1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini, dunia industri berkembang semakin pesat dengan munculnya
berbagai jenis industri maupun bertambahnya jumlah perusahaan. Kondisi inilah
yang memicu persaingan yang sangat ketat dalam dunia industri, sehingga
menyebabkan banyak perusahaan berlomba-lomba untuk menjadi yang terdepan
dalam bidangnya. Perindustrian merupakan dunia yang sangat kompleks yang
tersusun dari berbagai aspek yang membentuknya.
Untuk menjadi yang terdepan, aspek-aspek penyusun dalam suatu
industri dikembangkan secara cermat, dalam arti perlu dicapai suatu efektifitas
dan efisiensi dalam setiap aspeknya.
Pada era globalisasi ini, untuk sebuah industri yang baik tidak hanya
dilihat dari kualitas produk yang dihasilkan, tetapi juga kemampuan industri
tersebut untuk memenuhi permintaan pasar. Tujuan dari semua itu adalah untuk
mencari nilai keuntungan dari produk tersebut, semua ini dapat diperoleh dari
kesuksesan perusahaan dalam menghasilkan suatu barang atau produk.
Setiap perusahaan untuk mencapai tujuan itu, selain dengan
mensukseskan produknya, juga membutuhkan sumber daya yang optimal dalam
proses produksinya seperti modal, bahan baku, tenaga kerja, dan keahlian. Untuk
2
mencapai bahan baku dan proses produksi yang optimal, pihak perusahaan harus
mempunyai perencanaan agar bahan baku dan proses produksi yang digunakan
bisa seminimal mungkin untuk mendapatkan hasil produksi yang diharapkan,
selain itu, perusahaan harus berusaha untuk mencari cara yang tepat untuk
meningkatkan pengoptimasian bahan baku dan proses produksi.
PT. Sandratex memiliki beberapa permasalahan dalam perencanaan
produksi. Fluktuasi permintaan yang tidak menentu dari satu periode ke periode
lain kadang menyebabkan terjadinya kelebihan dan kekurangan produksi. Hal ini
menyebabkan keuntungan yang diperoleh perusahaan tidak menentu dan
terkadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, ada kalanya penurunan
permintaan permintaan menimbulkan kelebihan produksi dan penumpukan
barang jadi yang berlebihan, sehingga pengeluaran perusahaan untuk biaya
penyimpanan hasil produksi meningkat. Dengan mengacu kepada hal tersebut,
perusahaan perlu melakukan pembenahan dalam perencanaan produksinya agar
kegiatan produksi yang dilakukan dapat memenuhi permintaan pasar dengan lebih
optimal. Perencanaan produksi yang dimaksud adalah suatu perencanaan taktis
yang memberikan keputusan optimum berdasarkan sumber daya yang dimiliki
perusahaan untuk memenuhi permintaan akan produk yang dihasilkan.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di PT. Sandratex, perusahaan
manufaktur yang memproduksi benang dan kain (penulis memfokuskan pada
kegiatan produksi benang), diketahui bahwa perusahaan mengalami kesulitan
3
dalam menentukan jumlah produksi yang optimal sesuai dengan sumber daya
yang dimiliki sehingga permintaan dapat terpenuhi dan keuntungan perusahaan
dapat dioptimalkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai berapa
jumlah yang sebaiknya diproduksi untuk tiap tipe benang yang diteliti agar
keuntungan yang diperoleh perusahaan maksimal.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada PT. Sandratex, penulis
menemukan permasalahan dimana perusahaan belum dapat menentukan jumlah
produksi yang optimal untuk produk benang. Perusahaan berproduksi berdasarkan
pengalaman produksi masa lalu sehingga terkadang terjadi kekurangan atau
kelebihan produksi. Hal ini dapat mempengaruhi bagaimana perusahaan dapat
memenuhi permintaan konsumen dan bagaimana perusahaan dapat mencapai
keuntungan yang optimal.
Dalam setiap produk yang mengalami proses pembuatan, material, dan
waktu produksi yang hampir sama, diperlukan pengoptimasian jumlah produksi
yang dihasilkan dapat tercapai solusi optimalnya, sehingga profit yang dihasilkan
oleh perusahaan pun dapat menjadi maksimal. Dari sinilah tidak dapat dipungkiri
bahwa setiap perusahaan menginginkan keuntungan atau laba yang maksimal dari
setiap produk yang dihasilkan dengan kualitas yang baik.
4
Untuk memaksimalkan profit, kita perlu menghitung jumlah produksi
yang optimal dengan memodelkan seluruh jenis produk dan kendala-kendala yang
menpengaruhinya sehingga akan didapatkan hasil yang optimum.
Sedangkan untuk pengendalian produksi, diperlukan perhitungan jumlah
bahan baku optimum yang harus dimiliki oleh perusahaan dan jumlah safety stock
yang harus ada. Safety stock yang dihitung adalah untuk bahan baku dan produk
jadi. Jumlah safety stock ini penting untuk menghindari adanya fluktuasi
permintaan dan untuk menghindari stockout pada produk jadi.
Hal-hal yang perlu dirumuskan dalam permasalahan tersebut adalah:
1. Berapa jumlah profit yang akan diperoleh perusahaan?
2. Berapa box yang akan diproduksi oleh perusahaan agar tercapai hasil yang
optimal?
3. Berapa jumlah persediaan bahan baku optimal yang harus dimiliki oleh
perusahaan?
4. Berapa jumlah safety stock yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk bahan
baku dan produk jadi?
5
1.3 Ruang Lingkup
Dalam tugas akhir ini, agar objek penelitian dapat terarah dengan baik
sesuai dengan yang diharapkan, maka penulis melakukan pembatasan ruang
lingkup permasalahan, yaitu:
• Penelitian dilakukan pada PT. Sandratex, bagian spinning
• Tipe produk yang diamati adala benang polyester 100%, benang cotton
carded 100%, benang campuran polyester dan cotton, benang campuran
polyester dan rayon, dan benang rayon 100%
• Data - data historis yang diamati adalah 24 periode ke belakang, yaitu data
dari bulan Mei 2006 sampai dengan bulan April 2008
• Pengolahan data optimasi yang digunakan adalah penelitian operasional
dengan metode integer linear programming tipe pure integer linear
programming karena hasil yang didapat untuk hasil optimasi benang harus
bulat yaitu dalam hitungan box
• Perhitungan bahan baku dilakukan untuk bahan baku yang krusial, yaitu
bahan baku utama pembuat benang (polyester, cotton, dan rayon) dengan
menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ)
• Perhitungan safety stock dilakukan dengan menggunakan service level yang
akan dihitung masing – masing bahan baku dan produk
6
1.4 Tujuan dan Manfaat
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam melakukan penelitian tugas
akhir ini adalah:
• Menentukan jumlah produksi yang optimal untuk setiap produk yang diteliti
dengan tujuan untuk memaksimalkan laba yang diperoleh perusahaan
• Menentukan tingkat persediaan bahan baku di gudang untuk menunjang
proses produksi
• Menentukan jumlah safety stock yang harus dimiliki oleh perusahaan
Sedangkan manfaat yang diharapkan adalah:
• Dengan terpenuhinya kebutuhan konsumen, maka kepuasan konsumen akan
meningkat, sehingga terjadi hubungan jangka panjang yang menguntungkan
• Perusahaan dapat mengetahui besar laba maksimal yang akan diperoleh
berdasarkan jumlah produksi optimal yang dilakukan
• Dengan adanya pengendalian terhadap bahan baku, maka kekurangan bahan
baku tidak akan terjadi
• Dengan adanya safety stock pada bahan baku, maka terjadinya hambatan
dalam proses produksi dapat dihindari, sedangkan dengan adanya safety stock
untuk produk jadi, maka stockout dapat dihindari.
7
1.5 Gambaran Umum Perusahaan
Nama SANDRATEX adalah singkatan dari SANDANG RAKYAT
TEXTILE yang pertama kali didirikan di Semarang pada tahun 1962 yang
berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan akte notaris, atas nama Sie Kwan
Djioe nomor 53, pengesahan Departemen Kehakiman nomor JA.5/117/2 tanggal
7 November 1962 yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
industri tekstil.
PT. Sandratex telah mendapat gelar kehormatan perintis dari pemerintah
RI sejak tahun 1968 karena merupakan perusahaan pertama yang mengajukan
permohonan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dalam rangka pembuatan
tekstil sintesis.
Dengan kemajuan yang pesat, kemudian PT. Sandratex mengembangkan
usahanya di wilayah Desa Rempoa Ciputat, Kabupaten Tangerang dengan luas
lahan 40 Ha dan berkantor pusat di Jalan Cikini II/2A Jakarta Pusat. Secara
lengkap, dasar PT. Sandratex adalah:
1. Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan
(Persero)
2. Akte pendirian PT. Sandratex (akte notaris Sutedjo, SH.). Penetapan Menteri
Kehakiman Republik Indonesia No. JA.13/225/8/1973 dengan buku register
Notaris Pengadilan Negeri Jakarta No. 2356, atas nama Presiden
8
3. Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 1983 tentang Tata Cara Pembinaan dan
pengawasan Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum), dan
Perusahaan Perseroan (Persero)
4. Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 967/KMK-
011/1985 tertanggal 12 Desember 1985 dan No. 547/KMK-011/1986
tertanggal 20 Juli 1986 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota
Direksi PT. Sandratex
Pembangunan pabrik ini meliputi beberapa tahap, yaitu:
1. Pembangunan pabrik pemintalan
Pembangunannya berdasarkan surat keputusan Menteri Perindustrian Rakyat
No. 507/MBM/70 tertanggal 7 November 1970.
Pada tahun 1970, dilakukan survey lokasi dan pada bulan November 1970
dilakukan pembelian tanah, pada tahun 1971 dilakukan penandatanganan
kontrak pembelian mesin antara Pemerintah Indonesia dengan pihak Jepang
(MISPRI). Pada tahun 1974-1975 dilakukan pembangunan gedung-gedung.
Bulan Juli 1975 sampai Desember 1975 pabrik ini diresmikan oleh Soeharto
menjadi pabrik pemintalan benang yang terkenal dengan nama PT. Sandratex
yang mempunyai kapasitas 30.000 mata pintal.
9
2. Pembangunan pabrik tekstil
Sesuai dengan rencana, maka dilanjutkan dengan membangun untuk
perluasan berdasarkan Rapat Direksi tahun 1979 di Jakarta, maka pabrik
diperluas kearah Integrated Miils yang meliputi pabrik pertenunan dan pabrik
penyempurnaan.
Setelah perluasan pabrik selesai dibangun, pabrik ini diresmikan tanggal 13
Agustus 1980, dengan bagian-bagian sebagai berikut:
a. Pemintalan dengan kapasitas 30.000 mata pintal
b. Penenunan dengan kapasitas 200 ATM 74” dan 320 ATM 56”
c. Penyempurnaan dengan kecepatan produksi 30-120 meter permenit
3. Perluasan pabrik tekstil
Pada bulan Juni 1981, pabrik tekstil ini mengadakan perluasan dengan
membangun pabrik baru di atas tanah seluas 13.000m yang letak
bangunannya di belakang gedung pemintalan I, perluasan ini berdasarkan
surat keputusan direksi PT. Sandratex No. 35/0/SK/13/111/1980. Pabrik
pemintalan II tersebut memiliki kapasitas 30.000 mata pintal yang dilengkapi
dengan peralatan semi otomatis.
10
1.5.1 Visi dan Misi Perusahaan
Sejak berdirinya PT. Sandratex beserta unit-unit produksi lainnya,
telah banyak memberikan dampak positif, di mana visi dan misi perusahaan
terdiri dari 2 (dua) segi aspek yaitu aspek sosial dan aspek ekonomi.
1. Aspek Sosial
PT. Sandratex sudah tentu mempunyai pengaruh yang cukup besar
dalam menunjang kehidupan bagi masyarakat umum, antara lain :
a. Kesempatan Kerja
Kebutuhan akan tenaga kerja untuk dipekerjakan dalam perusahaan
sangatlah membantu Pemerintah dalam usaha menanggulangi
pengangguran.
b. Memerangi Kebodohan
Kehadiran perusahaan ini di tengah-tengah lingkungan masyarakat
sangatlah berperan penting guna mendapatkan pendidikan sesuai
dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diajukan oleh perusahaan
untuk diterima sebagai karyawan/pekerja.
c. Meningkatkan Ketaqwaan Terhadap Tuhan YME
Bentuk kontribusi dalam hal meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan
YME yakni dengan ikut serta dalam pembangunan tempat
peribadatan di kompleks perusahaan.
11
2. Aspek Ekonomi
Perusahaan yang berada di bawah naungan Departemen Perindustrian
Republik Indonesia, kehadirannya mempunyai andil yang cukup besar
bagi pertumbuhan ekonomi Negara, antara lain :
a. Dapat Menghemat dan Menambah Devisa Negara
Tekstil yang dihasilkan perusahaan ini selain untuk memenuhi
kebutuhan Dalam Negeri, juga telah berusaha untuk mengekspor ke
negara lain.
b. Bertambah dan Berkembangnya Usaha Sejenis
Dengan melihat perkembangan yang telah dicapai oleh PT.
Sandratex sangat pesat, maka mulai menjamurlah perusahaan yang
sejenis dengan memproduksi bidang pertekstilan yang dikelola oleh
pihak swasta.
c. Mengurangi Ketergantungan
Dengan berkembangnya industri sandang ini, berarti mengurangi
ketergantungan masyarakat akan kebutuhan sandang dari negara
lain.
12
1.5.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Direksi
General Manager
Spinning Manager
Kepala Seksi
Foreman
Operator
Kepala Regu
Wakil Kepala Regu
Kepala Sub-Seksi
Weaving Manager
Kepala Seksi
Foreman
Operator
Kepala Regu
Wakil Kepala Regu
Kepala Sub-Seksi
Finishing Manager
Kepala Seksi
Foreman
Operator
Kepala Regu
Wakil Kepala Regu
Kepala Sub-Seksi
Office Manager
Kepala Seksi
PA II
Sekretaris
PA III
PA I
Kepala Sub-Seksi
Dalam riset ini, penulis hanya memfokuskan pada bagian spinning
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Job description pada PT. Sandratex bagian spinning adalah sebagai berikut:
a) General Manager
• Wakil Manajemen bertanggung jawab atas kelancaran semua bagian
pabrik.
• Mengkoordinasikan semua bagian agar dapat bekerja sesuai dengan
kebijakan manajemen yang telah ditentukan.
13
• Mengambil keputusan yang dianggap baik untuk kelancaran unit
produksi sesuai dengan garis kebijaksanaan yang telah ditetapkan
oleh Dewan Direksi.
b) Wakil Manajemen
• Menjamin dengan sistem mutu yang telah ditetapkan pada pedoman
umum dan prosedur mutu yang dilaksanakan dan dipelihara.
• Mengesahkan dan memelihara butir-butir yang tercantum pada
pedoman umum ISO 9002 1994.
• Menetapkan dan memelihara ketentuan penyusunan kebutuhan
training bagi karyawan dan staf yang pekerjaannya berpengaruh
terhadap umum.
• Menjamin bahwa pengaduan pelanggan (klaim/komplain) dan
ketidaksesuaian mayor diteliti dan dicatat untuk diselidiki dan
dilakukan tindak perbaikan dan pencegahan
• Mengkoordinir kegiatan/kerja sama dengan pabrik luar untuk
pelaksanaan survailance/asesment/reassesmen.
c) Manajer Spinning
• Merencanakan dan mengoptimalkan mesin-mesin produksi spinning.
• Bertanggung jawab atas kelancaran produksi dan pemeliharaan
mesin spinning.
14
• Membuat rencana kerja dan mengawasinya terhadap realisasi.
• Mengkoordinasikan bagian produksi, maintenance, dan utility agar
bekerja berkesinambungan.
• Mengawasi persediaan agar tidak berlebihan dan tidak kekurangan.
d) Manajer Quality Assurance
• Merencanakan keseimbangan produksi dan mesin sesuai dengan
rencana penjualan.
• Bertanggung jawab untuk menjaga kualitas benang sesuai dengan
rencana mutu.
• Memeriksa kualitas bahan baku, bahan pembantu dan spare part
sesuai dengan yang diminta.
• Menganalisa sesuai kebutuhan tenaga kerja.
• Menyediakan tenaga yang terlatih.
• Mengendalikan dokumen ISO 9002 dan mengkoordinir internal
audit.
• Menyelenggarakan audit umum internal secara berkala oleh personil
terlatih.
e) Kepala Produksi
• Menyusun budget dan bertanggunng jawab atas realisasinya pada
produksi terhadap budget bulanan, budget semester dan SPPB.
15
• Menyusun pedoman dan petunjuk kerja sesuai dengan rencana
produksi yang telah dibuat.
• Menentukan garis kebijaksanaan pelaksanaan kerja produksi dengan
kebutuhan yang ada.
• Memimpin dan mengawasi pelaksanaan kerja produksi.
• Memberi pengarahan atau petunjuk pelaksanaan produksi terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja.
f) Kepala Maintenance
• Menyusun budget dan bertanggung jawab atas realisasinya pada
maintenance terhadap budget bulanan, budget semester dan SPPB.
• Menyusun pedoman dan petunjuk kerja sesuai dengan rencana kerja
maintenance yang telah dibuat.
• Menentukan garis kebijaksanaan kerja maintenance sesuai dengan
ketentuan yang ada.
• Memimpin dan mengawasi pelaksanaan kerja maintenance.
• Memberi pengarahan atau petunjuk pelaksanaan pengoperasian
mesin, pemeliharaan mesin, keselamatan dan kesehatan kerja.
16
g) Kepala Utility
• Menyusun budget dan bertanggung jawab atas realisasinya bagian
utility terhadap budget bulanan, budget semester dan SPPB.
• Menyusun pedoman dan petunjuk kerja sesuai rencana kerja yang
telah dibuat.
• Menentukan garis kebijaksanaan pelaksanaan kerja utility sesuai
dengan ketentuan yang ada.
• Memimpin dan mengawasi pelaksanaan utility.
• Memberi pengarahan atau petunjuk pelaksanaan pengoperasian
mesin, pemeliharaan mesin, keselamatan dan kesehatan kerja.
h) Kepala Seksi Maintenance
• Bertanggung jawab terhadap program-program dan pelaksanaan
maintenance terhadap pemeliharaan mesin.
• Mengawasi dan mengatur perbaikan dan jadwal pemeliharaan mesin
berdasarkan skala prioritas.
• Memberikan pengarahan kepada bawahan mengenai masalah yang
ada dan pekerjaan maintenance yang harus dikerjakan.
• Memeriksa part yang tidak baik dan menentukan penggantiannya.
• Mengadakan komunikasi dengan bagian produksi dan laborat.
17
i) Kepala Seksi Training
• Membuat program training.
• Bertanggungjawab mengadakan tenaga terlatih sesuai dengan
kebutuhan.
• Mempelajari kebutuhan karyawan dan mengusulkan peningkatan
efisiensi karyawan.
j) Kepala Seksi Produksi
• Mengawasi kualitas dan kuantitas produksi sesuai dengan rencana
produksi.
• Mengaktualisasikan rencana kerja jangka pendek maupun jangka
panjang.
• Memeriksa keseimbangan produksi, komposisi dalam proses dan
bahan baku.
• Memimpin bawahan dalam menjalankan proses dan awal hingga
akhir dan memeriksa target produksi dan gangguan-gangguan pada
mesin secara teliti.
• Memberi pengarahan serta instruksi/pengambilan keputusan sesuai
dengan kebijakan manajemen mutu.
• Melaporkan masalah yang terjadi di lapangan kepada atasan.
18
• Membuat laporan sebagai bahan komunikasi antar shif dan bagian
departemen.
• Mengusulkan pelatihan bagi bawahan.
k) Kepala Seksi Laborat
• Mengkoordinir kerja kasubsi.
• Menyusun pedoman kerja.
• Memimpin dan mengawasi pelaksanaan kerja.
• Memberi pengarahan atau petunjuk kerja sesuai prosedur.
• Menyusun budget dan realisasinya.
• Menganalisa masalah atau gangguan yang menyangkut mutu.
• Menganalisa laporan harian produksi dan keseimbangan produksi.
• Mengawasi kualitas produksi.
l) Kepala Seksi Gudang
• Merencanakan penerimaan, penempatan dan pengeluaran barang di
gudang.
• Memelihara barang-barang dalam keadaan baik.
• Menjaga stok minimum dan melaporkannya ke bagian yang
bersangkutan.
• Mengawasi pekerjaan, bekerja dengan efisien.
19
m) Kepala Sub Seksi Produksi
• Melaksanakan tugas yang diberikan atasan.
• Mengatur dan memeriksa tugas kerja bawahan.
• Mengawasi alat-alat kerja di lapangan dalam keadaan baik.
• Memeriksa bahan baku dan menyiapkan untuk diproses.
• Memeriksa dan mengatasi masalah yang terjadi di lapangan.
• Membuat jadwal tugas kerja bawahan dan mengevaluasi.
• Memberikan laporan secara aktif kepada atasan dan antar shift
dengan baik.
• Melakukan pelatihan terhadap bawahan.
n) Kepala Sub Seksi Maintenance
• Mengawasi pelaksanaan pemeliharaan mesin.
• Memeriksa lapangan dan mengawasi kondisi mesin dan material
yang sedang proses.
• Memeriksa laporan produksi bila ada masalah segera ditanggulangi.
• Memeriksa sebelum menjalankan mesin setelah scouring /perbaikan,
kerusakan atau ganti proses.
• Memberikan pengarahan kepada bawahan mengenai masalah yang
ada dan mengatasi pekerjaan maintenance.
20
• Memeriksa/menyiapkan suku cadang yang akan digunakan.
• Menganalisa kerusakan mesin.
• Mengawasi efektifitas kerja mesin dan petugas maintenance.
• Membuat laporan kepada atasan
o) Kepa1a Sub Seksi Listrik, AC, Diesel
• Memeriksa laporan shif A,B,C untuk masing-masing sub seksi.
• Memberikan pengarahan cara kerja, sistem kerja dan mengatasi
masalah kerja.
• Memeriksa lapangan produksi dan mengatasi gangguan.
• Mengawasi pekerjaan rutin dan non rutin.
• Mengontrol standar kerja di lapangan produksi dan mengatasi jika
teiadi penyimpangan yang keluar dan standar dan ketentuan.
• Merencanakan jadwal servis harian, bulanan, 3 bulanan, 6 bulanan
dan tahunan.
p) Kepala Sub Seksi Laborat
• Mengawasi pekerjaan kepala regu dan operator.
• Memeriksa laporan hasil tes.
• Memeriksa keadaan lapangan.
• Mengawasi hasil kerja operator.
21
• Membuat laporan harian dan bulanan.
• Mengawasi kualitas produk.
q) Kepala Sub Seksi Gudang
• Mengawasi pekerjaan foreman sampai operator, bekerja sesuai
dengan prosedur yang sudah digariskan.
• Memberi laporan kepada atasan bila ditemukan hal-hal yang sulit
dipecahkan sendiri atau ada masalah yang menyimpang.
• Membuat laporan persediaan harian dan bulanan.
• Menjaga persediaan dalam keadaan tersimpan rapi dan baik.
r) Foreman
• Menjalankan instruksi dari kepala sub seksi.
• Mengkoordinir pekerjaan kepala regu, dan operator.
• Mengatur pekerjaan sesuai dengan jadwal rutin dan non rutin.
• Mengatasi gangguan yang terjadi di lapangan.
• Memeriksa keadaan lapangan, bila terjadi penyimpangan segera
melaporkan ke pengawas untuk segera dapat diatasi.
22
s) Kepala Regu
• Memimpin operator untuk melaksanakan tugas.
• Selalu memperhatikan cara kerja bawahan dan memberi bimbingan
kerja agar bekerja sesuai dengan instruksi kerja.
• Menangani gangguan mesin dan melaporkan kepada atasan bila
tidak dapat diatasi.
• Menjaga dan memelihara semua peralatan.
• Memperlanear komunikasi kerja di lapangan.
t) Trainner
• Mengajar karyawan baru/lama sesuai dengan orientasi perusahaan.
• Mengevaluasi operator yang sudah masuk shif.
u) Wakil Kepala Regu
• Membantu tugas kepala regu.
• Melakukan tugas kepala regu bila kepala regu tidak masuk kerja.
v) Operator
• Menjalankan tugas kerja sesuai petunjuk atasan.
• Melakukan tugas kerja sesuai dengan instruksi kerja.
23
• Melaporkan kepada atasan apabila ditemukan ketidaksesuaian di
lapangan.
w) Operator Doffer
• Menjalankan tugas kerja sesuai dengan instruktur keija.
• Memeriksa kualitas dan kuantitas.
• Memberi tanda pada hasil proses di bagian masing-masing.
• Melaporkan apabila hasil produksi tidak sesuai.
x) Kepala Bagian Penjualan
• Memasarkan produk untuk lokal dan ekspor.
• Mengatur pengiriman barang sampai ke pelanggan dengan baik
sesuai dengan kontrak penjualan.
• Menganalisa kemampuan pasar lokal dan luar negeri.
• Menganalisa pasar yang lebih menguntungkan antara lokal dan luar
negeri
y) Kepala Bagian Pembelian
• Melaksanakan pembelian barang mulai dan penelitian sub-kontaktor
negoisasi dengan sub-kontaktor hingga menerbitkan order pembelian
(Purchase Order) atau kontrak.
24
• Memantau perkembangan barang di pasaran dan memantau realisasi
pembelian.
• Membuat penilaian terhadap sub-kontaktor yang dinilai dan segi
mutu barang, harga dan pelayanan seperti ketepatan waktu
pengiriman, kemudahan berkomunikasi dan memberikan informasi
yang dibutuhkan serta cara penanganan pengaduan.
z) Auditor
• Mengaudit/memeriksa semua kegiatan yang berhubungan dengan
umum.
• Melaporkan hasil temuan audit.
• Memberikan saran yang sifatnya mendidik.
• Memeriksa hasil perbaikan temuan audit.
1.5.3 Proses Produksi Bagian Spinning
Unit produksi spinning menghasilkan benang yang siap pakai
untuk dijadikan kain. Bahan baku yang digunakan adalah kapas. Kapas ini
ada beberapa jenis, yaitu: polyester, cotton, rayon, dan acrylic.
Aliran proses produksinya adalah sebagai berikut:
25
Gambar 1.2 Aliran Proses Produksi
1. Mesin blowing
Pembuatan atau penyisiran kapas menjadi lap atau gulungan kapas
2. Mesin carding
Pengolahan dari gulungan kapas menjadi sliver can yang lebih
kecil
26
3. Mesin pre drawing
Pensejajaran sliver, penarikan sliver sehingga dihasilkan gulungan
kapas yang lebih halus
4. Mesin SK3A
Pembuatan lap
5. Mesin combing
Pensejajaran dan penyisiran lap serta pembuatan sliver combing
6. Mesin drawing
Penarikan sliver combing dan pembuatan sliver drawing. Pada
mesin ini terjadi porses mixing untuk produk TC dan TR
7. Mesin flyer
Penarikan sliver menjadi bentuk yang lebih halus, penguraian
benang menjadi bentuk cop
8. Mesin ring spinning
Pemberian twist untuk kekuatan benang, penentuan nomor benang
yang diinginkan
9. Mesin gilding
Penggulungan benang kembali serta pembuatan benang cop
menjadi benang bentuk cheese