48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Masalah yang menjadi inti dalam penelitian ini memiliki ketergantungan
antara yang satu dengan yang lainnya. Penelitian ini sendiri menguji tingkat
hubungan variabel independen terhadap variabel dependennya. Maka dari itu,
desain penelitiannya bersifat korelasional.
B. Metode Penelitian
Sebelum melakukan suatu penelitian, tentunya harus menentukan terlebih
dahulu metode apa yang akan dipergunakan dalam penelitiannya. Pengertian
metode penelitian itu sendiri seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (1999:1)
adalah:
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif (descriptive research).
Mohammad Nasir (2003:54) mengemukakan bahwa:
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status, sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskripsi adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan
49
akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Berdasarkan jenis penelitian deskriptif maka metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah survey, di mana menurut Kerlinger seperti yang
dikemukakan oleh Sugiyono (1999:7) bahwa:
Metode survey yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data-data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.
Sedangkan menurut jenis datanya maka yang digunakan dalam penelitian
ini adalah jenis kuantitatif. Sebagaimana yang diungkapkan Sugiyono (2009:23)
“data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang
diangkakan (skoring)”. Dengan demikian karena menggunakan jenis penelitian
deskriptif dan memakai metode survey serta jenis datanya yang berbentuk
kuantitatif, maka peneliti dapat mengetahui deskripsi mengenai persepsi terhadap
kompensasi dan kepuasan kerja karyawan serta seberapa besar hubungan antara
persepsi terhadap kompensasi dengan kepuasan kerja karyawan bagian marketing
di PT. Global Persada Farma kota Bandung. Berdasarkan pengertian di atas pula,
maka penulis menarik kesimpulan bahwa penelitian dengan jenis deskriptif dan
menggunakan metode survey cocok untuk digunakan dalam penelitian ini.
C. Lokasi Penelitian dan Populasi
1. Lokasi
Yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah PT. Global Persada
Farma kota Bandung.
50
2. Populasi
Keseluruhan objek yang dapat dijadikan sumber penelitian dinamakan
populasi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiono (1999:72) populasi
adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas; objek / subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulanya”. Dan Arikunto (2002:108) mengemukakan
bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi.”
Dari penjelasan di atas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh karyawan bagian marketing di PT. Global Persada Farma yang
berjumlah 29 orang. Dengan demikian penulis menggunakan penelitian terhadap
populasi.
Dengan karakteristik responden sebagai berikut:
Jenis
Kelamin Usia Pendidikan Masa Kerja
Status Pernikahan
Laki-laki 100% - - - - Perempuan 0% - - - -
20-24th - 31% - - - 25-29th - 55% - - - ≥ 30th - 14% - - - SMA - - 76% - - D1 - - 14% - - D3 - - 10% - -
1-2th - - - 28% - 3-5th - - - 62% - > 5th - - - 10% -
Menikah - - - - 76% Belum - - - - 24%
51
D. Variabel dan Definisi Operasional
Mengutip pendapat Hatch dan Farhady yang terdapat di buku yang ditulis
oleh Sugiono. Hatch dan Farhady (Sugiono, 1999:31) mengemukakan bahwa
“secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek
yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain, atau satu objek
dengan objek lain”. Sementara itu Kerlinger (Sugiono, 1999:32) menyatakan
bahwa “variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari, di
bagian lain Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu
sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values)”.
Tujuan pembuatan definisi variabel yaitu untuk menghindari terjadinya
kesalahan atau kekeliruan dalam mengartikan variabel yang diteliti dan juga
sebagai kerangka acuan untuk mendeskripsikan permasalahan yang akan diteliti.
Sering kali terjadi kesalahpahaman dalam mengartikan istilah-istilah, hal ini
disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan di bidang bahasa yang sudah
semakin maju sehingga banyak istilah-istilah yang dipergunakan untuk maksud
tertentu berlebihan meskipun pada dasarnya bertujuan untuk menerangkan
maksud yang sama.
Berdasarkan pengertian di atas, yang menjadi variabel dalam penelitian ini
adalah persepsi terhadap kompensasi sebagai variabel independent (X) dan
kepuasan kerja sebagai variabel dependent (Y).
52
1. Persepsi Terhadap Kompensasi
Persepsi terhadap kompensasi adalah penilaian karyawan secara individual
yang dirasakan atas imbalan berupa finansial ataupun nonfinansial yang
diterimanya sebagai ganti kontribusi mereka terhadap perusahaan. Persepsi
terhadap kompensasi diungkap dengan metode skala dari Buchari
(2001:202) yaitu aspek Direct financial, Indirect payments, Nonfinancial
rewards. Semakin tinggi skor yang diperoleh mencerminkan semakin
positif persepsi terhadap kompensasi, demikian pula sebaliknya semakin
rendah skor yang diperoleh mencerminkan semakin negatif persepsi
terhadap keadilan kompensasinya.
2. Kepuasan Kerja
Handoko (1998:193) menyebutkan bahwa kepuasan kerja adalah keadaan
emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan di mana para
karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja diungkap
dengan metode skala dengan menggunakan aspek-aspek kepuasan kerja
yang dikemukakan oleh Locke dalam Anton (2007:37-38) yaitu, isi
pekerjaan, imbalan, promosi jabatan, kondisi kerja, rekan kerja, dan
pengawasan. Semakin tinggi skor yang diperoleh mencerminkan semakin
tinggi kepuasan karyawan dalam bekerja, demikian pula sebaliknya,
semakin rendah skor yang diperoleh mencerminkan semakin rendah
kepuasan karyawan dalam bekerja.
53
Table 3.1 Definisi Operasional Persepsi Terhadap Kompensasi (X)
Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala Pengukuran
Kompensasi
Imbalan atau balasa jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawanya yang dapat dinilai dengan uang. Kompensasi atau imbalan ini termasuk didalamnya upah, gaji, insentif, komisi, dan sebagainya yang mengikat karyawan.
Buchari (2001:185)
Direct financial
Gaji Insentif Uang makan Uang hotel/kost Uang tagihan Uang bensin
� Ordinal
Indirect payments
Asuransi Cuti dan libur Hari-hari sakit Program rekreasi
� Ordinal
Nonfinancial rewards
Fleksibilitas jam kerja Fasilitas kendaraan
� Ordinal
54
Table 3.2 Definisi Operasional Kepuasan Kerja (Y)
Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala Pengukuran
Kepuasan Kerja
Emosi positif atau perasaan senang, sebagai hasil dari penilaian seseorang terhadap pekerjaan atau pengalaman kerjanya.
Locke dalam Indoartono (2000:31)
Isi pekerjaan
Kualifikasi pekerjaan Variasi pekerjaan Kesesuaian pekerjaan Tingkat kesulitan Tanggung jawab
� Ordinal
Bayaran Gaji Insentif
� Ordinal
Promosi jabatan � Kesempatan promosi � Keadilan promosi
� Ordinal
Kondisi kerja � Tempat kerja � Fasilitas kerja
� Ordinal
Rekan kerja � Interaksi dengan rekan kerja � Interaksi dengan atasan
� Ordinal
Pengawasan dan penyeliaan
� Pengawasan dan penilaian yang objektif � Pemberian motivasi, dukungan,
kepercayaan, dan saran. � Ordinal
55
E. Instrumen Penelitian
Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka
harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasa dinamakan
instrumen penelitian. Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 1999).
Instrumen kepuasan kerja yang digunakan dalam penelitian ini disusun
berdasarkan aspek-aspek kepuasan kerja yang dikemukakan oleh Locke dalam
Anton (2007:37-38) yang meliputi:
1. Isi pekerjaan Aspek isi pekerjaan mencakup bobot pekerjaan yang melibatkan keterampilan dan kemampuan yang sesuai kualifikasi pekerjaan, variasi pekerjaan, kuantitas dan kualitas pekerjaan, tingkat kesulitan, serta tanggung jawab individu dalam mengerjakan pekerjaan tersebut.
2. Imbalan Aspek imbalan mencakup sejauh mana bayaran atau imbalan yang diterima karyawan sesuai dengan usaha yang telah dilakukan dalam bekerja.
3. Promosi jabatan Aspek promosi jabatan mencakup kesempatan memperoleh promosi jabatan yang lebih tinggi. Selain memperoleh kesempatan promosi, aspek ini juga mencakup keadilan dalam promosi jabatan.
4. Kondisi kerja Aspek kondisi kerja mencakup kepuasan terhadap kondisi lingkungan pekerjaan seperti, tempat kerja, ruangan kerja, dan fasilitas perusahaan lainnya.
5. Rekan kerja Aspek rekan kerja mencakup kepuasan hubungan atau interaksi karyawan dengan karyawan lain baik yang setara tingkatannya, bawahan, atau atasannya.
6. Pengawasan atau penyeliaan Aspek pengawasan atau penyeliaan ini mencakup kepuasan terhadap pengawasan yang dilakukan oleh atasannya. Apakah atasan sudah objektif dalam melakukan pengawasan dan penilaian serta apakah atasan memberikan kepercayaan, dukungan, saran, serta motivasi pada bawahannya.
56
Tabel 3.3 Instrument Kepuasan Kerja Setelah Uji Validitas
No Aspek Favorable Unfavorable Jumlah
valid gugur valid Gugur valid gugur
1 Isi pekerjaan 9 - 14, 2 - 3 -
2 Bayaran 7, 25,
21 - 1, 8, 16 - 6 -
3 Promosi jabatan 19, 10 - 3, 15 - 4 -
4 Kondisi kerja 4, 11,
20 - 26 22 4 1
5 Rekan kerja 23 17, 19 5, 12 28 3 3
6 Pengawasan atau penyeliaan
6, 13, 18
- 24, 27 - 5 -
Jumlah 13 2 12 2 25 4
Adapun blue print untuk Instrumen kepuasan kerja dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 3.4 Blue Print Instrumen Kepuasan Kerja
No Aspek Jumlah
Total Fav UnFav
1 Isi pekerjaan 1 2 3
2 Bayaran 3 3 6
3 Promosi jabatan 2 2 4 4 Kondisi kerja 3 1 4
5 Rekan kerja 1 2 3
6 Pengawasan dan penyeliaan 3 2 5 Jumlah 13 12 25
Berdasarkan penyusunan blue print, maka langkah selanjutnya adalah membuat
rancangan sebaran item Instrumen, seperti pada tabel berikut ini:
57
Tabel 3.5 Sebaran Item Skala Kepuasan Kerja
No Aspek No Item Jumlah
Jumlah Fav Unfav Fav Unfav
1 Isi pekerjaan 9 14, 2 1 2 3
2 Bayaran 7, 23, 20 1, 8, 16 3 3 6
3 Promosi jabatan 18, 10 3, 15 2 2 4
4 Kondisi kerja 4, 11, 19 24 3 1 4 5 Rekan kerja 21 5, 12 1 2 3
6 Pengawasan atau penyeliaan
6, 13, 17 22, 25 3 2 5
Jumlah 13 12 25
Instrumen persepsi terhadap kompensasi dalam penelitian ini adalah
aspek-aspek kompensasi yang dikemukakan oleh Buchari (2001:202) yaitu:
1. Direct financial seperti wages (upah), salaries (gaji), dan bonus. Upah didefinisikan sebagai “wages is pay based on the number of hours the employee has work”, sedangkan gaji adalah “salary is compensation paid on a weekly, biweekly, monthly, or annual basis” .
2. Indirect payments seperti fringe benefits yaitu keuntungan dalam bentuk asuransi, cuti, dan libur.
3. Nonfinancial rewards yaitu berupa penghargaan bukan dalam bentuk uang seperti pekerjaan, jabatan yang menjanjikan masa depan, pengaturan jam kerja yang lebih fleksibel.
Tabel 3.6 Instrumen persepsi terhadap kompensasi setelah uji validitas
No Aspek Favorable Unfavorable Jumlah
Valid Gugur valid gugur Valid gugur
1 Direct financial
1, 15, 12, 32, 22, 29, 25, 30, 13, 37, 6.
- 18, 16, 17, 33, 21, 19.
26, 10, 11.
17 3
2 Indirect payments
27, 8, 28, 9, 4.
7, 20 31, 23, 38. 14, 34,
41. 8 5
3 Nonfinancial rewards
35, 5, 39, 36.
2 40, 3. 24 6 2
Jumlah 20 3 11 7 31 10
58
Adapun blue print untuk Instrumen persepsi terhadap kompensasi dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 3.7 Blue Print Instrumen Persepsi Terhadap Kompensasi
No Aspek Jumlah
Total Fav Unfav
1 Direct financial 11 6 17
2 Indirect payments 5 3 8 3 Nonfinancial rewards 4 2 6
Jumlah 20 11 31
Berdasarkan penyusunan blue print, maka langkah selanjutnya adalah membuat
rancangan sebaran item Instrumen, seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 3.8 Sebaran Item Instrumen Persepsi Terhadap Kompensasi
No Aspek Item Jumlah
Jumlah Fav Unfav Fav Unfav
1 Direct financial
1, 10, 8, 24, 22, 21, 18, 28, 9, 16, 5.
15, 11, 13, 25, 12, 14.
11 6 17
2 Indirect payments
19, 6, 20, 7, 3. 23, 17, 29. 5 3 8
3 Nonfinancial rewards
26, 4, 30, 27. 31, 2. 4 2 6
Jumlah 20 11 31
59
F. Sumber Data
Dalam suatu penelitian sudah tentu akan memerlukan data yang akan
diteliti, baik sebagai subjek maupun sebagai objek penelitian. Suharsini Arikunto
(2002: 107) mengemukakan bahwa : ”Sumber data penelitian adalah subjek dari
mana data dapat diperoleh”.
1) Sumber data primer
Sumber data primer merupakan data yang dikumpulkan oleh peneliti dan
diperoleh langsung dari subjek yang berhubungan langsung dengan
peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi data primer adalah seluruh
data yang diperoleh melalui penyebaran angket kepada karyawan bagian
marketing di PT. Global Persada Farma kota Bandung.
2) Sumber data sekunder
Sumber data sekunder merupakan sumber data penelitian di mana peneliti
tidak berhubungan langsung dengan yang menjadi subjek penelitian, tetapi
sifatnya membantu dan dapat memberikan informasi untuk bahan
penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder adalah berasal
dari litelatur atau kepustakaan, artikel, jurnal, serta situs di internet yang
berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
60
G. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (2002:207) “pengumpulan data adalah mengamati
variabel yang akan diteliti dengan metode wawancara, tes, observasi, kuesioner
dan sebagainya.” Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah:
1) Studi literatur
yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku, artikel, sumber
dari internet dan lain-lain, untuk memperoleh informasi yang berhubungan
dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah
penelitian yang dilakukan.
2) Wawancara
Yaitu melaksanakan dialog langsung untuk memperoleh data-data yang
diperlukan serta ditujukan kepada pihak perusahaan atau yang
mewakilinya.
3) Angket
Angket yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Dalam pengisian angket, responden tinggal
memilih alternatif jawaban dengan cara memberi tanda silang salah satu
alternatif jawaban yang dianggap paling tepat atau sesuai.
61
H. Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan instrument yang
reliabel berarti instrument yang jika digunakan beberapa kali untuk mengukur
objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
Validitas yang akan diukur dalam instrument ini adalah validitas konstruk
(construct validity), yang menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2009:350)
menjelaskan bahwa instrument yang mempunyai validitas konstruk, bila mana
instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan yang
didefinisikan. Sedangkan sebelum dapat menguji validitas konstruk diperlukan
pendapat dari ahli (judgment experts) tentang instrument yang telah disusun,
apakah instrument tersebut tanpa perbaikan, harus diperbaiki, atau dirombak total.
Setelah judgment experts seleasi maka selanjutnya dilakukan uji coba, dan hasil
uji coba dianalisis dengan analisis item. Analisis item dilakukan dengan
menghitung korelasi antar skor item instrumen dengan skor totalnya. Sugiyono
(1999:126) menyatakan jika harga koefisien korelasinya sama dengan 0,3 atau
lebih maka item instrumen tersebut dinyatakan valid.
Dengan menggunakan instrument yang valid dan reliabel dalam proses
pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan
reliabel. Dengan kata lain pengujian validitas dan reliabilitas instrument
merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan
reliabel.
62
1. Uji Validitas
Untuk menentukan tingkat validitas suatu item kuisioner, maka digunakan
metode korelasi Product Moment. Yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item
yang dihasilkan oleh masing-masing responden dengan skor totalnya
menggunakan rumus sebagai berikut:
r�� = � ∑ ����∑ ���∑ ����� ∑ �� ���∑ ������� ∑ �� ���∑ �����
(Sugiyono, 1999:182)
Keterangan :
Rxy = Koefisien korelasi antara x dan y X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item Y = Skor total ∑X = Jumlah skor dalam distribusi X ∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y ∑X2 = Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi X ∑Y2 = Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden Kriteria pengujian : r hitung ≥ 0,3: valid (Sugiyono, 1999:126) Dalam penelitian ini, untuk menghitung validitas item kuisioner persepsi
terhadap kompensasi dan kuisioner kepuasan kerja, dibantu dengan menggunakan
program SPSS versi 17.0, yang hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.9 Validitas item perspesi terhadap kompensasi
Corrected Item- Total Correlation
Keterangan
VAR00001 .442 Valid
VAR00002 .628 Valid
VAR00003 .372 Valid
VAR00004 .452 Valid
VAR00005 .457 Valid
VAR00006 .639 Valid
VAR00007 .547 Valid
VAR00008 .529 Valid
63
VAR00009 .440 Valid
VAR00010 .421 Valid
VAR00011 .589 Valid
VAR00012 .576 Valid
VAR00013 .355 Valid
VAR00014 .425 Valid
VAR00015 .467 Valid
VAR00016 .467 Valid
VAR00017 .594 Valid
VAR00018 .738 Valid
VAR00019 .587 Valid
VAR00020 .559 Valid
VAR00021 .656 Valid
VAR00022 .644 Valid
VAR00023 .513 Valid
VAR00024 .533 Valid
VAR00025 .545 Valid
VAR00026 .753 Valid
VAR00027 .540 Valid
VAR00028 .604 Valid
VAR00029 .659 Valid
VAR00030 .509 Valid
VAR00031 .589 Valid
Tabel 3.10 Validitas item kepuasan kerja
Corrected Item- Total Correlation Keterangan
VAR00001 .615 Valid
VAR00002 .596 Valid
VAR00003 .721 Valid
VAR00004 .522 Valid
VAR00005 .517 Valid
VAR00006 .507 Valid
VAR00007 .732 Valid
VAR00008 .564 Valid
VAR00009 .644 Valid
VAR00010 .455 Valid
VAR00011 .749 Valid
VAR00012 .516 Valid
VAR00013 .556 Valid
VAR00014 .510 Valid
VAR00015 .575 Valid
VAR00016 .810 Valid
VAR00017 .723 Valid
64
VAR00018 .534 Valid
VAR00019 .557 Valid
VAR00020 .445 Valid
VAR00021 .423 Valid
VAR00022 .484 Valid
VAR00023 .515 Valid
VAR00024 .323 Valid
VAR00025 .486 Valid
2. Uji Reliabilitas
Untuk menguji tingkat reliabilitas dapat dilakukan secara internal yaitu
menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan
menggunakan rumus Alpha Croanbach yang merupakan statistik paling umum
yang digunakan untuk menguji reliabilitas suatu instrumen penelitian.
Adapun koefisien Alpha Croanbach dirumuskan sebagai berikut:
r� = � ����� �∑ �� �
�� �� (Sugiyono, 2009:365)
Dimana: ri = reliabilitas angket k = mean kuadrat antar subjek ΣSi
2 = mean kuadrat kesalahan St
2 = varians total Rumus untuk varians total dan varians item:
s� � = ∑ �� �� − �∑ ����
��
s� � = JKin − JKs
n�
65
Dimana: ∑Xt
2 = jumlah kuadrat skor jawaban subjek tiap item (∑Xt)
2 = kuadrat skor seluruh subjek dari setiap item JKi = jumlah kuadrat seluruh skor item JKs = jumlah kuadrat subjek n = jumlah subjek
Suatu instrumen penelitian diindikasikan mempunyai reliabilitas yang
memadai jika koefisien Alpha Croanbach memiliki nilai ≥ 0,8.
Dalam penelitian ini, untuk menghitung reliabilitas item kuisioner
persepsi terhadap kompensasi dan kuisioner kepuasan kerja, dibantu dengan
menggunakan program SPSS versi 17.0, yang hasilnya dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel. 3.11 Reliabilitas kuisioner persepsi terhadap kompensasi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
N of Items
.933 .935 31
Tabel. 3.12 Reliabilitas kuisioner kepuasan kerja
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
N of Items
.927 .929 25
66
I. Prosedur Penelitian
Setelah data yang diperoleh dari responden melalui kuisioner terkumpul,
langkah selanjutnya adalah mengolah dan menafsirkan data sehingga dari hasil
tersebut dapat dilihat apakah terdapat pengaruh antara variabel Persepsi terhadap
kompensasi (X) dan variabel Kepuasan kerja (Y). Langkah-langkah pengolahan
data mengikuti prosedur sebagai berikut:
1) Menyusun data
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa kembali lembar jawaban
angket yang telah diisi oleh responden, dalam hal kelengkapan jawaban,
untuk menentukan layak tidaknya lembar jawaban tersebut untuk diproses
lebih lanjut.
2) Menghitung bobot nilai
Yaitu pemberian kode atau skor untuk setiap opsi dari setiap item
berdasarkan ketentuan yang ada. Pilihan jawaban dengan urutan peringkat
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-Ragu (RR), Tidak Setuju (TS), dan
Sangat Tidak Setuju (STS). Adapun pola pembobotanya adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.13 Pedoman nilai angket
No Alternatif Jawaban Bobot
Positif Negatif 1. Sangat Setuju (SS) 5 1
2. Setuju (S) 4 2
3. Ragu-ragu (RR) 3 3
4. Tidak Setuju (TS) 2 4
5. Sangat Tidak setuju (STS) 1 5
67
3) Tabulasi
maksudnya adalah tabulasi hasil scoring, yang dituangkan ke dalam tabel
rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap variabel. Adapun
tabel rekapitulasi sebagai berikut:
Tabel 3.14 Tabel rekapitulasi pengubahan data
Responden Item Pertanyaan
1 2 3 4 ... n 1 2 3 4 ... N
4) Analisis data
Menentukan kedudukan variabel Persepsi terhadap kompensasi (X) dan
variabel Kepuasan kerja (Y) yang divisualisasikan dalam bentuk “skor
ideal” dengan langkah-langkah sebagai berikut:
digunakan rumus mean untuk melihat kecenderungan sumber data ke
dalam dua kategori, yaitu tinggi dan rendah. Mean merupakan teknik
penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok
tersebut. Mean ini didapat dengan menjumlahkan data seluruh individu
dalam kelompok, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada
kelompok tersebut. Untuk menghitung mean digunakan rumus:
$% = ∑ &'( (Sugiyono, 2007:49)
68
Keterangan:
$% = mean ∑ )* = jumlah nilai x ke i sampai ke n n = jumlah individu
Berdasarkan nilai mean, maka kategorisasi skor untuk data menjadi
sebagai berikut:
Tabel 3.15 Kategorisasi skor
Rentang Skor Kategori Skor ≥ mean Tinggi/Puas Skor < mean Rendah/Tidak puas
J. Uji Korelasi Rank Spearman
Salah satu teknik korelasi dengan hipotesis asosiatif menurut Sugiyono
(2009:244) adalah teknik korelasi Rank Spearman, dimana dalam teknik ini
sumber data untuk kedua variabel yang akan dikonversikan dapat berasal dari
sumber yang tidak sama, jenis data yang dikorelasikan adalah data ordinal, serta
data dari kedua variabel tidak harus membentuk distribusi normal.
Oleh karena itu peneliti menutuskan untuk memakai teknik korelasi Rank
Spearman, yang mempunyai rumus sebagai berikut:
ρ = 1 − - ∑ .���������
dimana: ρ = koefisien korelasi Spearrman Rank
Sedangkan arti harga ρ yang dihasilkan harus mengacu pada interpretasi nilai ρ
sebagai berikut:
(Sugiyono, 2009:245)
69
Tabel 3.16 Interpretasi koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,000 – 0,199 0,200 – 0,399 0,400 – 0,599 0,600 – 0,799 0,800 – 1,000
Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2009:231)
K. Teknik Analisis Data
1. Koefisien Determinasi
Mencari koefisien determinasi (r2). Koefisien determinasi yaitu dengan
cara mengkuadratkan koefisien korelasi yaitu berbentuk r2 digunakan untuk
mengukur besarnya peranan variabel X terhadap variabel Y serta untuk memilih
variabel X yang dapat menerangkan secara lebih baik mengenai perubahan yang
terjadi dalam variabel Y. Berikut ini adalah rumus koefisien determinasi: KD = r2
X 100%.
Jika r2 diperoleh dari hasil perhitungan semakin besar atau mendekati 1
maka dapat dikatakan bahwa peranan dari variabel X terhadap variabel Y akan
semakin besar, ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk
menerangkan variabel Y-nya. Sebaliknya r2, semakin kecil atau mendekati 0 maka
dapat dikatakan bahwa peranan dari variabel X terhadap variabel Y semakin kecil.
Hal ini berarti model yang digunakan semakin lemah untuk menerangkan variasi
variabel tidak bebasnya. Secara umum dapat dikatakan bahwa koefisien
determinasi r2 berada diantara 0 dan 1.