KATA PENGANTAR
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahi rabbil’alamin, Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan berkah
dan karunia-Nya, sehingga tugas pembuatan makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini
dibuat untuk memenyelesaikan tugas mata kuliah umum pendidikan kewarganegaraan.
Makalah ini berjudul “ Demokrasi dan pendidikan demokrasi”. Terima kasih kepada Ibu Dr.
Sri Subanti, M.Si yang telah memberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan tugas ini
dan membimbing kami untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah ini membahas pentingnya
demokrasi dan penanaman pendidikan demokrasi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penulis
khususnya. Kami juga memohon maaf apabila dapat pembuatan makalah ini terdapat banyak
kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan makalah ini selanjutnya. Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah
ini bermanfaat.
Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
30 September 2014
Penulis
DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI | 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................3
LATAR BELAKANG...........................................................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. PENGERTIAN DEMOKRASI......................................................................................................5
B. TEORI-TEORI DAN MODEL-MODEL DEMOKRASI..............................................................6
C. DEMOKRATISASI.......................................................................................................................9
D. NEGARA DEMOKRASI............................................................................................................10
E. PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA....................................................................13
F. PENDIDIKAN DEMOKRASI....................................................................................................15
BAB III................................................................................................................................................18
KESIMPULAN...................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................19
DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI | 2
BAB I
LATAR BELAKANG
Negara-negara modern dewasa ini menggolongkan diri mereka ke dalam
demokrasi, yaitu negara yang pemerintahanya dijalankan “oleh rakyat dan untuk
rakyat”,sekalipun dalam mekanisme pemerintahanya baik yang menyangkut infrastruktur
politik maupun supra struktur politik, berbeda satu dengan yang lain. Inggris misalnya,
suatu kerajaan dengan system pemerintahan parlementer dan pengorganisasian kekuatan
social politiknya yang sederhana tetapi mantap, yaitu terdiri dari dua partai besar yang
secara menentukan jalanya pemerintahan, adalah negara demokrasi.
Amerika suatu republik, dengan sistem pemerintahan presidensial, dimana
kekuasaan pemerintah dibagi menjadi tiga dan diserahkan masing-masing kepada tiga
lembaga tinggi konstitusional, legislatif kepada Congress, eksekutif kepada presiden,
judikatif kepada supreme Court, dan pengorganisasian kekuatan sosial politik yang
longgar kedalam dua partai besar, juga merupakan negara demokrasi.
“Tidak ada demokrasi tanpa democrat”. Pengalaman pahit Jerman dimasa lalu
telah membuktikan kebenaran itu:Demokrasi pertama jerman pada masa republic Weimar
(1919 – 1933) akhirnya runtuh dan berakhir dengan malapetaka terror kediktatoran rezim
Nazi. Friedrich Ebert, presiden pertama Jerman yang terpilih secara demokratis berjuang
dengan susah payah untuk membawa demokrasi kesetiap kehidupan masyarakat dimana
ketika itu mayoritas penduduk tidak berpikiran demokratis.
Negara Indonesia juga merupakan Negara demokrasi, seperti nampak pada Alinea
keempat Pembukaan UUD 1945 yang antara lain berbunyi “…dalam susunan Negara
indonsia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan yang maha esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia”. Bahwa Negara Indonesia adalah Negara
demokrasi juga nampak dalam pasal 1 ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi “kedaulatan
adalah ditangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI | 3
Rakyat”, tetapi bukan demokrasi liberal dan juga bukan demokrasi Rakyat, melainkan
demokrasi Pancasila.
Demokrasi adalah tugas yang tiada akhir. Oleh sebab itu gagasan ini harus
ditanamkan kesetiap lapisan masyarakat dalam suatu Negara, melalui media, disekolah-
sekolah dan universitas-universitas serta pusat-pusat kebudayaan. Demokrasi tidak hanya
terjadi pada saat pemilu saja tetapi juga harus diterapkan pada hidup sehari-hari.
Demokrasi yang hidup mengharuskan partisipasi aktif masyarakat dalam partai politik
yang demokratis, kelompok masyarakat sipil dan masyarakat pada umumnya.
DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI | 4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DEMOKRASI
Dari sudut bahasa (etimologis), demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu demos
yang berarti rakyat dan cratos atau cratein yang berarti pemerintahan. Jadi secara bahasa
Demokrasi adalah Pemerintahan rakyat atau kekuasaan rakyat.
Konsep demokrasi lahir dari yunani kuno yang dipraktikan dalam hidup bernegara
antara abad ke-4 SM sampai abad ke-6 M. Demokrasi yang dipraktikan pada waktu itu
adalah demokrasi langsung (direct democracy), artinya hak rakyat untuk membuat
keputusan-keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh rakyat atau warga
Negara. Hal ini dapat dilakukan karena yunani pada waktu itu berupa Negara kota (polis)
yang penduduknya terbatas pada sebuah kota dan daerah sekitarnya, yang berpenduduk
sekitar 300.000 orang. Meskipun ada keterlibatan seluruh warga, namun masih ada
pembatasan, misalnya para anak, wanita, dan budak tidak berhak berpartisipasi dalam
pemerintahan.
Menurut International commission for jurist, demokrasi adalah suatu bentuk
pemerintahan di mana hak-hak untuk membuat keputusan-keputusan politik di
selenggarakan oleh warga Negara melalui wakil-wakil yang di pilih oleh mereka dan
yang bertanggung jawab kepada mereka melalui proses pemilihan yang bebas.
Menurut C.F Strong, demokrasi adalah suatu system pemerintahan dalam mana
mayoritas anggota dewasa dari masyarakat politik ikut serta atas dasar system perwakilan
yang menjamin bahwa pemerintahan akhirnya bmempertanggungjawabkan tindakan-
tindakan kepada mayoritas.
Menurut Samuel Huntington, system politik sebagai demokratis sejauh para
pembuat keputusan kolektif yang paling kuat dalam system itu di pilih melalui pemilihan
umum yang adil, jujur, dan berkala dan di dalam system itu para calon bebas bersaing
untuk memperoleh suara dan hamper semua penduduk dewasa berhak memberikan suara.
DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI | 5
Menurut Abraham Lincoln, demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat. Rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi atau kedaulatan
tertinggi di Negara tersebut. Pemerintahan yang menempatkan rakyat sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi. Pemerintahan demokrasi dapat dinyatakan pula sebagai sistem
pemerintahan kedaulatan rakyat.
B. TEORI-TEORI DAN MODEL-MODEL DEMOKRASI
Berikut ini empat teori demokrasi yang dalam prakteknya akan membawa makna
tertentu bagi semua negara saat ini :
Teori demokrasi ekonomis
Teori demokrasi ini berpandangan bahwa fungsi demokrasi pada prinsipnya sama
dengan pasar dalam ekonomi. Kaum elit menawarkan solusi alternatif untuk mengatasi
masalah-masalah politik suatu Negara. Kemudian rakyat memilih di antara elit-elit
tersebut meskipun mereka tidak memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam
perumusan maupun pelaksanaan program-program yang di tawarkan. Baik elit yang
bertujuan untuk mendapatkan jabatan, kekuasaan dan penghasilan maupun para pemilih
yang bertindak untuk kepentingan pribadinya. Tetapi melalui pemilihan umum yang
demokratis kedua pihak pada akhirnya akan memperoleh apa yang mereka harapkan. Elit-
elit politik mengejar jabatan bukan untuk mencapai kepentingan politik yang berkaitan
dengan nilai-nilai tertentu tetapi untuk mendapatkan keuntungan dari jabatannya seperti
kekuasaan, penghargaan, dan penghasilan. Tetapi untuk mendapatkan dukungan
mayoritas suara mereka harus menumbuhkan kepercayaan dari para pemilih. Mereka
hanya akan berhasil apabila para pemilih menentukan pilihan yang sesuai dengan
kepentingannya dan program yang di tawarkan oleh elit politik tersebut cocok dengan
keinginan mayoritas pemilih. Para elit yang bersaing pada prinsipnya bersedia
menawarkan semua program kepada masyarakat pemilih melalui kampanye terbuka.
Selain itu mereka juga berusaha melaksanakan program-program tersebut dengan sebaik-
baiknya sehingga bisa meraih suara mayoritas dalam pemilihan berikutnya.
Dalam konteks teori ini hanya pasar suara yang di jamin oleh system demokratis,
yang memberikan jaminan bahwa kepentingan masing-masing pemilih akan di perhatikan
oleh pemimpin politik demi mencapai kekuasaannya. Menurut teori ini hal-hal seperti
DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI | 6
sikap demokratis para pemilih dan elit, luasnya partisipasi warga pada pembentukan
kehendak politik dan pengawasan terhadap pelaksanaan kekuasaan tidak diperlukan untuk
mrnciptakan demokrasi yang baik. Yang terpenting bagi teori ini hanya system pemilihan
umum yang mengamankan pasar politik dan masyarakat bebas yang menjamin arus
informasi.
Teori demokrasi langsung
Demokrasi langsung muncul dari pengalaman bahwa wakil-walkil politik maupun
lembaga-lembaga politik seperti partai, pemerintah dan parlemen pada umumnya
berusaha untuk memisahkan diri dari kepentingan rakyat. Mereka hanya memperjuangkan
kepentingannya sendiri dan kemudian secara perlahan mengabaikan kepentingan rakyat
yang di wakilinya. Demokrasi langsung berkeyakinan bahwa pada akhirnya tidak perlu
ada pemisahan antara pemerintahan dan rakyat demi mencapai tujuan demokrasi.
Masyarakat yang dapat mengatur kehidupannya sendiri secara demokratis dapat
mempraktekan demokrasi langsung dan tidak memerlukan lembaga-lembaga atau
organisasi-organisasi sebagai perantara. Dalam demokrasi langsung waraga masyarakat
dapat merumuskan kepentingan bersama dan menemukan alternative pemecahan masalah
serta melaksanakanya dalam semangat kebersamaan. Menurut pandangan ini “masyarakat
sipil” merupakan satu-satunya wadah pembuat keputusan politik yang memadai untuk
semua masalah politik. Dengan demikian kehendak rakyat dapat diwujudkan dalam
praktek keputusan politik tanpa perantara dan tanpa manipulasi.
Demokrasi media yang populistik
Demokrasi media Populistik lebih merupakan bentuk kegiatan tertentu dari
demokrasi ketimbang sebuah model normative dari demokrasi modern. Dalam
masyarakat modern politik sepenuhnya ditentukan oleh media khususnya televisi.
Demokrasi media merupakan suatu fenomena dimana media masa khususnya televisi
tidak hanya mempengaruhi masyarakat yang kesadaran politik dan opini masyarakat, tapi
juga perilaku para politisi dan lembaga politik. Dalam demokrasi media massa masih
terdapat partai-partai, asosiasi-asosiasi dan masyarakat bebas, tetapi fungsi dan peran
mereka mengalami perubahan yang besar. Dalam demokrasi media pembentukan
DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI | 7
kehendak rakyat secara demokrasi dan pelaksanaanya dalam system politik tidak lagi
memainkan peran sentral.
Demokrasi partai yang partisipatif
Sesuai dengan namanya model ini berupaya untuk mengatasi kelemahan-
kelemahan ketiga teori yang telah disebutkan diatas. Demokrasi partai pluralistic dapat
menggabungkan efisiensi politik dan partisipasi. Dalam demokrasi multipartai terjadi
persaingan sejumlah partai untuk meraih pengauh dan kekuasaan, maupun untuk
merencanakan kondisi kehidupan masyarakat. Disatu pihak, partai-partai merupakan
organisasi besar dengan tingkat sentralisasi tertentu dan hadir diseluruh wilayah Negara.
Jika mereka terorganisir dengan baik maka mereka akan mampu melakukan pembentukan
aspirasi politik pada tingkat akar rumput, seperti di kabupaten, kecamatan dan desa.
Mereka juga akan mampu menggabungkan langkah-langkah pengambilan keputusan pada
semua tingkatan organisasi diseluruh wilayah Negara sampai ketingkat nasional.
Demokrasi partai yang berfungsi dengan baik berakar dalam masyarakat sipil yang aktif
dan efektif.
DUA MODEL DEMOKRASI
Filsafat politik yang mendasari demokrasi pada prinsipnya bersifat Universal dan
dapat diterapkan pada semua masyarakat dewasa ini. Sebaliknya model-model yang
berkembang diberbagai masyarakat dalam berbagai era sangat bervariasi. Model-model
tersebut dapat dibagi menurut dua perspektif yang berbeda.
Demokrasi Presidensial atau Parlementer.
Dalam demokrasi presidensial presiden memiliki kedudukan kuat dalam
pembuatan keputusan dan kekuasaan politik yang kuat pula. Kekuasaan politik presiden
sering kali disejajarkan dengan parlemen atau bahkan lebih kuat dari parlemen.
Sebaliknya dalam demokrasi Parlementer, parlemenlah satu-satunya lembaga perwakilan
tertinggi untuk pengambilan keputusan. Peranan presiden pada kasus ini terbatas pada
tugas-tugas mewakili Negara dan penengah dalam situasi konflik. Dalam demokrasi
parlementer kekuasaan pengambilan keputusan politik dijalankan oleh wakil-wakil rakyat
sesuai dengan hasil pemilihan umum. Sebaliknya dalam demokrasi presidensial kepala
DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI | 8
Negara yang dipilih secara langsung oleh rakyat merupakan pusat kekuasaan mandiri,
yang juga berpengaruh baik dalam pembentukan pemerintahan maupun penyusunan
undang-undang.
Sesuai dengan budaya politik dalam pengalaman sebuah masyarakat, maka
demokrasi presidensial secara lebih kuat dapat menciptakanunsur kesinambungan dan
stabilitas dalam proses politik.Demokrasi presidensial memerlukan pembatasan
kekuasaan yang jelas, untuk menghindari terjadinya konsentrasi kekuasaan yana hamper
menyerupai dictator. Jika lembaga-lembaga pengimbang seperti parlemen dan
pemerintah, partai dan masyarakat sipil lemah maka mutu demokrasi presidensial dapat
merosot secara tak terkendali dan bahkan pada akhirnya menjadi sebuah kediktatoran.
Demokrasi perwakilan atau demokrasi langsung
Demokrasi perwakilan mempercayakan sepenuhnya pengambilan keputusan
ditingkat parlemen oleh wakil-wakil yang dipilih. Demokrasi langsung akan mengalihkan
sebanyak mungkin keputusan kepada rakyat yang berdaulat: misalnya melalui plebisit,
referendum, jajak pendapat rakyat, dan keputusan rakyat atau mengembalikan sebanyak
mungkin keputusan ketingkat komunitas local. Norma-norma dan aturan dasar demokrasi
bersifat universal tetapi cara pelaksanaanya harus diputuskan secara pragmatis sesuai
dengan preferensi masyarakat tertentu.
C. DEMOKRATISASI
Sebelum kita berbicara mengenai negara demokrasi, kita harus mengenal terlebih
dahulu istilah demokratisasi, yaitu suatu penerapan kaidah-kaidah atau prinsip-prinsip
demokrasi pada setiap kegiatan politik kenegaraan. Tujuannya adalah terbentuknya
kehidupan politik yang bercirikan demokrasi. Demokratisasi melalui beberapa tahap:
1. Tahapan pertama adalah penggantian dari penguasa non demokrasi ke penguasa
demokrasi.
2. Tahapan kedua adalah pembentukkan lembaga-lembaga dan tertib politik demokrasi.
3. Tahapan ketiga adalah konsolidasi demokrasi.
4. Tahapan keempat adalah politik demokrasi sebagai budaya bernegara.
DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI | 9
D. NEGARA DEMOKRASI
Negara demokrasi adalah suatu negara yang menganut sistem pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat sekalipun dalam mekanisme pemerintahanya
baik yang menyangkut infrastruktur politik maupun suprastruktur politik berbeda satu
dengan yang lain. Dilihat dari paham yang dianut demokrasi dapat dibedakan
menjadi:
1. Demokrasi Liberal (Negara Barat)
Sistem pemerintahan ini diterapakan di negara barat, kebebasan individu untuk
bergerak, berpikir dan mengeluarkan pendapat sangat dijunjung tinggi. Dengan
demikian, persamaan hak dalam bidang politik sangat dijunjung tinggi, namun pada
bidang ekonomi tetap memegang persaingan bebas. Akibatnya terjadi kesenjangan
antara golongan ekonomi kuat (kapitalis) dan golonagan ekonomi lemah (buruh). Di
negara yang menganut demokrasi liberal sistem masyarakatnya bebas merdeka, dan
menjunjung tinggi hak asasi manusia setinggi-tingginya, bahkan kadang-kadang
diatas kepentingan umum.
2. Demokrasi Sosialis (Negara Komunis)
Di negara yang menerapkan demokrasi sosialis menitikberatkan pada paham
kesamaan yang menghapus perbedaan antara kelas sesama rakyat. Oleh sebab itu, pada
negara sosialis tidak ada hak perseorangan, yang ada adalah hak kolektif atau hak umum.
Untuk mencapai masyarakat sosialis yang sejahtera dan sama rata (tujuan negara)
pada masyarakat itu masih berlaku kediktatoran proletar atau kediktatoran mayoritas
(buruh dan tani). Akan tetapi, kekuasaan negara hanya dikendalikan oleh satu partai yaitu
komunis baik pada bidang legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
Kekuasaan legislatif meliputi dua badan yaitu Dewan Uni atau Majelis Rendah
yang anggotanya dipilih oleh rakyat, dan Dewan Nasional yang anggotanya dipilih
langsung oleh rakyat negara bagian.
Badan eksekutif memegang kekuasaan sangat luas, antara lain mengeluarkan
keputusan-keputusan dan dekrit bahkan kalau perlu memberhentikan anggota kabinet.
DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI | 10
3. Demokrasi Pancasila
Pada hakikatnya Demokrasi adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Kerakyatan adalah kekuasaan yang
tertinggi ada di tangan rakyat. Hikmat kebijaksanaan adalah penggunaan akal pikiran atau
rasio yang sehat dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa,
kepentingan rakyat, dan dilaksanakan dengan sadar, jujur, bertanggung jawab serta
didorong dengan itikad baik sesuai dengan hati nurani yang luhur. Permusyawaratan
adalah suatu tata cara khas kepribadian Indonesia dalam merumuskan dan memutuskan
sesuatu hal berdasarkan kehendak rakyat sehingga mencapai mufakat. Perwakilan adalah
prosedur peran serta rakyat dalam pemerintahan yang dilakukan melalui badan
perwakilan.
Dari uraian di atas demokrasi Pancasila dapat diartikan Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang dijiwai dan diliputi
sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beadab, Persatuan
Indonesiaserta untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Demokrasi
Pancasila adalah demokrasi yang bersumberkan pada kepribadian dan filsafat bangsa
Indonesia, yaitu Pancasila.
1. Ciri negara demokrasi adalah adanya kebebasan bagi warganya untuk mengurus diri
sendiri. Salah satu wujudnya adalah dengan adanya otonomi daerah. Dengan otonomi
ini, pemerintah daerah diberikan kebebasan oleh pemerintah pusat utuk mengurus diri
sendiri.
Ciri-ciri Negara Demokrasi menurut Bingham Power Jr, yaitu :
1. Legitimasi pemerintah
2. Pengaturan organisasi secara teratur dalam negara paling tidak terdapat 2 partai
politik
3. Setiap warga negara sudah memenuhi syarat berhak dalam pemilu
4. Setiap warga negara dalam pemilu dijamin kerahasiaannya
5. Masyarakat dijamin kebebasannya
DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI | 11
Masalah-masalah dalam Negara demokrasi
Demokrasi dan ekonomi
Menurut persepsi liberal klasik, ekonomi adalah wilayah di luar kewenangan
negara. Meskipun negara harus menciptakan jaminan dan syarat-syarat bagi berjalannya
ekonomi tersebut, tetapi Negara tidak bertanggung jawab secara langsung dan tidak
memiliki kewenangan sah untuk melakukan intervensi atau kontrolterhadap ekonomi.
Teori ini tidak dapat dipertahankan dari sudut pandang model demokrasi yang
berdasarkan kedaulatan hukum. Oleh karena itu, negara demokrasi yang mengakui
kedaulatan hukum memiliki komitmen dan diberi wewenang untuk melakukan intervensi
dalam ekonomi dengan maksud untuk melindungi dan membentuk kondisi-kondisi
ekonomi rakyat dan implikasinya.
Negara juga berkewajiban untuk menjamin stabilitas nilai tukar mata uang dan
kondisi kerja yang manusiawi. Selain itu Negara juga harus mencegah penyalahgunaan
kekuasan ekonomi terhadap pekerja perusahaan-perusahaan bisnis terhadap politik serta
kekuatan-kekuatan lainnya. Kalau pasar dibiarkan berjalan menurut kekuatannya sendiri,
maka perekonomian akan mengalami siklus kegairahan atau pertumbuhan ekonomi,
depresi dan krisis. Dengan demikian akan muncul masalah-masalah yang berkaitan
dengan penggunaan tenaga kerja dan ketersediaan lapangan kerja. Selain itu negara juga
mengalami kesulitan dalam hal pemungutan pajak.
Kemerosotan Demokrasi
Demokrasi yang sedang merosot memang ditandai dengan adanya basis
demokrasi yang penting dengan diperkenalkannya hak suara yang sama untuk semua
orangdalam pemilihan umum. Tetapi dalam berbagai aspek penting lainnya bentuk
demokrasi tersebut tidak memenuhi norma-norma demokrasi. Kalaupun norma-norma
dipenuhi tingkatannya sangat tidak memadai.
Demokrasi yang mengalami kemerosotan memerlukan perhatian khusus. Ada dua
hal yang perku dilakukan. Melanjutkan demokratisasi yang sudah dimulaidengan tujuan
yang jelas dan terarah dan mencegah kemerosotan yang lebih parah.
Musuh-musuh Demokrasi
DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI | 12
Sistem politik negara demokrasi memiliki beberapa cirri yang tidak disukai
penentangnya. Ciri-ciri tersebut mencakup pembatasan kekuasaan politik baik oleh waktu
maupun tindakan politik tertentu. Diseluruh dunia musuh demokrasi adalah pihak yang
takut bahwa pengakuan terhadap aturan-aturan demokrasi akan menghambat pencapaian
kepentinagan politik dan sosial mereka. Mereka juga khawatir system yang demokrasi
akan menimbulkan berbagai kerugian terhadap kepentingan mereka.
1. Pandangan kedepan
Demokrasi tidak bisa bertahan dalam jangkan panjang tanpa adanya jumlah
pendukung demokrasi yang memadai. Pendukung-pedukung tersebut benar-benar
mengenal lembaga-lembaga dan pilihan-pilihan demokrasi. Mereka mendukung
demokrasi dengan sepenuh hati berdasarkan keyakinannya tentang prinsip tersebut.
Mereka bahkan memberikan nafas hidup bagi demokrasi melalui keterlibatannya secara
nyata dalam demokrasi.
Demokrasi juga ditopang oleh kemampuannya untuk senantiasa menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapin oleh masyarakat secara menyakinkan dan efektif.
Dengan demikian demokrasi memerlukan perhatian terus menerus dari para democrat
bahkan di negara-negara yang sudah memiliki lembaga-lembaga yang dapat diandalkan.
Demokrasi menjadi kuat karena tahan uji dan dapat mengelola konflik kepentingan dan
nilai yang bisa menhancurkan kediktatoran. Demokrasi menjadi rentan karena tidak dapat
bertahan kalau orang tidak menaruh kepercayaan terhadap demokrasi.
Selain itu demokrasi tersebut juga diterima demi kepentingan seluruh warga
Negara dengan menggunakan instrument kekuasaan yang sah. Dalam dunia zaman ini
tugas demokrasi untuk masa depan terletak dalam perluasannya menjangkau arena global.
E. PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA
Indonesia merupakan salah satu negara yang menggunakan sistem demokrasi
dalam sistem pemerintahannya. Indonesia merupakan salah satu negara demokrasi yang
dalam pemerintahan telah ditentukan dalam UUD 1945 bahwa Indonesia menggunakan
demokrasi pancasila. Mengenai mekanisme atau pelaksanaan demokrasi pancasila sudah
diatur dalam UUD 1945, baik yang bertalian dengan pelaksanaan demokrasi pancasila
DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI | 13
pada lembaga-lembaga konstitusional di tingkat pusat maupun yang bertalian dengan
pelaksanaan demokrasi pancasila pada lembaga-lembaga konstitusional di tingkat daerah.
Mekanisme Pada Lembaga-lembaga Konstitusional Tingkat Pusat
Pelaksanaan demokrasi Pancasila pada lembaga-lembaga pusat menurut UUD
1945, harus mengikuti prinsip-prinsip yang termuat dalam UUD 1945. Beberapa
prinsip mekanisme demokrasi Pancasila :
1. Cita-cita Kenegaraan Kekeluargaan
2. Faham Unitarisme atau Kesatuan
3. Faham Negara Hukum
4. Faham konstitusionalisma
5. Supremasi MPR
6. Pemerintah yang Bertanggung Jawab
7. Pemerintah Berdasarkan Perwakilan
8. Sistem Pemerinyahan Presidensial
9. Pengawasan Parlemen terhadap Pemerintah
Mekanisme Pada Lembaga-lembaga Pemerintah Di Daerah
Pelaksanaan demokrasi Pancasila dibidang kehidupan politik menyangkut pula
lembaga-lembaga Pemerintah di daerah.Dengan pengarahan-pengarahan yang
diberikan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara, maka ditetapkan Undang-undang
Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok pemerintahan di Daerah :
1. Pengarahan-pengarahan dan prinsip otonomi daerah, sepanjang bersangkutan
dengan daerah otonomadalah bahwa pemberian otonomi itu haruslah sesuai dan
serasi dengan pembinaan dan kesatuan bangsa, dapat menjamin hubungan yang
serasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dan dapat menjamin
perkembangan dan pembangunan daerah.
2. Pembagian wilayah Negara R.I.,Uniteritorial .
3. Lembaga-lembaga Kenegaraan di Daerah.
4. Badan Pertimbangan Daerah.
DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI | 14
Mekanisme Pada Kehidupan Politik Rakyat
Adapun pelaksanaan pelaksanaan demokrasi Pancasilan dibidang kehidupan
politik rakyat (infra struktur politik) kita dapat berpegang pada UUD 1945 dan UU
Nomor 3 tahun 1975, tentang partai politik dan golongan karya.
F. PENDIDIKAN DEMOKRASI
Demokrasi Pendidikan diartikan sebagai hak setiap warga Negara atas kesempatan
yang seluas – luasnya untuk menikmati Pendidikan , yang sesuai dengan bunyi
pernyataan Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 4 ayat ( 1) yaitu “ Pendidikan
diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan
menjunjung tinggi hak asai manusia , nilai keagamaan , nilai kultural , dan kemajemukan
bangsa. Dua hal yang penting dalam mengikuti pendidikan yaitu : pertama , memperoleh
pengetahuan , ketrampilan dan kemampuan dalam batas tertentu yakni pada level
pendidikan dasar Sembilan tahun ; kedua , adanya peluang untuk memilih satuan
pendidikan sesuai dengan karakteristiknya.
Demokrasi Pendidikan bukan hanya sekedar prosedur , tetapi juga nilai – nilai
pengakuan dalam kehormatan dan martabat manusia. Melalui upaya Demokratisasi
Pendidikan diharapkan mampu mendorong munculnya individu yang kreatif , kritis , dan
produktif tanpa keterbukaan dalam kehidupan berpolitik. Proses ini menuntut adanya
relasi kemasyarakatan yang Demokratis. Tanggung jawab dari pelaksanaan Sistem
Pendidikan Nasional dalam transformasi sosial yang tengah berlangsung adalah
menanamkan dan mengoperasikan ethos , nilai , dan moralitas bangsa dalam menerima
dan mengelola informasi yang silih berganti menjadi aset dalam meningkatkan kualitas
dirinya.
Pengakuan terhadap hak asasi setiap individu anak bangsa untuk menuntut
pendidikan pada dasarnya telah mendapatkan pengakuan secara legal sebagaimana yang
diamanatkan oleh Undang – Undang Dasar 1945 pasal 31 ( 1 ) yang berbunyi bahwa
setiap warga Negara berhak mendapatkan Pendidikan. Oleh karena itu seluruh komponen
bangsa yang mencakupi orang tua , masyarakat , dan pemerintah memiliki kewajiban
dalam bertanggung jawab untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan.
Mengenai tanggung jawab pemerintah secara tegas telah menyatakan bahwa pemerintah
DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI | 15
mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistim pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang diatur dengan Undang – Undang. Dengan demikian tampaknya
Demokrasi Pendidikan merupakan pandangan hidup yang mengutarakan persamaan hak
dan kewajiban serta perlakuan yang sama didalam berlangsungnya proses pendidikan
antara pendidikan dan anak didik , serta juga dengan pengelola pendidikan.
UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nassional yang bunyinya adalah
memberikan kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan yang diatur oleh UU
Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 5 yang bunyinya adalah tiap warga Negara
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan.
Pasal 6 yang bunyinya adalah tiap warga berhak atas kesempatan mengikuti pendidikan
agar memperoleh pengetahuan , kemampuan , dan ketrampilan yang setara dengan
tamatan pendidikan dasar. Pasal 7 bunyinya adalah penerimaan seseorang sebagai peserta
didik dalam suatu satuan pendidikan tidak membedakan jenis kelamin , agama , suku , ras
, kedudukan sosial dan kemampuan ekonomi. Pasal 8 yang menyebutkan bahwa warga
Negara yang memiliki kelainan fisik atau mental berhak memperoleh pendidikan luar
biasa , dan warga Negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak
memperoleh perhatian khusus.
Demokrasi dewasa ini ternyata memerlukan syarat hidup yaitu warga Negara yang
memeliki dan menegakan nilai-nilai demokrasi. Tersedianya demokrasi ini membutuhkan
waktu yang lama, berat dan sulit. Oleh karena itu, secara substantif berdimensi jangka
panjang, guna mewujudkan masyarkat demokratis, pendidikan demokratis mutlak
diperlukan. Karena pada hakikatnya pendidikan demokrasi adalah sosialisasi nilai-nilai
demokrasi supaya bisa diterima dan dijalankan oleh oleh warga Negara.
Tujuan pendidikan demokrasi adalah mempersiapkan warga masyarakat
berperilaku dan bertindak demokratis melalui aktivitas menanamkan pada generasi muda
akan pengetahuan, kesadaran, dan nilai-nilai demokrasi.
a. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
Dalam Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dinyatakan pula bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI | 16
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
b. PKN sebagai Pendidikan Demokrasi
Sekarang ini banyak kalangan menghendaki Pendidikan Kewarganegaraan baik
sebagai mata pelajaran di sekolah maupun mata kuliah di perguruan tinggi mengemban
misi sebagai pendidikan nasional.
Tuntutan demikain tidak salah oleh karena secara teoritis, pendidikan
kewarganegaraan adalah salah satu ciri dari pemerintah yang demokratis. International
Commission of Jurist sebagai organisasi ahli hokum internasionaldalam konferensinya di
Bangkok 1965 mengemukakan bahwa syarat-syarat dasar untuk terselenggaranya
pemerintah yang demokratis di bawah Rule of Law ialah sebagai berikut :
1. Perlindungan konstitusionil, dalam arti konstitusi, selain menjamin hak-hak
individu, harus menentukan pula cara prosedural untuk memperoleh perlindungan
atas hak-hak yang dijamin.
2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak (independent and impartial
tribunals)
3. Pemilihan umum yang bebas
4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat
5. Kebebasan untuk berserikat/berorganisasidan beroposisi
6. Pendidikan kewarganegaraan (civic education)
DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI | 17
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan perubahan UUD 1945 pasal 1 ayat 2 “kedaulatan berada
ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar”. Hal ini berarti
kedaulatan tidak lagi dilaksanakan oleh sepenuhnya oleh MPR. Selanjutnya Pasal 1
ayat 3 UUD 1945 yang berbunyi “Indonesia adalah merupakan negara hukum”.
Lembaga-lembaga negara berdasarkan perubahan UUD 1945 adalah MPR, Presiden,
DPR, DPD, BPK, MA, Mahkamah Konstitusi. Dengan semangat era reformasi kita
sepakat untuk tidak melakukan amandemen pembukaan UUD 1945, maka demokrasi
yang ditetapkan di Indonesia adalah Demokrasi Pancasila.
Menurut Abraham Lincoln berpendapat bahwa demokrasi adalah sistem
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (democracy is goverment of
the people, by the people, for the people) yang kemudian kita kenal dengan demokrasi
modern. Ada dua asas pokok tentang demokrasi yaitu pengakuan partisipasi rakyat di
dalam pemerintahan dan pengakuan hakikat dan martabat manusia.
DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI | 18
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1990
Kaelan dan Zubaidi.2007.Pendidikan Kewarganegaraan.Yogyakarta:Paradigma, Edisi pertama.
Pamudji,S.1982.Demokrasi Pancasila Dan Ketahanan Nasional.Jakarta:PT BINA AKSARA.
Suryadi, Karim, “Demokratisasi Pendidikan Demokrasi”, dalam Masyarakat Versus Negara: Paradigma Baru Membatasi Domonasi Negara, Jakarta: Penerbit KOMPAS, 1999
http://aiimeeblogspot.blogspot.com/2011/02/makalah-demokrasi-pendidikan.html
http://kecoaxus.tripod.com/pendidikan/pen1.html
http://irmalasarirasyeid.wordpress.com/2014/03/10/pentingnya-pendidikan-demokrasi/
http://bayu96ekonomos.wordpress.com/artikel-artikel/demokrasi-dan-demokratisasi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi
http://aufamaudy0408.blogspot.com/2011/12/demokrasi-pendidikan-di-indonesia.html
DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI | 19