gas berbeda‐beda, tetapi ketika garis pada grafik V‐T digambarkan sampai suhu yang lebih rendah maka garis selalu memotong sumbu di sekitar ‐273 oC. Jadi semua gas bernasib sama… Kita bisa mengatakan bahwa seandainya gas didinginkan sampai ‐273 oC maka volume gas = 0. Apabila gas didinginkan lagi hingga suhunya berada di bawah ‐273 oC maka volume gas akan bernilai negatif. Aneh khan kalau volume sampai bernilai negatif…. volume gas = 0 saja diriku sudah sulit membayangkannya apalagi volume gas bernilai negatif. Tentu saja tidak mungkin… Cukup logis kalau kita mengatakan bahwa ‐273 oC merupakan suhu terendah yang bisa dicapai. Karena garis memotong sumbu di sekitar ‐273 oC maka sesuai dengan kesepakatan bersama, di tetapkan bahwa suhu terendah yang bisa dicapai adalah ‐273,15 oC.
‐273,15 oC dikenal dengan julukan suhu nol mutlak dan dijadikan acuan skala mutlak alias skala Kelvin. Kelvin adalah nama almahrum Lord Kelvin (1824‐1907), mantan fisikawan Inggris. Pada skala ini, suhu dinyatakan dalam Kelvin (K), bukan derajat Kelvin (OK). Jarak antara derajat sama seperti pada skala celcius. 0 K = ‐273,15 oC dan 273,15 K = 0 oC. Suhu dalam skala Celcius dapat diubah menjadi skala Kelvin dengan menambahkan 273,15, suhu dalam skala Kelvin bisa diubah menjadi skala Celcius dengan mengurangi 273,15. Secara matematis, bisa ditulis sebagai berikut :
T (K) = T (oC) + 273,15
T (oC) = T (K) ‐ 273,15
Keterangan :
T = Temperatur alias suhu
K = Kelvin
C = Celcius
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
21
SERI EBOOK GURUMUDA
Jika suhu dinyatakan dalam skala Kelvin maka grafik di atas akan tampak seperti gambar di bawah...
Grafik hubungan antara volume dan suhu ini mirip seperti grafik sebelumnya. Yang diubah hanya skala suhu saja. Perubahan volume gas tetap berbanding lurus dengan perubahan suhu gas, yang ditandai dengan garis lurus yang melalui titik asal (0). Berdasarkan grafik ini, bisa disimpulkan bahwa pada tekanan tetap, volume gas selalu berbanding lurus dengan suhu mutlak gas. Apabila suhu mutlak gas bertambah maka volume gas juga bertambah, sebaliknya apabila suhu mutlak gas berkurang maka volume gas juga berkurang. Hubungan ini dikenal dengan julukan hukum Charles. Secara matematis ditulis sebagai berikut :
Volume ∝ Suhu Tekanan konstan →
V T → P konstan ∝
Hukum Charles juga bisa ditulis seperti ini :
TV
= konstan → persamaan 1
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
22
2
2
1
1
TV
TV
= → persamaan 2
Arti dari persamaan 1 adalah : pada tekanan (P) konstan, apabila suhu mutlak (T) gas berubah maka volume (V) gas juga berubah sehingga hasil perbandingan antara suhu mutlak dan volume selalu konstan. Dengan kata lain, jika suhu mutlak gas bertambah, maka volume gas juga bertambah atau sebaliknya jika suhu mutlak gas berkurang maka volume gas juga berkurang, sehingga hasil perbandingan antara suhu dan volume selalu konstan.
Catatan :
SERI EBOOK GURUMUDA
Yang dimaksudkan dengan suhu mutlak gas adalah suhu gas yang dinyatakan dalam skala Kelvin. Apabila suhu masih dalam skala Celcius, maka ubah terlebih dahulu ke dalam skala Kelvin.
Hubungan antara Tekanan gas dan Suhu gas (volume gas bernilai tetap)
Setelah om Obet dan om Cale mengabadikan namanya dalam ilmu fisika, om Joseph Gay‐Lussac (1778‐1850) pun tidak mau ketinggalan. Berdasarkan percobaan yang dilakukannya, om Jose menemukan bahwa apabila volume gas dijaga agar selalu konstan, maka ketika tekanan gas bertambah, suhu mutlak gas pun ikut2an bertambah. Demikian juga sebaliknya ketika tekanan gas berkurang, suhu mutlak gas pun ikut2an berkurang. Istilah kerennya, pada volume konstan, tekanan gas berbanding lurus dengan suhu mutlak gas. Hubungan ini dikenal dengan julukan Hukum Gay‐Lussac. Secara matematis ditulis sebagai berikut :
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
23
→
→
Tekanan ∝ Suhu Volume konstan
P ∝ T V konstan
Hukum Gay‐Lussac juga bisa ditulis seperti ini :
P= konstan → persamaan 1
T
2
2
1
1
TP
TP
= → persamaan 2
Arti dari persamaan 1 adalah : pada volume (V) konstan, apabila tekanan (P) gas berubah maka suhu mutlak (T) gas juga berubah sehingga hasil perbandingan antara tekanan dan suhu mutlak selalu konstan. Dengan kata lain, jika tekanan gas bertambah, maka suhu mutlak gas juga bertambah atau sebaliknya jika tekanan gas berkurang maka suhu mutlak gas juga berkurang, sehingga hasil perbandingan antara tekanan dan suhu selalu konstan.
Catatan :
Yang dimaksudkan dengan suhu mutlak gas adalah suhu gas yang dinyatakan dalam skala Kelvin. Apabila suhu masih dalam skala Celcius, maka ubah terlebih dahulu ke dalam skala Kelvin.
Perlu diketahui bahwa hukum Boyle, hukum Charles dan hukum Gay‐Lussac memberikan hasil yang akurat apabila tekanan dan massa jenis gas tidak terlalu besar. Di samping itu, ketiga hukum tersebut juga hanya berlaku untuk gas yang suhunya tidak mendekati titik didih. Berdasarkan kenyataan ini, bisa disimpulkan bahwa hukum Boyle, hukum Charles dan hukum Gay‐Lussac tidak bisa diterapkan untuk
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
24
semua kondisi gas. Oya, yang dimaksudkan dengan gas di sini adalah zat gas yang kita temui dalam kehidupan sehari‐hari. Istilah kerennya gas riil alias gas nyata… misalnya oksigen, nitrogen dkk…
Karena hukum Boyle, Hukum Charles dan hukum Gurumuda… eh hukum Gay‐Lussac tidak bisa berlaku untuk semua kondisi gas riil, maka kita memerlukan sebuah pendekatan baru. Pada episode berikutnya, dirimu akan berkenalan dengan konsep Gas Ideal alias gas sempurna. Gas ideal ini tidak ada dalam kehidupan sehari‐hari. Gas ideal hanya sebuah model ideal saja, mirip seperti konsep benda tegar dan fluida ideal. Jadi kita menganggap ketiga hukum gas di atas berlaku dalam semua kondisi gas ideal.
Catatan :
Pertama, dalam menyelesaikan soal‐soal hukum gas, suhu alias temperatur harus dinyatakan dalam skala Kelvin
Kedua, apabila tekanan gas masih berupa tekanan ukur, ubah terlebih dahulu menjadi tekanan absolut. Tekanan absolut = tekanan atmosfir + tekanan ukur
Contoh soal 1 : Hukum Boyle (hubungan volume vs tekanan pada suhu konstan)
Pada suhu 20 oC, gas karbon dioksida memiliki volume = 20 liter dan tekanan ukur = 4 x 105 N/m2. Berapakah volume gas jika tekanan ukurnya diturunkan menjadi 2 x 105 N/m2 ?
Panduan jawaban :
1 N/m2 = 1 Pa (satu pascal)
Tekanan atmosfir (Patm) = 1,01 x 105 Pa = 1,01 x 102 kPa = 101 kPa (kPa = kilo pascal)
Tekanan ukur 1 = 4 x 105 N/m2 = 400 kPa
Tekanan ukur 2 = 2 x 105 N/m2 = 200 kPa
Yang diketahui adalah tekanan ukur. Oprek dulu menjadi tekanan absolut. Tekanan absolut = Tekanan atm + Tekanan ukur
P1 = Patm + Pukur 1 = 101 kPa + 400 kPa = 501 kPa
P2 = Patm + Pukur 2 = 101 kPa + 200 kPa = 301 kPa
V1 = 20 liter
V2 = ?
SERI EBOOK GURUMUDA
Sekarang kita tumbangkan soal
→= 2211 VPVP2P
112
VPV =
)301()20)(501(
2 kPaLkPaV =
LV 3,332 =
Jika tekanan diturunkan, maka volume gas bertambah menjadi 33,3 liter
33,3 L = 33,3 x 103 mL = 33,3 x 103 cm3
33,3 L = 33,3 dm3 = 33,3 x 10‐3 m3
Keterangan :
L = liter
mL = mili liter
cm3 = centimeter kubik
dm3 = desimeter kubik
m3 = meter kubik
Contoh soal 2 : Hukum Charles (hubungan volume vs suhu pada tekanan konstan)
Pada tekanan 101 kPa, suhu sejumlah gas oksigen = 20 oC dan volumenya = 20 liter. Berapakah volume gas oksigen jika suhunya dinaikan menjadi 40 oC ?
Panduan jawaban :
T1 = 20 oC + 273 = 293 K
T2 = 40 oC + 273 = 313 K
V1 = 20 L
V2 = ?
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
25
SERI EBOOK GURUMUDA
1
212
2
2
1
1
TTV
VTV
TV
=→=
)293()313)(20(
2 KKLV =
LV 4,212 =
Jika suhu gas oksigen dinaikkan maka volumenya juga bertambah menjadi 21,4 Liter. Besarnya pertambahan volume gas adalah : 21,4 liter – 20 liter = 1,4 liter
Contoh soal 3 : Hukum Gay‐Lussac (hubungan tekanan vs suhu pada volume konstan)
Pada suhu 20 oC, tekanan ukur ban mobil = 300 kPa. Setelah mobil melaju dengan kecepatan tinggi, suhu di dalam ban naik menjadi 40 oC. Berapa tekanan di dalam ban sekarang ?
Panduan jawaban :
T1 = 20 oC + 273 = 293 K
T2 = 40 oC + 273 = 313 K
P1 = Patm + Pukur 1 = 101 kPa + 300 kPa = 401 kPa
P2 = ?
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
26
1
212
2
2
1
1
TTP
PTP
TP
=→=
)293()313)(401(
2 KKkPaP =
Kalau dihitung dalam persentase :
kPaP 4,4282 =
Kurangi dulu dengan tekanan atmosfir
P2 = 428,4 kPa – 101 kPa = 327,4 kPa
Setelah suhu di dalam ban meningkat menjadi 40 oC, tekanan dalam ban bertambah menjadi 327,4 kPa. Ini adalah tekanan ukur. Besarnya pertambahan tekanan adalah : 327,4 kPa ‐ 300 kPa = 27,4 kPa
SERI EBOOK GURUMUDA
%09,0%100300
4,27=xkPa
kPa
Kenaikan tekanan di dalam an sebesar 0,09 % b
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
27
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
28
ukum gas ideal (persamaan keadaan gas ideal)
ada pembahasan sebelumnya (hukum‐hukum gas – persamaan keadaan) gurumuda sudah menjelaskan secara panjang pendek mengenai hukum om Boyle, hukum om Charles dan hukum om
Charles dan hukum om Gay‐Lussac tidak berlaku untuk semua kondisi gas maka analisis kita akan menjadi lebih sulit. Untuk mengatasi hal ini (maksudnya untuk
hukum Boyle, hukum Charles dan hukum Gay‐Lussac.
ukum Boyle
aan yang dilakukannya, om Robert Boyle menemukan bahwa apabila suhu gas dijaga agar selalu konstan, maka ketika tekanan gas bertambah, volume gas semakin berkurang. Demikian juga
H
P
Gay‐Lussac. Ketiga hukum gas ini baru menjelaskan hubungan antara suhu, volume dan tekanan gas secara terpisah. Hukum om obet Boyle hanya menjelaskan hubungan antara Tekanan dan volume gas. Hukum om Charles hanya menjelaskan hubungan antara volume dan suhu gas. Hukum om Gay‐Lussac hanya menjelaskan hubungan antara suhu dan tekanan gas. Perlu diketahui bahwa ketiga hukum ini hanya berlaku untuk gas yang memiliki tekanan dan massa jenis yang tidak terlalu besar. Ketiga hukum ini juga hanya berlaku untuk gas yang suhunya tidak mendekati titik didih. Oya, yang dimaksudkan dengan gas di sini adalah gas yang ada dalam kehidupan kita sehari‐hari. Istilah kerennya gas riil alias gas nyata… misalnya oksigen, nitrogen dkk…
Karena hukum om obet Boyle, hukum om
mempermudah analisis), kita bisa membuat suatu model gas ideal alias gas sempurna. Gas ideal tidak ada dalam kehidupan sehari‐hari; yang ada dalam kehidupan sehari‐hari cuma gas riil alias gas nyata. Gas ideal cuma bentuk sempurna yang sengaja kita buat untuk mempermudah analisis, mirip seperti konsep benda tegar atau fluida ideal. Ilmu fisika tuh aneh‐aneh…. dari pada bikin ribet dan pusink sendiri lebih baik cari saja pendekatan yang lebih mudah ;) Kita bisa menganggap hukum Boyle, hukum Charles dan hukum Gay‐Lusac berlaku pada semua kondisi gas ideal, baik ketika tekanan dan massa jenis gas sangat tinggi atau suhu gas mendekati titik didih. Adanya konsep gas ideal ini juga sangat membantu kita dalam meninjau hubungan antara ketiga hukum gas tersebut.
Biar dirimu lebih nyambung, gurumuda tulis kembali penyataan
H
Berdasarkan percob
sebaliknya ketika tekanan gas berkurang, volume gas semakin bertambah. Istilah kerennya tekanan gas berbanding terbalik dengan volume gas. Hubungan ini dikenal dengan julukan Hukum Boyle. Secara matematis ditulis sebagai berikut :
V →∝1
T konstan ‐‐‐‐ PerbandingP
an 1
terangaKe n :
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
29
g
V er kubik = m3)
kuadrat (N/m2) = Pascal (Pa))
ukum Charles
h om Obet Boyle menemukan hubungan antara volume dan tekanan, seorang ilmuwan berkebangsaan Perancis yang bernama om Jacques Charles (1746‐1823) menyelidiki hubungan
ukum Gay‐Lussac
n om Charles mengabadikan namanya dalam ilmu fisika, om Joseph Gay‐Lussac pun tak mau ketinggalan. Berdasarkan percobaan yang dilakukannya, om Jose menemukan bahwa
V konstan ‐‐‐‐ Perbandingan 3
ubungan antara suhu, volume dan tekanan gas
urunkan hubungan antara suhu, volume dan tekanan gas secara terpisah. Bagaimanapun ketiga besaran ini memiliki keterkaitan erat dan saling
∝= sebandin
= volume (met
P = tekanan (Newton per meter
T = suhu (Kelvin = K)
H
Seratus tahun setela
antara suhu dan volume gas. Berdasarkan hasil percobaannya, om Cale menemukan bahwa apabila tekanan gas dijaga agar selalu konstan, maka ketika suhu mutlak gas bertambah, volume gas pun ikt2an bertambah, sebaliknya ketika suhu mutlak gas berkurang, volume gas juga ikut2an berkurang. Hubungan ini dikenal dengan julukan hukum Charles. Secara matematis ditulis sebagai berikut :
V ∝ T → P konstan ‐‐‐‐ Perbandingan 2
H
Setelah om obet Boyle da
apabila volume gas dijaga agar selalu konstan, maka ketika tekanan gas bertambah, suhu mutlak gas pun ikut2an bertambah. Demikian juga sebaliknya ketika tekanan gas berkurang, suhu mutlak gas pun ikut2an berkurang. Istilah kerennya, pada volume konstan, tekanan gas berbanding lurus dengan suhu mutlak gas. Hubungan ini dikenal dengan julukan Hukum Gay‐Lussac. Secara matematis ditulis sebagai berikut :
P ∝ T →
H
Hukum Boyle, hukum Charles dan hukum Gay‐Lussac baru men
mempengaruhi. Karenanya, dengan berpedoman pada ketiga hukum gas di atas, kita bisa menurunkan hubungan yang lebih umum antara suhu, volume dan tekanan gas. Gurumuda tulis lagi ketiga persamaan di atas biar dirimu lebih nyambung :
SERI EBOOK GURUMUDA
→∝P1
Persamaan 1 (volume berbanding terbalik dengan tekanan)V
∝ T → Persamaan
P ∝ T → Persamaan 3 (tekanan sebanding dengan suhu mutlak)
Jika persamaan 1, persamaan 2 dan persamaan 3 digabung menjadi satu, maka akan tampak seperti ini :
PV ∝ T→ Perbandingan 4
Persamaan ini menyatakan bahwa tekanan (P) dan volume (V) sebanding dengan suhu mutlak (T). anding terbalik dengan tekanan (P).
V 2 (volume sebanding dengan suhu mutlak)
Sebaliknya, volume (V) berb
Perbandingan 4 bisa dioprek menjadi persamaan :
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
30
=T
PVKonstan atau =
1T11VP
2T 22VP
Ketera
P1 = tekanan awal (Pa atau N/m2)
P2 = tekanan akhir (Pa atau N/m2)
V1 = volume awal (m )
V2 = volume akhir (m )
T1 = suhu awal (K)
T2 = suhu akhir (K)
(Pa = pascal, N = Newton, m2 = meter kuadrat, m3 = meter kubik, K = Kelvin)
Contoh soal ada di bagian akhir tulisan ini… Tuh di bawah
Hubungan antara massa gas (m) dengan volume (V)
Sejauh ini kita baru meninjau hubungan antara suhu, volume dan tekanan gas. Massa gas masih alias materi, termasuk zat gas terdiri dari atom‐
atom atau molekul‐molekul. Karena atom atau molekul mempunyai massa maka tentu saja gas juga
ngan :
3
3
diabaikan… Kok gas punya massa ya ? yupz… Setiap zat
mempunyai massa. Kalau dirimu bingung, silahkan pelajari lagi materi Teori atom dan Teori kinetik.
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
31
Kita bisa kan alias berbanding lurus dengan volume gas (V). Secara
Jika persamaan 4 digabung dengan persamaan 5 maka akan tampak seperti ini :
PV ∝mT→ Perbandingan 6
Jumlah mol (n)
Sebelum melangkah lebih jauh, terlebih dahulu kita bahas konsep mol. Dari pada kelamaan, kita aran saja... 1 mol = besarnya massa suatu zat yang setara dengan massa molekul zat
tersebut. Massa dan massa molekul tuh beda. Biar paham, amati contoh di bawah...
mikian, 1 mol O2 mempunyai massa 32 gram. Atau massa molekul O = 32 gram/mol = 32 kg/kmol
on = 12 u dan massa 1 atom Oksigen = 16 u. 12 u + 16 u = 28 u). Dengan demikian, 1 mol CO mempunyai massa 28 gram. Atau
) dan 2 atom oksigen (O). Massa 1 atom Carbon = 12 u dan massa 1 atom oksigen = 16 u). Dengan demikian, 1 mol CO mempunyai massa 44 gram. Atau massa
n massa zat tersebut dengan massa molekulnya. Secara matematis ditulis seperti ini :
Pernah meniup balon ? ketika dirimu meniup balon, semakin banyak udara yang dimasukkan, semakin kembung balon tersebut. Dengan kata lain, semakin besar massa gas, semakin besar volume balon.
mengata bahwa massa gas (m) sebandingmatematis ditulis seperti ini :
V ∝m → Perbandingan 5
langsung ke sas
Contoh 1, massa molekul gas Oksigen (O2) = 16 u + 16 u = 32 u (setiap molekul oksigen berisi 2 atom Oksigen, di mana masing‐masing atom Oksigen mempunyai massa 16 u). Dengan de
2
Contoh 2, massa molekul gas karbon monooksida (CO) = 12 u + 16 u = 28 u (setiap molekul karbon monooksida berisi 1 atom karbon (C) dan 1 atom oksigen (O). Massa 1 atom karb
massa molekul CO = 28 gram/mol = 28 kg/kmol
Contoh 3, massa molekul gas karbon dioksida (CO2) = [12 u + (2 x 16 u)] = [12 u + 32 u] = 44 u (setiap molekul karbon dioksida berisi 1 atom karbon (C
2
molekul CO2 = 44 gram/mol = 44 kg/kmol.
Sebelumnya kita baru membahas definisi satu mol. Sekarang giliran jumlah mol (n). Pada umumnya, jumlah mol (n) suatu zat = perbandinga
Jumlah mol (n) = )/( molgramulk
Contoh 1 : hitung jumlah mol pada 64 gram O2
Massa O2 = 64 gram
)(gramMassaMoleMassaTotal
SERI EBOOK GURUMUDA
Massa molekul O2 = 32 gram/mol
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
32
Jumlah mol (n) = gram64
molgram /32 = 2 mol
Contoh 2 : hitung jumlah mol pada gram CO
assa CO = 280 gram
280
M
Massa molekul CO = 28 gram/mol
Jumlah mol (n) = molgram /28
gram= 10 mol
Contoh 3 : hitung jumlah mol pada CO2
assa CO2 = 176 gram
280
176 gram
M
Massa molekul CO2 = 44 gram/mol
Jumlah mol (n) = molgram /44
gram= 4 mol
Konstanta gas universal (R)
erbandingan yang sudah diturunkan di atas (perbandingan 6) bisa diubah menjadi persamaan dengan menambahkan konstanta perbandingan. Btw, berdasarkan penelitian yang dilakukan om‐om ilmuwan,
a menggunakan jumlah mol (n) untuk menyatakan ukuran suatu zat maka
/ (mol.K)
, atm = atmosfir, kal = kalori)
176
P
ditemukan bahwa apabila kitkonstanta perbandingan untuk setiap gas memiliki besar yang sama. Konstanta perbandingan yang dimaksud adalah konstanta gas universal (R). Universal = umum, jangan pake bingung...
R = 8,315 J/mol.K
= 8315 kJ/kmol.K
= 0,0821 (L.atm)
= 1,99 kal / mol. K
(J = Joule, K = Kelvin, L = liter
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
33
(dalam jumlah mol)
ara pengoprekan rumus. Perbandingan 6 (tuh dengan memasukan jumlah mol (n) dan konstanta gas
nal dengan julukan hukum gas ideal alias persamaan keadaan gas ideal.
:
s (m3)
versal (R = 8,315 J/mol.K)
)
ertama, dalam penyelesaian soal, dirimu akan menemukan istilah STP. STP tuh singkatan dari Standard Temperature and Pressure. Bahasanya orang bule... Kalau diterjemahkan ke dalam bahasa orang
TP artinya Temperatur dan Tekanan Standar. Temperatur = suhu.
hukum gas, suhu alias temperatur harus dinyatakan dalam skala Kelvin (K)
Ketiga, apabila tekanan gas masih berupa tekanan ukur, ubah terlebih dahulu menjadi tekanan absolut.
Keempat, jika yang diketahui adalah tekanan atmosfir (tidak ada tekanan ukur), langsung oprek saja tuh
HUKUM GAS IDEAL
Setelah terseok‐seok, akhirnya kita tiba di penghujung acdi atas) bisa kita tulis menjadi persamaan,universal (R)...
PV = nRT
Persamaan ini dike
Keterangan
P = tekanan gas (N/m2)
V = volume ga
n = jumlah mol (mol)
R = konstanta gas uni
T = suhu mutlak gas (K
CATATAN :
P
Indonesia, S
Temperatur standar (T) = 0 oC = 273 K
Tekanan standar (P) = 1 atm = 1,013 x 105 N/m2 = 1,013 x 102 kPa = 101 kPa
Kedua, dalam menyelesaikan soal‐soal
Tekanan absolut = tekanan atmosfir + tekanan ukur (tekanan atmosfir = tekanan udara luar)
soal.
SERI EBOOK GURUMUDA
C
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
34
dioksida = 20 oC dan volumenya = 2 liter. Apabila kkan menjadi 40 oC, hitung volume akhir gas karbon
ontoh
ada
soal 1 :
tekanan diubah
t
3 K
3 K
n soal
P atmosfir (101 kPa), suhu gas karbonmenjadi 201 kPa dan suhu dinai…
= 293 K
= 313 K
:
tekanandioksida tersebu
Panduan jawaban :
P1 = 101 kPa
P2 = 201 kPa
T1 = 20 oC + 27
T2 = 40 oC + 27
V1 = 2 liter
V2 = ?
Tumbangka
=11VP
1T→22VP
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛==
1
2
2
11
12
2112 ))((
))((TT
PP
vTPTVP
V 2T
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛⎟⎠⎞
KK
kPakPa
293313
)06
gas karbon dioksida = 1,06 liter
entukan volume 2 mol gas pada STP (anggap saja gas ini adalah gas ideal)
n :
→= nRTPV
⎜⎝⎛= LV
20110122
( )( ,15,022 LV =
LV 06,12 =
Volume akhir
Contoh soal 2 :
T
Panduan jawaba
PnRTV =
SERI EBOOK GURUMUDA
25 /10013,1)273)(./315,8)(2(
mNxKKmolJmol
V =
23 /103,101)99,4539(mNx
JV =
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
35
23 /103,101)99,4539(mNx
NmV =
33108,44 mxV −=
38,44 dmV =
LV 8,44=
Volume 2 mol gas pada STP (temperatur dan tekanan stadard) adalah 44,8 liter. Berapa volume 1 mol gas pada ST ? itung sendiri....
gas oksigen pada STP = 20 m3. Berapa massa gas oksigen ?
n :
x 10‐3 m3/mol)
pada STP = 20 m3
P
Contoh soal 3 :
Volume
Panduan jawaba
Volume 1 mol gas pada STP = 22,4 liter = 22,4 dm3 = 22,4 x 10‐3 m3 (22,4
Volume gas oksigen
Jumlah mol oksigen (n) = mol
m/
203
0,893 x 103 mol
Jumlah mol oksigen (n) = 893 mol
(massa 1 mol oksigen = 32 gram). Dengan demikian, massa gas ksigen adalah :
x (32 gram/mol) = 28576 gram = 28,576 kg
3
mx104,22 3−
Jumlah mol oksigen (n) =
Massa molekul oksigen = 32 gram/molo
massa (m) = jumlah mol (n) x massa molekul
massa = (893 mol)
SERI EBOOK GURUMUDA
Catatan :
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
36
n pake bingung, maksudnya sama saja... Massa molar = massa molekul
ebuah tangki berisi 4 liter gas oksigen (O2). Suhu gas oksigen tersebut = 20 oC dan tekanan terukurnya =
20 x 105 N/m2. Tentukan massa gas oksigen tersebut (massa molekul oksigen = 32 kg/kmol = 32
r = (1 x 105 N/m2) + (20 x 105 N/m2) = 21 x 105 N/m2
K
5 Nm/mol.K
l = 32 kg/kmol
Kadang massa molekul disebut sebagai massa molar. Janga
Contoh soal 4 :
S
gram/mol)
Panduan jawaban :
P = Patm + Puku
T = 20 oC + 273 = 293
V = 4 liter = 4 dm3 = 4 x 10‐3 m3
R = 8,315 J/mol.K = 8,31
Massa molekul O2 = 32 gram/mo
Massa O2 = ?
ulMassaMolekMassannRTPV =→=
RTulMassaMolek
MassaPV ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
))()(())()(( TRMassaulMassaMolekVP =
))(())()((
TRulMassaMolekVPMassa=
)293)(./315,8()/32)(104)(/1021( 3325
KKmolNmmolgrammxmNxMassa
−
=
)293)(315,8()32)(104)(1021( 35 gramxxMassa
−
=
SERI EBOOK GURUMUDA
)293)(315,8()32)(1084( 2 gramxMassa=
3,2436102688 2 gramxMassa=
gramxMassa 2101,1=
gramMassa 110=
Massa gas oksigen = 110 gram = 0,11 kg
Guampang sekali khan ? hiks2.... Sering2 latihan, biar mahir
UKUM GAS IDEAL (Dalam jumlah molekul)
alau sebelumnya Hukum gas ideal dinyatakan dalam jumlah mol (n), maka kali ini hukum gas ideal menurunkan persamaannya, terlebih dahulu baca
gas untuditemukan oleh alhamrum Amedeo Avogadro (1776‐1856), mantan ilmuwan
gas universal (R = 8,315 J/mol.K). Karenanya
H
Kdinyatakan dalam jumlah molekul (N). Sebelumpesan‐pesan berikut ini...
Seperti yang telah gurumuda jelaskan sebelumnya, apabila kita menyatakan ukuran zat tidak dalam bentuk massa (m), tapi dalam jumlah mol (n), maka konstanta universal (R) berlaku k semua gas. Hal ini pertama kali Italia. Sekarang beliau sudah beristirahat di alam baka... Almahrum Avogadro mengatakan bahwa ketika volume, tekanan dan suhu setiap gas sama, maka setiap gas tersebut memiliki jumlah molekul yang sama. Kalimat yang dicetak tebal ini dikenal dengan julukan hipotesa Avogadro (hipotesa = ramalan atau dugaan). Hipotesa almahrum Avogadro ini sesuai dengan kenyataan bahwa konstanta R sama untuk semua gas. Berikut ini beberapa pembuktiannya :
Pertama, jika kita menyelesaikan soal menggunakan persamaan hukum gas ideal (PV = nRT), kita akan menemukan bahwa ketika jumlah mol (n) sama, tekanan dan suhu juga sama, maka volume semua gas akan bernilai sama, apabila kita menggunakan konstantadirimu jangan pake heran kalau pada STP, setiap gas yang memiliki jumlah mol (n) yang sama akan memiliki volume yang sama. Volume 1 mol gas pada STP = 22,4 liter. Volume 2 mol gas = 44,8 liter. Volume 3 mol gas = 67,2 liter. Dan seterusnya... ini berlaku untuk semua gas.
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
37
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
38
i sama untuk semua gas. engukuran :
Untuk memperoleh jumlah total molekul (N), maka kita bisa mengalikan jumlah molekul per mol (NA)
N = NA x n
Kedua, jumlah molekul dalam 1 mol sama untuk semua gas. Jumlah molekul dalam 1 mol = jumlah molekul per mol = bilangan avogadro (NA). Jadi bilangan Avogadro bernilaBesarnya bilangan Avogadro diperoleh melalui p
NA = 6,02 x 1023 molekul/mol
dengan jumlah mol (n).
Jumlah Total Molekul (N) = Jumlah molekul per mol (NA) x Jumlah mol (n)
ANn =
N
Kita oprek lagi persamaan Hukum Gas Ideal :
nRTPV =
RTNNPV
A
=
kNRT
NRNPV
AA
==
NkTPV =
Ini adalah persamaan Hukum Gas Ideal dalam bentuk jumlah molekul.
→
KJxmolxN
kA
/1038,1/1002,6 23
KmolJR ./315, 23−===
Keterangan :
= Tekanan
molekul
Boltzmann (k = 1,38 x 10‐23 J/K)
8
P
V = Volume
N = Jumlah total
k = Konstanta
T = Suhu
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
39
yang mungkin dibutuhkan :
= 1 desimeter kubik (dm3) = 1 x 10‐3 m3
N/m2 = 1 Pa
013 x 105 N/m2 = 1,013 x 105 Pa = 1,013 x 102 kPa = 101,3 kPa (biasanya dipakai 101 kPa)
Berikut ini seperangkat peralatan perang dan amunisi
Volume
1 liter (L) = 1000 mililiter (mL) = 1000 centimeter kubik (cm3)
1 liter (L)
Tekanan
1
1 atm = 1,
Pa = pascal
atm = atmosfir
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
40
ersamaan Keadaan van der Walls
et ;) kali ini topiknya agak garing jadi kita serius dulu ya, kawan ya… jangan langsung kabur gitu dunk. Persamaan keadaan = persamaan yang menyatakan eadaan alias kondisi gas, seperti suhu, tekanan, volume dan massa gas. Van der walls bukan sejenis
menambahkan beberapa faktor yang turut mempengaruhi kondisi
e. Apabila tekanan gas bertambah, maka volume gas berkurang. Atau sebaliknya, jika volume gas berkurang maka tekanan gas bertambah. Ketika
s berkurang, kerapatan gas biasanya bertambah (kerapatan = massa jenis = massa/Volume).
tinggi.
P
Wah, apalagi ini… Baru baca judulnya langsung mum
kstom walls tapi nama seorang fisikawan Belanda, J. D. van der Waals (1837‐1923). Persamaan keadaan van der Waals sebenarnya merupakan persamaan keadaan gas, mirip seperti persamaan keadaan gas ideal. Bedanya, persamaan gas ideal tidak bisa memberikan hasil yang akurat apabila tekanan dan massa jenis alias kerapatan gas riil cukup besar. Sedangkan persamaan keadaan van der Waals bisa memberikan hasil yang lebih akurat.
Adanya persamaan ini berawal dari keprihatinan om Waals akan keterbatasan persamaan keadaan gas ideal. Karena pingin mengabadikan namanya dalam ilmu fisika ;) maka om waals memodifikasi persamaan keadaan gas ideal, dengan gas riil, ketika tekanan dan massa jenis gas riil cukup besar.
Catatan :
Tekanan gas biasanya berbanding terbalik dengan volum
volume gaBisa dikatakan bahwa tekanan berbanding lurus dengan kerapatan. Kalau tekanan gas besar, maka kerapatan gas juga besar. Sebaliknya, kalau tekanan gas kecil, maka kerapatan gas juga kecil. Tekanan gas juga berbanding lurus dengan suhu. Ingat lagi pembahasan mengenai hukum‐hukum gas. Jika tekanan gas bertambah, suhu gas meningkat. Kita bisa menyimpulkan bahwa apabila tekanan gas bertambah, maka suhu dan kerapatan gas ikut2an bertambah, sedangkan volume gas berkurang.
Ketika volume gas berkurang, jarak antara molekul menjadi lebih dekat. Untuk memudahkan pemahamanmu, perhatikan gambar di bawah. Titik hitam mewakili molekul. Gambar ini disederhanakan menjadi dua dimensi. Anggap saja ini gambar 3 dimensi… volume kotak = panjang x lebar x Volume kotak bisa dianggap sebagai volume gas. Btw, ini cuma ilustrasi saja… Dalam kenyataannya, molekul‐molekul gas tidak diam seperti titik dalam kotak di bawah. Molekul‐molekul gas selalu bergerak…
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
41
bervolume besar cukup jauh (gambar kiri). Sebaliknya jarak antara kecil (gambar kanan) cukup dekat. Pada saat jarak antara molekul molekul tersebut saling tarik menarik. Mirip seperti ketika dirimu
mendekatkan sepotong besi pada magnet. Kalau jarak antara magnet dan besi cukup jauh, magnet tidak bisa menarik besi. Tapi kalau jarak antara magnet dan besi dekat, si besi langsung ditarik semakin dekat. Ini cuma ilustrasi saja… dirimu jangan membayangkan molekul seperti magnet dan besi. Kalau magnet dan besi saling nempel, molekul tidak saling nempel ;) Kasusnya beda… Ketika molekul‐molekul hendak berciuman, elektron‐elektron yang berada pada bagian luar molekul saling tolak menolak (gaya tolak
adaan, dengan memperhitungkan volume molekul dan interaksi yang terjadi antara molekul‐molekul. Persamaan yang diturunkan oleh om van der Waals
Jarak antara molekul dalam kotakmolekul dalam kotak bervolumemenjadi lebih dekat, molekul‐
elektris). Akibatnya, molekul‐molekul tidak bisa saling nempel… Dari uraian singkat ini, bisa dikatakan gaya tarik menarik antara molekul turut mempengaruhi kondisi gas. Karenanya gaya tarik menarik antara molekul perlu diperhitungkan juga…
Di samping itu, pada saat tekanan gas cukup besar sehingga volume gas menjadi kecil, jarak antara molekul‐molekul menjadi lebih dekat. Dalam hal ini, molekul‐molekul memenuhi hampir seluruh volume gas. Karena molekul‐molekul juga mempunyai ukuran (diameter atom = 10‐10 m) maka kita juga perlu memperhitungkan volume molekul‐molekul tersebut…
Karena merasa prihatin dengan keterbatasan persamaan keadaan gas ideal (PV = nRT), om van der Waals menurunkan sebuah persamaan ke
merupakan hasil modifikasi persamaan keadaan gas ideal PV = nRT.
( ) →=−⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+ nRTbnV
VanP 2
2
Persamaan keadaan van der Waals
Keterangan :
P = Tekanan gas (N/m2 = Pa)
3V = Volume gas (m )
R = Konstanta gas universal (R =
T = Suhu alias temperatur (K)
a = Konstanta empiris (nilainya bergantung pada gaya tarik menarik antara molekul gas)
b = konstanta empiris (mewakili volume satu mol molekul gas)
n = Jumlah mol (mol)
bn = Volume total dari molekul‐molekul gas
Konstanta a dan b diperoleh melalui eksperimen. Nilai konstanta a dan b bergantung pada jenis gas.
8,315 J/mol.K = 8315 kJ/kmol.K)
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
42
volume gas (V). Nilai n2/V2 bergantung pada tekanan dan kerapatan gas. Apabila tekanan gas (P) besar, maka volume gas (V) menjadi kecil.
kin besar n2/V2... Ketika volume gas kecil (n2/V2 besar) maka jarak antara molekul ntara molekul, semakin besar kemungkinan terjadi interaksi
antara molekul‐molekul tersebut (bertumbukan, saling tarik menarik). Karenanya n2/V2 berbanding lurus sar
nilai 2/V2, semakin besar juga gaya tarik antara molekul‐molekul (a). Sebaliknya, apabila te anan gas (P)
ar. Semakin besar volume gas, semakin besar (V – bn). Semakin besar (V – bn),
u tidak pusink2 setelah bergulat dengan om waals ;)
n2/V2 = perbandingan kuadrat jumlah mol (n) dengan kuadrat
Semakin kecil V, semamenjadi lebih dekat.... Semakin dekat jarak a
dengan konstanta a (bandingkan dengan persamaan van der Waals di atas – ruas kiri). Semakin be n k
kecil, maka volume gas (V) menjadi besar. Semakin besar V, semakin kecil n2/V2. Semakin kecil n2/V2, gaya tarik antara molekul juga semakin kecil. Karenanya ketika tekanan gas kecil/tidak terlalu besar, an2/V2 bisa diabaikan...
(V – bn) = Selisih antara volume gas dengan volume total molekul‐molekul gas. Konstanta b menyatakan besarnya volume satu mol molekul gas. n = jumlah mol. Hasil kali antara b dan n (bn) = jumlah volume total molekul‐molekul gas. Jika tekanan gas (P) semakin besar maka volume gas (V) semakin kecil. Semakin kecil V, semakin kecil (V – bn). Ini berarti jarak antara molekul bertambah dekat dan tentu saja gaya tarik antara molekul‐molekul semakin besar. Sebaliknya, jika tekanan gas semakin kecil, maka volume gas semakin bessemakin kecil gaya tarik antara molekul‐molekul gas. Dengan demikian, ketika tekanan gas tidak terlalu besar, (V – bn) bisa diabaikan....
Kita bisa mengatakan bahwa persamaan keadaan van der Waals menggambarkan keadaan gas riil secara lebih teliti dibandingkan dengan persamaan gas ideal. Ketika tekanan dan kerapatan gas cukup besar maka persamaan van der Waals memberikan hasil yang lebih akurat. Btw, apabila tekanan gas tidak terlalu besar, maka (an2/V2) dan (V – bn) bisa diabaikan, sehingga persamaan keadaan van der Waals akan berubah menjadi persamaan keadaan gas ideal (Hukum gas ideal). Sekian dan sampai jumpa lagi di episode berikutnya... semoga dirim
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
43
ubungan antara sifat makroskopis dan mikroskopis gas, Laju molekul, laju molekul
Konon katanya di atmosfir planet bumi kesayangan kita ini tidak ada gas helium dan hidrogen bebas. ang ada cuma nitrogen (78 %), Oksigen (21 %), argon (0,90 %), karbondioksida dkk… Wah, omong soal karbondioksida (CO2) jadi takut ;) Kayanya CO2 makin bertambah saja dari hari ke hari. Bikin pinquin dan
k i ta khan ? hiks2… Musim makin tidak jelas saja. Badai pun datang silih
berganti. Semuanya karena ulah si CO2. Nyambung tidak ? Masa hari gini tidak tahu pemanasan global. alau jumlah CO2 di atmosfir bumi makin banyak, atmosfir bumi bisa berubah seperti atmosfir planet
venus. Tetangga kita venus setiap hari kepanasan. Bukan cuma dekat sama matahari, tetapi karena CO
a
anet)
Besaran Yang Menyatakan Sifat Makroskopis dan Mikroskopis Gas
Pada pembahasan mengenai hukum‐hukum gas, gurumuda sudah menjelaskan beberapa besaran yang
bisa diukur. Apalagi tekanan dan massa… Nah, selain besaran akroskopis, terdapat juga besaran yang menyatakan sifat mikroskopis gas. Besaran‐besaran yang
menyatakan sifat mikroskopis antara lain kecepatan atau kelajuan (v), gaya (F), momentum (P) dan . Berbeda dengan besaran
makroskopis, besaran mikroskopis tidak bisa diukur secara langsung. Ya iyalah, atom atau molekul saja
HDistribusi
Y
teman2nya di utub pada stress. Stok es batu grat s di ku ub mulai berkurang… Kayanya bukan Cuma pinquin dkk deh… Dirimu jug
K
2
juga. Atmosfir venus hampir seluruhnya berisi CO2. Pemanasan global di venus sudah dari dulu…Mudah2an bumi tidak menjadi venus yang berikutnya. he2… Btw, mengapa helium dan hidrogen bebas tidak ada di atmosfir kita ?
Orang bilang lain padang, lain belalang; lain planet, lain pula atmosfirnya. Atmosfir dari setiap planet yang ada di tata surya berbeda‐beda. Kalau atmosfir venus banyak karbondioksida, atmosfir bumi paling senang koleksi nitrogen dan oksigen. Kalau atmosfir bumi tidak punya koleksi helium dan hidrogen bebas, atmosfir yupiter malah banyak helium dan hidrogen bebas. Lebih parah lagi satelit kesayangan bumi… si bulan tidak punya atmosfir alias kosong melompong. Hahaha… kaeci n deh bulan. Aneh ya, mengapa jenis atmosfir setiap planet berbeda‐beda ? Bulan malah tidak kebagian rejeki… (atmosfer = lapisan udara yang menyelimuti pl
Catatan :
Sebelum mempelajari topik ini, sebaiknya pelajari terlebih dahulu Teori atom dan Teori kinetik, wujud‐wujud zat, hukum‐hukum gas dan hukum gas ideal. Tujuannya biar dirimu lebih nyambung dengan penjelasan gurumuda. Ok, tancap gas…
menyatakan sifat makroskopis gas. Besaran‐besaran yang dimaksud adalah suhu alias temperatur (T), volume (V), tekanan (T) dan massa (m). Ketiga besaran ini bisa diukur secara langsung. Suhu bisa kita ukur dengan termometer. Volume juga m
energi kinetik (EK) atom‐atom atau molekul‐molekul penyusun gas
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
44
Teori Kinetik Gas
an teori kinetik ini cocok dengan situasi dan kondisi atom atau molekul penyusun gas. Gaya tarik antara atom‐atom atau molekul‐molekul penyusun gas sangat lemah, arenanya atom atau molekul bisa bergerak sesuka hatinya.
m atau molekul pasti punya kecepatan. Atom atau molekul juga punya massa.
tik, momentum dan gaya merupakan inti pembahasan kita pada materi dinamika (hukum newton, impuls dan momentum). Kita bisa mengatakan
ga besaran makroskopis ini dinyatakan dalam Hukum Boyle, hukum Charles dan hukum Gay Lussac. Perlu diketahui bahwa ketiga hukum ini hanya berlaku untuk gas riil yang memiliki kanan dan massa jenis (massa jenis = massa / volume) yang tidak terlalu besar. Ketiga hukum ini juga
ik didih.
tidak kelihatan ;) Walaupun demikian, kita bisa mengetahui sifat mikroskopis gas dengan meninjau keterkaitan antara besaran makroskopis dengan besaran mikroskopis.
Sebelum meninjau hubungan antara besaran yang menyatakan sifat makroskopis gas (suhu, volume dan tekanan) dengan besaran yang menyatakan sifat mikroskopis gas (kecepatan, gaya, momentum dan energi kinetik), terlebih dahulu kita pahami kembali konsep teori kinetik gas dan gas ideal. Kedua konsep dasar ini sangat penting dan tentu saja berkaitan dengan pembahasan kita kali ini. Ikuti saja jalan ceritanya… Orang sabar disayang pacar ;)
Perlu diketahui bahwa pemahaman kita mengenai sifat mikroskopis gas sebenarnya didasarkan pada teori kinetik gas. Teori kinetik gas merupakan pengembangan dari teori kinetik. Teori kinetik mengatakan bahwa setiap zat terdiri dari atom atau molekul dan atom atau molekul tersebut bergerak terus menerus secara sembarangan. Duga
k
Ketika bergerak, atoKarena punya massa (m) dan kecepatan (v), maka tentu saja atom atau molekul mempunyai energi kinetik (EK) dan momentum (p). Energi kinetik : EK = ½ mv2. Sedangkan momentum : p = mv. Kayanya bukan cuma energi kinetik (EK) dan momentum (p) saja, tetapi gaya (F) juga. Atom atau molekul khan jumlahnya banyak tuh. Ketika mereka bergerak ke sana kemari, pasti ada kemungkinan terjadi tumbukan. Jadi gaya muncul karena adanya perubahan momentum ketika terjadi tumbukan. Ingat lagi pembahasan mengenai impuls dan momentum. Energi kine
bahwa Teori kinetik gas sebenarnya menerapkan ilmu dinamika pada tingkat atom atau molekul penyusun zat gas.
Konsep Gas Ideal (berdasarkan sifat makroskopis gas)
Pada pembahasan mengenai hukum‐hukum gas, gurumuda sudah menjelaskan secara panjang lebar mengenai tiga besaran yang menyatakan sifat makroskopis gas riil (gas riil = gas nyata. Contoh : oksigen, karbondioksida, dkk). Ketiga besaran yang dimaksud adalah Suhu (T), volume (V) dan Tekanan (P). Hubungan antara keti
tehanya berlaku untuk gas riil yang suhunya tidak mendekati tit
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
45
as ideal membantu kita meninjau hubungan antara besaran‐besaran makroskopis gas. Hubungan antara besaran‐besaran makroskopis gas
dih. Dari uraian singkat ini, kita bisa mengatakan bahwa gas riil memiliki kemiripan sifat dengan gas ideal hanya ketika
sangat banyak. Molekul‐molekul gas ideal bisa saja terdiri dari satu atom atau beberapa atom. Setiap molekul mempunyai massa (m) dan bergerak secara acak/sembarangan ke segala arah dengan laju
rsebut mematuhi hukum gerak (hukum mekanika warisan eyang Newton) dan
tumbukan lenting sempurna dan setiap tumbukan terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Ingat
Karena hukum om Boyle, hukum om Charles dan hukum om Gay‐Lussac tidak berlaku untuk semua kondisi gas riil, maka kita bisa membuat model gas ideal alias gas sempurna. Gas ideal tidak ada dalam kehidupan sehari‐hari; yang ada dalam kehidupan sehari‐hari cuma gas riil alias gas nyata. Gas ideal hanya bentuk sempurna yang sengaja dibuat untuk membantu analisis kita, mirip seperti benda tegar dan fluida ideal. Jadi kita menganggap hukum Boyle, hukum Charles dan hukum Gay‐Lussac berlaku untuk semua kondisi gas ideal. Adanya model gas ideal ini juga sangat membantu kita dalam meninjau hubungan antara ketiga hukum gas di atas. Dengan kata lain, model g
telah dioprek dalam pembahasan mengenai Hukum‐Hukum Gas dan Hukum Gas Ideal.
Hukum gas ideal dinyatakan dalam dua persamaan yang membuat diriku dan dirimu mabuk kepayang –‐ PV = nRT (hukum gas ideal dalam jumlah mol) dan PV = NkT (hukum gas ideal dalam jumlah molekul). Kita menganggap bahwa gas ideal memenuhi kedua persamaan ini. Dengan kata lain, hukum gas ideal berlaku untuk semua kondisi gas ideal, baik ketika tekanan atau massa jenis gas ideal sangat besar maupun ketika suhu gas ideal mendekati titik didih. Sebaliknya, hukum gas ideal tidak berlaku untuk semua kondisi gas riil. Hukum gas ideal hanya berlaku ketika tekanan dan massa jenis gas riil tidak terlalu besar. Hukum gas ideal juga hanya berlaku ketika suhu gas riil tidak mendekati titik di
massa jenis dan tekanan gas riil tidak terlalu besar + ketika suhu gas riil tidak mendekati titik didih.
Konsep gas ideal yang sudah gurumuda jelaskan panjang pendek di atas baru ditinjau berdasarkan sifat makroskopis. Walaupun gas ideal hanya merupakan model ideal saja, gas ideal tetap dianggap sebagai gas yang terdiri dari atom atau molekul yang bergerak bebas hilir mudik ke sana kemari. Karenanya, alangkah baiknya jika kita bahas juga konsep gas ideal ditinjau dari sudut pandang mikroskopis….
Konsep Gas Ideal (berdasarkan sifat mikroskopis gas)
Berikut ini beberapa uraian singkat yang menggambarkan kondisi mikroskopis gas ideal, yang didasarkan pada teori kinetik gas :
1. Gas ideal terdiri dari partikel‐partikel, yang dinamakan molekul‐molekul. Jumlah molekul
tertentu (v).
2. Jarak antara setiap molekul lebih besar dari diameter masing‐masing molekul.
3. Molekul‐molekul tesaling berinteraksi ketika terjadi tumbukan.
4. Tumbukan antara molekul dengan molekul atau antara molekul dengan dinding wadah merupakan
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
46
tumbukan) dan hukum kekekalan momentum (momentum sebelum tumbukan = momentum setelah tumbukan).
Sampai di sini dirimu belum puyeng khan ;) piss… Ok, kita lanjutkan perjalanan menuju pengoprekan
s gas. Besaran‐besaran yang menyatakan sifat makroskopis gas adalah suhu (T), volume (V) dan tekanan (P). Sedangkan besaran‐besaran yang menyatakan sifat
lekul penyusun gas. Dari pada kelamaan, nanti rumusnya bisa basi… Jadi lebih baik langsung kita oprek saja dalam tempo yang sesingkat‐singkatnya….
molekul gas dalam sebuah wadah . Atom atau molekulnya suangat
ya, pada tumbukan lenting sempurna, berlaku hukum kekekalan energi (energi sebelum tumbukan = energi setelah
rumus‐rumus.
Hubungan antara sifat makroskopis dan sifat mikroskopis gas
Setelah puas jalan‐jalan dengan gas ideal, sekarang mari kita tinjau hubungan kuantitatif antara besaran makroskopis dan besaran mikrokopi
mikroskopis gas adalah kecepatan aatau kelajuan (v), momentum (p), gaya (F) dan energi kinetik (EK) atom atau mo
Untuk membantu menurunkan hubungan ini, kita tinjau sejumlah tertutup. Tataplah gambar di bawah dengan penuh kelembutan…banyak, tapi kalau gambar semua nanti tanganku pegal‐pegal. he2… Anggap saja satu butir ini mewakili teman‐temannya yang lain. Oya, ukuran atom atau molekul sangat kecil sehingga tidak bisa dilihat. Warnanya juga belum tentu hitam ;) Gambar di bawah diperbesar. Btw, Ini cuma ilustrasi saja…
Panjang sisi kotak = l dan luas penampangnya = A.
Ingat ya, si molekul juga punya massa (m). Ketika hilir mudik ke sana ke mari, molekul bergerak dengan laju tertentu (v). Karena wadah tertutup maka pasti ada kemungkinan terjadi tumbukan antara molekul dengan dinding wadah yang mempunyai luas permukaan A.
Untuk mempermudah analisis, kita cukup meninjau tumbukan yang terjadi pada dinding sebelah kiri (dinding yang sejajar dengan sumbu z). Terlebih dahulu kita tinjau tumbukan yang dialami oleh satu
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
47
m1 dan laju gerakannya = v1. Arah gerakan ke kiri ditetapkan bernilai negatif, sedangkan arah gerakan ke kanan ditetapkan bernilai positif.
n kecepatan pada sumbu x yang bernilai negatif (‐v ). Karena punya massa (m ) dan kecepatan (‐v ), maka si molekul tentu saja punya
olekul bernilai
2m v = momentum total untuk satu kali tumbukan. Karena tumbukan molekul merupakan tumbukan nya sekali tetapi berulang kali. Ingat ya, pada
sempurna berlaku hukum kekekalan energi dan hukum kekekalan momentum. Energi dan momentum sebelum tumbukan = energi dan momentum setelah tumbukan. Karenanya si molekul
henti bergerak (energi kekal). Kecepatan molekul juga tidak pernah berkurang (momentum kekal)…
Setelah bertumbukan dengan dinding sebelah kiri, molekul bergerak ke kanan hingga menumbuk
lang waktu (delta t) yang diperlukan molekul untuk bergerak sejauh 2l, secara
molekul. Sebut saja molekul 1. Massa molekul 1 =
Kita bisa mengandaikan bahwa sebelum menumbuk dinding wadah, gerakan molekul sejajar sumbu x dan arah gerakannya ke kiri. Karenanya terdapat kompone
1x 1 1x
momentum (p1 = ‐m1v1x). Ini adalah momentum awal. Ketika menumbuk dinding, molekul memberikan gaya aksi pada dinding. Karena terdapat gaya aksi, maka dinding memberikan gaya reaksi. Adanya gaya reaksi dari dinding membuat si molekul bergerak kembali ke kanan. Istilah gaulnya, si molekul dipantulkan kembali. Karena arah gerakannya ke kanan maka komponen kecepatan mpositif (v1x). Momentum molekul setelah tumbukan adalah : p2 = m1v1x. Ini adalah momentum akhir. Besarnya perubahan momentum akibat adanya tumbukan adalah :
Momentum total = momentum akhir – momentum awal
ptotal = p2 – p1
ptotal = m1v1x ‐ (‐m1v1x)
ptotal = 2m1v1x
1 1x
lenting sempurna, maka tumbukan yang terjadi tidak hatumbukan lenting
tidak akan pernah ber
dinding sebelah kanan. Setelah menumbuk dinding sebelah kanan, molekul bergerak kembali ke kiri untuk menumbuk dinding sebelah kiri lagi. Karena panjang sisi kotak = l, maka setelah menumbuk dinding sebelah kiri untuk pertama kalinya, molekul akan menempuh jarak sejauh 2l sebelum menumbuk dinding sebelah kiri untuk kedua kalinya (2l = jarak pergi pulang). Sambil lihat gambar, biar tidak bingung… Ketika bergerak sejauh 2l, molekul pasti memerlukan selang waktu tertentu (sebut saja delta t). Besarnya sematematis ditulis seperti ini :
tlxvΔ
=2
1
xvlt
1
2=Δ
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
48
Delta t adalah selang waktu antara setiap tumbukan. Ketika menumbuk dinding, gaya aksi pada dinding. Karena mendapat gaya aksi maka dinding memberikan
reaksi tersebut membuat molekul bergerak lagi ke kanan. Dalam hal ini arah kul berubah. Mula‐mula molekul bergerak ke kiri (‐v1x), setelah menumbuk dinding,
molekul rgerak ke kanan (v1x). Perubahan arah gerakan menyebabkan terjadinya perubahan momentum (momentum akhir – momentum awal = m v – (‐m v ) = 2m v ). Kita bisa mengatakan
Bisa dikatakanmolekul
bahwa mberikan Adanya gaya
megaya reaksi. gerakan mole
be
1 1x 1 1x 1 1x
bahwa perubahan momentum terjadi karena adanya gaya total yang diberikan oleh dinding. Ingat lagi hukum II Newton dalam bentuk momentum. Besarnya gaya total yang diberikan oleh dinding, secara matematis bisa ditulis seperti ini :
tpFΔΔ
=1
xv1
lxvm
F 111 2
2=
)2(:)2(1
11 xvlxvmF =
1
)2
2( 1111 )(
lxv
xvmF =
))(( 1111 l
xvxvmF =
→=l
xvmF
211
1 Gaya total untuk satu molekul
Pada kotak di atas hanya digambarkan satu butir molekul. Ini tidak berarti bahwa molekul gas yang ada dalam kotak cuma Satu butir molekul tersebut Cuma ilustrasi saja… Dalam kenyataannya terdapat banyak sekali molekul gas… Besarnya gaya total untuk semua molekul gas yang ada dalam kotak, secara matematis bisa ditulis seperti ini :
F = F1 + F2 + F3 +….. + Fn
F3 = gaya total untuk molekul 3
…… = dan seterusnya
satu.
F1 = gaya total untuk molekul 1
F2 = gaya total untuk molekul 2
SERI EBOOK GURUMUDA
Fn = gaya total untuk molekul 4
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
49
menulis simbol n. Simbol n = molekul yang terakhir. Lebih simpel dan tidak bikin pusink ;) Jumlah molekul sangat banyak, sehingga kita cukup
nFFFFF ++++= .....
321
vml
xvml
xl
xvml
xvmF 33
222
211 ++= nn
22
..... ++
lekul 2, m3 = massa molekul 3, mn = massa molekul terakhir. m1 + m2 + m3 + ….. + mn = m (massa gas yang ada dalam kotak). l = panjang sisi kotak. Semua molekul pasti menempuh l yang sama… Kita oprek lagi persamaan di atas :
m1 = massa molekul 1, m2 = massa mo
→++++= xvxvxvxvlmF n
223
22
21 ......( Persamaan 1
2v1 x = kecepatan molekul 1, v22x = kecepatan molekul 2, v3
3
rata molekul, kita bisa membagi kecepatan semua molekul dengan jumlah molekul. Dalam teori kinetik gas, jumlah molekul biasanya diberi simbol N. Secara matematis, kecepatan rata‐rata sem itulis seperti ini :
x = kecepatan molekul 3, vn2x = kecepatan
molekul terakhir. Kecepatan setiap molekul berbeda‐beda, karenanya kita perlu menghitung kecepatan rata‐rata semua molekul. Untuk menghitung kecepatan rata‐
ua molekul d
Nxvxvxvxv 2222 ..... ++++
xv n3212 =
→++++= xvxvxvxvxvN n22
32
22
12 ..... Persamaan 2
Kita gabungkan persamaan 2 dengan persamaan 1 :
→= xvNlmF 2 Persamaan 3
Keterangan :
m = massa gas dalam kotak
l = panjang sisi kotak
lekul
F = gaya
N = jumlah mo
xv 2 = Kecepatan rata‐rata pada sumbu x
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
50
, gurumuda membuat pengandaian bahwa gerakan molekul sejajar dengan dibuat untuk mempermudah analisis saja. Dalam kenyataannya, semua
tak bergerak ke segala arah secara acak alias sembarangan. Karena gerakannya selain mempunyai komponen kecepatan rata‐rata pada sumbu x, molekul juga
mempunyai komponen kecepatan rata‐rata pada sumbu y atau sumbu z. Dengan demikian, kecepatan rata onen kecepatan rata‐rata pada sumbu x, sumbu y dan sumbu z. Secara matematis ditulis seperti ini :
Pada penjelasan sebelumnyasumbu x. Pengandaian inimolekul gas dalam koterjadi secara acak, maka
‐rata molekul gas = jumlah total komp
→++= zvyvxvv 2222 Persamaan a
Keterangan :
2v = Kecepatan rata‐rata
xv 2 = Kecepatan rata‐rata pada sumbu x
yv 2 = Kecepatan rata‐rata pada sumbu y
zv 2 = Kecepatan rata‐rata pada sumbu z
Karena molekul bergerak secara acak, maka komponen kecepatan pada sumbu x, sumbu y dan sumbu z mem is ditulis seperti ini : iliki besar yang sama. Secara matemat
→== zvyv 22 Persamaan b xv 2
Kita ungkan persamaan b dengan persamaan a : gab
zvyvxvv 2222 ++=
xvxvxvv 2222 ++=
xvv 22 3=
→=3
22 vxv Persamaan c
Kita masukkan persamaan c ke dalam persamaan 3 (tuh di atas) :
( )xvNlmF 2=
SERI EBOOK GURUMUDA
⎟
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
51
⎟ ⎠
⎞2
⎜⎜⎝
⎛=
3vN
lmF
lvNmF
3=
F = besarnya gaya yang diberikan oleh molekul‐molekul gas pada dinding wadah yang mempunyai luas permukaan A. Istirahat dulu dunk, masa gak capek ;)
Hubungan antara Tekanan (P) dengan Besaran Mikroskopis
Tekanan (P) merupakan salah satu besaran yang menyatakan sifat makroskopis gas. Pada kesempatan
pada dinding yang memiliki luas penampang A :
2
ini kita mencoba meninjau Tekanan berdasarkan sifat mikroskopis gas.
Besarnya Tekanan yang diberikan oleh molekul gasadalah
AFP =
vNm 2
AP = l3
AlvNmP :
2
= 3
Ax
lvNmP 1
3
2
=
→=lAvNmP
3
2
lA = V (volume kotak)
→=VvNmP
3
2
Persamaan Tekanan gas
Ini dia persamaan yang dicari.
Keterangan :
P = Tekanan
SERI EBOOK GURUMUDA
N = Jumlah molekul
m = massa
gas
2 = v Kecepatan rata‐rata molekul
V = volume wadah
Hubungan antara Suhu alias Temperatur (T) dengan Besaran Mikroskopis
Selain tekanan, salah satu besaran yang menyatakan sifat makroskopis gas adalah suhu (T). Sebelumnya engoprek Tekanan. Kali ini giliran si suhu alias temperatur. Sekarang tataplah persamaan
Tekanan di atas dengan penuh kelembutan…
Apabila kita kalikan ruas kiri dan ruas kanan dengan V, maka persamaan Tekanan gas di atas berubah erti ini :
kita sudah m
bentuk menjadi sep
VPV = vNm 2
V3
3
g ruas kanan persamaan ini :
2vNmPV =
Sekarang kita bongkar pasan
2
31 vNmPV =
2
21
32 vNmPV =
Sama saja, jangan pake bingung... 2/2 = 1 ;)
EKvmvmNPV =→= 22
21
21
32
→= EKNPV32
Persamaan a
Dirimu masih ingat persamaan Hukum Gas Ideal dalam bentuk jumlah molekul ? Kalo lupa, neh
Persamaan b
persamaannya :
→= NkTPV
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
52
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
53
a dan persamaan b. Mirip tapi tak sama ya.... Ruas kirinya sama, sama. Karena ruas kirinya sama, maka kedua persamaan tersebut bisa
kita gabungkan....
Sekarang perhatikansedangkan ruas
persamaankanannya hampir
→= EKNPV 23
NkTPV =
EKNNkT3
= 2
EKkT3
= 2
→= EKk
T32
Persamaan Suhu mutlak vs Energi Kinetik translasi 1
Jika kita kalikan ruas kiri dan ruas kanan dengan 3/2 maka persamaan ini akan berubah bentuk menjadi seperti ini :
EKkT32
23
23
=
EKkT =3
2
→= kTEK2
Persamaan Suhu mutlak vs Energi Kinetik translasi 2
Keterangan :
k = Konstan Boltzmann (k = 1,38 x 10‐23 J/K)
3
ta
T = Suhu mutlak (K = Kelvin)
== EKvm 2
21
Energi kinetik translasi rata‐rata dari molekul‐molekul gas (Kgm2/s2 = Joule)
Tataplah persamaan Suhu mutlak vs Energi Kinetik translasi di atas. Tampak bahwa suhu alias te rgi Kinetik translasi rata‐rata dari molekul‐molekul gas. Semakin besar suhu, semakin besar energi kinetik tranlasi rata‐rata; sebaliknya semakin kecil suhu, se ranslasi rata‐rata. Kita bisa menyimpulkan bahwa suhu merupakan ukuran dari energi kinetik translasi rata‐rata molekul.
Persamaan suhu mutlak vs Energi Kinetik translasi 2 bisa dioprek ke dalam bentuk yang berbeda :
mperatur (T) berbanding lurus dengan Ene
makin kecil energi kinetik t
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
54
→= kTEK23
ANRk =
mMN
NRTEK A
A
=→=23
mMEK
2=
RT3
→=M
mRTEK23
nmM =
nmmRTEK
23
=
mmnRTEK
23
=
nRTEK23
=
Keterangan :
n = jumlah mol (mol)
R = konstanta gas universal (R = 8,315 J/mol.K = 8315 kJ/kmol.K)
T = Suhu mutlak (K = Kelvin)
=EK Energi kinetik translasi rata‐rata dari molekul‐molekul gas (Kgm2/s2 = Joule)
Keterangan rumus :
→=NR
Konstanta BoltzmA
k ann (k) = )(
)(tan
ANogadroBilanganAvRrasltaGasUniveKons
Bilangan Avogadro (NA) = )(
)(mMassa
MulMassaMolek →=
mMN A
→=nmM Massa molekul (M) =
)()(nJumlahMol
mMassa
SERI EBOOK GURUMUDA
Ayo kita lakukan pembuktian rumus :
KgmolN
mm
N A ===→=/
molKgMM /
A
KgmolmolKgMnmnmM ===→= ))(/(
Catatan :
h energi kinetik yang dimiliki oleh benda atau molekul yang melakukan gerak translasi. gerak translasi bisa berupa gerak lurus, gerak miring atau gerak parabola. Temannya energi kinetik translasi adalah nergi kinetik rotasi. Energi kinetik rotasi = energi kinetik yang dimiliki oleh benda atau molekul yang melakukan gerak rotasi...
Kedua, energi kinetik translasi rata‐rata pada persamaan di atas hanya berlaku untuk gas monoatomik saja. Gas monoatomik tuh seperti He (helium), Ar (Argon) dkk... Selain gas monoatomik, ada juga yang namanya gas diatomik. Contoh gas diatomik adalah O2 (oksigen), N2 (nitrogen), CO (karbon monooksida)
yang namanya gas poliatomik. Contohnya CO2 (karbondioksida) dkk.... Monoatomik = satu
o
o
T = 40 oC + 273 = 313 K
Pertama, energi kinetik translasi tu
e
dkk. Ada jugaatom, diatomik = dua atom, poliatomik = banyak atom. Jadi gas monoatomik terdiri dari satu atom saja, gas diatomik terdiri dari dua atom dan gas poliatomik terdiri dari banyak atom... Energi kinetik translasi rata‐rata untuk gas diatomik dan poliatomik akan kita oprek pada episode berikutnya (Pada pembahasan mengenai Teorema Ekipartisi Energi)
Ketiga, suhu mutlak harus dinyatakan dalam skala Klevin (K). Kalau suhu masih dalam skala Celcius ( C), oprek terlebih dahulu ke dalam skala Kelvin (K).
Keempat, persamaan 1 dan persamaan 2 di atas tidak hanya berlaku pada zat gas saja, tetapi juga berlaku pada zat cair dan zat gas....
Contoh soal :
Berapakah energi kinetik translasi rata‐rata dari molekul‐molekul dalam gas pada suhu 40 C ?
Panduan jawaban :
k = 1,38 x 10‐23 J/K
kTEK2
= 3
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
55
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
56
(3 23−= )( )K JxEK /1038,1 K 3132
JxEK 231091,647 −=
JxEK 21105,6 −=
Kecepatan Akar Kuadrat Rata‐rata (vrms)
Kecepatan akar kuadrat rata‐rata = root mean square = vrms. Kita bisa menurunkan persamaan vrms engan mengobok‐obok persamaan Suhu vs Energi Kinetik translasi di atas. d
→= kTEK 3 21 vmEK = 2 2
kTvm23
21 2 =
kTvm 32 =
mkTv 32 =
2v = kecepatan kuadrat rata‐rata dari molekul‐molekul. Akar kuadrat dari 2v dikenal dengan julukan kecepatan akar kuadrat rata‐rata (v root mean square = vrms).
2vvrms =
→=m
vrms 3Persamaan vrms 1
Ket
v rms = kecepatan atau laju akar kuadrat rata‐rata (m/s)
k = Konstanta n (k = 1,38 x 10‐23 J/K)
T = Suhu mutlak (K = Kelvin)
kT
erangan :
Boltzman
SERI EBOOK GURUMUDA
m = massa (kg)
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
57
di atas bisa diobok2 ke dalam bentuk lain : Persamaan v rms
→=vrms massa (m) =mkT3
)( ANadro
)(MulMassaMolekogBilanganAv
A
vrms = kT3NM
→=TkN
vrms A3RkN = M A
→=MRTvrms 3
vrms 2
Keterangan :
v rms = kecepatan atau laju akar kuadrat rata‐rata (m/s)
R = Konstanta gas universal (R = 8,315 J/mol.K = 8315 kJ/kmol.K)
NA = Jumlah molekul per mol = avogadro (NA = 6,02 x 1023 /mol = 6,02 x 1026 /kmol)
T = suhu (K)
M = massa molekul = massa molar (kg/kmol atau gram/mol)
Persamaan
Bilangan
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
58
isribusi Kelajuan Molekul
eperti yang telah gurumuda jelaskan sebelumnya, setiap molekul dalam gas tidak mempunyai laju yang ama. vrms yang telah diturunkan di atas merupakan laju rata‐rata dari molekul‐molekul dalam gas. Ada molekul yang lajunya lebih besar dari vrms, ada juga molekul yang lajunya lebih kecil dari vrms.
Pada tahun 1859, om James Clerk Maxwell (1831‐1879) berhasil menemukan distribusi laju molekul‐olekul dalam gas secara teoritis (tidak pake percobaan, tapi pake hitung‐hitungan). Distribusi laju
molekul temuan Om maxwell ini diperoleh berdasarkan teori kinetik, karenanya lebih tepat untuk olekul‐molekul gas ideal. Distribusi laju molekul om Maxwell tampak seperti grafik di bawah.... Btw,
stribusi tuh apa ya.... bingung juga nyari bahasa sederhananya. ...
D
Ss
m
mdirimu ngerti distribusi tidak ? diDistribusi tuh penyebaran atau sebaran.
Pada tahun 1920, beberapa om ilmuwan melakukan percobaan untuk menyelidiki distribusi laju molekul‐molekul gas riil alias gas nyata. Ternyata distribusi laju molekul gas riil yang ditemukan melalui percobaan persis seperti temuan om Maxwell. Hebat juga ya si om Maxwell... Kayanya rambutnya dah pada rontok tuh ;)
Catatan :
Ketika kerapatan alias massa jenis gas cukup tinggi, distribusi laju molekul gas riil yang diperoleh melalui eksperimen ternyata tidak cocok dengan distribusi laju molekul gas yang diturunkan oleh om maxwell secara teori. Dengan demikian, distribusi maxwell yang didasarkan pada teori kinetik gas ”klasik” (menggunakan mekanika Newton) bersifat terbatas. Distribusi laju molekul gas pada kerapatan yang
ul gas riil yang diperoleh melalui percobaan tampak seperti gambar di bawah...
tinggi bisa dijelaskan dengan prinsip‐prinsip kuantum. Mengenai hal ini akan dibahas pada episode yang akan datang (fisika kuantum etc).
Distribusi laju molek
SERI EBOOK GURUMUDA
Gambar ini menunjukkan distribusi laju molekul gas riil untuk dua suhu yang berbeda. Grafik distribusi laju molekul yang diperoleh melalui percobaan ini cocok dengan persamaan v rms yang telah kita oprek di atas (v rms berbanding lurus dengan suhu). Karena v rms berbanding lurus dengan suhu maka ketika suhu semakin meningkat (T2), kurva distribusi laju molekul semakin bergeser ke kanan (v rms makin besar).
EA (energi aktivasi) merupakan energi kinetik minimum yang diperlukan untuk terjadinya reaksi kimia. Dari grafik di atas, tampak bahwa semakin tinggi suhu, jumlah molekul yan memiliki energi kinetik lebih besar dari energi aktivasi (E ) semakin banyak. Ini yang menjadi alasan, mengapa semakin tinggi suhu,
anti pas mau praktikum, buka lagi blog gurumuda ya ;)
Contoh soal 1 :
k = 1,38 x 10‐23 J/K = 1,38 x 10‐23 (kg m2/s2)/K
g
A
semakin cepat terjadinya reaksi kimia. Semakin tinggi suhu, energi kinetik molekul juga semakin besar. Karena energi kinetik molekul besar, maka ketika terjadi tumbukan, molekul‐molekul tersebut bisa saling menempel... Jadi tidak perlu pake heran kalau semakin tinggi suhu, semakin cepat terjadi reaksi kimia. Pernah praktikum kimia ? Kalau pernah, dirimu lebih nyambung dengan penjelasan ini. Kalau belum, n
Uda dulu ya... neh dah 20 halaman lho di ms word... Oya, sebelum pamitan, mari kita obok‐obok laju rms beberapa gas berikut ini. Nanti kita akan membuat perbandingan antara v rms gas dengan kelajuan lepas (kelajuan lepas tuh kelajuan minimum yang diperlukan untuk kabur dari permukaan bumi. Melancong ke luar angkasa). Makin besar v rms gas, makin besar kemungkinan si gas bertamasya ke luar angkasa...
Tentukan vrms dari molekul Nitrogen (N2) dalam udara yang bersuhu 20 oC... (massa molekul Nitrogen = 28 gram/mol = 28 kg/kmol)
Panduan jawaban :
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
59
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
60
2 x14 gram/mol = 28 gram/mol = 28 kg/kmol (massa atom N = 14 u. lihat tabel periodik unsur)
an Avogadro (NA) = 6,02 x 1023 /mol = 6,02 x 1026 /kmol
= ?
20 oC + 273 = 293 K
assa
T =
Massa molar/M molekul N2 (M) = 2 x 14 u =
Jumlah molekul/mol = Bilang
Massa Nitrogen (m)
m = AN
M
m =kmolx
KmolKg/1002,6
/2826
m = 4,65 x 10‐26 Kg
Laju rms Nitrogen (v rms) = ?
mkTvrms 3
=
( )( )Kgx
KKJx26
23
105293/1038,13
−
−
( )
vrms6,4
=
( )Kg
KKx26
2223 293)/()/sm (Kg1038,13−
−
( )( )
xvrms
1065,4=
26
2223
1065,4293/sm 103,13
−
−
=x
xvrms 8
223 /1086,260 smxvrms =
510,75 m/s
Contoh soal 2 :
Tentukan vrms dari Helium (He) dalam yang bersuhu 20 oC.... (massa molekul Helium = 4 gram/mol = 4 kg/kmol)
=vrms
udara
SERI EBOOK GURUMUDA
Panduan
1,38 x
jawaban :
‐23 J/K k = 10
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
61
T = 20 oC + 273 = 293 K
molekul He (M) = 4 u = 4 gram/mol = 4 kg/kmol (massa atom He = 4 u. lihat tabel
A
Massa molar/Massaperiodik unsur)
Jumlah molekul/mol = Bilangan Avogadro (N ) = 6,02 x 1023 /mol = 6,02 x 1026 /kmol
Massa He (m) = ?
m = AN
M
m = Kmolx /1002,6 26
KmolKg /4
‐26
Laju rms He (v rms) = ?
m = 0,66 x 10 kg
mkTvrms 3
=
( )( )Kgx
KKJxvrms 26
23
106293/1038,13
−
−
= 6,0
223 /109,1837 smx=
Contoh soal 3 :
Tentukan vrms dari Hidrogen (H2) dalam udara yang bersuhu 20 oC.... (massa molekul Hidrogen = 2 gram/mol = 4 kg/kmol)
Panduan jawaban :
k = 1,38 ‐23
vrms
=vrms 1355,7 m/s
x 10 J/K
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
62
(M) = 2 x 1 u = 2 u = 2 gram/mol = 2 kg/kmol (massa atom H = 1 u. lihat tabel periodik unsur)
ilangan Avogadro (NA) = 6,02 x 1023 /mol = 6,02 x 1026 /kmol
T = 20 oC + 273 = 293 K
assa Massa molar/M molekul Hidrogen
Jumlah molekul/mol = B
Massa H2 (m) = ?
m = AN
M
m = Kmolx
KmolKg/1002,6
/226
m = 0,33 x 10‐26 kg
Laju rms H2 (v rms) = ?
mkT3
=
( )( )
vrms
KgxKKx
26
23
1033,0293/1038,13
−
−
= Jvrms
223 /108,3675 smxvrms =
=vrms 1917 m/s
Contoh soal 4 :
Tentukan laju rms dari molekul oksigen (O2) dalam udara yang bersuhu 20 oC... (massa molekul O2 = 32 gram/mol = 44 kg/kmol)
Panduan jawaban :
k = 1,38
= 20 oC + 273 = 293 K
ssa molekul Oksigen (M) = 2 x 16 u = 32 u = 32 gram/mol = 32 kg/kmol (massa atom O = 16 u. lihat tabel periodik unsur)
x 10‐23 J/K
T
Massa molar/Ma
SERI EBOOK GURUMUDA
Jumlah molekul/mol = Bilangan Avogadro (NA) = 6,02 x 1023 /mol = 6,02 x 1026 /kmol
Massa O2 (m) = ?
m = AN
M
m = KmolKg /32
Kmolx /1002,6 26
‐26
m = 5,3 x 10 kg
Laju rms 2 (v rms) = ? H
mkTvrms 3
=
( )( )Kgx
KKJxvrms 26
23
103,5293/1038,13
−
−
=
223 /109,228 smx=
Contoh soal 5 :
Tentukan laju rms dari molekul karbondioksida (CO2) dalam udara yang bersuhu 20 oC... (massa molekul CO2 = 44 gram/mol = 44 kg/kmol)
Panduan jawaban :
k = 1,38 x 10‐23 J/K = 1,38 x 10‐23 (kg m2/s2)/K
T = 30 oC + 273 = 293 K
Massa molar/Massa molekul CO2 (M) = 12 u + (2 x 16 u) = 12 u + 32 u = 44 u = 44 gram/mol = 44 kg/kmol 12 u, massa atom O = 16 u. Lihat tabel periodik unsur)
Massa CO2 (m) = ?
vrms
=vrms 478,4 m/s
(massa atom C =
Jumlah molekul/mol = Bilangan Avogadro (NA) = 6,02 x 1023 /mol = 6,02 x 1026 /kmol
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
63
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
64
m = AN
M
m = Kmolx /1002,6 26
) = ?
KmolKg /44
m = 7,3 x 10‐26 kg
Laju rms CO2 (v rms
mkT3
=
( )( )
vrms
KgxKKx
26
23
103,7293/1038,13
−
−
= Jvrms
223 /1017,166 smxvrms =
=vrms 407,6 m/s
Sekarang mari ita bandingkan vrms beberapa jenis gas... Gurumuda tulis lagi hasil pengoprekan soal di atas :
vrms Hidrogen (H2) = 1917 m/s = 1,92 km/s (pada suhu 20 oC)
vrms Helium (He) = 1355,7 m/s = 1,36 km/s (pada suhu 20 oC)
vrms Nitrogen (N2) = 510,75 m/s 0,51 km/s (pada suhu 20 oC)
vrms Oks m/s = 0,48 km/s (pada suhu 20 oC)
rms karbondioksida (CO2) = 407,6 m/s = 0,41 km/s (pada suhu 20 oC)
Sekarang coba bandingkan dengan kelajuan lepas di permukaan bumi (kelajuan lepas = 11,2 km/s). kabur dari planet bumi (keluar dari medan
gravitasi bumi). Ingat lagi materi hukum kakek Newton tentang gravitasi....
Apabila v rms molekul gas hanya 1/6 kali kelajuan lepas (1/6 x 11,2 km/s = 1,86 km/s), maka cukup n lepas (ingat distribusi laju molekul yang
k
=
igen (O2) = 478,4
v
Gas yang memiliki laju rms terbesar adalah Hidrogen dan yang terkecil adalah Karbondioksida.
Kelajuan lepas tuh kelajuan minimum yang diperlukan untuk
banyak molekul gas yang kelajuannya lebih besar dari kelajua
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
65
= 1,92 km/s (> 1,86 km/s). Sedangkan v rms gas helium pada suhu 20 oC = 1,36 km/jam (mendekati 1,86 km/ Neh baru pada suhu 20 oC. Semakin
untuk jalan‐jalan ke luar angkasa k ada di
atmosfir kita... Mereka sedang tamasya di luar angkasa. Sebaliknya, v rms oksigen dkk cukup kecil
, nitrogen dkk dikurung di permukaan bumi. Anggap saja ini takdir...
sudah dioprek di atas). Pada suhu 20 oC, v rms gas Hidrogen s).
besar suhu, semakin besar v rms. Semakin besar v rms, peluang semakin besar. Karenanya dirimu jangan pake heran kalau Helium dan Hidrogen bebas tuh tida
sehingga mereka dilarang bertamsya ke luar angkasa. Kalau Oksigen juga kabur, nanti dirimu dan diriku bisa lemas tak berdaya. Mau bernapas pake apa ? ;) Jangan tanya gurumuda mengapa helium dan hidrogen bebas dibiarkan jalan‐jalan ke luar angkasa, sedangkan oksigen
Seandainya diameter bumi makin kecil dan pemanasan global juga bikin udara makin panas, maka gas oksigen dkk pun ikut2an kabur.. huft... Matilah kita :)
Besarnya kelajuan lepas planet dan laju rms molekul gas menentukan jenis atmosfir yang dimiliki oleh planet atau satelit. Kelajuan lepas planet venus = 10,3 km/s. Katanya atmosfir planet venus penuh
dengan gas CO2... v rms CO2 sangat kecil jadi agak sulit kabur. si venus senang mengoleksi gas CO2. Cocok
untuk pemanasan global di venus. Kalau Yupiter mau beda sendiri. Kelajuan lepas yupiter = 60 km/s. Cukup besar karena diameter si yupiter khan lumayan besar. Hidrogen tidak bisa kabur dari atmosfir yupiter... Apalagi helium dkk...
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
66
apasitas kalor molekul gas, Ekipartisi energi, Energi dalam gas ideal
ada pembahasan mengenai kalor, kapasitas kalor dan kalor jenis (materi suhu dan kalor), gurumuda udah membahas konsep kalor dan kapasitas kalor suatu benda. Kalor merupakan energi yang berpindah akibat adanya perbedaan suhu. Sedangkan kapasitas kalor merupakan banyaknya kalor yang iberikan pada sebuah benda, untuk menaikkan suhu seluruh benda sebesar satu derajat. Karena kalor
energi yang berpindah, maka kita bisa mendefinisikan kapasitas kalor sebagai banyaknya dalam bentuk kalor yang diberikan pada sebuah benda, untuk menaikkan suhu seluruh benda
t
ada pembahasan sebelumnya (Hubungan antara sifat makroskopis dan mikroskopis gas), gurumuda
bungan antara
a sudah menceritakan secara tidak singkat mengenai hubungan antara energi kinetik (EK) translasi molekul‐molekul gas ideal dan suhu mutlak gas ideal.
K
Ps
dmerupakanenergisebesar satu derajat. Dari definisi singkat ini, tampak bahwa kapasitas kalor benda berkaitan eradengan energi dan suhu benda. Btw, sampai di sini dirimu belum pusink‐pusink khan ? :(
Psudah menjelaskan secara panjang lebar mengenai hubungan antara energi kinetik (EK) translasi rata‐rata dari molekul‐molekul gas ideal dengan suhu mutlak gas ideal. Hubungan tersebut dinyatakan dalam salah satu persamaan berikut : EK translasi rata‐rata = 3/2 nRT. Dari persamaan ini, tampak bahwa EK translasi rata‐rata dari molekul‐molekul gas ideal berkaitan erat dengan suhu mutlak gas ideal (T). Dari hasil ini, kita memperoleh informasi berharga mengenai kapasitas kalor gas ideal (bandingkan dengan penjelasan mengenai kapasitas kalor di atas).
Sebelum mengulas kapasitas kalor molekul gas ideal, terlebih dahulu kita bahas kembali energi kinetik translasi rata‐rata molekul‐molekul gas ideal dan kapasitas kalor. Setelah meninjau hudua hal ini, selanjutnya kita akan menurunkan persamaan yang menyatakan kapasitas kalor molekul gas ideal.
EK TRANSLASI RATA‐RATA MOLEKUL‐MOLEKUL GAS IDEAL
Pada bagian pengantar tulisan ini gurumud
Hubungan mesra antara EK translasi molekul gas dan suhu mutlak gas ideal dinyatakan melalui dua persamaan di bawah :
kT23
EK =
nRTEK2
= 3
Keterangan :
=EK Energi kinetik translasi rata‐rata dari molekul‐molekul gas ideal (Kgm2/s2 = J)
SERI EBOOK GURUMUDA
k = Konstanta Boltzmann (k = 1,38 x 10‐23 J/K)
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
67
mutlak (K)
n = jumlah mol (mol)
R = konstanta gas universal (R = 8,315 J/mol.K)
(J = Joule, kJ = kilo Joule, K = Kelvin)
i bahwa hubungan ini kita peroleh melalui penurunan matematis (pake hitung‐hitungan), yang didasarkan pada teori kinetik gas. Dalam teori kinetik gas, kita menggambarkan molekul gas ideal sebaga ‐molekul gas ideal
Karena hanya bisa melakukan gerak translasi maka mempunyai energi kinetik translasi... Karenanya jangan pake
an di atas dinyatakan dalam bentuk energi kinetik translasi, bukan energi kinetik rotasi dkk...
Sekarang mari kita beralih ke kapasitas kalor….
KALOR JENIS (c – huruf c kecil)
T = Suhu
Perlu diketahu
i partikel alias titik. Karena dianggap sebagai partikel alias titik, maka molekuljuga hanya bisa melakukan gerak translasi saja...molekul‐molekul tersebut juga hanyaheran kalau persama
Kalor jenis (c) = banyaknya kalor (Q) yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu (T) satu satuan massa (m) benda sebesar satu derajat. Secara matematis, kalor jenis dinyatakan melalui persamaan di bawah :
TmQcΔ
=
Keterangan :
= kalor (J)
(J = Joule, K = Kelvin)
benda (c)
satuan Kalor Jenis dengan mengoprek persamaan kalor jenis :
c = kalor jenis
Q
m = massa benda (Kg)
delta T = perubahan suhu = suhu akhir (T2) – suhu awal (T1). Satuannya K
Satuan kalor jenis
Kita bisa menurunkan
SERI EBOOK GURUMUDA
TmQc = Δ
))(( SatuanSuhuaSatuanMassrSatuanKaloc =
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
68
KKgJ.
=
tuk kalor jenis benda adalah J/Kg.K
KAPASITA KALOR BENDA (C – huruf C besar)
Kapasitas kalor (C) = banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu seluruh benda sebesar satu derajat. Dengan demikian, benda yang mempunyai massa m dan kalor jenis c mempunyai kapasitas kalor sebesar :
C = mc
Keterangan :
= massa benda (Kg)
s kalor benda (C)
enurunkan satuan kapasitas kalor (C), kita oprek saja persamaan kapasitas kalor (C) di atas :
)
c
Satuan Sistem Internasional un
S
C = kapasitas kalor
m
c = kalor jenis (J/Kg.K)
Satuan kapasita
Untuk m
mcC =
( aSatuanMassC = )( rJenisSatuanKalo
( ) ⎟⎠
⎜⎝ KKg.
⎟⎜= KgC ⎞⎛ J
KJC =
Satuan Sistem Internasional untuk kapasitas kalor benda = J/K (J = Joule, K = Kelvin)
SERI EBOOK GURUMUDA
KALOR alias panas (Q)
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
69
Kalor merupakan energi yang berpindah akibat adanya perbedaan suhu. Ketika kita menyentuhkan dua benda yang suhunya berbeda, kalor akan mengalir dari benda yang suhunya lebih tinggi menuju benda yang memiliki suhu yang lebih rendah... Kalor akan berhenti mengalir jika kedua benda telah mencapai suhu yang sama. enai kalor dkk selengkapnya bisa dipelajari di pembahasan mengenai kalor, kapasitas kalor, kalor jenis (materi suhu dan kalor). Kita bisa menurunkan persamaan kalor (Q) menggunakan persamaan kalor jenis (c) yang telah dioprek sebelumnya :
Meng
TmΔQc =
→Δ= Tmc Persamaan 1
lor yang dinyatakan dalam massa benda (m).
delta T = perubahan suhu (K)
Persamaan kal diturunkan di atas (persamaan 1) bisa dinyatakan dalam massa molekul berikut ini...
ahasan mengenai hukum gas ideal (materi teori kinetik gas), gurumuda sudah memperkenalkan kepadamu dua istilah baru, yakni jumlah mol (n) dan massa molekul alias massa molar
mol (n) = perbandingan massa (m) suatu benda dengan massa molekulnya (M). Secara matematis bisa ditulis seperti ini :
Q
Ini adalah persamaan ka
Keterangan :
Q = kalor (J)
m = massa benda (Kg)
c = kalor jenis benda (J/Kg K)
or yang sudah(M). Sebelum mengoprek persamaannya, baca terlebih dahulu pesan‐pesan
Dalam pemb
(M). Jumlah
ulMassaMolekMassaBenda
JumlahMol=
→=Mmn persamaan a
Persamaan a bisa kita balik menjadi seperti ini :
SERI EBOOK GURUMUDA
→= nMm persamaan b
Sekarang kita masukan persamaan b ke dalam persamaan kalor yang dinyatakan dalam massa benda (persamaan 1) :
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
70
nMmTmcQ =→Δ=
→Δ= TnMcQ persamaan 2
Ini adalah p r yang dinyatakan dalam massa molekul (M)
Keterangan :
n = jumlah mol (mol)
M = massa molekul (Kg/mol)
Kg.K)
delta T = perubahan suh (K)
ara massa molekul (M) dan kalor jenis (c) pada persamaan 2 dikenal dengan julukan kapasitas kalor molekul (C). Secara matematis, persamaan kapasitas kalor molekul bisa ditulis seperti ini
alor molekul bisa juga dioprek menjadi seperti ini :
→= McC
ersamaan kalo
c = kalor jenis (J/
u
KAPASITAS KALOR MOLEKUL (C)
Hasil kali ant
:
McC =
Persamaan kapasitas k
nM = dan
mTm
QcΔ
=
⎟⎞
⎜⎛⎟⎞
⎜⎛=
QmC ⎠⎝ Δ⎠⎝ Tmn
TnQC = Δ
Keterang :
M = massa molekul (Kg/mol)
an
C = kapasitas kalor molekul (C)
SERI EBOOK GURUMUDA
c = kalor jenis
n = jumlah
(J/Kg.K)
mol (mol)
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
71
Satuan kapasitas kalor molekul
Satuan kapasitas kalor molekul bisa diperoleh dengan mengoprek persamaan kapasitas kalor molekul :
TnΔ
)
QC =
( )( )tuanSuhurSatuanKalo
SaahMolSatuanJuml
C =
JKmol.
C =
atuan Sistem Internasional untuk kapasitas kalor molekul = J/mol.K (J = Joule, K = Kelvin)
g dinyatakan dalam massa molekul (persamaan 2) bisa dioprek menjadi seperti ini :
CMcnMcQ =→Δ=
→Δ= TnCQ persamaan 3
Ini adalah persamaan kalor yang dinyatakan dalam kapasitas kalor molekul....
Keterangan
Q = kalor (J)
n = jumlah mol (mol)
C = kapasitas kalor molekul (J/mol.K)
Sekarang, mari kita obok bok kapasitas kalor molekul gas ideal...
S
Karena massa molekul (M) x kalor jenis (c) = kapasitas kalor molekul (C), maka persamaan kalor yan
T
:
‐o
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
72
LEKUL GAS IDEAL
persamaan EK translasi rata‐rata dari molekul‐molekul gas ideal dan persamaan kalor yang dinyatakan dalam kapasitas kalor molekul, kita bisa melihat adanya keterkaitan erat...
dua persamaan tersebut :
kul gas ideal :
KAPASITAS KALO
ndin
R MO
gkan Kalau kita ba
gurumuda tulis lagi ke
Persamaan EK translasi rata‐rata mole
→= nRTEK23
persamaan 1
ersamaan kalor yang dinyatakan dalam kapasitas kalor molekul :
→Δ= TnC persamaan 2
slasi rata‐rata dari molekul gas ideal berbanding lurus dengan suhu mutlak gas ideal (T). Apabila EK translasi molekul‐molekul gas ideal bertambah, maka suhu mutlak
na kalor merupakan energi yang berpindah akibat n bahwa perubahan suhu yang dialami oleh suatu
benda disebabkan oleh adanya perubahan energi molekul‐molekul penyusun benda tersebut.
Berdasarkan urai kita bisa melihat adanya kesetaraan antara EK translasi molekul gas ideal (persamaan 1) dan kalor (persamaan 2). Dengan demikian, kita bisa menurunkan persamaan yang
kedua persamaan di atas :
P
Q
Dari persamaan 1, tampak bahwa EK tran
gas ideal juga bertambah. Demikian juga sebaliknya, jika EK translasi rata‐rata molekul‐molekul gas ideal berkurang, maka suhu mutlak gas ideal juga berkurang... Dari persamaan 2, tampak bahwa kalor (Q) berbanding lurus dengan perubahan suhu (T). Kareadanya perbedaan suhu, maka kita bisa mengataka
an singkat ini,
menyatakan kapasitas kalor molekul gas ideal. Kita kawinkan saja ;)
nRTTnC23
=Δ
315,823
=→= RRC J/mol.K
47,12=C J/mol.K
Sebelum kita tertawa terpingkal‐pingkal karena telah menemukan nilai kapasitas kalor gas ideal, alangkah baiknya jika kita selidiki apakah nilai kapasitas kalor gas ideal ini valid atau tidak. Caranya
Ssttt.... Jangan menarik kesimpulan dulu sebelum membaca pesan‐pesan berikut.
Kedua, membandingkan nilai kapasitas kalor molekul gas ideal dengan kapasitas kalor molekul gas riil yang diperoleh melalui pengukuran. Perlu diketahui bahwa nilai kapasitas kalor gas ideal di atas
mudah :
Pertama, periksa saja satuannya... satuan kapasitas kalor molekul (C) = J/mol.K. wow, menakjubkan.... ternyata satuannya sama. Berarti untuk sementara, persamaan kapasitas kalor gas ideal valid.
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
73
diperoleh secara teoritis hitung‐hitungan), yang didasarkan pada teori kinetik gas. Dalam teori kinetik gas, kita mengangg sebagai gas ideal alias gas sempurna. Karenanya, alangkah baiknya jika kita bandingkan nilai kapasitas kalor molekul gas ideal hasil oprekan kita dengan kapasitas kalor molekul gas riil alias a yang diperoleh melalui eksperimen.
Jenis Gas Gas Cv (J/mol.K)
(pakeap gas
gas nyat
Berikut ini beberapa nilai kapasitas kalor molekul gas riil yang diperoleh melalui eksperimen.
Monoatomik He 12,47 Ar 12,47 Diatomik H2 20,42 N2 20,76 O2 21,10 CO 20,85 Poliatomik CO2 28,46 SO2 31,39 H2S 25,95
Catatan :
Pertama, CV = kapasitas kalor molekul gas pada volume tetap (volume tetap di sini berkaitan dengan ke
mendapat tambahan kalor, suhu gas pasti me etika g , gas yang ada dalam wadah pasti memuai. Biasanya kalau gas mem y sti bah. Btw, karena si gas terperangkap dalam wadah yang volumenya selalu konstan, maka v juga selalu konstan alias tidak bisa berubah. Dengan demikian peru u ga kiba ya tambahan kalor bisa diukur secara akurat)
Kedua, gas monoatomik = gas yang terdiri dari sa tom Ar). Gas diatomik = gas yang terdiri dari dua atom (H2 : terdiri dari 2 atom ri d a O2 : terdiri dari dua atom O, CO : terdiri dari 1 atom C dan 1 atom O). Ga poliatomik = an i dari banyak atom (CO2 : terdiri dari 1 atom C dan 2 atom O, SO2 : terdiri ari 1 atom S d at 2S : terdiri dari 2 atom H dan 1 atom S).
atomik, gas diatomik dan gas poliatomik merupakan gas riil alias gas yang ada dalam
h secara teoritis (12,47 J/Kg.K), maka kita bisa mengatakan bahwa molekul gas monoatomik memiliki kemiripan sifat dengan molekul gas ideal. Dalam teori kinetik gas, kita menanggap molekul gas ideal sebagai partikel alias titik. Karena dianggap sebagai partikel, maka molekul gas ideal hanya bisa
cara yang dipakai untuk mengetahui kapasitas kalor molekul gas riil. Jadi sejumlah gas dimasukkandalam wadah tertutup dan volume wadah dijaga agar selalu tetap/konstan. Ketika gas
ningkat. K suhu as meningkatuai, volumen a pa bertam
olume gasbahan suh s a t adan
tu a (He, H, N2 : terdi ari 2 tom N, s gas y g terdir d an 2 om O, H
Gas monokehidupan kita sehari‐hari...
Sekarang perhatikan tabel di atas.... Tampak bahwa kapasitas kalor molekul gas ideal yang diperoleh secara teoritis (12,47 J/Kg.K) hanya cocok dengan kapasitas kalor molekul gas monoatomik saja. Kapasitas kalor molekul gas diatomik dan poliatomik malah lebih besar dari 12,47 J/Kg.K. Berdasarkan kenyataan ini, kita bisa menyimpulkan beberapa hal :
Pertama, karena kapasitas kalor molekul gas monoatomik = kapasitas kalor molekul gas ideal yang diperole
SERI EBOOK GURUMUDA
melakukan gerak translasi. Karena hanya bisa melakukan gerak translasi, maka molekul gas ideal hanya mempunyai energi kinetik translasi saja... Nah, karena molekul gas monoatomik mempunyai kemiripan sifat dengan molekul gas ideal, maka kita bisa menganggap molekul gas monoatomik sebagai partikel alias titik. Karenanya molekul gas poliatomik hanya melakukan gerak translasi saja. Karena hanya melakukan gerak translasi maka molekul gas monoatomik hanya mempunyai energi kinetik translasi...
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
74
Kedua, karena kapasitas kalor molekul gas poliatomik lebih besar dari kapasitas kalor
asarkan kenyataan ini, molekul gas diatomik dan poliatomik tidak bisa dianggap sebagai partikel alias titik. Ingat ya, partikel alias titik hanya bisa
diatomik dan gas molekul gas ideal yang diperoleh secara teoritis (>12,47 J/Kg.K) maka kita bisa mengatakan bahwa selain memiliki energi kinetik translasi, molekul gas diatomik dan poliatomik juga mempunyai energi kinetik jenis lain. Dengan demikian molekul gas diatomik dan poliatomik otomatis tidak hanya melakukan gerak translasi saja, tetapi juga melakukan gerak lain. Berd
melakukan gerak translasi saja... Untuk mengatasi persoalan ini, kita bisa menganggap molekul gas diatomik sebagai dua titik (dua titik ini bisa dianggap seperti dua bola kecil yang elastis). Kedua bola elastis ini seolah‐olah dihubungkan oleh sebuah ”pegas”. Biar paham, tataplah gambar di bawah dengan penuh kelembutan...
Sebaliknya, molekul gas poliatomik bisa dianggap sebagai beberapa titik (beberapa titik ini bisa dianggap seperti beberapa bola kecil yang elastis). Bola‐bola elastis tersebut seolah‐olah dihubungkan oleh beberapa ”pegas”.
Dengan adanya pemahaman yang baru mengenai struktur dalam molekul gas diatomik dan poliatomik, kita bisa menjelaskan jenis‐jenis gerakan lain yang dilakukan oleh molekul‐molekul tersebut. Jadi selain melakukan gerak translasi, molekul gas diatomik dan poliatomik juga melakukan gerak rotasi. Tataplah gambar di bawah... (molekul gas diatomik yang berotasi)
Selain melakukan gerak translasi dan rotasi, molekul‐molekul gas diatomik dan poliatomik juga melakukan gerak vibrasi. Tataplah gambar di bawah... (molekul gas diatomik yang bergetar)
SERI EBOOK GURUMUDA
Ketika melakukan gerak vibrasi, ”pegas” dan atom‐atom penyusun molekul gas diatomik dan poliatomik mempunyai energi kinetik dan energi potensial elastis. Ingat lagi pembahasan mengenai getaran pegas...
Catatan :
a berkaitan dengan gerak lurus saja, sedangkan energi kinetik translasi berkaitan dengan gerak translasi (gerak translasi bisa berupa gerak lurus, gerak parabola, gerakan acak dll)
Persoalan sekarang, kapasitas kalor molekul gas yang sudah kita turunkan secara teoritis berdasarkan teori kinetik gas (C = 3/2 R = 12,47 J/Kg.K) hanya berkaitan dengan energi kinetik translasi saja. Bagaimanapun, molekul gas diatomik dan poliatomik tidak hanya mempunyai energi kinetik translasi, tetapi juga mempunyai energi kinetik rotasi dkk... Bagaimanakah kita menghitung besarnya kapasitas kalor yang berkaitan dengan energi kinetik rotasi dkk ?
secara teoritis oleh om Clerk Maxwell, menggunakan mekanika statistik. Kira’in om guru ;) Disebut teorema karena tidak ada pembuktian melalui eksperimen. Mengenai mekanika statistik, nanti
Pengertian energi kinetik dan energi kinetik translasi sedikit berbeda. Energi kinetik hany
EKIPARTISI ENERGI
Persoalan kita di atas bisa dijelaskan menggunakan teorema ekipartisi energi. Teorema ekipartisi energi diturunkan
baru kita oprek... gurumuda tertarik juga, jadi tunggu saja tanggal mainnya... oya, ekipartisi energi artinya pembagian energi secara merata... (partisi = membagi). Ini terjemahan kasar saja. Terjemahan halusnya cari sendiri ya...
Biar dirimu lebih paham, gurumuda tulis lagi persamaan yang menyatakan hubungan antara EK translasi dan suhu mutlak gas ideal...
kTEK23
=
Keterangan :
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
75
SERI EBOOK GURUMUDA
EK = Energi Kinetik translasi rata‐rata molekul gas ideal
n kecepatan, yakni komponen kecepatan pada sumbu x, sumbu y dan sumbu
ut derajat kebebasan. Karena mempunyai 3 komponen kecepatan maka energi kinetik translasi memiliki 3 derajat kebebasan. Pake istilah yang aneh‐aneh saja... ;)
Teorema eki artisi energi menyatakan bahwa energi yang ada harus terbagi secara merata pada semua derajat kebebasan. Dengan demikian, besarnya energi rata‐rata untuk setiap derajat kebebasan adalah
lasi saja. Karena hanya melakukan gerak translasi saja, maka molekul gas monoatomik mempunyai 3 derajat kebebasan.
C = 3/2 R = 3/2 (8,315 J/mol.K) = 12,47 J/Kg.K
l gas diatomik
melakukan gerak translasi, molekul gas diatomik juga melakukan gerak rotasi dan vibrasi. Jumlah rak translasi = 3. Jumlah derajat kesengsaraan untuk gerak rotasi dan vibrasi
berapakah ? ;) kita oprek dulu... tataplah gambar di bawah dengan penuh kebebasan...
k = Konstanta Boltzmann (k = 1,38 x 10‐23 J/K)
T = Suhu alias temperatur mutlak molekul gas ideal (K)
Proses penurunan persamaan ini sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya (hubungan antara sifat makroskopis dan mikroskopis gas). Energi ki etik translasi diturunkan dari gerak translasi yang mempunyai tiga komponenz. Adanya 3 komponen kecepatan ini yang menyebabkan ada angka 3 pada persamaan di atas. Setiap komponen kecepatan diseb
p
½ kT.
Molekul gas monoatomik
Molekul gas monoatomik hanya melakukan gerak trans
Energi kinetik rata‐rata untuk setiap molekul gas monoatomik adalah :
3 (½ kT) = 3/2 kT = 3/2 nRT.
Kapasitas kalor molekul gas monoatomik :
Moleku
Selainderajat kebebasan untuk ge
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
76
SERI EBOOK GURUMUDA
Terdapat tiga sumbu rotasi, yakni sumbu x, y dan z. Gerak rotasi pada sumbu x tidak masuk dalam hitungan karena kedua atom yang membentuk molekul berhimpit dengan sumbu rotasi. Ingat ya, atom dianggap sebagai partikel alias titik. Ketika berhimpit dengan sumbu x, momen inersia kedua atom = 0. Dengan demikian, jumlah derajat kebebasan untuk gerak rotasi = 2.
Energi rata‐rata untuk setiap molekul gas diatomik adalah :
3(½ kT) + 2(½ kT) = 5/2 kT = 5/2 nRT.
Kapasitas kalor molekul gas diatomik :
olekul gas diatomik yang diperoleh melalui eksperimen... tuh jauh di atas (lihat tabel). nilainya hampir sama... kapasitas kalor molekul yang
ngan kapasitas kalor molekul gas diatomik yang dipeoleh melalui eksperimen (tabel). Btw, perbedaannya sangat kecil... Sekarang coba kita tinjau
C = 5/2 R = 5/2 (8,315 J/mol.K) = 20,79 J/Kg.K
Pending sebentar... Silahkan bandingkan dengan kapasitas kalor m
diperoleh secara teoritis sedikit lebih besar dibandingkan de
gerak vibrasi...
Ketika melakukan gerak vibrasi, molekul gas diatomik mempunyai 2 jenis energi, yakni energi kinetik dan energi potensial elastis. Dengan demikian, jumlah derajat kebebasan untuk gerak vibrasi = 2.
Energi rata‐rata untuk setiap molekul gas diatomik adalah :
3(½ kT) + 2(½ kT) + 2(½ kT) = 7/2 kT = 7/2 nRT.
Kapasitas kalor molekul gas diatomik :
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
77
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
78
C = 7/2 R = 7/2 (8,315
Silahkan bandingkan diperoleh melalui eksperimen (lihat ya ? molekul gas diatomik memiliki nilai kapasitas kalor molekul gas pada 29,1 J/Kg.J.
Ternyata pengaruh tergantung pada jangkauan suhu (T) jangkauan suhu yang
mi setiap suhu yang
berbeda...
J/mol.K) = 29,1 J/Kg.K
hasil ini dengan kapasitas kalor molekul gas diatomik yang tabel nun jauh di atas)... Perbedaannya sangat besar... kok bisa7 derajat kebebasan (gerak translasi, rotasi dan vibrasi), karenanya
diatomik yang diperoleh melalui eksperimen seharusnya berkisar
gerak vibrasi terhadap nilai kapasitas kalor molekul gas diatomik juga. Eksperimen yang telah dilakukan sebelumnya terjadi pada
ekul gas hidrogen pada
tidak terlalu lebar. Eksperimen terbaru yang dilakukan pada jangkauan suhu yang lebar memperlihatkan bahwa nilai kapasitas kalor molekul gas bergantung juga pada jangkauan suhu. Agar lebih memahapersoalan ini, mari kita tinjau variasi kapasitas kalor mol
Hidrogen (H2) termasuk gas diatomik. Gambar di atas menunjukkan variasi kapasitas kalor molekul gas hidrogen pada suhu alias temperatur yang berbeda. Nilai kapasitas kalor molekul sebesar 5/2 R = 20,79 J/Kg.K hanya berada dalam jangkauan temperatur sekitar 250 K sampai 750 K. Di bawah 250 K, kapasitas kalor molekul gas hidrogen berkurang secara teratur hingga mencapai 3/2 R = 12,47 J/Kg.K. Sebaliknya di atas 750 K, kapasitas kalor molekul gas bertambah secara teratur hingga mencapai 7/2 R = 29,1 J/Kg.K.
Berdasarkan kenyataan ini, kita bisa mengatakan bahwa pada suhu rendah, molekul‐molekul gas hanya melakukan gerak translasi saja. Setelah suhu meningkat, molekul‐molekul gas baru melakukan gerak rotasi. Pada suhu yang tinggi, molekul‐molekul gas saling bertumbukan sehingga atom‐atom penyusun molekul tersebut melakukan gerak vibrasi. Jadi ketiga jenis gerak ini dilakukan secara bertahap, pertama
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
79
cuma gerak translasi (suhu rendah), setelah itu translasi + rotasi (suhu sedang) dan yang terakhir translasi + rotasi + vibrasi (suhu tinggi)... Gerak vibrasi hanya terjadi jika molekul‐molekul gas saling bertumbukkan.
Kasus seperti ini tidak hanya terjadi pada gas hidrogen saja tetapi gas lain juga. Dari eksperimen yang dilakukan oleh om‐om ilmuwan, kapasitas kalor molekul gas lain juga cenderung berubah terhadap temperatur. Perubahan yang terjadi mirip seperti yang dialami oleh gas hidrogen, tapi karena struktur dalam setiap gas berbeda (jumlah dan jenis atom penyusunnya beda), maka perubahan kapasitas kalor juga terjadi pada jangkauan suhu yang berbeda...
Apa yang ditemukan ini bisa menjelaskan permasalahan kita di atas. Btw, hal ini melanggar teorema ekipartisi energi dan teori kinetik gas. Teorema ekipartisi energi mengatakan bahwa energi total harus terbagi secara merata untuk setiap derajat kebebasan. Kenyataannya, tambahan energi yang diperoleh molekul gas tidak dibagi secara merata untuk setiap derajat kebebasan, tetapi dibagi secara bertahap. Di samping itu, persamaan kapasitas kalor molekul gas yang telah kita turunkan secara teoritis berdasarkan teori kinetik gas, menyatakan bahwa kapasitas kalor molekul hanya bergantung pada R saja (1/2 R untuk setiap derajat kebebasan). Kenyataannya, kapasitas kalor molekul dipengaruhi juga oleh suhu (T)...
Akhirnya, tibalah kita pada kesimpulan yang menarik... Pertama, teorema ekipartis energi diturunkan
sudah berkenalan dengan energi kinetik translasi, energi kinetik rotasi dan energi kinetik vibrasi. Kali ini gurumuda ingin memperkenalkan kepada dirimu sebuah istilah yang aneh ;) ,
= gas yang terdiri dari molekul‐molekul poliatomik.
i dari mekanika statistik klasik, yang didasarkan pada hukum‐hukum mekanika Newton. Kedua, teori kinetik gas yang kita gunakan dalam menjelaskan gerakan molekul‐molekul gas, juga didasarkan pada hukum‐hukum mekanika newton. Nah, karena teorema ekipartisi energi dan teori kinetik gas telah dilanggar, maka kita bisa menyimpulkan bahwa hukum‐hukum mekanika newton tidak mampu menjelaskan gerakan yang terjadi pada level atom atau molekul. Dengan kata lain, mekanika Newton alias mekanika klasik hanya bisa menjelaskan gerakan materi yang berukuran besar. Untuk materi yangukurannya sangat kecil seperti atom atau molekul, mekanika Newton sudah tidak berlaku lagi... Penggantinya adalah mekanika kuantum. Tunggu tanggal mainnya ;)
Energi Dalam gas ideal dan gas riil
Sebelumnya kita
yakni energi dalam (U). Terlebih dahulu kita oprek energi dalam gas ideal.
Catatan :
Gas monoatomik = gas yang terdiri dari molekul‐molekul monoatomik. Gas diatomik = gas yang terdiri dari molekul‐molekul diatomik. Gas poliatomik Molekul monoatomik (terdiri dari satu atom) hanya bisa melakukan gerak translasi saja. Karena hanya melakukan gerak translasi saja, maka molekul monoatomik hanya mempunyai energi kinetik translasi. Temannya molekul monoatomik adalah molekul diatomik (terdiri dari dua atom) dan molekul poliatomik
SERI EBOOK GURUMUDA
(terdiri dari banyak atom). Selain melakukan gerak translasi, molekul diatomik dan molekul poliatomik juga bisa melakukan gerak rotasi dan vibrasi...
Energi dalam gas ideal monoatomik
Energi dalam gas ideal monoatomik merupakan jumlah total energi kinetik translasi molekul‐molekul gas ideal monoatomik. Jumlah total energi kinetik translasi molekul‐molekul gas ideal = hasil kali antara energi kinetik translasi rata‐rata setiap molekul dengan jumlah molekul (N). Secara matematis bisa ditulis seperti ini :
kTEKEKNU23
=→=
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
80
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛= kTN
23
U
→= NkTU Persamaan 1 32
atau
→T2
Persamaan 2
U = Energi dalam gas ideal monoatomik (J)
N = Jumlah molekul
k = Konstanta Boltzmann (k = 1,38 x 10‐23 J/K)
R = Konstanta gas universal (R = 8,315 J/mol.K = 8315 kJ/kmol.K)
= nRU 3
Coba oprek kedua persamaan ini, untuk membuktikan apakah kedua persamaan ini sama atau tidak (cek satuannya)
Keterangan :
T = Suhu mutlak (K)
n = Jumlah mol (mol)
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
81
gas ideal diatomik
gas ideal diatomik merupakan jumlah total energi kinetik translasi, energi kinetik rotasi dan energi kinetik vibrasi molekul‐molekul gas ideal diatomik. Sesuai dengan prinsip ekipartisi energi, energi dalam gas ideal h :
Energi dalam
Energi dalam
diatomik adala
U = nRT27
gas ideal poliatomik merupakan jumlah total energi kinetik translasi, energi kinetik rotasi energi kinetik vibrasi molekul‐molekul gas ideal poliatomik. Sesuai dengan prinsip ekipartisi energi,
dalam gas ideal poliatomik adalah :
Energi dalam gas ideal poliatomik
Energi dalamdanenergi
nRTU =
pada suhu alias temperatur saja (bandingkan dengan persamaan energi dalam gas ideal di atas)...
Energi dalam gas riil
Energi dalam gas riil bergantung juga pada suhu alias temperatur. Btw, ketika tekanan gas riil cukup esar (volume gas riil kecil), gas riil mulai menunjukkan perilaku menyimpang. Karenanya, bisa dikatakan
tung juga pada tekanan dan volume...
72
Catatan :
Energi dalam gas ideal hanya bergantung
bbahwa energi dalam gas riil bergan
SERI EBOOK GURUMUDA
Perubahan wujud, Penguapan, Pendidihan, Kelembaban
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
82
Pernah lihat embun‐kah ? kalau belum, coba bangun paginya dipercepat :( perhatikan dedaunan di sekitar rumahmu… Aneh ya, malamnya tidak ada hujan, pagi hari tetes‐tetes air bergentayangan di dedaunan. Tuh jatuhnya dari langit keberapa ya ;) …
Konon katanya air yang dipanaskan di puncak gunung lebih cepat mendidih. Sebaliknya air yang
ajak beberapa temanmu untuk melakukan pembuktian. injam termometer dari laboratorium sekolah atau beli saja di toko. Terus siapkan juga alat masak
memasak. Wah, kayanya lebih seru kalau ngajak dengan pacar kesayangan juga neh… Minggu ini jalan‐u berikutnya jalan‐jalan ke puncak. Sambil menyelam minum air (bisa tenggelam
dunk), sambil rekreasi dirimu dan dirinya melakukan percobaan fisika… gunakan alat masak memasak
baanmu di tepi pantai dan di uncak.
as riil dan Perubahan wujud
ada pembahasan mengenai hukum gas ideal, gurumuda sudah menjelaskan kepada dirimu bahwa hukum gas ideal hanya bisa menggambarkan perilaku gas riil secara akurat hanya ketika tekanan dan erapatan gas riil tidak terlalu besar. Apabila tekanan dan kerapatan gas riil cukup besar, hukum gas
sudah tidak memberikan hasil yang akurat. Demikian juga ketika suhu gas riil mendekati titik didih. ini sebenarnya berkaitan dengan interaksi yang terjadi antara molekul‐molekul gas riil. Ingat ya, kanan gas biasanya berbanding terbalik dengan volume gas. Ketika tekanan gas cukup besar, volume
gas biasanya menjadi lebih kecil. Karena volume gas kecil, maka jarak antara molekul‐molekul gas lembutan…
dipanaskan di tepi pantai lebih lama mendidih… itu sich konon katanya. Kalau menurutmu bagaimanakah ? sebaiknya dibuktikan saja…P
jalan ke pantai, mingg
untuk memanaskan air… Jangan lupa masukan termometer ke dalam air, sehingga suhu air bisa diketahui. Pada saat air mulai mendidih, biasanya air raksa dalam termometer tidak jalan‐jalan lagi… Catat suhu air ketika terjadi proses pendidihan… bandingkan hasil percop
G
P
kidealHalte
menjadi lebih dekat… Biar dirimu paham, tataplah gambar di bawah dengan penuh ke
Titik hitam mewakili molekul‐molekul gas. Gambar ini disederhanakan menjadi dua dimensi. Anggap saja ini gambar 3 dimensi… volume kotak = panjang x lebar x tinggi. Volume kotak bisa dianggap sebagai volume gas. Btw, ini cuma ilustrasi saja… Dalam kenyataannya, molekul‐molekul gas tidak diam seperti
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
83
gan membayangkan magnet dan besi saling nempel, molekul tidak saling nempel ;) berprilaku seperti magnet dan esi dalam ilustrasi di atas… ke molekul‐molekul tersebut saling
molekul semakin dekat (volume gas semakin kecil). Biasanya hal ini (Tekanan besar, volume kecil.
titik dalam kotak. Molekul‐molekul gas selalu bergerak… Nah, ketika volume kotak cukup besar, jarak antara molekul cukup jauh (gambar kiri). Sebaliknya, ketika volume kotak menjadi kecil, jarak antara molekul menjadi lebih dekat (gambar kanan). Pada saat jarak antara molekul menjadi lebih dekat, molekul‐molekul tersebut saling tarik menarik. Mirip seperti ketika dirimu mendekatkan sepotong besi pada magnet. Kalau jarak antara magnet dan besi cukup jauh, magnet tidak bisa menarik besi. Tapi kalau jarak antara magnet dan besi dekat, si besi langsung ditarik semakin dekat. Ini cuma ilustrasi saja… dirimu jan molekul seperti magnet dan besi. Kalau
Kasusnya beda… Jadi molekul‐molekul gastika jarak antara molekul cukup dekat,
i yang menyebabkan jarak antara terjadi pada saat tekanan gas cukup besar
btarik menarik. Adanya gaya tarik in
Volume kecil, jarak antara molekul semakin dekat). Karenanya jangan pake heran kalau hukum gas ideal tidak memberikan hasil yang akurat ketika tekanan dan kerapatan gas riil cukup besar…
Diagram Tekanan vs Volume
Untuk lebih memahami persoalan di atas, mari kita tinjau diagram yang menyatakan hubungan antara tekanan dan volume gas. Tataplah diagram di bawah dengan penuh kelembutan…
Kurva 1, 2, 3 dan 4 menunjukkan perilaku gas yang sama pada suhu yang berbeda. Suhu gas yang ditunjukkan kurva 1 lebih tinggi dari kurva 2. Suhu gas yang ditunjukkan kurva 2 lebih tinggi dari kurva 3. Suhu gas yang ditunjukkan kurva 3 lebih tinggi dari kurva 4. Kurva tuh garis miring yang ada di tengah diagram… ingat ya, suhu gas selalu tetap… yang berubah hanya tekanan (P) dan volume (V) gas…
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
84
gka 2’ (ingat lagi grafik PV hukum om Boyle, pada pembahasan mengenai hukum‐hukum gas). Kenyataan yang dialami leh gas riil tidak sesuai dengan ramalan hukum gas ideal. Ketika tekanan gas cukup besar, volume gas
mpang dari ramalan hukum gas ideal (bandingkan dengan kurva 1 dan kurva 2). Besarnya penyimpangan volume gas juga bergantung pada suhu. Jika suhu gas lebih rendah
3 dan 4). Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya tarik antara molekul‐molekul gas, seperti yang telah gurumuda jelaskan sebelumnya…
Kurva 3 pada diagram di atas menunjukkan perilaku suatu zat pada suhu kritisnya. Titik c yang dilalui kurva 3 dikenal dengan julukan titik kritis… Pada suhu yang lebih tinggi dari suhu kritis, wujud gas tidak bisa berubah menjadi wujud cair walaupun diberikan tekanan yang sangat besar (bandingkan dengan kurva 2 dan kurva 1). Tekanan yang diberikan hanya membuat volume gas menjadi semakin kecil, tetapi tidak bisa mengubah wujud gas menjadi cair… Sebaliknya, pada suhu yang lebih rendah dari suhu kritisnya, wujud gas akan berubah menjadi cair jika diberikan tekanan tertentu (bandingkan dengan kurva 3). Besarnya tekanan yang bisa mengubah wujud gas menjadi cair pada suhu kritis dikenal dengan julukan tekanan kritis. Setiap zat memiliki suhu kritis dan tekanan kritis yang berbeda…
Zat Suhu Kritis (oC)
Tekanan Kritis (atm)
Silahkan perhatikan kurva 1’ dan 2’… Menurut hukum gas ideal, garis yang dimulai dari angka 1 harus berakhir di angka 1’. Demikian juga garis yang dimulai dari angka 2 harus berakhir di an
omenjadi lebih kecil dan menyi
dan mendekati titik cair alias titik didih (titik b), gas biasanya mengalami penyimpangan volume yang lebih besar dibandingkan ketika suhunya lebih tinggi (bandingkan kurva 1, 2,
Helium (He) ‐267,9 2,3 Hidrogen (H2) ‐239,9 12,8 Nitrogen (N2) ‐147 33,5 Oksigen (O2) ‐118 50 Karbondioksida(CO2) 31 72,8 Air (H2O) 374 218
Kurva 4 pada diagram di atas menunjukkan proses perubahan wujud dari gas menjadi cair. Luasan yang
tidak pernah kita menyebut uap air sebagai gas air, walaupun uap air sebenarnya merupakan wujud gas dari air. Demikian juga dengan nitrogen, oksigen dkk… nitrogen atau oksigen biasa
diarsir (menyerupai gunung ;) ) merupakan daerah di mana wujud gas dan wujud cair berada dalam kesetimbangan. Mula‐mula volume gas cukup besar… setelah tekanan gas bertambah, volume gas menjadi semakin kecil hingga mencapai titik b (titik b adalah titik cair alias titik didih). Ketika tiba di titik b, gas mulai berubah wujud menjadi cair… Selama proses perubahan wujud dari gas menjadi cair (dari titik b hingga titik a), volume zat menjadi semakin kecil walaupun tidak ada penambahan tekanan (ditandai dengan garis lurus). Pada titik a, semua gas telah berubah wujud menjadi cair… Setelah tiba di titik a, penambahan tekanan pada zat hanya mengakibatkan perubahan volume yang sangat kecil (ditandai dengan bentuk kurva yang sangat curam).
Dalam kehidupan sehari‐hari, kita seringkali menggunakan istilah uap dan gas… misalnya uap air atau gas nitrogen. Hampir
SERI EBOOK GURUMUDA
disebut sebagai gas... Gas dan uap memiliki makna yang berbeda. Apabila wujud gas dari suatu zat berada di bawah suhu kritis zat tersebut, maka kita menyebutnya sebagai uap. Sebaliknya, jika wujud gas dari suatu zat berada di atas suhu kritis zat tersebut, maka kita menyebutnya sebagai gas. (bandingkan dengan diagram PV dan tabel suhu kritis di atas).
Diagram Tekanan vs Suhu (Diagram Fase)
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
85
Sebelumnya gurumuda sudah menjelaskan perilaku zat, menggunakan diagram Tekanan vs Volume. Selain menggunakan diagram P erilaku zat b n men Tekanan (P) vs Suhu (T). Diagram PT biasa disebut diagram diag diagram ini digunakan untuk membandingka ud zat (f ujud. Jang ke bingung)…
Salah satu zat yan ami wuj alah air… Karenanya, gurumuda menggunakan contoh b mu lebih n ng…
V, p isa dijelaska disebut
ggunakan diagram fase karena sebagai fase… ram
n fase alias wuj ase = w an pa
g sering mengal perubahan ud ad diagram fase air saja, iar diri yambu
Tataplah diagram di atas dengan penuh kelembutan ;) Terdapat tiga kurva pada diagram, yakni kurva penguapan, kurva peleburan dan kurva sublimasi…
Kurva penguapan menunjukkan titik‐titik di mana wujud cair dan uap berada dalam keseimbangan. Titik di mana wujud cair dan uap berada dalam keseimbangan di sebut titik cair alias titik didih (Di sebut titik air karena pada titik ini uap bisa mencair dan berubah wujud menjadi air. Disebut titik didih karena pada titik ini air bisa mendidih dan berubah wujud menjadi uap). Dengan demikian, kurva penguapan
n hubungan antara tekanan (P) dan suhu titik didih/titik cair. Tampak bahwa semakin kecil tekanan, semakin rendah suhu titik didih air, atau semakin besar
c
sebenarnya merupakan grafik yang menyataka
tekanan, semakin tinggi suhu titik didih air. Pada tekanan 1 atm, suhu titik didih air = 100 oC. Sebaliknya pada tekanan 218 atm, suhu titik didih air = 374 oC. Tekanan 218 atm disebut juga sebagai tekanan kritis
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
86
oC. Tekanan sebesar apapun tidak bisa mengubah uap menjadi cair jika suhunya lebih besar dari 218 oC. Pahami perlahan‐
k
Kurva peleburan menunjukkan titik‐titik di mana wujud cair dan padat berada dalam keseimbangan. Titik di mana wujud cair dan padat berada dalam keseimbangan disebut titik lebur alias titik beku (Disebut titik lebur karena pada titik ini es bisa melebur menjadi air. Disebut titik beku karena pada titik ini, air bisa membeku menjadi es). Dengan demikian, kurva peleburan sebenarnya merupakan grafik yang menyatakan hubungan antara tekanan (P) dan suhu titik lebur/titik beku… Pada tekanan 1 atm, suhu titik beku air (atau titik lebur es) = 0 oC. Sebaliknya pada tekanan 218 atm, suhu titik beku air (atau titik lebur es) kurang dari 0 oC. Perhatikan bahwa pada tekanan 1 atm, air berada dalam wujud cair jika suhunya berada di antara 0 oC dan 100 oC. Air berada dalam wujud padat jika pada tekanan 1 atm, suhunya kurang dari 0 oC atau air berada dalam wujud uap jika pada tekanan 1 atm, suhunya lebih dari 100 oC.
Kurva sublimasi menunjukkan titik‐titik di mana wujud padat dan uap berada dalam keseimbangan. Titik di mana wujud padat dan uap berada dalam keseimbangan disebut titik sublimasi. Dengan demikian, kurva sublimasi sebenarnya merupakan grafik yang menyatakan hubungan antara (P) dan suhu titik sublimasi… Oya, sublimasi tuh proses perubahan wujud padat menjadi uap, tanpa melewati wujud
0 atm…
air, sedangkan suhu 374 oC disebut juga sebagai suhu kritis air… Apabila suhu uap kurang dari 374 oC, maka uap bisa berubah wujud menjadi cair jika diberikan tekanan sebesar 374
lahan penjelasan gurumuda ini, lalu coba baca sendiri diagram fase air di atas :( Masih banya informasi yang belum gurumuda jelaskan…
tekanan
cair… Biasanya sublimasi hanya terjadi pada tekanan rendah. es hanya bisa menyublim jika suhunya kurang dari 0,01 oC dan tekanan lebih kecil dari 0,006
Titik di mana ketiga kurva saling berpotongan dikenal dengan julukan titik gurumuda ;) serius kali dirimu ini… nyantai dulu lah… oya, bukan titik gurumuda, bukan juga titik gurutua, tetapi titik tripel (tripel = perpotongan 3 garis… ini cuma terjemahan kasar saja… terjemahan halus cari sendiri ya ;) ) Wujud padat, cair dan uap bisa hidup berdampingan dengan damai hanya pada titik tripel. He2… Maksudnya, ketiga wujud zat bisa berada dalam keseimbangan hanya pada titik tripel…
Data Titik Tripel Zat Suhu (K) Tekanan (Pa =
N/m2) Hidrogen 13,80 7,03 x 103 Deuterium 18,63 17,1 x 103 Neon 24,56 43,2 x 103 Oksigen 54,36 0,152 x 103 Nitrogen 63,18 12,5 x 103 Amonia 195,40 6,06 x 10 3
Sulfur dioksida 197,68 0,167 x 103 Karbon dioksida 216,55 516 x 103 Air 273,16 0,610 x 103
SERI EBOOK GURUMUDA
Di bawah ini adalah diagram fase untuk karbon dioksida… Pahami penjelasan gurumuda sebelumnya, lalu silahkan jelaskan diagram ini… Jika bingung berlanjut, silahkan bertanya melalui kolom komentar…
Catatan :
Perhatikan bahwa skala pad diagram fase air dan tidak linear…
Penguapan
Pernah menjemur pakai Pakaian yang pa lanya basah ering setelah dijemur di bawah sinar matahari… nnya sang le sehingga rsoalkan. Btw, bisakah dirimu menjelaskan men h bisa ? Dari so ang sudah begitu kok ;) Ada lagi kasus yang miri ir yang pada mulany bisa berub setelah dibiarkan elama beberapa saat… teh panas, kopi susu hangat dkk akan mengalami nasib yang sama… Lebih aneh lagi, kalau dirimu meletakkan segelas air di luar rumah sepanjang malam, ketinggian air akan turun pada
Kata eyang, pakaian bisa mengering karena adanya penguapan. Teh panas juga bisa menjadi dingin karena adanya penguapan… Terus penguapan tuh sebenarnya apa sich ? penguapan adalah proses menguapnya air yang lagi ngantuk n pingin tidur… hiks2 ;)
Proses penguapan bisa dijelaskan menggunakan teori kinetik. Seperti molekul‐molekul gas, molekul‐molekul air juga suka bergerak ke sana kemari. Bedanya, molekul‐molekul air tidak bisa tercerai berai karena gaya tarik antara molekul masih mampu menahan mereka untuk tetap ngumpul. Sebaliknya, gaya tarik antara molekul‐molekul gas sangat lemah, sehingga molekul‐molekul gas tidak bisa ngumpul. Mengenai hal ini sudah gurumuda jelaskan pada pembahasan mengenai wujud‐wujud zat. Nah, ketika
a diagram fase karbon dioksida
an basah ? da mu bisa meng Hal ini kelihata at sepe jarang di ep
ngapa pakaian basa mengering onya memp… A a panas ah menjadi dingin
s
waktu pagi… mengapa bisa demikian‐kah ?
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
87
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
88
bergerak ke sana ke mari, molekul‐molekul air tentu saja punya kelajuan. Ada molekul air yang mempunyai kelajuan yang besar, ada juga molekul air yang mempunyai kelajuan yang kecil. Distribusi kelajuan molekul air menyerupai distribusi maxwell (ingat lagi pembahasan mengenai distribusi kelajuan molekul).
Peristiwa penguapan biasanya terjadi ketika kelajuan molekul air cukup besar, sehingga gaya tarik antara molekul‐molekul air tidak mampu menahannya untuk ngumpul. Mirip seperti roket yang hendak tamasya ke luar angkasa… Kelajuan roket cukup besar sehingga gaya gravitasi bumi tidak mampu menahannya untuk tetap tinggal di bumi. Perlu diketahui bahwa hanya molekul‐molekul yang mempunyai kelajuan besar saja yang mampu melepaskan diri dari gaya tarik antara molekul. Molekul‐molekul yang kelajuannya kecil tidak bisa kabur alias tetap ngumpul.
Ingat ya, molekul‐molekul air juga punya massa. Karena punya massa dan kecepatan/kelajuan, maka molekul‐molekul air tentu saja mempunyai energi kinetik (EK = ½ mv2). Molekul air yang mempunyai kelajuan yang tinggi memiliki energi kinetik yang lebih besar dibanding n dengan molekul air yang mempunyai kelajuan yang rendah. Dengan demikian, kita bisa mengatakan bahwa molekul‐molekul air
melepaskan diri dari gaya tarik antara molekul (molekul‐molekul air yang kabur menjadi uap) rtambah
seiring meningkatnya suhu air. Karenanya apabila suhu air cukup tinggi, maka energi kinetik molekul‐olekul air semakin bertambah. Dengan demikian, akan semakin banyak molekul air yang kabur
menjadi uap. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa laju penguapan biasanya suhu yang tinggi…
l‐molekul air tersebut bisa melepaskan diri dari gaya tarik antara molekul dan kabur menjadi uap… Pakaianku dan pakaianmu pun mengering ;) Perlu diketahui
konduksi dari udara menuju pakaian basah).
cepat tadi menumbuk teman‐temannya yang lain… Karena ditumbuk terus menerus oleh molekul udara,
ka
yang bisa memiliki energi kinetik yang cukup besar… Biasanya energi kinetik molekul air semakin be
m
lebih besar pada
Ketika kita menjemur pakaian basah di bawah sinar matahari, pakaian basah tersebut menyerap kalor yang dipancarkan oleh matahari (terjadi perpindahan kalor secara radiasi). Karena kalor merupakan energi yang berpindah akibat adanya perbedaan suhu, maka kita bisa mengatakan bahwa setelah mendapat sumbangan kalor dari matahari, energi kinetik molekul‐molekul air yang bergentayangan dalam pakaian semakin bertambah. Karena energi kinetiknya bertambah, maka molekul‐molekul air tentu saja bergerak semakin cepat (kelajuan molekul air meningkat). Setelah kelajuan atau energi kinetiknya mencapai nilai tertentu, moleku
bahwa mengeringnya pakaian basah tidak hanya dipengaruhi oleh adanya tambahan kalor dari matahari. Pakaian basah juga bisa mengering karena adanya tambahan kalor dari udara hangat yang berada di sekitar pakaian tersebut (kalor berpindah secaraJalan ceritanya seperti ini… Pada siang hari yang terik, biasanya tanah atau lantai lebih cepat panas… tanah cepat panas karena kalor jenisnya cukup besar. Tanah yang kepanasan tadi memanaskan udara yang berada di atasnya (dalam hal ini terjadi perpindahan kalor secara konduksi). Udara yang kepanasan tadi memuai (massa jenisnya berkurang) dan bergerak ke atas… Ketika melewati pakaian basah, molekul‐molekul udara menumbuk molekul‐molekul air yang bergenyatangan dalam pakaian. Molekul‐molekul air yang sedang pacaran pun bergerak semakin cepat… Karena bergerak semakin cepat, maka energi kinetik molekul‐molekul air tersebut semakin bertambah. Molekul‐molekul air yang bergerak
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
89
kinetiknya mencapai nilai tertentu, molekul‐molekul air yang bergerak cepat tadi bisa melepaskan diri dari gaya tarik antara molekul dan kabur menjadi uap… ingat ya, energi kinetik molekul
umpul menjadi lebih kecil. Semakin kecil energi kinetik rata‐rata,
maka molekul‐molekul air bergerak semakin cepat (energi kinetiknya bertambah). Setelah kecepatan atau energi
air atau molekul udara berkaitan erat dengan suhu. Ketika gurumuda mengatakan bahwa energi kinetik molekul‐molekul air besar, pada saat yang sama suhu air tinggi. Atau sebaliknya, ketika suhu air tinggi, energi kinetik molekul‐molekul air pasti besar. Energi kinetik juga berkaitan dengan kelajuan (ingat saja rumus EK = ½ mv2). Semakin besar energi kinetik molekul, semakin besar kelajuan molekul. Atau sebaliknya, semakin besar kelajuan molekul, semakin besar energi kinetik molekul tersebut… Sampai di sini dirimu belum pusink2 khan ? hiks2… piss ;)
Bagaimanakah dengan air panas dkk ? air panas biasanya memiliki suhu yang tinggi… Karena suhu air tinggi, maka molekul‐molekul air yang bergentayangan dalam air tentu saja mempunyai energi kinetik rata‐rata yang besar. Karena energi kinetik rata‐rata molekul‐molekul air besar, maka banyak molekul‐molekul air yang mempunyai kelajuan yang tinggi (banyak molekul air yang bergerak cepat)… molekul‐molekul air yang mempunyai kelajuan yang tinggi bisa melepaskan diri dari gaya tarik antar molekul dan kabur menjadi uap… Ingat ya, yang kabur menjadi uap hanya molekul‐molekul air yang kelajuannya tinggi (molekul‐molekul air yang energi kinetiknya besar)… molekul‐molekul air yang kelajuannya rendah (molekul‐molekul air yang energi kinetiknya kecil) tidak bisa kabur alias tetap ngumpul… Dengan demikian, ketika molekul‐molekul air yang kelajuannya tinggi kabur menjadi uap, energi kinetik rata‐rata molekul‐molekul air yang tetap ngsemakin rendah suhu air (air menjadi dingin). Berdasarkan uraian singkat ini, kita bisa mengatakan bahwa penguapan sebenarnya merupakan proses pendinginan
Proses pendinginan akibat adanya penguapan selalu kita alami dalam kehidupan sehari‐hari… pada saat udara cukup panas, banyak kalor yang diserap oleh tubuh. Untuk menjaga agar suhu tubuh selalu konstan, biasanya tubuh mengeluarkan kalor melalui air keringat… Karena air keringat mendapat tambahan kalor dari matahari dan udara yang ada di sekitarnya maka energi kinetik molekul air keringat bertambah. Karena energi kinetik molekul air bertambah maka kelajuan molekul‐molekul air keringat tentu saja meningkat… molekul‐molekul keringat pun kabur menjadi uap. Ketika keringat menguap, tubuh kita pun terasa sejuk… lega rasanya. Masih ada contoh lain… Biasanya setelah mandi, tubuh kita terasa sejuk. Hal ini disebabkan karena air yang nempel di permukaan kulit mengalami proses penguapan…
Proses penguapan yang telah gurumuda jelaskan sebelumnya selalu terjadi setiap hari. Air laut, air danau, air sungai, air comberan, air mata ;) juga bisa menguap… Banyak proses penguapan terjadi akibat adanya sumbangan kalor dari matahari (perpindahan kalor secara radiasi). Karena mendapat sumbangan kalor, air yang ada di permukaan sungai dkk menjadi kepanasan (suhu air yang ada di permukaan meningkat). Ketika suhu air yang ada di permukaan meningkat, air tersebut memuai. Dalam hal ini volume air bertambah… Karena volume air bertambah, maka massa jenis alias kerapatan air berkurang (massa jenis = massa / volume). Dengan demikian, air yang ada di permukaan tidak bisa meluncur ke bawah karena kerapatannya lebih kecil. Semakin banyak kalor yang ditambahkan, semakin besar energi kinetik molekul‐molekul air. Semakin besar energi kinetik, semakin besar laju molekul‐
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
90
s dari air.
molekul air. Molekul‐molekul yang mempunyai laju yang besar akhirnya melepaskan diri dari gaya tarik antara molekul dan kabur menjadi uap. Setiap hari, molekul‐molekul air yang lucu2 n imut2 itu meluncur bebas dari permukaan laut, permukaan danau, permukaan comberan ;) , permukaan kulit dkk dan bergabung dengan teman‐temannya dalam pasukan uap air…
Berdasarkan penjelasan panjang pendek di atas, bisa dikatakan bahwa udara alias atmosfir pasti mengandung uap air… Oya, uap air tuh wujud ga
Tekanan Uap
Yang dimaksudkan dengan uap di sini adalah uap air. Juangan pake lupa ya… Untuk membantumu memahami pengertian tekanan uap, gurumuda pakai ilustrasi saja…
Tataplah gambar di atas dengan penuh kelembutan… sebuah wadah tertutup yang berisi air (anggap saja udara yang ada di dalam wadah sudah dikeluarkan)… Menurut teori kinetic, molekul‐molekul air selalu bergerak ke sana ke mari. Ketika bergerak ke sana kemari, molekul‐molekul air mempunyai kelajuan dan energi kinetic. Ingat ya, kelajuan setiap molekul berbeda‐beda… Nah, molekul‐molekul air yang mempunyai kelajuan dan energi kinetic yang cukup besar bisa melepaskan diri dari gaya tarik antara molekul air dan kabur menjadi uap… Proses yang sama terjadi pada molekul‐molekul air yang ada dalam wadah di atas. Seiring bertambahnya waktu, semakin banyak molekul‐molekul air yang
g u
bergabung dalam pasukan uap air (berubah wujud dari air menjadi uap). Karena wadah tertutup, maka molekul‐molekul air yang telah berubah menjadi uap tidak bisa kabur menuju atmosfir (molekul‐molekul tersebut terperangkap dalam wadah). Jumlah molekul‐molekul air yan kabur menjadi ap cukup banyak, karenanya terdapat kemungkinan terjadinya tumbukan antara molekul‐molekul dengan dinding wadah. Sebagian molekul‐molekul yang menumbuk dinding wadah akan dipantulkan kembali menuju permukaan air dan bergabung lagi ke dalam pasukan air (berubah wujud dari uap menjadi air). Proses ini berulang secara terus menerus… Seiring bertambahnya waktu, semakin banyak molekul‐molekul air yang kabur menjadi uap (berubah wujud dari cair menjadi uap). Pada saat yang sama, sebagian molekul yang menabrak dinding wadah akan berubah lagi menjadi air (berubah wujud dari uap menjadi cair)… Nah, apabila jumlah molekul‐molekul yang berubah wujud dari cair menjadi uap sama dengan jumlah molekul‐molekul yang berubah wujud dari uap menjadi cair, maka akan terjadi keseimbangan. Ketika
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
91
ekanan uap jenuh.
Catatan :
Perubahan wujud dari cair menjadi uap dikenal dengan julukan penguapan. Sedangkan perubahan menjadi cair dikenal dengan julukan kondensasi…
molekul air tentu saja bertambah. Karena energi kinetic molekul‐molekul air bertambah, maka kelajuan molekul‐molekul air pasti meningkat. Dengan demikian, akan semakin banyak molekul‐molekul yang mempunyai kelajuan tinggi yang kabur menjadi uap (berubah wujud dari cair menjadi uap). Karena volume wadah tetap, maka tekanan uap hanya bergantung pada jumlah molekul (N) dan kelajuan (v). Ingat lagi persamaan tekanan yang telah gurumuda oprek dalam pembahasan mengenai sifat makroskopis dan mikroskopis… neh persamaanya :
terjadi keseimbangan, bagian atas wadah yang berisi uap dikatakan jenuh… Wah, bisa jenuh juga toh ;) Tekanan uap pada daerah yang jenuh dikenal dengan julukan T
wujud dari uap
Perlu diketahui bahwa tekanan uap jenuh hanya bergantung pada suhu saja dan tidak bergantung pada volume. Apabila suhu air meningkat, maka energi kinetic molekul‐
VvNmP
3
2
=
Semakin banyak molekul (N makin besar) yang kabur menjadi dan semakin tinggi kelajuan molekul‐uapmolekul tersebut (v makin besar), maka tekanan uap juga semakin meningkat… Dengan demikian, keseimbangan akan terjadi pada tekanan uap yang lebih tinggi. Karenanya tekanan uap jenuh juga semakin tinggi… Ingat ya, tekanan uap jenuh hanya ada ketika terjadi keseimbangan…
Berikut ini nilai tekanan uap jenuh air yang berubah terhadap suhu…
Suhu (oC) Tekanan Uap Jenuh Air (Pa = N/m2)
‐10 0,26 x 103
0 0,611 x 103
10 1,23 x 103
20 2,33 x 103
30 4,24 x 103
40 7,37 x 103
50 12,3 x 103
60 19,9 x 103
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
92
70 31,2 x 103
80 47,3 x 103
90 70,1 x 103
100 101 x 103
120 199 x 103
tidak berisi air. Karenanya bagian wadah yang tidak berisi air hanya ditempati oleh uap air. Sebaliknya, permukaan bumi di mana diriku dan dirimu berada selalu dipenuhi dengan udara. Karenanya, uap air tidak hidup sendirian tetapi selalu hidup berdampingan dengan gas lain. Tumbukan antara molekul‐molekul uap dengan molekul‐molekul gas lain hanya memperlama terjadinya keseimbangan. Walaupun demikian, pada suatu saat akan terjadi keseimbangan juga apabila jumlah
Pendidihan sebenarnya mer ro njadi wujud gas. Pendidihan biasanya terjadi ketika tekanan uap jenuh sama dengan tekanan udara luar (tekanan udara luar = tekanan atmosfir). Btw, pada kesempatan ini kita hanya membah han air saja…
Seperti yang telah gurumuda jelaskan belumnya, tekanan uap anding lurus dengan suhu air. Semakin tinggi suhu air, semakin tekanan uap jenuh ai ketika kita memanaskan air, biasanya muncul gelembung‐gelembung kecil pada bagian dasar wadah… Adanya gelembung‐gelembung menandakan perubahan jud cair menjadi wujud g ila tekanan uap jenuh dalam gelembung lebih kecil dari tekanan udara luar, maka gelembung tersebut akan mengerut dan hancur sebelum tiba di permukaan. Gelem g hancur karena gaya do ara luar lebih besar daripada gaya dorong uap yang ada di dalam mbung (ingat persamaan : P = F/A ‐‐‐ F = PA). Tekanan udara luar lebih besar dari tekanan uap dalam gelembung, sehingga udara luar memiliki gaya yang lebih besar…
Seperti yang telah gurumuda ulas sebelumnya, tekanan uap jenuh tidak bergantung pada volume. Tekanan uap bergantung pada volume, tetapi tekanan uap jenuh tidak bergantung pada volume. Seandainya volume wadah bertambah atau berkurang, pada suatu saat akan terjadi keseimbangan juga.
Ilustrasi panjang pendek di atas hanya mau menghantarmu untuk memahami tekanan uap jenuh yang terjadi pada atmosfir. Bedanya, dalam ilustrasi sebelumnya kita menganggap tidak ada udara dalam bagian wadah yang
molekul‐molekul air yang berubah menjadi uap sama dengan jumlah molekul‐molekul uap yang berubah menjadi air...
Pendidihan
upakan p ses perubahan wujud cair me
as pendidi
se jenuh air berb besar r… Nah,
wu as… apab
bun rong udgele tekanan
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
93
Seiring dengan kenaikan suhu air, anan uap jenuh dalam g g juga semakin bertambah… Apabila tekanan uap jenuh dalam gelembung sama atau lebih besar dari tekanan udara luar, maka gelembung akan bertambah besar d mengapung sampai di permukaan… Setelah tiba di permukaan, gelembung akan pecah dan uap air yang ada di dalam gelembung r sesuka hatinya… Terjadilah proses pendidihan… perhatikan dua kalimat yang dicetak miring… gelembung bertambah besar karena gaya dorong uap yang ada di dala elembung lebih besar da aya dorong udara luar (ingat persamaan tekanan : P = F/A ‐‐‐ F = . Tekanan udara uap dala ung lebih besar dari tekanan udara luar, sehingga uap yang ada di dalam gelembung memiliki gaya yang lebih besar… Ketika elembung bertambah besar, volume uap juga bertambah besar. Akibatnya, kerapatan alias massa jenis uap menjadi berkurang… Karena kerapatan uap berkurang (kerapatan uap lebih kecil dari kerapatan air)
b
n rendah. Suhu titik didih di Bandung (dataran tinggi) lebih rendah dari suhu titik didih di karta… dan sebagainya… Air yang dipanaskan di puncak gunung tentu saja lebih cepat mendidih
daripada air yang dipanaskan di tepi pantai. Masalahnya sekarang, kalau dirimu memasak nasi dkk di ng, misalnya, dirimu bisa nunggu sampai puyeng ;) suhu titik didih rendah, karenanya
ng (terjemahin
tek elembun
an pun kabu
m g ripada g PA) m gelemb
g
maka gelembung bisa mengapung ke permukaan… mirip seperti kayu kering atau gabus yang mengapung di atas permukaan air… Kayu kering atau gabus bisa mengapung karena kerapatannya lebih kecil dari kerapatan air…
Berdasarkan uraian panjang pendek ini, kita bisa mengatakan bahwa proses pendidihan air terjadi ketika tekanan uap jenuh air sama atau lebih besar dari tekanan atmosfir… Dengan demikian, suhu titik didih air tentu saja sangat bergantung pada tekanan atmosfir… Semakin kecil tekanan atmosfir, semakin rendah suhu titik didih. Atau sebaliknya, semakin besar tekanan atmosfir, semakin tinggi suhu titik didih... Biasanya semakin tinggi suatu tempat di ukur dari permukaan laut, semakin kecil tekanan atomosfir di tempat terse ut. Karenanya bisa disimpulkan bahwa semakin tinggi suatu tempat di ukur dari permukaan laut, semakin rendah suhu titik didih di tempat tersebut. Suhu titik didih di puncak lebih rendah daripada suhu titik didih di pantai. Suhu titik didih di puncak gunung lebih rendah dari suhu titik didih di dataraJa
puncak gununasinya juga lama sekali baru mata … Biasanya orang menggunakan pressure cooker sendiri ya :) ) untuk memasak nasi dkk di puncak gunung… pressure cooker biasanya menaikkan tekanan udara sehingga suhu titik didih menjadi lebih tinggi. Karena suhu yang lebih tinggi bisa dicapai maka nasi lebih cepat matang…
Kelembaban
Kelembaban sebenarnya menyatakan banyaknya kandungan uap air dalam udara… Ketika hujan turun, biasanya udara sangat lembab. Hal ini disebabkan karena kandungan uap air dalam udara sangat banyak. Sebaliknya, jika kandungan uap air dalam udara sangat sedikit atau nyaris tidak ada, biasanya udara sangat kering… Banyaknya kandungan uap air dalam udara sering dinyatakan dengan kelembaban relatif…
SERI EBOOK GURUMUDA
Kelembaban relative merupakan perbandingan tekanan parsial uap dengan tekanan uap jenuh air pada suhu tertentu (yang dimaksudkan dengan uap di sini adalah uap air). Biasanya kelembaban relatif dinyatakan dalam persen. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
%100Re xJenuhAirTekananUap
sialUapAirTekananParlatifKelembaban =
Ada sebuah istilah baru, yakni tekanan parsial. Tekanan parsial merupakan tekanan yang diberikan oleh setiap gas yang ada dalam udara. Ingat ya, udara sebenarnya terdiri dari berbagai jenis gas… ada nitrogen (78 %), oksigen (21 %), argon (0,90 %), karbondioksida, uap air dkk… Jumlah tekanan parsial dari setiap gas dalam udara disebut tekanan total (tekanan total = tekanan atmosfir = tekanan udara). Jika tidak ada kandungan uap air dalam udara, maka tekanan parsial uap air = 0. Sebaliknya, tekanan parsial uap air bernilai maksimum jika tekanan parsial uap air = tekanan uap jenuh air. Tekanan uap jenuh air bergantung pada suhu (lihat table di atas).
Apabila tekanan parsial uap air = tekanan uap jenuh (kelembaban relatif = 100 %), maka udara menjadi jenuh dengan uap air… Pada saat udara menjadi jenuh dengan uap air, kandungan uap air dalam udara hampir mencapai nilai maksimum… Apabila tekanan parsial uap air > tekanan uap jenuh (kelembaban relatif > 100%), maka udara menjadi superjenuh… Pada saat udara menjadi super jenuh, udara sudah tidak mampu menahan kandungan uap air… Karena udara sudah tidak mampu menahan kandungan uap air maka kelebihan uap air akan berkondensasi menjadi air (baca : embun)… Suhu di mana uap air berkondensasi menjadi embun dikenal dengan julukan suhu titik embun…
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
94
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
95
berupa asap rokok, asap knalpot, asap pabrik, asap hasil pembakaran sampah dkk…. Kalau kita perhatikan secara saksama, asap yang ngepul dari ujung rokok yang terbakar atau asap yang dari knalpot motor butut biasanya mula‐mula masih bisa kita lihat… setelah beberapa saat, asap tidak bisa kita lihat lagi… aneh bin ajaib ;)
an beberapa tetes tinta atau pewarna makanan ke
banyaknya molekul/mol zat er volume. Tempat yang berkonsentrasi tinggi adalah tempat di mana terdapat banyak molekul zat per
volume. Sebaliknya tempat yang berkonsetrasi rendah adalah tempat di mana terdapat sedikit molekul tau bahkan tidak ada molekul per volume.
etika dirimu membakar sampah, biasanya konsentrasi asap di sekitar tempat pembakaran sampah ukup tinggi… Ketika seseorang merokok, tempat di sekitar ujung rokok yang terbakar biasanya memiliki konsetrasi asap yang tinggi… Karena terdapat perbedaan konsentrasi, maka molekul‐molekul asap ecara otomatis menyebar dari tempat yang berkonsetrasi tinggi menuju tempat yang berkonsetrasi rendah… Molekul‐molekul asap yang pada mulanya ngumpul bareng akhirnya tercerai berai ke segala rah…
etika dirimu menyemprot parfum ke tubuh, tempat di mana parfum tersebut disemprot memiliki onsentrasi yang tinggi… karena terdapat perbedaan konsentrasi, maka molekul‐molekul parfum bergerak dari tempat yang berkonsetrasi tinggi menuju tempat yang berkonsetrasi rendah… Pacar esayangan yang lagi menunggu di ruang tamu pun kebagian rejeki… Seandainya molekul‐molekul parfum tidak sampai pada tempat di mana pacarmu berada, tentu saja pacarmu tidak bisa menikmati arumnya parfum kesayanganmu…
etika dirimu memasukkan beberapa tetes tinta atau pewarna makanan ke dalam gelas yang berisi air ening, bagian air yang pertama kali ditetesi tinta atau pewarna makanan biasanya memiliki konsentrasi
Difusi
Pernah lihat asap ? yang gurumuda maksudkan dengan asap di sini bisa
nyembur
si asap jalan‐jalan ke mana ya ? Ada lagi contoh yang lain… Pernah pakai parfum ? ya pernah dong gurumuda, masa ya pernahlah ;) Walaupun dirimu nyemprot parfum di kamar pribadi, masilnya, ibu atau ayah mu di kamar sebelah bisa ikut2an menikmati keharuman parfum kesayanganmu… Pacar kesayangan yang lagi nunggu di ruang tamu juga bisa kebagian rejeki… wah, harumnya pacarku… malam mingguannya pasti asyik neh :) hiks2… Kalau ibu lagi memasak makanan yang lezat dan mengundang selera di dapur, aroma masakan bisa dirasakan dari rumah tetangga… Mengapa bisa demikian ya ?
Masih banyak contoh lain… kalau dirimu memasukkdalam gelas yang berisi air bening, biasanya tinta atau pewarna makanan akan menyebar secara merata ke seluruh air… ingat ya, hal ini terjadi secara otomatis… kelihatannya sepele, tetapi sangat mengagumkan…
Contoh yang telah gurumuda ulas sebelumnya merupakan beberapa peristiwa difusi yang sering kita alami dalam kehidupan sehari‐hari… Difusi tuh apaan sich ? sejenis gorengan‐kah ? ;) Difusi tuh proses berpindahnya molekul‐molekul zat dari tempat yang berkonsentrasi tinggi menuju tempat yang berkonsentrasi rendah… Yang dimaksudkan dengan konsetrasi di sini adalahp
a
Kc
s
a
Kk
k
h
Kb
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
96
tinggi… Karena terdapat perbedaan konsentrasi maka molekul‐molekul tinta atau molekul‐molekul pewarna makanan menyebar ke seluruh bagian air yang memiliki konsentrasi rendah… Proses difusi akan terhenti setelah konsentrasi molekul tinta dalam semua bagian air sama.
yang lebih
Perlu diketahui bahwa proses difusi bisa dijelaskan menggunakan teori kinetic (Teori kinetic mengatakan bahwa setiap zat terdiri dari molekul‐molekul dan molekul‐molekul tersebut bergerak terus menerus secara acak). Untuk lebih memahami hal ini, gurumuda menggunakan ilustrasi saja… tataplah gambar di bawah dengan penuh kelembutan…
Anggap saja ini gambar sebuah wadah yang berbentuk silinder, di mana semua bagian wadah penuh terisi air. Karena ditetesi tinta, maka air yang berada di permukaan wadah memiliki konsentrasi yang lebih tinggi daripada air yang ada di bagian dasar…
C1 adalah bagian silinder atau bagian air yang memiliki konsentrasi tinggi, sedangkan C2 adalah bagian silinder atau bagian air yang memiliki konsentrasi rendah… Untuk mempermudah analisis maka kita hanya meninjau gerakan molekul‐molekul tinta pada bagian tengah silinder (delta x).
sedikit sehingga mempunyai kemungkinan yang sangat kecil untuk bergerak menuju bagian tengah silinder (delta x). Dengan demikian, akan ada aliran total molekul‐molekul tinta dari C1 menuju
Jumlah molekul‐molekul tinta pada C1 lebih banyak (konsentrasi tinggi) daripada molekul‐molekul tinta pada C2 (konsentrasi rendah). Karena molekul‐molekul tinta bergerak terus menerus secara acak, maka molekul‐molekul tinta yang berada di C1 mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk bergerak menuju bagian tengah silinder (delta x). Sebaliknya, jumlah molekul‐molekul tinta yang berada di C2 sangat
C2… Nah, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli fisiologi yang bernama om Adolf Fick (1829‐1901), ditemukan bahwa laju difusi sebanding alias berbanding lurus dengan perbedaan konsentrasi (C2‐C1). Semakin besar perbedaan konsentrasi, semakin besar laju aliran molekul‐molekul zat. Sebliknya, semakin kecil perbedaan konsentrasi, semakin kecil laju aliran molekul‐molekul zat. Hal ini mungkin sesuai dengan dugaan kita bahwa perbedaan konsentrasi turut mempengaruhi laju aliran molekul‐molekul…
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
97
zat gas) juga bisa mengungsi dari satu tempat ke tempat lain menggunakan bantuan angin.
Penerapan Difusi dalam kehidupan sehari‐hari
engundang selera juga tidak bisa membuyarkan lamunanmu dan pingin secepatnya menghabiskan santapan bergizi yang tersedia di meja makan ;) hiks2… Masih banyak contoh lain… Btw, difusi juga memiliki peran yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, hewan, tumbuhan dkk…
Tumbuh‐tumbuhan biasanya membutuhkan karbondioksida (CO2) untuk melakukan fotosintesis. Karena terdapat perbedaan konsentrasi CO2 antara bagian dalam daun dengan udara luar, maka molekul‐molekul CO2 berbondong‐bondong mengungsi ke dalam daun. Si CO2 berdifusi ke dalam daun melalui stomata… lega rasanya, kata daun. Untung ada difusi, kalau tidak diriku bisa mati karena kekurangan CO2 ;) Sebaliknya, uap air dan oksigen berdifusi keluar…
Selain tumbuhan, kucing, tikus dkk juga bisa mati lemas jika tidak ada difusi… Kalau tumbuhan membutuhkan CO2 untuk melakukan fotosintesis, maka kucing, tikus dkk embutuhkan oksigen untuk
Na, sekarang giliran manusia… dirimu dan diriku juga bisa mati lemas jika tidak ada difusi… biasanya
Catatan :
Selain berpindah tempat dengan cara difusi, molekul‐molekul zat (khususnya
Seandainya tidak ada difusi, pacar kesayangan tidak bisa menikmati harumnya parfummu. Tanpa difusi, aroma masakan ibu di dapur yang lezat dan m
msetiap reaksi yang menghasilkan energi… agar bisa tiba dengan selamat dalam sel‐sel maka molekul‐molekul oksigen tentu saja menggunakan cara difusi…
manusia menyedot oksigen melalui proses pernafasan. Setelah tiba dengan selamat di paru‐paru, oksigen berdifusi menuju darah. Selanjutnya darah akan menghantar molekul‐molekul oskigen menuju sel‐sel tubuh. Setelah menghantar molekul‐molekul oskigen menuju sel‐sel tubuh, darah menggiring molekul‐molekul karbondioksida yang dihasilkan sel‐sel tubuh menuju paru‐paru. Selanjutnya molekul‐molekul karbondioskida berbondong‐bondong melakukan difusi menuju udara luar. Selengkapnya bisa dipelajari pada mata pelajaran kimia, biologi dkk… bye ;)
SERI EBOOK GURUMUDA
Alexander San Lohat | © 2008 ‐ 2011 http://www.gurumuda.com
98
:
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I (Terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.
Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid I (Terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.
Tipler, P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik–Jilid I (Terjemahan). Jakarta : Penebit Erlangga.
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A. 2002. Fisika Universitas (Terjemahan). Jakarta : Penerbit Erlangga.
Referensi