Download - 5. Andhika. Dopamine
TUGAS FARMAKOLOGY
“DOPAMINE”
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN ANESTESI
2015
Di susun oleh :
ANDHIKA
BAB I
PENDAHULUAN
DOPAMIN ADALAH
Dopamin adalah suatu neurotransmitter yang terbentuk di otak dan organ tubuh
lain. Neurotransmiter adalah senyawa yang menghantarkan sinyal atau
rangsangan antar sel saraf atau antara sel saraf dengan sel lainnya.
FUNGSI
Awalnya dopamine dikenal sebagai neurotransmitter yang menghantarkan sinyal
hanya di dalam otak. Namun dopamine juga diketahui memiliki fungsi bagi
organ-organ lain. Di dalam otak (susunan saraf pusat), dopamine memiliki peran
dalam mengatur pergerakan, pembelajaran, daya ingat, emosi, rasa senang,
tidur, dan kognisi.
Dopamin juga berperan dalam organ ginjal, pankreas, paru-paru dan pembuluh
darah. Di ginjal, dopamine dikenal sebagai pengatur pengeluaran garam dan
kesimbangan elektrolit. Sementara pada paru-paru, dopamine menyebabkan
penyerapan garam dan cairan. Pada pembuluh darah dan jantung, dopamine
menyebabkan pembuluh darah berkontraksi sehingga meningkatkan tekanan
darah dan denyut jantung. Dopamine menyebabkan penghambatan dalam
pengeluaran asam lambung, dan peningkatan insulin dan glucagon dalam darah.
Insulin dan glucagon adalah hormon yang berfungsi dalam mengatur kadar gula
darah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. NAMA OBAT
Dopamin (DA) merupakan prekursor nor-adrenalin dan meningkatkan
pelepasan nor-adrenalin. Obat ini memberi efek pada sistem
kardiovaskuler karena dapat berinteraksi dengan reseptor DA. Pada dosis
besar dopamin dapat merangsang adrenoreseptor beta dan dosis yg lebih
besar lagi merangsang adrenoreseptor alfa.
B. BENTUK SEDIAAN
Komposisi:
Dopamine HCl 200 mg/5 Ml.
Bentuk sediaan:
ampul
C. Cara pemberian
Kemasan 1 ampul = 5ml = 200mg = 200.000mcg
Oplosan: Nacl 0,9% atau Dext 5%
Rumus =Dosis x KgBB x 60 mnt
= .... ml/jam = ....tpm mikrodripPengenceran (mcg/ml)
Keterangan tpm = tetes per menit. 1 cc = 60 tpm mikrodrip infus
Cara perhitungan dosis: contoh dosis 5mcg/KgBB/mnt, dengan berat
badan 50 Kg dan pengenceran 200 mg (1 ampul) diencerkan dengan NaCl
0,9% menjadi 50ml, Maka:
5mcg x 50 Kg x 60 mnt =
15.000 = 3,75 ml/jam ~ 4 tpm mikrodrip
200.000 mcg / 50 ml 4000
D. DOSIS
Dopamin dosis kecil (2,5-5 mcg/KgBB/mnt) merangsang reseptor DA
dipembuluh darah ginjal, mesenterium dan a. Koroner yang
menyebabkan vasodilatasi. Akibatnya selain terjadi diuresis dan
natriuresis, aliran darah di organ-organ tersebut juga meningkat.
Dopamin dosis sedang (5-10 mcg/KgBB/mnt) merangsang
adrenoreseptor beta dijantung sehingga meningkatkan kontraktilitas
miokard dan laju jantung, efek inotropik dopamin relatif lebih besar
dibandingkan efek kronotropiknya. Dengan demikian obat ini
menyebabkan kebutuhan O2 miokard yang sedikit meningkatkan Tekanan
Darah (TD) sistolik tanpa banyak mempengaruhi TD diastolik.
Sifat-sifat dari dopamin dosis rendah membuatnya menjadi pilihan utama
pada syok kardiogenik yang disebabkan infark miokard.
Dopamin dosis tinggi (> 10mcg/KgBB/mnt) merangsang adrenoreseptor
alfa 1 di pembuluh darah menyebabkan vasokonstriksi di hampir semua
pembuluh darah termasuk arteri renalis dan mesenterik, juga
meningkatkan kontraktilitas miokard karena terjadi peningkatan
pelepasan noradrenalin.
E. Indikasi dan Patosiologi
Syok kardiogenik: indikasi utama dopamin adalah syok kardiogenik akibat
infark miokard akut. Dosis rendah dopamin (2,5-5mcg mcg/KgBB/mnt)
meningkatkan diuresis, menurunkan preload sehingga perfusi jantung
membaik. Biasanya pada dosis ini sudah terjadi peningkatan TD. Apabila
tidak ada respon dosis dapat ditingkatkan sampai 5mcg/KgBB/mnt.
Apabila masih tidak ada respon sebaiknya dikombinasi dengan
dobutamin, karena penambahan dosis selain meningkatkan laju jantung,
juga menimbulkan vasokonstriksi yang sangat merugikan pasien infark
miokard. Sebelum pemberian dopamin selalu harus periksa bahwa pasien
tidak ada keadaan hipovolume.
Kontraindikasi dan efek samping: doapamin kontraindikasi pada pasien
yang sedang menggunakan MAO-inhibitor. Efek samping yang timbul
adalah over aktivasi saraf simpatis seperti nausea, takikardia, sakit kepala
dan muntah.
F. MEKANISME KERJA
Dopamine menstimulasi reseptor alfa, beta dan dopamin. Pada dosis
rendah stimulasi terjadi pada reseptor dopamin, dan efeknya adalah
vasodilatasi ginjal dan mesenterik. Pada pemberian infus dosis sedang,
resistensi perifer secara relatif tidak berubah karena efek vasokonstriksi
perifer (efek stimulasi alfa) dan vasodilatasi otot (efek stimulasi beta).
Peningkatan dosis lebih lanjut akan menyebabkan vasokonstriksi karena
stimulasi reseptor alfa.
Indikasi:- Hipotensi akut/syok yang berhubungan dengan infark miokardium, septikemia endotoksik, trauma dan gagal ginjal
- Terapi tambahan setelah operasi jantung terbuka dgn hipotensi menetap- Dekompensasi jantung kronik pada gagal jantung kongestif
G. RUMUS KIMIA DAN NAMA DOPAMINE
Berikut ini adalah beberapa fakta tentang dopamine:
Rumus kimia: C6H3(OH)2-CH2-CH2-NH2
Nama kimia: 4-(2-aminoetil) benzene-1,2-diol
Singkatan: DA
Nama lain: 2- (3,4-dihydroxyphenyl) ethylamine; 3,4- dihydroxyphenethylamine; 3-hydroxytyramine; Revivan; Intropin; Oxytyramine
Rumus molekul: C8H11NO2
Titik lebur: 262 °F
Massa molar: 153,18 g/mol
DAFTAR PUSTAKA
Holmes JC, Fowler NO. Direct cardiac effects of dopamine. Circ Res. 1962;10:68-72.
Schoeppe W. Effects of dopamoine on kidney function. Proc R Soc Med. 1977; 70(Suppl 2): 36–42.
Johnson RL. Low-dose dopamine and oxygen transport by the lung. Circ. 1998; 98: 97-9.
Bertorello AM, Sznajder JI. The dopamine paradox in lung and kidney epithelia. Am. J. Respir. Cell Mol. Biol. 2005; 33 supp 5: 432-7.
Kabo, Peter. 2010. Bagaimana Menggunakan Obat-Obat Kardiovaskular Rasional. Jakarta. Balai Penerbit FKUI
Opie, L. Drugs for the Heart 7th Edition. 2011. Elvisier